LATAR BELAKANG
description
Transcript of LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
PERUBAHAN LINGKUNGAN EKSTERNAL MELALUI PROSES GLOBALISASI Setiap negara dituntut untuk meningkatkan daya saingnya,
sehingga mampu berkompetisi secara global
PERUBAHAN LINGKUNGAN INTERNAL/NASIONAL YAITU OTONOMI DAERAH DAN DESENTRALISASI FISKAL Mendorong kemandirian daerah dalam menciptakan kondisi
perekonomian yang lebih baik, berdasarkan preferensi dan kebutuhan masyarakatnya
Daya saing negara harus ditumpukan pada daya saing daerah sehingga daerah-daerah di Indonesia perlu mengembangkan kompetensi khas (inti) daerah
Kompetensi Inti daerah haruslah dengan memungkinkan berkembangnya kemitraan antar-daerah dan menghindari persaingan tidak sehat antar-daerah, artinya, pengembangan kompetensi inti daerah haruslah berada dalam kerangka NKRI
STRATEGI UNTUK MEMENANGKAN PERSAINGAN
Competitive Strategy Competitive Strategy
Competitive Advantage Competitive Advantage
Distinctive Competencies Generic Strategy
Organizational Capabilities
Competitive Position
Resource Available: Tangibles, Intangibles, HR
Market Attractiveness
Resource Based Strategy Market Based Strategy
KOMPETENSI INTI & DAYA SAING DAERAH
Kompetensi Inti dapat menjadi kunci keberhasilan kabupaten/kota dalam menentukan arah pembangunan masa depan, sesuai keunggulan daya saing yang dimiliki.
Didasarkan pada berbagai indikator ekonomi dan sosial, serta perangkat kebijakan pendukung : Kompetensi Inti dapat menjadi pertimbangan utama
dalam penyusunan kebijakan kabupaten/kota mengenai industri yang akan dikembangkan
Kompetensi Inti dapat menjadi sumber keunggulan kabupaten/kota dalam menghadapi persaingan global, serta mendorong kemandirian pembangunan.
KUMPULAN KEAHLIAN,
PENGETAHUAN, DAN
TEKNOLOGI YANG VITAL BAGI
BISNIS.
KOMPETENSI INTI
KARAKTERISTIK KOMPETENSI INTI
• Merupakan sumber keunggulan bersaing (mempunyai kontribusi besar dalam memberi manfaat bagi pasar)
• Berpotensi untuk diaplikasikan di beragam pasar (dapat menghasilkan beragam produk yang bernilai bagi pasar)
• Sulit ditiru pesaing
KONSEP SAKA-SAKTI(SATU KABUPATEN-SATU KOMPETENSI
INTI)
Memberdayakan para pelaku ekonomi di daerah dengan menggali potensi dasar sumber daya saing (kompetensi inti), baik yang bersifat tangibles, intangibles, maupun very intangibles.
Kabupaten/kota dikembangkan bukan berdasarkan komoditas/produk unggulan melainkan berdasarkan kompetensi inti.
Pengembangan kompetensi inti didasarkan pada pembelajaran kolektif dari SDM.
Kerjasama/kemitraan antar-daerah dimungkinkan melalui penguasaan kompetensi inti yang berbeda (melalui kebijakan Rantai-Nilai Lintas-Batas dan Analisis Skala dan Cakupan Ekonomis).
KOMPETENSI INTI VS PRODUK UNGGULAN
MENGUBAH SUDUT PANDANG YANG TERFOKUS PADA PRODUK UNGGULAN
MENJADI SUDUT PANDANG YANG TERFOKUS PADA KOMPETENSI INTI
MENUNTUT KESEDIAAN DAN KEMAMPUAN MENEMUKAN/ MENGEMBANGKAN MASA DEPAN
UNTUK MENEMUKAN MASA DEPAN
Organisasi Harus:
Tidak Saja
Menjalani Proses Pembelajaran (Learning)
Melainkan Juga
Menjalani Proses Penanggalan (Unlearning)
Melepaskan Diri Dari MIOPIA
Pasar Yang Dilayani
Melepaskan Diri Dari MIOPIA
Konsep Produk Yang Ada
Menantang Korelasi Terbalik
Biaya – Kinerja
Menjadi “Pelanggar Aturan”
LANDASAN MENGEMBANGKAN WAWASAN KE DEPAN
KAWASAN INDUSTRI TERINTEGRASI
Industrialisasi dilakukan secara terintegrasi dengan sektor ekonomi lain sehingga diperlukan adanya:-Konsentrasi lokasi industri, diprioritaskan pada
“cabang industri yang memiliki keunggulan komparatif”-Meningkatkan kemampuan masyarakat sektor industri untuk menguasai dan mengembangkan teknologi industriInvestasi untuk pendidikanSuasana kondusif di industri untuk kreatifitas dan inovasiKebijakan riset dan inovasi yang mendorong perusahaan untuk mengembangkan kemampuan teknologi di Indonesia.
Proses industrialisasi perlu didukung dengan adanya:-Peningkatkan infrastruktur penunjang oleh pemerintah dan swasta-Meningkatkan penguasaan pasar internasional, dapat dilakukan melaluiPromosi dan misi dagangMembangun aliansi di negara tujuan ekspor.- Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN)
Reindustrialisasi(transformasi
Industri)
Pusat Pertumbuhan
Industri
Perkembangan Industri
KawasanIndustri
Terintegrasi
PERKEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI
Pendekatan untuk mempercepat pembangunan industri :“Kombinasi pendekatan sektoral dengan mengembangkan klaster
industri dan pendekatan regional yang berlandaskan pada keunggulan komparatif yang dimiliki oleh daerah.”Pendekatan Sektoral :
Pengembangan klaster-klaster industri di daerah yang menunjang pengembangan industri terintegrasi dari hulu ke hilir
Pendekatan Sektoral :Pengembangan klaster-klaster industri di daerah yang menunjang pengembangan industri terintegrasi dari hulu ke hilir
Pendekatan Regional:Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri.
Pendekatan Regional:Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri.
Perkembangan kawasan industri di Indonesia telah melalui dua tahapan perkembangan berdasarkan karakteristik dan pola pengelolaan.
1. Tahapan pertama (Generasi I) : ditandai dengan pembangunan kawasan industri yang dilakukan dan dikelola serta dikendalikan pengembangannya oleh Pemerintah.
2. Tahapan kedua (Generasi II) : melibatkan keikutsertaan pihak swasta dalam pengelolaannya dimana Pemerintah berperan dalam pengawasan dan pengendalian.
Pembangunan Industri
KAWASAN INDUSTRI MODERN GENERASI III
Dampak Negatif Kawasan Industri Generasi I dan II
Selain dampak positif atau keuntungan yang didapat dari pengembangan industri, juga terdapat resiko yang biasanya berdampak pada aspek lingkungan. Misalnya pencemaran lingkungan akibat polusi dan limbah yang dihasilkan oleh industri.
Kawasan Industri Modern Generasi III
“Menjawab kekurangan dari kawasan industri generasi sebelumnya. “
Konsep Kawasan Industri Modern antara lain dengan ciri-ciri : Berbasis pada sumber daya industri daerah Didukung oleh sistem infrastruktur terpadu Berwawasan lingkungan Inovatif dengan kegiatan penelitian dan pengembangan industri Didukung oleh sistem pendidikan untuk pengembangan sumber daya
manusia Dilengkapi dengan fasilitas pengembangan masyarakat seperti perumahan,
pusat perbelanjaan, rekreasi, pergudangan dan lain-lain.
Karakteristik
Kawasan Industri Generasi Pertama
(1970-1989)
Kawasan Industri Generasi Kedua(1989-Sekarang)
Kawasan Industri Generasi Ketiga(kedepannya)
Produk Beraneka ragam, belum terfokus
Tidak spesifik Berbasis kompetensi inti industri daerah/ memiliki pohon industri yang akan dikembangkan
Infrastruktur Tidak terintegrasi dengan dukungan sarana lain (listrik, air, dsb)
Mengarah pada integrasi sarana dan prasarana penunjang kawasan industri (sekolah, R&D, permukiman, dsb)
Terintegrasi dengan seluruh dukungan sarana (area komersial, R&D, pendidikan, perumahan, listrik, air, dll)
Lingkungan Kurang intensifnya pengelolaan limbah
Memperhatikan lingkungan Memperhatikan lingkungan (misal: hutan )
Arahan pengembangan
Mendorong pertumbuhan kawasan industri
Menarik investor dan secara bertahap mengarah saling menunjang
Mengarah pada pengembangan kota baru dan kawasan industri modern
Research & Development
Belum terdapat pusat-pusat R&D
R&D dilakukan tersendiri oleh masing-masing perusahaan
Didirikannya pusat-pusat R&D di setiap KI
Regulasi Belum terintegrasi dengan peraturan terkait lainnya
Peraturan sudah mulai terkoordinasi dengan peraturan lainnya (tata ruang, lingkungan, dll)
Regulasi yang sinergis dan efisien antar sektor industri dengan sektor lainnya
Penataan Lokasi/Tata Ruang
Berada di dalam zona industri
Berada di dalam kawasan peruntukan industri (sejak UUPR 26/2007 dan PP 24/2009)
Berada di dalam kawasan peruntukan industri
TAHAPAN KAWASAN INDUSTRI
Indonesia adalah negara yang kaya dengan potensi sumber daya alam, baik yang terbarukan (hasil bumi) maupun yang tidak terbarukan (hasil tambang dan mineral). Kekayaan sumber daya alam tersebut tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Indonesia menjadi salah satu produsen besar di dunia untuk berbagai komiditas. Beberapa diantaranya adalah: Cengkeh (produsen terbesar dunia), Kelapa Sawit (produsen dan eksportir terbesar dunia), Karet Alam (produsen terbesar kedua dunia), Kakao (produsen terbesar kedua dunia), dan bermacam2 hasil bumi lainnya.
Kekayaan sumber daya alam ini harus dapat dikelola seoptimal mungkin, dengan pengertian kecenderungan untuk mengekspor dalam bentuk bahan mentah harus diubah menjadi bahan olahan yang bernilai tambah jauh lebih tinggi.
SUMBER DAYA ALAM INDONESIA
Sebagai negara dengan jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia, dalam kurun waktu 20 tahun mendatang Indonesia akan memasuki periode “bonus demografi”, yaitu periode di mana angka dependency ratio (indeks perbandingan antara usia tidak produktif dibagi usia produktif) mencapai angka minimal (di bawah 50%) sehingga dalam periode ini akan terdapat lebih banyak tenaga kerja produktif yang dapat diberdayakan untuk mendorong peningkatan produktivitas nasional yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi.
Periode “Bonus Demografi”
India mempunyai poten-si yang sama, di mana penduduk usia kerja ma-sih meningkat tinggi se-mentara Rusia dan Je-pang menurun,
Bonus Demografi ini harus dimanfaatkan secara maksimal di saat negara lain menghadapi situasi
“aging population”
Bonus Demografi ini harus dimanfaatkan secara maksimal di saat negara lain menghadapi situasi
“aging population”
BONUS DEMOGRAFI
PENDEKATAN DAYA SAING
KEUNGGULAN KOMPARATIF YANG SANGAT SIGNIFIKAN (DAVID RICARDO, 1817).
PERLU KONVERSI KEUNGGULAN KOMPARATIF MENJADI KEUNGGULAN KOMPARATIF
PERSAINGAN SEPANJANG RANTAI NILAI (PETER F. DRUCKER, 1999)
PERSAINGAN DI FIXED COST (FAISAL BASRI, 2006)
KONSEP KLASTER (MICHAEL E. PORTER, 1990)
KUANTAN PORT CITY
KETERSEDIAAN BAHAN BAKU: SUPLAI CPO DARI SEKITARNYA SEBESAR 2 JUTA TON/THN
INFRASTRUKTUR UNTUK PENGANGKUTAN BARANG CAIR, CURAH DAN KONTAINER SANGAT BAIK
INSENTIF PELATIHANINSENTIF R&D DAN PENGEMBANGAN
TEKNOLOGIDUKUNGAN LEMBAGA LITBANG
MASALAH KALIMANTAN BARAT
KETERSEDIAAN SUPLAI CPO, PRODUKSI SEKITAR 1 JUTA TON/TAHUN, SIAPA PEMILIKNYA?
ENERGIINFRASTRUKTUR PENDUKUNG UNTUK
PASOKAN BAHAN BAKU, SEPERTI JALAN RAYA DAN/ATAU KERETA API
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PEMASARAN HASIL PRODUKSI, SEPERTI PELABUHAN
POTENSI
KETERSEDIAAN BAUKSIT, JANGAN SAMPAI PENGALAMAN KAYU TERULANG
KARAKTERISTI DARI INDUSTRI ALUMINIUM, SANGAT PADAT ENERGI; ALUMINIUM SERING DISEBUT SEBAGAI ‘SOLID ENERGY’, JADI DIPERLUKAN ENERGI YANG BESAR DENGAN HARGA YANG RELATIF MURAH
SDM UNTUK MENGOLAH, BERSIFAT ATRIBUTIF
LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DITEMPUH
BERBASISKAN ALUMINIUMPENGADAAN ENERGI MURAH (PLTN, PLTG)PEMBANGUNAN SMELTER UNTUK
MENGHASILKAN ALUMINIUMMENGUNDANG INVESTOR INDUSTRI HILIR
ALUMINIUMBERBASISKAN GAS ALAMPEMBANGUNAN INDUSTRI PETROKIMIA (JIKA GAS
TERSEDIA)PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIR CPO, ALUMINA
CHEMICAL GRADEMEMERLUKAN PELABUHAN DENGAN
KEDALAMAN SEKITAR 16 M (MINIMUM).
KALAU ADA JARUM YANG PATAHJANGAN DISIMPAN DIDALAM PETIKALAU ADA KATA YANG SALAHJANGAN DISIMPAN DIDALAM HATI
TERIMA KASIH