larutan+jurnal paracetamol elixir dari apri
-
Upload
siti-hajar-hasyim -
Category
Documents
-
view
194 -
download
18
description
Transcript of larutan+jurnal paracetamol elixir dari apri
I. Defenisi Larutan
- FI III : 32 -
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, kecuali
dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling.
- Parrot : 139
Larutan adalah sistem yang homogen secara kimia dan fisika dari dua atau
lebih bahan.
- Dom Martin : 482
Larutan adalah suatu proses termodinamika stabil yang terdiri dari dua atau
banyak komponen yang biasanya berupa gas, cair, atau padat.
- RPS 18 th : 1521
Larutan adalah campuran homogen yang dibuat dengan melarutkan zat padat,
zat cair, atau gas dalam cairan lainnya dan mewakili kelompok sediaan
dimana molekul-molekul terlarut atau bahan terlarutnya terdispersi dalam
sejumlah pelarut tersebut.
- Scovilles : 125
Larutan adalah campuran molekul-molekul dari dua zat atau lebih untuk
membentuk larutan jernih
1
- FI IV : 15
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut. Misal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling bercampur.
- PDF : 163
Larutan adalah cairan yang homogen mengandung sekurang-kurangnya dua
komponen.
- Physphar : 234
Larutan sejati didefinisikan sebagai suatu campuran dari dua atau lebih
komponen yang membentuk suatu disperse molekul yang homogen, yaitu
system satu fase dimana komposisinya dapat bervariasi secara luas.
Kesimpulan : Larutan adalah campuran homogen yang terdiri atas satu atau
lebih zat terlarut yang berupa padatan, cairan atau gas dalam pelarut yang
sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur membentuk sistem
termodinamika yang stabil secara fisika dan kimia dimana zat terlarut
terdispersi dalam sejumlah pelarut
II. Pengertian Kelarutan
- Physphar : 165
Kelarutan didefinisikan dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat
terlarut dalam larutan jenuh pada temperature tertentu dan secara kualitatif
2
didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat membentuk
dispersi molekul homogen.
- FI III : XXX
Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada
suhu 200 dan kecuali dinyatakan lain menunjukkan bahwa 1 bagian bobot zat
padat atau 1 bagian volume zat cair larut dalam bagian sebagai berikut :
Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut diperlukan untukmelarutkan 1 bagian zat
Sangat mudah larut
Mudah larut
Larut
Agak sukar larut
Sukar larut
Sangat sukar larut
Praktis tidak larut
Kurang dari 1
1 sampai 10
10 sampai 30
30 sampai 100
100 sampai 1000
1000 sampai 10000
lebih dari 10000
III. Larutan sebagai termodinamika stabil
- Physphar : 1157
Beberapa tipe aglomerasi sebagai flokulasi dan agregasi yang diambil sebagai
ukuran dalam kecenderungan system untuk mencapai keadaan termodinamika
lebih stabil. Peningkatan kerja (F) atau energi bebas permukaan F
menyebabkan pemecahan dari padatan ini. Partikel yang lebih kecil dan
akibatnya meningkatkan daerah total permukaan A yang diberikan oleh :
3
F = SL. A (1)
dimana SL adalah tegangan antar muka antara medium cair dan partikel
padat. Dalam mencapai keadaan yang stabil, sistem cenderung mengurangi
energi bebas permukaan, dimana keseimbangan dicapai ketika F = 0.
Kondisi ini dapat dicapai , sebagaimana yang tampak pada persamaan (1) ,
dengan mengurangi tegangan antar muka atau dapat dicapai dengan
mengurangi luas permukaan .
- DOM martin : 483-484
Untuk mencapai pelarut dan zat terlarut menjadi larutan, seharusnya disertai
dengan penurunan energi bebas system. Fungsi energi bebeas pada tekanan
dan temperature konstan ditandai dengan simbol G, lalu untuk pelaruit yang
melarutkan zat terlarut, ∆G harus negatif. Kemampuan dari system untuk
melakukan kerja dikurangi selama pembentukan larutan. Perubahan energi
bebas untuk bahan proses diberikan dengan persamaan :
∆G = ∆H - T∆S
Dimana : H = perubahan entalpi (panas), yang merupakan ukuran energi
term al yang tersimpan
T = temperature absolute
S = Perubahan entalpi. Entropi merupakan ukuran kekacauan
dan dihubungkan pada jumlah konfigurasi yang
mungkin dan peraturan struktur dalam sebuah system
4
Dapat dilihat dari persamaan diatas bahwa G adalah negative. Dimana
bentuk larutan adalah termodinamik, dalam 4 situasi berikut ini :
H S
- +- - H › TS0 ++ + TS › H
Proses pencampuran gas, contohnya N dan O, adalah spontan dan
irreversibelhal ini berarti bahwa proses ini disertai dengan penurunan energi
bebas. Interaksi-interaksi dalam sistem tidak berubah dan H dari
pencampuran sama dengan 0. Dengan demikian kekuatan membawa dari
proses ini adalah peningkatan entropi dari gas selama pencampuran.
Dalam laruutan cair, H dari larutan secara umum tidak sama dengan 0.
Energi bebas kelarutan tergantung pada kesetimbangan annatar entalpi (energi
interaksi) dan entropi (energi struktur dan organisasi). Larutan eksotermik
adalah larutan dimana larutan H (H solven + H solute) adalah ‹ 0. Larutan
endodermik menunjukkan H = 0 dan disini juga kekuatan membawa adalah
perubahan entropi. Persamaan energi bebas juga menunjukkan efek
temperature dan kelarutan.
Kelarutan adalah proses persamaan dan criteria proses untuk mencapai dan
menjaga titik ekuilibrum yang m,ana perubahan energi bebas dari proses
menjadi 0. Pada titik jenuh, H = TS. Diskuasi sebelumnya penting untuk
siswa karena dalam diskusi sederhana tentang fenomena kelarutan, proses
5
tersebut seringkali diperlakukan dalam bagian inteakasi dan perubahan ikatan
fiskokimia dimana dipilih maupun tidak dipilih untuk komponen-
komponennya disolusi tertentu, dengan hasil dimana aspek struktur (eutrop)
murni menjadi terlihat. Efek terapi yang penting dalam larutan berair, dimana
terdiri dari sebagian bentuk sediaan cair menjadi meningkatkan sebagaimana
relevan dari pengertian dasar termodinamik ke fenomena kelarutan.
IV. Mekanisme Kelarutan (RPS 18 th : 220-221)
a. Solvasi dan hidrasi
Jika garam ionik dilarutkan , misalnya dalam air, terjadi pemisahan dari
kation dan anion . Garam yang mengikuti orientasi molekul pelarut . Orientasi
molekul pelarut disekitar ion dalam larutan. Prosesnya disebut solvasi (hidrasi
jika terlarut dalam air) , ini hanya mungkin terjadi jika pelarutnya sangat
polar. Bagaimanapun dipol-dipol ditarik dan ditahan oleh ion-ion solut
/larutan . Pelarut juga harus memiliki kemampuan untuk menjaga agar ion-ion
bermuatan yang tersolvasi tetap terpisah , dengan energi minimal.
b. Cairan polar seperti air dapat menunjukkan aksi pelarut oleh kemampuannya
memutuskan ikatan kovalen dalam zat terlarut dan kemudian terjadi ionisasi
zat terlarut . Ion-ion yang dihasilkan dari reaksi pendahuluan dengan
pemutusan ikatan kovalen selanjutnya dipertahankan dalam larutan dengan
mekanisme yang sama dengan garam-garam ionik. Contoh Hidrogen klorida
dilarutkan dalam air
6
HCl + H2O H3O+ + Cl-
c. Mekanisme lain dari cairan polar sebagai pelarut adalah termasuk saat pelarut
dan zat terlarut mampu bergabung dengan membentuk ikatan hidrogen.
Sebagai contoh kelarutan alkohol dengan berat molekul rendah dalam air,
digambarkan kemampuan dari molekul alkohol menjadi kompleks air-
alkohol.
H R H R
H −−− O H O H O O
d. Kelarutan eter, aldehid, keton, asam-asam anhidrat dalam air dan dalam
pelarut polar lainnya , juga sebagian besar dapat terjadi karena pembentukan
kompleks asosiasi antara zat terlarut dan pelarut dengan adanya ikatan
hidrogen.
e. Aksi pelarut dari cairan non polar melibatkan suatu makanisme yang
berbeda-beda karena tidak mampu membentuk dipol yang menyebabkan tarik
menarik antara ion-ion dari garam ionik atau memutuskan ikatan kovalen
untuk menghasilkan senyawa ionik atau membentuyk kompleks asosiasi
dengan zat terlarut , cairan nonpolar tidak mampu melarutkan senyawa polar .
Pada umumnya hanya dapat melarutkan bahan-bahan non polar lainnya yang
ikatan antar molekulnya lemah. Biasanya hanya melibatkan gaya dipol
terinduksi.
7
V. Keuntungan dan kerugian
a. Scoville’s :125
Keuntungan :
- Bagian setara untuk pengobatan terjamin karena larutan bersifat homogen.
- Larutan dapat diberikan dengan menggunakan takaran rumah tangga yang
umum.
- Larutan memungkinkan aksi yang cepat karena obat tidak membutuhkan
waktu untuk melarut lebih dulu setelah pemberian
- Kilauan jernih larutan menghasilkan penampkan yang menarik.
Kerugian :
- Rasa obat lebih terasa dalam larutan
- Jumlah pelarut dan cair/kentalnya (fluiditas) larutan memberikan bentuk
pengobatan yang kurang praktis dibawa dibandingkan dengan sediaan
kering atau pekat, seperti serbuk atau tablet.
- Ada kemungkinan peningkatan kerusakan karena reaksi kimia terjadi
paling cepat dalam larutan.
b. DOM Martin : 502
Keuntungan
- Larutan sebagai campuran homogen terdistribusi secara merata dalam sediaan
pengobatan.
- Dosisnya dapat lebih mudah divariasikan dengan sediaan.
8
- Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung ketika diberikan dalam bentuk
tablet/kapsul. Iritasi ini dapat dikurangi jika obat diberikan dalam larutan
karena faktor pengenceran.
- Aksi obat yang cepat dapat terjadi karena obat diabsorpsi lebih cepat ketika
diberikan dalam bentuk larutan.
- Keuntungan lain dari larutan dapat lebih mudah diberikan pengaroma,
pemanis dan pewarna.
- Keuntungan utamanya untuk pemberian pengobatan bagi anak-anak atau
pasien yang tidak dapat menelan tablet atau kapsul.
- Obat yang ditujukan untuk penggunaan luar dapat lebih mudah dan merata
dioleskan jika dicampur dalam larutan.
- Ada juga beberapa obat yang pembuatannya baik dalam larutan karena
karakteristik fisik alamnya.
Kerugian :
- Massa dan sifat alir larutan adalah dua kerugian utama dari larutan.
- Kapsul/tablet kurang memakan tempat dan lebih mudah dibawa dibanding
larutan.
- Beberapa obat karena bau dan rasanya yang buruk sangat sulit dibuat dalam
larutan yang cocok.
- Tidak stabil dalam air.
9
c. Parrot : 170
Keuntungan :
- Larutan lebih homogen dan lebih mudah ditelan oleh beberapa pasien
dibandingkan dengan bentuk sediaan padat.
- Obat padat memiliki kecepatan disolusi yang lambat, sedang larutan aksinya
lebih cepat sebagai obat terlarut dan siap diabsorpsi setelah diberikan.
Kerugian :
- Lebih besar kemungkinannya untuk mengalami degradasi dan berinteraksi
antara unsur-unsurnya dibanding dengan sediaan padat.
- Mempunyai rasa obat yang tidak menyenangkan dimana larutan oral sulit
untuk diberi pengaroma.
d. DOP COOPER : 67
Keuntungan :
- Absorpsinya tidak terhambat meskipun larutan berada dalam usus (berbeda
dengan bentuk sediaan padat dan suspensi).
- Keseragaman dosisnya pasti (berbeda dengan suspensi dan emulsi dimana
dosis yang tidak seragam mungkin terjadi jika pasien tidak mengocok
botolnya dengan baik).
- Larutan mempunyai bahan yang aman untuk digunakan seperti KI dan
bromida yang menyebabkan irirtasi lambung jika dalam bentuk kering seperti
serbuk dan tablet.
10
- Penampakan larutan yang menarik dalam wadah botol yang mengkilap
memiliki manfaat efek psikologis.
Kerugian :
- Kurang stabil dibandingkan dengan bentuk sediaan padat karena perubahan
yang merusak lebih mudah terjadi dalam larutan.
- Rasa yang tidak enak sulit untuk ditutupi.
- Terlalu besar/sulit dibawa-bawa.
- Membutuhkan sendok untuk menakarnya.
- Kerusakan yang tidak disengaja dari wadah mengakibatkan isinya tidak
lengkap dan berkurang.
V. Komposisi larutan
- DOP COOPER : 68
a. pembawa
- air aromatik
- air
- pembawa mengandung zat aktif
b. zat aktif
c. ajuvan
- antioksidan
- pewarna
11
- pengaroma
- pengawet
- DOM Martin : 68
a. Cairan pembawa
Pembawa adalah media yang terdiri dari bahan obat yang dilarutkan atau
didispersikan untuk cairan obat terbagi atas : air, air aromatic
b. Bahan obat
c. Ajuvan/bahan tambahan :
- Penstabil warna
Sebagai antioksidan misalnya campuran ferrosulfat yang mengandung 0-1%
asam askorbat untuk mencegah oksidasi
- Pewarna
Tidak ada bahan khusus pewarna yang ditambahkan tetapi beberapa
mikstura mengandung pewarna obat/bahan obat
- Pengaroma
Pengaroma yang digunakan dalam mikstura meliputi :
a. Air aromatic → air anise adalah partikel yang popular
b. Sirup dan atau gliserol → untuk pemanis bagi preparat untuk anak-
anak
12
c. Ekstrak liquor cair → untuk penyamaran rasa dari bahan-bahan garam,
seperti garam ammonium dan alkali iodide dalam campuran obat
batuk
d. Orange sirup dan senyawa orange spirit → untuk menyamarkan logam
dan rasa astdari garam-garam besi dalam campuran untuk sediaan
anak-anak
- Pengawet : ada dua senyawa yang paling sering digunakan yaitu :
1. Kloroform (0,25%b/v)
Ini ditambahkan dalam bentuk kloroform ganda dean merupakan
pengawet yang baik untuk produk yang nmengandung ekstrak minyak
sayur/tumbuhan
2. Asam benzoate (0,1%b/v)
Efektif dalam preparat asam pH 5 ke bawah, tetapi tidak dalam larutan
netral atau basa
VI. Pembagian Larutan
a. RPS 18 th : 1521
1. Larutan yang mengandung air
- Air
Komposisi utama dalam banyak bentuk sediaan adalah air yang telah
dijelaskan. Digunakan sebagai bahan dan sebagai pelarut untuk zat
tambahan yang diinginkan atau bahan kimia obat.
13
- Air aromatic
Air aromatik diketahui juga sebagai air yang berkhasiat obat, bersih.
Larutan air jenuh dari minyak menguap atau bahan aromatik lain atau
bahan yang mudah menguap.
- Asam encer
Asam anorganik secara resmi dan asam organik yang pasti. Meskipun
sedikit yang dibutuhkan sebagai agen terapeutik, tetapi sangat penting
dalam bidang kimia dan produksi farmasetik.
- Larutan
Adalah bentuk sediaan cair yang berisi satu atau lebih bahan kimia
terlarut dalam pelarut air.
- Douches
Adalah larutan yang mengandung air digunakan secara langsung pada
bagian atau ke dalam rongga tubuh. Fungsi sebagai pembersih atau
bahan antiseptik.
- Gargle
Adalah larutan yang mengandung air digunakan untuk mencegah faring
dan nasofaring dengan melawan udara dari paru-paru selanjutnya gargle
tertahan di tenggorokan.
14
- Enema
Adalah bentuk injeksi pada rektal untuk mengosongkan perut, pengaruh
sistem oleh absorpsi atau efek lokal yang menyebabkan penyakit.
- Mouthwash
Adalah larutan yang mengandung air yang paling banyak digunakan
untuk menghilangkan bau busuk, penyegar atau efek antiseptik atau
mengontrol plak.
- Juice
Juice dibuat dari sari buah segar. Mengandung banyak air dan
digunakan dalam pembuatan sirup yang bekerja sebagai bahan
pembawa.
- Larutan pencuci hidung
Biasanya dibuat untuk mengeluarkan isi dari hidung dalam bentuk tetes
atau semprot.
- Larutan otic
Larutan ini kadang-kadang dibutuhkan untuk pembuatan sediaan yang
berhubungan dengan telinga.
- Larutan irigasi
Larutan ini digunakan untuk mencuci atau membersihkan bekas perban
operasi, luka atau mengelap tubuh.
15
2. Larutan pekat yang mengandung air dan rasanya manis
- Sirup
Adalah larutan pekat yang mengandung gula dalam air atau cairan
lainnya.
- Madu
Adalah bentuk cairan yang pekat, mirip dengan sirup, sebagai pengganti
sirup, digunakan sebagai pembawa.
- Mucilago
Secara umum mucilago pekat, kental, cairan adhesi yang dibuat dengan
mendispersikan gom dalam air atau dengan ekstraksi dengan prinsip
mucilago dari bahan tumbuhan dengan air.
- Jelly
Adalah bagian dari jeli yang berstruktur lengket, berisi air dengan kadar
yang tinggi.
3. Larutan yang tidak mengandung air
a. RPS 18th :1182
- Kolodion
Adalah sediaan cair yang berisi piroxilin dalam campuran etil eter dan
alkohol.
16
- Elixir
Adalah hidroalkoholik yang manis, jernih, berbau enak yang
dimaksudkan untuk penggunaan oral.
- Gliserin
Campuran dari bahan obat yang didalamnya terdapat tidak kurang dari
50% gliserin.
- Linimen
Adalah larutan atau campuran dari berbagai macam bahan dalam
minyak, larutan alkohol dari sabun atau emulsi.
- Inhalasi dan inhalan
Inhalasi adalah obat atau larutan obat yang digunakan melalui hidung
atau jalur pernapasan oral untuk efek lokal atau sistemik.
Inhalan meliputi obat-obat atau kombinasi obat yang karena sifat
tekanan uap yang tinggi dapat dibawa oleh udara menuju ke saluran
hidung dimana obat tersebut memiliki efek.
- Oleovitamin
Adalah minyak dari hati ikan yang diencerkan dengan minyak nabati
yang dapat dimakan atau larutan dari vitamin yang terkandung atau
terkonsentrasi dalam minyak ikan (biasanya vitamin A dan D).
17
- Spirit
Umumnya dikenal sebagai pengaroma larutan yang mengandung
alkohol atau hidroalkohol dari bahan yang mudah menguap.
- Obat tetes untuk gigi
Sediaan yang digunakan untuk meringankan sakit gigi untuk sementara
dengan menggunakan kapas kecil dan dimasukkan ke dalam lubang
gigi.
b. DOM Martin : 483 (berdasarkan jumlah zat terlarut dalam larutan)
- Larutan encer
Larutan yang mengandung sejumlah kecil zat terlarut A dalam larutan.
- Larutan pekat
Mengandung sejumlah besar bahan dalam larutan.
- Larutan jenuh
Sejumlah zat A yang tepat larut pada batas kelarutannya dalam air pada
suhu kamar.
- Larutan lewat jenuh
Sejumlah zat A yang melebihi batas kelarutannya dalam air pada suhu
kamar. Larutan ini tidak stabil dan pengadukannya dapat menyebabkan
larutan ini menjadi larutan jenuh.
18
c. DOM Martin : 482 (berdasarkan sifat fisikokimia)
- Larutan mikromolekuler
Larutan ini seluruhnya terdiri dari unit-unit mikro, yang mana dapat berupa
molekul atau ion, seperti air, alkohol, ion Na, klorida, sukrosa, gliserin, dll.
Kelas ini juga termasuk larutan yang mana komponennya dimer, trimer
atau bentuk ion berpasangan. Kriteria utama yang membedakan larutan
mikromolekuler dari kelas lain adalah ukuran dari unit solut dan pelarutnya.
Secara umum ukurannya berkisar 1 – 10 Å.
- Larutan micellar
Unit-unit zat terlarut ini terdiri dari agregat (misel) dari molekul atau ion zat
terlarut. Sifat nyata dari larutan ini seperti kejernihan dan kekentalannya
menyerupai larutan mikromolekuler tetapi nilai pengukuran sifat fisikanya
seperti tekanan uap, tekanan osmotik, konduktan dan yang lainnya
menunjukkan ciri yang berbeda dari nilai untuk larutan mikromolekuler.
Misel dalam sistem ini didefinisikan sebagai agregat polimolekuler atau
polion yang dapat menjangkau ukuran partikel daerah koloid. Jadi larutan
miselar menunjukkan sebagai larutan dari kumpulan koloid. Pentingnya
misel dalam farmasi terletak pada daya larutnya dan dalam kemiripan pada
berbagai sistem biologi.
19
- Larutan makromolekuler
Sistem ini dimana zat terlarutnya terdispersi secara molekuler seperti dalam
mikromolekuler ini berbeda dari larutan makromolekuler dalam satu aspek
penting. Ukuran dan berat molekul dari makromolekuler sama besarnya
dengan sistem yang memiliki sifat unit. Larutan akasia, CMC, albumin,
DNA dan PVP adalah contoh dari kelas ini.
d. DOP COOPER : 67 (berdasarkan tempat kegunaan)
Diminum secara oral
- Mixtura : sediaan yang biasa digunakan untuk keadaan gawat seperti
gangguan pencernaan, konstipasi.
- Elixir : larutan alkoholik atau hidroalkoholik, mempunyai bau yang enak
digunakan secara oral.
- Linctus : sediaan yang berupa larutan yang pembawanya adalah sirup,
digunakan untuk mencegah masuk angin.
- Sirup : sediaan cair yang menggunakan 65 bagian sukrosa dalam larutan
metil paraben 0,25%.
- Draught : sediaan cair yang diambil dalam bentuk dosis tunggal dengan
volume biasanya 50 ml.
- Pediatric drops : sediaan cair yang berupa obat tetes untuk anak-anak.
20
Digunakan pada mulut dan tenggorokan
- Mouthwash : sediaan yang digunakan untuk membersihkan dan memberi
bau yang harum pada mulut.
- Gargle : sediaan yang digunakan untuk mencegah infeksi tenggorokan,
kebanyakan mempunyai efek deodoran serta bakterisid seperti fenol dan
timol.
- Throat paint : sediaan yang digunakan untuk infeksi mulut dan tenggorokan.
- Throat spray : sediaan yang mengandung antibiotik yang digunakan untuk
keadaan seperti faringitis.
Dimasukkan ke dalam rongga tubuh
- Douche : larutan obat yang digunakan untuk mencuci rongga tubuh dengan
cara dimasukkan ke dalam lubang tubuh.
- Enema : bentuk injeksi rektal untuk mengosongkan perut, pengaruh sistem
oleh absorpsi atau efek lokal yang menyebabkan penyakit.
- Ear drops : larutan yang digunakan pada telinga dengan cara meneteskan
larutan tersebut pada telinga.
- Nasal drops : larutan berupa tetesan yang digunakan pada hidung.
21
e. FI IV : 71
- Irigationes (irigasi)
Adalah larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka
terbuka atau rongga-rongga tubuh. Pemakaiannya secara topicalm, tidak
boleh digunakan secara parenteral
- Larutan oral
Adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau
lebih zat dengan atau tanpa bahwan pengaroma, pemanis atau pewarna yang
larut dalam air atau campuran kosolven-air
- Larutan topical
Adalah larutan yang biasanya mengandung air tetapi seringkali mengandung
pelarut lain, seperti etanol dan poliol, untuk penggunanan topical pada kulit
atau dalam hal larutan lidokain oral topical untukpenggunaan pada
permukaan mukosa mulut
- Larutan otik
Adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan
pendispersi, untuk penggunaan dalam telinga luar
- Larutan optalmik
Adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat
dan dikemas sedemikian rupa sehingga sesuai digunakan pada mata
22
- Spirit
Adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat mudah
menguap umumnya merupakan larutan tunggal atau campuran bahan
- Tingtur
adalah larutan mengandung etanol atau hidroalkohol, dibuat dari bahan
tumbuhan atau senyawa kimia.
23
III. Dasar Formulasi
1. Paracetamol
Obat analgesik antipiretik serta obat Anti Inflamasi Non steroid
(AINS) merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan
beberapa obat sangat berbeda secara kimia. Sebagai analgesik, obat
mirip aspirin hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah
sampai sedang misalnya sakit kepla, mialgia, antralgia, dan nyeri lain
yang berasal dari integum, juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan
dengan inflamasi. (terapi;207,209)
Analgetika atau obat-obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang
mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. (OOP;231)
Mekanisme nyeri
PG hanya berperan pada nyeri yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan atau inflamasi. Penelitian telah membuktikan bahwa PG
menyebabkan sensitisasi reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik
dan kimiawi. Jadi, PG menyebabkan keadaan hiperalgesia, kemudian
mediator kimiawi seperti bradikinin dan histamin merangsangnya dan
menimbulkan nyeri yang nyata. Obat mirip aspirin tidak
mempengaruhi hiperalgesia atau nyeri yang ditimbulkan oleh efek
24
samping PG. Ini menunjukkan bahwa sintesis PG yang dihambat oleh
golongan obat ini, dan bukannya blokade langsung. (Terapi;209)
Sebab-sebab rasa nyeri adalah rangsangan-rangsangan mekanis atau
kimiawi (atau pula kalor atau listrik) yang dapat menimbulkan
kerusakan-kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu
yang disebut mediator-mediator nyeri (pengantar). Zat-zat ini lalu
merangsang reseptor-reseptor nyeri yang letaknya pada ujung-ujung
saraf bebas dikulit, selaput lendir dan jaringan-jaringan logam-logam
lain. Dari tempat ini rangsangan dialirkan melalui saraf-saraf sensoris
ke sistim saraf pusat melalui sum-sum tulang belakang ke thalamus
(optikus) dan kemudian ke pusat nyeri didalam otak besar, dimana
rangsangan dirasakan sebagai nyeri. (OOP;231)
Mediator-mediator nyeri : Histamin, serotonin, (5-HT), plasmakinin-
plasmakinin (antara lain bradikinin), dan prostaglandin-prostaglandin,
dan juga ion-ion kalium. (OOP;231).
Mekanisme demam
Suhu badan diatur oleh keseimbangan antara produksi dan hilangnya
panas. Alat pengatur suhu tubuh berada dihipothalamus. Pada
keadaan demam mekanisme ini terganggu tetapi dapat dikembalikan
ke normal oleh obat mirip aspirin. Ada bukti bahwa peningkatan suhu
tubuh pada keadaan patologik diawali penglepasa suatu zat pirogen-
25
endogen atau sitokin seperti interleukin – 1 (IL-1) yang memacu
pelepasan prostaglandin yang berlebihan didaerah preoptik
hipothalamus. Selain itu, PGE2 terbukti menimbulkan demam setelah
diinfuskan ke ventrikel serebral atau disuntikkan ke daerah
hipothalamus. Obat mirip aspirin menekan efek zat pirogen – endogen
dengan menghambat sintesis PG tetapi demam yang timbul akibat
pemberian PG tidak dipengaruhi, demikian pula peningkatan suhu
oleh sebab lain seperti latihan fisik. (Terapi;209)
Pada umumnya demam adalah suatu gejala pula, dan bahkan
merupakan penyakit tersendiri sebagaimana dianggap orang sampai
permulaan abad ini. Kini para ahli berpendapat bahwa demam adalah
suatu reaksi tangkis yang berguna dari tubuh terhadap infeksi. Bila
suhu melampaui 40-41oC barulah terjadi situasi kritis yang bisa fatal,
karena tidak terkendalikan lagi oleh tubuh. (OOP;231)
DOSIS
Anak 6-12 bulan DL sekali 50 mg, sehari 200 mg
1-5 tahun DL sekali 50-100 mg, sehari 200 mg-400 mg
5-10 tahun DL sekali 100 mg-200 mg, sehari 400 mg-500 mg (FI
III;920)
Pediatric oral 175 mg/m2 4 x sehari atau untuk anak-anak dibawah 1
tahun 60 mg 3-5 x sehari. (RPS 18th: 1110)
26
Incomp : Terhidrolisa dalam berbagai larutan asam hidroklorida dan
larutan yang terdaparkan, dan ditemukan terhidrolisa terhadap
hidrogen dan ion hidroksil terkatalisa. (DOM Martin; 261)
Kestabilan : Hidrolisis dari katalis asam dan basa. Hidrolisis spontan
yang ditemukan dapat diberikan. (Kenneth; 164)
Asetaminofen membentuk kompleks dengan polietilenglikol 4000
(PEG 4000) dan polivinil pirolidon (PVP). Kompleks ini menambah
kelarutan air dan kecepatan pelarutan dari asetaminofen, efek ini
menjadi lebih baik untuk campuran asetaminofen-PEG dengan
pewrbandingan 1: 2 b/b. (Kenneth;167).
Kelarutan : 1 g dalam 70 ml air, 20 ml air mendidih, 10 ml alkohol,
50 ml kloroform, 40 ml gliserin, dan sedikit larutan eter (RPS
18th;1109)
Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13
bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 9 bagian
propilen glikol P, larut dalam larutan alkali hidroksida (FI III;37)
Mekanisme kosolven (Lachman ; 460)
Elektrolit-elektrolit lemah dan molekul-molekul nonpolar seringkali
mempunyai kelarutan dalam air yang buruk kelarutannya biasanya
dapat ditingkatkan dengan penambahan suatu pelarut yang dapat
bercampur dengan air dimana dalam pelarut tersebut obat mempunyai
27
kelarutan yang baik. Proses ini dikenal sebagai kosolvensi, dan
pelarut-pelarut yang digunakan dalam kombinasi untuk meningkatkan
kelarutan zat terlarut dikenal sebagai kosolven. Mekanisme yang
mengakibatkan penambahan kelarutan melalui kosolvensi tidak
dimengerti dengan jelas. Telah dianjurkan agar suatu sistim kosolven
bekerja dengan mengurangi tegangan antar muka antara larutan-
larutan yang mendominasi dalam air dan zat terlarut hidrofobik.
Penelitian akhir-akhir ini mendukung teori bahwa amida-amida
mengadsorbsi ke zat terlarut pada antar muka dengan air, sehingga
mengurangi permukaan hidrofilik atau tegangan antar muka zat
terlarut / air. Akibatnya bagian hidrofobik yang larut dari kosolven
amida tetap mengarah ke fase air. Beberapa peneliti melihat fenomena
ini sebagai hasil dari mudah larutnya zat terlarut dalam masing-
masing kosolven. Ini jelas merupakan suatu penyederhanaan yang
besar, karena kelarutan suatu zat dalam suatu campuran pelarut
biasanya tidak sama dengan harga yang diramalkan berdasarkan
kelarutan dalam pelarut murni.
Etanol, sorbitol, propilenglikol, dan beberapa anggota dari polimer
polietilen glikol memperlihatkan jumlah terbatas dari kosolven yang
berguna, dan dapat diterima secara umum dalam formulasi cairan-
cairan dalam air. (Lach Industri ; 460-461)
28
2. Alkohol
Pengertian eliksir:
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau
sedap, mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan
atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat wewangi, dan zat pengawet,
digunakan sebagai obat dalam (FI III;8)
Eliksir yang mengandung obat kombinasi pembawa dari tipe ini
keuntungannya sebagai pemanis, pemberi rasa yang menyenangkan,
dan mengandung alkohol. Kandungan alkohol bervariasi, yang rendah
3-5% sampai yang tinggi 20-25% disarankan dibuat dalam bentuk
penggunaan obat atau dalam konsentrasi alkohol atau sifat kelarutan
dari keduanya yang termasuk dalam formula. (DOM martin; 861)
Keuntungan eliksir dibanding sediaan lain : eliksir yang digunakan
adalah salah satu produk larutan yang paling baik, eliksir mempunyai
warna yang jernih, rasa yang menyenangkan dan manis. (RPS
18th:1531)
Konsentrasi alkohol : rendah (8-10%), tinggi (75-78%) (Parrot;234)
Jika 10% dapat mengurangi sekresi asam lambung (GG;379)
Efek samping : Gejala intoksikasi dari sedikit alkohol termasuk
euforia, kehilangan keseimbangan, kelabilan emosi, pembicaraan
29
yang ngawur, agresif, diuresis, dan ataksia. Efek ketergantungan yang
dikenal “morning – after “ menyangkut sedikit gejala dan termasuk
mual, haus, nyeri lambung, sakit kepala, pusing, kelelahan, tremor,
muka pucat, dan berkeringat. Interaksi akut dari alkohol pada pasien
yakni pingsan dan koma. Dalam dosis kecil, alkohol menekan
aktivitas sistim saraf pusat dan mengganggu panca indra, termasuk
gangguan keseimbangan dan koordinasi. (MD 28th;35)
Perhatian : vasodilatasi perifer diproduksi oleh alkohol mengikuti
kehilangan panas, dan pada orang tua hipotermia hebat dapat terjadi.
Alkohol dapat memperburuk bisul, mengganggu fungsi liver dan
diabetes melithus. (MD 28th;37)
3. Pengaroma
Pilihan penggunaan pengaroma (DOM martin ; 859)
Kategori Obat Pengaroma yang dipilih
Antibiotik
Antihistamin
Cherry, maple, nenas, orange, rasberry,
pisang-nenas, pisang-vanila, butterscotch-
maple, kelapa-custard, strawberry-vanila,
lemon-custard, cherry-custard, buah
cinnamom.
Apricot, black currant, cherry, cinnamom,
custard, anggur, madu, lime, logambury,
30
Barbiturat
Dekongestan & ekspektoran
Larutan Elektrolit
Geriatrik
peach-orange, peach-rum, raspberry, root
beer, wild cherry.
Pisang-nenas, pisang –vanila, blackcurrant,
cinnamom-peppermint, grenadine-strawberry,
Lime, orange, peach orange, root beer.
Anise, apricot, black currant, butterscotch,
cherry, kelapa-custard, custard-mint-
strawberry, grenadine-peach, starwberry,
lemon, gooseberry, loganberry, maple,
orange, orange-lemon, ketumbar, orange-
peach, nanas, raspberry, tangenine.
Cherry, anggur, lemon-lime, raspberry, wild
cherry sirup.
Blackcurrant, grenadine-strawberry, lime,
post wine, Sherry wine, root beer, wild
strawberry.
Untuk mewarnai suatu larutan, 0,005-0,001 % bahan sintetik disarankan
(Parrot ; 180)
Untuk zat-zat pahit, sirup coklat ditemukan merupakan pembawa yang paling
baik untuk menutupi rasa yang pahit dari kuininbisulfat, selanjutnya dalam
31
penggunaannya secara berturut2 sbb sirup raspberry, sirup coklat, sirup
cherry, sirup chimamomum, bahan-bahan sirup sarsparilla, sirup asam sitrat,
sirup licorid, elixir aromatik, sirup orange dan wild cherry (RPS 18th ; 1291)
4. Sirup USP
Sirup USP mengandung 50 g sukrosa dan 450 ml air dalam satu liter sirup.
(Parrot ; 171).
Sirup memiliki kemampuan menutupi rasa pahit dan asin dari bahan-bahan
obat. (RPS 18th ; 1527).
Kerugian sakarin : penelitian selanjutnya pada tikus menunjukkan bahwa
suatu kontaminasi dari komersil sakarin O-toluene sulfonamida dapat
diperhitungkan untuk efek karsinogenik. (Exp ; 247)
Sakarin digunakan tetapi bentuknya kurang menyenangkan dan meninggalkan
rasa yang tidak enak setelah digunakan (Dop Cooper ; 52).
Seperti sudah dinyatakan, sirup ini hampir jenuh dan selama konsentrasinya
dipertahankan, larutan relatif stabil terhadap pertumbuhan mikroba (Ansel ;
126)
5. Metil Paraben
Suatu pengawet yang ideal dapat secara kualitatif ditentukan sebagai salah
satu yang memenuhi ketiga kriteria berikut (Lach ;966) :
32
1. Pengawet harus efektif terhadap mikroorganisme terutama spektrum
luas.
2. Pengawet harus stabil secara fisik, kimia dan mikrobiologi selama
masa berlaku produk tersebut.
3. Pengawet harus tidak toksis, tidak mensensitisasi, larut dengan
memadai, dapat bercampur dengan komponen-komponen formulasi
lain dan dapat diterima, dilihat dari rasa dan bau pada konsentrasi2
yang digunakan.
Metil paraben (0,05-0,25%) sendiri atau dikombinasikan dengan ester lain
dari asam p-hidroksibenzen dan dengan bahan antimikroba digunakan sebagai
pengawet dalam kosmetik dan sediaan farmasi dan dalam makanan. Metil
paraben [0,18% bersama dengan propilparaben (0,02%)] telah digunakan
sebagai pengawet pada beberapa obat parenteral. Sebagai aturan, efek
pengawet bertambah dengan kombinasi dengan ester p-hidroxybenzoat lain
atau dengan penambahan 2-5% propilen glikol (Exp ; 185)
Larutan berair metil paraben stabil pada pH 3-6 (Exp ; 185)
Semua paraben mampu mensensitisasi kulit dan merangsang alergi kutan.
(RPS 18th ; 1172)
6. Propilen Glikol
Propilen glikol telah digunakan secara luas sebagai pelarut, ekstrak, dan
pengawet.
33
[] kosolven atau pelarut untuk sediaan larutan oral 10-25%
[] Pengawet untuk sediaan larutan 15-30% (Exp ; 242)
Income : Dengan bahan pengoksidasi seperti kalium permanganat (Exp:241)
7. Pewarna
Konsentrasi pewarna untuk larutan adalah 0,05-0,01% (Parrot : 180)
Konsentrasi pewarna dalam sediaan cairan dan larutan kimianya terdapat
dalam range 0,0005% (1 dalam 200.000) dan 0,001% (1 dalam 100000),
tergantung dari ketajaman warna yang diinginkan dan ketebalan wadah (RPS
18th : 1289)
Dalam formula ini tartrazine digunakan sebagai pewarna karena hal ini sesuai
dengan warna dari orange oil yaitu warna kuning tua. Pemilihan pewarna
sirup orange oil karena dilihat dari pemerian paracetamol dimana paracetamol
ini mempunyai rasa yang pahit.
Yang ditentukan lebih dahulu adalah pengaroma kemudian yang lain. (Parrot ;
180)
8. Gliserol
Gliserol merupakan pelarut yamg sempurna, meskipun kegunaannya
banyak/luar seperti air dan alkohol. Pada konsentrasi tinggi dapat berfungsi
sebagai antibakteri (pengawet). (RPS 18th;219)
Gliserin stabil dalam larutan jika dikombinasikan dengan pelarut lainnya.
(RPS 18th; 219)
34
Gliserin dapat melarutkan metilparaben 22 gram dalam 100 gram gliserin
(Exp;245)
Konsentrasi sebagai pengawet dalam cairan farmasetik diatas 20% (Exp;124)
V. Perhitungan Bahan
Dibuat 10 ml dilebihkan 10% = 16,5 ml
1. Paracetamol : 100 mg x 16,5 ml = 1650 mg
2. Propilenglikol : 25% x 16,5 ml = 4,125 ml ≈ 4,1 ml
3. Gliserol : 10% x 16,5 ml = 1,65 ml ≈ 1,7 ml
4. Sirup USP : 40% x 16,5 ml = 6,6 ml
5. Metil Paraben : 0,05% x 16,5 ml = 0,00825 g = 8,25 mg
6. Orange oil : 0,2% x 16,5 ml = 0,033ml
7. Tartrazine : 0,0005 % x 16,5 ml = 0,0000825 mg = 0,0825 g ≈ 0,1 g
8. Alkohol : 5% x 16,5 ml = 0,825 ml.
9. Air suling : ad 16,5 ml
Perhitungan Pengenceran
1. Orange oil
1 ml → 10 ml (0,1 ml/ml)
↓
3 ml → 10 ml (0,03 ml/ml)
↓
35
1 ml (~ 0,03 ml)
2. Metil Paraben
50 mg → 10 ml (5 mg/ml)
↓
1,6 ml (~ 8 mg)
3. Tartrazine
50 mg → 100 ml (0,5 mg/ml)
↓
2 ml → 10 ml
↓
1 ml (~0,0825 mg)
Perhitungan Dosis
DL ; FI III : 6-12 bln = 50 mg/200 mg
1-5 thn = 50 mg – 100 mg/ 200mg – 400mg
5-10 thn = 100 mg – 200 mg/ 400mg – 800 mg
* 6 – 12 bulan
Sekali = 50 mg/100 mg X 1 ml = 0,5 ml
Sehari = 200 mg/100 mg X 1 ml = 2 ml
36
Aturan pakai : 4 x sehari 0,5 ml
1 – 5 tahun
Sekali = 50 mg/ 100 mg X 1 ml = 0,5 ml
100 mg/200 mg X 1 ml = 2 ml
Sehari = 200 mg/100 mg X 1 ml = 2 ml
400 mg/100 mg X 1 ml = 4 ml
Aturan Pakai : 1- 2 x sehari 0,5 ml – 2 ml
5 – 10 tahun
Sekali = 100 mg/100 mg X 1 ml = 1 ml
200 mg/100 mg X 1 ml = 2 ml
Sehari = 200 mg/100 mg X 1 ml = 2 ml
800 mg/100 mg X 1 ml = 8 ml
Aturan Pakai : 1 – 4 kali x sehari 1 ml – 2 ml
VI. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Ditimbang bahan sesuai perhitungan bahan
3. Dibuat sediaan sirup USP dengan cara melarutkan sukrosa 85 g ke dalam air
mendidih 100 ml
4. Dibuat pengenceran bahan :
37
a. Metil paraben : Ditimbang 50 mg dilarutkan dalam 10 ml air suling
sambil dipanaskan pada suhu 70oC. Hasil pengenceran diambil 1,6 ml
b. Tartrazine : Ditimbang 50 mg kemudian dilarutkan dalam 100 ml air
suling, diambil sebanyak 2 ml kemudian diencerkan hingga 10 ml.
Hasil pengenceran diambil 1 ml.
c. Orange oil : 1 ml orange oil dilarutkan dalam alkohol sampai 10 ml,
diambil hasil pengenceran sebanyak 1 ml.
5. Dilarutkan paracetamol dalam air (0,5 ml), kemudian ditambahkan
campuran : propilenglikol + Gliserol + Alkohol *) diaduk ad homogen
6. Ditambahkan sirup dan hasil pengenceran metil paraben, tartrazine, dan
orange oil.
7. Dicukupkan volume hingga 16,5 ml
8. Dimasukkan ke dalam wadah dan diberi etiket dan brosur.
Cat *) Untuk sediaan eliksir.
*) Alkohol yang dimaksud berada dalam minyak jeruk yang telah diencerkan.
38
IV. Uraian Bahan
1. Paracetamol (FI IV;649, FI III;37, Kenneth;163, RPS 18th;1055)
Nama Resmi : Paracetamolum, Acetaminophenum
Nama Lain : Paracetamol, asetaminofen, 4-hidroksi asetanilida
Rumus Bangun : OH
NHCOCH3
RM/BM : C8H9NO2/151,6
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit
pahit
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%) dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian
gliserol P, dan dalam 9 bagian propilenglikol P,
larut dalam larutan alkali hidroksida.
Stabilitas : Asetaminofen sangat stabil dalam larutan berair, profil
39
Laju kecepatan pH memperlihatkan katalitis asam
dan basa dengan stabilitas maksimum dengan range
pH samapai 7.
Kegunaan Merupakan metabolit fenasetin dan asetanilid
Digunakan sebagai analgetik dan antipiretik. Efektif
secara luas terhadap kondisi rematik dan artritis
termasuk rasa sakit pada otot skelet seperti sakit
kepala, dysmonerhea dan neuralgia. (RPS 18th;
1055)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
pH : 5 – 7
2. Propilenglikol
Nama resmi : Propylenglycolum
Sinonim : 1,2 propanadiol, propilenglikol
RM/BM : C3H8O2/76,09
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas.
Praktis tidak berbau, menyerap air pada udara
lembab.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dengan aseton, dan
40
Dengan kloroform, larut dalam eter dan dalam
beberapa minyak esesnsial tetapi tidak dapat
bercampur dengan miyak lemak.
Kestabilan : Stabil jika dicampur dengan gliseril, air atau
Alkohol.
Incomp : Dengan minyak lemak, tapi akan larut dalam
Minyak esensial.
Kegunaan : Sebagai pelarut yang baik dan pengawet.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
Cahaya.
3. Metil Paraben (FI IV; 551)
Nama resmi : Methylis parabenum
Sinonim : Metil paraben
RM : C8H8O3
Pemerian : Hablur kecil tidak berwarna atau serbuk
Hablur, tidak berbau atau berbau khas, lemak
menampakkan sedikit vrasa terbakar.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzena dan
Dalam karbon tetra klorida, mudah larut dalam
etanol dan eter.
41
Kegunaan : Sebagai pengawet
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Income : Sifat-sifat antimikroba dari mjetilparaben
Dikurangi dengan adanya surfaktan non ionik
absorbsi dan metil paraben oleh plastis dalam
jumlah yang diabsorbsi tergantung pada
plastisnya. Metil paraben menjadi tidak
berwarna dengan adanya besi dan dihidrolisis
oleh basa lemah dan asam kuat (EXP ; 185)
Kestabilan : Metil paraben disimpan pada tempat ter-
Tutup baik. Larutan berair pada pH 3 sampai 6
dapat disterilkan pada 120 o C selama 20 menit
tanpa berubah komposisinya, larutan berair
pada pH 3 – 6. Stabil sampai 4 jam pada suhu
kamar dan larutan berair pada pH 8 atau lebih.
Dapat terhidrolisisdengan cepat setelah 60 hari
pada suhu kamar.
4. Sukrosa (Exp;304,)
Nama resmi : Sucrose
Sinonim : Sukrosa, bit sugar, cane sugar.
RM/BM : C12H22O11 / 342,01
42
Pemerian : Kristal bening, massa kristal atas berbentuk
Kristal bubuk, tidak berbau dan rasanya manis.
Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370
Bagian etanol (95%P)
Income : Serbuk sukrosa kering terkontaminasi
Dengan logam berat dan sulfit. Dengan adanya
pelarut atau asam pekat, sukrosa akan
terhidrolisis atau berubah menjadi glukosa dan
sukrosa.
Kestabilan : Baik pada temperatur dan kelembaban
Relatif sedang.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5. Orange Oil (RPS 18th; 1235)
Nama resmi : Orange oil
Sinonim : Sweet orange oil
Pemerian : Kuning tua, jingga atau cairan orange,
Mempunyai bau dan rasa yang khas dari
bagian luar kulit buah jeruk yang segar.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan alkohol dehidrat
43
Dan dengan karbondisulfida, tidak larut
dalam volume yang sama dari asam asetat
glasial.
Kegunaan : Sebagai pengaroma dalam eliksir dan sediaan
Farmasi lainnya..
6. Gliserol ( FI IV;413 Scov;504)
Nama resmi : Glycerolum
Sinonim : Gliserin
RM/BM : CH2OHCH – CH2OH
Pemerian : Cairaan jernih seperti sirup, tidak berwarna,
Rasa manis, boleh berbau khas lemah (tajam
atau tidak enak), higroskopis, netral terhadap
lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan
Etanol, tidak larut dalam kloroform dalam
eter, dalam minyak lemak,dalam minyak
menguap.
Incomp : Reaksinya lambat tapi pasti pada larutan
Sulfat, larutan garam, beberapa oksida
logam dan bahan organik lainnya. Tidak
bagus sebagai pelarut untuk minyak
44
menguap, champor, menthol, dan resin.
Bersifat incomp terhadap oksidator kuat dan
mengakibatkan terjadinya ledakan jika
dicampur dengan bahan tersebut.
Kegunaan : Sebagai pelarut untuk metil paraben.
7. Alkohol (FI III ; 65)
Nama resmi : Aethanolum
Nama lain : Etanol, alkohol
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah
Menguap dan mudah bergerak, bau khas,
rasa panas, mudah terbakar.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dan dalam
Kloroform, dan dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
Dari cahaya, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Sebagai pelarut
45
I. Formula Asli
R/ Ammonium klorida
II. Formula I Yang Disetujui
Nama produk : Especto® Syrup
Jumlah produksi : 1 Botol @ 60 ml
Tanggal produksi : 24 Februari 2003
Nomor Batch : C 03 151
Nomor Registrasi : DTL 0315128137 A1
Tiap 5 ml mengandung :
NH4Cl 125 mg
Natrium sitrat 50 mg
Klorfeniramin 1 mg
Pepermint spirit 1%
Metil paraben 0,25%
Green es 0,0005%
Sirup USP 40%
Air suling ad 5 ml
46
Master Formula
Diproduksi Especto®
BIDA’S
FARMA
MKS - INA
Tanggal.Formula
13 Februari 2003
Tanggal
Produksi
15 Des 2004
Dibuat
oleh
Bidasari
Disetujui oleh
Dwi
sosiyawati,
S,Si
Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per Dosis Per Batch
AC-01
NS-02
KF-03
DS-04
MP-05
GE-06
SU-07
AS-08
NH4Cl
Natrium sitrat
Klorfeniramin
Pepermint spirit
Metil paraben
Green es
Sirup USP
Air suling
Zat aktif
Zat aktif
Zat aktif
Pengaroma
Pengawet
Pewarna
Pemanis
Pelarut
1 mg
47
III.Dasar Formulasi
Amonium klorida dibuat dalam bentuk sirup karena :
- NH4Cl hidroskopik ( tidak baik dalam tablet)
- NH4Cl mudah larut dealam air sehingga tidak usah dibuat dalam bentuk
suspensi dan emulsi
- Memiliki efek samping yang mengiritasi lambun oleh karena itu dibuat dalam
bentuk larutan.
1. Amonium Klorida
- Amonium klorida jarang digunakan sendiri sebagai ekspektoran, tetapi
biasanya dalam bentuk campuran dengan ekspektoran lain atau antitusif
(Terapai ; 516)
- Amonium klorida berkasiat sebagai ekspektoran (F1 III ; 88)
- Ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari
saluran napas (ekspektorasi) (Terapi ; 516)
- Ekspektoran adalah obat yang dapat menghilangkan dan mencairkan mukus, dalam mengiritasi mukosa bronkus dan membuat batuk lebih produktif. Beberapa bahan memepengaruhi jalan respirasi dengan cara : a. Menurunkan viskositas sekret bronkial dan mengeliminasi sehingga menghilangkan batuk yang efektif
48
b. Meningkatkan jumlah cairan pada saluran pernapasan melalui aksi
demulsen sehingga membasihi mukosa yang kering dan menurunkan
batuk yang tidak efektif (RPS 18 th ; 861)
- Demulsen : Obat ini merupakan senyawa dengan BM tinggi, misalnya gom arab , tragakan , dan gliserin. Pada permukaan lokal, bentuk larutan zat ini menghilangkan iritasi, dan secara fisik melindungi sel dibawahnya terhadap kontan dengan iritan dari luar ( Terapi ; 514) - Dosis (KI III ; 922 , 960) 500 mg – 19 sekali , sehari 2 – 4 g max 10 g, OOP ; 492 oral 100 – 150 mg, max 3 g Terapi ; 517 300 mg/5 ml (2 – 4 jam)
RPS 18th ; 930 oral 2 – 12 g/hari, 500 mg 3 – 4 kali sehari
MD 30th; 743 1 – 2 g tiap 4 – 6 jam
- Contoh formula menurut 150
1. Amonium klorida 12,5 mg
Difenhidramin-HCl 12,5 mg
Na- sitrat 50 mg
2. Difenhidramin-HCl 13,5 mg
Amonium Klorida 131,5 mg
3. Dekstrometorfon 7,5 mg
Defenhidramin 12,5 mg
Amonium klorida 100 mg
Na – Sitrat 50 mg
4. Dektrometorfan 7,5 mg
Difenhidramin 5 mg
49
Fenilefrin 5 mg
Na – Sitrat 25 mg
Amonium klorida 62,5 mg
- Kenyataan bahwa amonium klorida dapat mengakibatkan asidosis sistematik
yang menyababkan sejumlah garam dalam penyembuhan alkolosis (RSP
18th ; 930 )
- Garam ini ( amonium klorida ) memiliki daya diurotif lemah yang
berdasarkan pengubahannya dalam hati menjadi ureum dengan ion H+,
sehingga terjadi osidosis. yakni kelebihan asam dalam darah ( jumlah uerum
tidak cukup untuk menimbulkan diuresis osmotik) (OO P ; 381 – 382).
- Garam ini berdaya deurotik lemah yang menyebabkan ocidosis, kelebihan asam dalam darah (OOP ; 492 )
2. Na – sitrat
- Natrium sistrat juga digunakan sebagai ekspektoran dan alkalinizer ureni,
garam ekspektoran berguna terutama untuk mengencerkan dahak yang kental
dan banyak. Dalam tubuh Na – Sitrat juga dioksidasi menjadi bikarbonat dan
diekstrasi dalam urine. Pemberian secara oral dapat berguna pada
ocidosisuntuk mengatasi kelebihan garam dalam urine dan membantu disolusi
asam urat reprotitis (RPS 18th ; 813)
- Dosis; Ekspektoran 1 – 2 g dilarutkan dalam air setiap 2 jam, asidosis
metabolik 1 - 4 g 4 kali sehari (RPS 18th ; 813)
50
- Asidosis
Kenyataan bahwa NH4Cl dapat digunakan (RPS 18th ;
930 )
Dalam kasus tertentu ketika diinginkan untuk
menghasilkan asidosis , NH4Cl dapat digunakan ( RPS 18th ;
930)
NH4Cl memiliki daya diuretik lemah, yang berdasarkan
penguraiannya dalam hati menjadi ureum dan ion H=, sehingga terjadi
asidosis, yakni kelebihan asam dalam darah (jumlah ureum tidak
cukup untuk menimbulkan diuresis osmotik). Kelebihan klorida
dinetralisasi oleh Na= dan K=. Pengeluaran klorida ini disertai diuresis
yang bertambah (OOP; 381).
3. Dekstrametorfan (antitusif) - Antitusif adalah substansi yang khusus menghambat atau menekan aksi
batuk. Beberapa penghambatan dapat diinduksi dengan berbagai cara (RPS18;
864) :
1. Menekan pusat medula atau gabungan pusat-pusat yang lebih tinggi,
2. Meningkatkan ambang batas dari zona refleks perifer,
3. Mengganggu impuls batuk pada cabang eferent dari refleks batuk,
4. Penghambatan hantaran sepanjang jalur motorik,
5. Pengurangan iritasi dengan membantu aliran cairan bronkial dan
aktivitas mukus.
51
Empat cara yang pertama dalam menghambat batuk dipercaya bersifat
sebagai bahan antitusif, sedangkan cara yang terakhir lebih dihubungkan
sebagai bahan ekspektoran.
- Derivat fenantren ini strukturnya mirip dengan kodein, daya menekan
batuknya sama kuatnya tetapi efeknya bertahan lebih lama dan tidak
bersifat analgetik, sedatif, sembelit dan adiktif. Efek-efek sampingnya
hanya ringan dan terbatas pada rasa kantuk ringan dan mual (OOP; 491).
- Dosis : oral 3 – 4 kali sehari 15 mg (bromida)pc. Benadryl DMP adalah
kombinasi dengan difenhidramin dan NH4Cl (OOP; 491).
4. Klorfeniramin maleat (antihistamin)- Antihistamika adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi
efek histamin yang berlebihan atas tubuh dengan jalan memblok reseptor-
reseptor histamin (penghambatan kompetitif) 9OOP; 596).
- Isomer dekstro daro klorfeniramin sebagai antihistamin dengan 2 kali
potensi dari klorfeniramin dan batas keamanan yang lebih luas (RPS 18 th;
1126).
- Refleks batuk dapat ditimbulkan oleh karena radang (infrksi jalan pernapasan,
alergi), sebab-sebab mekanis (asap rokok, debu, tumor), perubahan suhu
/hawa yang mendadak dan ransangan-ransangan kimia (gas, bau-bau) (OOP;
487).
52
- Dosis
Oral, 4 mg 4 – 6 kali sehari (RPS 18th; 1125)
3- 4 kali sehari 3 – 4 mg atau 3 – 4 kali sehari 2 mg (bentuk dekstro)
(OOP; 601).
5. Metil paraben (pengawet)- Pengawet yang telah digunakan secara luas selama beberapa tahun yang
berdasarkan pada satu penelitian yang memiliki beberapa karakter yang
paling mendekati syarat ideal untuk pengawet yaitu ester dari p-
hidroksibenzoat (metil paraben). Ester-ester ini dilaporkan 2 atau 3 kali
lebih efektif dari asam benzoat dalam menghambat pertumbuhan bakteri
(Balsam; 207).
- Metil paraben (0,05 – 0,25%) sendiri atau dikombinasikan dengan ester
lain dari asan p-hidroksibenzoat dan dengan bahan antimikroba digunakan
sebagai pengawet dalam kosmetik, sediaan farmasi dan dalam makanan
(Excipients; 185).
6. Sirup USP
- Rasa manis dari sirup membuatnya sebagai pembawa yang menyenangkan
untuk pemberian oral dari pengobatan (Parrot; 171).
- Sirup mempunyai sifat menyalut yang baik untuk obat berasa pahit dan
asin (RPS 18th; 1527(.
- sirup yang hampir jenuh dan sepanjang konsentrasinya dipertahankan,
sirup relatif stabil melawan pertumbuhan mikroba (Ansel; 126).
53
7. Pepermint spirit (pengaroma)- Mengandung dalam 100 ml, 9 – 11 ml pepermint oil (dikombinasikan
dalam formula) (RPS 18th; 798).
- Konsentrasi pengaroma yang digunakan 0,2 – 15 (Prescriptions; 180).
8. Green S (pewarna)- Konsentrasi bahan celupan dalam sediaan cair dan larutan biasanya harus
berada dalam range 0,0005% (1 dalam 200.000) dan 0,001% (1 dalam
100.000) tergantung kedalaman warna yang diinginkan (RPS 18th; 1289).
IV. Uraian Bahan
1. NH4Cl (FI III; 87)
Nama resmi : Ammonium chloridum
Sinonim : Ammonium klorida / salmiak
RM / BM : NH4Cl / 53,49
Pemerian : Serbuk butir atau hablur, putih, tidak berbau, rasa asin
dan dingin, higroskopilk.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dan dalam gliserol P, lebih mudah
larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam etanol
95% P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat/kegunaan : Ekspektoran / zat aktif
Dosis maksimum : 8 g sehari
PH : antara 4,6 – 6,0 (RPS 18th; 930)
54
Incompabilitas : NH4Cl tidak sesuai dengan klortetrasiklin-HCl, Na-
hidrofurantoin, Na-novabrosiv, Na-sulfadiazin, dan Na-
warfarin. Kehilangan kejernihan jika larutan injeksi i.v
amonium klorida dicampur monohidrat, analgetik
narkotik dan sulfaferazol, dietanolamin (MD 28th; 686).
2. Natrium sitrat (FI III; 406)
Nama resmi : Natrii citras
Sinonim : Na-sitrat
RM / BM : C6H5Na3O7.2H2O / 295,10
Rumus bangun : CH2-CO2Na CH2-CO2Na 2H2O
CH2-CO2Na
Pemerian : Hablur tidak berwarna, atau serbuk halus putih.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sanghat mudah larut dalam air
mendidih, praktis tidak larut dalam etanol 95% P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Khasiat/kegunaan : ekspektoran / zat aktif
Dosis : 1 – 2 g setiap 2 jam (RPS 18th; 765)
Incompabilitas : semua dari garam farmasetik secara umum dari ion ini
larut dalam air, Bentuk garam dari ion ini larut dalam
berbagai larutan dalam konsentrasi alkohol tinggi, disisi
lain banyak sitrat alkali sangat larut dalam air dan tidak
55
larut dalam alkohol. Na-sitrat memiliki bagian koloid jika
dalam larutan dan membentuk sejumlah garam
berpasangan yang juga sangat larut. Larutan Na-sitrat
juga pelarut yang baik dapat melarutkan zat-zat organik
(Scoville’s; 500).
3. Dekstrometorphan-HBr (FI III; 206)
Nama resmi : Dextrometorphani hydrobromidum
Sinonim : Dekstrometorfan hidrobromida
RM / BM : C18H25NO.HBr.H2O / 370,33
Rumus bangun :
Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 60 bagian air dan dalam 10 bagian etanol
(95%) P; mudah larut dalam kloroform P disertai
pemisahan air; praktis tidak larut dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Antitusivum
4. Klorfeniramin maleat (FI III; 153)Nama resmi : Chlorpheniramini maleas
Sinonim : Klorfeniramin maleat, CTM
56
RM / BM : C16H19ClN2.C4H4O4 / 390,87
Rumus bangun :
Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian etanol (95%) P
dan dalam 10 bagian kloroform P; sukar larut dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Khasiat : Antihistaminikum
Dosis maksimum : 40 mg
Incompabilitas : Bebas larut dalam air dan alkohol, larutannya bersifat
asam dan mempunyai seluruh incompabilitas dari bahan-
bahan tersebut(RPS 18th; 1125).
Stabilitas : Stabil dalam kelarutannya dengan air dan alkohol (RPS
18th; 1125).
5. Metil paraben (FI III; 378)Nama resmi : Methylis parabenum
Sinonim : Metil paraben, nipagin M
RM/BM : C8H8O3 152,15
Rumus bangun : COOCH3
57
OH
Pemerian : Serbuk hablur halus; putih; hampir berbau; tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa
tebal.
Klerautan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,
dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian
asetion P; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan
alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol P dan
dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika
didinginkan larutan tetap jernih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Zar pengawet
Incompabilitas : Sifat-sifat antimikroba dari metil paraben dikurangi
dengan adanya surfaktan non ionik. Absorbsi dari metil
paraben tergantung pada tipe plastisnya. Metil paraben
menjadi tidak berwarna dengan adanya besi dan
dihidrolisis oleh asam lemah dan asam kuat (Excipients;
185).
Kestabilan : Metil paraben disimpan pada tempat yang tertutup baik.
Larutan berair pada pH 3 – 6 dapat disterilkan pada suhu
120oC selama 20 menit tanpa perubahan komposisinya.
58
Larutan berair pada pH 3 – 6, stabil sampai 4 jam pada
suhu kamar dan larutan berair pada pH 8 taua lebih dapat
trehidrolisis dengan cepat setelah 60 hari pada suhu
kamar.
6. Sirup USP
Sirup USP mengandung 85% b/v atau 65% b/b larutan sukrosa (sukrosa
dalam air) (Parrot; 171).
Sukrosa (FI IV; 172)
Nama resmi : Sucrosum
Sinonim : Sakarosa
RM / BM : C12H22O11 / 342,30
Rumus bangun :
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna; massa hablur atau
berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau;
rasa manis, stabil di udara. Larutannya netral terhadap
lakmus.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; labih mudah larut dalam
air mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam
kloroform dan eter.
59
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Pamanis; larutan sukrosa = pembawa
Air suling (FI III; 96)
Nama resmi : Aqua destillata
Sinonim : Aquadest
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa.
Kegunaan : Pelarut
7. Pepermint oil (FI III; 458)
Nama resmi : Oleum Menthae
Sinonim : Minyal permen
Pemerian : Cairan, tidak berwarna, kuning pucat atau kuning
kehijauan, bau aromatik, rasa pedas dan hangat,
kemudian dingin.
Kelarutan : Dalam etanol larut dalam 4 bagian etanol (70%) P,
opalesensi yang terjadi tidak ebih kuat dari opalesensi
larutan yang dibuat dengan menambahkan 0,5 ml perak
nitrat 0,1 N pada campuran 0,5 ml natrium klorida 0,02N
dan 50 ml air.
60
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari
cahaya.
Khasiat : karminativum
Kegunaan : Pangaroma.
8. Green S (MD 28th; 1172)
Nama resmi : Green S
Sinonim : Acid greens
RM / Bm : C27H25N2O7S2 / 576,60
Pemerian : Larutan atau pasta hijau
Kelarutan : Larut 1 dalam 12 air, sangat agak larut dalam alkohol,
sangat larut dalam gliserol
Stabilityas : Kurang stabil terhadap cahaya dan alkali.
V. Perhitungan
A. Perhitungan Dosis
B. Perhitungan Bahan
Dibuat sirup 60 ml, dilebihkan 10% = 66 ml
1. NH4Cl
125 mgEkspektoran = x 66 ml = 1650 mg
5 ml
100 mg Antitusif = x 66 ml = 1320 mg
61
5 ml
7,5 mg2. Dekstrometorfan-HBr = x 66 ml = 99 mg 5 ml
1 mg3. Klorfeniramin maleat = x 66 ml = 13,2 mg
5 ml
50 mg4. Na-sitrat = x 66 ml = 660 mg
5 ml
5. Green S = 0,0005% x 66 ml = 3,3 x 10-3 g = 3,3 mg
6. Pepermint spirit = 1 % x 66 ml = 0,66 ml
7. Metil parabern = 0,1 % x 66 ml = 0,066 g = 66 mg
8. Sirup USP = 40 % x 66 ml = 26,4 ml
9. Air suling ad 66 ml
CARA KERJA
1. Dikalibrasi botol 60 ml dan gelas piala 66 ml
2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Dibuat sirup USP
- Ditimbang 85 mg sukrosa lalu dilarutkan dalam air suling, bila perlu
dipanaskan, diaduk hingga larut, kemudian diaddkan hingga 100 ml
4. Ditimbang metil paraben sebanyak 66 mg dilarutkan dalam air panas pada
suhu 70oC
62
5. Dibuat pengenceran Green es
- Ditimbang sebanyak 50 mg , dilarutkan dalam air sebanyak 75 ml
- Diambil hasil pengenceran
6. Dibuat pengenceran Spirit pepermint
- Diambil spirit pepermint sebanyak 1 ml , ditambahkan etanol sebanyak 1,5
ml, diambil hasil pengenceran sebanyak 1 ml
7. Dibuat pengenceran CTM
-
63