latar belakang
-
Upload
endraadipermata -
Category
Documents
-
view
8 -
download
1
description
Transcript of latar belakang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zoonesis adalah suatu yang menggambarkan kejadian penyakit infeksi pada
manusia yang ditularkan oleh hewan vertebrata. Di dunia, kini penyakit menular
yang disebabkan oleh hewan semakin merebak. Penyakit ini disebabkan oleh
virus ebola yang membuat warga dunia resah dan sangat mengancam nyawa.
Para pejabat kesehatan telah mendata 48 kasus penularan sejak wabah pertama
kali dilaporkan bulan Februari 2014 lalu. Hingga sekarang, belum ada vaksin
penyembuh bagi mereka yang terpapar virus mematikan ini. Rabu, 6 Agustus
2014, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, kasus kematian akibat ebola
tahun ini sudah menembus angka 900 orang! Seperti dilansir kantor berita
Reuters, dengan tambahan korban meninggal 2 hingga 4 Agustus lalu, total
kematian akibat virus mematikan itu menjadi 932 kasus. Itu yang tertinggi
sepanjang sejarah.
Di Kongo Barat Laut 5000 ekor gorila mati akibat terinfeksi virus Ebola, yang
memusnahkan hampir separuh populasi hewan yang terancam punah. Simpanse
juga banyak yang mati akibat virus ini. Para ahli menyatakan bahwa virus Ebola
yang sangat menular ini terutama tersebar melalui kontak antar kelompok gorila
dan simpanse, bahkan manusia juga bisa terinfeksi oleh virus Ebola. Virus ini
pertama kali ditemukan tahun 1976 di Kongo, dan sejauh ini hanya ditemukan di
Afrika saja. Wabah virus Ebola terakhir di Uganda pada Oktober 2000, ketika 173
orang meninggal dan total 426 orang terdiagnosis mengidap virus itu di Uganda
bagian utara. Penularan virus Ebola hanya terjadi melalui kontak langsung dengan
darah atau cairan tubuh. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus ini akan
meninggal dunia, karena sampai sekarang virus ini belum ditemukan vaksin yang
bisa mencegah infeksi oleh virus ini.
Di Tiongkok jumlah korban penyakit misterius yang baru-baru ini melanda
Propinsi Sichuan, telah mencapai 163 kasus, dimana 32 korban meninggal dan 27
dalam keadaan kritis. Gejala-gejala penyakit tersebut telah menimbulkan dugaan
1
di kalangan para ahli, bahwa virus Ebola merupakan penyebabnya (Yun, Y,
www.asianresearch.org).
WHO menyatakan lebih dari 1.000 orang meninggal karena Ebola sejak virus
itu pertama kali teridentifikasi pada 1976 di Sudan dan Kongo. Bisaanya wabah
bisa diatasi dengan cepat karena virus ini membunuh korbannya lebih cepat
sebelum menular ke individu lain. Sampai saat ini, tercatat sekitar 1.500 kasus
demam akibat virus Ebola terjadi di seluruh dunia. Gejala awal sakit akibat virus
ini antara lain berupa demam, sakit kepala, tenggorokan kering, lemas, pilu otot,
diare, dan sakit perut.
Di Indonesia, sampai dengan saat ini belum ada yang dilaporkan terinfeksi
oleh virus Ebola. Akan tetapi, dengan kemajuan sistem transfortasi pada saat ini,
tidak menutup kemungkinan virus Ebola bisa mewabah di Indonesia. Untuk itu,
diperlukan usaha pencegahan yang bisa diterapkan untuk mencegah masuknya
virus Ebola di Indonesia mengingat virus ini sangat mudah menular dan sangat
mematikan karena sampai sekarang belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah
infeksi oleh virus Ebola.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dari Ebola ?
2. Apa yang dimaksud dengan Ebola ?
3. Apa saja penyebab dari Ebola ?
4. Bagaimana tanda dan gejala seseorang terkena Ebola ?
5. Bagaimana cara penularan virus ebola ?
6. Bagaimana cara pencegahan Ebola ?
7. Bagaimana cara mendeteksi virus Ebola ?
8. Bagaimana cara penanganan Ebola ?
9. Bagaimana tata laksana kasus dan prognosis Ebola ?
10. Bagaimana cara pengobatan kasus Ebola ?
11. Bagaimana cara rehabilitasi seseorang yang terkena Ebola ?
2
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah dari Ebola.
2. Untuk mengetahui pengertian Ebola.
3. Untuk mengetahui penyebab dari Ebola.
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala seseorang terkena Ebola.
5. Untuk mengetahui cara penularan virus ebola.
6. Untuk mengetahui cara pencegahan Ebola.
7. Untuk mengetahui cara mendeteksi virus Ebola.
8. Untuk mengetahui cara penanganan Ebola.
9. Untuk mengetahui tata laksana kasus dan prognosis Ebola.
10. Untuk mengetahui cara pengobatan kasus Ebola.
11. Untuk mengetahui cara rehabilitasi seseorang yang terkena Ebola.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Ebola virus pertama kali muncul pada tahun 1976 di wabah Ebola demam
hemorrhagic di Zaire dan Sudan. Seorang pekerja toko di Nzara, Sudan, tiba-tiba
sakit. Lima hari berselang, ia meninggal dunia. Dengan kematiannya, dunia tanpa
sadar menyaksikan dampak dari virus Ebola pertama, 27 Juni 1976. Virus ini
kemudian menjadi wabah penyakit ebola di seluruh area tersebut.
2.2 Pengertian
Ebola Virus Disease (EVD) adalah salah satu dari banyak penyakit demam
berdarah virus. lni adalah penyakit yang sering berakibat fatal pada manusia dan
primata (seperti monyet, gorila, dan simpanse).
Virus Ebola
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), sebuah badan
milik pemerintah AS yang bekerja menanggulangi dan mencegah penyakit, Ebola
adalah penyakit demam berdarah (dapat mencapai 38.6 derajat Celsius) diiringi
sakit kepala, muntah-muntah, sakit perut, seluruh badan terasa nyeri, memar dan
4
pendarahan tanpa sebab. Melihat gejala awalnya, penyakit ini mirip penyakit flu,
namun kelanjutannya lebih ganas. Perbedaan penyakit ini dengan penyakit demam
berdarah (dengue fever) yang pernah kita kenal adalah virus Ebola disebarkan
oleh kelelawar, sedangkan virus demam berdarah disebarkan oleh nyamuk. Virus
Ebola dapat menyerang manusia dan juga kera. Virus ini tidak dapat menyebar
melalui udara, cara penularannya lebih seperti virus HIV penyebab AIDS, yaitu
melalui darah dan cairan tubuh.
Virus Ebola adalah virus mematikan yang ditularkan melalui kontak langsung
dengan darah atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi , jarum yang tidak steril,
atau hewan yang terinfeksi. (sumber : Kamus Kesehatan).
Sedangkan menurut Wikipedia; Penyakit Virus Ebola (EVD) atau Demam
Berdarah Ebola (EHF) adalah penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus
Ebola.
Ebola dengan nama lain EVD adalah virus Ebolavirus (EBOV), genus virus
dan penyakit demam hemorrhagic Ebola (EHF), virus demam hemorrhagic
(VHF), dengan kata lain demam berdarah viral dan merupakan salah satu penyakit
akibat virus yang paling mematikan bagi manusia.
2.3 Penyebab
Ebola disebabkan oleh infeksi dengan virus dari genus Ebolavirus. Menurut
Wikipedia, virus Ebola ini mungkin disebabkan melalu kontak cairan tubuh
hewan atau darah hewan yang terjangkit virus ebola biasanya kelelawar atau
monyet. Orang yang terjangkit virus ebola dapat dengan cepat menular ke orang
lain. Sampel darah untuk antibody virus, RNA virus, atau virus itu sendiri untuk
memastikan dignosisnya.
Virus ebola termasuk famili Filoviridae. Famili Filoviridae ini terdiri atas
virus Ebola dan virus Marburg. Keduanya sama sama menyebabkan penyakit
demam akut dengan angka kematian yang tinggi. Virus ebola terdiri dari
Bundibugyo ebolavirus Reston Ebolavirus , Sudan ebolavirus , Zaire ebolavirus,
dan Tai Forest virus. Virus Reston adalah satu-satunya virus ebola yang tidak
berasal dari Afrika. Virus ebola Reston menyebabkan infeksi yang fatal pada kera
tetapi pada manusia hanya infeksi dengan sedikit atau tanpa gejala klinis.
5
Virus dari famili Filoviridae (filovirus) adalah virus dengan partikel virus
terdiri dari satu helai rantai RNA. Virus berukuran 790-970 nanometer
panjangnya. Virus nampak dalam keadaan melengkung atau melilit. Selubung
lemak bagian luarnya sensitif terhadap pelarut lemak atau deterjen. Virus akan
rusak pada temperatur 600C dalam 30 menit dan dalam keadaan asam tapi dapat
hidup dalam darah pada temperatur ruangan. Bagian permukaan virus
mengandung glikoprotein yang berbentuk runcing yang berperan pada
penempelan virus ke sel inang. Glikoprotein ini kaya akan kandungan gula
sehingga dapat menghindari antibodi yang menetralkan virus. Bentuk yang lebih
kecil dari glikoprotein virus yang mengandung antigen virus diproduksi oleh sel
yang terinfeksi dan ditemukan pada sirkulasi darah penderita. Adanya antigen
virus yang bersikulasi ini diduga menjadi mekanisme yang menghambat respon
daya tahan tubuh penderita terhadap protein permukaan virus atau dengan kata
lain memblok aktivitas antivirus tubuh penderita. Hal inilah yang menyebabkan
virus ebola mengakibatkan angka kematian tinggi.
Virus ebola ini sering menimbulkan wabah. Awalnya infeksi virus terdapat
pada reservoir (makhluk hidup tempat virus hidup dan berkembang biak) yang
tidak diketahui. Manusia tertular akibat kontak erat dengan makhluk/manusia lain
yang terinfeksi virus atau melalui cairan tubuh penderita.
Virus ebola memperbanyak diri dengan baik di semua sel manusia. Proses
perbanyakan diri virus membuat kematian sel inangnya. Antigen virus dan virus
banyak terdapat pada jaringan ikat bahkan pada kasus berat ditemukan pada
jaringan di bawah kulit. Dari sinilah virus dapat keluar melalui celah antar kulit
atau lewat kelenjar keringat dan dapat menular. Penularan virus melalui udara
terjadi pada virus Reston yang menular melalui udara pada primata.
6
2.4 Tanda dan Gejala
Seorang penderita EVD dapat dilihat dari hasil laboratorium, yaitu berupa
penurunan jumlah sel darah putih dan trombos, serta peningkatan enzim hati.
Masa inkubasi virus 2 sampai 21 hari. Sepanjang masa inkubasi (gejala awal),
yang dapat berlangsung selama 1-3 minggu, gejala demam ebola meliputi: radang
sendi, sakit punggung, diare, kelelahan, sakit kepala, rasa tidak enak badan,
kerongkongan terasa sangat sakit, dan muntah-muntah. Sedangkan pada gejala
akhir, demam ebola dapat menujukkan gejala seperti: gatal-gatal, pendarahan dari
mata, telinga, dan hidung, pendarahan dari mulut dan dubur (pendarahan
gastrointestinal), radang pada mata (conjunctivitis), bengkak pada organ genital
(labia dan kantung buah pelir (scrotum)), keluarnya darah melalui permukaan
kulit (hemorrhagic), rongga atas mulut terlihat memerah, pingsan, kegagalan
fungsi hati, dan mata menjadi gelap. (Robertus S.W dan Tony H). Gejala lain
yang kerap ditunjukkan oleh orang yang terinfeksi Ebola adalah bintik-bintik
merah di kulit, mata merah, dan mata berdarah.
Tapi dalam wabah terbaru di Uganda, pasien meninggal dengan gejala demam
dan muntah. Gejala yang bisaanya tidak terlihat pada pasien ebola inilah yang
7
membuat WHO menjadi khawatir. Hal itu menjadi tanda munculnya strain baru
virus Ebola yang mematikan. Bentuk baru virus Ebola itu terdeteksi dalam sebuah
wabah di Uganda bagian barat. Dalam waktu kurun dari sebulan, strain tak
dikenal itu telah menewaskan 18 orang.
Sebanyak 90 persen pasien yang terserang virus Ebola meninggal, artinya
hanya 10 persen saja pasien yang terinfeksi virus Ebola yang dapat selamat.
Secara umum kematian pasien yang terinfeksi Ebola disebabkan karena tekanan
psikologis, dan sedikit kematian yang diakibatkan akibat kekurangan darah.
2.5 Cara Penularan
Karena reservoir alami dari virus Ebola belum terbukti, cara di mana virus
pertama muncul pada manusia pada awal wabah tidak diketahui . Namun, para
peneliti memiliki hipotesis bahwa pasien pertama terinfeksi melalui kontak
8
dengan hewan yang terinfeksi. Ketika infeksi terjadi pada manusia, ada beberapa
cara di mana virus dapat dituularkan kepada orang lain, diantaranya:
kontak langsung dengan darah atau cairan dari orang yang terinfeksi
paparan benda (seperti jarum) yang telah terkontaminasi dengan sekresi
yang terinfeksi
Virus yang menyebabkan EVD sering menyebar diantara keluarga dan teman-
teman, seperti melalui sekret infeksi saat merawat anggota keluarga yang sakit.
Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat selama masa perawatan kesehatan di
fasilitas kesehatan (seperti klinik atau rumah sakit). Paparan virus Ebola dapat
terjadi selama masa perawatan kesehatan di mana staf rumah sakit tidak
mengenakan peralatan pelindung yang sesuai, seperti masker, jubah, dan sarung
tangan.
Pembersihan dan pembuangan instrumen , seperti jarum suntik, juga penting .
Jika instrumen tidak sekali pakai,mereka harus disterilkan sebelum digunakan
lagi. Tanpa sterilisasi yang baik terhadap instrumen, penularan virus dapat
berlanjut dan memperkuat wabah. Virus Ebola adalah virus yang dapat menyebar
dengan sangat cepat dan dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang
tidak disterilkan atau melakukan kontak dengan seseorang yang terkena infeksi
atau mayat orang yang sudah meningggal karena terserang Virus Ebola.
Cara infeksi virus Ebola dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut.
Pertama, sekitar satu minggu setelah infeksi atau peradangan, virus mulai
menyerang darah dan sel hati. Kedua, penyakit akan menyebar secara cepat
keseluruh tubuh, virus akan menghancurkan organ atau bagian tubuh yang penting
seperti hati dan ginjal. Ketiga, infeksi virus Ebola akan menyebabkan atau
mendorong terjadinya pendarahan internal secara besar-besaran (masive).
Keempat, Virus Ebola akan menghambat kerja sistem pernapasan, yang dapat
menyebabkan kematian seketika pada pasien.
Virus Ebola bisa tertular lewat melalui darah, muntah, feses, dan cairan tubuh
dari manusia pengidap Ebola ke manusia lain. Virus juga bisa ditemukan dalam
urin dan cairan sperma. Infeksi terjadi ketika cairan-cairan tubuh tersebut
menyentuh mulut, hidung, atau luka terbuka orang sehat. Bersentuhan langsung
9
pada kasur, pakaian, atau permukaan yang terkontaminasi juga bisa menyebabkan
infeksi - tetapi ini hanya melalui luka terbuka orang sehat.
Belum jelas kapan virus ini bertahan di luar tubuh tetapi sejumlah bukti
menunjukan virus bisa bertahan hingga enam hari. Pemutih dan klorin dapat
membunuh Ebola. Penyakit ini tidak menular lewat udara, seperti flu. Setelah
terinfeksi, virus membutuhkan waktu dua hingga 21 hari untuk akhirnya
menunjukan gejala.
2.6 Pencegahan
Cara mencegah virus Ebola :
Menjauhi kawasan epidemi virus Ebola
Menghindari perjalanan atau berwisata ke daerah epidemic Ebola, tetapi bila
sudah terlanjur sebaiknya terlebih dahulu dikarantina untuk dilakukan
pemeriksaan labolatorium dari medis.
Sesering mungkin mencuci tangan dengan memakai sabun atau antiseptik
yang khusus buat mencuci tangan. Jauhi kontak fisik dengan pasien yang
terkena virus Ebola karena virus Ebola dapat menular melalui cairan tubuh
maupun darah penderita Virus Ebola.
Tidak mengkonsumsi hewan liar termasuk primata dan tidak membeli maupun
mengkonsumsinya dari daerah epidemi terutama di wilayah Afrika.
Berhati-hati dalam mengurus mayat orang yang meninggal karena virus ebola,
seperti kita ketahui bahwa mayatnya masih dapat menularkan virusnya kepada
orang lain.Bagi petugas kesehatan dalam menangani penderita harus
mengikuti prosedur yang telah diatur, misalnya memakai masker, sarung
tangan,pakaian pelindung dll.
Sebaiknya menghindari menyentuh sarana umum. Sarana umum yang
dimaksud seperti, alat bermain, pegangan tangga, escalator, lift.
Menutup luka. Luka yang terbuka dapat dengan mudah terpapar virus dari
luar.
Bagi yang suka mengkonsumsi daging babi. Sebelum mengkonsumsi
perhatikan kebersihan dan kualitasnya.
Meyakini bahwa daging yang kita konsumsi berkualitas bagus.
10
Gunakan sarung tangan bila terpaksa dalam kondisi dekat dengan pasien
Ebola.
Upaya pencegahannya tim peneliti dari Amerika dan Kanada yang dipimpin
Dr Anthony Sanchez melaporkan perkembangan tentang virus Ebola dalam
pertemuan ke-162 Komunitas Mikrobiologi Umum yang digelar di gedung Pusat
Konferensi Internasional Edinburgh. Menurut Sanchez, dengan pola transportasi
perjalanan lintas benua dan pariwisata yang berkembang demikian pesat beberapa
waktu terakhir telah membuat virus Ebola menyebar dari tempat paling terasing
ke seluruh belahan di dunia. Utnuk itu diperlukan upaya pencegahan yang bisa
meminimalkan meluasnya wabah penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari agar tidak tertular
oleh virus Ebola, antara lain: menghindari area yang terkena serangan virus Ebola,
tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit virus Ebola,
dan mengggunakan perlengkapan khusus seperti baju yang bisaa digunakan di
Laboratorium yang fungsinya menghindari penularan oleh virus Ebola. Dengan
demikian, diharapkan kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virus Ebola dapat di
hindari. Selain itu, mayat para korban yang meninggal akibat virus Ebola harus
dimusnahkan karena penyebaran utama virus ini melalui darah, yang
menyebabkan para dokter yang terkena darah dari pasien yang terinfeksi, akan
mengalami kematian seperti yang terjadi di Afrika.
Menon-aktifkan virus Ebola dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang
bisa dilakukan yaitu dengan penggunaan sinar Ultra violet dan radiasi sinar gama,
penyemprotan formalin dengan konsentrasi 1%, beta-propiolactone, dan
disinfektan phenolic dan pelarut lipid-deoxycholate dan ether.
2.7 Cara Mendeteksi Virus Ebola
Untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus Ebola, dapat dilakukan
pengujian antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgG
ELISA, polymerase chain reaction (PCR), dan mengisolasi virus Ebola yang bisa
dilakukan untuk mengetahui adanya virus Ebola dalam tubuh manusia (Olson,
www.ualr.edu).
11
Mendeteksi penyebab penyakit cacar air (small pox), Anthrax, dan Virus
Ebola, pada saat ini bisa dilakukan dengan mudah, dan hasil identifikasinya dapat
langsung disebarluaskan melalui jaringan telepon genggam. Teknologi yang
dikembangkan Fraunhofer Institute for Silicon Teknologi, sebuah perusahaan
inovasi teknologi mikrobiologi dan mikrokomputer dari Jerman ini menyebutnya
dengan eBiochipstick. Alat ini cukup mengambil DNA atau bagian tubuh atau
benda yang diduga terinfeksi bakteri, lalu dimasukkan sebuah kotak seukuran tv
10 inc (eBiochip Adaptor). Instrumen yang bekerja dengan bantuan komputer
portabel ini, dengan mudah kemudian mendeteksi kadar virus, racun, bakteri, atau
patogen, yang telah menjangkit tubuh manusia, atau hewan. Alat ini diberi nama,
eBiochip System Portable Instrument. Alat ini dengan cepat akan mendeteksi
jenis spora, dan mendeteksi virus Ebola lewat perangkat eBiochipstick. Alat untuk
mendeteksi dan menganalisis jenis bakteri, virus, atau racun berbahaya dalam
tubuh manusia cukup dengan sebuah chip seukuran disket HDD yang tebalnya tak
lebih dari koin Rp 500,- dan mengurai protein dengan analisis akurat.
Berdasarkan data departemen ketahanan biologi Amerika, stidaknya ada tujuh
jenis racun, bakteri patogenik yang bisa dideteksi alat ini. Selain bakteri antrax
dan smal pox (cacar air), eBiochip ini juga bisa mendeteksi plague, hepatitis C,
tularemia, brucellus, Q-fever, dan virus Ebola (virale hemorhagic fever). Bahkan
bakteri penyakit anthrax yang sporanya bisa bertahan hingga di atas 40 tahun pun
masih bisa dideteksi oleh alat ini. Kadar infeksi bakteri penyakit yang bisa
menular ke manusia ini dengan dini bisa dideteksi dan diurai kadar racunnya
(Sriwijaya Post, Mendeteksi Virus Ebola Lewat Telepon Genggam, 2006).
2.8 Penanganan
Belum ada obat yang dinyatakan pasti bisa menyembuhkan. Pasien yang sakit
parah butuh mengembalikan cairan secara cepat dengan menggunakan cairan
infus. Mereka harus diisolasi dari orang lain dan diberikan perawatan intensif oleh
para ahli medis. Obat eksperimental seperti ZMapp juga telah digunakan, namun
efektivitasnya belum terbukti.
Produk darah dari penyintas juga sedang diamati sebagai terapi potensial.
Badan amal medis Medicine Sans Frontieres (MSF) mengatakan wabah ini
12
berasal dari strain mematikan dan paling agresif dari virus. Tidak diketahui secara
pasti faktor-faktor apa yang memungkinkan beberapa orang bisa sembuh dari
Ebola. Tetapi sebagian ahli beranggapan pengobatan dini adalah kunci.
2.9 Tata Laksana Kasus dan Prognosis Ebola
Pengobatan standar untuk EVO masih terbatas pada terapi suportif. lni terdiri
dari:
menyeimbangkan cairan tubuh dan elektrolit pasien
mempertahankan status oksigen dan tekanan darah
memberikan pengobatan untuk setlap kompfikasi infeksl yang terjadi
Pengobatan tepat waktu pada penderita EVD adalah penting walaupun sangat
menantang karena penyakit ini sulit untuk didiagnosis secara klinis pada tahap
awal infeksi . Karena gejala awal seperti sakit kepala dan demam tidak spesifik
untuk menentukan seseorang terinfeksi EVD, kasus EVD mungkin awalnya salah
didiagnosis . Namun, jika seorang pasien memiliki gejala awal EVD dan ada
alasan kuat sehingga pasien tersebut dinyatakan sebagai suspek, pasien harus
diisolasi dan petugas kesehatan harus segera mengetahui hal ini. Terapi suportif
dapat dilanjutkan dengan,menggunakan pakaian pelindung yang tepat sampai
sampel dari pasien diuji untuk mengkonfirmasi infeksi.
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk kasus EVD. Beberapa vaksin
masih dalam tahap pengujian, namun belum ada satu pun yang dapat digunakan
untuk kasus klinis. Penderita sakit parah memerlukan perawatan yang intensif.
Pasien sering mengalami dehidrasi dan membutuhkan rehidrasi oral dengan
larutan yang mengandung elektrolit atau cairan intravena. Tidak ada pengobatan
khusus yang dapat dilakukan. Beberapa obat baru masih dalam tahap evaluasi.
Pasien sering mengalami dehidrasi dan membutuhkan rehidrasi oral dengan
larutan yang mengandung elektrolit atau cairan intravena. Virus ebola
menyebabkan kasus EVD pada manusia, dengan CFR sampai 90%.
13
2.10 Pengobatan
Sampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi
oleh virus Ebola. Akan tetapi sekarang sedang di kembangkan pembuatan vaksin
yang akan diujikan kepada manusia untuk pertama kalinya adalah vaksin yang
sudah memasuki fase uji-klinis. Menurut Sanchez, infeksi virus Ebola di dalam
tubuh manusia memang bisa sangat mematikan, tapi monyet berhasil selamat dari
infeksi virus tersebut dan ini bisa menjadi contoh yang sangat bermanfaat bagi uji-
coba terhadap binatang. Pengujian vaksin Ebola dengan menggunakan primata
memberikan perkembangan yang menjanjikan bagi hadirnya vaksin pelindung.
Ada beberapa hal yang menyebabkan penyebaran penyakit Ebola (Demam
Berdarah Ebola) sangat dikhawatirkan, antara lain:
Serangannya muncul secara sangat mendadak
Gejala-gejala klinik sangat berat.
Menimbulkan kematian dalam waktu yang sangat singkat.
Angka kematiannya sangat tinggi yaitu 90-92% dari jumlah penderita.
Karena Virus Ebola mampu berpindah dari penderita ke orang lain, sehingga
transportasi sangat mendukung kemungkinan penyebarannya ke berbagai
bagian dunia dalam waktu yang sangat singkat.
Belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan Demam Berdarah Ebola.
Vaksin Demam Berdarah Ebola (DBE) hingga kini belum dapat dibuat
(Sumber: Halim, M).
2.11 Rehabilitasi
Rehabilitasi bagi mantan penderita akibat terinfeksi virus Ebola bisa dilakukan
dengan tidak mengasingkan para penderita. Karena menurut para ahli, sebagian
besar kematian yang disebabkan oleh virus Ebola di sebabkan oleh adanya tekana
secara psikologis. Apabila kita mengasingkan dan menjauhi para penderita atau
mantan penderita virus Ebola, justru hal ini akan semakin memperburuk kondisi
kesehatan penderita tersebut. Untuk itulah diperlukan upaya rehabilitasi yang
intensif terhadap para penderita virus Ebola agar kondisi fisik dan psikologisnya
tetap stabil, sehingga akan memberikan motivasi kepada pasien tersebut untuk
secepatnya bisa sembuh dari penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola. Akan
14
tetapi, proses rehabilitasi ini tentunya harus dilakukan secara hati-hati dan lebih
waspada, mengingat virus Ebola bisa menular dengan sangat cepat dari penderita
kepada orang lain melalui kontak. Rehabilitasi juga sebaiknya dilakukan di tempat
yang benar-benar steril, atau pada ruang isolasi khusus sehingga bisa mengurangi
kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virus Ebola.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ebola Virus Disease (EVD) adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu virus
yang termasuk kedalam genus Ebolavirus, keluarga Filoviridae. Ada empat jenis
virus Ebola, yaitu virus Ebola-Zaire, virus Ebola-Sudan, virus Ebola-Ivory dan
virus Ebola Reston. Untuk mendeteksi virus Ebola, dapat dilakukan pengujian
antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgG ELISA,
polymerase chain reaction (PCR).
Virus Ebola dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak
disterilkan atau melakukan kontak dengan seseorang yang terkena infeksi atau
mayat orang yang sudah meningggal karena terserang virus Ebola. Upaya
pencegahan dapat dilakukan dengan: menghindari area yang terkena serangan
virus Ebola, tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit
virus Ebola. Sampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah
infeksi oleh virus Ebola.
3.2 Saran
Meskipun sampai dengan saat ini belum ada laporan tentang adanya penyakit
yang disebabkan oleh virus Ebola, akan tetapi hendaknya kita selalu waspada
terhadap virus Ebola mengingat virus ini sangat cepat menular, dapat dengan
cepat menyebabkan kematian, dan sampai saat ini masih belum ditemukan vaksin
yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola.
16