Latar Belakang
-
Upload
iyhal-lelah -
Category
Documents
-
view
19 -
download
0
description
Transcript of Latar Belakang
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA SMPN 2 BIROMARU DALAM
MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
PECAHAN
A. Latar Belakang
Pendidikan matematika merupakan salah satu sarana yang sangat penting dalam upaya
membina dan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan mengingat nilai
penting matematika bagi masyarakat, maka tidak mengherankan jika matematika merupakan
salah satu mata pelajaran pokok yang wajib diberikan di sekolah, mulai dari tingkat Sekolah
Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi sebagai sarana berpikir untuk menumbuhkembangkan pola
berpikir kritis, logis, sistematis, objektif, dan rasional. Sebagaimana yang tercantum dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Depdiknas, 2006:10) bahwa salah satu tujuan
mata pelajaran matematika adalah siswa dituntut memiliki kemampuan menggunakan penalaran
pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
Belajar matematika berarti belajar mengenai konsep dan struktur dari suatu topik dan
mencari hubungan antara konsep dan struktur tersebut. Dalam mempelajari matematika, siswa
harus memiliki kemampuan untuk memahami dan aktif membangun pengetahuan baru dari
pengalaman dan pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya. Namun, pada umumnya
siswa berpendapat bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Hal
ini menyebabkan kurangnya minat siswa terhadap matematika, sehingga berpengaruh terhadap
penguasaan siswa terhadap materi tertentu dalam pelajaran matematika. Dengan kendala
tersebut, guru sebagai salah satu unsur dalam proses pembelajaran matematika, memiliki
peranan yang cukup besar terhadap kegiatan belajar mengajar.
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk memotivasi, membimbing,
dan memberikan fasilitas belajar kepada siswa demi mencapai tujuan pengajaran yang optimal.
Oleh karena itu, guru harus mempunyai strategi tertentu agar pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Demikian juga untuk mencapai tujuan
pembelajaran, diperlukan strategi, pendekatan, atau metode serta teknik yang tepat dan sesuai
dengan pokok bahasan yang diajarkan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa meskipun berbagai
usaha terus dilakukan oleh guru dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika, masih banyak juga ditemukan hasil belajar siswa yang rendah dalam
pelajaran matematika.
Berdasarkan hasil wawancara calon peniliti dengan guru sekolah SMPN 2 Biromaru pada
tanggal 14 februari 2014,di peroleh informasi bahwa masih banyak siswa yang mengalami
kesalahan dalam mengoperasikan penjumlahan dan pengurangan pecahan, misal siswa
mengerjakan soal 122
+ 76
, dari soal tersebut jawaban siswa kurang tepat, karena siswa kurang
memahami konsep kelipatan persekutuan terkecil, kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran., selain itu metode mengajar guru tersebut masih menggunakan model
pembelajaran langsung.oleh sebab itu kesulitan-kesulitan yang di alami siswa mengakibatkan
hasil belajar di sekolah rendah .
Oleh karena itu saya sebagai calon peneliti memilih suatu inovasi pembelajaran yang
mengacu pada cara belajar siswa aktif (CBSA) ,sehingga di harapkan proses belajar mengajar
yang di gunakan lebih efektif .calon peneliti mencoba menerapkan suatu inovasi yang dapat
mengarah pada siswa aktif ;sehingga dapat bekerja aktif dalam pembelajaran.yaitu dengan
menerapkan metode pemecahan masalah model CTL .
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah konsep pembelajaran yang
membantu guru mengkaitkan antara materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata dan
mendorong pemelajar membuat hubungan antara materi yang di ajarkan dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.dan merupakan suatu proses
pendidikan yang kholistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi
pelajaran yang di pelajari dengan mengkait materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka
sehari-hari,(konteks pribadi ,sosial,dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan atau
ketrampilan yang secara fleksibel dapat di terapkan (transfer) dari satu permasalahan ke
permasalahan lainnya.
calon peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Meningkatkan
kemampuan siswa SMPN 2 BIROMARU dalam menyelesaikan soal operasi penjumlahan dan
pengurangan pecahan”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diambil adalah
“Bagaimana membangun pemahaman konsep siswa tentang menyelesaikan soal operasi
penjumlahan dan pengurangan pecahan.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah
untuk membangun pemahaman siswa tentang menyelesaikan soal operasi penjumlahan dan
pengurangan pecahan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Bagi siswa
Membantu siswa untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi pada saat mengerjakan soal
operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan yg berbeda penyebutnya
2. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya sehingga dapat
membangun pemahaman konsep siswa tentang operasi penjumlahan dan pengurangan
pecahan.
3. Bagi sekolah
Sebagai bahan masukan dalam upaya perbaikan dan pengembangan proses pembelajaran
untuk mengatasi masalah pembelajaran matematika dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah.
4. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan sebagai bahan untuk pengembangan penelitian pembelajaran
matematika lebih lanjut
E. Batasan Istilah
Agar tidak terjadi salah penafsiran tentang beberapa istilah dalam penelitian ini, perlu diberikan
batasan-batasan istilah yaitu:
1. Metode yang dimaksud adalah suatu cara atau teknik yang digunakan dalam mengajar.
2. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah konsep pembelajaran yang
membantu guru mengkaitkan antara materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata dan
mendorong pemelajar membuat hubungan antara materi yang di ajarkan dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
3. Hasil belajar merupakan suatu yang diperoleh seseorang setelah mempelajari suatu materi yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku berdasarkan pengalaman dan latihan. Hasil belajar
yang dimaksud adalah hasil tes yang diperoleh siswa kelas VIII A SMPN 2 BIROMARU pada malteri
Soal operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan setelah diterapkan pembelajaran yang
menggunakan pendekatan keterampilan proses.
F. Metode penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan ini digunakan karena peneliti hendak menyelidiki dan memaparkan data sesuai
dengan apa yang terjadi di lapangan. Data-data tersebut yaitu hasil wawancara, data observasi,
data catatan lapangan serta data hasil belajar siswa. Penelitan ini diawali dengan refleksi awal.
Kegiatan refleksi awal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan
yang dihadapi guru matematika SMPN 2 BIROMARU dalam kesehariannya melaksanakan
tugas mengajar matematika.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), artinya peneliti
terlibat langsung dalam proses penelitian mulai dari perencanaan (sebelum pelaksanaan
tindakan), selama pelaksanaan tindakan, hingga berakhirnya tindakan berupa penyusunan
laporan hasil penelitian. Alasan peneliti memilih penelitian tindakan kelas adalah untuk
memahami masalah yang terjadi di kelas dan kemudian melakukan perbaikan-perbaikan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran serta menemukan bentuk pengajaran di kelas yang sesuai
dengan permasalahan yang dihadapi siswa pada saat diajarkan suatu materi tertentu.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada model PTK yang
dikembangkan oleh Arikunto (2012) yang terdiri atas 4 komponen yaitu (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan/obesrvasi, dan (4) refleksi. Adapun alur desain penelitian ini
dapat dilihat pada gambar berikut:
3. Kehadiran peneliti Dan lokasi Peneliti
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan dengan pendekatan kualitatif,sehingga
menuntut peneliti untuk hadir di lokasi peneliti sebagai instrumen kunci peneliti dan pemberi
tindakan .sebagai instrumen peneliti dimaksudkan pewawancara subjek penelitian (siswa) yang
mengacu pada hasil pemberian tes pada masing-masing siswa. Sebagai pengamat,peneliti
mngamati aktifitas siswa selama kegiatan bekerjah kelompok. Dan sebagai pemberi
tindakan ,peneliti bertindak sebagai pengajar dan pemberi motivasi.
Observasi Awal
?
Refleksi
Pengamatan/ Observasi
Pelaksanaan Tindakan
Perencanaan
Refleksi
Pengamatan/ Observasi
Pelaksanaan Tindakan
Perencanaan
SIKLUS 2
SIKLUS 1
Diagram Alur Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 BIROMARU yang berlokasi di jalan poros palu
kulawi, Kecamatan SIGI BIROMARU Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII A
SMPN 2 BIROMARU. Pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan masalah yang terdapat pada
kelas tersebut dari pantauan guru bidang studi matematika dalam kesehariannya. Siswa di kelas
VII A tersebut berjumlah 34 orang siswa yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 22 orang
perempuan. Dari 34 orang siswa tersebut, akan dipilih 4 orang sebagai informan dengan
kualifikasi berkemampuan rendah berdasarkan hasil tes awal dan wawancara dengan guru
matematika di sekolah tersebut.
4. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.Data
kualitatif berupa aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran. Sedangkan data
kuantitatif digunakan untuk melengkapi data kualitatif. Data kuantitaif berupa hasil
pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal yaitu saat tes awal dan tes akhir setiap
tindakan. Adapun data yang berupa angka-angka akan dideskripsikan dengan memberi
makna dalam bentuk paparan naratif.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan :
a. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Pengumpulan data kulaitatif dilakukan dengan cara :
1) Observasi
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data dari aktivitas peneliti sebagai guru
dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data ini diambil dengan
menggunakan lembar observasi, yaitu lembar observasi untuk guru dan lembar observasi
untuk siswa. Pada lembar observasi yang telah disediakan, terdapat indikator-indakator yang
digunakan oleh pengamat untuk mengukur keterlaksanaan tindakan. Observasi ini dilakukan
oleh peneliti, teman sejawat (mahasiswa pendidikan matematika) dan guru matematika yang
mengajar di kelas VII.
2) Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih dalam mengenai cara
berpikir siswa ketika mereka mengerjakan tes. Wawancara ini dilaksanakan pada berbagai
kesempatan baik pada saat pelaksanaan pembelajaran maupun di luar pembelajaran, baik
kepada informan yang telah ditunjuk sebelumnya atau siswa lainnya. Pertanyaan yang
diberikan kepada siswa-siswa tersebut berdasarkan hasil pekerjaan mereka. Ketika
wawancara, siswa juga diarahkan untuk memperbaiki kesalahan- kesalahan yang dilakukan
agar mereka lebih memahami materi yang diajarkan.
3) Catatan Lapangan
Catatan lapangan sebagai data pelengkap yang memuat segala aktivitas peneliti
sebagai guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang tidak dapat
teramati melalui lembar observasi dan terekam lewat wawancara.
b. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif
Pengumpulan data kuantitatif diperoleh dengan memberikan tes tertulis kepada siswa.
Tes tertulis yang diberikan terbagi atas :
1) Tes pra tindakan, yaitu tes yang diberikan sebelum tindakan. Tes ini bertujuan untuk
mengumpulkan informasi tentang pengetahuan siswa dan permasalahan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita persegi panjang.
2) Tes awal, yaitu tes yang diberikan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Tes awal
ini juga digunakan sebagai pedoman untuk membentuk kelompok dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.
3) Tes akhir tindakan, yaitu tes yang diberikan sesudah tindakan. Tujuan pemberian tes ini
untuk memperoleh data serta memberikan gambaran sejauh mana perkembangan tingkat
hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita persegi panjang.
6. Teknik Analisis Data
Data peneliti ini di analisis melalui 3 tahap yaitu:
a. Mereduksi data
Mereduksi data adalah proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok, dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting sejak awal pengumpulan data sampai penyusunan
laporan. Dengan demikian, dari data yang telah direduksi diharapkan dapat memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya dan mencari data bila diperlukan.
b. Penyajian data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian
data adalah proses pengumpulan data secara lebih sederhana mengenai proses pembelajaran,
kesulitan siswa dan solusinya. Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun secara
naratif sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga
memungkinkan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang telah disajikan
tersebut selanjutnya ditafsirkan dan dievaluasi untuk membuat perencanaan tindakan
selanjutnya.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan bertujuan untuk memberikan kesimpulan terhadap hasil
penafsiran dan evaluasi proses pembelajaran. Penarikan kesimpulan merupakan
pengungkapan akhir dari hasil tindakan yang diberikan.
7. Kriteria Keberhasilan Tindakan
a. Data hasil aktivitas guru dengan siswa yang diperoleh melalui lembar observasi
dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan
rumus :
Persentase nilai rata-rata (NR) =
jumlah skorskor maksimum x 100%
Dengan kriteria taraf keberhasilan:
NR ≥ 90% sangat baik
70% ≤ NR < 90% baik
50% ≤ NR < 70% cukup
30% ≤ NR < 50% kurang
NR < 30% sangat kurang
`Ketuntasan berhasil jika nilai rata-rata minimal kategori baik untuk aktivitas siswa dan
aktivitas guru.
b. Hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan keterampilan proses dianggap
berhasil jika telah mencapai nilai lebih atau sama dengan 65. Hal ini sesuai dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berlaku untuk kelas VII di SMPN 2
Biromaru. Sedangkan kriteria keberhasilan tindakan jika persentase daya serap klasikal
mencapai lebih dari atau sama dengan 75%.
Persentase Ketuntasan Klasikal = jumlah siswa yang tuntasjumlah seluruh siswa
×100 %
8. Tahap-tahap Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pra tindakan dan tahap pelaksanaan
tindakan. Rincian dari tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tahap Pra Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:
1) Melakukan observasi awal dan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika untuk
mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal pecahan dalam
oprasi penjumlahan dan pengurangan
2) Menentukan subyek penelitian.
3) Menyiapkan dan melaksanakan tes pra tindakan (tes identifikasi masalah) yang berupa
tes tertulis.
4) Menyiapkan dan melaksanakan tes awal.
5) Membentuk kelompok-kelompok belajar.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat siklus.
Pelaksanaan tindakan yang dimaksudkan adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah direncanakan. Pelaksanaan tindakan direncanakan dengan dua
siklus, dimana tahap-tahap pelaksanaan tindakan pada setiap siklus meliputi tahap (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
1) Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:
1. Menyiapkan materi pembelajaran
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).
4. Menyiapkan kunci jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS).
5. Membuat tes akhir tindakan.
6. Menyiapkan kunci jawaban tes akhir.
7. Merancang lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi untuk guru dan lembar
observasi untuk siswa.
8. Merancang format wawancara.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini didasarkan pada rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat, yaitu dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses
dalam menyelesaikan soal pecahan dalam oprasi penjumlahan dan pengurangan di kelas VII
A SMPN 2 Biromaru.
c. Observasi
Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung, dan
dilakukan oleh teman sejawat dan guru matematika kelas VII A SMPN 2 BIROMARU.
Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan
dengan pelaksanaan tindakan, yaitu perilaku subjek penelitian (siswa) dan guru (peneliti)
selama kegiatan berlangsung. Kegiatan ini didokumentasikan dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dipersiapkan. Lembar observasi ini dijadikan sebagai alat evaluasi
untuk melaksanakan siklus selanjutnya.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah seluruh rangkaian tahapan pada siklus I telah
dilaksanakan. Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis hasil yang telah diperoleh pada
tahap observasi dan pengkajian hal-hal yang masih kurang pada saat proses pembelajaran
berlangsung, serta membuat kesimpulan. Hasil analisa data yang diperoleh pada tahap
refleksi ini dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan pada perencanaan dan implementasi
tindakan pada silkus selanjutnya, yakni siklus II.
2) Siklus II
Pada pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan pada siklus I. Apabila
hasil refleksi tindakan siklus I perlu dilakukan perbaikan, maka dilakukanlah perbaikan
pembelajaran pada siklus II yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Data yang diperoleh
pada siklus I dan II dikumpulkan serta dianalisa kembali hasilnya dan digunakan dalam
membuat kesimpulan apakah penerapan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan
hasil belaja,r siswa dalam menyelesaikan soal pecahan dalam oprasi penjumlahan dan
pengurangan.