Lapusus Faris Nefropati

download Lapusus Faris Nefropati

of 50

Transcript of Lapusus Faris Nefropati

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    1/50

    DAFTAR MASALAH

    No Tanggal

    18-06-2015

    Masalah aktif

    1 DM tipe II

    2 Nefropati diabetikum

    !ertigo

    " #ipertensi

    No Masalah inaktif Tanggal

    - - -

    BAB I

    CATATAN MEDIS

    I. ANAMNESA

    1

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    2/50

    $namnesis dilakukan di bangsal dahlia II 1% &uni 2016 pukul 12' 0 (I) se*ara

    autoanamnesis'

    A. IDENTITAS PENDERITA

    a Nama + N,' uti,em

    b .sia + "8 tahun

    * /enis kelamin + erempuan

    d $lamat + ota emarang

    e eker&aan + Tidak beker&a

    f No' M +50-68-5%

    g Tgl Masuk +16 3 06-2016

    h Tgl eriksa +1% 3 06 -2016

    i Tgl eluar +0 - 05 -2016

    & uang + Dahlia 2' 15

    )' Keluhan Utama+ pusing berputar 4- " hari

    C. Riwayat Penyakit Sekaan! "

    asien datang ke I .D T../7 emarang diantar

    keluargan,a dengan keluhan muntah 9 10:; hari se&ak < 2 bulan M

    Muntah berupa makanan ,ang dimakan dan lendir' 2 hari M pasien

    merasa perut sebah dan penuh' asien tidak mengalami muntah ,ang

    men,embur dan muntah disertai darah; guratan darah disangkal' Dalam 1

    hari pasien muntah 9 10: sehingga badan lemas dan tidak nafsu makan'

    etika hendak makan pasien selalu merasa mual kemudian diikuti muntah'

    Muntah dirasa membaik apabila tiduran ' selain muntah pasien &uga

    mengeluhkan mual dan sakit diuluhati' asien selalu mengalami mual terlebih

    dahulu kemudian diikuti muntah'

    elain itu pasien mengeluhkan )$) *air 95: se&ak < 2 bulan M'

    )$) *air ini mun*ul bersamaan dengan muntah' )$) *air =arna ke*oklatan

    2

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    3/50

    kadang disertai ampas kadang han,a lendir dan air sa&a dan tidak disertai bau

    busuk' )$) darah segar disangkal )$) kehitaman disangkal'

    < 1 bulan M pasien mengeluhkan sering berdebar- debar saat

    sedang aktifitas maupun istirahat n,eridada >-? sesak nafas >-? kesemutan

    dan tangan kaki terasa kebas dirasa se&ak < 1 tahun M

    < hari M pasien demam nglemeng' Demam ,ang dirasa terus

    menerus makin lama makin demam' Demam hingga menggigil disangkal'

    /adi se&ak -? )$) *air

    >-? namun tidak mau makan' emudian keluhan kambuh )$) *air 9 5: dan

    muntah 9 10: dan diba=a ke kembali' e&adian ini telah berulang ":

    selama 2 bulan' aat ini pasien datang ke Tugure&o dengan keluhan ,ang

    serupa'

    D. Riwayat Penyakit Dahulu

    a' i=a,at #ipertensi + tidak terkontrol

    b' i=a,at Diabetes Millitus + Diakui se&ak 2012' asien kontrol rutin

    dipuskesmas diberi metformin : sehari sebelum makan'

    *' i=a,at sakit lambung; usus + Disangkal

    d' i=a,at operasi > bagian perut?+ Disangkal

    e' i=a,at alergi obat + Disangkal

    f' i=a,at $sma + Disangkal

    E. Riwayat Penyakit Kelua!a

    a' i=a,at en,akit erupa + Disangkal

    b' i=a,at #ipertensi + tidak diketahui

    *' i=a,at Diabetes Millitus + tidak diketahui

    d' i=a,at $sma + tidak diketahui

    F. Riwayat Pi#a$i

    a' onsumsi asam dan pedas + disangkal

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    4/50

    #. onsumsi alkohol + Disangkal

    %. i=a,at Merokok + disangkal

    &. Riwayat S'(ial Ek'n'mi

    asien tidak beker&a tinggal bersama anakn,a ' )ia,a pengobatan

    menggunakan /amkesda ota emarang'

    H. Anamne(a Si(tem

    eluhan utama Pu(in! #e)uta

    epala using >4?**ekot *ekot >-?

    Mata englihatan kabur >4? pandangan ganda >-?berkunang-kunang >-?

    #idung mimisan >-? tersumbat >-?

    Telingapendengaran berkurang >-? gembrebeg >-? keluar *airan >-?

    darah >-?'

    Mulutsaria=an >-? luka pada sudut bibir >-? bibir pe*ah- pe*ah >-? gusi

    berdarah >-? mulut kein! +,-.

    @eher embesaran kelen&ar limfe >-?

    Tenggorokan akit menelan >-? suara serak >-? gatal >-?'

    istem respirasi esak nafas+,-*batuk >4?

    istem

    kardioAaskuler

    esak nafas saat beraktiAitas >-? n,eri dada >-? berdebar-debar

    >-? keringat dingin >-?

    istem

    gastrointestinal

    mual +,-* muntah +,-*)$) hitam >-? BAB %ai +,-* na(u makan

    menuun +,- )eut (e#ah +,- nyei ulu hati +,-

    istem

    muskuloskeletal

    N,eri otot >-? n,eri sendi >-? kaku otot >-? badan lemes >-? luka

    ,ang tidak sembuh >-?

    istem

    genitourinaria

    en*ing =arna seperti teh >-? sering ken*ing >4? n,eri saat

    ken*ing >-?ken*ing nanah>-?sulit memulai ken*ing >-? an,ang-an,angan >-?'

    kstremitas atas@uka >-? ke(emutan +/-*ke#a( +/- kaku digerakan >-? bengkak

    >-? sakit sendi >-? akral dingin >-?

    kstremitas ba=ah@uka >-? ke(emutan +/-*ke#a( +/-kaku digerakan >-? bengkak

    >-? sakit sendi >-? akral dingin >-?

    istemneuropsikiatri

    e&ang >-? gelisah >-? mengigau >-? emosi tidak stabil >-?

    istem

    Integumentum

    ulit kuning >-? pu*at >-? gatal >-? tampak kering >-?

    II. PEMERIKSAAN FISIK

    emeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 1% /uni 2016 +

    1' eadaan .mum

    Tampak lemas

    "

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    5/50

    esadaran *ompos mentis

    B "M6!5C 15

    2' tatus ii

    ))+ 65 kg

    T)+ 16E *m

    )MI C 22%6 kg;m2

    esan +Normoweight

    @ingkar perut + 8 *m

    ' Tanda !ital

    Tensi + 158;EE mm#g

    Nadi + 102:;menit irama reguler isi dan tegangan *ukup kanan- kiri

    espirasi + 20 :;menit

    uhu + %'F B >pera:iller?

    "' kala /atuhM7 > Morse Gall *ale?

    kor + 20 >kesan esiko rendah?

    5' kala n,eri + 2 >ringan?

    6' tatus Internus

    1' epala + esan meso*ephal turgor didahi 92 detik

    2' Mata + on&ungtiAa pu*at >-;-? sklera ikterik >-;-? reflek pupil

    dire*t >4;4? reflek pupil indire*t >4;4? edem palpebral >-;-? pupil isokor

    >25 mm; 25 mm?

    ' Telinga + erumen >-? n,eri tekan mastoid >-;-? n,eri tekan tragus

    >-;-?

    "' #idung + Nafas *uping hidung >-? deformitas >-? se*ret >-?

    5' Mulut + ianosis >-? lidah kotor >-? stomatitis >-?

    6' @eher + embesaran limfonodi >-? n,eri tekan tragus >-? otot bantu

    pernapasan >-? pembesaran tiroid >-?

    %' Thoraks

    5

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    6/50

    Normo*hest simetris retraksi supraternal >-? retraksi inter*ostalis

    >-? ginekomastia >-? sela iga melebar >-? pembesaran kelen&ar getah

    bening aksilla >-?

    C'

    - Inspeksi + I*tus *ordis tidak tampak

    - alpasi + I*tus *ordis kuat angkat di IB ! 2 *m ke medial linea

    mid*laAi*ularis sinistra lebar 2:2**m' ternal lift >-? pulsus

    epigastrium >-? pulsus parasternal >-? thrill >-?

    - erkusi + )atas &antung

    - )atas atas &atung + IB II linea parasternal sinistra

    - inggang &antung + IB III linea parasternal sinistra

    - )atas kiri ba=ah &antung + IB ! 2 *m ke medial linea

    mid *laAi*ula sinistra

    - )atas kanan ba=ah &antung + IB ! linea sternalis de:tra

    - esan + konfigurasi &antung normal

    , $uskultasi + )/ I9 II reguler frekuensi 9 100:;menit bising >-? gallop>-?

    Pulm'

    De0ta Sini(ta

    Pulm' De)an

    6

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    7/50

    In()ek(i

    )entuk dada

    #emitohora:

    (arna

    Normal

    imetris statis dinamis

    ama seperti kulit sekitar

    Normal

    imetris statis dinamis

    ama seperti kulit sekitarPal)a(i

    N,eri tekantem fremitus

    >-?Normal kaCki

    >-?Normal kaCki

    Peku(i onor seluruh lapang paru onor seluruh lapang paru

    Au(kulta(i

    uara dasaruara tambahan

    - (heeing

    - onki kasar - )#

    !esikuler

    >-?

    >-?>-?

    !esikuler

    >-?

    >-?>-?

    Pulm' Belakan!

    In()ek(i

    )entuk dada

    #emitohora:(arna

    Normal

    imetris statis dinamisama seperti kulit sekitar

    Normal

    imetris statis dinamisama seperti kulit sekitar

    Pal)a(i

    N,eri tekantem fremitus

    >-?Normal kaCki

    >-?Normal kaCki

    Peku(i onor seluruh lapang paru onor seluruh lapang paru

    Au(kulta(i

    uara dasar

    uara tambahan

    - (heeing- onki kasar

    - )#

    !esikuler

    >-?>-?

    >-?

    !esikuler

    >-?>-?

    >-?

    Tampak pulmo anterior Tampak pulmo posterior

    esan + paru dbn

    1. A#$'men

    Inspeksi + ermukaan *embung =arna sama dengan kulit sekitar

    sikatriks >-? striae >-? Aene*tasi >-?

    %

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    8/50

    $uskultasi + )ising usus >4? 1 kali; menit

    erkusi + Timpani seluruh region abdomen ekak sisi >4? undulasi >-?

    pekak alih >-? batas paru hepar !I linea mid*laAikula de:tra

    liAer span

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    9/50

    Darah rutin > 16-06 2016?

    Sk'

    Dal$i'n'

    Muntah/haus : 1 Vox cholerica : 0TD sistolik 60-90

    mmhg : 0

    Turgor kulit menurun :

    1TD sistolik < 60mmHg :

    0

    washer woman han :

    0!ai " 1#0x/menit : 0 $xtremitas ingin : 0%&atis : 0 'ianosis :0

    'omnolen/koma/stu&or :

    0

    (sia )0-60 th :-1

    **" +0x/menit:0 (sia " 60 th :0,acies cholerica :0 'kor : 1

    E

    emeriksaan #asil atuan Nilai Normal

    @ekosit H 45*67 10;ul 8 3 106

    ritrosit "'" 10;ul "" 3 5E

    #emoglobin 11E g;dl 12 3 1%

    #ematokrit L 45.86 J "0 3 52

    MB! L 17.66 Gl 80 3 100

    MB# 2%'"0 g 26 3 "

    MB#B H %'10 g;dl 2 3 6

    Trombosit EE 10;ul 150 3 ""0

    D( 12'10 J 115 3 1"5

    osinofil absolute L 6.65 10;ul 00"5 3 0""

    )asofil absolute 0'06 10;ul 0 3 002

    Neutrofil absolute H 51.44 10;ul 18 3 8

    @imfosit absolute 2'01 10;ul 0E 3 52

    Monosit absolute # 2'2 10;ul 016 3 1

    osinofil L 6.86 J 2 3 "

    )asofil 0'20 J 0 3 1

    Neutrofil H 29.46 J 50 3 %0

    @imfosit L 1.56 J 25 3 "0

    Monosit %'20 J 2 3 8

    Kimia klini

    lukosa se=aktu H484 mg;d@ K125

    alium "'2 mmol;@ '5-5'0

    Natrium L848.2 mmol;@ 15-1"5

    Bhlorida E%'1 mmol;@ E5-105

    reatinin # 2'02 mg;d@ 06-0'E0

    alsium E'1 mg;d@ 8'1 3 10'"

    .reum # 588 mg;dl 100 -500

    7T H 77 .;@ 0-5

    T 0 .;@ 0-5

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    10/50

    . $

    10

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    11/50

    Inte)eta(i Ha(il EK& "

    1' Irama + inus

    2' Grekuensi + 108:;menit

    ' egularitas + egular interAal konsisten

    "' $:is + lead I >4? a!G >- ? deAiasi ke kiri

    5' Lona transisi + !"

    6' el + mitral di lead II III a!G

    %' InterAal + 02 detik >5 kotak ke*il?

    8' omplek + 008 detik >2 kotak ke*il?

    E' el + patologis di lead a!

    11' T segmen + isoelektrik

    12' el T + K 5 kotak ke*il >K 02 detik?

    11

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    12/50

    esan + Irama sinus takikardi regular dengan deAiasi *or ke kiri disertai

    hipertrofi atrium kiri'

    I:. DAFTAR ABN;RMALITAS

    Anamnesis Pemeriksaan sik Pemeriksaanpenunjang

    1' Muntah 9 10:;hari

    se&ak @$D?hipertrofi atrium kiri

    :. DAFTAR MASALAH

    1' astroenteritis kronik dengan dehidrasi ringan-sedang

    12"56%81011"161%2122 2 2"

    2' Diabetes Melitus tipe II121520

    ' Neuropati diabetika11121E20

    "' #ipertrofi atrium kiriE182526

    :I. RENCANA PEMECAHAN MASALAH

    8. P'#lem " &a(t'enteiti( k'nik $en!an $ehi$a(i in!an (e$an!

    12

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    13/50

    A((e(ment + astropharesis diabetika fek samping konsumsi Metformin

    &angka pan&ang Irritable )o=el ,ndrom infeksi parasit Inflammator,

    )o=el Disease Belia* disease

    tiologi +

    - kelainan non obstruktif'

    Gaktor resiko +

    - .sia lansia

    - /enis kelamin

    - DM tipe II se&ak " th dengan pengobatan rutin metformin :

    500mg

    omplikasi +

    - omplikasi metaboli* + dehidrasi alkalosis metaboli*

    hipokalemi hiponatremi

    - $spirasi isi lambung

    - sofagitis

    - Mallor, =eiss sindrom

    Ini(ial Pan "

    Diagnosis + endoskopi >kolonoskopi? feses rutin tes pengosongan

    lambung dengan s*intigraph, Bolon in loop'

    Terapi +

    o kor daldiono 1 defisit *airan + >1;15? : 58 kg : 100 C 8%

    **

    Dalam 2" &am + E216 **25'6 tpm0 tpm

    @ 0 tpm

    o ulare: 60 mg : 1 setelah makan

    o In&eksi meto*loperamid >10mg; 2ml? setiap 12 &am

    o .lsafat s,irup 500mg ; 5ml setiap 12 &am 1 *th sebelum

    makan

    1

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    14/50

    o In&eksi omepraol "0 mg setiap 2" &am

    o ara*etamol 500 mg tiap 8 &am

    Monitoring + frekuensi muntah )$) . TT! kadar elektrolit

    dukasi +

    - Tirah baring

    - Mengkonsumsi makanan ,ang disukai'

    - Dimulai dari makanan ,ang halus dan porsi ke*il tetapi sering

    - Diusahakan mengkonsumsi air putih setelah muntah

    - Menghindari makanan ,ang merangsang muntah seperti

    makanan pedas asam kopi dan teh'

    5. P'#lem " Dia#ete( Melitu( ti)e II

    A((e(ment+ Diabetes Melitus tipe II dengan komplikasi

    tiologi +

    - ekurangan produksi insulin

    - esistensi insulin

    Gaktor resiko +

    - .sia lansia stress geneti* pola makan tidak terkontrol'

    omplikasi +

    - .lkus DM hipoglikemi

    - Neuropati diabetika $D

    - astropharesis diabetika

    Ini(ial Plan "

    Diagnosis + D D2 #b$1B rofil @ipid $sam .rat

    Terapi +

    o Mengganti metformin dengan gliuidone 0 mg po 0 menit

    sebelum makan pagi ;2" &am

    1"

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    15/50

    Monitoring + . TT! D setiap 12 &am D2 setiap 2" &am

    dukasi +

    - engaturan pola makan 60J karbohidrat 20J protein 15J

    lemak 5J serat

    - Membatasi makanan ; minuman ,ang manis

    - Memberitahukan bah=a pengobatan bersifat &angka pan&ang

    dan terus menerus

    - 7lahraga 0 menit dalam 1 hari

    4. P'#lem " Neu')ati Dia#etika

    A((e(ment "Neuropati diabetika

    tiologi +

    - esistensi endoneural Aaskuler

    - adar gula ,ang tidak terkontrol

    Gaktor resiko +

    - .sia lansia stress geneti* pola makan tidak terkontrol DM

    tidak terkontrol

    omplikasi +

    - .lkus DM

    Ini(ial Plan "

    Diagnosis + D D D2 #b$1B M

    Terapi +

    o Me*obalamin 500 mg setiap 8 &am

    Monitoring + . TT! D setiap 12 &am D2 setiap 2" &am

    dukasi +

    15

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    16/50

    - engaturan pola makan 60J karbohidrat 20J protein 15J

    lemak 5J serat

    - Membatasi makanan ; minuman ,ang manis

    - Memberitahukan bah=a pengobatan bersifat &angka pan&ang

    pda terus menerus

    - 7lahraga 0 menit dalam 1 hari

    - )er&alan selalu menggunakan alas kaki

    - Men&aga permukaan kulit bebas luka

    7. P'#lem " Hi)et'i Atium Kii

    A((e(ment "tenosis mitral mitral insufisiensi

    omplikasi +

    - ardiomiopati dilatasi

    Ini(ial Plan "

    Diagnosis + ontgent Thora: $;@ *hokardiografi

    Terapi +

    o Infus @ 0 tpm

    Monitoring + . TT!

    dukasi +

    - Tirah )aring

    - Mengurangi aktifitas berat

    :II. PR;&RESS N;TE

    Tanggal 2%Mei 2016

    7

    Mual >4? muntah 9 10:;hari makan >-? han,a makan bis*uit bi&i

    punggung panas >4? )$)*air ":;hari

    . + tampak lemas

    16

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    17/50

    $

    esadaran + BM

    TD + 1"5; E0 mm#g

    # + %8 :;menit + 22 :;menit

    T + 65 oBD + 18E mg;dl

    Bor +

    - $uskultasi + )/19 II regular #K 100:;menit

    $bdomen +- Inspeksi tampak datar

    - $uskultasi )ising usus 1":;menit

    - alpasi n,eri tekan epigastrium >4?turgor K 2O- erkusi timpani

    :tremitas + kesemutan >4;4? akral dingin >-?

    atroenteritis kronik

    DM tipe II

    Neuropati diabetika$#

    Terapi lan&ut

    Tanggal # Mei #016

    '

    2

    Mual >4? muntah 9 5:;hari makan >-?ketika mau makan selalu mualdan muntah punggung panas >4? )$)*air 2:;hari tidak bisa tidur

    . + tampak lemas

    esadaran + BMTD + 158; 88 mm#g

    # + 8E :;menit

    + 1E :;menit

    1%

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    18/50

    %

    3

    T + 65 oB

    D + %6 mg;dl

    Ha(il La# "#b$1* 5'5 J

    olesterol total 18% mg;dlTrigliserid 102 mg;dl

    @D@ 28 mg;dl

    #D@ 1 mg;dl

    $sam .rat 8'E mg;dl$bdomen +

    - Inspeksi tampak datar

    - $uskultasi )ising usus 8:;menit- alpasi n,eri tekan epigastrium >4?turogor K 2O

    - erkusi timpani:tremitas + kesemutan >4;4? akral dingin >-?

    atroenteritis kronik

    DM tipe IINeuropati diabetika

    $#

    #iperurisemia

    - Terapi tetap

    - $ir gula 2*th dalam 100 ** *ek D 2 &am po

    - $llopurinol 100 mg tab ;12 &am

    P

    Tangga

    l

    #9 Mei #016

    '2

    Mual >4? muntah :;hari makan >4?punggung panas >4? )$)*air >-?

    . + tampak lemas

    esadaran + BM

    TD + 1"8; 880 mm#g

    # + E0 :;menit

    + 1E :;menit

    18

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    19/50

    %

    3

    T + 65 oB

    D + 11" mg;dl$bdomen +

    - Inspeksi tampak datar

    - $uskultasi )ising usus 8:;menit

    - alpasi n,eri tekan epigastrium >4? turgor K 2O

    - erkusi timpani:tremitas + kesemutan >4;4? akral dingin >-?

    atroenteritis kronik

    DM tipe II

    Neuropati diabetika$#

    #iperurisemia

    - Terapi tetap

    - onltasi rehabilitasi medis

    Tangg

    al

    +0 Mei #016

    '

    0

    %

    3

    Mual berkurang muntah 2 :;hari makan >4?dengan bubur punggung panas >berkurang?

    )$)*air >-?

    . + tampak lemas

    esadaran + BM

    TD + 160;80; mm#g

    # + E0 :;menit

    + 1E :;menit

    T + 65 oB

    D + 1 mg;dl$bdomen +

    - Inspeksi tampak datar- $uskultasi )ising usus 6:;menit

    - alpasi n,eri tekan epigastrium >4? turogor K 2O

    - erkusi timpani:tremitas + kesemutan >4;4? akral dingin >-?

    atroenteritis kronik

    DM tipe II

    Neuropati diabetika$#

    - ehab medis mialgiia parasklapuler dipanasin

    - )oleh ulang +

    - $lopurinol 100 mg ;12 &am po- ara*etamol 500 mg;8 &am

    - liuidone 0 mg; 2" &am

    - .lsafat s,r 1 *th ; 8&am- Me*obalamin 100 mg ;2" &am

    BAB II

    TIN3AUAN PUSTAKA

    1E

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    20/50

    A. &ASTR;PARESIS DIABETIKA

    1' Definisi

    Tidak ada konsensus pasti ,ang menerangkan definisi gastroparesis

    diabetika' Istilah gastroparesis diabetika sering berubah men&adi gastropati

    diabetik' )ell et al mendefinisikan gastroparesis diabetik sebagai kelainan

    neuropati traktus gastrointestinal ,ang sering ter&adi pada pasien diabetes' Talle,

    et a l menggunakan istilah gastropati diabetikum sebagai sindrom klinis dari

    gangguan saluran *erna bagian atas akibat gangguan motilitas pada pasien

    diabetes melitus dan didapatkan adan,a keterlambatan pengosogan lambung'

    American Gastroenterological Association >$$? membuat kesepakatan

    bah=a diagnosis gastroparesis harus berdasarkan adan,a tanda dan ge&ala ,ang

    sesuai keterlambatan pengosongan lambung serta tidak adan,a lesi obstruktif

    pada lambung maupun usus halus' Dengan demikian gastroparesis diabetik dapat

    didefinisikan sebagai gastroparesis ,ang ter&adi pada pasien dengan diabetes

    melitus dengan kriteria gastroparesis sesuai dengan ,ang di&elaskan $$'

    ebagian besar pasien mengeluhkan adan,a keluhan saluran *erna bagian

    atas seperti mual muntah kembung tetapi hubungan antara ge&ala dengan

    gangguan fungsi motorik lemah dan lebih mengarah pada etiologi ,ang

    multifaktorial' eluhan rasa penuh dan kembung sering sebagai prediksi adan,a

    keterlambatan pengosongan gaster tetapi ban,ak pasien dengan gastroparesis

    ,ang relatiAe asimtomatik' astroparesis asimtomatik sering timbul pada pasien

    dengan diabetes melitus'

    2' pidemiologi

    uatu studi menun&ukkan bah=a diabetes mellitus merupakan pen,ebab

    kedua tersering dari gastroparesis >2"J? setelah idiopatik >J? sedang

    pen,akit tersering lainn,a adalah paska operasi lambung >1EJ?'

    @aporan mengenai preAalensi gangguan motilitas lambung pada penderita

    diabetes memberikan hasil ,ang berbeda-beda hal ini disebabkan beberapa

    20

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    21/50

    fa*tor antara lain + tipe penderita diabetes ,ang diselidik >IDDM atau NIDDM

    diabetes ,ang lama dan berat dengan atau tanpa ge&ala gastroparesis? kriteria

    ,ang digunakan untuk diagnosa gastroparesis >berdasarkan ge&ala-ge&ala sa&a

    berdasarkan adan,a kelainan motorik ataupun elektrik lambung atau

    berdasarkan keterlambatan pengosongan lambung? dan metode ,ang digunakan

    untuk menilai mengosongkan lambung >pemeriksaan barium radiopaue

    marker . ataupun s*intograph,?'

    Dari hasil berbagai laporan disimpulkan bah=a sekitar 0-60J penderita

    diabetes mengalami keterlambatan =aktu pengosongan lambung dan bah=a

    preAalensi keterlambatan pengosongan lambung diperkirakan sama pada

    penderita IDDM maupun NIDDM'

    #asil penelitian terhadap penderita IDDM menun&ukkan adan,a

    keterlambatan =aktu pengosongan lambung solid non digestible pada 62J

    penderita keterlambatan =aktu pengosongan lambung liuid pada 25J

    penderita dan tidak ada ,ang mengalami keterlambatan pengosongan lambung

    solid digistibel' ada IDDM u&i s*intigraph, terhadap %0 penderita

    menun&ukkan 2%5J mengalami keterlambatan pengosongan liuid dan 586J

    mengalami keterlambatan pengosongan solid' ada NIDDM ,ang baru

    terdiagnosa ditemukan adan,a keterlambatan pengosongan lambung semisolid

    pada 66J dari 0 penderita'

    ' atofisiologi astroparesis Diabetika

    en,ebab pasti penundaan pengosongan lambung belum diketahui'

    engosongan lambung ,ang normal merupakan integrasi tonik dari fundus

    antrum serta tahanan dari hasil kontraksi pilorus dan duodenum' roses ini

    merupakan interaksi ,ang kompleks dari otot polos sistem saraf otonom sel

    enterik dan sel-sel pa*emaker khusus ,ang disebut dengan sel intersetisial

    Ba&al > IBB?' Neurotransmiter dan neuroendokrin &uga berperan dalam

    motilitas lambung' Nitrit okside > N7? merupakan sen,a=a ,ang penting

    21

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    22/50

    dalam menghambat nonadrenergik nonkolinergik dan neurotransmiter di

    usus ,ang ikut berperan dalam mempengaruhi motilitas lambung' N7

    berperan dalam tonus otot sfingter osefagus bagian ba=ah dan pilorus

    mengtur reflek fundus serta mengatur reflek peristaltik pada usus' Disfungsi

    neuron N7 pada pleksus mienterikum akan men,ebabkan ter&adin,a pen,akit

    gastrointestinal termasuk gastroparesis' B# > Borti*otropin eleasing

    #ormon? terbukti dapat menurunkan motilitas lambung' $ktiAitas

    mioelektrikal pertama kali di*etuskan oleh IBB ,ang terdapat pada dinding

    otot antrum serta *orpus gaster selama kurang lebih kali per menit'

    angguan pada fase ini dapat men,ebabkan ter&adin,a gastroparesis' Gaktor

    lain ,ang &uga mempengaruhi pengosongan lambung adalah neuropati

    otonom neuropati enterik kelainan IBB fluktuasi gula darah ,ang ter&adi

    tiba-tiba dan faktor psikosomatis' elain itu pengosongan lanbung biasan,a

    ter&adi lebih lambat pada keadaan hiperglikemia dan men&adi lebih *epat

    selama hipoglikemia' elailan kadar elektrolit > hipokalsemia

    hipomagnesemia? dan hormon gastrointestinal > motilin gastrin? &uga

    berpengaruh terhadap ter&adin,a gastroparesis' >$&umobi et al 2008?

    ambar %' atogenesis gastroparesis diabetikum

    22

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    23/50

    >$&umobi et al 2008?

    "' enegakan Diagnosis

    a' e&ala linis

    Diagnosis gastroparesis ditegakkan dengan adan,a penundaan

    pengosongan lambung dengan gangguan obstruksi telah disingkirkan

    melalui pemeriksaan endoskopi dan pen*itraan radiologi' e&ala ,ang

    mun*ul pada gastroparesis adalah muntah mual *epat ken,ang kembung

    tidak n,aman dan n,eri pada perut serta bersenda=a ' e&ala ini

    men,erupai dispepsia akan tetapi pada dispepsia pengosongan lambung

    ter&adi lebih *epat' 7leh karena itu diperlukan pengukuran terhadapke*epatan pengosongan lambung untuk membedakan keduan,a' ark et al

    2006?' Muntah ,ang ter&adi pada gastroparesis harus dibedakan dengan

    regurgitasi pada D ' ada gastroparesis biasan,a Aomitus akan ter&adi

    0 menit setelah makanan masuk ke dalam lambung > postprandial

    regurgitasi?'

    b' emeriksaan Gisik

    ada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adan,a nafas busuk tetapi

    tidak spesifik' elain itu diperlukan pemeriksaan fisik terhadap tanda-tanda

    malnutrisi dan penurunan berat badan'

    *' emeriksaan enun&ang

    Tes pengosongan lambung pada beberapa pasien ,ang menun&ukkan

    ge&ala gangguan gastrointestinal bagian atas diperlukan untuk menegakkan

    diagnosa gastroparesis' #al ini bertu&uan untuk membedakan dengan dengan

    dispepsia' engukuran tekanan dan profil listrik dari fungsi lambung

    merupakan pilihan pada sebagian besar pasien ,ang telah menderita

    diabetes'

    astroparesis diabetik didiagnosis melalui adan,a ge&ala saluran *erna

    atas ,ang mendukung perlambatan pengosongan lambung pada pasien

    diabetes tanpa adan,a obstruksi mekanik ,ang dapat men,ebabkan ge&ala

    2

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    24/50

    saluran *erna atas dan terdapat tanda-tanda perlambatan pengosongan

    lambung' 7bstruksi usus halus dan lambung disebabkan oleh massa

    intraabdomen harus diekslusi menggunakan radiografi abdomen *omputed

    tomograph, dan magneti* resonan*e imaging' ndoskopi dibutuhkan untuk

    men,ingkirkan adan,a striktur massa atau ulkus' emeriksaan ,ang

    dibutuhkan untuk men,ingkirkan infeksi metabolik dan pen,ebab

    imunologis men,ebabkan ge&ala saluran *erna atas ,aitu pemeriksaan darah

    lengkap pemantauan metabolik komprehensif meliputi elektrolit dan tes

    fungsi hati urinalisis tingkat sedimentasi eritrosit dan pemeriksaan

    biokimia dan imunologis untuk th,roid stimulating hormone' etelah

    men,ingkirkan etiologi lain ,ang mungkin dan obstruksi dengan endoskopi

    dan pen*itraan abdomen gastroparesis diabetik didiagnosis dengan

    menun&ukkan adan,a perlambatan pengosongan lambung'

    ambar 8' $ktiAitas M,oelektrik aster

    lektrogastrografi merupakan metode non inAasiAe untuk mengukur

    aktiAitas mioelektris gaster dengan menempatkan elktrode pada permukaan

    epigastrium' ada pasien normal elektrogastrografi mengidentifikasi ritme

    2"

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    25/50

    elektriAitas fisiologis dari lambung pada siklus per menit' ada beberapa

    pasien dapat timbul disaritmia takigastria >'6 sampai E'E siklus per menit?

    dan brad,gastria >1 sampai 2'" siklus per menit?' Meskipun keluhan

    d,spepsia berkorelasi lebih baik dengan elektrogastrografi dibandingkan

    dengan skintigrafi tetapi elektrogastrografi tidak dapat mengukur aktiAitas

    kontraktilitas lambung >mith ' et al, 200?'

    ambar E' erbandingan hasil pemeriksaan *intigraph,

    )erbagai &enis penelitian pengosongan lambung

    meliputi s*intigraph, dengan gambar ,ang diambil pada &am pertama kedua

    dan keempatQ tes napas dan pemeriksaan ultrasonografi' engosongan

    lambung dari makanan fase padat oleh s*intigraph, diperkirakan merupakan

    teknik terbaik ,ang diterima untuk mendiagnosis perlambatan pengosongan

    lambung karena s*intigraph, dapat mengukur &umlah pengosongan makanan

    berkalori fisiologis ,ang dapat menilai fungsi motorik lambung' Teknik

    melibatkan pen*ampuran penanda radioisotop pada makanan standar dan

    mengikuti &e&akn,a di dalam lambung menggunakan kamera gamma' .ntuk

    sebuah pemeriksaan ,ang dikatakan standar baku emas perlu diperhatikan

    25

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    26/50

    bah=a tidak terdapat standarisasi teknik s*intigraph, dibuktikan dengan

    adan,a perbedaan at ,ang digunakan antara pusat ,ang satu dengan pusat

    ,ang lain dan bah=a korelasi antara ge&ala dengan gastroparesis diabetik

    dan tingkat pengosongan lambung tidak &elas'

    engukuran hidrogen pernapasan 12 &am setelah mengkonsumsi

    makanan mengandung potatoes star*h dan laktulosa berkaitan dengan =aktu

    transit disaluran *erna atas dan telah din,atakan sebagai alat skrining untuk

    gastroparesis sebelum menggunakan pemeriksaan ,ang lebih mahal dan

    definitif' Tes pernapasan ,aitu mengkonsumsi makanan standar ,ang

    mengandung o*tanoat ,ang dilabeli radioisotop karbon

    suatu trogliseridemedium' 1B-o*tanoat diserap se*ara *epat di usus halus

    dan dimetabolisme men&adi 1B72 ,ang dikeluarkan oleh paru-paru saat

    respirasi' Tingkat 1B72terdeteksi di pernapasan se&alan dengan tingkat

    pengosongan lambung dan hasiln,a berkaitan erat dengan

    hasil s*intigraph,' Namun tes ini mengasumsikan tidak ada kelainan pada

    usus besar pankreas hati dan fungsi paru' enelitian menggunakan tes

    pernapasan pada pasien diabetes terbatas dan Aalidasi tambahan pada pasien

    dengan gastroparesis dibutuhkan sebelum penggunaan se*ara luas dapat

    disosialisasikan'

    engukuran ultrasonografi dari perubahan pada regio antral lambung

    setelah konsumsi makanan *air sangat berhubungan dengan tingkat

    pengosongan lambung' en*itraan ultrasound dari pengosongan makanan

    *air di lambung han,a untuk penelitian dan tidak digunakan di klinik'

    5' Diagnosis banding

    ada keban,akan kasus diagnosa gastroparesis dibuat berdasarkan

    adan,a mual dan muntah ,ang berlarut-larut pada penderita diabetes

    ,ang lan&ut namun perlu diingat bah=a mual dan muntah sering dialami

    penderita diabetes dan bukan seluruhn,a disebabkan oleh gastroparesis'

    26

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    27/50

    Mual dan muntah laim ter&adi pada ketoasidosis akut ,ang umumn,a

    akan mereda setelah koreksi kelainan metaboli* tersebut'

    ebelum men,impulkan adan,a suatu gangguan motilitas harus

    disingkirkan kemungkinan obstruksi mekanis peradangan maupun ulkus

    dengan endoskopi ataupun foto serial saluran *erna atas' Meskipun agak

    &arang obstruksi saluran *erna bagian tengah dan ba=ah dapat

    men,erupai gastroparesis bila tanda klinis mengarah ke kemungkinan

    tersebut perlu dilakukan pemeriksaan seperti foto polos abdomen barium

    follo= through ataupun BT s*an' #arus pula diingat kemungkinan

    adan,a perforasi appendi*itis pankreatitispen,akit susunan s,araf pusat

    sindroma paraneoplastik efek samping obat kehamilan dan psikogenik'

    )an,ak keadaan-keadaan lain ,ang dapat men,ebabkan gastroparesis

    keadaan tersebut bisa men,ebabkan gastroparesis ,ang tak berkaitan

    dengan diabetikn,a pada penderita diabetes sehingga sebelum memulai

    terapi keadaan-keadaan tersebut terutama ,ang reAersible haruslah diatasi'

    6' omplikasi astroparesis Diabetika

    omplikasi gastroparesis diabetika sangat serius sehingga sedapat

    mungkin harus di*egah' $kibat muntah-muntah ataupun regurgitasi ,ang

    berulang-ulang sering ter&adi esofagitis ,ang berat dan luas ,ang

    men,ebabkan perdarahan saluran *erna atas ,ang akut maupun kronis dapat

    pula ter&adi robekan esophagus Mallor, =eiss pneumonia aspirasi

    malnutrisi maupun gangguan keseimbangan air dan elektrolit' $kibat

    terganggun,a pengosongan lambung solid non digestible dapat ter&adi

    pembentukan beoar di lambung'

    astroparesis &uga dapat men,ebabkan terganggun,a absorbsi obat

    oral sehingga men,ebabkan fluktuasi kadar obat dalam darah hal ini men&adi

    masalah ,ang penting bagi penderita diabetes de=ngan obat hipoglikemik

    oral'

    %' enatalaksanaan astroparesis

    2%

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    28/50

    Tu&uan penatalaksanaan gastroparesis adalah memperbaiki kualitas

    hidup men*egah komplikasi dan untuk gastroparesis diabetika disertai

    terselenggaran,a kendali diabetes ,ang lebih baik' ampai saat ini tindakan

    pengobatan lebih ditu&ukan kepada kasus-kasus ,ang simptomatik pada ,ang

    asimptomatik apalagi dengan kendali diabetes ,ang baik belum diperlukan

    pengobatan tetapi lebih ditu&ukan membantu men*apai kendali gula darah

    ,ang lebih baik dan memperbaiki nutrisi pengobatan terhadap kasus

    asimptomatik dapat diberikan' Terhadap penderita gastroparesis ,ang

    simptomatik sebaikn,a dilakukan pen,esuaian diit ,ang dian&urkan adalah

    porsi ke*il namun sering dengan kadar lemak dan serat ,ang rendah dan

    tetap men&aga asupan kalori ,ang *ukup >/ohn' 2001?' )ila *ara tersebut tidak

    menolong dapat diberikan makanan *air ataupun ,ang dihomogenesisasi dan

    pada kasus ,ang sangat berat mungkin diperlukan suatu feeding tube ke

    &e&unum untuk nutrisi enternal'

    ambar 10' $lgoritme enatalaksanaan astroparesis Diabetika

    a' Mana&emen Diet

    28

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    29/50

    e*ara alami ge&ala gastroparesis dapat men,ebabkan berkurangn,a

    intake oral termasuk berkurangn,a intake makronutrien penurunan berat

    badan dehidrasi dan defisiensi Aitamin dan mineral' Dengan demikian

    tu&uan mana&emen diet adalah mengembalikan dan mempertahankan status

    nutrisi dan se*ara bersamaan mengurangi keluhan' ada pasien diabetes

    interAensi diet ditu&ukan pada untuk mengontrol status glikemik pasien'

    ada ge&ala sedang sampai beratkemungkinan dibutuhkan asupan nutrisi

    tambahan'

    omponen utama dalam diet ,ang perlu dieAaluasi adalah ukuran

    partikel ukuran makanan dan kandungan makanan dan lemak dalam

    makanan' $lkohol dan minuman berkarbonasi dilarang' e*ara keseluruhan

    dapat disimpulkan saran untuk diet gastroparesis adalah diet ,ang sering

    ukuran ke*il makanan rendah serat dan rendah lemak dengan peningkatan

    intake nutrisi dalam bentuk *airan'

    /ika pengukuran diet dan terapi farmakologi gagal mengurangi

    keluhan dan mempertahankan status nutrisi beberapa bentuk support rute

    pemberian makanan perlu dilakukan' emberian makanan dengan pompa

    nasogastrik perlahan adalah pilihan terapi ,ang disarankan' (alau dalam

    praktikn,a pasien dengan gastroparesis berat &arang ,ang dapat

    mentoleransi Aolume ,ang dibutuhkan untuk menentukan kebutuhan

    nutrisi mereka ketika makanan diberikan langsung ke dalam lambung'

    emberian makanan langsung pada gaster dapat mengurangi risiko aspirasi

    pada pasien dengan keterlambatan pengosongan lambung' emberian

    makanan naso&e&unum lebih dapat ditoleransi karena mele=atkan lambung

    ,ang malfungsi'

    adar glukosa harus dipertahankan di ba=ah 180 mg;dl untuk

    men*egah inhibisi dari kontrol mioelektris dan gerakan lambung'

    Mempertahankan kontrol status glikemik penting karena hiperglikemia

    menginhibisi aksi obat prokinetik seperti eritromisin'7bat oral antidiabetik

    2E

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    30/50

    dapat digunakan pada pasien diabetes tipe 2 dan gastroparesis ringan'

    Insulin dapat digunakan pada pasien diabetes melitus tipe I dan pasien

    dengan gastroparesis berat'

    b' Terapi prokinetik

    enggunaan obat-obat prokinetik untuk meningkatkan ke*epatan

    pengosongan lambung merupakan pendekatan paling efektif dalam

    pengobatan penderita gastroparesis ,ang simptomatik' ebelum terapi

    prokinetik dimulai seharusn,a =aktu pengosongan lambung diukur namun

    karena tidak praktis dapat diberikan terapi pengobatan selama " minggu

    bila s,mptom tidak berkurang ataupun mun*ul kembali setelah terapi

    dihentikan maka =aktu pengosongan lambung harus diukur'

    $da berbagai bahan farmakologik ,ang memiliki efek prokinetik

    lambung namun obat-obat prokinetik ,ang se*ara luas digunakan dalam

    mengobati gastroparesis diabetika adalah meto*lopramide domperidone

    *isapride dan er,throm,*in' arena sifat kelainan motorik ,ang beraneka

    ragam ada gastroparesis diabetika maka tidak mungkin untuk memperoleh

    perbaikan terhadap seluruh kelainan motorik ; sensorik dengan satu obat'

    (aktu pemberian obat prokinetik haruslah sedemikian rupa sehingga kadar

    plasma obat' (aktu pemberian obat prokinetik haruslah sedemikian rupa

    sehingga kadar plasma pun*ak dan aktiAitas terapeutik bertepatan dengan

    =aktu makan ,aitu setidakn,a 0 menit peprandial selain itu &uga perlu

    diberikan dosis malam hari untuk mengurangi pembentukan beoar'

    i' Meto*lopramide

    Meto*lopramide adalah suatu deriAat pro*ainamide merupakan

    antagonis reseptor dopamine D2 dan reseptor 5#T pelepas

    a*et,l*holine dan inhibitor *holinesterase memiliki khasiat prokinetik

    lambung dan anti emetik dan dapat mele=ati sa=ar darah otak'

    $ktiAitas prokinetikn,a diperkirakan berasal dari antagonisme

    reseptor dopamine lambung peningkatan pelepasan a*et,l*holine

    0

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    31/50

    dari ple:us m,enteri*us' $dapun aksi prokinetikn,a antara lain

    meningkatkan tekanan sfingter esophagus ba=ah menghambat

    relaksasi fundus meningkatkan kontraktilitas antrum dan merelaksasi

    sfingter p,lorus' $ksi meto*lopramide pada aktiAitas IMMB masih

    belum &elas' $ktiAitas antiemetikn,a adalah berdasarkan antago-nisme

    reseptor dopamine sentral pada *hemore*eptor trigger one dan

    Aomiting *enter' Meto*lopramide dapat menurangi s,mptom statis

    lambung dan memperbaiki pengosongan lambung solid maupun

    liuid namun antara perbaikan s,mptom dengan pengosongan

    lambung tidak berkorelasi' ada pemakaian ,ang berke-pan&angan

    efek prokinetikn,a akan menghilang meskipun perbaikan

    simptomatikn,a terus berlangsung' Meto*lopramide dianggap

    merupakan obat ,ang paling efektif dalam hal memperbaiki s,mptom'

    Meto*lopramide diberikan per oral dengan dosis 5 3 20 mg sebelum

    makan dan pada =aktu tidur' Dapat pula diberikan melalui

    intraAena intramuskuler subkutan intrarektal maupun intraperitoneal'

    fek samping meto*lopramide setidak-tidakn,a mengenai 20J

    penderita sifatn,a tergantung dosis dan ,ang tersering adalah

    gangguan neurologik dan endokrinologik' angguan neurologik

    berupa mengantuk gelisah *emas depresi s,mptom d,stoni* >,aitu

    tardiAe d,skinesia o*ulog,ri* *risis opisthotonus trismus dan

    torti*ollis? dan s,mptom parkinsonisme >,aitu tremor rigidit, dan

    akinesia?' angguan endokrinologik antara lain hiperprolaktinemia

    ,ang men,ebabkan g,ne*omastia mastalgia gala*torrhea dan

    amenorrhea selain itu dapat ter&adi peningkatan kadar aldosterone dan

    th,rotropin dan penurunan kadar luteiniing hormone folli*le

    stimulating hormone dan gro=th hormone'

    ii' Domperidone

    1

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    32/50

    Domperidone merupakan deriAat benimidalole suatu

    antagonis reseptor dopamine ,ang tidak mele=ati sa=ar darah otak'

    $ksi prokinetik lambungn,a adalah melalui penghambatan reseptor

    dopamine pada lambung dan duodenum sedangkan efek

    antiemetikn,a han,a ter&adi pada *hemore*eptor trigger one'

    Domperidone efektif dalam mengendalikan s,mptom dan

    memperbaiki pengosongan lambung pada gastoparesis diabetika'

    emberian se*ara akut pada pendderita diabetes akan meningkatkan

    ke*epatan pengosongan solid maupun liuid sesudah pengobatan "

    minggu peningkatan pengosongan liuid tetap ter&adi namun

    pengosongan solid tidak sedangkan s,mptom klinis membaik pada

    pengobatan akut maupun kronis' Domperidone dapat diberikan

    melalui oral intraAena intramuskuler ataupun intrarektal' Dosis a=al

    oral adalah 10 mg sebelum makan dan malam sebelum tidur dapat

    ditingkatkan men&adi " kali 20 mg perhari dan pada gastroparesis

    ,ang berat dapat ditingkatkan men&adi " : 0 mg perhari'

    Insidens efek samping domperidone berAariasi dari 2-%J

    umumn,a adalah mulut kering sakit kepala ruam kulit gatal diare

    kegelisahan dan gangguan endokrin ,ang berkaitan dengan

    hiperproklaktinemia'

    iii'Bisapride

    Bisapride merupakan suatu deriAat benamide ,ang tidak

    memiliki sifat antidopaminergik akan tetapi meningkatkan

    pelepasan a*et,l*holine pada ple:us m,enteri*us intestinalis dan

    &uga bersifat antagonis terhadap reseptor " #T dan antagonis 5#T"'

    Bisapride tidak mempun,ai efek antiemetik langsung namun dapat

    meningkatkan amplitudo kontraksi di seluruh bagian saluran *erna

    sehingga menguntungkan bagi penderita' 7bat ini meningkatkan

    kontraksi antrum dan duodenum dan &uga meningkatkan koordinasi

    2

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    33/50

    antroduodenal' ada penderita gastroparesis diabetika *isapride

    dapat memperbaiki pengosongan lambung liuid solid maupun

    non digestible solid dan efek perbaikan ini ter&adi pada pemberian

    akut maupun kronis' Dibanding dengan meto*lopramide *isapride

    lebih poten dan dianggap sebagai obat pilihan utama untuk

    gastroparesis pada saat ini' Bisapride diberikan melalui oral dengan

    dosis 5-20mg sebelum makan dan atau pada =aktu tidur'

    fek samping *isapride &auh lebih sedikit dibanding

    meto*lopramide umumn,a adalah kram perut diare dan sakit

    kepala biasan,a bersifat sementara dan dapat diatasi dengan

    pengurangan dosis'

    iA' r,throm,*in

    r,thom,*in merupakan antibiotik ma*rolide ,ang memiliki

    efek men,erupai motilin terhadap motilitas saluran *erna beker&a

    sebagai agonis motilin dengan *ara berkaitan dengan reseptor

    motilin pada antrum dan duodenum bagaian atas dan aktiAitas ini

    tidak berkaitan dengan efek antimikrobialn,a' tudi inAiro

    menun&ukkan bah=a selain merangsang kontraksi antrum dan

    duodenum er,throm,*in &uga menginhibisi otot p,lorus' ada

    manusia er,throm,*in dapat meningkatkan kontraksi antrum

    memperbaiki kontraksi antroduodenal mengurangi =aktu aktiAitas

    IMMB fase 2 dan merangsang serta memperpan&ang aktiAitas IMMB

    fase >5 kutip?' ao dkk men,impulkan bah=a er,throm,*in efektif

    terhadap gastroparesis diabetika karena memperbaiki transit esophagus

    dan pengo-songan lambung'

    tudi meta analisis mengenai penggunaan obat-obat prokinetik

    pada penderita gastroparesis menun&ukkan bah=a er,throm,*in lebih

    unggul dibanding *isapride meto*lopramide maupun domperidone

    dalam hal memper*epat pengosongan lambung'

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    34/50

    emberian er,throm,*in 200 mg intraAena kepada penderita

    gastroparesis diabetika akan memperbaiki pengosongan lambung solid

    maupun liuid se*ara dramatis men&adi seperti ,ang terlihat pada

    orang normal bila diberi se*ara oral kali 250 mg selama " minggu

    perbaikan &uga ter&adi namun hasiln,a kurang dibanding intraAena'

    r,throm,*in tersedia untuk penggunaan oral dalam bentuk stearat

    dan et,l su**inate' Dosis er,throm,*in stearst adalah kali 250 mg

    diberikan 0 3 60 menit sebelum makan' .ntuk penggunaan intraAena

    dalam bentuk la*tobionate diberikan sebagai infus selama 0 menit

    dengan dosis 200 mg dien*erkan dalam larutan garam fisiologis'

    ada orang normal er,throm,*in dapat menimbulkan efek

    samping mual muntah ke&ang abdomen dan diare sedangkan

    pemberian ,ang berlama-lama sebagai prokinetik akan meningkatkan

    resiko timbuln,a strain bakteri resisten' aat ini dikembangkan deriAat

    er,throm,*in 52 suatu agonis reseptor motilin ,ang 18 kali

    lebih kuat dari er,throm,*in namun tidak memiliki aksi antibiotik

    dan terbukti efektif memperpendek =aktu pengosongan lambung

    liuid maupun solid pada penderita IDDM dengan gastroparesis ,ang

    berat'

    A' $ntiemetik

    7ndansentron antagonis reseptor 5-#T dapat digunakan untuk

    mengontrol keluhan tetapi tidak menun&ukkan perbaikan dalam

    pengosongan lambung' Mirtaipine adalah antidepresan ,ang aktif

    pada resep 5-#T dan dilaporkan bermanfaat untuk gastroparesis

    refrakter dibandingkan terapi lain' $ntidepresan trisiklik &uga

    bermanfaat dalam sindrom muntah kronik' $da beberapa gabungan

    terapi ,ang sedang dalam eAaluasi penggunaann,a untuk gastroparesis'

    ebagai *ontoh prokinetik aithrom,*in dan mitem*inal dapat

    menstimulasi reseptor motilin' hrelin suatu hormone peptide ,ang

    "

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    35/50

    diproduksi oleh sel entero-endokrin dalam lambung ,ang menstimulasi

    nafsu makan dan meningkatkan gerak lambung'

    *' Terapi ndoskopi dengan in&eksi botulinum

    ,lorospasme berperan dalam berkembangn,a astroparesis' Toksin

    botulinum merupakan inhibitor ,ang poten untuk transmisi neuromuskuler

    dan terbukti berefek dalam mana&emen gastroparesis' ada studi ,ang

    melibatkan 8 pasien nilai skoring keluhan menurun dari 2% men&adi 12'1

    empat pasien meningkatkan dosis insulin 5 unit; hari dan 6 pasien

    mengalami peningkatan berat badan' Dalam penelitian ,ang berbeda

    pengosongan gaster dapat diperbaiki dengan in&eksi botulinum tetapi

    keluhan tidak berbeda dengan pada grup ,ang diberi pla*ebo dengan

    botulinum >$&umobi dan riffin 2008?'

    d' Terapi elektrostimulasi

    lektrostimulasi gaster dapat memperbaiki keluhan mual muntah

    kualitas hidup dan status nutrisi pada pasien dengan astroparesis refrakter'

    Tiga prinsip dari elekstrostimulasi gaster antara lain arus listrik bolak-balik

    frekuensi tinggi stimulasi berurutan' lektrostimulasi gaster dilakukan

    melalui ele*trode ,ang ditanam dalam lapisan serosa melalui satu atau dua

    proto*ol stimulasi' atu protokol merupakan stimulasi dengan energi tinggi

    durasi lama' elihatann,a gastri* pa*ing dapat memperbaiki s,mptom

    gastroparesis dan memper*epat pengosongan lambung pada penderita

    gastroparesis ,ang berat sehingga pada masa mendatang mungkin dapat

    merupakan pilihan terapi pada gastroparesis'

    lektrostimulasi gaster dapat diklasifikasikan sebagai single-*hannel

    dan multi*hannel' timulasi dengan energ, tinggi frekuensi rendah >pulsasi

    pan&ang? bertu&uan mengembalikan gelombang ritme perlahan siklus per

    menit dari aktiAitas normal m,oelektris gaster dan telah terbukti

    memperbaiki keluhan dan =aktu pengosongan lambung >$&umobi dan

    riffin 2008?'

    5

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    36/50

    e' enanganan operatif

    Tindakan operatif seperti loop gastroenterostom, Aagotom, dan

    p,loroplast, terhadap gastroparesis diabetika umumn,a menge*e=akan

    sehingga hampir tidak digunakan kalaupun digunakan han,a pada kasus

    ,ang sangat berat ,ang tidak respons terhadap terapi medis lainn,a'

    B. DIABETES MELITUS TIPE II

    8. Deini(i

    Mekanisme ter&adin,a DM tipe II disebabkan oleh sel R pankreas mampu

    memproduksi insulin tetapi tubuh tidak mampu untuk menggunakan insulin se*ara

    efektif >resistensi insulin? dan atau disebabkan oleh keadaan sel R pankreas mampu

    memproduksi insulin namun tidak *ukup bagi tubuh'1E

    5. Eti'l'!i

    DM tipe II disebabkan oleh kesalahan dalam menggunakan insulin' eran

    insulin dalam tubuh digunakan untuk memindahkan glukosa ke dalam sel tubuh

    untuk disimpan dan digunakan dalam bentuk energi' Dalam keadaan ini penderita

    DM tipe II tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif ,aitu dapat memproduksi

    insulin namun insulin kurang atau mampu memproduksi insulin tetapi tidak mampu

    menggunakan insulin keadaan ini dinamakan resistensi insulin' 21

    eadaan resitensi insulin ini mengakibatkan glukosa tidak dapat masuk ke

    dalam sel otot untuk disimpan sebagai energi namun glukosa akan tertimbun didalam

    peredaran darah' ehingga glukosa dalam darah akan meningkat >hiperglikemia?'

    eadaan hiperglikemia ini mengakibatkan sel R pankreas beker&a lebih untuk

    memproduksi insulin akibatn,a sel R pankreas tidak mampu mengkompensasi

    sehingga ter&adilah kegagalan sel R pankreas'21

    8.4 Fakt' Ri(ik'

    Gaktor risiko DM tipe II terbagi atas +

    6

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    37/50

    Gaktor risiko ,ang tidak dapat diubah seperti ras etnik ri=a,at keluarga

    dengan diabetes usia 9 "5 tahun ri=a,at melahirkan ba,i dengan berat badan lahir

    lebih dari " kg ri=a,at pernah menderita DM estasional dan ri=a,at berat badan

    lahir rendah K 25 kg'

    Gaktor risiko ,ang dapat diperbaiki seperti berat badan lebih >indeks massa

    tubuh 9 2kg;m2 kurang aktiAitas fisik hipertensi>91"0;E0 mm#g? dislipidemia

    >#D@ K5 mg;dl dan atau trigliserida 9 250 mg;dl? dan diet tinggi gula rendah serat'

    4. Pat'i(i'l'!i

    a. Re(i(ten(i teha$a) in(ulin

    ada DM tipe II sering ter&adi resitensi insulin ,aitu keadaan penurunan

    kemampuan hormon insulin untuk beker&a efektif pada &aringan target terutama otot

    dan hati' .ntuk men*apai kadar glukosa darah normal dibutuhkan kadar insulin

    plasma ,ang lebih tinggi' edangkan pada penderita DM tipe II ter&adi penurunan

    kemampuan insulin 0-60J dari orang normal'2esistensi insulin men,ebabkan

    ter&adin,a gangguan pengeluaran insulin oleh &aringan ,ang sensitif dan peningkatan

    pengeluaran glukosa hati ,ang ditandai dengan peningkatan gula darah puasa atau

    G >Fasting Plasma Glucose?' edua fenomena ini men,ebabkan keadaan

    hiperglikemia' ada otot &uga ter&adi gangguan dalam pembentukan glikogen' 2"

    fek sekunder dari hiperinsulinemia ,aitu ter&adi penurunan reseptor insulin

    dan aktifitas tirosin kinase pada &aringan otot' fekpost reseptormempun,ai peranan

    dalam resistensi insulin' olimorfik dari I-1 (Insulin Reseptor Substart)

    berhubungan dengan intoleransi glukosa' olimorfik ini berkombinasi men,ebabkan

    resistensi insulin'2"

    esistensi insulin ter&adi akibat defek I- kinase >Phosphatidyl Inocytol?

    ,ang men,ebabkan ter&adin,a reduktasi translokasi dari @.T-" >Gluose

    !ransporter? ke membran plasma untuk mengangkut insulin' $kibatn,a insulin tidak

    dapat diangkut ke dalam sel dan tidak dapat digunakan untuk metabolisme sel

    sehingga glukosa dalam darah meningkat dan men,ebabkan hiperglikemi'2

    elain itu obesitas &uga dapat mengakibatkan resistensi insulin dengan &alan

    %

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    38/50

    meningkatkan asam lemak bebas ,ang menganggu penggunaan glukosa pada &aringan

    otot merangsang produksi dan gangguan fungsi sel R pankreas'2"

    #. Deek (eke(i in(ulin

    ambaran pada penderita DM tipe II ,aitu ter&adin,a ketidakmampuan sel R

    pankreas meningkatkan sekresi insulin dalam 10 menit setalah pemberian 7#7

    disertai lambatn,a pelepasan insulin pada fase aktif' eadaan ini dikompensasi

    dengan fase lambat pada pelepasan insulin' Tetapi kadar insulin ini tetap tidak mampu

    untuk mengatasi hiperglikemi ,ang ter&adi ,ang mengakibatkan hiperglikemia setiap

    hari' @ambatn,a sekresi insulin fase akut ini men,ebabkan terganggun,a sekresi

    glukosa endogen setelah makan serta meningkatn,a glukoneogenensis melalui

    stimulasi glukagon' elain itu &uga ter&adi gangguan sekresi basal insulin' ekresi

    basal insulin digunakan untuk regulasi kadar glukosa darah puasa dan untuk menekan

    produksi glukosa dalam hati' ada penderita DM tipe II ter&adi gangguan sifat sekresi

    insulin pola berden,ut' Normaln,a basal insulin disekresikan dengan kontin,u

    dengan ke*epatan 0'5 . &am dengan pola berden,ut 12-15 menit se*ara pulsasi dan

    120 menit se*ara osilasi' 2"

    %. P'$uk(i !luk'(a hati

    alah satu &aringan ,ang sensitif terhadap insulin adalah hepar' Insulin dan

    glukosa akan menghambat peme*ahan glikogen dan menurunkan produksi glukosa

    hati' ada penderita DM tipe II ter&adi peningkatan produksi gula hati pada

    peningkatan kadar gula darah puasa' ada DM tipe II ter&adi peningkatan insulin

    portal hal ini menun&ukan ter&adin,a resistensi insulin pada sel hati' eadaan ini

    diakibatkan oleh produksi glukosa hati ,ang berkaitan dengan peningkatan

    glukoneogenesis akibat peningkatan asam lemak bebas dan hormon glukagon'2"

    8

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    39/50

    ambar 2'1 atogenensis DM tipe II

    7. Manie(ta(i Klinik

    Manifestasi klinik DM tipe II sering dikaitkan dengan konsekuensi metabolik

    berupa defisiensi insulin' eadaan ini men,ebabkan tidak dapat mempertahankan

    kadar glukosa puasa dalam keadaan normal atau toleransi glukosa setelah

    mengkonsumsi karbohidrat ,ang mengakibatkan hiperglikemia' #iperglikemia berat

    ini akam mempengaruhi ambang gin&al sehingga ter&adi glikosuria' eadaan

    glikosuria ini men,ebabkan peningkatan diuresis osmotic sehingga ter&adipeningkatan ekskresi urin >poliuria? dan ambang rasa haus ,ang meningkat

    >polidipsia?' #ilangn,a glukosa bersama urin men,ebabkan kehilangan kalori ,ang

    *ukup besar sehingga men,ebabkan rasa lapar ,ang berlebihan >polifagia?' elain itu

    penderita DM tipe II sering *epat mengantuk setelah mengkonsumsi karbohidrat'25

    e&ala DM tipe II ber&alan se*ara perlahan lahan dan sering tanpa disadari

    penderita DM tipe II' e&ala permulaan sering dirasakan *epat lelah merasa tidak fit

    mudah lapar sering buang air ke*il dan mudah lelah tanpa diketahui pen,ebabn,a'

    elain itu penderita DM tipe II &uga sering mengalami penglihatan kabur luka ,ang

    susah untuk sembuh infeksi &amur di daerah genitalia impotensi pada laki laki dan

    kaki terasa keras pada =aktu ber&alan' emudian sering disertai gangguan pada

    multipel organ seperti timbuln,a manifestasi pada kulit dan peningkatan kadar profil

    E

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    40/50

    lipid ,ang memi*u adan,a dislipidemia pada penderita DM tipe II ,ang memi*u

    pen,akit kardioAaskuler'25

    ada penderita DM Tipe II sering tidak me,adari ge&ala diabetes untuk

    penegakan diagnosis dibuat berdasarkan pemeriksaan darah di laboratorium dan tes

    toleransi glukosa' ada keadaan hiperglikemia ,ang berat penderita DM Tipe II

    mengalami polidipsia poliuria lemah dan somnolen' enderita DM Tipe II &arang

    mengalami ketoasidosis karena tidak ter&adi defisiensi insulin se*ara mutlak'25

    9. Dia!n'(i(

    a. Anamne(i(

    enegakan diagnosis dilakukan dengan adan,a ge&ala klasik DM tipe II+

    a? oliuria >sering buang air ke*il?

    b? olidipsia >mudah haus?

    *? olifagia >muda lapar?

    d? enurunan berat badan tanpa sebab ,ang &elas

    ada anamnesis penderita DM tipe II sering ditemukan adan,a perubahan

    pola makan status nutrisi penurunan berat badan gangguan tumbuh kembang pada

    anak atau pun de=asa adan,a ri=a,at infeksi kulit gigi traktus urogenitalis ,ang

    tidak *epat sembuh' elain itu pada anamnesis &uga perlu ditan,akan mengenai

    pengobatan ,ang pernah diperoleh sebelumn,a se*ara lengkap termasuk terapi gii

    medis pen,uluhan tentang pera=atan DM se*ara mandiri pengobatan ,ang telah

    di&alani termasuk obat ,ang digunakan serta program latihan &asmani' ada

    pemeriksaan hasil laboratorium terdahulu perlu ditan,akan ri=a,at pemeriksaan

    #b$1* dan hasil pemeriksaan kusus ,ang berkaitan dengan diagnosis DM tipe II'26

    $dan,a ri=a,at komplikasi akut seperti ketoasidosis diabetikum

    hiperosmolar non ketotik hiperglikemia dan hipoglikemia setelah pemberian terapi

    diabetes' erta perlu ditan,akan tentang pola hidup buda,a sosial ekonomi serta

    adan,a ri=a,at keluarga ,ang menderita DM tipe II dan ri=a,at diabetes

    gestasional'26

    "0

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    41/50

    #. Pemeik(aan Fi(ik

    ada pemeriksaan fisik penderita DM tipe II sering tidak ditemukan gambaran

    khas' emeriksaan fisik ,ang dilakukan meliputi pengukuran tinggi badan dan berat

    badan pengukuran tekanan darah termasuk tekanan darah posisi berdiri dan tidur

    untuk mengetahui kemungkinan hipotensi ortostatis' emeriksaan palpasi nadi

    pemeriksaan kulit apakah ditemukan a*antosis nigri*ans dan bekas pen,untikan

    insulin apakah ditemukan kelainan neuropati dan kelainan kulit akibat komplikasi

    mikroAaskuler DM tipe II' Dan perlu dilakukan pemeriksaan neurologis' 26

    %. Pemeik(aan PenunTT7?' edangkan untuk membedakan DM

    tipe II dan DM tipe I dengan pemeriksaan B-peptide'2%

    emeriksaan glukosa darah

    a? lukosa lasma !ena e=aktu

    emeriksaan gula darah Aena se=aktu pada pasien DM tipe II

    dilakukan pada pasien DM tipe II dengan ge&ala klasik seprti poliuria

    polidipsia dan polifagia' ula darah se=aktu diartikan kapanpun tanpa

    memandang terakhir kali makan' Dengan pemeriksaan gula darah se=aktu

    sudah dapat menegakan diagnosis DM tipe II' $pabila kadar glukosa darah

    se=aktu S 200 mg;dl >plasma Aena? maka penderita tersebut sudah dapat

    disebut DM' ada penderita ini tidak perlu dilakukan pemeriksaan tes

    toleransi glukosa'28

    b? lukosa lasma !ena uasa

    ada pemeriksaan glukosa plasma Aena puasa penderita dipuasakan 8-

    12 &am sebelum tes dengan menghentikan semua obat ,ang digunakan bila

    ada obat ,ang harus diberikan perlu ditulis dalam formulir' Intepretasi

    pemeriksan gula darah puasa sebagai berikut + kadar glukosa plasma puasa K

    110 mg;dl din,atakan normal S126 mg;dl adalah diabetes melitus sedangkan

    antara 110-126 mg;dl disebut glukosa darah puasa terganggu >DT?'

    "1

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    42/50

    emeriksaan gula darah puasa lebih efektif dibandingkan dengan pemeriksaan

    tes toleransi glukosa oral'28

    *? lukosa 2 &am ost randial >D2?

    Tes dilakukan bila ada ke*urigaan DM' asien makan makanan ,ang

    mengandung 100gr karbohidrat sebelum puasa dan menghentikan merokok

    serta berolahraga' lukosa 2 &am ost randial menun&ukkan DM bila kadar

    glukosa darah S 200 mg;dl sedangkan nilai normaln,a 1"0' Toleransi

    lukosa Terganggu >TT? apabila kadar glukosa 9 1"0 mg;dl tetapi K 200

    mg;dl'28

    d? lukosa &am ke-2 pada Tes Toleransi lukosa 7ral >TT7?

    emeriksan Tes Toleransi lukosa 7ral >TT7? dilakukan apabila

    pada pemeriksaan glukosa se=aktu kadar gula darah berkisar 1"0-200 mg;dl

    untuk memastikan diabetes atau tidak' esuai kesepakatan "#$ tahun

    2006tata*ara tes TT7 dengan *ara melarutkan %5gram glukosa pada

    de=asa dan 125 mg pada anak-anak kemudian dilarutkan dalam air 250-00

    ml dan dihabiskan dalam =aktu 5 menit'TT7 dilakukan minimal pasien

    telah berpuasa selama minimal 8 &am' enilaian adalah sebagai berikutQ 1?

    Toleransi glukosa normal apabila 1"0 mg;dlQ 2? Toleransi glukosa terganggu

    >TT? apabila kadar glukosa 9 1"0 mg;dl tetapi K 200 mg;dlQ dan

    ? Toleransi glukosa S 200 mg;dl disebut diabetes melitus'28

    1'6'2'2 emeriksaan #b$1*

    #b$1* merupakan reaksi antara glukosa dengan hemoglobin ,ang tersimpan

    dan bertahan dalam sel darah merah selama 120 hari sesuai dengan umur eritrosit'

    adar #b$1* bergantung dengan kadar glukosa dalam darah sehingga #b$1*

    menggambarkan rata-rata kadar gula darah selama bulan' edangkan pemeriksaan

    gula darah han,a men*erminkan saat diperiksa dan tidak menggambarkan

    pengendalian &angka pan&ang' emeriksaan gula darah diperlukan untuk pengelolaaan

    diabetes terutama untuk mengatasi komplikasi akibat perubahan kadar glukosa ,ang

    berubah mendadak' 2E

    "2

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    43/50

    Tabel 2'1 ategori #b$1* 0

    #b$1* K 6'5 J ontrol glikemik baik

    #b$1* 6'5 -8 J ontrol glikemik sedang#b$1* 9 8 J ontrol glikemik buruk

    2. Pene!akan Dia!n'(i(

    .ntuk penegakan diagnosis dan klasifikasi terdapat dua indeks tambahan ,ang dapat

    dibagi atas 2 bagian +

    1' Indeks penentu dera&at kerusakan sel beta

    emeriksaan untuk menentukan dera&at kerusakan sel R digunakan

    pemeriksaan insulin pro insulin dan sekresi peptide penghubung (%&peptide)'Nilai #b$1* dari protein lain dan tingkat gangguan toleransi glukosa &uga

    bermanfaat untuk menentukan kerusakan sel R pankreas'1

    2' Indeks proses diabetogenik

    enentuan tipe dan subt,pe #@$ tipe dan titer antibodi dalam sirkuasi ,ang

    ditu&ukan untuk pulau pulau langerhans anti $D (glutamic Acid

    ecarboilase), cell mediated immunitypada sel endokrin terhadap pankreas

    dapat digunakan untuk penilaian proses diabetogenik'1

    Diagnosis DM Tipe II berdasarkan $meri*an Diabetes $ssosiasion ,aitu

    a? ula darah puasa S126mg;d@ >%'0mmol;@? atau lebih tinggi atau

    b? ula darah 2 &am setelah makan S200 mg;d@ >11'1mmol;@? atau lebih tinggi

    %5 gr pada tes oral glukosa toleransi >TT7?'

    *? ula darah se=aktu S200 mg;d@ >11'1 mmol;@? atau lebih tinggi terutama

    pada pasien dengan ge&ala hiperglikemik atau krisis hiperglikemia'

    d? ada pemeriksaan #b$1* S 6'5J pada pemeriksaan pertama kali' 25

    riteria diagnosis DM tipe II menurut NI 2011

    a? e&ala klasik 4 gula darah se=aktu S 200mg;dl >111 mmol;@?' ula darah

    se=aktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa

    memperhatikan =aktu makan terakhir'10

    "

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    44/50

    b? e&ala klasik 4 gula darah puasa S 126 mg;dl >%'0 mmol;@?' ula darah puasa

    diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitn,a 8 &am' 10

    *? adar gula darah 2 &am pada TT7 S200 mg;dl >111 mmol;@?' TT7

    dilakukan dengan standar (#7 menggunakan beban glukosa setara %5 gram

    anhidrus ,ang dilarutkan dalam air'10

    ambar 2'2 engelolaan DM tipe II dan Toleransi glukosa terganggu

    Tabel 2'2 Diagnostik DM tipe II

    lukosa plasma puasa lukosa plasma 2 &am setelah makan

    Normal K 100 mg;dl K 1"0 mg;dl

    re diabetes 100- 125 mg;dl -

    Diabetes 9125 mg;dl 9200 mg;dl

    riteria pengendalian DM tipe II dapat dilihat pada tabel berikut +

    Tabel 2' engendalian ula darah

    )aik edang )uruk

    lukosa darah puasa >mg;d@? 80-100 100-125 S 126

    lukosa darah 2 &am >mg;d@? 80-1"" 1"5 -1%E S 180

    $1* K 6'5 6'5 -8 9 8

    olesterol total >mg;d@? K 200 200 3 2E S 2"0

    #D@ >mg;d@? K100 100 -12E S 10

    @D@ >mg; Dl? 9"5

    ""

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    45/50

    Trigliserida K150 150- 1EE S200

    IMT >kg;m2? 18'5-2 2- 25 925

    Tekanan darah>mm;hg? K10;80 10 3 1"0; 80-E0 91"0;E0

    Indikasi krining diabetes pada de=asa ,ang asimtomatik meliputi +

    a? Tekanan darah 9 15;80mm#g

    b? 7besitas dan salah satu dari faktor resiko diabetes > ri=a,at keluarga diabetes

    tekanan darah 9 1"0;E0 mm#g @D@ K 5mg;d@ atau trigliserid 9 250 mg;d@'

    *? $D$ merekomendasikan skrening pada usia 9 "5 tahun =alaupun tidak ada

    kriteria diatas'1

    4. K'm)lika(iomplikasi kronik DM Tipe II meliputi+

    a? Mikroangiopati

    omplikasi mikroangiopati merupakan lesi spesifik diabetes ,ang

    men,erang kapiler arteriola retina >retinopati diabetik? glomerolus gin&al

    >nefropati diabetik? dan saraf perifer >neuropati diabetik? dan lesi pada otot

    serta kulit' @esi ini ditandai dengan adan,a penimbunan glikoprotein dan

    sen,a=a kimia membran dasar berasal dari glukosa maka hiperglikemia

    men,ebabkan bertambahn,a ke*epatan pembentukan sel-sel membran dasar'

    Manifestasi mikroangiopati timbul 15- 20 tahun sesudah a=itan DM tipe

    II'Gaktor ,ang mempengaruhi tingkat komplikasi mikroangiopati adalah

    hipertensi &enis kelamin umur kadar insulin serum kadar lipid serum

    ma*am pengobatan merokok permeabilitas dan fragilitas kapiler' 2

    b? Makroangiopati

    omplikasi makroangiopati terdiri dari pen,akit &antung koroner

    stroke dan pen,akit Aaskuler perifer' omplikasi makroangiopati atau

    pen,akit Aaskuler diabetik merupakan pen,ebab utama morbilitas dan

    mortalitas pada DM Tipe II' $da dua teori mengenai ter&adin,a komplikasi

    kronik' Teori pertama adalah hipotesis genetik metabolik ,ang men,atakan

    "5

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    46/50

    komplikasi kronik merupakan akibat kelainan metabolik pada penderita

    diabetes melitus'2

    Makroangiopati diabetikum memliki gambaran serupa aterosklerosis'

    en,akit ini diakibatkan oleh reaksi biokimia ,ang disebabkan oleh

    insufisiensi insulin' eaksi biokimia ini berupa penimbunan sorbitol pada

    tunika intima Aaskuler hiperlipoproteinemia dan kelainan pembekuan darah'

    ada akhirn,a kelainan makroangiopati ini men,ebabkan pen,umbatan

    Aaskuler' /ika mengenai pada arteri perifer akan men,ebabkan insufisiensi

    aliran perifer dan gangren pada ekstremitas serta adan,a insufisiensi serebral

    dan stroke' /ika mengenai arteri koronaria dan aorta men,ebabkan timbuln,a

    infark miokard'

    Gaktor ,ang berpengaruh pada makroangiopati adalah hipertensi

    hiperlipidemia hiperinsulinemia neuropati Aiskositas darah meningkat efek

    metabolik defisiensi insulin' 2

    7. Penatalak(anaan

    Tu

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    47/50

    engetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri tanda dan

    ge&ala hipoglikemi serta *ara mengatasin,a'"

    2' Terapi Nutrisi Medis

    Terapi Nutrisi Medis >TNM? meliputi pengaturan pola makan ,aitu

    makanan ,ang seimbang dan sesuai kebutuhan kalori dan at gii pada masing

    masing indiAidu serta pentingn,a keteraturan makan dalam hal &ad=al &enis

    dan &umlah makanan terutama pada penggunaan obat penurun glukosa darah

    atau insulin'"

    ' @atihan &asmani

    egiatan &asmani dilakukan se*ara teratur -" kali seminggu dengan

    durasi 0 menit' @atihan &asmani ,ang dian&urkan adalah bersifat aerobik

    >&alan kaki sepeda santai &ogging dan berenang? latian &asmani disesuaikan

    dengan usia serta memperban,ak aktifitas aktif' @atian &asmani berguna untuk

    menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitiAitas insulin sehingga

    memperbaiki kendali glukosa darah'"

    "' Garmakologi

    a' 7bat #iperglikemi 7ral

    a? Memi*u sekresi insulin

    ulfonilurea ini beker&a untuk merangsang sel R pankreas

    untuk melepaskan insulin ,ang tersimpan dengan menurunkan

    ambang sekresi insulin dan meningkatkan sekresi insulin melalui

    rangsangan glukosa'olongan sulfon,lurea generasi pertama adalah

    klorpropamid generasi kedua adalah glibenklamid glipiid glikuidon'

    enerasi ketiga adalah glimepirid'10

    linid beker&a dengan meningkatkan sekresi insulin fase a=al'

    Terdiri atas 2 golongan ,aitu repaglinid dan nateglinid' 7bat ini se*ara

    *epat diabsorbsi dan ekskresi *epat melalui hati' 10

    b? enambah sensitiAitas Insulin

    "%

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    48/50

    )iguanid beker&a dengan menurunkan glukosa darah melalui

    ker&a insulin pada tingkat seluler distal dari reseptor insulin serta

    menurunkan produksi gula hati' Metformin meningkatkan pemakaian

    glukosa oleh sel usus sehingga dapat menurunkan glukosa darah dan

    menghambat absorbsi glukosa dari usus pada setelah makan'10

    Tiaolidindion meningkatkan sensitiAitas insulin' olongan

    obat ini meningkatkan glukosa adisposa pada sel dan mengurangi

    produksi glukosa di hati'10

    *? Menghambat alfa glukosidase

    $*arbose merupakan obat ,ang beker&a menghambat ker&a

    enim alfa glukosidase dalam saluran *erna sehingga dapat

    menurunkan hiperglikemia post prandial' 1

    Tabel 2'" Mekanisme ker&a 7#7 dan Insulin'"

    Bara ker&a utama fek samping enurunan $1*

    ulfon,lurea dan linid Meningkatkan sekresi

    insulin

    )) naik

    hipoglikemia

    1'5 -2J

    Metformin Menekan produksi

    gula hati

    Diare

    d,spepsia

    asidosis laktat

    1'5 3 2J

    enghambat glukosidase Menghambat absorbsi

    glukosa

    Glatulens

    tin&a lunak

    0'5 -1J

    Tiaolindion Meningkatkan

    sensitifitas insulin

    dema 1'J

    I nsulin Menekan produksi

    glikogen stimulasi

    dan pemanfaatan

    glukosa

    #ipoglikemia

    )) naik

    otensial sampai

    normal

    b' Insulin

    Insulin digunakan pada pasien ,ang tidak dapat dikendalikan dengan

    kombinasi sulfon,lurea dan metformin'10 .ntuk memenuhi kebutuhan insulin

    basal digunakan insulin ker&a menengah (Intermediete Acting Insulin? atau

    "8

  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    49/50

    *ong Acting Insulin'edangkan untuk memenuhi kebutuhan insulin prandial

    digunakan insulin ker&a *epat >Short Acting Insulin) atau Rapid Acting Insul

    DAFTAR PUSTAKA

    NI' engelolaan dan en*egahan Diabetes Melitus Tipe II di Indonesia 2011'

    /akarta + NIQ 2011'

    $meri*an Diabetes $ssosiation' tandart of medi*al *are in diabetes' Diabetes

    *areQ200"'p' 15-5'

    u&ari 'ubhash' #b$1* as marker of d,slipidemia in t,pe 2 diabetes mellitus

    patients'*h'/'$pp'Med'*i 201'1>6? + %28-%1'

    $&umobi $')' riffin '$' Blini*al eAie= $rti*le of Diabeti* astroparesis+

    Aaluation and Management'#ospital Physician 2008Q 2%-2'

    $nne M' ' $gurQ Moore eith @' 200%' ssential Blini*al $natom, >oint

    >@ippin*ott (illiams U (ilkins??' #agersto=n MD+ @ippin*ott (illiams U

    (ilkins'Q p' 150'

    )arrett )rooks # )itano )arman ' anongVs reAie= of medi*al ph,siolog,'

    2th edition' Ne= Work+ M*ra= #illQ 2010'

    Bammiller, M'' Diabeti* astroparesis'N +ngl -ed 200%+ 56Q8'

    u,ton $B #all /' Te:tbook of medi*al ph,siolog,' 11th edition' hiladelphia+

    lseAier aundersQ 2006'

    #erbst >200"?' XeAie= of epidermal gro=th fa*tor re*eptor biolog,X'

    International ournal o. Radiation $ncology, /iology, Physics 01 (2 Suppl?+

    2136'

    /ohn B'Q /effre, @)'Q 2001' Management of the atient =ith astroparesis'

    http+;;&ournals'l=='*om;&*ge;Gullte:t;2001;01000;ffi*a*,YofYrolongedY$dm

    inistrationYof'5'asp:

    eld ' inse, @' $th=al !' @al ' eAie= athogenesis InAestigation and Dietar,

    and Medi*al Management of astroparesis' #um Nutr iet 2011Q 2"+ "21-

    "0'

    "E

    http://journals.lww.com/jcge/Fulltext/2001/01000/Efficacy_of_Prolonged_Administration_of.5.aspxhttp://journals.lww.com/jcge/Fulltext/2001/01000/Efficacy_of_Prolonged_Administration_of.5.aspxhttp://journals.lww.com/jcge/Fulltext/2001/01000/Efficacy_of_Prolonged_Administration_of.5.aspxhttp://journals.lww.com/jcge/Fulltext/2001/01000/Efficacy_of_Prolonged_Administration_of.5.aspx
  • 7/26/2019 Lapusus Faris Nefropati

    50/50

    Mar,ani ri' 200' astroparesis Diabetika'

    http+;;repositor,'usu'a*'id;bitstream;12"56%8E;%0;1;pen,dalam-

    srimar,ani8'pdf >15Maret 2012?

    7mar G'DaAid M' $natom, at a lan*e' 2002 b, )la*k=ell *ien*e @td )la*k=ell

    ublishing *ompan,' p1YE

    ark I'M' Bamilleri M' astroparesis Blini*al .pdate' American ournal o.

    Gastroenterology 2006Q 101+ 112E-11E'

    arkman #'' #asler ('@' )arnett /'@'aker 'W' le*trogastrograph,+ a Do*ument

    repared b, the astri* e*tion of The $meri*an Motilit, o*iet, Blini*al I

    Testing Task Gor*e'Neurogastroenterol -otil, 200Q 15+ 8E-102'

    i*hard M' oreQ Mar* ' @eAine' 200%' Te:tbook of astrointestinal adiolog,'

    hiladelphia $'+ aunders'

    her=ood @' #uman ph,siolog,+ Grom *ells to s,stem' %th edition' Toronto+

    )rooks;Bole Bengage @earningQ 2010'

    mith ' (illiams B'' Gerris B'D' Diagnosis and Treatment of Bhroni* astroparesis

    and Bhroni* Intestinal seudo-7bstru*tion' Gastro %lin N$m 200Q 2+ 61E-

    658'

    !enturi 'Q !enturi M' 200E' XIodine in eAolution of saliAar, glands and in oral healthX'

    Nutrition and #ealth20 >2?+ 11E31"'

    !aron $'' Luleta /' Grom The h,siolog, of astri* mpt,ing of The .nderstanding

    of astroparesis'Re3 %ol Gastroenterol 2010Q 25+ 20%-212'

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3370/1/penydalam-srimaryani8.pdf%20(15http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3370/1/penydalam-srimaryani8.pdf%20(15http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3370/1/penydalam-srimaryani8.pdf%20(15http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3370/1/penydalam-srimaryani8.pdf%20(15