Latar belakang asesment

2
 A. Latar belakang Pendidikan merupakan hal yang harus dan terus dikembangkan baik dari segi proses maupun hasil. Keduanya merupakan sekeping mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Output akan baik jika prosesnya baik dan didukung dengan assessment yang baik dan sesuai dengan proses yang dilakukan. sebelum melaksanakan proses pembelajaran, pendidik harus mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari. Pengetahuan itu sangat penting dalam memberikan scaffolding kepada siswa sesuai dengan kebutuhannya. Scaffolding merupakan pemberian bantuan atau bimbingan kepada peserta didik selama tahap awal pembelajaran untuk melewati Zona Perkembangan Proximal (ZPD) sehingga peserta didik mampu meningkatkan kemampuannya dari aktual ke potensial. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah kedalam langkah langkah pemecahan dan memberikan contoh lain yang memungkinkan peserta didik itu belajar secara mandiri (Slavin, 1997). Scaffolding setiap orang berbeda beda dan senantiasa begeser dengan bertambahnya pengetahuan. Untuk memberikan Scaffolding, maka guru harus tahu dimana siswa berada dalam artian pengetahuan awal siswa terhadap materi pelajaran. Pengetahuan awal siswa sangat penting untuk diketahui, karena dengan mengetahui kemampuan awal siswa, maka pemberian Scaffolding akan tepat sasaran dan sesuai dengan yang dibutuhkan siswa. Untuk memberikan Scaffolding yang tepat sasaran maka harus menggunakan assessment pembelajaran yang mudah dan efektif dalam menilai pengetahuan siswa. Penggunaan assessment yang kurang tepat akan membutuhkan waktu dalam menganalisa pengetahuan siswa, hal ini akan menjadi beban tambahan bagi guru. Hal ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa guru malas menjaring pengetahuan siswa dan lebih senang menggunakan konsep tabularasa. Penggunaan konsep tabularasa menghabiskan terlalu banyak waktu karena harus menjelaskan materi yang mungkin sudah diketahui siswa. Selain itu juga penyamarataan kemampuan dan pengetahuan siswa sering mengabaikan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Akibatnya siswa tidak bisa mengikuti materi dengan baik karena pengetahuan dasar yang harus dimiliki belum dikuasai. Untuk menghindari terjadinya hal tersebut, maka

Transcript of Latar belakang asesment

Page 1: Latar belakang asesment

5/17/2018 Latar belakang asesment - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-asesment 1/3

 

A.  Latar belakang

Pendidikan merupakan hal yang harus dan terus dikembangkan baik dari segi

proses maupun hasil. Keduanya merupakan sekeping mata uang yang tidak dapat

dipisahkan. Output akan baik jika prosesnya baik dan didukung dengan assessment yang

baik dan sesuai dengan proses yang dilakukan. sebelum melaksanakan proses

pembelajaran, pendidik harus mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang

materi yang akan dipelajari. Pengetahuan itu sangat penting dalam memberikan

scaffolding kepada siswa sesuai dengan kebutuhannya.

Scaffolding merupakan pemberian bantuan atau bimbingan kepada peserta didik 

selama tahap awal pembelajaran untuk melewati Zona Perkembangan Proximal (ZPD)

sehingga peserta didik mampu meningkatkan kemampuannya dari aktual ke potensial.

Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah

kedalam langkah langkah pemecahan dan memberikan contoh lain yang memungkinkan

peserta didik itu belajar secara mandiri (Slavin, 1997).

Scaffolding setiap orang berbeda beda dan senantiasa begeser dengan

bertambahnya pengetahuan. Untuk memberikan Scaffolding, maka guru harus tahu

dimana siswa berada dalam artian pengetahuan awal siswa terhadap materi pelajaran.

Pengetahuan awal siswa sangat penting untuk diketahui, karena dengan mengetahui

kemampuan awal siswa, maka pemberian Scaffolding akan tepat sasaran dan sesuai

dengan yang dibutuhkan siswa.

Untuk memberikan Scaffolding yang tepat sasaran maka harus menggunakan

assessment pembelajaran yang mudah dan efektif dalam menilai pengetahuan siswa.

Penggunaan assessment yang kurang tepat akan membutuhkan waktu dalam

menganalisa pengetahuan siswa, hal ini akan menjadi beban tambahan bagi guru. Hal

ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa guru malas menjaring pengetahuansiswa dan lebih senang menggunakan konsep tabularasa. Penggunaan konsep

tabularasa menghabiskan terlalu banyak waktu karena harus menjelaskan materi yang

mungkin sudah diketahui siswa. Selain itu juga penyamarataan kemampuan dan

pengetahuan siswa sering mengabaikan siswa yang memiliki kemampuan rendah.

Akibatnya siswa tidak bisa mengikuti materi dengan baik karena pengetahuan dasar

yang harus dimiliki belum dikuasai. Untuk menghindari terjadinya hal tersebut, maka

Page 2: Latar belakang asesment

5/17/2018 Latar belakang asesment - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-asesment 2/3

 

guru bisa mendesain sendiri assessment yang tepat dalam menjaring kemampuan siswa

dengan efesiens dan cepat.

Berdasarkan latar belakang diatas maka kami mencoba membuat desain

assessment   for   learning untuk memudah guru dalam mengetahui kemampuan awal

siswa dan penguasan materi selama proses pembelajaran.

B.  Permasalahan

Kesukaran guru dalam mengetahui kemampuan awal siswa dan mengetahui

sejauh mana siswa menguasai meteri yang telah diberikan?

C.  Tujuan

Tujuan dari penggunaan assessment ini adalah:

1.  Memudahkan guru dalam mengetahui kemampuan awal siswa dan

penguasaan materi.

2.  Memudahkan guru dalam memetakan kemampuan siswa dan

mengelompokan siswa dalam rangka tutor sebaya.

3.  Memudahkan guru dalam memberikan scaffolding kepada siswa sesuai

dengan yang dibutuhkan siswa.

Page 3: Latar belakang asesment

5/17/2018 Latar belakang asesment - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-asesment 3/3