lay out joint_all linked file.pmd

108
1 LANGKAH MENUJU EKOWISATA DI BALI: Pembelajaran Untuk Usaha Skala Kecil Menengah TOWARDS ECOTOURISM IN BALI: A Best Practices Guide for Small and Medium Enterprises Anne Gouyon Lintang Ayu Nugrahaning Tyas Yuyun Ismawati Jean-Marie Bompard Karsten van der Oord Tim penasehat (Advisory team): Ary Suhandi Jarot Sumarwoto © Bali Fokus & The Natural Guide Design : Matamera Communications

Transcript of lay out joint_all linked file.pmd

Page 1: lay out joint_all linked file.pmd

1

LANGKAH MENUJU EKOWISATA DI BALI:Pembelajaran Untuk Usaha Skala Kecil Menengah

TOWARDS ECOTOURISM IN BALI:A Best Practices Guide for Small and Medium Enterprises

Anne GouyonLintang Ayu Nugrahaning TyasYuyun IsmawatiJean-Marie BompardKarsten van der Oord

Tim penasehat (Advisory team):Ary SuhandiJarot Sumarwoto

© Bali Fokus & The Natural Guide

Design : Matamera Communications

Page 2: lay out joint_all linked file.pmd

2

Paradoks pariwisata :Paradoks pariwisata :Paradoks pariwisata :Paradoks pariwisata :Paradoks pariwisata :Apakah pariwisata akan membunuh dirinya sendiri ?Apakah pariwisata akan membunuh dirinya sendiri ?Apakah pariwisata akan membunuh dirinya sendiri ?Apakah pariwisata akan membunuh dirinya sendiri ?Apakah pariwisata akan membunuh dirinya sendiri ?

The tourism paradox : Is tourism killing itself ?The tourism paradox : Is tourism killing itself ?The tourism paradox : Is tourism killing itself ?The tourism paradox : Is tourism killing itself ?The tourism paradox : Is tourism killing itself ?

Page 3: lay out joint_all linked file.pmd

3

Pengantar 4

Pendahuluan 8

Ramah Wisatawan 12

Ramah Lingkungan 20

Ramah Masyarakat 37

Penilaian Eko-rating 46

Lampiran 86Referensi 106

Indeks 106

DAFTAR ISIDAFTAR ISIDAFTAR ISIDAFTAR ISIDAFTAR ISI4 Foreword

50 Introduction

53 Traveller-Friendly

60 Nature-Friendly

76 Community-Friendly

83 Eco-rating form

86 Appendices106 Reference106 Index

INDEXINDEXINDEXINDEXINDEX

Page 4: lay out joint_all linked file.pmd

44444

Beberapa tahun yang lalu saat kami mulai bekerja bersama mitra-mitra di Indonesia –Indecon, Bina Swadaya, Bali Fokus dan Wisnu Bali – mempromosikan visi pariwisata baru,respek atau hormat adalah kata kunci – respek terhadap lingkungan, respek terhadapmasyarakat dan kebudayaannya. Kami melakukan riset lapangan untuk mendefinisikansystem eco-rating yang diadaptasi untuk jasa dan fasilitas pariwisata skala kecil. Kamimengunjungi lebih dari empat ratus hotel, restoran, dan penyedia kegiatan berbasis alamdan berbasis budaya di Bali. Dengan bantuan penulis lokal, fotografer dan penerbitEquinox di Indonesia, kami menerbitkan The Natural Guide to Bali – buku panduanwisatawan pertama yang mendedikasikan diri pada pariwisata yang bertanggungjawab.

Selama masa riset, kami terinspirasi oleh beberapa inisiatif yang dilakukan oleh beberapapelaku usaha kecil di industri perjalanan dan pariwisata, serta beberapa organisasimasyarakat, yang sering terlibat bersama dalam pelestarian alam dan budaya Bali. Kamijuga mencatat banyak usaha kecil cukup menderita karena relatif lokasinya agak terpencil.Oleh karena itu kami mendapat gagasan untuk mengembangkan jaringan, sehinggausaha kecil yang ingin melakukan “hal yang benar” dapat belajar satu sama lain.

Yayasan Bumi Kita bekerja sama dengan Yayasan Bali Fokus menyusun buku panduan ini,untuk mempromosikan kisah-kisah sukses dan teladan di bidang ekowisata agar lebihbanyak dipraktekkan, memberi inspirasi dan diadaptasi oleh pelaku ekowisata lainnya diIndonesia.

Selamat menikmati dan mari kita tebarkan gagasan-gagasan bagus!

Anne Gouyon, Direktur Yayasan Bumi Kita, Editor The Natural Guide

Yuyun Ismawati, Direktur Yayasan Bali Fokus

PENGANTPENGANTPENGANTPENGANTPENGANTARARARARAR

Page 5: lay out joint_all linked file.pmd

55555

A few years ago, we started working with our Indonesian partners –Indecon, Bina Swadaya, Bali Fokus and Wisnu Bali – to promote a newvision of tourism, where respect is a key word – respect for theenvironment, respect for the people and their culture. We conducted fieldresearch to define an eco-rating system adapted to small size tourismservices. We visited more than four hundred hotels, restaurants andproviders of nature and culture-based activities in Bali. With the help oflocal writers, photographers and Indonesian publisher Equinox, weproduced The Natural Guide to Bali – the first traveller’s guide bookdedicated to responsible tourism.

During our research, we were inspired by the initiatives taken by manyowners of small businesses in the travel and tourism industry, as well ascommunity organizations, often working together to preserve Bali’s natureand culture. We also noted that many of these small businesses sufferfrom relative insulation. Hence we had the idea to develop a network, sothat small businesses who want to “do the right thing” can learn fromeach other.

The present book, which was developed by Bumi Kita Foundation incooperation with Bali Fokus, is a first step in this direction. With this book,we hope that the best practices of the Balinese ecotourism sector caninspire other actors throughout Indonesia, who will in turn apply them.

Enjoy the reading and let’s spread the good ideas!

Anne Gouyon, Bumi Kita Foundation Director, The Natural Guide Editor

Yuyun Ismawati, Bali Fokus Foundation Director

FOREWFOREWFOREWFOREWFOREWORDORDORDORDORD

Page 6: lay out joint_all linked file.pmd

6

Buku yang menyajikan kisah sukses pengembanganekowisata ini merupakan acuan strategis danpenting bagi usaha skala kecil dan menengah(UKM), yang merupakan pelaku pariwisata terbesardi Indonesia. Oleh karenanya pelaku bisnis inimemiliki potensi menimbulkan dampak negatifterhadap lingkungan.

Survey yang dilakukan BaliFokus dan Indecontahun 2001 mengungkapkan beberapa kendaladalam sistem menerapkan manajemen lingkungandi usaha kecil dan menengah. Salah satu temuanterpenting adalah UKM tidak memiliki aksesterhadap informasi bagaimana menerapkanmanajemen yang ramah lingkungan.

Buku ini diharapkan menyediakan pengetahuanyang diperlukan dan membantu meningkatkanUKM pariwisata untuk menerapkan systempengelolaan lingkungan secara lebih aktif danmelestarikan budaya lokal. Peningkatan jumlahusaha pariwisata yang menerapkan systempengelolaan lingkungan dan praktek-praktek yangpeka terhadap budaya lokal secara signifikan, akanmemberi kontribusi yang lebih baik bagi sektorpariwisata dalam konteks pembangunan yangberkelanjutan.

Terakhir, saya ucapkan selamat kepada BaliFokusdan Yayasan Bumi Kita atas terbitnya buku ini. Sayaberharap para pembaca dapat menikmati bukuini, semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.

Ary S. SuhandiDirektur Eksekutif INDECON

Atas nama Yayasan Bina Swadaya Jakarta selaku mitrakerja Yayasan Bumi Kita (YBK) mengucapkan Selamat& Profisiat atas terbitnya publikasi ”Langkah MenujuEkowista di Bali: Pembelajaran Skala Usaha Kecil danMenengah”. Sudah layak dan sepatutnya buku inidiapresiasi sebagai upaya memasyarakatkan panduanoperasional usaha ekowisata dengan menyajikankisah sukses dari Bali.

Dalam khasanah pengembangan ekowisata diIndonesia, penerbitan suatu panduan semacam inimasih jarang ditemui. Ide dasar “menebarkan virussukses” menjadi motivasi ketika menyusun strategipada Proyek Pengembangan Kapasitas PelakuEkowisata di Indonesia, proyek kedua kami yangdisponsori oleh Uni Eropa (UE). Kompilasi kisahsukses dari Bali ini telah ditularkan sebagai salah satumodul dalam Lokalatih Regional Ekowisata di 4propinsi. Pelatihan ini (dilaksanakan pada September– Desember 2005) menghasilkan antara lain produkekowisata Indonesia untuk pasar internasional UniEropa.

Pada kesempatan yang baik ini, saya sampaikan terimakasih atas jerih payah tim BaliFokus (Yuyun Ismawati,Lintang Ayu), komitmen kuat YBK (Anne Gouyon,Jean-Marie Bompard), dan catatan penting dariINDECON (Ary Suhandi), juga kepada teman-temanpenggerak ekowisata Indonesia, saya haturkan terimakasih atas kontribusinya.

Melalui tangan Anda diharapkan akan diukir kisahsukses berikutnya untuk kemajuan ekowisataIndonesia.

Salam ekowisata,

Jarot SumarwotoKoordinator Program Promosi Ekowisata UniEropaYayasan Bina Swadaya - Jakarta

PENGANTARPENGANTARPENGANTARPENGANTARPENGANTAR

Page 7: lay out joint_all linked file.pmd

7

This book, featuring success stories of ecotourismdevelopment, is a strategic and important referencefor small to medium tourism enterprises.These SMEscomprise the biggest portion of the Indonesian tourismsector, and as such they have a big impact – potentiallynegative – on their environment.

A survey conducted by BaliFokus Foundation andIndecon (Indonesian Ecotourism Network) in 2001revealed some barriers in implementing environmentallysound management systems among small and mediumenterprises. One of the most important findings wasthat these businesses had little access to information.

This book therefore is expected to provide knowledgeand improve small and medium tourism operators’perspectives to be actively involved in implementingenvironmentally sound management systems as wellas in preserving local culture. A significant increase inthe number of tourism businesses implementingenvironmentally sound and culturally sensitive practiceswould result in a larger contribution of the tourismsector to sustainable development.

Finally, I would like to congratulate BaliFokus and BumiKita Foundation for publishing this book. I also wishthe readers to have a pleasant read. May this bookbe an inspiration for all of us.

Ary S. SuhandiExecutive Director of INDECON(Indonesian Ecotourism Network)

Bina Swadaya Foundation would like to congratulateour partner Bumi Kita Foundation on the publishingof “Towards Ecotourism in Bali: Best Practice Guidefor Small and Medium Enterprises”. In theecotourism development context of our country,publication of this kind are still rare. It is timely and substantially important that this book bepublished to promote operational guidelines forecotourism actors, based on several success storiesfrom Bali.

The idea to “spread out the success viruses” was themain motivation during the strategy development of theEcotourism Actors Capacity Building in Indonesia, oursecond ecotourism promotion project sponsored by theEuropean Union (EU). The success stories compiled fromBali have been disseminated during the regionalecotourism training workshops we held in 4 provinces.These training workshops, conducted in September –December 2005, produced new Indonesian ecotourismproducts for the European Union market.

At the same time, this provides me the opportunity toexpress my gratitude for the hard work done by theBali Fokus team (Yuyun Ismawati, Lintang Ayu), thestrong committment of Bumi Kita Foundation (AnneGouyon, Jean-Marie Bompard), and the importantadvice from INDECON (Ary Suhandi); and also to othercolleagues who promote ecotourism in Indonesia. Ithank you all for your valuable contributions.

With your participation, let’s pave the way for othersuccess stories of Indonesian Ecotourism.

Ecotourism regards,

Jarot SumarwotoCoordinator,European Union Ecotourism Promotion ProgramBina Swadaya Foundation - Jakarta

FOREWORDFOREWORDFOREWORDFOREWORDFOREWORD

Page 8: lay out joint_all linked file.pmd

8

PENDAHULUANPerkembangan dunia pariwisata menuntutbanyak perubahan. Dengan persaingan globalyang ada industri berlomba-lomba untukdapat menjaring pasarnya. Untuk menghadapipersaingan global, pelaku pariwisata harusmampu mengaktualisasikan dirinya lebih baiklagi. Salah satu tren pasar yang sedangberkembang adalah kesadaran wisatawanakan lingkungan dan sosial budaya, yangmempengaruhi perilaku mereka dalamberwisata.

Perubahan tren disertai dengan pergeseranminat wisatawan dari yang sebelumnyawisatawan masal menjadi wisatawan minatkhusus atau setidaknya mereka yang lebihpeduli terhadap lingkungan dan sosial budaya.Hal ini sangat mempengaruhi perkembanganindustri pariwisata terutama untuk skala kecilmenengah. Tuntutan untuk ramah lingkunganmembuat semua pihak termasuk pengusahapariwisata skala menengah ke bawahmengikuti tren dan kebutuhan pasar, agarbisnis mereka tetap dapat bertahan.

Tren pasar tersebut sering dikenal sebagai“ecotourism”, “sustainable tourism”, atau“responsible travel”.

Sebenarnya alasan menjadi ramah terhadaplingkungan tidak hanya untuk mengikuti trensaja, melainkan adalah perlu menjaga sumberdaya yang kita miliki yang juga digunakanoleh pariwisata seperti pemandangan alam,masyarakat yang ramah, budaya tradisionaldan lainnya. Usaha ekowisata biasanyadikelola oleh pengusaha kecil menengah yangdioperasikan oleh swasta, individu, kelompokmasyarakat serta LSM.

Namun kesiapan usaha pariwisata skala kecilmenengah dinilai kurang dibandingkandengan para pelaku skala besar. Hal inikarena biasanya pelaku usaha kecilmenengah tidak mempunyai cukup sumberdaya dan akses kepada informasi untukmemulai membangun usahanya ke arahberkelanjutan.

Paradoks pariwisata: apakahpariwisata akan membunuhdirinya sendiri?

Di beberapa negara dengan pelayanan yangberbiaya rendah dan sinar matahari yangberlimpah, pembangunan pariwisata sudahdimulai dari tahun 1970 dengan didasarikonsep 3S (sea, sand, sun) / (pantai, pasir,matahari). Ini dikenal juga dengan istilahpariwisata masal; wisatawan dengan jumlahyang besar, datang dan menginap di hotel disepanjang pantai. Aktivitas pariwisata ini

Ekowisata merupakan format aktivitas pariwisata yangbertanggung jawab di area alam dan budaya yang masih alami,yang berkontribusi terhadap perlindungan alam dankesejahteraan masyarakat lokal (TIES - The InternationalEcotourism Society).

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapatmemenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa harusmengeksploitasi sumber daya secara berlebihan, untuk cadangankebutuhan generasi yang akan datang(The Brundtland report dalam Inskeep, 1995).

Mass tourism © KvdO

Page 9: lay out joint_all linked file.pmd

9

memberi kontribusi yang sangat kecilterhadap perekonomian lokal; tidakmenciptakan banyak lapangan kerja dan80% dari keuntungan didapatkan oleh pihakluar / di luar area yaitu oleh agen perjalananasing dan pemilik hotel. Tidak ada kontrolyang memadai untuk pariwisata masal,aktivitas yang dilakukan biasanya merusaklingkungan, menyebabkan berkurangnyasumber air, polusi sungai dan pantaimeningkatkan aktivitas prostitusi dan konfliksosial lainnya. Hal ini terlihat sangat jelas diBali karena tidak ada kontrol pengecekanpenggunaan air untuk fasiilitas pariwisata,petani tidak mendapat cukup air untukmengairi sawahnya, padahal wisatawan yangberkunjung justru sangat mengagumi sawah-sawah di Bali. Limbah cair dan sampahplastik secara perlahan merusak pantai yangindah tempat wisatawan berenang. Dapatkahkita bersama menciptakan format pariwisatayang baru tanpa harus merusak asetpariwisata yang sangat beragam tersebut?

Pada tahun 2004, Yayasan Bumi Kita, bekerjasama dengan Bina Swadaya Masyarakat,Indecon, Yayasan Wisnu Bali, Bali Fokus danWahana Bhakti Bali membuat buku panduandengan memfokuskan pada aktivitasekowisata berkelanjutan; dengan judul TheNatural Guide yang diterbitkan dalam bahasaInggris dan Prancis. Hingga saat ini TheNatural Guide merupakan satu-satunyapanduan perjalanan ekowisata di Indonesiadan juga buku pertama yangmengklasifikasikan bisnis pariwisataberdasarkan langkah dan atau upaya ke arahberkelanjutan. Buku ini juga dilengkapidengan website www.naturalguide.org yangjuga mempromosikan usaha ekowisata.

Yayasan Bumi Kita kemudian bekerja samadengan Yayasan Bina Swadaya, Indecon danBali Fokus bermaksud untuk memberibimbingan dan arahan kepada pelakupariwisata skala kecil menengah mengenailangkah-langkah ke arah pariwisata yangberkelanjutan dan upaya-upaya untuk dapatmengikuti tren pasar yang sedangberkembang. Beberapa pengalaman kisahsukses dari praktisi unggulan denganmengambil studi kasus di Bali yang dinilaidapat menjadi contoh bagi pelaku lainnya,juga disebarluaskan.

PRINSIP THE NATURAL GUIDE

Prinsip 1: “Ramah wisatawan”hotel dan atau aktivitas wisata menyediakan,menawarkan pengalaman yang menyenangkanuntuk wisatawan yang menghargai alam dan budayalokal

Prinsip 2: “Ramah lingkungan”usaha pariwisata dirancang dan dikelolauntuk mengurangi dampak negatif terhadaplingkungan dan meningkatkan konservasi lingkungan

Prinsip 3: “Ramah masyarakat”usaha pariwisata memberi kontribusi untukmeningkatkan kesejahteraan penduduk lokal danmeningkatkan budaya lokal.

Untuk informasi lebih lanjut: www.naturalguide.orgThe Natural Guide to Bali, Anne Gouyon (Ed.)Yayasan Bumi Kita-Equinox Publishing, JakartaBali Voyager Autrement, à la rencontre de la nature et des Peuples,Anne Gouyon (Ed.)Bumi Kita Foundation-Pages du Monde, Paris

Enjoy NatureMeet the People

Make a Difference

www.naturalguide.org

Page 10: lay out joint_all linked file.pmd

10

Setiap prinsip memiliki kriteria yang lebih rincidan indikator yang disusun berdasarkan hasilkonsultasi dengan mitra kerja lokal danmasyarakat sekitar. Pembelajaran dari kisahsukses praktisi unggulan dapat dijadikan acuanbagi pengembangan usaha pariwisata anda danyang lain. Selanjutnya diharapkan dapat memicuide-ide kreatif lain dari pengusaha dalammeningkatkan desain produknya ke arah yanglebih berkelanjutan.

Apa manfaat yang anda dapatkan?Apakah anda sekarang berfikir mengapa andaharus mengikuti dan menerapkan prinsiptersebut dalam usaha anda? Tahukah anda jikaberhasil menerapkan prinsip tersebut andadapat memperoleh manfaat seperti:

Mengurangi konsumsi sumber dayadan juga mengurangi biayaoperasionalDengan mengelola bisnis secara efisien danseoptimal mungkin, anda akan menghematbanyak biaya operasional. Dengan bersikapdisiplin mematikan peralatan listrik yangtidak digunakan akan menghemat setidaknya10% hingga 35% dari biaya yang biasa andakeluarkan.

Meningkatkan loyalitas konsumen danmeningkatkan citra di masyarakatMinat wisatawan terhadap aktivitas yangberbau lingkungan dan kepedulian terhadapmasyarakat makin besar. Wisatawan akanmemuji dan menghargai jika usaha

anda mengelola bisnis anda dengan menerapkanprinsip-prinsip di atas. Didukung dengan usahayang kongkret dan melibatkan wisatawan sertamasyarakat sekitar, anda akan mendapatpenghargaan dan loyalitas konsumen, yang padaakhirnya dapat meningkatkan penjualan usahaanda. Citra usaha anda di mata konsumen danmasyarakatpun akan meningkat. Lebih jauh lagimereka akan merekomendasikan usaha andakepada orang lain dan itu merupakankeuntungan besar bagi anda.

Memacu kinerja dan meningkatkanloyalitas stafJika anda berkomitmen untuk melakukanlangkah-langkah menuju pariwisata yangberkelanjutan diiringi dengan upaya-upayauntuk meningkatkan kesejahteraan staf danusaha-usaha lain untuk meningkatkankeuntungan bisnis anda, staf anda akanberfikir bahwa anda sangat peduli dengankeberadaan mereka dan keberlangsunganhidup usaha. Hal ini akan meningkatkanmotivasi, loyalitas, efektivitas staf danmengurangi frekuensi keluar-masuknya staf.

Mengelola hubungan yang baik denganmasyarakat lokalBisnis pariwisata berkelanjutan berusaha untukmengikutsertakan masyarakat lokal dalam levelpengambil keputusan dan memastikan bahwamereka mendapatkan keuntungan yang setaradari aktivitas pariwisata dalam bentukpeningkatan infrastruktur, sumbangan untukdesa, tenaga kerja yang lebih baik dankesempatan usaha. Hal ini akan mengurangikemungkinan timbulnya konflik denganpenduduk desa dan pastikan bahwa hotel ataubisnis pariwisata yang lain tetap menjagahubungan yang harmonis dan menerimabantuan dan kerjasama dari masyarakat sekitarketika dibutuhkan.

Prinsip penyusunan buku ini mengikutiprinsip penilaian dalam The Natural Guide toBali, yaitu traveller- friendly, nature-friendly dancommunity-friendly.Buku ini disusun untuk menjadi pedomananda, para pengusaha kecil menengahpariwisata, yang ingin mengikuti tren globaldan peduli pada keberlanjutan usahanya.

“Lebih dari 60% wisatawanInggris bersedia membayarlebih untuk liburannya jikauang yang merekabayarkan disumbangkansebagian untukpengelolaan lingkungandan juga kesejahteraanmasyarakat. 64%wisatawan bersediamembayar £ 10-25 lebihbanyak kepada touroperator yang mempunyaikomitmen terhadaplingkungan dankesejahteraanmasyarakat”.Tearfund, 2000.

Page 11: lay out joint_all linked file.pmd

11

Keuntungan bisnis jangka panjangDengan bekerja secara konsisten danmembangun kerjasama dengan usaha lain yangjuga menerapkan prinsip yang sama, bertukaride untuk perbaikan dan bekerja samamengelola lingkungan sehingga pada akhirnyatercipta kondisi lingkungan yang lebih baik danberkelanjutan.

Membuka peluang bisnis baruSemakin banyak Tour Operator dimancanegara, terutama di Eropa, Australia,dan Amerika Utara mengembangkan bisnis“sustainable tourism / pariwisataberkelanjutan” atau “Responsible travel /perjalanan yang bertanggung jawab”. Iniberarti mereka akan mencari rekan kerja disetiap destinasi pariwisata yang jugamengikuti prinsip keberlanjutan / sustainabledan perjalanan yang bertanggung jawab.Dengan memperlihatkan kepada merekabahwa anda juga mengembangkan usahadalam format yang sama, kemungkinan andadapat menarik minat segmen pasar yangbaru.

Page 12: lay out joint_all linked file.pmd

12

Ramah wisatawan merupakan kriteria yangdilihat dari sudut pandang wisatawan. Dalamkategori ini, bisnis pariwisata menawarkanaktivitas yang menyenangkan wisatawan,dengan target ekowisatawan, yaituwisatawan yang ingin mengalami suasanaalam dan mengenal adat budaya setempat.Namun apakah fasilitas dan aktivitas yangada sudah sesuai dengan kebutuhan dankepuasan wisatawan atau tidak?

Aspek-aspek yang diperhatikan olehekowisatawan antara lain:

1. Keindahan, keaslian kawasan2. Keamanan, kebersihan dan kenyamanan3. Staf yang bersahabat, jasa pelayanan yang

efisien4. Menemukenali dan menikmati potensi alam dan budaya lokal.

RAMAH WISATAWAN

Siapakah ekowisatawan?

Belum ada definisi yang baku mengenai siapa ekowisatawan itu.Namun, ekowisatawan dapat dikategorikan sebagai wisatawan yangmenghargai alam dan budaya setempat dan melakukan perjalananyang bertanggung jawab. Banyak wisatawan yang melakukanperjalanan secara independen (independent traveller), yaitupengunjung yang mengatur perjalanannya sendiri mulai darimerencanakan perjalanan, pemesanan akomodasi dan sebagainyaserta melakukan perjalanan secara bertanggung jawab (Bovy danLawson, 1998).

Berdasarkan studi pasar, tipe dari ekowisatawan adalah:· Memiliki pendidikan tinggi· Usia pertengahan, antara 25 hingga 55 tahun· Tertarik pada aktivitas luar ruangan (trekking, hiking, rafting, sailing,

dll.)· Tertarik untuk mengetahui mengenai alam dan budaya setempat· Sebagian besar berasal Eropa (Belanda, Inggris, Jerman, Prancis,

Scandinavia), Amerika Utara atau Australia. Untuk 10 tahun kedepan, wisatawan Asia dari negara-negara maju yang baru akansangat tertarik terhadap aktivitas ekowisata, khususnya Jepang,Singapura, Korea Selatan dan lainnya.

1. Keindahan dan keaslian kawasan

“Menyediakan/ menawarkan pengalaman yangmenyenangkan di daerah yang alami, tempatyang sepi, lingkungan yang masih asli dan ataubentang yang masih natural dan tradisional”.

Keindahan dan keaslian suatu tujuan wisatamerupakan keharusan dan itu merupakandaya tarik visual yang pertama kalidiperhatikan oleh wisatawan, khususnyaekowisatawan. Aspek ini sebenarnyamerupakan penilaian pribadi dari wisatawan.Keindahan dan keaslian kawasan biasanyadilihat dari area sekitar lokasi hingga di luar

wilayah, radius ± 0-500 meter di sekelilingkawasan. Wisatawan juga memperhatikanarea yang lebih luas di sekitar kawasantempat fasilitas berada.

Dalam merencanakan situs wisata sedapatmungkin kita telah mempertimbangkanpemandangan yang strategis untuk bisadinikmati oleh tamu baik dari kamarmaupun dari lingkungan kawasan, misalnya

Ekowisatawan© Heinz-Yosef Heile

Page 13: lay out joint_all linked file.pmd

13

pemandangan sawah, pegunungan, taman,pantai, sungai dan hutan. Penting untukmendisain fasilitas dimana tamu dapatdengan leluasa menikmati pemandangantanpa terhalang, memastikan bahwa apayang mereka lihat merupakan pemandanganyang sangat bagus, tidak terhalang dan dapatdilihat dari segala sudut pandang sepertikamar, teras, kolam renang, restoran danlainnya. Sebaliknya, pengusaha pariwisatasedapat mungkin harus memblok ataumenghindari pemandangan yang tidak bagusyang terdapat di sekeliling kawasan.Contohnya jika ada bangunan konstruksibaru yang kurang serasi di samping fasilitas,cobalah untuk memblok pemandangantersebut dengan tanaman yang tinggi atautembok yang ditumbuhi tanaman rambat.

Usaha untuk menahan dan meredamkebisingan dari luar kawasan juga sangatpenting dilakukan. Tamu yang berliburbiasanya mencari suasana yang tenang dannyaman. Mereka umumnya cukup toleranterhadap suara alam bahkan kadang-kadangsuara alam dijadikan obyek. Akan tetapimereka tidak akan cukup toleran terhadapsuara bising dari lingkungan luar yang akanmengganggu waktu istirahat mereka,terutama terhadap bising yang tidak alamiseperti kebisingan dari pabrik, suara motor,jalan raya, dll. Apabila ada kebisingan sepertiitu, sebaiknya diusahakan untuk diblokdengan tembok, vegetasi, pohon-pohon, ataudengan lansekap yang cocok (misalkandengan membangun kamar jauh dari sumberkebisingan, atau lebih rendah dari sumberkebisingan).

Bangunan villa terinsiprasi arsitektur lokal

Resort kecil yang cukup asri ini dibangun di kawasan Ubud, TamanBebek Villas, dengan inspirasi konsep bangunan dari bale gedeuntuk upacara. Sirkulasi udara yang cukup dalam ruangandirancang sedemikian rupa sehingga AC tidak dibutuhkan lagi.Disatu sisi, pemadangan pegunungan dari dalam kamarpun jelasterlihat. Arsitektur yang sederhana dengan ventilasi yang besarmemberi kesan natural.

2. Keamanan, kebersihan dankenyamanan

“Lokasi dan lingkungan sekitar terjaga bersihdan aman, seluruh fasilitas dan pelayanan

seperti kolam renang, tour, makanan dan lainnyadalam kondisi dan kualitas yang bagus danmenyenangkan”.

Lingkungan yang aman, bersih dan nyamanmerupakan poin penting yang dicari olehwisatawan saat mereka memilih tempat yangakan dikunjungi.

Harapan ekowisatawan sangat besar padapoin ini, karena kebanyakan dari merekamerasa cukup dengan fasilitas sederhana,upaya mempertahankan kesan alami darifasilitas dan lingkungan tersebut untukmengurangi dampak negatif terhadaplingkungan (misalnya penggunaan kayulangka untuk furniture,dll) akan sangatdihargai. Daripada mencari fasilitas mewah,mereka lebih tertarik pada fasilitassederhana, asal kebersihan dan suasanaramah tetap dijaga. Sebenarnya, aspek yangpaling penting untuk semua wisatawan,termasuk ekowisatawan, adalah kebersihan,terutama pada tempat makan, tidur, mandidan toilet. Sepanjang kebersihan fasilitas-fasilitas tersebut dijaga dengan baik, merekabisa menerima fasilitas yang sederhana.

Bukaan ventilasi © Lintang

Sistem ventilasi alami

Page 14: lay out joint_all linked file.pmd

14

Selain itu penting juga diperhatikan keamananpada aktivitas outdoor seperti rafting, diving,mountain hiking. Pengelola harus memastikanbahwa peralatan yang digunakan dalam keadaanbaik dan terawat, juga memberikan alat proteksiseperti helm, pelindung lutut dan siku danlainnya untuk tamu dan staf. Penting juga dalamsetiap aktivitas disediakan peralatan P3K(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) danmembuat prosedur penyelamatan untuktamu yang terluka. Untuk menjaminkeselamatan tamu, pengelolaan yang baikadalah dengan memberikan asuransi kepadamereka yang disertakan dalam paketaktivitas.

Kenyamanan dan keamanan untuk wisatawanterutama wisatawan keluarga merupakan halpenting yang harus juga diperhatikan. Pastikanfasilitas dan aktivitas yang anda miliki amanuntuk digunakan oleh anak dan juga untukkeluarga. Hal ini menjadi poin penting untukpenjualan bisnis anda.

Langkah-langkah untuk menciptakan suasanayang baik bagi wisatawan (keluarga) antara lain:

• Memastikan keamanan untuk anak,misalnya dengan memberi pembatasantara kolam dewasa dengan kolam anak.

• Menyediakan menu khusus untuk anaktanpa rasa pedas.

• Tersedianya arena bermain untuk anakyang bersih, dengan rumput dan pasir,perlengkapan bemain dan aktivitas untukanak yang berbasis alam.

• Menyediakan tempat tidur bayi dalamkamar (sesuai dengan pemintaan)

• Menyediakan jasa perawat bayi (babysitter).

Pertunjukan kesenian dan budaya tradisional oleh anak-anak

Ubud dikunjungi oleh banyak keluarga dan anak-anak dariberbagai negara. Untuk melayani para pelanggan, perpustakaanPondok Pekak memiliki program khusus untuk anak-anak yangmenekankan pada aset budaya. Diantaranya pertunjukan tarikhusus dan latihan menari untuk anak-anak denganmenggunakan koreografi yang diinspirasi dari budaya tradisionalnamun dibentuk menjadi paket yang menyenangkan dan dapatditerima dengan mudah oleh anak-anak, seperti Tari Kodok,Legong anak-anak dan Tari Genggong. Aktivitas lain adalahbersepeda dan bermain layang-layang, bernyanyi lagu denganbahasa yang berbeda-beda, gamelan dan sebagainya.

3. Staf yang bersahabat, pelayananyang efisien

“Staf dan semua orang yang tergabung danterlibat dalam aktivitas bersahabat; kebutuhantamu ditanggapi dengan cepat, efektif danprofesional”.

Kriteria ini terdiri dari tiga aspek:

3.1 Sikap dan kebiasaan staf (ramahtamah / bersahabat)Hal yang paling penting yang sangat dihargaioleh wisatawan independen adalah sikapbersahabat. Jika staf mengalami kesulitandalam memahami dan memenuhi kebutuhandari wisatawan internasional, hal ini akan tetapditerima dan dihargai selama staf bersikapramah, baik, bersahabat, terbuka danmempunyai sikap menolong. Sikap ini sangatsesuai dengan tradisi orang Indonesia yangramah. Menangani pemesanan seefektifmungkin juga sangat penting dalam bidangpelayanan. Kelas menari anak-anak © Pondok Pekak

Page 15: lay out joint_all linked file.pmd

15

3.2 Pelayanan yang efisien untuk tamu(reservasi kamar, transportasi, pemesanantiket, informasi, dan lainnya)

Aspek efisiensi dapat menjadi masalah tersendiribagi usaha kecil yang berbasis masyarakat,dimana staf lokal belum tentu mendapatpelatihan “efisiensi” sesuai dengan standarinternasional. Namun, biasanya wisatawan yangberkunjung ke fasilitas ekowisata akan mengertidan memahami standar pelayanan yang merekadapatkan di homestay kecil yang dikelolakeluarga tidak akan sama dengan hotelberbintang 5 skala internasional.

3.3 Terdapat fasilitas dan area sekitar yangdidisain untuk orang cacat dan manula

Salah satu aspek yang juga bisa meningkatkansuasana yang ramah dan bersahabat adalahjika fasilitas dan sekelilingnya didisain dandisesuaikan untuk kebutuhan orang cacat danmanula. Dalam perkembangannya,ekowisatawan memiliki segmen baru yaitu paramanula dan orang cacat. Mencoba untukmemenuhi kebutuhan dari klien merupakanusaha yang sangat baik dan akan sangatdihargai oleh wisatawan. Hal tersebut termasukmemastikan bahwa seluruh fasilitas dapatdiakses dengan mudah; sebagai contoh denganmenghindari banyak tangga, memasangpegangan sepanjang tangga dan di kamarmandi atau membangun jalan dengan sudutmiring /landai.

Dalam hal ini staf berperan penting, terutamakemampuan memberi pelayanan semaksimalmungkin termasuk kepada tamu khusus. Budayaorang Indonesia yang sangat menghormatiorang tua, akan sangat mudah bagi andamemberi instruksi atau melatih masyarakat lokaluntuk menolong orang tua ataupun wisatawanyang cacat ketika dibutuhkan.

Aktivitas menyelam untuk orang cacat

Scuba diving merupakan aktivitas yang cukup populer untukekowisatawan, namun dapat juga membahayakan atau akanmenjadi sangat sulit untuk wisatawan yang cacat. Untuk dapatmemenuhi kebutuhan dari celah pasar / klien khusus (wisatawanyang cacat), BDIP mengidentifikasi lokasi menyelam yang dapatdengan mudah diakses oleh orang cacat. Beberapa pegawai diberipelatihan khusus sehingga mereka dapat memandu dan memberibantuan bagi penyelam yang cacat.

4. Menemukenali potensi alam danbudaya setempat

“Wisatawan diberikan kesempatan untukmenempati dan menemukenali budaya danlingkungan lokal”.

Ada tiga fokus aktifitas ekowisata:

• Aktivitas outdoor atau olah raga• Menikmati alam (flora dan fauna,

mengamati burung, dll.)• Menemukenali budaya lokal (tarian, musik,

makanan tradisional).

Tujuan ekowisatawan datang ke Indonesiaadalah untuk menemukenali potensi alam,budaya dan kearifan lokal yang dimiliki.Sebagai pengelola usaha pariwisata, kitaharus dapat memberikan kesempatankepada wisatawan untuk menikmati danmengenali budaya dan lingkungan lokal yangmasih tradisional tersebut. Untuk itu kita haruskreatif membuat paket-paket wisata yang sesuaidengan kebutuhan dan keinginan dari wisatawan,tanpa harus merusak ataupun menghilangkanpotensi alam dan budaya yang kita miliki.

Aktifitas menyelam © Heinz-Yosef Heile

Page 16: lay out joint_all linked file.pmd

16

Kebanyakan hotel dan tour operator di Balisangat tanggap terhadap wisatawan terutamayang tertarik pada budaya lokal dan jugaaktivitas alam. Namun, hanya sebagian kecil daripengusaha pariwisata yang mencoba untukmembuat rekreasi yang berbasiskan alam danbudaya yang unik berdasarkan potensi lokal.

Kendala yang dihadapi dalammengembangkan potensi lokal dengan carayang berkelanjutan antar lain:

• Anak muda yang bekerja sebagaipemandu tidak tertarik dan tidak memilikipengetahuan mengenai budaya lokal.

• Operator lokal tidak semuanya tanggapterhadap aktivitas-aktivitas yang mungkindapat menarik wisatawan, sehinggamereka tidak berani membangun danmengembangkan aktivitas baru. Jikamelihat ada pura, situs atau rute trekkingmenarik yang dipromosikan dengansukses oleh operator lain, mereka akanmengikutinya dan membuat aktivitasserupa. Hasilnya, beberapa tempat yangcukup menarik dan terkenal di Baliseperti Tanah Lot, atau Air terjun Gitgitsekarang menjadi tidak teratur, sementarasitus yang memiliki daya tarik dan potensiuntuk dipromosikan terabaikan. Solusiyang dapat direkomendasikan untukoperator lokal ialah berdiskusi danberbicara lebih banyak dengan wisatawanuntuk mengetahui apa yang merekasukai, atau bekerjasama dengan organisasiekowisata asing, yang dapat menolongpara tour operator untuk mengidentifikasiatraksi lokal yang mempunyai potensi danmenarik minat pengunjung..

• Banyak pemandu wisata/ tour guidemendapatkan komisi dari hasil transaksiyang dilakukan wisatawan yang nilainyalebih banyak dibandingkan dengan gajiyang mereka dapatkan. Hal ini membuat

mereka lebih suka untuk mengajak tamuke tempat yang sudah terkenal, yangdikelilingi oleh banyak toko souvenir danrestoran, daripada mengajak tamu kedaerah terpencil dimana tamu tidak dapatmembeli apapun. Solusi yang dapatdirekomendasikan ialah membuatkebijakan yang tegas dalammempekerjakan pemandu wisata sehinggamereka tidak akan meminta komisi daritoko-toko dan tetap memberi merekabonus sebagai penghargaan setiap saatmereka membawa tamu ke tempat yangterisolasi atau berdasarkan minat dankepuasan wisatawan tersebut.

Beberapa masyarakat, hotel dan manajeraktivitas di Bali sudah membuat program khususmengenai aktivitas alam dan budaya yangberlandaskan pada atraksi lokal yang unik.Perintis dalam area ini antara lain Sua Bali diGianyar, Puri Lumbung di Munduk dan Eco-lodgeSarinbuana.

Bali Bird Walks

Aktivitas tour yang unik ini bertempat di Campuhan dandikelola oleh Victor Mason, seorang antropolog yang memberipelatihan kepada pemandu lokal untuk dapat memanduperjalanan/ tour tersebut. Wisatawan dilengkapi denganteropong (binocular) dan mereka dapat mempelajari danmenemukan sebanyak 30 hingga 100 species burung yangdapat mereka temui sepanjang perjalanan melalui jurang,sawah dan hutan. 10% dari pendapatan diberikan untukdonasi konservasi Bali Bird Park.

Bali Starling & Kingfisher © Djuna Ivereigh

Page 17: lay out joint_all linked file.pmd

17

Usaha yang lainnya mengikuti setelah itu danmenawarkan beberapa aktivitas seperti :

• Pemanduan trekking ke area hutan lokalatau puncak gunung, mengunjungi obyekdaya tarik alam yang unik seperti airterjun, sungai, situs dengan pemandanganyang bagus, dan sebagainya. Di Bali, situsalam sering dikombinasikan dengan situsbudaya seperti pura, kawasan suci dansebagainya.

• Pertunjukan budaya seperti musik daerah,tarian dan pertunjukan teater tradisional.

• Mengeksplorasi potensi agrikultur ataucinderamata tradisional dan kegiatan-kegiatan seperti proses pembuatan beras,penanaman dan penggilingan kopi,pengrajin emas, pengrajin gong, pengrajinkeranjang, pemahat dan sebagainya.

• Kursus aktivitas budaya lokal, dimanawisatawan dapat belajar memasak,menari, bermain musik, memahat ataukesenian lain.

• Tur spiritual dimana wisatawan dapatmenemui pendeta lokal, meditasi / yogaatau ahli pengobatan dengan caraspiritual.

Semua aktivitas tersebut sangat digemari olehekowisatawan selama aktivitas tersebut masihasli, unik dan dalam pelaksanaannya tidakbanyak orang yang ikut dalam satu sesi(biasanya kurang dari 8 orang setiap sesi). Haltersebut penting untuk kemudahan dalammemberi penjelasan dan interpretasimengenai alam, tradisi dan budaya lokalkepada wisatawan.

Permasalahan akan timbul jika tidak semuapemandu lokal fasih berbahasa Inggris ataubahasa lain yang digunakan wisatawan.

Bali Herb Walks

Aktivitas unik ini dibuat oleh dua orang Bali dari keluarga yangmempunyai keahlian pengobatan tradisional, dengan tujuanuntuk mempertahankan pengetahuan tentang herbal danpengobatan alami dan tradisional. Selama perjalanan,wisatawan belajar untuk mengidentifikasi species tanaman lokaldengan penglihatan, penciuman dan pengecapan mereka, lalumereka belajar beberapa cara untuk menggunakan tanamantersebut sebagai minuman atau ramuan untuk dijadikan obatberbagai penyakit seperti diabetes, hepatitis atau nyeri.

Pembuatan keramik © KvdO

Aktivitas pengamatan burung di atas menarapandang

Para pencinta burung sekarang dapat mengamati burung-burunglokal Bali di lokasi yang menarik yaitu di kaki gunung Batukaru.Dengan menara pandang setinggi 30 meter, Eco-lodgeSarinbuana berusaha memfasilitasi tamunya untuk dapat denganleluasa mengamati burung dan menikmati bentang alam yangsangat menarik. Menara pandang tersebut dioperasikan dandipandu oleh penduduk lokal yang telah diberi pelatihan terlebihdahulu. Selain menara pandang, tamu juga difasilitasi denganbinocular / teropong untuk memudahkan pengamatan.

diterjemahkan dalam bahasa Inggris danuntuk memudahkan wisatawan, teks tersebutdiperbanyak atau dibuat menjadi leaflet.

Solusi yang dapat ditempuh adalah membuatpenjelasan dengan tulisan singkat serta

Page 18: lay out joint_all linked file.pmd

18

Menyediakan interpretasi mengenai sejarah pura dalambahasa Inggris

Bali mempunyai banyak pura yang menarik, dan setiap puramempunyai cerita sejarah dan juga fungsi yang berbeda yangterlihat dari struktur bangunan, pahatan dan upacara yangdilakukan di tiap pura tersebut. Sayangnya, tidak banyakpemandu yang mampu memandu dan menjelaskan secara detiltentang pura atau simbol-simbol yang ada kepada wisatawan.Pengalaman menunjukkan bahwa pengunjung biasanya inginmendapat penjelasan yang lengkap dan mereka siap membayaruntuk mendapatkannya. Salah satu inisiatif yang sukses telahberhasil diterapkan oleh pendeta lokal di Pura Jagaraga, yangdidirikan pada abad 19. Pendeta tersebut berdiri di gerbangpura, siap untuk memberi penjelasan secara detil mengenaisejarah pura dan makna dari relief yang ada kepadapengunjung. Beliau membuat teks sebanyak dua halaman yangberisi penjelasan mengenai latar belakang pura dalam bahasaIndonesia dan Inggris dan mudah dibawa sehingga pengunjungdapat membacanya selama tour. Pengunjung memberi donasisekedarnya (biasanya antara Rp.10.000 hingga Rp.50.000)setelah penjelasan yang diberikan oleh pendeta tersebut selesai.

Kelas budaya untuk para tamu

Suly Resort & Spa membuat program kelas budaya untuk tamunya,termasuk di dalamnya 14 aktivitas yang berbeda yang diambil dariaspek tradisi yang dapat diikuti selama tamu menginap ataupunketika tour khusus, seperti: memasak, menari, melukis, memahat,bermain gamelan, melukis telur, membuat keramik, membuat layang-layang, membatik, membuat sesaji untuk upacara, menenun,mengukir dan lainnya. Kelas-kelas tersebut diakomodir oleh penduduk

Pura Jagaraga © Leonard Lueras

Pembuatan keramik manual © Paramita

Page 19: lay out joint_all linked file.pmd

19

Wisata desa dengan pemandu lokal

Kebanyakan tour operator menawarkan paket wisata yang sejenisdengan tipikal wisata masal. Namun ternyata terdapat celah pasarkhusus yang berminat terhadap potensi wisata khusus sepertiwisata desa. Hal ini dijadikan celah bagi Bali Autrement denganmembuat paket wisata desa dan bekerja sama dengan pendudukdesa setempat untuk mengelola desanya menjadi desa wisata danpihak Bali Autrement yang akan mendatangkan tamu.

Bali Autrement kemudian mengajak warga untuk menjadikanrumahnya sebagai home stay dan memberi pelatihan kepadapara pemuda untuk menjadi pemandu lokal. Tema dari wisataini adalah budaya, dimana wisatawan diajak untukmengeksplorasi budaya lokal. Selain itu dari aktivitas ini banyakwisatawan yang kemudian sangat simpatik terutama kepadaanak kecil, sehingga pada akhirnya ada aktivitas khusus yangdibuat yaitu donasi untuk anak sekolah, dimana pihak sekolahakan memberikan laporan kepada Bali Autrement dankemudian diteruskan ke wisatawan yang menyumbang(meskipun kadang mereka tidak memintanya). Wisatawantersebut nantinya akan kembali lagi mengunjungi fasilitasataupun hasil dari donasi mereka.

Jalan-jalan di hutan © Heinz-Yosef Heile

Daun Dewa (Gynura pseudo-china) © BaliFokus

Daun Sendok (Plantago major) © BaliFokus

Page 20: lay out joint_all linked file.pmd

20

Aksi ramah lingkungan menjadi upaya semua pihakuntuk mengurangi dampak negatif terhadaplingkungan yang semakin parah. Industri pariwisatakhususnya memberi kontribusi yang cukup besarterhadap kerusakan lingkungan yang terjadi baik ituekosistem laut maupun darat. Banyak sumber dayaalam yang tidak terbaharui mulai menipis dan rusakakibat eksplorasi yang berlebihan padahal materialterbebut merupakan kebutuhan vital bagikelangsungan hidup manusia.

Sistem manajemen lingkungan kemudian dibuat untukmempertahankan, memperbaiki kualitas lingkungandan diharapkan dapat meningkatkan kualitas darielemen yang berhubungan dengan pariwisata. Sistemini memiliki komitmen terhadap kesehatan, perbaikantaraf hidup, nilai ekonomi, kualitas lingkungan danberusaha membuat cara yang efektif untukpeningkatan berbagai sektor industri dan bisnis. Usaharamah lingkungan dapat dilihat dari beberapa aspekseperti di bawah ini:

1. Perencanaan: kebijakan, manajemen,lansekap, material bangunan

2. Konservasi air, energi, dan penggunaanbahan kimia

3. Pengelolaan limbah padat dan limbah cair4. Pendidikan konservasi dan lingkungan.

1. Perencanaan: kebijakan,manajemen, lansekap dan materialbangunan

“Disain dan pengelolaan dibuat dengan usaha untukmeminimalisasi dampak terhadap lingkungan; fasilitasdan aktivitas dipadukan dengan lingkungan lokal danmemberikan prioritas kepada sumber daya lokal danterbaharui dengan tetap memegang prinsipkeberlanjutan.”

RAMAH LINGKUNGAN

1.1 Kebijakan manajemenKetika sebuah usaha pariwisata memutuskanuntuk mengadopsi sistem manajemenlingkungan, itu berarti mereka harus memilikikomitmen untuk menjaga lingkungan agardijadikan sebuah kebijakan. Usaha pariwisatayang ramah lingkungan membutuhkankomitmen yang jelas dari pihak manajemendan juga karyawan mengenai usaha/kegiatanramah lingkungan yang akan dilakukan.Komitmen tersebut biasanya diterjemahkandalam bentuk pernyataan yang diperlihatkandan dikenalkan kepada karyawan danwisatawan untuk dillaksanakan sehingga tidakhanya sekedar sebagai penghias atau bumbupromosi saja.

Arsitektur yang ramah lingkungan

Arsitek dan desainer dari Waka Experience, sebuahperusahaan butik resort, mendisain resortnya denganpendekatan yang ramah lingkungan. Hal ini dimulai denganpembuatan lansekap, dengan meminimalisasi dampak negatif/tekanan pada landsekap lokal: dengan moto “tidakmemindahkan satu batupun, tidak menutup lubang manapun,dan tidak menebang satu pohonpun”. Hal ini sangat pentingkhususnya di Waka Shorea, yang dibangun diatas 8 Ha areaTaman Nasional Bali Barat. Di area ini tidak diperkenankanuntuk menebang satu pohonpun. Di Waka Gangga, bungalowyang dibangun menggunakan konsep rumah tradisional dansawah yang terdapat di sekitar dibiarkan berada di sekelilingbungalow. Ini memudahkan wisatawan untuk menikmatiatmosfer persawahan, tanpa mengubah fungsinya. WakaResort juga memaksimalkan penggunaan kayu kelapa dankayu bekas dalam konstruksinya.

Arsitektur ramah lingkungan © Lintang

Page 21: lay out joint_all linked file.pmd

2121212121

Komitmen dari manajemen tersebut dapatjuga dilihat secara langsung pada desaintempat usaha dan upaya yang dilakukan untukmenyelaraskan fasilitas dan aktivitas denganlansekap.

1.2 Dampak lingkungan terhadap1.2 Dampak lingkungan terhadap1.2 Dampak lingkungan terhadap1.2 Dampak lingkungan terhadap1.2 Dampak lingkungan terhadapsitus pengembangan, dampak visualsitus pengembangan, dampak visualsitus pengembangan, dampak visualsitus pengembangan, dampak visualsitus pengembangan, dampak visualserserserserserta integrta integrta integrta integrta integrasi antarasi antarasi antarasi antarasi antara lansekap dana lansekap dana lansekap dana lansekap dana lansekap danlahan tradisionallahan tradisionallahan tradisionallahan tradisionallahan tradisionalSelain komitmen dan kebijakan manajemen,perencanaan awal sebuah fasilitas maupunaktivitas harus juga mempertimbangkankondisi alam sekitar. Desain bentang danmaterial yang digunakan harus sudahdirencanakan jauh sebelum fasilitas dibangun.

Usaha-usaha yang dinilai dapat mengurangidampak dan menjaga kualitas lingkunganantara lain:

• Usaha yang dilakukan untuk mengurangirasio area terbangun dibandingkandengan area terbuka, dan membiarkanbanyak lahan pertanian, kebun danvegetasi alami untuk meningkatkaninfiltrasi ke dalam air tanah.

• Membangun bangunan di lahan yangtidak terpakai atau lahan bekas tempatpembuangan dibandingkan harusmembuka lahan baru.

• Merawat vegitasi alami di kebun dantetap menanam species yang unik danlangka.

• Berupaya untuk mendirikan bangunanyang tidak terlalu terlihat dari area luarkawasan.

• Menggunakan material dan arsitekturlokal.

• Menggunakan material yang diambil darisumber daya yang dapat terbaharuiseperti kayu kelapa, bambu dan ataumenggunakan kayu bekas.

Mengubah lahan pembuangan sampah menjadi Mengubah lahan pembuangan sampah menjadi Mengubah lahan pembuangan sampah menjadi Mengubah lahan pembuangan sampah menjadi Mengubah lahan pembuangan sampah menjadi “surga”“surga”“surga”“surga”“surga”

Lumbung Damuh merupakan sebuah resort kecil dengan 4 bungalow danterletak di Pantai Timur Bali yang memiliki konsep ramah lingkungan.Bungalow dibangun di atas tanah yang dulunya merupakan tempatpembuangan sampah warga sekitar. Pemilik lahan memutuskan untukmembersihkan area tersebut dengan persetujuan masyarakat danmengubahnya menjadi kebun pisang serta kelapa dan juga membangunbungalow untuk para tamunya. Kisah ini diceritakan kepada tamu yangberkunjung dan menginap di Lumbung Damuh dan mereka sangatmenyukai ide perubahan hotel dari “sampah menjadi surga”.

Di Ubud Anda dapat menemukan kisah serupa yaitu di Ubud Sari, sebuahresort perawatan tubuh yang dibangun di atas lahan tempat pembuangansampah dan kini merupakan tempat spa yang modern dan salonkecantikan dengan taman yang indah.

“ALAMI BELUMTENTU RAMAHLINGKUNGAN”

“Kami menyertakanpernyataan komitmen yangkami lakukan dalam notesdan ditempatkan diseluruhkamar yang kami miliki.Selain itu kami jugamenempatkan komitmentersebut diarea yangmudah dilihat oleh banyakorang dan para wisatawansangat menghargai usahayang kami lakukantersebut”.(Udayana Eco-lodge)

Page 22: lay out joint_all linked file.pmd

22

1.3 Material bangunanDalam perencanaan pembangunan sebuahfasilitas pariwisata, kadang kita inginmenonjolkan sisi alami dari fasilitas agar dapatberbaur dengan alam sekitar. Namun yangterjadi adalah eksplorasi yang berlebihanterhadap sumber daya tidak terbaharui demiapa yang disebut alami.

Hal yang ingin ditekankan pada bagian iniadalah konsep alami dan ramah lingkungan.Kebanyakan orang kadang menterjemahkanalami sebagai ramah lingkungan, padahalmenggunakan bahan alami belum tentu ramahlingkungan. Misalnya penggunaan kayu sebagaimaterial dasar bangunan dikatakan alami.Namun apakah Anda yakin kayu yangdigunakan adalah kayu hasil produksi danbukan jenis kayu langka?. Hal-hal sepertiinilah yang perlu kita cermati secara teliti.

Bahan / material dikatakan ramahlingkungan jika:

• Sedapat mungkin berasal dari area lokal.Selain menghindari pemanfaatan bahanlangka juga menghemat energi saattransfer dan distribusinya. Juga dianjurkanuntuk mendorong pelibatan masyarakatdalam aktivitas ekonomi lokal.

• Sedapat mungkin menggunakanbahan.material yang berasal dari bahandaur ulang, misalnya kayu bekas tianglistrik.

• Menggunakan bahan/material yangterbaharui dan tidak merusak lingkungan.Misalnya penggunakan kayu kelapa ataubambu untuk material bangunan, sebagaipengganti kayu langka.

Contoh kasus penggunaan material yangnatural namun tidak ramah lingkungan:

Penggunaan kayu dari hutan primer:Kebanyakan kayu di Indonesia diambil dari dalamhutan dengan cara yang tidak berkelanjutan

(eksploitasi berlebihan terhadap sumber dayatanpa memikirkan dampak yang akanditimbulkan). Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI)bekerja sama dengan Departemen Kehutanandan Forest Stewardship Council (FSC)memberikan sertifikasi ramah lingkungankepada pengusaha kehutanan yang memilikikonsep berkelanjutan. Namun hingga saat inimasih sedikit pengusaha yang mendapatkansertifikat tersebut.

Batu karang / terumbu karang:Terumbu karang, tidak hanya merupakankarang hias, melainkan rumah bagi berjuta-juta makhluk hidup air lainnya dan jugaberfungsi sebagai pemecah ombak alami danmencegah erosi. Sebelum pariwisataberkembang, batu karang merupakan materialpenting yang digunakan sebagai bahan fondasibangunan. Penambangan batu karang yang

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi

Prioritaskan untuk menggunakan kayu daur ulang atau materialyang berasal dari sumber daya yang terbaharui : kayu dari hutanindustri, kayu yang berasal dari tanaman yang tumbuh diberbagai lingkungan seperti kayu kelapa dan bambu, kayutanaman buah-buahan seperti nangka, durian, pohon mangga,atau spesies lokal yang banyak ditanam di area sekitar anda.

Perhatikan jika membeli kayu jati : periksa asal kayu tersebut danpastikan kayu itu berasal dari perkebunan yang dikelola secaraberkelanjutan. Hindari mengunakan kayu yang berasal dari hutanprimer, yang kemungkinan hasil dari penebangan liar ataudikelola dengan cara yang tidak berkelanjutan. Sebagai contoh :hindari menggunakan kayu besi (ulin), kapur atau bangkirai yangsering juga disebut sebagai ”kayu kalimantan” dan nyatoh. Hanyamembeli kayu jenis tersebut jika disertifikasi oleh FSC (ForestStewardship Council).

Membelah bambu untuk konstruksi© KvdO

Page 23: lay out joint_all linked file.pmd

23

tidak terkontrol menyebabkan banyak terjadikerusakan terumbu karang hampir di seluruhIndonesia. Di Bali kerusakan terumbu karangjuga terjadi. Sekitar 80% dari terumbu karang diBali mengalami kerusakan. Seiring denganbertumbuhnya perekonomian danpembangunan, permintaan akan batu karangmarak terjadi. Seperti halnya yang terjadi diCandidasa. Eksploitasi karang berlebihanyang digunakan sebagai material bangunandan pengganti batu kapur terus berlangsungtanpa bisa dicegah. Hasilnya erosi yangcepat terjadi di sepanjang pantai Candidasa,dan kini Candidasa hampir tidak memilikipantai lagi.

2. Konservasi air, energi danpenggunaan bahan kimia

”Fasilitas dan peralatan didisain untukmenghemat air, menggunakan sedikit bahankimia dan konservasi energi”

2.1 AirAir merupakan sumber daya alam yang tidakdapat diperbaharui dan semakin sulit diperoleh diBali. Dengan adanya persaingan antar industri,konsumsi air untuk sektor perhotelan danpertanian tidak didukung dengan peraturan yangmemadai. Distribusi air menjadi tidak merata dantidak terbatas. Akibatnya semakin banyak jugasawah yang mengalami kekeringan, kesulitan airdan akibatnya produktivitas padipun menurun.Apakah para wisatawan masih akan tertarik untukmengunjungi Bali apabila semua sawah yang indahmenjadi kering?

Banyak LSM dan ahli memprediksikan bahwapersediaan air akan menimbulkan masalah 10tahun mendatang. Hal ini terjadi karena eksploitasiyang berlebihan dan tidak terkontrol oleh banyakindustri terutama yang memanfaatkan banyak air.Bisnis pariwisata mengkonsumsi air denganjumlah yang cukup banyak. Diperkirakan untuk

hotel besar penggunaan air berkisar 700-900liter/kamar/hari, dibandingkan dengan hotel non-bintang yang mengkonsumsi air 360 liter/kamar/hari (Kirk,1993). Rata-rata penggunaanair untuk rumah tangga di Bali menghabiskansekitar 80 liter per harinya.

Oleh sebab itu sedini mungkin kita harusmelakukan penghematan dan berusaha mencarialternatif solusi untuk meminimalisasiketergantungan terhadap air tanah dan air PAM.Konservasi air sangat penting dilakukan mengingatsumber daya yang semakin menipis, terutamauntuk daerah sulit air.

Tahukah anda?Keran air yang menetes setiap waktu ternyata membuang lebihdari 36 000 liter air setiap tahunnya, ini sama dengan jumlah airyang dapat memenuhi sekitar 180 bak mandi (sumber: IH&RA,IHEI, UNEP, UNEP/IE, 1995).

Sekitar 1000 liter air di Bali dapat mengairi petak sawah yangmenghasilkan 1 kg beras (The Natural Guide, 2005).

Penilaian efisiensi penggunaan air di hotel

baik sedang buruk4 -50 kamar < 120 000 120 000-140 000 > 140 000

50+ kamar < 160 000 160 000-185 000 > 185 000

(ilustrasi di atas menggambarkan tipe penggunaan air per kamar untuk hotel, tanpa fasilitas laundry dan kolamrenang – penggunaan harus dengan petunjuk, karena belum tentu sesuai dengan kondisi hotel Anda. Gambar diatas menggunakan satuan kubik meter, yang diasumsikan 1 kubik meter sama dengan 5 bak penuh).

Jumlah Kamar liter/ tahun

Sumber: Environmental action pack, IHEI 1995

© heinz-josef heile

Page 24: lay out joint_all linked file.pmd

24

Langkah-langkah konservasi air yang dapatAnda lakukan:

• Mengevaluasi semua data terkait konsumsiair, peralatan, hunian hotel, dll.

• Mendata pengeluaran perbulan untuk air(temasuk konsumsi listrik untuk pompaair).

• Merawat keran-keran dan atau peralatanyang berhubungan dengan air (pompa air,meteran air, tangki air, selang, pipa, dll).

• Tidak meninggalkan keran air dalamkeadaan menyala – menggunakan baskomatau ember untuk mencuci.

• Mengoptimalkan air untuk menyiramdengan cara mengatur aliran air lebihrendah.

• Memberikan pilihan dan himbauankepada tamu untuk tidak menggantihanduk dan linen setiap hari.

• Mengontrol dan cek setiap kemungkinankebocoran yang terjadi.

• Menampung air hujan sebagai sumberalternatif.

• Memanfaatkan aliran air sekitar kawasan(jika ada) untuk keperluan menyiram(misalnya sungai, subak, air hasil olahanlimbah, dll).

• Menggunakan toilet dengan dual flush(gelontoran kecil untuk buang air kecildan gelontoran besar untuk buang airbesar).

• Perawatan dan penggunaan pipa air yangbaik untuk menghindari resiko kebocoran •Menyediakan lahan hijau terbuka untukinfiltrasi air hujan.

Menampung air hujan sebagai sumber alternatif

Sebuah hotel kawasan Bukit Jimbaran, yang mencoba menerapkanmanajemen ramah lingkungan setiap aktivitas hotelnya. Udayana Eco-lodge membuat sebuah sistem penampungan air hujan untuk dijadikansumber alternatif konsumsi air di hotel. Dalam perencanaannya, pihakpengelola mendisain bak yang dibangun dalam tanah untuk dijadikanreservoir air hujan dan dibangun talang-talang air sekitar bangunanuntuk menyalurkan seluruh air hujan yang jatuh ke atas atap dankemudian dialirkan ke bak penampungan yang ada. Hingga saat initerdapat dua buah bak penampungan dengan luas ± 16 meter2 dandalamnya sekitar 2 meter. Air hujan tersebut sebelum dialirkan kekamar-kamar terlebih dahulu melalui proses penyaringan untukmemastikan kebersihannya.

Sistem pengolahan limbah cair

Alam Sari Resort and Spa di Keliki — Ubud, dalam perencanaan awalmembangun fasilitas pengolahan air limbah (IPAL) denganmenggunakan sistem aerobic. Dari hasil olahan limbah tersebutdigunakan untuk menyiram taman yang mereka miliki. Hasilnyasungguh menggembirakan, karena mereka dapat menghematkonsumsi air untuk operasional hotel.

Menampung air hujan

2.2 EnergiPada saat ini Bali menghadapi permasalahansuplai energi. Tidak semua energi listrikdipasok dari Jawa sehingga Bali seringkalimengalami pemadaman listrik. Beberapaproyek besar diadakan untuk memenuhipasokan listrik di Bali, namun banyak terjadikontroversi akibat dampak yang ditimbulkandari proyek tersebut terhadap lingkungan.Berdasarkan survai yang dilakukan membuktikanbahwa kebanyakan usaha pariwisata terutamahotel menggunakan energi secara tidak efisien.

Page 25: lay out joint_all linked file.pmd

25

Menyiram kebunpada saat tengah harihanya memboroskanair karena sebagianbesar air akanmenguap lagi.Selain waktupenyiraman, tukangkebun harusmengontrol volumeair yang disiramkan,agar tidak berlebihdan lebih efisiendalam penggunaan air.

Sebuah survai menggungkapkan bahwa sebelumkrisis ekonomi pada tahun 1997, komponen biayaenergi di perhotelan hanya mencapai 10% daritotal biaya rutin, tetapi sekarang biaya tersebutnaik hingga mencapai 30%.

Manajemen bisnis pariwisata harus berusaha untukmengurangi konsumsi listrik seefisien mungkin danmulai beralih untuk menggunakan energiterbaharui. Dengan melakukan penghematanenergi, secara langsung usaha dan lingkungan andamendapatkan keuntungan terutama finansial. Bisadibayangkan berapa yang dapat anda hemat jikaanda melakukan efisiensi energi.Langkah awal yang dapat anda lakukan adalahmelakukan audit terhadap sumber-sumberpengguna energi. Langkah ini penting untukmencari potensi penghematan.

Penggunaan energi dalam industri pariwisataantara lain untuk:

• Pemanas air, ventilasi, AC• Laundry dan dry clean• Penerangan• Menggerakkan pompa (kolam renang,

sumur bor, instalasi pengolahan limbahcair)

• Memasak, lemari es· Bahan bakar kendaraan• Peralatan elektronik kantor• Lift/elevator.

Langkah-langkah konservasi energi yang dapatAnda lakukan:

• Mengontrol penggunaan energi pada tiapdivisi (dapur, kamar, kendaraan, dll).Membuat target untuk konsumsi listrikper unit, dan memberikan bonus kepadastaf yang berhasil menghemat penggunaanlistrik.

• Ketika membeli kendaraan atau peralatanelektronik lainnya (AC, lemari pendingin,mesin cuci, dll) perhatikan konsumsi

• Mematikan lampu dan peralatanelektronik lainnya (pemanas, AC, lampu,dll) jika sudah selesai digunakan atau jikatidak digunakan.

• Memasang peringatan di tiap kamar untukmengingatkan tamu agar mematikansemua peralatan elektronik yang tidakdigunakan.

• Bila memungkinkan memasang centralswitch (kontak sentral) di kamar untukmengontrol semua peralatan listrik yangdigunakan.

• Memasang pemanas tenaga surya,photovoltaic cells, kincir angin, atau energiterbaharui lainnya.

• Menggunakan energi gas bio untukmemasak yang dapat diperoleh denganmembuat sistem pengolahan air limbahsecara anaerobik (informasi lebih lanjutlihat lampiran 5).

• Mempromosikan aktivitas wisata tanpamenggunakan kendaraan berbahan bakaratau memanfaatkan kendaraantradisional, dll.

Rekomendasi lampu hemat energi

Lampu CFL-Compact Fluorescent Lamp (Ini adalah lampu yangpaling efisien yang tersedia di pasaran, dengan efisiensi tinggisekitar 50-60 lpw dengan usia sampai 12.000 jam. Tersedia dalamukuran yang kecil, lampu ini sangat direkomendasikan untukdigunakan di hotel-hotel). Untuk mengurangi cahaya yang terlaluterang, dapat digunakan kap lampu.

(Untuk informasi lebih lanjut lihat lampiran 1)

listrik per peralatan persebut danusahakan untuk membeli alat yanghemat energi.

• Menggunakan lampu hemat energi.

Page 26: lay out joint_all linked file.pmd

26

2.3 Bahan kimiaPenggunaan bahan kimia merupakan salah satuisu penting dalam operasional usaha pariwisata .Secara tidak sadar berbagai bahan kimiadigunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Bahankimia yang biasa digunakan untuk deterjen, sabunpencuci piring, baterai, pestisida dan herbisida, cat,klorin dan juga bahan bakar. Bahan kimia tersebutjika tidak dikontrol penggunaannya dapatmembahayakan kesehatan tamu, karyawan danjuga merusak lingkungan.

Langkah minimalisasi penggunaan bahan kimia:

• Memonitor kualitas klorin untuk kolamrenang dan menggunakan klorin dalamdosis rendah atau menggunakan metodealternatif (garam, elektrolit) untukmenghindari penggunaan klori

• Menggunakan deterjen/ pestisida yangramah lingkungan dan mengontrolpenggunaannya

• Ketika membeli deterjen, cat, disinfektanatau bahan pembersih pilih material yangkandungan bahan kimianya rendah •Mengurangi penggunaan pestisida(termasuk herbisida dan insektisida).Gunakan metode alternatif yang ramahlingkungan untuk pembasmi hamaseperti control manual atau permanentagriculture (sumber: IDEP).

• Menggunakan produk natural untukpembasmi serangga, seperti minyaksere. Memasang kelambu pada tiapkamar.

Di bawah ini terdapat contoh tindakan yang dapatdilakukan mengantisipasi penggunaan bahan kimiaberbahaya dengan lebih aman (terutama untukherbisida dan pestisida):

Menggunakan solar heater sederhana buatansendiri

Hotel Uyah merupakan hotel yang berada di pesisir timurPulau Bali yang telah mengembangkan konsep-konsep dasarpengelolaan lingkungan.Menggunakan solar panel bukanlah merupakan sebuah pilihan.Jarak tempuh Denpasar – Amed memakan waktu 3 jam.Pemilik hotel merancang sistem pemanas air yang sederhanadengan menggunakan pipa metal yang di cat berwarna hitam.Panas yang didapatkan / diserap dari sinar matahari ditangkapdalam pipa pemanas air. Disarankan untuk tidak menyimpanpemanas air ini jauh dari kamar mandi, untuk menghindarihilangnya panas dalam air tersebut. Disamping itu, pada saatpenggunaan sistem, sangat penting diinformasikan kepada paratamu bahwa air tersebut menggunakan tenaga surya dan padasaat hujan tidak memungkinkan untuk mendapatkan air panas.Pada dasarnya ekowisatawan dapat menerima kondisi tersebutselama hal ini diinformasikan lebih dahulu.

Pemanas air sederhana © Made Yudi Arsana

Bahan kimia berbahaya tidak boleh disimpan didalam botol minuman, untuk menghindari salahpersepsi dari orang yang tidak mengetahuinya.Semua kemasan / tempat tersebut harus kedapair, tanpa adanya lubang dan dengan penutup yangbaik dan aman.

Tempat / gudang penyimpanan yang aman:bahan kimia berbahaya harus disimpan di tempatyang mempunyai ventilasi yang baik, disimpanterpisah dari barang lainnya dan dijauhkan darijangkauan anak dan binatang, dan jika perludisimpan di dalam lemari yang terkunci. Harusterdapat label yang dengan jelas menerangkanbahan kimia yang tersimpan dan apa bahayanya.Bahan kimia tersebut harus terhindar dari panasyang berlebih, sumber api dan sinar matahari.Untuk mengantisipasi kebocoran, simpan dalamtempat yang beralaskan kayu, karena kayu dapatmenyerap zat kimia terebut. Lindungi kemasantersebut dengan plastik atau metal.

Kemasan penyimpanan yang aman: bahankimia berbahaya harus disimpan dalam kemasanawalnya, dengan label yang jelas yangmengindikasikan isi dari kemasan tersebut.

Page 27: lay out joint_all linked file.pmd

27

Penggunaan yang aman: staf harus terlebihdahulu mendapat pelatihan dan secara rutinmengacu kepada petunjuk pemakaian danmenggunakan peralatan keamanan yangterlah disediakan (sarung tangan, masker)ketika menggunkan bahan kimia. Mereka harusmencuci tangannya setelah selesaimenggunakan bahan kimia tersebut.

Membuang dengan aman: jangan membuangbahan kimia maupun kemasannya didekat aliranair atau area yang terjangkau oleh anak danhewan.

Makanan dan pertanian organik

Beberapa hotel dan restoran beralih kepertanian organik atau makanan organik.Namun banyak dari mereka hanyamenggunakan slogan organik tanpa mengetahuiapakah makanan yang mereka sajikanmerupakan bahan organik karena tidak pernahada tes ataupun penelitian terhadap makananyang mereka sajikan.

Pertanian organik adalah sistem pertaniandengan menggunakan metode alami /biologis (pupuk kandang, kompos) dalamproses pemupukan dan pengendalian hamasebagai pengganti dari pupuk kimia yang justruberbahaya bagi lingkungan dan manusia.

Bahan organik antara lain adalah kompos, pupukkandang, lumpur tinja, sisa pertanian (daun,tanaman habis panen) dan digunakan untukmeningkatkan nutrisi dan menguatkan strukturtanah dan juga memberi nutrisi pada tanaman.Pupuk kimia kebalikannya, hanya membuattanaman tumbuh besar tapi tidak memberinutrisi baik untuk tanaman maupun tanah.

Pengendali hama alami dapat dihasilkan daritindakan preventif yang dilakukan petani,misalnya dengan metode tanam tumpang sari,

pergantian tanaman per sekali panen, menanamtanaman pengusir hama, menggunakaninsektisida alami dan melakukan kontrol hamasecara berkala.

Pertanian organik akan lebih efektif denganmetode tumpang sari, dengan skala kecildan pembitan dan penanaman yang intensif.

Purifikasi kolam renang menggunakan perak dantembaga

Pengelola Gajah Mina menggunakan sistem ionisasi untukmembunuh alga dan bakteria yang terdapat di kolam renang.Sistem ini bermanfaat untuk mengurangi penggunaan klorin 10 kalilebih sedikit dibandingkan dengan kolam renang lain yangmenggunakan klorin saja.Teknik ini terdiri dari perak alami yang berkualitas, pembasmibakteri alami dan tembaga yang merupakan pembasmi alga.Dengan mengalirkan air melewati elektrolit tembaga dan perak, airakan terpurifikasi secara alami. Tidak seperti penggunaan klorin,sistem ini sangat murah dan tidak menimbulkan dampak negatifpada manusia. Sistem ini juga tidak terpengaruh oleh panas atausinar matahari: Selain itu sistem ini sangat mudah untukpemasangan dan perawatannya.

A. Air kotorB. Plat tembagaC. Plat perakD. Air bersihE. Arus DC

www.aquasprite.com

Diagram purifikasi air kolamrenang menggunakan

elektrolisa

3. Limbah cair dan limbah padat

“Meminimaslisai sumber limbah: limbah cair danlimbah padat dibuang dengan cara yang amandan ramah lingkungan, hotel dan atau usahapariwisata lainnya berpartisipasi didalamnyaatau mendukung usaha pengelolaan limbahlokal”.

3.1 Limbah cairDi beberapa negara terdapat kebijakan yangmengontrol pembuangan limbah cair, begitujuga di Indonesia. Kantor Menteri LingkunganHidup Indoesia memiliki standar yang mengatur

Page 28: lay out joint_all linked file.pmd

28

parameter kandungan zat dalam buangan airlimbah cair (lihat lampiran 3).

Namun pada kenyataannya banyak kasusterutama di sektor pariwisata pemasalahanlimbah cair ini masih diabaikan. Peneitianmenunjukkan pantai di Bali terpolusi oleh zat-zat seperti sulfur dan lainnya. Berdasarkan studiyang dilakukan Universitas Udayana, kandungankimiawi tinggi dapat mempengaruhi kesehatanmanusia. Zat tersebut dapat meracuni tubuhmanusia melalui air atau makanan bahkandapat meresap ke dalam tubuh manusia. Selainmengotori kawasan pantai, limbah cair dari hoteldapat mencemari air tanah dan pantai jugamerupakan sumber penyebaran penyakit (diare,tifus dan lainnya), karena mengandung bakteripatogen, menimbulkan bau yang tidak sedapdan pemandangan yang tidak indah.

Limbah cair di hotel dapat dikategorikan sebagailimbah domestik, yaitu limbah cair yang berasaldari kamar mandi, toilet, dapur, laundry danlainnya dan dapat diolah secara biologis(menggunakan bantuan mikroorganisme)sehingga jika pengolahannya benar, hasilnyasudah aman untuk dibuang ke lingkungan.

Beberapa hotel di Bali sudah menggunakansistem pengolahan limbah cair untukmengurangi pencemaran terhadap lingkungan.Namun masih banyak yang tidak memilikisistem pengolahan limbah cair dan bahkanmembuangnya langsung ke sungai atau lauttanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu.

Cara yang dapat dilakukan untuk menyusunlangkah-langkah pengelolaan limbah cair:

• Mengidentifikasi sumber, karakteristiklimbah, tipe dan kuantitas dari limbahyang dihasilkan.

• Mendata semua sumber limbah cair didalam properti sendiri,

Dampak negatif klorin

Bahaya yang ditimbulkandari penggunaan klorindalam air antara lain:

· Menyebabkan rasa gatalpada mata, hidung, kulitdan rambut

· Menyebabkan kulitkering

· Merusak kandunganvitamin B, C dan Edalam tubuh

· Dapat meningkatkankolesterol, sakit jantung,stroke, ginjal, sesaknafas dan kanker.

Permasalahan utama yang dihadapi oleh pelaku wisata di Baliadalah gangguan nyamuk dan serangga. Hal yang dapatdilakukan untuk menghindari gangguan nyamuk secara ramahlingkungan adalah:

• Mengurangi frekuensi penyemprotan dengan bahan kimiaberbahaya

• Jangan melakukan penyemprotan pada waktu tamu dan ataustaf sedang beraktivitas di sekitar hotel

• Memberikan mosquito-net / kelambu di setiap kamar yangtidak menggunakan pendingin ruangan

• Menawarkan lotion atau spray penolak nyamuk yang tidakberacun seperti yang terbuat dari minyak sere atau intaran.

• Mempersiapkan anggaran biaya untukmeminimalisasi dampak yang ada.

• Mengidentifikasi pilihan-pilihan pentinguntuk mengurangi dampak langsung yangterjadi maupun dampak yang akan terjaditerhadap lingkungan.

Sumber : IH&RA, IHEI, UNEP dan UNEP/IE

Limbah cair harus dicek untuk disesuaikan denganstandar yang diberikan oleh pemerintah/pemdasetempat dan proses harus dimonitor secaraberkala untuk memastikan limbah cair yang sudahdiolah harus sesuai dengan peraturan yang ada(lihat lampiran 3). Pembuatan fasilitas pengolahanlimbah cair merupakan cara yang paling efektifuntuk mengatasi permasalahan ini. Dengan fasilitastersebut, kita dapat mengurangi dampak yangditimbulkan terhadap lingkungan dan kesehatan. Airhasil olahanpun dapat digunakan untuk keperluanlain seperti menyiram kebun (lihat lampiran 4).

Terdapat beberapa pilihan teknologi pengolahan airlimbah, antara lain:

• Tangki septik (sistem sederhana dua bak,mengendapkan dan menstabilkan lumpur).

Page 29: lay out joint_all linked file.pmd

29

Intaran: Insekstisida alami

Intaran (Azadirachta Indica), tanaman yang tumbuh di daerahkering di Indonesia, umumnya digunakan untuk insektisida danbahan dasar obat-obatan. Azadirachtin, bahan dasar dari intaranbiasanya ditemukan pada biji.

Produk dasar intaran dapat digunakan sebagai alternatif untukmelindungi tamanan juga dapat digunakan untuk menghindariefek buruk dari pestisida dan pupuk kimia yang digunakan.Formula dasar intaran adalah bahan pembasmi serangga tapibiasanya tidak membunuh serangga secara langsung.Azadirachtin menyerang psikologi serangga dengan merubahhormon natural. Bahan tersebut dapat menghilangkan nafsumakan dan memperlambat pertumbuhan serta proses reproduksiserangga. Hal tersebut sudah dibuktikan secara efektif membasmiserangga dalam jumlah besar, termasuk kumbang, kumbangpengerek, belalang, kecoa bahkan rayap.

Di daerah Pupuan-Bali Timur, PT. Intaran membuat industripengolahan biji intaran untuk diproduksi menjadi minyak kualitastinggi yang nantinya akan diproses dalam skala besar menjadiproduk yang efektif dan aman.

Sumber: www.indoneem.com & www.worldagroforestrycentre,org(Argo-forestry Database)

Mempromosikan pertanian dan produk organik

Beberapa hotel di Bali seperti Nirarta Centre of Living Awareness diSidemen dan Prana Dewi di Batukaru mencoba mengembangkanpertanian organik di sekitar lokasi hotel dan juga “menularkan”kepada warga sekitar dan pegawai untuk memulai bertani organik.Hingga saat ini seluruh karyawan mereka sudah mulai bertaniorganik dan warga sekitar sudah mulai mengurangi penggunaanbahan kimia untuk pertanian. Hasil pertaniannya ternyata lebih bagusdan harga jualnya menjadi lebih tinggi.

• Bak imhoff (prinsip kerja sama dengantangki septik, sedimentasi efektif dapatditemukan pada bak pengendapan)Bio digester (disain kubah kedap udara,berfungsi untuk menguraikan air limbahdengan kandungan organik tinggi,menghasilkan sumber energi).

• Anaerobic Baffled Reactor (menurunkanBOD dan COD hingga 90%, tidakmemakan lahan karena konstruksi dibawah tanah).

• Anaerobic filter (air limbah dialirkanmelalui media filter, menurunkan BODdan COD hingga 90%, tahan terhadapfluktuasi debit, dibangun di bawah tanah).

• Anaerobic ponds (pengolahan lebih lanjutdengan sstem anaerob dan bisadipadukan dengan kolam fakultatif jikapengolahan belum sempurna).

• Aerobic ponds (pengolahan lebih lanjut,pengurangan beban organik, kontruksimudah, lahan di atasnya biasa dijadikankolam yang asri).

• Planted gravel filter / Waste water garden(sistem untuk limbah yang sudahmengalami pra-pengolahan, menurunkanposfat 80%, bebas bau, lahan di atasnyadapat dijadikan taman).

Untuk informasi lebih lanjut lihat lampiran 5

3.2 Limbah padat

Limbah padat merupakan masalah yang sangatpenting dan salah satu hambatan di masamendatang bagi Bali sebagai daerah tujuan wisata,khususnya ekowisata. Sangat umum sekalidisepanjang pantai di Bali jika musim hujan tiba kitadapat melihat banyak sampah plastik berasal darisungai / hulu yang terbawa aliran sungai menujulaut dan kemudian terbawa kembali ke pantai.

Sementara itu sebagian besar usaha pariwisatabelum mengelola sampahnya dengan baik,sehingga volume limbah padat yang dihasilkansangat besar setiap harinya.

Page 30: lay out joint_all linked file.pmd

30

3M

Ditambah lagi lahan pembuangan sampah akhirsudah semakin penuh dan biaya pengangkutansampah semakin meningkat tiap tahunnya seiringnaiknya harga BBM. Hal tersebut sebenarnyadapat dioptimalkan jika kita dapat mengukur danmeminimalisasi sumber penghasil limbah padat dilokasi kita. Manajemen pengelolaan sampahmenjadi solusi efektif. Dengan pengelolaan sampahyang benar kita dapat mengurangi volume sampahyang dihasilkan, menghemat material, sumberdaya, energi dan uang.

Langkah yang dapat dilakukan untuk mengelolalimbah padat:

• Mengurangi kemasan produk yangberlebihan, dan menghimbau pemasokuntuk mengubah proses produksi denganmengurangi bahan dan kemasan yangtidak efisien (contoh: menghindarikemasan plastik, mengganti kemasan airmineral plastik dengan botol kaca,menggunakan kemasan isi ulang untukperalatan mandi, menjual kembali sisasabun ke pemasok atau didonorkankepada orang yang memerlukan).

• Memanfaatkan kembali barang yang masihberguna (Contoh: menggunakan pakaiandan atau material kain yang sudah tidakdipakai lagi, dan dijadikan kain lap ataukantong laundry, menggunakan kertasbekas untuk draft laporan atau nota).

• Mendaur ulang barang yang masihmempunyai nilai manfaat (melakukanpengomposan dan jika memungkinkandapat dijual ke masyarakat luas, mendaurulang botol plastik, kardus, kaleng danlainnya) (lihat lampiran 6).

Penggunaan sistem pengolahan limbah cair di hotel

Beberapa hotel dan restoran di Bali sudah ada yangmenggunakan metode pengolahan limbah cairnya untukmenghasilkan buangan yang sudah aman untuk dibuang kelingkungan. Adapun metode yang digunakan beragam, mulaidari sistem aerob, anaerob sampai wastewater garden. Sistem-sistem tersebut bertujuan untuk menyaring limbah cair yangberasal dari toilet, kamar mandi dan dapur melewati satu unitfasilitas pengolahan yang didisain sedemikian rupa tergantungdari metode yang digunakan. Semua teknologi yang digunakanmemiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, namun yangpasti sistem ini menguntungkan bagi pihak pengelola akomodasidan memberikan solusi penanganan masalah limbah cair dilokasi mereka. Keuntungan yang didapatkan selain pengurangandampak lingkungan air hasil olahan dapat juga digunakan untukmenyiram tanaman, sehingga ikut mengurangi beban konsumsiair bersih untuk aktivitas operasional.

Mendayagunakan limbah © Lintang

MengurangiMemanfaatkan kembali

Mendaur ulang

Page 31: lay out joint_all linked file.pmd

31

Mengurangi sampah di lahan sendiri

“Setiap berbelanja, kami meminta kepada penjual di pasar untuk tidakmemberikan pembungkus plastik kepada kami, dan jikamemungkinkan menggunakan daun pisang, juga karena kamimembawa keranjang belanja sendiri. Hingga kini penjual di pasar tidakpernah memberikan pembungkus plastik lagi kepada kami, dankamipun berhasil meminimalisasi sampah plastik di hotel kami”.(Lumbung Damuh-Candidasa)

“Dari awal pembangunan bungalow, kami sudah bersepakatmelakukan pemilahan samapah dan pengomposan. Kini kamimenghasilkan kompos yang digunakan sendiri untuk kebun organik dihalaman bungalow yang hasil kebunnya digunakan untuk konsumsitamu”. (Saraswati-Lovina)

Kemampuan Tanah Mengurai SampahJenis Sampah Lama TeruraiKertas 2.5 bulanKulit jeruk 6 bulanDus karton 5 bulanFilter rokok 10 - 12 tahunKantong plastik 10 - 12 tahunKulit sepatu 25 - 40 tahunKain nilon 30 - 40 tahunPlastik 50 - 80 tahunAluminium 80 - 100 tahunPlastik busa Tidak hancur

Praktek buruk pembuangan sampah © Noka

Page 32: lay out joint_all linked file.pmd

32

Ada beberapa langkah yang dilakukan sejumlahpelaku pariwisata dalam upaya pendidikanlingkungan yaitu :

• Bekerja sama dengan LSM lokal dan atauinternasional untuk membuat pendidikanlingkungan yang ditargetkan untuk

Pengurangan penggunaan botol plastik denganmempromosikan air isi ulang

Beberapa hotel dan usaha pariwisata di Bali menyadari bahwa jikatidak dimasukkan ke dalam fasilitas pengelolaan limbah padat,sampah botol plastik sering berakhir dan terdampar di pantai ataubadan air. Salah satu contoh adalah Bali Buddha Cafe & Health Shop,mengambil langkah dengan menghimbau tamu untuk tidakmenggunakan botol plastik. Pertama, tamu mendapat informasimelalui papan pengumuman, brosur, buklet yang terdapat di cafe.Lalu, mereka akan menawarkan tamu untuk membeli air minumbotolan dengan harga yang mahal atau membeli air isi ulang denganharga yang lebih murah. Beberapa usaha bahkan menghimbau tamuuntuk mengisi ulang dengan cuma-cuma dari galon. Hal ini selainmengurangi pengeluaran hotel juga untuk mempromosikan aktivitasramah lingkungan dan image traveller-friendly. Penting untukdisampaikan kepada tamu bahwa air isi ulang yang diminummerupakan air yang aman untuk dikonsumsi. Staf juga meyakinkanbahwa air yang disediakan aman untuk diminum.

Kemasan makanan yang ramah lingkungan

Daripada mengemas makan siang dengan plastik ataustereoform, beberapa agen perjalanan dan perusahaanrekreasi di Bali mengganti kemasan makan siangnya dengandaun pisang atau keranjang. Disamping lebih ramahlingkungan juga mengurangi sampah yang dihasilkan danmenggunakan material lokal, hal ini juga sangat dihargai olehtamu karena lebih alami dibanding penggunaan plastik.

4. Pendidikan lingkungan dankonservasi

“Manajemen menyediakan informasi danedukasi untuk wisatawan, pegawai danmasyarakat mengenai lingkungan sekitar, apasaja yang terdapat di dalamnya dan bagaimanauntuk mempertahankan dan mendukung usahakonservasi skala lokal yang dilakukan,pengelolaan sumber daya dan insiatif untukmemberikan pendidikan”.

Pendidikan lingkungan dan konservasimerupakan faktor penting dalammenumbuhkan kesadaran baik itu bagikaryawan, wisatawan dan masayarakat lokal.Pihak manajemen harus menyediakaninformasi dan pendidikan bagi wisatawan,pegawai dan masyarakat mengenailingkungan sekitar, pengelolaan sumber dayadan inisiatif untuk memberikan pendidikan.

4.1 Staf - meningkatkan kepedulian,pelatihan dan partisipasi staf terhadaplingkungan

Pendidikan, motivasi dan partisipasi karyawanmerupakan aspek kunci dalam rangkamembangun sebuah produk ekowisata. Jikatidak ada pendidikan lingkungan karyawan tidakakan mengerti alasan dibalik usaha ramahlingkungan yang dilakukan pengelola. Kadangmereka juga akan lalai menerapkan aksi ramahlingkungan ketika tidak diawasi oleh supervisor.

Page 33: lay out joint_all linked file.pmd

33

Ini bisa saja terjadi...“ Manajer dari sebuah dive shop memberitahu kami mengenaikebijakan pemilahan sampah dan daur ulang yang dilakukan.Namun, ketika kami berbicara dengan pegawai yang bertanggungjawab untuk sampah, kami menyadari bahwa sampah yangdihasilkan sebenarnya tidak dipilah sama sekali (semua sampahdisemua bak yang disediakan untuk jenis-jenis sampah tertentuseperti organik, plastik, metal dan lainnya dalam kenyataannya dijadikan satu) dan semuanya dikirimkan ketempat pembuangansampah akhir bukannya ke tempat pemilahan dan daur ulang.Ketika kami bertanya mengenai kebijakan lingkungan dengan hotelskala menengah, hotel tersebut mempromosikan hotel yang ramahlingkungan, namun manajer pemasaran memberitahu kami bahwamereka sebenarnya tidak mengetahui mengenai kebijakanlingkungan yang dimaksud. “Kalimat “ramah lingkungan” initertera dalam brosur kami beberapa bulan lalu, namun kami tidakmengetahui apa arti dari slogan yang dimaksud”.

Contoh lain: manajemen dari sebuah restoran mewahmempromosikan makanan organik yang dihasilkan dari kebunmereka. Namun ketika dilakukan wawancara dengan tukangkebun, mereka berkata bahwa mereka menggunakan pupuk kimiadan pestisida secara rutin di taman, sama halnya seperti yangmereka lakukan di kebun mereka sendiri.

juga mengajak kerjasama wisatawan untukramah lingkungan, seperti:

• Meminta tamu untuk memberikan laporanmengenai kebocoran yang terjadi, misalnyadi toilet, washtafel, keran dan lainnya• Meminta tamu untuk mematikan lampu

dan semua peralatan elektronik ketikamereka meninggalkan kamar

• Menaruh himbauan di kamar mandi danmenghimbau tamu untuk tidak menggantihanduk dan seprei setiap hari.

Sarana interpretasi sangat penting dibutuhkanoleh tamu, apalagi jika aktivitas atau fasilitasAnda berbasiskan lingkungan. Kemasan ramah lingkungan © Paramita

karyawan. Hal ini harus dimulai denganlangkah permulaan yang sederhana.Sebagai contoh, sebagian besar pegawaihotel di Bali tidak menyadari danmengetahui bahwa plastik membutuhkanwaktu yang sangat lama untuk dapatterurai secara alami di alam.

• Sebagian besar karyawan biasanyaberasal dari penduduk sekitar usaha,sehingga dapat dibuat programpendidikan lingkungan yang dapatdikombinasikan dengan penduduk lokal,khususnya anak muda / generasi mudayang terlihat lebih tertarik.

• Memberi penjelasan kepada karyawanbahwa kebijakan lingkungan juga akanmenarik wisatawan baru apabila fasilitasbersih dan kondisi lingkungan terpeliharadengan baik (tidak ada sampah, tidak adabau dari bahan kimia di laundry, kolamrenang atau kebun, dan lainnya).

• Mendorong karyawan untukmengeluarkan ide dan sarannya untukpraktek-praktek ramah lingkungan.

• Memberi insentif, hadiah danpenghargaan kepada pegawai yang telahmengimplementasikan praktek-praktekramah lingkungan yang terbaik.

4.2 Wisatawan - Meningkatkankepedulian, informasi danpartisipasi wisatawan terhadaplingkungan

Pengenalan ramah lingkungan kepada wisatawanharus disertai dengan aksi nyata, karenawisatawan tentunya akan melihat dari apa yangsudah dilakukan, bukan hanya pernyataansemata. Informasi dan interpretasi untukkaryawan dapat berupa panduan dan himbauanatau saran apa yang seharusnya dilakukan danapa yang tidak berikut dengan konsekuensi yangakan dihadapi. Informasi yang diberikan kepadapegawai juga memberi penekanan bahwa Anda

Page 34: lay out joint_all linked file.pmd

34

Tamu perlu mendapatkan panduan baik lisanmaupun tulisan tentang bagaimana melakukanaktivitas yang benar yang tidak merusaklingkungan (lihat lampiran 7).

4.3 Masyarakat lokal-pelakupariwisata dan atau oraganisasi -berkontribusi dan berpartisipasi dalamprogram lingkungan bekerja samadengan masyarakat, pelaku wisata danatau organisasi lingkunganBeberapa bisnis pariwisata di Bali berkontribusidalam program ramah lingkungan. Bahkanmereka satu sama lain bekerjasama dan jugamelibatkan masyarakat dalam programtersebut. Sebagai contoh: berinisiatif sebagaipengumpul sampah yang dapat didaur ulang,dan mereka memotivasi usaha yang lain untukberpartisipasi dalam usaha pemilahan sampahdan program daur ulang.

Banyak upaya yang dilakukan oleh beberapapelaku pariwisata di Bali untukmenyelamatkan potensi alam yang jugamerupakan daya tarik pariwisata, misalnyaterumbu karang, biota laut, kupu-kupu, hewanliar lainnya. Aktivitas tersebut dikemas sebagaiproduk wisata, dan pihak pengelolapunmelakukan pendekatan baik kepada stafmaupun wisatawan mengenai pentingnyausaha konservasi tersebut.

Program Eco-training untuk pegawai hotel dan masyarakat

Pemilik hotel Uyah di Amed memutuskan untuk bekerjasama denganpegawainya untuk mendisain dan mengimplementasikan kebijakanpengelolaan lingkungan di bisnisnya. Selama enam bulan, denganbantuan dari sukarelawan, melaksanakan rapat reguler yang dibuatbersama pegawai. Hal ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikebutuhan pelatihan dan mengetahui sejauh mana pengetahuanpegawai tentang pengelolaan lingkungan, yang sebagian besarmerupakan penduduk lokal. Pendidikan lingkungan dasar dibuat untukmenutupi gap atau jarak yang ada. Manajemen, pelatihan dan pegawaibersama-sama menyusun pendekatan yang paling mungkin dan efektifuntuk meningkatkan pengelolaan lingkungan di hotel dan memintapegawai untuk memberi saran dan kritik. Hal ini menuntun untukmembuat persetujuan bersama dalam bentuk prosedur dalam rangkamengurangi kemasan plastik, memonitor penggunaan air, listrik dankonservasi energi dan sebagainya. Kebijakan tersebut secara jelastertera dalam brosur mereka, situs web dan lembar informasi yangdiberikan untuk wisatawan. Hal ini nantinya akan meningkatkanmotivasi pegawai dan juga loyalitas dan kebanggaan terhadapkebijakan lingkungan yang dimiliki.

Pegawai juga didorong untuk memberikan pendidikan lingkungankepada anggota keluarga dan masyarakatnya. Sebagai aktivitas utama,ada kegiatan yang dikelola oleh masyarakat untuk meningkatkankepedulian lingkungan, sebagai contoh, dengan memperkenalkanperalatan snorkel kepada anak-anak sehingga mereka dapat belajarsecara langsung tentang terumbu karang.

Pelatihan staf © Bina Swadaya

Page 35: lay out joint_all linked file.pmd

35

Kerjasama antara bisnis pariwisata denganmasyarakat setempat untuk menyelamatkanterumbu karang di Pemuteran

Pemuteran merupakan daerah yang kecil, dengan pantaiyang bagus yang terletak di bagian barat laut Bali.Ketika daerah tersebut mulai terkenal, komunitas bisnispariwisata lokal mencoba menghindari adanyakerusakan karang yang sama seperti di Candidasa danatau Lovina. Pertama, pemilik bisnis pariwisatabekerjasama dengan masyarakat lokal untuk membuatprogram pendidikan lingkungan dan menghimbau merekauntuk membuat kelompok kecil pecalang laut yang bertugasuntuk menjaga karang dari pengrusakan dan penangkapanikan secara liar (dengan menggunakan bom, sianida danlainnya).

Untuk memotivasi masyarakat, pihak hotel dan diveshop menolong masyarakat untuk membuka usahapenyewaan alat snorkel yang dimiliki oleh masyarakat.Mereka menyumbangkan peralatan snorkel kepada desa,dan desa dapat menyewakan peralatan tersebut kepadawisatawan. Desa setiap bulannya bisa menghasilkansebesar Rp.1.000.000 dari aktivitas ini, sebagian adayang disumbangkan untuk konservasi terumbu karang.Taman Sari, sebuah hotel besar di kawasan Pemuteran,membuat aktivitas rehabilitasi yang pihak bisnis lainjuga terlibat.

Kekayaan bawah laut © heinz-josef heile

Rehabilitasi karang © Yayasan Karang Lestari

Page 36: lay out joint_all linked file.pmd

36

Inisiatif budidaya tukik dan konservasi penyu

Penyu hijau merupakan biota laut yang termasuk hewan langka didunia.Namun, perburuan penyu ini kian hari semakin marak seiringdengan pemintaan akan daging maupun tempurungnya.

Rumah Bali di Tanjung Benoa dan Reef Seen di Pemuteran melakukaninsiatif membuat tempat pembudidayaan penyu. Mereka membeli telurpenyu yang dijual di pasaran untuk ditetaskan dan kemudian dilepaskan.Selain itu mereka bekerja sama dengan penduduk sekitar untukmengontrol penjualan penyu liar dan jika ada penyu yang akan dijual,mereka akan segera membelinya untuk kemudian di lepaskan lagi. Usahakonservasi penyu ini mendapat perhatian dari wisatawan yang datang keBali. Aktivitas ini dijadikan program unggulan oleh Rumah Bali maupunReef Seen, bekerjasama dengan pelaku pariwisata setempat jugamasyarakat. Banyak wisatawan yang tertarik untuk melakukan pelepasantukik ke laut, disamping rekreasi juga menumbuhkan kesadaran merekaterhadap konservasi. Tamu yang melepas tukik akan mendapat sertifikatsebagai penghargaan atas kepedulian dan partisipasinya dalam konservasipenyu.

Memasang pelampung pengaman (Moorong buoy) untukmelindungi terumbu karang

Meskipun Bali merupakan salah satu destinasi utama untuk aktivitasmenyelam, namun pengamanan terhadap area menyelam masihminim dilakukan dan pemasangan mooring buoy hanya ditempatkandi area tertentu saja. Hingga akhirnya banyak penyewaan perahuuntuk menyelam bahkan perahu milik resort membuang jangkar diarea terumbu karang yang justru menjadi objek.

Aquamarine, dive operator yang ramah lingkungan berlokasi dikawasan Seminyak mengambil inisiatif untuk memasang mooringbuoy di area-area menyelam di sekeliling Pulau Bali. Sebelum merekamelakukan pemasangan mooring buoy tersebut, terlebih duludilakukan survei bawah laut untuk melakukan pemetaan terumbukarang sehingga pemasangan mooring buoy tepat guna.

Pelepasan penyu dan tukik © Lintang

Page 37: lay out joint_all linked file.pmd

37

Kriteria ini lebih difokuskan padamasyarakat. Bagaimana keterlibatanmasyarakat dalam bisnis pariwisata dan jugabagaimana kontribusi anda terhadap upayapeningkatan kesejahteraan danpemberdayaan masyarakat lokal di sekitarlokasi bisnis. Hal ini dilihat sebagai suatupoin penting dan juga terkait denganperaturan pemerintah dimana sebuah usahakomersial harus melibatkan masyarakat lokalsekitar kawasan dalam aktivitas pariwisata.

Selain itu, dalam sub ini akan dibahas sejauhmana keterlibatan pengelola dalambermasyarakat dan keterlibatan produkdalam usaha konservasi danmengembangkan budaya lokal.

Kriteria ini dibagi kedalam empat bagianyaitu:

1. Hubungan dengan staf/karyawan2. Hubungan sosial dengan masyarakat3. Partisipasi dan peningkatan ekonomi masyarakat4. Mendukung budaya setempat.

1. Hubungan dengan staf /karyawan

“Manajemen mengelola hubungan yang baikdengan staf dan memperlakukan mereka sesuaidengan standar lokal yang ada”

Staf merupakan pion dari usaha anda. Berhasilatau tidaknya program yang anda buat danjalankan juga dipengaruhi oleh kinerja staf. Olehkarena itu, anda harus dapat menyiasatibagaimana mengelola staf dengan baik.

RAMAH MASYARAKATTerdapat poin-poin penting yang harusdiperhatikan oleh Anda sebagai pengelola,yaitu:

Kesejahteraan staf; semua staf mendapatkompensasi dan keuntungan yang samaseperti tip, tunjangan, asuransi kesehatan,bonus, rumah dinas dan lainnya untuk staf dankeluarganya.

Mengelola hubungan yang baik dengan staf;usahakan untuk memelihara suasana kerjadan memenuhi kebutuhan staf untuk dapatmembuat suasana kerja lebih baik dan jugamenghindari pergantian pegawai.

Pelatihan untuk staf sesuai dengan bidangyang mereka kerjakan; hal ini berfungsi untukmempertahankan profesionalisme kerja stafdisamping memperkaya staf denganpengetahuan baru.

1.1 Semua staf menerimakompensasi dan manfaat yang samaKriteria ini sangat komplek untuk dievaluasi,karena biasanya tidak banyak yang dapatdiperlihatkan secara transparan mengenaipembayaran gaji kepada staf. Banyak stafdibidang pariwisata di Bali yang digaji di bawahrata-rata, setidaknya selama gaji tetapdiperhatikan atau dipenuhi. Banyak hotelmemiliki program memberikan bonusberdasarkan frekuensi keuntungan dan jumlahwisatawan yang datang.

Hotel yang baik adalah hotel yang memenuhikesejahteraan dan tunjangan kesehatan untukpara staf dan keluarganya. Asuransiseharusnya diberikan untuk staf yangterutama bekerja di lahan yang cukup

Komunitas masyarakat © KvdO

Gotong royong © KvdO

Page 38: lay out joint_all linked file.pmd

38

Membantu karyawan keluar dari krisis ekonomi

Banyak hotel di Bali melakukan PHK kepada sebagian besar stafnyaatau mengurangi honor mereka juga waktu kerja menurun 50% pascabom Bali Oktober 2002. Beberapa hotel yang peduli seperti diCandidasa tetap mempertahankan staf pegawainya. Namunkebijakannya adalah mengurangi uang service untuk staf untukmenutupi biaya operasional. Hotel yang mempertahankan pegawainyadan mengelola gaji mereka dengan baik akhirnya mendapat loyalitasstaf dan hubungan dengan masyarakat terjaga. Masyarakatmenghargai usaha yang dilakukan pihak hotel untuk mengeluarkanmereka dari krisis yang terjadi.

1.3 Pelatihan untuk staf sesuai denganbidang yang mereka kerjakanPelatihan merupakan aktivitas yang sangatpenting dilakukan. Hotel-hotel merasa lebih baikmerekrut staf yang berlatar belakang pendidikanpariwisata sehingga nantinya mereka tidak perlulagi melakukan pelatihan. Banyak hotelberanggapan bahwa dengan merekrut orangyang magang dan mempekerjakan merekadalam beberapa bulan sudah merupakan sebuahupaya pelatihan. Akan tetapi pelatihan dalam artiyang sebenarnya lebih dari hanya sekedarmempekerjakan saja, namun lebih kepadamenyediakan waktu untuk staf baru danmemberikan pendidikan, informasi dan panduanuntuk melakukan prosedur operasi. Kapasitas

berbahaya atau rentan, akan tetapi haltersebut jarang terjadi.

Praktisi bagus yang dapat dengan mudahdiimplementasikan adalah dengan menaruh“TIP BOX” (tip = uang rokok atau uangpenghargaan) di meja penerima tamu(reception) atau di kasir dan untukmenghimbau tamu agar meninggalkan tipkepada staf ketika mereka meninggalkantempat tersebut. Sering kali, hanya beberapastaf yang dapat menerima tip, contohnyabiasanya staf yang langsung berhubungandengan tamu. Dengan memiliki tip box, lebihmemungkinkan mendistribusikan uang daritamu secara rata kepada seluruh staf.

1.2 Hubungan yang baik antarapihak pengelola dengan stafUsaha dari pihak pengelola untuk memeliharasuasana kerja dan memenuhi kebutuhan staf,pergantian staf sangat rendah.

Tingkat pergantian staf (turn over) merupakaninidikator yang sangat baik untuk melihatkualitas hubungan pegawai dengan pengelola.Kebanyakan usaha ekowisata dijalankan olehperusahaan keluarga, dan ini sangatmembantu dalam rangka membina hubunganbaik. Indikator yang baik untuk melihat suatuhubungan adalah dengan cara bagaimanapihak pengelola bertindak pada saat musimsepi atau low season (lihat kotak aplikasi dibawah ini).

Manajemen yang baik biasanya menggunakanmetode down-top, dimana manajemenmelibatkan staf tidak hanya dalam aktivitasoperasional saja tapi juga hingga pada levelpengambil keputusan. Pertemuan mingguanperlu dilakukan tidak hanya sebagai acarauntuk melakukan laporan saja, melainkanmembuka kesempatan kepada staf untukmenuangkan ide dan gagasan mereka guna

perkembangan usaha. Hal ini juga dapatmemotivasi staf untuk bekerja dan berfikirkreatif karena mereka merasa tidak hanyadipakai tenaganya saja, namun juga dihargaidan diimplementasikan usulannya sehinggarasa memiliki akan timbul dengan sendirinya.

Pelatihan © The Natural Guide

Karyawan yang bersemangat © KvdO

Page 39: lay out joint_all linked file.pmd

39

staf juga harus terus ditingkatkan secaraberkala. Memiliki program pelatihandengan kesempatan pelatihan yang regulersangat baik untuk meningkatkan kualitaspelayanan, loyalitas staf dan hubungan yangbaik antara staf dan manajemen.

2. Hubungan sosial denganmasyarakat

“Manajemen mengelola hubungan yang baikdengan masyarakat lokal dan menyediakandivisi sosial khusus yang bertujuan untukmeningkatkan kesejahteraan masyarakat,seperti pendidikan, dukungan kesehatan,infrastruktur dan lainnya”

Masyarakat mempunyai peranan penting dalamindustri pariwisata. Sebagian besar kehidupanmanusia dijadikan atraksi oleh pariwisata. Stafanda pasti ada yang berasal dari masyarakatsekitar, selain itu keberadaan usaha andadipengaruhi dan mempengaruhi masyarakatdalam segala aspek. Oleh sebab itu andasebagai pengelola harus dapat membinahubungan yang baik dengan masyarakat lokal,tidak hanya dalam aspek ekonomi tetapi jugapada peningkatan kesejahteraan masyarakatsekitar. Apa yang anda lakukan tersebut akanmemberi dampak positif jangka panjang seperticitra yang baik dan itu akan menjadi kekuatanpemasaran usaha Anda.

Mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktifdalam menjaga lingkungan merupakan faktoryang sangat penting, karena hasil yangdidapatkan tidak hanya mempengaruhi usahaAnda saja, tapi juga kehidupan masyarakatsekitar.

2.1 Kerjasama yang baik denganmasyarakat lokalMencegah dan memecahkan konflikSecara menyeluruh kami menemukan bahwausaha kecil menengah mempunyai konflik yanglebih kecil dengan masyarakat dibandingkandengan hotel besar. Bagaimanapun konflik yangterjadi tersebut akan lebih mudah untukdiselesaikan dengan komunikasi langsung antarapengelola dengan masyarakat denganmenggunakan fasilitas Banjar. Masyarakat di Balimempunyai struktur yang kuat, dimana akanmempermudah pihak bisnis untuk mengelolahubungan baik dengan masyarakat denganmenghadiri pertemuan di banjar.

Akan tetapi, hanya sedikit bisnis pariwisata diBali yang berbasis masyarakat. Hubungan yangbaik dikelola dengan saling berkomunikasi dalampertemuan banjar dan melibatkan masyarakatdan banjar dalam pembangunan, namun hal inisangat jarang terjadi dimana masyarakat lokalsecara aktif terlibat dalam perencanaan danpengelolaan dari usaha tersebut.

2.2 Kerjasama dengan masyarakat lokaluntuk pengelolaan lingkunganDalam survai yang kami lakukan, kamimenemukan bahwa kesulitan terbesar yangdihadapi oleh bisnis ekowisata di Bali adalahmengajak kerjasama masyarakat lokal untukberpartisipasi dalam aktivitas. Tingkatpendidikan, persepsi terhadap permasalahanlingkungan yang ada di tingkat masyarakatlokal sangat rendah. Sebagai contoh banyakorang beranggapan akan lebih mudah untukmembuang limbah cair maupun padat ke badansungai, apalagi melakukan pemilahan sampah,tanpa mempertimbangkan konsekuensi danakibatnya.

Mengukur partisipasi dari masyarakat lokaldalam aktivitas konservasi lingkungan

Gotong royong © Lintang

Page 40: lay out joint_all linked file.pmd

40

The East Bali Poverty Project

The East Bali Poverty Project merupakan LSM lokal di Baliyang memfokuskan diri pada pembangunan masyarakatmiskin di daerah Bali Timur terutama untuk masalahpendidikan, kesehatan, sanitasi, perkebunan organik, nutrisidan lainnya. TEBPP membangun hubungan yang baik denganpelaku bisnis pariwisata di Bali, terutama di wilayah Bali Timurdan mereka menjadi sponsor untuk proyek yang dikerjakanTEBPP. Beberapa dari pelaku pariwisata tersebutmenginformasikan proyek yang dilakukan oleh TEBPP dalambuklet di kamar tamu, dan mendorong tamu untuk ikutmenjadi donor atau menjadi sponsor regular. Program inisangat populer dikalangan wisatawan internasional.Bekerja sama dengan LSM yang mempunyai reputasi bagus dimata wisatawan dapat menolong Anda dalam rangkamendukung pembangunan lokal yang aman.

3. Partisipasi dan peningkatanekonomi masyarakat

“Masyarakat setempat ikut berpartisipasi dalamusaha pariwisata, keuntungan secara langsungdari penerimaan tenaga kerja lokal dan ataumeningkatkan pendapatan ekonomimasyarakat”.

Keterlibatan masyarakat dalam aktivitaspariwisata mutlak terjadi. Hal ini merupakandampak berganda dari aktivitas pariwisata itu

merupakan hal yang sangat penting dalammenerapkan ekowisata berkelanjutan. Beberapacontoh praktisi unggulan:

• Mengelola kegiatan bersih-bersih pantaibekerjasama dengan mayarakat lokaldan menyediakan insentif untukmasyarakat lokal yang berpartisipasiberupa bayaran atau sekedar makanan,pertunjukan dan lainnya.

• Mengelola aktivitas pengumpulansampah bersama dengan masyarakat.

• Mendukung aktivitas pendidikanlingkungan untuk anak.

2.3 Kontribusi untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat lokal

Beberapa bisnis pariwisata di Bali memberikontribusi untuk meningkatkan kesejahteraanmasyarkat lokal, seperti:

• Meningkatkan akses untuk air bersih,listrik dan transportasi

• Membangun infrastruktur desa(kontribusi pembangunan jalan desa,jembatan).

• Kontribusi untuk pendidikan anak,beasiswa.

• Kontribusi untuk program kesehatan• Donasi untuk pembangunan masyarakat

atau untuk mendukung aktivitas LSMlokal.

Bekerja secara langsung dengan masyarakatlokal untuk meningkatkan program sosial akanmenjadi sangat sulit untuk bisnis pariwisata jikamereka tidak memiliki sumber daya ataukompetensi untuk program ini. Hal ini juga akanmenimbulkan kecemburuan sosial.

Praktisi yang bagus adalah dengan bekerja samadengan LSM lokal, dengan posisi yang bagus

Melibatkan masyarakat lokal untukperunjukan seni © Lintang

untuk mengidentifikasi dan mengelola denganbaik program permberdayaan masyarakat, dandapat membantu mereka dengan memberidukungan sebagai bisnis pariwisata.

Page 41: lay out joint_all linked file.pmd

41

sendiri. Bentuk keterlibatan masyarakat dalamindustri pariwisata dapat secara langsungmaupun tidak langsung, misalnyamemberdayakan masyarakat sekitar kawasansebagai staf, menggunakan produk lokal yangdiproduksi oleh industri kecil lokal (contoh:sabun, minyak, produk spa, kerajinan tangandan lainnya).

3.1 Memperkerjakan masyarakatsetempat (dari desa setempat ataudesa tetangga)Sebagian besar usaha pariwisata skala kecilmenengah yang berada di pedesaanmemperkerjakan pegawai dari desa/ kawasansekitar. Namun, untuk manajemen biasanyaberasal dari luar daerah karena alasankeahlian dan pendidikan serta kemampuanberbahasa asing. Keuntungan jangka panjangyang dapat Anda peroleh denganmenggunakan sumber daya lokal antara lainikut memberdayakan masyarakat lokal. Biayaperekrutan SDM handal dari lokal akan lebihmurah dibanding jika Anda merekrutekspatriat atau orang luar kawasan danlainnya.

Beberapa usaha yang dapat Anda lakukanuntuk meningkatkan kualitas sumber dayalokal dan mengelola keuntungan jangkapanjang, yaitu:

• Memberikan pelatihan keterampilan operasional pada setiap divisi

• Memberikan pelatihan bahasa asing• Mengayomi dan melibatkan masyarakat

dalam perencanaan dan pengelolaankawasan

Usaha pelatihan masyarakat lokal danmemberdayakan mereka termasuk dalampraktisi unggulan. Hal ini dimaksudkan agarmereka mempunyai kesempatan yang samauntuk menempati level manajerial.

3.2 Menggunakan produk lokalSelain keterlibatan secara langsung,masyarakatpun dapat terlibat secara tidaklangsung dalam aktivitas pariwisata, misalnyasebagai supplier produk dan bahan makanan.Keuntungan yang Anda dapatkan denganmelibatkan masyarakat sebagai supplier antaralain anda tidak harus mengeluarkan ongkosproduksi untuk pengiriman barang atau biayatransportasi. Selain itu harga dari petanilangsung akan lebih murah dibandingkan denganharga dari pasar.

Langkah pertama yang dapat Anda mulai adalahmendata pemasok lokal yang memungkinkanyang terdapat di sekitar lokasi usaha Anda dankontaknya serta produk apa yang merekahasilkan. Lalu Anda dapat membuat kesepakatanbersama yang tidak memberatkan kedua belahpihak.

Praktisi unggulan yang mendukung produksilokal antara lain:

• Membeli produk lokal dengan harga di atasharga pasar

• Mendukung pihak produsen secara teknikaldan finansial

• Mendampingi pihak produsen lokal untukdapat memasarkan produknya ke pasaran.

3.3 Partisipasi masyarakat lokal dalamaktivitas pariwisata pendukungSelain sebagai supplier dan staf, masyarakatpundapat dilibatkan sebagai:

• Pemandu lokal untuk hiking, trekking, jasapenyewaan perahu nelayan dan lainnya.

• Mengunjungi pemahat lokal danberinteraksi dengan mereka (wawancara,diskusi, dll).

• Pelatih keseniaan dalam suatu workshop• Penari dan kelompok kesenian lokal dan

lainnya.

Page 42: lay out joint_all linked file.pmd

42

tidak ada lagi wisatawan yang mau berkunjungke lokasi tersebut karena sudah tidak memilikipotensi daya tariknya.

Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikanuntuk mengelola usaha Anda agar berkelanjutan:

• Pastikan tamu Anda memiliki sikap danmentaati peraturan khususnya ketikamereka mengunjungi situs budaya.

• Menginformasikan kepada tamu mengenaipemakaian kamera yang sopan.

• Menghindari aktivitas prostitusi.

Beberapa usaha pariwisata di Ubud, berusahamengangkat budaya asli sebagai kekuatanmereka, dengan disertai usaha konservasidengan cara ikut mempromosikan budayasetempat tidak hanya sebagai obyek wisata tapimengangkat keaslian budaya Bali itu sendiri.Adapun usaha promosi yang dilakukan antaralain mengikuti pameran kesenian di berbagaiNegara dengan ikut memamerkan kerajinanlokal, mengadakan pertukaran pelajar untukmempromosikan kesenian Bali, dan lainnya.

4. Mendukung budaya setempatUsaha pariwisata terutama ekowisatamembutuhkan interaksi positif antara tamudengan masyarakat lokal terutama di lokasiyang bersentuhan langsung dengan aktivitasbudaya masyarakat seperti di Bali. Hal iniberarti pihak pengelola harus menyediakanpanduan bagi wisatawan untuk menghindarikonflik atau kesalahan komunikasi.

Contoh kasus yang banyak terjadi tidak hanyadi Bali tetapi juga di daerah lain di Indonesia,karena banyaknya wisatawan yang datangdengan peluang ekonomi yang menggiurkan.Pada akhirnya banyak adat setempat yangdijadikan atraksi wisata akhirnya tidak asli lagikarena mengalami pergeseran makna dankebutuhan. Di lain pihak pelaku bisnispariwisata jarang yang melihat kecenderungantersebut. Bahkan mereka berduyun-duyunmendatangkan tamu ke area yang sebenarnyasangat asli dan rawan pergeseran budaya,misalnya daerah suku terpencil atau desa adatyang masih kuat unsur tradisionalnya.Kemudian terjadilah pergeseran budaya.Penduduk lokal mulai meniru gaya wisatawandan mulai melupakan budayanya sendiri. Halini diakibatkan oleh tidak terorganisirnyaaktivitas wisata yang ada. Sampai padaakhirnya budaya tersebut hilang dan lambat laun

Mendukung industri rumah tangga

Sebuah butik hotel yang terletak di Manggis memiliki aktivitaskonservasi alam dan budaya. Untuk mendukung aktivitas lokalmereka bekerja sama dengan salah satu industri rumah tanggauntuk produk spa di desa sekitar untuk pembuatan sabun yangakan digunakan tamu di hotel yang berbahan dasar kelapa. Sabuntersebut memiliki aroma alami seperti kayu manis atau rumputlaut. Meskipun banyak hotel menggunakan sabun yang diproduksioleh pabrik besar, Alila Manggis tetap bertahan dengan menggunakansabun produksi lokal. Penjelasan atau informasi mengenai sabun danbahan dasarnya diberikan kepada tamu yang menghargai usaha daripihak hotel. Selain itu tamu juga dapat membeli produk tersebut di tokoyang terdapat di hotel.

Memberdayakanmasyarakat

bukan berartimemperdayakan

masyarakat

Apa yang anda lakukan untuk melibatkanmasyarakat adalah untuk membantumengangkat kesejahteraan danperekonomian masyarakat. Disamping ituanda juga akan mendapat keuntunganjangka panjang yang akan membuat usahaanda berkelanjutan.

Dengan melibatkan masyarakat, Andamembantu mengangkat kesejahteraan danperekonomian masyarakat. Disamping ituAnda juga akan mendapat keuntunganjangka panjang yang membuat usaha Andaberkelanjutan.

Page 43: lay out joint_all linked file.pmd

43

Sabun alami dari minyak kelapa© Made Yudi Arsana

Perang pandan © Iskandar

Sangat penting untuk menginformasikan kepada tamu untuk tidakmemberikan uang kepada pengemis terutama anak-anak. Beberapatamu dan pemandu yang merasa kasihan akan memberikan uang,makanan atau permen kepada anak-anak tersebut. Hal ini dapatberakibat buruk. Anak-anak pengemis tersebut kadang pulangdengan uang yang lebih banyak dari yang orang tua merekadapatkan setelah bekerja, dan hal ini dapat memicu kebingungandalam keluarganya.

Hal tersebut dapat juga memicu anak untuk berhenti sekolah.Selain itu anak-anak yang terbiasa mengemis dijalanan danmendapatkan sesuatu dari turis asing bahkan dapat membahayakanjiwa mereka sendiri, misalnya ,menjadi obyek fedofili.

Jika mereka ingin berkontribusi untuk meningkatkan kesejahteraanmasyarakat kecil sebaiknya diakukan dengan menyalurkan danamelalui lembaga desa atau LSM setempat.

Pameran dan kelas kesenian lokal

Pihak pengelola Suly Resort – Ubud melihat potensi besar dariaktivitas budaya yang hampir tidak terangkat lagi di sekitarlokasinya. Kemudian mereka menciptakan aktivitas pamerankerajian dan kesenian serta kursus untuk wisatawan. Dalampengembangan produk ini Suly bekerja sama dengan penduduksekitar yang memiliki keahlian kesenian maupun kerajinan untukbergabung dalam pameran. Disana wisatawan dapat melihatpara pengrajin melakukan aktivitasnya, dan jika wisatawanberminat ada paket khusus untuk belajar kesenian tersebut.

Suly melakukan kontrak kerjasama dengan pengarjin dan artislokal dan setiap bulannya dilakukan perpanjangan kontrak.Sistem bagi hasil untuk kedua belah pihak tidak salingmemberatkan, bahkan dalam hal ini para pengrajin dan senimanlokal merasa memiliki wadah dan pasar yang pasti untukmenjual produknya.

Ruang pameran © Lintang

Page 44: lay out joint_all linked file.pmd

44

Menikmati Tarian Genjek

Ini merupakan salah satu contoh kerjasama yang kuat antaraseniman lokal dengan pihak hotel. Genjek adalah seni musiktradisional yang sangat populer dan dimainkan dengan sangatapik oleh masyarakat seniman lokal di daerah Bali Timur, tapi tidakterlalu sering tampil di hotel, tidak seperti tarian lain seperti TariLegong yang sangat sering dimainkan di hotel. Hotel Uyahmemberi dukungan kepada seniman genjek lokal. Kelompok senitersebut mempertunjukkan kebolehannya setiap minggu di hotel,bahkan ketika musim sepi. Aktivitas ini turut membantuperekonomian para seniman tersebut. Hotel juga memberikanbantuan dana untuk membeli peralatan musik dan seragam.Kesenian yang unik ini sangat menarik minat wisatawan, danwisatawan juga dapat ikut menari bersama para seniman.

Kelas seni dan pertukaran pelajar

Untuk mempertahankan dan mempromosikan kesenian Bali yangasli dan hampir tidak terangkat, pengelola ARMA membuat kelasbudaya dimana anak-anak lokal dapat berlatih menari dankesenian lainnya. Kelas tersebut terbuka untuk umum dan jugawisatawan. Misi dari ARMA sendiri adalah untuk mengenalkanbudaya Bali pada anak-anak agar tidak punah dan tetap dipegangteguh oleh masyarakat sebagai ciri khas orang Bali. ARMApunmerangkul seniman lokal yang sudah berumur untuk ikutbergabung dan mengajarkan budaya dan kesenian kepada anak-anak dan wisatawan.

Salah satu program yang diadakan dalam rangka promosi adalahpertukaran pelajar seni. ARMA bekerjasama dengan pemerintahSingapura mengadakan pertukaran pelajar bagi anak yangberprestasi dan dianggap dapat mewakili Indonesia. Dari aktivitasini kesenian Bali mulai banyak dikenal oleh orang luar terutamakaum mudanya dan tumbuh minat untuk dapat melihat danmempelajari kesenian Bali.

Genjek Hotel Uyah © The Natural Guide

Kelas musik © Lintang

Page 45: lay out joint_all linked file.pmd

45

Menyediakan makanan lokal khas Bali sebagai menu utama

Kebanyakan restoran di Bali menyajikan makananinternasional atau Indonesia/ Jawa/ Cina. Sangat sedikitrestoran yang menyajikan menu khas Bali yang asli. WarungBambu di Pemaron dan Bumbu Bali di Tanjung Benoamerupakan dua dari sedikit restoran yang mempunyai menumasakan Bali asli.Mereka juga mempunyai program kelas memasak, dankemudian menjadi sangat terkenal dan diminati oleh banyaktamunya. Aktivitas ini selain menguntungkan bagi pihakrestoran, juga ikut mempromosikan dan melestarikan budayakuliner Bali.

Pelestarian tenun tradisional yang menguntungkan penenun

Threads of Life mempromosikan seni menenun kontemporer yangberasal dari Bali, Sumba, Flores dan pulau lainnya. Mereka membeliatau memberi komisi per satu helai kain langsung kepada penenunyang sebagian besar adalah perempuan dan hasilnyamemaksimalkan pendapatan mereka. Mereka juga membuatkesepakatan pembayaran untuk kain tenun yang membutuhkanwaktu lebih dari setahun untuk proses pengerjaannya. Tekstil-tekstilberkualitas tersebut dijual disertai dengan deskripsi detil tentangbudaya yang terkandung di dalamnya, motif dan teknik pengerjaandi setiap helai kain. Selain itu mereka juga mempertahankanpenggunaan pewarna alami dan peralatan tradisional, juga adapertimbangan terhadap lingkungan dan budayanya. Mereka jugamemfasilitasi untuk pertukaran informasi tentang motif agar dapatmenambah pengetahuan penenun. Yayasan Threads of Life didanaioleh LSM indonesia yang memfokuskan diri pada pemberdayaanmasyarakat dan seni tenun tradisional.

Makanan tradisional Bali © Bumbu bali

Menenun © Lintang

Page 46: lay out joint_all linked file.pmd

4646464646

TTTTT..... Ramah wisatawanRamah wisatawanRamah wisatawanRamah wisatawanRamah wisatawan – Usaha menyediakan pengalamanan yang menyenangkan untuk wisatawan yangmenghargai alam dan budaya lokal

T1.T1.T1.T1.T1. Lingkungan yLingkungan yLingkungan yLingkungan yLingkungan yang asrang asrang asrang asrang asri,i,i,i,i, indah indah indah indah indah – Menyediakan kenyamanan yang menyuguhkan rasa damai, tidakterganggu, lingkungan alam dan budaya yang estetik

T11. Kualitas dari lingkungan sekitar (1-5 km sekitar tempat usaha)T12. Kualitas dari area (sekitar 0-500 m)T13. Pemandangan, kesempatan untuk menikmati lingkungan sekitar dari kamar / teras / restoran /

kebun/ kolam renang / tur

T2.T2.T2.T2.T2. Aman, bersih dan nyamanAman, bersih dan nyamanAman, bersih dan nyamanAman, bersih dan nyamanAman, bersih dan nyaman – Lokasi dan lingkugan sekitar bersih, terjaga dengan baikdan aman, pelayanan dan fasilitas berkualitas baik

T21. Kualitas akomodasi (kamar dan kamar mandi): fasilitas, kebersihan, desain, perawatanT22. Kualitas makanan: variasi, kesegaran, kebersihan dapur, atmosfer restoranT23. Kualitas fasilitas lain: kebun, kolam renang, pantai, spa dan lainnyaT24. Kenyamanan untuk keluarga dan anak

T3.T3.T3.T3.T3. Pegawai bersahabat dan efisienPegawai bersahabat dan efisienPegawai bersahabat dan efisienPegawai bersahabat dan efisienPegawai bersahabat dan efisien – pegawai dan semua orang yang terlibat dalam aktivitasusaha bersahabat, kebutuhan wisatawan ditangani secara efektif dan profesional

T31. Sikap pegawai: ramah tamah / bersahabatT32. Efisiensi pelayanan kepada wisatawan (pemesanan, transportasi, informasi, dll.)T33. Kapasitas untuk melayani kebutuhan dari tamu khusus (orang cacat, wisatawan manula)

T4.T4.T4.T4.T4. UpayUpayUpayUpayUpaya untuk menikmati/ melihat atra untuk menikmati/ melihat atra untuk menikmati/ melihat atra untuk menikmati/ melihat atra untuk menikmati/ melihat atraksi alam dan budayaksi alam dan budayaksi alam dan budayaksi alam dan budayaksi alam dan budayaaaaa – Wisatawan diberikan waktukhusus untuk menikmati dan melihat lingkungan budaya lokal dan alam

T41. Menawarkan informasi, interpretasi dan aktivitas untuk melihat dan menikmati alamlokal (jelaskan)

T42. Menawarkan informasi, interpretasi dan aktivitas melihat dan menikmati budaya lokal

Eco-Rating Eco-Rating Eco-Rating Eco-Rating Eco-Rating The NaturThe NaturThe NaturThe NaturThe Natural Guideal Guideal Guideal Guideal Guide

Page 47: lay out joint_all linked file.pmd

47

N. Ramah lingkungan – Usaha didisain dan dikelola dengan cara yang ramah lingkungan danmengurangi dampak lingkungan juga meningkatkan konservasi alam sekitar

N1. Perencanaan lingkungan: kebijakan, manajemen, lansekap dan bangunan - Fasilitas danaktivitas dipadukan dengan lingkungan dan memberikan prioritas kepada lingkungan lokal, dapatdiperbaharui dan sumber daya alam yang berkelanjutan

N11. kebijakan dan manajemen lingkunganN12. Dampak lingkungan dari pembangunan lokasi, dampak secara visual dan integrasi terhadap

lansekap dan penggunaan lahan secara tradisionalN13. Material bangunan

N2. Air, energi dan bahan kimia – Usaha untuk meminimalisasi penggunaan air, energi dan bahankimia berbahaya

N21. Langkah yang diambil untuk mengurangi konsumsi air dan ketergantungan terhadap air tanahN22. Langkah yang diambil untuk mengurangi konsumsi energi dan atau menggunakan

alternatif energi yang terbaharuiN23. Langkah yang diambil untuk mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan

menggunakan bahan tersebut dengan cara yang aman

N3. Minimalisasi limbah padat dan pembuangannya – usaha pengelola meminimalisasi limbahpadat untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan, dan berupaya untuk mengurangi, menggunakankembali dan atau mendaur ulang limbah padat yang dihasilkan

N31. Langkah yang diambil untuk mengurangi limbah padat yang dihasilkan dan menggunakan bahan-bahan daur ulang

N32. Langkah yang dilakukan dalam mengelola limbah cair dengan cara yang ramah lingkunganN33. Langkah yang dilakukan untuk membuang danmengelola limbah padat dengan cara yang

ramah linkgkungan

N4. Berpartisipasi dalam upaya konservasi dan pendidikan lingkungan – Pengelola memberiinformasi dan pendidikan kepada pegawainya dan juga tamu mengenai konservasi lingkungandan mendukung program konservasi lingkungan lokal

N41. kepedulian, pelatihan dan partisipasi pegawai dalam pengelolaan lingkunganN42. Peningkatan kepedulian, informasi dan partisipasi wisatawan terhadap konservasi

lingkunganN43. Kontribusi dan partisipasi pengelola dalam program lingkungan bekerja sama dengan

kelompok usaha lokal dan organisasi pemerhati lingkungan

Page 48: lay out joint_all linked file.pmd

48

C. Ramah masyarakat– Bisnis/ usaha berkontribusi dalam upaya peningkatankesejahteraan masyarakat lokal dan budaya lokal

C1. Pegawai – Pihak manajemen menjaga hubungan baik dengan pegawai, dan menempatkan merekadiatas standar lokal

C11. Semua pegawai menerima kompensasi yang adil dan keuntungan dari pekerjaan merekaC12. Hubungan yang baik antara manajemen dan pegawaiC13. program pelatihan untuk pegawai

C2. Hubungan dengan masyarakat lokal – Pihak manajemen menjaga hubungan baik denganmasyarakat lokal dan berkontribusi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal

C21. Kerjasama yang baik dengan masyarakat lokal, mencegah terjadinya konflik dan memberikansolusi untuk permasalahan yang terjadi

C22. Kerjasama dengan masyarakat lokal untuk pengelolaan lingkunganC23. Kontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat local

C3. Partisipasi dan kesempatan peningkatan ekonomi – Masyarakat lokal ikut berpartisipasidalam usaha pariwisata, atau memberi keuntungan secara langsung, mendahulukan pegawai darilokal dan meningkatkan kesempatan peningkatan perekonomian lokal

C31. Pegawai berasal dari masyarakat lokalC32. Menggunakan produk lokal, mendukung peningkatan usaha produk lokal dan pemasarannyaC33. keterlibatan masyarakat lokal terkait dalam aktivitas dan pelayanan pariwisata

C4. Mendukung budaya lokal – Pengelola mendukung dan mempromosikan usaha peningkatanbudaya lokal, termasuk kesenian, kerajinan, teknologi dan kehidupan masyarakat lokal

C41. Interaksi antara wisatawan dengan masyarakat lokalC42. Mempromosikan budaya lokalC43. Kontribusi dalam usaha peningkatan dan konservasi budaya lokal

Page 49: lay out joint_all linked file.pmd

49

Page 50: lay out joint_all linked file.pmd

50

INTRODUCTION

Ecotourism is a growing economic sector thatcan contribute to rural development, increasethe welfare of local communities and provideincentives for environmental conservation.With its exceptional offer of natural sites andindigenous cultures, Indonesia could becomeone of the world leaders in ecotourism. YetIndonesian ecotourism development is still farfrom its potential, and lacks internationalrecognition.

One of the present trends in the worldtourism market is a growing interest forenvironmental and social issues, which affectstravellers’ choices and behaviour. This marketdemand is generally known as “ecotourism”,“sustainable tourism” or “responsible travel”.

However, being environmentally and sociallyfriendly merely for the sake of following amarket trend is not sufficient. We need toprotect the resources upon which we rely,such as natural landscapes, prosperous andfriendly local communities, and traditionalcultures.

Ecotourism operators are mostly Small andMedium Scale Enterprises (SMEs) which canbe run by private companies, individuals,community groups or non-profit organisations.However, most SMEs are not preparedenough, or less so than larger businesses, toanswer the new market demand. Most often,SMEs do not have sufficient access toresources and information to start and maketheir business sustainable.

The tourism paradox: Is tourismkilling itself?

Since the 1970s, in many countries with lowservice costs and abundant sunshine, tourismdevelopment has been based on the three S’s:“sea, sand and sun”. This is also known asmass tourism: high quantities of tourists comingto stay in cheap resorts along the coast. Thissort of tourism provides little contribution to thelocal economy. It creates low-paid employment,and 80% of the profits are made outside thetourism area by foreign tour-operators,importers and hotel owners. Mass tourism, ifnot adequately controlled, is very destructive ofthe environment. It can cause depletion of waterresources, and pollution of rivers and beaches. Itcan also lead to a rise in prices that put landand other resources out of the reach of thelocal people. Mass tourism also encouragesacculturation, social disruptions and, often,prostitution.

The environmental damage is very visible in Bali:due to unchecked water use by hotels, many

“Ecotourism is a form of responsible tourism innatural areas, which protects nature and contributesto the welfare of local communities”(TIES – The International Ecotourism Society).

Sustainable development is a process ofdevelopment that “meets the needs of the presentwithout compromising the ability of futuregenerations to meet their own needs”(Brundtland report, UN, 1987).

Mass toursim © KvdO

Page 51: lay out joint_all linked file.pmd

5151515151

THE PRINCIPLES OF THE PRINCIPLES OF THE PRINCIPLES OF THE PRINCIPLES OF THE PRINCIPLES OF THE NTHE NTHE NTHE NTHE NAAAAATURAL GUIDETURAL GUIDETURAL GUIDETURAL GUIDETURAL GUIDE

1st principle: “tr“tr“tr“tr“traveller-fraveller-fraveller-fraveller-fraveller-friendly”;iendly”;iendly”;iendly”;iendly”; the hotel or activity provides anenjoyable experience for travellers who appreciatenature and local cultures (p.83).

2nd principle: “nature-friendly”;“nature-friendly”;“nature-friendly”;“nature-friendly”;“nature-friendly”; the operation is designed andmanaged in a way that reduces negativeenvironmental impact and enhances environmentalconservation (p.83, 84).

3rd principle: “community-friendly”; “community-friendly”; “community-friendly”; “community-friendly”; “community-friendly”; the operation contributes tothe welfare of local people and enhances local culture (p.84).

For further information please visit www.naturalguide.org

The Natural Guide to Bali, Anne Gouyon (Ed.)Yayasan Bumi Kita-Equinox Publishing, JakartaBali, Voyager autrement, à la rencontre de la nature et des peuples, AnneGouyon (Ed.)Yayasan Bumi Kita - Pages du Monde, Paris

Enjoy NatureEnjoy NatureEnjoy NatureEnjoy NatureEnjoy NatureMeet the PeopleMeet the PeopleMeet the PeopleMeet the PeopleMeet the People

MakMakMakMakMake a Diffe a Diffe a Diffe a Diffe a Differererererenceenceenceenceence

www.naturalguide.orgwww.naturalguide.orgwww.naturalguide.orgwww.naturalguide.orgwww.naturalguide.org

farmers don’t have enough water to cultivate thevery rice fields that hotel guests love to admire.Wastewater and plastic garbage are slowlychoking the beautiful beaches in which touristslike to bathe. Yet together, we can invent a newform of tourism, where we don’t destroy the veryassets of tourism itself.

In fact, one of the present trends in the worldtourism market is a growing concern forenvironmental and social issues, which affectstravellers’ choices and behaviour. This new marketis generally known as “sustainable tourism” or“responsible travel”. When there is a stronginterest or focus on the discovery of nature andtraditional cultures, it is then known as“ecotourism” (see box of definitions). Ecotourismis a growing economic sector worldwide. It hasthe potential to contribute to rural development,increase the welfare of local communities andprovide incentives for environmental conservation.With its exceptional offer of natural sites andindigenous cultures, Indonesia could become oneof the world leaders in ecotourism. Yet Indonesianecotourism development is still far from itspotential, and lacks international recognition.

One of the main difficulties faced in ecotourismdevelopment is the fact that potential ecotourismcompanies, individuals, community groups ornon-profit organisations. Most of these SMEsdo not have sufficient access to resources andinformation to start and make their businesssustainable, either from a commercial point ofview, or from an environmental point of view.

tourism operators according to the steps andefforts made towards sustainable tourism.So far, it is the only ecotourism travel guide-book in Indonesia.

When conducting research for The Natural Guideto Bali, we learned a lot about the good practicesthat can be implemented by SMEs trying to movetowards sustainable ecotourism. The purpose ofthe present book is to disseminate thisinformation, and provide tourism SMEs aroundIndonesia, and in similar locations, with guidanceregarding practical steps to be taken so that theirbusinesses become more sustainable and betteradapted to the ecotourism market. We hope thatthese guidelines will be useful to SMEs, which careabout sustainability and want to answer globaltrend needs. The chapters of this booklet followthe eco-rating principles used in The Natural Guideto Bali, which are: traveller-friendly, nature-friendlyand community-friendly (see appendix).

Promoting EcotourismPromoting EcotourismPromoting EcotourismPromoting EcotourismPromoting Ecotourism

In 2004, Yayasan Bumi Kita, in cooperation withBina Swadaya, the Indonesian EcotourismNetwork (Indecon), Yayasan Wisnu Bali, BaliFokus and Bali Wahana Bhakti, produced TheNatural Guide to Bali (published in English andFrench). The Natural Guide is the first series oftraveller’s guidebooks attempting to recommend

Page 52: lay out joint_all linked file.pmd

52

“More than 60% ofBritish tourists are willingto pay more for theirtrip if their money wentto preserving the localenvironment and toimproving local welfare.64% of tourists wouldagree to pay £ 10-25more to tour operatorswith a concern forimproving theenvironment and thewell-being of the hostcommunities.”(Tearfund, 2000).

These principles are based on the generalframework of sustainable development, alsoknown as “the triple bottom-line: economic viabilitycombined with environmental and socialresponsibility. For each principle, detailed criteriawere further elaborated based on existingcertification systems and international guidelinesfor sustainable tourism (for example the guidelinesfrom the UNWTO, WWF, UNEP, Green Globe21, IHEI, the European Eco-Labels for Tourism,and other national certification systems such asthe ones used in leading ecotourism countries likeCosta-Rica and Australia). Then, we developedlocally based indicators in consultation with localpartners, community representatives, otherstakeholders and feedback from travellers.

What are the Benefits?

Tourism business managers are often afraidthat becoming “environmentally-friendly” willresult in higher costs and reduced margins. Infact, in many cases, there are many economicbenefits associated with sound social andenvironmental management.

Loyal customers and enhanced publicimage

Tourists are increasingly sensible toenvironmental and social issues. By sharing andtaking action in these directions, respect andloyalty will be gained from customers who willspread the word about this particular hotel ortourism business. It will also improve the imagein the neighbourhood and public at large.Subsequently, businesses will benefit from therecognition of these efforts.

Efficient and dedicated staff

Ecotourism principles also cover provisions aboutthe welfare of employees. If efforts areundertaken to improve work conditions andbenefits of employees, staff members will

become interested in the success andsustainability of the business. This will increasemotivation, loyalty and efficiency, all leading toreduced staff turnover.

Good synergy with local communities

Sustainable tourism operators must make effortsto involve local communities in decision-makingprocesses and make sure that they get a fairshare of the tourism benefits in form ofcontributions for local welfare and development,improved infrastructure, better employment andbusiness opportunities. This will also limit the riskof conflicts with local villagers, and make sure thehotel or tourism business maintains a harmoniousrelationship as well as receive help andcooperation from the neighbouring communitywhen needed.

Long-term business benefits

Cooperation with other businesses sharingsimilar concerns and good practices forincreased ecological and social sustainability,offers opportunities for exchanging views,experiences and developing common programs.In the end, such collaborations can contributesignificantly to improving the local environmentand social conditions which businesssustainability depend upon.

New business opportunities

Worldwide, particularly in Europe, Australia andUnited States, a growing number of touroperators are already promoting “sustainabletourism” businesses. In all their destinations,they are looking for partners corresponding tothe criteria of sustainable or responsible tourism.By taking steps in this direction and showingcommitment to continue, this new form ofmarket can be attracted.

Page 53: lay out joint_all linked file.pmd

53

TRAVELLER-FRIENDLY

Traveller–friendly is a criteria based on tourists’perception. The target market here are “eco-tourists”; travellers who are interested in thediscovery of nature and local cultures in aresponsible way.

Tourism operators offer a range of facilitiesand activities to ecotourists willing todiscover nature and local culture. Thequestion is: do existing facilities andactivities fit tourists’ expectations andguarantee an enjoyable experience?

Important criteria for ecotourists are:1. Pristine, aesthetic2. Safe, clean, and comfortable3. Friendly and efficient staff4. Discovery of local nature and culture.

1. Pristine and aesthetic

“Provide a peaceful experience in a pristine,undisturbed, aesthetic environment in eithernatural or traditional man-made landscape”.

Beauty and authenticity are a must in anecotourism location. Although beauty is asubjective criteria, it is important to keep in mindthat eco-tourists are looking for pristine naturallandscapes or traditional settings.

When designing a tourism facility, it is importantto consider the strategic views that can beenjoyed by visitors, both from the rooms andother facilities such as terrace, restaurant,swimming pool, etc. or during excursions. This

Ecotourists, who are they?

There is no widely accepted definition about “who is an ecotourist”,however ecotourists can be described as tourists who appreciatenature and local culture, and travel in a responsible way. Many areindependent travellers, who arrange their own trip, reservations,accommodation, etc. by themselves. However, there are also tourgroup travellers who buy ecotours or cultural tours from specializedtour operators (Bovy and Lawson, 1998).

Market studies have revealed the profile of the average ecotourist:• He/she is likely to have a good education• Middle age range (25 to 55)• He/she is interested in outdoor activities (trekking, hiking,

rafting, sailing, etc.)• He/she is interested in discovering nature and culture• He/she is most likely to come from Europe, (France, Germany, Holland,

Scandinavia), Northern America or Australia. However, in the next 10years, more Asian tourists from new affluent countries will beinterested in ecotourism, especially from Japan, Singapore, SouthKorea, etc.

Ecotourists © Heinz-Yosef Heile

can include any view on natural or traditionallandscapes (rice fields, villages, mountains, forest,beaches, rivers, etc.). Scenic views around thebusiness location should not be obstructed.Unpleasant sights (roads, modern buildings,factories, landfills…) should be avoided, and, ifany, hidden by a row of trees or a wall coveredwith climbing plants.

Page 54: lay out joint_all linked file.pmd

54

Villas inspired by local architecture

At Taman Bebek Villas, in Sayang near Ubud, the design of severalbungalows was inspired by local architecture. Like in Bale Gedeceremonial pavilions of Bali’s mountain settlements, tiered roofs actas passive cooling systems, making use of AC unnecessary. Thisnatural, open design also allows guests great views across the valleyfrom the rooms.

Every effort must be made to reduce nuisances,especially noise. Visitors usually look for apeaceful atmosphere to relax. “Natural noises”such as sounds from the jungle or from villagedaily life will be acceptable, but perturbing noisefrom roads, factories, restaurants, etc. will rarelybe tolerated. Such nuisances can be reduced ifthe rooms are far, or below the source of noise.Rooms can also be insulated from the noise bya row of dense vegetation or a wall.

2. Safe, clean and comfortable

“The venue and surroundings are kept clean andsafe, the various facilities and services such asthe pool, tours, food, etc., are of good qualityand enjoyable”.

A safe, clean and pleasant environment is a keyfactor for guests in selecting places to stay. Theexpectation of travellers varies a lot in thisrespect. However, most ecotourists are happywith simple facilities which help maintain a“natural” and “authentic” feeling, especially ifthey are aware that it also contributes to lessennegative ecological impact. Nevertheless, theprice should be consistent with the offered levelof comfort. Most ecotourists will be happy tostay in rooms without air-conditioning, as long asthe price is moderate and rooms are providedwith natural ventilation, fans and mosquito nets.Based on feedback from customers, cleanlinessand good maintenance are by far the mostimportant criteria for all international travellers.They will not mind having simple accommodationand bathrooms as long as these are wellmaintained and spotlessly clean. In short, theywill prefer a clean, plain room with no air-conditioning rather than a deluxe room withstained walls.

When offering outdoor activities such as hiking,diving, rafting, etc, safety measures should betaken for guests and staff. Make sure

equipment is in good shape and that staff aswell as guests are aware of safety procedures incase of accidents. First aid kits should always benearby and checked regularly. A best practise isto ensure the safety of guests by offeringinsurance in case of accidents upon signing upfor outdoor activities.

Safety and convenience are also important.To ensure that your facilities are suitable forfamilies with children you can adopt thefollowing points:

• Ensuring the safety of children byseparating swimming areas, puttingbarriers in front of steep areas to preventfalling, etc.

• Serving a special menu for kids.• Having clean playground areas with grass

or sand, playground objects, and nature-based activities for children such asbiking, kite-flying, bird watching, orcultural activities adapted to children.

• Offering baby cots in rooms and baby-sitting services (preferably with a babysitter who can speak a few words ofEnglish or another foreign language).

A room with a view © KvdO

Room with natural ventilation © Lintang

Traditional ventilation system

Page 55: lay out joint_all linked file.pmd

55

Traditional culture and child entertainment

Ubud is visited by many foreign families with children. To cater for thisclientele, the Pondok Pekak Library has designed special programs forkids, based on the local culture. This includes dance shows and dancelessons for children. The choreography is inspired from traditionalculture, and packaged in a way that is fun and accessible for kids, e.g.the frog dance, and the children’s legong dance. Other activities includemulti-lingual singing, gamelan, etc.

3. Friendly and efficient staff

“The staff and any other people encounteredduring the stay or tour are friendly; the needs ofthe traveller are quickly, effectively andprofessionally handled”.

This criteria can be divided into 3 aspects:

3.1 Staff attitude and behaviour(hospitality / friendliness)The most important thing appreciated by alltravellers is friendliness. Even if the staff hasdifficulties understanding and meeting thedemands of an international visitor, this willbe accepted as long as they show a friendly,welcoming and helping attitude. This fits wellwith the Indonesian tradition of hospitality.

3.2 Service efficiency in providingassistance to guests (e.g. roomreservation, transport, ticketing,information, etc.)This criteria can become a problem for smallcommunity-based operations, where the localstaff may not be trained in internationalstandards of “efficiency”. However, visitors toecotourism operations usually understand thatthe standard of service is not the same in asmall family-run home stay than in a five-starinternational hotel. Besides activities suitable forall the clientele, special attention should be paidto tourists with particular needs; such as elderlyand disabled people. Here, the role played bytrained staff will be essential in order to provideadapted services.

3.3 Facilities or activities designed andadapted for disabled or senior guestsA growing number of eco-travellers are seniortravellers or disabled travellers. Trying to meetthe needs of this clientele will attract additional,faithful customers. This includes making sure

that all facilities can be easily accessed, forexample by avoiding steep steps, providingramps and handles along stairs and inbathrooms, and building reclining paths insteadof stairs when possible. Since Indonesian cultureis based on respect for the elderly, it is easy toinstruct or train local staff to help senior ordisabled travellers when needed.

4. Discovery of local nature andculture

“Travellers are given opportunities to enjoy anddiscover local environment or culture”.

There are three main sorts of ecotourismactivities:

• Outoor or sport activities (hiking, trekking,rafting, surfing, diving, etc.)

• Discovery of nature (flora, fauna,birdwatching, etc.)

• Discovery of local culture and interactionwith local people (dance, music, cooking,etc.) A dancing class for children

© Pondok Pekak

Page 56: lay out joint_all linked file.pmd

56

Tourists coming to Indonesia expect to discoverlocal nature and cultures. Ecotourism operatorsneed to provide opportunities for them to enjoyand discover the local nature and traditionalenvironment. Creativity is required to designoriginal tours or packages corresponding todemand, without damaging or exploiting natureand local culture.

Most hotels and tour operators in Bali arewell aware that tourists have an interest incultural as well as nature-based activities.However, few of them try to design uniquenatural and cultural recreation opportunitiestaking advantage of the local potential in thesurrounding area. Several obstacles areencountered here:

• Some local youth working as guides mayhave lost interest and knowledge of localcultural traditions.

• Local operators are often not sufficientlyaware of the kinds of attractions that maybe interesting for tourists. If they see thatanother operator promotes a particulartemple, site or excursion route withsuccess, they just follow this example andpropose the same attraction. As a result, afew well-known sites in Bali such as TanahLot or the Gitgit waterfall areovercrowded, while potentially interestingsites remain neglected.

Most tour guides earn much more incomefrom commissions on purchases by touriststhan from their salaries. Hence, they prefer tobring travellers to well-known mass-tourism sitescrowded with shops and restaurants. A fewrecommendations can be made here, based onthe Bali experience:

• Local operators should talk more oftenwith their guests to discover what theylike.

• They can develop cooperation with foreignecotourism organizations, which can helpthem to identify local acctrations matchingthe expectations of ecotourists.

• Local guides and young community membersmay need to re-discover their local traditionsas part of their training to become a tourguide. In order to do so, they may need tospend time talking with older members of thecommunity or adat leaders to understandtheir village history, architecture,ceremonies, etc. and learn tocommunicate this information to visitors.

• Ecotourism operators should provideadequate training and enforce a code ofconduct so that staff employed asecotourism guides does not acceptcommissions from shops and restaurants,provided that they receive adequatewages.

• Rationale of the pricing policy must beexplained to customer. The services ofa well-trained ecotourism guide whodoes not take commissions fromshops, are likely to be more expensivethan the local average. Customersneed to understand this.

Diving © Heinz-Yosef Heile

Bali Bird Walks

In Campuhan Victor Mason organizes unique walks where local guideshave been trained to lead bird watching trips. Guests are provided withbinoculars and can learn to spot 30 to 100 species of birds duringwalks along ravines, rice fields and forests. Ten percent of the incomegoes to the Bali Bird Park conservation fund.

Page 57: lay out joint_all linked file.pmd

57

Some communities, hotels and activitymanagers in Bali have designed originalprograms of natural and cultural activitiesbased on unique local attractions. They haveempowered members of the local communityto become tour guides or teach local traditionsto guests. Early pioneers in this field includeSua Bali in Gianyar and Puri Lumbungecotourism centre in Munduk. Other operatorshave followed and offer activities such as:

• Guided treks to local forested areas ormountain peaks, visits of unique naturalattractions such as waterfalls, rivers, siteswith beautiful views, etc. In Bali, specialnatural sites often hold particularcultural significance as well (location oftemples, holy sources, etc.)

• Cultural shows based on local musical,dance and theatre traditions.

• Discovery of agricultural or craftsmanshipskills and traditions such as rice farming,coffee growing and grinding, gong making,basketry, weaving, etc.

• Cultural classes where guests can learncooking, weaving, dancing, music, orother arts.

• Spiritual tours where guests meet withlocal priests or faith healers.

These activities are much appreciated by guestsas long as they are authentic and unique. Theyneed to be limited to either a few individuals orsmall groups (less than 8 people at once).Responsible tour operators also make sure thatthey don’t come to the same villages too often,so that the local communities are not over-burdened and keep a fresh, open, andspontaneous attitude to travellers.

It is also important to provide explanations andinterpretations about local nature, traditions andculture to guests. Since not all local guides maybe fluent in English or other languages, this maybe difficult. One possible solution is to write

Bali Starling & Kingfisher © Djuna Ivereigh

Diving for the disabled

Scuba diving is a very popular activity for eco-travellers, butcan be dangerous or too difficult for disabled travellers. Toanswer the specific needs of these clients, a Sanur-based diveshop, BIDP (Bali International Diving Professionals) hasidentified dive sites that are easy to access by handicappedpeople, and has trained its staff so they can accompany andassist disabled divers.

small explanatory texts, translated into Englishand to make them available for guests asphotocopies or leaflets.

Page 58: lay out joint_all linked file.pmd

58

Cultural classes for guests

Suly Resort and Spa Ubud has developed a program ofcultural classes for their guests, including 14 different aspectsof traditions that can be discovered during their stay: cooking,dancing, painting, egg painting, ceramics, making offerings,woodcarving, weaving, basketry, etc. The classes are providedby local people on a monthly contract basis.

Providing an English interpretation of local history

Bali has many fascinating temples, each with a different history andfunction embodied in temple structures, sculptures andceremonies. Unfortunately, very few guides are actually able toprovide in-depth explanations of these symbols to visitors. At PuraJagaraga, formerly the place of fierce independance fights, a local priesthas taken a succesful initiative.The priest stands by at the temple gate,ready to explain details of the temple history and the meaning ofsculptures to the guests. He has printed a two-page explanation,laminated in plastic, on the temple’s background that guests can readwhile touring the area. Guests leave voluntary donations (usually from RP10,000 to 50,000) after this well-explained visit.

A bird watching tower

Located at the foot of Batukaru mountain, Saribuana eco-lodgeoffers nature lovers the opportunity to observe bird-life and thenatural surroundings from a 30 meter high tower. The facility isoperated by locals whom supply guests with binoculars andexplanations on local nature and birdlife.

Pura Jagaraga © Leonard Lueras

Pottery class © Paramita

Page 59: lay out joint_all linked file.pmd

59

Bali herb walks in Ubud

Two Balinese from a family of traditional healers have designedherb walks in Ubud, in order to keep alive local knowledge ofherbal remedies. During guided walks, guests learn to identifylocal plant species using their eyes, nose, tongue, and thenthey learn the various ways to use plants for making drinks orcataplasms to cure diseases like diabetes, hepatitis or aches.

Village tours with local guides

Most tour operators offer similar tour packages, which is typical ofmass-tourism. However, there is a niche market for special interestactivities such as village tours. Bali Autrement has designed aunique village tour package in cooperation with local communities.Bali Autrement has helped villagers to create home stays and giventraining to youths to become local guides so that the tourists candiscover the village daily life, and learn about local nature andculture from the villagers themselves. This allows tourists tointeract with the community. This has lead to the creation of adonation system for the village schoolchildren. The schoolmanagement regularly sends reports to Bali Autrement.Information is forwarded to the donators who are kept informedof the school achievements and often come again to visit theschool, the village and the children.

Bush walk © Heinz-Yosef Heile

Gynura pseudo-china © BaliFokus

Plantago major © BaliFokus

Page 60: lay out joint_all linked file.pmd

60

NATURE-FRIENDLY

Eco-friendly architecture

The main architect and designer of the Waka Experience, a Balinesechain of boutique resorts, takes pride in working with the naturalenvironment when designing resorts. This starts with the landscaping,in which disturbances to local landscapes are kept to a minimum:“don’t move one stone, don’t fill one hole, don’t cut one tree” is hismotto. This was especially important in Waka Shorea, which is built onan 8-ha section in the West Bali National Park, where it is forbidden tocut trees. In Waka Gangga, bungalows are built similar to traditionalhuts, and rice fields have been kept in place. This allows guests toenjoy the rice fields. By allowing this the impact on the rice growingarea is kept to minimum. Where ever possible Waka resorts usescoconut timber and recycled timber in their constructions.

Eco-friendly action is the combined effort of allinvolved parties in reducing negative effects on anincreasingly affected environment. The tourismindustry in particular, is responsible for aconsiderable amount of environmental damage toboth the maritime and terrestrial eco-systems.Supplies of non-renewable natural resources arebecoming exhausted, scarce or permanentlydamaged because of over-exploitation.

Environmental management for small-scaletourism enterprises can be divided into fouraspects:

1. Environmental planning; policies,management, landscape and building

2. Water and energy conservation, use ofchemicals

3. Solid waste and waste water treatment4. Environmental education and

conservation.

1. Environmental planning: policies,management, landscape and building

“The design and management strives to minimizeenvironmental impact; the facilities and activitiesblend with the local environment and give thepriority to local and renewable resources obtainedin a sustainable manner.”

1.1 Setting up an environmentalmanagement policyThe first step towards an environmentalmanagement policy is a clear commitment fromthe management. This commitment should betranslated into simple, easy-to-understandstatements which can be found in the business

lobby, or on brochures, web pages, menus, etc.The statements should not be limited to generalobjectives, but also include clear examples ofsteps taken to reach these objectives.

Once the commitment towards goodenvironmental management is clear, it isnecessary to find ways to implement andtranslate it into a workable environmentalpolicy. The first step is to identify areaswhere progress can be made, and to set afew simple objectives. Progress towardsthese objectives can be measured throughsimple monitoring methods adapted tosmall-scale enterprises. For example, if oneof the objectives is to reduce water and energyconsumption, then it will be necessary to recordmonthly consumptions, and compare them withthe set objectives.

Eco-friendly architecture © Lintang

Page 61: lay out joint_all linked file.pmd

61

Creating heaven from a dumpsite

Lumbung Damuh is a 4 bungalow resort on the east coast ofBali which has adopted an eco-friendly approach. Thesebungalows are built on an area which used to be a dumpsite.The owner of the land decided to clean up the area withconsent from the community. Banana and coconut trees wereplanted and a few bungalows were built. In Ubud somethingsimilar has been done. In Ubud Sari, a dumpsite has beenconverted into a spa-resort with a beauty salon and a beautifulgarden.

Since the staff are the ones that actuallyimplement the environmental policy, it isnecessary that they receive clear informationabout this policy, its objectives, and the stepsto be taken (see section 4).

1.2 Landscaping and designBesides commitment and managerial policy,the environmental condition of thesurroundings also has to be taken intoaccount. Landscape design and buildingmaterials have to be planned before thefacility is constructed. Commitment of themanagement can be observed directly throughthe design of the building, and its efforts toharmonize facilities and activities with thelandscape. Measures to reduce negative impactsand to improve environmental quality include:

• Minimize the ratio of building areacompared to the immediate surroundings,allowing plenty of space for farmingareas, gardens and natural vegetation.

• Place new buildings on previously unusedareas, rather than on agricultural land.

• Maintain natural vegetation in gardensinstead of planting exotic species.

• Try to make buildings invisible from theoutside.

• Give the priority to local materials forconstruction.

• Use materials obtained from sustainablesources such as coconut timber, bamboo,or recycled wood.

1.3 Building materialsMany owners of tourism businesses tend toconsider that using natural building materials,such as wood and coral, is “environmentally-friendly”. However, this is not necessarily the

case. For example, the use of wood as aconstruction material is considered “natural”,but it can damage the environment if thetimber comes from endangered forest species.

“Our commitmentstatement has beenput into writing. Wehave placed it in allour rooms, and inareas that can easilybe seen by manypeople. Tourists reallyappreciate ourefforts”.(Udayana Ecolodge-Jimbaran).

“Natural does not necessarilymean environmentally friendly”

Page 62: lay out joint_all linked file.pmd

62

Choosing wood for construction

Give preference to recycled wood or material obtained from renewablesources: timber from certified plantations, ubiquitous species such ascoconut timber and bamboo, fruit trees such as jackfruit, durian ormango trees, or local species commonly planted in your area.

Be cautious when buying teak wood: check the origin and makesure that it comes from sustainably managed plantations.

Avoid use of timber extracted from natural forests, which may beeither illegally logged or managed in an unsustainable way. Forexample; avoid iron wood (ulin), meranti, kapur or bangkirai oftentraded as “kayu kalimantan”, and nyatoh. Only buy these species ifthey come from an FSC certified source.

Generally speaking, material is environmentallyfriendly if:

• It can be found locally. If a materialcomes from a local source, it is easier tocontrol whether the source is sustainableor not. At the same time, no energy iswasted by distance and transport. Use oflocal materials also contributes to thelocal economy.

• The material is recycled or re-used,such as wood once used for electricitypoles which can be turned intoconstruction material for a hotel.

• The material comes from a renewable,sustainable source. This is thecase of materials coming from plantationsor forests, as long as the quality ofharvested of harvested material does notexceed the re-growth, and the plantationor forest is managed in a sustainable way.Sources that can be considered as safe arelocal coconut or bamboo groves, which areeasier to replace than natural forest.

Materials that are “natural” but are likely to beharvested in an environmentally harmful way are:

Wood species from primary forests

Most of the hardwood timber used in Indonesiacomes from the natural forests and is exploitedin a non-sustainable way (over-exploitation ofresources without considering regenerationissues). The Indonesian Eco-labelling Organization(LEI) and Forest Stewardship Council (FSC), in-cooperation with the Indonesian Ministry ofForestry, provide certification schemes forenvironmentally friendly practices. Thesecertificates are given to forest managementunits that are operated in a sustainable manner.

Coral

Coral reefs house millions of organisms, theyfunction as as wave breakers and preventerosion. Widespread exploitation of coral hasresulted in major damage to coral reefs all overIndonesia. Coral is a material often used forconstruction and with the explosion of thetourism industry on Bali, a large quantity ofcoral was needed to develop infrastructure.Almost 80% of the coral reefs in Bali havebeen damaged. An example is what hashappened in Candidasa, where corals whereused for construction purposes. In turn, thedestruction of the coral reefs caused rapiderosion along the coast. Now Candidasa almosthas no beach anymore.

2. Water and energy conservation,use of chemicals

“The facilities and equipment minimize the useof water, harmful chemicals and energy”.

Splitting bamboo for construction © KvdO

Page 63: lay out joint_all linked file.pmd

63

Did you know that … ?

A dripping tap can waste up to 36 000 litres of water each year.This is the equivalent of filling around 180 baths. (Source: IH&RA,IHEI, UNEP, UNEP/IE, 1995)

It takes about 1 000 litres of water to produce 1 kg of rice in theirrigated rice terraces of Bali. (The Natural Guide to Bali, 2005)

Water usage efficiency rating in hotels

GOOD FAIR POOR4 -50 rooms < 120 000 120 000-140 000 > 140 000

50+ rooms < 160 000 160 000-185 000 > 185 000

NB: For hotels without swimming pool and in-house facilitiesOne cubic meter represents about five full baths.Source: IHEI, 1996

Liter / bed / year

2.1 WaterWater is the least renewable natural resourceand increasingly difficult to get on Bali. Watersupplies are dwindling because of unlimited andunregulated exploitation by the tourism, andother industries. The result is a chronic shortageof water or even draughts, which in turn result inthe reduction of rice produce. Would the touristbe interested to visit Bali if all the beautiful riceterraces turn dry? Several NGO’s and expertshave predicted that water resources will becomea major problem in the next 10 years.

Tourism related businesses consume water inlarge quantities. The average water use in largestar hotels ranges from 700 to 900 litres/perroom/per day compared to 360 litres for nonstar-hotels (IHEI, 1996). In an average Balinesehousehold about 80 litres per person isconsumed a day.

Therefore, we should strive to use waterefficiently by looking for alternative solutions, sothat we can minimize dependence on the PAM(Indonesian Water Company) and ground water.Water conservation is highly important becausewater resources are getting increasingly scarce,particularly in the more arid areas.

Steps to reduce water consumption:

• Evaluate all data about waterconsumption, equipment, occupancy, etc.

• Audit your water expenses per month (includeelectricity consumption for water pump.

• Conduct regular checking for anyleakages that could happen.

• Maintain water pipes and water usingdevices to reduce leakages.

• Use bowls/buckets for washing/cleaning –don’t leave the tap running.

• Reduce flow/hour for garden watering• Water the garden during the cool hours

of the day

© Heinz-Yosef Heile

Page 64: lay out joint_all linked file.pmd

64

Harvesting rainwater

The Udayana Eco-lodge is located in the arid hills aroundJimbaran, an area known for its frequent water shortages. Arainwater storage system is used as an alternative source of water.Rainwater is captured by a system of gutters installed around thebuilding, and is stored into 2 reservoirs of 16 m2, with a 2 meterdepth. The water goes through a filtration process to ensurecleanliness before being distributed to the rooms.

Waste Water Filtration

Alam Sari Spa Resort, located in Keliki near Ubud, hasconstructed a well-functioning liquid waste management facilityusing an aerobic system. After being processed, the water is usedto irrigate the garden. The result is satisfying because they caneconomise on water consumption and so reduce operationalcosts of the hotel.

For more information see point 3.1

Keeping your gardenhealthy begins with settingproper times of watering. Itis better to avoid wateringgardens at noon becausethe heat water evaporatesimmediately. Besides, waterdrops can magnify strongsunlight and delicate leavesand flowers could bescorched. Proper timing ofwatering gardens willreduce water usage andcosts as well as benefit tothe overall conditions ofyour garden.

• Reduce watering frequency• Keep a lot of trees and shade in your

garden, avoid open grass areas whichbecome dry easily

• If you are in a dry area, choose gardenspecies that are adapted to dryconditions, avoid species that need a lotof watering

• Don’t change bed sheets and towelsevery day unless required by guests, putsigns in rooms requesting the guests tohang their towel if they don’t need tochange it

• Put signs in rooms reminding guests touse water sparingly and not leave tapsopen unless needed

• Use rainwater harvesting systems (seeopposite column)

• Use other water sources as an alternative(such as river, subak, recycled water) e.g. forwatering garden

• Use toilets with a dual flush system• Install low-flow devices on taps• Provide an open green field for rainwater

infiltration.

2.2 EnergyBali is facing a problem of energy supply. Mostof the energy is now supplied from Java, and Balioften suffers from power cuts. Several projectshave been initiated to produce electricity locallybut are controversial because of theirenvironmental impact (Jakarta Post April 15,2004). Tourism businesses are major users ofenergy. A survey done by Pelangi in 2005shows that energy costs are more than 30% ofhotel’s operational costs, against only 10% in1997. However, studies have shown that hotelsstill use energy inefficiently. Tourism businessmanagement should make an effort to reducetheir energy consumption and shift towardsrenewable energy uses.

Harvesting rainwater

Page 65: lay out joint_all linked file.pmd

65

Both businesses and environment will benefitdirectly by saving energy, particularly in financialterms. The initial step is to audit all uses ofenergy. From there on, you can start establishingwhere there is a potential for saving energy.

Examples of some energy consuming itemsin the tourism business:

• Water heater, ventilator, AC• Laundry and dry cleaner• Lighting• Water pump (swimming pool, tap water, waste water treatment system)• Stove, refrigerator• Fuel• Electronic office equipment.

Steps towards energy conservation:

• Monitor the energy consumption of eachunit of your business (kitchen, rooms,vehicles, etc.). Set targets for reducing theconsumption of each unit, if theconsumption is reduced give bonuses tothe staff in charge.

• When buying vehicles or appliances (AC,fridges, washing machines…) check fortheir electricity consumption and buy the lowlow consumption ones. It may be moreexpensive, but will be cheaper in the long run.

• Install energy saving light bulbs.• Ask your staff to switch off all unused

lighting and electric devices (AC, lights,heater, etc).

• Put signs in rooms reminding guests toswitch off all unused lightning and electricdevices.

• If available, install key-tag switches inbedrooms. If this is not possible or tooexpensive, you can also put switchesoutside the bedrooms, so that your staffcan turn off ACs or lamps into the client’srooms when the clients have gone out.

• Use solar heaters, photovoltaic cells, windmills or other sources of renewable energy.

• Use bio-gas energy for cooking; this canbe obtained by constructing an anaerobicliquid waste management system(appendix 5).

• Promote tourism activities that do notrely on fuel-driven vehicles. For example,encourage guests to go walking or cyclingrather than relying on motorized vehiclesfor transport. You can also encourage theuse of traditional vehicles such as horse-drawn carts, sail boats, etc.

2.3 ChemicalsEvery day, many chemicals are used, oftenunconsciously. In the tourism business chemicalsare most commonly found in washing powders,cleaning liquids, batteries, detergents, fuel,pesticides, herbicides, paint, and chlorine used forswimming pools.

A recommendedenergy saving lamp

The Compact FluorescentLamp (CFL) is the mostefficient lamp on themarket. It is very suitablefor hotels as its energyefficiency is around 50 / 60lumens per watt and itsduration lasts about12.000 hours. The CFL isalso available in smallersizes. Its whitish radiancecan be softened by usinga lampshade.

(Appendix 1)

A horse-drawn cart © KvdO Sailing boats © Raymond Lesmana

Page 66: lay out joint_all linked file.pmd

66

Safe containers: harmful chemicals should bestored in their original container, with a clearlabel indicating the content of the container.Harmful chemicals should never be stored indrinking bottles, as it might be mistaken fordrinking water or lemonade. All containersshould be water-tight, without leakages, and witha safe tap.

Safe storage rooms: harmful chemicals shouldbe stored in a well-ventilated room, on aseparate shelf, well out of the reach of childrenand wandering animals, and in a locked cupboardif necessary. There should be a clearly visiblelabel warning people of the danger of thechemicals stored. The chemicals should beprotected from excessive heat, sunshine andfire. Avoid leakages of chemicals on woodenshelves, which will absorb the toxic ingredients.Protect the shelves with a plastic or metalcoating.

If the use of these chemicals is not properlycontrolled, it could cause harm, not only to theenvironment, but also to the health of guestsand employees.

Tourism business managers should use thefollowing steps to minimize the harmful impactof chemicals:

• Monitor the quantity of chlorine inswimming pools and use the lowest dosespossible or use alternative methods (salt,electrolyse) to avoid the use of chlorine.

• Monitor the quantity of detergents usedin kitchens, laundry and floor cleaning,and try to reduce the doses used.

• When purchasing paints, detergents,disinfectants or cleaning materials, choosethe less toxic ones.

• Reduce the use of chemical pesticides(including herbicides and insecticides).

• Use eco-friendly alternative methods forpest control such as manual control orperm culture (Source: IDEP). (See boxabout Neem p. 68).

Mosquitoes and insects are a major nuisance totourists visiting Bali. Environmental friendlyefforts to reduce bother by mosquitoes andinsects are:

• Use neem or lemongrass lotions orsprays, rather those based on harmfulchemical components.

• Supply mosquito nets.• Reduce spraying with harmful chemicals

and never spray when guests are aroundor when staff is working in the immediatesurroundings.

Below are some examples of actions that canbe taken to use other harmful chemicals in asafer way (especially insecticides and herbicides).

Using a self-made solar heater

Hotel Uyah, in Amed, is a small hotel on Bali’s east coast whichhas been developed based on environmental managementconcepts. The owner was eager to use solar energy to providehot water in the guest’s showers. Using a solar panel was not anoption since the initial costs are very high and being relativelyremote would make maintenance difficult. The owner designed asimple solar heating system using metal pipes coated in blackpaint. This absorbs heat from the sun and keeps the water warm.It is recommended that such home-made solar heaters shouldnot be too far from the bathrooms to avoid loss of heat indistribution pipes. Besides, when using systems like this, it isimportant to inform guests in advance that the water heating isprovided by solar power, and hence there may not always be hotwater during cloudy days. For eco-tourists this is usually not aproblem as long as it is clearly mentioned in advance.

Water heating system© Made Yudi Arsana

Page 67: lay out joint_all linked file.pmd

67

Swimming pool purifications through electrolyse withcopper & silver

The management of Gajah Mina Hotel uses an ionisation system tokill algae and bacteria in their swimming pool. This greatly reduces theuse of chlorine; 10 times less than other swimming pools. Thetechnique is based on the natural qualities of silver, a natural bacterialkiller, and copper, a renowned algaecide killer. The water is purified byletting it flow past copper and silver electrodes. Unlike chlorine-basedswimming pools, this system is cheap and has no harmful effects tothe human body. This system is not affected by heat or light, and iseasy to install and maintain.

Negative effects of chlorinein water:• Causes itchiness to the

eyes, nose, skin and hair• Causes a dry skin• Negative effects on

vitamin B, C and E levelsin the human system

• Can increase cholesterollevels; induce heartproblems, stroke, kidneyproblems, difficultbreathing and cancer.

Safe usage: the staff should be trained androutinely adhere to safety guidelines and useprovided safety equipment (mask, gloves) whenhandling harmful chemicals. They should washtheir hands after usage, and should not smokeor eat while using the chemicals.

Safe disposal: do not dispose of emptycontainers or cloth soaked with chemicals nearwaterways or in a place that can be reached bychildren and wandering animals.

Organic food and farmingOne good way to reduce using chemicals is topromote organic products. Organic products aremuch tastier, more healthy and better for theenvironment.

A number of hotels and restaurants have shiftedto organic farming or using organic products.However, many of them only use organic as aslogan, without knowing whether the food theyserve is really organic because there is no propertesting or research on the food.

Organic farming is a system of crop cultivationemploying biological methods of fertilization andpest control as substitutes for chemicalfertilizers and pesticides. Organic materials, suchas compost, animal manure, and crop residues,are used both to improve soil structure and tonourish soil, which in turn nourishes plants.Chemical fertilizers, by contrast, feed plantsdirectly.

Biological pest control is achieved throughpreventive methods, including diversified farming,crop rotation, planting pest-deterrent species,use of biological insecticides and pest-management practices. Organic farming is morecompatible with diversified, small-scale andlabour-intensive cultivation.

A. Unclean waterB. Copper electrodeC. Silver electrodeD. Clean waterE. Low voltage electric sourceFor further information:www.aquasprite.com

Copper & silver electrolyse system

Page 68: lay out joint_all linked file.pmd

68

Neem: a natural insecticide

Neem (Azadirachta Indica), a tree well adapted to Indonesia’s most aridareas, is well-know for its insecticide and medicinal properties.Azadirachtin, neem’s principal active compound, is mostly found in seeds.

Neem based products offer an alternative to protect plants as well as toavoid undesirable affects of chemical pesticide and fertilizer use. Neem-based formulations act as insect repellent but do not usually kill insectsdirectly. Azadirachtin affects insect physiology by mimicking a naturalhormone. It inhibits feeding, and disrupts insect growth and reproduction. Ithas proven effective against a large number of insect species, includingbeetles, weevils, leaf hoppers wasps, cockroaches, and even termites.

In Pupuan, in the highlands of central western Bali, PT Intaran has created apilot factory for processing Neem seeds to produce a high-grade Neem oiland cake, which are further processed into a wide range of safe andeffective products.

Sources: www.indoneem.com & www.worldagroforestrycentre.org (Agro-forestry Database)

Promoting organic products and farming

Some hotels in Bali, like Nirarta in Sidemen and Prana Dewi in Batukaruhave developed organic agriculture around the hotel and have tried toconvince their employees and community members to do the same. Atthis stage, all of the employees have studied organic agriculture. Peoplein the surrounding communities have started to reduce the use ofchemicals in agricultural practices. It has become evident for all that theproductivity of organic agriculture is better and the prices of its productsare becoming higher.

3. Wastewater and solid waste

“Waste creation is minimized; waste waters andgarbage are disposed of in an environmentally-friendly manner; the hotel or operationparticipates in or supports local wastemanagement initiatives.”

3.1 Wastewater (Appendix 2)As other countries, Indonesia has policies tocontrol the emission of liquid waste. TheIndonesian Ministry of Environment hasestablished regulations for this. (Appendix3.) However, there are still many cases,particularly in the tourism sector, wherenegative effects of liquid waste are ignored.Recent studies have shown alarming highpollution rates. Many of Bali’s famed beachesare polluted with heavy metals such as lead,sulphides and other chemical substances.According to a study conducted by UdayanaUniversity’s school of Medicine, the high levels ofchemicals in Baliinese waters could be apotential threat to people’s health. It canpenetrate the human body throughcontaminated water or food and be absorbedvia the skin or respiratory system (source:Jakarta Post, June 14 2005). Besides pollutingcoastal areas, liquid waste from hotels alsocauses pollution to ground water, and containspathogenic bacteria that can cause diarrhoea,typhoid and other diseases.

Liquid waste from hotels can be categorized asdomestic waste namely those that come frombathrooms, toilets, kitchens, laundry etc. It canbe managed biologically (by using micro-organisms) in order to make it safe for disposal.

Several hotels have started to implementwastewater treatment schemes to reducenegative impact on the environment. However,most hotels still do not have wastewater

Page 69: lay out joint_all linked file.pmd

69

treatment plans; some even dispose theirwastewater directly into rivers or the sea.

A review of effluents should be conducted to:

• Identify the sources, types and, if readilyavailable, quantities of current wastewater emissions and discharges

• Hazardous substances which have thepotential to cause harm, if accidentallydischarged used or stored, by the hotelshould be listed

• Identify key options for reducing currentdischarges, or the risk of accidentaldischarges, to the environment, andassess the costs and benefits ofimplementing these.

Sources: IH&RA, IHEI, UNEP and UNEP/IE etal. 1995

Liquid waste has to be checked in order tomeet standards set by the government orlocal government (Appendix 3). Existing lawsand regulation require that liquid waste isproperly processed. Construction of liquidwaste processing facilities is the mosteffective way to process liquid waste. Thepurpose of building such a facility is to reducethe negative impact of liquid waste to theenvironment and public health. Processed liquidwaste can also be used for the irrigation ofgardens or fields. Conducting routine checkson water-use consumption and other relativelyeasy actions will also help to reduce sanitationproblems.

There are several options of liquid wasteprocessing technologies:

• Bio-digester (air tight domes / vaultdigests highly organic liquid waste inorder to produce energy).

• Septic tank (a straightforward 2 tanksystem that settles and stabilizes mud).

• An anaerobic Baffled Reactor (reducesBOD and COD up to 90%, not utilizingmuch space because it is buried).

• Aerobic ponds (for processing andreduction of organic content. This facilityis easy to construct).

• An anaerobic filter (liquid wastechannelled through filters to reduceBOD/COD up to 90% which canwithstand fluctuations in water pressure.This structure is also buried).

• Planted gravel filter or Waste WaterGarden where plants act as a filter byabsorbing phosphates or nitrogen fromwastewater.

3.2 Solid wasteMany people tend to think that proper wastemanagement means sending waste away forrecycling. However, recycling is costly, andrequires transport of waste over long distances,which is hardly eco-friendly. Moreover, there arevery few recycling facilities in Bali. Hence, it isalways better to avoid creating unnecessarywaste in the first place.

Harmful disposal of liquid waste© Yuyun Ismawati

What is a waste water garden?

A waste water garden is certainly the most elegant way to disposeliquid waste. It looks like a water garden but is actually a sewagetreatment integrated into the garden landscape. It consists first ofa buried two-chamber septic tank, where waste water is treatedthrough anaerobic process –the bacteria break down the solidwastes. Then the waste water flows in an open two-compartmenttank filled with gravel and mulch where aerobic bacteria furtherdecompose the wastes into nutrients available for water plants.The water garden acts as a filter.

For information: www.idepfoundation.com or appendix 5

Harmful disposal of liquid waste© Lintang

Page 70: lay out joint_all linked file.pmd

70

Proper waste management can reduce thevolume of waste and at the same time savethe use of raw materials, energy, resourcesand money.

Steps to reduce solid waste:

• Reduce use of excessive wrappings andadvise suppliers to change productionprocesses by reducing inefficient materialand wrappings (avoid plastic wrapping,replace plastic water bottles with glassbottles, use refillable containers forbathing soaps and amenities, resell soapleftovers to suppliers or donate topeople in need).

• Re-use useful everyday utensils.(Example: re-use old clothes and othergarments and turn them into cleaningrags or laundry bags, re-use paper fordraft documents or receipts).

• Recycle materials which still have value(composting, recycle bottles, cardboardboxes, cans, etc.) (Appendix 7)

Required duration for decomposition

Paper 2.5 monthsOrange peel 6 monthsCardboard 5 monthsCigarette filter 10-12 yearsPlastic bag 10-12 yearsShoe leather 25-40 yearsNylon cloth 30-40 yearsPlastic 50-80 yearsAluminium 80-100 yearsStyrofoam indecomposable

The use of liquid waste processing systems in hotels

More and more hotels and restaurants in Bali are using variouswastewater treatment systems and are using the treated water toirrigate their gardens. By producing harmless waste which can beused to irrigate gardens, these systems reduce water consumptionwhich in turn reduces operational costs. The systems aim to filterliquid waste from toilets, bathrooms, and kitchens throughprocessing facilities. These methods have advantages anddisadvantages, yet provide solutions in the liquid wastemanagement issue.

Objects made from waste © Lintang

Illegal dumping © NokaIllegal dumping © Noka

ReduceReuse

Recycle

3R

Page 71: lay out joint_all linked file.pmd

71

Reducing solid waste

“Every time we go to themarket, we ask vendors notto give us plastic bags. Whenavailable we prefer to buysmall items packed in bananaleaves, we also bring our ownshopping basket. Most sellerson the market know us bynow and when we buy thingsthey don’t give us plastic bagsanymore. By doing this wereduce plastic waste in ourhotel”Lumbung Damuh,Candidasa

“From the initial developmentof our bungalows, we agreedto separate our solid wastefor composting. Now, we usethe compost in our gardenand its organic plants areconsumed by our guests andmy family”Saraswati, Lovina

Using banana leaves or baskets to wrap food items

Instead of wrapping lunch or food with plastic or stereo-form,several travel agents in Bali use banana leaves or baskets to wrapfood items. Besides being environmentally friendly, this practicealso reduces the amount of waste and makes use of locallyavailable materials. This practice is highly appreciated by guestsbecause it is more nature friendly compared to use of plastics.

4. Environmental education andconservation

“The management provides information andeducation to travellers, staff and communitiesabout the local environment, its features and theways to preserve it, as well as support localconservation, environmental management andeducation initiatives.”

Environmental education is important toraise awareness among employees, localcommunities and tourists. The hotelmanagement can supply educationalmaterials and contribute to local communityinitiatives.

In general, hotel management can raiseawareness on environmental and conservationissues to the following groups:

4.1 Employees - Training andparticipation in environmentalissuesEducation, motivation and participation ofemployees are key aspects in developingsustainable ecotourism products. With noenvironmental education, employees will notunderstand reasons behind standardoperational procedures linked toenvironmental management. Hence, they arelikely to cease implementing them as soon asthe managers are not around.

There are several steps that a businessmanager can take to educate staff:

• Work with NGOs and local orinternational volunteers to developenvironmental education for employees.Ideally, this should start with very basicsimple facts. For example, most hotel staffin Bali doesn’t realize that it takesdecades for plastic items to decompose.

• Since employees usually come from localcommunities, combine these programswith environmental education for localpeople, especially the more receptive,younger generation.

• Explain to the staff that the environmentalpolicies will also bring new customers byproducing cleaner, more pleasantsurroundings (no garbage on the beach, nounpleasant smell of chemicals in laundry,pool or garden, etc).

Food wrapped in banana leaves © Paramita

Page 72: lay out joint_all linked file.pmd

72

Reducing the use of plastic bottles by promoting water refill

Several hotels and tour operators in Bali are realizing that because ofno adequate waste management facilities, plastic water bottles areoften ending up on beaches and riversides. They are starting to takeconcrete steps to encourage guests not to use plastic bottles. Initially,guests are informed through message boards, brochures, andinformation sheets in their rooms on the need to reduce plastic tosave Bali’s environment. After this, they are offered the choicebetween buying water in a plastic bottle (at high cost) and gettingtheir drinking water in a jar (free of charge). Several operators evenencourage guests to refill their water bottle for free from a watergallon or fountain. This is of little cost to the hotel, and promotes aneco-friendly, traveller-friendly image. However, it is important to informguests that the drinking water comes from a mineral water fountainand is safe for drinking. The staff should also make sure that thedrinking water fountain is kept clean. Guests should be able tosee it by themselves or even offer help themselves.

• Encourage staff to make their ownsuggestions for environmentally friendlypractices.

• Give bonus / incentives, praise and awardsto staff who implement bestenvironmental practices.

4.2 Tourists - Increase the awareness,information and participation inenvironmental issuesInforming and educating guests aboutenvironmental policies and providing themwith guidelines and tips are also important.However, be careful that all statements madeabout eco-friendly practices are actuallyimplemented, if not, the image of yourbusiness will suffer. Providing tips to guestswill ensure that they cooperate toenvironmental management, for example:

• Ask guests to report leakages in waterdevices such as toilet, water basin, watertap, etc. and to use water sparingly

• Ask guests to switch off electric deviceswhen leaving a room

• Put a note in the bathroom to encourageguests to keep the same towels andsheets instead of having washed themevery day.

This could also happen…

“The manager of a good dive shop told us proudly about his policy forwaste separation and recycling. When talking with the staff, we realizedthat the waste was not separated (all the waste in each of the six binsfor organic, plastic, metal, etc. was mixed up) and sent to a landfillinstead of the recycling facility. When asked about the environmentalpolicies of a middle-class hotel advertising itself as “eco-friendly”, themarketing manager told us bluntly that he did not know whatenvironmental policies were. He also added that the phrase “eco-friendly”’had appeared on their brochures a few months ago, but he does notknow what that actually means. Another example is the management ofa posh restaurant, which proudly advertises the organic food from itsgarden. When talking to the gardeners, they told us that they routinelyuse chemical fertilizers and pesticides in the garden, like they are used todo on their own farm”.

Water refill © Lintang

Page 73: lay out joint_all linked file.pmd

73

Offering information to guests on how tointerpret eco-friendly activities/ facilities in yourhotel is important. Guests will appreciate goodoral and written explanations on how to takeenvironmental friendly activities properly.

4.3 Local communities-tourismstakeholders and / or organizations- linkedto environmental issues contribute andparticipate in environmental programsSeveral tourism businesses in Bali contribute toenvironmentally friendly programs. Theycollaborate among themselves and makeefforts to involve community members intheir programs. An example is the BaliBuddha Café and Health Shop, which hasinitiated to collect waste and recyclablewaste. They also encourage other businessesto participate in efforts to sort out wasteand take part in their recycling program.

Many efforts are being made by tourismstakeholders in Bali to protect and conserveBali’s natural resources, which are alsomajor assets in tourism, (coral reefs, marinespecies, birds, butterflies and other wildanimals). These efforts require continuoussupport from the government, guests and otherbusinesses, as well as the involvement of localcommunities.

An eco-training program for hotel staff and communities

The owner of eco-hotel Uyah in Amed decided to cooperate with hisstaff on the design and implementation of the environmentalmanagement policy of the business. During six months, with thehelp of a volunteer, regular meetings were conducted with the staff.This helped to define training needs, and identify the low level ofenvironmental awareness among staff, who mostly come from thelocal community. Basic environmental education was provided toincrease awareness. Consequently, the management, trainer andstaff jointly identified which areas to improve and work on. This ledto agreements on procedures on how to reduce the use of plasticpackaging, monitor water and electricity use, and use low-consumption electricity items, etc. The policies are clearly stated inthe hotel brochures, website and information sheets given toguests. The staff takes great pride in their hotel’s eco-policy.

The staff is also encouraged to disseminate environmentaleducation to other community members. At key occasions, eventsare organized with the community to raise their ecologicalawareness, for example, by lending snorkelling equipment toschoolchildren so they can learn first hand about the coral reefs.When interviewed, the staff indicated that they would like toreceive more training to maintain and develop their understandingof good environmental management.

Training © Bina Swadaya

Waste separation © Lintang

Page 74: lay out joint_all linked file.pmd

74

Installing mooring buoys to protect corals

Although Bali is a prime diving destination there are only a fewmooring buoys around the island. As a result, dive boatoperators often resort to anchoring boats in fragile coral reefs.Aquamarine, an eco-friendly dive operation based in Seminyak,has contributed to funding the installation of mooring buoys indiving areas. Installing mooring buoys should always beproceeded by good mapping of the underwater area.

Saving corals in Pemuteran: a cooperation between anecotourism business and the local community

Pemuteran is a small, peaceful beach village in northwest Bali.When it started getting popular, the local tourism businesscommunity wanted to avoid similar destruction of the coastalenvironment as in Candidasa or Lovina. Initially, the owner of alarge hotel worked with local communities to developenvironmental education programs, and encouraged them toform a group of pecalang laut to protect the corals fromdestructive fishing methods like bomb –or cyanide fishing. Tomotivate the community, the hotels and dive shop owners helpedthe villagers to set up a community-run snorkelling counter. Theydonated snorkelling equipment to the village, which in turn rentsthem out to the tourists. The village makes about RP 1 million permonth from this activity, which provides an incentive to conservethe coral reefs. Taman Sari, a large hotel, conducts coralrehabilitation activities to which other businesses also contribute.Guests can dive or snorkel in the coral rehabilitation site, whichprovides an additional point of interest.

Coral reef © Heinz-Yosef Heile

Page 75: lay out joint_all linked file.pmd

75

An initiative to protect turtles

The green turtle is becoming increasingly endangered because it ishunted for its meat and colorful shell. In Benoa and PemuteranRumah Bali and Reef Seen have initiated a turtle hatching facility inwhich turtle eggs, available at local fish markets, are bought forhatching and accordingly released. Besides this, both organizationscooperate with local communities in controlling the sale of turtles.When a turtle is for sale, it is bought by the locals and set freeagain. These efforts have gained the attention and support oftourists coming to Bali. They are directly involved in releasing theturtles and, in appreciation of their efforts and participation inturtle conservation, awarded a certificate.

For information: www.balifoods.com

Releasing turtles © Lintang

Page 76: lay out joint_all linked file.pmd

76

This criteria focuses on the communitiessurrounding the tourism operation. Involvingthem in tourism operations and businessesshould contribute to their welfare.According to Indonesian government policy,local communities have to be involved in thetourism activities conducted in their area.

In this chapter, we will discuss to whatextent local communities can be involved inbusinesses and how to create products thatcan help preserve and improve local culture.These criteria focus on:

1. Relationship with employees2. Relationship with communities3. Participation and economic opportunities4. Support of local culture.

1. Relationship with employees

“The management maintains good relations withemployees, and treats them according to, orabove local standards”.

There are several important points toconsider when managing hotel staff:

• Welfare of employees; all employeesshould receive a fair compensation andbenefits such as a share of tips,reimbursement of medical expenses forstaff and families, medical insurance,bonuses, and housing.

• Good relationship betweenmanagement and employees; themanagement should strive to maintain agood atmosphere and make sure to

COMMUNITY-FRIENDLY

maintain a permanent dialogue withemployees.

• Training programmes to staff; basedon their individual tasks; the mainfunction of trainings is to enhanceprofessionalism of staff as well as keep tothem up-to-date with new developments.

1.1 All employees receive faircompensations and benefitsThis criteria is extremely hard to evaluatebecause there is little transparency aboutpayment of salaries in the tourism business.Many employees in the tourism business arepaid less than average salaries and/or on anirregular basis. Many hotels however, havebonus systems based on the number ofcustomers, or the amount of profit.

The best hotels provide full reimbursementof medical expenses for staff and their

Shielding employees from crises

Many hotels in Bali laid off a lot of their staff after the October2002 bomb, or reduced their pay and work time as much as50%. The most socially concerned hotels managed to keep alltheir staff without cutting the main salaries. One particular hotelkept employing the staff without reducing salaries, anddecreased their workload by 20% to compensate for the lack oftips and bonuses from guests. This costly measure has turnedinto a benefit for the management. The hotels that managed tokeep their staff and maintain their salaries are now enjoyingstronger loyalty with the staff. Recognizing the efforts to shieldtheir staff from the crises, the relationship with localcommunities has also improved.

Happy employee © KvdO

Page 77: lay out joint_all linked file.pmd

77

families. Insurance should be provided for staffworking in dangerous outdoor activities, but thisrarely happens.

A good practice that is easy to implement, isto leave a collective tip box at the receptionor cashier and to encourage guests to leavea tip for employees when leaving. Too often,only the employees in direct contact withguests receive tips. Having a collective tipbox enables an equal distribution of tipsamong all staff members.

1.2 Good relations betweenmanagement and employees - efforts bythe management to maintain a goodatmosphere and meet the needs of employees

The turnover level of staff is always a goodindicator of the relationship with themanagement. Most small-scale tourismoperations are run in a family manner, andthis helps to keep good relations. A good indicatorof mutual relations is the way the managementreacts to low frequentation periods or low season(see box on opposite page).

Staff members can also be involved indecision-making. Staff meetings couldbecome an opportunity to learn from eachother and share ideas, feelings, efforts andideas on how to improve the business. Thiswill motivate the staff in their work andstimulate them to think creatively. They willconsider themselves not merely staff butmember of a team. Enabling staff to developa sense of belonging will increase theircommitment.

1.3 Training for employeesProviding training for employees is animportant aspect of running a tourism-basedbusiness. Many hotels in Bali prefer to recruitstaff that already has a background in tourism

education in order to avoid providing trainingagain. They generally consider temporaryrecruitment of trainees for work in their hotels,or other tourism based businesses, enougheffort in the field of training. But there is moreto training staff than just letting them do allsorts of odd-jobs. More time should be spent onproviding information and guidelines onoperational procedures, as well as other in-house trainings, especially with regard tonew staff members. Having regular trainingprograms for staff will increase quality ofservice, loyalty, and communication betweenstaff and management.

2. Social relations with the community

“The management maintains good relations withthe local community, and provides social assistanceto enhance their welfare, such as educational ormedical support, infrastructures, etc.”

Maintaining good relations with neighboringcommunities is key to the success of anytourism business, and even more so forecotourism operations. It is also important toinvite the members of local communities toparticipate in environmental protection activities.This will benefit both the tourism operation andthe community itself.

2.1 Good cooperation with the localcommunities - conflict prevention andresolution

All together, small-scale tourism operations haveless conflict with local communities than large-scale hotels. Whenever there is a conflict, it iseasier to solve by direct communication betweenthe operator management and the Banjarauthorities. The communities in Bali have astrong structure, which provides a venue for localoperators to maintain good relations withcommunities by participating in Banjar meetings.

Community involvement © KvdO

Helping each other © KvdO

Page 78: lay out joint_all linked file.pmd

78

Tourism businesses supporting community development

The East Bali Poverty Project (EBPP) is a Bali based NGO thatfocuses on conducting community development projects in thepoorest areas of East Bali. Among others, they work in the fieldof education, health, sanitation, organic farming, and nutrition.The EBPP has developed a good cooperation with several largeand small-scale tourism businesses on Bali, especially in east Bali.The businesses support the EBPP by providing sponsorship.Some of them have put information on the EBPP in their hotelrooms and lobby, and have encouraged guests to becomedonors, or to become regular sponsors in the education of achild. This kind of programme is very popular with internationaltravellers. Working with a reputable NGO enables the tourismbusiness to safely provide support to local social developments,without spreading their management resources.

However, very few tourism operators in Bali areconcerned with community-based tourism. Goodrelations are maintained by informing the Banjarauthorities and consulting them on majordevelopments, but it is very rare that the localcommunities are actively involved in the designof the operation and its management.

2.2 Cooperation with local communitiesin environmental managementIn our survey of best practices, we discoveredthat nearly all ecotourism operators in Bali arehaving difficulties in getting local communities toparticipate in environmental management andconservation activities. Levels of environmentalawareness and the perception of modernenvironmental issues is extremely low amonglocal communities. An example of this is thatmost people find it normal to discard solid andliquid waste in rivers, without realizing theconsequences. This is why ensuring participationof local people in environmental activities in veryimportant for the sustainability of ecotourism.

Below are some examples of good practicesimplemented by small hotels in Bali:

• Organizing regular beach clean-upswith local communities and providingincentives to community members toparticipate through payment or providingsnacks, entertainment, etc.

• Organizing waste collection groups withthe local communities.

• Sponsoring environmental educationactivities for school children.

2.3 Contribution to the welfare of localcommunitiesA number of tourism businesses in Bali providecontributions to the welfare of localcommunities. Examples are:

• Enhanced access to water, electricity, andtransport

• Development of village infrastructures(contribution to building village roads,bridges)

• Contribution to children’s education,scholarships

• Contribution to health programs• Donations for the development of the

community or to locally active NGO’s.

However, developing social programs with localcommunities can be difficult for tourismoperators, as they do not have necessary skillsin community development. It can also lead tosocial jealousy in-between or within communities.A good practice is to work through local NGOs,which are in a better position to identify andmanage good community programs. Suchprograms can be developed and implementedwith sponsorship from tourism businesses.

Building a public facility together© KvdO

Page 79: lay out joint_all linked file.pmd

79

3. Participation and economicopportunities

“The local people participate in the tourismoperations, or benefit directly from its presencein the form of employment or added economicopportunities.”

3.1 Employment of local people (fromthe village or neighbouring villages)Most small tourism operators in rural areas employa majority of local staff. However, themanagement is often from outside as the localstaff may lack the adequate skills. Best practicesinclude efforts to train local people and empowerthem so that they can occupy higher positions intourism management. At the same time you canalso improve local welfare. Recruiting locals, ratherthan outsiders, also costs less.

Efforts to improve the quality of human resourcesand to ensure long-term benefits are:

• Training based on individual tasks• Foreign language training• Fair treatment and full involvement in

planning and management.

3.2 Use of local productsAll the basic food products, as well as otherproducts which can be supplied locally should bebought locally. This can start with a list of basicsupplies and trying to identify local supplierswhenever possible. Best practices include efforts tosupport local producers, for instance:

• Buying products at higher price than thelocal market price

• Providing producers with technical orfinancial support

• Assisting local producers to market theirproducts to tourists or to outsidemarkets.

3.3 Participation of local people intourism related servicesApart from recruiting local staff andpurchasing local products the local communitymay also be involved in:

• Guiding local tours, trekking, hiking,fishing trips or boat tours

• Visits to local craftsmen with positiveinteraction (discussion, product purchase,etc).

• Interaction / classes with local experts intraditional crafts, arts, etc.

• Cultural shows performed by local dance /music/ theatre groups.

Involving local communities in tourism isbeneficial both for the communities and thetourism business itself.

Wash yourself with community friendly coconut soap

An up-market boutique resort in Manggis, takes pride insupporting east Bali culture. To support local economic activities,they have formed collaboration with a local cooperative from anearby village. The cooperative makes soaps from coconut. Thesoaps have original tropical scents like cinnamon or seaweed.Instead of the industrially manufactured soaps used by mosthotels, the Alila Manggis Resort provides the local soaps in theguest’s bathrooms. An explanation about the origin of the soapsis given to guests who appreciate this original effort by the hotel.Guests are also encouraged to buy the soaps in boxes assouvenirs.

Community friendly coconut soapNatural soap © Made Yudi Arsana

4. Supporting local cultureWith its rich culture and traditions, Bali hasattracted a strong inflow of “cultural tourism”.Travellers come to Bali for its beaches, butalso for its temples, dances, colorfulceremonies and handicrafts. While this hasencouraged the preservation of many

Page 80: lay out joint_all linked file.pmd

80

Pandanus war © Iskandar

Exhibitions and cultural classes in local art

The management of Suly Resort near Ubud recognizes the largepotential of cultural activities in everyday Balinese daily life. Theyoffer activities such as art exhibitions and cultural classes to theirguests. In the beginning, the Suly Resort management cooperatedwith local artists coming from surrounding villages. Guests aregiven the opportunity to observe and discover local cultural activities; ifthey are interested in a souvenir or other works of local art, they canbuy it directly to the artist. The Suly Resort management also providescultural classes for guests who want to learn about Balinese cultures.Local artists have a private contract with the Suly Resort management;they both share the income from the visitor’s fee. In this exhibition, localartists have a studio for themselves to make a creation and also toconserve their cultures, beside that they also have an income from thisactivities.

Exhibition of local arts © Lintang

attributes of Balinese culture, it can also resultin the “commercialization” and “sanitization” ofculture: cultural elements are turned intocommodity objects, devoid of their authenticityand their original meaning for the local people.Tourism operators need to ensure that theinteraction between guests and localcommunities is mutually positive. This entailsproviding guidelines to guests on restrainingfrom interaction that is hurtful to local cultureand sensitivities. Examples are:

• Make sure guests dress, and behaveaccordingly, in traditional or sacredsettings / rituals

• Inform guests on proper use of cameraswith village people

• Refuse to support prostitution.

Given the emphasis of Bali on cultural tourism,many tourism operations actively promoteBalinese culture and provide a contribution tothe activities of local artists, cultural groups orconservation / cultural development programsby providing facilities, financing, sponsorship ortraining. Examples are provided on theopposite pages.

Page 81: lay out joint_all linked file.pmd

81

Do not encourage begging;give or donate wisely

It is important to ask guests not toencourage begging, especially bychildren. Some well-meaning touristsand guides want to contribute toalleviating poverty by giving smallhandouts of money, pens or candyto local people, especially children.This can do a lot of harm. Childrenwho beg sometimes end up makingmore money than their parents,leading to a lot of confusion. It canalso encourage children to drop outof school. Besides, money is oftenspent on alcohol, cigarettes anddrugs, which increases thedependency on begging. Childrenused to receiving candy etc. fromforeigners can also become an easyprey to paedophiles.

If guests want to contribute to thewelfare of poor people, encouragethem to buy their products ordonate to a reputable NGO.

Grooving to Genjek

This is an example of strong cooperation between a local artisticgroup and a hotel. Genjek is a contemporary form of authenticpopular music which is very much appreciated by the people of eastBali. It is not often displayed in hotels, which tend to present onlyclassical forms of Bali dances like Legong. Hotel Uyah providessupport to a Genjek band from the local community. Every weekthe band plays at the hotel, even during low season, and thisprovides them with regular income. The hotel has also providedfunding for the band’s instruments and uniforms. This provides aunique form of entertainment, much appreciated by guests who caninteract with the band by dancing.

Genjek music group © The Natural Guide

Get a taste for Balinese cuisine

Most restaurants in Bali serve international food or Indonesian /Javanese / Chinese food. Very few restaurants serve genuine Balinesefood. Examples of restaurants which serve a variety of Balinesespecialities inlude Warung Bambu Pemaron and Bambu Bali. They alsohave cooking classes, which are becoming very popular with guests. Thishelps in promoting a local form of popular culture.

Traditional Balinese food© Bumbu bali

Page 82: lay out joint_all linked file.pmd

82

Culture classes and student exchange

To promote genuine Balinese art, the ARMA management offerscultural classes where local children learn dancing and other arts.The class is open to anyone who wants to learn more aboutBalinese culture, including tourists. The mission is to re- introduceBalinese culture to the Balinese youth whom have almost lost touchwith Balinese art forms. ARMA also asked local artists to teachlocal culture and arts to children and tourists. One of the programpoints is to promote Balinese culture abroad. For this a studentexchange with Singapore has been established. Because of thissponsoring, Balinese arts and culture are better known to manypeople; especially the young.

Fine and fair textiles

Threads of Life promotes the contemporary weaving arts from Bali,Sumba, Flores and other islands. Threads of Life purchases orcommissions pieces directly from the weavers, most of themwomen, thus maximizing their income. They arrange advancepayments for weavings, which often take years to complete. Thesehigh quality textiles are sold along with detailed descriptions ofthe culture, the motifs and techniques employed in each cloth.Through encouraging the use of hand spun threads and naturaldyes, the environment as well as the traditions are preserved.They also facilitate inter-island exchanges to enhance thedevelopment of a broad-based, grassroots mutually empoweringweaver’s community.The Threads of Life Foundation is funding several non-profitIndonesian organizations working in community developmentfocused on the traditional textile arts.

Traditional weaving © Lintang

A lesson in gamelan © Lintang

Page 83: lay out joint_all linked file.pmd

8383838383

TTTTT..... TTTTTrrrrraveller-Faveller-Faveller-Faveller-Faveller-Frrrrriendlyiendlyiendlyiendlyiendly - The operation provides an enjoyable experience for travellers who appreciate nature andlocal culture

T1.T1.T1.T1.T1. Pristine, aestheticPristine, aestheticPristine, aestheticPristine, aestheticPristine, aesthetic - Provides a peaceful experience in a pristine, undisturbed, aesthetic environmentin either natural or traditional man-made landscapes

T11. Quality of the regional surroundings (1-5 km around the business)T12. Quality of the immediate surroundings (0-500 m around)T13. Views, possibility to enjoy the surrounding environment from rooms / terrace / restaurant /

garden / pool / tours.

T2 .T2.T2.T2.T2. SafSafSafSafSafeeeee ,,,,, c c c c clean and comflean and comflean and comflean and comflean and comfororororor tabletabletabletabletable - The venue and surroundings are clean, well-maintained andsafe, the facilities and services of good quality

T21. Quality of accommodation (rooms and bathrooms): facilities, cleanliness, design, maintenanceT22. Quality of food: variety, freshness, cleanliness of kitchen, atmosphere of restaurantT23. Quality of other facilities: garden, swimming pool, beach, spa and othersT24. Suitability for families with children.

T3.T3.T3.T3.T3. FFFFFrrrrriendly and effiendly and effiendly and effiendly and effiendly and efficient staff icient staff icient staff icient staff icient staff - The staff and any other people encountered during the stay ortour are friendly; the needs of the travellers are effectively and professionally handled

T31. Staff attitude: Hospitality / friendlinessT32. Range and efficiency of services for travellers (booking, transportation, information, etc.)T33. Capacity to serve the needs of special guests (handicapped people, senior travellers).

T4.T4.T4.T4.T4. DiscoDiscoDiscoDiscoDiscoverververververy of local natury of local natury of local natury of local natury of local nature and culture and culture and culture and culture and cultureeeee - Travellers are given occasions to enjoy and discoverthe local environment or culture.

T41. Information, interpretation and activities offered to discover local natureT42. Information, interpretation and activities offered to discover local culture.

N.N.N.N.N. Natur Natur Natur Natur Nature–Fe–Fe–Fe–Fe–Frrrrr iendlyiendlyiendlyiendlyiendly - The operation is designed and managed in a way that reduces environmentalimpact, and enhances nature conservation

N1.N1.N1.N1.N1. EnEnEnEnEnv i rv i rv i rv i rv i ronmenta l p lann ing :onmenta l p lann ing :onmenta l p lann ing :onmenta l p lann ing :onmenta l p lann ing : P P P P Po l i c i e so l i c i e so l i c i e so l i c i e so l i c i e s ,,,,, manag manag manag manag management ,ement ,ement ,ement ,ement , landscape and buildings landscape and buildings landscape and buildings landscape and buildings landscape and buildings - The facilitiesand activities blend with the environment and give the priority to local, renewable and sustainableresources

N11. Environmental policy and managementN12. Environmental impact of site development, visual impact and integration into landscape and traditional

land useN13. Building materials.

Eco-Rating Eco-Rating Eco-Rating Eco-Rating Eco-Rating The NaturThe NaturThe NaturThe NaturThe Natural Guideal Guideal Guideal Guideal Guide

Page 84: lay out joint_all linked file.pmd

84

N2. Water, energy and chemicals - The operation minimizes the use of water, energy andharmful chemicals

N21. Steps taken to reduce water consumption and dependence from ground / tap waterN22. Steps taken to reduce energy consumption and/or develop renewable energy useN23. Steps taken to reduce the use of harmful chemicals and use them in a safe way.

N3. Waste minimization and disposal – The operation manages waste in a way that minimizesenvironmental impact, and thrives to reduce, reuse and recycle waste

N31. Steps taken to reduce waste creation and use recycled goodsN32. Steps taken to dispose of liquid waste in an eco-friendly wayN33. Steps taken to dispose of solid waste in an eco-friendly way.

N4. Participation in environmental education and conservation – The management informsand educates its staff and guests about environmental conservation and supports localenvironmental programs

N41. Awareness, training and participation of employees in environmental managementN42. Awareness raising, information and participation of guests in environmental conservationN43. Contribution and participation in environmental programs with local business groups or

environmental organizations.

C. Community-friendly - The operation contributes to the welfare of local people and theenhancement of the local culture

C1. Employees - The management maintains good relations with employees, and treats them accordingto or above local standards.

C11. All employees receive a fair compensation and benefits for their workC12. Good relations between management and employeesC13. Training programmes for employees.

C2. Relations with local communities - The management maintains good relations with the localcommunity and contributes to enhancing their welfare

C21. Good cooperation with local communities, conflict prevention and resolutionC22. Cooperation with local communities in environmental managementC23. Contribution to local communities welfare.

C3. Participation and economic opportunities - The local people participate in the tourismbusiness, or benefit directly from its presence in the form of employment or added economicopportunities

C31. Employment of local community membersC32. Use of local products, support to local products development and salesC33. Involvement of local people in tourism related activities / services.

C4. Support to local culture - The operation promotes and supports the development of localculture, including arts, crafts and traditional way of life and technologies

C41. Interaction between guests and communitiesC42. Promotion of local cultureC43. Contribution to local cultural conservation and development.

Page 85: lay out joint_all linked file.pmd

85

Page 86: lay out joint_all linked file.pmd

86

JENIS LAMPU YANG TERDAPAT DI PASARANTYPES OF LAMPS AVAILABLE IN THE MARKET

Jenis lampuType of lamps

Lampu pijarIncandescent lamps

TL (neon)Fluorescent lamps

CFL (Compact Fluorescentlamps)

Halogen

High intensity discharge(HID)

GambarPictures

Intensitas lumens per wattLumens intensity per watt

(lumens/watt)

10-20

40-50

50-60

± 500

± 1000

Harga / Price

± Rp.5 000

± Rp.25 000

± Rp.25 000

± Rp.150 000

± Rp.225 000

Masa pakaiLifespan (jam / hours)

750

20 000

12 000

3 000-5 000

10 000-25 000

Lampiran/Appendix 1

Page 87: lay out joint_all linked file.pmd

87

DIKEMANAKAN LIMBAH CAIR ANDA?WHERE DOES YOUR WASTE WATER GO TO?

Black Water

ToiletDapurKitchen

RestoranRestaurant

BinatuLaundry

Kamar MandiBath room

WastafelWash basin Bathtub

Grey Water

STP (Sewage Treatment Plant) Tangki SeptikSeptic tank Dibuang langsung ke saluran drainase/

sungai / laut / peresapan / kebun

Directly disposed to drainage/ river/ sea/absorbed/ garden

Air hasil olahan digunakan untukmenyiram

Treated water used forwatering garden / field

Dibuang ke badanair penerimaDisposed to water body

DiresapkanAbsorbed

DisedotDesludged

Instalasi PengolahanLumpur Tinja (IPLT)Waste water treatment plant

Lampiran/Appendix 2

Page 88: lay out joint_all linked file.pmd

88

PARAMETER KANDUNGAN LIMBAH CAIR BERDASARKAN KEPUTUSANMENTERI LINGKUNGAN HIDUP NO.52 / 1997:

OFFICIAL REGULATION NO. 52 / 1997 OF THE MINISTRY OF ENVIRONMENTREGARDING MAXIMUM ALLOWED CONCENTRATIONS OF LIQUID WASTES:

Parameter

BOD5 (Biological Oxygen Demand)

COD (Chemical Oxygen Demand)

TSS (Total Suspended Solid)

pH

Minyak dan Lemak / Oil and grease

Nitrat / Nitrate

Fosfat / Phosphate

Klor / Chlore

Bakteri Coli / Faecal Coli

Konsentrasi / Concentration

30 mg/liter

50 mg/liter

50 mg/liter

6.0 -9.0

10 mg/liter

20 mg/liter

2 mg/liter

0.3 mg/liter

2000 MPN/100ml

Lampiran/Appendix 3

Page 89: lay out joint_all linked file.pmd

89

LANGKAH UNTUK MENANGGULANGI PERMASALAHAN LIMBAH CAIR

STEPS ON HOW TO REDUCE SANITATION PROBLEMS:

Jangka waktu/Duration

Jangka pendek(6 bulan – 1 tahun)Short term

Jangka menengah( 1 – 2 tahun)Middle term

Jangka panjang(2-3 tahun)Long term

• Penggunaan deterjen yang ramah lingkungan(fosfat rendah) atau yang mengandung LAS(Low Allcyl Sulfat)

• Pasang meteran air untuk memonitorpenggunaan air

• Pencatatan pemakaian air bersih setiap bulan• Minimasi penggunaan air bersih• Periksa kualitas air limbah dari IPAL/septictank• Sediakan tong sampah di kamar mandi/WC,

tempat cuci dan dapur• Biasakan membuang sampah dan limbah cair

secara terpisah.• Pembuatan septictank sesuai dengan standar

yang berlaku (SNI)• Lakukan pengurasan lumpur septictank/IPAL

secara berkala, minimal setahun sekali.

• Periksa sumber air limbah dapur, bangun bakperangkap lemak jika belum ada.

• Periksa saluran air limbah (harus terpisahdengan saluran air hujan)

• Saluran air limbah harus tertutup dari sinarmatahari dan sampah padat (plastik, sisamakanan dan sebagainya ) agar tidak masukkedalamnya

• Jika tidak memiliki IPAL atau kualitas airolahan IPAL masih diluar batas yangdisyaratkan oleh pemerintah maka bangunInstalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) baruatau perbaiki sistem IPAL yang ada

• Pelatihan operasional dan perawatan IPAL.

• Perawatan dan pemeliharaan IPAL secaraberkala

• Pemanfaatan kembali air hasil olahan IPALuntuk menyiram taman

• Kampanye penggunaan air bersih secara hemat.

Lampiran/Appendix 4

• Use low phosphate detergents (lowphosphate)

• Install a flow meter to monitor tap waterconsumption

• Collect data to monitor your waterconsumption every month

• Minimize your water consumption· Check the quality of your waste water• Provides garbage bins in bathroom(s),

toilet(s), laundry and kitchen(s)• Separate waste water and solid waste

disposal• Septic tank built according to national

standard (SNI)• Check waste water from the kitchen, include

a grease trap.

• Check your waste water flow (separate fromdrainage)

• Make sure to isolate waste water flow fromsunlight and garbage (plastic, food and so on)

• If you don’t have a STP (Sewage TreatmentPlant) or waste water quality differentiates fromthe norm, build or rebuild a STP

• Offer training on STP operation andmaintenance.

• Maintain STP regularly• Recycle waste water which has been treated

before watering the garden• Low water consumption campaign• Commitment from tourism operators to treat

waste water in a friendly way.

Rekomendasi/Recommendation

Page 90: lay out joint_all linked file.pmd

90

1. Septik tank / Septic tank• Air limbah dialirkan melalui pipa ke bak kedap air, dibangun di bawah

tanah• Terdapat dua macam proses pengolahan; pertama limbah diendapkan

(partikel padat) atau diapungkan (minyak dan lemak). Air limbah yangberada di tengah (bagian bersih) mengalir ke outlet.

• Through a pipe wastewater flows into an underground tankconsisting of 2 chambers

• The small suspended solid particles will eventually sink and turn intosludge on the bottom of the first tank. The oily substances remain afloat onthe surface and a layer of partly cleaned water lies in the middle. Thiswater flows into the second, smaller chamber, or polishing chamber, wherefiner particles deposit.

2. Bak Imhoff / Imhoff tank• Prinsip kerja sama dengan septic tank• Proses sedimentasi efektif dapat ditemukan pada bak

pengendapan.

• The Imhoff tank is similar to a septic tank, but the process ofthe sedimentation happens in a separate sedimentation tankwhere solids are further decomposed by bacteria.

3. Biodigester / Biodigester• Sistem ini sangat sesuai untuk limbah WC dan l

imbah organik berbeban tinggi dari industri rumahtangga / hotel

• Waktu tinggal air dalam kubah antara 15 dan 30 hari

PENGOLAHAN LIMBAH TERDESENTRALISASIDECENTRALIZED WASTE WATER TREATMENT SYSTEMS

Untuk mengolah limbah rumah, hotel, atau restoran, satu atau dua sistem pengolahan di bawah dapat dibangun, tergantung darijenis, volume limbah, ketersediaan lahan dan biaya yang tersedia.For hotels and restaurants, the choice of one or two of the following waste water treatment systems depends on the kind and volume ofwaste, availability of land and cost.

Lampiran/Appendix 5

Page 91: lay out joint_all linked file.pmd

91

• Gas yang dihasilkan dapat digunakan untuk memasakatau untuk penerangan

• Air hasil olahan masih berbeban tinggi namun sudahtidak berbau dan tidak terlalu berbahaya

• This system generates natural biogas from waste oftoilets and other organic waste

• The waste remains in a buried, dome-shaped tank for aperiod of 15-30 days, until methane gas is formed byfermentation. The treated wastewater is still charged withparticles, but it is odour-free and not harmful anymore. It is forced outof the tank by the build-up of pressure

• Methane can be used for cooking or as an alternative energysource for lighting.

4. Reaktor baffel anaerobik (Septik tank bersusun) / Anaerobicbaffled reactor• Proses pengolahan mekanik dan anaerobik• Terdiri dari beberapa bak, air limbah mengalir dengan sistem

aliran dari bawah ke atas• Pada bagian bawah bak-bak pendahuluan terdapat lumpur aktif.

• It consists of several tanks where wastewater flows fromm bottom to top• Solids are first decomposed mechanically, then biologically by bacteria living

in the absence of oxygen• A layer of activated sludge deposits at the bottom of each tank.

5. Filter anaerobik / Anaerobic filter• Reaktor permanen, proses pengolahan biologis oleh organisme

anaerobik• Air limbah dialirkan dengan sistem aliran atas danbawah• Filter bisa dari batu atau kerikil.

• Waste water continuously flows from top to bottom through severaltanks partly filled with stones and gravels functioning as filters

• Suspended organic matter is degraded by bateria living in the absence ofoxygen.

Page 92: lay out joint_all linked file.pmd

92

6. Kolam anaerobik / Anaerobic pond• Pembangunan, pengoperasian dan perawatan sangat mudah• Dibuat dengan kedalaman 2,5 – 5 m dengan kemiringan 1:3• Waktu tinggal air limbah selama 20 – 30 hari• Area seluas 1 - 3 m2 diperlukan untuk menampung air limbah

satu orang. Bila air masih berbeban tinggi, maka harusmenggunakan kolam anaerobic tambahan (kolam fakultatif) yanglebih dangkal dari kolam sebelumnya.

• The pond is 2,5 to 5 m deep, its sides outwardly slanted at an angleof 60 degrees

• The waste remains in the pond for a period of 20-30 days• An area of 1 – 3 m2 is sufficient to process the volume of waste

water produced by one person• When the water is still highly charged with particles, the pond is

complemented with an additional pond which can be less deep .(1-1.2m)

• The construction and operation of this system is easy.

7. Kolam aerobic / Aerobic pond• Sistem yang mudah membangunnya, mengoperasikan dan

merawat• Dibuat dengan kedalaman 1-1,2m dengan kemiringan 1:3• Hanya sesuai untuk air limbah berbeban rendah atau untuk

pengolahan akhir air limbah domestik.

• The pond, which is 1-1.2m deep, is easy to construct and tooperate

• The organic matter is degraded by bacteria living in thepresence of oxygen

• This system is only appropriated for waste water with a lowcharge of organic matter or for final treatment of domesticwaste water.

8. Filter pasir horizontal yang ditanami / Planted horizontal gravel filter• Terdiri dari bahan bangunan filter (kerikil atau pasir) yang ditanami• Aliran di dalam filter biasanya horizontal• Pengolahan mekanik utama disini adalah perubahan biologis, penyaringan fisika dan penyerapan kimia

Kolam fakultatif / Additional pond

``

Page 93: lay out joint_all linked file.pmd

93

• Waste water is filtered horizontally through gravel and sand.The surface is planted with aquatic plants, such as papyrus, orplants growing in humid environment such as taro or canna lilies.

• Plants act also as a filter by absorbing phosphates or nitrogenfrom wastewater, and oxygenate the water.

Untuk informasi mengenai teknologi pengolahan limbah di ataslebih lanjut hubungi Yayasan BaliFokus / For more informationcontact Yayasan Bali Fokus.

MEMANFAATKAN SAMPAH RUMAH TANGGA /RECYCLE OR COMPOST DOMESTIC REFUSE

Sampah yang bernilai ekonomis yang dapatdidaur ulang:Domestic waste that can be recycled:· Plastik / plastics (bottles,…)· Gelas, kaca / glass (bottles)· Logam (kaleng, …) / metals (aluminium or

steel cans,…)· Kertas, dus / paper, cardboard.

Sampah Organik: sampahyang dapat membusuk &dimanfaatkan menjadikompos:Organic waste: waste that can be biologicallydecomposed and turned into compost:· Sisa makanan / kitchen scraps, food wastes· Daun-daunan, rumput / leaves, grass· Kertas / Paper and other cellulose products.

Lampiran/Appendix 6

Page 94: lay out joint_all linked file.pmd

94

METODE PENGOMPOSAN CARA SEDERHANA /SIMPLE WAY OF COMPOSTING

Pengomposan sederhana dapat dilakukan dengan cara:1. Metode pengomposan cara tanam2. Metode pengomposan menggunakan bak.

Langkah-langkah pengomposan:1. SAMPAH ORGANIK (Sampah kebun dan sisa makanan)2. Sampah dicacah / dipotong-potong3. Sampah dimasukkan ke dalam lubang atau ke dalam bak penampung yang terdapat lubang di sampingnya untuk siklus

udara4. Setelah dimasukkan lubang biasakan menutupnya kembali dengan selapis tanah untuk mencegah timbulnya bau5. Jika ada, bisa ditambahkan pupuk kandang6. Untuk proses pengomposan menggunakan bak, diusahakan sampah diaduk secara berkala untuk meratakan kematangan,

untuk proses pematangan sekitar 1 bulan7. Untuk sampah dalam lubang, jika sudah penuh ditimbun dengan tanah dan tunggu 1-2 bulan.

Ciri-ciri kompos yang baik:· Berwarna gelap (coklat kehitam-hitaman)· Berbau seperti tanah· Suhunya tidak lebih dari 200C dari suhu sekitar· Bentuk fisik kompos tidak menyerupai bentuk aslinya (bila digenggam dengan tangan dan ketika genggaman dibuka akan

berbentuk gumpalan sesuai dengan bentuk genggaman· Biasanya volume kompos berkisar 25 – 30% dari volume sampah organik bahan kompos.

Organic waste is left to decompose in a compost pit in the ground, a pile or a perforated container.Satisfactory aeration is essential for quick degradation, yet, small quantities can be buried.

1. Collect organic waste2. Break or cut it into small pieces (the smaller the size, the more rapid the degradation)3. Place it in a aerated container, or on the top of compost pile. A thin layer of top soil can be added to prevent bad odours4. Organic manure can be added5. Stir the mixture to enhance the process of maturation which requires about 1 month. More time is needed in the case of compost

pits which lack aeration.

The volume of yielded compost is 25 – 30% of the volume of original organic waste.Mature compost has a dark color (chocolate brown to black) and smells like humus.

Page 95: lay out joint_all linked file.pmd

95

LANGKAH DAN PRAKTISI RAMAH LINGKUNGAN DALAM MENGAMATI PAUS DAN LUMBA-LUMBA

Mengamati paus dan lumba-lumba merupakan pengalaman yang sangat menarik dan tidak akan terlupakan. Trip mengamatipaus dan lumba-lumba harus dilakukan dengan tenang, terkontrol dengan perhatian dan pemahaman yang mendalamterhadap kehidupan dan keselamatan binatang.

AKTIVITAS YANG BOLEH DAN TIDAK BOLEH DILAKUKAN

BOLEH

• Biarkan binatang muncul dan pergi atas kehendaknya sendiri• Jika binatang terlihat panik atau terganggu, segera tinggalkan area• Jaga jarak untuk mencegah terjadinya tubrukan atau gangguan yang tidak disengaja Ekstra hati-hati ketika berada di sekitar

induk dan anak-anaknya – jaga jarak dan jangan mencoba untuk memisahkan mereka• Jaga kebisingan seminim mungkin• Sampah dapat membunuh binatang, jadi buanglah sampah dengan cara yang aman dan bertanggung jawab. Jangan pernah

membeli produk yang berbahan dasar paus – paus adalah binatang yang dilindungi dan termasuk dalam CITES.

TIDAK BOLEH

• Jangan menyentuh atau memberi makan paus atau lumba-lumba• Jangan mengejar/membututi atau mengganggu paus dan lumba-lumba.

TANDA-TANDA PAUS DAN LUMBA-LUMBA TERUSIK

• Berubah arah dengan kecepatan tinggi• Berperilaku aneh• Melakukan taktik meloloskan diri, seperti memperpanjang waktu selam• Mengibaskan ekornya.

BERENANG BERSAMA PAUS DAN LUMBA-LUMBA

Perilaku paus dan lumba-lumba tidak sepenuhnya dapat dimengerti. Saran para ahli, lebih baik mengamati dan menghargai binatangtersebut tanpa masuk ke dalam air untuk melindungi diri anda dan binatang.

Berpartisipasi dalam program pengamatan paus yang bertanggungjawab membantu melindungi paus dengan cara meningkatkankepedulian dan pendapatan bagi penduduk setempat. Pastikan Anda mengetahui hukum dan peraturan setempat karena mungkinberbeda dengan panduan ini.

Lampiran/Appendix 7

Page 96: lay out joint_all linked file.pmd

96

PANDUAN BERPERAHU YANG BAIK

Jangan pernah menangkap atau memelihara paus ataupun lumba-lumba. Operasikan perahu Anda dengan baik. Sebagai contoh:

• Jaga kecepatan tetap rendah dan jangan pernah mencoba mengejar atau melampaui paus atau lumba-lumba• Hindari pergantian kecepatan, arah atau tingkat kebisingan secara tiba-tiba• Jangan pernah mengelilingi, menangkap atau memisahkan binatang tersebut, dan berikan jalur untuk binatang tersebut

melepaskan diri• Jangan pernah mendekati paus dan atau lumba-lumba dari depan, dan jangan berada dalam jalur mereka sehingga

mereka tidak dipaksa untuk berubah haluan• Jangan menceburkan diri di jalur renang paus untuk berhadapan dengan mereka.

DI DALAM ZONA PENGAMATAN

• Jaga jarak minimal 100 meter dari obyek• Jaga kecepatan perahu tetap rendah• Jaga koordinat dalam zona pengamatan dengan perahu lain untuk mencegah terjebaknya paus dan lumba-lumba• Batasi waktu pengamatan sekitar 30 menit per perahu• Batasi jumlah perahu dalam zona pengamatan, satu atau dua dalam sekali waktu• Jaga posisi pengamatan pararel terhadap paus atau lumba-lumba.

KETIKA PAUS DAN LUMBA-LUMBA MELAKUKAN PENDEKATAN

Jaga aktivitas Anda dan lanjutkan secara perlahan atau berhenti, biarkan mesin perahu dalam keadaan netral.

LUMBA-LUMBA DAN MENGEJAR OMBAK

• Jangan mengendarai perahu ke arah kelompok lumba-lumba untuk mendesak mereka mengejar ombak – tidak semual umba-lumba mau melompat/berkejaran dan dengan cara ini beberapa dari mereka kemungkinan akan merasa stress• Jika lumba-lumba terlihat akan mengejar punggung ombak, kendalikan kegiatan dan kecepatan Anda atau perlahan

berhenti dan biarkan mereka berlalu.

PERHATIANBIARKAN PAUS DAN LUMBA-LUMBA TAHU KEBERADAAN ANDABiarkan mesin perahu tetap hidup meskipun ketika perahu diam terapung. Hal ini diperlukan demi keamanan anda juga binatangtersebut. Paus seringkali bertabrakan dengan kapal yang sedang berlayar.

Page 97: lay out joint_all linked file.pmd

97

WHALE & DOLPHIN WATCHINGGOOD ENVIRONMENTAL PRACTICES

Watching whales or dolphins is an awe-inspiring and unforgettable experience. Whale and dolphin watching trips should be calm,controlled, and guided by a deep concern for the animals’ well-being and safety.

GENERAL DO’S AND DON’TS

• Always allow the animals to control the nature and duration of the encounter.• Never pursue or harass whales or dolphins.• If they appear agitated or disturbed, leave the area.• Keep a good look out at all times to avoid collisions or inadvertent harassment.• Be especially careful around mothers and calves—keep at a distance and never separate them.• Keep all noise to a minimum.• Experts advise not to touch or feed whales or dolphins.

Trash can kill, so dispose of it safely and responsibly.Do not buy whale products—they are strictly protected under CITES (Conventionon International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora).

SIGNS OF AGITATION IN WHALES AND DOLPHINS

• Rapid changes in direction or speed• Erratic behavior• Escape tactics such as prolonged diving• Tail slapping or tail swishing

SWIMMING WITH WHALES AND DOLPHINS

Whale and dolphin behavior is not thoroughly understood. Experts advise that it is best to observe and appreciate the animals withoutentering the water in order to protect yourself and the animals.

Participating in responsible whale watching programs can help protect whales by raising awareness and providing income to local people.Be sure to find out about local laws and regulations as they may differ from these general guidelines.

BOATING GUIDELINES

Never chase or herd whales or dolphins. Operate your boat in a predictable manner. For example:

• Keep to a no-wake speed and never try to overtake whales or dolphins.• Avoid sudden changes in speed, direction, or noise level.• Do not encircle, chase, or separate animals, and always leave an escape route.• Never approach whales or dolphins head-on, and stay out of their path so they are not forced to change course.• Do not engage in “leapfrogging” or jumping ahead of a whale’s path to force an encounter.

Page 98: lay out joint_all linked file.pmd

98

IN THE “VIEWING ZONE”

• Stay at least 100 meters (110 yards) away• Stay at or below a no-wake speed• Coordinate approaches into the viewing zone with other vessels to avoid “trapping” whales or dolphins• Limit viewing time to around 30 minutes per vessel• Limit the number of vessels in the viewing zone to one or two at a time• Stay on a course parallel to that of the whales or dolphins.

WHEN WHALES OR DOLPHINS APPROACH

• Maintain your course and continue slowly or stop, leaving the engines to run in neutral.

DOLPHINS AND BOW RIDING

• Do not drive through groups of dolphins to encourage them to ride the bow wave—not all dolphins will want to bow-ride and manywill find it stressful

• If dolphins approach to ride the bow wave, maintain course and speed or slowly stop and let them pass.

CAUTIONLET WHALES OR DOLPHINS KNOW WHERE YOU ARE.

Always keep the boat engine running even when drifting. This is for your safety as well as the animals. Whales have been known tocollide with boats under sail.

Sumber / Source: http://www.coral.org/media/guidelines/english/WhaleWatchingGuidelines.pdf

© CORAL. These guidelines may be reproduced and distributed freely so long as they arereproduced in their entirety and the CORAL copyright is included. Suggestions for improvingthese guidelines should be sent to [email protected].

The Coral Reef Alliance (CORAL) is a member supported,non profit international organization dedicatedto keeping coral reefs alive around the world.Website: http://www.coral.orgIFAW: International Fund for Animal Welfare

Page 99: lay out joint_all linked file.pmd

99

DAFTAR PRAKTISI UNGGULAN /INDEX OF BEST PRACTICES BUSINESSES

Nama / Name Alamat / Address Kontak / Contact hal./ page

Alam Sari Tromol Pos 03, T/F: 0361-981 420Kantor Pos Tegallalang, [email protected] 24 / 64Keliki, Ubud www.alamsari.com

Alila Manggis Buitan, Karangasem T: 0363-410 11F: [email protected] 43 / 79www.alilahotels.com

Aquamarine Jl. Raya Seminyak 2A, Kuta T: 0361-730 107F: 0361-735 368M: 0812 365 36 / [email protected]

Archipelago Jl. Raya Pemuteran, Singaraja T: 0361-947 55 M: 081 2464 1370 35 / 74(see also Taman Sari) [email protected]

ARMA Resort Jl. Bima, Pengosekan, Ubud T: 0361-976 659F: 0361-975 332 / 974 229 44 / [email protected]@armamuseum.com

Bali Autrement Jl. Petitenget No. 8, Kerobokan T: 0361-735 784(Tour operator) F: 0361-735 784 M: 081 835 4566 19 / 59

[email protected]

Bali Bird Walks Jl. Raya Campuhan T: 0361-975 009 17 / 57(Campuhan bridge), Ubud M: 081 239 13801

Bali Buddha - Jl. Jembawan I, Ubud- T: 0361-976 324Jl. Raya Banjar Anyar No.25A, T/F: 0361-978 963Kerobokan T:0361-844 5936 (Kerobokan) 32 / 72

M: 0815 571 [email protected]

Bali Herbs Walks Jl. Kaja Kauh No.8 T/F: 0361-975 051PT. Supadupa Spice Banjar Pengosekan, Ubud M: 0812 381 6020 17 / 59

[email protected]

BIDP Jl. Danau Poso No.26, Sanur T: 0361-270 759 / 285 065 / 468 203(Bali International F: 0361-270 760 15 / 56Diving Professionals) [email protected]

www.bidp-balidiving.com

Gajah Mina Beach Resort Suraberata, Lalanglinggah, Tabanan T: 0361-815 185F: 0361-731 174 / 815 185M: 0812 381 1630 27 / [email protected]

Page 100: lay out joint_all linked file.pmd

100

Lumbung Damuh Buitan Kelod, Karangasem T: 0363-415 53Balina Beach, F: 0363-415 53 21 / 31

M: 0812 368 [email protected] 61 / 70www.damuhbali.com

Nirarta Centre for Tabola, Sidemen, Karangasem T: 0366-241 22Living Awareness Banjar F: 0366-214 44

M: 0811 387 883 29 / [email protected]

Pondok Pekak Jl. Monkey Forest, Central Ubud T: 0361-976 194 14 / 55Open: 9 a.m - 9 p.m [email protected]

Prana Dewi Resort Wongayagede, Penebel Tabanan T/F: 0361-736 654M: 0812 3834 757 29 / 68www.balipranaresort.com

Puri Lumbung Munduk, Buleleng T: 0362-928 10 / 925 14F: 0362-925 14 / [email protected] 16 / [email protected]

Reef Seen Jl. Seririt-Gilimanuk T: 0362-930 01 / 923 39Gerokgok, Pemuteran F: 0362-930 01 36 / 75

[email protected]

Rumah Bali & Jl. Pratama Tanjung Benoa, T: 0361-771 256Bumbu Bali Nusa Dua F: 0361-771 728 36 / 46

[email protected] 75 / 81www.balifoods.com

Saraswati Holiday House Jl. Saraswati, T: 0362-418 67 31 / 71Celuk Buluh Lovina [email protected]

Sarinbuana Eco-Lodge Sarinbuana Tabanan T: 0361-7435 198M: 0817 [email protected] 17 / 58www.golden-road.com/baliecolodge

Sua Bali Jl. Goa Gajah, Ubud T: 0361-941 050F: 0361-941 035 16 / [email protected]

Suly Resort & Spa Jl. Cok Rai Pundak Mas, Peliatan, Ubud T: 0361-976 185 / 976 186F: 0361-973 126 18 / [email protected] 58 / 79www.sulyresort.com

Taman Bebek Villas Jl. Raya Sayan, Ubud T: 0361-975385F: [email protected] 13 / [email protected]

Page 101: lay out joint_all linked file.pmd

101

Taman Sari Jl. Raya Pemuteran, Singaraja T: 0362-932 64 / 947 55(see also Archipelago) T: 0361-281241 (Denpasar) 37 / 74

F: [email protected]

Threads of Life Jl. Kajeng No.24, Ubud T: 0361-972 187 / 976 581F : [email protected] 38 / [email protected]

Udayana Eco-lodge Komplek Udayana Lodge, T: 0361-261 204 14 - 17 / 54, 57Universitas Udayana Jl. PB Sudirman Ngurah Rai, F: 0361-701 098

Bypass, Jimbaran [email protected]

Uyah (Hotel) Jl. Pantai Timur No. 801, Amed T/F: 0363-234 62T: 0361-4619 47F: 0361-285 416, 461 945 19, 27, 37 / 59, 66, [email protected]

Waka Gangga Jl. Pantai Gangga, Tabanan T: 0361-416 256 / 416 257F: 0361-416 353 13 / [email protected]

Waka Shorea Taman Nasional Bali Barat T: 0361-484 085 (Waka Group)Jembrana F: 0361-484 767 13 / 53

[email protected]

Warung Bambu Jl. Hotel Puri Bagus, T: 0362-314 55 / 270 80Pemaron, Lovina F: 0362-270 80M: 0813 385 70768 38 / 74

[email protected]

Page 102: lay out joint_all linked file.pmd

102

BANTUAN LEBIH LANJUT /FOR FUTHER SUPPORT

Untuk informasi dan atau bantuan lebih lanjut, Anda dapat menghubungi organisasi yang tertera di bawah ini / Should you need further informationor assistance, you can contact the following organisations

Nama/Name

Bali Fokus

Bali Greenery -Green Globe 21,Bali representative

Bali Sruti

CasagrandeBali Chapter

Clean Up Bali

ConservationInternationalIndonesia(Bali representative)

GUS(Gelombang Udara Segar)

IDEP

IFC Pensa(International FinanceCorporation-Programfor Eastern IndonesiaSME Assistance)

INIRADEF (IndonesiaInternational Rural andAgriculture DevelopmentFoundation)

Spesifikasi/Field

Sanitasi dan Limbah padatSanitation and solid wastes

Sertifikasi hotelHotel certification

Masalah Perempuan dan AnakWomen & children issues

Perhimpunan hotelHotel association

Pengelolaan sampahGarbage management

Konservasi KelautanMarine Conservation

Pendidikan lingkungan di sekolahEnvironmental education for schools

Pelatihan ramah lingkunganTraining in eco-friendly techniques

Pengembangan usaha skala kecil menengahSmall-medium enterprices development

Pengembangan agrikultur dan rural areaRural and agriculture development

Alamat/Address

Perumahan Nuansa Damai No.1Jl. Raya Kuta 55XX Kuta 80361

Jl. Pulau Serangan No.65, Sanglah

c/o Hard Rock Hotel Bali(Sekretariat sementara)

Jl. Sekar Jepun I, SJ-2 Denpasar

Jl. Dr. Muwardi No. 17, Denpasar

Jl. Legian 138, Kuta

Jl. Hanoman 44, Lt 2(diatas Teguh Galery)Po Box 160 Ubud 80571

Bali Jeff buildingJl. Raya Puputan No. 488,Renon, Denpasar

Udayana Lodge, Jimbaran,PO BOX 3704, Denpasar

Kontak/Contact

T: 0361-757 981/ 743 598 F:0361-757 [email protected] Ismawati (Direktur)

T: 0812 360 [email protected]. Agung Suryawan Wiranatha

T: 0361-222 464 / 743 9470M: 0812 387 [email protected][email protected] Sriniti Rahayu (Direktur)

[email protected]

T/F: 0361-464 [email protected]

T: 0361-237 245F: 0361- 235 [email protected]

T: 0361-759 323F: 0361-767 [email protected]

T/F: 0361-974 [email protected]

T: 0361-265 350F: 0361-265 352

T: 0361-261 204F: 0361-701 [email protected]

Page 103: lay out joint_all linked file.pmd

103

Karang Lestari

LBH Bali

LP3B

Marine Aquarium Council

Mitra Kasih Bali

Parum Samigita

PKBI Bali

PPLH Bali

PPLH-UNUD(Pusat Penelitian LingkunganHidup Universitas Udayana)

EBPP (The East Bali Poverty Project)

TNC (The Nature Conservacy)

Tri Hita Karana

WWF

Yayasan Bahtera Nusantara

Yayasan PATRA-PALA(The Indonesian Institutefor Social Ecology and Ecotourism)

Rehabilitasi terumbu karangCoral reef rehabilitation

Lembaga Bantuan HukumLegal assistance

Pengelolaan lingkunganEnvironmental management

Kelautan / marine

Forum Komunikasi PerempuanWomen advocacy

Lingkungan dan sosial budayaEnvironment & Culture issues

Permasalahan Kesehatan perempuandan Anak / Health, women & children issues

Pendidikan dan kampanye lingkunganEnvironmental education & campaigning

Permasalahan lingkungan hidupEnvironment issues

Kesejahteraan masyarakat, pendidikanCommunity welfare

Konservasi alam / Nature conservation

Penghargaan Pariwisataramah lingkungan / Tourism awards

Konserasi alam / Nature conservation

Perlindungan dan konservasi keanekaragaman hayati bawah lautConservation of marine resources

Ekologi sosial dan EkowisataSocial ecology and ecotourism

Jl. Pemuteran, Singaraja (lihat alamat Taman Sari Resort/See at Taman Sari resort address)

Jln. Pelawa 57, renon

Jln. Dewi Sartika 3 A, Singaraja

Jl. Pengembak No. 15 E,Sanur 80228

Jln. Pelawa 57, Renon

Jln. Kompleks Pertokoan SIDOI 363,Kuta

Jln. Gatot Subroto IV No. 0, Denpasar

Hotel Santai JalanDanau Tamblingan 148, Sanur

Jl. PB. Sudirman, DenpasarPO BOX 3850 Denpasar

Jln. Pengembak No. 2, Sanur-80228

Bali Travel News

Gedung Bali Post. 3rd floor.Jl. Kepundung 67 A,Denpasar 80232

WWF IndonesiaBali Jeff buildingJln. Raya Puputan No. 488,Renon, Denpasar

Jl. Hayam Wuruk, Gang Gangga No. 159BDenpasar 80235

Perum Gejayan Puri Asri, A-5, Gg. Nuri, RT 06/ RW XXXCondongcatur, Depok,Sleman,D.I. Jogjakarta, 55283.

T/ F: 0361-223 010Luh Putu Anggraini (Koordinator)

T/ F: 0362-224 16 / 296 [email protected]. Gede Wisnaya Wisna (Ketua)

T/ F: 0361-287 [email protected]

T/F: 0361-223 010 Luh Putu Anggraini (Koordinator)

T/ F: 0361-761 65 [email protected] Lengkong

T/ F: 0361-430 [email protected] Sukatana, SH (Direktur)

T: 0361-281 684F: 0361-287 [email protected] Catur Yudha (Ketua)

T: 0361-236 221F: 0361-236 [email protected]

T: 0361-410 071F: 0361- 430 [email protected] J. Booth

T: 0361-387 272F: 0361-270 [email protected]

T: 0361-249 484F: 0361-249 [email protected]

T: 0361-231 805F: 0361-231 803www.wwf.or.id

T: 0361-242 [email protected]

T: 0274 - 747 4194F: 0274 - 880 811

Page 104: lay out joint_all linked file.pmd

104

DAFTAR SUPPLIER / LIST OF SUPPLIERS

KATEGORI / CATEGORY

Arsitektur, lansekap dan konstruksiArchitecture, landscaping& construction

Efisiensi energi& Energi terbaharuiEnergy efficiency& Renewable energy

Air / Water - Pengolahan limbah Water treatment

Pemeliharaan kolam renangSwimming pool treatment

Pengangkutan dan pengelolaansampah / Solid waste collectingfacility

NAMA / NAME

Danes Art & Veranda

SWA Bali Selaras, PT.

Wijaya Tribwana International, PT.

Abetama Sempurna, PT. (Artolite)

Bli Tech

Contained energy, PT.

Megacahaya Dewata, PT. (Philips)

Aryacom Teknologi, PT.

Biosystems Indonesia, PT.

Biosystems Indonesia, PT.

Prima Pool Bali

Bali Buddha(Pengangkutan sampah/ domestic waste pick service )

ALAMAT / ADDRESS

Jl. Hayam Wuruk 159 Denpasar 80235

Jl. Suli 109 B, Denpasar

Villa BebekJl. Pengembak No.98Mertasari, Sanur 80228PO BOX 3144 Denpasar 80001

Jl. Imam Bonjol No.555 H,Denpasar

Jl. Petitenget No.882Kuta

Jl. Cilandak Tengah 8A,Jakarta 12430

Jl. By Pass Ngurah Rai 276BSuwung – Batan Kendal, Denpasar

Komplek Pertokoan Sudirman AgungBlok B-26, JL PB Sudirman Agung,Denpasar

Jl. Pungutan 53B Sanur 80228

Jl. Pungutan 53B Sanur 80228

Jl. Kori Nuansa Utama XIV / 9Jimbaran, Nusa Dua .

Jl. Jembawan 1, Ubud

Jl. Raya Banjar Anyar No.25 A,Kerobokan, Kuta

KONTAK / CONTACT

T: 0361-242 659F: 0361-242 [email protected]

T: 0361-227 356F: 0361-227 356M: 0812 385 [email protected][email protected]

T: 0361-287 668 / 287 632F: 0361-286 [email protected]@indosat.net.id

T: 0361-449 331F: 0361-449 458M: 0812 4677 225www.rtolitelighting.com

T: 0361-736 647F: 0362-735 840

T/F: 021-765 [email protected]

T: 0361-710 625 / 729 073F: 0361-710 [email protected]

T: 0361-224 681F: 0361-241 [email protected]

T: 0361-281 969F: 0361-271 1454M: 0811 396 [email protected]

T: 0361-281 969F: 0361-271 1454M: 0811 396 [email protected]

T: 0361-743 4088M: 0812 396 3357

T: 0361-976 324

Page 105: lay out joint_all linked file.pmd

105

Produk spa / Spa products

Produk organikOrganic & alternative products

Perlengkapan dapurKitchen Ware

Pelatihan / Training

Forum Bali Bersih

Jimbaran Lestari, PT.(Fasilitas pengelolaan sampah hotelMaterial Recovery and RecyclingFacility for hotels)

Temesi(Material Recovery andRecycling Facility)

Sensatia Botanicals

Spa Factory Bali

PT. Supa Dupa Spice (Utama spice)

Bali Buddha Café and Health Shop

Intaran Permai, PT.

Kartini (Kios organik)

Sunrise Organic Market

Jenggala Keramik

Down to Earth(Vegetarian gourmetcooking schooland staff training program)

IDEP Foundation

Jl. Sesetan, Gang Lumba-Lumba No.16Denpasar

Jl. Cilagi Basur No.1Jimbaran

Banjar Temesi, Desa Temesi, Gianyar

Jl. Pantai Jasri, SubaganPO BOX 115 Amlapura 80800

Jl. Toya Ning 4 Kedonganan,Jimbaran

Jl. Kaja Kauh No.8Banjar Pengosekan, Ubud

Jl. Jembawan I, Ubud

Jl. Raya Banjar Anyar No.25 A,Kerobokan, Kuta

Jl. Raya Kuta No.82

Jl. By Pass Ngurah Rai SanurMakro Outlet

Jl. Mertasari, Banjar Pengubengan kauh,Kerobokan

Jl. Uluwatu II, JimbaranPO BOX 3526 Denpasar

Jl. Arjuna No.1,Oberoi, Seminyak, Denpasar

Jl. Hanoman No.44 2nd floor,Ubud, PO BOX 160 Ubud 80571

T/F: 0361-978 963M: 0815 571 5312

T: 0361-724 058

T: 0361-702 620

T: 0361-7438 083

T/F: 0363-232 [email protected]

T/F: 0361-701 [email protected]

T/F: 0361-975 051M: 0812 381 [email protected]

T: 0361-976 324T/F: 0361-978 963M: 0815 571 [email protected]

T: 0361-752 076

T: 0361-726 412

T: 0361-735 [email protected]

T: 0361-703 311F: 0361-703 [email protected]

T: 0361-736645

T/F: 0361-981 [email protected]

Page 106: lay out joint_all linked file.pmd

106

Referensi / ReferencesCommonwealth of Australia (1995). Best Practice Ecotourism: A guide to

Energy and Waste Minimisation. Office of National Tourism

Fennel, D. (1999). Ecotourism: An Introduction. Routledge. London.

Gouyon, A., ed. (2005). The Natural Guide to Bali. First edition. YayasanBumi Kita / Equinox Publisher, Jakarta.

Gouyon, A., Bompard, J.M. & Lintang Ayu (2005). PemasaranEkowisata untuk Wisatawan Independen: Pembelajaran dariThe Natural Guide to Bali. Seminar Nasional “Strategipemasaran ekowisata dan pengembangan produk untukmenembus Pasar Uni Eropa”, Bina Swadaya, Jakarta, 19-23September 2005.

IH&RA (International Hotel & Restaurant Association), IHEI,UNEP, UNEP/IE (1995). Environmental Action Pack for Hotels,Practical steps to benefit your business and the environment.

Inskeep, E. (1991). Tourism Planning: An Integrated and SustainableDevelopment Approach. Van Nastrand Reinhold, New York.

Ismawati, Y. & Hubner, R. (2002). Environmental Management Systemfor Hotels; Eco-hotel rating guidebook and Best Practices.Casagrande Bali Chapter and BaliFokus Foundation, Bali.

Kirk, D. (1996). Environmental Management for Hotel: A Student’sHandbook. IHEI-Butterworth Heinemann. Oxford.

Lawson, F. & Baud-Bovy, M. (1998). Tourism and Recreation Handbookof Planning and Design. The Architectural Press Ltd. London.

Pelangi / Rizka Elyza et al. (2005). Buku Panduan Efisiensi Energi diHotel. (www.pelangi.or.id).

Lindberg, K. et al. (1993). Ecotourism: A Guide for Planner & Managers.The Ecotourism Society. Vermont. (www.ecotourism.org).

TUI (2005). TUI Environmental Criteria for Destinations.

Wahyuningsih, P., Kusmiyati (2005). Mari Mengelola Sampah RumahTangga Dengan Bijaksana – Panduan sederhana pengelolaansampah skala rumah tangga. Bali Fokus, Bali.

Ucapan terima kasih / Acknowledgements

Dengan kontribusi dari / Contributions by: Chandrawati, DjunaIvereigh, Made Yudi Arsana, Nengah Dharma, Ni Ketut Sri Artini, NokaDestalina, Prapti Wahyuningsih, Steven Michael, Teddy Brahmancha, TroyAriyo Kusumo, PPLH Bali, Ulrike Boerner (TUI—Asian Trail).

Terima kasih untuk kontribusi foto kepada / Thank you forphotographs: BaliFokus, Bumbu Bali, Karang Lestari. Pondok Pekak,Waka Experience.

Kredit foto / Photo Credits:Cover: Ecolodge © Waka Shorea, Diver Turtle © D & W Postlethwaite,Sawah © Ulung Wicaksono, Weaver © Ulung Wicaksono

Foto Paradoks Pariwisata / Photographs Tourism Paradox: Pantaibersih / Clean beach © Steven Michael, Pantai kotor / Dirty beach ©Jim Jarvie, Anak sekolah / Schoolchildren © Siswandi Mukharal, Pekerjaanak / Child labor © Ulung Wicaksono.

Foto dan ilustrasi / Photos & Illustrations: Djuna Ivereigh, ElizabethListyowati, Gilles Guerard, Heinz-Yosef Heile, Iskandar, Karsten van derOord, Kusmiaty, Lintang Ayu, Made Yudi Arsana, Noka DestalinaParamita Rahayu, Prapti Wahyuningsih, Ulung Wiraksono,YuyunIsmawati.

Terima kasih untuk partisipan dalam pembuatan buku ini / Ourthanks to the following people who have also providedinformation for the making of this book:

Bali SelatanKuta, Seminyak, Jimbaran, SanurAnnabel Thomas & Wayan Suanda (Aquamarine)Arief Fakhrudin (Bali Autrement)Butet Luhcandradini (Air Academy)Gde Ori Ariandika (Udayana Eco Lodge)Heinz von Holzen & Made Suadnyana (Rumah Bali / Bumbu Bali)Iwan J. Prawira & Wayan Sudira (Waka Experience)

UbudAgung Rai (ARMA Resort)Antione Gay & Nyoman Sutarja (Suly Resort and Spa)I Made Rai Artha & Jean Howe (Threads of Life)Ketut Nick Darsana (Spa Hati)Leo (Taman Bebek Villas)Ni Wayan Lilir, Melanie Templer & I Made Westi (Supadupa / BaliHerb Walks)Nikolaus & Dewa Sudiasa (Alam Sari)Paolo, Ketut Edi & Kadek (Bali Buddha)

Page 107: lay out joint_all linked file.pmd

107

Bali TimurKlungkung-SidemenIda Bagus Wijaya & Ida Bagus Wijana (Kamasan Art Center)Peter Wicezya (Nirarta Center of Living Awareness)

Padang Bai-CandidasaAmanda Pummer & I. B. Kumara (Alila Manggis)Haryo Sugih Arso (The Watergarden)Handayani (Nirwana)Nyoman Sadra (The Gandhian Ashram / Tenganan)Steven Wolters & Ketut (Geko Dive)Tania & Lempot (Lumbung Damuh)

Amed-TulambenLuh Putu Bayuni Lestari (Santai)Nyoman Sudiana & staff (Hotel Uyah, Café Garam, Amed DiveCenter)Wolfram Siegmeth (Tauch Terminal Resort Tulamben)

Bali UtaraLovina-Pemaron-TejakulaAlam AndaBeate Dotterweich & Nyoman Tirtawan (Warung Bambu Pemaron)Burgel Schefer (Saraswati)

PemuteranChris Brown (Reef Seen Aquatics Dive Centre)Ketut Santika (Archipelago Dive)Putu Yasa (Taman Sari)

MundukNyoman Bagiarta (Puri Lumbung Cottages)

Bali BaratBatukaru-JatiluwihDehan & Adi (Prana Dewi Resort)

Antosari-PupuanDominique Guiet & Wayan Sukarsana (Gajah Mina Beach Resort)I Made Dwitama (Waka Gangga)Norman Van’t Hoff (Sarinbuana Jungle Lodge)

Taman Nasional Bali BaratOctavianus Kalesaran (Waka Shorea)

Sponsor:

Edisi pertama “Langkah Menuju Ekowisata di Bali” disusun dalam rangkakerangka kerja proyek “Strengthening The Capacity of Local Government andSmall & Medium Enterprises For Ecotourism in Indonesia”, dikelola olehYayasan Bina Swadaya dan Yayasan Bumi Kita (The Natural Guide). Proyekini didanai oleh:

The first edition of “Towards Ecotourism in Bali” has been compiled within theframework of the project “Strengthening The Capacity of Local Governmentand Small & Medium Enterprises For Ecotourism in Indonesia”, managed byYayasan Bina Swadaya and Yayasan Bumi Kita (The Natural Guide). Thisproject was funded by:

- sebuah insiatif dari Komisi Eropa untuk medukung perekonomiankerjasama Indonesia dengan Uni Eropa. Program tersebut mendukungproyek kecil dan inovatif di area yang sangat potensial dan memberimanfaat bagi Indonesia dan EU.

- an initiative by the European Commission to promote economic cooperationbetween Indonesia and The European Union. The programme supports smalland innovative projects of high visibility in areas of mutual interest toIndonesia and the EU.

Disclaimer: This document has been produced with the financial assistance ofthe European Commission. However, the views expressed herein are those ofthe book and can therefore in no way be taken to reflect to official opinion ofthe European Commission.

Edisi pertama buku ini juga disponsori oleh:The first edition of this book has also been sponsored by:

Page 108: lay out joint_all linked file.pmd

108