lbm 6 git .dox

16
Step 1 Step 2 1. Anatomi, fisiologi, histologi kanalis analis ? 2. Mengapa pasien mengeluarkan BAB berdarah ? 3. Apa hubungan pasien tidak suka makan sayur dengan keluhan pasien ? 4. Mengapa pasien mengalami dieare dan konstipasi secara bergantian ? 5. Diagnosis dan dd dari skenario ? 6. Mengapa pada pemeriksaan anorectal didapatkan mukosa anoperianal berbenjo-benjol ? 7. Etiologi? 8. Penatalaksaan dan Pemeriksaan penunjang ? 9. dari skenario ? 10. Patogenesis dari skenario ? 11. Klasifikasi dari diagnosis dan derajatnya ? 12. Hubungan penyakit pasien dengan kanker ayahnya ? 13. Komplikasi dari diagnosis? Step 3; 1. Anatomi, fisiologi, histologi kanalis analis? Anatom: Bagian akhir dari usus besar panjangnya 4cm dri rectum sampai orifisum anal, setengah bagian bawah dari canalis analis dilapisi oleh skuamous komplek dan setengah bagian atas di lapisi oleh epitel kolumner simplek. Ada 2 muskulus : spingterani internus dan externus Internus: involenter dan mempersyarafi n. Splenikus pelvis. Meliputi lapisan otot lurik yang menjadi m. Spingter ani externus Exrternus: volunter di persyarafi n. Pudenedus dan di bagi 3 pars Profunda, superficialis dan kutanea. Vaskularisasi:

description

sgd

Transcript of lbm 6 git .dox

Page 1: lbm 6 git .dox

Step 1

Step 2

1. Anatomi, fisiologi, histologi kanalis analis ?2. Mengapa pasien mengeluarkan BAB berdarah ?3. Apa hubungan pasien tidak suka makan sayur dengan keluhan pasien ?4. Mengapa pasien mengalami dieare dan konstipasi secara bergantian ?5. Diagnosis dan dd dari skenario ?6. Mengapa pada pemeriksaan anorectal didapatkan mukosa anoperianal berbenjo-benjol ?7. Etiologi?8. Penatalaksaan dan Pemeriksaan penunjang ?9. dari skenario ?10. Patogenesis dari skenario ?11. Klasifikasi dari diagnosis dan derajatnya ?12. Hubungan penyakit pasien dengan kanker ayahnya ?13. Komplikasi dari diagnosis?

Step 3;

1. Anatomi, fisiologi, histologi kanalis analis?Anatom:Bagian akhir dari usus besar panjangnya 4cm dri rectum sampai orifisum anal, setengah bagian bawah dari canalis analis dilapisi oleh skuamous komplek dan setengah bagian atas di lapisi oleh epitel kolumner simplek.Ada 2 muskulus : spingterani internus dan externusInternus: involenter dan mempersyarafi n. Splenikus pelvis. Meliputi lapisan otot lurik yang menjadi m. Spingter ani externusExrternus: volunter di persyarafi n. Pudenedus dan di bagi 3 parsProfunda, superficialis dan kutanea.

Vaskularisasi:Pembuluh rectal superior memeperdarahi canalis analis bagian atas sedangkan bagian bawahnya pembuluh rectal inferior. Dari kedua pembuluh darah ini percabangan dari pembuluh rectal dari arteri pudendel interna. Dari arteri ini adalah cabang dari arteri iliaka interna.Vena : setengah atas di vaskularisasi oleh v.rectalis superior ke v.mesentrika inferior dan setengah bawah di vaskularisasi v. Rectalis inferior yg bermuara ke v. Pudenda interna.Fisologi :Mengeluarkan masa feses terbentuk di tempat yang lebih tinggi dan melakukan hal tersebut dengan cara yang terkontrol kanalis analis menyerap sedikit cairan dan sel goblet

Page 2: lbm 6 git .dox

mengeluarkan mukus dan berfungsi melicinkan, dan rectum tdk setiap waktu berisi feses ini menyebabkan adanya spingter yg tdak begitu kuat.Histologi :-Froses defekasi ?

2. Mengapa pasien mengeluarkan BAB berdarah ?Riwayat kurang suka makan sayur feses padat dan keras konstipasi melewati anus dan merobek dinding mucosa daerah anuspendarahan-Ca Colon : terus menerus menetes saat BAB

Dari awal sampai akhir-Pda hemoroid

Darah menetes pada akhir BAB (terjadi laserasi karena pasase feses yg keras tidak berlendir dan tdk terlalus akit)

-Pada fisura ani :Pendarahan tjd saat defekasi disertai nyeri yg sangat tajam oleh karena perlukaan pada mukosa canalis analis

IPD JILID 1

3. Apa hubungan pasien tidak suka makan sayur dengan keluhan pasien ?Di karenakan Pasien tidak suka makan sayur udah 5 tahun ini menyebabkan Efeknya konstipasi dan proses kronik krena dalam sayuran ada sel selulosanya berfungsi melacarkan

4. Mengapa pasien mengalami dieare dan konstipasi secara bergantian ?Jika karsinoma terletak pada bagian distal, maka kemungkinan besar akan ada gangguan pada kebiasaan buang air besar, serta adanya darah di feses. Beberapa karsinoma pada transversa colon dan colon sigmoid dapat teraba melalui dinding perut. Karsinoma sebelah kiri lebih cepat menimbulkan obstruksi, sehingga terjadi obstipasi. Tidak jarang timbul diare paradoksikal, karena tinja yang masih encer dipaksa melewati daerah obstruksi partial.Sering terjadi gangguan defekasi, misalnya konstipasi atau diare. Sering terjadi perdarahan yang segar dan sering bercampur lendir, berat badan menurun. Perlu diketahui bahwa rasa nyeri tidak biasa timbul pada kanker rectum. Kadang-kadang menimbulkan tenesmus dan sering merupakan gejala utamaKonstipasi jarang terjadi, mungkin karena volum colon kanan lebih besar.Universitas Sumatera Utara.

• Diare dan konstipasi secara bergantian dapat menyebabkan sphincter ani/lubang anus tak elastis lagi dan lebih mudah menderita hemoroid

Kolon mempunyai fungsi menerima bahan buangan dari ileum, kemudian mencampur, melakukan fermentasi, dan memilah karbohidrat yang tidak diserap, serta memadatkannya menjadi tinja. Fungsi ini dilaksanakan dengan berbagai mekanisme gerakan yang sangat kompleks. Pada keadaan normal kolon harus dikosongkan sekali dalam 24 jam secara teratur . Diduga pergerakan

Page 3: lbm 6 git .dox

tinja dari bagian proksimal kolon sampai ke daerah rektosigmoid terjadi beberapa kali sehari, lewat gelombang khusus yang mempunyai amplitudo tinggi dan tekanan yang berlangsung lama. Gerakan ini diduga dikontrol oleh pusat yang berada di batang otak, dan telah dilatih sejak anak-anak.Proses sekresi di saluran cerna mungkin dapat megalami gangguan, yaitu kesulitan atau hambatan pasase bolus di kolon atau rektum, sehingga timbul kesulitan defekasi atau timbul obstipasi. Gangguan pasase bolus dapat diakibatkan oleh suatu penyakit atau dapat karena kelainan psikoneuorosis. Yang termasuk gangguan pasase bolus oleh suatu penyakit yaitu disebabkan oleh mikroorganisme (parasit, bakteri, virus), kelainan organ, misalnya tumor baik jinak maupun ganas, pasca bedah di salah satu bagian saluran cerna (pasca gastrektomi, pasca kolesistektomi). Untuk mengetahui bagaimana terjadinya konstipasi, perlu diingat kembali bagaimana mekanisme kerja kolon. Begitu makanan masuk ke dalam kolon, kolon akan menyerap air dan membentuk bahan buangan sisa makanan, atau tinja. Kontraksi otot kolon akan mendorong tinja ini ke arah rektum. Begitu mencapai rektum, tinja akan berbentuk padat karena sebagian besar airnya telah diserap. Tinja yang keras dan kering pada konstipasi terjadi akibat kolon menyerap terlalu anyak air. Hal ini terjadi karena kontraksi otot kolon terlalu perlahan-lahan dan malas, menyebabkan tinja bergerak ke arah kolon terlalu lama.Konstipasi umumnya terjadi karena kelainan pada transit dalam kolon atau pada fungsi anorektal sebagai akibat dari gangguan motilitas primer, penggunaan obat-obat tertentu atau berkaitan dengan sejumlah besar penyakit sistemik yang mempengaruhi traktus gastrointestinal.Konstipasi dapat timbul dari adanya defek pengisian maupun pengosongan rektum. Pengisian rektum yang tidak sempurna terjadi bila peristaltik kolon tidak efektif (misalnya, pada kasus hipotiroidisme atau pemakaian opium, dan bila ada obstruksi usus besar yang disebabkan oleh kelainan struktur atau karena penyakit hirschprung). Statis tinja di kolon menyebabkan proses pengeringan tinja yang berlebihan dan kegagalan untuk memulai reflek dari rektum yang normalnya akan memicu evakuasi. Pengosongan rektum melalui evakuasi spontan tergantung pada reflek defekasi yang dicetuskan oleh reseptor tekanan pada otot-otot rektum, serabut-serabut aferen dan eferen dari tulang belakang bagian sakrum atau otot-otot perut dan dasar panggul. Kelainan pada relaksasi sfingter ani juga bisa menyebabkan retensi tinja.Konstipasi cenderung menetap dengan sendirinya, apapun penyebabnya. Tinja yang besar dan keras di dalam rektum menjadi sulit dan bahkan sakit bila dikeluarkan, jadi lebih sering terjadi retensi dan terbentuklah suatu lingkaran setan. Distensi rektum dan kolon mengurangi sensitifitas refleks defekasi dan efektivitas peristaltik. Akhirnya, cairan dari kolon proksimal dapat menapis disekitar tinja yang keras dan keluar dari rektum tanpa terasa. Gerakan usus yang tidak disengaja (encopresis) mungkin keliru dengan diare.Akibat dari konstipasiSebagaimana diketahui, fungsi kolon di antaranya melakukan absorpsi cairan elektrolit, zat-zat organik misalnya glukose dan air, hal ini berjalan terus sampai di kolon descendens. Pada seseorang yang mengalami konstipasi, sebagai akibat dari absorpsi cairan yang terus berlangsung, maka tinja akan menjadi lebih padat dan mengeras. Tinja yang keras dan padat menyebabkan makin susahnya defekasi, sehingga akan menimbulkan haemorrhoid.

Sisa-sisa protein di dalam makanan biasanya dipecahkan di dalam kolon dalam bentuk indol, skatol, fenol, kresol dan hydrogen sulfide. Sehingga akan memberikan bau yang khas pada tinja. Pada konstipasi juga akan terjadi absorpsi zat-zat tersebut terutama indol dan skatol, sehingga akan terjadi intestinal toksemia. Bila terjadi intestinal toksemia maka pada penderita dengan

Page 4: lbm 6 git .dox

sirhosis hepatis merupakan bahaya. Pada kolon stasis dan adanya pemecahan urea oleh bakteri mungkin akan mempercepat timbulnya “ hepatik encepalopati” pada penderita sirhosis hepatis.

• At a glance ilmu beda

Kosnstipasi bergantian di karenakan : ?Diare : tekanan sigmoid tinggi di atas. Dan tergantung tubuh penderita

5. Mengapa di temukan tanda anemia + ?Anemia due to chronic blood loss. Growth in the sigmoid or rectum to the root nerves, lymph vessels, veins, causing symptoms in the legs and perineum

Terjadi anemia karena akibat kehilangan darah kronis. Pertumbuhan pada sigmoid atau rektum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe, pembuluh vena, menimbulkan gejala pada tungkai dan perineum.

Sesuai asal katanya [Yunani, haem = blood (darah), rhoos = flowing (mengalir)], maka darah yang mengalir pada waktu defekasi maupun sesudahnya menjadi gejala yang paling sering dikeluhkan oleh penderita hemoroid. Darah berwarna merah segar itu bisa menetes, bisa pula menyemprot. Terlebih lagi, feses yang keras dapat menyebabkan robekan sehingga terjadi perdarahan yang lebih hebat hingga kadar hemoglobin dapat mencapai dibawah 4 g/dl.

Patofisiologi sylvia volume 1 Normal hb 12, hb berkurang pengangkutan berkurang dapat menyebabkan anemia.

6. Mengapa pada pemeriksaan anorectal didapatkan mukosa anoperianal berbenjo-benjol dan rapuh serta sarung tangan di dapat lendir,darah dan jaringan nekrotik ?

Bantalan hemoroid merupakan bagian normal anatomi manusia dan menjadi penyakit patologis hanya ketika bagian ini mengalami perubahan abnormal. Terdapat tiga bantalan utama dalam saluran anus normal. Biasanya bantalan ini terletak di posisi lateral kiri, anterior kanan, dan posterior kanan. Semuanya tidak tersusun atas arteri atau vena tetapi pembuluh darah yang disebut sinusoid, jaringan ikat, dan otot polos. Sinusoid tidak mempunyai jaringan otot di dindingnya, seperti yang ada pada vena. Kelompok pembuluh darah ini dikenal sebagai pleksus hemoroid.

Bantalan hemoroid penting untuk kontinensia. Bagian ini berperan dalam memberikan 15–20% tekanan penutupan anus saat istirahat dan melindungi otot sfingter ani selama pengeluaran kotoran. Ketika seseorang mengejan, tekanan intra-abdomen meningkat, dan bantalan hemoroid membesar membantu mempertahankan agar anus tetap tertutup. Dipercaya bahwa gejala wasir terjadi ketika struktur vaskuler ini turun ke bawah atau ketika tekanan vena meningkat secara berlebihan. Peningkatan tekanan sfingter ani juga dapat berperan dalam gejala wasir. Ada dua jenis gejala wasir yang dapat timbul: internal dari pleksus hemoroid superior dan eksternal dari pleksus hemoroid inferior. Garis dentata membagi kedua daerah tersebut.

Jaringan nekrotik karena adanya masa lama dan membesar sehingga menutup dan di tbrak oleh feses menyebabkan perdarahan.

Page 5: lbm 6 git .dox

Terjadi perbaikan jaringan sehingga terjadi jaringan nekrotik

Rapuh : terjadi perbedaan dinding epitelnya pda kanalis analis dia mengeluarkan mukus dari sel goblet sehingga dia disini sering terjadi abrasi karena diskenario pasien tidak suka makan sayuran

Sarung tangan berdarah : 7. Hubungan penyakit pasien dengan kanker ayahnya ?

Karena ada gen 8218. Diagnosis dan dd dari skenario ?

DEFINISI : Kanker colorectal ditujukan pada tumor ganas yang berasal dari mukosa colon atau rectum. Kebanyakan kanker colorectal berkembang dari polip, oleh karena itu polypectomy colon mampu menurunkan kejadian kanker colorectal.

ETIOLOGI

Hingga saat ini tidak diketahui dengan pasti apa penyebab kanker kolorektal. Tidak dapat diterangkan, mengapa pada seseorang terkena kanker ini sedangkan yang lain tidak. Namun yang pasti adalah bahwa penyakit kanker kolorektal bukanlah penyakit menular. Terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang akan rentan terkena kanker kolorektal yaitu:

Hemorrhoid Interna Grade IIDIAGNOSIS BANDING1. Karsinoma kolorektum

Karsinoma rectum dijadikan diagnosis banding didasarkan pada benjolan yang keluar dari anus. Pemeriksaan penunjang seperti kolonoskopi maupun anuskopi dapat dilakukan untuk mengetahui letak benjolan tersebut. Diagnose Karsinoma kolorekti ini disingkirkan karena pada pemeriksaan rectal touché tidak teraba massa padat yang berbenjol-benjol serta pada anamnesa tidak ditemukan darah bercampur dengan kotoran, feses seperti kotaran kambing, tidak terjadi penurunan berat badan, tidak ada keluhan nyeri didaerah umbilicus maupun di epigastrium.. Penyakit Divertikel Kolon

Penyakit divertikel dijadikan diagnosis banding didasarkan pada benjolan yang keluar dari anus. Namun pada kasus ini diagnosis tersebut disingkirkan karena pada pemeriksaan rectal touché tidak ditemukan massa yang padat / keras, tidak ada keluhan diare, serangan akut, maupun nyeri tekan local.3. Polip

Polip dijadikan diagnosis banding didasarkan pada benjolan yang keluar dari anus. Diagnosis ini disingkirkan karena pada pemeriksaan rectal touche tidak ditemukannya bentukan tangkai yang khas pada polip.

-Diagnosis hemoroid tetapi masih kurang pas : -diagnosis Fisura darah mentes Dd sudah terjawab diatas

Page 6: lbm 6 git .dox

9. Etiologi dari skenario ?Ca colon :

1. Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti logam berat, toksin, dan ototoksin serta gelombang elektromagnetik.

2. Zat besi yang berlebihan diantaranya terdapat pada pigmen empedu, daging sapi dan kambing serta tranfusi darah.

3. Minuman beralkohol, khususnya bir. Usus mengubah alkohol menjadi asetilaldehida yang meningkatkan risiko menderita kanker kolon.

4. Obesitas.5. Bekerja sambil duduk seharian, seperti para eksekutif, pegawai administrasi, atau pengemudi

kendaraan umum6. Polip di usus (Colorectal polyps), polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau

rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker.

7. Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn, orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko yang lebih besar.

8. Usia di atas 50, kanker colorectal lebih biasa terjadi pada usia manusia yang semakin tua. Lebih dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas

Hemoroid

10. Patogenesis dari skenario ?

Page 7: lbm 6 git .dox

Bantalan hemoroid merupakan bagian normal anatomi manusia dan menjadi penyakit patologis hanya ketika bagian ini mengalami perubahan abnormal. Terdapat tiga bantalan utama dalam saluran anus normal. Biasanya bantalan ini terletak di posisi lateral kiri, anterior kanan, dan posterior kanan. Semuanya tidak tersusun atas arteri atau vena tetapi pembuluh darah yang disebut sinusoid, jaringan ikat, dan otot polos. Sinusoid tidak mempunyai jaringan otot di dindingnya, seperti yang ada pada vena. Kelompok pembuluh darah ini dikenal sebagai pleksus hemoroid.

Bantalan hemoroid penting untuk kontinensia. Bagian ini berperan dalam memberikan 15–20% tekanan penutupan anus saat istirahat dan melindungi otot sfingter ani selama pengeluaran kotoran. Ketika seseorang mengejan, tekanan intra-abdomen meningkat, dan bantalan hemoroid membesar membantu mempertahankan agar anus tetap tertutup. Dipercaya bahwa gejala wasir terjadi ketika struktur vaskuler ini turun ke bawah atau ketika tekanan vena meningkat secara berlebihan. Peningkatan tekanan sfingter ani juga dapat berperan dalam gejala wasir. Ada dua jenis gejala wasir yang dapat timbul: internal dari pleksus hemoroid superior dan eksternal dari pleksus hemoroid inferior. Garis dentata membagi kedua daerah tersebut.

Pada umumnya, dalam perjalanan penyakit, pertumbuhan adenokarsinoma usus besar sebelah kanan

dan kiri berbeda. Adenokarsinoma usus besar kanan (caecum, colon ascenden, transversum sampai

batas flexura lienalis), tumor cenderung tumbuh eksofitik atau polipoid. Pada permulaan, massa tumor

berbentuk sesil, sama seperti tumor colon kiri. Akan tetapi kemudian tumbuh progresif, bentuk

polipoid yang mudah iritasi dengan simtom habit bowel: sakit di abdomen yang sifatnya lama.

Keluhan sakit, sering berkaitan dengan makanan/minuman atau gerakan peristaltik dan kadang-

kadang disertai diare ringan. Berat badan semakin menurun dan anemia karena adanya perdarahan

kecil tersembunyi. Konstipasi jarang terjadi, mungkin karena volum colon kanan lebih besar. Suatu

saat dapat dipalpasi massa tumor di rongga abdomen sebelah kanan.

Karsinoma usus besar kiri (colon transversum batas flexura lienalis, colon

descenden, sigmoid dan rectum) tumbuh berbentuk cincin menimbulkan napkin-ring. Pada permulaan,

tumor tampak seperti massa berbentuk sesil, kemudian tumbuh berbentuk plak melingkar yang

menimbulkan obstipasi. Kemudian bagian tengah mengalami ulserasi yang menimbulkan simtom

diare, tinja campur lendir dan darah, konstipasi dan tenesmus mirip dengan sindrom disentri.

Page 8: lbm 6 git .dox

Ketika sel normal (A) rusak atau tua (2), mereka mengalami apoptosis(1); sel

kanker (B) menghindariapoptosis dan terus membelah diri

Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan perubahan sel normal menjadi sel kanker adalah hiperplasia, displasia, dan neoplasia. Hiperplasia adalah keadaan saat sel normal dalam jaringan bertumbuh dalam jumlah yang berlebihan. Displasia merupakan kondisi ketika sel berkembang tidak normal dan pada umumnya terlihat adanya perubahan pada nukleusnya. Pada tahapan ini ukuran nukleus bervariasi, aktivitas mitosis meningkat, dan tidak ada ciri khas sitoplasma yang berhubungan dengan diferensiasi sel pada jaringan. Neoplasia merupakan kondisi sel pada jaringan yang sudah berproliferasi secara tidak normal dan memiliki sifat invasif.[6]

Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen

11. Klasifikasi dari diagnosis dan derajatnya ?

Karsinoma yang berkembang pada colon atau rectum yg di mana tumbuh sel–sel ganas pada lapisan permukaan usus besar atau colon dan rectum.

Page 9: lbm 6 git .dox

EtiologiDiet : konsumsi makanan rendah serat, lemak tinggi Kelainan colon : adenoma di colon, familial poliposis, kondisi ulseratifGenetik : anak yang berasal dri penderita Ca colon mempunyai frekuensi 3,5 lebih banyak daripada anak yang orang

tuanya sehat. Faktor risikoUsia : pada usia 60-70, di bawah usia 50 bila terdapat faktor genetik.Genetik : khususnya pada keluarga yang dekat.Kebiasaan makan : jarang makan buah, sayurSedikit aktivitas atau aktivitas berlebihInfeksi virus HPV Patogenesis dan PatofisiologiPtofisiologi Ada polip jinak pada colon atau rectum berubah menjdi ganas menyusup dan merusak jaringan lunak colon

meluas ke jaringan sekitar metastasis dan dapat terlepas dari tumor primer menyebar ke bagian tubuh yang lain. Klasifikasi (Derajat)St I : kanker di dalam dinding colonSt II : menyebar hingga lapisan otot colonSt III : menyebar ke kelenjar limfeSt IV : menyebar ke organ lain Penegakan diagnosisPP : Rectal Toucher : tonus sphincter ani keras atau lembek, mucosa kasar, kaku dan biasanya tidak dapat digeser, ampulla

recti kolapsSinar X px radiologis dengan bari enema : tampak dinding usus rigid dan gambaran mucosa rusak.Colonoscopy bila perlu.CT untuk melihat apakah ada metastasis. Penatalaksanaan Chemotherapy, radiasi dan atau Immunotherapy

3 bentuk: biasa,trombosis, Kronis :

Internus berada diatas linea pektinea dan di bawah anorectal dan pada posisi litotomi ditemukan pda jrum jam arah 3,7,11 ada 4-derajat 1 : adanya penonjolan di dalam rectum2. Adanya tonjolan yang keluar dari anus saat defekasi dan masuk sendri setelah defekasi3. adanya tonjolan yang keluar harus di didorong senri4. adanya tonjolan tdk bsa di dorong Ditambah gambar

12. Komplikasi dari diagnosis?

Page 10: lbm 6 git .dox

13. KomplikasiPada pasien dengan kanker kolon yaitu:

1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.2.  Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung.3.  Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang

menyebabkan hemorragi.4.  Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.5.  Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.

Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor atau

melelui penyebaran metastase yang termasuk :

-         Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis

-         Pembentukan abses

-         Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina

Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan

pendarahan.Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus

besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin

menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab

gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.

Page 11: lbm 6 git .dox

14. Penatalaksaan dan Pemeriksaan penunjang ?

. Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan hitung darah lengkap untuk mendeteksi kadar hematokrit dan adanya

anemia.2.Pemeriksaan Anoskopi

Penilaian dengan anoskopi diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak menonjol ke luar. Anoskop dimasukkan dan diputar untuk mengamati keempat kuadran. Hemoroid internal terlihat sebagai struktur vaskular yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit, ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata.3.Pemeriksaan Proktosigmoidoskopi

Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh prows radang atau prows keganasan di tingkat yang lebih tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai.

Tes darah samar pada feses/kotoran (Fecal Occult Blood Test – FOBT): Terkadang kanker atau polip mengeluarkan darah, dan FOBT dapat mendeteksi jumlah darah yang sangat sedikit dalam kotoran. Karena tes ini hanya mendeteksi darah, tes-tes lain dibutuhkan untuk menemukan sumber darah tersebut. Kondisi jinak (seperti hemoroid), juga bisa menyebabkan darah dalam kotoran.

Sigmoidoskopi: Dokter akan memeriksa rektum Anda dan bagian bawah kolon dengan tabung cahaya (sigmoidoskop). Jika ditemukan polip (pertumbuhan jinak yang dapat menjadi kanker), maka polip bisa diangkat.

Kolonoskopi: Dokter akan memeriksa rektum dan seluruh kolon dengan menggunakan tabung panjang bercahaya (kolonoskop). Jika ditemukan polip (pertumbuhan jinak yang dapat menjadi kanker), maka polip bisa diangkat.

Page 12: lbm 6 git .dox

Enema barium kontras ganda (Double-contrast barium enema): Prosedur ini mencakup pengisian kolon dan rektum dengan bahan cair putih (barium) untuk meningkatkan kualitas gambar sinar X. Dengan demikian, ketidaknormalan (seperti polip) dapat terlihat dengan jelas.

Pemeriksaan rektal secara digital: Pemeriksaan rektal seringkali menjadi bagian pemeriksaan (check-up) fisik rutin. Dokter akan memasukkan jari dengan sarung tangan yang telah dilumasi ke dalam rektum, untuk merasakan ketidaknormalan.

Sumber artikel: PPC Parkway Cancer Centre