Latifah

20
PEMBAHASAN SKENARIO C AUTONOMY Nur Latifah Kurnia Fachrudin 102014134 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Pendahuluan Masyarakat di era modern seperti sekarang ini adalah masyarakat yang cerdas. Banyak dari mereka yang giat mencari informasi seputar masalah-masalah kesehatan. Dengan kondisi masyarakat yang cerdas dan kritis terhadap informasi-informasi seputar kesehatan, seorang dokter haruslah lebih memperhatikan cara kerja mereka. Disinilah kaidah-kaidah dasar bioetik perlu diperhatikan dan diterapkan. Kaidah bioetik adalah hal paling dasar yang harus dikuasai oleh seorang dokter karena dari sanalah seorang dokter belajar bagaimana berperilaku sesuai dengan etika kedokteran. Dengan menerapkan kaidah bioetik secara benar, masyarakat akan lebih percaya terhadap dokter dan terhadap segala kinerja medis yang dilakukan oleh seorang dokter. Pada makalah saya kali ini, saya akan membahas kaidah-kaidah dasar bioetik.

description

Etika kedokteran

Transcript of Latifah

PEMBAHASAN SKENARIO C AUTONOMY Nur Latifah Kurnia Fachrudin102014134Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaAlamat Korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

PendahuluanMasyarakat di era modern seperti sekarang ini adalah masyarakat yang cerdas. Banyak dari mereka yang giat mencari informasi seputar masalah-masalah kesehatan.Dengan kondisi masyarakat yang cerdas dan kritis terhadap informasi-informasi seputar kesehatan, seorang dokter haruslah lebih memperhatikan cara kerja mereka. Disinilah kaidah-kaidah dasar bioetik perlu diperhatikan dan diterapkan. Kaidah bioetik adalah hal paling dasar yang harus dikuasai oleh seorang dokter karena dari sanalah seorang dokter belajar bagaimana berperilaku sesuai dengan etika kedokteran.Dengan menerapkan kaidah bioetik secara benar, masyarakat akan lebih percaya terhadap dokter dan terhadap segala kinerja medis yang dilakukan oleh seorang dokter. Pada makalah saya kali ini, saya akan membahas kaidah-kaidah dasar bioetik.

Identifikasi Istilah1. Biopsi adalah pengambilan sampel jaringanuntuk pemeriksaan di bawah mikroskop oleh ahli patologi ( Kamus kesehatan ) .2. Karsinoma adalah kanker yang dimulai di kulit atau jaringan yang melapisi atau menutupi organ-organ tubuh. Sebagai contoh, karsinoma dapat timbul di payudara, usus besar, paru-paru, hati, prostat, dan perut ( Karsinoma ).

Rumusan masalahSeorang perempuan usia 60 tahun dengan keluhan benjolan di payudara kanan , setelah dilakukan biopsi hasilnya adalah karsinoma . Dokter menganjurkan untuk dilakukan operasi tetapi pasien menolak , walaupun keluarga pasien setuju .

Sasaran pembelajaran Bertujuan untuk menjelaskan tentang kaidah dasar biometik terutama tentang autonomy, (KODEKI pasal ,serta lafal sumpah dokter) dan profesionalisme . PembahasanA. Pengertian Bioetik Banyak definisi yang diutarakan oleh beberapa ahli berkaitan dengan Bioetik. Berikut ini adalah salah satu definisi Bioetik yang cukup mewakili definisi-definisi Bioetik lainnya: Bioetik atau dikenal juga dengan istilah bioetika berasal dari kata bios yang memiliki arti kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetik merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan juga ilmu kedokteran .Biometik tidak hanya membicarakan segala hal yang berkaitan dengan bidang medis (seperti: abortus, eutanasia, teknologi reproduksi buatan, dan rekayasa genetik), tetapi juga membahas masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, moralitas, lingkungan kerja, hak pasien dll .

1. AutonomyAutonomy dalam prinsip ini dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia , terutama hak untuk menentukan nasibnya sendiri . Pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sesuai dengan keinginan sendiri. Autonomy pasien harus dihormati secara etik. Akan tetapi diperlukan pasien yang dapat berkomunikasi dan pasien yang sudah dewasa untuk dapat menyetujui atau menolak tindakan medis. Melalui informed consent adalah pesetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. Tujuan informed consent adalah memberikan perlindungan kepada memberikan perlindungan kepada pasien serta perlindungan hokum kepada dokter terhadap kegagalan dan bersifat negative.Di Indonesia perkembangan informed consent secara yuridis formal , ditandai dengan munculnya pertanyaan Ikatan Dokter Indonesia ( IDI ) tentanginformed consent melalui SK-IDI No 319/PB/A.4/88 pada tahun 1988. Kemudian dipertegas lagi dengan PerMenKes No.585 tahun1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik atau Informed Consent . Isi dari informed berkaitan dengan penyakit pasien, mencangkup bentuk , tujuan,resiko , dan manfaat dari terapi yang akan dilaksanakan. Kaidah pada Autonomy a. Menghargai hak untuk menentukan nasib sendiri , menghargai martabat pasien b. Tidak menginterversi pasien yang membuat keputusan ( pada kondisi elektif ) c. Berterus terang d. Menjaga rahasia pasiene. Menghargai rasionalitas pasienf. Melaksanakan informed consent g. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri. Prinsip Autonomy

1. COMPETENCEa. Kapasitas membuat keputusan.b. Lebih kearah syarat dapat memberikan consent daripada sekedar elemen.c. Kompetensi adalah suatu continuum.

2. DISCLOSUREAdekuat atau tidaknya ditentukan oleh :a. Tradisi praktek professional. b. Kebutuhan informasi pada individu. c. Kebutuhan informasi bagi reasonable person. TAK PERLU DISCLOSURE , GAWAT DARURAT , TAK KOMPETEN , WAIVER ( melepaskan haknya ).

3. UNDERSTANDINGa. Dipengaruhi oleh : Illness , Irrationality , Immaturity Masalah :a. Nonacceptance : Menolak informasi sebagai suatu kebenaran.b. False Belief : Keyakinan yang salah. c. Bahasa atau istilah.d. Melepaskan hak ( Waiver ).

4. VOLUNTARINESSa. Bebas dari tipuan dan paksaan.b. Bebas dari ancaman untuk dibiarkan .c. Persuasi atau mendekatan masi diperbolehkan.

B. KODEKI ( KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ) Sejak permulaan sejarah peradaban umat manusia , sudah dikenal hubungan kepercayaan ( fiduciary relationship ) antara dua insane yaitu sang pengobat dan penderita yang melahirkan konsep profesi. Manusia penderita atau pasien yang sangat memerlukan pertolongan fisik ,mental,social , dan spiritual mempercayakan bulat-bulat dirinya. Proses hubungan pengobatan tersebut memunculkan tanggung jawab sang pengobat yang kemudia di era modern dikenal sebagai dokter adalah tetap abadi , sepanjang masa. Dokter bahkan dikenal sebagai pelopor profesi luhur tertua dalam sejarah karena dimensi tanggung jawabnya dbidang kemanusiaan yang membuahkan akhlak peradaban budaya. Budaya yang diyakini akan abadi sepanjang sejarah manusia sebagai makluk moralitas luhur kedokteran sebagai sisi deontologik dan tipe ideal manusia penolong kemanusiaan senantian meneguhkan kewajiban atau tanggung jawab atau bahkan selamanya tidak akan mengedepankan hak-hak profesi ketika melaksanakan pengabdian profesinya. Pada zaman modern seperti iniyang ditandai oleh spesialisasi dan keseminatan kedokteran atau kelompok sejawatan lainnya , nilai-nilai etika profesi akan senantiasa mewarnai cirri dan cara pelayanan pasien dengan meningkatkan dimensi hubungan dokter-pasien dalam format hubungan kerjasama. Dengan demikian , perumusan norma dan penerapan nyata etika kedokteran kepada perseorangan pasien/klien atau komunitas masyarakat disegala bentuk fasilitas pelayanan kesehatan/kedokteran berdasarkan atas asas-asas ideology bangsa yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945. Menyadari bahwa pada akhirnya semua pendoman etik dimanapun diaharapkan menjadi penuntun perilaku setiap dokter . Diharapkan agar para dokter Indonesia menjadi panutan. Dokter Indonesia seyogyanya memiliki kualitas dasariah manusia baik dan bijaksana , yaitu sifat Ketuhanan, kemurnian niat , keluruhan budi, kerendahan hati , kesungguhan , dan ketuntasan kerja, integritas ilmiah dan social, serta kesejawatan. Ikatan Dokter Indonesia membakukan dan membukukan nilai-nilai tanggung jawab professional profesi kedokteran dalam suatu Kode Etik Kedokteran Indonesia ( KODEKI ) yang di uraikan dalam pasal-pasal dan sumpah dokter. KODEKI merupakan kumpulan peraturan etika profesi yang akan digunakan sebagai tolak ukur perilaku peraturan etika profesi dan penahan godaan penyimpangan profesi. KODEKI merupakan actor penyelanggara kesehatan. Komitmen, janji publik dan keseimbangan tekad yang gunanya untuk bingkaian norma etik pada pasal-pasal yang sudah ditetapkan . KODEKI symbol tekad perjuangan para dokter se-Indonesia untuk lebih berbuat baik , tergambarkan dari pasal-pasal profesi luhur. Kode Etik Kedokteran Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1969 dalam Musyawarah Kerja Susila Kedokteran di jakarta, lalu mengalami penyepurnaan k-2 di Jakarta. Hasil tersebut diberlakukan untuk seluruh dokter Indonesia melalui Surut Keputusan Mentri KesehatanNo.434/Men.Kes/X/1983 tanggal 28 Oktober 1983 untuk dokter umum dan SK Menteri Kesehatan No.128/MENKES/SK/III/ untuk kedokteran gigi. Kodeki mengalami perubahan melalui Musyawarah Kerja Nasional IDI XIII tahun 1993 menjadi 20 pasal, yang dibagi menjadi 5 bagian yaitu :1. Kewajiban umum seorang dokter ( 9 Pasal )2. Kewajiban dokter terhadap pasien ( 4 Pasal )3. Kewajiban dokter terhadap teman sejawat ( 2 Pasal )4. Kewajiban dokter terhadap diri sendiri ( 2 Pasal )5. Penutup ( 1 Pasal )

1. Pasal Pasal KODEKII. KEWAJIBAN UMUM Pasal 1 Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter.Pasal 2Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai denganstandar profesi yang tertinggi. Sikap dokter pada kasus ini / scenario ini sudah melaksanakan tugas nya dengan baik yaitu dengan memberikan penjelasan-penjelasan berupa resiko-resiko kemudian walaupun tindakan operasi tidak dilaksanakan dokter tersebut tetap memberikan obat-obatan dan anjuran untuk control dengan teratur ).Pasal 3Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi. Pasal 4 Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri. Pasal 5Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien. Pasal 6 Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat. Pasal 7 Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya. Pasal 8 Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya. Pasal 9 Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.

II. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN Pasal 10 Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut. Pasal 11 Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya. Pasal 12 Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. Pasal 13 Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

III.KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT Pasal 14Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan. Pasal 15 Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.

IV. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI Pasal 16 Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik. Pasal 17 Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan.

Lafal Sumpah Dokter 1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan peri kemanusiaan.2. Saya akan menjalakan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila , sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter . Dokter ini telah menghormati hak-hak pasien terutama dalam hak mengambil keputusan.. 3. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran. 4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena ke profesian saya sebagai dokter. 5. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan Kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan Hukum Perikemanusiaan, sekalipun saya diancam.6. Saya akan menghormati setiap hidup insane mlai dari saat pembuahan. 7. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan Keagamaan, Kebangsaan, Kesukuan, Politik Kepartaian, atau Kedudukan Sosial, dalam menunaikan kewajiban saya terhadap penderita. 8. Saya akan memberikan kepada Guru-Guru saya penghormatan dan pernyataan Terima Kasih yang selayaknya. 9. Saya akan memperlakukan Teman Sejawat saya sebagai saudara kandung. 10. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan Kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan Hukum Perikemanusiaan, sekalipun saya diancam. 11. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.12. Saya ikrarkan Sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.

C. PROFESIONALISME Profesionalisme memiliki 2 elemen :1. Memiliki pengetahuan / kemampuan khusus yang tidak dimiliki masyarakat awam.2. Komitmen untuk melayani sehingga membernarkan munculnya ilmu kedokteran sebagai profesi. Seorang professional harus : 1. Harus terdidik bukan hanya terlatih artinya memiliki kemampuan selain keterampilan2. Dintuntut terus menerus meningkatkan kemampuan dan keahliannya.

HIPOTESIS Hipotesis / dugaan pada kasus ini benar pasien tetap tidak ingin untuk dioperasi , ia menggunakan prinsip Anatomy. Dan dokter tersebut telah menjalakan tugas nya dengan baik , sesuai pasal 2 dan lafal sumpah dokter k-2.

ETIKOMEDIKOLOEGAL1. HukumKepatuhan menerapkan kaidah-kaidah/ pelaksanaan klinis ( Asuhan Medis). A. Hak pasien :UU No 29 tahun 2004 tentang Kesehatan pasal 52 dan 53 Pasal 52Pasien dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran , mempunyai hak :a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat 3b. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lainc. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis d. Menolak tindakan medis e. Mendapatkan isi rekam medis.Pasal 53Pasien , dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran , mempunyai kewajiban :a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujurtentang masalah kesehatannya b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigic. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

B. Hak dokter : UU No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 50 dan 51. Pasal 50Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan prakik kedokteran mempunyai hak :a. Memperoleh perlindungan hokum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional b. Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional c. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya d. Menerima imbalan jasa Pasal 51 Dokter atau dokter dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban :a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasienb. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik , apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatanc. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien , bahkan juga stelah pasien itu meninggal dunia. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan , kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya e. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi. 2. DisplinKepatuhan menerapkan kaidah-kaidah/ pelaksanaan klinis ( Asuhan Medis). Yang mencakup :a. Penegakan diagnosis b. Tindakan pengobatanc. Menetapkan prognosis

KESIMPULANDalam kasus ini pasien menggunakan prinsip autonomy untuk menolak tindakan operasi yang ingin dilakukan oleh dokter tersebut. Dokter telah menjelaskan resiko-resiko apabila operasi itu tidak dilakukan. Dalam KODEKI kasus ini masuk pada pasal 2 dan sumpah dokter pada lafal k-2 yaitu Pasal 2 Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi dan sumpah dokter lafal k-2 yaitu Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya . Dokter ini telah melakukan usaha dengan baik , tetapi pasien tetap menolak akhirnya dokter memberikan obat-obat dan menganjurkan untuk control dengan teratur lalu dalam scenario ini berhubungan dengan etikomedikolegal terutama pada hokum (Hak pasien :UU No 29 tahun 2004 tentang Kesehatan pasal 52 dan 53 serta Hak dokter : UU No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 50 dan 51) dan kedisiplinan dokter tersebut dalam menerapkan ilmu pada pasien.

DAFTAR PUSTAKA 1. dr.Ibrahim Njoto, M.Hum,Fakultas Kedokteran Univ.Wijaya Kusuma, Surabaya2. Konsil Kedokteran Indonesia.2006. KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER-PASIEN. Jakarta DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL.2001.KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA EDISI KETIGA.JAKARTA:BALAI PUSTAKA3. http://id.wikipedia.org/wiki/Profesional4. http://bolehtahusemua.blogspot.com/2012/10/kaidah-kaidah-dasar-bioetik.html5. http://worldmeister.wordpress.com/2011/05/27/euthanasia-dan-bioetika-kedokteran/6. http://hafikoandresni005.blogspot.com/2013/05/makalah-bioetika.html7. http:// http://books.google.co.id/books?id=7I1XWpmcCJAC&pg=PA254&dq=BUKU+MEMBAHAS+TENTANG+KODEKI&hl=en&sa=X&ei=f7cjVMqpAYKjugS9zoGgAw&ved=0CBwQ6AEwAA#v=onepage&q=BUKU%20MEMBAHAS%20TENTANG%20KODEKI&f=falseetikakedokterandanprofesionalisme.blogspot.com/http://fajrucmedicine.blogspot.com/201 http://fk.ub.ac.id/profesi/lafal-janji/lafal-sumpah-dokter/3/07/pasal-pasal-dalam-kodeki.html