Latar Belakang Masalah

23
 1 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Salah satu cara pemerintah dalam meningkatkan Pendidikan adalah memperkenalkan bahasa Inggris lebih dini, yaitu dimulai dari Sekolah dasar. Bahasa inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan kontribusi positif dalam tercapainya masyarakat yang cerdas dan bermartabat melalui penggunaan bahasa yang diakui dunia sebagai bahasa resmi internasional. Pendidikan bahasa Inggris di SD dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa. Dengan pengenalan bahasa Inggris di sekolah dasar maka siswa akan mengenal dan mengetahui bahasa tersebut lebih awal. Sehingga, mereka akan mempunyai pengetahuan dasar yang lebih baik sebelum melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Pelaksanaan pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SD sudah diperkenalkan sejak adanya ketentuan muatan lokal Mata Pelajaran bahasa Inggris boleh di kenalkan di SD. SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 tentang dimungkinkannya program bahasa Inggris di sebagai mata pelajaran muatan lokal SD, dan dapat dimulai pada kelas 4 SD. Selanjutnya kebijakan nasional itu ditindaklanjuti dengan SK Kepala Kantor Wilayah  Departeme n Pendidik an dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur No. 1702/105/1994 tanggal 30 Maret 1994, menyatakan bahwa di Jawa Timur

Transcript of Latar Belakang Masalah

Page 1: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 1/23

 

1

1.1  Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia

dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi setiap

perubahan yang terjadi. Salah satu cara pemerintah dalam meningkatkan

Pendidikan adalah memperkenalkan bahasa Inggris lebih dini, yaitu dimulai dari

Sekolah dasar. Bahasa inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang

memberikan kontribusi positif dalam tercapainya masyarakat yang cerdas dan

bermartabat melalui penggunaan bahasa yang diakui dunia sebagai bahasa resmi

internasional.

Pendidikan bahasa Inggris di SD dimaksudkan untuk mengembangkan

kemampuan berbahasa. Dengan pengenalan bahasa Inggris di sekolah dasar maka

siswa akan mengenal dan mengetahui bahasa tersebut lebih awal. Sehingga,

mereka akan mempunyai pengetahuan dasar yang lebih baik sebelum melanjutkan

ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Pelaksanaan pembelajaran Mata Pelajaran

Bahasa Inggris di SD sudah diperkenalkan sejak adanya ketentuan muatan lokal

Mata Pelajaran bahasa Inggris boleh di kenalkan di SD.

SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 tanggal 25

Februari 1993 tentang dimungkinkannya program bahasa Inggris di sebagai mata

pelajaran muatan lokal SD, dan dapat dimulai pada kelas 4 SD. Selanjutnya

kebijakan nasional itu ditindaklanjuti dengan SK Kepala Kantor Wilayah

 Departemen Pendidikan dan  Kebudayaan Propinsi Jawa Timur No.

1702/105/1994 tanggal 30 Maret 1994, menyatakan bahwa di Jawa Timur

Page 2: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 2/23

 

2

matapelajaran bahasa Inggris sebagai mata  pelajaran muatan lokal pilihan.

Bahasa asing di SD sebenarnya untuk memperkenalkan kepada siswa bahwa ada

bahasa lain selain bahasa ibu. Di Indonesia dengan adanya kebijakan di muka,

seyogyanya bahasa Inggris diperkenalkan melalui kegiatan yang sesuai dengan

kegiatan di dunia anak. Misalnya, belajar kosakata dan kalimat sederhana tentang

apa yang ada di sekitarnya atau belajar sambil menggambar, menyanyi dan

bermain. Bagaimana kenyataan di lapangan sekarang? Anak-anak SD ditugasi

untuk menerjemahkan kalimat-kalimat yang sulit, mencatat tata bahasa dengan

istilah yang tidak dimengerti oleh siswa.

Pendidikan bahasa Inggris di SD dimaksudkan untuk mengembangkan

kemampuan berbahasa siswa. Mengingat Bahasa Inggris merupakan bahasa asing

di Indonesia, maka proses pembelajarannya harus dilakukan secara bertahap.

Pemilihan materi yang sesuai dengan usia anak dan situasi belajar yang

menyenangkan haruslah menjadi perhatian utama dalam berhasilnya suatu proses

pembelajaran.

Salah satu faktor penting dalam pembelajaran bahasa inggris untuk anak 

adalah guru yang peduli terhadap kebutuhan anak didiknya. Dari hasil penelitian

dan kenyataan di lapangan, menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran

bahasa inggris untuk anak-anak masih banyak kelemahan dan kekurangannya.

Selain penguasaan dan keterampilan bahasa inggris yang mumpuni, guru juga

harus menguasai teknik-teknik mengajar bahasa inggris untuk anak.

Page 3: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 3/23

 

3

Sudah bukan rahasia lagi dan seolah-olah sudah menjadi asumsi umum

bahwa hasil pengajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah dari sekolah dasar

sampai sekolah lanjutan kurang memuaskan. Masalah yang dimaksud adalah

dilihat dari hasil belajar siswa sebagai salah satu barometer keberhasilan

pengajaran bahasa Inggris. Kenyataan tersebut juga pernah penulis jumpai dalam

beberapa kali pengalaman mengoreksi hasil belajar siswa pada mata pelajaran

bahasa inggris pada siswa sekolah dasar. Dari hasil belajar siswa tersebut banyak 

sekali dijumpai kelemahan-kelemahan siswa dalam penguasaan kosa kata bahasa

inggris.

Seorang guru dalam menjalankan tugas utamanya dalam mengajar, banyak 

sekali masalah pembelajaran yang dihadapi terutama di dalam kelas. Seperti

halnya di MI Al-Khoiriyah kelas V khususnya dalam pelajaran bahasa inggris

banyak ditemui masalah pembelajaran, seperti halnya banyak siswa yang tidak 

fokus dalam pembelajaran dengan adanya siswa yang mengobrol, melamun dan

sebagainya. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang menurun dan tidak 

tuntas mencapai KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan.

Guru merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap rendahnya

pencapaian kompetensi bahasa inggris siswa. Kebanyakan guru di sekolah

langsung memegang buku teks dengan berceramah menyampaikan materi kepada

siswa. Guru cenderung berceramah tanpa adanya persiapan, terkadang juga salah

dalam menyampaikan konsep pelajaran. Hal ini mungkin dapat menjadi salah

satu penyebab rendahnya pencapaian kompetensi siswa. Selain itu, saat

pembelajaran berlangsung siswa hanya duduk diam, mencatat dan mendengarkan

Page 4: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 4/23

 

4

apa yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran seperti ini akan membuat

pembelajaran bahasa inggris menjadi monoton dan membosankan. Sehingga guru

dituntut untuk lebih kreatif dalam mengemas pembelajaran bahasa inggris dengan

semenarik mungkin.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu dilakukan alternatif desain

pembelajaran yang dapat menciptakan iklim pembelajaran yang dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.

Dalam hal ini, pembelajaran kooperatif yang lebih menekankan kerjasama antar

siswa dapat menjadi pilihan pembelajaran yang dapat membuat siswa dapat lebih

aktif dikelas terlebih dengan menggunakan permainan atau game. Oleh karena itu

pembelajaran kooperatif dengan menggunakan team game tournament diharapkan

mampu mengatasi permasalahan yang ada di kelas dan mampu menciptakan

desain pembelajaran yang menyenangkan dan siswa terlibat secara langsung

dalam pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif 

dengan pembelajaran yang disukai oleh anak.

Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya suatu pembelajaran yang efektif 

untuk mengatasi berbagai permasalahan pembelajaran. Berangkat dari masalah

tersebut perlu diadakan penelitian secara mudah dan akan dilaporkan dalam

bentuk skripsi dengan judul “ PENERAPAN PEMBELAJARAN

KOOPERATIF MENGGUNAKAN METODE TEAM GAME

TOURNAMENT ( TGT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA DALAM PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS

Page 5: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 5/23

 

5

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al- Khoiriyah

Suci Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut)”. 

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan

permasalahnnya sebagi berikut:

1.  Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran bahasa inggris pada materi

kosa kata ( Vocabulary) kelas V MI Al-Khoiriyah dengan pembelajaran

kooperatif menggunakan metode team game tournament?

2.  Bagaimanakah upaya peningkatan hasil belajar siswa dengan

diterapkannya pembelajaran kooperatif menggunakan metode team game

tournament pada konsep kosa kata mata pelajaran bahasa inggris pada

siswa Kelas V MI Al- Khoiriyah?

3.  Apakah pembelajaran kooperatif menggunakan metode team game

tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep kosa kata

mata pelajaran bahasa inggris pada siswa kelas V MI Al-Khoiriyah?

1.3  Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, Tujuan penelitian tindakan kelas ini

bertujuan untuk : 

1.  Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapakan

pembelajaran kooperatif menggunakan metode team game tournament pada

konsep kosa kata mata pelajaran bahasa inggris Kelas V MI Al- Khoiriyah.

Page 6: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 6/23

 

6

2.  Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapakan pembelajaran

kooperatif menggunakan metode team game tournament pada konsep kosa

kata mata pelajaran bahasa inggris Kelas V MI Al- Khoiriyah.

3.  Agar pembelajaran kooperatif menggunakan metode team game tournament

diterapkan pada proses pembelajaran bahasa inggris di sekolah dasar.

1.4  Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna bagi dua aspek yaitu aspek 

teoritis (pengembangan keilmuan) dan aspek praktis (guna laksana). Kegunaan

penelitian ini secara jelas adalah:

1.  Aspek teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan

pengetahuan untuk pengembangan teori tentang pendidikan secara konseptual

dan empirik. Penelitian ini pun diharapkan dapat menjadi tambahan

pengetahuan bagi rekan- rekan mahasiswa khususnya bagi penulis sendiri

dalam meningkatkan pembelajaran.

2.  Aspek praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis bagi

siswa, guru, dan bagi sekolah.

a.  Bagi Siswa

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa inggris

sebagai upaya perbaikan pembelajaran bahasa inggris. Meningkatkan

penguasaan kosa kata Bahasa Inggris.

b.  Bagi Guru

Memperoleh gambaran tingkat keberhasilan proses pembelajaran dengan

menggunakan Pembelajaran Kooperatif menggunakan metode Team Game

Page 7: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 7/23

 

7

Tournament. Serta dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki guru

sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan menjalankan tugas

utamanya dalam mengajar sebagai pengabdian dan dedikasi terhadap

 jabatan dan profesinya sebagai guru.

c.  Bagi Sekolah

Dapat dijadikan salah satu rujukan dalam menentukan kebijakan untuk 

meningkatkan mutu pendidikan melalui Penelitian Tindakan Kelas.

1.5  Kerangka Pemikiran

1.5.1.  Pembelajaran Kooperatif menggunakan Metode team Game

Tournament (TGT)

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif 

yang anggotanya terdidri dari empat atau enam orang dengan struktur kelompok 

yang bersifat heterogen.

Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok ,

walaupun sebenarnya tidak semua belajar kelompok dikatakan pembelajaran

kooperatif seperti yang dijelaskan Abdulhak (2001) yang dikutip oleh Rusman

(2010: 203) bahwa: “pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses

antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama diantara

 peserta belajar itu sendiri”. 

Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih

luas,yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa,

siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru ( Multi way traffic communication).

Page 8: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 8/23

 

8

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pelaksanaan model cooperative

learning membutuhkan partisifasi dan kerjasama dalam kelompok pembelajaran.

Cooperative learning dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih

baik, sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku social.

Menurut Isjoni (2007:21) tujuan utama dalam penerapan model belajar

cooperative learning adalah “agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok 

bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan

memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya

dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok”. 

Slavin dalam Isjoni (2007:15) mengemukakan “In cooperative learning

methods, student work together in four member teams to master material initially

 presented by teacher”. Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa cooperative

learning adalah suatu model pembelajaran dimana system belajar dan bekerja

dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4  – 6 orang secara kolaboratif 

sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Dan menurut Lie (2002), pembelajaran kooperatif dapat mencapai hasil

yang maksimal apa bila menerapkan lima unsure pembelajaran kooperatif, yaitu;

saling ketergantungan positif, tanggungjawab perseorangan, tatap muka,

komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok.

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam

kelompok. Ada unsur pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan

Page 9: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 9/23

 

9

pembelajaran kelompok. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran

kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih

efektif.

Roger dan David Johnson (Dalam Lie, 2002: 31) mengatakan bahwa:”

untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran kooperatif,

yaitu: (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3)

tatap muka, (4) komunikasi antara anggota, (5) evaluasi proses kelompok.

Dari beberapa variasi model tipe pembelajaran kooperatif, maka dalam

penelitian ini menggunakan salah satu model pembelajaran di atas, yaitu Team

Game Tournament (TGT).

Menurut Saco (2006) yang dikutip oleh Rusman (2010:224) bahwa:” 

dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk 

memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru

dalam bentuk kuis berupa pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan materi

 pelajaran”. 

TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan

siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang

siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda.

Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-

masing.

Metode TGT ini dikembangkan oleh Slavin melibatkan “kompetisi” antar 

kelompok. Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat

kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya.

Page 10: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 10/23

 

10

Prinsipnya soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak 

yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai

kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya.

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima

langkah tahapan, yaitu: tahap penyajian kelas (class precentation) belajar dalam

kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament ), dan

penghargaan (team recognition). Berikut adalah cirri-ciri TGT:

a.  Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

b.  Games Tournament 

c.  Penghargaan kelompok 

Dengan TGT, siswa akan menikmati bagaimana suasana turnamen itu, dan

karena mereka berkompetisi dengan kelompok- kelompok yang memiliki

kemampuan yang setara, maka kompetisi dalam TGT akan terasa lebih fair

dibandingkan dengan pembelajaran-pembelajaran tradisional pada umumnya

(Huda, 2011: 117).

1.5.2.  Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami tiga kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar” . Pengertian hasil (product) menunjuk 

pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang

mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.( Purwanto, 2009: 44).

Hasil belajar adalah kemampuan tingkat pencapaian kompetensi peserta

didik (Rusman, 2010:13). Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam

Page 11: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 11/23

 

11

belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui hasil

yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah

dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu dibagi kedalam tiga domain:

kognitif, afektif, psikomotor (Purwanto, 2009: 48).

Kerangka Pemikiran

Meningkatkan hasil belajar siswa dengan Pembelajaran

Kooperatif menggunakan metode Team Game Tournament

pada penguasaan kosa kata bahasa inggris.

Pembelajaran kooperatif 

1)  saling ketergantungan

positif 

2)  tanggung jawab

perseorangan

3)  tatap muka

4)  komunikasi antara

anggota

5)  evaluasi proses

kelompok 

Metode TGT

1)  Siswa bekerja

dalam kelompok-

kelompok kecil

2)  Games

Tournament 

3)  Penghargaan

kelompok 

Hasil Belajar

a.  Kognitif 

1)  Hapalan (C1)

2)  Pemahaman (C2)

3)  Penerapan (C3)

4)  Analisis (C4)

5)  Sintesis (C5)

6)  Evaluasi (C6)

b.  Afektif 

1)  Penerimaan2)  Partisipasi

3)  Penilaian

4)  Organisasi

5)  internalisasi

c.  Psikomotor

1)  persepsi

2)  kesiapan3)  gerakan terbimbing

4)  Gerakan Kompleks

Page 12: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 12/23

 

12

1.6  Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

yaitu penelitian suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru

yang dilakukan oleh siswa (arikunto, 2006:3). 

Untuk memahami definisi penelitian Tindakan Kelas Asrori (2007: 5) menguti

beberapa pendapat para ahli sebagai berikut:

1.  Suhardjono (2007: 58)

Penelitian tindakan kelas adalah tindakan yang dilakukan dikelas dengan

tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran.

2.  Rustam dan Mundilarto (2004: 1)

Penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh

guru dikelasnya dengan jalan merancang, melaksanakan dan

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan

memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat

meningkat.

Dari beberapa definisi tersebut diatas, penelitian tindakan kelas dapat

didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif 

denganmelakukan tindakan- tindakan tertentu untuk memperbaiki dan

meningkatkan praktik pembelajaran dikelas secara lebih berkualitas sehingga

siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Page 13: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 13/23

 

13

Adapun menurut mulyono (2008: 43) bahwa: “ PTK dilaksanakan dalam

bentuk pengkajian siklus pemebelajaran yang terdiri dari empat komponen pokok 

yaitu: (1) Perencanaan (Planing), (2) Tindakan (acting), (3) Observasi (observing),

(4) refleksi ( reflecting). Melalui planning guru mempersiapkan mempersiapkan

kurikulum, yang dispesifikasi dalam silabus pembelajaran dan Rencana

Pelaksanaan pembelajaran. Dan dilakukan Tindakan dengan observer mengamati

secara langsung danmelaksanakan proses pembelajaran dengan pembelajaran

kooperatif menggunakan team Game Tournament. Serta merefleksikan Tindakan

dengan mengevaluasi hasil pembelajaran, mengadakan tindak lanjut dan

merencanakan kembali siklus selanjutnya jika masih ada masalah pembelajaran

yang belum terselesaikan.

1.6.1.  Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Al-Khoiriyyah , untuk mata

pelajaran Bahasa Inggris. Sebagai subjek penelitian ini adalah kelas V Tahun

Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang, terdiri dari 13

siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Lokasi sekolah ini berada di kecamatan

Karangpawitan, Kabupaten Garut.

1.6.2.  Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian penelitian tindakan kelas ini

menggunakan model Kurt Lewin yang terdiri dari empat langkah, yaitu:

Page 14: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 14/23

 

14

(1) Perencanaan (Planing), (2) Tindakan (acting), (3) Observasi

(observing), (4) refleksi ( reflecting) (Taniredja dkk, 2010: 23).

Model Lewin dapat digambarkan sebagai berikut:

Dari gambar diatas, bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan

kegiatan tunggal, tetapi harus berupa rangkaian kegiatan yang akan

kembali keasal, yaitu dalam bentuk siklus.

Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan kelas model Kurt lewin,

secara jelas akan diuraikan sebagai berikut:

Acting

Planning Observing

Reflecting

Siklus I

Planning

Observing

Reflecting Siklus II Acting

Siklus III

Page 15: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 15/23

 

15

1.  Rencana (planning)

Rencana penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang tersusun dan

harus memiliki pandangan jauh kedepan, yakni untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran serta hasil belajar siswa (Asrori, 2007:52).

Adapun langkah-langkah perencanaan ini adalah sebai berikut:

Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan tindakan, langkah-langkah

perencanaan tindakan meliputi kegiatan sebagai berikut:

1)  Permohonan ijin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas V, serta guru-guru

kelas lainnya sebagai mitra peneliti.

2)  Menentukan observer atau teman sejawat yang akan membantu dalam

penelitian sekaligus menjadi kolabolator dalam penelitian.

3)  Mengadakan penelitian awal untuk memperoleh data dengan

mendiskusikan dengan kolabolator.

4)  Menyusun rencana tindakan dan Menyusun rencana pembelajaran

kooperatif dengan metode Team Game Tournament.

5)  Membuat pedoman observasi untuk siswa dan guru.

6)  Menyiapkan instrumen pengumpul data untuk digunakan dalam

pelaksanaan tindakan.

7)  Membuat jadwal kegiatan PTK.

2.  Tindakan (Acting)

Pengertian tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah tindakan guru

sebagai peneliti yang dilakukan secara sadar dan terkendali dan yang merupakan

variasi praktik yang cermat dan bijaksana (asrori, 2007:53).

Page 16: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 16/23

 

16

Adapun pelaksanaan tindakan PTK sebagai berikut:

1)  Melakukan Pre test pada setiap siklus untuk melihat sejauh mana

perkembangan siswa sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif 

metode TGT.

2)  Peneliti akan menerapkan Pembelajaran kooperatif menggunakan

Team Game Tournament untuk penguasaan kosa kata bahasa inggris.

3)  Melaksanakan Post test setelah melakukan pembelajaran.

3.  Observasi ( Observing)

Observasi atau pengamatan dilakukan oleh guru sebagai peneliti

memperoleh gambaran secara cermat tentang tindakan yang sedang

dilakukan dan kemudian mendokumentasi pengaruh atau dampak dari

tindakan tersebut.

Pengamatan dilakukan ketika sedang berlangsung tindakan dan

mengumpulkan dokumentasi serta data yang diperlukan dalam refleksi.

4.  Refleksi ( Reflecting)

Refleksi adalah mengingat, merenung, mencermati dan menganalisis

kembali suatu kegiatan atau tindakan yang telah dilakukan sebagaimana

yang telah dicatat dalam observasi (Asrori, 2007: 54).

Dalam tahap ini penulis akan menganalisa dan menginterpretasikan data

dari hasil observasi, apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai target

yang telah ditentukan atau belum, sehingga dapat ditentukan rencana pada

siklus berikutnya.

Page 17: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 17/23

 

17

1.6.3.  Instrument Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan

untuk menjawab permasalahan. Instrumen pembelajaran yang digunakan adalah

silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Selain itu Instrumen

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Observasi

Observasi merupakan suatu pengamatan yang dilakukan dengan teliti dan

sistematis untuk tujuan tertentu.

2) Wawancara

Wawancara marupakan teknik pengeumpulan informasi melalui komunikasi

secara langsung dengan responden. Teknik wawancara dilakukan sebagai

upaya untuk memperoleh data tentang pendapat siswa mengenai proses belajar

yang dialami oleh mereka.

3) Tes

Tes adalah sebuah alat atau prosedur sis matik bagi pengukuran sebuah

contoh perilaku. Instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah tes. Teknik tes, dilakukan setelah pembelajaran untuk mendapatkan

informasi data hasil belajar.

4) Catatan Lapangan

Catatan Lapangan digunakan sebagai pengumpul data dalam penilaian

kualitatif untuk mencatat kejadian-kejadian selama proses berlangsung.

Page 18: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 18/23

 

18

1.6.4.  Analisis Data

Penulis menggunakan beberapa teknik pengumpul data untuk memperoleh

data yang sama. Data yang diperoleh dengan teknik wawancara dicek 

keabsahannya dengan teknik observasi dan begitu pula sebaliknya atau dengan

pengecekkan silang dengan teman sejawat.

Data yang diperoleh dari nilai tes kemudian diolah dengan menggunakan

Pengolahan data dihitung dalam bentuk persentase yaitu dengan terlebih dahulu

menentukan rata-rata hitung nilai tes pertama dan kedua.

1.6.5.  Jadwal Penelitian

Uraian Kegiatan April Mei

Ket1.  Persiapan

a.  studi eksflorasi

b.  penyusunan proposal

c.  pembuatan

instrument penelitian

2.  Pelaksanaan

a.  siklus Satu

b.  siklus dua

3.  Analisis Data

4.  Penyusunan Laporan

1 2 3 4 1 2 3 4

Page 19: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 19/23

 

19

1.7  Referensi

Asrori, Mohammad. (2007). Penelitian tindakan kelas. Bandung. CV

Wacana Prima.

Lie, Anita.(2002). Cooperative learning. Jakarta . Grasindo.

Rusman, Mpd. (2010).  Model- Model Pembelajaran mengembangkan

 profesionalisme guru. Jakarta . Rajawali Pers.

Purwanto, . (2009). Evaluasi Hasil Belajar . Bandung. Alfabeta

Taniredja, Tukiran, dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung.

Alfabeta.

Huda, Miftahul. ( 2011). Cooperatif Learning. Yogyakarta. Pustaka

pelajar.

Page 20: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 20/23

 

20

Lampiran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : MI Al- Khoiriyyah

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris

Kelas / Semester : VI / 1

Pertemuan Ke : 5

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I.  Standar Kompetensi

1.  Mendengarkan

Memahami instruksi dan informasi sangat sederhana baik secara tindakan

maupun bahasa dalam konteks peserta didik.

II.  Kompetensi Dasar

1.1 Merespon instruksi sangat sederhana dengan tindakan secara

berterima dalam konteks peserta didik 

III.  Indikator

1.1.1.  Menyebutkan nama sayur-sayuran dalam bahasa inggris dengan

benar

1.1.2.  Merespon dengan menirukan ucapaqn dari guru

1.1.3.  Merespon dengan mengeja huruf dalam nama sayur-sayuran.

IV.  Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan siswa mampu:

1.  Menyebutkan nama sayur-sayuran dalam bahasa inggris dengan benar

2.  Merespon dengan menirukan ucapaqn dari guru

3.  Merespon dengan mengeja huruf dalam nama sayur-sayuran

V.  Materi Ajar

  Vegetable

Page 21: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 21/23

 

21

VI.  Langkah – Langkah Pembelajaran

A.  Kegiatan Awal (5 menit)

1.  Mengondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran dan berdo’a. 

2.  Mengisi daptar hadir

3.  Mmengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.

B.  Kegiatan Inti (60 menit)

1.  Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

  Siswa menirukan ucapan dari guru.

  Siswa bersama dengan guru membahas kosa kata terkait materi

pembelajar.

  Siswa mengeja huruf dalam sayur-sayuran.

2.  Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

  Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok.

  Siswa secara kooperatif memainkan beberapa permainan bahasa

inggris, diantaranya: Bingo Games dan Mix n’ Match. 

  Tahapan permainan Bingo :

  Siswa diminta untuk menggambar 3 deret kotak ke samping

dan 3 deret ke bawah sehingga jumlahnya menjadi 9 kotak 

Tulislah kotak-kotak tersebut dengan nama-nama benda

secara random yang sudah ditentukan guru misanya tema:

Vegetable. 

  Guru mengucapkan nama buah misalnya carrot- anak harus

memberi tanda silang pada kotak yang bertuliskan carrot,

Selanjutnya guru mengucapkan garlic- anak menyilang kotak 

bertuliskan garlic dst

Page 22: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 22/23

 

22

  Pemenang dari permainan ini adalah anak yang berhasil

membuat garis diagonal, vertikal atau horizontal dari kotak-kotak yang telah bertanda silang. Ketika anak berhasil

membuat garis dari 3 deret kotak bertanda silang ( boleh

diagonal, vertikal atau horizontal), teriakkanlah BINGO! 

  Tahapan permainan Mix n’ Match 

  Siswa mengenakan topi bergambar Vegetable dikepalanya..

  Setiap kelompok berlomba mencocokan nama sayuran

dengan gambar yang ada dikepala teman sekelompoknya.

  Cara mencocokkannya dengan cara menempel nama benda

pada teman sekelompoknya yang sesuai dengan gambar yang

ada diteman sekelompoknya.

  Setiap kelompok yang mendapatkan banyak point diberikan

rewards.

3.  Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

  Guru bersama siswa bertanya- jawab meluruskan kesalahan,

kemudian memberi penguatan dan penyimpulan.

C.  Kegiatan Akhir (5 menit)

1.  Guru memberikan penugasan pada siswa.

2.  Guru menjelaskan kegiatan tidak lanjut.

3.  Guru menutup pembelajaran.

VII.  Metode Pembelajaran

  Ceramah

  Pembelajaran kooperatif.

  Team Game Tournament

VIII.  Media Pembelajaran

Page 23: Latar Belakang Masalah

5/17/2018 Latar Belakang Masalah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-masalah-55b07bc346bf4 23/23

 

23

1.  Get ready 3 for beginners bahasa inggris untuk sd kelas 6

2.  Smile 3 (smart english learning) for elementary scool

3.  Gambar sayur-sayuran.

4.  Media pembelajaran lain yang relevan.

IX.  Evaluasi Pembelajaran

A.  Teknik penilaian.

1.  Tes tertulis

B.  Bentuk penilaian.

1.  Arrange The Words

2.  Square Words