latar belakang

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zoonesis adalah suatu yang menggambarkan kejadian penyakit infeksi pada manusia yang ditularkan oleh hewan vertebrata. Di dunia, kini penyakit menular yang disebabkan oleh hewan semakin merebak. Penyakit ini disebabkan oleh virus ebola yang membuat warga dunia resah dan sangat mengancam nyawa. Para pejabat kesehatan telah mendata 48 kasus penularan sejak wabah pertama kali dilaporkan bulan Februari 2014 lalu. Hingga sekarang, belum ada vaksin penyembuh bagi mereka yang terpapar virus mematikan ini. Rabu, 6 Agustus 2014, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, kasus kematian akibat ebola tahun ini sudah menembus angka 900 orang! Seperti dilansir kantor berita Reuters, dengan tambahan korban meninggal 2 hingga 4 Agustus lalu, total kematian akibat virus mematikan itu menjadi 932 kasus. Itu yang tertinggi sepanjang sejarah. Di Kongo Barat Laut 5000 ekor gorila mati akibat terinfeksi virus Ebola, yang memusnahkan hampir separuh populasi hewan yang terancam punah. Simpanse juga banyak yang mati akibat virus ini. Para ahli menyatakan bahwa virus Ebola yang sangat menular ini terutama tersebar melalui kontak antar kelompok gorila dan 1

description

tugas

Transcript of latar belakang

Page 1: latar belakang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zoonesis adalah suatu yang menggambarkan kejadian penyakit infeksi pada

manusia yang ditularkan oleh hewan vertebrata. Di dunia, kini penyakit menular

yang disebabkan oleh hewan semakin merebak. Penyakit ini disebabkan oleh

virus ebola yang membuat warga dunia resah dan sangat mengancam nyawa.

Para pejabat kesehatan telah mendata 48 kasus penularan sejak wabah pertama

kali dilaporkan bulan Februari 2014 lalu. Hingga sekarang, belum ada vaksin

penyembuh bagi mereka yang terpapar virus mematikan ini. Rabu, 6 Agustus

2014, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, kasus kematian akibat ebola

tahun ini sudah menembus angka 900 orang! Seperti dilansir kantor berita

Reuters, dengan tambahan korban meninggal 2 hingga 4 Agustus lalu, total

kematian akibat virus mematikan itu menjadi 932 kasus. Itu yang tertinggi

sepanjang sejarah.

Di Kongo Barat Laut 5000 ekor gorila mati akibat terinfeksi virus Ebola, yang

memusnahkan hampir separuh populasi hewan yang terancam punah. Simpanse

juga banyak yang mati akibat virus ini. Para ahli menyatakan bahwa virus Ebola

yang sangat menular ini terutama tersebar melalui kontak antar kelompok gorila

dan simpanse, bahkan manusia juga bisa terinfeksi oleh virus Ebola. Virus ini

pertama kali ditemukan tahun 1976 di Kongo, dan sejauh ini hanya ditemukan di

Afrika saja. Wabah virus Ebola terakhir di Uganda pada Oktober 2000, ketika 173

orang meninggal dan total 426 orang terdiagnosis mengidap virus itu di Uganda

bagian utara. Penularan virus Ebola hanya terjadi melalui kontak langsung dengan

darah atau cairan tubuh. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus ini akan

meninggal dunia, karena sampai sekarang virus ini belum ditemukan vaksin yang

bisa mencegah infeksi oleh virus ini.

Di Tiongkok jumlah korban penyakit misterius yang baru-baru ini melanda

Propinsi Sichuan, telah mencapai 163 kasus, dimana 32 korban meninggal dan 27

dalam keadaan kritis. Gejala-gejala penyakit tersebut telah menimbulkan dugaan

1

Page 2: latar belakang

di kalangan para ahli, bahwa virus Ebola merupakan penyebabnya (Yun, Y,

www.asianresearch.org).

WHO menyatakan lebih dari 1.000 orang meninggal karena Ebola sejak virus

itu pertama kali teridentifikasi pada 1976 di Sudan dan Kongo. Bisaanya wabah

bisa diatasi dengan cepat karena virus ini membunuh korbannya lebih cepat

sebelum menular ke individu lain. Sampai saat ini, tercatat sekitar 1.500 kasus

demam akibat virus Ebola terjadi di seluruh dunia. Gejala awal sakit akibat virus

ini antara lain berupa demam, sakit kepala, tenggorokan kering, lemas, pilu otot,

diare, dan sakit perut.

Di Indonesia, sampai dengan saat ini belum ada yang dilaporkan terinfeksi

oleh virus Ebola. Akan tetapi, dengan kemajuan sistem transfortasi pada saat ini,

tidak menutup kemungkinan virus Ebola bisa mewabah di Indonesia. Untuk itu,

diperlukan usaha pencegahan yang bisa diterapkan untuk mencegah masuknya

virus Ebola di Indonesia mengingat virus ini sangat mudah menular dan sangat

mematikan karena sampai sekarang belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah

infeksi oleh virus Ebola.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah dari Ebola ?

2. Apa yang dimaksud dengan Ebola ?

3. Apa saja penyebab dari Ebola ?

4. Bagaimana tanda dan gejala seseorang terkena Ebola ?

5. Bagaimana cara penularan virus ebola ?

6. Bagaimana cara pencegahan Ebola ?

7. Bagaimana cara mendeteksi virus Ebola ?

8. Bagaimana cara penanganan Ebola ?

9. Bagaimana tata laksana kasus dan prognosis Ebola ?

10. Bagaimana cara pengobatan kasus Ebola ?

11. Bagaimana cara rehabilitasi seseorang yang terkena Ebola ?

2

Page 3: latar belakang

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sejarah dari Ebola.

2. Untuk mengetahui pengertian Ebola.

3. Untuk mengetahui penyebab dari Ebola.

4. Untuk mengetahui tanda dan gejala seseorang terkena Ebola.

5. Untuk mengetahui cara penularan virus ebola.

6. Untuk mengetahui cara pencegahan Ebola.

7. Untuk mengetahui cara mendeteksi virus Ebola.

8. Untuk mengetahui cara penanganan Ebola.

9. Untuk mengetahui tata laksana kasus dan prognosis Ebola.

10. Untuk mengetahui cara pengobatan kasus Ebola.

11. Untuk mengetahui cara rehabilitasi seseorang yang terkena Ebola.

3

Page 4: latar belakang

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah

Ebola virus pertama kali muncul pada tahun 1976 di wabah Ebola demam

hemorrhagic di Zaire dan Sudan. Seorang pekerja toko di Nzara, Sudan, tiba-tiba

sakit. Lima hari berselang, ia meninggal dunia. Dengan kematiannya, dunia tanpa

sadar menyaksikan dampak dari virus Ebola pertama, 27 Juni 1976.  Virus ini

kemudian menjadi wabah penyakit ebola di seluruh area tersebut.

2.2 Pengertian

Ebola Virus Disease (EVD) adalah salah satu dari banyak penyakit demam

berdarah virus. lni adalah penyakit yang sering berakibat fatal pada manusia dan

primata (seperti monyet, gorila, dan simpanse).

Virus Ebola

Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), sebuah badan

milik pemerintah AS yang bekerja menanggulangi dan mencegah penyakit, Ebola

adalah penyakit demam berdarah (dapat mencapai 38.6 derajat Celsius) diiringi

sakit kepala, muntah-muntah, sakit perut, seluruh badan terasa nyeri, memar dan

4

Page 5: latar belakang

pendarahan tanpa sebab. Melihat gejala awalnya, penyakit ini mirip penyakit flu,

namun kelanjutannya lebih ganas. Perbedaan penyakit ini dengan penyakit demam

berdarah (dengue fever) yang pernah kita kenal adalah virus Ebola disebarkan

oleh kelelawar, sedangkan virus demam berdarah disebarkan oleh nyamuk. Virus

Ebola dapat menyerang manusia dan juga kera. Virus ini tidak dapat menyebar

melalui udara, cara penularannya lebih seperti virus HIV penyebab AIDS, yaitu

melalui darah dan cairan tubuh.

Virus Ebola adalah virus mematikan yang ditularkan melalui kontak langsung

dengan darah atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi , jarum yang tidak steril,

atau hewan yang terinfeksi. (sumber : Kamus Kesehatan).

Sedangkan menurut Wikipedia; Penyakit Virus Ebola (EVD) atau Demam

Berdarah Ebola (EHF) adalah penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus

Ebola.

Ebola dengan nama lain EVD adalah virus Ebolavirus (EBOV), genus virus

dan penyakit demam hemorrhagic Ebola (EHF), virus demam hemorrhagic

(VHF), dengan kata lain demam berdarah viral dan merupakan salah satu penyakit

akibat virus yang paling mematikan bagi manusia.

2.3 Penyebab

Ebola disebabkan oleh infeksi dengan virus dari genus Ebolavirus. Menurut

Wikipedia, virus Ebola ini mungkin disebabkan melalu kontak cairan tubuh

hewan atau darah hewan yang terjangkit virus ebola biasanya kelelawar atau

monyet. Orang yang terjangkit virus ebola dapat dengan cepat menular ke orang

lain. Sampel darah untuk antibody virus, RNA virus, atau virus itu sendiri untuk

memastikan  dignosisnya.

Virus ebola termasuk famili Filoviridae. Famili Filoviridae ini terdiri atas

virus Ebola dan virus Marburg. Keduanya sama sama menyebabkan penyakit

demam akut dengan angka kematian yang tinggi. Virus ebola terdiri dari

Bundibugyo ebolavirus Reston Ebolavirus , Sudan ebolavirus , Zaire ebolavirus,

dan Tai Forest virus. Virus Reston adalah satu-satunya virus ebola yang tidak

berasal dari Afrika. Virus ebola Reston menyebabkan infeksi yang fatal pada kera

tetapi pada manusia hanya infeksi dengan sedikit atau tanpa gejala klinis.

5

Page 6: latar belakang

Virus dari famili Filoviridae (filovirus) adalah virus dengan partikel virus

terdiri dari satu helai rantai RNA. Virus berukuran 790-970 nanometer

panjangnya. Virus nampak dalam keadaan melengkung atau melilit. Selubung

lemak bagian luarnya sensitif terhadap pelarut lemak atau deterjen. Virus akan

rusak pada temperatur 600C dalam 30 menit dan dalam keadaan asam tapi dapat

hidup dalam darah pada temperatur ruangan. Bagian permukaan virus

mengandung glikoprotein yang berbentuk runcing yang berperan pada

penempelan virus ke sel inang. Glikoprotein ini kaya akan kandungan gula

sehingga dapat menghindari antibodi yang menetralkan virus. Bentuk yang lebih

kecil dari glikoprotein virus yang mengandung antigen virus diproduksi oleh sel

yang terinfeksi dan ditemukan pada sirkulasi darah penderita. Adanya antigen

virus yang bersikulasi ini diduga menjadi mekanisme yang menghambat respon

daya tahan tubuh penderita terhadap protein permukaan virus atau dengan kata

lain memblok aktivitas antivirus tubuh penderita. Hal inilah yang menyebabkan

virus ebola mengakibatkan angka kematian tinggi.

Virus ebola ini sering menimbulkan wabah. Awalnya infeksi virus terdapat

pada reservoir (makhluk hidup tempat virus hidup dan berkembang biak) yang

tidak diketahui. Manusia tertular akibat kontak erat dengan makhluk/manusia lain

yang terinfeksi virus atau melalui cairan tubuh penderita.

Virus ebola memperbanyak diri dengan baik di semua sel manusia. Proses

perbanyakan diri virus membuat kematian sel inangnya. Antigen virus dan virus

banyak terdapat pada jaringan ikat bahkan pada kasus berat ditemukan pada

jaringan di bawah kulit. Dari sinilah virus dapat keluar melalui celah antar kulit

atau lewat kelenjar keringat dan dapat menular. Penularan virus melalui udara

terjadi pada virus Reston yang menular melalui udara pada primata.

6

Page 7: latar belakang

2.4 Tanda dan Gejala

Seorang penderita EVD dapat dilihat dari hasil laboratorium, yaitu berupa

penurunan jumlah sel darah putih dan trombos, serta peningkatan enzim hati.

Masa inkubasi virus 2 sampai 21 hari. Sepanjang masa inkubasi (gejala awal),

yang dapat berlangsung selama 1-3 minggu, gejala demam ebola meliputi: radang

sendi, sakit punggung, diare, kelelahan, sakit kepala, rasa tidak enak badan,

kerongkongan terasa sangat sakit, dan muntah-muntah. Sedangkan pada gejala

akhir, demam ebola dapat menujukkan gejala seperti: gatal-gatal, pendarahan dari

mata, telinga, dan hidung, pendarahan dari mulut dan dubur (pendarahan

gastrointestinal), radang pada mata (conjunctivitis), bengkak pada organ genital

(labia dan kantung buah pelir (scrotum)), keluarnya darah melalui permukaan

kulit (hemorrhagic), rongga atas  mulut terlihat memerah, pingsan, kegagalan

fungsi hati, dan mata menjadi gelap. (Robertus S.W dan Tony H). Gejala lain

yang kerap ditunjukkan oleh orang yang terinfeksi Ebola adalah bintik-bintik

merah di kulit, mata merah, dan mata berdarah.

Tapi dalam wabah terbaru di Uganda, pasien meninggal dengan gejala demam

dan muntah. Gejala yang bisaanya tidak terlihat pada pasien ebola inilah yang

7

Page 8: latar belakang

membuat WHO menjadi khawatir. Hal itu menjadi tanda munculnya strain baru

virus Ebola yang mematikan. Bentuk baru virus Ebola itu terdeteksi dalam sebuah

wabah di Uganda bagian barat. Dalam waktu kurun dari sebulan, strain tak

dikenal itu telah menewaskan 18 orang.

Sebanyak 90 persen pasien yang terserang virus Ebola meninggal, artinya

hanya 10 persen saja pasien yang terinfeksi virus Ebola yang dapat selamat.

Secara umum kematian pasien yang terinfeksi Ebola disebabkan karena tekanan

psikologis, dan sedikit kematian yang diakibatkan akibat kekurangan darah.

2.5 Cara Penularan

Karena reservoir alami dari virus Ebola belum terbukti, cara di mana virus

pertama muncul pada manusia pada awal wabah tidak diketahui . Namun, para

peneliti memiliki hipotesis bahwa pasien pertama terinfeksi melalui kontak

8

Page 9: latar belakang

dengan hewan yang terinfeksi. Ketika infeksi terjadi pada manusia, ada beberapa

cara di mana virus dapat dituularkan kepada orang lain, diantaranya:

kontak langsung dengan darah atau cairan dari orang yang terinfeksi

paparan benda (seperti jarum) yang telah terkontaminasi dengan sekresi

yang terinfeksi

Virus yang menyebabkan EVD sering menyebar diantara keluarga dan teman-

teman, seperti melalui sekret infeksi saat merawat anggota keluarga yang sakit.

Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat selama masa perawatan kesehatan di

fasilitas kesehatan (seperti klinik atau rumah sakit). Paparan virus Ebola dapat

terjadi selama masa perawatan kesehatan di mana staf rumah sakit tidak

mengenakan peralatan pelindung yang sesuai, seperti masker, jubah, dan sarung

tangan.

Pembersihan dan pembuangan instrumen , seperti jarum suntik, juga penting .

Jika instrumen tidak sekali pakai,mereka harus disterilkan sebelum digunakan

lagi. Tanpa sterilisasi yang baik terhadap instrumen, penularan virus dapat

berlanjut dan memperkuat wabah. Virus Ebola adalah virus yang dapat menyebar

dengan sangat cepat dan dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang

tidak disterilkan atau melakukan kontak dengan seseorang yang terkena infeksi

atau mayat orang yang sudah meningggal karena terserang Virus Ebola.

Cara infeksi virus Ebola dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut.

Pertama, sekitar satu minggu setelah infeksi atau peradangan, virus mulai

menyerang darah dan sel hati. Kedua, penyakit akan menyebar secara cepat

keseluruh tubuh, virus akan menghancurkan organ atau bagian tubuh yang penting

seperti hati dan ginjal. Ketiga, infeksi virus Ebola akan menyebabkan atau

mendorong terjadinya pendarahan internal secara besar-besaran (masive).

Keempat, Virus Ebola akan menghambat kerja sistem pernapasan, yang dapat

menyebabkan kematian seketika pada pasien.

Virus Ebola bisa tertular lewat melalui darah, muntah, feses, dan cairan tubuh

dari manusia pengidap Ebola ke manusia lain. Virus juga bisa ditemukan dalam

urin dan cairan sperma. Infeksi terjadi ketika cairan-cairan tubuh tersebut

menyentuh mulut, hidung, atau luka terbuka orang sehat. Bersentuhan langsung

9

Page 10: latar belakang

pada kasur, pakaian, atau permukaan yang terkontaminasi juga bisa menyebabkan

infeksi - tetapi ini hanya melalui luka terbuka orang sehat.

Belum jelas kapan virus ini bertahan di luar tubuh tetapi sejumlah bukti

menunjukan virus bisa bertahan hingga enam hari. Pemutih dan klorin dapat

membunuh Ebola. Penyakit ini tidak menular lewat udara, seperti flu. Setelah

terinfeksi, virus membutuhkan waktu dua hingga 21 hari untuk akhirnya

menunjukan gejala.

2.6 Pencegahan

Cara mencegah virus Ebola :

Menjauhi kawasan epidemi virus Ebola

Menghindari perjalanan atau berwisata ke daerah epidemic Ebola, tetapi bila

sudah terlanjur sebaiknya terlebih dahulu dikarantina untuk dilakukan

pemeriksaan labolatorium dari medis.

Sesering mungkin mencuci tangan dengan memakai sabun atau antiseptik

yang khusus buat mencuci tangan. Jauhi kontak fisik dengan pasien yang

terkena virus Ebola karena virus Ebola dapat menular melalui cairan tubuh

maupun darah penderita Virus Ebola.

Tidak mengkonsumsi hewan liar termasuk primata dan tidak membeli maupun

mengkonsumsinya dari daerah epidemi terutama di wilayah Afrika.

Berhati-hati dalam mengurus mayat orang yang meninggal karena virus ebola,

seperti kita ketahui bahwa mayatnya masih dapat menularkan virusnya kepada

orang lain.Bagi petugas kesehatan dalam menangani penderita harus

mengikuti prosedur yang telah diatur, misalnya memakai masker, sarung

tangan,pakaian pelindung dll.

Sebaiknya menghindari menyentuh sarana umum. Sarana umum yang

dimaksud seperti, alat bermain, pegangan tangga, escalator, lift.

Menutup luka. Luka yang terbuka dapat dengan mudah terpapar virus dari

luar.

Bagi yang suka mengkonsumsi daging babi. Sebelum mengkonsumsi

perhatikan kebersihan dan kualitasnya.

Meyakini bahwa daging yang kita konsumsi berkualitas bagus.

10

Page 11: latar belakang

Gunakan sarung tangan bila terpaksa dalam kondisi dekat dengan pasien

Ebola. 

Upaya pencegahannya tim peneliti dari Amerika dan Kanada yang dipimpin

Dr Anthony Sanchez melaporkan perkembangan tentang virus Ebola dalam

pertemuan ke-162 Komunitas Mikrobiologi Umum yang digelar di gedung Pusat

Konferensi Internasional Edinburgh. Menurut Sanchez, dengan pola transportasi

perjalanan lintas benua dan pariwisata yang berkembang demikian pesat beberapa

waktu terakhir telah membuat virus Ebola menyebar dari tempat paling terasing

ke seluruh belahan di dunia. Utnuk itu diperlukan upaya pencegahan yang bisa

meminimalkan meluasnya wabah penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari agar tidak tertular

oleh virus Ebola, antara lain: menghindari area yang terkena serangan virus Ebola,

tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit  virus Ebola,

dan mengggunakan perlengkapan khusus seperti baju yang bisaa digunakan di

Laboratorium yang fungsinya menghindari penularan oleh virus Ebola. Dengan

demikian, diharapkan kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virus Ebola dapat di

hindari. Selain itu, mayat para korban yang meninggal akibat virus Ebola harus

dimusnahkan karena penyebaran utama virus ini melalui darah, yang

menyebabkan para dokter yang terkena darah dari pasien yang terinfeksi, akan

mengalami kematian seperti yang terjadi di Afrika.

Menon-aktifkan virus Ebola dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang

bisa dilakukan yaitu dengan penggunaan sinar Ultra violet dan radiasi sinar gama,

penyemprotan formalin dengan konsentrasi 1%, beta-propiolactone, dan

disinfektan phenolic dan pelarut lipid-deoxycholate dan ether.

2.7 Cara Mendeteksi Virus Ebola

Untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus Ebola, dapat dilakukan

pengujian antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgG

ELISA, polymerase chain reaction (PCR), dan mengisolasi virus Ebola yang bisa

dilakukan untuk mengetahui adanya virus Ebola dalam tubuh manusia (Olson,

www.ualr.edu).

11

Page 12: latar belakang

Mendeteksi penyebab penyakit cacar air (small pox), Anthrax, dan Virus

Ebola, pada saat ini bisa dilakukan dengan mudah, dan hasil identifikasinya dapat

langsung disebarluaskan melalui jaringan telepon genggam. Teknologi yang

dikembangkan Fraunhofer Institute for Silicon Teknologi, sebuah perusahaan

inovasi teknologi mikrobiologi dan mikrokomputer dari Jerman ini menyebutnya

dengan eBiochipstick. Alat ini cukup mengambil DNA atau bagian tubuh atau

benda yang diduga terinfeksi bakteri, lalu dimasukkan sebuah kotak seukuran tv

10 inc (eBiochip Adaptor). Instrumen yang bekerja dengan bantuan komputer

portabel ini, dengan mudah kemudian mendeteksi kadar virus, racun, bakteri, atau

patogen, yang telah menjangkit tubuh manusia, atau hewan. Alat ini diberi nama,

eBiochip System Portable Instrument. Alat ini dengan cepat akan mendeteksi

jenis spora, dan mendeteksi virus Ebola lewat perangkat eBiochipstick. Alat untuk

mendeteksi dan menganalisis jenis bakteri, virus, atau racun berbahaya dalam

tubuh manusia cukup dengan sebuah chip seukuran disket HDD yang tebalnya tak

lebih dari koin Rp 500,- dan mengurai protein dengan analisis akurat.

Berdasarkan data departemen ketahanan biologi Amerika, stidaknya ada tujuh

jenis racun, bakteri patogenik yang bisa dideteksi alat ini. Selain bakteri antrax

dan smal pox (cacar air), eBiochip ini juga bisa mendeteksi plague, hepatitis C,

tularemia, brucellus, Q-fever, dan virus Ebola (virale hemorhagic fever). Bahkan

bakteri penyakit anthrax yang sporanya bisa bertahan hingga di atas 40 tahun pun

masih bisa dideteksi oleh alat ini. Kadar infeksi bakteri penyakit yang bisa

menular ke manusia ini dengan dini bisa dideteksi dan diurai kadar racunnya

(Sriwijaya Post, Mendeteksi Virus Ebola Lewat Telepon Genggam, 2006).

2.8 Penanganan

Belum ada obat yang dinyatakan pasti bisa menyembuhkan. Pasien yang sakit

parah butuh mengembalikan cairan secara cepat dengan menggunakan cairan

infus. Mereka harus diisolasi dari orang lain dan diberikan perawatan intensif oleh

para ahli medis. Obat eksperimental seperti ZMapp juga telah digunakan, namun

efektivitasnya belum terbukti.

Produk darah dari penyintas juga sedang diamati sebagai terapi potensial.

Badan amal medis Medicine Sans Frontieres (MSF) mengatakan wabah ini

12

Page 13: latar belakang

berasal dari strain mematikan dan paling agresif dari virus. Tidak diketahui secara

pasti faktor-faktor apa yang memungkinkan beberapa orang bisa sembuh dari

Ebola. Tetapi sebagian ahli beranggapan pengobatan dini adalah kunci.

2.9 Tata Laksana Kasus dan Prognosis Ebola

Pengobatan standar untuk EVO masih terbatas pada terapi suportif. lni terdiri

dari:

menyeimbangkan cairan tubuh dan elektrolit pasien

mempertahankan status oksigen dan tekanan darah

memberikan pengobatan untuk setlap kompfikasi infeksl yang terjadi

Pengobatan tepat waktu pada penderita EVD adalah penting walaupun sangat

menantang karena penyakit ini sulit untuk didiagnosis secara klinis pada tahap

awal infeksi . Karena gejala awal seperti sakit kepala dan demam tidak spesifik

untuk menentukan seseorang terinfeksi EVD, kasus EVD mungkin awalnya salah

didiagnosis . Namun, jika seorang pasien memiliki gejala awal EVD dan ada

alasan kuat sehingga pasien tersebut dinyatakan sebagai suspek, pasien harus

diisolasi dan petugas kesehatan harus segera mengetahui hal ini. Terapi suportif

dapat dilanjutkan dengan,menggunakan pakaian pelindung yang tepat sampai

sampel dari pasien diuji untuk mengkonfirmasi infeksi.

Sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk kasus EVD. Beberapa vaksin

masih dalam tahap pengujian, namun belum ada satu pun yang dapat digunakan

untuk kasus klinis. Penderita sakit parah memerlukan perawatan yang intensif.

Pasien sering mengalami dehidrasi dan membutuhkan rehidrasi oral dengan

larutan yang mengandung elektrolit atau cairan intravena. Tidak ada pengobatan

khusus yang dapat dilakukan. Beberapa obat baru masih dalam tahap evaluasi.

Pasien sering mengalami dehidrasi dan membutuhkan rehidrasi oral dengan

larutan yang mengandung elektrolit atau cairan intravena. Virus ebola

menyebabkan kasus EVD pada manusia, dengan CFR sampai 90%.

13

Page 14: latar belakang

2.10 Pengobatan

Sampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi

oleh virus Ebola. Akan tetapi sekarang sedang di kembangkan pembuatan vaksin

yang akan diujikan kepada manusia untuk pertama kalinya adalah vaksin yang

sudah memasuki fase uji-klinis. Menurut Sanchez, infeksi virus Ebola di dalam

tubuh manusia memang bisa sangat mematikan, tapi monyet berhasil selamat dari

infeksi virus tersebut dan ini bisa menjadi contoh yang sangat bermanfaat bagi uji-

coba terhadap binatang. Pengujian vaksin Ebola dengan menggunakan primata

memberikan perkembangan yang menjanjikan bagi hadirnya vaksin pelindung.

Ada beberapa hal yang menyebabkan penyebaran penyakit Ebola (Demam

Berdarah Ebola) sangat dikhawatirkan, antara lain:

Serangannya muncul secara sangat mendadak

Gejala-gejala klinik sangat berat.

Menimbulkan kematian dalam waktu yang sangat singkat.

Angka kematiannya sangat tinggi yaitu 90-92% dari jumlah penderita.

Karena Virus Ebola mampu berpindah dari penderita ke orang lain, sehingga

transportasi sangat mendukung kemungkinan penyebarannya ke berbagai

bagian dunia dalam waktu yang sangat singkat.

Belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan Demam Berdarah Ebola.

Vaksin Demam Berdarah Ebola (DBE) hingga kini belum dapat dibuat

(Sumber: Halim, M).

2.11 Rehabilitasi

Rehabilitasi bagi mantan penderita akibat terinfeksi virus Ebola bisa dilakukan

dengan tidak mengasingkan para penderita. Karena menurut para ahli, sebagian

besar kematian yang disebabkan oleh virus Ebola di sebabkan oleh adanya tekana

secara psikologis. Apabila kita mengasingkan dan menjauhi para penderita atau

mantan penderita virus Ebola, justru hal ini akan semakin memperburuk kondisi

kesehatan penderita tersebut. Untuk itulah diperlukan upaya rehabilitasi yang

intensif terhadap para penderita virus Ebola agar kondisi fisik dan psikologisnya

tetap stabil, sehingga akan memberikan motivasi kepada pasien tersebut untuk

secepatnya bisa sembuh dari penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola. Akan

14

Page 15: latar belakang

tetapi, proses rehabilitasi ini tentunya harus dilakukan secara hati-hati dan lebih

waspada, mengingat virus Ebola bisa menular dengan sangat cepat dari penderita

kepada orang lain melalui kontak. Rehabilitasi juga sebaiknya dilakukan di tempat

yang benar-benar steril, atau pada ruang isolasi khusus sehingga bisa mengurangi

kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virus Ebola.

15

Page 16: latar belakang

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ebola Virus Disease (EVD) adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu virus

yang termasuk kedalam genus Ebolavirus, keluarga Filoviridae. Ada empat jenis

virus Ebola, yaitu virus Ebola-Zaire, virus Ebola-Sudan,  virus Ebola-Ivory dan

virus Ebola Reston. Untuk mendeteksi virus Ebola, dapat dilakukan pengujian

antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgG ELISA,

polymerase chain reaction (PCR).

Virus Ebola dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak

disterilkan atau melakukan kontak dengan seseorang yang terkena infeksi atau

mayat orang yang sudah meningggal karena terserang virus Ebola. Upaya

pencegahan dapat dilakukan dengan: menghindari area yang terkena serangan

virus Ebola, tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit

virus Ebola. Sampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah

infeksi oleh virus Ebola.

3.2 Saran

Meskipun sampai dengan saat ini belum ada laporan tentang adanya penyakit

yang disebabkan oleh virus Ebola, akan tetapi hendaknya kita selalu waspada

terhadap virus Ebola mengingat virus ini sangat cepat menular, dapat dengan

cepat menyebabkan kematian, dan sampai saat ini masih belum ditemukan vaksin

yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola.

16