LATAR BELAKANG

2
LATAR BELAKANG Injeksi merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kuit atau melalui kulit atau selaput lendir. Larutan harus dibuat isotonis karena nantinya akan berinteraksi langsung dengan darah. Jika hipertonis, dimana tekanan osmotiknya lebih besar dari tekanan darah makan dapat terjadi plasmolisis atau hilangnya kadar air dari sel darah, sehingga sel darah akan mengkerut. Jika larutan hipotonis, yaitu tekanan osmotiknya kurang dari tekanan darah maka akan terjadi hemolisis yaitu eritrosit akan pecah. Hal ini karena air akan masuk kedalam eritrosit dengan melewati membran semi permiabel sehingga terjadi peningkatan volume darah, dan jika berkelanjutan akan pecah. Pada pemberian secara intravena dalam volume yang kecil isotonis bukanlah syarat yang mutlak. Hal ini karena jumlah cairan tubuh jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah cairan yang dimasukkan, sehingga terjadi pengenceran yang cepat. Tetapi tidak demikian jika larutan intravena dalam volume besar tidak isotonis. Pengecekan isotonis larutan dilakukan dengan perhitungan menggunakan faktor dissosiasi. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa larutan solutio antikoagulan dalam formula bersifat hipotonis, sehingga perlu pengatasan agar sifatnya berubah dari hipotonis mejadi isotonis. Larutan yang hipotonis,tidak boleh dimasukkan ke dalam tubuh karena selain menyebabkan rasa sakit, juga dapat menimbulkan efek yang membahayakan, karena pada larutan hipotonis akan mengalami peristiwa osmose. Osmose merupakan peristiwa dimana terjadi aliran cairan dari tekanan rendah ke tekanan tinggi. Karena hipotonis mempunyai tekanan yang lebih rendah dari cairan tubuh, maka sel darah lama-kalamaan akan pecah kerana tidak mampu lagi menampung cairan yang masuk. Pecahnya sel darah merah dinamakan hemolisis. Peristiwa hemolisis bersifat irreversible yang artinya tidak dapat balik lagi seperti semula. Oleh karena itu sangat membayahakan jika sediaan

description

nn

Transcript of LATAR BELAKANG

Page 1: LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG

Injeksi merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kuit atau melalui kulit atau selaput lendir. Larutan harus dibuat isotonis karena nantinya akan berinteraksi langsung dengan darah. Jika hipertonis, dimana tekanan osmotiknya lebih besar dari tekanan darah makan dapat terjadi plasmolisis atau hilangnya kadar air dari sel darah, sehingga sel darah akan mengkerut. Jika larutan hipotonis, yaitu tekanan osmotiknya kurang dari tekanan darah maka akan terjadi hemolisis yaitu eritrosit akan pecah. Hal ini karena air akan masuk kedalam eritrosit dengan melewati membran semi permiabel sehingga terjadi peningkatan volume darah, dan jika berkelanjutan akan pecah. Pada pemberian secara intravena dalam volume yang kecil isotonis bukanlah syarat yang mutlak. Hal ini karena jumlah cairan tubuh jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah cairan yang dimasukkan, sehingga terjadi pengenceran yang cepat. Tetapi tidak demikian jika larutan intravena dalam volume besar tidak isotonis.

Pengecekan isotonis larutan dilakukan dengan perhitungan menggunakan faktor dissosiasi. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa larutan solutio antikoagulan dalam formula bersifat hipotonis, sehingga perlu pengatasan agar sifatnya berubah dari hipotonis mejadi isotonis. Larutan yang hipotonis,tidak boleh dimasukkan ke dalam tubuh karena selain menyebabkan rasa sakit, juga dapat menimbulkan efek yang membahayakan, karena pada larutan hipotonis akan mengalami peristiwa osmose. Osmose merupakan peristiwa dimana terjadi aliran cairan dari tekanan rendah ke tekanan tinggi. Karena hipotonis mempunyai tekanan yang lebih rendah dari cairan tubuh, maka sel darah lama-kalamaan akan pecah kerana tidak mampu lagi menampung cairan yang masuk. Pecahnya sel darah merah dinamakan hemolisis. Peristiwa hemolisis bersifat irreversible yang artinya tidak dapat balik lagi seperti semula. Oleh karena itu sangat membayahakan jika sediaan parenteral yang dimasukkan ke dalam tubuh bersifat hipotonis. Untuk mengatasinya, maka perlu penambahan zat pengisotonis,tujuannya adalah untuk mencegah rasa nyeri yang ditimbulkan karena perbedaan tekanan osmosis antara larutan dan jaringan.

Dalam praktikum ini dibuat sediaan injeksi gentamisin sulfat. Gentamisin sulfat digunakan bentuk garam dari gentamicin ini, agar dapat mudah larut dalam pembawa air. Gentamisin Sulfat memiliki bentuk fisik berupa serbuk putih sampai dengan kuning dengan kelarutan yang larut dalam air, tidak larut dalam etanol, dalam aseton, kloroform, eter dan dalam benzene. Gentamicin sulfat sendiri digunakan sebagai antibiotika yang dapat mengatasi infeksi kuman Pseudomonas, Proteus dan Staphylococcus yang retensi terhadap Penicilin.