Latar belakang

28
1 A. Latar Belakang Menurut UU RI No. 5 tahun 1984 industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan bahan jadi menjadi barang yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan. Seperti yang kita ketahui, industri merupakan sektor yang sangat fundamental sebagai sumber devisa bagi suatu negara. Negara yang maju adalah negara yang memiliki sektor industri yang baik. Indonesia seiring dengan perkembangan jaman mulai bergerak ke arah pembangunan sektor industri. Industri-industri yang bergerak dibidang tekstil, gas alam atau batu bara, makanan atau bahan pangan mulai bermunculan. Pada tahun 1978, di Kecamatan Jatitujuh mulai didirikan suatu industri yang bergerak pada bidang pangan, yaitu ditandai dengan didirikannya suatu pabrik yang cukup besar yaitu pabrik gula, pabrik ini memiliki lahan sekitar 104 ribu hektar untuk tanaman tebunya. Didirikan pada tahun 1978 namun mulai bisa beroperasi pada tahun 1990, banyak masyarakat di kecamatan Jatitujuh yang terserap untuk dapat bekerja di pabrik gula tersebut. Hadirnya suatu industri pada suatu daerah diharapkan agar bisa menciptakan suatu lapangan perkerjaan yang baru atau meskipun sudah ada lapangan pekerjaan, diharapkan lapangan pekerjaan di daerah tersebut menjadi lebih beragam. Suatu masyarakat yang memiliki pekerjaan diharapakan kesejahteraan pada kehidupan mereka bisa meningkat. Kesejahteraan pada kehidupan masyarakat akan berkorelasi dengan pendidikan dan kualitas sumber daya yang mereka miliki. Selain memberikan dampak positif pada daerah tersebut, hadirnya suatu industri akan memberikan dampak negatif pada lingkungan sekitarnya, diantaranya pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh limbah pada industri tersebut atau bahkan merusak fasilitas-fasilitas umum seperti jalan karena terlalu sering dilalui oleh kendaraan berat milik pabrik. Oleh karena itu, hadirnya suatu industri pada suatu daerah semata-mata diharapakan agar Click to buy NOW! P D F - X C h a n g e w w w . t r a c k e r - s o f t w a r e . c o m Click to buy NOW! P D F - X C h a n g e w w w . t r a c k e r - s o f t w a r e . c o m

Transcript of Latar belakang

1

A. Latar Belakang

Menurut UU RI No. 5 tahun 1984 industri adalah kegiatan ekonomi

yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan bahan

jadi menjadi barang yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk

kegiatan rancang bangun dan perekayasaan. Seperti yang kita ketahui,

industri merupakan sektor yang sangat fundamental sebagai sumber devisa

bagi suatu negara. Negara yang maju adalah negara yang memiliki sektor

industri yang baik. Indonesia seiring dengan perkembangan jaman mulai

bergerak ke arah pembangunan sektor industri. Industri-industri yang

bergerak dibidang tekstil, gas alam atau batu bara, makanan atau bahan

pangan mulai bermunculan. Pada tahun 1978, di Kecamatan Jatitujuh

mulai didirikan suatu industri yang bergerak pada bidang pangan, yaitu

ditandai dengan didirikannya suatu pabrik yang cukup besar yaitu pabrik

gula, pabrik ini memiliki lahan sekitar 104 ribu hektar untuk tanaman

tebunya. Didirikan pada tahun 1978 namun mulai bisa beroperasi pada

tahun 1990, banyak masyarakat di kecamatan Jatitujuh yang terserap untuk

dapat bekerja di pabrik gula tersebut.

Hadirnya suatu industri pada suatu daerah diharapkan agar bisa

menciptakan suatu lapangan perkerjaan yang baru atau meskipun sudah

ada lapangan pekerjaan, diharapkan lapangan pekerjaan di daerah tersebut

menjadi lebih beragam. Suatu masyarakat yang memiliki pekerjaan

diharapakan kesejahteraan pada kehidupan mereka bisa meningkat.

Kesejahteraan pada kehidupan masyarakat akan berkorelasi dengan

pendidikan dan kualitas sumber daya yang mereka miliki. Selain

memberikan dampak positif pada daerah tersebut, hadirnya suatu industri

akan memberikan dampak negatif pada lingkungan sekitarnya, diantaranya

pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh limbah pada industri tersebut

atau bahkan merusak fasilitas-fasilitas umum seperti jalan karena terlalu

sering dilalui oleh kendaraan berat milik pabrik. Oleh karena itu, hadirnya

suatu industri pada suatu daerah semata-mata diharapakan agar

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

2

kesejahteraan pada masyarakat bisa meningkat serta dampak negatif yang

ditimbulkan agar bisa dimimimalisir sekecil mungkin.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang heterogen,

keberadaan suatu industri akan memberikan pengaruh yang berbeda pada

kehidupan mereka. Dari segi pendapatan atau penghasilan, dengan

hadirnya suatu industri maka akan memberikan penghasilan tambahan

untuk mereka, meskipun penghasilan itu bagi mereka dirasa lebih, cukup

atau bahkan kurang. Disadari atau tidak sadari dengan hadirnya suatu

industri akan menjadikan perubahan pola pikir pada masyarkat daerah

tersebut. Gaya hidup yang berubah, pandangan terhadap pendidikan yang

berbeda, masyarakat yang lebih majemuk sehingga meciptakan hubungan

antar masyarakat yang lebih kompleks dan perubahan pada kondisi

lingkungan sekitar industri. Semua fenomena itu akan ditimbulkan karena

keberadaan suatu industri pada daerah tersebut.

Fenomena-fenomena yang ditimbulkan karena keberadaan suatu

industri akan menciptakan suatu kehidupan kearah yang lebih baik atau

bahkan menciptakan suatu kehidupan kearah yang lebih buruk. Contohnya

adalah saat ini mulai banyak masyarakat di sekitar industri yang memiliki

pandangan bahwa pendidikan itu merupakan sesuatu yang sangat penting,

sehingga penghasilan yang didapatkan masyarakat dari pekerjaannya

mereka investasikan untuk pendidikan anaknya. Namun tidak sedikit pula

masyarakat yang lebih memilih menggunakan uangnya untuk keperluan

lain selain pendidikan. Masyarakat memiliki latar belakang yang berbeda

sehingga keputusan yang mereka ambil pun berbeda-beda. Pengaruh dari

keberadaan suatu industri menciptakan keberagaman pada kehidupan suatu

masyarakat, sehingga hal ini penting untuk kita ketahui dan kita teliti.

Kesejahteraan tidak semata-mata bisa didapatkan oleh uang, pengelolaan

dan pengaturan kehidupan yang baik akan melahirkan suatu kesejahteraan

dalam kehidupan yang selanjutnya akan berkorelasi dengan kebahagian.

Atas dasar fenomena-fenomena diatas, dapat diketahui suatu

industri akan memberikan peranan terhadap kehidupan sosial ekonomi

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

3

masyarakat daerah sekitar, seperti terbukanya lapangan pekerjaan sehingga

mata pencaharian penduduk lebih beragam. Oleh karena itu, penulis

merasa tertarik untuk meneliti mengenai peranan suatu kegiatan industri

bahan pangan (pabrik gula) terhadap kehidupan sosial-ekonomi

masyarakat di Kecamatan Jatitujuh.

B. Rumusan Masalah

Sumaatmadja (1988: 96) mengatakan bahwa ‘masalah geografi

adalah berkenaan dengan ketidakseimbangan asosiasi gejala atau variabel

geografi yang ada pada sistem keruangannya’. Adapun masalah yang

diambil dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana peranan dari suatu

kegiatan industri bahan pangan (pabrik gula) terhadap kehidupan sosial-

ekonomi di kecamatan Jatitujuh. Berdasarkan latar belakang yang telah

dibuat, maka dalam penelitian ini dirumuskan untuk menjawab beberapa

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kehidupan sosial ekonomi masyarkat di kecamatan

Jatitujuh?

2. Bagaimana perkembangan industri pabrik gula di kecamatan

Jatitujuh?

3. Bagaimana tingkat penyerapan tenaga kerja penduduk setempat di

industri pangan (pabrik gula) di kecamatan Jatitujuh?

4. Bagaimana sebaran penduduk yang terserap sebagai tenaga kerja

industri pangan (pabrik gula) di kecamatan Jatitujuh?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai

berikut:

1. Untuk menggambarkan kondisi sosial ekonomi pada saat tahun

didirikan industri 1990 sampai tahun 2013 pada masyarkat di

kecamatan Jatitujuh yang meliputi aspek geografis, demografis,

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

4

pendidikan, mata pencaharian, hubungan sosial masyarakat, tradisi

dan lain-lain

2. Untuk mengidentifikasi perkembangan industri pangan (pabrik

gula) di kecamatan Jatitujuh.

3. Untuk mengidentifikasi tingkat penyerapan tenaga kerja penduduk

setempat di industri pangan (pabrik gula) di kecamatan Jatitujuh.

4. Untuk mengidentifikasi sebaran penduduk yang terserap sebagai

tenaga kerja Industri pangan (pabrik gula) di kecamatan Jatitujuh.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Diperolehnya data mengenai pengaruh keberadaan industri pangan

pabrik gula terhadap penyerapan tenaga kerja penduduk setempat

di kecamatan Jatitujuh.

2. Sebagai bahan masukan bagi penduduk setempat tentang

pentingnya pendidikan agar memperoleh pekerjaan yang lebih baik.

3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah setempat dalam upaya

pengembangan pada sektor industrinya.

4. Sebagai bahan pengayaan dalam keilmuan geografi.

E. Tinjauan Pustaka

a) Kajian Industri

1. Pengertian Industri

Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian industri

adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,

barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai

yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang

bangun dan perekayasaan industri.

Sumaatmadja (1988: 179) mengatakan bahwa ‘industri

mengandung dua pengertian, yaitu secara luas dan sempit. Secara luas

adalah sebagai kegiatan manusia memanfaatkan sumber daya, sedangkan

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

5

dalam arti sempit adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahn mentah

menjadi barang setengah jadi (manufacturing industry)’.

Biro Pusat Statistik mendefinisikan industri sebagai ‘kegiatan

pengubahan barang dasar menjadi barang setengah jadi atau dari yang

kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya untuk dijual.’

Sandy (1985: 148) mengatakan bahwa industri adalah usaha untuk

memproduksi barang dari bahan baku atau bahan mentah melalui proses

penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang jadi bisa diperoleh

dengan harga satuan serendah mungkin tetapi tetap dengan mutu yang

tinggi.

Dari beberapa definsi yang telah dikemukakan oleh bebrapa

kalangan diatas dapat disimpulkan bahwa industri adalah kegiatan yang

mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi

agar nilai pada barang tersebut menjadi lebih tinggi.

2. Bahan-bahan Industri

Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya

alam dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan

lebih lanjut, misalnya kapas untuk inddustri tekstil, batu kapur untuk

industri semen, biji besi untuk industri besi dan baja.

Bahan baku industri adalah bahan mentah yang diolah atau tidak

diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri,

misalnya lembaran besi atau baja untuk industri pipa, kawat, konstruksi

jembatan, seng, tiang telpon, benang adalah kapas yang telah dipintal

untuk industri garmen (tekstil), minyak kelapa, bahan baku industri

margarine.

Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau bahan baku yang

telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang dapat

diproses lebih lanjut menjadi barang jadi, misalnya kain dibuat untuk

industri pakaian, kayu olahan untuk industri mebel dan kertas untuk

barang-barang cetakan.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

6

Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai

untuk konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi, misalnya

industri pakaian, mebel, semen, dan bahan bakar.

Rancang bangun industri adalah kegiatan industri yang

berhubungan dengan perencanaan pendirian industri/pabrik secara

keseluruhan atau bagian-bagiannya.

Perekayasaan industri adalah kegiatan industri yang berhubungan

dengan perancangan dan pembuatan mesin/peralatan pabrik dan peralatan

industri lainnya.

3. Klasifikasi Industri

a. Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Baku Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda,

tergantung pada apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi: 1) Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh

langsung dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.

2) Industri non ekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.

3) Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.

b. Klasifikasi Industri Berdasarkan Tenaga Kerja Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri

dapat dibedakan menjadi: 1) Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga

kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.

2) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

7

3) Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.

4) Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.

c. Klasifikasi Berdasarkan Produksi Yang Dihasilkan Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

1) Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.

2) Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.

3) Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.

d. Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Mentah Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat

dibedakan menjadi: 1) Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah

yang diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan.

2) Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.

3) Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

8

perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.

e. Klasifikasi Industri Berdasarkan Lokasi Unit Usaha Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau

tujuan kegiatan industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:

1) Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

2) Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

3) Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

4) Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.

5) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.

f. Klasifikasi Industri Berdasarkan Proses Produksi Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan

menjadi: 1) Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah

menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.

2) Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.

g. Klasifikasi Industri Berdasarkan Barang Yang Dihasilkan Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat

dibedakan menjadi:

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

9

1) Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.

2) Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.

h. Klasifikasi Industri Berdasarkan Mdoal Yang Digunakan Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat

dibedakan menjadi: 1) Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu

industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.

2) Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan.

3) Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.

i. Klasifikasi Industri Berdasarkan Subjek Pengelola Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan

menjadi: 1) Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan

milik rakyat, misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.

2) Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.

j. Klasifikasi Industri Berdasarkan Cara Pengorganisasian Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh

berbagai factor, seperti: modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. Berdasarkan cara pengorganisasiannya, industri dapat dibedakan menjadi:

1) Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan.

2) Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

10

pemasarannya relative lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-anak.

3) Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.

k. Aneka Industri Industri ini merupakan industri yang tujuannya

menghasilkan bermacammacam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut: 1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi. 2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es,

dan mesin jahit, televisi, dan radio. 3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta,

plastik, obatobatan, dan pipa. 4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh,

kopi, garam dan makanan kemasan. 5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian,

kayu lapis, dan marmer.

Bila melihat klasifikasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

industri pabrik gula di kecamatan Jatitujuh termasuk tipe industri

ekstraktif, industri besar, industri sekunder, industri pertanian, industri

berorientasi pada pengolahan, industri hulu, industri ringan, industri

dengan modal patungan, industri negara dan berdasarkan cara

pengorganisasian termasuk pada industri besar.

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Industri

Berdirinya suatu industri di suatu tempat tidak terlepas dari faktor-

faktor ekonomi, historis, manusia, politis, dan geografis. Sehubungan

dengan itu Robinson (Daljoeni:1992,58) memasukkan enam hal ke dalam

faktor geografis, yaitu:

a. Bahan Mentah Tidak ada bahan barang yang dapat dibuat jika tidak ada bahan mentahnya.

b. Sumber daya Tenaga (Power Resource) Ini menyangkut tenaga air atau pelistrikan untuk menggerakan mesin pabrik dapat pula bahan penggeraknya berupa petroleum atau gas karena mesin dapat berputar dengan menggunakan itu.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

11

c. Suplai Tenaga Kerja Hal ini menyangkut dua segi: kuantitatif, artinya banyaknya orang yang direkut dan kualitatif, yakni berdasarkan keterampilan tekniknya.

d. Suplai Air Industri sangat memerlukan air untuk proses produksinya

e. Pasaran Tujuan utama dari perindustrian adalah memproduksi barang-barang untuk dijual dan untuk itu pasaran penting kedudukannya. Pasaran pada gilirannya tergantung pada dua hal yaitu: 1) Luasnya pasaran, artinya banyaknya penjual–belian atau omzet

pasarannya. 2) Kuatnya pasaran, khususnya ini bergantung pada taraf hidup

pelanggannya f. Fasilitas Transportasi

Transportasi lewat darat, air, atau udara amat diperlukan bagi industri. Ini berkaitan dengan dua hal, yaitu: 1) Usaha mendatangkan bahan mentah. 2) Usaha pelemparan produksi ke pasaran.

Sedangkan High Smith (dalam Abdurachmat, 1989:18)

menyatakan bahwa untuk meningkatkan usaha dan kegiatan industri

diperlukan beberapa faktor. Ada empat faktor yang mempengaruhi usaha

dan kegiatan industri, yaitu:

a. Faktor Sumber Daya Alam 1) Bahan mentah

Bahan mentah untuk industri merupakan yang terpenting di antara faktor sumber daya. Demikian pentingnya bahan mentah bagi perindustrian sehingga banyak usaha industri yang didirikan atau ditempatkan di daerah sumber daya mentah atau mendekati sumber bahan mentah atau berdekatan dengan pabrik lain yang produknya dijadikan sebagai bahan baku.

2) Sumber energi Sumber energi yang digunakan dalam kegiatan industri adalah minyak bumi, batu bara, gas alam, tenaga listrik, kayu, dan sebagainya.

3) Penyediaan air Air berguna untuk bahan pendingin, pencampur, dan pencuci sehingga dalam menempatkan dan menentukan lokasi industri harus memperhatikan air.

4) Iklim dan bentuk lahan Iklim akan mempengaruhi aktivitas kerja. Namun, adanya perkembangan teknologi pengaturan udara menyebabkan iklim tidak lagi menjadi faktor yang menentukan. Bentuk lahan

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

12

berpengaruh terhadap penempatan lokasi industri, baik terhadap bangunan industri maupun prasarana lalu lintas angkutan.

b. Faktor Sumber Daya Manusia 1) Penyediaan tenaga kerja

Kualitas maupun kuantitas tenaga kerja sangat berpengaruh dalam proses produksi. Penyediaan tenaga bergantung pada jumlah tenaga kerja yang tersedia dan tingkat upah yang berlaku. Pada industri kecil tenaga kerja yang terserap berasal dari daerah setempat.

2) Keterampilan dan kemampuan teknologi Suatu industri modern dengan mempergunakan mesin dan produksi masal memerlukan tenaga kerja terdidik dan terlatih.

3) Kemampuan berorganisasi Semakin kompleks suatu industri, maka semakin kompleks pula pengorganisasiannya. Oleh karena itu, diperlukan tenaga yang berkemampuan tinggi untuk mengorganisasikannya.

c. Faktor Ekonomi 1) Pemasaran

Pemasaran sama pentingnya dengan bahan mentah dan sumber energi dalam hal pengaruhnya terhadap perkembangan industri. Potensi pasaran kadang-kadang sangat menentukan hidup matinya suatu industri. Potensi pasaran ini sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan daya belinya.

2) Transportasi Biaya transportasi sangat penting bagi industri karena bahan mentah harus diangkut dan hasilnya dipasarkan.

3) Modal Modal sangat diperlukan untuk kegiatan industri. Beberapa macam industri memerlukan modal yang cukup besar. Pada umumnya modal lebih dinamis: bisa bergerak dari satu daerah ke daerah yang lain dan bisa diperoleh di mana saja. Namun demikian, sumber modal yang penting adalah yang berasal dari penduduk daerah atau negara berupa penghasilan negara dari pajak dan retribusi, tabungan penduduk, dan sebagainnya.

4) Nilai dan harga tanah Harga tanah yang tinggi di pusat kota mendorong usaha industri ditempatkan di daerah pinggiran karena pajak yang berbeda mempengaruhi usaha penyebaran daerah industri.

5. Lokasi Industri

Penyebaran lokasi industri ke daerah-daerah mempunyai arti

penting bagi pembangunan daerah yang dijadikan lokasi industri. Potensi

yang ada dapat terolah dan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, baik itu

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

13

yang menyangkut potensi manusia maupun potensi alamiah. Sumaatmadja

(1989:185) mengemukakan :

‘Lokasi penyebaran industri ke daerah harus sesuai dengan kondisi geografi daerah yang bersangkutan. Kondisi geografi menyangkut potensi daerah yang dapat dikembangkan sebagai sumber daya mineral dan energinya, maupun yang menyangkut transportasi dan komunikasi dengan kondisi fisiknya.’

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa gejala

geografis suatu daerah untuk dijadikan lokasi industri harus mempunyai

kemampuan sebagai penunjang kegiatan industri tersebut, selain harus

memperhatikan unsur tenaga kerja, bahan baku, pasaran, pengembangan

wilayah, dan pelestarian lingkungan.

Menurut Weber (dalam Daljoeni, 1992:63) dikatakan bahwa lokasi

industri harus dipilih tempat-tempat yang biayanya paling minimal. Inilah

prinsip dari Least Cost Location. Untuk mendapatkan itu perlu

diasumsikan enam kondisi sebagai berikut:

a. Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim, dan

penduduknya.

b. Sumber daya atau bahan mentah.

c. Upah buruh.

d. Biaya transportasi yang tergantung dari bobot bahan mentah yang

diangkut atau dipindahkan, serta jarak antara terdapatnya sumber

daya (bahan mentah) dan lokasi.

e. Terdapat kompetisi antara industri.

f. Manusia itu berfikir rasional

Selanjutnya Weber (dalam Daljoeni, 1992:62) mengatakan

‘Ada tiga faktor yang utama menentukan lokasi industri, yaitu

material, konsumen, dan tenaga kerja. Semua itu ditimbang dengan

biaya transportasi’. Sedangkan losch (dalam Daljoeni 1992;78)

mengatakan ‘Suatu lokasi industri didirikan atas permintaan

sehingga disitu diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

14

atau industri adalah dimana yang bersangkutan dapat menguasai

pasaran terluas, dengan demikian dapat dihasilkan paling banyak

pendapatan.’ Jadi dalam pemilihan lokasi industri harus

diperhatikan unsur tenaga kerja, bahan baku, pasaran,

pengembangan wilayah, dan kelestarian lingkungan.

6. Persebaran Industri

Industri mengalami perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain

tidak secara sekaligus, melainkan bertahap, misalnya dengan membuka

cabang-cabang ditempat baru, kemudia setalah cabang-cabang itu maju

dan dapat menggantikan induknya, maka industri induknya diberhentikan

dan digan dengan industri lain yang lebih sesuai dengan daerah itu.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penyebaran industri

ke suatu daerah. Djamari (1985: 46) menyebutkan penyebab itu adalah:

a. Lalu lintas yang cepat, mudah dan murah. Dengan kondisi ini suatu industri tidak akan selalau berdekatan dengan bahan mentah, tetapi bisa dekat sumber buruh atau pasar.

b. Kemajuan penggunaan tenaga listrik. Karena dengan sistem elektrifikasi yang mudah, maka sumber tenaga dapat diatur menurut kehendak manusia. Pengguanaan tenaga yang murah juga telah memperkuat pengaturan lokasi suatu industri.

c. Industri yang prosesnya sederhana dan tidak banyak membutuhkan tenaga skill, dijalankan oleh mesin-mesin otomatis, serta hasilnya sangat diperlukan oleh setiap orang. Maka industri demikian mudah penyebarannya kedaerah-daerah baru.

d. Peranan pemerintah terhadap desentralisasi industri. Tanpa bantuan pemerintah banya industri yang tidak bisa didirikan.

Penyebaran industri ke suatu daerah tidak terlepas dari campur

tangan yang dilakukan pemerintah berupa kebijakan desentralisasi industri.

Desentralisasi industri akan memberikan manfaat bagi suatu daerah,

karena akan mendongkrak ekonomi daerah tersebut.

7. Industri Pangan Gula (pabrik gula)

Gula merupakan salah satu komoditas utama Indonesia dan

menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Perkembangan industri

gula di tanah air ini tidak lepas dari sejarah berdirinya negara Indonesia.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

15

Industri gula sudah mulai berdiri sejak jaman penjajahan kolonial Belanda

sehingga dapat dikatakan industri gula menjadi salah satu saksi bisu

perjuangan rakyat Indonesia dalam menggapai kemerdekaan. Menurut

catatan sejarah, Indonesia pernah mencapai kejayaan dalam produksi gula

di tahun 1930an dimana jumlah pabrik gula yang beroperasi adalah 179

pabrik gula. Hal tersebut mengakibatkan Indonesia disebut sebagai salah

satu negara penghasil gula terbesar di dunia. Setelah periode itu

perkembangan industri gula nasional mengalami pasang surut yang

mengakibatkan membanjirnya gula impor dari luar negeri. Saat ini di

Indonesia pengelolaan pabrik tebu milik pemerintah diberikan kepada

PTPN X. Pada tahun 1950-an Indonesia menjadi eksportir gula. Pada

tahun 1957 semua pabrik gula dinasionalisasi dan pemerintah sangat

meregulasi industri ini. Dan sejak tahun 1967 hingga saat ini Indonesia

kembali menjadi importir gula.

Industri gula merupakan suatu proses yang mencakup dua kegiatan

pokok, yaitu usaha penanaman tebu dan usaha memperoleh gula kristal

dari bahan baku tebu (Balai Penyelidikan perusahaan Perkebunan Gula,

1981). Usaha penanaman tebu merupakan suatu penerapan teknologi

budidaya, yaitu melakukan penanaman tebu pada lahan yang sesuai

dengan memberikan input sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh hasil

tebu dengan kualitas yang cocok untuk diolah menjadi gula serta dengan

kualitas yang secara ekonomis dapat bersaing dengan usaha tanaman lain

pada lahan yang sama. Usaha pengolahan tebu menjadi gula merupakan

penerapan teknologi maju yang cukup rumit berupa perpaduan teknologi

fisikawi dan kimiawi. Keadaan ini mewujudkan industri gula sebagai suatu

usaha yang padat modal dan padat karya.

Menurut Arianto (2003), Industri gula merupakan salah satu

industri yang mempunyai keterkaitan yang besar terhadap sektor-sektor

lain dalam penyediaan input, hal ini terlihat dari dominasi input antara

dalam struktur input industri gula.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

16

8. Tenaga Kerja Untuk Industri

Ada dua teori penting perlu dikemukakan dalam kaitannya dengan

masalah tenaga ketenagakerjaan. Pertama adalah teori Lewis (1959) yang

mengemukakan bahwa kelebihan perkerja merupakan kesempatan dan

bukan suatu masalah. Kelebihan perkerja satu sector akan memberikan

andil terhadap pertumbuhan output dan penyediaan pekerja di sector lain.

Teori kedua adalah Teori Fei-Ranis (1961) yang berkaitan dengan

Negara berkembang yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: kelebihan

buruh, sumber daya alamnya yang belum dapat diolah, sebagian besar

penduduknya bergerak di sector pertanian, banyak penganggura, dan

tingkat pertumbuhan yang tinggi.

Tenaga kerja (man power) adalah penduduk dalam usia kerja

(berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara

yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap

tenaga mereka, dan jika mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

Angkatan kerja (labor force) adalah bagian dari tenaga kerja yang

sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan

produktif yaitu produksi barang dan jasa.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (labor force participation rate)

adalah menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok

umur tersebut.

TPAK = 100%

Dalam proses kegiatan industri tenaga kerja merupakan peranan

sangat penting, karena tingkat tenaga kerja merupakan factor penting

karena manusia yang akan menjalankan mesin, menangani bahan,

mengatur produksi dan sebagainya. Tanpa tenaga kerja, semua yang lain

tidak akan berarti apa-apa, karena tidak ada yang merencanakan,

mengoperasikan dan mengendalikan aktivitas produksi tersebut.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

17

9. Pengaruh Industri Terhadap Kehidupan Masyarakat

Industri didirikan dengan harapan agar kualitas kehidupan

masyarakat menjadi lebih baik. Industri akan menagkibatkan perubahan

pada kehidupan masyarakat. Baik itu membawa perubahan kearah yang

lebih baik atau bahkan kearah yang lebih buruk. Perubahan tersebut

meliputi dampak pembangunan industri terhadap sosial ekonomi

masyarakat dan lingkungan sekitar industri. Dampak pembangunan

industri terhadap aspek sosial ekonomi meliputi mata pencaharian

penduduk dari sektor pertanian menjadi sektor industri dan perdagangan,

dampak lainnya terbukanya kesempatan kerja yang lebih luas baik bagi

masyarakat setempat maupun masyarakat pendatang. Dampak industri

terhadap aspek sosial budaya antara lain berkurangnya kekuatan mengikat

nilai dan norma budaya yang ada karena masuknya nilai dan norma

budaya baru yang dibawa oleh masyarakat pendatang atau migran.

Dampak pembangunan industri terhadap linkungan dapat memberi

pengaruh negatif terhadap kelangsungan hidup masyarakat.

Ciri-ciri masyarakat industri menurut Taylor (dalam Dharmawan,

1984: 17) yaitu:

a. Mereka selalu terbuka untuk menerima percobaan atau pengalaman yang baru termasuk tingkah laku.

b. Adanya pergeseran dari segala loyalitas (allegiance) yang disebabkan keturunan, dan semua penampilan perorangan yang telah diakui masyarakat setempat/pigure kearah pimpinan nasional yang lebih objektif.

c. Percaya kepada ilmu pengetahuan dan ilmu kedokteran. d. Manghargai setiap perencanaan untuk kemajuan. e. Menaruh perhatian terhadap setiap community affairs dan local

poilitis. f. Tekun sekali terhadap perkembangan nasional dan

internasional.

1) Mata Pencaharian

Mata pencaharian adalah usaha yang dilakukan oleh manusia

untuk ememnuhi kebutuhan hidupnya. Usaha yang dilakukan akan

berkaitan dengan kondisi lingkungannya. Lingkungan yang agraris

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

18

akan menjadikan mata pencaharian penduduknya sebagai petani,

demikian juga apabila lingkungannya merupakan kawasan industri

maka akan menjadikan mata pencaharian penduduknya yang berkaitan

dengan sekotr industri.

2) Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat.

Pendidikan pada masyarakat indsutri sangatlah penting

sebagai upaya peningkatan kualitas tenaga kerja, karena sektor ini

memerlukan keterampilan khusus. Hubungan industri dan pendidikan

bersifat timbal balik, serta berpengaruh besar tehadap tenaga kerja

yang terlatih sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

Bukti langsung dari adanya industri ini adalah terciptanya

penyusunan materi pelajaran di lembaga-lembaga pendidikan agar

disesuaikan dengan kebutuhan dari sektor inudtri. Pendidikan

diarahkan agar peserta didiknya memiliki kemampuan atau skill untuk

bekerja.

Keluarga yang sebagian besar anggotanya keluarganya

bekerja pada sektor industri, cenderung mereka jarang untuk ada

dirumah, sehingga akibat dari pola seperti ini banyak anak yang

cenderung melakukan hal-hal yang tidak terpuji.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

19

b) Kerangka Berpikir

Industri Pangan (PG Jatitujuh)

Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat

Kriteria Penduduk tenaga kerja industri pangan:

1. Usia 2. Pendidikan 3. Jenis Kelamin 4. Keterampilan 5. Minat 6. Lokasi 7. Trnasportasi

Persyaratan tenaga kerja di industri pangan:

1. Usia 2. Pendidikan 3. Jenis Kelamin 4. Keterampilan 5. Pengalaman

Kerja

Kesesuaian tenaga kerja

Sesuai Tidak Sesuai

Penyerapan tenaga kerja

Produktivitas Industri Pangan (PG

Jatitujuh)

Tingkat Penyerpan tenaga kerja

Sebaran tenaga kerja

Sedang Rendah Tinggi Secara karakteristik tenaga kerja

berdasarkan jenis kelamin

Secara Spasial

Perkembangan industri

Rekomendasi

Kesimpulan

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

20

F. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

a. Lokasi Administratif Kecamatan Jatitujuh

Secara geografis Kecamatan Jatitujuh terletak di Sebelah Utara

Kabupaten Majalengka. Luas Wilayah Kecamatan Jatitujuh adalah

73,66 Km² yang berarti Kecamatan Jatitujuh hanya sekitar 6,12 % dari

luas Wilayah Kabupaten Majalengka (± 1.204,24 Km²). Batas

Administrasi Kecamatan Jatitujuh, sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Indramayu

Sebelah Selatan : Kecamatan Dawuan

Sebelah Barat : Kecamatan Kertajati

Sebelah Timur : Kecamatan Ligung

Tabel 1.1 Luas Wilayah Desa di Kecamatan Jatitujuh No Desa LUAS (Km2) 1 Biyawak 3,14 2 Pasindangan 2,26 3 Panongan 3,44 4 Panyingkiran 2,74 5 Randegan Kulon 2,41 6 Randegan Wetan 2,79 7 Putridalem 3,36 8 Jatitengah 5,94 9 Jatitujuh 3,14 10 Babajurang 1,70 11 Pilangsari 11,42 12 Jatiraga 8,92 13 Sumber Kulon 9,06 14 Sumber Wetan 9,07 15 Pangkalanpari 4,27 Jumlah 73,66

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

22

2. Populasi dan sampel

a. Populasi

Pengertian populasi menurut Sumaatmadja (1988: 112) adalah

keseluruhan gejala, individu, kasus dan masalah yang akan kita teliti,

yang ada didaerah penelitian menjadi objek penelitian geografi.

Sedangkan menurut Arikunto (1998: 102) menyatakan populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian sedang sampel merupakan bagian atau

wakil populasi yang akan diteliti.

Berdasarkan penjelasan diatas, populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh masyarakat Kecamatan Jatitujuh yang bekerja pada

industry pangan Pabrik Gula Jatitujuh.

b. Sampel

Pengertian sampel menurut Tika (2005: 25), sampel adalah

‘sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu

populasi.’ Sedangkan menurut Sugiyono (2002: 56) bahwa ‘sampel

merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.’ Keakuratan sampel terletak pada sifat dan

karakteristik yang mendekati populasi, bukan pada besar atau

banyaknya. Hal ini sesuai dengan penjelasan Arikunto (1993: 107),

bahwa:

Banyaknya sampel tergantung pada: 1) Kemampuan peneliti

dari segi waktu, tenaga dan biaya. 2) Sempit dan luasnya pengamatan

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

23

dari setiap objek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. 3)

Besar kecilnya resiko yang harus ditanggung peneliti.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diketahui bahwa sampel

memiliki dua jenis batasan yaitu sampel wilayah dan sempel manusia.

Sampel yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah desa terdekat

dengan industri, yaitu desa Pilangsari, Desa Jatiraga serta desa Sumber

Kulon dan Sumber Wetan. Desa pertengahan yakni desa Jatitujuh dan

desa terjauh yakni desa Biyawak. Adapun sampel manusia yang

digunakan dalam penelitian adalah setiap pekerja yang bekerja pada

industri pangan yang dipilih secara acak dengan cara melihat data

penduduk terlebih dahulu kemudian menentukannya secara acak.

Pengambilan sampel tenaga kerja menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh Dixon dan B. Leach (Tika 2005: 25) sebagai

berikut:

P = 100

= (100

=

=1 +

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

24

3. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan

untuk menjawab masalah penelitian (menguji hipotesis) dan mengontrol

variabel sekunder. Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk

merinci hubungan antar variabel dalam penelitian. Adapun desain

penelitian yang digunakan oleh penulis adalah analisis deskriptif.

4. Metode Penelitian

Pengertian metode penelitian menurut Surakhmad (1960: 30)

bahwa ‘metode penelitian adalah cara utama yang dipergunakan untuk

mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan

menggunakan teknik serta alat tertentu.’

Adapun metode yang digunaka dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif melalui metode survey terhadap fenomena-fenomena yang

terkait dengan topic penelitian. Metode ini bertujuan untuk

menggambarkan kondisi atau masalah-masalah yang bersifat actual,

melalui pengamatan maupun analisis sampai kepada kesimpulan.

5. Definisi Operasional

Pengertian definisi operasional menurut Singarimbun (1987: 76)

alah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur

suatu variable dengan kata lain bahwa definisi operasioal merupakan

petunujuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variable.

Variabel menurut Arikunto (1997: 99) adalah objek penelitian, atau

apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

25

Berdasarkan rumusan diatas, dalam penelitian ini terdapat dua

variabel, yaitu industry pangan Pabrik Gula dan masyarakat setempat atau

tenaga kerja penduduk setempat. Dimana industri pangan merupakan

variabel bebas sedangkan tenaga kerja penduduk setempat merupakan

variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Gambar 5.1

Variabel Peneltitian

6. Instrumen yang Digunakan

Instrurnen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Instrumen penelitian yang diartikan sebagai alat bantu merupakan

saran yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket, pedoman

wawancara, kamera, tape recorder, GPS, ring sample dan lain-lain.

Adapun dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan

adalah kamera, PC atau notebook, angket atau pedoman wawancara.

7. Proses Pengujian Instrumen

Adapun instrumen yang digunakan berupa gadget produski

pabrikan terkemuka maka proses pengujian tidak perlu dilakukan. Tetapi

instrument yang dibuat sendiri oleh peneliti maka harus dilakukan proses

Variabel Penelitian

Variabel terikat (Y) Penduduk Tenaga Kerja Setempat

Variabel bebas (X) Industri Pangan Pabrik Gula

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

26

pengujian terlebih dahulu. Angket atau pedoman wawancara merupakan

instrument yang harus diuji terlebih dahulu. Adapun proses pengujiannya

dilakukan dengan cara memperlihatkan pada dosen pembimbing dan

melakukan wawancara sementara pada teman-teman peneliti.

8. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan informasi yang sesuai dengan tujuan

penelitian, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

1) Observasi Lapangan

Diharapakan teknik ini bias mendapatkan data geografis yang actual

dengan mengadakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian melalui

pengamatan kondisi atau keadaa daerah penelitian. Teknik ini dilakukan

dengan cara mengamati, mengidentifikasi dan mencatat data dan jumlah

industry pangan Pabrik Gula Jatitujuh Kabupaten Majalengka.

2) Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

membagikan kuesioner pada responden untuk memperoleh informasi

mengenai hal yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3) Studi Dekomentasi

Studi dekomentasi merupakan teknik pengumpulan data yang diambil

dari berbagai sumber data seperti dokumen, brosur, peraturan-peraturan

atau data dari instansi pemerintah setempat.

4) Studi Kepustakaan

Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang berisfat

teoritis, dengan cara mempelajari buku-buku dan literatur.

9. Analisis Data

Pengertian analisis data menurut Sumaatmadja 1988: 114 dalam Agestia

(2012: 36) adalah pengolahan dan interpretasi data untuk menguji

kebenaran hipotesis dan untuk menarik kesimpulan. Adapun prosedur

dalam pengolahan data sebagai berikut:

1) Pemeriksaan Data

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

27

2) Klasifikasi Data

3) Tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat

4) Menghitung frekuensi jawaban

5) Menghitung presentase dengan teknik presentasi dari setiap data yang

diperoleh.

6) Memvisualisasikan data dalam bentuk table

7) Menafsirkan data, sesuai dengan pertanyaan penelitian.

Teknik presentase yang digunakan adalah sebagai berikut:

P = 100%

Keterangan:

P = Besaran Presentase

F = Frekuensi Jawaban

n = Jumlah Total Responden

Kriteria penilaian skor yang digunakan berdasarkan kriteria Efendi

dan Manning (1987: 263)

Tabel 9.1 Kriteria Penilaian Skor

Presentase Kriteria 0% Tidak ada/tak seorang pun 1-24% Sebagian kecil 25-49% Kurang dari setengahnya 50% Setengahnya 51-74% Lebih dari setengahnya 75-99% Sebgian besar 100% Seluruhnya

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

28

DAFTAR PUSTAKA

Agestia, Gina Yuniar. 2012. Penyerapan Tenaga Kerja Penduduk Setempat Pada

Industri Garmen Di Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka.

Bandung. Jurusan Pendidikan Geografi UPI Bandung.

Anonymous. (2010). Wahana Komunitas Geografi SMA. [Online]. Tersedia:

http://geografi-bumi.blogspot.com/2009/10/klasifikasi-industri.html. [24

Februari 2013]

Anonymous. (2012). Jenis Instrumen Penelitian. [Online]. Tersedia:

http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2012/10/jenis-instrumen-

penelitian.html [03 Maret 2013]

Daud, Sajo. (2009). Klasifikasi Industri . [Online]. Tersedia: http://geografi-

bumi.blogspot.com/2009/10/klasifikasi-industri.html. [24 Februari 2013]

Mulyadi, S. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif

Pembangunan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Octalia, Pitra. (2008). Dinamika Industri Di Indonesia. [Online]. Tersedia:

http://geocorida.blogspot.com/2008/02/industri.html [24 Februari 2013]

Somantri, Lili. 2003. Pengaruh Industri Tekstil Terhadap Kehidupan Masyarakat

Di Kecamatan Ibun Kabupten Bandung. Bandung. Jurusan Pendidikan

Geografi UPI Bandung.

Sugiyono D.R. (2003). Satistika Untuk Penelitian., Alfabeta, Bandung.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com