Latar Belakang
-
Upload
anank-jawa -
Category
Documents
-
view
682 -
download
2
Transcript of Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi hidrolik yang sangat pesat merambah di
berbagai sektor. Tidak ketinggalan pada aplikasi sistem hidrolik yang
digunakan pada kendaraan alat berat (heavy machinery). Alat berat
merupakan kombinasi pemanfaatan energi otomotif (penggerak mula berupa
motor penggerak mula bensin maupun diesel) dengan energi hidrolik.
Aplikasi hubungan antara sumber penggerak (mesin bensin/diesel) dan
tenaga hidrolik yang dikeluarkan yang harus sedekat mungkin dan
mempunyai kerugian yang minimum dengan mobilitas yang tinggi,
menjadikan kendaraan alat berat merupakan jawaban akan kebutuhan
peralatan yang mampu bekerja dengan tenaga yang besar dan mobilitas
tinggi. (Sumber: Teknik Alat Berat Jilid 1, Budi Tri Siswanto)
Sistem hidrolik sangat penting artinya dalam pengoperasian berbagai
alat berat. Dasar-dasar hidrolik dipakai dalam merancang berbagai terapan
sistem hidrolik, sistem steering, sistem brake (rem), power steering, sistem
power train, dan transmisi otomatis. Sebelum melanjutkan ke sistem mesin,
pemahaman akan dasar-dasar hidrolik harus dikuasai terlebih dahulu.
Hidrolik memegang peranan penting dalam pertambangan, konstruksi,
pertanian, dan peralatan untuk mengangkat barang-barang berat. Hidrolik
digunakan untuk mengoperasikan peralatan untuk mengangkat, mendorong
dan menggerakkan barang-barang berat. Sebelum tahun 1950, hidrolik
belum dipakai sebagai peralatan pengolah tanah. Sejak saat itulah, bentuk
tenaga hidrolik ini menjadi standar pengoperasian mesin. Dalam sistem
hidrolik, gaya yang diberikan terhadap fluida dialirkan ke dalam mekanisme
mesin. Untuk memahami bagaimana sistem hidrolik bekerja, anda perlu
memahami dasar-dasar hidrolik. Hidrolik merupakan ilmu yang
mempelajari cairan terkait dengan gerakan dan tekanan didalam pipa dan
silinder. (Sumber: Dasar-dasar hydroulic, BM 2005)
Oleh karena itu tuagas akhir ini berawal dari sebuah keinginan untuk
mengenalkan sistem hidrolik kepada masyarakat, khususnya mahasiswa
teknik alat berat, sehingga pemahaman terhadap hidarulik sistem dapat di
pahami dengan mudah serta mengetahui system kerja dan aplikasinya.
Sehingga untuk mempermudah pemahaman pada sistem hidrolik, sehingga
tugas akhir ini akan mengambl judul ’’Simulasi Basic Hydroulick System
Dengan Beban Maksimal 50 kg’’.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pada tugas akhir ini adalah:
1. Bagaimana sistem kerja serta komponen utama pada sistem hidrolik
sederhana?
2. Berapa tekanan (preasure) yang diperlukan untuk mengangkat beban
50 kgsesuai dengan spesifikasi silinder yang ditentukan?
3. Bagaimana membuat simulasi sistem hidrolik sederhana dengan
menggunakan lampu lid.?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari perumusan masalah di atas maka tujuan penulisan dari tugas akhir
ini dalah:
1. Mengetahui sistem kerja dan komponen utama hidrolik sederhana.
2. Mengetahui tekanan yang di diburuhkan untuk mengangkat bebah 50 kg
sesuai dengan spesifikasi silindernya.
3. Mengetahui cara pembuatan simulasi sistem hidrolik sederhana dengan
mengunakan lampu LED.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah pada tugas akhir ini adalah:
1. Penelitian ini hanya melakukan penghitungan sepesifikasi pada pompa tanpa
melakukan perencanaanya.
2. Tidak melakukan analisa bahan.
3. Pada pembatan simulasi tidak melakukan pembahasan tentang Mini Controler.
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Dasar-dasar Sistem Hidrolik
Sistem hidrolik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan
daya dengan menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk
memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan. Dimana
fluida penghantar ini dinaikan tekanannya oleh pompa pembangkit tekanan
yang kemudian diteruskan ke silinder kerja.
Prinsip-prinsip hidrolik berlaku ketika menggunakan cairan yang
bertekanan untuk melakukan kerja. Untuk itu ada beberapa hukum yang harus
dipahami dan akan dijelaskan pada pembahasan berikut.
3.1.1 Penggunaan Cairan Dalam Sistem Hidrolik
Beberapa alasan mengapa menggunakan zat cair dalam
sistem hidraulic :
1. Cairan mengikuti bentuk wadah (tempat) dimana cairan itu
berada. Ruang atau volume yang ditempati oleh zat cair tadi
dinamakan “displacement”.
2. Zat cair tidak dapat dimampatkan (non-compressible).
3. Zat cair meneruskan tekanan ke semua arah, zat cair akan
mengikuti bentuk dari wadah.
2
Dibandingkan dengan zat lain sebagai contoh gas, jika ditekan
gas mempunyai ruangan yang lebih kecil dan displacement-nya
menjadi berkurang. Itulah sebabnya zat cair (cairan) sangat cocok
3.1.2 Formulasi Pascal
Menurut hukum Pascal, “Tekanan yang bekerja pada suatu zat cair pada ruangan tertutup, akan diteruskan ke segala arah dan menekan dengan gaya yang sama pada luas area yang sama”. Artinya, gaya yang bekerja di setiap bagian dari hidraulic oil system akan meneruskan tekanan yang sama ke segala arah di dalam sistem.
Ada beberapa istilah pada formulasi pascal antara lain adalah
sebagai berikut:
Force (gaya) adalah sesuatu yang menyebabkan benda diam menjadi
bergerak, benda yang bergerak lurus menjadi berbelok dan
sebagainya.
Gaya biasanya dinyatakan dalam :
Pounds (Lbs)
Kilogram (Kg)
Newton (N)
Pressure (Tekanan), adalah gaya yang bekerja pada setiap satuan luas
penampang. Pressure biasanya dinyatakan dalam :
Pounds per Square Inch (Psi)
Kilogram per Centimeter Persegi (Kg/Cm²)
Kilo Pascal (Kpa)
Area (Luas penampang/permukaan), biasanya dinyatakan dalam :
Square Inch (Inch²)
Millimeter persegi (mm²)
Centimeter persegi (cm²)
Stroke (panjang) adalah diukur berdasarkan jarak pergerakan pistin
dalam silinder (in, m)
Volume diukur berdasarkan jumlah dalam in3, m3 yang dihitung
berdasarkan jumlah fluida dalam reservoir atau dalam pompa atau
pergerakan silinder.
3.1.3 Orifice
Berbicara masalah hidrolik, hal yang umum dipakai adalah
istilah “Pump Pressure” (Tekanan Pompa). Tetapi perlu diingat
bahwa pompa tidak menghasilkan pressure. Pompa hanya
menghasilkan ‘Flow’ (aliran fluida/oli). Jika flow-nya dihambat,
maka akan timbul pressure.
Orifice menimbulkan hambatan terhadap pump flow. Pada
saat oli mengalir melalui sebuah orifice, maka akan timbul pressure
pada sisi up stream dari sebuah orifice (pressure yang diukur pada
ruangan sebelum orifice).
3.1.4 Type Dasar Circuit
Ada dua type dasar dari circuit, yaitu: Series dan Parallel.
Hambatan Serie
Orifice atau relief valve yang dirangkai serie pada hidrolik
circuit akan menimbulkan resistance (hambatan) yang mirip
dengan resistor yang dirangkai serie pada circuit electric dalam
mana oil harus mengalir melalui masing-masing resistance.
Total resistance sama dengan jumlah dari masing-masing
resistance.
Gb. 3.1 Hambatan SerieSumber: Fundamental Hidrolik
Hambatan Parallel
Dalam sebuah sistem dengan circuit parallel, pump oil
akan mempunyai prioritas untuk mengalir melalui resistance
yang paling kecil lebih dahulu.
Pada gambar di bawah pompa men-supply oli ke tiga
circuit parallel. Circuit tiga mendapatkan prioritas yang paling
rendah. Circuit satu mendapatkan prioritas yang paling tinggi
(lihat besarnya tension/tekanan spring pada masing-masing
check valve).
Gb. 3.2 Hambatan PararelSumber: Fundamental Hidrolik
3.2 Basik Sistem & Komponen-Komponen Hidrolik
3.2.1 Komponen-Komponen Hydraulic
3.2.1 Tangki Hidraulic
Fungsi utama dari hydraulic oil tank adalah untuk
menyimpan oli. Akan tetapi oil tank juga mempunyai beberapa
fungsi lain. Oil tank harus bisa menyerap panas dan memisahkan
udara dari oli.
Gb. 3.3 Tangki HidrolikSumber: Fundamental Hidrolik
Oil tank harus cukup kuat, punya kapasitas yang cukup dan bisa
memisahkan kotoran-kotoran. Hydraulic oil tank biasanya tertutup,
tetapi tidak selalu. Dua macam hydraulic tank adalah Pressurized
dan Vented (Non-Pressurized).
Komponen oil tank seperti terlihat pada gambar di atas:
Fill Cap, menjaga kotoran masuk lewat lubang yang dipakai
untuk mengisi dan menambahkan oli ke dalam tangki serta
menjaga/menutup pressurizes tank.
Sight glass, digunakan untuk meng-check level/permukaan dari
oli. Level oli seharusnya di-check saat oli masih dalam keadaan
dingin. Level oli akan benar bila permukaanya di tengah-tengah
sight glass.
Supply dan Return Lines, Supply lines (hose menuju pompa)
memungkinkan oli mengalir dari tangki ke sistem. Return lines
(saluran kembali) memungkinkan oli mengalir dari sistem ke
tangki.
Gb. 3.4 ISO simbol tangki hidrolikSumber: Fundamental Hidrolik
3.2.2 Fungsi Dari Hydraulic Fluid (Oil)
Fluid (Zat cair) adalah Non-Compressible. Oleh sebab itu
fluid dapat men-transmit power saat itu juga dalam sebuah sistem
hidrolik. Sebagai contoh, minyak tanah ter-compress sekitar 1%
untuk setiap 2000 psi. Oleh sebab itu minyak tanah dapat
mempertahankan volumenya secara tetap di bawah tekanan tinggi.
Minyak tanah adalah zat cair pokok yang digunakan dalam
pengembangan kebanyakan hidrolik oil.
Fungsi utama dari hydraulic fluid (oil) adalah :
Transmitting power Lubricating
Sealing Cooling
Cleaning
3.2.3 Hydraulic Pump
Gb. 3.5 Pompa HidrolikSumber: Fundamental Hidrolik
Hydraulic Pump mentransfer mechanical energy ke
hydraulic energy. . Ini adalah suatu alat yang mengambil energy
dari satu sumber (engine, electric motor, dll) dan mentransfer
energy tersebut menjadi bentuk hydraulic. Pompa mengisap oil
dari tangki dan mendorongnya ke dalam sebuah hydraulic system
yang disebut sebagai ‘Flow’. Semua pompa menghasilkan oil flow
dengan cara yang sama. Proses vacuum akan terjadi pada pump
inlet. Atmospheric pressure yang lebih tinggi akan mendorong oil
melalui inlet passage dan masuk ke dalam pump inlet chamber.
Gear-gear yang ada di dalam pompa akan membawa oil ke pump
outlet chamber. Volume dari chamber akan mengecil saat chamber
tersebut mendekati outlet. Hal ini akan memperkecil ukuran
chamber dan mendorong oil keluar melalui outlet passage.
Pompa hanya menghasilkan flow (gallon per menit, liter per
menit, cubic centimeter per revolution, dll) yang akan digunakan di
hydraulic system. Pompa tidak menghasilkan atau menyebabkan
“pressure”. Pressure disebabkan oleh hambatan terhadap aliran.
Hambatan dapat disebabkan oleh flow melalui hose, orifice,
fitting, cylinder, motor atau apapun yang ada di dalam system
yang menghalangi flow menuju ke tangki. Ada dua pompa:
Positive dan Non-Positive displacement pump.
Gb. 3.6 ISO simbol pompaSumber: Fundamental Hidrolik
3.2.4 Valve (Katup)
Pada sistem hidrolik, valve berfungsi untuk mengatur
pressure, mengatur flow, mengatur arah.
Relief Valve
Hydraulic system di design untuk bisa beroperasi pada
tingkat pressure tertentu. Melebihi level yang sudah ditentukan
dapat merusak system komponen disamping juga sangat
berbahaya bagi personnel. Relief valve menjaga pressure pada
batasan yang sudah ditentukan dengan membuka dan
mengalirkan kelebihan oil ke circuit yang lain atau dialirkan
kembali ke tangki.
Gb. 3.7 Pressure Relief valve pada Cracking PressureSumber: Fundamental Hidrolik
Gambar di atas memperlihatkan simple relief valve pada
‘cracking pressure’ position. Simple relief valve (juga disebut
direct acting relief valve) akan tetap dalam kondisi tertutup
karena adanya kekuatan spring. Spring tension di-set pada
‘relief pressure’ setting. Akan tetapi bukan berarti valve akan
membuka pertama sekali pada relief pressure setting.
Apabila kondisinya berkembang, yang menyebabkan
hambatan terhadap oil untuk mengalir, maka kelebihan oil flow
akan menyebabkan pressure naik. Kenaikkan pressure ini akan
dirasakan oleh relief valve. Pada saat gaya dari pressure bisa
mengatasi relief valve spring, valve tersebut akan melawan
spring dan mulai membuka. Pressure yang diperlukan untuk
memulai membuka valve disebut dengan “cracking pressure”.
Valve akan membuka secukupnya saja untuk membiarkan oil
mengalir melalui valve.
Gb. 3.8 ISO simbol relive valve Sumber: Fundamental Hidrolik
Directional Control Valve
Directional control valve digunakan untuk mengarahkan
ke circuit yang lain dalam hydraulic system. Directional control
valve bisa dioperasikan secara manual, hydraulic, pneumatic dan
electronic control. Directional control valve digunakan untuk
mengarahkan oli ke actuator dalam hydraulic system. Gambar
berikut memperlihatkan gambar potongan untuk sebuah open
center directional control valve pada posisi HOLD.
Gb. 3.9 Open Center Directional ControlValve in HOLD Position
Sumber: Fundamental Hidrolik
Gb. 3.10 Directional Control Valve ISO SymbolSumber: Fundamental Hidrolik
Check Valve
Fungsi dari check valve adalah mengalirkan oil ke satu
arah, tetapi mem-block aliran oil dari arah berlawanan. Check
valve kadang-kadang juga disebut “one way” check valve.
Gb. 3.11 check valve
Gb. 3.12 ISO simbol check valveSumber: Fundamental Hidrolik
Make-Up Valve
Make-up valve biasanya ditaruh di circuit antara implement
dan tangki. Pada saat operasi normal, pump atau cylinder oil
akan mengisi ruangan di belakang make-up valve. Pressure di
dalam cylinder akan menjaga valve tetap CLOSED. Pada
cylinder pressure sekitar 2-psi lebih rendah dari tank pressure,
make-up valve akan OPEN. Oil dari tangki akan mem-by pass
pump dan mengalir secara langsung melalui make-up valve
menuju ke cylinder. Make-up valve dipakai untuk mencegah
cavitation
Gb. 3.13 make-up valveSumber: Fundamental Hidrolik
Gb. 3.14 ISO simbol make-up valve Sumber: Fundamental Hidrolik
3.2.5 Actuator
Aktuator merupakan istilah umum yang digunakan untuk
komponen output sistem hidrolik. Aktuator terdiri dari dua jenis
yaitu :
1. Rotary aktuator , yang menghasilkan tenaga putaran atau
gerakan berputar
2. Linear aktuator adalah aktuator yang menghasilkan tenaga
gerak lurus.
Silinder hidrolik merupakan tipe linear aktuator yang umum
meskipun sering juga disebut sebagai "ram", "jack", atau "stroker".
Istilah lainnya ini sering dipakai pada aplikasi tertentu yang memiliki
arti spesifik.
Seperti telah dibahas sebelumnya, tenaga pada sistem hidrolik,
pada awalnya dibangkitkan dari gerakan putar yang berasal dari
engine dan dirubah menjadi tenaga fluida oleh pompa. Fluida
diarahkan melalui sistem tertentu menuju aktuator dimana akan
dirubah kembali menjadi tenaga mekanis putaran melalui motor
atau dirubah menjadi gerakan linear oleh silinder. Gaya dan
gerakan lurus yang dihasilkan, digunakan untuk mengoperasikan
implement seperti blade, bucket, ripper dan lain sebagainya.
Gb. 3.15 linear actuatorSumber: Fundamental Hidrolik
Gb. 3.16 ISO simbol linear actuator
Sumber: Fundamental Hidrolik
Gb. 3.17 Rotary aktuatorSumber: Fundamental Hidrolik
Gb. 3.18 ISO simbol Rotary aktuatorSumber: Fundamental Hidrolik
3.2.2 Basik Sistem Hidrolik
3.3 Dasar Rancangan Sistem Hidrolik
3.3.1 Dasar perencanaan silinder hidrolik
Keteranagan:
A = panjang silinder
B = tebal piston
C = diameter port had
D = diameter port rod
E = diameter rod
F = diameter piston
Load
P
R
Luas piston sisi Bore Ab = π. rb2 atau 0,25 × π × db
Luas piston sisi Rod Ar = π. rr2 atau 0,25 × π × dr
Luas piston sisi Annulus Aan = Ab - Ar
Strok S = Panjang silinder – tebal piston
Volume silinder yang harus di isi
Pada saat extend Vext = Ab × S
Pada saat retract Vre = Ar × S
Total volume yang harus di isi pada saat extend dan retract
Vt = Vext - Vre
Ukuran Silinder
Kreteria utama untuk menentukan ukuran silinder adalah
Gaya yang dapat di hasilkan pada saat maju ataupun
mundur, hubungannya adalah dengan luas penampang
silinder piston dangan dan tekanan yang bekerja,
Kecepatan langkah piston untuk langkah maju ataupun
mundur ini hubungannya erat dengan volume silinder
dengan aliran rata-rata yang masuk dalam silinder,
Dimana gaya di nyatakan dalam F (N, kg, lb)
Tekanan dinyatakan dalam P (Pa, kg/mm2, lb/inch)
Luas penampang dinyatakan dalam A (mm2, cm2, inch2)
Dimana untuk menentukan tekanan yang di butukan untuk mengangkat beban
atau untuk melakukan kerja yaitu:
Cylinder material
1. Cylinder barrel, terdapat beberapa material yang sering digunakan sebagai
bahan pembuatan cylinder barrel sesuai konsisi penggunaanya;
Grey C.I. Tubes, tekanan maksimum 300 bar proses pembuatanya
biasanya adalah dengan tube drawing.
Heavy duty C.I. tekanan operasi yang dapat di tamping adalah 500-600
bar, proses yang digunakan untuk membuat cylinder dengan material ini
adalah casting atau pengecoran.
Brass, tekanan maksimum adalah 400 bar, dengan proses pembuatan yaitu
proses pengecoran.
Bronze, tekanan maksimum adalah 400 bar, proses pembuatan biasanya
dengan proses pengecoran.
Aluminum alloy, tekanan maksimum yang dapat ditahan adalah 550 bar,
proses pembuatan yang biasa digunakan adalahpengecoran.
Low carbon steel, tungsten alloy, titanium and aluminum alloy, cylinder
dengan bahan ini dapat menahan tekanan hingga 1250 bar, proses
pembuatan yang biasa digunakan adalah cold drawn deep polished.
Cylinder hidrolik biasanya memiliki perbandingan diameter
dengan ketebalannya 20 : 1, dan dibuat dengan ketelitian yang tinggi
dengan toleransi H7 to H9. Bagian dalam cylinder dilakukan pengerasan
misalnya dengan proses karburisasi atau dengan induction hardening ,
diakhiri dengan pelapisan krom dan pemolesan.
Piston Rod
Batang piston biasanya dibuat dari bahan stainless steel, harus memiliki
kekerasan yang tinggi agar tahan terhadap gesekan, biasanya dilakukan
pengerasan misalnya dengan carburisasi atau pengerasan induksi.
Kekerasan 60-65 HRC, dan memiliki kepresisian tinggi dengan toleransi
k9 m.