LATAR BELAKANG
description
Transcript of LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Perkembangan dan pertumbuhan suatu kota salah satunya dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk
baik karena faktor alami melalui peningkatan jumlah kelahiran maupun karena adanya proses urbanisasi yang tinggi.
Salah satu kota yang mengalami peningkatan laju pertumbuhan penduduk tiap tahunnya adalah Kota Semarang.
Sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah perkembangan Kota Semarang cukup pesat dibandingkan daerah sekitarnya.
Hal inilah yang mengakibatkan tingkat urbanisasi di Kota Semarang cukup tinggi sehingga memicu terjadinya urban
sprawl. Urban Sprawl atau dikenal dengan pemekaran kota merupakan bentuk bertambah luasnya kota secara fisik.
Perluasan kota disebabkan oleh semakin berkembangnya penduduk dan semakin tingginya arus urbanisasi.
Semakin bertambahnya penduduk kota menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan masyarakat terhadap
perumahan, perkantoran, dan fasilitas sosial ekonomi lain. Urban sprawl terjadi dengan ditandai adanya alih fungsi
lahan yang ada di sekitar kota (urban periphery) mengingat terbatasnya lahan yang ada di pusat kota. Hal ini terjadi
di salah satu Kecamatan di pinggiran Kota Semarang yaitu Kecamatan Genuk dimana terjadi perubahan alih fungsi
lahan dengan ditandai semakin meningkatnya penggunaan lahan untuk permukiman dan industri. Berdasarkan
penelitian dalam jurnal ilmiah pendidikan geografi tahun 2014, penggunaan lahan untuk permukiman meningkat
21,8% dalam kurun waktu empat tahun (tahun 2009-2013), sedangkan untuk penggunaan lahan industri meningkat
7,33% dalam kurun waktu yang sama.
Berdasarkan RDTRK Kota Semarang tahun 2000-2010, Kecamatan Genuk termasuk dalam BWK IV yang
fungsi wilayahnya sebagai kawasan industri, pusat transportasi, budidaya perikanan dan permukiman. Tingkat
urbanisasi di Kecamatan Genuk tergolong cukup tinggi karena adanya kawasan industri besar Terboyo. Berdasarkan
data Kecamatan Genuk Dalam Angka, banyaknya penduduk yang datang di tahun 2012 mencapai 3.624 jiwa, angka
ini mengalami peningkatan dari tahun 2011 yang mencapai 3.215 jiwa atau meningkat sebesar 12,7% dalam kurun
waktu satu tahun. Mayoritas pendatang di Kecamatan Genuk bekerja sebagai buruh industri dengan penghasilan
rendah. Hal ini menjadi permasalahan tersendiri karena seiring meningkatnya jumlah penduduk di suatu daerah
maka kebutuhan penyediaan akan sarana dan prasarana permukiman semakin meningkat pula. Perumahan dan
permukiman selain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, juga mempunyai fungsi yang sangat strategis
dalam perannya sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan peningkatan kualitas generasi yang
akan datang, serta merupakan pengejawantahan jati diri. Terwujudnya kesejahteraan rakyat dapat ditandai dengan
meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat, antara lain melalui pemenuhan kebutuhan papannya.
Namun disisi lain, pemenuhan akan kebutuhan prasarana dan sarana perumahan maupun permukiman
yang terjangkau dan layak huni belum sepenuhnya dapat disediakan, baik oleh masyarakat sendiri maupun
pemerintah, sehingga kapasitas daya dukung prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang ada mulai
menurun yang pada gilirannya memberikan konstribusi terjadinya lingkungan permukiman kumuh.
Menurut UU No. 4 pasal 22 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman, permukiman kumuh adalah
permukiman yang tidak layak huni antara lain karena berada pada lahan yang tidak sesuai dengan peruntukkan atau
tata ruang, kepadatan bangunan yang sangat tinggi dalam luasan yang sangat terbatas, rawan penyakit sosial dan
penyakit lingkungan, kualitas umum bangunan rendah, tidak terlayani prasarana lingkungan yang memadai,
membahayakan keberlangsungan kehidupan dan penghuninya. Banyak faktor yang “memaksa” masyarakat kurang
mampu untuk bertempat tinggal di permukiman kumuh: pertama, faktor tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
yang tergolong rendah atau yang disebut masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), kedua, faktor ketersediaan unit
rumah tinggal (housing stock) yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (low income people) yang
terbatas di pasar perumahan.
Berdasarkan kondisi tersebut maka diperlukan suatu perumusan strategi inovatif dan kreatif untuk
mengatasi permasalahan perumahan yang telah dijelaskan di atas. Salah satunya melalui redevelopment atau yang
biasa dikenal dengan pembangunan kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara
mengganti sebagian dari, atau seluruh, unsur-unsur lama dari kawasan kota tersebut dengan unsur-unsur kota yang
lebih baru dengan yang bertujuan untuk meningkatkan vitalitas serta kualitas dari lingkungan suatu kawasan
tersebut. Penanganan peremajaan lingkungan permukiman kumuh yang diatur dalam Inpres No. 5 tahun 1990,
dinyatakan bahwa pertimbangan peremajaan permukiman kumuh adalah dalam rangka mempercepat peningkatan
mutu kehidupan masyarakat terutama bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah yang bertempat tinggal di
kawasan permukiman kumuh yang berada di atas tanah negara. Peremajaan permukiman kumuh dalam Inpres 5/90
tersebut adalah meliputi pembongkaran sebagian atau seluruh permukiman kumuh yang sebagian besar atau
seluruhnya berada di atas tanah negara dan kemudian di tempat yang sama dibangun prasarana dan fasilitas rumah
susun serta bangunan-bangunan lain sesuai dengan rencana tata ruang kota yang bersangkutan.
Selain pengaturan aspek spasial penataan permukiman, hal lain yang cukup penting dan perlu diperhatikan
adalah terjalinnya kemitraan dari para stakeholder yang terlibat dalam pembangunan perumahan yang dapat ditinjau
baik secara sektoral seperti pembiayaan, pembangunan, sarana dan prasarana, pertanahan, perijinan dan
sebagainya dari perspektif karakteristik organisasi dan kelembagaannya seperti pemerintah pusat dan daerah, dunia
usaha, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat itu sendiri. Sehingga dengan adanya strategi perencanaan
yang matang serta keterlibatan berbagai stakeholder sesuai perannya masing-masing maka diharapkan
permasalahan permukiman kumuh yang ada di Kecamatan Genuk dapat teratasi.
https://www.pu.go.id/uploads/services/2011-12-01-11-57-14.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31741/4/Chapter%20II.pdf
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01219-AR%20Bab2001.pdf
http://eprints.undip.ac.id/15530/1/Eni_Surtiani.pdf
RDTRK Kota Semarang tahun 2000-2010
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27030/4/Chapter%20II.pdf