Latar Belakang

19
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA SMPN 2 BIROMARU DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN A. Latar Belakang Pendidikan matematika merupakan salah satu sarana yang sangat penting dalam upaya membina dan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan mengingat nilai penting matematika bagi masyarakat, maka tidak mengherankan jika matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang wajib diberikan di sekolah, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi sebagai sarana berpikir untuk menumbuhkembangkan pola berpikir kritis, logis, sistematis, objektif, dan rasional. Sebagaimana yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Depdiknas, 2006:10) bahwa salah satu tujuan mata pelajaran matematika adalah siswa dituntut memiliki kemampuan menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. Belajar matematika berarti belajar mengenai konsep dan struktur dari suatu topik dan mencari hubungan antara konsep dan struktur tersebut. Dalam mempelajari matematika, siswa harus memiliki kemampuan untuk memahami dan aktif membangun

description

Proposal

Transcript of Latar Belakang

Page 1: Latar Belakang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA SMPN 2 BIROMARU DALAM

MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

PECAHAN

A. Latar Belakang

Pendidikan matematika merupakan salah satu sarana yang sangat penting dalam upaya

membina dan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan mengingat nilai

penting matematika bagi masyarakat, maka tidak mengherankan jika matematika merupakan

salah satu mata pelajaran pokok yang wajib diberikan di sekolah, mulai dari tingkat Sekolah

Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi sebagai sarana berpikir untuk menumbuhkembangkan pola

berpikir kritis, logis, sistematis, objektif, dan rasional. Sebagaimana yang tercantum dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Depdiknas, 2006:10) bahwa salah satu tujuan

mata pelajaran matematika adalah siswa dituntut memiliki kemampuan menggunakan penalaran

pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

Belajar matematika berarti belajar mengenai konsep dan struktur dari suatu topik dan

mencari hubungan antara konsep dan struktur tersebut. Dalam mempelajari matematika, siswa

harus memiliki kemampuan untuk memahami dan aktif membangun pengetahuan baru dari

pengalaman dan pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya. Namun, pada umumnya

siswa berpendapat bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Hal

ini menyebabkan kurangnya minat siswa terhadap matematika, sehingga berpengaruh terhadap

penguasaan siswa terhadap materi tertentu dalam pelajaran matematika. Dengan kendala

tersebut, guru sebagai salah satu unsur dalam proses pembelajaran matematika, memiliki

peranan yang cukup besar terhadap kegiatan belajar mengajar.

Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk memotivasi, membimbing,

dan memberikan fasilitas belajar kepada siswa demi mencapai tujuan pengajaran yang optimal.

Oleh karena itu, guru harus mempunyai strategi tertentu agar pelaksanaan kegiatan belajar

Page 2: Latar Belakang

mengajar dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Demikian juga untuk mencapai tujuan

pembelajaran, diperlukan strategi, pendekatan, atau metode serta teknik yang tepat dan sesuai

dengan pokok bahasan yang diajarkan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa meskipun berbagai

usaha terus dilakukan oleh guru dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran matematika, masih banyak juga ditemukan hasil belajar siswa yang rendah dalam

pelajaran matematika.

Berdasarkan hasil wawancara calon peniliti dengan guru sekolah SMPN 2 Biromaru pada

tanggal 14 februari 2014,di peroleh informasi bahwa masih banyak siswa yang mengalami

kesalahan dalam mengoperasikan penjumlahan dan pengurangan pecahan, misal siswa

mengerjakan soal 122

+ 76

, dari soal tersebut jawaban siswa kurang tepat, karena siswa kurang

memahami konsep kelipatan persekutuan terkecil, kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran., selain itu metode mengajar guru tersebut masih menggunakan model

pembelajaran langsung.oleh sebab itu kesulitan-kesulitan yang di alami siswa mengakibatkan

hasil belajar di sekolah rendah .

Oleh karena itu saya sebagai calon peneliti memilih suatu inovasi pembelajaran yang

mengacu pada cara belajar siswa aktif (CBSA) ,sehingga di harapkan proses belajar mengajar

yang di gunakan lebih efektif .calon peneliti mencoba menerapkan suatu inovasi yang dapat

mengarah pada siswa aktif ;sehingga dapat bekerja aktif dalam pembelajaran.yaitu dengan

menerapkan metode pemecahan masalah model CTL .

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah konsep pembelajaran yang

membantu guru mengkaitkan antara materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata dan

mendorong pemelajar membuat hubungan antara materi yang di ajarkan dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.dan merupakan suatu proses

pendidikan yang kholistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi

pelajaran yang di pelajari dengan mengkait materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka

Page 3: Latar Belakang

sehari-hari,(konteks pribadi ,sosial,dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan atau

ketrampilan yang secara fleksibel dapat di terapkan (transfer) dari satu permasalahan ke

permasalahan lainnya.

calon peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Meningkatkan

kemampuan siswa SMPN 2 BIROMARU dalam menyelesaikan soal operasi penjumlahan dan

pengurangan pecahan”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diambil adalah

“Bagaimana membangun pemahaman konsep siswa tentang menyelesaikan soal operasi

penjumlahan dan pengurangan pecahan.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah

untuk membangun pemahaman siswa tentang menyelesaikan soal operasi penjumlahan dan

pengurangan pecahan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Bagi siswa

Membantu siswa untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi pada saat mengerjakan soal

operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan yg berbeda penyebutnya

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya sehingga dapat

membangun pemahaman konsep siswa tentang operasi penjumlahan dan pengurangan

pecahan.

3. Bagi sekolah

Page 4: Latar Belakang

Sebagai bahan masukan dalam upaya perbaikan dan pengembangan proses pembelajaran

untuk mengatasi masalah pembelajaran matematika dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran di sekolah.

4. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan sebagai bahan untuk pengembangan penelitian pembelajaran

matematika lebih lanjut

E. Batasan Istilah

Agar tidak terjadi salah penafsiran tentang beberapa istilah dalam penelitian ini, perlu diberikan

batasan-batasan istilah yaitu:

1. Metode yang dimaksud adalah suatu cara atau teknik yang digunakan dalam mengajar.

2. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah konsep pembelajaran yang

membantu guru mengkaitkan antara materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata dan

mendorong pemelajar membuat hubungan antara materi yang di ajarkan dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

3. Hasil belajar merupakan suatu yang diperoleh seseorang setelah mempelajari suatu materi yang

dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku berdasarkan pengalaman dan latihan. Hasil belajar

yang dimaksud adalah hasil tes yang diperoleh siswa kelas VIII A SMPN 2 BIROMARU pada malteri

Soal operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan setelah diterapkan pembelajaran yang

menggunakan pendekatan keterampilan proses.

Page 5: Latar Belakang

F. Metode penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Pendekatan ini digunakan karena peneliti hendak menyelidiki dan memaparkan data sesuai

dengan apa yang terjadi di lapangan. Data-data tersebut yaitu hasil wawancara, data observasi,

data catatan lapangan serta data hasil belajar siswa. Penelitan ini diawali dengan refleksi awal.

Kegiatan refleksi awal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan

yang dihadapi guru matematika SMPN 2 BIROMARU dalam kesehariannya melaksanakan

tugas mengajar matematika.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), artinya peneliti

terlibat langsung dalam proses penelitian mulai dari perencanaan (sebelum pelaksanaan

tindakan), selama pelaksanaan tindakan, hingga berakhirnya tindakan berupa penyusunan

laporan hasil penelitian. Alasan peneliti memilih penelitian tindakan kelas adalah untuk

memahami masalah yang terjadi di kelas dan kemudian melakukan perbaikan-perbaikan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran serta menemukan bentuk pengajaran di kelas yang sesuai

dengan permasalahan yang dihadapi siswa pada saat diajarkan suatu materi tertentu.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada model PTK yang

dikembangkan oleh Arikunto (2012) yang terdiri atas 4 komponen yaitu (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan/obesrvasi, dan (4) refleksi. Adapun alur desain penelitian ini

dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 6: Latar Belakang

3. Kehadiran peneliti Dan lokasi Peneliti

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan dengan pendekatan kualitatif,sehingga

menuntut peneliti untuk hadir di lokasi peneliti sebagai instrumen kunci peneliti dan pemberi

tindakan .sebagai instrumen peneliti dimaksudkan pewawancara subjek penelitian (siswa) yang

mengacu pada hasil pemberian tes pada masing-masing siswa. Sebagai pengamat,peneliti

mngamati aktifitas siswa selama kegiatan bekerjah kelompok. Dan sebagai pemberi

tindakan ,peneliti bertindak sebagai pengajar dan pemberi motivasi.

Observasi Awal

?

Refleksi

Pengamatan/ Observasi

Pelaksanaan Tindakan

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan/ Observasi

Pelaksanaan Tindakan

Perencanaan

SIKLUS 2

SIKLUS 1

Diagram Alur Desain Penelitian

Page 7: Latar Belakang

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 BIROMARU yang berlokasi di jalan poros palu

kulawi, Kecamatan SIGI BIROMARU Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII A

SMPN 2 BIROMARU. Pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan masalah yang terdapat pada

kelas tersebut dari pantauan guru bidang studi matematika dalam kesehariannya. Siswa di kelas

VII A tersebut berjumlah 34 orang siswa yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 22 orang

perempuan. Dari 34 orang siswa tersebut, akan dipilih 4 orang sebagai informan dengan

kualifikasi berkemampuan rendah berdasarkan hasil tes awal dan wawancara dengan guru

matematika di sekolah tersebut.

4. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.Data

kualitatif berupa aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran. Sedangkan data

kuantitatif digunakan untuk melengkapi data kualitatif. Data kuantitaif berupa hasil

pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal yaitu saat tes awal dan tes akhir setiap

tindakan. Adapun data yang berupa angka-angka akan dideskripsikan dengan memberi

makna dalam bentuk paparan naratif.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan :

a. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif

Pengumpulan data kulaitatif dilakukan dengan cara :

1) Observasi

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data dari aktivitas peneliti sebagai guru

dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data ini diambil dengan

menggunakan lembar observasi, yaitu lembar observasi untuk guru dan lembar observasi

untuk siswa. Pada lembar observasi yang telah disediakan, terdapat indikator-indakator yang

Page 8: Latar Belakang

digunakan oleh pengamat untuk mengukur keterlaksanaan tindakan. Observasi ini dilakukan

oleh peneliti, teman sejawat (mahasiswa pendidikan matematika) dan guru matematika yang

mengajar di kelas VII.

2) Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih dalam mengenai cara

berpikir siswa ketika mereka mengerjakan tes. Wawancara ini dilaksanakan pada berbagai

kesempatan baik pada saat pelaksanaan pembelajaran maupun di luar pembelajaran, baik

kepada informan yang telah ditunjuk sebelumnya atau siswa lainnya. Pertanyaan yang

diberikan kepada siswa-siswa tersebut berdasarkan hasil pekerjaan mereka. Ketika

wawancara, siswa juga diarahkan untuk memperbaiki kesalahan- kesalahan yang dilakukan

agar mereka lebih memahami materi yang diajarkan.

3) Catatan Lapangan

Catatan lapangan sebagai data pelengkap yang memuat segala aktivitas peneliti

sebagai guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang tidak dapat

teramati melalui lembar observasi dan terekam lewat wawancara.

b. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif

Pengumpulan data kuantitatif diperoleh dengan memberikan tes tertulis kepada siswa.

Tes tertulis yang diberikan terbagi atas :

1) Tes pra tindakan, yaitu tes yang diberikan sebelum tindakan. Tes ini bertujuan untuk

mengumpulkan informasi tentang pengetahuan siswa dan permasalahan siswa dalam

menyelesaikan soal cerita persegi panjang.

2) Tes awal, yaitu tes yang diberikan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Tes awal

ini juga digunakan sebagai pedoman untuk membentuk kelompok dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.

Page 9: Latar Belakang

3) Tes akhir tindakan, yaitu tes yang diberikan sesudah tindakan. Tujuan pemberian tes ini

untuk memperoleh data serta memberikan gambaran sejauh mana perkembangan tingkat

hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita persegi panjang.

6. Teknik Analisis Data

Data peneliti ini di analisis melalui 3 tahap yaitu:

a. Mereduksi data

Mereduksi data adalah proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok, dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting sejak awal pengumpulan data sampai penyusunan

laporan. Dengan demikian, dari data yang telah direduksi diharapkan dapat memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya dan mencari data bila diperlukan.

b. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian

data adalah proses pengumpulan data secara lebih sederhana mengenai proses pembelajaran,

kesulitan siswa dan solusinya. Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun secara

naratif sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga

memungkinkan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang telah disajikan

tersebut selanjutnya ditafsirkan dan dievaluasi untuk membuat perencanaan tindakan

selanjutnya.

c. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan bertujuan untuk memberikan kesimpulan terhadap hasil

penafsiran dan evaluasi proses pembelajaran. Penarikan kesimpulan merupakan

pengungkapan akhir dari hasil tindakan yang diberikan.

7. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Page 10: Latar Belakang

a. Data hasil aktivitas guru dengan siswa yang diperoleh melalui lembar observasi

dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan

rumus :

Persentase nilai rata-rata (NR) =

jumlah skorskor maksimum x 100%

Dengan kriteria taraf keberhasilan:

NR ≥ 90% sangat baik

70% ≤ NR < 90% baik

50% ≤ NR < 70% cukup

30% ≤ NR < 50% kurang

NR < 30% sangat kurang

`Ketuntasan berhasil jika nilai rata-rata minimal kategori baik untuk aktivitas siswa dan

aktivitas guru.

b. Hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan keterampilan proses dianggap

berhasil jika telah mencapai nilai lebih atau sama dengan 65. Hal ini sesuai dengan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berlaku untuk kelas VII di SMPN 2

Biromaru. Sedangkan kriteria keberhasilan tindakan jika persentase daya serap klasikal

mencapai lebih dari atau sama dengan 75%.

Persentase Ketuntasan Klasikal = jumlah siswa yang tuntasjumlah seluruh siswa

×100 %

8. Tahap-tahap Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pra tindakan dan tahap pelaksanaan

tindakan. Rincian dari tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut :

Page 11: Latar Belakang

a. Tahap Pra Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:

1) Melakukan observasi awal dan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika untuk

mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal pecahan dalam

oprasi penjumlahan dan pengurangan

2) Menentukan subyek penelitian.

3) Menyiapkan dan melaksanakan tes pra tindakan (tes identifikasi masalah) yang berupa

tes tertulis.

4) Menyiapkan dan melaksanakan tes awal.

5) Membentuk kelompok-kelompok belajar.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat siklus.

Pelaksanaan tindakan yang dimaksudkan adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

rencana pembelajaran yang telah direncanakan. Pelaksanaan tindakan direncanakan dengan dua

siklus, dimana tahap-tahap pelaksanaan tindakan pada setiap siklus meliputi tahap (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

1) Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:

1. Menyiapkan materi pembelajaran

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).

4. Menyiapkan kunci jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS).

5. Membuat tes akhir tindakan.

6. Menyiapkan kunci jawaban tes akhir.

Page 12: Latar Belakang

7. Merancang lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi untuk guru dan lembar

observasi untuk siswa.

8. Merancang format wawancara.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini didasarkan pada rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah dibuat, yaitu dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses

dalam menyelesaikan soal pecahan dalam oprasi penjumlahan dan pengurangan di kelas VII

A SMPN 2 Biromaru.

c. Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung, dan

dilakukan oleh teman sejawat dan guru matematika kelas VII A SMPN 2 BIROMARU.

Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan

dengan pelaksanaan tindakan, yaitu perilaku subjek penelitian (siswa) dan guru (peneliti)

selama kegiatan berlangsung. Kegiatan ini didokumentasikan dengan menggunakan lembar

observasi yang telah dipersiapkan. Lembar observasi ini dijadikan sebagai alat evaluasi

untuk melaksanakan siklus selanjutnya.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah seluruh rangkaian tahapan pada siklus I telah

dilaksanakan. Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis hasil yang telah diperoleh pada

tahap observasi dan pengkajian hal-hal yang masih kurang pada saat proses pembelajaran

berlangsung, serta membuat kesimpulan. Hasil analisa data yang diperoleh pada tahap

refleksi ini dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan pada perencanaan dan implementasi

tindakan pada silkus selanjutnya, yakni siklus II.

2) Siklus II

Page 13: Latar Belakang

Pada pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan pada siklus I. Apabila

hasil refleksi tindakan siklus I perlu dilakukan perbaikan, maka dilakukanlah perbaikan

pembelajaran pada siklus II yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Data yang diperoleh

pada siklus I dan II dikumpulkan serta dianalisa kembali hasilnya dan digunakan dalam

membuat kesimpulan apakah penerapan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan

hasil belaja,r siswa dalam menyelesaikan soal pecahan dalam oprasi penjumlahan dan

pengurangan.