Latar belakang
-
Upload
wina-laili-m -
Category
Documents
-
view
89 -
download
0
Transcript of Latar belakang
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak penemuan struktur elektronik ato-atom,ahli kimia dan fisika
mampu menyelidiki bagaimana cara- cara atom dari jenis yang satu
bergabung dengan jenis yang lain membentuk senyawa dengan ikatan
kimia. Ikatan kimia adalah atom-atom yang terjalin secara terpadu oleh
suatu bentuk ikatan antar atom.
Suatu atom bergabung dengan atom lainnya melalui ikatan kimia
sehingga dapat membentuk senyawa,baik senyawa kovalen maupun
senyawa ion. Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion yaitu ikatan
yang terjadi antara ion positf (atom yang melepaskan electron) dan ion
negative (atom yang menangkap electron ). Akibatnya , senyawa ion
yang terbentuk bersifat polar. Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia
yang terbentuk dari pemakaian electron bersama oleh atom-atom
pembentuk ikatan. Sedangkan ikatan hydrogen merupakan gaya tarik-
menarik antara atom H dengan atom lain yang mempunyai
keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama.
Ikatan kimia seperti ikatan ion, kovalen, dan hidrogen juga terdapat
dalam tubuh manusia.
Ikatan-ikatan tersebut memiliki peranan masing-masing dalam
tubuh manusia. Oleh karena itu, makalah ini dibuat dengan tujuan agar
pembaca mengetahui jenis-jenis ikatan kimia beserta peranannya
dalam tubuh manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara terbentuknya ikatan kimia?
2. Apa saja jenis-jenis ikatan kimia?
3. Ikatan kimia apa saja yang terdapat dalam tubuh manusia?
4. Apa fungsi ikatan kimia dalam tubuh manusia?
2
1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara terbentuknya ikatan kimia
2. Mengetahui jenis-jenis ikatan kimia
3. Mengetahui ikatan kimia yang terdapat dalam tubuh manusia
4. Mengetahui fungsi ikatan kimia dalam tubuh manusia
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Ikatan Kimia
Ikatan kimia adalah gaya tarik menarik antar atom-atom sehingga
atom-atom tersebut tetap berada bersama-sama dan terkombinasi
dalam senyawaan. Gagasan tentang pembentukan ikatan kimia
dikemukakan oleh Lewis dan Langmuir (Amerika) serta Kossel
(Jerman). Dalam pembentukan ikatan kimia, golongan gas mulia (VIII
A) sangat sulit membentuk ikatan kimia. Diduga apabila gas mulia
bersenyawa dengan unsur lain, tentunya ada suatu keunikan dalam
konfigurasi elektronnya yang mencegah persenyawaan dengan unsur
lain.
2.2 Pembentukan Ikatan Kimia
Senyawa kimia terbentuk dari dua atau lebih atom yang bergabung
atau berikatan satu sama lain. Penggabungan ini akan menghasilkan
molekul atau senyawa yang sederhana atau kompleks. Atom-atom
tersebut terikat satu sama lain dalam senyawa akibat adanya gaya
ikatan kimia. Munculnya teori tentang ikatan kimia disebabkan oleh
keberadaan golongan unsur gas mulia yaitu pada golongan VIIIA
pada sistem periodik. Golongan unsur gas mulia memperlihatkan
kecenderungan yang sangat kecil untuk membentuk senyawa kimia,
hal ini disebabkan karena unsur gas mulia bersifat stabil, sangat sulit
bereaksi dengan unsur lain membentuk senyawa dan memiliki
elektron valensi oktet (8) kecuali He duplet (2).
Kebanyakan unsur-unsur di alam ada dalam bentuk senyawanya,
bukan sebagai unsur bebas seperti unsur gas mulia. Hal ini
memperlihatkan adanya kecenderungan dari atom-atom yang relatif
tidak stabil membentuk senyawa yang lebih stabil dibandingkan
dengan atom unsur bebasnya. Perbedaan sifat antara satu senyawa
dengan senyawa yang lain disebabkan karena adanya Aturan Oktet
4
dan Simbol Lewis. Pada tahun 1916 Lewis dan Langmuir serta Kossel
mengemukakan gagasan tentang ikatam kimia yang dikenal dengan
Aturan Oktet. Menurut mereka, elektron terutama elektron valensi
memegang peranan penting dalam ikatan kimia.
Atom suatu unsur berikatan dengan atom unsur lain dalam
senyawa agar konfigurasi elektronnya mirip dengan atom gas mulia
terdekat (oktet). Selain itu, ini juga merupakan suatu cara yang
dilakukan unsur untuk mencapai sifat mirip dengan gas mulia adalah
dengan melepaskan elektron valensinya atau menerima elektron dari
luar (membentuk ion-ionnya) sehingga jumlah elektron pada kulit
terluar sama dengan gas mulia. Atau untuk mencapai konfigurasi
elektron gas mulia adalah dengan menggunakan bersama-sama
pasangan elektron yang digunakan untuk berikatan.
Simbol Lewis menggambarkan rumus yang dibangun dengan
menggunakan simbol Lewis berupa titik (dot) atau tanda x pada unsur,
yang menyatakan banyaknya elektron valensi pada atom tersebut.
Sebagai contoh, perhatikan simbol lewis pada unsur Oksigen dimana
terdapat sebanyak 6 titik (dot) disekeliling unsur oksigen, hal ini
menunjukkan bahwa elektron valensi (banyaknya elektron yang
terdapat pada kulit terluar) dari oksigen sebanyak 6, begitu juga untuk
unsur Natrium dimana terdapat satu titik (dot) pada kulit terluarnya
maka elektron valensi dari Natrium adalah 1.
2.3 Jenis Ikatan Kimia
2.3.1 Ikatan Ion
Ikatan ion dapat terbentuk jika elektron-elektron pindah dari
atom yang satu ke atom yang lain. Atom yang kehilangan
elektronnya,akan menjadi ion positif, sedangkan atom yang
menerima elektron akan menjadi ion negatif. Ikatan ion
umumnya terjadi antara unsur logam ( yang akan berubah
menjadi ion positif) dengan unsur non logam ( yang akan
5
berubah menjadi ion negatif).Contoh proses pembetukan ikatan
ion pada molekul Natrium klorida (NaCl) sebagai berikut:
1. Atom Na memiliki 11 elektron dengan 1 elektron valensi,
ditulis dalam lambang lewis sebagai: Na.Atom Na akan
melepaskan 1 elektron valensinya,membentuk ion positif
sehingga jumlah total elektronnya menjadi 10 (sesuai
dengan konfigurasi elektron gas mulia 10Ne)
2. Atom Cl memiliki 17 elektron dengan 7 elektron valensi,
ditulis dengan lamban lewis sebagai:
Atom Cl akan menerima 1 elektron dari atom Na sehingga
atom Cl berubah menjadi ion negatif dan total jumlah
elektronnya menjadi 18 (sesuai dengan konfigurasi gas
mulia 18Ar)
3. Kemudian kedua ion tersebut akan tarik menarik (berikatan)
membentuk molekul atau senyawa natrium klorida (NaCl)
senyawa ini brbentuk kristal, dimana setiap ion dikelilingi
oleh sejumlah ion yang muatannya berlawanan.
4. Secara sederhana pembetukan ikatan NaCl dituliskan
sebagai berikut :
2.3.2 Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaian bersama
sepasang atau lebih elektron yang menyebabkan atom-atom
yang berikatan memperoleh susunan oktet. Ikatan kovalen
terjadi pada unsur-unsur non logam. Unsur non logam disebut
juga unsur elektronegatif, misalnya unsur Hidrogen, unsur-unsur
6
golongan VIA dan VIIA. Proses pembentukan ikatan kovalen
pada molekul Br2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Atom Br memiliki 35 elektron dengan 7 elektron valensi,
ditulis dalam lambang Lewis sebagai berikut :
2. Untuk mendapatkan susunan oktet maka setiap atom Br
memerlukan 1 elektron lagi pada kulit terluarnya. Dengan
kata lain, atom Br dapat berikatan denga 1 atom Br lainnya,
sehingga masing-masing atom akan menyumbangkan 1
elektron valensinya. Pasangan elektron yang digunakan
bersama ini menunjukkan pada molekul Br2 terdapat ikatan
kovalen.
Gambar 2. Struktur Lewis Molekul Br2
Pasangan elektron yang dipakai bersama pada molekul
kovalen disebut pasanga elektron ikatan, sedangkan pasangan
lainnya disebut pasangan mandiri. Beikut ini beberapa contoh
ikatan kovalen :
a) Molekul F2 , struktur molekulnya :
b) Molekul CCl4, struktur molekulnya :
Semua elektron-elektron valensi dalam molekul disusun
sedemikian rupa sehingga tiap atom dikelilingi 8 elektron,
7
kecualai atom H yang dikelilingi 2 elektron. Misalnya molekul H2,
HCl, dan CH4 yang digambarkan sebagai berikut :
a) H2 struktur molekulnya :
b) CH4 struktur molekulnya :
c) HCl struktur molekulnya :
2.3.2.1 Ikatan Kovalen Rangkap
Ikatan kovalen yang dibentuk oleh lebih dari satu
pasang elektron disebut ikatan kovalen rangkap.
Terdapat dua macam ikatan kovalen rangkap, yaitu:
1. Ikatan Kovalen Rangkap Dua
Merupakan ikatan kovalen yang dibentuk oleh dua
pasangan elektron ikatan,misalnya pada molekul O2
dan C2H4.
a) O2, struktur molekulnya :
b) C2H4, struktur molekulnya :
2. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
Merupakan ikatan kovalen yang dibentuk oleh tiga
pasangan elektron ikatan, misalnya pada molekul N2
dan CO.
a) N2, struktur molekulnya :
8
b) CO, struktur molekulnya :
2.3.3 Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom
H dengan atom lain yang mempunyai keelektronegatifan besar
pada satu molekul dari senyawa yang sama. Ikatan hidrogen
merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan
antar molekul lain, namun ikatan ini masih lebih lemah
dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.
Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan
atom N, O, dan F yang memiliki pasangan elektron bebas.
Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi dengan pasangan
elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan
besar ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan hidrogen ini
dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom-atom
penyusunnya. Semakin besar perbedaannya semakin besar
pula ikatan hidrogen yang dibentuknya.
Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih
dari senyawa tersebut. Semakin besar perbedaan
keelektronegatifannya maka akan semakin besar titik didih dari
senyawa tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk H2O
yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap molekulnya. Akibatnya,
titik didihnya paling besar dibanding senyawa dengan ikatan
hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki beda
keelektronegatifan terbesar.
Ikatan hidrogen dengan mudah terbentuk bila atom hidrogen
terikat pada atom elektronegatif seperti oksigen atau nitrogen.
Fakta bahwa beberapa senyawa organik dengan gugus hidroksi
–OH atau gugus amino –NH2 relatif lebih larut dalam air
9
disebabkan karena pembentukan ikatan hidrogen dengan
molekul air. Dimerisasi asam karboksilat seperti asam asetat
CH3COOH juga merupakan contoh yang sangat baik adanya
ikatan hidrogen.
2.4 Sifat Umum Senyawa Ion dan Kovalen
Senyawa-senyawa kimia dapat dikelompokkan berdassarkan jenis
ikatan yang terdapat dalam molekul senyawa kedalam dua kelompok
yaitu senyawa ion dan senyawa kovalen. Sifat-sifat kimia maupun
fisika kedua macam senyawa ini sangat berbeda, dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 1. Sifat-sifat umum senyawa ion dan kovalen
2.5 Kepolaran Ikatan
Ikatan kovalen dapat dibedakan berdasarkan kepolaran ikatan
atom-atom dalam molekulnya menjadi ikatan kovalen polar dan
kovalen non polar. Ikatan kovalen non polar merupakan ikatan pada
molekul beratom 2 yang terdiri dari atas atom sejenis, misalnya
molekul H2, Cl2, O2. Hal ini, disebabkan kedua atom yang berikatan
10
sifat-sifatnya sama, sehingga daya tariknya terhadap elekron juga
sama. Akibatnya, distribusi muatan elektronik disekitar inti atom yang
berikatan akan simetris,seperti pada gambar berikut ini :
Gambar 3. Molekul Kovalen Non Polar Cl2
Ikatan kovalen polar merupakan ikatan antara dua atom yang
berbeda, misalnya HCl (keduanya unsur elektronegatif). Pada molekul
HCl, atom Cl lebih elektronegatif sehingga dapat menarik elektron
disekitar inti atom lebih kuat ke arahnya. Akibatnya distribusi muatan
listrik pada H dan Cl tidak simetris, bagian Cl agak lebih negatif dan
bagian H lebih positif terlihat seperti pada gambar berikut ini :
Gambar 4. Molekul kovalen polar HCl
Berdasarkan kedua hal diatas dapat dikatakan bahwa ikatan
kovalen polar terjadi pada molekul yang tersusun dari atom-atom yang
berbedatingkat keelektronegatifannya. Misalnya, ikatan yang terjadi
antara atom H dari golongan IA dengan golongan VIIA
(HCl,HBr,HF,dll).
2.6 Contoh Ikatan Kimia dalam Tubuh
1. Asam lemak merupakan rangkaian atom karbon dengan ikatan
rangkap atau tidak rangkap dengan gugus karbon pada ujungnya.[4] Makin banyak ikatan rangkap, maka makin cair lemak tersebut di
dalam suhu kamar.[1] Asam lemak dengan ikatan rangkap dua atau
lebih tidak dapat dibuat di dalam tubuh manusia, karena itu disebut
11
asam lemak esensial.[5] Makin banyak ikatan rangkap pada asam
lemaknya, makin tidak jenuh lemak tersebut.[4] Sebagai contohnya,
asam lemak omega-3 adalah asam lemak dengan 3 ikatan
rangkap yang dimulai pada atom C nomor 5.[4]
2. Hampir semua senyawa ion mudah larut dalam air. Tubuh manusia
harus menjaga sejumlah ion agar berfungsi baik, ion ini disebut dengan
elektrolit. Tanpa konsentrasi yang tepat dari elektrolit tersebut maka
gerakan syaraf tidak dapat mengirim ke otak. Ketika kita berkeringat,
maka kita kehilangan cairan yang berupa elektrolit dalam tubuh yang
mengakibatkan cairan elektrolit dalam tubuh berkurang ( tidak
seimbang). Oleh karena itu seorang atlet dianjurkan meminum minuman
yang dapat menjaga cairan elektrolit dalam tubuhnya seimbang yaitu
minuman yang mengandung Kalium Iodida (KI). Ion Kalium mentrasfer
elektron ke ion Iodium, sehingga terbentuk senyawa ion. Kalium (K)
kehilangan satu elektron sedangkan Iodium (I) bertambah satu elektron.
KI digunakan untuk mengatasi masalah penyakit thyroid pada manusia.
3. Senyawa kimia ini terdapat dalam lambung kita, yang dihasilkan oleh sel
di dinding lambung sebagai respon terhadap adanya makanan yang
masuk ke dalam lambung. Selain berfungsi dalam menghancurkan
makanan yang masuk ke dalam lambung, HCl juga berfungsi sebagai
penghalang terhadap mikroorganisme yang masuk ke dalam lambung
karena sifatnya yang asam (banyak bakteri atau mikroorganisme yang
tidak tahan hidup pada pH lambung yang besarnya sekitar. Contoh
senyawa kimia lain yang berperan dalam kekebalan alami adalah
oksigen. Oksigen merupakan unsur kimia yang kita hirup setiap hari
dengan bebas. Adanya oksigen yang diangkut oleh darah ke sel-sel
tubuh kita menyebabkan timbulnya suatu tekanan. Tekanan oksigen
dalam darah ini banyak membunuh mikroorganisme yang bermaksud
menyerang pertahanan tubuh kita.
4. Ikatan pada hemoglobin
12
Gambar 1 Struktur heme
Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat
besi) di dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh pada mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin juga
pengusung karbon dioksida kembali menuju paru-paru untuk
dihembuskan keluar tubuh. Molekul hemoglobin terdiri
dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul
organik dengan satu atom besi. Mutasi pada gen protein
hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun
yang disebut hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering
ditemui adalah anemia sel sabit dan talasemia.
5. ATP (Adenosin Trifosfat)
Adenosin Trifosfat (ATP) merupakan senyawa kimia berenergi
tinggi, tersusun dari ikatan adenin purin terikat pada gula yang
mengandung 5 atom C, yaitu ribose dan tiga gugus fosfat.
Meskipun digolongkan sebagai molekul berenergi tinggi, ikatan
kimianya labil dan mudah melepaskan gugus fosfatnya. Setiap
melepaskan fosfatnya, akan dibebaskan energi yang langsung
dapat digunakan oleh sel. Oleh karena itu, katabolisme disebut
juga disimilasi atau bioenergi atau reaksi eksergonik. Di dalam
katabolisme sel organisme, terjadi proses oksidasi atau reduksi
senyawa (biooksidasi).
13
BAB III
PENUTUP
3.1Simpulan
1. Ikatan kimia adalah gaya tarik menarik antar atom-atom sehingga
atom-atom tersebut tetap berada bersama-sama dan terkombinasi
dalam senyawaan.
2. Senyawa kimia terbentuk dari dua atau lebih atom yang bergabung
atau berikatan satu sama lain dan menghasilkan molekul atau
senyawa yang sederhana atau kompleks.
3. Ikatan kimia terbagi menjadi 3 jenis, yaitu ikatan ion, kovalen, dan
hidrogen. Untuk ikatan kovalen, terbagi menjadi 2 jenis lagi, yaitu
ikatan kovalen rangkap dua dan rangkap tiga.
4. Adapun antara senyawa ion dan kovalen masing-masing memiliki
sifat umum yang saling bertolak-belakang.
5. Berdasarkan kepolaran ikatan, ikatan kovalen terbagi menjadi dua
jenis ikatan, yaitu ikatan kovalen polar dan non polar.
6. Contoh ikatan kimia yang terdapat dalam tubuh manusia
diantaranya ditunjukkan pada ikatan asam lemak, ikatan KI, ikatan
HCl dan O2, ikatan pada hemoglobin, dan ATP.
14
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti. Jilid I. Edisi
Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Garrow JS dan James WPT. 1993. Human Nutrition and Dietetics, Ninth
Edition. Edinburgh: Churchill Livingstone.
Mahan LK & Escott-Stump S. 2008. Krause’s Food & Nutrition Therapy,
Edition 12. Canada: Saunders Elsevier.
Nettleton JA. 1995. Omega-3 Fatty Acids and Health. New York:
Chapman & Hall.