Lb - Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Perawat Pelaksana

3
JUDUL : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS LATAR BELAKANG Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa tujuan pembangunan bidang kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, dan dalam pelaksanaannya meliputu seluruh tatanan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit (Kemenkes, 2006) Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem dari sistem pelayanan kesehatan nasional secara menyeluruh yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan primer manusia baik sebagai individu, masyarakat ataupun bangsa yang berguna meningkatkan derajat kesehatan (Imron, 2010). Profesi perawat yang merupakan ujung tombak pemberian pelayanan di rumah sakit, hendaknya sangat diperhatikan dan dikelola secara professional, sehingga mampu memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dan kemajuan rumah sakit melalui peningkatan kinerja (Muzakir, 2009). Kinerja adalah hasil yang diberikan oleh seseorang dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Setiap harapan mengenai bagaimana individu berperilaku, akan menunjukkan perannya dalam suatu organisasi (Minner, 1990 dalam buku Riani, 2011). Kinerja perawat dilihat dari asuhan keperawatan yang diberikannya mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan

description

Latar Belakang Penelitian

Transcript of Lb - Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Perawat Pelaksana

Page 1: Lb - Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Perawat Pelaksana

JUDUL : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT

PELAKSANA DI RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN KABUPATEN

MUSI RAWAS

LATAR BELAKANG

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

mengamanatkan bahwa tujuan pembangunan bidang kesehatan adalah untuk

meningkatkan kesadaran kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang optimal, dan dalam pelaksanaannya meliputu

seluruh tatanan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit (Kemenkes, 2006)

Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem dari sistem pelayanan kesehatan

nasional secara menyeluruh yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan primer

manusia baik sebagai individu, masyarakat ataupun bangsa yang berguna

meningkatkan derajat kesehatan (Imron, 2010). Profesi perawat yang merupakan

ujung tombak pemberian pelayanan di rumah sakit, hendaknya sangat diperhatikan

dan dikelola secara professional, sehingga mampu memberikan kontribusi yang

positif bagi masyarakat dan kemajuan rumah sakit melalui peningkatan kinerja

(Muzakir, 2009).

Kinerja adalah hasil yang diberikan oleh seseorang dalam menjalankan tugas dan

tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Setiap harapan mengenai bagaimana

individu berperilaku, akan menunjukkan perannya dalam suatu organisasi (Minner,

1990 dalam buku Riani, 2011). Kinerja perawat dilihat dari asuhan keperawatan yang

diberikannya mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan

Page 2: Lb - Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Perawat Pelaksana

evaluasi. Kinerja (performance) menjadi isu dunia saat ini. Hal tersebut terjadi

sebagai konsekuensi tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima

atau pelayanan yang bermutu tinggi. Maka dari itu, perawat diharapkan dapat

menunjukkan kontribusi profesionalnya secara nyata dalam meningkatkan mutu

pelayanan keperawatan, yang berdampak terhadap pelayanan kesehatan secara umum

pada organisasi tempatnya bekerja, dan dampak akhir bermuara pada kualitas hidup

dan kesejahteraan masyarakat (Tjahjono, 2006).

Terkait dengan pentingnya kinerja yang baik dalam peningkatan mutu dan

kualitas suatu organisasi, para manajer umumnya menghadapi masalah, yakni ada

karyawan-karyawan tertentu yang menunjukkan kinerja lebih baik dibandingkan

dengan karyawan lainnya. Setelah diteliti, ternyata salah satu penyebab perbedaan

kinerja itu adalah motivasi (Winardi, 2001).

Berdasarkan Penelitian Sihotang (2006) tentang hubungan motivasi kerja

terhadap kinerja perawat dalam memberikan pelayanan untuk pasien. Berdasarkan

data deskriptif penelitian tersebut menunjukkan bahwa prestasi perawat dalam

kategori baik dan lebih banyak yang menyatakan bahwa dengan peningkatan jabatan

dan pencapaian prestasi akan meningkatkan kinerja perawat.

Robbins (2003) mendefenisikan motivasi sebagai proses dengan intensitas, arah

yang tepat dan ketekunan tinggi dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan

oleh individu tersebut di dalam suatu lingkungan kerja. Besarnya pengaruh motivasi

ini ternyata telah lama menjadi pembahasan para ahli khususnya di bidang

manajemen. Salah satu ahli yang membahas tentang teori motivasi secara holistik

Page 3: Lb - Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Perawat Pelaksana

dilihat dari kebutuhan-kebutuhan individu adalah Abraham Maslow. Teori Maslow

adalah teori yang paling sering digunakan oleh manajer praktisi karena teori ini logis

dan secara intuitif mudah dijelaskan (Robbins, 2010). Teori ini menjelaskan bahwa

kebutuhan-kebutuhan individu dapat dilihat berdasarkan hirarki, yaitu : kebutuhan

fisiologis, rasa aman, kebutuhan akan kepemilikan, penghargaan, dan aktualisasi diri

(Gillies, 1996).

Berdasarkan pengalaman selama menjalani praktik klinik di RS Dr. Sobirin

peneliti memperoleh keterang dari tenaga keperawatan yang ada disana bahwasannya

kinerja yang dilakukan selama ini memang tidak maksimal karena kurangnya

dukungan dalam bentuk nyata dari pimpinan di rumah sakit.

Dengan mempertimbangkan bahwasannya Konsep motivasi merupakan sebuah

konsep penting dalam studi tentang kinerja (Winardi, 2001), Maka dari itu peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan motivasi dengan kinerja di

Rumah Sakit Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas.