Latar belakang
-
Upload
machrip-aziz -
Category
Documents
-
view
1.794 -
download
2
Transcript of Latar belakang
1
A. Latar Belakang
Menurut UU RI No. 5 tahun 1984 industri adalah kegiatan ekonomi
yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan bahan
jadi menjadi barang yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk
kegiatan rancang bangun dan perekayasaan. Seperti yang kita ketahui,
industri merupakan sektor yang sangat fundamental sebagai sumber devisa
bagi suatu negara. Negara yang maju adalah negara yang memiliki sektor
industri yang baik. Indonesia seiring dengan perkembangan jaman mulai
bergerak ke arah pembangunan sektor industri. Industri-industri yang
bergerak dibidang tekstil, gas alam atau batu bara, makanan atau bahan
pangan mulai bermunculan. Pada tahun 1978, di Kecamatan Jatitujuh
mulai didirikan suatu industri yang bergerak pada bidang pangan, yaitu
ditandai dengan didirikannya suatu pabrik yang cukup besar yaitu pabrik
gula, pabrik ini memiliki lahan sekitar 104 ribu hektar untuk tanaman
tebunya. Didirikan pada tahun 1978 namun mulai bisa beroperasi pada
tahun 1990, banyak masyarakat di kecamatan Jatitujuh yang terserap untuk
dapat bekerja di pabrik gula tersebut.
Hadirnya suatu industri pada suatu daerah diharapkan agar bisa
menciptakan suatu lapangan perkerjaan yang baru atau meskipun sudah
ada lapangan pekerjaan, diharapkan lapangan pekerjaan di daerah tersebut
menjadi lebih beragam. Suatu masyarakat yang memiliki pekerjaan
diharapakan kesejahteraan pada kehidupan mereka bisa meningkat.
Kesejahteraan pada kehidupan masyarakat akan berkorelasi dengan
pendidikan dan kualitas sumber daya yang mereka miliki. Selain
memberikan dampak positif pada daerah tersebut, hadirnya suatu industri
akan memberikan dampak negatif pada lingkungan sekitarnya, diantaranya
pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh limbah pada industri tersebut
atau bahkan merusak fasilitas-fasilitas umum seperti jalan karena terlalu
sering dilalui oleh kendaraan berat milik pabrik. Oleh karena itu, hadirnya
suatu industri pada suatu daerah semata-mata diharapakan agar
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
2
kesejahteraan pada masyarakat bisa meningkat serta dampak negatif yang
ditimbulkan agar bisa dimimimalisir sekecil mungkin.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang heterogen,
keberadaan suatu industri akan memberikan pengaruh yang berbeda pada
kehidupan mereka. Dari segi pendapatan atau penghasilan, dengan
hadirnya suatu industri maka akan memberikan penghasilan tambahan
untuk mereka, meskipun penghasilan itu bagi mereka dirasa lebih, cukup
atau bahkan kurang. Disadari atau tidak sadari dengan hadirnya suatu
industri akan menjadikan perubahan pola pikir pada masyarkat daerah
tersebut. Gaya hidup yang berubah, pandangan terhadap pendidikan yang
berbeda, masyarakat yang lebih majemuk sehingga meciptakan hubungan
antar masyarakat yang lebih kompleks dan perubahan pada kondisi
lingkungan sekitar industri. Semua fenomena itu akan ditimbulkan karena
keberadaan suatu industri pada daerah tersebut.
Fenomena-fenomena yang ditimbulkan karena keberadaan suatu
industri akan menciptakan suatu kehidupan kearah yang lebih baik atau
bahkan menciptakan suatu kehidupan kearah yang lebih buruk. Contohnya
adalah saat ini mulai banyak masyarakat di sekitar industri yang memiliki
pandangan bahwa pendidikan itu merupakan sesuatu yang sangat penting,
sehingga penghasilan yang didapatkan masyarakat dari pekerjaannya
mereka investasikan untuk pendidikan anaknya. Namun tidak sedikit pula
masyarakat yang lebih memilih menggunakan uangnya untuk keperluan
lain selain pendidikan. Masyarakat memiliki latar belakang yang berbeda
sehingga keputusan yang mereka ambil pun berbeda-beda. Pengaruh dari
keberadaan suatu industri menciptakan keberagaman pada kehidupan suatu
masyarakat, sehingga hal ini penting untuk kita ketahui dan kita teliti.
Kesejahteraan tidak semata-mata bisa didapatkan oleh uang, pengelolaan
dan pengaturan kehidupan yang baik akan melahirkan suatu kesejahteraan
dalam kehidupan yang selanjutnya akan berkorelasi dengan kebahagian.
Atas dasar fenomena-fenomena diatas, dapat diketahui suatu
industri akan memberikan peranan terhadap kehidupan sosial ekonomi
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
3
masyarakat daerah sekitar, seperti terbukanya lapangan pekerjaan sehingga
mata pencaharian penduduk lebih beragam. Oleh karena itu, penulis
merasa tertarik untuk meneliti mengenai peranan suatu kegiatan industri
bahan pangan (pabrik gula) terhadap kehidupan sosial-ekonomi
masyarakat di Kecamatan Jatitujuh.
B. Rumusan Masalah
Sumaatmadja (1988: 96) mengatakan bahwa ‘masalah geografi
adalah berkenaan dengan ketidakseimbangan asosiasi gejala atau variabel
geografi yang ada pada sistem keruangannya’. Adapun masalah yang
diambil dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana peranan dari suatu
kegiatan industri bahan pangan (pabrik gula) terhadap kehidupan sosial-
ekonomi di kecamatan Jatitujuh. Berdasarkan latar belakang yang telah
dibuat, maka dalam penelitian ini dirumuskan untuk menjawab beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kehidupan sosial ekonomi masyarkat di kecamatan
Jatitujuh?
2. Bagaimana perkembangan industri pabrik gula di kecamatan
Jatitujuh?
3. Bagaimana tingkat penyerapan tenaga kerja penduduk setempat di
industri pangan (pabrik gula) di kecamatan Jatitujuh?
4. Bagaimana sebaran penduduk yang terserap sebagai tenaga kerja
industri pangan (pabrik gula) di kecamatan Jatitujuh?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menggambarkan kondisi sosial ekonomi pada saat tahun
didirikan industri 1990 sampai tahun 2013 pada masyarkat di
kecamatan Jatitujuh yang meliputi aspek geografis, demografis,
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
4
pendidikan, mata pencaharian, hubungan sosial masyarakat, tradisi
dan lain-lain
2. Untuk mengidentifikasi perkembangan industri pangan (pabrik
gula) di kecamatan Jatitujuh.
3. Untuk mengidentifikasi tingkat penyerapan tenaga kerja penduduk
setempat di industri pangan (pabrik gula) di kecamatan Jatitujuh.
4. Untuk mengidentifikasi sebaran penduduk yang terserap sebagai
tenaga kerja Industri pangan (pabrik gula) di kecamatan Jatitujuh.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah:
1. Diperolehnya data mengenai pengaruh keberadaan industri pangan
pabrik gula terhadap penyerapan tenaga kerja penduduk setempat
di kecamatan Jatitujuh.
2. Sebagai bahan masukan bagi penduduk setempat tentang
pentingnya pendidikan agar memperoleh pekerjaan yang lebih baik.
3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah setempat dalam upaya
pengembangan pada sektor industrinya.
4. Sebagai bahan pengayaan dalam keilmuan geografi.
E. Tinjauan Pustaka
a) Kajian Industri
1. Pengertian Industri
Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian industri
adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai
yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan perekayasaan industri.
Sumaatmadja (1988: 179) mengatakan bahwa ‘industri
mengandung dua pengertian, yaitu secara luas dan sempit. Secara luas
adalah sebagai kegiatan manusia memanfaatkan sumber daya, sedangkan
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
5
dalam arti sempit adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahn mentah
menjadi barang setengah jadi (manufacturing industry)’.
Biro Pusat Statistik mendefinisikan industri sebagai ‘kegiatan
pengubahan barang dasar menjadi barang setengah jadi atau dari yang
kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya untuk dijual.’
Sandy (1985: 148) mengatakan bahwa industri adalah usaha untuk
memproduksi barang dari bahan baku atau bahan mentah melalui proses
penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang jadi bisa diperoleh
dengan harga satuan serendah mungkin tetapi tetap dengan mutu yang
tinggi.
Dari beberapa definsi yang telah dikemukakan oleh bebrapa
kalangan diatas dapat disimpulkan bahwa industri adalah kegiatan yang
mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi
agar nilai pada barang tersebut menjadi lebih tinggi.
2. Bahan-bahan Industri
Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya
alam dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan
lebih lanjut, misalnya kapas untuk inddustri tekstil, batu kapur untuk
industri semen, biji besi untuk industri besi dan baja.
Bahan baku industri adalah bahan mentah yang diolah atau tidak
diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri,
misalnya lembaran besi atau baja untuk industri pipa, kawat, konstruksi
jembatan, seng, tiang telpon, benang adalah kapas yang telah dipintal
untuk industri garmen (tekstil), minyak kelapa, bahan baku industri
margarine.
Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau bahan baku yang
telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang dapat
diproses lebih lanjut menjadi barang jadi, misalnya kain dibuat untuk
industri pakaian, kayu olahan untuk industri mebel dan kertas untuk
barang-barang cetakan.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
6
Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai
untuk konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi, misalnya
industri pakaian, mebel, semen, dan bahan bakar.
Rancang bangun industri adalah kegiatan industri yang
berhubungan dengan perencanaan pendirian industri/pabrik secara
keseluruhan atau bagian-bagiannya.
Perekayasaan industri adalah kegiatan industri yang berhubungan
dengan perancangan dan pembuatan mesin/peralatan pabrik dan peralatan
industri lainnya.
3. Klasifikasi Industri
a. Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Baku Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda,
tergantung pada apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi: 1) Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh
langsung dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.
2) Industri non ekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.
3) Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.
b. Klasifikasi Industri Berdasarkan Tenaga Kerja Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri
dapat dibedakan menjadi: 1) Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga
kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.
2) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
7
3) Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
4) Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
c. Klasifikasi Berdasarkan Produksi Yang Dihasilkan Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
1) Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.
2) Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.
3) Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.
d. Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Mentah Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat
dibedakan menjadi: 1) Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah
yang diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan.
2) Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.
3) Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
8
perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.
e. Klasifikasi Industri Berdasarkan Lokasi Unit Usaha Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau
tujuan kegiatan industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:
1) Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
2) Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
3) Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
4) Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
5) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.
f. Klasifikasi Industri Berdasarkan Proses Produksi Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan
menjadi: 1) Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah
menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
2) Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.
g. Klasifikasi Industri Berdasarkan Barang Yang Dihasilkan Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat
dibedakan menjadi:
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
9
1) Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.
2) Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.
h. Klasifikasi Industri Berdasarkan Mdoal Yang Digunakan Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat
dibedakan menjadi: 1) Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu
industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.
2) Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan.
3) Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.
i. Klasifikasi Industri Berdasarkan Subjek Pengelola Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan
menjadi: 1) Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan
milik rakyat, misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.
2) Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.
j. Klasifikasi Industri Berdasarkan Cara Pengorganisasian Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh
berbagai factor, seperti: modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. Berdasarkan cara pengorganisasiannya, industri dapat dibedakan menjadi:
1) Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan.
2) Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
10
pemasarannya relative lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-anak.
3) Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.
k. Aneka Industri Industri ini merupakan industri yang tujuannya
menghasilkan bermacammacam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut: 1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi. 2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es,
dan mesin jahit, televisi, dan radio. 3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta,
plastik, obatobatan, dan pipa. 4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh,
kopi, garam dan makanan kemasan. 5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian,
kayu lapis, dan marmer.
Bila melihat klasifikasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
industri pabrik gula di kecamatan Jatitujuh termasuk tipe industri
ekstraktif, industri besar, industri sekunder, industri pertanian, industri
berorientasi pada pengolahan, industri hulu, industri ringan, industri
dengan modal patungan, industri negara dan berdasarkan cara
pengorganisasian termasuk pada industri besar.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Industri
Berdirinya suatu industri di suatu tempat tidak terlepas dari faktor-
faktor ekonomi, historis, manusia, politis, dan geografis. Sehubungan
dengan itu Robinson (Daljoeni:1992,58) memasukkan enam hal ke dalam
faktor geografis, yaitu:
a. Bahan Mentah Tidak ada bahan barang yang dapat dibuat jika tidak ada bahan mentahnya.
b. Sumber daya Tenaga (Power Resource) Ini menyangkut tenaga air atau pelistrikan untuk menggerakan mesin pabrik dapat pula bahan penggeraknya berupa petroleum atau gas karena mesin dapat berputar dengan menggunakan itu.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
11
c. Suplai Tenaga Kerja Hal ini menyangkut dua segi: kuantitatif, artinya banyaknya orang yang direkut dan kualitatif, yakni berdasarkan keterampilan tekniknya.
d. Suplai Air Industri sangat memerlukan air untuk proses produksinya
e. Pasaran Tujuan utama dari perindustrian adalah memproduksi barang-barang untuk dijual dan untuk itu pasaran penting kedudukannya. Pasaran pada gilirannya tergantung pada dua hal yaitu: 1) Luasnya pasaran, artinya banyaknya penjual–belian atau omzet
pasarannya. 2) Kuatnya pasaran, khususnya ini bergantung pada taraf hidup
pelanggannya f. Fasilitas Transportasi
Transportasi lewat darat, air, atau udara amat diperlukan bagi industri. Ini berkaitan dengan dua hal, yaitu: 1) Usaha mendatangkan bahan mentah. 2) Usaha pelemparan produksi ke pasaran.
Sedangkan High Smith (dalam Abdurachmat, 1989:18)
menyatakan bahwa untuk meningkatkan usaha dan kegiatan industri
diperlukan beberapa faktor. Ada empat faktor yang mempengaruhi usaha
dan kegiatan industri, yaitu:
a. Faktor Sumber Daya Alam 1) Bahan mentah
Bahan mentah untuk industri merupakan yang terpenting di antara faktor sumber daya. Demikian pentingnya bahan mentah bagi perindustrian sehingga banyak usaha industri yang didirikan atau ditempatkan di daerah sumber daya mentah atau mendekati sumber bahan mentah atau berdekatan dengan pabrik lain yang produknya dijadikan sebagai bahan baku.
2) Sumber energi Sumber energi yang digunakan dalam kegiatan industri adalah minyak bumi, batu bara, gas alam, tenaga listrik, kayu, dan sebagainya.
3) Penyediaan air Air berguna untuk bahan pendingin, pencampur, dan pencuci sehingga dalam menempatkan dan menentukan lokasi industri harus memperhatikan air.
4) Iklim dan bentuk lahan Iklim akan mempengaruhi aktivitas kerja. Namun, adanya perkembangan teknologi pengaturan udara menyebabkan iklim tidak lagi menjadi faktor yang menentukan. Bentuk lahan
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
12
berpengaruh terhadap penempatan lokasi industri, baik terhadap bangunan industri maupun prasarana lalu lintas angkutan.
b. Faktor Sumber Daya Manusia 1) Penyediaan tenaga kerja
Kualitas maupun kuantitas tenaga kerja sangat berpengaruh dalam proses produksi. Penyediaan tenaga bergantung pada jumlah tenaga kerja yang tersedia dan tingkat upah yang berlaku. Pada industri kecil tenaga kerja yang terserap berasal dari daerah setempat.
2) Keterampilan dan kemampuan teknologi Suatu industri modern dengan mempergunakan mesin dan produksi masal memerlukan tenaga kerja terdidik dan terlatih.
3) Kemampuan berorganisasi Semakin kompleks suatu industri, maka semakin kompleks pula pengorganisasiannya. Oleh karena itu, diperlukan tenaga yang berkemampuan tinggi untuk mengorganisasikannya.
c. Faktor Ekonomi 1) Pemasaran
Pemasaran sama pentingnya dengan bahan mentah dan sumber energi dalam hal pengaruhnya terhadap perkembangan industri. Potensi pasaran kadang-kadang sangat menentukan hidup matinya suatu industri. Potensi pasaran ini sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan daya belinya.
2) Transportasi Biaya transportasi sangat penting bagi industri karena bahan mentah harus diangkut dan hasilnya dipasarkan.
3) Modal Modal sangat diperlukan untuk kegiatan industri. Beberapa macam industri memerlukan modal yang cukup besar. Pada umumnya modal lebih dinamis: bisa bergerak dari satu daerah ke daerah yang lain dan bisa diperoleh di mana saja. Namun demikian, sumber modal yang penting adalah yang berasal dari penduduk daerah atau negara berupa penghasilan negara dari pajak dan retribusi, tabungan penduduk, dan sebagainnya.
4) Nilai dan harga tanah Harga tanah yang tinggi di pusat kota mendorong usaha industri ditempatkan di daerah pinggiran karena pajak yang berbeda mempengaruhi usaha penyebaran daerah industri.
5. Lokasi Industri
Penyebaran lokasi industri ke daerah-daerah mempunyai arti
penting bagi pembangunan daerah yang dijadikan lokasi industri. Potensi
yang ada dapat terolah dan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, baik itu
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
13
yang menyangkut potensi manusia maupun potensi alamiah. Sumaatmadja
(1989:185) mengemukakan :
‘Lokasi penyebaran industri ke daerah harus sesuai dengan kondisi geografi daerah yang bersangkutan. Kondisi geografi menyangkut potensi daerah yang dapat dikembangkan sebagai sumber daya mineral dan energinya, maupun yang menyangkut transportasi dan komunikasi dengan kondisi fisiknya.’
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa gejala
geografis suatu daerah untuk dijadikan lokasi industri harus mempunyai
kemampuan sebagai penunjang kegiatan industri tersebut, selain harus
memperhatikan unsur tenaga kerja, bahan baku, pasaran, pengembangan
wilayah, dan pelestarian lingkungan.
Menurut Weber (dalam Daljoeni, 1992:63) dikatakan bahwa lokasi
industri harus dipilih tempat-tempat yang biayanya paling minimal. Inilah
prinsip dari Least Cost Location. Untuk mendapatkan itu perlu
diasumsikan enam kondisi sebagai berikut:
a. Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim, dan
penduduknya.
b. Sumber daya atau bahan mentah.
c. Upah buruh.
d. Biaya transportasi yang tergantung dari bobot bahan mentah yang
diangkut atau dipindahkan, serta jarak antara terdapatnya sumber
daya (bahan mentah) dan lokasi.
e. Terdapat kompetisi antara industri.
f. Manusia itu berfikir rasional
Selanjutnya Weber (dalam Daljoeni, 1992:62) mengatakan
‘Ada tiga faktor yang utama menentukan lokasi industri, yaitu
material, konsumen, dan tenaga kerja. Semua itu ditimbang dengan
biaya transportasi’. Sedangkan losch (dalam Daljoeni 1992;78)
mengatakan ‘Suatu lokasi industri didirikan atas permintaan
sehingga disitu diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
14
atau industri adalah dimana yang bersangkutan dapat menguasai
pasaran terluas, dengan demikian dapat dihasilkan paling banyak
pendapatan.’ Jadi dalam pemilihan lokasi industri harus
diperhatikan unsur tenaga kerja, bahan baku, pasaran,
pengembangan wilayah, dan kelestarian lingkungan.
6. Persebaran Industri
Industri mengalami perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain
tidak secara sekaligus, melainkan bertahap, misalnya dengan membuka
cabang-cabang ditempat baru, kemudia setalah cabang-cabang itu maju
dan dapat menggantikan induknya, maka industri induknya diberhentikan
dan digan dengan industri lain yang lebih sesuai dengan daerah itu.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penyebaran industri
ke suatu daerah. Djamari (1985: 46) menyebutkan penyebab itu adalah:
a. Lalu lintas yang cepat, mudah dan murah. Dengan kondisi ini suatu industri tidak akan selalau berdekatan dengan bahan mentah, tetapi bisa dekat sumber buruh atau pasar.
b. Kemajuan penggunaan tenaga listrik. Karena dengan sistem elektrifikasi yang mudah, maka sumber tenaga dapat diatur menurut kehendak manusia. Pengguanaan tenaga yang murah juga telah memperkuat pengaturan lokasi suatu industri.
c. Industri yang prosesnya sederhana dan tidak banyak membutuhkan tenaga skill, dijalankan oleh mesin-mesin otomatis, serta hasilnya sangat diperlukan oleh setiap orang. Maka industri demikian mudah penyebarannya kedaerah-daerah baru.
d. Peranan pemerintah terhadap desentralisasi industri. Tanpa bantuan pemerintah banya industri yang tidak bisa didirikan.
Penyebaran industri ke suatu daerah tidak terlepas dari campur
tangan yang dilakukan pemerintah berupa kebijakan desentralisasi industri.
Desentralisasi industri akan memberikan manfaat bagi suatu daerah,
karena akan mendongkrak ekonomi daerah tersebut.
7. Industri Pangan Gula (pabrik gula)
Gula merupakan salah satu komoditas utama Indonesia dan
menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Perkembangan industri
gula di tanah air ini tidak lepas dari sejarah berdirinya negara Indonesia.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
15
Industri gula sudah mulai berdiri sejak jaman penjajahan kolonial Belanda
sehingga dapat dikatakan industri gula menjadi salah satu saksi bisu
perjuangan rakyat Indonesia dalam menggapai kemerdekaan. Menurut
catatan sejarah, Indonesia pernah mencapai kejayaan dalam produksi gula
di tahun 1930an dimana jumlah pabrik gula yang beroperasi adalah 179
pabrik gula. Hal tersebut mengakibatkan Indonesia disebut sebagai salah
satu negara penghasil gula terbesar di dunia. Setelah periode itu
perkembangan industri gula nasional mengalami pasang surut yang
mengakibatkan membanjirnya gula impor dari luar negeri. Saat ini di
Indonesia pengelolaan pabrik tebu milik pemerintah diberikan kepada
PTPN X. Pada tahun 1950-an Indonesia menjadi eksportir gula. Pada
tahun 1957 semua pabrik gula dinasionalisasi dan pemerintah sangat
meregulasi industri ini. Dan sejak tahun 1967 hingga saat ini Indonesia
kembali menjadi importir gula.
Industri gula merupakan suatu proses yang mencakup dua kegiatan
pokok, yaitu usaha penanaman tebu dan usaha memperoleh gula kristal
dari bahan baku tebu (Balai Penyelidikan perusahaan Perkebunan Gula,
1981). Usaha penanaman tebu merupakan suatu penerapan teknologi
budidaya, yaitu melakukan penanaman tebu pada lahan yang sesuai
dengan memberikan input sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh hasil
tebu dengan kualitas yang cocok untuk diolah menjadi gula serta dengan
kualitas yang secara ekonomis dapat bersaing dengan usaha tanaman lain
pada lahan yang sama. Usaha pengolahan tebu menjadi gula merupakan
penerapan teknologi maju yang cukup rumit berupa perpaduan teknologi
fisikawi dan kimiawi. Keadaan ini mewujudkan industri gula sebagai suatu
usaha yang padat modal dan padat karya.
Menurut Arianto (2003), Industri gula merupakan salah satu
industri yang mempunyai keterkaitan yang besar terhadap sektor-sektor
lain dalam penyediaan input, hal ini terlihat dari dominasi input antara
dalam struktur input industri gula.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
16
8. Tenaga Kerja Untuk Industri
Ada dua teori penting perlu dikemukakan dalam kaitannya dengan
masalah tenaga ketenagakerjaan. Pertama adalah teori Lewis (1959) yang
mengemukakan bahwa kelebihan perkerja merupakan kesempatan dan
bukan suatu masalah. Kelebihan perkerja satu sector akan memberikan
andil terhadap pertumbuhan output dan penyediaan pekerja di sector lain.
Teori kedua adalah Teori Fei-Ranis (1961) yang berkaitan dengan
Negara berkembang yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: kelebihan
buruh, sumber daya alamnya yang belum dapat diolah, sebagian besar
penduduknya bergerak di sector pertanian, banyak penganggura, dan
tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Tenaga kerja (man power) adalah penduduk dalam usia kerja
(berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara
yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap
tenaga mereka, dan jika mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.
Angkatan kerja (labor force) adalah bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan
produktif yaitu produksi barang dan jasa.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (labor force participation rate)
adalah menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok
umur tersebut.
TPAK = 100%
Dalam proses kegiatan industri tenaga kerja merupakan peranan
sangat penting, karena tingkat tenaga kerja merupakan factor penting
karena manusia yang akan menjalankan mesin, menangani bahan,
mengatur produksi dan sebagainya. Tanpa tenaga kerja, semua yang lain
tidak akan berarti apa-apa, karena tidak ada yang merencanakan,
mengoperasikan dan mengendalikan aktivitas produksi tersebut.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
17
9. Pengaruh Industri Terhadap Kehidupan Masyarakat
Industri didirikan dengan harapan agar kualitas kehidupan
masyarakat menjadi lebih baik. Industri akan menagkibatkan perubahan
pada kehidupan masyarakat. Baik itu membawa perubahan kearah yang
lebih baik atau bahkan kearah yang lebih buruk. Perubahan tersebut
meliputi dampak pembangunan industri terhadap sosial ekonomi
masyarakat dan lingkungan sekitar industri. Dampak pembangunan
industri terhadap aspek sosial ekonomi meliputi mata pencaharian
penduduk dari sektor pertanian menjadi sektor industri dan perdagangan,
dampak lainnya terbukanya kesempatan kerja yang lebih luas baik bagi
masyarakat setempat maupun masyarakat pendatang. Dampak industri
terhadap aspek sosial budaya antara lain berkurangnya kekuatan mengikat
nilai dan norma budaya yang ada karena masuknya nilai dan norma
budaya baru yang dibawa oleh masyarakat pendatang atau migran.
Dampak pembangunan industri terhadap linkungan dapat memberi
pengaruh negatif terhadap kelangsungan hidup masyarakat.
Ciri-ciri masyarakat industri menurut Taylor (dalam Dharmawan,
1984: 17) yaitu:
a. Mereka selalu terbuka untuk menerima percobaan atau pengalaman yang baru termasuk tingkah laku.
b. Adanya pergeseran dari segala loyalitas (allegiance) yang disebabkan keturunan, dan semua penampilan perorangan yang telah diakui masyarakat setempat/pigure kearah pimpinan nasional yang lebih objektif.
c. Percaya kepada ilmu pengetahuan dan ilmu kedokteran. d. Manghargai setiap perencanaan untuk kemajuan. e. Menaruh perhatian terhadap setiap community affairs dan local
poilitis. f. Tekun sekali terhadap perkembangan nasional dan
internasional.
1) Mata Pencaharian
Mata pencaharian adalah usaha yang dilakukan oleh manusia
untuk ememnuhi kebutuhan hidupnya. Usaha yang dilakukan akan
berkaitan dengan kondisi lingkungannya. Lingkungan yang agraris
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
18
akan menjadikan mata pencaharian penduduknya sebagai petani,
demikian juga apabila lingkungannya merupakan kawasan industri
maka akan menjadikan mata pencaharian penduduknya yang berkaitan
dengan sekotr industri.
2) Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
Pendidikan pada masyarakat indsutri sangatlah penting
sebagai upaya peningkatan kualitas tenaga kerja, karena sektor ini
memerlukan keterampilan khusus. Hubungan industri dan pendidikan
bersifat timbal balik, serta berpengaruh besar tehadap tenaga kerja
yang terlatih sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
Bukti langsung dari adanya industri ini adalah terciptanya
penyusunan materi pelajaran di lembaga-lembaga pendidikan agar
disesuaikan dengan kebutuhan dari sektor inudtri. Pendidikan
diarahkan agar peserta didiknya memiliki kemampuan atau skill untuk
bekerja.
Keluarga yang sebagian besar anggotanya keluarganya
bekerja pada sektor industri, cenderung mereka jarang untuk ada
dirumah, sehingga akibat dari pola seperti ini banyak anak yang
cenderung melakukan hal-hal yang tidak terpuji.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
19
b) Kerangka Berpikir
Industri Pangan (PG Jatitujuh)
Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat
Kriteria Penduduk tenaga kerja industri pangan:
1. Usia 2. Pendidikan 3. Jenis Kelamin 4. Keterampilan 5. Minat 6. Lokasi 7. Trnasportasi
Persyaratan tenaga kerja di industri pangan:
1. Usia 2. Pendidikan 3. Jenis Kelamin 4. Keterampilan 5. Pengalaman
Kerja
Kesesuaian tenaga kerja
Sesuai Tidak Sesuai
Penyerapan tenaga kerja
Produktivitas Industri Pangan (PG
Jatitujuh)
Tingkat Penyerpan tenaga kerja
Sebaran tenaga kerja
Sedang Rendah Tinggi Secara karakteristik tenaga kerja
berdasarkan jenis kelamin
Secara Spasial
Perkembangan industri
Rekomendasi
Kesimpulan
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
20
F. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
a. Lokasi Administratif Kecamatan Jatitujuh
Secara geografis Kecamatan Jatitujuh terletak di Sebelah Utara
Kabupaten Majalengka. Luas Wilayah Kecamatan Jatitujuh adalah
73,66 Km² yang berarti Kecamatan Jatitujuh hanya sekitar 6,12 % dari
luas Wilayah Kabupaten Majalengka (± 1.204,24 Km²). Batas
Administrasi Kecamatan Jatitujuh, sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Indramayu
Sebelah Selatan : Kecamatan Dawuan
Sebelah Barat : Kecamatan Kertajati
Sebelah Timur : Kecamatan Ligung
Tabel 1.1 Luas Wilayah Desa di Kecamatan Jatitujuh No Desa LUAS (Km2) 1 Biyawak 3,14 2 Pasindangan 2,26 3 Panongan 3,44 4 Panyingkiran 2,74 5 Randegan Kulon 2,41 6 Randegan Wetan 2,79 7 Putridalem 3,36 8 Jatitengah 5,94 9 Jatitujuh 3,14 10 Babajurang 1,70 11 Pilangsari 11,42 12 Jatiraga 8,92 13 Sumber Kulon 9,06 14 Sumber Wetan 9,07 15 Pangkalanpari 4,27 Jumlah 73,66
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
22
2. Populasi dan sampel
a. Populasi
Pengertian populasi menurut Sumaatmadja (1988: 112) adalah
keseluruhan gejala, individu, kasus dan masalah yang akan kita teliti,
yang ada didaerah penelitian menjadi objek penelitian geografi.
Sedangkan menurut Arikunto (1998: 102) menyatakan populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian sedang sampel merupakan bagian atau
wakil populasi yang akan diteliti.
Berdasarkan penjelasan diatas, populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh masyarakat Kecamatan Jatitujuh yang bekerja pada
industry pangan Pabrik Gula Jatitujuh.
b. Sampel
Pengertian sampel menurut Tika (2005: 25), sampel adalah
‘sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu
populasi.’ Sedangkan menurut Sugiyono (2002: 56) bahwa ‘sampel
merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.’ Keakuratan sampel terletak pada sifat dan
karakteristik yang mendekati populasi, bukan pada besar atau
banyaknya. Hal ini sesuai dengan penjelasan Arikunto (1993: 107),
bahwa:
Banyaknya sampel tergantung pada: 1) Kemampuan peneliti
dari segi waktu, tenaga dan biaya. 2) Sempit dan luasnya pengamatan
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
23
dari setiap objek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. 3)
Besar kecilnya resiko yang harus ditanggung peneliti.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diketahui bahwa sampel
memiliki dua jenis batasan yaitu sampel wilayah dan sempel manusia.
Sampel yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah desa terdekat
dengan industri, yaitu desa Pilangsari, Desa Jatiraga serta desa Sumber
Kulon dan Sumber Wetan. Desa pertengahan yakni desa Jatitujuh dan
desa terjauh yakni desa Biyawak. Adapun sampel manusia yang
digunakan dalam penelitian adalah setiap pekerja yang bekerja pada
industri pangan yang dipilih secara acak dengan cara melihat data
penduduk terlebih dahulu kemudian menentukannya secara acak.
Pengambilan sampel tenaga kerja menggunakan rumus yang
dikemukakan oleh Dixon dan B. Leach (Tika 2005: 25) sebagai
berikut:
P = 100
= (100
=
=1 +
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
24
3. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan
untuk menjawab masalah penelitian (menguji hipotesis) dan mengontrol
variabel sekunder. Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk
merinci hubungan antar variabel dalam penelitian. Adapun desain
penelitian yang digunakan oleh penulis adalah analisis deskriptif.
4. Metode Penelitian
Pengertian metode penelitian menurut Surakhmad (1960: 30)
bahwa ‘metode penelitian adalah cara utama yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan
menggunakan teknik serta alat tertentu.’
Adapun metode yang digunaka dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif melalui metode survey terhadap fenomena-fenomena yang
terkait dengan topic penelitian. Metode ini bertujuan untuk
menggambarkan kondisi atau masalah-masalah yang bersifat actual,
melalui pengamatan maupun analisis sampai kepada kesimpulan.
5. Definisi Operasional
Pengertian definisi operasional menurut Singarimbun (1987: 76)
alah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur
suatu variable dengan kata lain bahwa definisi operasioal merupakan
petunujuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variable.
Variabel menurut Arikunto (1997: 99) adalah objek penelitian, atau
apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
25
Berdasarkan rumusan diatas, dalam penelitian ini terdapat dua
variabel, yaitu industry pangan Pabrik Gula dan masyarakat setempat atau
tenaga kerja penduduk setempat. Dimana industri pangan merupakan
variabel bebas sedangkan tenaga kerja penduduk setempat merupakan
variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Gambar 5.1
Variabel Peneltitian
6. Instrumen yang Digunakan
Instrurnen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Instrumen penelitian yang diartikan sebagai alat bantu merupakan
saran yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket, pedoman
wawancara, kamera, tape recorder, GPS, ring sample dan lain-lain.
Adapun dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan
adalah kamera, PC atau notebook, angket atau pedoman wawancara.
7. Proses Pengujian Instrumen
Adapun instrumen yang digunakan berupa gadget produski
pabrikan terkemuka maka proses pengujian tidak perlu dilakukan. Tetapi
instrument yang dibuat sendiri oleh peneliti maka harus dilakukan proses
Variabel Penelitian
Variabel terikat (Y) Penduduk Tenaga Kerja Setempat
Variabel bebas (X) Industri Pangan Pabrik Gula
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
26
pengujian terlebih dahulu. Angket atau pedoman wawancara merupakan
instrument yang harus diuji terlebih dahulu. Adapun proses pengujiannya
dilakukan dengan cara memperlihatkan pada dosen pembimbing dan
melakukan wawancara sementara pada teman-teman peneliti.
8. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang sesuai dengan tujuan
penelitian, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
1) Observasi Lapangan
Diharapakan teknik ini bias mendapatkan data geografis yang actual
dengan mengadakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian melalui
pengamatan kondisi atau keadaa daerah penelitian. Teknik ini dilakukan
dengan cara mengamati, mengidentifikasi dan mencatat data dan jumlah
industry pangan Pabrik Gula Jatitujuh Kabupaten Majalengka.
2) Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
membagikan kuesioner pada responden untuk memperoleh informasi
mengenai hal yang berhubungan dengan masalah penelitian.
3) Studi Dekomentasi
Studi dekomentasi merupakan teknik pengumpulan data yang diambil
dari berbagai sumber data seperti dokumen, brosur, peraturan-peraturan
atau data dari instansi pemerintah setempat.
4) Studi Kepustakaan
Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang berisfat
teoritis, dengan cara mempelajari buku-buku dan literatur.
9. Analisis Data
Pengertian analisis data menurut Sumaatmadja 1988: 114 dalam Agestia
(2012: 36) adalah pengolahan dan interpretasi data untuk menguji
kebenaran hipotesis dan untuk menarik kesimpulan. Adapun prosedur
dalam pengolahan data sebagai berikut:
1) Pemeriksaan Data
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
27
2) Klasifikasi Data
3) Tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat
4) Menghitung frekuensi jawaban
5) Menghitung presentase dengan teknik presentasi dari setiap data yang
diperoleh.
6) Memvisualisasikan data dalam bentuk table
7) Menafsirkan data, sesuai dengan pertanyaan penelitian.
Teknik presentase yang digunakan adalah sebagai berikut:
P = 100%
Keterangan:
P = Besaran Presentase
F = Frekuensi Jawaban
n = Jumlah Total Responden
Kriteria penilaian skor yang digunakan berdasarkan kriteria Efendi
dan Manning (1987: 263)
Tabel 9.1 Kriteria Penilaian Skor
Presentase Kriteria 0% Tidak ada/tak seorang pun 1-24% Sebagian kecil 25-49% Kurang dari setengahnya 50% Setengahnya 51-74% Lebih dari setengahnya 75-99% Sebgian besar 100% Seluruhnya
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
28
DAFTAR PUSTAKA
Agestia, Gina Yuniar. 2012. Penyerapan Tenaga Kerja Penduduk Setempat Pada
Industri Garmen Di Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka.
Bandung. Jurusan Pendidikan Geografi UPI Bandung.
Anonymous. (2010). Wahana Komunitas Geografi SMA. [Online]. Tersedia:
http://geografi-bumi.blogspot.com/2009/10/klasifikasi-industri.html. [24
Februari 2013]
Anonymous. (2012). Jenis Instrumen Penelitian. [Online]. Tersedia:
http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2012/10/jenis-instrumen-
penelitian.html [03 Maret 2013]
Daud, Sajo. (2009). Klasifikasi Industri . [Online]. Tersedia: http://geografi-
bumi.blogspot.com/2009/10/klasifikasi-industri.html. [24 Februari 2013]
Mulyadi, S. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif
Pembangunan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Octalia, Pitra. (2008). Dinamika Industri Di Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://geocorida.blogspot.com/2008/02/industri.html [24 Februari 2013]
Somantri, Lili. 2003. Pengaruh Industri Tekstil Terhadap Kehidupan Masyarakat
Di Kecamatan Ibun Kabupten Bandung. Bandung. Jurusan Pendidikan
Geografi UPI Bandung.
Sugiyono D.R. (2003). Satistika Untuk Penelitian., Alfabeta, Bandung.
Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software.c
om Click t
o buy NOW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com