|MEI 2016 - WARTADEPOK 10

Layak Jadi EkowisataSungai Ciliwung yang melewati Kota Depok relatif lebih bagus dibanding kondisi Ciliwung dibagian hilir. Aliran Sungai Ciliwung di Kota Depok juga relatif tidak terjal seperti bagian hulu. Hal itu membuat biodeversity di Sungai Ciliwung bertahan. Baik itu flora dan fauna yang hidup di Sungai Ciliwung dan di sepanjang bantaran sungai. Di antaranya, pohon bambu dan jenis bambu langka yakni bambu tutul.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Depok, Wijayanto menjelaskan, kelebihan Sungai Ciliwung yang ada di Kota Depok tersebut mempunyai potensi yang besar untuk dijadikan ekowisata atau wisata

alam dengan tetap menjaga kelestariannya.

“Kita sering mengadakan lomba tangkap ikan dengan tangan kosong. Ini hanya ada di Ciliwung Depok. Kondisi alam ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi obyek ekowisata. Tapi terpenting, menjaga kebersihan serta kelestarian habitat dan ekosistem Sungai Ciliwung,” katanya.

Menurut Wijayanto, untuk menunjang ekowisata, edukasi dan konservasi, maka perlu dilakukan pemantauan dan pengendalian kualitas air Ciliwung. Selanjutnya, melakukan pembinaan terhadap masyarakat bantaran sungai serta menyiapkan sarana dan prasarana. Misalnya, jogging track, pos pantau, darmaga sandar, wc umum dan saung warga sebagai

tempat masyarakat belajar dan berdiskusi pelestarian Sungai Ciliwung.

Menurut Wijayanto, empat hal yang bisa dilakukan agar Sungai Ciliwung tetap bersih dan lestari dalam upaya mendukung ekowisata. Pertama tidak membuang sampah ke Sungai Ciliwung, karena itu tidak menjadikan Ciliwung sebagai tempat sampah. Kedua,tidak membuat atau mendirikan bangunan liar di sepanjang Sungai Ciliwung. Ketiga adalah tetap menjaga kelestarian pohon atau habitatnya, minimal tidak melakukan penebangan. Keempat, tidak membuang limbah ke Ciliwung sebelum limbah tersebut diolah melalui proses IPAL.

LAPORAN UTAMA

MEI 2016 - WARTADEPOK | 11

pembangunan gedung kesenian ke Gubernur Jawa Barat. Rencana pembangunan gedung kesenian senilai Rp 20 miliar itu di wilayah Sawangan. Meski begitu, ada rencana membangun gedung kesenian di lahan yang diperuntukkan rumah dinas Walikota dan Wakil Walikota Depok. Lokasinya di Grand Depok City.

“Bapeda Kota Depok sudah mengusulkannya. Tapi, kami tetap fokus membangun gedung kesenian dengan berbagai jalan,” tuturnya.

Mantan Kadisdukcapil Kota Depok ini menambahkan, konsep gedung kesenian itu memberikan ruang berekspresi muda-mudi. Maka dari itu, jika lokasi pembangunan gedung kesenian sudah disetujui maka pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Tarkim). Hal itu dilakukan untuk membuat Detail Engineering Design (DED).

Kota Depok ternyata memiliki banyak seniman. Tercatat 50 persen pelaku seni di Jakarta merupakan seniman Depok. Hal itu pun menjadi perhatian Walikota dan Wakil

Walikota Depok.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Depok akan fokus membangun gedung kesenian. Gedung yang dapat digunakan para seniman Depok berekspresi dan para anak muda yang memiliki minat dan bakat dalam bidang seni dan budaya.

“Gedung kesenian memang dibutuhkan. Sebab pelaku seni di Depok memiliki potensi nasional dan internasional. Mereka berpotensi banyak manggung di Jakarta. Bahkan 50 persen pelaku seni di Jakarta adalah pelaku seni asal Depok,” kata Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Depok, Mulyamto.

Oleh karena itu, lanjutnya, Pemkot Depok akan mengajukan permohonan bantuan dana

Depok Gudang Seniman