Latar Belakang
description
Transcript of Latar Belakang
Latar BelakangLatar BelakangKenyataan menunjukan bahwa
banyak masyarakat lebih memilih menyelesaikan perkara pidana yang dialaminya diluar sistem
Penyelesaian diluar sistem baik dilakukan oleh para pihak (pelaku dan korban secara mandiri) ataupun dengan melibatkan petugas penegak hukum
1Seminar Hasil Penelitian_EAZ
Studi pendahuluan menunjukan Studi pendahuluan menunjukan bahwa:bahwa:62% responden memilih untuk
tidak meneruskan perkaranya ke tahap penuntutan (perkara berhenti di tingkat kepolisian).
82% menyatakan bahwa upaya damai menjadi pilihan utama dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul atas tindak pidana yang terjadi.
2Seminar Hasil Penelitian_EAZ
Studi pendahuluan Studi pendahuluan (lanjutan)(lanjutan)Upaya damai tersebut tidak
melulu berupa ganti rugi tetapi lebih banyak dilakukan melalui permohonan maaf secara langsung.
Inisiatif damai tersebut berasal dari kerabat (43%), aparat (35%) dan sisanya berasal dari teman ataupun pihak lawan.
3Seminar Hasil Penelitian_EAZ
Hal yang menjadi Penyebab Hal yang menjadi Penyebab Fenomena ini :Fenomena ini : Ketidak puasan terhadap Sistem
Peradilan Pidana :Mekanisme Penanganan PerkaraAdminstrasiHasil akhir dari proses yang
berjalan
4Seminar Hasil Penelitian_EAZ
Keadilan Restoratif Keadilan Restoratif menawarkan sesuatu yang menawarkan sesuatu yang berbeda berbeda a. Mekanisme peradilan yang terfokus kepada
pembuktian perkara pidana diubah menjadi proses dialog dan mediasi
b. Tujuan akhir dari sistem berjalan dalam SPP yaitu membuktikan kesalahan pelaku dan menjatuhi hukuman diubah menjadi upaya mencari kesepakatan atas suatu penyelesaian perkara pidana yang menguntungkan.
c. Tujuan pemidanaan diarahkan pada perbaikan hubungan sosial para pihak.
5Seminar Hasil Penelitian_EAZ
Sebagai Jawaban atas Sebagai Jawaban atas Permasalahan Permasalahan ::
Penyelenggaraan peradilan
Penerapan mediasiKeterlibatan langsung korban, pelaku dan masyarakat
Seminar Hasil Penelitian_EAZ 6
SPP VS RJSPP VS RJ Tujuan : Menanggulangi
dan Mengendalikan kejahatan.
Tolok Ukur keberhasilan : Jumlah Perkara yang
diproses dan pidana yang dijatuhkan
Tujuan Akhir : mengintegrasikan pelaku kembali kemasyarakat untuk menjadi warga yang baik
Tujuan : Mencari penyelesaian atas tindak pidana yang terjadi.
Tolok Ukur keberhasilan :
Kesepakatan para pihak dapat dijalankan
Pemulihan hubungan sosial antar stake holder
back
SPP Konv VS RJSPP Konv VS RJPembalasanPemaksaanPenderitaan bagi
pelaku
PemaafanSukarelaPerbaikan bagi
semua pihak
Hukum Pidana MateriilHukum Pidana Materiil1) Asas Legalitasa. Nullum Crimenb. Nulla Poena2) Perkembangan Pasal 82
(gugurnya hak menuntut)3) Perhitungan recidive4) Sifat Melawan Hukum Pidana
dalam fungsinya yang positifback
9Seminar Hasil Penelitian_EAZ
RJ sebagai Integratif RJ sebagai Integratif TheoryTheoryBent : Tidak ada pemidanaan yang
lain dari penderitaanWright : Kerja sosial atau upaya
perbaikan hanya merupakan anekdot saja
Daly : Penghukuman menyangkut segala jenis pengertian yang dianggap sebagai penghukuman( RJ)
Dalam Memilih Tujuan Pemidanaan harus diperhatikan segala aspek(Yuridis, Sosiologis, ideologis)
back
PUNISHMENTPrimary Aim : Pemberian Derita
Secondary Aim : rehabilitasi, resosialisasi, restitusi
Rejected By RJ Pemulihan
hubungan sosial dalam bentuk….
Keadilan Restoratif merupakan suatu konsep penanganan perkara pidana yang belum melembaga karena sejumlah pertanyaan baik secara teoretis maupun praktis.
12Seminar Hasil Penelitian_EAZ
Alternatif Penyelesaian Perkara Alternatif Penyelesaian Perkara PidanaPidanaAsas sederhana, cepat dan biaya ringanDampak positif secara langsung dapat
dirasakan oleh korban/pelaku atau masyarakat misalnya dalam bentuk bantuan pengobatan, pernikahan, ataupun rujuk dan berkumpulnya kembali suami istri yang sebagai suatu keluarga yang utuh.
Fokus kinerja petugas kepada permasalahan tindak pidana yang betul-betul membutuhkan perhatian dan pemikiran serta ancaman bahaya bagi masyarakat yang besar
13Seminar Hasil Penelitian_EAZ
Hukum Pidana FormilHukum Pidana FormilKewenangan Petugas Penegak
Hukum dalam penanganan perkara Diversi
- Polisi : Diskresi- Jaksa : Opportunitas- Hakim : Putusan/Penetapan
back
14Seminar Hasil Penelitian_EAZ
RJ sebagai alternatifRJ sebagai alternatifKewenangan lembaga (Polisi,
Jaksa, Hakim)Mediasi Hasil kesepakatan/eksekusiPengawasanDaya ikat kesepakatan
Seminar Hasil Penelitian_EAZ 15
Nilai TradisionalNilai TradisionalMusyawarah Mufakat (Pancasila sila
ke 2 dan ke 4)Corak Magis-religiousSifat komunalTujuan : memelihara keseimbangan
lahir-batin antar individuKejahatan : gangguan atas
kedamaian hidup dan kepatutan dalam masyarakat
back
16Seminar Hasil Penelitian_EAZ
Posisi Keadilan Restoratif Menurut RegulasiDalam Sistem Peradilan
PidanaSebagai Alternatif Sanksi Diluar Sistem Peradilan
Pidana
Youth Criminal Justice Act -2002, Canada
Crimes (Restorative Justice) Act 2004 Canberra, Australia
Children's Act, 1998. (Act 950). Ghana
Victims' Rights Act 2002. Parliament of New Zealand.
Probation Servcies Amendment Act, 2002. Republic of South Africa.
Act on Mediation in Criminal and Certain Civil Cases, Finland
Parole Act 2002, Parliament of New Zealand
Law on Mediation. Prom. SG. 110/17 Dec 2004. National Assembly of Bulgaria
Sentencing Act 2002. Parliament of New Zealand.
Law of 22 June 2005 on mediation. Government of Belgium
Corrections Act 2004. Parliament of New Zealand .
Children, Young Persons and Their Families Act 1989. Parliament of New Zealand
17Seminar Hasil Penelitian_EAZ
Posisi Keadilan Restoratif Menurut Posisi Keadilan Restoratif Menurut RegulasiRegulasiBagian dari SPPAlternatif SanksiDiluar SPP
Seminar Hasil Penelitian_EAZ 18
Program RJ di Beberapa NegaraProgram RJ di Beberapa NegaraProses Negara Program Kegiatan Pihak yang terlibat
Pelaku Korban Masyarakat Institusi lain
Pra Ajudikasi
Selandia Baru Diversi Penyelesaian perkara oleh polisi
√ Tidak selalu √ Kepolisian
Pra Ajudikasi
Philipina Community based divertion Project
Rehabilitasi Anak oleh Masyarakat
√ Guru,Ormas PemdaFREE LAVA
Ajudikasi
Balay Pasilungan
Panti rehabilitasi bagi pelaksanaan putusan hakim
√ Tidak selalu
√ HakimFREE LAVA
Pasca Ajudikasi
Selandia Baru Prison fellowship
VOD √ √ √ Petugas Penjara
Pasca Ajudikasi
Belanda Koresponden √ √ √ Petugas Penjara
19Seminar Hasil Penelitian_EAZ
Pengadilan AdatPengadilan AdatBarangay Justice SystemShalish-BangladeshJueces de paz (Justice Of The
Peace) – PeruPapua Nugini dan Kasus
Bougenville
20Seminar Hasil Penelitian_EAZ
Bagaimana di Bagaimana di Indonesia???Indonesia???
Seminar Hasil Penelitian_EAZ 21
Regulasi yang menunjang:Regulasi yang menunjang:PancasilaRKUHPPasal 28 ayat (1)Undang-undang
Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman No. 4 Tahun 2004
UU Perlindungan Saksi/KorbanUU Pengadilan Anak
22Seminar Hasil Penelitian_EAZ
DiskresiDiskresiBuku Pedoman Pelaksanaan Tugas Bintara
Polisi di Lapangan (Surat Keputusan Kalemdiklat Polri No.Pol: SKEP/65/III/2003 tanggal 24 Maret 2003) diterjemahkan sebagai kewenangan yang dilaksanakan bilamana seorang Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertugas ditengah-tengah masyarakat seorang diri, harus mampu mengambil keputusan berdasarkan penilaiannya sendiri apabila terjadi gangguan terhadap ketertiban umum dan keamanan umum atau bila diperkirakan akan timbul bahaya bagi ketertiban dan keamanan umum.
back23
Seminar Hasil Penelitian_EAZ
Lembaga AdatLembaga Adat Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Tengah Nomor 9 Tahun
2001 Tentang Penanganan Penduduk Dampak Konflik Etnik Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor 44 Tahun 2001 Tentang Pemberdayaan, Pelestarian, Dan Pengembangan
Adat Istiadat Dan Lembaga Adat Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor: 01
Tahun 2001 Tentang Pemerintah Nagari Peraturan Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 21 Tahun
2000 Tentang Pelestarian Dan Pengembangan Adat Istiadat Ditingkat Desa Dan Kelurahan
Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Utara Nomor 13 Tahun 2000 Tentang Pelestarian Pengembangan Dan Pemberdayaan Adat Istiadat Dan Lembaga Adat
Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor 7 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Kehidupan Adat
Peraturan Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Pelestarian Pengembangan Dan Pemberdayaan Adat Istiadat Dan Lembaga Adat
back24Seminar Hasil Penelitian_EAZ
Masalah Kritis :Masalah Kritis :Pelaku menolak mengaku bersalahKorban enggan berpartisipasiTidak tercapai kesepakatan
Kembali Ke Mekanisme Konvensional
back
RJ sebagai Bagian dari SPP RJ sebagai Bagian dari SPP melengkapi kekurangan yang ada dalam
sistem peradilan pidana.
Mediasi yang ditawarkan oleh keadilan restoratif merupakan sarana komunikasi antara korban dan pelaku untuk mengatasi kerusakan yang terjadi akibat tindak pidana.
Dalam RJ, Pidana adalah kewajiban bukan pembalasan.
26Seminar Hasil Penelitian_EAZ
RJ with out SPP Non SenseRJ with out SPP Non SenseDaya ikat putusanKepastian hukumMasalah pelaksanaan dan
pengawasan
back