LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI...

48
LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD SAW (Studi Analisis Hadis Dan Historis) Tesis Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama (MA) Dalam Ilmu Agama Islam Oleh: FADILAH YUSUF NIM: 212.4.10.492 KONSENTRASI ULUM AL-QURAN DAN ULUM AL-HADIS PROGRAM PASCASARJANA (S2) INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1437 H/2016 M

Transcript of LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI...

Page 1: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

LARANGAN VISUALISASI DALAM

KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

SAW

(Studi Analisis Hadis Dan Historis)

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Magister Agama (MA)

Dalam Ilmu Agama Islam

Oleh:

FADILAH YUSUF

NIM: 212.4.10.492

KONSENTRASI ULUM AL-QUR’AN DAN ULUM AL-HADIS

PROGRAM PASCASARJANA (S2)

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 2: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD
Page 3: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD
Page 4: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

iv

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fadilah Yusuf

NIM : 212410492

Tempat/Tanggal Lahir: Bekasi, 24 Oktober 1982

Menyatakan bahwa Tesis dengan judul “Larangan Visualisasi Dalam

Konteks Gambar Nabi Muhammad Saw (Studi Analisis Hadis Dan Historis)”

adalah benar-benar asli karya tulis saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah

disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya

menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 14 Shafar 1437 H

26 November 2015 M

Fadilah Yusuf

Page 5: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

v

بسم الله الرحن الرحيم KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanyalah milik Allah Swt, dzat

yang telah memberikan rahmat dan melimpahkan berbagai nikmat dan

karunianya, khususnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan

penulisan tesis yang berjudul Larangan Visualisasi Dalam Konteks Gambar

Nabi Muhammad Saw (Studi Analisis Hadis Dan Historis).

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi

Muhammad Saw, para keluarga, para sahabat dan umatnya yang selalu setia

mengikutinya hingga akhir masa.

Penulis menyadari adanya banyak sekali bantuan dari berbagai pihak

baik berupa do’a, dukungan, motivasi, kritik dan saran selama menyelesaikan

tesis ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Dengan ini

penulis menghaturkan terima kasih yang tulus dan tidak terhingga kepada

semua pihak yang telah membantu, baik berupa moril maupun materil,

terutama kepada:

1. Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah

T. Yanggo, MA., sebagai penanggung jawab Program Pascasarjana IIQ

Jakarta.

2. Direktur Program Pascasarjana IIQ Jakarta, Bapak Dr. KH. Ahmad Munif

Suratmaputra, MA., sebagai pelaksana proses Program Pascasarjana IIQ

Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. H. Said Agil Husein al- Munawwar, MA., selaku

pembimbing penulis, yang telah meluangkan waktunya untuk

membimbing, mengarahkan dan memberi motivasi kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini dengan baik.

4. Bapak Dr. H. Sahabuddin, MA., selaku pembimbing penulis yang banyak

memberikan arahan khususnya dalam metodologi dan wawasan yang

terkait dengan penulisan tesis ini.

5. Segenap dosen Program Pascasarjana yang telah membaktikan ilmunya,

membimbing dan mengarahkan penulis selama menimba ilmu di IIQ

Jakarta, jasamu sungguh besar semoga Allah selalu memberkahimu dan

semoga ilmu yang telah diajarkan menjadi amal jariyah yang memberikan

manfaat di akhirat kelak.

6. Seluruh staf, karyawan dan pustakawan IIQ, yang telah memberikan

fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk membaca dan melakukan

penelitian dalam rangka menyelesaikan tesis ini.

7. Kepada kedua orang tua penulis, H. Cecep Sudjaya rahimahullah dan

Mamahku tercinta Hj. Nani Maryanih, serta kedua mertua penulis Drs. H.

Page 6: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

vi

Ali Sobari, MN dan Ustadzah Hj. Neneng Yuhana Yunus, S.E., yang

selalu memberikan motivasi dan senantiasa mendo’akan penulis.

8. Kepada istriku tercinta, Bariyah Kusuma Dewi, S. K. M., dan anak-anakku

tersayang Muhammad ayyasya Dhiyaul Haya dan Syamili dhiyaul Hubbi

yang dengan penuh kesabaran, kegigihan, keceriaan dan tawakal dalam

mendampingi penulis. Terima kasih atas motivasi, inspirasi dan do’a-

do’amu sayang.

9. Kepada Yayasan Pendidikan Putradarman Ibu Dr. H. Agustini .SW., M.

Pd., yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melanjutkan study

di Pascasarjana IIQ Jakarta, semoga segala kebaikan beliau akan dibalas

oleh Allah Swt di dunia dan akhirat kelak. Âmîn….

10. Kepada saudara-saudara penulis yang tiada hentinya memotivasi penulis

baik moril maupun materil.

11. Kepada teman-teman dewan guru Putradama Islamic School yang

menjadi inspirasi dan memberi semangat selama dalam menyelesaikan

tesis ini. Antara lain Abi Arya, Abi Jauhar, Abi Dadang, Pak Agi, Pak

Abas, Pak Rendra serta seluruh teman-teman mahasiswa Pascasarjana

Ulum Al-Qur’an dan Ulum Al-Hadis IIQ Jakarta.

Akhirnya, hanya kepada Allah Swt penulis memohon semoga amal

baik dari berbagai pihak diterima dan mendapatkan ganjaran yang berlipat

ganda. Dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat, khususnya kepada

penulis dan kepada para pembaca umumnya.

Jakarta, Muharram 1437 H

November 2015 M

Penulis

Page 7: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam tesis ini berpedoman

kepada buku “Pedoman Akademik Program Pascasarjana” yang diterbitkan

oleh Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta, 2011:

1. Konsonan

ARAB LATIN ARAB LATIN

th : ط a : أ

zh : ظ b : ب

‘ : ع t : ت

gh : غ ts : ث

f : ف j : ج

q : ق ẖ : ح

k : ك kh : خ

l : ل d : د

m : م dz : ذ

n : ن r : ر

w : و z : ز

Page 8: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

viii

h : ه s : س

, : ء sy : ش

y : ي sh : ص

dh : ض

2. Vokal

Vocal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fatẖah : a ا : â ai : ..… ي

Kasrah : I ي : î au : ...... و

Dhammah : u و : û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti huruf-huruf al-qamariyah ditransliterasikan

sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf 1 (el) diganti dengan huruf yang

sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.

Contoh:

ة دين ة al-Baqarah : ا لب قر al-Madinah : ا لم

b. Kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf al-syamsiyah,

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan

sesuai dengan bunyinya.

Contoh:

ا لشمس ar-rajulu : ا لرجل : asy-syamsu

Page 9: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

ix

4. Singkatan-singkatan

Swt. Subẖânahu Wata’âlâ

Saw. Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam

a.s. ‘Alaihissalâm

H. Tahun Hijriyah

M. Tahun Masehi

h. Halaman

cet. Cetakan

tt.p. tanpa tempat penerbit

t.p. tanpa penerbit

t.t. tanpa tahun

HR. hadis riwayat

Q.S. Al-Qur’an surat

Page 10: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

x

ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari munculnya beberapa kasus visualisasi

sosok Nabi Muhammad Saw dalam bentuk karikatur, lukisan dan film,

seperti kasus visualisasi sosok Nabi Muhammad Saw yang telah dimuat

dalam buku “Al-Qur’an dan Kehidupan Muhammad”, yang ditulis Kory

Blotikn dan telah memuat dua belas karikatur yang menghina Nabi

Muhammad Saw. Demikian pula dengan kasus diproduksinya sebuah film

amatir berjudul Innocence Of Muslims yang marak beredar di Youtube. Film

Innocence Of Muslim berisi tentang Nabi Muhammad Saw yang

digambarkan sebagai phedofil, homoseksual dan pembunuh, yang

menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat luas, ada yang setuju dan

tidak sedikit pula yang menentang, karena bertentangan dengan akidah Umat

Islam dan Ijma Ulama yang melarang memvisualisasikan Nabi Muhammad

Saw dalam bentuk karikatur, gambar, lukisan, maupun film.

Visualisasi Nabi Muhammad Saw adalah suatu permasalahan yang

terus menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, bukan hanya di

kalangan orang awam, akan tetapi juga sampai kepada akademisi dan ilmuan.

Adanya beberapa kejadian visualisasi Nabi Muhammad Saw yang sering

terjadi di beberapa negara Eropa dan Barat (Denmark, Perancis, Jerman, dan

lain-lain) seperti beberapa kasus di atas semakin membuat masalah ini

menarik untuk dibahas.

Sebagian orang menganggap bahwa visualisasi Nabi Muhammad Saw

adalah hal yang diperbolehkan dalam Syariat Islam, sementara sebagian yang

lain menganggap bahwa hal tersebut bertentangan dengan hadis-hadis sahih

yang melarang tentang menggambar makhluk yang bernyawa. Dalam hal ini

sebagian besar ulama sepakat bahwa menggambar makhluk yang bernyawa,

dalam hal ini sosok Nabi Muhammad Saw dilarang.

Fakta tersebut membuat masalah ini sangat menarik untuk dikaji, hal

tersebut juga mendorong penulis untuk mengungkap faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya visualisasi Nabi Muhammad Saw, bagaimana

otentisitas hadis-hadis yang berbicara tentang masalah ini, dan bagaimana

sosio-historis kondisi masyarakat Arab pada saat hadis-hadis tentang masalah

ini disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan tematik (maudhû’i), yaitu

mengumpulkan data berupa hadis-hadis yang berkaitan dengan topik

larangan memvisualisasikan Nabi Muhammad Saw untuk di takhrîj terutama

yang terdapat dalam al-kutub at-tis’ah guna mengungkap hadis-hadis dari

sumber aslinya. Kemudian dicari relevansi suatu hadis dengan hadis lainnya

dengan menggunakan metode deskriptif-analisis. Di mana penelitian ini

berusaha menggambarkan secara utuh konsep larangan memvisualisasikan

Page 11: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

xi

Nabi Muhammad Saw dalam perspektif hadis-hadisnya. Sebelumnya data

yang diperoleh diproses dan dianalisa secara proporsional. Yakni dengan

memahami hadis-hadis terutama yang berkaitan dengan larangan

memvisualisasikan Nabi Muhammad Saw dengan memaparkan aspek yang

terkandung di dalam hadis, meliputi pemahaman terhadap kata dan kalimat,

asbâbul al-wurûd dan pemahaman yang pernah diberikan oleh nabi, sahabat,

tabi’in, dan pensyarah lainnya dari berbagai disiplin ilmu, seperti Bahasa,

hukum, pendidikan, dan lainnya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan ini adalah Para ulama

sepakat bahwa membuat ataupun memajang gambar atau lukisan makhluk-

makhluk yang bernyawa, dalam hal ini sosok Nabi Muhammad Saw dengan

tujuan menandingi atau meniru ciptaan Allah Swt, maka hal ini dilarang

secara tegas, sebab dikhawatirkan akan terjadi penyimpangan, seperti

menyembah gambar atau lukisan tersebut sebagaimana yang terjadi pada

masa jahiliyah. Hadis-hadis tentang masalah ini berderajat shaẖîẖ lizâtih.

Hikmah di balik larangan memvisualisasikan sosok Nabi Muhammad Saw

dalam bentuk film, foto, gambar bergerak, karikatur dan sejenisnya dapat

menjaga akidah Umat Islam dari kerusakan dan kehancuran, menghormati

dan memuliakan kedudukan beliau sebagai rasul utusan Allah Swt.

Page 12: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 18

C. Pembatasan, dan Perumusan Masalah ....................................................... 18

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitiaan ............................................................ 19

E. Metodologi Penelitian ............................................................................... 19

F. Kajian Pustaka ............................................................................................ 22

G. Sistematika Pembahasan .......................................................................... 24

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG SENI LUKIS

A. Pengertian Seni Lukis ............................................................................... 27

B. Persamaan dan Perbedaan antara ) ................................... 31

C. Macam-macam Seni Lukis Berdasarkan Tujuan Pembuatannya ............. 44

D. Sejarah dan Perkembangan Seni Lukis .................................................... 45

E. Dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang Hukum Lukisan Makhluk

Bernyawa ....................................................................................................... 50

1. Dalil Al-Quran .................................................................................. 50

2. Dalil As-Sunnah ................................................................................ 53

F. Pendapat Para Ulama tentang Hukum Lukisan Makhluk Bernyawa ........ 56

Page 13: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

xiii

BAB III KUALITAS SANAD DAN MATAN HADIS TENTANG

LARANGAN MENGGAMBAR MAKHLUK YANG BERNYAWA

A. Takhrij dan Klasifikasi Hadis ................................................................... 61

B. I’tibar dan Pembuatan Skema Hadis ........................................................ 81

C. Naqd as-Sanad (Kritik Sanad) .................................................................. 97

D. Naqd al-Matan (Kritik Matan) ............................................................... 106

E. Natijah (Kesimpulan) .............................................................................. 108

BAB IV MEMAHAMI HADIS-HADIS LARANGAN VISUALISASI

DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD SAW SECARA

KOMPREHENSIF DAN BENAR

A. Hadis-hadis tentang Visualisasi Nabi Muhammad Saw Secara Verbal..111

B. Hikmah di Balik Larangan Memvisualisasikan Nabi Muhammad Saw..127

C. Pandangan Ulama tentang Larangan Memvisualisasikan Nabi Muhammad

Saw .............................................................................................................. 131

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 149

B. Saran ........................................................................................................ 150

DAFTAR PUSTAKA

BIOGRAFI PENULIS

Page 14: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

1

LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI

MUHAMMAD SAW

(Studi Analisis Hadis Dan Historis)

A. Latar Belakang Masalah

Seni adalah keindahan. Ia merupakan ekspresi ruh dan budaya

manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi

terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah,

apapun jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia,

atau fitrah yang dianugrahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya1.

Seni dalam pengertiannya yang paling universal selalu

diidentifikasikan sebagai sebuah keindahan karena keindahan di sini

merupakan unsur yang sangat urgen dalam seni. Herber Read menyebutkan

bahwa seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk

yang menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan di sini diartikan sebagai

bentuk yang dapat membingkai perasaan keindahan2.

Dalam klasifikasi yang banyak diterima, seni juga merupakan salah

satu dari tujuh aspek integral penyusun suatu kebudayaan, disamping sistem

religi, sistem pengetahuan, sistem bahasa, sistem ekonomi, sistem teknologi

dan sistem sosial. Ia berkembang secara simultan dengan keseluruhan

kebudayaan yang bersangkutan3.

Dalam dustur agama Islam sendiri, hampir semua gologan dipastikan

sepakat bahwa seni merupakan fitrah dan tidak bertentangan dengan ajaran

agama, bahkan bentuk personifikasi pengajaran terdalam dari agama selain

selalu muncul dalam bentuk metafora, logika, juga kerap kali muncul dalam

bentuk simbol-simbol yang bersifat estetik4.

1Shidarta Auctioneer, Islamic Art, (Jakarta : PT Balai Lelang Horizon, 2007), h. 8.

2 Herbert Read , The Meaning of Art, (New York : Pinguin Book, 1959), h. 1.

3Ismail Raji’ al-Faruqy, Cultural Atlas of Islam. Terj. Hartono Hadi Kusumo,

(Yogyakarta :Yayasan Bentang Budaya, 1999), h. vi. 4 Hamdy Salad, Agama Seni, “Refleksi Teologis Dalam Ruang Estetik”,

(Yogyakarta : Semesta, 2000), Cet. Ke-1, h. 25. Lihat Yusuf al-Qardawi, al-Islam wa al-

Fann (Islam dan Seni), Alih bahasa : Zuhairi Misrawi, (Bandung : Pustaka Hidayah, 2000),

h. 13.

Page 15: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

2

Hal ini didasarkan pada dalil bahwa Nabi Saw menjelaskan dalam

sabdanya:

يعا عن يي ار وإب راهيمح بنح دينار ج دح بنح بش ث ن ومحم دح بنح المح ث نا محم حدعبةح عن أبان بن ثن يي بنح حاد أخب رنا شح ث ن حد بن حاد قال ابنح المح

قيمي عن إب راهيم النخعي عن علقمة عن عبد الله بن ت غلب ع ن فحضيل الفحلح النة من كان ف ق لبه مسعحودعن النب صلى اللهح عليه وسلم قال ل يدخح

ل إ ون ث وبحهح حسنا ون علحهح مث قالح ذرة من كب قال رجح ب أن يكح ل يح ن الرجحرح بطرح الق وغمطح الناس ب المال الكب يل يح 5.حسنة قال إن الله ج

مسلم(رواه )

Artinya: “telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-

Mutsanna dan Muhammad bin Basysyar serta Ibrahim bin Dinar

semuanya dari Yahya bin Hammad, Ibnu al-Mutsanna berkata, telah

menceritakan kepada kami Yahya bin Hammad telah mengabarkan

kepada kami Syu'bah dari Aban bin Taghlib dari Fudlail al-Fuqaimi

dari Ibrahim an-Nakha'i dari Alqamah dari Abdullah bin Mas'ud dari

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak akan

masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi

dari kesombongan." Seorang laki-laki bertanya, "Sesungguhnya laki-

laki menyukai apabila baju dan sandalnya bagus (apakah ini termasuk

kesombongan)?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya Allah itu indah dan

menyukai keindahan, kesombongan itu menolak kebenaran dan

meremehkan manusia”. (HR. Muslim)

dan bahkan Al-Qur’an sendiri dipandang mengandung nilai artistik yang

sangat tinggi6.

5 Muslim ibn Hajjaj, Shaẖîẖ Muslim, no. 147, Kitâb al-Imân, Bâb Tahrîm al-Kibr

wa Bayânihi, (Beirut: Dâr Ibn Hajm, 1416 H), Cet. Ke-1, h. 93. 6 Yusuf al-Qardawi, al-Islam wa al-Fann (Islam dan Seni), h. 29.

Page 16: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

3

Islam sendiri pernah melahirkan berbagai macam karya seni yang

mampu mencerahkan peradaban yang unik, yang berbeda dengan peradaban

lain; seperti kaligrafi, ornamen dan ukiran yang banyak menghiasi masjid,

rumah, gagang pedang, bejana-bejana yang terbuat dari kuningan, kayu,

tembikar dan lain sebagainya7.

Namun di sisi lain, dalam kajian keislaman, dialektika tentang seni

selalu saja seperti tertumbuk pada sebuah jalan buntu. Kesan tersebut muncul

akibat adanya sikap ambivalensi (pertentangan) kaum muslim sendiri dalam

menghadapi persoalan seni, sehingga para seniman muslim lebih memilih

bersikap menghindar dari kemungkinan menuangkan ide-ide seninya8.

Dari sekian banyak jenis seni, seni lukis yang merupakan salah satu cabang

seni yang menginduk pada cabang seni rupa adalah salah satu disiplin yang

paling banyak mendapatkan sorotan oleh kaum muslim9.

Tidak semudah seperti ketika membicarakan seni rupa lainnya, seperti

halnya arsitektur, kerajinan, dan kaligrafi, seni lukis dalam kesenian Islam

lebih banyak mendapat sorotan dan pembahasan dari para ahli hukum Islam.

Dalam hal ini terjadi ambivalensi dikalangan para ahli hukum Islam

mengenai persoalan boleh atau tidaknya atau bahkan halal dan haramnya

melukiskan makhluk-makhluk bernyawa, seperti manusia dan binatang.

Berbagai macam pendapat dan pembahasan bermunculan dari para ulama dan

pakar Islam, baik klasik maupun modern, tentang boleh tidaknya melukis

atau menggambar makhluk bernyawa10

.

Sebagaimana yang tercatat dalam sejarah pertumbuhan dan

perkembangan Islam, bahwa pada awal-awal kelahiran Islam Rasulullah Saw

melarang terhadap seni lukis yang mengarah pada penggambaran makhluk-

makhluk hidup, baik manusia maupun binatang.

7 Yusuf al-Qardawi, al-Islam wa al-Fann (Islam dan Seni), h. 12.

8 Oloan Situmorang, Seni Rupa Islam : Pertumbuhan dan perkembangannya,

(Bandung : Angkasa, 1993), h. 132, lihat Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam,

(Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 1996), Cet. I, Jilid 3, h. 1016, lihat juga ShiDârta

Auctioneer, Islamic Art, h. 9. 9 Oloan Situmorang, Seni Rupa Islam : Pertumbuhan dan perkembangannya, h.

131. 10

Oloan Situmorang, Seni Rupa Islam : Pertumbuhan dan perkembangannya,h.

132.

Page 17: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

4

Sebagaimana yang pernah beliau nyatakan dalam hadis yang

diriwayatkan oleh al-Bukhârî: نا مع ث نا العمشح عن محسلم قال كح فيانح حد ث نا سح ث نا الحميدي حد حدعتح عبد الله ته تاثيل ف قال س ي ف رأى ف صحف مسرحوق ف دار يسار بن نح

عتح النب صلى اللهح عليه وسلم ي قحولح إن أشد الناس عذابا عند الله قال س صورحون البخارى(رواه ) .11ي وم القيامة المح

Artinya: “Al-Humaidî menceritakan kepada kami, ia berkata:”Sufyan

menceritakan kepada kami,” ia berkata: “al-A’masy menceritakan

kepada kami dari Muslim”, ia berkata kami pernah bersama Masruq di

rumah Yasar bin Numair ketika ia (Masruq) melihat beberapa lukisan

di dinding rumah tersebut ia berkata: aku pernah mendengar Abdullah

berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya manusia yang paling pedih siksaanya dari Allah pada

hari kiamat kelak adalah para pelukis” (HR. al-Bukhârî)12

.

Mayoritas ulama sepakat bahwa yang dimaksud dengan hadis di atas

adalah para pelukis yang melukis makhluk hidup atau bernyawa, seperti

manusia dan binatang13

.

Akhir-akhir ini muncul beberapa kasus visualisasi sosok Nabi

Muhammad Saw dalam bentuk karikatur, lukisan bahkan film. Read Holihul,

seorang tokoh Islam Denmark, mengatakan bahwa kisah pelecehan itu

bermula dari buku yang melecehkan Islam, Al-Qur’an dan Kehidupan

Muhammad, yang ditulis Kory Blotikn dan telah memuat dua belas karikatur

yang menghina Nabi Muhammad Saw. Dalam salah satu karikatur itu, Nabi

Muhammad Saw digambarkan sebagai lelaki yang menggunakan sorban

berbentuk bom. Melalui karikatur-karikatur itu, Nabi Muhammad Saw dan

11 Muhammad ibn Ismail, Shaẖîẖ Al-Bukhârî , Kîtab al-Libâs, Bâb ‘Adzâb al-

Mushowwirîn Yaum al-Qiyâmah, Jilid 7, no. 5950, (Damaskus : Dâr Thuq an-Najah, 1422

H), h. 167. 12

Semua terjemah pada teks hadis penulis kutip dari Lidwa Pusaka i-Software

- Kitab 9 Imâm Hadîtst : 2010. 13

Majlis Ulama Afrika Selatan, Fotografi Mengikut Hukum Islam, Alih Bahasa :

Siti Rabi’ah Sarnap dan Hamizan Hussin, (Johor : Daiwal Corp. Printers & Book Ibnders), h.

78.

Page 18: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

5

Islam dilecehkan sebagai penebar bom dan teroris. Penulis itu kemudian

menyampaikan idenya kepada Jylland Posten pada 30 September 2005

meminta para kartunis dan karikaturis untuk membuat gambar (kartun) yang

melecehkan pribadi Nabi Muhammad Saw untuk kemudian dijadikan

lampiran bukunya yang terbit pada 24 Januari 200614

.

Penggambaran sosok Nabi Muhammad Saw pun berlanjut pada

tahun-tahun berikutnya dengan diproduksinya sebuah film amatir berjudul

Innocence Of Muslims yang marak beredar di Youtube. Film Innocence Of

Muslim berisi tentang Nabi Muhammad Saw yang digambarkan sebagai

phedofil, homoseksual dan pembunuh15

.

Dalam Al-Qur’an dan Hadis tidak ada satupun ayat atau riwayat yang

secara eksplisit melarangan untuk memvisualisasi16

kan Nabi Muhammad

Saw dalam bentuk karikatur, lukisan, foto atau pun film. Tetapi masalah

larangan memvisualisasikan sosok Nabi Muhammad Saw dalam bentuk

gambar baik bergerak atau tidak bergerak, adalah perkara yang sudah

dihukumi sebagai sesuatu yang haram. Zarkasih Ahmad, Lc. MA salah

seorang pengasuh LDK SALIM UNJ mengatakan Bahkan keharamannya

sudah menjadi ijma’ di kalangan ulama sejak dulu sampai sekarang ini,

walaupun ini tidak sampai pada sesuatu yang ma’lum min al-Dîn bi al-

Dharûrah17

. Dan hal ini lebih terkait dengan keharusan menjaga kemurnian

akidah kaum muslimin.

14

Republika, 13 Februari 2006. Buletin Dakwah ASH-SHAF, Edisi 96/Tahun

III/Muharram 1427 H. Diunduh 27 Desember 2014. 15

http://hukum.kompasiana.com/2012/09/15/amerika-harus-bertanggung-jawab-

atas-film innocence-of-muslims-487123.html. Diunduh 27 Desember 2014 16

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti visualisasi adalah 1) pengungkapan

suatu gagasan atau pesanan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan (katadan angka),

peta juga grafik. 2) proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan lewat televisi

oleh produser. Lihat. DepDikBud., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka,

1990), Cet. Ke-3. Lihat juga JS. Badudu dan Sultan Muhammad Zain, Kamus Umum Bahasa

Indonesia (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1994), Cet. Ke-3. 17

Lembaga Dakwah Kampus Sahabat Muslim Universitas Negeri Jakarta (LDK

SALIM UNJ), http://salimunj.com/s2/2015/01/13/inilah-hukum-menggambar-wajah-nabi.

Diunduh 28 Januari 2015.

Page 19: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

6

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw berikut yang melarang melukis

makhluk hidup:

ث نا أنسح بنح عياض عن عحب يد الله عن نافع أن نذر حد ث نا إب راهيمح بنح المح حدما أخب رهح هح ول الله صلى اللهح عليه عبد الله بن عحمر رضي اللهح عن أن رسح

بحون ي وم القيامة ي حقالح لحم وسلم قال إن الذين ي صن عحون هذه الصور ي حعذ البخارى(رواه .)18 أحيحوا ما خلقتحم

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al Mundzir

telah menceritakan kepada kami Anas bin Iyadl dari 'Ubaidullah dari

Nafi' bahwa Abdullah bin Umar radliallahu 'anhuma telah

mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi

wasallam bersabda: "Sesungguhnya orang-orang yang membuat

gambar-gambar ini akan disiksa di hari Kiamat, di katakan

kepadanya; "Hidupkanlah apa yang telah kamu gambar ini” (HR. al-

Bukhârî ).

Dan beberapa hadis lain yang menyebutkan larangan melukis, secara

redaksional menegaskan larangan berbagai bentuk lukisan dan seni pahat

(patung). Jika kita terburu-buru dan hanya memaknai hadis tersebut secara

tekstual, maka larangan lukisan dan patung akan menjadi sebuah keharaman

mutlak yang berlaku kapan dan dimanapun itu. Akan tetapi, untuk

mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif alangkah baiknya jika

kita menelisik kembali sejarah dan dalam konteks bagaimana hadis itu

disabdakan.

Beranjak dari setting sosio-historis kondisi masyarakat Arab pada

waktu itu, ternyata umat Islam belum lama sembuh dari penyakit-penyakit

syirik yakni menyekutukan Allah dengan menyembah berhala, patung dan

sebagainya. Sejarah menyebutkan bahwa awal mula penyembahan patung

sebenarnya bermula dari sikap orang-orang pada zaman Nabi Nuh a.s yang

berlebihan dalam mengagungkan orang saleh. Setelah meninggal, mereka

kemudian membuat patung orang-orang saleh tersebut. Karena semasa

18

Muhammad ibn Ismail, Shaẖîẖ Al-Bukhârî , Kîtab al-Libâs, Bâb‘Adzâb al-

Mushowwirîn Yaum al-Qiyâmah, Jilid 7, no. 5951 (Damaskus : Dâr Thuq an-Najâh, 1422

H), h. 167.

Page 20: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

7

hidupnya diagung-agungkan oleh masyarakat, maka setelah meninggal,

patung-patung orang salih tersebut lama-kelamaan dijadikan sebagai sesuatu

yang suci bahkan sebagai sesembahan. Dalam kapasitasnya sebagai rasul.

Nabi Muhammad Saw berusaha keras agar masyarakat umat Islam waktu itu

benar-benar sembuh dari kemusyrikan tersebut. Salah satu cara yang

ditempuh adalah dengan mengeluarkan fatwa larangan melukis,

memproduksi, atau memajang lukisan atau berhala (patung). Bahkan disertai

dengan ancaman yang sangat keras. Imam al-Thabarî mengatakan: yang

dimaksud dengan pelukis pada hadis ini adalah orang yang melukis segala

sesuatu yang diciptakan untuk disembah19

. Dengan demikian, larangan

adanya lukisan atau patung tidak terlepas dari wujud penghambaan dan

pengkultusan terhadapnya.

Meski umat Islam telah mendapatkan ajaran tauhîd, Nabi tetap

merasa khawatir terhadap umatnya jika dibiarkan membuat dan memampang

patung. kondisi semacam ini sesuai dengan sabâb wurûd hadîts ini20

.

19

Al-Asqallanî, Fatẖ al-Bârî fî Syarẖ Shaẖîẖ al-Bukhârî , Juz 10, (Beirut: Dâr al-

Ma’rifah, 1379 H), h. 383. 20

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw:

ور عن مح ث نا منصح مد حد ث نا عبدح العزيز بنح عبد الص ث نا نصرح بنح علي الهضمي حد نتح مع مسرحوق ف ب يت فيه تاثيلح مري حد سلم بن صحب يح قال كحعتح عبد الله بن مسعحود ي قحو ف قال مسرحوق هذا تاثي ولح الله صلى اللهح عليه وسلم لح كسرى ف قحلتح ل هذا تاثيلح مري ف قال مسرحوق أما إن س قال رسح لح

صورحون (ممسلرواه ) .أشد الناس عذابا ي وم القيامة المحArtinya: “Telah menceritakan kepada kami Nashr bin 'Ali Al Jahdhami; Telah

menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin 'Abdush Shamad; Telah

menceritakan kepada kami Manshur dari Muslim bin Shubaih dia berkata;

"Aku pernah bersama Masruq di sebuah rumah yang di dalamnya ada patung

Maryam. Masruq berkata; 'Ini adalah patung raja Kisra, aku katakan;

'Bukan, tapi ini adalah patung Maryam. Masruq berkata; 'Aku mendengar

Abdullah bin Mas'ud berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

bersabda: "Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat kelak

adalah orang yang suka menggambar”. (HR. Muslim)

Pada hadis di atas diceritakan bahwa suatu saat Ibn Shubaih bersama Masruq

memasuki rumah yang didalamnya terdapat patung Maryam. Maka Masruq pun

mengingatkan bahwa Ibn Mas’ud telah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw telah

mengancam orang-orang pembuat patung. lihat: Ibrahim ibn Muhammad Kamaluddin yang

terkenal dengan Ibnu Hamzah al-Dimsyaqi al-Husaini, al-Bayân wa al-Ta’rîf fî Asbâb

Wurûd al-Hadîts al-Syarîf. (Beirut: al-Maktabah al-Ilmiyyah, tt), juz II, hlm. 40. Lihat Juga

Muslim ibn Hajjaj, Shaẖîẖ Muslim, no. 147, Kitâb al-Libâs wa Zînah, Bâb Lâ Tadkhul al-

Malâikah Baytan fîhi Kalbun wa lâ Shûroh, h. 1670.

Page 21: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

8

Pendapat hukum gambar atau secara khusus visualisasi Nabi

Muhammad Saw secara garis besar dapat dibagi menjadi empat (4)

kelompok, yaitu:

pertama, mereka yang melarang keras segala rupa patung, gambar,

karikatur dan foto dengan alasan patung dan gambar dapat menjadi sarana

kesyirikan, karena awal mula dari kesyirikan dan kekufuran adalah adanya

pemujaan terhadap patung dan berhala. Selain itu terdapat hadis yang

menyatakan dengan jelas larangan menciptakan sesuatu yang menyerupai

ciptaan Allah.

Kedua, mereka yang membolehkan pembuatan lukisan, karikatur, foto

dan patung karena di masa sekarang tauhîd telah melekat dalam jiwa umat

Islam dan tidak dikhawatirkan lagi terjadi syirik disebabkan lukisan,

karikatur, foto dan patung-patung tersebut21

. Mereka berdalil dengan apa

yang disabdakan Rasulullah Saw, yaitu :

ث يم عن شهر بن حوشب عن ث نا عبدح الرزاق أخب رنا معمر عن ابن خح حدم قالحوا أساء بنت يزيد ياركح م ب أن النب صلى اللهح عليه وسلم قال أل أحخبحكح

و م ب لى يا رسح ل الله قال الذين إذا رحءحوا ذحكر اللهح ت عال ثح قال أل أحخبحكحون ب ي الحبة الباغحون للب حرآء فسدح اءحون بالنميمة المح م المش بشراركح

(رواه أحد) .22العنت Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah

mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Ibnu Khutsaim dari Syahr bin

Ḫausyab dari Asma' binti Yazid dia berkata, bahwa Nabi shallallahu

'alaihi wasallam bersabda: "Maukah aku kabarkan kepada kalian

orang yang paling baik di antara kalian?" mereka menjawab, "Tentu

wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "mereka yang jika dipandang

wajahnya akan membuat orang ingat kepada Allah Ta'ala." Kemudian

beliau bersabda: "Maukah aku beritahukan kepada kalian orang yang

21

Pendapat ini disampaikan oleh salah seorang habib yang bernama Munzir ibn

Fuad Almusawa dalam rubrik tanya-jawab di website http://www.majelisrasulullah.org/. 22

Aẖmad ibn Muhammad ibn Ḫanbal, Musnad al-Imâm Aẖmad ibn Ḫanbal, Bâb

Asma’ binti Yazîd, Jilid 45, no. 27599 (Damaskus : Mu’assasah ar-Risalah, 1421 H/2001),

h. 575.

Page 22: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

9

paling jelek di antara kalian? Yaitu orang orang yang suka menebar

fitnah, yang merusak hubungan di antara dua orang bersaudara dan

menganiaya terhadap orang yang tidak disukai dengan

menyengsarakannya." (HR. Aẖmad).

Ketiga, Mereka yang membolehkannya secara mutlaq lukisan,

karikatur, foto dan patung hanya pada benda-benda tertentu dengan

memperhatikan zhohirnya hadis dan dibolehkan juga selama gambar tersebut

tidak di agungkan. Namun bagi kelompok ketiga ini tentunya berdalil

dengan apa yang pernah disabdakan juga Nabi Saw.

Di antara hadis tersebut adalah sebagai berikut:

ر عن بحسر بن ثن بحكي ث نا الليثح قال حد أخب رنا عيسى بنح حاد قال حدول الله صلى اللهح عليه وسلم سعيد عن زيد بن خالد ع ن أب طلحة أن رسح

لح الملئكةح ب يتا فيه صحورة قال بحسر ثح اشتكى زيد ف عحدناهح فإذا قال ل تدخحر فيه صحورة ق حلتح لعحب يد الله الول حبنا زيد عن الصورة على بابه ست ن أ

تسمعهح ي قحولح إل رقما ف ث وب رواه ) .23ي وم الول قال قال عحب يدح الله أ (أحد

Artinya: “Telah mengabarkan kepada kami ‘Isa bin Ḫammâd ia

berkata; telah menceritakan kepada kami Al-Laits ia berkata; telah

menceritakan kepadaku Bukair dari Busr bin Sa'id dari Zaid bin

Khalid dari Abu Thalẖah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi

wasallam bersabda: "Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang

di dalamnya terdapat gambar." Busr berkata, "telah sakit Zaid, maka

kami pun menjenguknya, dan ternyata di atas pintunya terdapat

gambar. Aku lalu berkata kepada ‘Ubaidillah Al Khaulani, "Bukankah

sejak hari pertama Zaid mengabarkan kepada kita?" Busr berkata,

‘Ubaidullah berkata, "Tidakkah engkau telah mendengarnya

mengatakan, kecuali gambar pada kain?" (HR. Aẖmad).

23

Aẖmad ibn Muhammad ibn Ḫanbal, Musnad al- Imâm Aẖmad ibn Ḫanbal, Bâb

Abî Thalhah Zaid bin Sahl, Jilid 26, no. 16345, h. 264.

Page 23: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

10

Dalam redaksi hadis yang lain menyebutkan bahwa:

ث نا مالك عن أب النضر ث نا معن حد ث نا إسحقح بنح محوسى النصاري حد حدلنصاري أنهح دخل على أب طلحة ا عن عحب يد الله بن عبد الله بن عحتبة

ن يف قال فدعا أبحو طلحة إنسانا ي نزعح ي عحودحهح قال ف وجدتح عندهح سهل بن حح ت نزعحهح ف قال لن فيه تصاوير وقد قال فيه النب نطا تتهح ف قال لهح سهل

ي قحل إل ما كان رقما ف صلى اللهح عل يه وسلم ما قد علمت قال سهل أو (رواه الترمذي) .24ث وب ف قال ب لى ولكنهح أطيبح لن فسي

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Musa Al-Anshari

berkata, telah menceritakan kepada kami Ma'n berkata, telah

menceritakan kepada kami Malik dari Abu An-Nadhr dari Ubaidillah

bin Abdullah bin Utbah Bahwasanya ia pernah menjenguk Abu

Thalhah Al-Anshari. Ubaidullah berkata, "Aku melihat Sahl bin Ḫuanif

berada di sisinya." Ubaidullah melanjutkan, "Abu Thalhah lantas

memanggil seseorang agar mengambil permadani yang ada di

bawahnya. Sahl lalu bertanya, "Kenapa harus diambil?" Abu Thalhah

menjawab, "Sebab di dalamnya terdapat gambar. Dan Nabi

shallallahu 'alaihi wasallam juga telah bersabda mengenai hal itu

sebagaimana yang engkau ketahui." Sahl bertanya lagi, "Bukankah

Nabi mengatakan 'kecuali gambar yang ada pada kain? ' Thalhah

menjawab, "Benar, tetapi hal itu menjadikan hatiku lebih nyaman"

(HR. Tirmidzî).

Keempat, mereka tidak membolehkan menggambar sesuatu yang

bernyawa dan membolehkan yang tidak bernyawa. Dengan berdasarkan dari

hadis-hadis Nabi Saw, yang mengisyaratkan akan pelarangan pelukisan

makhluk hidup banyak dari para ulama klasik menyatakan pandangannya

bahwa syara telah mengharamkan yang demikian itu. Sedangkan hal yang

diperbolehkan untuk dijadikan obyek gambaran adalah sesuatu yang tidak

24

Muhammad ibn Isa ibn Saurah at-Tirmidzî, Sunan at-Tirmidzî, Kitâb al-Libâs,

Bâb Mâ Jâa fis shûroh, Jilid 4, (Mesir: Mathba’ah Musthofa al-Babiy al-Halabi, 1975), h.

230.

Page 24: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

11

memiliki ruh atau nyawa, seperti bunga, tumbuhan, gunung dan

pemandangan alam25

.

Kelompok keempat ini berdalil dengan sabda Rasulullah Saw, sebagai

berikut:

ث نا يزيدح بنح زحريع أخب رنا عوف عن اب حد ث نا عبدح الله بنح عبد الوه حدل ماإذ أتاهح رجح هح نتح عند ابن عباس رضي اللهح عن سعيد بن أب السن قال كح

عة يدي وإن أصنعح هذه ف قال يا أبا عب ا معيشت من صن اس إن إنسان إنول الله صلى اللهح عتح رسح ثحك إل ما س التصاوير ف قال ابنح عباس ل أححد

عتحهح ي قحولح من صور صحور خ عليه وسلم ي قحولح س فح بحهح حت ي ن ة فإن الله محعذهح لح رب وة شديدة واصفر وجهح فيها الروح وليس بنافخ فيها أبدا ف ربا الرجح

ل شيء ليس ف جر كح يه ف قال ويك إن أب يت إل أن تصنع ف عليك بذا الشع سعيدح بنح أب عرحوبة من النضر بن أنس هذا رحوح قال أبحو عبد الله س

البخارى(رواه .)26الواحد Artinya: “Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin 'Abdul

Wahhab telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' telah

mengabarkan kepada kami 'Auf dari Sa'id bin Abi Al Hasan berkata;

Aku pernah bersama Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhu ketika datang

seorang kepadanya seraya berkata; "Wahai Abu 'Abbas, aku adalah

seorang yang mata pencaharianku adalah dengan keahlian tanganku

yaitu membuat lukisan seperti ini". Maka Ibnu 'Abbas berkata: "Aku

tidaklah menyampaikan kepadamu perkataan melainkan dari apa yang

pernah aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang

25

Taqiyuddin an-Nabhani, Asy-Syakhsiyah al-Islamiyah, Jilid 2, (Beirut : Dâr al-

Ummah, 1994), h. 363. 26

Muhammad ibn Ismail, shâẖîẖ Al-Bukhârî , Kitâb al-Buyû’, Bâb Bai’i at-

Tashôwîr al-latî laisa fîhâ Rûẖ, Jilid 3, no. 2225, h. 82.

Page 25: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

12

Beliau bersabda: "Siapa yang membuat gambar lukisan, Allah akan

menyiksanya hingga dia meniupkan ruh (nyawa) kepada gambarnya itu

dan sekali-kali dian tidak akan bisa mendatangkanhya selamanya".

Maka orang tersebut sangat ketakutan dengan wajah yang pucat pasi

lalu berkata: "Bagaimana pendapatmu kalau aku tidak bisa

meninggalkannya kecuali tetap menggambar?" Dia (Ibnu 'Abbas)

berkata: "Gambarlah olehmu pepohonan dan setiap sesuatu yang tidak

memiliki nyawa". Berkata, Abu 'Abdullah Al Al-Al-Bukhârîy: Said bin

Abi 'Arubah mendengar dari An-Nadhar bin Anas sendirian.” (HR. Al-

Bukhârî).

Salah seorang ulama yang membolehkan memvisualisasikan Nabi

Saw adalah Habib Munzir bin Fuad Al-musawa,27

beliau berpendapat bahwa

mengkhayalkan atau menggambarkan wajah Rasulullah Saw adalah dari

kesucian hati, demikian penjelasan Guru Mulia kita, dan telah banyak sekali

riwayat shahih dan tsiqah bahwa para tabi’in bertanya tentang wajah

Rasulullah Saw, yang kemudian diriwayatkan oleh para sahabat, maka

mustahil mereka bertanya tentang wajah Nabi Saw yg kemudian mereka

mendapat jawabannya kecuali pastilah mereka mengkhayalkan wajah sang

Nabi Saw28

. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa mengenai foto orang-

27

http://www.majelisrasulullah.org/forums/search/menggambar+nabi/ Diunduh 28

Januari 2015. 28

Di antara dalil yang menggambarkankan bentuk fisik Nabi Muhammad Saw

adalah hadis yang diriwayatkan Imâm at-Tirmidzî dan Imâm Aẖmad di bawah ini:

دح بن الحسي م ث نا أبحو جعفر مح جر المعن واحد حد ب وعلي بنح حح ث نا عيسى بنح يحونحس بن أب حليمة من قصر الحنف وأحدح بنح عبدة الض قالحوا حدم ثن إب راهيمح بنح مح ث نا عحمرح بنح عبد الله مول غحفرة حد كان علي رضي اللهح عنهح إذا وصف النب صلى اللهح عليه د من ولد علي بن أب طالب قال حد

د وكان رب عة من القوم و ت رد غط ول بالقصي المح م ن بالطويل المح يكح م وسلم قال طه ن بالمح يكح بط كان جعدا رجل و ن بالعد القطط ول بالس يكحن ي أهدبح الشفار جليلح كلثم وكان ف الوجه تدوير أب يضح محشرب أدعجح العي شاش والكتد أجر ول بالمح ي والقدمي إذا المح دح ذحو مسرحبة شثنح الكف

و وة وهح ا يشي ف صبب وإذا الت فت الت فت معا ب ي كتفيه خاتح النب ح م صدرا مشى ت قلع كأن هح ا وأشرحح وأصدقح الناس لجة خاتح النبيي أجودح الناس كفم عشرة من رآهح بديهة هابهح ومن خالطهح معرفة أحبهح ي قحولح ن هح م عريكة وأكرمح لهح ول ب عدهح مث لهح وألي ن حهح أر ق ب (رواه الترمذي) .اعتحهح

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far Muhammad ibn Al Husain ibn

Abu Halimah Dâri daerah Qahsril Ahnaf, dan Aẖmad ibn 'Abdah Adl Dlabbi serta Ali

ibn Hujr sedangkan (riwayatnya) semakna, mereka berkata; telah menceritakan

kepada kami Isa ibn Yunus telah menceritakan kepada kami Umar ibn Abdullah

bekas budak (yang telah dimerdekakan oleh) Ghufrah, telah menceritakan kepadaku

Ibrahim ibn Muhammad -salah seorang anak Ali ibn Abu Thalib- dia berkata;

Apabila Ali radliallahu 'anhu menshifati Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dia

berkata; Beliau adalah sosok orang yang berpawakan tidak terlalu tinggi dan tidak

Page 26: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

13

pula terlalu pendek, orang yang berpawakan sedang-sedang, rambutnya tidak kaku

dan tidak pula keriting, rambutnya lebat, tidak gemuk dan tidak pula kurus, wajahnya

sedikit bulat, kedua biji matanya sangat hitam, bulu matanya panjang, persendian-

persendiannya yang pokok besar, bahunya bidang, bulu dadanya lembut, tidak ada

bulu-bulu di badan, telapak kakinya tebal, jika berjalan seakan-akan sedang berjalan

di jalanan yang menurun, jika menoleh seluruh badannya ikut menoleh, di antara

kedua bahunya ada stempel kenabian yaitu stempel para Nabi, telapak tangannya

bagus, dadanya bidang, yang paling jujur bicaranya, yang lembut perangainya, yang

paling mulia pergaulannya, siapa pun yang tiba-tiba memandangnya tentu menaruh

hormat kepadanya, siapa yang bergaul dengannya tentu akan mencintainya." Dia

melanjutkan; "Aku tidak pernah melihat orang yang seperti beliau sebelum maupun

sesudahnya “(HR. Tirmidzî). Lihat Muhammad ibn Isa ibn Saurah at-Tirmidzî, Sunan

at-Tirmidzî, Kitâb al-Manâqib, Bâb Mâ Jâa fî Shifatin Nabî Saw, no. 3638, Jilid 5, h.

599.

ث نا أبحو خالد ال ليمان حد عثاء علي بنح السن بن سح ثن أبحو الش ث نا عبد الله حد اج عن عحثمان عن أب عبد الله حد ليمانح بنح حيان عن حج حرح سحب ي بن ي عن نافع بن جح ئل علي رضي اللهح عنهح عن صفة النب صلى اللهح عليه وسلم ف قال ل قص المك ي ول طويل محشربا لونحهح ححرة حسن محطعم قال سح

ي ضخم الامة عر رجلهح ضخم الكراديس شثن الكف لهح ول ب عدهح صل الش أر مث لهح ق ب ا ي نحدرح من صبب أ كأن ى اللهح عليه طويل المسرحبة إذا مشى تكف (رواه أحد) .وسلم

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abdullah, telah menceritakan kepadaku

Abu Sya'tsa` Ali ibn Al Hasan ibn Sulaiman telah menceritakan kepada kami Abu

Khalid Al Ahmar, Sulaiman ibn Hayyan Dâri Hajjaj Dâri Utsman Dâri Abu Abdullah

Al Maki Dâri Nafi' ibn Jubair ibn Muth'im berkata; Ali Radhiallah 'anhu ditanya

tentang ciri-ciri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka dia menjawab; "Tidak

pendek dan tidak terlalu tinggi, warna kulitnya putih kemerah-merahan, rambutnya

bagus dan bergelombang, tulang pngkalnya besar, Jari-jari tangannya kasar,

kepalanya besar dan rambut dadanya panjang. Jika beliau berjalan tegak seolah-

olah sedang turun ketempat yang rendah. Saya belum pernah menjumpai orang

seperti beliau shallallahu 'alaihi wasallam sebelum dan sesudahnya "(HR. Aẖmad).

Lihat Aẖmad ibn Muhammad ibn Ḫanbal, Musnad al- Imâm Aẖmad ibn Ḫanbal,

Bâb Ali bin Abi Tholib, Jilid 2, no. 947, h. 258.

عاذ ث نا أب حد عاذ بن مح يدح الله بنح مح ثن أبحو عمرو العنبي عحب ث نا عبد الله حد عبةح عن ساك قال سألتح جابر بن سحرة عن صفة حد النب صلى اللهح ث نا شحوس العقب هح (رواه أحد) .عليه وسلم ف قال كان أشكل العي ضليع الفم من

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abdullah, telah menceritakan kepadaku

Abu Amru Al 'Anbari Ubaidullah ibn Mu'adz ibn Mu'adz telah menceritakan kepada

kami Ayahku telah menceritakan kepada kami Syu'bah Dâri Simak berkata; Aku

bertanya pada Jabir ibn Samurah tentang sifat Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam, ia

Page 27: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

14

orang saleh maka tidak ada larangannya bahkan hal yang mulia, memajang

foto guru mulia dan orang saleh adalah hal mulia, sebagaimana sabda Nabi

Saw:

ث نا عبدح الله بنح فضل قال: حد ث نا بشرح بنح المح د قال: حد ث نا محسد حدث يم، عن شهر بن حوشب، عن أساء بنت يزيد قالت: قال عحثمان بن خح

م أل أحخبح »النب صلى اللهح عليه وسلم: م بياركح قالحوا: ب لى، قال: « كحم » م بشراركح قالحوا: ب لى، قال: « الذين إذا رحؤحوا ذحكر اللهح، أفل أحخبحكحون ب ي الحبة، الباغحون الب حرآء العنت » فسدح اؤحون بالنميمة، المح . 29«المش

البخارى(رواه )Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah

menceritakan kepada kami Bisyr bin al-Mufadhdhol berkata dari

Abdullah bin Utsmân bin Khutsaim dari Syahr bin Ḫausyab dari Asma'

binti Yazid dia berkata, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam

bersabda: "Maukah aku kabarkan kepada kalian orang yang paling

baik di antara kalian?" mereka menjawab, "Tentu wahai Rasulullah."

Beliau bersabda: "mereka yang jika dipandang wajahnya akan

membuat orang ingat kepada Allah Ta'ala." Kemudian beliau

bersabda: "Maukah aku beritahukan kepada kalian orang yang paling

jelek di antara kalian? Yaitu orang orang yang suka menebar fitnah,

yang merusak hubungan di antara dua orang bersaudara dan

menganiaya terhadap orang yang tidak disukai dengan

menyengsarakannya." (HR. al-Bukhârî).

Mengenai larangan memasang lukisan di masa Nabi Saw, yang

dilakukan sebagaimana para kuffar menggambar orang-orang saleh dan nabi

di masanya dahulu hal tersebut dilarang oleh Nabi Saw, karena disembah,

lalu menjawab, "Beliau bermata lentik, berbibir luas dan bertumit tipis"(HR.

Aẖmad). Lihat Aẖmad ibn Muhammad ibn Ḫanbal, Musnad al- Imâm Aẖmad ibn

Ḫanbal, Bâb Jabir ibn Samurah, Jilid 34, no. 20912, h. 464. 29

Muhammad ibn Ismail, al-Adab al-Mufrad , Bâb an-Namâm, Jilid 1, no. 323, h.

119.

Page 28: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

15

namun jika justru untuk menambah ketakwaan kita pada Allah Swt maka hal

itu baik30

.

Adapun kelompok yang menolak visualisasi Nabi Muhammad Saw

berpendapat dengan menukil sabda Nabi Muhammad Saw, yaitu:

ث نا أبحو عوانة عن أب حصي عن أب صالح عن أب ث نا محوسى قال حد حدري رة يت هح ن ي ول تكت نحوا بكح وا باس عن النب صلى اللهح عليه وسلم قال تسم

يطان ل ي تمثلح ف صحور ومن كذب ومن رآن ف المنام ف قد رآن فإن الشدا ف ليتب وأ مقعدهح من النار البخارى(رواه .)31علي محت عم

Artinya:“Telah menceritakan kepada kami Musa telah menceritakan

kepada kami Abu 'Awanah dari Abu Hushain dari Abu Shalih dari Abu

Hurairah ia berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi

wasallam bersabda: "Berikanlah nama dengan namaku dan jangan

dengan julukanku. Karena barangsiapa melihatku dalam mimpinya

sungguh dia benar-benar telah melihatku, karena setan tidak sanggup

menyerupai bentukku. Dan barangsiapa berdusta terhadapku, maka

hendaklah ia persiapkan tempat duduknya dalam neraka.”(HR. Al-

Bukhârî).

Dalam hadis disebutkan larangan berbohong atas Nabi Saw dalam

bentuk umum, baik perkataan atau juga perbuatan. Dan memvisualisasikan

Nabi dalam sebuah gambar, atau pun karikatur tentu tidak akan pernah sama

dan sesuai dengan bentuk aslinya; karena tidak akan sesuai dan terlalu

banyak peran atau insting si artis (tukang seni) dalam karya tersebut. Tentu

ini sebuah kebohongan dalam bentuk perbuatan yang memang dilarang

dalam Islam32

.

30

http://www.majelisrasulullah.org/forums/search/menggambar+nabi/ Diunduh 28

Januari 2015. 31

Muhammad ibn Ismail, Shaẖîẖ Al-Bukhârî , Kitâb al-‘Ilm, Bâb Ism Man Kadzaba

‘alan Nabî Saw, Jilid 1, no. 110, h. 33. 32

Zakasih Ahmad, http://www.fimadani.com/hukum-memvisualisasikan-nabi-

dalam-gambar/ Diunduh 28 Januari 2015.

Page 29: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

16

Pendapat senada juga dilontarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI)

pada tahun 1976. Menurutnya penggambaran Nabi Muhammad Saw dalam

bentuk apa pun, termasuk film, adalah dilarang oleh Islam. Fatwa itu

meminta kepada pemerintah untuk melarang setiap bentuk gambar Nabi Saw

di impor ke Indonesia dan dipertunjukkan kepada umum di Indonesia33

.

Pendapat yang sama juga dinyatakan al-Lajnah ad-Dâimah

menyatakan keharaman visualisasi Nabi Muhammad Saw, para sahabat dan

tabi’in dalam bentuk gambar bergerak atau tidak bergerak, sebab ditakutkan

adanya kebohongan-kebohongan dalam memvisualisasikan mereka34

.

Pandangan yang sama tentang haramnya memvisualisasikan Nabi

Muhammad Saw juga disampaikan oleh Ulama-ulama Timur Tengah,

diantaranya: Syaikh Mahmud Ansyur, yang merupakan mantan anggota

Lembaga Riset Islam Al-Azhar menyatakan bahwa sejak dahulu Al-Azhar

menolak untuk memvisualisasikan para nabi, termasuk sahabat nabi

Muhammad Saw dan haram hukumnya melakukan hal tersebut. Majma’ al-

Fiqh al-Islamiy (Komite Fiqh Islam, Saudi), Majma’ al-Buhûts al-Islamiyah

(Saudi) di fatwanya tahun 1972, begitu juga lembaga fatwa Mesir Dâr al-

Ifta’ al-Mishriyah di tahun 1980, serta lembaga fatwanya al-Azhar Mesir di

tahun 1968 menyatakan keharaman visualisasi Nabi Muhammad saw dalam

bentuk gambar bergerak atau tidak bergerak disimpulkan dari beberapa dalil

dan argument35

.

Jika memperhatikan beberapa teks hadis di atas yang dijadikan

pegangan para ulama, maka terlihat adanya perbedaan redaksi, sehingga

kemungkinan hal inilah yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam

memahami hadis-hadis nabi yang dilakukan oleh masyarakat.

Melacak autentisitas hadis yang bersumber dari Nabi tidaklah

mudah, karena hadis yang merupakan hasil reportasi dan

pengkodifikasiannya jauh sepeninggalan nabi. Oleh karena itu, untuk

medeteksi keaslian hadis tersebut digunakan metode sistem isnâd, yaitu

setiap hadis yang disandarkan kepada Nabi harus mempunyai serangkaian

33

Mohammad Atho Mudzhar, Fatwa- fatwaMajelis Ulama Indonesia ( MUI):

Sebuah Studi tentang Pemikiran Hukum Islam di Indonesia 1975-1988, (Jakarta: INIS

1993), h. 108. 34

Al-Lajnah ad-Dâimah lil Buhûts al-‘ilmiyyah wal Ifta’, Fatawa al-Lajnah ad-

Dâimah, juz 26, (Riyad : al-IDâroh al-‘ammah ), h. 269. 35

Haiah Kibâril ‘ulama bil Mamlakah al-Arabiyyah as-Sa’ûdiyyah, Abhâts Haiah

Kibâril ‘ulamâ, Jilid 3, h.328. lihat Abdul Aziz ibn Abdullah ibn Baz, Majmû’ Fatawâ,

(Riyadh : Muhammad ibn Saud), h. 413-417. lihat jugaMuhammad ibn Abdul Aziz al-

Musnad, Fatâwâ Islamiyah : Muhammad ibn Shalih al-Utsaimin, Jilid 4, h. 371-372.

Page 30: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

17

sanad yang sampai kepada Nabi, untuk membuktikan validitas sebuah

hadis36

.

Para ulama dalam upaya memahami hadis lebih cenderung

memfokuskan pada riwayat dengan menekankan kepuasan dari sudut

gramatika, dengan pola episteme bayân37

. Kondisi ini akan menimbulkan

kendala, bila pemikiran-pemikiran yang dicetuskan oleh ulama terdahulu

dipahami sebagai status yang final dan dogmatis.

Oleh karena itu, untuk memahami status hadis, apakah ia adalah

hadîts shâẖiẖ38

, ẖasan39

, atau dha’îf40

, maka hadis tersebut perlu di takhrîj41

kemudian dilakukan kritik sanad dan kritik matan terhadap hadis tersebut

sehingga kita dapat mengambil kesimpulan (natijah) terhadap hadis yang

diteliti.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian

terhadap “Larangan Visualisasi dalam Konteks Gambar Nabi

Muhammad Saw (Studi Analisis Hadis dan Historis)” baik untuk

dilakukan, selanjutnya penulis mengangkatnya sebagai judul tesis.

36

Teori Validitas hadîts ini kemudian dikenal dengan istilah Ilmu Musthalah al-

Hadîts Dirayah Ulum al-Hadîts, lihat, Maẖmûd Thaẖẖân, Taisîr Musthalah al-Hadîts,

(Beirut: Dar al-Quran al-Karim,1979), Cet. Ke-2, h. 12. 37

Fazlur Rahman, Wacana Studi Hadîts Kontemporer (Yogyakarta: Tiara Wacana

Yogya, 2002), Cet. Ke-1, h. 141. 38

Hadîts Shaẖîẖ adalah hadis yang bersambung sanadnya, dinukil oleh orang yang

‘adil, dhabit, tanpa ada syadz dan ‘illat. Lihat Maẖmûd Thaẖẖân, Taisîr Musthalah al-Hadîts,

h. 33. 39

Hadîts hasan adalah setiap hadis yang diriwayatkan yang perawinya tidak

tertuduh berdusta dan hadîts tersebut tidak ada syadz. Lihat Maẖmûd Thaẖẖân, Taisîr

Musthalah al-Hadîts, h. 33. 40

Hadîts dhaif adalah hadis yang tidak mengumpulkan sifat-sifat hadîts Shaẖîẖ dan

hadîts hasan. Lihat Maẖmûd Thaẖẖân, Taisîr Musthalah al-Hadîts, h. 62. 41

Takhrîj secara Bahasa berasal Dâri kata: ج ج –خر تخريجا –يخر artinya

mengeluarkan sesuatu. Sedangkan menurut istilah Takhrîj adalah menunjukkan asal usul

hadîts pada kitab sumbernya berdasarkan sanad-sanadnya. Maẖmûd Thaẖẖân, Ushûl at-

Takhrîj wa Dirâsah al-Asânîd (Maktabah al-Qahirah, 2005), h. 14-17.

Page 31: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

18

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

identifikasi masalah yang penulis teliti dalam tesis ini adalah:

1. Apakah larangan melukis dan menggambar dalam Islam hanya

dikhususkan untuk sosok Nabi Muhammad Saw atau untuk semua

makhluk yang bernyawa?

2. Mengapa Islam melarang umatnya untuk melukis dan

menggambar makhluk yang bernyawa?

3. Apakah visualisasi sosok Nabi Muhammad Saw yang terjadi

akhir-akhir ini dikarenakan faktor kesengangajaan atau faktor

ketidaktahuan?

4. Apa hikmah adanya larangan memvisualisasikan sosok Nabi

Muhammad Saw?

5. Bagaimanakah penafsiran ulama pada hadis-hadis larangan

menggambar dan melukis makhluk yang bernyawa?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di

atas, maka yang menjadi titik sentral dari kajian ini paling sedikit ada tiga

pokok pembahasan baik ynag menyangkut status Hadis-Hadis tentang

Larangan memvisualisasikan makhluk yang bernyawa dalam hal ini sosok

Rasulullah Saw, pandangan para ulama fiqih dan ulama Hadis baik yang

klasik maupun kontemporer tentang masalah ini serta kaitannya dengan

kenyataan yang terjadi di tengah masyarakat pada masa kini.

Dengan demikian, penulis berharap kajian ini dapat mengarah pada

inti permasalahan yang menjadi topik pembahasan sehingga dapat menjawab

segala permasalahan untuk mendekatkan kita kepada pemahaman yang

benar.

Dengan adanya pembatasan masalah tersebut, penulis dapat

merumuskan masalah yang dinyatakan dalam bentuk pentanyaan sebagai

berikut?

1. Bagaimana status hadis-hadis tentang larangan memvisualisasikan

makhluk yang bernyawa dalam hal ini sosok Nabi Muhammad

Saw?

2. Bagaimana pemahaman para ulama tentang hadis-hadis yang

berkaitan dengan larangan memvisualisasikan makhluk yang

bernyawa dalam hal ini sosok Nabi Muhammad Saw?

Page 32: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

19

3. Apa hikmah adanya larangan memvisualisasikan sosok Nabi

Muhammad Saw?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Sebagaimana diketahui bahwa setiap tindakan yang dilakukan oleh

seseorang pasti mempunyai tujuan tertentu, maka demikian juga dengan

penulisan tesis ini mempunyai tujuan tertentu. Di antaranya adalah:

1. Untuk mengetahui status hadis-hadis yang berkaitan dengan

larangan memvisualisasikan makhluk yang bernyawa dalam hal

ini sosok Nabi Muhammad Saw dan mengungkap pemahaman

yang benar tentang larangan memvisualisasikan makhluk yang

bernyawa dalam hal ini sosok Nabi Muhammad Saw.

2. Untuk mengetahui peran dan fungsi adanya larangan

memvisualisasikan sosok Nabi Muhammad Saw.

3. Sebagai syarat untuk menyelesaikan studi S 2 di Pascasarjana IIQ

Jakarta.

Selanjutnya dari hasil penelitian ini, diharapkan berguna bagi para

pengkaji Islam, para cendikiawan dan umat Islam secara umum untuk

memiliki pengetahuan tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan

Hadis sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al-Qur’an. Dan juga

untuk membuka wawasan kita dalam memahami hadis-hadis nabi.

Selain itu, penulis juga dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai

dorongan untuk mencari minat peneliti lain khususnya di kalangan akademisi

dalam mengakaji ajaran-ajaran Islam secara Kâffah. Dan sebagai sumbangan

keilmuan dalam bidang hadis yang merupakan bagian dari hasanah keilmuan

Islam.

E. Metodologi Penelitian

Sebagaimana karya-karya ilmiah, setiap pembahasan masalah tentu

menggunakan metode untuk menganalisis permasalahan tersebut. Penelitian

ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu sebuah penelitian,

di mana data atau bahan-bahan rujukannya berasal dari buku-buku yang

berhubungan dengan tema.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis. Di mana

penelitian ini berusaha menggambarkan secara utuh konsep larangan

memvisualisasikan Nabi Muhammad dalam perspektif hadis-hadis Rasulullah

Page 33: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

20

Saw. Sebelumnya data yang diperoleh diproses dan dianalisa secara

proporsional. Yakni dengan memahami hadis-hadis Rasulullah Saw terutama

yang berkaitan dengan larangan memvisualisasikan Nabi Muhammad Saw

dengan memaparkan aspek yang terkandung di dalam hadis, meliputi

pemahaman terhadap kata dan kalimat, asbâbul al-wurûd dan pemahaman

yang pernah diberikan oleh nabi, sahabat, tabi’in, dan pensyarah lainnya dari

berbagai disiplin ilmu, seperti Bahasa, hukum, pendidikan, dan lainnya.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan tematik (maudhu’i), yaitu

menghimpun seluruh atau sebagian hadis yang berbicara mengenai topik,

dalam hal ini larangan memvisualisasikan Nabi Muhammad Saw. Kemudian

dicari relevansi suatu hadis dengan hadis lainnya dengan menggunakan

berbagai metode dan pendekatan untuk mengungkap makna yang terkandung

sehingga dapat ditarik kesimpulan menyeluruh mengenai topik yang dikaji42

.

Penelitian dengan metode di atas dilakukan melalui beberapa langkah:

1. Mengumpulkan data berupa hadis-hadis yang berkaitan untuk di

takhrîj terutama yang terdapat dalam al-kutub at-tis’ah guna

mengungkap hadis-hadis dari sumber aslinya.

2. Melakukan kritik hadis (naqd as-Sanad dan naqd al-Matan) dan

penentuan kualitas hadis, termasuk sanad dan derajat kualitas

hadis atau hukum hadis bersangkutan43

. Jika hadis tersebut

terdapat dalam shaẖîẖ al-Bukhârî dan Muslim, maka penulis tidak

melakukan kajian yang mendalam mengenai kualitas hadis.

Penulis juga menggunakan pendapat ulama dalam memberikan

penilaian terhadap hadis-hadis tersebut.

3. Pemahaman dan analisis terhadap kandungan hadis dengan

memanfaatkan kitab-kitab syarah dan literatur yang relevan.

4. Membuat konstruksi dan deskripsi kandungan hadis berdasarkan

topik dan pembagiannya.

5. Penarikan kesimpulan yang dilakukan secara deduktif.

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, dilakukan penelitian

terhadap sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer

terdiri dari kitab-kitab Hadis induk, dalam hal ini penulis akan menggunakan

al-kutub as-sittah, seperti Shaẖîẖ al-Bukhârî , Shaẖîẖ al-Muslim, Sunan at-

42

Yusuf al-Qardhawi, al-Madkhal li Dirâsah as-Sunnah an-Nabawiyah, (kairo :

Maktabah Wahbah, 1412 H/1992 M), h. 128. 43

Maẖmûd Thaẖẖân, Ushûl at-Takhrîj wa Dirâsat al-Asânid (Kairo : Dâr al-Kutub

as-Salafiyah, 1982), h. 10. Dan Aẖmad Ibn Muhammad as-Shiddiq al-Ghimari, Ushûl at-

Tafrij bi Ushûl at-Takhrîj, (Riyadh : Maktabah Thabariyah, 1994), h. 13.

Page 34: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

21

Tirmidzi, Sunan Abu Daud, Sunan An-Nasâ’i, Sunan Ibn Mâjah. Sedangkan

sumber data sekunder adalah kitab-kitab syarah seperti Fatẖ al-Bârî karya

Ibn Hajar al-Atsqalanî, Syarah an-Nawawi ‘alâ Shaẖîẖ Muslim, dan juga

buku-buku fiqih yang terkait dengan masalah visualisasi (fiqih empat

mazhab), dan bahan kepustakaan lainnya yang berhubungan dengan

visualisasi Rasulullah Saw.

a. Metode Pengumpulan Data

Langkah awal penulis akan mengumpulkan data dari berbagai

literatur Hadis yang berkaitan dengan riwayat yang sedang

dibahas, yakni seluruh Hadis yang berkaitan dengan larangan

memvisualisasikan Rasulullah Saw dan sub bahasan yang

berkaitan dengan topik dalam enam kitab Hadis (al-Kutub at-

Tis’ah) sebagi rujukan utama sesuai dengan petunjuk kitab al-

Mu’jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadis an-Nabawi yang

memudahkan penulis dalam melacak Hadis-Hadis tersebut dan

mengklasifikasikan dalam tema dan sub tema. Kemudian merujuk

kepada kitab-kitab yang diarahkan oleh Mu’jam tersebut.

b. Analisis Kualitatif dan Hukum Hadis

Setelah data dikumpulkan kemudian dianalisis secara kritis

dengan menggunakan pendekatan kritik sanad Hadis yang

mengacu pada kaidah keshahihan sanad Hadis yaitu Hadis yang

bersambung sanadnya (muttashil)44

sampai kepada Rasulullah

44

Yang dimaksud dengan muttashil adalah tiap-tiap periwayat dalam sanad

menerima riwayat dari periwayat terdekat sebelumnya; keadaan tersebut berlangsung sampai

akhir sanad. Lihat Maẖmûd Thaẖẖân, Taisîr Musthalah al-Hadîts, h. 33.

Page 35: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

22

saw, kemudian perawinya tsiqah (‘adil45

dan dhâbith46

), serta

terhindar dari syadz47

dan ‘illat48

.

Sementara sanad yang akan dipilih dalam penelitian sanad Hadis-

Hadis yang termasuk dalam klasifikasi tema adalah sanad yang dianggap

sesuai menurut penulis. Kemudian meneliti seluruh perawi terkait sampai

sahabat jalur sanad tersebut kecuali mukharrij. Dalam penelitian sanad ini,

melihat komentar ulama baik mutaqoddimîn maupun muta’akhirîn.

F. Kajian Pustaka

Pembahasan mengenai Rasulullah Saw secara umum sudah banyak

penulis temukan dalam berbagai literatur, baik dalam bentuk buku, maupun

skripsi. Namun penulis belum mendapatkan kajian khusus berupa buku,

skripsi, tesis maupun disertasi yang membahas khusus yang berkaitan dengan

visualisasi Rasulullah Saw dalam perspektif Hadis.

Di antara penelitian yang telah dilakukan adalah:

1. “Islam dan Seni” ., sebuah buku karya Yusuf al-Qardawi, al-Islâm

wa al-Fann (Islam dan Seni), Alih bahasa : Zuhairi Misrawi, Bandung

: Pustaka Hidayah, 2000. Buku tersebut membahas tentang beberapa

jenis seni dalam pandangan Islam. Beliau mengatakan bahwa seni

merupakan alat untuk mencapai tujuan, maka hukumnya sejalan

dengan hukum tujuannya. Kalau digunakan untuk tujuan yang halal,

maka hukumnya adalah halal. Kalau digunakan untuk tujuan yang

45

‘Adil adalah seorang perawi muslim, baligh, berakal sehat, tidak berbuat fasiq,

dan menjaga kehormatan. Lihat Maẖmûd Thaẖẖân, Taisîr Musthalah al-Hadîts, h. 33. 46

Dhâbith adalah orang yang kuat hafalannya tentang apa yang didengarnya dan

mampu menyampaikan hafalannya itu kapan saja dia kehendakinya. Lihat Abu Abdillah

Muhammad ibn Abdurrahman as-Syakhawi, Fatẖ al-Mugits, Juz I (Kairo : Maktabah as-

Sunnah, 1995), h. 15. 47

Menurut asy-Syafi’i, suatu hadis mengandung syadz, bila hadis itu hanya

diriwayatkan oleh seorang periwayat yang tsiqah, sedang periwayat yang tsiqah lainnya

tidak meriwayatkan hadis itu, dan terdapat pertentangan dengan hadis yang diriwayatkan

banyak orang. Muhammad Syuhudi Ismail, Kaedah KeShaẖîẖan Hadîts (Jakarta : Bulan

Bintang, 1995), h. 139. 48

‘Illat adalah sebab yang tersembunyi yang merusak kualitas hadis.

Keberadaannya menyebabkan hadis yang zhahirnya tampak Shaẖîẖ menjadi tidak Shaẖîẖ.

Lihat Maẖmûd Thaẖẖân, Taisîr Musthalah al-Hadîts, h. 34.

Page 36: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

23

haram maka hukumnya juga haram. Di dalam buku ini juga dibahas

tentang seni lukis dengan mengetengahkan ayat-ayat Al-Qur’an dan

Hadis-Hadis shahih Nabi Saw yang melarang dan mengharamkan

lukisan makhluk yang bernyawa dengan sangat keras dan bahkan

mengancamnya.

2. “Islam dan Seni Lukis (Studi Analisis Pendapat Imam an-

Nawawi Tentang Hukum Lukisan Makhluk Bernyawa)”., sebuah

skripsi yang di tulis oleh Sokhibun Ni’am, pada program S 1 al-

Ahwal al-Syahsiyah UIN Fakultas Syari’ah IAIN Wali Songo

Semarang , tahun 2006. Skripsi tersebut membahas tentang

Pandangan Imam Nawawi terhadap Hadis-Hadis Nabi yang

menunjukkan haramnya menyimpan atau membuat lukisan dengan

mengambil obyek makhluk bernyawa, yaitu gambar dalam bentuk

lukisan yang biasa dibuat oleh orang-orang jahiliyah untuk dipuja dan

diagungkan. Imam Nawawi berpandapat bahwa pekerjaan membuat

gambar atau lukisan dengan obyek makhluk bernyawa seperti

manusia dan binatang, baik dengan bentuk tiga dimensi (patung)

ataupun dua dimensi (lukisan) yang dipergunakan atau tidak

dipergunakan hukumnya adalah haram. Sedangkan membuat gambar

atau lukisan dengan obyek makhluk yang tidak bernyawa seperti

pohon, biji-bijian. dan pegunungan adalah halal hukumnya.

3. Mengenal Nabi Lebih Dekat Melalui Kitab Hadis al-Syama’il al-

Muhammadiyah, sebuah skripsi yang ditulis oleh Muamar, pada

program S 1 Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2010. Skripsi tersebut lebih

cenderung membahas tentang kualitas sanad hadis-hadis Nabi yang

terdapat dalam kitab al-Syamâil al-Muhammadiyah, sementara tesis

ini membahas lebih luas tentang kualitas sanad hadis-hadis yang

terdapat dalam kutub at-Tis’ah yang tidak hanya membahas

visualisasi verbal Nabi Muhammad Saw, tetapi tesis ini juga memuat

tentang hadis-hadis larangan menggambar makhluk yang bernyawa,

lalu menghadirkan dan menghubungkan pandangan para ulama

tentang larangan menggambar makhluk yang bernyawa dengan

larangan menggambar sosok Nabi Muhammad Saw.

Page 37: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

24

Selain dari tiga judul di atas, masih terdapat beberapa tulisan karya

ilmiah yang berkaitan dengan sosok Rasulullah saw seperti buku dan

skripsi49

.

Melihat judul-judul yang telah dikaji di atas baik berupa tesis, skripsi,

maupun buku, menunjukkan bahwa belum ada yang membahas secara khusus

kajian tentang larangan memvisualisasikan Nabi Muhammad Saw (studi

analisis hadis dan historis). Sehingga dalam hal ini penulis akan melihat

hadis-hadis yang berkaitan dengan masalah ini serta berbagai macam

pandangan ulama tentang masalah ini dan juga pengaruhnya di masyarakat.

G. Sistematika Pembahasan

Dalam penyusunan tesis ini, upaya yang ditempuh untuk

mendapatkan gambaran yang runtut sehingga mudah dipahami oleh pembaca

dengan memberikan sebuah sistematika sebagai berikut :

BAB I : Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah;

identifikasi masalah; pembatasan masalah; perumusan masalah; tujuan dan

kegunaan penelitiaan; sumber penelitian; metodologi penelitian; kajian

pustaka; kerangka teori penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II : Pada bab dua ini menjelaskan Tinjauan Umum Tentang Seni

Lukis Terdiri dari pengertian seni lukis, sejarah dan perkembangan dari seni

lukis, dalil-dalil normatif, Al-Qur’an dan as-Sunnah yang terkait dengan

hukum lukisan makhluk bernyawa serta pendapat para ulama tentang hukum

lukisan makhluk bernyawa.

BAB III : Bab ini penulis akan melakukan kegiatan takhrîj hadîts,

i’tibâr dan pembuatan skema hadis, kritik sanad dan matan serta meneliti

asbâb al-Wurûd al-Hadîts.

BAB IV : Membahas tentang hadis-hadis yang berkaitan dengan

visualisasi Nabi Muhammad Saw secara verbal yang dilakukan oleh para

sahabat terhadap fisik beliau, hikmah di balik larangan memvisualisasikan

Nabi Muhammad Saw, serta pandangan para ulama Hadis dan para ulama

fikih tentang larangan memvisualisasikan Nabi Muhammad Saw,

49

Di antara karya-karya tersebut adalah: al-Syamâil al-Muhammadiyah karya

Muhammad ibn Isa ibn Saurah at-Tirmidzî, al-Anwâr fî Syamâilin Nabî al-Mukhtar karya

al-Baghowî, Syamâilir Rasûl Saw karya Ahmad bin Abdul Fattah az-Zuwawî, al-Syamâil al-

Syarîfah karya Jalaluddin as-suyuthi, Jam’ul Wasâil fi Syarh al-Syamâil karya Ali bin

(Sulthôn) Muhammad, Wasâil al-Wushûl ilâ Syamâil ar-Rasûl Saw karya Yusuf bin Ismail

bin Yusuf an-Nabhanî.

Page 38: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

25

BAB V : Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan

saran-saran yang barangkali bisa dijadikan bahan refleksi bagi semua pihak.

Demikianlah gambaran sekilas tentang sistematika penulisan tesis ini,

semoga dalam pembahasannya dapat berjalan dengan lancar dan bermanfaat

bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. âmîn.

Page 39: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

149

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Alhamdulillah, sampailah penulis pada lembar akhir pada penelitian

ini. Sebagaimana yang telah penulis paparkan bahwa dalam Al-Qur’an dan

Hadis tidak sedikitpun ditemukan nash-nash yang secara eksplisit

menerangkan tentang hukum memvisualisasikan sosok Nabi Muhammad

Saw. Dalam persoalan ini dalil-dalil yang secara implisit menyinggung

persoalan lukisan makhluk bernyawa, salah satu contohnya visualisasi sosok

Nabi Saw hanya ditemukan dalam hadis.

Dari pembahasan mengenai larangan visualisasi dalam konteks

gambar Nabi Muhammad Saw yang telah penulis jabarkan dari bab ke bab

terhadulu, maka ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil, dari penelitian

sederhana yang penulis lakukan terhadap beberapa hadis tentang larangan

melukis makhluk yang bernyawa dan pendapat para ulama tentang hukum

memvisualisasikan Nabi Saw. Adapun kesimpulan-kesimpulan yang dapat

penulis kemukakan adalah:

1. Jika memperhatikan tentang kapasitas keilmuan, loyalitas dan

kepribadian pada bidang hadis yang dimiliki oleh masing-masing

periwayat yang meriwayatkan hadis-hadis tentang larangan

menggambar makhluk yang bernyawa, maka dapat disimpulkan

bahwa hadis-hadisnya adalah shaẖîẖ lizâtih. Karena semua

periwayatnya dapat diterima sebagaimana penilaian para ulama

yang telah dijelaskan, para kritikus hadis menilai mereka dengan

ta’dîl. Tidak ada satu pun temuan penulis dari kritikus hadis yang

menilai dengan tarjîh. Pada aspek ketersambungan sanad oleh

masing-masing periwayat, ditemukan adanya pengakuan

pertemuan antara guru dan murid dari satu thabaqât ke thabaqât

yang lainnya.

2. Para ulama sepakat bahwa membuat ataupun memajang gambar

atau lukisan makhluk-makhluk yang bernyawa, dalam hal ini

sosok Nabi Muhammad Saw dengan tujuan menandingi atau

meniru ciptaan Allah Swt, maka hal ini dilarang secara tegas,

sebab dikhawatirkan akan terjadi penyimpangan, seperti

menyembah gambar atau lukisan tersebut sebagaimana yang

terjadi pada masa jahiliyah. Adapun menggambar pepohonan atau

sesuatu yang tidak bernyawa hukumnya mubah.

Page 40: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

150

3. Hikmah di balik larangan memvisualisasikan sosok Nabi

Muhammad Saw dalam bentuk film, foto, gambar bergerak,

karikatur dan sejenisnya dapat menjaga akidah Umat Islam dari

kerusakan dan kehancuran, menghormati dan memuliakan

kedudukan beliau sebagai rasul utusan Allah Swt. Kesempurnaan

rupa dan akhlak beliau tidak mungkin untuk divisualisasikankan

secara jelas atau gamblang oleh orang-orang yang datang

kemudian, kecuali hanya dengan membaca riwayat-riwayat yang

sahih yang berkenaan dengan visualisasi beliau secara verbal.

B. Saran-saran

Sehubungan dengan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang hendak

penulis kemukakan, yaitu :

1. Dalam menerima suatu pendapat hendaklah kita terlebih dahulu harus

teliti dan jeli dalam memahaminya.

2. Para civitas elemen yang turut berkiprah dalam seni lukis hendaklah

lebih menumbuh kembangkan seni lukis dengan tidak menyalahi

ajaran aqidah, syari’at atau tata kesopanan Islam.

3. Perlu ditingkatkannya penelitian dalam bidang hadis yang berkaitan

dengan dunia seni, tidak terkecuali hadis-hadis yang menjadi objek

penelitian ini, karena kajian ini tidak menutup kemungkinan adanya

pengujian ulang atau pengembangan lebih lanjut.

Semoga tesis ini dapat menjadi inspirasi, menambah khazanah

keislaman dan memberikan manfaat bagi kita semua. âmîn.

Page 41: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

DAFTAR PUSTAKA

‘Atiyyah Saqr , Ahsanul Kalâm fi al-Fatâwâ wal Ahkâm, Jilid 1, Kairo: Dâr

Ghad al-‘Arabî.

A. J. Wiensick, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts an-Nabawi, terj.

Muhammad Fu’ad Abd. Al-Baqî, Juz III dan IV, Leidn: Matba’ah

Brail 1962.

Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van

Hoeve, 1996.

Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Majmu’ Fatâwâ, Riyadh : Muhammad bin

Saud.

Abdurrahman bin Sa’ad bin Ali asy-Syatsri, Zajarus Sufahâ ‘an Ibâhati

Tamtsîlis Shahâbah wal Anbiyâ’, Madinah: Dârul Hidayah, 2012.

Abu Hapsin, The Attitude of Islamic Law Toward Painting, Paper The Final

Exam of Islamic Art, Thailand : Mahidol University, 1998, t.d.

Abu Hudzaifah Ibrahim bin Muhammad, Rumah Yang Tidak di Masuki

Malaikat, terj. Kathur Suhardi, Cet. Ke-5, Jakarta: Pustaka Azzam,

2002.

Abu Husain ibn Faris ibn Zakariya, Mu’jam Maqayis al-Lughah, Juz II,

Beirut: Dâr al-Jail, 1991.

Abu Jaib Sa’dy, al-Qamus al-Fiqh Lughatan wa Istilahan, Damaskus: Dâr al-

Fikr, 1988.

Abu Muhammad Abd al-Mahdi, Metode Takhrîj Hadis, ter. Said Agil Husein

al-Munawwar, Semarang : Dina Utama, 1994.

Abu Muhammad Mahmud bin Ahmad Al-‘Ainî, ‘Umdatul-Qôrî Syarh

Shaẖîẖ Al-Bukhârî, jilid 22, Beirut: Dâr Iẖyâ al-Turâts al-‘Arabî.

Achmad Sunarto, Halal dan Haram dalam Islam, Surabaya : Bintang Terang,

1999.

Aẖmad bin Muhammad bin Ḫanbal, Musnad al- Imâm Aẖmad bin Ḫanbal,

Beirut : Dâr al-Fikr, 1991.

Page 42: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

Ahmad ibn Abd Razzaq, Fâtâwa al-Lajnah ad-Dâimah li al-Buhûts al-Ilmiah

wa al-Ifta, Cet. Ke-3, Jilid I, Riyadh: Dâr al-Balansyah, 2000.

Aẖmad ibn Ali ibn Syu’aib Abi Abd ar-Rahman an-Nasa’i, Sunan an-Nasa’i

bi Syarhi as-Suyuthi, Jilid VIII, Beirut: Dâr Fikr, 1995.

Aẖmad ibn Muhammad ibn Ḫanbal, Musnad al-Imâm Aẖmad ibn Ḫanbal,

Jilid 45, Damaskus : Mu’assasah ar-Risalah, 1421 H/2001 M.

Aẖmad Ibn Muhammad as-Shiddiq al-Ghimari, Ushûl at-Tafrij bi Ushûl at-

Takhrîj, Riyadh : Maktabah Thabariyah, 1994.

Aẖmad Mukhtâr Abdul Hamîd Umar , Mu’jam Al-Luhgah Al-Arabiyah Al-

Mu'âshiroh, jilid 3, Âlim al-kutub, 2008.

Al-Asqallanî, Fatẖ al-Bârî fî Syarẖ Shaẖîẖ al-Bukhârî , Juz 10, Beirut: Dâr

al- Ma’rifah, 1379 H.

Al-Fairûzâbâdî, Al-Qâmûs Al-Muhith, jilid 1, Beirut: Muassasah al-Risâlah,

2005.

Al-Fayûmî, Al-Mishbâh Al-Munîr fî Ghorîb al-Syarh al-Kabîr, jilid 1, Beirut:

al-Maktabah al-‘Ilmiyyah.

Ali bin Nafi al-‘ulyani, al-Tabarruk al-Masyrû’ wa al-Tabarrul al-Mamnû’,

terj. Abdul Rosyad Shiddiq, cet. Ke-3, Jakarta: Putaka al-Kautsar,

2003.

Al-Lajnah ad-Dâimah lil Buhûts al-‘ilmiyyah wal Ifta’, Fatawa al-Lajnah ad-

Dâimah, juz 26, Riyad : al-IDâroh al-‘ammah.

Al-Zamakhsyarî, Al-Fâ’iq fî Gharîbil Ḫadîts wa al-Atsar, jilid 2, Lebanon:

Dâr al-Ma’rifah.

Anwar al-Jundi, Pembaratan di Dunia Islam, Bandung; PT. Remaja

Rosdakarya, 1993.

Arifin Pulungan dkk, Peri Hidup Muhammad Rasulullah SAW, Medan :

Yayasan Persatuan Amal Bakti, 1963.

B. S. Mayers, The History of Art, dalam Humar Sahman, Mengenali Dunia

Seni Rupa, Semarang : IKIP Semarang Press, 1993.

Page 43: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Rajawali Pers, 1997.

Budhi Munawar Rahman, “Dimensi Esoterik dan Estetik Budaya Islam”,

dalam Zakiyuddin Baidhawi dan Mutohharun Jinan (eds.), Agama

dan Pluralitas Budaya Lokal, Surakarta; Penerbit Pusat Studi

Budaya dan Perubahan Sosial UMS, 2003.

Collingwood, R.G., The Principles of Art, New York : Oxford University

Press, 1974.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang : CV.

Toha Putra,1996.

DepDikBud., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1990.

Dewan Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Untuk Pelajar, Jilid 3, Jakarta :

PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001.

Dharsono Sony Kartika, Seni Rupa Modern, Bandung: Rekayasa Sains, 2004.

Fazlur Rahman, Wacana Studi Hadîts Kontemporer, Yogyakarta: Tiara

Wacana Yogya, 2002.

Hamdy Salad, Agama Seni, “Refleksi Teologis Dalam Ruang Estetik”,

Yogyakarta : Semesta, 2000.

Hamka, Tafsir al-Azhar, Juz 10, Cet. Ke-3, Jakarta : PT. Pustaka Panjimas,

2004.

Herbert Read , The Meaning of Art, New York : Pinguin Book, 1959.

http://blog-senirupa.blogspot.com/2012/12/seni-lukis.html, Diunduh 17 April

2015.

http://hukum.kompasiana.com/2012/09/15/amerika-harus-bertanggung-

jawab-atas-film innocence-of-muslims-487123.html. Diunduh 27

Desember 2014

http://rindutulisanislam.blogspot.com/2013/03/hukum-menggambar-wajah-

nabi-muhammad saw.html. diakses 1 Juni 2015, pukul 10 : 48.

http://www.fimadani.com/hukum-memvisualisasikan-nabi-dalam-gambar/

Page 44: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

Diunduh 28 Januari 2015.

http://www.majelisrasulullah.org/forums/search/menggambar+nabi/ Diunduh

28 Januari 2015.

http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-nuh-ayat-21

28.html#sthash.bcKJbnut.dpuf Diunduh 28 Mei 2015 pukul 11.10

WIB

Ibn Hajar al-Atsqalani, Tahdzîb at-Tahdzîb, Juz X, t.tp: Dâr al-Fikr, tth.

Ibnu ‘Asakir, Tarikh Dimasyq, Juz 71, Beirut: Dâr al-Fikr, 1995 M.

Ibnu Atsîr, An-Nihâyah fî Gharîbil Ḫadîts wa al-Atsar, jilid 3, Beirut: al-

Maktabah al-‘Ilmiyyah, 1979.

Ibnu Manzhur al-Anshari, Lisân al-Arab, Juz.VI, Beirut: Dâr Shôdir, 1414 H.

Ibnul Jauzî, Ghorîb al-Hadîts, jilid 2, Beirut : Dâr al-Kutub al-Ilmiyyah,

1985.

Ibrahim bin Muhammad bin Muhammad, al-Bayân wa at-Ta’rîf fî Asbâb

Wurûd al-ẖadîts al-Syarîf, Jilid 1, Beirut: Dâr al-Kitâb al-‘Arabî.

Ibrahim ibn Muhammad Kamaluddin yang terkenal dengan Ibnu Hamzah al-

Dimsyaqi al-Husaini, al-Bayân wa al-Ta’rîf fî Asbâb Wurûd al-

Hadîts al-Syarîf, Beirut: al-Maktabah al-Ilmiyyah, tt.

Imâm Nawawî, Shaẖîẖ Muslim bi Syarh al-Imâm an-Nawawî, Beirut : Dâr

al-Fikr, 1981.

Isharul Haque, Menuju Renaisance Islam, Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2003.

Ismail Raji’ al-Faruqy, Cultural Atlas of Islam. Terj. Hartono Hadi Kusumo,

Yogyakarta :Yayasan Bentang Budaya, 1999.

Jamaluddin Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzîb al-KamâL fi Asmâ’ ar-

Rijâl, Beirut: Muassasah al-Risâlah, 1992.

James Hall, Modern Culture and The Art, Santa Cruz : University of

California Press, 1981.

Page 45: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

JS. Badudu dan Sultan Muhammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia,

Cet. Ke-3, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1994.

Kasman K.S., “Kondisi Seni Patung di Mata Masyarakat Islam di Zaman

Modern”, dalam Jabrohim dan Saudi Berlian (eds.), Islam dan

Kesenian, Yogyakarta; PP. Muhammadiyah, 1995.

Kuss Indarto, “Meta-Etalase, Reading Bodies”, dalam Katalog Pameran,

Meta-Etalase, Semarang : Galeri Semarang, 25 Juni – 9 Juli, 2005.

Lembaga Dakwah Kampus Sahabat Muslim Universitas Negeri Jakarta (LDK

SALIM UNJ), http://salimunj.com/s2/2015/01/13/inilah-hukum-

menggambar-wajah-nabi. Diunduh 28 Januari 2015.

Lidwa Pusaka i-Software - Kitab 9 Imâm Hadîtst : 2010.

M. Affandi, Ekspresi Simbolik, Religius dan Estetika dalam Karya Lukis

Kaligrafi, Yogyakarta: FPBS-IKIP, 1994.

M. Quraish Shihab, “Islam dan Kesenian”, dalam Jabrohim dan Saudio

Berlian (eds),Islam dan Kebudayaan, Yogyakarta : PP.

Muhammadiyah, Cet. ke-1, 1995.

M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi: Al-Quran dan Dinamika

Kehidupan Masyarakat, Jakarta : Lentera Hati, 2006.

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran : Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai

Persoalan Umat, Bandung : Penerbit Mizan.

M. Syuhudi Ismail, Ilmu Hadîts IX, Ujung Pandang: Fak. Syariah IAIN

Alauddin, 1989.

M. Syuhudi Ismail, Kaedah KeShaẖîẖan Sanad Hadîts; Telaah Kritik dan

Tinjauan dengan Pendekatan Ilmu Sejarah, Jakarta: Bulan Bintang,

1998.

M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Jakarta: Bulan

Bintang, 1992.

Maẖmûd Thaẖẖân, Taisîr Musthalah al-Hadîts, Beirut: Dar al-Quran al-

Karim,1979.

Page 46: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

Maẖmûd Thaẖẖân, Ushûl at-Takhrîj wa Dirâsah al-Asânîd, Maktabah al-

Qahirah, 2005.

Maẖmûd Thaẖẖân, Ushûl at-Takhrîj wa Dirâsat al-Asânid, Kairo : Dâr al-

Kutub as-Salafiyah, 1982.

Majlis Ulama Afrika Selatan, Fotografi Mengikut Hukum Islam, Alih Bahasa

: Siti Rabi’ah Sarnap dan Hamizan Hussin, Johor : Daiwal Corp.

Printers & Book Ibnders.

Majma’ al-Lughoh al-‘Arobiyyah bi al-Qôhiroh, Al-Mu’jam Al-Wasîth, jilid

1, Kairo: Dâr al-Da’wah.

Mike Susanto, Diksi Rupa : Kumpulan Istilah Seni Rupa, Yogyakarta :

Kanisius, 2002.

Mohammad Atho Mudzhar, Fatwa- fatwa Majelis Ulama Indonesia

(MUI): Sebuah Studi tentang Pemikiran Hukum Islam di Indonesia

1975-1988, Jakarta: INIS 1993.

Muhammad ibn Ismail, Shaẖîẖ Al-Bukhârî , Damaskus : Dâr Thuq an-

Najah, 1422 H.

Muhammad Anshari, Pernikahan Dini Menurut Perspektif Hadîts “Tesis”,

Jakarta: Program Magister Agama pada Konsentrasi Ulumul Quran

dan Hadîts IIQ, 2014.

Muhammad ibn Abdurrahman as-Syakhawi, Fatẖ al-Mugits, Juz I, Kairo :

Maktabah as-Sunnah, 1995.

Muhammad ibn Isa ibn Saurah at-Tirmidzî, Sunan at-Tirmidzî, Mesir:

Mathba’ah Musthofa al-Babiy al-Halabi, 1975.

Muhammad Isa, Muslims and Tashwir, dalam Kenneth Cragg & Edwin

E.Calverley, The Muslim World, vol. XLV, Hartford : The Hartford

Seminary Foundation, 1995.

Muhammad Quthub, Jahiliyah Abad Dua Puluh, Bandung; Mizan, 1990.

Muhammad Rowâs Qol’ajî, Mu’jam Lughoh al-Fuqohâ, Dâr al-Nafâis,

1988.

Page 47: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

Muhammad Syuhudi Ismail, Kaedah KeShaẖîẖan Hadîts, Jakarta : Bulan

Bintang, 1995.

Muhammadiyah Amin., Menembus Lailatul Qadr; Perdebatan Interpretasi

Hadis Tekstual dan Kontektual, Makassar: Melania Press, 2004.

Muin Salim, Konsepsi Politik dalam al-Qur’an, Jakarta: LSIK & Rajawali

Press, 1994.

Muslim ibn Hajjaj, Shaẖîẖ Muslim, Beirut: Dâr Ibn Hazm, 1416 H.

Mustofa Bisri, Saleh Ritual Saleh Sosial, Bandung : Mizan, 1994.

Oloan Situmorang, Seni Rupa Islam : Pertumbuhan dan perkembangannya,

Bandung : Angkasa, 1993.

Republika, 13 Februari 2006. Buletin Dakwah ASH-SHAF, Edisi 96/Tahun

III/Muharram 1427 H. Diunduh 27 Desember 2014.

Said Agil Husain al-Munawwar , Studi Kritis Hadits Nabi: Pendekatan

Sosio-Historis Kontekstual Asbabul Wurud, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2001.

Sanento Yuliman, Dua Seni Rupa, Jakarta : Kalam, 2001.

Shalah ad-Din al-Adabi, Manhaj an-Naqd al-Matan, Beirut: Dâr al-Faq,

1983.

Shidarta Auctioneer, Islamic Art, Jakarta : PT Balai Lelang Horizon, 2007.

Soedarso, Seni Lukis Kaligrafi Islam, Yogyakarta: ISI, 1992.

Soegeng TM. Ed, Pengantar Apresiasi Seni Rupa, Surakarta : ASKI, 1987.

Subhi ash-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu hadis, terj. Tim Pustaka Firdaus,

Jakarta: Pustaka Firdaus, 2009.

Sulebar M. Sukarman, “Berbagai Pengalaman Kreatif”, dalam Katalog

Pameran Tunggal II Ari Setiawan: Berbagai Pengalaman Kreatif ,

Semarang : Museum Ronggowarsito, 28 Nov – 2 Des, 2005.

Syamsuddîn Adz-Dzahabî, al-Kabâir, Beirut: Dâr al-Nadwah al-Jadîdah.

Page 48: LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI …repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/624/2/212410492... · 2020. 4. 14. · LARANGAN VISUALISASI DALAM KONTEKS GAMBAR NABI MUHAMMAD

Syamsul Anwar, “Pandangan Islam Terhadap Kesenian”, dalam Jabrohim

dan Saudi Berlian (eds.), Islam dan Kesenian, Yogyakarta : Majelis

Kebudayaan Muhammadiyah Universitas Ahmad Dahlan dan

Lembaga Litbang PP Muhammadiyah, 1995.

Taqiyuddin an-Nabhani, Asy-Syakhsiyah al-Islamiyah, Jilid 2, Beirut : Dâr al-

Ummah, 1994.

Tharwat ‘Ukashah, Târîkh al-Fan al-Tashwîr al-Islâm, Beirut : al-Muassasah

al- Arabiyah, 1997.

UNESCO, Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Kebudayaan, Bandung;

Penerbut Pustaka, 1997.

Utang Ranuwijaya, Ilmu Hadis, Jakarta : Gaya Media Pratama, 1996.

Yusuf al-Qardawi, al-Islam wa al-Fann (Islam dan Seni), Alih bahasa :

Zuhairi Misrawi, Bandung : Pustaka Hidayah, 2000.

Yusuf al-Qardhawi, al-Madkhal li Dirâsah as-Sunnah an-Nabawiyah, Kairo :

Maktabah Wahbah, 1412 H/1992 M.

Yusuf al-Qardlawi, Al-Halâl wa Harâm fi al-Islâm, Beirut : Al-Maktab al-

Islamy, 1994.

Yusuf Qardlawi, Fiqh Musik dan Lagu, Bandung : Mujahid Press, 2002.

Zakasih Ahmad, http://www.fimadani.com/hukum-memvisualisasikan-nabi-

dalam-gambar/ Diunduh 28 Januari 2015.