Lapsus KHS

29
Hepatitis B , Karsninoma Hepatoseluler, dan Limfoma Maligna Stoyarenski Ashmirbeycha Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Palangka Raya RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Abstrak Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (HBV), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Indonesia termasuk negara endemik hepatitis B dengan jumlah yang terjangkit antara 2,5% hingga 36,17% dari total jumlah penduduk. Seorang wanita usia 20 tahun, asal dari Gunung Mas dengan pekerjaaan IRT, datang ke IGD RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya dengan keluhan utama nyeri perut kanan atas. pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 2 minggu yang lalu, disertai perut membesar. Nyeri timbul terus menerus, seperti melilit. Pasien juga mengeluh nyeri pada payudara kiri sejak 1 tahun ini, disertai ada benjolan pada payudara, pernah keluar darah sedikit. Keluhan lain : mual (-), muntah (-), demam (-), sesak (-), BAB lancar, BAK Lancar, Makan minum +. Pada Pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, vital sign : tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 80 x/m reguler teraba kuat angkat, terisi penuh, pernafasan 22 x/m, Suhu 36,7 0 , BB 50 kg, TB 155 cm dan IMT 20,7 kg/m 2 . Kepala : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, leher: pembesaran KGB tidak ada , tiroid dan peningkatan JVP (-), dan atropi muskulus temporalis (-), thorax : tampak simetris kiri-kanan, tampak ketinggalan gerak hemitoraks kanan dan tidak tampak retraksi m. 1

description

stoyarenski

Transcript of Lapsus KHS

Hepatitis B , Karsninoma Hepatoseluler, dan Limfoma MalignaStoyarenski Ashmirbeycha

Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Palangka Raya

RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

Abstrak

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (HBV), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Indonesia termasuk negara endemik hepatitis B dengan jumlah yang terjangkit antara 2,5% hingga 36,17% dari total jumlah penduduk.Seorang wanita usia 20 tahun, asal dari Gunung Mas dengan pekerjaaan IRT, datang ke IGD RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya dengan keluhan utama nyeri perut kanan atas. pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 2 minggu yang lalu, disertai perut membesar. Nyeri timbul terus menerus, seperti melilit. Pasien juga mengeluh nyeri pada payudara kiri sejak 1 tahun ini, disertai ada benjolan pada payudara, pernah keluar darah sedikit. Keluhan lain : mual (-), muntah (-), demam (-), sesak (-), BAB lancar, BAK Lancar, Makan minum +.

Pada Pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, vital sign : tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 80 x/m reguler teraba kuat angkat, terisi penuh, pernafasan 22 x/m, Suhu 36,70, BB 50 kg, TB 155 cm dan IMT 20,7 kg/m2. Kepala : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, leher: pembesaran KGB tidak ada , tiroid dan peningkatan JVP (-), dan atropi muskulus temporalis (-), thorax : tampak simetris kiri-kanan, tampak ketinggalan gerak hemitoraks kanan dan tidak tampak retraksi m. intercostalis, barrel chest (-)dan spider nevi (-). Pada palpasi fremitus taktil pada hemitoraks dekstra menurun dan sinistra normal, perkusi sonor, auskultasi suara nafas dasar vesikuler di paru dekstra menurun dan hampir hilang, tidak terdengar adanya rhonki maupun wheezing. Cor: kardiomegali (-), iktus kordis teraba pada SIC IV linea midklavikularis sinistra, auskultasi S1S2 tunggal dan tidak didapatkan adanya murmur, gallop. Abdomen: datar, supel, bising usus normal dan perkusi timpani, caput medusa tidak ada, shifting dullness tidak didapatkan, palpasi tidak didapatkan nyeri tekan di 9 regio abdomen, massa tidak ditemukan dengan lien tidak teraba, hepatomegali ada pengukuran liver span ( 15cmm. Ekstremitas : akral hangat tanpa adanya edema maupun pitting edema.

Pemeriksaan laboratorium : Hb :15,3 g/dL, leukosit 6900/(L, trombosit 83000/(L, hematokrit 50%, GDS 145 mg/dL, kreatinin 0,74mg/dL, mg/dL. SGOT 645 U/L, SGPT 245 U/L, HbsAg (+). Diagnosa adalah hepatitis B suspek karsinoma hepatoseluler, dan suspek limfoma maligna.Kata kunci : hepatitis B, karsinoma hepatoseluler, limfoma malignaBAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Virus hepatitis adalah penyakit menular umum yang membunuh sekitar 1,5 juta orang setiap tahun. Di seluruh dunia, dua milyar orang telah terinfeksi virus hepatitis B (HBV), 360 juta mengalami infeksi kronis, dan 600.000 meninggal setiap tahun dari penyakit hati terkait HBV atau karsinoma hepatoseluler. Mac Callum mengklasifikasikan hepatitis virus menjadi dua jenis yaitu : Virus Hepatitis A, atau hepatitis menular, dan Viral Hepatis B, atau Serum hepatitis. Blumberg melaporkan penemuan antigen permukaan hepatitis B(HBsAg), juga dikenal sebagai antigen Australia, dan antibodi-nya, hepatitis B antibodi permukaan (HBsAb). Blumberg mendapat hadiah nobel untuk penemuannya itu. Sekarang antigen tersebut dikenal dengan nama hepatitis B surface antigen (HBsAg). Hepatitis B merupakan penyakit infeksi pada jaringan hati yang disebabkan oleh virus yang berasal dari famili hepadnavirus. Ukuran virus ini sangat kecil berkisar 42 nanometer dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron. HBV dapat ditularkan secara vertikal, melalui kontak seksual atau rumah tangga, atau dengan suntikan tidak aman, tetapi infeksi kronis yang diperoleh selama masa bayi atau masa anak-anak menunjukkan jumlah besar pada morbiditas dan kematian di seluruh dunia.1Pada saat ini sekitar 1 juta kematian per tahun akibat penyakit hati berhubungan dengan VHB. Sirosis hati, gagal hati, atau kanker hati dapat terjadi pada 15 40 % penderita dengan infeksi hepatitis B kronis. Di negara berkembang orang dewasa sangat berisiko tinggi untuk terkena hepatitis B, terlebih di negara miskin, hepatitis B dengan endemis tinggi, cukup banyak ditemukan pada anak. Oleh sebab itu, karena tingginya morbiditas dan mortalitas karena hepatitis B, penyakit ini sangat mengancam di dunia.1I.2 Tujuan Penulisan

Penulisan bertujuan untuk menambah wawasan pada penulis dan kita bersama mengenai Hepatitis B, Karsinoma Hepatoselular, dan limfoma maligna. Penulisan juga bertujuan untuk persyaratan mengikuti ujian stase Ilmu Penyakit dalam.

BAB II

KASUS

Dilaporkan seorang wanita usia 20 tahun, asal dari Gunung Mas dengan pekerjaaan IRT, datang ke IGD dengan keluhan utama nyeri perut kanan atas. Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 2 minggu yang lalu, disertai perut membesar. Nyeri timbul terus menerus, seperti melilit. Pasien juga mengeluh adanya benjolan di payudara kiri sejak 1 tahun ini, disertai nyeri dan pernah keluar darah sedikit. Keluhan mual (-), muntah (-), demam (-), sesak (-). BAB lancar, BAK lancar, dan makan minum (+).

Riwayat penyakit dahulu yaitu pada pasien usia 12 tahun di diagnosa Hepatitis B. Riwayat penyakit keluarga yang ditemukan tidak ada yang mengeluh dengan keluhan yang sama.

Pada Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, vital sign yaitu tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 80 x/m reguler teraba kuat angkat, terisi penuh, pernafasan 22 x/m, suhu 36,70C, BB 50 kg, TB 155 cm dan IMT 20,7 kg/m2. Kepala : konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik, dan atrofi muskulus temporalis (-), leher : pembesaran KGB (-) dan peningkatan JVP (-), thorax : tampak simetris kiri dan kanan, tampak ketinggalan gerak hemitoraks kanan dan tidak tampak retraksi m. intercostalis, barrel chest (-) dan spider nevi (-). Pada palpasi fremitus taktil pada hemitoraks dextra menurun dan sinistra normal, perkusi sonor, auskultasi suara nafas dasar vesikuler di paru dextra menurun dan hampir hilang, tidak terdengar adanya rhonki maupun wheezing. Cor : Kardiomegali (-), iktus kordis teraba pada SIC IV linea midklavikularis sinistra, auskultasi S1S2 tunggal dan tidak didapatkan adanya murmur, dan gallop. Abdomen : datar, supel, bising usus normal dan perkusi timpani, caput medusa tidak ada, shifting dullness tidak didapatkan, palpasi tidak didapatkan nyeri tekan di 9 regio abdomen, massa tidak ditemukan dengan lien tidak teraba, hepatomegali ada pengukuran liver span ( 15cmm. Ekstremitas : akral hangat tanpa adanya edema maupun pitting edema.

Pemeriksaan laboratorium : Hb :15,3 g/dL, leukosit 6900(L, trombosit 83000/(L, hematokrit 50%, GDS 145 mg/dL, kreatinin 0,74 mg/dL, SGOT 645 U/L, SGPT 245 U/L dan HbsAg (+).Pemeriksaan USG abdomen, kesan curiga karsinoma hepatoseluler. Dan pada pemeriksaan USG mamae didapatkan kesan masaa semisolid in homogen dengan kalsifikasi cenderung maligna pada mammae sinistra. Pada pemeriksaan patologi anatomi (FNAB) didapatkan kesan limfoma maligna. Dan pada rontgen thorak didapatkan adanya efusi pleura dekstra.

Diagnosa adalah hepatitis B kronik, suspek karsinoma hepatoseluler , dan suspek limfoma maligna. Perawatan hari kedua keluhan nyeri perut kanan atas, batuk kering, payudara kiri membesar dan disertai rasa nyeri masih dirasakan. TD 120/90,

N : 78, RR : 23 , suhu : 360C. Dari pemeriksaan fisik dan diagnosis masih seperti hari sebelumnya. Dan terapi pun masih dilanjutkan sesuai hari sebelumnya.

Pada hari ketiga keluhan, pemeriksaan fisik masih seperti hari sebelumya, dan direncanakan untuk konsul Spesialis Patologi Anatomi untuk dilakukan FNAB, dan konsul radiologi untuk USG mammae.

Pada hari keempat dan kelima keluhan, pemeriksaan fisik serta terapi masih sama seperti hari sebelumnya. Pada hari keenam keluhan bertambah yaitu perut terasa kembung, dan mencret. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan regio epigastrium. Terapi pasien ditambahkan new Diatab 3x1 dan injeksi omeprazole 2x1.

Pada hari ketujuh mencret sudah tidak ada lagi, tetapi perut masih kembung. Pemeriksaan fisik masih sama seperti hari sebelumnya dan terapi di hentikan pemberian new diatabnya.

Pada hari kedelapan kembung masih, pemeriksaan fisik masih sama seperti hari sebelumya, direncanan konsul bedah untuk kecurigaan tumor payudara dengan diagnosis banding limfoma maligna. Tetapi pasien pulang atas permintaan sendiri. Sehingga pemeriksaan yang direncanakan tidak dapat dilakukan.

BAB III

PEMBAHASAN

III.1. Hepatitis

III.1.1. Definisi

Hepatitis virus adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Dikatakan akut apabila inflamasi (radang) hati akibat infeksi virus hepatitis yang berlangsung selama kurang dari 6 bulan, dan kronis apabila hepatitis yang tetap bertahan selama lebih dari 6 bulan. Keadaan kronis pada anak-anak lebih sukar dirumuskan karena perjalanan penyakitnya lebih ringan daripada orang dewasa. 1III.2.Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B (HBV), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati. Apabila seseorang terinfeksi virus hepatitis B akut maka tubuh akan memberikan tanggapan kekebalan (immune response). Ada 3 kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap virus hepatitis B paska periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi karier inaktif. Ketiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis. Pada kemungkinan pertama, tubuh mampu memberikan tanggapan .adekuat terhadap virus hepatitis B (HBV), akan terjadi 4 stadium siklus HBV, yaitu fase replikasi (stadium 1 dan 2) dan fase integratif (stadium 3 dan 4). Pada fase replikasi, kadar HBsAg (hepatitis B surface antigen), HBV DNA, HBeAg (hepatitis B antigen), AST (aspartate aminotransferase) dan ALT (alanine aminotransferase) serum akan meningkat, sedangkan kadar anti-HBs dan anti HBe masih negatif. Pada fase integratif (khususnya stadium 4) keadaan sebaliknya terjadi, HBsAg, HBV DNA, HBeAg dan ALT/AST menjad negatif/normal, sedangkan antibodi terhadap antigen yaitu : anti HBs dan anti HBe menjadi positif (serokonversi). Keadaan demikian banyak ditemukan pada penderita hepatitis B yang terinfeksi pada usia dewasa di mana sekitar 95-97% infeksi hepatitis B akut akan sembuh karena imunitas tubuh dapat memberikan tanggapan adekuat Sebaliknya 3-5% penderita dewasa dan 95% neonatus dengan sistem imunitas imatur serta 30% anak usia kurang dari 6 tahun masuk ke kemungkinan ke dua dan ke tiga; akan gagal memberikan tanggapan imun yang adekuat sehingga terjadi infeksi hepatitis B persisten, dapat bersifat karier inaktif atau menjadi hepatitis B kronis.2

Gambar 1. Exposure to HBV Pada pasien ini di diagnosis dengan hepatitis B kronis dan suspek KHS. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Diagnosis infeksi hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda virologi, biokimiawi dan histologi. Titer HBsAg yang masih positif lebih dari 6 bulan menunjukkan infeksi hepatitis kronis. Dan pada pasien ini sudah diketahui HBV (+) sejak usia 12 tahun. Munculnya antibodi terhadap HBsAg (anti HBs) menunjukkan imunitas dan atau penyembuhan proses infeksi. Pada pasien ini belum didapatkan tanda-tanda imunitas ditandai dengan anti Hbs yang masih negative. Adanya HBeAg dalam serum mengindikasikan adanya replikasi aktif virus di dalam hepatosit. Titer HBeAg berkorelasi dengan kadar HBV DNA. Namun tidak adanya HBeAg (negatif) bukan berarti tidak adanya replikasi virus, keadaan ini dapat dijumpai pada penderita terinfeksi HBV yang mengalami mutasi (precore atau core mutant). Peningkatan kadar ALT/AST menggambarkan adanya aktifitas nekroinflamasi. Pada pasien ini terdapat peningkatan ALT/AST, tapi untuk pemeriksaan serologi belum dilakukan.III.2.1.Epidemiologi

Hepatitis B adalah penyakit infeksi virus hati yang menurut perkembangannya apabila tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi sirosis hati, karsinoma hepatoseluler bahkan tidak jarang menyebabkan kematian.

Menurut WHO, sedikitnya 350 juta penderita karier hepatitis B terdapat di seluruh dunia, 75%-nya berada di Asia Pasifik. Diperkirakan setiap tahunnya terdapat 2 juta pasien meninggal karena hepatitis B. Hepatitis B mencakup 1/3 kasus pada anak. Indonesia termasuk negara endemik hepatitis B dengan jumlah yang terjangkit antara 2,5% hingga 36,17% dari total jumlah penduduk. III.2.2.Penularan

Kontak dengan penderita melalui parenteral yang berasal dari produk-produk darah secara intravena, kontak seksual, dan perinatal secara vertikel (dari ibu ke janin). Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus hepatitis B ini menular yaitu secara vertikal dan horisontal. Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan manakala secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama serta hubungan seksual dengan penderita.1,2Pada pasien ini disangkal penggunaan jarum suntik, tindik telinga bersamaan, dan hubungan seksual dengan penderita. Pada pasien ini dapat disimpulkan penularan secara horizontal dari ibu ke anak pada saat persalinan. Untuk memastikan nya seharusnya ibu penderita dan keluarga yang lain juga di periksa HbsAg nya. III.2.3.Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemui dan didukung oleh pemeriksaan laboratorium. Riwayat ikterus pada para kontak keluarga kawankawan sekolah, pusat perawatan bayi, teman-teman atau perjalanan ke daerah endemi dapat memberikan petunjuk tentang diagnosis. Pada pasien ini HBV diketahui sejak umur 12 tahun, hal ini mungkin terjadi akibat penularan secara vertikel. Pada pasien ini diagnosis ditegakkan berdasarkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan penunjang. Diagnosis hepatitis B kronis ditegakkan berdasarkan klinis merupakan sclera ikterik, malaise, anoreksia, nyeri perut kanan atas dan terkadang timbul demam. Dan riwayat hepatitis B pada usia 12 tahun. Dikonfirmasi dengan pemeriksaan HbsAg yang hasil nya positif dan terjadinya peningkatan SGOT dan SGPT. Semestinya untuk lebih memastikan lagi harus diperiksa anti Hbc, HbeAg, dan HBV DNA. Tetapi pada pasien ini tidak dilakukan karena alasan ketersediaan biaya.III.2.4.Gambaran klinis

Sebelum timbulnya ikterus biasanya didahului oleh suatu masa prodormal seperti malaise, anoreksia, dan sering gejala gastrointestinalis, disertai nyeri perut atas. Pemeriksaan laboratorium menunjukan hiperbilirubinemia, kenaikan kadar transaminase serum. Pada tes serologis didapatkan HBsAg (+), IgM Anti HBc (+).

Gambar 2. Patofisiologi dari manifestasi klinis Hepatitis B

Hepatitis B kronis

Yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individu dengan sistem imunologi kurang sempurna sehingga mekanisme, untuk menghilangkan VHB tidak efektif dan terjadi koeksistensi dengan VHB.Pemeriksaan penunjang yang dapat mendukung diagnosis hepatitis B adalah pemeriksaan enzim hati seperti SGOT, SGPT, ALP, dan GGT, pemeriksaan fungsi hati meliputi : serum bilirubin dan albumin, pemeriksaan darah lengkap, pemerikksaan tes koagulasi darah, tes serologi yang meliputi : HBsAg, anti Hbc, IgM, HBeAg, HBV DNA dan pemeriksaan radiologi seperti USG abdomen, CT Scan, dan pemeriksaan biopsi hati. Pemeriksaan SGPT lebih spesifik untuk mengetahui kelainan hati karena jumlah SGPT dalam hati lebih banyak daripada SGOT. Kejadian hepatitis akut ditandai dengan peningkatan SGPT dan SGOT 10-20 kali dari normal, dengan SGPT lebih tinggi dari SGOT. SGPT dan SGOT normal adalah < 42 U/L dan 41 U/L. Pada hepatitis kronis kadar SGPT meningkat 5-10 kali dari normal.1,2

Pada pasien ini ditemukan gejala nyeri perut kanan atas, malaise, anoreksia, sklera ikterik, dan adanya hepatomegali. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan HbsAg (+) dan peningkatan kadar SGPT 245U/L dan SGOT 645U/L.III.2.5. Pengobatan

Tujuan pengobatan HBV adalah untuk mencegah atau menghentikan radang hati (liver injury) dengan cara menekan replikasi virus atau menghilangkan injeksi. Dalam pengobatan hepatitis B, titik akhir yang sering dipakai adalah hilangnya pertanda replikasi virus yang aktif secara menetap.3Obat-obat yang digunakan untuk menyembuhkan hepatitis antara lain obat

antivirus, dan imunomodulator. Pengobatan antivirus harus diberikan sebelum virus sempat berintegrasi ke dalam denom penderita. Jadi pemberiannya dilakukan sedini mungkin sehingga kemungkinan terjadi sirosis dan hepatoma dapat dikurangi. Yang termasuk obat antivirus adalah adenovir dipivoxil, tenovofir disoproxil, entecavir dan lamivudine. Sedangkan obat imunomodulator yang menekan atau merangsang sistem imun misalnya interferon alfa dan timosin alfa.4

Pada pasien ini tidak diberikan pengobatan imunomodulator seperti interferon alfa dan tidak juga mendapatkan pengobatan antivirus seperti lamivudin ataupun adefovir dipivoksil. Karena pasien ini pulang atas permintaan sendiri sebelum diberikan pengobatan tersebut.III.3 Karsinoma Hepatoselular

Kanker adalah pertumbuhan dan perkembangbiakan sel-sel baru pada suatu organ yang tumbuh abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan bentuk, sel asalnya. Kanker hati adalah pertumbuhan sel yang abnormal, cepat, dan tidak terkendali pada hati sehingga merusak bentuk dan fungsi organ hati.5Dalam keadaan normal sel hati akan membelah diri jika ada penggantian selsel hati yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan membelah terus sehingga terjadi penumpukan sel baru yang menimbulkan desakan dan merusak jaringan normal pada hati. Kanker hati primer yaitu karsinoma hepatoseluler merupakan kanker hati yang sering dijumpai dan salah satu kanker yang paling banyak didunia. Penemuan dini kanker hati sukar dilakukan karena awalnya tidak menimbulkan gejala. Akibatnya, sebagian besar penderita kanker hati terdeteksi dalam stadium lanjut.

Pada pasien ini, resiko KHS menjadi tinggi karena pasien juga menderita hepatitis B kronis. Pasien sebaiknya disarankan memeriksakan serologi hepatitis C yang dapat menjadi infeksi komorbid dari hepatitis B. Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis KHS adalah pemeriksaan alfa-fetoprotein dan biopsi hati. Pada pasien ini didapat adanya peningkatan enzim transaminase dan hasil USG abdomen didapatkan adanya gambaran massa hipoekoik in homogen, lobulated, berbatas tegas, dan ireguler pada intrahepatik, kesan Karsinoma hepatoseluler. Tetapi tidak dilakukan pemeriksaan AFP dan biopsi hati, karena pasien pulang atas permintaan sendiri. III.3.1 Pemeriksaan Penunjang

Penanda tumor

Alfa Fetoprotein (AFP) adalah protein serum normal yang disintesis oleh sel hati fetal, sel yolk-sac dan sedikit sekali oleh saluran gastrointestinal fetal. Rentang normal AFP serum adalah 0-20ng/mL. kadar AFP meningkat pada 60%-70% dari pasien KHS. Dan kadar lebih dari 400ng/mL adalah diagnostik. USG abdomen

Tampilan USG yang khas untuk KHS adalah adanya gambaran mosaic, formasi septum, bagian perifer sonolusen (ber-halo) bayangan lateral yang dibentuk oleh pseudokapsul fibrotik, serta penyangatan eko posterior.

Pada pasien ini didapatkan klinis nya yaitu nyeri perut kanan atas yang dirasakan sudah 2 minggu sebelum masuk Rumah Sakit. letih, berat badan menurun, dan adanya demam yang turun naik. Klinis lain seperti asites tidak ditemukan. pada pemeriksaan USG abdomen didapatkan adanya gambaran massa hipoekoik in homogen, lobulated, berbatas tegas, dan ireguler pada intrahepatik.pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang penanda tumor alfa fetoprotein (AFP) karena masalah biaya. Pada pasien ini juga ditemukan adanya efusi pleura dekstra. Penyebab nya masi belum diketahui, kemungkinan akibat dari KHS nya, untuk menentukan penyebabnya sebaiknya dilakukan aspirasi cairan pleura, dan diperiksa cairannya. III.4 Limfoma maligna

Pasien juga mengeluh adanya benjolan di payudara kiri disertai nyeri, dan tampak adanya retraksi pupil. Pasien diduga dengan Ca Mamae. Telah dilakukan evaluasi berupa biopsi dari benjolan, didapatkan kecurigaan Limfoma maligna. Limfoma maligna adalah kelompok neoplasma maligna/ganas yang muncul dalam kelenjar limfe atau jaringan limfoid ekstranodal yang ditandai dengan proliferasi atau akumulasi sel-sel asli jaringan limfoid (limfosit, histiosit dengan pra-sel dan derivatnya). Ada dua jenis penyakit yang termasuk limfoma maligna yaitu penyakit Hodgkin (PH) dan limfoma non Hodgkin (LNH). Keduanya memiliki gejala yang mirip. Perbedaannya dibedakan berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi dimana pada PH ditemukan sel Reed Sternberg, dan sifat LNH lebih agresif. Pada pasien ini masih perlu adanya evaluasi dari histopatologis untuk menentukan jenis limfoma yang diderita. BAB IV

SIMPULAN

Telah dilaporkan seorang wanita usia 20 tahun, asal dari Gunung Mas dengan pekerjaaan IRT, datang ke IGD RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya dengan keluhan utama nyeri perut kanan atas. pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 2 minggu yang lalu, disertai perut membesar. Nyeri timbul terus menerus, seperti melilit. Pasien juga mengeluh ada nya benjolan di payudara kiri sejak 1 tahun ini, disertai nyeri dan pernah keluar darah sedikit. Riwayat penyakit dahulu : Pada pasien usia 12 tahun di diagnosa Hepatitis B. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada yang mengeluh dengan keluhan yang sama.

Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, vital sign : tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 80 x/m reguler teraba kuat angkat, terisi penuh, pernafasan 22 x/m, suhu 36,70C, BB 50 kg, TB 155 cm dan IMT 20,7 kg/m2. Kepala : Sklera ikterik. Thorax : tampak simetris kiri-kanan, tampak ketinggalan gerak hemitoraks kanan, pada palpasi fremitus taktil pada hemitoraks dextra menurun dan sinistra normal, perkusi sonor, auskultasi suara nafas dasar vesikuler di paru dextra menurun dan hampir hilang, tidak terdengar adanya rhonki maupun wheezing. Abdomen : hepatomegali ada pengukuran liver span ( 15cmm.

Pemeriksaan laboratorium : Hb :15,3 g/dL, leukosit 6900(L, trombosit 83000/(L, hematokrit 50%, GDS 145 mg/dL, kreatinin 0,74 mg/dL, SGOT 645 U/L, SGPT 245 U/L, dan HbsAg (+). Pemeriksaan USG abdomen, kesan curiga karsinoma hepatoseluler. Dan pada pemeriksaan USG mamae didapatkan kesan masaa semisolid in homogen dengan kalsifikasi cenderung maligna pada mammae sinistra. Pada pemeriksaan patologi anatomi (FNAB) didapatkan kesan limfoma maligna. Dan pada rontgen thorak didapatkan adanya efusi pleura dekstra. Diagnosa adalah hepatitis B kronis, suspek karsinoma hepatoseluler , dan suspek limfoma maligna.

Prognosis pasien dubia ad malam sebab pasien dengan hepatitis B kronik memiliki resiko tinggi menjadi karsinoma hepatoseluler, yaitu sebesar 15-40%. DAFTAR PUSTAKA

1. Sievert, William, Melvyn G, Korman, Terry Bolin.Segala Sesuatu tentang Hepatitis. Arcar.Jakarta.20102. Sulaiman, Andri S.Pendekatan Terkini Hepatitis B dan C dalam Praktik Klinis Sehari-hari.Sagung Seto.Jakarta.20103.Syahrurachman, Agus, dkk.Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara. Jakarta. 19934. Marreroa CR, Marrero JA. Viral hepatitis and hepatocellular carcinoma. Arch Med Research 2007;38:612-20.

5. Chuang SC, Vecchia CL, Boffeta B. Liver cancer: descriptive epidemiology and risk factors other than HBV and HCV infection. Cancer Letters 2009;286:9-14.

6. Chang MH. Hepatitis B infection. Seminars in fetal & neonatal medicine 2007;12:160-7.

7. Tabor E. Hepatocellular carcinoma: global epidemiology. Digest Liver Dis 2001;33:115-7

8. Blum HE. Treatment of hepatocellular carcinoma. Best Practice & Research Clin Gastroenterol 2005;19:129-45.

9. Freedman AS, Nadler LM. Limfoma maligna. Dalam: Bacher E, et al, editor. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2000. hlm.1973-8

PAGE 1