Latar Belakangeprints.unpam.ac.id/1837/8/JURNAL.docx · Web view“PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN...

53
“PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. CITRA MANDIRI, SERPONG, KOTA TANGERANG SELATAN” Disusun Oleh : ANISA SEPTIANI 2014050882 ABSTRAK AnisaSeptiani. 2014050882. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. Citra Mandiri, Serpong, Kota Tangerang Selatan. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui kondisi lingkungan kerja pada CV. Citra Mandiri, Untuk Mengetahui komunikasi karyawan pada CV. Citra Mandiri untuk mengetahui kinerja karyawan CV. Citra Mandiri dan untuk mengetahui besarnya pengaruh lingkungan kerja dan komunikasi terhadap kinerja karyawan pada CV. Citra Mandiri, Serpong, Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dimana peneliti menyebarkan kuesioner (angket) kepada responden dalam pengumpulan datanya. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik skala likert dan analisis yang di gunakan yaitu analisis regresi linier berganda menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0, sedangklan metode pengambilan sample menggunakan rumus slovin dengan tingkat signifikan 10% pada 169 populasi maka menghasilkan jumlah sa,ple sebesar 70 respoonden. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel lingkungan kerja (X1) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan (Y) dan komunikasi (X2) tidak terdapat pengaruh terhadap kinerja karyawan terbukti pada perhitungan uji F yang memiliki nilai signipikasi

Transcript of Latar Belakangeprints.unpam.ac.id/1837/8/JURNAL.docx · Web view“PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN...

“PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. CITRA MANDIRI, SERPONG, KOTA TANGERANG SELATAN”

Disusun Oleh :

ANISA SEPTIANI

2014050882

ABSTRAK

AnisaSeptiani. 2014050882. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. Citra Mandiri, Serpong, Kota Tangerang Selatan.

Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui kondisi lingkungan kerja pada CV. Citra Mandiri, Untuk Mengetahui komunikasi karyawan pada CV. Citra Mandiri untuk mengetahui kinerja karyawan CV. Citra Mandiri dan untuk mengetahui besarnya pengaruh lingkungan kerja dan komunikasi terhadap kinerja karyawan pada CV. Citra Mandiri, Serpong, Kota Tangerang Selatan.

Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dimana peneliti menyebarkan kuesioner (angket) kepada responden dalam pengumpulan datanya. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik skala likert dan analisis yang di gunakan yaitu analisis regresi linier berganda menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0, sedangklan metode pengambilan sample menggunakan rumus slovin dengan tingkat signifikan 10% pada 169 populasi maka menghasilkan jumlah sa,ple sebesar 70 respoonden.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel lingkungan kerja (X1) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan (Y) dan komunikasi (X2) tidak terdapat pengaruh terhadap kinerja karyawan terbukti pada perhitungan uji F yang memiliki nilai signipikasi lebih kecil dari alpha sebesar 0,000 < 0,05. Pada perhitungan uji t (parsial) pada lingkungan kerja (X1) terhadap kinerja (X2) memiliki nilai sebesar 9,284 > 1,99601 atau nilai signifikansi 0,000 < 0,05 menyatakan paling dominan dari komunikasi (X2) .

Kata kunci :LingkunganKerja, KomunikasiKerjadanKinerjaKaryawan

A. Latar Belakang

Dalam organisasi atau perusahaan sangat diperlukan sebuah manajemen yang baik karena manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik dan benar akan memudahkan terwujudnnya tujuan organisasi. Agar organisasi dapat terwujud sesuai harapan, maka setiap organisasi harus memiliki peraturan manajemen yang efektif dan efisien yang mampu memberikan keuntungan bagi organisasi atau perusahaan. Oleh karna itu setiap organisasi harus bisa mengatur dan mengelola para pegawainnya agar mau bekerja dengan rasa tanggung jawab dan tanpa paksaan dalam melaksanaan tugasnnya.

Sumber daya manusia adalah orang-orang yang merancang dan mengasilkan barang atau jasa, mengawasi mutu, memasarkan produk mengalokasikan sumber daya finansial. Sumber daya yang baik diharapkan akan menimbulkan kinerja yang baik sesuai dengan keinginan dan harapan instansi.

Pada dasarnya instansi bukan hanya mengarapkan pegawai yang mampu, cakap dan terampilyang penting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang baik.Kemampuan, kecakapan dan keterampilan pegawai tidak ada artinya bagi instansi jika mereka tidak mau bekerja keras mempergunakan kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya.

Lingkungan kerja merupakan lingkungan dimana para karyawan tersebut bekerja. Lingkungan kerja bagi para karyawan akan mempunyai pengaruh yang tidak kecil terhadap jalannnya operasi instansi. Lingkungan kerja akan mempengaruhi para karyawan sehingga langsung maupun tidak langsung akan dapat mempengaruhi produktifitas instansi. Lingkunagn kerja baik dan dan memuaskan para karyawan tentu akan meningkatkan kinerja dari para karyawan. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak baik akan menurunkan komunikasi para karyawan dan secara tidak langsung juga menurunkan produktifitas instansi.

Lingkungan kerja mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam peningkatan kinerja. Lingkungan kerja mengarah pada beberapa aspek diantaranya manajemen, struktur organisasi , dan deskripsi kerja, kebebasan, lingkungan fisik yang memuaskan, seperti tersedianya tempatt ibadah, ruangan yang cukup nyaman untuk bekerja, pentilasi yang baik, keamanan, jam kerja yang sesuai dan tugas-tugas yang bermakna.Kondisi lingkungan dalam pariasi-pariasi yang relatif sederhana dalam suhu, kebisingan, penerangan, atau mutu daerah dapat mendorong efek-efek yang berarti terhadap sikap dan kinerja karyawan. Selain itu rancangan yang memperhatikan jumlah ruangan kerja , pengaturan atau tata letaknya dan tingkat kekuasaan pribadi yang diberikan, mempengaruhi komunikasi dan tingkat kekuasaan karyawan.

Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pentingnya komunikasi tidak dapat dipungkiri demikian pula halnya dalam organisasi. Komunikasi merupakan proses yang tidak dapat dihindari oleh setiap anggota organisasi. Komunikasi penting bagi suatu organisasi karena komunikasi merupakan alat utama bagi anggota organisasi untuk dapat bekerja sama dalam melakukan aktivitas manajemen, yaitu untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Setiap organisasi atau perusahaan mempunyai struktur yang di dalamnya terdiri dari berbagai tingkat jabatan. Ketika masing-masing orang dari berbagai jabatan itu mulai berkomunikasi maka akan berkembang dengan sendirinya “ siapa berbicara dengan siapa ”. Dalam organisasi terdapat atasan, bawahan, atau rekan sejawat. Saat atasan bicara dengan bawahan akan berbeda saat bawahan berbicara dengan rekan sejawatnya. Atasan sesuai dengan jabatannya akan memberikan perintah, tugas kepada bawahannya. Selain pemberian tugas, atasan juga harus dapat mendengarkan bagaimana keluhan, tanggapan, atau masalah-masalah yang dihadapi seorang karyawan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah seringkali karyawan memiliki keterbatasan untuk memperoleh informasi dalam melakukan tugasnya ataupun hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan organisasi, dikarenakan karyawan memiliki rasa segan untuk bertanya lebih lanjut ataupun pimpinan yang kurang perhatian dan tidak bisa diajak kompromi. Dalam hal ini diperlukan iklim komunikasi yang berlangsung dengan baik. Menurut

Iklim komunikasi dalam sebuah organisasi perlu mendapat perhatian dari setiap anggota organisasi karena baik pimpinan dan bawahan, semua anggota dalam organisasi merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan pekerjaan, tugas dan tanggung jawabnya. Peran pimpinan sangat dibutuhkan demi terciptanya iklim komunikasi yang positif dan kondusif. Seorang pemimpin perlu menunjukkan perilaku yang banyak memberikan pengarahan dan dukungan. Pemimpin seperti ini mau menjelaskan keputusan dan kebijaksanaan yang ia ambil dan mau menerima pendapat dari bawahan atau karyawannya. Dengan gaya kepemimpinan seperti ini maka bawahan akan sangat menghargai pimpinannya karena bawahan juga merasa dihargai oleh pimpinannya, sehingga hubungan baik dapat tercipta yang mengakibatkan iklim komunikasi dalam organisasi tersebut berlangsung baik. (Thoha 2008:318).

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanan suatu kegiatan program, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visis, dan misi organisasiyang tertuang dalam perumusan skema strategis zsuatu organisasi.

Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memilikiderajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.

Kinerja merupakan prilaku nyata yang di tampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang diahasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya sesuai dengan instansi.

Kinerja karyawan merupakan hal yang sangat penting daalam upaya instansi untuk mencapai tujuannya. Kinerja instansi merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan daya saing instansi. Hanya instansi yang memiliki daya saing tinggi yang akan tetap eksis dalam era kompetitif ini. Instansi ini harus dapat mengelola semua potensi yang ada baik itu internal maupun eksternal. Perubahan ini terjadi dilingkungan instansi, baik internal maupun eksternal akan membawa konsekuensi logis kepada perubahan sumber daya manusia pengelola instansi.

Oleh krena itu diperlukan suatu konsep dan strategi pengembangan sumber daya manusia yang ditujukan agar kinerja maksimal pegawai dalam sebuah organisasi dapat dicapai dengan baik sehingga dapat menjaga kelangsungan kehidupan organisasi dimasa mendatang.

Penulis melakukan penelitian pada CV. Citra Mandiri yang merupakan perusahaan bergerak dibidang distributor plastik yang sejak tanggal 12 April 1998 berhasil mendirikan perusahaan di Indonesia, tepatnya di wilayah Bumi Serpong Damai Kota Tangerang Selatan. CV. Citra Mandiri ini bergerak di penjualan bahan biji plastik, dan berbagai barang yang berbahan plastik. Berdasarkan data didapatkan dalam pra penelitian, didapatkan data dari CV. Citra Mandiri pada bagian sumberdaya manusia sebagai bagian yang mengelola seluruh personel dalam organisasi pada tahun terakhir tingkat kehadiran karyawan kurang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1

Tingkat Kehadiran Karyawan CV. Cutra Mandiri

Tahun 2014 – 2016

Sumber : HRD CV. Citra Mandiri

Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa tingkat kehadiran karyawan tahun 2014 melebihi 90%, tetapi di tahun 2015 sampai 2016 mengalami penurunan sebesar 2,2%. Menurut hasil wawancara kepada Ibu Wenny selaku HRD CV. Citra Mandiri, Tangerang Selatan terjadi karena beberapa alasan sebagai berikut :

1. Karyawan yang bekerja masih kurang memiliki dorongan atau semangat dalam bekerja.

2. Karyawan kurang memiliki keinginan untuk maju dan berkembang, serta kurang bekerja keras dalam melaksanakan tugasnya.

3. Target pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan.

4. Karyawan seringkali merasa keberatan untuk menyisihkan waktu pekerjaan setelah jam pulang kantor atau lembur.

5. Karyawan sering bersikap santai dan mengobrol pada saat jam kerja yang seringkali mengakibatkan target lpekerjaan selesai tidak tepat waktu dari waktu yang di tentukan.

Berdasarkan masalah di atas karyawan tidak maksimal melakukan tanggung jawabnya, adanya lingkungan kerja yang baik dan kinerja karyawan yang tinggi diharapkan adanya peningkatan-peningkatan kinerja karyawan agar dapat menjalankan pekerjaan dengan setulus hati dan penuh semangat. Disisi yang sama, apabila komitmen karyawan tinggi maka kinerja karyawan tersebut juga dapat meningkat sehingga performa perusahaan akan bereaksi positif (meningkat) organisasinya.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. Citra Mandiri, Serpong, Kota Tangerang Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini penulis mengemukakan identifikasi masalah yang terdapat di CV. Citra Mandiri adalah sebagai berikut .

1. Kurangnya penerangan dalam ruangan sehingga mempengaruhi kinerja Karyawan CV. Citra Mandiri.

2. Kurang terjalinnya hubungan yang baik anatara Karyawan di perusahaan CV. Citra Mandiri.

3. Kurangnya Ventilasi diruangan sehingga mempengaruhi suhu udara yang kurang baik di CV. Citra Mandiri.

4. Penggunaan warna yang kurang baik didalam ruangan kerja di CV. Citra Mandiri.

5. Kurangnya pengamanan kerja di CV. Citra Mandiri.

6. Kurangnya hubungan karyawan CV. Citra Mandiri dalam mempertahankan solidaritas anggota organisasinya

7. Pengarahan pimpinan dalam pelaksanaan tugas tidak di pahami dengan jelas pada saat karyawan baru bergabung

8. Intruksi pimpinan tidak diterima jelas oleh karyawan

9. Komunikasi kesemua bagian dan tingkatannya untuk menyampaikan informasi belum berjalan dengan efektif

10. Penyimpanan dokumen yang belum tertata rapi.

11. Penempatan meja kerja yang masih perlu dilakukan perbaikan.

12. Penataan / layout tata ruang kerja kurang rapi.

13. Kinerja yang tidak sesuai dengan SOP

14. Kurang optimalnya lingkungan kerja dan kinerja karyawan CV. Citra Mandiri.

15. Tidak ada upaya atas perusahaan dalam meningkatkan kinerja kariyawan.

16. Kurangnya sarana dan prasarana yang digunakan dapat menyebabkan buruknya kinerja kariawan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifiasi masalah diatas maka dibuat pembatasan masalah adalah sebagai berikut :

1. Yang dimaksud lingkungan kerja dalam penelitian ini adalah suatu tempat dimana para Karyawan tersebut bekerja.

2. Penelitian difokuskan pada hubungan iklim komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja di kalangan karyawan CV. Citra Mandiri.

3. Yang dimaksud kinerja pegawai dalam penelitian ini adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

4. Yang dimaksud dalam penelitisn ini adalah seluruh Karyawan CV. Citra Mandiri berjumlah 70 orang Karyawan.

5. Penelitian ini dilakukan di CV. Citra Mandiri, Jl. Gunung Rinjani Block RG No. 5 Sektor IV Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan.

A. Manajemen1. Pengertian Manajemen

Manajemen dalam Bahasa Inggris adalah management yang berasal dari kata “to manage” yang mempunyai arti mengendalikan atau mengurus. Sehingga manajemen dapat berarti bagaimana kita memimpin, membimbing, dan mengatur semua orang menjadi karyawan (bawahan) agar usaha yang sedang dilakukan mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Selanjutnya, bila kita pelajari literature manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah mengandung tiga pengertian yaitu manajemen sebagai suatu proses, manajemen sebagai kolektivitas orang orang yang melaksanakan manajemen, manajemen sebagai seni dan sebagai ilmu pengetahuan.

Manajemen menurut T.Hani Handoko (2011) manajemen adalah “proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.

Menurut sadili (2009) mengatakan bahwa manajemen adalah “upaya mengukur segala upaya untuk mengatur segala sesuatu untuk mencapai tujuan organisasi”.

2. Fungsi Manajemen

Daridefinisi di atas dapat diketahui bahwa manajemen berkaitan dengan pelaksanaan fungsi manajemen agar dapat mencapai tujuan secara efisien. Menurut Oey Liang Lee (2013:15) Fungsi manajemen adalah “Planning (Perencanaan), organizing (pengorganisasian)Directing (pengarahan), Controling (pengendalian)”.

Fungsi-fungsi tersebut yaitu:

a. Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan.

b. Pengorganisasian (organizing) yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah direncanakan.

c. Pengarahan (directing) yaitu untuk menggerakan organisasi agar berjalan sesuai dengan pembagian kerja masing –masing serta sumber daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan bisa mencapai tujuan.

d. Pengendalian (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.

3. Tujuan Manajemen

Manajemen selalu memiliki tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu sebelun kegiatan dilakukan. Tujuan tersebut yaitu (6 M) : Man, Money, Method, Material, Machine, dan Market.

a. Man (manusia) dimana aktivitas yang harus dilakukan mencapai tujuan (planning, organizing, directing, dan controlling) tidak akan tercapai tanpa adanya manusia.

b. Money (uang) untuk melakukan berbagai aktivitas manajemen diperlukan uang, seperti uang atau gaji pegawai. Pembelian faktor produksi dan lain sebagainya. Uang yang harus digunakan sedemikian rupa agar tujuan yang ingin dicapai, bila dinilai dengan uang lebih besar dari uang atau baiaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut.

c. Method (cara pelaksanaan) untuk melakukan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna dan berhasil guna, maka manusia dihadapkan pada berbagai alternative pelaksanaan metode.

d. Material (bahan-bahan) dalam proses pelaksanaan kegiatan dalam tingkat teknologi sekarang ini material bukan saja sebagai pembantu bagi mesin dan mesin telah berubah kedudukannya sebagai pembantu manusia.

e. Machine (mesin) dalam kegiatan organisasi mesin sangat diperlukan, penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisien kerja.

f. Market (pasar) tanpa adanya pasar bagi hasil produksi, jelas tujuan perusahaan industri tidak akan tercapai, sebab masalah pkok yang dihadapi oleh perusahaan industri, yaitu minimal mempertahankan pasar yang sudah ada, mungkin mencari pasar baru.

4. Prinsip-prinsip Manajemen

Menurut Ardana, Mujiati dan Utama (2012:42) prinsip manajemen adalah “dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok atau tidak boleh diabaikan oleh setiap manajer atau pimpinan”. Dalam praktek harus diusahakan agar prinsip-prinsip manajemen ini tidak kaku, melainkan harus luwes, yaitu bisa saja di ubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Adapun prinsip-prinsip manajemen Menurut Ardana, Mujiati dan Utama (2012:42) adalah sebagai berikut:

a. Pembagian kerja yang berimbang.

Dalam membagi-bagikan tugas dan jenis semua kerabat kerja, seorang pemimpin hendaknya bersifat adil yaitu harus sama baik dengan dan memberikan beban kerja yang berimbang, sehingga tidak adanya beban pekerjaan yang berbeda, harus disesuai kan menurut jabatan karyawan tersebut.

b. Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab.

Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas setiap kerabat kerja atau pegawai harusnya diberikan wewenang yang sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan mempertanggung jawabkan kepada atasannya secara langsung, meningkatkan tanggung jawab terhadap perusahaan.

c. Disiplin.

Disiplin adalah kesediaan untuk melakukan kegiatan atau usahanya yang nyata (bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya) berdasarkan rencana, peraturan, waktu (waktu kerja) yang telah ditetapkan.

d. Kesatuan perintah.

Setiap pegawai atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu jenis perintah dari atasan langsung (pemimpin, kepala seksi dan kepala bagian) bukan beberapa orang yang sama merasa menjadi atasan para pegawai atau kerabat kerja tersebut, sehingga satuan perintah jelas dan terencana dengan baik.

e. Kesatuan arah.

Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin seorang atasan langsung serta didasarkan pada rencana kerja yang (satu tujuan, satu rencana dan satu pimpinan).

Jika prinsip ini tidak dilaksanakan maka akan timbul perpecahan diantara kerja atau pegawai, karena ada yang diberikan tugas yang lebih banyak dan ada yang diberi tugas yang lebih sedikit pada mereka mempunyai kemampuan yang sama.

5. Ciri-ciri Manajemen

Ciri-ciri manajemen dalam organisasi adalah sebagai berikut:

a. Ada tujuan yang hendak dicapai yaitu manajemen harus mempunyai tujuan pencapaian perusahaan salah satunya adalah berjalannya visi dan misi perusahaan.

b. Ada pemimpin (atasan) yaitu adanya unsur pimpinan didalam manajemen untuk mengatur bawahan sehingga berjalannya kegiatan manajemen.

c. Ada yang dipimpin ( bawahan) yaitu melaksanakan semua rencana kerja yang telah dibuatkan oleh pemimpin manajemen.

d. Adanya kerjasama yaitu kerjasama sangat diperlukan dalam sebuah organisasi agar tercapainya tujuan dan kesejahteraan bersama.

Manajemen tidak melakukan sendiri kegiatan-kegiatannya, tetapi selalu dengan menggunakan bantuan dan tenaga orang lain, karena itu manajemen harus dapat menggerakan sekelompok manusia. Kesulitan timbul karena setiap manusia memiliki mitif, emosi, aspirasi, rasio serta kepentingan yang berbeda-beda, sedangkan manajemen harus dapat membawanya kearah pencapaian tujuan yang dikehendaki.

B. Manajemen Sumber Daya Manusia1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memusatkan perhatian pada unsur manusia. MSDM adalah suatu bidang manajemen yang mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi atau perusahaan. Fokus yang dipelajari dalam MSDM adalah masalah yang terkait dengan tenaga kerja manusia.

Dalam suatu organisasi atau perusahaan peranan sumber daya manusia sangatlah penting. Hal ini dapat kita mengerti karena tanpa sumber daya manusia, suatu organisasi tidak mungkin berjalan. Manusia merupakan penggerak dan pengelola faktor-faktor produksi lainnya seperti modal, bahan mentah, peralatan dan lain-lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Melayu S.P. Hasibuan (2012) yang menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah “ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat”.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009) manajemen sumber daya manusia adalah “suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu (pegawai)”.

Menurut handoko (2012) mengemukakan bahwa “manajemen sumber daya manusia merupakan penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi”.

Manajemen tidak melakukan sendiri kegiatan-kegiatannya, tetapi selalu dengan menggunakan bantuan dan tenaga orang lain, karena itu manajemen harus dapat menggerakan sekelompok manusia. Kesulitan timbul karena setiap manusia memiliki mitif, emosi, aspirasi, rasio serta kepentingan yang berbeda-beda, sedangkan manajemen harus dapat membawanya kearah pencapaian tujuan yang dikehendaki.

2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Sesuai dengan pengertian sumber daya manusia tersebut, maka kegiatan pengelolaan sumber daya manusia di dalam suatu organisasi memiliki fungsi-fungsi pokok yang sama dengan fungsi manajemen. Hanya saja fungsi manajemen tersebut diterapkan pada bidang sumber daya manusia, menjadi fungsi manajerial dan fungsi operasional.

a. Fungsi Manajerial

Adalah fungsi manajemen yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek manajerial, yaitu fungsi perencanaa, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.

1) Fungsi Perencanaan yaitu melaksanakan tugas dalam hal merencanakan kebutuhan, pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan sumber daya manusia (SDM). Termasuk dalam hal ini adalah merencanakan karir bagi para pegawai (Tenaga Kerja).

2) Fungsi Pengorganisasian yaitu menyusun suatu organisasi dengan membentuk struktur dan hubungan antara tugas yang harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang dipersiapkan.

3) Fungsi pengarahan, yaitu memberikan dorongan untuk menciptakan kemauan kerja yang dilaksanakan secara efektif dan efisien. Termasuk dalam hal ini adalah memotivasi pegawai agar dari waktu ke waktu dapat bekerja lebih baik.

4) Fungsi Pengendalian yaitu melakukan pengukuran antara kegiatan yang telah ditetapkan, khususnya dibidang tenaga kerja. Fungsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah instansi telah berjalan pada jalan yang benar atau telah menyimpang dari aturan yang telah ditetapkan.

Dari beberapa fungsi yang dikemukakandiatas, maka fungsi manajerial adalah fungsi dari manajemen puncak yang merupakan fungsi umum dari suatu organisasi.

b. Fungsi Operasional

Adalah fungsi yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek operasional sumber daya manusia di organisasi yang meliputi: pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian.

1) Fungsi Pengadaan Tenaga Kerja yaitu proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan.

2) Fungsi Pengembangan yaitu proses peningkatan keterampilan teknis dan moral pegawai meliputi pendidikan dan pelatihan pegawai. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa yang akan datang.

3) Fungsi Kompensasi, yaitu pemberian balas jasa langsung maupun tidak langsung yang berupa uang atau barang.

4) Fungsi Pengintegrasian yaitu kegiatan untuk mempersatukan kepentingan instansi dan kepentingan pegawai agar terciptanya kerja sama yang serasi.

5) Fungsi Pemeliharaan yaitu kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas pegawai agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar pegawai.

6) Fungsi Kedisiplinan yaitu keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan dan norma-norma sosial. Kedisiplinan merupakan fungsi yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit diwujudkan tujuan yang maksimal.

7) Fungsi Pemberhentian yaitu putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu instansi. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan pegawai, keinginan instansi, pensiun dan lain-lain.

3. Komponen Manajemen Sumber Daya Manusia

Tenaga kerja manusia pada dasarnya dibedakan atas pengusaha, karyawan dan pemimpin.

a. Pengusaha adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk memperoleh pendapatan dan besarnya pendapatan tersebut tidak tergantung pada laba yang dicapai perusahaan tersebut.

b. Karyawan adalah kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka aktivitas karyawan tidak akan terjadi. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses dan tujuan yang ingin dicapai. Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaga) dan mendapatkan kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Posisi karyawan dalam suatu perusahaan dibedakan atas karyawan operasional dan karyawan manajerial (pimpinan).

c. Pemimpin adalah seorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan adalah gaya seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya agar mau bekerja sama dan bekerja efektif sesuai dengan perintahnya. Asas-asas kepemimpinan adalah bersikap tegas dan rasional, bertindak konsisten dan berlaku adil serta jujur.

4. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia

Peran manajemen telah melebar dan lebih strategis dari hanya sekedar administrasi dan operasional. Peran lama sumber daya manusia tetap dilakukan dan peran baru sumber daya manusia terkait dengan isu-isu bisnis modern harus dilaksanakan. Berikut ini tiga peran manajemen sumber daya manusia :

a. Peran Administrasi Manajemen Sumber Daya Manusia.

Peran administrasi manajemen sumber daya manusia banyak ditekankan pada memproses dan menyimpan catatan. Menyimpan arsip tenaga kerja dan database yang terkait, memperluan klaim keuntungan, kebijakan organisasi tentang pemeliharaan dan kesejahteraan pegawai, pengumpulan dokumen dan sebagainya. Semua aktivitas ini harus dilakukan dengan efisien dan tepat waktu.

b. Peran Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia.

Peran ini lebih bersifat taktis, kepatuhan terhadap kesetaraan kesempatan bekerja dan hukum lainnya harus selalu dilakukan, lamaran pekerjaan harus segera diproses, posisi yang kosong harus diisi melalui proses wawancara, supervisor harus dilatih, masalah keselamatan harus segera dipecahkan, upah dan gaji harus disusun. Singkatnya, banyak aktivitas yang harus dikerjakan oleh sumber daya manusia dengan koordinasi dengan para manajer dan supervisor di semua bagian perusahaan.

c. Peran Strategis Manajemen sumber Daya Manusia.

Peran organisasi sumber daya manusia telah tumbuh dan lebih strategis disebabkan penggunaan orang dalam sebuah organisasi dapat menyediakan keunggulan kompetitif, baik domestik maupun internasional. Peran strategis sumber daya manusia menekankan bahwa orang-orang diorganisasi adalah sumber daya yang penting dan juga investasi perusahaan yang besar. Agar sumber daya manusia dapat memainkan peran yang strategis, dia harus focus pada masalah-masalah dan implikasi sumber daya manusia jangka panjang.

C. Lingkungan Kerja 1. Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan tempat dimana para pekerja melakukan aktivitas kerjannya lingkungan kerja dapat berdampak positif dan negatif bagi pekerja dalam rangka mencapai hasil kerjannya. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para pekerja atau karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut.

Lingkungan kerja yang baik dapat mempengaruhi karyawannya dalam meningkatkan kinerjanya. Sebaliknnya lingkungan kerja dapat mempengaruhi penurunan kinerja para karyawannya jika lingkungan kerja tidak baik. Lingkungan kerja adalah bagian terpenting bagi karyawan dalam melakukan kegiatan pekerjaan. Yang di maksud lingkungan kerja yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan para pekerja yang ada di sekitarnnya dan dapat mendukung segala aktivitas para pekerja tersebut. Terciptannya lingkungan kerja yang menyenangkan merupakan harapan semua perusahaan dan karyawannya meliputi, keamanan dan kenyamanan yang dapat dirasakan secara optimal. Lingkungan kerja yang bersih dan peralatan kerja yang lengkap dan memadai dapat mempengaruhi kenyamanan kerja para karyawan karena dengan lingkungan kerja yang rapih dan bersih serta perlengkapan kerja yang memadai dan lengkap dapat sangat berpengaruh bagi peningkatan kinerja para karyawan.

Oleh karena itu lingkungan kerja yang sangat baik sangat diperlukan oleh setiap karyawan pada saat bekerja. Untuk meningkatkan kenyamanan dan loyalitas para pekerja karena apabila para karyawan bekerja dengan sangat ikhlas dan semangat sangatlah mungkin jalannya oprasional perusahaan akan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan perusahaan.

Tidak hanya itu, hubungan personal yang dapat mendukung terciptannya kondisi yang kondusif antara sesama karyawan, sesama atasan, sampai dengan hubungan atasan dengan bawahan harus terjaga dengan baik. Ini juga dapat mempengatuhi tingkat konsentrasi kerja agar semua pekerjaan dapat terselesaikan tanpa adanya kendala. Perusahaan hendaknnya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antar tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status yang sama ( Soedarmayanti, 2001:21).

Dari berbagai pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, lingkungan kerja adalah keseluruhan tempat fisik maupun non fisik yang ada disekeliling para pekerja.

Dan lingkungan sekitar dimana seseorang bekerja, metode kerja, peraturan-peraturan kerja yang baik sebagai perseorangan maupun kelompok. Oleh karena itu lingkungan kerja yang baik sangat diperlukan oleh setiap karyawan pada saat bekerja.

2. Jenis Lingkunga Kerja

Menurut Soedarmayanti (2001:210). Menyatakan bahwan secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 antara lain :

a. Lingkungan kerja fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang ada disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik langsing maupun tidak langsung.

Lingkungan kerja fisik dibagi menjadi dua kategori :

1) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (seperti : pusat kerja, kursi, meja, dan sebagainnya).

2) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungsn kerja yang dapat mempengaruhi kondisi manusia, seperti temperature, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tak sedap, warna dan lain-lain.

Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan, maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai tingkah lakunnya maupun mengenai fisiknnya, kemudian di jadikan sumber dasar sebagai dasar pemikiran lingkungan yang sesuai.

2) Lingkungan non fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan dengan rekan kerja, atau pun hubungan dengan bawahan.

Lingkungan kerja non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.

Menurut Alex Nitisimoto (2000:171-173), perusahaan hendaknnya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerjasama antar tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama diperusahaan. Kondisi yang hendaknnya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik dan pengendalian diri.

Menurut Myon Woo Lee Suryadi Perwiro Sentoso ( 2000: 19-21 ), yang mengutip pernyataan sang pencetus teori W dalam ilmu manajemen sumber daya manusia, bahwa pihak manajemen perusahaan hendaknnya membangun suatu iklim dan suasana kerja yang bisa membangkitkan suasana kekeluargaan untuk mencapai tujuan bersama. Pihak perusahaan juga hendaknnya mampu mendorong inisiatif dan kreatifitas. Kondisi inilah yang selanjutnnya menciptakan antusiasme untuk bersatu dalam organisasi guna mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Indikator dari Lingkungan kerja

Menurut Sedarmayanti (2009) ada beberapa lingkungan kerja, ialah:

a. Penerangan/Cahaya

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada skhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.

Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat yaitu :

1) Cahaya langsung

2) Cahaya setengah langsung

3) Cahaya tidak langsung

4) Cahaya setengah tidak langsung

b. Suhu Udara

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metaboliasme. Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman di sekitar tempat kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan olah manusia. Dengan sukupnya oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.

c. Suhu Bising

Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.

Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa menentuikan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu :

1) Lamanya kebisingan

2) Intensitas kebisingan

3) Frekuensi kebisingan

Semakin lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin buruk akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.

d. Penggunaan Warna

Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia.

e. Dekorasi

Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.

f. Keamanan Kerja

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM).

D. Komunikasi1. Pengertian Komunikasi

Menurut Wursanto (2003:153)Istilah komunikasi (bahasa inggris; communication) mempunyai banyak arti. Asal katanya (etimologi), istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communis, yang berarti sama (common). Dari kata communis berubah menjadi kata kerja kommunicare, yang berarti menyebarkan atau memberitahukan. Jadi menurut asal katanya, komunikasi berarti menyebarkan atau memberitahukan informasi kepada pihak lain guna mendapatkan pengertian yang sama.

Menurut T. Hani Handoko (1995:272). Komunikasi adalah “Proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke-orang lain”. Dalam perpindahan pengertian tersebut tidak hanya sekedar kata-kata yang digunakan dalam sebuah percakapan, tetapi juga dibutuhkan ekspresi wajah, intonasi, titik putus vocal dan lain sebagainya. Menurut Katz dan Kahn dalam Rakhmat (200:12).

Komunikasi adalah “suatu proses tukar menukar informasi dan transmisi dari suatu arti, dan semuanya itu merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam suatu organisasi”.

Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasimerupakan proses penyampaian pesan dari seseorang komunikator kepada komunikan atau pengirim pesan dari satu pihak kepada pihak lain untuk mendapatkan saling pengertian.

Organisasi oleh Katz dan Kahn dalam Muhammad (2000:12) diartikan, Sebagai “Suatu sistem erbukayang menerima energi dari lingkungannya dan merubah energi ini menjadi produk atau servis dari system dan mengeluarkan produk atau sistem ini kepada lingkungannya. Maksudnya bahwa organisasi adalah sebuah proses dimana berkumpulnya satu atau lebih orang untuk mencapai sebuah tujuan yang ingin dicapai. Proses inilah yang menghasilkan keluaran, dan dari keluaran itu yang melaksanakan adalah manusia yang memiliki kualitas yang baik. Redding dan Sanborn, (Ibid, 2000:66)berpendapat bahwa: “Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang komplek.

Arti komplek dalam hal ini adalah mencakup hubungan antara manusia diantaranya hubungan atasan terhadap bawahan atau sebaliknya, penggunaan media dalam penyampaian pesan, keterampilan dalam berkomunikasi antar sesama seluruh lapisan organisasi”.

Menurut Katz dan Kahn (Ibid, 2000:66). Komunikasi organisasi merupakan “Arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan .meaning. atau arti di dalam suatu organisasi”. Dengan kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain secara timbal balik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Suranto Aw dalam, www.uny.ac.id, 9 Febuari 2007, Komunikasi dikatakan efektif apabila dalam suatu proses komunikasi itu, pesan yang disampaikan seorang komunikator dapat diterima dan dimengerti oleh komu-nikan, persis seperti yang dikehen-daki oleh komunikator, dengan demikian, dalam ko-munikasi itu komunikator berhasil menyampaikan pesan yang dimak-sudkannya, sedang komunikan ber-hasil menerima dan memahaminya.

Efektifnya sebuah komunikasi adalah jika pesan yang dikirim memberikan pengaruh terhadap komunikan, artinya bahwa informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik sehingga menimbulkan respon atau umpan balik dari penerimanya. Seperti contohnya; adanya tindakan, hubungan yang makin baik dan pengaruh pada sikap.

Menurut Suranto AW, ada beberapa indikator komunikasi efektif, ialah:

a. Pemahaman

Ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. Tujuan dari komunikasi adalah terjadinya pengertian bersama, dan untuk sampai pada tujuan itu, maka seorang komunikator maupun komunikan harus sama-sama saling mengerti fungsinya masing-masing. Komunikator mampu menyampaikan pesan sedangkan komunikan mampu menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.

b. Kesenangan

Apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan ke dua belah pihak.. Suasana yang lebih rilex dan menyenangkan akan lebih enak untuk berinteraksi bila dibandingkan dengan suasana yang tegang. Karena komunikasi bersifat fleksibel. Dengan adanya suasana semacam itu, maka akan timbul kesan yang menarik.

c. Pengaruh pada sikap

Tujuan berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi sikap. Jika dengan berkomunikasi dengan orang lain, kemudian terjadi perubahan pada perilakunya, maka komunikasi yang terjadi adalah efektif, dan jika tidak ada perubahan pada sikap seseorang, maka komunikasi tersebut tidaklah efektif.

d. Hubungan yang makin baik

Bahwa dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Seringkali jika orang telah memiliki persepsi yang sama, kemiripan karakter, cocok, dengan sendirinya hubungan akan terjadi dengan baik.

e. Tindakan

Komunikasi akan efektif jika kedua belah pihak setelah berkomunikasi terdapat adanya sebuah tindakan. Alexis Tan mengemukakan bahwa .Perlu ada daya tarik dengan similarity(kesamaan), familiarity (keakraban) dan proximity (kesukaan)..13 Seseorang biasanya akan cenderung lebih tertarik dengan orang lain karena memiliki faktor kesamaan ( sama hobi, sama sifat), keakraban ( keluarga, teman karib), dan kesukaan. Dengan kondisi seperti itu orang tidak merasa sungkan untuk berbicara, yakni menceritakan masalah hidupnya secara jujur tanpa adanya kecanggungan berkomunikasi dintara kedunya. Jika sudah demikian, maka antara satu dengan yang lainnya akan saling mempengaruhi dan dengan sendirinya komunikasi akan berlangsung secara efektif. Komunikasi efektif menuntut kepekaan seseorang dalam situasi dan kondisi yang ada, bahkan telah banyak kegagalan organisasi dikaitkan dengan komunikasi yang buruk. Masalah yang paling sulit dalam komunikasi adalah bagaimana cara mendapatkan perhatian dari para pendengar untuk memastikan bahwa mereka mendengarkan. Menurut Suranto dalam (www.kapanlagi.com), 9 Febuari 2007. Sebuah komunikasi yang efektif membutuhkan kontak mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan penampilan fisik secara eksternal:

1) Kontak Mata

Kontak mata adalah hal yang harus dilakukan dalam berkomunikasi. Orang akan merasa diperhatikan ketika orang yang berbicara saling bertatap mata. Ini dapat diartikan bahwa mata bisa dijadikan sebagai media untk memperjelas informasi yang disampaikan. Dengan melihat mata orang akan merasa bahwa dirinya tidak diabaikan.

2) Ekspresi Wajah

Arti dari sebuah ekspresi adalah mencoba mengungkapkan atau ingin memberi tahu sesuatu hal dengan tanpa berbicara, akan tetapi orang mengerti. Dalam komunikasi ekspresi wajah sangat menentukan jelas tidaknya suatu pesan. Dengan ekspresi mengangguk, ini menandakan bahwa orang tersebut mengerti. Dengan tersenyum, ini berarti orang sedang bergembira. Dengan mengacungkan jari telunjuk ke atas ini berarti ungkapan untuk mempertegas. Untuk itu dengan adanya ekpresi wajah ini pesan yang disampaikan oleh komunikator akan mampu meyakinkan komunikan untuk memahami isi pesan.

3) Postur Tubuh

Setiap gerak-gerik tubuh bisa menjadikan sebuah tambahan dalam berkomunikasi secara efektif. Kondisi atau keadaan tubuh bisa menimbulkan penilaian seseorang ketika pertama kali bertemu, seperti halnya ungkapan. Kesan pertama begitu menggoda.. Misalkan, postur badan yang lebih besar dengan postur badan orang yang lebih kecil, bila sama-sama dipandang postur yang lebih besar akan lebih enak dipandang serta menimbulkan kesan perkasa, kuat dan lebih dihormati.

4) Selera Berbusana

Busana atau bisa dibilang penampilan mencerminkan kepribadian seseorang. Contoh; orang berpenampilan menarik, bersih, rapi, seseorang akan mengambil kesimpulan bahwa dia orang baik, padahal bisa jadi dia adalah seorang koruptor. Akan tetapi beda dengan penampilan acak-acakan, apa-adanya, celana sobek-sobek, maka orang akan memandang bahwa dia seorang preman, padahal bisa jadi dia adalah anak teater. Dari contoh yang diuraikan tersebut, menandakan bahwa begitu berartinya busana dalam menimbulkan sebuah kesan. Dengan berbusana yang menarik orang akan lebih tertarik, sehingga pesan yang disampaikan akan mudah untuk diterima. Menurut Saul W. Gellerman, (1983:66) komunikasi bisa disebut efektif jika suara pesan:

a) Diterima oleh pendengar yang dimaksud.

b) Diinterpretasikan dengan cara yang pada dasarnya sama oleh penerima dan si penerima.

c) Diingat dalam jangka waktu yang cukup lama, dan

d) Digunakan jika timbul keadaaan yang tepat.

Keempat dari unsur ini penting sekali, dan jika salah satu tidak ada, maka komunikan tidaklah efektif. Dengan demikian, komunikasi hanya akan efektif jika memberikan pengaruh bagi perilaku. Menurut Jimmy Sentoso dalam (www. Sinarharapan.co.id, 2003, 9 Febuari “Prinsip dasar yang harus kita perhatikan dalam berkomunikasi dapat kita rangkum dalam satu kata, yaitu REACH (Respect,Empathy, Audible, Clarity, Humble),yang berarti merengkuh atau meraih”

a) Hukum pertama dalam berkomunikasi adalah Respect.

Respect merupakan sikap hormat dan sikap menghargai terhadap lawan bicara kita. Dengan sikap ini kita belajar untuk berhenti sejenak agar tidak mementingkan diri kita sendiri akan tetapi lebih mengutamakan kepentingan orang lain. Dengan informasi yang telah disampaikan kita berusaha untuk memahami orang lain dan menjaga sikap bahwa kita memang butuh akan informasi tersebut.

b) Hukum kedua adalah Empati

Yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Dalam hal ini kita berusaha untuk memahami sikap seseorang serta ikut dalam kondisi yang sedang dialami oleh seseorang tersebut, sehingga hubungan emisional pun akan lebih mudah terjalin. Biasanya orang akan lebih senang berkomunikasi dengan orang yang bisa membuat perasannya nyaman. Arti nyaman di sini adalah lebih pada perhatian dan pengertian seseorang dalam memahami sikap orang lain.

c) Hukum ketiga adalah Audible.

Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Kunci utama untuk dapat menerapkan hukum ini dalam mengirimkan pesan adalah:

i. Buat pesan Anda mudah untuk dimengerti

ii. Fokus pada informasi yang penting

iii. Gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi dari pesan tersebut

iv. Taruhlah perhatian pada fasilitas yang ada dan lingkungan di sekitar Anda

v. Antisipasi kemungkinan masalah yang akan muncul

vi. Selalu menyiapkan rencana atau pesan cadangan(backup). (Ibid, 9 Februari 2007).

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif memerlukan kemampuan seseorang dalam menyampaikan pesan, menganalisis, serta cepat tanggap tehadap situasi dan kondisi yang ada.

d) Hukum keempat adalah kejelasan dari pesan yang kita sampaikan (Clarity).

Kejelasan dari pesan dibutuhkan adanya simbol atau isyarat, bahasa yang baik, penegasan kata dsb. Untuk itu agar lebih jelas kita perhatikan uraian di bawah ini. Cara untuk menyiapkan pesan agar jelas yaitu:

i. Tentukan goal yang jelas

ii. Luangkan waktu untuk mengorganisasikan ide kita

iii. Penuhi tuntutan kebutuhan format bahasa yang kita pakai

iv. Buat pesan Anda jelas, tepat dan meyakinkan

v. Pesan yang disampaikan harus fleksibel. (Ibid, 9 Februari 2007)

Berdasarkan uraian bahwa untuk menyampaikan pesan tidak bisa hanya sekali saja, akan tetapi harus berulang kali, karena sifat dari pesan atau informasi biasanya informasi yang lama akan kalah dengan informasi yang baru. Agar pesan yang lama tersebut tidak dilupakan maka perlu diingatkan kembali. Maka dari itu, ketika menyampaikan sebuah pesan diusahakan semenarik mungkin, sehingga kesan dari epsan tersebut mampu bertahan lama.

e) Hukum kelima dalam komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati (Humble)

Sikap seperti ini berarti juga tidak sombong, karena dengan kerendahan hati, seseorang akan lebih menghargai seseorang baik sikap, tindakan serta perkatannya. Dengan sikap seperti ini juga akan lebih memudahkan seseorang untuk menyampaikan pesan, karena pada dasarnya sikap seperti ini lebih mengutamakan kepentingan orang lain dari pada kepentingannya sendiri. Karena sikap ini lebih kepada bagaimana memahami orang lain, bukannya bagaimana orang lain memahami kita.

2. Kemampuan dan keterampilan dalam berkomunikasi

Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi antara satu individu dengan individu yang lain, untuk itu dari masing-masing individu diharapkan memiliki kamampuan serta keterampilan yang dibutuhkan dalam proses komunikasi.

a. Kemampuan dalam menyampaikan pesan

Untuk dapat mempengaruhi komunikan secara efektif, penyampaian pesan perlu memperhatikan langkah-langkah:

1) Attention (perhatian) Artinya bahwa pesannya harus dirancang dan disampaikan sede-mikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian dari komunikan. Misalnya seorang pimpinan memulai dahulu dengan mengajak berbincang-bincang secara santai dengan karyawan, tersenyum, menanyakan kesehatan, dan seba-gainya sebagai cara untuk me-narik perhatian.

2) Need (kebutuhan) Artinya bahwa komunikator kemudian berusaha meyakinkan komunikan bahwa pesan yang disampaikan itu penting bagi komunikan.

3) Satisfaction (pemuasan), dalam hal ini komunikator memberikan bukti bahwa yang di-sampaikan adalah benar.

4) Visualization (visualisasi) komunikator memberikan bukti-bukti lebih konkret sehingga komunikan bisa turut menyaksikan.

5) Action (tindakan), komunikator mendorong agar komunikan bertindak positif yaitu melak-sanakan pesan dari komunikator tersebut. (Suranto Aw, Op. Cit., 9 Febuari 2007)

Kunci utama dari komunikasi adalah dari seorang komunikator. Untuk itu calon komunikator dituntut untuk mampu menyampaikan pesan sesuai dengan keinginan komunikan, artinya bahwa dalam proses komunikasi dibutuhkan adanya sikap manghargai orang lain, serta ikut dalam suasana yang sedang dialami orang lain (empati), sehingga dengan adanya sikap semacam itu proses komunikasi akan lebih mudah tercapai.

b. Kemampuan dalam menerima pesan (mendengarkan)

Seringkali bahwa sesuatu yang diungkapkan tidak selalu dimengerti oleh orang lain, bahkan bisa menimbulkan sebuah kesalahpahaman. Untuk itulah agar informasi dapat diterima dengan baik sehingga menimbulkan umpan balik perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

Mendengarkan terdiri dari sejumlah dimensi-dimensi:

1) Mendengarkan itu adalah suatu fungsi yang kompleks dan unik dari persepsi atau tanggapan. Mendengarkan ialah suatu proses yang bersifat selektif dimana kita memilih dari banyak perangsangperangsang yang mengelinlingi kita, yang paling cocok kepada kebutuhan-kebutuhan dan tujuan kita.

2) Mendengarkan itu adalah suatu proses yang terus-menerus mengalir atau berjalan.

3) Mendengarkan adalah dalam proses komunikasi ini tentunya ada tujuan atau maksud yang hendak dicapai oleh komunikator dan komunikan, tujuan atau maksud dari proses komunikasi ini adalah melahirkan efek-efek tertentu dalam komunikasi. James G. Bobbins, Barbara S. Jones, (171:2006).

c. Kemampuan dalam memberikan umpan balik

Umpan balik sangat penting dalam komunikasi, karena seseorang bisa mengetahui informasi atau pesan yang telah disampaikan itu sampai sesuai dengan keinginan komunikator. Menurut Masyhuri HP Masyhuri HP (1991:50), bahwa “Umpan balik adalah informasi tentang keberhasilan penerima dalam menangkap pesan yang disampaikan oleh sumber sebagai kontrol efektivitas tindakan komunikator dan untuk pedoman bagi tindakan selanjutnya”. Dengan demikian ukuran dari efektivitas komunikasi adalah dengan adanya umpan balik, yakni pemberian tanggapan terhadap komunikator. Adapun respon atau tanggapan dari komunikasi dibedakan sebagai berikut:

1) Respon langsung (direct respon), ialah respon yang diberikan langsung oleh pihak komunikan tidak memerlukan jangka waktu yang relatif lama.

2) Respon tidak langsung (indirect respon) ialah respon yang memerlukan jangka waktu. Dalam hal ini respon yang diberikan oleh pihak komunikan tertunda beberapa saat.

3) Respon yang kurang dimengerti(zero respon), ialah respon yang tidak dapat dimengerti oleh pihak komunikator.

4) Respon yang dapat dimengerti (positive respon), ialah respon yang diberikan oleh pihak komunikan dapat dimengerti oleh pihak komunikator dengan pihak komunikan terdapat saling pengertian.

5) Respon yang bersifat netral, ialah respon pihak komunikan yang tidak memberikan dukungan ataupun menentangnya.

6) Respon yang berifat negatif, ialah respon yang diberikan oleh pihak komunikan tidak memberikan dukungan kepada pihak komunikator. (Ibid, 1991:50).

d. Keterampilan dalam berkomunikasi

Menurut Masyhuri HP, agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar, semua pihak yang berkomunikasi harus memiliki keterampilan dalam berfikir. Di samping itu sumber harus memiliki keterampilan menyandi pesan, ialah mengubah gagasan atau pesan menjadi lambang-lambang, sedang penerima harus memiliki keterampilan membuka sandi, ialah menterjemahkan lambang-lambang tersebut, agar pesan yang terkandung dalam lambang-lambang itu dapat dipahami. Untuk mendukung agar komunikasi lebih baik, maka diperlukan adanya keterampilan dari masing-masing individu. Keterampilan dalam berkomunikasi menurut James G. Bobbins dan Barbara S. Jones, keterampilan menyalurkan atau mengirimkan, yaitu berbicara dan menulis. keduan, kita sebut keterampilan menerima, yaitu membaca dan mendengarkan keterampilan.

3. Bentuk-bentuk Komunikasi

Para penulis telah mengelompokkan komunikasi ke dalam beberapa bentuk. Komunikasi pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:

a. Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan adalah komunikasi yang hanya melalui lisan saja dan tidak tertulis. Komunikasi lisan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu komunikasi lisan secara langsung dan komunikasi lisan secara tidak langsung. Komuniaksi lisan secara langsung bisa berarti, bahwa komunikasi yang terjadi secara langsung yakni melalui tatap muka, seperti halnya orang berceramah, orang berpidato, berorasi. Sedangkan komunikasi lisan tidak langsung berarti terjadi komunikasi tanpa adanya tatap muka, seperti halnya orang berbicara ditelepon.

b. Komunikasi Tertulis

Komunikasi tertulis atau tercetak adalah komunikasi dengan mempergunakan rangkaian kata-kata atau kalimat, kode-kode (yang mengandung arti), yang tertulis atau tercetak yang dapat dimengerti oleh pihak lain. Jadi kesimpulannya kedua komunikasi ini lebih kepada komunikasi satu arah, dimana komunikator hanya menyampaikan pesan yang ada. Untuk komunikasi ini dirasa kurang efektif karena penyampaian pesan dari komunikator belum tentu bisa dipahami oleh komunikan. Ketika komunikator memberi informasi, dia tidak memahami apakah yang diberi informasi sudah mengerti atau belum akan informasi yang telah disampaikan.

c. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa badan atau tubuh, seperti gerakan tangan, jari, mata, kepala, dan lain-lain. Komunikasi ini melalui berbagai isyarat atau signal non-verbal. Media yang dipergunakan ialah ekspresi, gerak isyarat, gerak dan posisi badan, yang disebut bahasa badan yang menyatakan sikap dan perasaan seseorang. Misalkan seorang manajer menampakkan wajah yang masam ketika bawahannya mengajukan pendapat, dan bisa jadi bawahan tersebut menafsirkan muka masam itu sebagai penolakan, padahal bisa jadi manajer tersebut lagi sakit gigi. Adapun bentuk dari segi jenisnya dalam komunikasi adalah sebagai berikut ;

1) Sistem komunikasi interpersonal,

Adalah sistem komunikasi dengan diri pribadi. Di dalam sistem ini terjadi suatu proses pengolahan informasi yang meliputi sensasi (proses menangkap stimuli atau pesan), persepsi (perubahan sensasi menjadi informasi), memori (proses penyimpanan informasi dan sewaktu-waktu dapat dipanggil kembali) dan berpikir (mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respon terhadap stimuli). Dalam sistem ini, informasi yang diterima langsung diproses oleh alat-alat indra ke otak sehingga menimbulkan suatu respon terhadap stimuli yang diberikan.

2) Sistem komunikasi antarpersonal

Adalah komunikasi yang terjadi terutama di antara dua orang atau beberapa orang yang bersifat alamiah sehingga dapat menghasilkan suatu hubungan yang produktif secara terus menerus. Ini bisa diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pertukaran di sini maksudnya suatu tindakan untuk menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik, sehingga menimbulkan efek atau pengaruh bagi penerimanya. Jika sudah demikian maka akan timbul kesepakatan bersama.

4. Hambatan-hambatan dalam Komunikasi

Komunikasi dalam prosesnya, ada saja beberapa hal yang merintangi atau menghambat tercapainya tujuan dari proses komunikasi. Hambatan atau rintangan dalam komunikasi bisa berasal dari pribadi komunikan dan komunikator, lingkungan dan lain sebagainya. Janes G. Robbins S. Janes.Suatu sebab utama dari kemacetan komunikasi, adalah kebisingan , bunyi atau suara yang ribut, yang dalam konteks ini berarti segala sesuatu yang mengganggu penyampaian atau penerima penerimaan pesan.

5. Prinsip Dasar yang Mempengaruhi Komunikasi

a. Faktor teknis

Faktor yang bersifat teknis yaitu kurangnya penguasaan tekniskomunikasi. Teknik komunikasi mencakup .unsur-unsur yang ada dalamkomunikator dikala mengungkapkan pesan menjadi lambang-lambang.kejelian dalam memilih saluran, metode penyampaian pesan.

b. Faktor perilaku

Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikan yangbersifat : pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang didasarkanatas emosi, suasana yang otoriter, ketidak mampuan untuk berubahvvalaupun salah, sifat yang egosentris.

c. Faktor situasional

Kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi misalnya situasiekonomi, sosial, politik dan keamanan

d. Keterbatasan waktu

Sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi, atauberkomunikasi secara tergesa-gesa, yang tentunya tidak akan bisamemenuhi persyaratan-persyaratan komunikasi.

e. Jarak Psychologis/status social

Jarak psychologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status, yaitu status sosial maupun status dalam pekerjaan. Misalnya, seorang pesuruh akan sulit berkomunikasi dengan seorang menteri karena ada jarak psichologis yaitu pesuruh merasa statusnya terlalu jauh terhadap menteri.Selanjutnya, ada orang yang hanya ingin mendengar informasi yang dia senangi saja, sedangkan informasi lainnya tidak.

f. Adanya evaluasi terlalu dini

Seringkali orang sudah mempunyai prasangka, atau sudah menarik suatukesimpulan sebelum menerima keseluruhan informasi atau pesan. Hal ini jelas menghambat komunikasi yang baik.

g. Lingkungan yang tidak mendukung

Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalamlingkungan yang menunjang, berikut ini beberapa contoh suasanalingkungan yang tidak menunjang atau mendukung yaitu :

1) Keadaan suhu (terlalu panas atau terlalu dingin).

2) Keadaan ribut atau bising

3) Lingkungan fisik yang tidak mendukung (ruang terlalu sempit/kurang keleluasaan pribadi)

h. Keadaan komunikator

Keadaan fisik dan perasaan komunikator sangat berpengaruh terhadapberhasil atau gagalnya komunikasi. Misalnya :

1) Komunikator sedang mempunyai masalah pribadi hingga pikirankacau. Hal ini akan mengakibatkan pesan yang disampaikannya juga kacau, tidak sistematis hingga membingungkan pendengar/sasaran.

2) Komunikator sedang sakit, juga mempengaruhi komunikasi, atau kalau komunikator mempunyai cacat seperti suara sengau. gagap dan sebagainya akan mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak jelas tertangkap oleh sasaran.

i. Gangguan bahasa

1) Komponen semantik : Gangguan Semantik ialah gangguangkomunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yangdigunakan (Blake, 1979). Gangguang semantik sering terjadi karena :

a) Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.

b) Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima.

2) Komponen Penggunaan/Pragmatik

Komponen pragmatik meliputi fungsi dan konteks. Penguasaan akan komponen ini menjadikan mampu mengawali komunikasi, memelihara komunikasi dan mengakhiri komunikasi .

j. Rintangan fisik

Rintangan fisik adalah rintangan yang disebabkan karena kondisigeografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanyasarana kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi dan semacamnya.Dalam komunikasi antar manusia rintangan fisik bisa juga diartikankarena adanya gangguan organik, yakni tidak berfungsinya salah satu panca indra penerima.

k. Rintangan kerangka berpikir

Rintangan yang disebabkan karena kondisi daya pikir seseorang dalam mengemukakan gagasannya misalnya kurangnya wawasan, gugup, tingkat pendidikan, kurang berorganisasi, kurang bergaul.

Selanjutnya menurut Mangkunegara (2009:148) faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi yaitu:

1) sekunder atau komunikator, yaitu keterampilan, sikap, pengetahuan sender, media saluran yang digunakan

2) Pihak receiver, yaitu keterampilan receiver sikap receiver, pengetahuan receiver, dan media saluran komunikasi. Sender sebagai pengirim informasi, ide, berita, pesan perlu menguasai cara-cara penyampaian pikiran baik secara tertulis maupun lisan. Sedangkan keterampilan receiver dalam mendengar dan membaca pesan sangat penting. Pesan yang diberkan oleh sender akan dapat dimengerti dengan baik, jika cereiver mempunyai keterampilan mendengar dan membaca.

Menurut Edwin B. Flippo (dalam Mangkunegara, 2009:152) Saluran komunikasi bawahan terhadap atasan yaiyu:

a. Kontrak secara tatap muka

b. Pertemuan kelompok pengawasan

c. Pertemuan dengan pemimpin (top management) secara periodik

d. Program speak up dimana pegawai diberikan nomor telepon untuk memanggil

e. Kotak keluhan tanpa nama

f. Pertemuan pegawai dengan pemegang saham setiap tahun

g. Menggunakan prosedur pengaduan

h. Kuisioner mengenai moral

i. Wawancara

j. Kebijakan secara terbuka

k. Perserikatan buruh

l. The grapevine (menerima masukan)

m. Ombudsmen and ombudswomen

n. Program penyuluhan pegawai

Sedangkan saluran yang digunakan atasan kepada bawahan yaitu:

a. Perintah berantai

b. Bulletin dinding dan poster

c. Majalah perusahaan

d. Surat kepada pegawai

e. Buku pedoman pegawai

f. Rak informasi

g. Sistem pengeras suara

h. Pay inserts

i. The grapevine

j. Laporan tahunan

k. Pertemua kelompok

l. Perserikatan buruh

Melalui komunikasi maka rasa ingin tahu, kalau tidak tersalurkan dapat mempengaruhi semangat kerja itu dapat terpenuhi. Komunikasi memberikan keterangan tentang pekerjaan yang membuat pegawai bertindak leluasa dan dengan perasaan tanggung jawab pada diri sendiri dan pada waktu bersama mengembangkan semangat kerja dalam organisasi.

6. Indikator dari Komunikasi kerja

Menurut Suranto AW (2010:105), ada beberapa indikator komunikasi kerja, ialah:

a. Pemahaman

Pemahaman ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator.

b. Kesenangan

Yakni apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan kedua belah pihak. Sebenarnya tujuan berkomunikasi tidaklah sekedar transaksi pesan,akan tetapi dimaksudkan pula untuk saling interaksi secara menyenangkan untuk memupuk hubungan insani.

c. Pengaruh pada sikap

Komunikasi dikatakan mempengaruhi sikap, apabila seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah sesuai dengan makna pesan itu. Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di perkantoran. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai keinginan kita.

d. Hubungan yang makin baik

Bahwa dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Di perkantoran, seringkali terjadi komunikasi dilakukan bukan untuk menyampaikan informasi atau mempe ngaruhi sikap semata, tetapi kadang-kadang terdapat maksud implisit di sebaliknya, yakni untuk membina hubungan baik.

e. Tindakan Kedua belah pihak

Yang berkomunikasi melakukan tindakan sesuai dengan pesan yang dikomunikasikan. Komunikasi efektif menuntut kepekaan.

A. Ruang Lingkup Penelitian1. Tempat Penelitian

Obyek penelitian dilakukan ini pada CV. Citra Mandiri,yang beralamat di Jl. Gunung Rinjani Blok RG No. 5 Bumi Serpong Damai, Kota Tangerang Selatan.

2. Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian selama kurang lebih tiga bulan.

3. Sifat Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif kuantitatif yang artinya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) untuk kemudian ditarik kesimpulan berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik.

B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang menjadi bahan kajian penelitian. Menurut Sugiyono (2013:61) Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV. Citra Mandiri, Bumi Serpong Damai, sebanyak 169 karyawan.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2013:62) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam menentukan sample, penulis menggunakan kuesioner dari populasinya adalah seluruh pegawai CV. Citra Mandiri yang berjumlah 169 orang, dan bahwa tidak semua karyawan dapat di ajukan sebagai responden maka peneliti melakukan perhitungan sample dengan menggunakan tingkat signifikan 10%. Dengan menggunakan rumus slovin, penulis menjabarkan perhitungan sample sebagai berikut :

n =

Dimana :

N = Jumlah Sample

N = Jumlah Populasi

e = Tingkat kesalahan Atau Taraf nyata 10% (0,01)

Maka

N = 169

E = 10% = 0,1

n = ?

Jawab :

169

n = = 62,8 = 70

1 + 169 (0,1)²

Setelah jumlah sample ditentukan dapat terealisasikan dalam bentuk penyebaran kuesioner, maka jumlah sample sebesar 70 orang, dengan menggunakan taraf kesalahan sebesar 10%.

C. Metode Pengumpulan Data

Menurut J. Supranto dalam Ruslan (2008:27) menjelaskan pada dasarnya data digunakan sebagai alat pengambil keputusan atau pemecah permasalahan itu harus tepat dan benar. Data yang baik adalah data yang dapat dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu dan mencakup ruang yang luas serta dapat memberikan gambaran yang jelas tentang suatu masalah secara menyeluruh, sistematis, dan komprehensif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti secara langsung dari objekyang akan diteliti (responden) dengan teknik-teknik yang digunakan adalah :

a. Instrument Penelitian (kuesioner)

Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada masing-masing karyawan untuk dijawab,kemudian dari jawaban setiap pertanyaan tersebut dapat ditentukan skornya dengan menggunakan skala Likert.

b. Wawancara dan Diskusi

Wawancara dan diskusi dengan atasan dan para karyawan, untuk memperoleh informasi mendalam tentang berbagai hal yang berkaitan dengan tingkat lingkungan kerja dan kinerja karyawan.

c. Studi Dokumentasi dan Observasi

Observasi dengan melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti atau dapat dirumuskan sebagai proses pencatatatan pola prilaku subyek (orang), obyek (benda) atau kejadian sistematik, dan dengan cara mencari data dan dokumen yang dibutuhkan. Dengan tujuan untukmemperoleh berbagai macam informasi tanpa ada pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yangditeliti.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang dikumpulkan dari studi-studi terdahulu, penelitian,publikasi, atau data-data lain yang relevan dengan penelitian ini yang diterbitkan oleh perusahaan, instansi atau lembaga lain.

D. Metode Analisa Data

Analisis data merupakan salah satu langkah yang penting dalam suatu penelitian. Pemilihan metode analisis data didasarkan pada jenis data yang terkumpul. Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Analisis data kuantitatif mempunyai ciri dapat dinilai dengan angka.

1. Pengelolaan kuesioner

Untuk mendapatkan data yang diperoleh bagi pencapaian sasaran penelitian ini maka digunakan pengukuran melalui sejumlah kuesioner. Dimana responden mengisi sendiri kuesioner tersebut dengan menggunakan skala likert. menurut Sugiyono (2012:93) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skor dalam skala Likert

NO

KATAGORI JAWABAN

SKOR/NILAI

1

Sangat setuju (SS)

5

2

Setuju (S)

4

3

Ragu (R)

3

4

Tidak setuju (TS)

2

5

Sangat tidak setuju (STS)

1

Sumber: Sugiyono (2012:93)

2. Uji Statistik

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode SPSS 16.0(Statistical Product Service and Solution).SPSS 16.0 merupakan program atau software yang digunakan untuk mengolah data statistik. Rumus data yang digunakan peneliti dalam menyusun penelitian ini sebagai berikut:

a. Uji Validitas Instrument

Menurut Sugiyono (2010:187), pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Apabila butir tersebut valid atau tidak, dapat diketahui dengan cara mengkoreksikan antara skor butir dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah korelasi product moment dimana rumusnya adalah sebagai berikut :

rxy =

Keterangan:

rxy= Koefisien korelasi

n= Jumlah responden

x= Skor X

y= Skor y

∑x= Jumlah seluruh skor X

∑y2= Jumlah seluruh skor Y

Dengan ketentuan penilaian uji validitas adalah :

· Apabila rhitung>rtabel ( pada taraf signifikan 5% ) maka dapat dikatakan valid

· Apabila rhitung

b. Uji Reliabilitas

Menurut sugiyono (2010:190), adalah terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda dan reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa alat ukur cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. Untuk menguji reliabilitas adalah dengan menggunakan metode Alpha – Cronbach. Apabila skala alpha tersebut dikelompokan ke dalam 5 kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat dipresentasikan seperti tabel berikut :

Tabel 3.2

Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha

Alpha

Tingkat Reliabilitas

0,00 s.d 0,20

Kurang reliabel

>0,20 s.d 0,40

Agak reliabel

>0,40 s.d 0,60

Cukup reliabel

>0,60 s.d 0,80

Reliabel

>0,80 s.d 1,00

Sangat reliabel

A. Gambaran Umum Perusahaan1. Sejarah Singkat Berdirinya CV. Citra Mandiri

CV. Citra Mandiri adalah perusahaan yang menjual dan memproduksi berbagai macam produk dari plastik, antara lain kantong plastik, paper cup, cup aqua, dan sedotan. CV. Citra Mandiri yang didirikan oleh Bpk. Thomas Kurniawan Sihono sejak tahun 1998 memiliki kantor yang berlokasi di Jl. Gunung Rinjani Blok RG No. 5 Sektor IV, Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan. CV. Citra Mandiri memiliki 169 karyawan.

Pada awalnya CV. Citra Mandiri hanya berfokus pada penjualan saja dan karyawannya pun berasal dari keluarga dan kerabat pemilik. Seiring berjalannya waktu, CV. Citra Mandiri mengembangkan usahanya dengan menambah jumah produk dan pekerja.

Pada tahun 2004, CV. Citra Mandiri yang semakin berkembang menmbah jenis hasil produksinya dengan memproduksi sedotan. Sampai sekarang permintaan masyarakat untuk jenis sedotan dan produk lain yang berbahan plastik semakin tinggi. Pelanggan CV. Citra Mandiri terdiri dari restoran, perusahaan makanan dan konsumen pasar, antara lain PT. Reska , PT. Prima Cahaya Indobeverage, PT. Indolakto, PT. Fast Food Indonesia tbk. Selain perusahaan besar, CV. Citra mandiri juga mensupplai pasar-pasar kecil, seperti toko-toko, dan lain-lain.

Dari tahun ke tahun perusahaan ini semakin berkembang dan memiliki posisi yang kuat dimata konsumen-konsumen nya yang semakin bertumbuh tiap tahunnya. Hingga tahun ini perusahaan telah memiliki lebih dari 70 konsumen yang percaya dan setia pada CV. Citra Mandiri. Pada tahun 2007 CV. Citra mandiri telah dapat meraih konsumen dan supplier dari luar jakarta. Perusahaan ini telah menjual berbagai produk plastik di jakarta dan kota-kota besar diluar jakarta seperti Bali, Surabaya,Manado dan lain-lain.

Banyaknya saingan yang bermunculan dalam pasarnya, CV. Citra Mandiri terus berkomitmen untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan yang memuaskan bagi seluruh konsumennya.

2. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi

Menjadi perusahaan pengolahan bahan baku plastik yang terdepan dan teratas di indonesia.

b. Misi

Menyediakan produk yang aman, ekonomis, dan efisien pada konsumen dan memberikan keuntungan yang benar dan sesui standar yang ditetapkan bagi karyawan dan perusahaan.

3. Struktur Organisasi CV. Citra Mandiri

Sebelum penulis menguraikan lebih jauh mengenai struktur organisasi yang ada di CV. Citra Mandiri, terlebih dulu disampaikan pengertian struktur yang disampaikan oleh The Liang Gie dalam Ensiklopedia Administrasi (1984 : 84) yaitu ”Struktur adalah kerangka yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan di antara bidang-bidang kerja maupun yang diwujudkan kedudukan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu sistem kerjasama”.

Dalam melakukan aktivitasnya, suatu perusahaan perlu menyusun struktur organisasi. Struktur organisasi ini dapat membantu perusahaan untuk melakukan pembagian kerja, sehingga aktivitas perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dengan adanya struktur organisasi maka tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam perusahaan dapat dipisahkan secara jelas, selain dapat membantu mempermudah pimpinan perusahaan untuk melakukan pengawasan. struktur organisasi CV. Citra Mandiri dapat menjelaskan gambaran mengenai tugas dan wewenang masing-masing karyawan dalam bekerjasama untuk mencapai sasaran perusahaan.

a. Wewenang Dari Masing – Masing Struktur Organisasi1) Direktur Utama / Pemegang Saham

Pemegang saham (RUPS) merupakan organisasi tertinggi dalam struktur korporasi CV. Citra Mandiri, dengan wewenang antara lain :

a) Mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

b) Mengesahkan Perubahan Anggaran Dasar.

c) Memberikan persetujuan atas Laporan Tahunan.

d) Menyetujui rencana perolehan dan penggunaan dana.

e) Menunjuk akuntan publik.

f) Menetapkan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi.

2) General Manager

General Manager sering disebut juga GM, GM merupakan jabatan tertinggi setelah pemegang saham atau direktur utama pada sebuah perusahaan, GM meiliki tugas dan wewenang untuk :

a) Memimpin perusahaan dan menjadi motivator bagi karyawannya

b) Mengelola operasional harian perusahaan

c) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasi, mengawasi dan mengalisis semua aktivitas bisnis perusahaan

d) Mengelola perusahaan sesuai dengan visi dan misi perusahaan

e) Merencanakan, mengelola dan mengawasi proses penganggaran di perusahaan

f) Merencanakan dan mengontrol kebijakan perusahaan agar dapat berjalan degan maksimal

g) Memastikan setiap departemen melakukan strategi perusahaan dengan efektif dan optimal

h) Mengelola anggaran keuangan perusahaan

i) Memutuskan dan membuat kebijakan untuk kemajuan perusaahan

j) Membuat prosedur dan standar perusahaan

k) Membuat keputusan penting dalam hal investasi, integrasi, aliansi dan divestasi

l) Merencanakan dan mengeksekusi rencana startegis perusahaan jangka menengah dan jangka panjang untuk kemajuan perusahaan

m) Menghadiri pertemuan, seminar, konferensi maupun pelatihan

3) Manager Accounting

Bertanggung jawab dalam merencanakan, mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi system kerja akunting untuk pengelolaan data keuangan dan neraca Rugi – Laba.

Manager Accounting meemiliki tugas dan wewenang untuk :

a) Merencanakan strategi akunting perusahaan secara tepat sesuai strategi bisnis perusahaan

b) Mengatur dan mengarahkan pencatatan neraca perusahaan sesuai aktivitas perusahaan dan menjaga keseimbangan neraca R/L

c) Mengontrol dan mengevaluasi pencatatan neraca R/L dan aktivitas akunting lainnya agar dapat berjalan secara tepat dan akurat

d) Mengevaluasi dan menganalisa implementasi system akunting untuk member masukan terhadap system keuangan dan strategi bisnis

e) Mengarahkan fungsi dan kinerja unit dan bagian akunting agar dapat berjalan optimal dan meningkatkan kinerja SDM akunting

f) Menjalankan tugas-tugas terkait lainnya dalam upaya pencapaian target perusahaan.

4) Accounting Staff

Merupakan jabatan yang bertanggung jawab atas laporan aktivitas keuangan secara tertulis, selain itu pada jabatan ini dituntut untuk mengerti masalah perpajakan yang berlaku di Negara Indonesia karena laporan perpajakan perusahaan di buat oleh accounting staff secara lebih lengkap.

Accounting Staff memiliki tugas untuk :

a) Melakukan pengaturan administrasi keuangan perusahaan

b) Menyusun dan membuat laporan laporan keuangan perusahaan

c) Menyusun dan membuat laporan perpajakan perusahaan

d) Menyusun dan membuat anggaran pengeluaran perusahaan secara periodik ( bulanan atau tahunan )

e) Menyusun dan membuat anggaran pendapatan perusahaan secara periodik ( bulanan atau tahunan )

f) Melakukan pembayaran gaji karyawan

g) Menyusun dan membuat surat-surat yang berhubungan dengan perbankan dan kemampuan keuangan perusahaan

5) Admin Logistik

Admin logistic merupakan bentuk tata usaha atau urusan pencatatan yang menekankan pada segala proses pengelolaan barang mulai dari pemindahan, penyimpanan,pengadaan dan pemeliharaan bahkan sampai dengan pada penghapusan barang-barang ( habis pakai atau tahan lama ) .

Admin logistic memiliki tugas untuk :

a) Lakukan proses untuk mengirimkan tagihan kode dan cek permintaan

b) Log data yang berkaitan dengan admin logistic kedalam system pengiriman

c) Menyiapkan dokumentasi pengiriman dan mengembangkan hubungan yang baik dengan agen pengiriman ( transportasi atau pengangkutan )

d) Terlibat secara umum dalam pengadaan, pemrosesan pesanan

e) Berinteraksi dengan pelanggan sehubugan dengan jadwal bagian dan pengiriman yang mempertahankan basis data klien

f) Menyiapkan catatan pengiriman untuk agen dilapangan untuk memastikan pengiriman dan korespondensi yang tepat waktu

g) Berinteraksi dengan pemasok eksternal yang terkait dengan pengiriman dan korespondensi yang tepat waktu

h) Berinteraksi dengan pemasik eksternal dan internal sehubungan dengan penyampaian catatan umum bersamaan dengan tugas kantor

i) Melacak dan memperlancar proses pembelian

j) Memastikan keakuratan semua persediaan

k) Menjaga komunikasi dengan staff gudang untuk memastikan tatanan kerja yang benar

6) Manager Marketing

Manajemen pemasaran yakni salah satu aktivitas pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, berkembang, dan memperoleh laba.

Tugas dan wewenang manager marketing yaitu :

a) Manajer pemasaran bertanggung jawab terhadap manajemen bagian pemasaran

b) Manajer pemasaran bertanggung jawab terhadap perolehan hasil penjualan dan penggunaan dana promosi

c) Manajer perusahaan sebagai coordinator manajer produk dan manajer penjualan

d) Manajer pemasaran membina bagian pemasaran dan membimbing seluruh karyawan di bagian pemasaran

e) Manajer pemasaran membuat laporan pemasaran kepada direksi

f) Melakukan perencanaan strategi pemasaran dengan memperhatikan trend pasar dan sumber daya perusahaan

g) Melakukan perencanaan analisis pasar

7) Marketing

Marketing merupakan perancang strategi, aktivitas atau serangkaian proses penciptaan dan meyampaikan infirmasi tentang sebuag barang ataupun jasa kepada pelanggan agar bersedia membeli, memakai, ataupun mengkonsumsi barang/jasa dari pihak terkait.

Tugas dan tanggung jawab marketing dalam perusahaan yaitu :

a) Mencapai target

Target pemasaran haruslah jelas dan sesuai target rencana penjualan

b) Memastikan kepuasan pelanggan

Keppuasan pelanggan menjadi prioritas utama seseorang marketing, karena hal tersebutlah yang akan membuat barang atau jasa perusahaan dapat dikenal secara luas.

c) Membuat strategi lanjutan

Ada banyak strategi pemasaran yang dapat digunakan oleh seseorang marketing dalam memasarkan produk ataupun jasa perusahaan

d) Mitra kerja

Karena mitra kerja dapat meningkatkan pendapatan perusahaan

e) Rekap data penjualan

Karena data penjualan merupakan hal yang sangat penting bagi seorang marketing untuk dapat menentukan target pemasaran kedepan

8) Kepala Gudang

Merupakan fungsi kerja dalam sebuah perusahaan baik dalam sekala besar maupun kecil yang secara umum bertugas merencanakan, mengkoordinasi, mengontrol dan mengevaluasi semua kegiatan penerimaan , penyimpanan dan persediaan stock barang yang akan didisstribusikan

Tugas dan tanggung jawab staff gudang yaitu :

a) Membuat perencanaan pengadaan barang dan distribusinya

b) Mengawasi dan mengontrol operasional gudang

c) Menjadi pemimpin bagi semua staff gudang

d) Mengawasi dan mengontrol semua barang yang masuk dan keluar sesuai dengan SOP

e) Melakukan pengecekan pada barang yang diterima sesuai SOP

f) Membuat perencanaan, pengawasan dan laporan pergudangan

g) Memastikan ketersediaan barang sesuai dengan kebutuhan

h) Mengawasi pekerjaan staff gudang lainnya agar sesuai dengan standar kerja

i) Memastikan akktivitas keluar masuk barang berjalan lancer

j) Melaporkan semua transaksi keluar masuk barang dari dan kegudang

9) Driver

Tugas bagian pengiriman yaitu :

a) Memimpin tim yang bertanggung jawab dalam pengaturan arus pengiriman barang

b) Mengatur strategi pengiriman barang agar dapat terlaksana secara efektif, efisien, dan tepat waktu

c) Mengkoordinir jadwal sopir dan kenek pengiriman

d) Menyusun rute pengiriman sehari-hari

e) Berkoordinasi dengan agen/rekan untuk memastikan barang terkirin dengan tepat dan baik

f) Berkoordinasi dengan armada pengiriman eksternal

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara simultan melalui uji F maka dapat kesimpulan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama secara simultan antara lingkungan kerja (X1), komunikasi (X2) terhadap kinerja karyawan (X3) pada CV. Citra Mandiri dilihat f hitung dangan f tabel sebesar 185,659 > 3,13 jika dilihat dari nilai signifikasi lebih kecil dari alpha sebesar0,000 < 0,05 sesuai dengan perhitungan program SPSS versi 16.0.

2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial melalui uji t maka didapat kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel lingkungan kerja (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) pada CV. Citra Mandiri di Serpong sebesar 9,284 > 1,99601 sesuai dengan perhitungan program SPSS versi 16.0.

3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial melalui uji t maka didapat kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antra vvariabelkomunikasi (X2) terhadap kinerja karyawan pada CV. Citra Mandiri di Serpong sebesar -3.519 < 1,99601sesuai dengan perhitungan manual dan perhitungan program SPSS versi 16.0.

4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial melalui uji t dari kedua variabel bebas yaitu variabel lingkungan kerja (X1), komunikasi (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) pada CV. Citra Mandiri menyatakn bahwa lingkungan kerja (X1) paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan (Y) terbukti memiliki nilai koefisien T sebesar 9.284.

B. Saran

Setelah penulis menguraikan beberapa kesimpulan diatas, maka sebagai penutup skripsi ini penulis akan memberikan saran-saran sebagai bahan pertimbangan dalam aktivitas sumber daya manusia perusahaan agar perusahaan dapat lebih baik dan agar hasil yang dicapai jauh melebihi apa yang diharapkan. Adapun saran saran seperti berikut :

1. Untuk meningkatkan komunikasi kerja ,management lebih memperhatikan lagi aspek yang mempengaruhi komunikasi kerja dan juga sering menghimbau kepada bawahannya hal–hal yang berkaitan dengan pengaruh pada sikap karyawan masing masing, hubungan yang makin baik, pemahaman, kesenangan,tindakan kedua belah pihak dan hubungan antar pegawai, Karena hal tersebut mempengaruhi kinerja pegawai.

2. Hendaknya pimpinan dan management diatasnya lebih memperhatikan lagi aspeklingkungan kerja seperti keamanan, kebersihan, keindahan lingkungan, suasana kerja, penerangan cahaya, kebisingan tempat kerja dan kenyamanan, karena hal tersebut dapat mempengaruhi kenyamanan pegawai dalam melakukan pekerjaannya.

A. Ahyari. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Lingkungan Kerja, Bandung : Pionir Jaya.

Anwar Prabu Mangkunegara (2013:67) kinerja (prestasi kerja)

Handoko, T. Hani 2012. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta;BPFE

Malayu Hasibuan S. P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan keenam bela. Jakarta; PT. Bumi Aksara

Mangkunegara A.P.2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya

Muhammad, Arni. 2001. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara

Nitisemito, Alex. 1992. Manajemen Personalia. Jakarta : Galia Indonesia. (http://www.uny.ac.id/home/artikel.php?m=&I=3&k=23), 9 Febuari 2007.

Rd65 Mangkunegara, Anwar P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Riduwan 2005. Dasar- dasar Statistik. Cetakan ketiga. Bandung; Alvabeta

Rivai, Veithzal.2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan

Samsudin, Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Cetakan ke 1. 1CV Pustaka Setia, Bandung.

Saydam Ggouzali. 2000. Manajemen Sumberr Daya Manusia Jakarta; PT. Toko Gunung Agung

Sedarmayanti, 2007, Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja, Bandung, Penerbit Mandar Maju.

Sudjana 2001. Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Pertama. Bandung; CV. Alfabeta

Sugiyono 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung; CV. Alfabeta

Sugiyono (2010 ; 97) , (2010 :190) Statistika Untuk Penelitian

Sukaran, M. 2003. Metodelogi Penelitian Bisnis. Jakarta : PT. GRamedia Pustaka Utama

Wursanto. 1992. Etika Komunikasi Kantor. Yogyakarta : Kanisius

Wursanto. 1992. Etika Komunikasi Kantor. Yogyakarta : Kanisius

Umar, Husein 2008. Metode Riset Bisnis. Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Umum

JumlahRata - Rata

KaryawanKehadiran

201423521591,4%

201520017085%

201616914082,8%

TahunAbsensi

Sheet1TahunJumlahAbsensiRata - Rata KaryawanKehadiran201423521591.4%201520017085%201616914082.8%