Lapter Vitamin C Mba Eka

28
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA FISIK JUDUL PERCOBAAN 6 “PENENTUAN KESTABILAN VITAMIN C” NAMA : 1. DIGNA RENNY PANDUWATI (24030112140120) 2. HANAN (24030112130045) 3. MEITRA VIDIANI (24030112140030) 4. RINALDY CHRISTIAN (24030112130131) 5. SITI NURHABIBAH (24030112120023) 6. SOFIANA RATNASARI (24030112120009) KELOMPOK : VII HARI : JUM’AT TANGGAL : 30 MEI 2014

description

laporan praktikum vitammin c

Transcript of Lapter Vitamin C Mba Eka

Page 1: Lapter Vitamin C Mba Eka

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA FISIK

JUDUL PERCOBAAN 6

“PENENTUAN KESTABILAN VITAMIN C”

NAMA : 1. DIGNA RENNY PANDUWATI (24030112140120)

2. HANAN (24030112130045)

3. MEITRA VIDIANI (24030112140030)

4. RINALDY CHRISTIAN (24030112130131)

5. SITI NURHABIBAH (24030112120023)

6. SOFIANA RATNASARI (24030112120009)

KELOMPOK : VII

HARI : JUM’AT

TANGGAL : 30 MEI 2014

ASISTEN : KARTIKA EKA P.

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

Page 2: Lapter Vitamin C Mba Eka

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan berjudul “Penentuan Kestabilan Vitamin C” yang

bertujuan untuk memahami sifat-sifat vitamin C, mampu menghitung dan menentukan

panjang gelombang maksimum vitamin C, dan juga mampu menentukan dan membuat grafik

kestabilan vitamin C. Prinsip dari percobaan ini adalah pengukuran absorbansi dengan

panjang gelombang tertentu. Metode yang digunakan adalah spektrofotometri UV-Vis. Hasil

dari percobaan ini didapatkan nilai absorbansi pada botol vial 1a, 2a, 1b, 2b, 1c, 2c, 1d, 2d

berturut-turut adalah 0,062 dan 0,002 ; 0,149 dan 0,00 ; 0,018 dan 0,003 ; 1,247 dan 0,002.

Stabilitas vitamin C tergantung pada lama penyimpanan, cahaya, dan temperature. Sedangkan

ion logam dapat menstabilkan vitamin C. BAGAIMANA PENAMBAHAN BASA?? HASIL

NILAI ABSORBANSI UNTUK VARIASI WAKTU?

Kata kunci : vitamin C, absorbansi, spektrofotometri UV-Vis, stabilitas vitamin C

Page 3: Lapter Vitamin C Mba Eka

ABSTRACT

The experiment which the tittle is "Determination of Stability of Vitamin C" which

aims to understand the properties of vitamin C, is able to calculate and determine the

maximum wavelength of vitamin C, and is also able to determine and graph the stability of

vitamin C. The principle of this experiment is the absorbance measurements of length specific

wavelength. The method used is a spectrophotometry UV-Vis. The results of this experiment

the absorbance values obtained on the bottle vial 1a, 2a, 1b, 2b, 1c, 2c, 1d, 2d row is 0,062

and 0,002 ; 0,149 and 0,00 ; 0,018 and 0,003 ; 1,247 and 0,002. Stability of vitamin C

depends on the storage time, light, and temperature. While the metal ions can stabilize

vitamin C.

Keyword : vitamin C, absorbance, spectrophotometry UV-Vis, stability of vitamin C

Page 4: Lapter Vitamin C Mba Eka

PERCOBAAN VI

PENENTUAN KESTABILAN VITAMIN C

I. PENDAHULUAN

I.1Latar Belakang

Di dalam tubuh manusia membutuhkan zat-zat penting didalamnya untuk

mengatur fungsi tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin.

Saat tubuh melakukan suatu proses metabolisme, memperlancar proses

pertumbuhan, menigkatkan kebugaran tubuh dan membangun sistem kekebalan

tubuh. Hal tersebut merupakan fungsi atau tugas yang dilakukan oleh vitamin.

Vitamin dapat ditemukan dalam makanan seperti buah dan sayur. Vitamin terdiri

dari vitamin A, B, C, D, E, dan K. Pada salah satu jenis vitamin yaitu vitamin C

mempunyai fungsi sebagai anti oksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas

dan merupakan vitamin yang sangat penting. Apabila kekurangan vitamin C, dapat

menyebabkan skorbut atau pendarahan gusi. Vitamin C memiliki kekurangan yaitu

sangat mudah teroksidasi dan mudah rusak. Vitamin C udah teroksidasi dalam

larutan berair karena adanya oksigen dalam air. Dari latar belakang diatas maka

dilakukan percobaan yang berjudul “Analisis Vitamin C”.

I.2Tujuan Percobaan

I.2.1 Mampu memahami sifat-sifat vitamin C.

I.2.2 Mampu menghitung dan menentukan panjang gelombang

maksimum vitamin C.

I.2.3 Mampu menentukan dan membuat grafik kestabilan vitamin C.

Page 5: Lapter Vitamin C Mba Eka

C

C

O

C

HO

HC

HO

CH

O

CH2OH

HO

asam askorbat

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vitamin

Vitamin adalah senyawa organik yang tidak bisa disintesis dalam tubuh, walaupun

dalam jumlah sedikit. Vitamin dikenal sebagai suatu kelompok senyawa organik yang

termasuk dalam golongan protein, karbohidrat, lemak dan sangat penting peranannya bagi

beberapa fungsi tertentu tubuh untuk menjaga kelangsungan hidup serta pertumbuhan.

Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh manusia. Oleh karena itu harus diperoleh dari

bahan. Sebagai perkecualian adalah vitamin D yang dapat dibuat dalam bahan pangan

yang dikonsumsi mendapat cukup kesempatan.

(Davies,1991)

2.2 Vitamin C

Vitamin C disintesis secara alami baik dalam tanaman maupun hewan. Vitamin C

mudah di uji secara sintesis dari gula darah dengan biaya sangat murah. Vitamin C

mempunyai peranan dalam pembentukan kolagen interselular, pembentukan hormon

steroid dari kolesterol dan menjaga kestabilan tubuh.

(Winarno, 1982)

Stuktur vitamin C

(Andarwulan, 1992)

2.3 Sifat Vitamin C

Vitamin C merupakan senyawa yang sangat mudah larut dalam air, mempunyai sifat

asam dan sifat pereduksi yang kuat. Bentuk vitamin C dialam terutama adalah L-asam

askorbat.

(Winarno, 1982)

2.3.1 Sifat Fisik Vitamin C

Page 6: Lapter Vitamin C Mba Eka

Vitamin C berbentuk kristal halus berwarna putih dan memiliki titik leleh

190-192°C. Dalam plasma darah, konsentrasi vitamin C sekitar 0,4 sampai 1,0 mg

per 100 mL.

(Winarno, 1982)

2.3.2 Sifat Kimia Vitamin C

Vitamin C larut dalam air, sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang

mempunyai BM rendah. Sukar larut dalam kloroform, eter, dan benzena. Serta

sangat mudah teroksidasi.

(Soerjodibroto, 1985)

2.4 Fungsi dan Sumber Vitamin C

Sumber pangan yang baik akan vitamin C adalah buah-buahan, sayuran, yang

berdaun hijau dan tomat. Selain itu dapat juga diperoleh dari tablet vitamin C yang

sekarang banyak terdapat di pasaran.

(Soerjodibroto, 1985)

Kandungan vitamin C dalam beberapa sayur dan buah:

Sayuran Kadar vitamin C / kg sayuran (mg)

Bawang merah

Wortel

Kentang

Brokoli

Tomat

50

60

70

870

170

Buah Kadar vitamin C / kg buah (mg)

Strawbery

Lemon

Jeruk

Apel hijau

Pisang

Nanas

Buah kiwi

770

580

540

60

110

120

590

(Soerjodibroto, 1985)

2.5 Kestabilan Vitamin C

Page 7: Lapter Vitamin C Mba Eka

Dalam bentuk aslinya vitamin C cukup stabil, namun dalam bentuk larutan vitamin

paling tidak stabil dibandingkan dengan zat gizi lainnya.

(Harper, 1987)

Vitamin C bersifat sangat sensitif terhadap pengaruh luar seperti suhu, cahaya,

konsentrasi, gula, dan garam, pH, oksigen, enzim. Sifat paling utama dari vitamin C

adalah kemampuannya mereduksi yang kuat yang dikatalisa oleh beberapa logam seperti

Cu dan Ag.

(Andarwulan, 1992)

2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kestabilan Vitamin C

a. Lama penyimpanan

Pengaruh lama penyimpanan terhadap kandungan vitamin C cenderung

mengalami penurunan kandungan vitamin C pada kondisi lingkungan seperti adanya

panas oksigen. Hal ini disebabkan karena sel pada senyawa yang mengandung vitamin

C mengalami kerusakan.

b. Suhu

Kandungan vitamin C dalam makanan tergantung pula pada keadaan suhu

lingkungan. Dimana vitamin C akan mengalami kerusaka pada perlakuan pemanasan.

Kehilangan vitamin C salah satunya adalah dengan cara pencelupan ke dalam air

mendidih.

c. Cahaya

Paparan cahaya pada vitamin C dapat menyebabkan turunnya konsentrasi pada

vitamin C sehingga stabilitasnyapun turun apabila terlalu banyak terpapar cahaya

matahari.

d. Ion logam

Adanya penambahan ion logam pada larutan vitamin C dapat menstabilkan

larutan vitamin C yang mungkin semula telah teroksidasi. Dimana sifat vitamin C yang

utama adalah memiliki kemampuan mendeteksi yang kuat yang dikatalisa oleh

beberapa logam seperti Cu dan Ag.

(Andarwulan, 1992)

2.7 Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri UV-VIS adalah pengukuran panjang gelombang dari intensitas

sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diadsorbsi oleh sampel. Sinar UV dan cahaya

tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar

ketingkat energi yang lebih tinggi. Spetrum UV-VIS mempunyai bentuk yang lebar dan

Page 8: Lapter Vitamin C Mba Eka

hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa didapatkan dari spektrum ini. Tetapi

spektrum ini sangat berguna untuk mengukur secara kuantitatif. Konsentrasi analit dalam

larutan dapat ditentukan dengan mengukur adsorban pada panjang gelombang tertentu

dengan menggunakan hukum Lambert Beer.

(Dachriyanus, 2004)

2.8 Hukum Lambert-Beer

Hukum lambert beer merupakan hukum yang menyatakan hubungan linieritas

antara konsentrasi dan adsorban. Hukum Lambert Beer dapat dirumuskan dengan :

A = € b c

Dimana : A: adsorban (serapan)

€: koefisien ekstensi molar (m-1cm-1)

b : tebal kuvet (cm)

c: konsentrasi (M)

Dalam hukum Lambert Beer ada beberapa pembatas, yaitu :

a. Sinar yang digunakan monokromatis

b. Penyerapan terijadi dalam volume yang mempunyai penampang yang sama

c. Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain

dalam larutan tersebut

d. Tidak terjadi fluoresensi dan fosforidensi

e. Indek bias tidak tergantung dari konsentrasi larutan

(Underwood,1996)

2.9 Syarat Hukum Beer

Pada konsentrasi tinggi (0,001 M) rata-rata jarak diantara zat pengedsorbsi

menjadi kecil, sehingga masing-masing zat mempengaruhi distribusi ketetangganya.

Syarat kimia

Zat pengadsorbsi tak boleh terionisasi dengan pelarut

Syarat cahaya

Berlaku cahaya – cahaya monokromatis

Syarat kejernihan

Larutan harus jernih supaya cahaya tidak terhambur

Hukum Beer

Jumlah radiasi tampak yang diserap ditransmisikan oleh suatu fungsi eksponen dari

konsentrasi zat dan tebal larutan. Rumusnya :

A = € b c

Page 9: Lapter Vitamin C Mba Eka

Hukum gabungan Bougier – Beer

Log P0 /P = f(c) b = k b c

Dimana, P0 /P : adsorbansi diberi tanda A sedangkan bc dan k merupakan panjang

jalan kawat medium penyerap.

(Underwood,1996)

2.10 Spektra IR Vitamin C

Vitamin C pada pH 7 (netral) panjang gelombang maksimum pada 266 nm.

Disamping itu adanya kandungan logam seperti Cu (III) dan Hg (II) dapat memperkecil

panjang gelombang maksimum menjadi 212 nm. pH 7 dan 204 nm pH 9 untuk Hg (II)

pada suasana alkali panjang gelombang maksimum menjadi 276 nm.

(Underwood,1996)

2.11 Spektra UV-Vis Vitamin C

Dalam pengukuran vitamin C, pada ph 7 merupakan ph netral yang digunakan

untuk mengukur vitamin C. Panjang gelombang maksimumnya berada pada panjang

266 nm, namun dalam larutan alkali 267 nm. Akan tetapi kandungan logam yang berada

didalamnya sangat mempengaruhi, misalnya kandungan Cu(II) dan Hg(II) dapat

memperkecil panjang gelombang maksimumnya menjadi 212 nm (pH 7) dan 204 nm

(pH 9).

(Brady, 1999)

2.12 Cara Kerja dan Prinsip Spektrometri UV-Vis

Spektro menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan

fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diadsopsi.

Cara kerjanya yaitu: cahaya polikromatis dilewatkan prisma yang akan membuat prisma

manjadi monokromatis dan diteruskan dan selanjutnya akan terbaca panjang

gelombangnya pada monitor. Adsorbansi akan sebanding lurus dengan konsentrasi

analit.

Spektrofometer UV-VIS menggunakan cahaya yang mempengaruhi subtansi

senyawa kimia sehingga menimbulkan cahaya. Cahaya yang digunakan merupakan

foton yang bergetar dan menjalar secara lurus dan merupakan tenaga listrik dan magnet

yang saling tegak lurus.

(Brady, 1999)

2.13 Pengenceran

Page 10: Lapter Vitamin C Mba Eka

Proses pengenceran ialah mencampurkan larutan pekat (konsentrasi tinggi)

dengan cara menambah pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.

V1. N1 = V2. N2

Keterangan : V1 : volume awal

N1 : volume akhir

V2 : normalitas awal

N2 : normalitas akhir

Jika larutan dengan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang – kadang

sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama terjadi pada asam sulfat. Panas ini dapat

dihilangkan dengan aman, asam sulfat harus dimusnahkan dulu dalam air dan tidak

boleh sebaliknya.

(Brady, 1999)

2.14 Analisa Bahan

2.14.1 Vitamin C

Sifat fisika : berbentuk kristal putih, tidak berbau

Sifat kimia : larut dalam air , tidak larut dalam minyak dan senyawa non polar,

merupakan reduktor yang kuat

(Daintith, 1994)

2.14.2 NaOH

Sifat fisika : berbentuk padat, berwarna putih, titik didih 13900C, titik leleh

3180C

Sifat kimia : larut dalam air, tidak mudah terbakar

(Daintith, 1994)

2.14.3 Aquadest

Sifat fisika : berebtuk cair, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa

Sifat kimia : sebagai pelarut universal

(Daintith, 1994)

2.14.4 Logam Cu

Sifat fisika : berwarna kemerah-merahan, lunak dan mudah dibentuk

Sifat kimia : merupakan konduktor yang bagus untuk aliran elektron

(Daintith,1994)

Page 11: Lapter Vitamin C Mba Eka

III. METODE PERCOBAAN

3.1. Alat

1. Spektrofotometri UV-Vis

2. Gelas Beker 100 ml

3. Labu Ukur 250 ml

4. Batang Pengaduk

5. Botol Vial 10 ml

6. Gelas Ukur 10 ml

7. Spatula

8. Aluminium Foil

3.2. Bahan

1. Vitamin C 1%

2. Larutan NaOH 1N

3. Larutan CuSO4

4. Aquades

3.3 Skema Kerja

3.3.1 Pembuatan larutan vitamin C (PERBAIKI JUMLAHNYA. MG??)

3.3.2 Penentuan kestabilan vitamin C berdasarkan lama penyimpanan (10 MENIT??)

Page 12: Lapter Vitamin C Mba Eka

3.3.3 Penentuan kestabilan vitamin C berdasarkan pengeruh paparan cahaya

3.3.4 Penentuan kestabilan vitamin C berdasarkan paparan temperatur

3.3.5 Pengarun ion logam pada kestabilan vitamin C

PENAMBAHAN BASANYA MANA?????

Page 13: Lapter Vitamin C Mba Eka

IV. DATA PENGAMATAN (PERHATIKAN PELETAKAN)

4.1 Pengukuran absorbansi terhadap paparan cahaya, paparan termperatur, ion logam dan

basa

Sampel 1a 2a 1b 2b 1c 2c 1d 2d

Absorbansi 0,062 0,002 0,149 0,00 0,018 0,003 1,247 0,002

IV.2 Pengukuran absorbansi terhadap lama penyimpanan

Sampel 1a 2a 3a 4a 5a

Absorbansi 0,328 -0,002 0,007 -0,013 0,111

Page 14: Lapter Vitamin C Mba Eka

V. HIPOTESIS

Percobaan yang berjudul “Penentuan Kestabilan Vitamin C” bertujuan untuk

memahami sifat-sifat vitamin C, mampu menghitung dan menentukan panjang gelombang

maksimum vitamin C, dan juga mampu menentukan dan membuat grafik kestabilan

vitamin C. Prinsip dari percobaan ini adalah pengukuran absorbansi dengan panjang

gelombang tertentu. Metode yang digunakan adalah spektrofotometri UV-Vis. Hasil yang

diperoleh pada percobaan adalah panjang gelombang maksimumnya dan absorbansi

larutan dari perlakuan yang berbeda-beda.

Page 15: Lapter Vitamin C Mba Eka

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Penentuan Kestabilan Vitamin C” yang

bertujuan untuk memahami sifat-sifat vitamin C, menghitung dan menentukan panjang

gelombang maksimum vitamin C dan menentukan serta membuat grafik kestabilan vitamin C.

metode yang digunakan yaitu spektrometri UV-VIS. spektrometri UV-VIS merupakan alat

yuang digunakan untuk mengukur panjang gelombang dan intensitas sinar UV dan cahaya

tampak yang diadsorpsi oleh sampel. Prinsip percobaan yaitu penentuan absorbansi untuk

menentukan kestabilan dari vitamin C.

Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air tapi tidak larut dalam minyak.

Vitamin C mempunyai peranan penting dalam menangkat berbagai macam penyakit. Vitamin

C dikenal dengan nama kimia asam askorbat. Dan termasuk dalam golongan antioksidan yang

mampu menangkal radikal bebas ekstraseluler. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat

mudah teroksidasi oleh panas, cahaya dan logam.

(Gyorgi,1931)

Spektrometer UV-VIS merupakan metode yang digunakan untuk mengukur panjang

gelombang dari intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diadsorpsim oleh sampel.

Spektrometer UV-ViS ini sangat berguna dalam pengukuran kuantitatif. Pronsip kerja dari

spektrometer UV-VIS yaitu adanya interaksi antara materi dengan cahaya yang memiliki

panjang gelombang tertentu. Secara sederhana cara kerja spektrometri ini yaitu : Sumber

cahaya – monokromator – sel sampel – detektor – read out (pembaca).

5.1 Pembuatan larutan Vitamin C 1% (KONSENTRASINYA BERAPA?)

Langkah pertama yang dilakukan saat pembuatan larutan vitamin C ini adalah

penimbangan 10 mg. Lalu dilakukan pengenceran dua kali dengan menggunakan

aquadest, dengan cara melerutkan 10mg dalam labu ukur 100 ml, kemudian diambil 10 ml

dan dilakukan pengencerang lagi dengan menggunakan labu ukur 100 ml. Tujuan

dilakukan pengenceran dua kali yaitu supaya larutan yang tadinya pekat menjadi lebih

encer.

5.2 Penentuan kestabilan vitamin C berdasarkan lama penyimpanan

Tujuan dilakukan nya percobaan yaitu untuk mengetahui pengaruh lama

penyimpanan terhadap kestabilan vitamin C. 10 ppm larutan vitamin C dimasukkan

kedalam botol vial yang diberi tanda 1a, 2a, 3a, 4a, dan 5 a. Pemberian tanda ini bertujuan

menjadi pembeda antara perlakuakn yang diberikan. Kemudian kelima botol vial

Page 16: Lapter Vitamin C Mba Eka

dibungkus menggunakan kertas alumunium foil, hal ini bertujuan supaya tidak

terpengaruh dengan paparan cahaya. Setelah itu, masing masing botol vial diukur

absorbansinya dengan spectrometer UV-VIS dengan selang waktu 5 menit per sampel

yang bertujuan untuk mengetahui kestabilan vitamin C terhadap lama penyimpanan. Hasil

yang di dapat adalah absorbansi dari vitamin C semakin menurun seiring dengan

bertambahnya lama penyimpanan karena vitamin C sangat mudah teroksidasi.

(BERAPA ABSORBANSINYA? REAKSI?? ALASANNYA DIJABARKAN??)

5.3 Penentuan kestabilan vitamin C berdasarkan pengaruh paparan cahaya

Tujuan dilakukannya percobaan yaitu untuk mengetahui pengaruh paparan cahaya

terhadap kestabilan vitamin C. 10 ppm larutan vitamin C dimasukkan kedalam botol vial

yang diberi tanda 1b dan 2b. Pemberian tanda ini bertujuan menjadi pembeda antara

perlakuakn yang diberikan. Kemudian kedua botol vial dibungkus menggunakan kertas

alumunium voil, hal ini bertujuan supaya tidak terpengaruh dengan paparan cahaya (pada

botol vial 1b) sedangkan pada botol vial 2b hanya pada tutupnya saja yang diberi tutup

kertas alumuniaum voil. Selanjutnya kedua botol dimasukkan kedalam kulkas (suhu

dingin) hal ini bertujuan supaya tidak terpengaruh oleh suhu. Kemudian diamkan selama

45 menit. Selanjutnya dilakukan pengukuran adsorbansi dengan spectrometer UV-VIS.

Hasil yang diperoleh adalah absorbansinya semakin menurun hal ini sesuai dengan

literature yang menyatakan bahwa kestabilan vitamin C sangat dipengaruhi oleh paparan

cahaya. Semakin banyak paparan cahaya yang mengenai vitamin C maka kestabilannya

akan menurun.

(BERAPA ABSORBANSINYA? REAKSI?? ALASANNYA DIJABARKAN??)

(Winarno, 1997)

5.4 Penentuan kestabilan vitamin C berdasarkan pengaruh paparan temperature

(PERHATIKAN GARISNYA)

Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengetahui pengaruh suhu / temperature

terhadap kestabilan vitamin C. 10ppm larutan vitamin C dimasukkan kedalam botol vial

yang kemudia diberi tanda 1c dan 2c. pemberian tanda ini bertujuan menjadi pembeda

antara perlakuan yang diberikan. Kemudian kedua botol vial dibungkus menggunakan

kertas alumunium voil, hal ini bertujuan supaya tidak terpengaruh dengan paparan cahaya.

Langkah selanjutnya botol vial yang telah diberi tanda 1c dimasukkan kedalam kulkas dan

botol vial yang diberi tanda 2c diletakkan diruangan. Kemudian dilakukan pendiaman

selama 45 menit. Selanjutnya dilakukan pengukuran adsorbansi dengan spectrometer UV-

VIS. Hasil yang diperoleh yaitu pengukuran adsorbasi yang didapat pada botol vial 1c

Page 17: Lapter Vitamin C Mba Eka

(suhu dingin) lebih besar dibandingkan pada boyol vial 2c (suhu ruangan). Hal ini sesuai

dengan literature, karena vitamin C sangat sensitive terhadap terperatur atau suhu,

semakin tinggi suhu makan kestabilan vitamin C akan semakin menurun. (Winarno, 1997)

Hasil yang ditunjukkan pada pengaruh temperature terhadap kestabilan vitamin C

menunjukkan hasil yang positif (+)(Winarno, 1997)

(BERAPA ABSORBANSINYA? ALASANNYA DIJABARKAN??)

5.5 Pengaruh ion logam pada kestabilan vitamin C

Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengetahui pengaruh ion logam

terhadap kestabilan vitamin C. 10 ppm larutan vitamin C dimasukkan kedalam botol vial,

botol vial pertama di tambah dengan 1 ml CuSO4 yang kemudian diberi tanda 1d , dan

botol vial 2d tidak di beri penambahan CuSO4. Pemberian tanda ini bertujuan menjadi

pembeda antara perlakuan yang diberikan. Kemudian kedua botol vial dibungkus

menggunakan kertas alumunium voil, hal ini bertujuan supaya tidak terpengaruh dengan

paparan cahaya. Langkah selanjutnya botol vial yang telah diberi tanda dimasukkan

kedalam kulkas. Kemudian dilakukan pendiaman selama 45 menit dalam kulkas (SUHU

DINGIN). Selanjutnya dilakukan pengkuran absorbansi dan di peroleh hasil absorbansi

pada botol vial 1 d adalah 1,247 dan botol vial 2 d 0,002. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa penambahan ion logam pada larutan vitamin C akan meningkatkan

absorbansi yang sesuai dengan literatur.

(BERAPA ABSORBANSINYA? REAKSI?? ALASANNYA DIJABARKAN??)

5.6 Pengaruh basa pada kestabilan vitamin C

Page 18: Lapter Vitamin C Mba Eka

Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengetahui pengaruh basa

terhadap kestabilan vitamin C. 10 ppm larutan vitamin C dimasukkan kedalam botol vial,

botol vial pertama di tambah dengan 1 ml NaOH yang kemudian diberi tanda 1a , dan

botol vial 2a tidak di beri penambahan NaOH. Pemberian tanda ini bertujuan menjadi

pembeda antara perlakuan yang diberikan. Kemudian kedua botol vial dibungkus

menggunakan kertas alumunium foil, hal ini bertujuan supaya tidak terpengaruh dengan

paparan cahaya. Langkah selanjutnya botol vial yang telah diberi tanda dimasukkan

kedalam kulkas. Kemudian dilakukan pendiaman selama 45 menit dalam kulkas.

Selanjutnya dilakukan pengkuran absorbansi dan di peroleh hasil absorbansi pada botol

vial 1a 0,062 dan pada botol vial 1b sebesar 0,002. Dari data tersebut dapat disimpulkan

bahwa penambahan basa dapat meningkatkan absorbansi dari larutan vitamin C.

(ALASANYA SALAH, PERBAIKI!!!)

(REAKSI?? ALASANNYA DIJABARKAN??)

Page 19: Lapter Vitamin C Mba Eka

VII. PENUTUP

7.1 Kesimpulan

7.1.1 Panjang gelombang maksimum dari vitamin C adalah 266 Nm

7.1.2 Sifat-sifat vitamin C adalah mudah larut dalam air, bersifat reaktif, mudah

teroksidasi, sangat berpengaruh oleh paparan cahaya, lama penyimpanan,

temperatur, dan pengaruh ion logam.

7.1.3 Nilai absorbansi panjang gelombang 266 nm adalah :

Sampel 1a 2a 1b 2b 1c 2c 1d 2d

Absorbansi 0,062 0,002 0,149 0,00 0,018 0,003 1,247 0,002

TULIS NILAI ABSORBANSI DARI SEMUA PERLAKUAN

7.2 Saran

7.2.1 Seharusnya lama penyimpanan dilakukan sesuai dengan waktu yang ditentukan.

7.2.2 Seharusnya lebih teliti dalam melakukan pengenceran larutan.

Page 20: Lapter Vitamin C Mba Eka

DAFTAR PUSTAKA LENGKAPI!!!!

Andarwulan, N. S, 1992, Kimia Vitamin, Rajawali Pers, Jakarta.

Brady, J, 1999, Kimia Universitas Asas dan Struktur, Erlangga, Jakarta.

Dachriyanus, 2004, Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi, Cetakan I

Andalas University Press, Padang.

Daintith, 1994, Kamus Lengkap Kimia, Erlangga, Jakarta.

Davies,1991, Alat Atomisasi Kadar Vitamin C dengan Metode Titrasi Asam Basa, Erlangga,

Jakarta.

Gyorgi AS. 1931. Vitamin C, Muscles, and WWII. Szeged: 1931-47.

Harper, L. J, 1987, Pangan Gizi dan Pertanian, UI Press, Jakarta.

Soerjodibroto, W.S, 1985, Vitamin C dipandang dari Sudut Ilmu Gizi, Balai Penerbit FK UI,

Jakarta.

Underwood, A. L, 1996, Kimia Analitik Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.

Page 21: Lapter Vitamin C Mba Eka

LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 14 Mei 2014

Praktikan,

Digna Renny Panduwati Hanan Meitra Vidiani

24030112140120 24030112130045 24030112140030

Rinaldy Christian Siti Nurhabibah Sofiana Ratnasari

24030112130131 24030112120023 24030112120009)

Mengetahui,

Asisten

Kartika Eka P.

24030110120044