LATAR BELAKANG -...

3
TUGAS AKHIR EDUARDUS WATUN LANGOBELEN 21 03 1038 BAB I PENDAHULUAN REDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK SANTO LUKAS TAMBRAN DI DESA PANJANGREJO KECAMATAN PUNDONG KABUPATEN BANTUL PROPINSI D.I. YOGYAKARTA STUDI TENTANG ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA SEBAGAI ACUAN DESAIN 2 Ditinjau dari SITE LATAR BELAKANG GEREJA KATOLIK FUNGSI : Tempat berdoa, tempat konseling iman, tempat persekutuan TATA CARA PERIBADATAN: Sesuatu yang suci/kudus sehingga harus memiliki beberapa ruang yang di sakralkan agar terjaga keprivasiannya KECAMATAN PUNDONG Terdapat 1 gereja katolik 523 jemaat Luas bangunan 225m² Luas lahan 3625,5m² WAKTU IBADAH: Setiap hari minggu pagi jam 07.30 WIB HITUNGAN : @luas orang 1m² Jarak antar bangku 1,6 – 1,9m Tempat berdiri 0,25 – 0,35 Wilayah altar ± 5m² BENTUK BANGUNAN Arsitektur tradisional jawa (Joglo) PROSESI Luas lahan yang dibutuhkan MASALAH: Besaran ruangan Gereja tidak dapat menampung seluruh jemaat Dibutuhkan penyusunan ruang antara ruang publik, semi publik dan ruang privasi Adanya kebutuhan fasilitasfasilitas penunjang kegiatan peribadatan Ada beberapa prosesi yang memerlkan space yang lebih besar Jalur sirkulasi kendaraan yang sering mengganggu kelancaran peribadatan Hari raya : PASKAH Jalan salib Pengakuan dosa Minggu palem BULAN ROSARIO Novena biasanya kegiatan doa di adakan di plataran goa maria NATAL Biasanya terdapat prosesi perarakan patung bayi tuhan yesus yang akan di letakkan di dalam kandang betlehem. Hari minggu : Prosesi pemberkatan dan penerimaan sakramen PARKIR MOBIL PARKIR MOTOR AKSES MASUK KE PARKIR MOTOR SIRKULASI JALAN RAYA ALTAR PASTORAN DAN SEKRETARIATAN R. PENGAKUAN DOSA MILIK UKDW

Transcript of LATAR BELAKANG -...

TUGAS AKHIR EDUARDUS WATUN LANGOBELEN 21 03 1038

BAB I PENDAHULUAN 

 

REDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK SANTO LUKAS TAMBRAN DI DESA PANJANGREJO KECAMATAN PUNDONG KABUPATEN BANTUL PROPINSI D.I. YOGYAKARTA

STUDI TENTANG ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA SEBAGAI ACUAN DESAIN 2

Ditinjau dari SITE

   

 

 

 

 

 

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

   

   

 

 

 

 

LATAR BELAKANG 

GEREJA KATOLIK

FUNGSI : Tempat berdoa, tempat konseling iman, tempat persekutuan 

TATA CARA PERIBADATAN: Sesuatu yang suci/kudus sehingga harus memiliki beberapa ruang yang di sakralkan agar terjaga keprivasiannya 

KECAMATAN PUNDONG Terdapat 1 gereja katolik 

523 jemaat 

Luas bangunan 225m²  

Luas lahan 3625,5m²  

WAKTU IBADAH: Setiap hari minggu pagi jam 07.30 WIB 

HITUNGAN :  @luas orang  1m²  Jarak antar bangku 1,6 – 1,9m Tempat berdiri 0,25 – 0,35 Wilayah altar ± 5m² 

BENTUK BANGUNAN Arsitektur tradisional jawa (Joglo) 

PROSESI Luas lahan yang dibutuhkan 

MASALAH: 

• Besaran ruangan Gereja tidak dapat menampung seluruh jemaat 

• Dibutuhkan penyusunan ruang antara ruang publik, semi publik dan ruang privasi 

• Adanya kebutuhan fasilitas‐fasilitas penunjang kegiatan peribadatan 

• Ada beberapa prosesi yang memerlkan space yang lebih besar 

• Jalur sirkulasi kendaraan yang sering mengganggu kelancaran peribadatan 

Hari raya : 

PASKAH  • Jalan salib 

• Pengakuan dosa 

• Minggu palem 

BULAN ROSARIO Novena biasanya kegiatan doa di adakan di plataran goa maria 

NATAL  Biasanya terdapat prosesi perarakan patung bayi tuhan yesus yang akan di letakkan di dalam kandang betlehem. 

Hari minggu :  Prosesi pemberkatan dan penerimaan sakramen 

PARKIR MOBIL 

PARKIR MOTOR 

AKSES MASUK KE PARKIR MOTOR 

SIRKULASI JALAN RAYA 

ALTAR 

PASTORAN DAN SEKRETARIATAN 

R. PENGAKUAN DOSA

MILIK U

KDW

TUGAS AKHIR EDUARDUS WATUN LANGOBELEN 21 03 1038

BAB I PENDAHULUAN 

 

REDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK SANTO LUKAS TAMBRAN DI DESA PANJANGREJO KECAMATAN PUNDONG KABUPATEN BANTUL PROPINSI D.I. YOGYAKARTA

STUDI TENTANG ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA SEBAGAI ACUAN DESAIN 3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KONTEKS PROPINSI D.I. YOGYAKARTA HINGGA KECAMATAN PUNDONG

PROPINSI D.I. YOGYAKARTA 

Propinsi Yogyakarta masih sangat kental kebudayaan tradisional Jawa, hal ini di karenakan di Propinsi Yogyakarta terdapat Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Sehingga arsitektur tradisional di Propinsi Yogyakarta masih mengikuti filosofi dari pada Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat itu sendiri.

• Lokasi site terletak di Dusun Tarungan yang masuk dalam 16 dusun di Desa Panjangrejo.

• Dimana Desa Panjangrejo merupakan salah satu Desa di Kecamatan Pundong. • Kecamatan Pundong berada di Kabupaten Bantul Propinsi Yogyakarta.

Konteks yogyakarta diambil karena selain gereja tepat berada di Propinsi Yogyakarta, tetapi budaya tradisional Jawa khususnya yogyakarta selalu diikuti dalam prosesi ibadah atau misa di Gereja Katolik Santo Lukas Tambran.

Jl. PARANGTRITIS KM 20

Jl. PARANGTRITIS KM 20

SITE

PEREMPATAN PAKER

MILIK U

KDW

TUGAS AKHIR EDUARDUS WATUN LANGOBELEN 21 03 1038

BAB I PENDAHULUAN 

 

REDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK SANTO LUKAS TAMBRAN DI DESA PANJANGREJO KECAMATAN PUNDONG KABUPATEN BANTUL PROPINSI D.I. YOGYAKARTA

STUDI TENTANG ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA SEBAGAI ACUAN DESAIN 4

 

BERINKULTURASI

 

 

 

 

 

 

 

 

   

 

     

   

 

 

 

 

 

 

 

 

   

 

 

Merancang Kompleks Gereja Katolik Santo Lukas Tambran menjadi suatu

kompleks Gereja yang berinkulturasi dengan Arsitektur tradisional Jawa.

SASARAN 

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

1. Melakukan studi tentang redesain kompleks Gereja

2. Melakukan studi tentang Gereja Katolik

3. Melakukan studi tentang Kecamatan Pundong

4. Melakukan studi tentang Arsitektur Tradisional Jawa

5. Melakukan studi tentang jenis dan karakteristik bangunan tradisional Jawa.

1. Redesain kompleks Gereja meliputi atau dibatasi pada kebutuhan ruang dan bangunan-bangunan yang ada dalam kompleks Gereja.

2. Gereja dibatasi pada Gereja Katolik

3. Kecamatan Pundong dibatasi pada hal yang berhubungan dengan pemilihan site Gereja awal.

4. Prinsip bangunan tradisional Jawa dibatasi pada bentuk dan jenis bangunan tradisional Jawa yang dapat digunakan untuk bangunan di dalam kompleks Gereja.

Dimana Arsitektur tradisional Jawa ”Joglo” di aplikasikan pada bentuk bangunan Gereja. sehingga kesan bangunan Gereja yang mengikuti atau mengadopsi budaya sekitar sama dengan arti dari pada Gereja Katolik itu sendiri, yaitu gereja yang Universal atau terbuka untuk siapa saja dan dari etnis mana saja.

KOMPLEKS GEREJA KATOLIK

BAB I. PENDAHULUAN Mengungkapkan problem statement tentang latar belakang, , tujuan, sasaran, lingkup dan sistematika pembahasan.

BAB II. ARSITEKTUR GEREJA Mengungkapkan teori-teori tentang gereja dan standar-standar ukuran dari gereja.

BAB III. ARSITEKTUR KONTEKSTUAL DAN STUDI PRESEDEN Mengungkapkan studi tentang arsitektur tradisional jawa dan studi banding dari beberapa gereja yang mengadopsi budaya setempat dalam penekanan desainnya.

BAB IV. KONSEP PERUMUSAN Berisikan analisis site, programming ruang yang meliputi kelompok kegiatan, diagram kegiatan, kebutuhan ruang dan besaran ruang, hubungan antar ruang. Konsep redesain yang meliputi zoning komleks gereja, zoning penentuan tempat-tempat pemberhentian jalan salib, gubahan masa, dan building fasade.

GEREJA KATOLIK

ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA

TUJUAN LINGKUP 

MILIK U

KDW