LBM 1 Mata Age

download LBM 1 Mata Age

of 27

Transcript of LBM 1 Mata Age

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    1/27

    LBM 1 MODUL PENGLIHATAN

    SGD 2

    ORGAN PENGLIHATAN NORMAL

    1. MEKANISME AKOMODASI MATA2. PEMERIKSAAN MATA (urutan u/ mengisi cat.medis)3. BIOKIMIA katitannya dg proses melihat4. FAAL mata

    Fisiologi

    a. MelihatCahayakorneaCOA (Camera Oculi Anterior) pupilCOPlensa corpus vitreum retina (tepatnya di macula

    luthea,lebih tepatnya di fovea centralis) N.IIotak (lobus ocipitalis)

    b. Melirik1. mekanisme gerak bola mata

    gerak bola mata diatur oleh 3 pasang otot :

    1. rektusmedial dan lateral ; kontraksi secara timbal balik untuk menggerakkn bola mata dari satu sisi ke sisi lain.2. rektus superiorinferior : kontraksi secaratimbal balik untuk menggerakan mata ke atas dan bawah.3. obliqus superior- inferior : memutar bola mata agar lapangan pandangan tetap.

    pengaturan saraf untuk gerak bola mata

    ke 3 inti dari N. III, IV, VI melewati fasikulus longitudinalis medial, baik melewati fasikulus maupun jaras lain otot untuk

    tiap mata diinervasi secara timbal balik sehingga satu otot dari setiap pasang otot akan relakasi sementari lainnya kontraksi.

    pengaturan kortikal terhadap aparatus akulomotor , menunjukan penyebaran sinyal yg berasal dari aera penglihatan ociipital

    dan traktus occipitokolikular menuju area pretektal dan kolikulus superior pada batang otak. traktus frontotektal berjalan dr

    korteks frontalis menuju area pretektal dan area kolikulus superior , sinyal pengaturan okulomotor selanjutnya menuju inti

    saraf okulomotor.

    c. Berkedipd. Mekanisme membasahi mata

    volume terbesar dari air mata adalah kelenjar air mata utama yang terletak di fossa lakrimalis di kuadrantemporal atas orbita.

    System ekskresi terdiri dari puncta, kanalikuli, sakus lakrimalis dan duktus nasolakrimalis. Setiap berkedip, palpebra menutup seperti ritsleting mulai di lateral, menyebarkan air mata secara merata di atas

    kornea, dan menyalurkannya ke dalam system ekskresi pada aspek medial palpebra.

    Dalam keadaan normal, air mata dihasilkan dengan kecepatan sesuai dengan jumlah yang diuapkan, dan itusebabnya hanya sedikit yang sampai pada saluran ekskresi.

    Bila memenuhi sakus konjungtiva, air mata akan memasuki puncta sebagian karena sedotan kapiler, Dengan menutup mata, bagian khusus orbikularis pra tarsal yang mengelilingi ampula mengencang untuk

    mencegah keluar.

    Bersamaan dengan waktu palpebra ditarik ke arah krista lakrimalis posterior, dan traksi fascia mengelilingisakus lakrimalis berakibat memendeknya kanalikulus dan menimbulkan tekanan negatif di dalam sakus.

    Kerja pompa dinamik ini menarik air mata ke dalam sakus yang kemudian berjalan melalui duktusnasolakrimalis karena pengaruh gaya berat dan elastisitas jaringanke dalam meatus inferior hidung.

    Daniel G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. widya medika

    Fungsi air mata

    a. Melapisi dan melumasi permukaan kornea (sebagai sistem optik).

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    2/27

    b. Membersihkan debris dari permukaan bola matac. Suplai oksigen dan nutrisi untuk epitel kornead. Mengandung faktor pertumbuhan dan antibakteriSidarta Ilyas. DasarTeknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FK UI, Jakarta 1983

    e. Bagian-bagian matafungsi mata (umum) : untuk melihat

    Fungsi bagian2 mata :1. Konjungtiva : palpebra, bulbaris, dan forniks2. Palpebra : menghindari dari trauma fisik maupun kimia.3. Sklera dan episklera : memberi bentuk pada mata4. Kornea : meneruskan cahaya yang masuk ke bola mata5. Iris : memberi pigmentasi pada mata, mengatur besar kecilnya pupil6. Korpus siliaris :tempat menempelnya zonula siliaris yang berfungsi untuk fiksasi lensa, menghasilkan

    humor aquous

    7. Koroid : memberi nutrisi retina bagian luar8. Pupil : mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk9. Lensa : memfokuskan cahaya yang masuk dan akomodasi mata10. Retina : menangkap cahaya yang masuk melalui pupil11. Humor Vitreus : mediarefrakta, membentuk bola mata12. Humor Aquous : mempengaruhi tekanan intra okuler

    Mata membiaskan cahaya yang masuk untuk memfokuskannya ke retina.

    Cahaya adalah sebuah bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri atas paketpaket individual

    seperti partikel yang disebut foton yang berjalan menurut caracara gelombang. Jarak antara

    dua puncak gelombang dikenal sebagai panjang gelombang. Fotoreseptor di mata peka hanya

    pada panjang gelombang antara 400 dan 700 nanometer. Cahaya tampak ini hanya

    merupakan sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik total. Cahaya dari berbagai panjang

    gelombang pada pita tampak dipersepsikan sebagai sensasi warna yang berbedabeda.

    Panjang gelombang yang pendek dipersepsikan sebagai ungu dan biru, panjang gelomangyang panjang diinterpretasikan sebagai jingga dan merah.

    Pembelokan sebuah berkas cahaya (refraksi) terjadi ketika suatu berkas cahaya berpindah

    dari satu medium dengan tingkat kepadatan tertentu ke medium denagn tingkat kepadatan

    yang berbeda. Cahaya bergerak lebih cepat melalui udara daripada melalui medium

    transparan lainnya seperti kaca atau air. Ketika suatu berkas cahaya masuk ke sebuah medium

    yang lebih tinggi densitasnya, cahaya tersebut melambat (begitu pula sebaliknya). Berkas

    cahaya mengubah arah perjalanannya ketika melalui permukaan medium baru pada setiap

    sudut kecuali sudut tegak lurus.

    Dua faktor berperan dalam derajat refraksi : densitas komparatif antara dua media dan sudutjatuhnya benda ke madium kedua. Pada permukaan yang melengkung seperti lensa, semakin

    besar kelengkungan, semakin besar derajat pembiasan dan semakin kuat lensa. Suatu lensa

    dengan permukaan konveks (cembung) menyebabkan konvergensi atau penyatuan, berkas

    berkas cahaya, yaitu persyaratan untuk membawa suatu bayangan ke titik fokus. Dengan

    demikian, permukaan refraktif mata besifat konveks. Lensa dengan permukaan konkaf

    (cekung) menyebabkan divergensi (penyebaran) berkasberkas cahaya, suatu lensa konkaf

    berguna untuk memperbaiki kesalahan refrektif mata tertentu, misalnya berpenglihatan dekat.

    Akomodasi meningkatkan kekuatan lensa untuk penglihatan dekat.

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    3/27

    Kemampuan menyesuaikan lensa sehingga baik sumbar cahaya dekat maupun jauh dapat

    difokuskan di retina dikenal sebagai akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya,

    yang diatur oleh otot siliaris.

    Otot siliaris adalah bagian dari korpus siliaris, suatu spesialisasi lapisan koroid di sebelah

    anterior. Korpus siliaris memiliki dua komponen utama yaitu otot siliaris dan jaringan kapiler(yang menghasilkan aqueous humor). Otot siliaris adalah otot polos melingkar yang melekat

    ke lensa melalui ligamentum suspensorium.

    Ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium tegang dan menarik lensa sehingga

    lensa berbentuk gepeng dengan kekuatan refraksi minimal. Ketika berkontraksi, garis tengah

    otot ini berkurang dan tegangan di ligamentum suspensorium mengendur. Sewaktu lensa

    kurang mendapat tarikan dari ligamentum suspensorium, lensa mengambil bentuk yang lebih

    sferis (bulat) karena elastisitas inherennya. Semakin besar kelengkungan lensa (karena

    semakin bulat), semakin besar kekuatannya, sehingga berkas cahaya lebih dibelokkan.

    Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapiotot tersebut berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih dekat

    untuk penglihatan dekat. Otot siliaris dikontrol oleh sistem syaraf otonom. Seratserat saraf

    simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk penglihatan jauh, sementara sistem syaraf

    parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat.

    Lensa adalah suatu struktur elastis yang terdiri dari seratserat transparan. Kadangkadang

    serat ini menjadi keruh (opaque), sehingga berkas cahaya tidak dapat menembusnya, suatu

    keadaan yang dikenal dengan katarak. Lensa detektif ini biasanya dapat dikeluarkan dengan

    secara bedah dan penglihatan dipulihkan dengan memasang lensa buatan atau kacamata

    kompensasi.

    Seumur hidup hanya selsel ditepi luar lensa yang diganti. Selsel di bagian tengah lensa

    mengalami kesulitan ganda. Selsel tersebut tidak hanya merupakan sel tertua, tetapi juga

    terletak paling jauh dari aquoeus humor, sumber nutrisi bagi lensa. Seiring dengan

    pertambahan usia, selsel di bagian tengah yang tidak dapat diganti ini mati dan kaku.

    Dengan berkurangnya kelenturan, lensa tidak lagi mampu mengambil bentuk sferis yang

    diperlukan untuk akomodasi saat melihat dekat. Penurunan kemampuan akomodasi yang

    berkaitan dengan usia ini, presbiopia, yang mengenai sebagian besar orang pada usia

    pertengahan (45 sampai 50 tahun), sehingga mereka memerlukan lensa korektif untuk

    penglihatan dekat.

    Tidak semua serat di jalur penglihatan berakhir di korteks penglihatan. Sebagian

    diproyeksikan ke daerahdaerah otak lain untuk tujuantujuan selain persepsi penglihatan

    langsung, seperti :

    1. Mengontrol ukuran pupil

    2. Sinkronisasi jam biologis ke variasi siklis dalam intensitas cahaya (siklus tidurbangun

    disesuaikan dengan siklus siangmalam).

    3. Kontribusi terhadap kewaspadaan dan perhatian korteks.

    4. Kontrol gerakangerakan mata.

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    4/27

    Mengenai yang terakhir, kedua mata dilengkapi oleh enam otot mata eksternal yang

    menempatkan dan menggerakkan mata, sehingga mata dapat menentukan gerakan, lokasi,

    melihat, dan mengikuti benda. Gerakan mata adalah salah satu gerakan tubuh tercepat dan

    terkontrol secara tajam.

    Mekanisme protektif membantu mencegah cedera mata.

    Beberapa mekanisme membantu melindungi mata dari cedera. Kecuali bagian anteriornya,

    bola mata dilindungi oleh kantung tulang tempat mata berada. Kelopak mata berfungsi

    sebagai shutter (daun penutup) untuk melindungi bagian anterior mata dari gangguan luar.

    Kelopak mata menutup secara refleks untuk melindungi mata pada saatsaat yang

    mengancam, misalnya bendabenda yang datang cepat, cahaya yang sangat menyilaukan, dan

    keadaankeadaan sewaktu kornea atau bulu mata tersentuh. Kedipan kelopak mata secara

    spontan berulangulang membantu menyebarkan air mata yang melumasi, membersihkan dan

    bersifat bakterisidal. Air mata diproduksi secara terusmenerus oleh kelenjar lakrimalis di

    sudut lateral atas dibawah kelopak mata. Cairan pembersih mata ini mengalir melalui

    permukaan kornea dan bermuara ke saluran alus di sudut kedua mata dan akhirnyadikosongkan ke belakang saluran hidung. Sistem drainase ini tidak dapat menangani produksi

    air mata yang berlebihan sewaktu menangis, sehingga air mata membanjir dari mata. Mata

    juga dilengkapi dengan bulu mata protektif yang menangkap bendabenda halus di udara

    seperti debu sebelum masuk ke mata.

    5. Penampang melintang6. Histologi, sel-sel , penampang

    Histologi

    f. Kelenjar lakrimalg. Korneah. Retina, koroid dan sclera

    Gambar Bola Mata (Potongan Sagital)

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    5/27

    Gambar Kelenjar Lakrimal

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    6/27

    Gambar Kornea (Potongan Melintang)

    Gambar Retina, Koroid, dan Skelra (Pandangan Menyeluruh)

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    7/27

    Gambar Lapisan-Lapisan Koroid dan Retina (Rincian)

    (Atlas Histologi De Fiore)

    Mata adalah organ indera yang sangat khusus bagi penglihatan dan fotoresepsi. Setiap bola mata dikelilingi oleh 3 lap ygberbeda. Lapisan luar adalah sclera, di bagian dalam sclera terdapat lapisan berpigmen padat yang disebut koroid. Lapisan paling

    dalam mata adalah retina. Di atas mata terdapat kelenjar lakrimalis yg sec tetap menghasilkan air mata. Secret lakrimal

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    8/27

    mengandung mukosa, garam, dan enzim anti bakteri lisozim. Dungsinya untuk membasahi, melindungi, melumasi dan

    membersihkan permukaan mata.

    Humour aquous yg terdapat di dlm COP dan COA membasuh kornea dan lensa yang avaskuler dan memasok nutriendan

    oksigen ke strukturstruktur ini. Ruang vitreus di belakang lensa mengandung masa mirip gelatin yg disebut ruang vitreum.

    Retina bersifat fotosensitif dan mengandung 3 neuron : fotoreseptif yaitu sel batang ( sangat sensitive terhadap cahaya, terutama

    cahaya lemah yaitu pd malam hari) dan sel kerucut (yg tidak sensitive pd cahaya lemah dan berespon baik pd cahaya terang), sel

    ganglion, sel bipolar.

    a. Kelenjar lakrimalKelenjar asini

    Bentuk dan ukuran bervariasi, mirip jenis serosa tapi lumennya besar. Ada yang menampakkan kantung2 tak

    teratur dengan sel di dalamnya. Sel2 asinar lebih silindris daripada piramidal mengandung granul sekresi dan teteslipid besar dan terpulas lemah.

    Duktus eksekretorius intralobular

    Saluran yang terletak di dalam sebuah lobus dan diantara kantung2 asini. Duktus intralobular yang kecil dilapisiepitel selapis kuboid atau silindris. Duktus intralobular yang lebih besar terdiri dari dua lapis sel silindris rendah

    atau epitel bertingkat semu.

    Duktus interlobular

    Saluran yang terletak diantara lobus dan diantara kantung2 asini. Terdiri dari dua lapis sel silindris rendah atau

    epitel bertingkat semu.

    Sel mioepitel : mengelilingi tiap2 asini

    b.

    KorneaEpitel anterior: Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan tanpa papil.Membran limitans anterior (membran BOWMAN): Di bawah epitel kornea berasal dari stroma kornea di bawahnya.

    Stroma kornea (substansia propria): Membentuk badan kornea terdiri atas serat kolagen paralel yang membentuk

    lamela tipis dan lapisan2 fibroblas gepeng bercabang yaitu keratosit diantara serat kolagen.Membran limitans posterior (membran DESCEMENT): Membran basal yang berada di posterior dari stroma kornea.

    Endotel: Menutupi permukaan posterior kornea tersusun dari epitel kuboid rendah

    c. Retina, koroid dan scleraDinding bola mata terdiri atas sclera, koroid, dan retina. Retina mengandung sel sel reseptor fotosensitif. Di antara

    berkas kolagen terdapat anyaman serat elastin halus. Fibroblast gepeng atau memanjang terdapat di seluruh sclera dan

    melanosit terdapat di lap paling dalam

    Lapisan koroid dan retina

    Koroid di bagi atas beberapa lapis : lamina suprakoroid, lap vaskuler, lap koriokapiler dan membrane limitanstransparan atau membran vitrea.

    Lamina suprakoroidterdiri atas lamella serat serat kolagen halus, anyaman serat elastin luas, fibroblast, danbanyak melanosit besar.Lapisan vaskulermengandung banyak pembuluh darah berukuran sedang dan besar.

    Lapisan koriokapiler mengandung anyaman kapiler dengan lumen besar di dalam stroma serat kolagen dan

    elastin halus.Membrane vitreabersebalahan dengan selsel pigmen.

    Di sebelah sel sel pigmen terdapat lap fotosensitif yg terdiri dari sel batang langsing dan sel kerucut yg lebih

    tebal. Kedua sel ini terdapat di sebelah membrane limitan eksterna yg dibentuk oleh cabang cabang selneuroglia, yaitu selsel muller.

    .

    (Atlas Histologi de Fiore)

    7. Di sisi manakah letak sinus paranasal thd organ penglihatan8. Mekanisme impuls saraf pd proses penglihatan9. Mengapa perlu dilakukan px tajam penglihatan(visus) sentral? Bagaimana

    melakukannya?

    2. Pemeriksaan normal mataPEMERIKSAAN SUBYEKTIF

    Anamnesis

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    9/27

    keluhan utama : digolongkan menurut lama, frekuensi, intermitensi dan cepat timbulnya. Lokasi, berat dan keadaan lingkungan.Riwayat kesehatan lalu

    1. berpusat pada kesehatan umum2. penyakit sistemik3. gg vaskuler yang biasanya menyertai penyakit mata: diabetes dan hipertensi.

    Riwayat keluarga

    1. berhubungan dengan gg mata :strabismus

    glaucomakatarak

    masalah retina : degenerasi macula

    PEMERIKSAAN OBYEKTIF

    pemeriksaan visus

    pemeriksaan fisik : untuk menilai fungsi maupun anatomi kedua mata.

    1. adnexa (palpebra dan jaringan periokuler)2. conjungtiva3. corneakeratometer (alat terkalibrasi yang mengukur radius kelengkungan kornea dalam 2 merisian yang terpisah 90

    derajat)

    fotokeratoskopalat yang menilai keseragaman dan ratanya permukaan dengan memantulkan pola lingkaran konsentris

    ke atasnya.

    Pachymetermengukur ketebalan kornea sentral.

    4. camera oculi anteriordengan gonioskopi, alat pemeriksaan anatomi kamera anterior dengan pembesaran binokuler dansebuah goniolens khusus.

    5. pupil (simetris, ukuran, bentukbulat atau tidak teratur, reaksi terhadap cahaya dan akomodasi)6. lensa7. corpus vitreus8. retina

    motilitas matamengevaluasi perpaduan kedua mata dan gerakannya, baik masing-masing sendiri (ductions) dan bersama(version).

    Daniel G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. widya medika

    1. PEmeriksaaan Tajam Penglihatan Kartu Snellen

    Pin hole testBila tdpt perbaikan tajam penglihatan dgn menggunakan pin hole, berarti ada kelainan refraksi, bila tjdkemunduran tjd gangguan pada media refrakta

    Fogging testuntuk astigmatisma Uji celah stenopikmengetahui adanya astigmat, sumbu koreksi serta ukuran astigmat Cross-cylinder Jackson2 lensa silinder sama tp dengan kekuaan yang berlawanan Red-Green Balance Testbila huruf di atas warna hijau terlihat jelasmyopi Uji dominan mata Uji crowding phenomenauntk mengetahui adanya ambliopia

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    10/27

    2. Posisi Bola Mata, duksi, versi Normalorto (dg pemberian cahaya dan reflek)

    3. Inspeksi dan palpasi Mikroftalmus, bufthalmos Bola mata yang menonjoldiukur dengan alat hertel Palpebra (fisura palpebra 10-12 mm)

    System air mata (uji Schirmer untuk mengetahui sekresi air mata dgn kertas fi lter whatman, uji Anel untukmengetahu adanya sumbatan pd system ekskresi air mata dgn jarum anel dan alat suntik)

    Konjungtiva tarsalis dan bulbi4. Pemeriksaan Tekanan BolaMataPengukuran tekanan intraocular:

    a. Secara palpasi (dengan ujung jari telunjuk dua tangan)

    b. Dengan tonometer Schiotz

    indentasi pd permukaan kornea, makin rendah tekanan bola mata skala yang terlihat akan lebih besar, kelemahannya

    mengabaikan sclera rigidity. Dapat menyebabkan lecetnya korneakeratitis

    c. Dengan tonometer aplanasi

    Dgn alat tonometer yg dikaitkan dengan slitlamp, tidak dipengaruhi oleh factor sklera

    d. Dengan tonometer non kontak (NCT)

    prinsip kerja hembusan udara pada permukaan kornea

    5. Pemeriksaan Lapang Pandangan Konfrontasi Pemeriksaan kampimetri (tangent screen Bjerrum) Pemeriksaan perimetri

    6. Pemeriksaan Bola Mata Segmen depan

    Kornea(diameter normal 12mm) jernih, dengan permukaan licin dan rata Bilik mata depandapat diperiksa dengan sentolop/loupe Iris dan pupil

    Irisadanya kripti srta warna kecoklatan yg ditimbulkan oleh pigmen iris, kelainan sinekiaanterior dan posterior

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    11/27

    Pupilbulat, sama besar pd kedua mata

    Lensa Segmen Belakang

    Badan kacatehni retroiluminasi Papil sarafdilakukan penilaian batas, warna, pembuluh darah serta

    cekungan/ekskavasio papil yang lebar normalnya 0,2-0,3 dari diameter papil, warna

    normalkemerahan, warna pucat berarti atropi

    Region macula pada oftalmoskoprefleks cekung agak gealap Retina dan koroidwarna merah jingga dari retina yang cerah dan bersih

    7. Pemerksaan khusus Pemeriksaan dengan menggunakan lampu celah (slit lamp) Pemeriksaan dan perbaikan system air mata Tonografi Oftalmoskopi USG Biometri Retinometri Px X-ray Px dengan alat metal locator ERG Visual Evoked ResponseILmu Penyakit Mata, untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran, Edisi ke2

    Periksa mata dari bagian yg superfisial ke profunda agar tidak ada bagian yang terlewatkan :

    Visus Supercilia (alis)warna, bersih / tidak, mudah rontok / tidak Palpebraedem, hematom, benjolan, menutup dengan rapat / tidak, membuka dengan lebar / tidak Silia (bulu mata)normal, tumbuh ke dalam ( trichiasis ) / keluar Konjungtiva Kornea

    a. Pemeriksaan visusPemeriksaan visus dilakukan dengan membaca kartu Snellen pada jarak 6 meter. Masing-masing mata diperiksa secara terpisah,diikuti dengan pemeriksaan menggunakan pinhole untuk menyingkirkan kelainan visus akibat gangguan refraksi. Penilaian

    diukur dari barisan terkecil yang masih dapat dibaca oleh pasien dengan benar, dengan nilai normal visus adalah 6/6. Apabila

    pasien hanya bisa membedakan gerakan tangan pemeriksa maka visusnya adalah 1/300, sedangkan apabila pasien hanya dapat

    membedakan kesan gelap terang (cahaya) maka visusnya 1/.

    OPTOTYPE VAN SNELLEN

    Pemeriksaan visus menggunakan suatu alat yaitu optotype. Jenis optotype antara lain adalah optotype van snellen, optotype

    van straub dan optotype E chart ( untuk penderita yang buta huruf ).

    Visus normal pada optotype van snellen adalah 6/6 penderita bisa membaca tulisan pada optotype pada jarak 6 m yangseharusnya dapat dibaca oleh orang normal pada jarak 6 m.

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    12/27

    Visus normal pada optotype van straub adalah 5/5 penderita bisa membaca tulisan pada optotype pada jarak 5 m yangseharusnya dapat dibaca oleh orang normal pada jarak 5 m.

    Contoh : visus penderita adalah 5/50 penderita bisa membaca tulisan pada optotype pada jarak 5 m yang seharusnya dapat

    dibaca oleh orang normal pada jarak 50 m.

    Jika dengan menggunakan tulisan pada optotype, pasien tidak bisa membaca sama sekali pada baris yg pertama maka dapat

    dilakukan dengan :

    Hitung jariPenderita hanya bisa menghitung jari dalam jarak tertentu. Minimal visusnya 1/60 penderita hanya bisa menghitung jari

    pada jarak 1 m yang seharusnya dapat dihitung oleh orang normal pada jarak 60 m.

    Lambaian / gerakan tanganPenderita hanya bisa melihat lambaian tangan dalam jarak tertentu. Minimal visusnya 1/300 penderita hanya bisa

    menghitung jari pada jarak 1 m yang seharusnya dapat dihitung oleh orang normal pada jarak 60 m.

    Gelap dan terang ( cahaya )Kalau penderita hanya bisa membedakan gelap dan terang. Visusnya 1/~ penderita hanya bisa membedakan gelap dan

    terang pada jarak 1 m yang seharusnya dapat dihitung oleh orang normal pada jarak tak terhingga ( ~ ).

    Halhal yang perlu diperiksa :

    o Arah datangnya sinarkalau masih bisa berarti proyeksinya masih baik berarti retina perifer masih berfungsi dengan baik.o Membedakan warna dasar ( merah dan hijau ) kalau masih bisa berarti fungsi macula lutea masih baik berarti visus

    central masih baik.

    Kalau tidak bisa membedakan gelap dan terang berarti visua = 0.

    Visus dipengaruhi oleh :

    o Refraksio Media refraktao Syaraf

    I lmu Penyakit Mata, Seri Catatan Kuli ah, FK Undip

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    13/27

    b. Pemeriksaan refleks pupilPemeriksaan refleks pupil atau refleks cahaya terdiri dari reaksi cahaya langsung dan tidak langsung (konsensual).

    o Refleks cahya langsung / Reflek pupil direk maksudnya adalah mengecilnya pupil (miosis) pada mata yang disinari cahaya.o Refleks cahaya tidak langsung atau konsensual / Reflek pupil indirek adalah mengecilnya pupil pada mata yang tidak

    disinari cahaya.

    c. Pemeriksaan Placido Test / Keratoskop PlasidoSumber cahaya dari belakang penderita, keratoskop plasido dihadapkan pada penderita dan pemeriksa mengintip dari lubang

    yang ada di tengah keratoskop plasido maka akan tampak gambar yang hampir sama dengan plasido dipermukaan kornea.

    Gambaran konsentrispermukaannya normal

    Gambaran bergelombangedem kornea

    Gambaran terputusputusinfiltrat defek kornea, misalnya ulcuskornea

    Gambaran tidak konsentrispermukaan kornea tidak rata

    Mata kanan pemeriksa harus melihat mata kanan yang diperiksa karena kalau tidak, hidung keduanya akan bersentuhan.

    Tes fluoresensi : biasanya berwarna hijau px. Defek kornea atau px.kelenjar lakrimal Anestesi mata : pantocain

    d. Test Buta Warna

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    14/27

    Kartu ishihara adalah adalah kartu dengan titik2 berwarna yg kecerahannya dan bayangannya membentuk angka, huruf atau yg

    lainnya. Kartu ini digunakan untuk menguji daya pisah warna mata penderita yang diuji atas kemungkinan adanya buta warna.

    Pada pemeriksaan pasien diminta melihat dan mengenali tanda gambar yang diperlihatkan dalam waktu 10 detik.

    e. Pemeriksaan lapang pandangPemeriksaan lapang pandang bertujuan untuk memeriksa batas perifer penglihatan, yaitu batas dimana benda dapat dilihat bila

    mata difiksasi pada satu titik. Lapang pandang yang normal mempunyai bentuk tertentu dan tidak sama ke semua jurusan,

    misalnya ke lateral kita dapat melihat 90 100o dari titik fiksasi, ke medial 60o, ke atas 50 60o dan ke bawah 60 75o.

    Terdapat dua jenis pemeriksaan lapang pandang yaitu pemeriksaan secara kasar (tes konfrontasi) dan pemeriksaan yang lebih

    teliti dengan menggunakan kampimeter atau perimeter.

    Konfrontasi

    Apabila tidak ada alat khusus untuk pemeriksaan lapang pandangan, dilakukan uji konfrontasi untuk mengetahui secara

    kasar adanya defek pada lapang pandangan. Pasien duduk berhadapan dengan pemeriksa, muka menghadap muka pada

    jarak 60 cm. Pasien diminta menutup mata kirinya dengan telapak tangan kiri dan melihat dengan mata kanannya ke arah

    mata kiri perneriksa. Benda obyek dipegang sejauh mungkin ke samping di tengah-tengah jarak pasien-pemeriksa dan

    pelan-pelan digerakkan ke arah sumbu penglihatan dan penderita diminta untuk memberitahu apabila mulai melihat benda

    obyek. Hal ini diulangi pada interval 30-45 derajat hingga mengelilingi 360 derajat perifer.

    Pemeriksaan Kampimetri

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    15/27

    Pemetaan lapang pandangan untuk daerah sentral atau parasentral dilakukan dengan menggunakan layar hitam yang disebut

    tangent screen Bjerrum. Pasien duduk dua meter dari layar dan satu mata berfiksasi pada titik tengahnya. Obyek digeser

    pelan-pelan dari tepi ke arah titik tengah dan penderita diminta memberitahu pada saat benda mulai terlihat. Prosedur ini

    diulangi hingga mengelilingi 360 derajat.

    Pemeriksaan PerimetriPerimeter adalah alat berbentuk setengah bola dengan jari-jari 30 cm. Mata penderita berada pada titik pusat bola clan

    berfiksasi pada bagian sentral parabola perimeter. Obyek digeser pelan-pelan dari tepi ke arah titik sentral. Dicari batas-

    batas pada seluruh lapangan pada saat obyek mulai terlihat. Luas lapang pandangan yang normal adalah 90 derajat

    temporal, 70 derajat inferior, 60 derajat nasal, 50 derajat superior.

    f. Pemeriksaan funduskopiPemeriksaan funduskopi di bidang neurologi bertujuan untuk menilai keadaan fundus okuli terutama retina dan papil nervus

    optikus. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat berupa oftalmoskop. Papil normal berbentuk lonjong, warna jingga

    muda, di bagian temporal sedikit pucat, batas dengan sekitarnya tegas, hanya di bagian nasal agak kabur. Selain itu juga terdapat

    lekukan fisiologis. Pembuluh darah muncul di bagian tengah, bercabang keatas. Jalannya arteri agak lurus, sedangkan vena

    berkelok-kelok. Perbandingan besar vena : arteri adalah 5:4 sampai 3:2.

    (Http://yayanakhyar.wordpress.com)

    g. Pemeriksaan Tekanan Bola MataPengukuran tekanan bola mata yang paling sederhana adalah dengan menggunakan dua jari telunjuk yang menekan secara

    bergantian bagian atas palpebra superior dan merasakan tegangan bola mata. Dengan pengalaman seorang dokter dapat

    merasakan tekanan bola mata yang biasanya dinyatakan dalam N (Normal), N+ 1, N+2, N+3 untuk tekanan yang lebih tinggi

    dibanding normal serta N-1, N-2, N-3 untuk tekanan bola mata yang rendah. Pengukuran tekanan bola mata dengan

    menggunakan alat dapat dilakukan dengan tonometer.

    Tonometer Schiotz:Dilakukan inclentasi (penekanan) terhadap permukaan kornea. Dengan beban tertentu akan terjadi kecekungan

    pada kornea dan akan terlihat perubahan pada skala Schiotz. Makin rendah tekanan bola mata maka skala yang terlihat akan

    lebih besar dan berlaku sebaliknya. Angka skala yang clitunjuk dilihat nilainya di dalam tabel untuk konversi nilai tekanan

    dalam mmHg.

    Kelemahan penggunaan Tonometer Schiotz adalah mengabaikan faktor kekakuan sklera (scleral rigidity).

    Pemeriksaan dengan menggunakan alat ini perlu dilakukan dengan hati-hati karena dapat menyebabkan lecetnya kornea

    yang mengakibatkan keratitis.

    Tonometer Aplanasi :

    http://yayanakhyar.wordpress.com/http://yayanakhyar.wordpress.com/http://yayanakhyar.wordpress.com/http://yayanakhyar.wordpress.com/
  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    16/27

    Dilakukan dengan menggunakan alat Tonometer yang dikaitkan dengan Slitlamp. Pengukuran tekanan bola

    mata di sini tidak dipengaruhi oleh faktor kekakuan sklera.

    Dengan perkembangan teknologi saat ini digunakan Tonometer non kontak dengan prinsip kerja hembusan

    udara pada permukaan kornea yang langsung dapat diketahui hasil pengukuran tekanan bola mata dalam mmHg.

    h. Pemeriksaan Kelenjar Lakrimalis Uji produksi tes Schirmer

    Dng strip kertas saring dipasang pada konjungtiva, normal5 menit basah semua

    Uji saluran : Tes flourescein

    o Mata ditetes flourescein 2%. Normalflourescein masuk ke hidung Tes anel

    o Pungtum ditusuk jarum tumpul disemprot air, akan terasa masuk hidung (pada bayi terlihat reflek menelan)

    i. Tindal Efek / Oblique IlluminationYaitu fenomena dimana terjadi pantulan2 cahaya oleh radang pada partikel2 COA.

    Tindal ( + )garis yang menghubungkan fokus kornea dan fokus iris, artinya da kekeruhan di COA

    Tindal ( - ) ada fokus sinar pada kornea dan di iris, tanpa ada gars yang menghubungkannya

    j. Fundus Reflek untuk memeriksa keadaan media refrakta

    Sumber cahaya dari kanan belakang pendrita, sinar dipenulkan ke dalam bola mata melelui pupil ( yang sudah di lebarkan ) lalu

    pemeriksa mengintip pantulan sinar dari dalam mata melelui lubang yang ada di tengah cermin.

    Funduds reflek normal warnanya merah cemerlang. Kalau terjadi kekeruhan pada media refrakta ( misal HA ) maka akan tampak

    bintik kehtaman / warna hitam dengan latarbelakang merah.

    I lmu Penyakit Mata, Seri Catatan Kuli ah, FK Undip

    Eksoftalmometer HertelTindakan mengukur penonjolan bola mata dengan alat

    Hertel.

    Penonjolan :

    Kurang 20 mm : Mata normal 21-23mm : Enteng 23-27mm : Sedang 28mm : Berat

    Oftalmoskop

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    17/27

    Alat untuk melihat bagian dalam mata atau fundus okuli. Pemeriksaan oftalmoskopi di bagi menjadi 2,

    yaitu :

    Oftalmoskopi langsung : Daerah yang dilihat, paling perifer sampai daerah ekuator, tidakstereoskopis, berdiri tegak atau tidak berbalik, dan pembesaran 15x.

    Oftalmoskopi tidak langsung : Terlihat daerah fundus okuli 8x diameter papil, dapat dilihatsampai daerah ora serata, karena dilihat dengan 2 mata maka terdapat efek stereoskopik, dan

    dengan pembesaraan 2-4x.

    a. Pemeriksaan fisiologis mata Tes tajam penglihatan Tes lapang pandang Tes konfrontasi Perimeter Tekanan intraocular Reaksi pupil Pergerakan mata Kelopak mata

    b. Pemeriksaan anatomis mata Kelopak mata dan segmen anterior Penggunaan fluoresein diagnostic Eversi kelopak mata atas Retina

    c. Teknik pemeriksaan khusus Lensa diagnostic Retinoskopi

    d. Teknik pemeriksaan penunjang USG Keratometri Sinoptofor Eksoftalmometer Tes elektrofisiologis Teknik pencitraan radiology Angiografi fluoreseinteknik pencitraan digital dan pemindaian (scan) laser

    (buku Lecture Notes Oftalmologi, Bruce James, dkk)

    10.Bagaimana tjd penurunan visus11.Bagaimana mekanisme kerja lensa untuk membuat fokus benda yg kita lihat ?12.Apa saja yg dimaksud refraksi anomali dan bgmn pengelolaannya?

    REFRAKSI

    Refraksi mata adalah pembiasan sinar-sinar di dalam mata, dimana mata dalam keadaaan

    istirahat.Pembiasan atau perubahan arah sinar terjadi karena sinar-sinar berjalan dari

    medium yang satu melewatimedium lain yang kepadatannya berbeda-beda.Media refraksi

    semuanya bersifat transparan dan terdiri dari kornea, kamera okuli anterior, lensa, kameraokuli posterior, badan kaca dan retina. Yang berperan paling besar adalah kornea dan

    lensa.Mata dapat dianggap sebagai kamera potret, dimana sistem refraksinya menghasilkan

    bayangan kecil yang terbalik di retina. Rangsangan ini diterima oleh batang dan kerucut di

    retina, yang diteruskan melalui saraf optik (N.II) ke kortex serebri pusat penglihatan, yang

    kemudian tampak sebagai bayangan tegak.Pada orang normal susunan pembiasan oleh

    media penglihatan dan panjangnya bola mata demikianseimbang sehingga bayangan benda

    setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makulalutea. Mata yang normal

    disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepatdi retinanya

    pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi.Dikenal beberapa titik di dalam bidang

    refraksi, seperti Pungtum Prosksimum merupakan titik terdekat dengan akomodasi

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    18/27

    maksimum bayangan masih bisa dibias pasa retina. Pungtum Remotum adalah titik terjauh

    tanpa akomodasi, dimana bayangan masih dibias pada retina.

    AKOMODASIA

    komodasi adalah kemampuan lensa mata untuk menambah daya bias lensa dengan

    kontraksi ototsiliar, yang menyebabkan penambahan tebal dan kecembungan lensa sehingga

    bayangan benda padajarak yang berbeda-beda akan terfokus di retina.Dikenal beberapa

    teori akomodasi seperti :Teori akomodasi Helmholtz: Dimana zonula Zinn mengendur akibat

    kontraksi otot siliar sirkular,mengakibatkan lensa yang elastis mencembung. Ini merupakan

    proses aktif.Teori akomodasi Tscherning: Dasarnya adalah bahwa nucleus lensa tidak dapat

    berubah bentuk sedangyang dapat berubah bentuk adalah bagian lensa superficial atau

    kortex lensa. Pada waktu akomodasiterjadi tegangan pada zonula Zinn sehingga nucleus

    lensa terjepit dan bagian lensa superfisial menjadicembung. Ini merupakan proses pasif.

    ANOMALI REFRAKSI Anomali refraksi atau ametropia adalah kelainan refraksi mata, di manasinar sejajar yang datang tidakterfokus pada retina karena ketidakseimbangan kekuatan

    pembiasan media penglihatan dengan panjangbola mata.Ametropia dapat ditemukan dalam

    bentuk-bentuk kelainan:Miopia, Hipermetropia, Astigmatisme, Presbiopia, Kelainan refraksi

    ini dapat dikoreksi dengan memakai kacamata ataupun lensa kontak.

    MIOPIA

    Miopia adalah bentuk anomali refraksi, dimana sinar-sinar pada mata yang istirahat akan

    dibiaskan padasatu titik di depan retina.Dikenal beberapa bentuk myopia seperti :

    a. Miopia refraksi, bertambahnya indeks bias media penglihatan dimana lensa menjadi lebih

    cembungsehingga pembiasan lebih kuat.

    b. Miopia aksial, miopia akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungan kornea

    dan lensayang normal.

    Menurut derajat beratnya miopia dibagi dalam :

    Miopia sangat ringan sampai dengan - 1.00 D

    Miopia ringan - 1.00 s/d 3.00 D

    Miopia sedang - 3.00 s/d 6.00 D

    Miopia tinggi - 6.00 s/d 10.00 D

    Menurut perjalanan myopia dikenal bentuk :

    a. Miopia stasioner, myopia yang menetap setelah dewasa

    b. Miopia progresif, myopia yang bertambah terns pada usia dewasa akibat bertambah

    panjangnya bolamata.

    c. Miopia maligna, miopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina

    dan kebutaan.Pengobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan kacamata

    sferis negatif terkecil yangmemberikan ketajaman maksimal.Penyulit yang dapat timbul

    pada pasien miopia adalah terjadinya ablasi retina dan juling. Juling biasanya esotropia yang

    dapat terjadi akibat mata berkovergensi terus menerus atau eksotrofi ke luar yang

    dapatdisebabkan karena fungsi satu mata telah berkurang (ambliopia).

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    19/27

    HIPERMETROPIA

    Hipermetropia adalah suatu bentuk anomali refraksi di mana sinar-sinar sejajar akan

    dibiaskan padasatu titik di belakang ratina pada mata dalam keadaan istirahat. Penyebabnya

    adalah karena dayapembiasan mata terlalu lemah (Hipermetropia refraktif), atau akibat

    sumbuh mata terlalu pendek(Hipermetropia aksial).

    Hipermetropia dikenal dalam bentuk :

    a. Hipermetropia manifes ialah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kacamata positif

    maksimalyang memberikan tajam penglihatan normal.

    b. Hipermetropia absolut, dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan

    memerlukankacamata positif untuk melihat jauh.

    c. Hipermetropia fakultatif, dimana kelainan hipermetropia dapat diimbangi dengan

    akomodasi ataupundengan kacamata positif.

    d. Hipertropia laten, dimana kelainan hipermetropia tanpa sikloplegia diimbangi seluruhnya

    denganakomodasi.e. Hipermetropia total, hipermetropia yang ukurannya didapat sesudah diberikan

    sikloplegia.

    Gejala yang ditemukan pada hipermetropia adalah penglihatan dekat dan jauh kabur, sakit

    kepala, silau dan kadang rasa juling atau lihat ganda.

    Pengobatan hipermetropia adalah diberikan koreksi hipermetropia manifes dimana tanpa

    sikloplegia didapatkan ukuran lensa positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan

    normal (6/6). Bila terdapat juling ke dalam diberikan kacamata koreksi hipermetropia

    total.Pada pasien dengan hipermetropia sebaiknya diberikan kacamata sferis terkuat atau

    lensa positif terbesar yang masih memberikan tajam penglihatan maksimal.

    Penyulit yang dapat terjadi adalah esotropia dan glaucoma. Esotropia terjadi akibat pasien

    selamanyamelakukan akomodasi. Glaucoma sekunder terjadi akibat hipertrofi otot siliar

    pada badan siliar yang akanmempersempit sudut bilik mata.

    ASTIGMATISME

    Astigmatisme adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar yang sejajar tidak dibiaskan

    dengan kekuatanyang sama pada seluruh bidang pembiasan sehingga focus pada retina

    tidak pada satu titik.

    Ini disebabkan karena :- Kelainan kornea, perubahan lengkung kornea dengan atau tanpapemendekan atau pemanjangan diameter anterior posterior bola mata, dapat merupakan

    kelainan kongenital atau aquisita (kecelakaan,peradangan kornea atau post operasi).-

    Kekeruhan di lensa, biasanya pada katarak insipiens atau imatur.

    Dikenal 5 macam astimatisme yaitu :

    1. Astigmatisme miopikus simpleks

    2. Astigmatisme miopikus kompositus

    3. Astigmatisme hipermetropikus simpleks

    4. Astigmatisme hipermetropikus kompositus

    5. Astigmatisme mikstus

    PRESBIOPIA

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    20/27

    Presbiopia adalah kemunduran kemampuan lensa mencembung karena bertambahnya usia,

    sehinggamemberikan kesukaran melihat dekat tetapi untuk melihat jauh tetap

    normal.Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat :- Kelemahan otot

    akomodasi- Lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa.

    Uji presbiopia

    Biasanya dilakukan pada pasien yang berusia lebih dari 40 tahun.Pasien dirusuh memegang

    kartu baca dekat atau Jaeger dalam jarak baca.Kemudian pasien disuruhmembaca,

    kemudian lensa sferis + 1,0 D diletakkan didepannya. Bila pasien telah dapat membaca,

    makaderajat presbiopia pasien adalah +1,0 bila belum dapat membaca huruf pada Jaeger1,

    maka lensa positif dinaikkan +0,25 D secara perlahan-Iahan, sehingga tajam penglihatan

    bertambah baik pada pembacaankartu Jaeger.

    13.Mengapa pd org tua u/ melihat dekat perlu kacamata baca?14.Bagaimana bola mata dapat bergerak (otot-ototnya)15.Komponen air mata ( tears film)!

    Air Mata

    Permukaan bola mata yang terpapar dengan lingkungan dijaga tetap lembab oleh air

    mata. Air mata tersebut disekresikan oleh aparatus lakrimalis dan disertai dengan mukus

    dan lipid oleh organ sekretori dari sel-sel pada palpebra serta konjungtiva. Sekresi yang

    dihasilkan inilah yang disebut sebagai film air mata atau film prekorneal. Analisis kimia

    dari air mata menunjukkan bahwa konsentrasi garam didalamnya mirip dengan

    komposisi di dalam plasma darah. Selain itu, air mata mengandung lisozim yang

    merupakan enzim yang memiliki aktivitas sebagai bakterisidal untuk melarutkan lapisan

    luar bakteria (Encyclopdia Britannica, 2007). Walaupun air mata mengandung enzim

    bakteriostatik dan lisozim, menurut Sihota (2007), hal ini tidak dianggap sebagai

    antimikrobial yang aktif karena dalam mengatasi mikroorganisme tersebut, air mata

    lebih cenderung memiliki fungsi mekanik yaitu membilas mikroorganisme tersebut dan

    produk-produk yang dihasilkannya.

    K+, Na+, dan Cl- terdapat dalam konsentrasi lebih tinggi dalam air mata dari dalam plasma. Air

    mata juga mengandung sedikit glukosa (5 mg/dL) dan urea (0,04 mg/dL) dan perubahannya

    dalam konsentrasi darah akan diikuti perubahan konsentrasi glukosa dan urea air mata. pH rata-

    rata air mata adalah 7,35, meski ada variasi normal yang besar (5,20-8,35). Dalam keadaan

    normal, cairan air mata adalah isotonik. Osmolalitas film air mata bervariasi dari 295 sampai 309

    mosm/L (Whitcher, 2000). Berikut adalah ilustrasi dari elektrolit, protein dan sitokin dalam

    komposisi air mata (Pflugfelder, S.C., 2004).

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    21/27

    Gambar 2.4. Komposisi Air Mata

    Air mata akan disekresikan secara refleks sebagai respon dari berbagai stimuli. Stimulus tersebut

    dapat berupa stimuli iritatif pada kornea, konjungtiva, mukosa hidung, stimulus pedas yang

    diberikan pada mulut atau lidah, dan cahaya terang. Selain itu, air mata juga akan keluar sebagai

    akibat dari muntah, batuk dan menguap. Sekresi juga dapat terjadi karena kesedihan emosional.

    Kerusakan pada nervus trigeminus akan menyebabkan refleks sekresi air mata menghilang. Hal

    ini dapat dibuktikan dengan pemberian kokain pada permukaan mata menyebabkan

    penghambatan hantaran pada ujung nervus sensoris yang mengakibatkan penghambatan refleks

    sekresi mata (bahkan ketika mata dipaparkan pada gas air mata yang poten). Jalur aferen pada hal

    ini adalah nervus trigeminus, sedangkan eferen oleh saraf autonom, dimana bahagian

    parasimpatis dari nervus fasialis yang memberikan pengaruh motorik yang paling dominan. Oleh

    sebab itu, pemberian obat yang parasimpatomimetik (seperti asetilkolin) dapat meningkatkan

    sekresi sedangkan pemberian obat antikolinergik (atropin) akan menyebabkan penurunan sekresi.

    Refleks sekresi air mata yang berlebihan dapat diinterpretasikan sebagai respon darurat. Pada saatlahir, inervasi pada aparatus lakrimalis tidak selalu sempurna, hal ini menyebabkan neonatus

    sering menangis tanpa sekresi air mata (Encyclopdia Britannica, 2007).

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16739/4/Chapter%20II.pdf

    16.Bagaimana komponen air mata diproduksi ? fungsinya ??Aparatus Lakrimalis

    Aparatus lakrimalis dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem sekresi dan sistem ekskresi air

    mata. Berikut adalah gambar anatomi dari sistem lakrimalis (Wagner, 2006).

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16739/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16739/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16739/4/Chapter%20II.pdf
  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    22/27

    Anatomi Sistem Lakrimalis

    Sistem Sekresi Air Mata

    Permukaan mata dijaga tetap lembab oleh kelenjar lakrimalis. Sekresi basal air mata perhari

    diperkirakan berjumlah 0,75-1,1 gram dan cenderung menurun seiring dengan pertambahan usia.

    Volume terbesar air mata dihasilkan oleh kelenjar air mata utama yang terletak di fossa lakrimalis

    pada kuadran temporal di atas orbita. Kelenjar yang berbentuk seperti buah kenari ini terletak

    didalam palpebra superior. Setiap kelenjar ini dibagi oleh kornu lateral aponeurosis levator

    menjadi lobus orbita yang lebih besar dan lobus palpebra yang lebih kecil. Setiap lobus memiliki

    saluran pembuangannya tersendiri yang terdiri dari tiga sampai dua belas duktus yang bermuara

    di forniks konjungtiva superior. Sekresi dari kelenjar ini dapat dipicu oleh emosi atau iritasi fisik

    dan menyebabkan air mata mengalir berlimpah melewati tepian palpebra (epiphora). Persarafan

    pada kelenjar utama berasal nukleus lakrimalis pons melalui nervus intermedius dan menempuh

    jalur kompleks dari cabang maksilaris nervus trigeminus. Kelenjar lakrimal tambahan, walaupun

    hanya sepersepuluh dari massa utama, mempunya peranan penting. Kelenjar Krause dan

    Wolfring identik dengan kelenjar utama yang menghasilkan cairan serosa namun tidak memiliki

    sistem saluran. Kelenjar-kelenjar ini terletak di dalam konjungtiva, terutama forniks superior. Sel

    goblet uniseluler yang tersebar di konjungtiva menghasilkan glikoprotein dalam bentuk musin.

    Modifikasi kelenjar sebasea Meibom dan Zeis di tepian palpebra memberi substansi lipid pada air

    mata. Kelenjar Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang juga ikut membentuk film

    prekorneal (Sullivan, 1996 dan Kanski, 2003).

    Sistem Ekskresi Air Mata

    Sistem ekskresi terdiri atas punkta, kanalikuli, sakus lakrimalis, dan duktus nasolakrimalis. Setiap

    berkedip, palpebra menutup mirip dengan risletingmulai di lateral, menyebarkan air mata

    secara merata di atas kornea, dan menyalurkannya ke dalam sistem ekskresi pada aspek medial

    palpebra. Setiap kali mengedip, muskulus orbicularis okuli akan menekan ampula sehingga

    memendekkan kanalikuli horizontal. Dalam keadaan normal, air mata dihasilkan sesuai dengan

    kecepatan penguapannya, dan itulah sebabnya hanya sedikit yang sampai ke sistem ekskresi. Bila

    memenuhi sakus konjungtiva, air mata akan masuk ke punkta sebagian karena hisapan kapiler.

    Dengan menutup mata, bagian khusus orbikularis pre-tarsal yang mengelilingi ampula

    mengencang untuk mencegahnya keluar. Secara bersamaan, palpebra ditarik ke arah

    krista lakrimalis posterior, dan traksi fascia mengelilingi sakus lakrimalis berakibatmemendeknya kanalikulus dan menimbulkan tekanan negatif pada sakus. Kerja pompa

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    23/27

    dinamik mengalirkan air mata ke dalam sakus, yang kemudian masuk melalui duktus

    nasolakrimaliskarena pengaruh gaya

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16739/4/Chapter%20II.pdf

    17.Jelaskan dinamika humor aquos !18.Apa fungsi humor aquos

    19.Mengapa tek.intra okuler dapat meningkat

    3. Anatomia. Ruang orbitab. Bola matac. Assesoria

    struktur & fungsi

    mata memiliki struktur sebagai berikut:

    sklera(bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat.

    konjungtiva: selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera.

    kornea: struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris,pupildan bilik anteriorserta membantu

    memfokuskan cahaya.

    -tengah iris.

    akang kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah

    cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.

    humor aqueusdan vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke

    retina.

    uisaraf

    optikuske otak.

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16739/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16739/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16739/4/Chapter%20II.pdf
  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    24/27

    utaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak.

    aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan

    sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan olehprosesus siliaris.

    ensa dan di depan retina (mengisisegmen posteriormata).

    1. Bola MataBola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah

    sebagai berikut.

    a. Sklera

    Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan

    bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini

    berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.

    b. Koroid

    Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi

    dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian

    depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah

    membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk

    mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi

    dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.

    c. Retina

    Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk

    urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini

    disebut bintik buta.

    Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu bagian depan terletak di depan

    lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua

    cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.

    Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian

    dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan

    serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.

    Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang

    terdapat di bawah alis.

    Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah

    masuknya mikroorganisme ke dalam mata.

    PERSARAFAN BOLA MATA OLEH:

    -N.Abduscent -N.Trochlearis -N.Occulomotorius -N.Opthalmicus

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    25/27

    N.opthalmicus didekat fissura orbitalis superior akan bercabang menjadi;

    -N.lacrimalis -N.Frontalis -N.Nasociliaris

    EMBRIOLOGI

    ectoderm permukaan : membentuk lensa, glandula lakrimalis, epitel kornea, konjungtiva, dan glandula adnexa dan epidermis

    palpebra.

    Ektoderm neural menghasilkan vesikel optic dan mangkuk optic.

    Mesoderm : membentuk muskulus ekstraokular dan endotel vaskuler orbita dan okuler.

    TAHAP VESIKULA OPTIKUM

    Diskus embrional adalah tahap paling awal dalam perkembangan fetal. Pada tahap 2,5 mm (2 minggu), tepian sulkus neuralis

    menebal membentuk plika neuralis. Lipatan ini kemudian menyatu membentuk tuba neuralis, yang tenggelam ke dalam mesoderm di

    bawahnya dan melepaskan diri dari epitel permukaan. Plika neuralis mulai menutup pada minggu ke 3.

    Pada tahap 9 mm(4 minggu) sesaat sebelum bagian anterior tuba beuralis menutup seluruhnya, ektoderm neural bertumbuh ke

    luar dan ke arah permukaan ektoderm pada kedua sisi untuk membentuk vesikel optik bulat. Vesikel optik berhubungan dengan otak

    depan melalui tangkai optik.

    Pada tahap ini terjadi penebalan ektoderm permukaan (lempeng lensa) berhadapan ujung-ujung vesikel lensa.

    TAHAP MANGKUK OPTIK

    Saat vesikel berinvaginasi membentuk mangkuk optik, dinding luar vesikel mendekati dinding dalamnya.

    Invaginasi permukaan ventral dari tangkai optik dan dari vesikel optik terjadi bersamaan dan menghasilkan alur, yaitu fissura

    optikum ( embrional).

    Tepian mangkuk kemudian tumbuh mengitari fissura optik.

    Bersamaan dengan itu, lempeng lensa berinvaginasi pertama-tama membentuk mangkukbola berongga (vesikel lensa)

    Tahap 9mm (4 minggu), vesikel lensa melepaskan diri dari ektoderm permukaan dan terdapat bebas dekat tepian mangkuk

    optik.

    Fissura optikum memungkinkan mesoderm vaskuler memasuki tangkai optik dan akhirnya membentuk sistem hialoid dari

    rongga vitreus.

    Stlh invaginasi selesai, fissura optikum menyempit dan menutup pada tahap 13 mm(6minggu), menyisakan lubang permanen

    kecil di ujung anterior dari tangkai optik, yang dilalui a.hialoidea.

    Pada tahap 100mm(4bln), arteri dan vena retina mll lubang ini

    PALPEBRA & APPARATUS LAKRIMALIS

    Palpebra berkembang dari mesenkim kec epidermis kulit dan epitel konjungtiva (turunan ektoderm).

    Kuncup palpebra pertama muncul 16 mm (6 minggu)tumbuh depan mata, dan menyatu pada tahap 37mm(8 minggu).

    Memisah pada bulan kelima.

    Bulu mata, glandula meibom dan kelenjar palpebra lainnya berkembang berupa penumbuhan ke bawah dari epidermis.

    Glandula lakrimalis dan glandula lakrimalis aksesori berkembang dari epitel konjungtiva.

    Sistem drainase lakrimal (kanalikuli, sakus lakrimalis, dan duktus nasolakrimalis) juga merupakan turunan ektoderm

    permukaan, yang berkembang dari korda epitel padat yang terbenam di antara processus maksilaris dan nasalis dari struktur

    muka yang sedang berkembang.

    Korda ini terbentuk salurannya sesaat sebelum lahir.

    SKLERA

    Dibentuk dari pemadatan mesenkim yang mengelilingi mangkuk optik dan pertama kali dapat dikenal pada tahap 20 mm(7minggu).

    Perkembangan struktur ini cukup lanjut selang bulan ke 4.

    LENSA

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    26/27

    Tidak lama setelah lensa terletak bebas di dekat tepian mangkuk optik (tahap 13mm atau 6 minggu), sel-sel pada dindingposteriornya mulai memanjang mengisi rongga yang kosong dan akhirnya memenuhinya (tahap 26 mm atau 7 minggu).

    Pada tahap 13 mm (6minggu) disekresi sebuah kapsula hialin oleh sel-sel lensa.

    Serat-serat lensa sekunder memanjang dari daerah ekuatorial dan bertumbuh ke depan di bawah epitel subkapsular, yang tetap

    berupa selapis sel epitel kuboid.

    Serat-serat ini bertemu membentuk sutura lentis, selesai pada bln ke 7.Pertumbuhan dan proliferasi serat-serat lensa sekunder ini dengan kecepatan makin menurun seumur hidup, karenanya lensa

    dengan perlahan membesar, sehingga menekan serat-serat lensa.

    KORPUS SILIARE&KHOROID

    Pada tahap 6 mm (3,5minggu), jalinan kapiler melingkari mangkuk optik dan berkembang menjadi khoroid.

    Selang bulan ke 3 terbentuk saluran-saluran vena intermediat dan besar dari koroid dan mengalir ke dalam vena vortikosa

    untuk keluar dari mata.

    RETINA

    Lapisan luar mangkuk optik menetap dan sebagai lapisan tunggal dan menjadi epitel pigmen dari retina.

    Pigmen mulai ada pada tahap 10mm (5minggu).

    Sekresi lapis dalam dari membran bruch terjadi pada tahap 13mm (6minggu).

    Lapisan dalam mangkuk optik mengalami perkembangan rumit membentuk ke sembilan lapis lain dari retina berlangsung

    selama kehamilan.

    Menjelang bulan ke 7, lapis sel paling luar (terdiri atas inti koni dan basili)sudah ada, selain sel-sel bipolar, amakrin dan sel

    ganglion dan serat-serat saraf.

    Daerah makula lebih tebal dari bagian lain retina sampai bulan ke 8, saat depresi makula mulai terjadi.

    Makula selesai sampai bulan 6 (sesudah lahir)

    VITREUS

    Tahap pertama

    Vitreus primer, tahap 4,5-13mm atau 3-6minggu).

    Sekitar tahap 4,5mm, sel mesenkim dan fibroblas yang berasal dari mesenkim pada tepian mangkuk optik, bersama kontribusi

    minor dari lensa embrional dan lapis dalam dari vesikel optik, membentuk serabut-serabut vitreus dari vitreus primer.

    Tahap kedua

    Vitreus sekunder, tahap 13-65mm atau 6-10 minggu.

    Serabut-serabut dan sel-sel (hialosit) dari vitreus sekunder diduga berasal dari vitreus primer vaskuler.

    Di anterior perlekatan vitreus sekunder yang erat pada membran limitans interna retina merupakan tahap-tahap awal

    pembentukan basis vitreus.

    Sistem hialoid mengembangkan satu set pembuluh2 vitreus, selain pembuluh2 pada permukaan capsula lentis (tunica

    vasculosa lentis)

    Sistem hialoid paling berkembang pada tahap 40 mm dan kemudian beratropi dari posterior ke anterior.

    Tahap ketiga

    Vitreus tersier, 65mm (10 minggu ke atas)

    Selama bulan ke 3, terbentuk berkas-berkas marginal dari drualt. Ini terdiri atas kondensasi fibrilar vitreus yang adalah

    penjuluran bakal epitel siliaris dari mangkuk optik ke ekuator lensa.

    Kondensasi itu kemudian membentuk ligamentum suspensorium dari lensa, yang telah berkembang baik pada tahap 100mm

    atau 4 bulan.

    Sistem hialoid beratropi seluruhnya selama tahap ini.

    Daniel G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. widya medika

  • 8/13/2019 LBM 1 Mata Age

    27/27