LATAR BELAKANG

4
HAL 108 HAL 109

description

ilmu

Transcript of LATAR BELAKANG

HAL 108

HAL 109

hal 46

Lipoprotein diklasifikasikan berdasarkan densitasnya pada ultrasentrifugasi ekuilibrium. Partikel-partikel yang lebih besar (kilomikron, remnant, dan VLDL) adalah yang densitasnya paling kecil dan tidak aterogenik karena ukurannya yang lebih besar (diameter 30-500 nm) mencegahnya untuk melewati dinding pembuluh darah. Partikel LDL (Diameter 18-25 nm) dapat dengan mudah menembus arteri yang rusak dan paling bertanggung jawab atas timbulnya aterosklerosis. HDL adalah partikel yang terkecil (5-12 nm) dan studi epidemiologi menunjukkan bahwa kadar HDL yang tinggi berhubungan dengan angka kejadian ateroma yang lebih rendah. HDL menerima kelebihan kolesterol (tidak tersterifikasi) dari sel dan juga dari lipoprotein yang telah kehilangan trigliserida nya sehingga mempunyai kelebihan komponen permukaan, termasuk kolesterol. Kolesterol dibuat menjadi kurang polar melalui reesterifikasi sehingga kolesterol bergerak ke dalam inti hidrofobik dan menyebabkan permukaan siap untuk menerima lebih banyak kolesterol. Kolesterilester kemudian dikembalikan ke hati, penyingkiran kolesterol dari dinding arteri oleh HDL diduga menjadi dasar sifat antiaterogeniknya.

Hiperlipidemia. Gangguan lipoprotein primer bisa melibatkan kolesterol, trigliserida atau keduanya. Hiperlipidemia sekunder merupakan akibat penyakit lain, misalnya diabeters melitus, hipotiroidisme. Hiperkolesterolemia adalah gangguan yang paling sering terjadi. Sekitar 5% kasus bersifat familial, tetapi utama untuk hiperlipidemia, kecuali untuk tipe berat dan herediter, adalah modifikasi diet ( yaitu rendah lemak dan pembatasan diet untuk mencapai berat badan ideal).

Aterosklerosis. Tidak dipahamu dengan jelas bagaimana plak ateromatosa terdapat di dalam arteri, tetapi di duga aliran turbulen mengawali proses tersebut dengan menyebabkan kerusakan fokal pada intima. Plak tersebut, yang menonjol ke dalam lumen, kaya akan kolesterol dan mempunyai inti lipid yang dilapisi oleh selubung fibrosa. Bila selubung itu ruptur, subintima berperan sebagai fokus untuk trombosis, dan oklusi arteri bisa menyebabkan angina tidak stabil, infark miokard atau stroke. Studi epidemiologis menunjukkan suatu korelasi positif yang kuat antara konsentrasi kolesterol

plasma (LDL) dan aterosklerosis koroner. Insidensi dan keparahan aterosklerosis sangat ditingkatkan oleh faktor resiko lain seperti merokok, hipertensi, diabetes, riwayat penyakit jantung prematur pada keluarga atau dirinya sendiri, dan hipertrofi ventrikel kiri.