lateks _ Makalah Mahasiswa

21
1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 1/21 Makalah Mahasiswa Lebih baik mandi keringat di medan latihan.dari pada mandi darah di medan tempur Home About Type text to search here... Archive Posts Tagged ‘lateks’ Asal usul karet January 9, 2012 kaffaitu Leave a comment . Proses Terbentuknya Lateks Seperti yang telah dijelaskan lateks berasal dari partikel karet yang dilapisi protein dan fosfolipid. Protein ini akan memberikan muatan negatif yang mengelilingi partikel karet sehingga mencegah terjadinya interaksi antara sesama partikel karet, dengan demikian sistem koloid lateks akan tetap stabil. Namun dengan adanya mikroorganisme maka protein yang terdapat dalam partikel karet akan rusak dan terjadilah interaksi antara partikel karet membentuk flokulasi atau gumpalan. Pembekuan atau koagulasi bertujuan untuk mempersatukan (merapatkan) butir-butir karet yang terdapat dalam cairan lateks, supaya menjadi suatu gumpalan atau koagulum. Untuk membuat koagulum ini, lateks perlu dibubuhi bahan pembeku (koagulan) seperti asam semut atau asam cuka. Lateks segar yang diperoleh dari hasil sadapan mempunyai pH 6,5. Agar dapat terjadi penggumpalan atau koagulasi, pH yang mendekati netral tersebut harus diturunkan sampai pH 4,7. Di dalam proses penggumpalan lateks, terjadi perubahan sol ke gel dengan pertolongan zat penggumpal. Pada sol karet terdispersi di dalam serum, tetapi pada gel karet di dalam lateks. Penggumpalan dapat terjadi dengan penambahan asam (menurunkan pH), sehingga koloid karet mencapai titik isoelektrik dan terjadilah penggumpalan. Peranan pH sangat menentukan mutu karet. Penggumpalan pada pH yang sangat rendah mengakibatkan warna karet semakin gelap dan nilai modulus karet semakin rendah. Sebaliknya keuntungannya, masa pemeraman singkat dan PRI dapat dipertahankan setinggi mungkin. Penambahan elektrolit yang bermuatan positif juga dapat menetralkan muatan negatif dari partikel karet dan menggumpalkan karet. 1. 3. Klasifikasi Karet Jenis Karet Alam Ada beberapa macam karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan. Bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi. Ada juga karet yang diolah kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi. Jenis-jenis karet alam yang dikenal luas adalah : 1. a. Bahan olah karet

description

lateks

Transcript of lateks _ Makalah Mahasiswa

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 1/21

    Makalah MahasiswaLebih baik mandi keringat di medan latihan.dari pada mandi darah di medan tempur

    HomeAbout

    Type text to search here...

    Archive

    Posts Tagged lateks

    Asal usul karet

    January 9, 2012 kaffaitu Leave a comment

    . Proses Terbentuknya Lateks

    Seperti yang telah dijelaskan lateks berasal dari partikel karet yang dilapisi protein dan fosfolipid.Protein ini akan memberikan muatan negatif yang mengelilingi partikel karet sehingga mencegahterjadinya interaksi antara sesama partikel karet, dengan demikian sistem koloid lateks akan tetapstabil. Namun dengan adanya mikroorganisme maka protein yang terdapat dalam partikel karet akanrusak dan terjadilah interaksi antara partikel karet membentuk flokulasi atau gumpalan. Pembekuanatau koagulasi bertujuan untuk mempersatukan (merapatkan) butir-butir karet yang terdapat dalamcairan lateks, supaya menjadi suatu gumpalan atau koagulum. Untuk membuat koagulum ini, lateksperlu dibubuhi bahan pembeku (koagulan) seperti asam semut atau asam cuka. Lateks segar yangdiperoleh dari hasil sadapan mempunyai pH 6,5. Agar dapat terjadi penggumpalan atau koagulasi, pHyang mendekati netral tersebut harus diturunkan sampai pH 4,7.

    Di dalam proses penggumpalan lateks, terjadi perubahan sol ke gel dengan pertolongan zatpenggumpal. Pada sol karet terdispersi di dalam serum, tetapi pada gel karet di dalam lateks.Penggumpalan dapat terjadi dengan penambahan asam (menurunkan pH), sehingga koloid karetmencapai titik isoelektrik dan terjadilah penggumpalan.

    Peranan pH sangat menentukan mutu karet. Penggumpalan pada pH yang sangat rendahmengakibatkan warna karet semakin gelap dan nilai modulus karet semakin rendah. Sebaliknyakeuntungannya, masa pemeraman singkat dan PRI dapat dipertahankan setinggi mungkin.Penambahan elektrolit yang bermuatan positif juga dapat menetralkan muatan negatif dari partikelkaret dan menggumpalkan karet.

    1. 3. Klasifikasi Karet

    Jenis Karet Alam

    Ada beberapa macam karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan. Bahan olahanada yang setengah jadi atau sudah jadi. Ada juga karet yang diolah kembali berdasarkan bahan karetyang sudah jadi. Jenis-jenis karet alam yang dikenal luas adalah :

    1. a. Bahan olah karet

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 2/21

    Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari pohon karethevea brasiliensis. Beberapa kalangan mengatakan bahwa bahan olah karet bukan produksiperkebunan besar, melainkan merupakan bokar (bahan olah karet rakyat) karena biasanya diperolehdari petani yang mengusahakan kebun karet.

    Menurut pengolahannya bahan olah karet dibagi menjadi 4 amacam :

    1. Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon karet. Cairan getah inibelum mengalami penggunpalan entah itu dengan tambahan atau tanpa bahan pemantap (zatantikoagulan).

    2. Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah disaring dandigumpalkan dengan asam semut, berupa karet sheet yang sudah digiling tetapi belum jadi.

    3. Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah digumpalkan denganasam semut

    4. Lump segar adalah bahan olah karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks kebun yangterjadi secara alamiah dalam mangkuk penampung.

    1. b. Karet alam konvensional

    Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam konvensional. jenis ini pada dasarnyahanya terdiri dari golongan karet sheet dan crepe. Jenis-jenis karet alam yang tergolong konvensionaladalah sebagai berikut :

    1. Ribbed smoked sheet (RSS) adalah jenis karet berupa lembaran sheet yang mendapat prosespengasapan dengan baik.

    2. White crepe dan pale crepe adalah jenis crepe yang berwarna putih atau muda dan ada yangtebal dan tipis.

    3. Estate brown crepe adalah jenis crepe yang berwarna cokelat dan banyak dihasilkan olehperkebunan-perkebunan besar atau estate.

    4. Compo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump, scrap pohon, potongan-potongansisa dari RSS atau slab basah.

    5. Thin brown crepe remilis adalah crepe coklat yang tipis karena digiling ulang.6. Thick blanket crepes ambers adalah crepe blanket yang tebal dan berwarna coklat, biasanya

    dibuat dari slab basah, sheet tanpa proses pengasapan dan lump serta scrap dari perkebunan ataukebun rakyat yang baik mutunya. Scrap tanah tidak boleh digunakan.

    7. Flat bark crepe adalah karet tanah atau earth rubber, yaitu jenis crepe yang dihasilkan dari scrapkaret alam yang belum diolah, termasuk scrap tanah yang berwarna hitam

    8. Pure smoked blanket crepe adalah crepe yang diperoleh dari penggilingan karet asap yangkhusus berasal dari RSS, termasuk juga block sheet atau sheet bongkah, atau dari sisapemotongan RSS. Jenis karet lain atau bahan bukan karet tidak boleh digunakan.

    9. Off crepe adalah crepe yang tidak tergolong bentuk beku atau standar. Biasanya tidak dibuatmelelui proses pembekuan langsung dari bahan lateks yang masih segar, melainkan dari contoh-contoh sisa penentuan kadar karet kering, lembaran-lembaran RSS yang tidak baguspenggilingannya sebelum diasapi, busa-busa dari lateks, bekas air cucian yang banyakmengandung lateks serta bahan-bahan lain yang jelek.

    1. c. Lateks Pekat

    Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau padatanlainnya. Lateks pekat dijual di pasaran ada yang dibuat melalui proses pendadihan atau creamedlateksdan melalui proses pemusingan atau centrifuged lateks. Biasanya lateks pekat banyak digunakanuntuk pembuatan bahan- bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 3/21

    1. d. Karet bongkah (block rubber)

    Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bandela-bandeladenga ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada yang berwarna muda dan setiap kelasnyamempunyai kode warna tersendiri.

    1. e. Karet spesifikasi teknis (crumb rubber)

    Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu teknisnya.Penetapan mutu juga didasarkan pada sifat-sifat teknis. Warna atau penilaian visual yang menjadidasar penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet, crepe maupun lateks pekat tidak berlaku padajenis ini

    1. f. Tyre rubber

    Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah jadi sehinggabisa langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk pembuatan ban atau barang yang menggunakanbahan baku karet alam lainnya.

    1. g. Karet reklim (reclaimed rubber)

    Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang-barang karet bekas, terutama ban-banmobil bekas dan bekas ban-ban berjalan. Karenanya boleh dibilang karet reklim dalah suatu hasilpengolahan scrap yang sudah divulkanisir. Biasanya karet reklim banyak dipakai sebagai bahancampuran sebab bersifat mudah mengambil bentuk dalam acuan serta daya lekat yang dimilikinyajuga baik.

    Jenis Karet Sintetis

    Karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi. Biasanya karetsintetis dibuat akan memiliki sifat tersendiri yang khas. Ada jenis yang tahan terhadap panas atau suhutinggi, minyak, pengaruh udara bahkan ada yang kedap gas. Jenis karet sintetis diantaranya adalah:

    1. SBR (styrene butadiene rubber)

    Jenis SBR merupakan karet sintetis yang paling banyak diproduksi dan digunakan. Jenis ini memilikiketahanan kikis yang baik dan kalor atau panas yang ditimbulkan juga rendah. Namun SBR yangtidak diberi tambahan bahan penguat memiliki kekuatan yang lebih rendah dibandingkan vulkanisirkaret alam.

    2. BR (butadiene rubber)

    Dibanding dengan SBR, karet jenis BR lebih lemah. Daya lekat lebih rendah, dan pengolahannya jugatergolong sulit. Karet jenis ini jarang digunakan tersendiri. Untuk membuat suatu barang biasanya BRdicampur dengan karet alam atau SBR.

    3. IR (isoprene rubber) atau polyisoprene rubber

    Follow

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 4/21

    Jenis karet ini mirip dengan karet alam karena sama-sama merupakan polimer isoprene. Dapatdikatakan bahwa sifat IR yang mirip sekali dengan karet alam, walaupun tidak secara keseluruhan.Jenis IR memiliki kelebihan lain dibanding karet alam yaitu lebih murni dalam bahan danviskositasnya lebih mantap.

    4. IIR (isobutene isoprene rubber)

    IIR sering disebut butyl rubber dan hanya mempunyai sedikit ikatan rangkap sehingga membuatnyatahan terhadap pengaruh oksigen dan ozon. IIR juga terkenal karena kedap gas. Dalam prosesvulkanisasinya, jenis IIR lambat matang sehingga memerlukan bahan pemercepat dan belerang.Akibat jeleknya IIR tidak baik dicampur dengan karet alam atau karet sintetis lainnya bila akan diolahmenjadi suatu barang. IIR yang divulkanisir dengan damar fenolik menjadikan bahan tahan terhadapsuhu tinggi serta proses pelapukan/penuaan.

    5. NBR (nytrile butadiene rubber) atau acrilonytrile buatadiene rubber

    NBR adalah karet sintetis untuk kegunaan khusus yang paling banyak dibutuhkan. Sifatnya yangsangat baik adalah tahan terhadap minyak. Sifat ini disebabkan oleh adanya kandungan akrilonitrildidalamnya. Semakin besar kandungan akrilonitril yang dimiliki maka daya tahan terhadap minyak,lemak dan bensin semakin tinggi tetapi elastisitasnya semakin berkurang. Kelemahan NBR adalahsulit untuk diplastisasi. Cara mengatasinya dengan memilih NBR yang memiliki viskositas awal yangsesuai dengan keinginan. NBR memerlukan pula penambahan bahan penguat serta bahan pelunaksenyawa ester.

    6. CR (chloroprene rubber)

    CR memiliki ketahanan terhadap minyak tetapi dibandingkan dengan NBR ketahanannya masihkalah. CR juga memiliki daya tahan terhadap pengaruh oksigen dan ozon di udara, bahkan jugaterhadap panas atau nyala api. Pembuatan karet sintetis CR tidak divulkanisasi dengan belerangmelainkan menggunakan magnesium oksida, seng oksida dan bahan pemercepat tertentu. Minyakbahan pelunak ditambahkan ke dalam CR untuk proses pengolahan yang baik.

    7. EPR (ethylene propylene rubber)

    Ethylene propylene rubber sering disebut EPDM karena tidak hanya menggunakan monomer etilendan propilen pada proses polimerisasinya melainkan juga monomer ketiga atau EPDM. Pada prosesvulkanisasinya dapat ditambahkan belerang. Adapun bahan pengisi dan bahan pelunak yangditambahkan tidak memberikan pengaruh terhadap daya tahan. Keunggulan yang dimiliki EPR adalahketahanannya terhadap sinar matahari, ozon serta pengaruh unsur cuaca lainnya. Sedangkankelemahannya pada daya lekat yang rendah.

    1. 4. Varietas Tanaman Karet

    Jenis varietas yang dikembangkan untuk industri:

    1. Klon IRR 5

    Potensi keunggulan :

    Pertumbuhan cepat dan berpotensi sebagai penghasil lateks dan kayu.

    Ratarata produksi 1,8 ton/ha/tahun.

    Lilit batang 51,7 cm pada umur 5 tahun.

    Kadar karet kering (KKK) 34,5%.

    FollowFollowMakalahMahasiswaGet every new post deliveredto your Inbox.

    Enter your email address

    Sign me up

    Build a website with WordPress.com

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 5/21

    Lateks sangat sesuai diolah menjadi SIR 3 WF, SIR 5 dan SIR 10.

    Resisten terhadap gangguan penyakit gugur daun Colletotrichum dan Corynespora.

    Pada daerah beriklim basah, klon IRR 5 digolongkan moderat terhadap gangguan penyakitcabang (jamur upas) dan mouldirot.

    2. Klon IRR 42

    Potensi keunggulan:

    Pertumbuhan cepat dan berpotensi sebagai penghasil lateks dan kayu.

    Ratarata produksi 5,68 kg/pohon/tahun.

    Lilit batang 51,4 cm pada umur 5 tahun.

    Resisten terhadap penyakit gugur daun Colletotrichum, Corynespora dan Oidium.

    Kadar karet kering (KKK) 36,5%.

    Lateks dapat diproses menjadi SIR5.

    3. Klon IRR 118

    Potensi keunggulan:

    Pertumbuhannya cepat dan berpotensi sebagai penghasil lateks dan kayu.

    Ratarata produksi 2,1 ton/ha/tahun.

    Lilit batang 48,9 cm pada umur 5 tahun.

    Lateks dapat digunakan untuk produksi SIR 3 CV dan produk RSS, serta SIR 3L, SIR 5 danSIR 10/20.

    Cukup tahan terhadap penyakit Corynespora dan Colletotrichum.

    4. Karet Busa Alam

    Potensi keunggulan:

    Karet busa sintetis umumnya dibuat dari karet EVA/poliuretan karena ringan dan murah. Konsumsi busa sintetis di dalam negeri setiap tahun berkisar 19 juta lembar (Rp47 miliar), busa plastik722.000 m2 (Rp665 juta), dan busa jok mobil 4.500 unit (Rp186 juta).

    Proses produksi busa sintetis berisiko tinggi karena bahan bakunya (isosianat) beracun dan bersifat karsinogenik. Kondisi ini menyebabkan permintaan terhadap busa alam meningkat.

    Busa alam lebih unggul dibanding busa sintetis dalam hal kenyamanan dan umur pakai. Untukmemberikan nilai kepegasan yang sama, busa alam hanya memerlukan ketebalan sepertiga dari busa

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 6/21

    sintetis.

    1. 5. Pengelompokkan Industri Karet Dan Barang Karet1. Kelompok Industri Hulu

    Bokar (bahan olahan karet)

    Kayu karet

    1. Kelompok Industri Antara

    Crumb rubber ( karet lemah )

    Sheet / RSS

    Letak pekat

    Thin pole crepe

    Brown crepe

    1. Kelompok Industri Hilir

    Ban dan produk terkait serba ban dalam

    Barang jadi karet untuk keperluan industri

    Barang karet untuk keperluan

    Alas kaki dan komponennya

    Barang jadi karet untuk penggunaan umum

    Alat kesehatan dan Laboratorium

    1. 6. Persiapan Bahan Baku Industri Karet dan Lateks

    Hal yang pertama adalah pemilihan bahan baku. Untuk menghasilkan pohon karet yang baik perludiperhatikan:

    Suhu udara yang baik bagi pertumbuhan tanaman antara 2428 derajat C.

    Kelembaban tinggi sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman karet.

    Curah hujan optimal antara 1.5002.000 mm/tahun.

    Tanaman karet memerlukan lahan dengan penyinaran matahari antara 57 jam/hari.

    Hasil karet maksimal didapatkan jika ditanam di tanah subur, berpasir, dapat melalukan air dan tidak berpadas (kedalaman padas yang dapat ditolerir adalah 23 meter).

    Tanah Ultisol yang kurang subur banyak ditanami tanaman karet dengan pemupukan danpengelolaan yang baik. Tanah latosol dan aluvial juga dapat ditanami karet.

    Keasaman tanah yang baik antara pH 56 (batas toleransi 48)

    Ketinggian Lahan, tanaman karet tumbuh dengan optimum pada ketinggian 200 m dpl.

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 7/21

    Dalam pemilhan bahan baku dilakukan diagnosis lateks. Diagnosis lateks penting untukmenggambarkan tingkat tekanan fisiologis dan pengaruhnya terhadap kesehatan tanaman. Dalamdiagnosis lateks diamati kadar sukrosa, kadar fosfat anorganik (FA), dan kadar tiol.

    Kadar sukrosa lateks berkaitan erat dengan tingkat eksploitasi yang diterapkan. Kandungan Sukrosadalam pembuluh lateks semakin menurun dengan meningkatnya intensitas eksploitasi, ambang batasnilai sukrosa adalah 4 mM, apabila intensitas eksploitasi ditingkatkan sehingga kadar sukrosa dibawah 4 mM maka akan menimbulkan kekosongan bahan penyusun (perkusor) lateks (isoprena).

    Fosfat anorganik (FA) adalah indikator bagi aktivitas metabolik, dalam hal ini menggambarkankemampuan tanaman mengubah bahan baku (sukrosa) menjadi partikel karet.

    Kadar Tiol (R-SH) merupakan indikasi penting yang berhubungan dengan kerentanan fisiologis lateksterutama pada kejadian kering alur sadap (KAS). Fungsi tiol adalah mengaktifkan enzim-enzim yangberperan dalm kondisi cekaman lingkungan, dan status tiol menunjukkan respons tanaman terhadaptekanan eksploitasi. Kadar tiol berbanding terbalik dengan intensitas eksploitasi. Semakin tinggiintensitas eksploitasi, maka semakin rendah kadar tiol.

    1. 7. Proses Industri Karet dan Lateks

    Tahap pengolahan Crumb Rubber meliputi :

    1. Peremahan

    Komponen yang telah mengalami penuntasan selama 10-15 hari diremahkan dalam granulator.Peremahan bertujuan untuk mendapatkan remahan yang siap untuk dikeringkan. Sifat yang dihasilkanoleh peremahan adalah mudah dikeringkan sehingga dicapai kapasitas produksi yang lebih tinggi dankematangan remah yang sempurna.

    1. Pengeringan

    Komponen yang terlah mengalami peremahan selanjutnya dikeringkan dalam dryer selama 3 jam.Pemasukan kotak pengering kedalam dryer 12 menit sekali, suhu pengering 122oC untuk bahan bakukompo dan 110oC untuk proses WF. Suhu produk yang keluar dari dryer dibawah 40oC. Pengeringanbertujuan untuk menurunkan kadar air sampai batas aman simpan baik dari serangan seranggamaupun mikrobiologis, enzimatis dan hidrolis. Dalam pengeringan faktor yang dapat memepengaruhihasil adalah lamanya penuntasan, ketinggian remahan, suhu dan lama pengeringan.

    1. Pengepresan

    Pengepresan merupakan pembentukan bandela-bandela dari remah karet kering. Bahan yang keluardari pengering kemudian ditimbang seberat 35kg/bandela yang akan dikemas dalam kemasan SW dan33,5kg/bandela untuk kemasan. Setelah itu produk dipress dengan menggunakan mesin press bandela.Ukuran hasil pengepresan 60 x 30 x 17 cm.

    1. Pembungkusan dan Pengepakan

    Pembungkusan dimaksudkan untuk menghindari penyerapan uap air dari lingkungan serta bebaskontaminan lain. Setelah produk dipress, kemudian disimpan diatas meja alumunium untukpenyortiran dengan menggunakan pengutip. Setelah itu produk dibungkus dengan plastik transparantebal 0,03 mm dan titik leleh 108oC. Bandela yang telah dibungkus, kemudian dimasukkan dalam peti

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 8/21

    kemas dengan susunan saling mengunci.

    1. 8. Prokoagulasi

    Pada saat mulai keluar dari pohon hingga beberapa jam lateks masih berupa cairan, tetapi setelah kira-kira 8 jam lateks mulai mengental dan selanjutnya membentuk gumpalan karet. Penggumpalan(prakoagulasi) dapat dibagi 2 yaitu :

    1. Penggumpalan spontan

    2. Penggumpalan buatan

    Penggumpalan spontan biasanya disebabkan oleh pengaruh enzim dan bakteri, aromanya sangatberbeda dari yang segar dan pada hari berikutnya akan tercium bau yang busuk. Sedangkanpenggumpalan buatan biasanya dilakukan dengan penambahan asam. Prakoagulasi terjadi karenakemantapan bagian koloidal yang terkandung dalam lateks berkurang. Bagian-bagian koloidal inikemudian menggumpal menjadi satu dan membentuk komponen yang berukuran lebih besar.Komponen koloidal yang lebih ini akan membeku. Inilah yang menyebabkan terjadinya prakoagulasi.

    Getah karet atau lateks sebenarnya merupakan suspensi koloidaldari air dan bahan-bahan kimia yangterkandung didalamnya. Bagian- bagian yang terkandung tersebut tidak larut sempurna, melainkanterpencar secara homogen atau merata di dalam air. Partikel-partikel koloidal ini sedemikian kecil danhalusnya sehingga dapat menembus saringan.

    Penyebab terjadinya prakoagualasi antara lain sebagai berikut :

    1. Penambahan asam

    Penambahan asam organik ataupun anorganik mengakibatkan turunnya pH lateks titik isoelektriknyasehingga lateks kebun membeku (pH lateks kebun 6,9).

    2. Mikroorganisme

    Lateks segar merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme, mikroorganismebanyak terdapat dilungkungan perkebunan karet (pepohonan, udara, tanah, air atau pada alat-alat yangdigunakan). Mikroorganisme ini menghasilkan asam-asam yang menurunkan pH mencapai titikisoelektrik sehingga Lateks membeku serta menimbulkan rasa bau karena terbentuknya asam-asamyang mudah menguap (volatile fatty acid). Bila banyak mikroorganisme maka senyawa asam yangdihasilkan akan banyak pula.

    3. Iklim

    Air hujan akan membawa zat penyamak, kotoran dan garam yang larut dari kulit batang. Zat-zat iniakan mengkatalisis terjadingan prakoagualasi. Lateks yang baru disadap juga mudah menggumpal jikaterkena sinar matahari yang terik karena kestabilan koloidnya rusak oleh panas yang terjadi.

    4. Pengangkutan

    Pengangkutan yang terlambat ataupun jarak yang jauh menyebabkan lateks baru tiba ditempatpengolahan pada siang hari dan sempat terkena matahari sehingga mengganggu kestabilan lateks.Jalan yang buruk atau angkutan yang terguncang-guncang mengakibatkan lateks yang diangkutterkocok-kocok secara kuat sehingga merusak kestabilan koloid.

    5. Kotoran atau bahan-bahan lain yang tercampur

    Lateks akan mengalami prakoagualasi bila dicampur dengan air kotor, terutama air yang mengandung

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 9/21

    logam atau elektrolit. Prakoagualasi juga sering terjadi karena tercampurnya kotoran atau bahan lainyang mengandung kapur atau asam.

    Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya prakoagualasi antara lain sebagaiberikut :

    Menjaga kebersihan alat-alat yang digunakan dalam penyadapan, penampungan, maupunpengangkutan. Selama pengangkutan dari kebun ke pabrik pengolahan, lateks dijaga agar tidakmengalami banyak guncangan.

    Mencegah pengenceran lateks dari kebun dengan air kotor, misalnya air sungai, air saluran atau airgot.

    Memulai penyadapan pada pagi hari sebelum matahari terbit untuk membantu agar lateks dapatsampai ke pabrik atau tempat pengolahan sebelum udara menjadi panas.

    Apabila langkah-langkah pencegahan diatas sudah dilakukan tetapi hasilnya belum seperti yangdiinginkan, maka zat antikoagulan dapat digunakan. Zat antikoagulan ada beberapa macam, tetapiharus dipilih yang paling tepat. Pilihan disesuaikan dengan kondisi lokasi, harga, kadar bahaya zattersebut dan yang terpenting adalah kemampuan zat tersebut dalam mencegah prakoagualasi. Dalampemakaiannya zat antikoagulan bias digabung untuk menambah daya antikoagulasinya, bisa duamacam menjadi satu atau tiga macam campuran sekaligus. Berikut ini contoh beberapa antikoagulanyang banyak dipakai di perusahaan atau tempat- tempat pengolahan karet.

    1. Soda atau natrium karbonat (Na2CO3)

    Dibanding dengan zat antikoagulan yang lain, harga soda atau natrium karbonat memang lebih murah.Karena itu soda banyak digunakan di pabrik-pabrik pengolahan yang sederhana. Akan tetapi zat initidak dianjurkan digunakan pada pabrik yang akan mengolah lateks menjadi ribbed smoked sheets(RSS) karena sheet kering yang dihasilkan akan bergelembung-gelembung atau bubbles. Pemakaiansoda aman untuk karet yang akan diolah menjadi crepe. Dosis soda yang digunakan adalah 5-10 mllarutan soda tanpa air kristal (soda ash) 10% setiap liter lateks.

    2. Amonia (NH3)

    Zat antikoagulan ini termasuk yang paling banyak digunakan karena :

    Desinfektan sehingga dapat membunuh bakteri

    Bersifat basa sehingga dapat mempertahankan/menaikkan pH lateks kebun

    Lateks yang akan diolah menjadi crepe hendaknya tidak diberi ammonia

    secara berlebihan karena berpengaruh terhadap warna crepe yang jadi nantinya. Dosis ammonia yangdipakai untuk mencegah terjadinya prakoagualasi adalah 5-10 ml larutan ammonia 2,5% untuk setiapliter lateks.

    3. Formaldehid

    Pemakaian formaldehid sebagai anti koagulan paling merepotkan dibanding zat lainnya, karena:

    Kurang baik apabila digunakan di musim hujan

    Apabila disimpan zat ini akan teroksidasi menjadi asam semut atau asam format (HCHO HCOOH)yang dapat menyebabkan pembekuan apabila dicampur pada lateks. Oleh karena itu, formaldehid

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 10/21

    yang akan digunakan terlebih dahulu harus diperiksa apakah larutan ini bereaksi asam atau tidak,apabila bereaksi asam harus dinetralkan dengan zat yang bersifat basa seperti soda kaustik. Setelehformaldehid bereaksi netral baru digunakan. Dosis yang dapat dipakai adalah 5-10 ml larutan dengankadar 5% untuk setiap liter lateks yang akan dicegah prakoagualasinya.

    4. Natrium sulfit (Na2SO3)

    Pemakaian zat ini sebagai zat antikoagulan paling merepotkan, karena :

    Bahan ini tidak tahan lama disimpan

    Apabila ingin digunakan harus dibuat terlebih dahulu

    Dalam jangka waktu sehari akan teroksidasi oleh udara menjadi natrium sulfat (Na2SO3 Na2SO4),bila sudah teroksidasi maka sifatnya sebagai antikoagulan menjadi lenyap. Selain sebagaiantikoagulan natrium sulafit juga bias memperpanjang waktu pengeringan dan sebagai desinfektan.Dosis yang digunakan adalah 5-10 ml larutan berkadar 10% untuk setiap liter lateks.

    Pabrik atau tempat pengolahan karet yang membuat karet jenis ribbed smoked sheet (RSS) rata-ratamenggunakan ammonia dan natrium sulfit sebagai antikoagulan. Untuk membuat karet jenis crepe,antikoagulan yang baiasa digunakan adalah soda atau natrium sulfit.

    Untuk mendapatkan dosis antikoagulan yang paling tepat dapat dicoba dengan dosis rendah terlebihdahulu. Apabila belum mencukupi, maka dosis dinaikkan sedikit demi sedikit. Untuk patokan dapatdigunakan dosis seperti yang telah disebutkan diatas. Zat antikoagulan harus diberikan secpatmungkin setelah lateks disadap. Apabila mungkin penambahan antikoagulan pada mangkuk-mangkuk penampung lateks perlu dilakukan, kecuali untuk formaldehid. Dengan cara ini pencegahanprakoagulasi berjalan lebih efektif. Cara ini membutuhkan tenaga kerja tambahan untuk menaruhantikoagulan, pada setiap mangkuk pada batang karet yang disadap, berarti juga penambahan biaya.

    1. 9. Permasalahan yang Dialami Industri Karet dan Lateks

    Ada beberapa permasalahan yang dihadapi industri karet dan lateks, diantaranya:

    1. Masih rendahnya produktivitas tanaman dan baru sekitar 40% yang menggunakan klon unggul2. Belum terpenuhnya persediaan bibit unggul3. Masih rendahnya kualitas bokar4. Besarnya kapasitas terpasang pabrik crumb rubber jauh melebihi ketersediaan bahan olahkaret5. Masih rendahnya kualitas SDM petani dan kemitraan usaha serta akses permodalan6. Rendahnya posisi tawar petani dalam perolehan harga7. Masih lemahnya dukungan prasarana dan sarana8. 10. Manfaat Hasil Olahan Karet dan Lateks

    Hasil Olahan karet dan lateks memiliki banyak manfaat diantaranya :

    1. Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang, antara lain:1. Bahan mesin-mesin penggerak.2. Ban kendaraan (dari sepeda, motor, mobil, traktor, hingga pesawat terbang), sepatu karet,

    sabuk penggerak mesin besardan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator, dan bahan-bahanpembungkus logam.

    3. Bahan baku perlengkapan seperti sekat atau tahanan alat-alat penghubung dan penahangetaran, misalnya shock absorbers.

    4. Bahan tahanan dudukan mesin.5. Pembuatan lapisan karet pada pintu, kaca pintu, kaca mobil, dan pada alat-alat lain

    membuat pintu terpasang kuat dan tahan getaran serta tidak tembus air.

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 11/21

    6. Pembuatan jembatan sebagai penahan getaran.7. Sambungan pipa minyak, pipa air, pipa udara, dan macam-macam oil seals banyak juga

    yang menggunakan bahan baku karet, walaupun kini ada yang menggunakan bahanplastik.

    8. Alat-alat rumah tangga dan kantor seperti kursi, lem perekat barang, selang air, kasurbusa, serta peralatan tulis menulis seperti karet penghapus menggunakan jasa karetsebagai bahan pembuat.

    9. Beberapa alat olahraga seperti bermacam-macam bola maupun peralatan permainan10. Peralatan dan kendaraan perang banyak yang bagian-bagiannya di buat dari karet,

    misalnya pesawat tempur, tank, panser berlapis baja, truk-truk besar, dan jeep.11. Karet sintetis memiliki berbagai manfaat diantaranya:

    1. Jenis NBR (Nytrile Butadiene Rubber) biasa digunakan dalam pembuatan pipakaret untuk bensin dan minyak, membran, seal, gasket, serta barang lain yangbanyak dipakai untuk peralatan kendaraan bermotor atau industri gas

    2. Jenis CR (Chloroprene Rubber) digunakan dalam pembuatan pipa karet,pembungkus kabel, seal, gasket, dan sabuk pengangkut.

    3. Jenis CR digunakan untuk perekat.4. Jenis IIR dapat dimanfaatkan untuk pembuatan ban kendaraan bermotor, juga

    pembalut kawat listrik, serta pelapis bagian dalam tangki penyimpan lemak atauminyak.

    5. Jenis EPR dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kabel listrik.Sebenarnya manfaat karet bagi kehidupan manusia jauh lebih banyak daripadayang telah diuraikan di atas. Karet memiliki pengaruh besar terhadap bidangtransportasi, komunikasi, industri, pendidikan, kesehatan, hiburan, dan banyakbidang kehidupan lain yang vital bagi kehidupan manusia. Manfaat secara taklangsung pun banyak yang dapat diperoleh dari barang yang dibuat dari bahankaret.

    1. 11. Solusi Limbah Lateks

    Inovasi menawarkan kemungkinan untuk mengubah masalah yang dilematik menjadi berkah besar.Sejak lama pabrik lateks sinonim dengan bau busuk dan pencemaran. Dengan teknologi bio konversi,bau dan pencemaran ditukar dengan produk-produk sampingan yang bernilai tinggi.

    Limbah lateks pekat merupakan polutan yang potensial jika tidak ditangani dengan baik. Pengolahanlimbah lateks untuk memenuhi persyaratan lingkungan semata, akan membutuhkan biaya yang cukupbesar.

    Kini limbah lateks dapat dikonversi secara mikrobiologis untuk menghasilkan berbagai produk yangbernilai tambah ekonomis tinggi seperti: IAA (hormon tumbuhan), pupuk bio organik, dan biomassamikroalga.

    Proses biokonversi dapat dibuat berlangsung simultan dengan pengolahan limbah, sehingga bisamengurangi volume limbah dan sekaligus menghilangkan bau busuk. Pupuk bio organik yangdihasilkan terbukti dapat menghemat sampai 50% pupuk kimia pada tanaman pangan, tanamanperkebunan, serta tanaman penutup tanah.

    1. B. Industri Kulit2. 1. Pengertian Industri Kulit

    Industri kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah (hides atau skins) menjadi kulit jadi ataukulit tersamak (leather) dengan menggunakan bahan penyamak. Pada proses penyamakan, semuabagian kulit mentah yang bukan colagen saja yang dapat mengadakan reaksi dengan zat penyamak.Kulit jadi sangat berbeda dengan kulit mentah dalam sifat organoleptis, fisis, maupun kimiawi.

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 12/21

    1. 2. Proses Industri Kulit

    Dalam industri kulit, ada tiga pokok tahapan penyamakan kulit,yaitu:

    Proses Pengerjaan basah (beam house).

    Proses Penyamakan (tanning).

    Penyelesaian akhir (Finishing).

    Masing- masing tahapan ini terdiri dari beberapa macam proses, setiap proses memerlukan tambahanbahan kimia dan pada umumnya memerlukan banyak air, tergantung jenis kulit mentah yang dignakanserta jenis kulit jadi yang dikehendaki.

    Secara prinsip, ditinjau dari bahan penyamak yang digunakan, maka ada beberapa macampenyamakan yaitu:

    1. Penyamakan Nabati.

    Penyamakan dengan bahan penyamakan nabati yang berasal dari tumbuhan yang mengandung bahanpenyamak misalnya kulit akasia, sagawe , tengguli, mahoni, dan kayu quebracho, eiken, gambir, the,buah pinang, manggis, dll. Kulit jadi yang dihasilkan misalnya kulit tas koper, kulit sol, kulit pelanakuda, kulit ban mesin, kulit sabuk dll.

    2. Penyamakan mineral.

    Penyamak dengan bahan penyamak mineral, misalnya bahan penyamak krom. Kulit yang dihasilkanmisalnya kulit boks, kulit jaket, kulit glase, kulit suede, dll. Disamping itu ada pula bahan penyamakaluminium yang biasanya untuk menghasilkan kulit berwarna putih ( misalnya kulit shuttle cock).

    c. Penyamakan minyak.

    Penyamak dengan bahan penyamak yang berasal dari minyak ikan hiu atau ikan lain, biasanya disebutminyak kasar. Kulit yang dihasilkan misalnya: kulit berbulu tersamak, kulit chamois ( kulit untuk lapkaca) dll.

    Dalam prakteknya untuk mendapatkan sifat fisis tertentu yang lebih baik, misalnya tahan gosok, tahanterhadap keringat dan basah, tahan bengkuk, dll, biasanya dilakukan dengan cara kombinasi.

    Ada kalanya suatu pabrik penyamkan kulit hanya melaksanakan proses basah saja, prosespenyamakan saja, proses penyelesaian akhir atau melakukan 2 tahapan atau ketiga- tiganya sekaligus.

    Secara garis besar bagab tahapan proses industri penyamakan kulit sebagai berikut:

    1) Tahapan proses pengerjaan basah ( beam house)

    Urutan proses pada tahap proses basah beserta bahan kimia yang ditambahkan dan limbah yangdikeluarkan diantaranya:

    1. Perendaman ( Soaking)

    Maksud perendaman ini adalah untuk mengembalikan sifat- sifat kulit mentah menjadi seperti semula,lemas, lunak dan sebagainya. Kulit mentah kering setelah ditimbang, kemudian direndam dalam 800-1000 % air yang mengandung 1 gram/ liter obat pembasah dan antiseptic, misalnya tepol, molescal,cysmolan dan sebagainya selama 1- 2 hari. Kulit dikerok pada bagian dalam kemudian diputar dengandrum tanpa air selama 1/ 5 jam, agar serat kulit menjadi longgar sehingga mudah dimasuki air dan

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 13/21

    kulit lekas menjadi basah kembali. Pekerjaan perendaman diangap cukup apabila kulit menjadi lemas,lunak, tidak memberikan perlawanan dalam pegangan atau bila berat kulit telah menjadi 220- 250%dari berat kulit mentah kering, yang berarti kadar airnya mendekati kulit segar (60-65 %). Pada prosesperendaman ini, penyebab pencemarannya ialah sisa desinfektan dan kotoran- kotoran yang berasaldari kulit.

    2. Pengapuran ( Liming)

    Maksud proses pengapuran ialah untuk:

    Menghilangkan epidermis dan bulu.

    Menghilangkan kelenjar keringat dan kelenjar lemak.

    Menghilangkan semua zat-zat yang bukan collagen yang aktif menghadapi zat-zat penyamak.

    Cara mengerjakan pengapuran, kulit direndam dalam larutan yang terdiri dari 300-400 % air (semuadihitung dari berat kulit setelah direndam), 6-10 % Kapur Tohor Ca (OH)2, 3-6 % Natrium Sulphida(Na2S). Perendaman ini memakan waktu 2-3 hari.

    Dalam proses pengapuran ini mengakibatkan pencemaran yaitu sisa- sisa Ca (OH)2, Na2S, zat-zatkulit yang larut, dan bulu yang terepas.

    3. Pembelahan (Splitting)

    Untuk pembuatan kulit atasan dari kulit mentah yang tebal (kerbau-sapi) kulit harus ditipiskanmenurut tebal yang dikehendaki dengan jalan membelah kulit tersebut menjadi beberapa lembarandan dikerjakan dengan mesin belah (Splinting Machine). Belahan kulit yang teratas disebut bagianrajah (nerf), digunakan untuk kulit atasan yang terbaik. Belahan kulit dibawahnya disebut split, yangdapat pula digunakan sebagai kulit atasan, dengan diberi nerf palsu secara dicetak dengan mesin press(Emboshing machine), pada tahap penyelesaian akhir. Selain itu kulit split juga dapat digunakanuntuk kulit sol dalam, krupuk kulit, lem kayu dll. Untuk pembuatan kulit sol, tidak dikerjakan prosespembelahan karena diperlukan seluruh tebal kulit.

    4. Pembuangan Kapur (Deliming).

    Oleh karena semua proses penyamakan dapat dikatakan berlangsung dalam lingkungan asam makakapur didalam kulit harus dibersihkan sama sekali. Kapur yang masih ketinggalan akan menggangguproses- proses penyamakan. Misalnya :

    Untuk kulit yang disamak nabati, kapur akan bereaksi dengan zat penyamak menjadi Kalsium Tannatyang berwarna gelap dan keras mengakibatkan kulit mudah pecah.

    Untuk kulit yang akan disamak krom, bahkan kemungkinan akan menimbulkan pengendapan KromHidroksida yang sangat merugikan.

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 14/21

    5. Pengikisan Protein ( Bating)

    Proses ini menggunakan enzim protese untuk melanjutkan pembuangan semua zat- zat bukan collagenyang belum terhilangkan dalam proses pengapuran antara lain:

    Sisa- sisa akar bulu dan pigment.

    Sisa- sisa lemak yang tak tersabunkan.

    Sedikit atau banyak zat- zat kulit yang tidak diperlukan artinya untuk kulit atasan yang lebih lemasmembutuhkan waktu proses bating yang lebih lama.

    Sisa kapur yang masih ketingglan.

    6. Pengasaman (Pickling)

    Proses ini dikerjakan untuk kulit samak dan krom atau kulit samak sintetis dan tidak dikerjakan untukkulit samak nabati atau kulit samak minyak. Maksud proses pengasaman untuk mengasamkan kulitpada pH 3- 3,5 tetapi kulit kulit dalam keadaan tidak bengkak, agar kulit dapat menyesuaikan denganpH bahan penyamak yang akan dipakai nanti. Selain itu pengasaman juga berguna untuk:

    Menghilangkan sisa kapur yang masih tertinggal.

    Menghilangkan noda- noda besi yang diakibatkan oleh Na2gS, dalam pengapuran agar kulit menjadiputih bersih.

    2) Tahapan Proses Penyamakan (Tanning)

    Proses penyamakan dimulai dari kulit pikel untuk kulit yang akan disamakkrom dan sintan, sedangkanuntuk kulit yang akan disamak nabati dan disamak minyak tidak melalui proses pickling (pengasaman).

    Proses penyamakan diantaranya:

    1. Penyamakan

    Pada tahap penyamakan ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yakni:

    1) Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Nabati, diantaranya:

    Cara Counter Current

    Kulit direndam dalam bak penyamakan yang berisis larutan ekstrak nabati + 0,50. Be selama 2 hari,kemudian kepekatan cairan penyamakan dinaikkan secara bertahap sampai kulit menjadi masak yaitu3- 4 0Be untuk kulit yang tipis seperti kulit lapis, kulit tas, kuli pakaian kuda, dll sedang untuk kulit-kulit yang tebal seperti kulit sol, ban mesin dll a pada kepekatan 6-8 0 be. Untuk kulit sol yang kerasdan baik biasanya setelah kulit tersanak masak dengan larutan ekstrak, penyamakan masih dilanjutkanlagi dengan cara kulit ditanam dalam babakan dan diberi larutan ekstrak pekat selama 2-5 minggu.

    Sistem samak cepat.

    Didahului dengan penyamakan awal menggunakan 200% air, 3% ekstrak mimosa (Sintan) putar

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 15/21

    dalam drum selam 4 jam. Putar terus tambahkan zat peyamak hingga masak diamkan 1 malam dalamdrum.

    2) Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Mineral, diantaranya:

    Menggunakan bahan penyamak krom

    Zat penyamak krom yang biasa digunakan adalah bentuk kromium sulphat basa. Basisitas dari garamkrom dalam larutan menunjukkan berapa banyak total velensi kroom diikat oleh hidriksil sangatpenting dalam penyamakan kulit. Pada basisitas total antara 0-33,33%, molekul krom terdispersidalam ukuran partikel yang kecil ( partikel optimun untuk penyamakan). Zat penyamak komersialyang paling banyak digunakan memunyai basisitas 33,33%. Jika zat penyamak krom ini ingindifiksasikan didalam substansi kulit, maka basisitas dari cairan krom harus dinaikkan sehinggamengakibatkan bertambah besarnya ukuran partikel zat penyamak krom. Dalam penyamakandiperlukan 2,5- 3,0% Cr2O3 hanya 25 %, maka dalam pemakainnya diperlukan 100/25 x 2,5 %Cromosol B= 10% Cromosol B. Obat ini dilautkan dengan 2-3 kali cair, dan direndam selama 1malam.

    Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Minyak.

    Kulit yang akan dimasak minyak biasanya telah disamak pendahuluan dengan formalin. Kulit dicuciuntuk menghilangkan kelebihan formalin kemudian dierah unuk mengurangi airnya, diputar dengan20-30 % minyak ikan, selama 2-3 jam, tumpuk 1 malam selanjutnya digantung dan diangin- anginkanselam 7-10 hari. Tanda-tanda kulit yang masak kulit bila ditarikmudah mulur dan bkas tarikankelihatan putih. Kulit yang telah masak dicuci dengan larutan Na2CO3 1%.

    2. Pengetaman (Shaving).

    Kulit yang telah masak ditumpuk selama 1-2 hari kemudian diperah dengan mesin atau tangan untukmenghilangkan sebagian besar airnya, lalu diketam dengan mesin ketam pada bagian daging gunamengatur tebal kulit agar rata. Kulit ditimbang guna menentukan jumlah khemikalia yang akandiperlukan untuk proses- proses selanjutnya, selanutnya dicuci dengan air mengalir jam.

    3. Pemucatan ( Bleaching).

    Hanya dikerjakan untuk kulit samak nabati dan biasanya digunakan asam- asam organik dengantujuan:

    1) Menghilangkan lek- flek bsi dari mesin ketam.

    2) Menurunkan pH kulit yang berarti memudahkan warna klit.

    Cara mengerjakan proses pemucatan, kulit diputar dengan 150-2005 air hangat (36- 40 0C ). 0,5-1,0% asam oksalat selama - 1 jam.

    4. Penetralan (Neutralizing).

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 16/21

    Hanya dikerjakan untuk kulit samak krom. Kulit samak krom dilingkungannya sangat asam (pH 3-4)maka kulit perlu dinetralkan kembali agar tidak mengganggu dalam proses selanjutnya. Penetralanbiasanya mempergunakan garam alkali misalnya NaHCO3, Neutrigan dll. Cara melakukan penetralan,kulit diputar dengan 200% air hangat 40-600C. 1-2 % NaHCO3 atau Neutrigan. Putar selama - 1jam.Penetralan dianggap cukup bila - penampang kulit bagian tengah berwarna kunung terhadapBromo Cresol Green (BCG) indikator, sedangkan kulit bagian tepi berwarna biru. Kulit kemudiandicuci kembali.

    5. Pengecetan Dasar ( Dyeing).

    Tujuan pengecetan dasar ialah untuk memnberikan warna dasar pada kulit agar pemakaian cat tutupnantinya tidak terlalu tebal sehingga cat tidak mudah pecah.

    Cat dasar yang dipakai untuk kulit ada 3 macam:

    1). Cat direct, untuk kulit samak krom.

    2). Cat asam, untuk kulit samak krom dan nabati.

    3). Cat basa, untuk kulit samak nabati.

    6. Peminyakan (Fat liguoring).

    Tujuan proses peminyakan pada kulit antara lain sebagai berikut:

    1). Untuk pelumas serat- serat kulit ag kulit menjadi tahan tarik dan tahan getar.

    2). Menjaga serat kulit agar tidak lengket satu dengan yang lainnya.

    3). Membuat kulit tahan air.

    Cara mengerjakan peminyakan, kulit setelah dicat dasar, diputar selama 1jam dengan 150 %-200% air 40- 60 0C, 4-15% emulsi minyak. Ditambahkan 0,2- 0,5% asam formiat untuk memecahkanemulsi minyak. Minyak akan tertinggal dalam kulit dan airnya dibuang. Kulit ditumpuk pada kuda-kuda selama 1 malam.

    7. Pelumasan ( Oiling).

    Pelumasan hanya dikerjakan untuk kulit sol samak nabati. Tujuan pelumasan ialah untuk menjagaagar bahan penyamak tidak keluar kepermukaan kulit sebelum kulit menjadi kering, yang berakibatkulit menjadi gelap warnanya dan mudah pecah nerfnya bila ditekuk.

    Cara pelumasan, kulit sol sebagian airnya diperah kemudian kulit diulas dengan campuran:

    1). 1 bagian minyak parafine.

    2). 1 bagian minyak sulfonir.

    3). 3 bagian air.

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 17/21

    Kulit diulas tipis tetapi rata kedua permukaannya, kemudian dikeringkan.

    8. Pengeringan.

    Kulit yang diperah airnya dengan mesin atau tangan kemudian dikeringkan. Proses ini bertujuan untukmenghentikan semua reaksi kimia didalam kulit. Kadar air pada kulit menjadi 3-14%.

    9. Kelembaban.

    Kulit setelah dikeringkan dibiarkan 1-3 hari pada udara biasa agar kulit menyesuaikan dengankelembaban udara sekitarnya. Kulit kemudian dilembabkan dengan ditanam dalam serbuk kayu yangmengandung air 50- 55 % selama 1 malam, Kulit akan mengambil air dan menjadi basah denganmerata. Kulit kemudian dikeluarkan dan dibersihkan serbuknya.

    10. Peregangan dan Pementangan.

    Kulit diregang dengan tangan atau mesin regang. Tujuan peregangan ini ialah untuk menarik kulitsampai mendekati batas kemulurannya, agar jika dibuat barang kerajinan tidak terlalu mulur, tidakmerubah bentuk ukuran. Setelah diregang sampai lemas kulit kemudian dipentang dan setelah keringkulit dilepas dari pentangnya, digunting dibagian tepinya sampai lubang-lubang dan keriput-keriputnya hilang.

    3) Tahapan Penyelesaian Akhir ( finishing)

    Penyelesaian akhir bertujuan untuk memperindah penampilan kulit jadinya, memperkuat warna dasarkulit, mengkilapkan, menghaluskan penampakan rajah kulit serta menutup cacat-cacat atau warna catdasar yang tidak rata.

    1. 3. Limbah Industri Kulit

    Limbah Cair

    Dilihat dari asal bahan pencemar, maka sumber dan sifat air limbah industri penyamakan kulit dapatdibedakan pertahapan proses sebagai berikut:

    1. Perendaman ( Soaking).

    Air limbah soaking mengandung sisa daging, darah, bulu, garam, mineral, debu, dan kotoran lain ataubahkan bakteri antrax. Pada proses perendaman air limbah cairnya berbau busuk, kotor, dengankandungan suspended solid 0,05- 0,1%. Menurut UNEP 1991 menambahkan bahwa air limbahsoaking juga mengandung garam dan bahan organic lain yang akan mempengaruhi BOD,COD,SS.Sumber limbahnya antara lain:

    2. Buang bulu dan pengapuran (Unhairing dan liming).

    Air pada proses ini berwarna putih kehijauan dan kotor, berbau menyengat, pH air limbah pada prosesini berkisar antara 9-10, mengandung kalsium , natrium, sulfide, albunin, bulu sisa daging, dan lemak.Suspended solid 36%. Dampak yang ditimbulkan akibat buangan dalam proses tersebut adalah bahwaair limbah berpengaruh tehadap air, tanah, dan udara. Pengaruh terhadap air terutama pada BOD,

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 18/21

    COD,SS, alkalinitas, sulphida, N-Organik, N- ammonia. Adanya gas H2S pada pencemaran inimenyebabkan terjadinya pencemaran udara.

    3. Air limbah buanagan kapur (Deliming).

    Air limbah pada proses deliming mempunyai beban polutan yang lebih kecil dibanding denganunhairing dan liming. Menurut UNEP bahwa air limbah tersebut akan menyebabkan pencemaran airberupa BOD,COD, DS, dan N- ammonia. Kemudian adanya ammonia akan menimbulkanpencemaran udara.

    4. Air limbah pengikisan Protein (Degreasing).

    Pada proses ini air limbah yang dihasilkan pencemaran air yang ditunjukkan dengan tingginya nilaiCOD,BOD,DS dan lemak.

    5. Air limbah Pikel (Pickling) dan Krom (Tanning).

    Air limbah dari proses ini akan mengandung bahan protein, sisa garam, sejumlah kecil mineral dancrome velensi 3 yang apabila tercampur dengan alkali akan terbentuk chrome hidroksida, pH berkisarantara 3,5-4, suspendid solid 0,01-0,02 %

    6. Air limbah Gabungan Termasuk Pencucian.

    Pada buangan air limbah gabungan ini ESCAP menjelaskan untuk volume air 30-35 l/kg, pH berkisarantara 7.5-10, total solid 10- 25 mg/l, suspended solid 1.250- 6.000 mg/l dan BOD 2.000- 3.000 mg/l.

    Sumber dan Karateristik Limbah Padat.

    Didalam proses penyamakan disamping limbah cair juga menghasilkan limbah padat sebagai hasilsamping. Dikatakan hasil samping karena dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misalnyasebagaibahan makanan,obat-obatan, kosmetik, pupuk, kerajinan, dan bahan bangunan lainnya. Bahan padatyang dimaksud antara lainbulu, sisa trimming,fleshing, sisa split,shaving, buffing, dan lumpur.

    1. 4. Proses Pengolahan Limbah Industri Kulit

    Proses pengolahan limbah industri kulit diantaranya adalah:

    1. a. Pemisahan Padatan Kasar

    Sebelum diolah air limbah perlu disaring terlebih dahulu untuk menghilangkan padatan kasar yangdapat menutup pipa, pompa-pompa dan saluran-saluran. Pada proses ini lebih dari 30% padatantersuspensi total dalam cairan air limbah dapat dihilangkan dengan saringan.

    1. b. Segresi

    Pada tahap ini dilakukan pemisahan cairan-cairan limbah yang mempunyai sifat khas dan memerlukan

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 19/21

    perlakuan tertentu untuk menangani zat pencemar agar nanti setelah dicampur dengan cairan limbahyang lain tidak menimbulkan kontradiksi yang merugikan.

    1. c. Ekualisasi

    Proses pengolahan pada bak ekualisasi bertujuan untuk penghilangan sulfida dan krom agar dapatmenghemat air yang dapat mengencerkan limbah kapran dan cairan limbah krom sebelum diolah lebihlanjut.

    Pada tahapan ini juga meningkatkan efisiensi pengolahan dan untuk menghindari rancangan baik yangdiantisipasi untuk aliran puncak ( peak Flow) maka dilakukan sistem pengaturan laju aliran danpencampuran seluruh air limbah.

    1. d. Koagulasi

    Pada tahapan ini dilakukan perlakuan fisiko kimiawi untuk menghilangkan BOD dan padatan. Denganperlakuan fisiko kimiawi yang relatif mudah dan sederhana dapat menghilangkan > 95 % padatantersuspensi dan BOD sekitar 70%. Untuk menghilangkan BOD sepenuhnya dapat dilakukan dalampengolahan proses biologis selanjutnya.

    Perlakuan fisiko kimia terhadap air limbah penyamakan kulit terdiri dari perlakuan awal denganpemberian penggumpal yang dilanjutkan dengan pemberian pengendap sampai dengan pemisahanlumpurannya untuk dibuang.

    1. e. Pengolahan Limbah Cair dengan Proses Biologis

    Dalam persyaratan baku mutu air limbah, maka perlu adanya pengolahan sekunder. Pilihan carapengolahan sekunder untuk air limbah penyamakan kulit Sebagai berikut:

    1. Filter biologis

    Filter biologis dalam pengolahan limbah penyamakan kulit sering tidak dipertimbangkan.

    2. Lumpur aktif (kolam oksidasi)

    Pengolahan lumpur aktif pada prinsipnya adalah mempertemukan antara air limbah yang mengandungbahan pengencer organik dengan sejumlah besar bakteri aerob dan mokroorganisme lain yangterkandung dalam lumpur biologis (lumpur aktif).

    3. Lumpur aktif konvensional

    Jika dibandingkan dengan cara konvensional yang berbeban berat, maka waktu yang diperlukanadalah 2-4 hari dan beban organik yang ringan lebih mudah menahan variasi keadaan air limbah danbeban mendadak yang menjadi proses penyamakan kulit, dengan demikian lumpur yang dihasilkanberkurang.

    4. Lagun (kolam)

    Ada pendekatan lain bagi daerah pedesaan atau yang memiliki lahan luas, yaitu kolam dapat dibuatdengan biaya rendah dan perawatan pengolahan juga sangat mudah.

    1. 5. Dampak Industri Kulit Bagi Kesehatan

    Didalam industri kulit menggunakan bahan-bahan pembantu yang tersusun dari senyawa-senyawakimia. Ada yang berwujud bubuk, kristal, maupun cair, semi liguid yang berbahaya terhadapkesehatan manusia. Bahan-bahan kimia tersebut akan kontak dengan pekerja Industri Penyamakan

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 20/21

    Kulit dengan berbagai macam cara, yaitu melalui kontak dengan kulit atau dengan cara penghirupandalam bentuk gas atau uap. Bahanbahan yang bersifat korosif dapat menyebabkan kerusakan padabagian tubuh yang terkena tumpahan ke kulit, mata atau juga bisa terminum, tertelan, maupun terhirupke paru- paru.

    Dibawah ini akan dijelaskan akibat yang ditimbulkan apabila kontak dengan bahan- bahan yangbersifat korosif/ beracun.

    Natrium Sulfida (Na2S), berfungsi pada buangan bulu pada industri penyamakan kulit. Berupa kristalputih atau kekuningan. Bereaksi dengan karbon. Bersifat tidak stabil, sehingga dalam prosespenyimpanannya harus dijaga agar terhindar dari pemanasan karena dapat meledak.

    Asam Sulfida (H2SO4), bersifat korosif dan bersifat racun terhadap jaringan kulit. Kontak dengankulit menyebabkan terbakar, sehingga merusak jaringan. Penghisapan kabut/ uap asam sulfat dapatmenyebabkan inflamasi pada tenggorokan bagian atas sehingga menyebabkan bronkitis, dan bilakontak dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kolaps.

    Asam Klorida (HCl), bahan ini merupakan bahan pengoksidasi yang sangat kuat.Berbahaya jikaterkena panas. Pengaruhnya terhadap kesehatan manusia yang akan menghasilkan methemoglobindalam darah serta akan merusak butir-butir darah merah pada akhirnya akan merusak buah ginjal jugaotot- otot hati.

    Asam Format ( HCCOH), bahan mudah terbakar dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata,membran mukosa.

    Amonium Hidroksida (NH4OH), suatu bahan apabila dipanaskan akan mengeluarkan racun yangberbahaya bagi kesehata, uapnya bersifat racun.

    Natrium Hidroksida (NaOH), berbentuk padat atau larutan bersifat korosif pada kulit manusia apabilakontak terlalu lama, dapat menyebabkan kerusakan jaringan tubuh manusia. Penghisapan pada hidungdapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa.

    Categories: Uncategorized Tags: asam cuka, karet alam, lateks, mikroorganisme, sistem koloidRSS feed

    Search

    Recent Posts

  • 1/26/2015 lateks | Makalah Mahasiswa

    https://kaffaitu.wordpress.com/tag/lateks/ 21/21

    Makalah Mahasiswa Blog at WordPress.com. The INove Theme.

    Visi dan misi Program studi Bahasa ArabSusu dan PengolahannyaPenanganan Limbah B3Cat mewarnai hidupKerusakan Lapisan Ozon di Kutub Utara Makin Parah

    Archives

    January 2012

    Categories

    Uncategorized

    Meta

    RegisterLog inEntries RSSComments RSSCreate a free website or blog at WordPress.com.