Lapres Modul 1 - Fahmi Reza W.(2313100123)

35
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015) 1 LAPORAN RESMI INOKULASI MIKROORGANISME DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP I. Tujuan I.1 Inokulasi Mikroorganisme Percobaan inokulasi mikroorganisme ini bertujuan untuk mempelajari teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril. I.2 Penggunaan Mikroskop Percobaan penggunaan mikroskop ini bertujuan untuk: 1. Melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morphologi jamur, yeast, bakteri dan beberapa mikroorganisme. 2. Mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme. 3. Melatih membuat preparat. II. Pengamatan II.1 Inokulasi Mikroorganisme II.1.1 Menggunakan Tabung reaksi Tabel II.1 Hasil Percobaan Inokulasi Mikroorganisme Tabung reaksi (24 jam) Hasil pengamatan Media NBA (Lactobacillus plantarum) Media PDA (Aspergillus niger)

description

Laporan resmi modul 1 praktikum mikrobiologi industri, inokulasi mikroorganisme.

Transcript of Lapres Modul 1 - Fahmi Reza W.(2313100123)

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2015)25

LAPORAN RESMIINOKULASI MIKROORGANISME DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP

I. TujuanI.1 Inokulasi MikroorganismePercobaan inokulasi mikroorganisme ini bertujuan untuk mempelajari teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril.I.2 Penggunaan Mikroskop Percobaan penggunaan mikroskop ini bertujuan untuk:1. Melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morphologi jamur, yeast, bakteri dan beberapa mikroorganisme.2. Mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme.3. Melatih membuat preparat.

II. PengamatanII.1 Inokulasi MikroorganismeII.1.1Menggunakan Tabung reaksiTabel II.1 Hasil Percobaan Inokulasi MikroorganismeTabung reaksi(24 jam)Hasil pengamatan

Media NBA (Lactobacillus plantarum)Media PDA (Aspergillus niger)

Blanko

-Biakan

Keterangan-Warna :

-Kepekatan :-Putih susu

-Pekat, namun bakteri hanya terlihat sedikit-Terdapat warna hitam sedikit

-Pekat, namun jamur hanya terlihat sedikit

Tabung reaksi(48 jam)Hasil pengamatan

Media NBA (Lactobacillus plantarum)Media PDA (Aspergillus niger)

Blanko

Biakan

Keterangan-Warna:- Kepekatan:-Warna putih susu-Cukup pekat, bateri tumbuh merata, terlihat seperti kerak-Hitam-Pekat, bakteri tumbuh banyak dan merata

Petri Dish(24 jam)Hasil pengamatan

Media NBA (Lactobacillus plantarum)Media PDA (Aspergillus niger)

Blanko (tampak atas)

Blanko (tampak samping)

-Biakan (tampak atas)

Keterangan-Warna :

-Kepekatan :-Diameter :-Putih susu

-Pekat, melebar dan merata-7,1 cm-Putih terdapat daerah yang berwarna hitam-Pekat, warna hitam tidak merata-7 cm

-Biakan (tampak samping)

Keterangan-Warna :

-Kepekatan :-Diameter :-Putih pekat

-Pekat, persebaran merata-0,075 cm-Putih terdapat hitam-hitam di salah satu area-Pekat, persebaran merata- 0,075 cm

Petri Dish(48 jam)Hasil pengamatan

Media NBA (Lactobacillus plantarum)Media PDA (Aspergillus niger)

Blanko (tampak atas)

Blanko (tampak samping)

-Biakan (tampak atas)

Keterangan-Warna :

-Kepekatan :-Diameter :-Warna putih susu

-Pekat, lebar dan merata-7,5 cm-Warna hitam menyeluruh namun masih ada putih-putihnya-Pekat-8,5 cm

-Biakan (tampak samping)

Keterangan-Warna:-Kepekatan:-Diameter :-Putih susu-Pekat, melebar-0,15 cm-hitam-Pekat, hitam-hitam timbul-0,1 cm

II.2 Pengamatan MikroskopTabel II.2 Hasil Pengamatan Penggunaan MikroskopMikroorganismeHasil percobaanGambarKeterangan

Lactobacillus plantarumBerkoloni, tidak terlihat berbentuk batang. Bentuknya seperti pipih

Aspergillus nigerBerkoloni, berbentuk bulat dan menumpuk, berwarna hitam

III.PembahasanIII.I Inokulasi MikroorganismeTujuan dari percobaan inokulasi mikroorganisme adalah untuk mempelajari teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril.Inokulasi merupakan suatu teknik pemindahan suatu biakan mikroorganisme tertentu dari suatu medium yang lama (biakan induk), ke dalam suatu medium yang baru dengan menggunakan teknik yang memiliki ketelitian yang sangat tinggi dengan tujuan untuk mendapatkan suatu biakan yang murni tanpa adanya kontaminasi dari mikroba atau mikroorganisme lain yang tidak diinginkan (dalam keadaan murni). Sel bakteri yang di inokulasi ke suatu media baru yang telah di pilih (tertentu), akan mengonsumsi nutrisi dari media baru yang ditempatinya.(Pelczar, 2007, halaman 116)Media tempat pembiakan mikroorganisme yang baru merupakan media yang sudah di sterilisasi terlebih dahulu, untuk menghidari adanya kontaminasi yang tidak diinginkan dari mikroorganisme lainnya. Proses sterilisasi dari media tersebut dilakukan dengan cara memasukan media yang berada dalam suatu wadah (dalam hal ini adalah tabung reaksi dan petridish) ke dalam alat sterilisasi, yakni auto-clave. Proses ini berlangsung selama kurang lebih 15 menit, pada suhu 121C. Sterilisasi merupakan suatu usaha yang bertujuan agar membersihkan/membebaskan suatu alat-alat dan bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan (dalam hal ini mikroorganisme), sehingga dalam sterilisasi nanti alat-alat tidak terkontaminasi dengan organisme lainnya. Dengan memasukkan semua alat ke dalam autoclave selama 15 menit dengan suhu 121oC dan tekanan 15 psi atau 0,01 mPa dapat membunuh semua organisme sehingga alat dalam keadaan bersih dan steril dan akhirnya tidak terdapat kontaminan yang berdampak pada pengamatan. (Tortora, 2010, halaman 188)Dalam percobaan teknik Inokulasi ini, metode/teknik yang digunakan adalah metode gores yang dilakukan di dalam media agar dalam tabung reaksi dan juga petridish. Dan dalam percobaan ini, digunakan 2 mikroorganisme, yaitu dengan menggunakan bakter dan jamur. Untuk percobaan dengan menggunakan bakteri, digunakan bakteri Lactobacillus plantarum. Sedangkan untuk percobaan dengan menggunakan jamur, digunakan jamur Aspergillus niger.Dalam percobaan inokulasi yang telah dilakukan, media yang digunakan adalah Potato Dextrose Agar (PDA) untuk media organisme jamur (Aspergillus niger). Dan untuk media organisme bakteri (Lactobacillus plantarum), digunakan media Nutrient Broth Agar (NBA). PDA merupakan media yang terdiri dari kentang, yang sangat mendukung pertumbungan mikroorganisme jenis jamur. PDA yang digunakan sebagai media baru saat inokulasi pada mulanya berbentuk padatan yang kemudian dicairkan dengan cara pemanasan. Namun ketika dituangkan ke dalam petridish ataupun tabung reaksi, maka dalam beberapa menit PDA tersebut akan menjadi padatan kembali. Sedangkan NBA merupakan media yang sangat cocok untuk mengembang-biakan bakteri, karena mengandung nutrient yang dibutuhkan untuk di konsumsi oleh bakteri. (Hendrianie, 2001, halaman 5)Penggunaan media tanam mikroorganisme berupa agar memiliki berbagai alasan, diantaranya adalah agar merupakan media yang tidak dapat diuraikan oleh hampir semua jenis mikroorganisme yang menyebabkan lebih mudah dalam pemisahan dengan partikel lainnya, kemudian agar memiliki bentuk padatan pada kisaran suhu inkubasi(0-80C), dan agar tetap pada keadaan padat pada suhu 37C, lalu setelah meleleh selama proses sterilisasi akan berwujud liquid hingga suhu mencapai 45C, yang selanjutnya dapat dituangkan ke wadah steril yang baru.(Madigan, 2012, halaman 17)Langkah pertama dalam praktikum ini adalah mensterilisasi alat-alat yang digunakan, yakni petridish sejumlah 2 (dua) buah dan tabung reaksi sejumlah 2 (dua) buah. Tabung reaksi dan petridish terlebih dahulu dicuci yang kemudian dilanjutkan dengan pengeringan dengan menggunakan tisu atau lap kering biasa. Lalu masukkan media agar yang akan digunakan (PDA & NBA) ke dalam masing-masing petridish dan juga tabung reaksi. Kemudian, untuk tabung reaksi diberikan penyumbat yang berupa kapas yang telah digumpalkan terlebih dahulu. Dan untuk petridish dibungkus dengan menggunakan kertas coklat yang memiliki 2 permukaan, yakni halus dan kasar. Bagian kertas yang digunakan pada sisi luar adalah bagian yang licin. Bagian yang memiliki permukaan licin ini mengandung lapisan lilin, yang dapat menghalangi uap air dari autoclave untuk masuk ke dalam petridish. Media agar yang diisikan ke dalam tabung reaksi memiliki takaran yang kurang lebihnya sekitar sepertiga volume dari tabung reaksi yang digunakan. Sedangkan untuk media agar berupa petridish yang digunakan diisikan oleh media agar sebanyak sepertiga volume petridish yang digunakan. Hal yang perlu diperhatikan saat pemberian media agar adalah kapas penyumbat yang digunakan tidak diperkenankan terkena media agar yang diisikan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu, tabung reaksi dan petridish dimasukkan ke dalam autoclave untuk menjalankan proses sterilisasi. Proses sterilisasi dilakukan selama 15 menit dengan suhu 121C.Langkah selanjutnya adalah melakukan inokulasi mikroorganisme yang dilakukan di dalam incase. Incase yang dimaksud di sini merupakan suatu ruangan yang telah dibuat dengan design secara tertutup untuk melakukan kegiatan inokulasi. Sehingga tidak ada faktor dari lingkungan luar yang masuk ke dalam media inokulasi, karena sifat incase yang tertutup. Di dalam incase terdapat beberapa alat-alat yang digunakan, diantaranya adalah biakan induk mikroorganisme yang akan diinokulasi, api spiritus dalam suatu wadah, kawat ose sebagai alat yang akan digunakan untuk pemindahan biakan induk dari satu media ke media baru yang lebih steril. Sebelum memindahkan biakan induk dari media yang lama, kawat ose terlebih dahulu dipanaskan diatas api spirtus sampai kawat ose itu berwarna merah bara, namun jangan terlalu lama karena akan menyebabkan kawat ose menjadi rusak (bengkok ataupun patah). Tujuan dari pemanasan ini adalah untuk sterilisasi kawat ose dari organisme yang tidak diinginkan. Kemudian membuka kapas penyumbat dan menggoreskan kawat ose di permukaan media agar biakan induk dengan hati-hati, karena permukaan agar yang terdapat di biakan induk tidak boleh terambil. Setelah itu, menggoreskan kawat ose ke media yang baru, yaitu ke dalam tabung reaksi dan juga petridish. Namun, tidak semua tabung reaksi yang digunakan, melainkan hanya salah satu dari tiap jenis yang dipergunakan. Sedangkan lainnya dipergunakan untuk media blanko yang berfungsi sebagai pembanding saat melakukan pengamatan nantinya (media kontrol). Lalu kapas penyumbat ditutup kembali setelah ujung dari tabung reaksi telah di sterilisasi dengan cara memanaskan di atas api spirtus, dan hal yang terpenting yang harus diperhatikan adalah pada saat penutupan dengan kapas penyumbat tidak boleh tertukar. Dalam percobaan inokulasi yang telah dilakukan, untuk jamur Aspergillus niger pada tabung reaksi dan petridish digunakan media PDA. Sedangkan untuk bakteri Lactobacillus plantarum digunakan media NBA. Setelah melakukan inokulasi, kawat ose disterilisasi kembali dengan pemanasan di atas api spirtus. Selain itu, mulut tabung reaksi baik untuk media biakan induk, maupun media tanam yang baru didekatkan dan diputar di atas api spirtus untuk proses steriliasi.Kemudian, hal yang dilakukan adalah melakukan inkubasi dalam inkubator. Namun, untuk petridish dibungkus kembali dengan kertas warna coklat. Setelah itu, barulah semua hasil inokulasi, baik dengan petridish maupun tabung reaksi dimasukkan ke dalam inkubator bersama media blanko. Proses inkubasi dilakukan selama 24 jam pada suhu kamar, hal ini dikarenakan pada suhu 30C ini merupakan suhu optimum dalam pertumbuhan suatu mikroorganisme. Di dalam inkubator, petridish diletakkan dengan posisi terbalik. Hal ini memiliki tujuan untuk menghindari terjadinya kondensasi dari media di dalam petridish sehingga uap air hasil respirasi mikroorganisme turun ke media, yang dapat menyebabkan pergerakan dari koloni di dalam media mikroorganisme yang nantinya akan merusak bakteri juga. (Tortora, 2010, halaman 158)Kemudian langkah selanjutnya yang dilakukan pada keesokan harinya adalah untuk melakukan pengamatan dari hasil biakan di media baru yang telah diinkubasi di dalam inkubator. Pengamatan dilakukan sebanyak 2 kali dalam 2 hari, yakni pada saat telah berlalu masa inkubasi selama 24 jam serta 48 jam. Pada saat mengeluarkan semua media dari inkubator, dapat dilihat bahwa koloni-koloni bakteri dan jamur pada media agar yang baru (PDA & NBA). Hal ini ditunjukkan dengan gambar pada tabel pengamatan. Dari tabel pengamatan dapat diperoleh hasil pengamatan baik pada Aspergillus niger dan juga Lactobacillus plantarum memiliki perkembangan yang berkala, yang terus bertambah dalam kuantitas(jumlah). Sehingga untuk media tanam yang telah digunakan, dapat dibuktikan bahwa telah cocok. Yakni untuk media tanam NBA digunakan untuk pengembang-biakan bakteri yaitu Lactobacillus plantarum, dan untuk media tanam PDA digunakan untuk pengembang-biakan jamur Aspergillus niger. Sedangkan untuk media blanko yang telah diinkubasi tampak tidak mengalami perubahan, namun tetap jernih. Hal ini membuktikan bahwa media tanam yang digunakan untuk percobaan ini telah dalam keadaan steril. Mikroorganisme secara general, biasanya setelah masa inkubasi 24 jam, satu koloni murni dapat terdiri dari 50-72 generasi sel yang timbul dari satu sel induk tunggal, dengan kata lain satu koloni murni terdiri dari bermilyar-milyar sel anak. Pertumbuhan bakteri merupakan pertambahan jumlah sel dan bukan ukuran sel. Perbanyakan seperti ini disebabkan oleh pembelahan sel secara aseksual. (Pelczar, 2007, halaman 145)

III.2 Penggunaan MikroskopPercobaan penggunaan mikroskop ini bertujuan untuk melatih dalam menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morphologi jamur, dan bakteri, lalu mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme, dan untuk melatih membuat preparat.Dalam percobaan yang telah dilakukan, morphologi bakteri dan jamur yang diamati adalah Lactobacillus plantarum, dan Aspergillus niger secara berurutan. Bakteri bersifat uniselular dan tidak mengandung struktur yang terbatasi membran di dalam sitoplasmanya. Secara khas, sel-selnya mempunyai bentuk bermacam-macam, diantaranya memiliki bentuk bola (Coccus), batang (Bacillus) atau spiral (Helix). Bakteri yang khas berdiameter sekitar 0,5 sampai 1,0 m. Dan panjangnya 1,5 sampai 2,5 m. (Pelczar, 2007, halaman 46)Sedangkan fungi atau yang kerap disebut dengan jamur/cendawan adalah organisme yang bersifat heterotrofik (memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya). Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, maka mereka disebut saprofit. (Pelczar, 2007, halaman 189-191)Dalam percobaan ini, langkah pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan mikroskop yang telah dirangkai. Jenis mikroskop yang digunakan merupakan mikroskop cahaya (dengan sumber sinar berupa cahaya dari lampu). Mikroskop ini digunakan agar dapat mengamati mikroorganisme hingga dapat dilihat hingga ukuran yang dapat diamati oleh kasat mata, dengan cara kalibrasi perbesaran hingga didapatkan perbesaran yang sesuai. Cahaya yang digunakan adalah cahaya lampu yang ada pada mikroskop dan ditampilkan dari bagian diafragma mikroskop pada bagian bawah mikroskop. Setelah itu, bersihkan bagian lensa yang digunakan yakni lensa objektif, dan juga lensa okuler dengan menggunakan lap pembersih kacamata. Sehingga ketika menggunakan mikroskop nantinya tidak dalam keadaan kotor lensanya, dan akan memperjelas dari proses pengamatan yang akan dilakukan.Fungsi dari lensa okuler adalah untuk memperbesar bayangan dari benda yang diamati, yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesaran bayangan benda yang terbentuk berkisar antara 4 - 25 kali, namun yang diketahui dari lensa yang digunakan dalam praktikum ini adalah 10x. Lalu, lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian objek yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dengan perbesaran beraneka macam sesuai dengan model dan pabrik pembuatnya, misalnya 10X, 40X, dan 100X dan mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur objek yang akan diamati yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah (adanya pembeda).Pembesaran pada lensa didapatkan ketika sinar yang berasal dari sumber cahaya yang disebut sebagai illuminator, melewati condenser, yang memiliki lensa yang langsung mengarahkan cahaya menuju mikroorganisme yang diamati. Gambar III.1 Mikroskop Cahaya(Tortora, 2010, halaman 56) Setelah menyiapkan mikroskop yakni dengan cara menyambungkan dengan sumber listrik yang tersedia, selanjutnya menyiapkan object glass dan deck glass. Object glass yang digunakan adalah yang sudah dicuci bersih menggunakan alkohol dan dikeringkan dengan tisu bersih yang telah disediakan. Object glass tersebut digunakan sebagai tempat menaruh objek pengamatan (jamur Aspergillus niger atau bakteri Lactobacillus plantarum) yang akan diamati. Deck glass digunakan untuk menutup object glass yang telah digoreskan mikroorganisme di atasnya, yang selanjutnya disebut preparat. Preparat tersebut ditutup sehingga ketika objek diamati (baik jamur maupun bakteri) nantinya tidak terkontaminasi oleh udara luar yang mengandung kontaminan. Kemudian, langkah selanjutnya adalah melalukan percobaan pengamatan jamur terlebih dahulu. Jamur yang diamati dalam percobaan yang telah dilakukan adalah jamur Aspergillus niger. Jamur tersebut diambil dari biakan induk yang diletakkan dalam tabung reaksi di dalam ruangan incase. Proses pengambilan jamur dari biakan induk terjadi di dalam incase dengan menggunakan kawat ose yang sebelumnya dibakar di atas api spiritus yang telah disediakan didalam incase. Tujuan dari hal tersebut, adalah untuk mensterilkan kawat ose agar pada saat mengambil Aspergillus niger tidak terjadi kontaminasi yang tidak diinginkan, sehingga menyebabkan kurangnya ketelitian dalam pengamatan nantinya. Pembakaran ose tersebut harus dilakukan di seluruh bagian kawat ose, terutama pada bagian ujung, karena bagian ujung kawat ose merupakan bagian yang paling bersentuhan ketika pengambilan bakteri dari mikroorganisme. Pembakaran yang dimaksud di sini adalah hingga kawat ose tersebut berpijar dengan warna merah bara. Setelah dipijarkan (pemanasan), kawat ose tersebut tidak langsung dimasukkan dalam tabung untuk mengambil bakteri, karena jika suhu kawat ose terlalu tinggi, dikhawatirkan mikroorganisme yang berada dalam tabung akan mati. Sebelum dan sesudah mengambil bakteri dari tabung, mulut tabung juga harus dipanaskan untuk menghindari kontaminasi udara serta kontaminan dari luar.(Tortora, 2010, halaman 158)Kemudian, jamur Aspergillus niger diambil dari tabung biakan induk dengan kawat ose yang telah disterilisasi dan digoreskan diatas object glass yang sebelumnya ditetesi dengan 1 tetes aquadest menggunakan pipet mata yang kemudian ditutup dengan deck glass. Tujuan dari pemberian tetesan aquadest itu adalah untuk pengenceran, sehingga bakteri yang terambil tidak membentuk koloni (pemerataan bakteri) yang selanjutnya akan memepermudah pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Dalam mengambil bakteri tersebut diusahakan tidak terlalu tebal karena akan sulit jika diamati nantinya, dikarenakan terlalu besar/padatnya koloni bakteri yang akan diamati. Setelah itu, preparat yang telah diberi goresan jamur Aspergillus niger ditutup oleh deck glass pada bagian atasnya. Cara dalam menutup preparat dengan deck glass-pun harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak muncul gelembung pada cairan dari aquadest yang sudah bercampurkan bakteri. Gelembung tersebut akan menyulitkan dalam proses pengamatan karena yang akan muncul pada lensa objektif merupakan gelembung air yang terbentuk itu. Proses pengambilan bakteri hingga penutupannya dengan menggunakan deck glass harus dilakukan didalam incase. Kemudian preparat yang telah disiapkan diletakkan di atas object glass dan dijepit dengan menggunakan penjepit yang ada pada mikroskop. Pengamatan dilakukan dengan perbesaran total 100x, dengan rincian perbesaran okuler sebesar 10x dan perbesaran objektif sebesar 10x. Perbesaran ini dipilih karena jamur Aspergillus niger sudah dapat diamati dengan hasil yang optimal pada perbesaran ini. Dalam pengamatan dengan menggunakan mikroskop, bila gambar yang terlihat pada lensa okuler belum bisa terlihat dengan jelas, bisa diatur dengan pengatur kasar dan pengatur halus serta dengan mengatur sumber cahaya (diafragma) yang ada pada mikroskop. Setelah pengamatan dari jamur Aspergillus niger pada pengamatan yang telah dilakukan, maka visualisasi dari gambar yang dilihat digambarkan kembali pada laporan sementara dengan cara mengambil foto jamur tersebut dengan menggunakan kamera handphone, sebagai bukti dan untuk mempermudah dalam proses penggambarannya kembali di laporan sementara. Kemudian membandingkannya dengan gambar yang terdapat pada literatur.Prosedur yang sama juga dilakukan untuk pengamatan bakteri Lactobacillus plantarum yang menggunakan perbesaran total 400x, dengan rincian perbesaran okuler sebesar 10x perbesaran, dan untuk perbesaran objektif sebesar 40x perbesaran. Setelah selesai menggambar hasil pengamatan pada laporan sementara, semua alat yang dipakai dalam percobaan yakni object glass dan deck glass dicuci dan hasil cucian ditampung dan dibuang ke tempat pembuangan biakan. Langkah terakhir adalah mematikan mikroskop dengan cara mencabut aliran listrik dari sumber listrik.Jamur Aspergillus niger yang telah diamati (gambar III.3) dengan yang didapat dari literatur (gambar III.5). Dapat dilihat dalam gambar III.3 bahwa bentuk dari gambar Aspergillus niger yang didapat sudah terlihat seperti yang terdapat di literatur, yang menggambarkan bentuk dari jamur Aspergillus niger adalah berbentuk bola (Coccus), dan dari gambar yang didapatkan masih berbentuk koloni di satu tempat saja. Hanya saja untuk gambar bakteri Lactobacillus plantarum masih belum terlihat seperti bentuk batang (Bacillus) seperti pada literatur pada gambar III.2. Penyebab dari hal ini adalah kurang meratanya pengolesan bakteri pada object glass, serta lensa pada mikroskop yang memungkinkan masih dalam keadaan belum steril/belum bersih dari kotoran. Sel bakteri berbentuk silinder atau seperti batang dinamakan basilus. (Hang G. Schlegel, 1994, halaman 113)Secara morfologi, setelah pengamatan menggunakan mikroskop mendapatkan gambar jamur Aspergillus niger pada gambar III.3 telah menyerupai literatur seperti pada gambar III.5. Hanya saja, hasil dari pengamatan tidak sejelas dari literatur karena kurangnya perbesaran dari mikroskop. Secara fisik, untuk mikroorganisme jamur mempunyai ciri yaitu warna konidia hitam kelam atau kecoklatan dan berbentuk benang-benang halus.(Hang G. Schlegel, 1994, halaman 190)

Gambar III.2 Lactobacillus plantarum Gambar III.3 Aspergilus niger

Gambar III.4 Lactobacillus plantarum Gambar III.5 Aspergilus niger(http://id.wikipedia.org/)

IV.Jawaban Pertanyaan1. Bagaimana cara mold berkembang biak?Jawab:Perkembang biakan jamur/kapang (mold) di klasifikasikan dengan dua cara, yaiu : Secara seksual dilakukan dengan pembentukan spora seksual dan peleburan gamet(sel seksual). Ada dua tipe kelamin(mating type) dari sel seksual, yaitu tipe kelamin jantan (+) dan tipe kelamin betina (-). Peleburan terjadi antara 2 tipe kelamin yang berbeda. Penyatuan dua inti seperti terjadi pada eukariotik lain. Tahapan reproduksi seksual adalah plasmogami, kariogami, dan meiosis. Secara aseksual dilakukan melalui 2 cara. Pada jamur tingkat rendah, spora aseksual terbentuk sebagai hasil pembelahan inti berulang-ulang. Misalnya spora yang terbentuk di dalam sporangium. Spora ini disebut sporangiospora. Selain dengan cara membentuk spora, dapat pula dengan berkuntum atau secara fragmen. Yang tersebar paling luas dan terdiferensiasi paling kuat yaitu pembentukan spora.

2. Sebutkan penggunaan / arti mold yang diperiksa di atas!Jawab:Mold atau yang biasa disebut kapang merupakan jamur (fungi) multiseluler (mempunyai inti sel lebih dari satu) yang memiliki bentuk seperti benang-benang hifa (filamen), dan pertumbuhannya pada substrat mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Massa benang yang bercabang-cabang yang membentuk mold ini disebut dengan miselium. Miselium tersusun dari hifa (filamen) yang merupakan benang-benang tunggal. Badan vegetatif jamur yang tersusun dari filamen-filamen disebut dengan thallus.

3. Apa yang disebut hypha?Jawab:Hypha adalah struktur biologis pada bagian tubuh vegetatif fungi yang berupa benang-benang halus dengan garis tengah lima mikron yang terdapat pada talus. Hypha ini terdiri dari dinding sel dan sitoplasma dengan benda-benda inklusi(banyak inti/soenositik).

4. Bagaimana yeast berkembang biak dan apakah hal ini sesuai dengan preparat yang diamati?Jawab:Sel-sel ragi (yeast) berkembang biak dengan meningkatkan ukuran sel individu dan bereproduksi secara aseksual(vegetatif) dengan cara bertunas atau fisi untuk membentuk sel anak yang ukurannya tidak merata, serta dengan cara membentuk spora aseksual. Dan juga berkembang biak secara seksual(generatif), yakni dengan cara konjugasi(konjugasi isogami, hterogami, dan askospora). Yeast tumbuh sebagai distinct koloni pada media agar.

5. Apakah yang mempengaruhi aktifitas yeast?Jawab:a. Media yang digunakan sebaiknya mengandung garam, NH4+, NO3- atau sumber nitrogen lain.b. pH efektif adalah pada pH optimum, yaitu pH 4,0 6,0c. Suhu 37oC adalah suhu yang baik untuk pertumbuhan yeast.d. Air, pada umumnya yeast tumbuh pada kondisi dengan persediaan cukup air dalam artian tidak berlebihan.

6. Sebutkan semua pembagian bakteri beserta contoh-contohnya!Jawab :A. Penggolongan bakteri berdasarkan bentuk tubuhnya: Bakteri Kokus (bulat) : Streptococcus , contoh Streptococcus pyrogenes, S.thermopillus, S.lactis Stafilococcus , contoh Staphylococcus aureus Diplococcus , contoh Diplococcus pneumoniae Bakteri Basil (batang): Basillus , contoh Salmonella thypi, Escherichia coli, Lactobacillus Streptobasil , contoh Bacillus anthracis, Azotobacter Bakteri Vibrio (koma), contoh Vibrio cholerae Bakteri Spirilium (spiral) , contoh Treponema pallidumB. Penggolongan bakteri berdasarkan alat gerak flagel: Monotrik (berflagel satu pada salah satu ujung) Amfitrik (berflagel satu pada kedua ujung) Peritrik (berflagel banyak pada semua sisi tubuh) Lofotrik (berflagel banyak di satu ujung)C. Penggolongan bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen: Bakteri aerob, bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi, contoh Nitrosomonas dan Nitrobacter. Bakteri anaerob bakteri yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi, contoh Nitrococcus denitrificans.D. Penggolongan bakteri berdasarkan cara memperoleh makanan: Autotrof (menyusun makanan sendiri dari bahan-bahan anorganik). Berdasarkan sumber energinya dibedakan atas: fotoautotrof (sumber energy dari cahaya) dan kemoautotrof (sumber energy dari hasil reaksi kimia). Heterotrof ( memanfaatkan bahan anorganik jadi yang berasal dari organisme lain). Termasuk bakteri heterotroph adalah bakteri saprofit, yaitu bakteri yang mendapat makanan dengan menguraikan sisa-sisa organisme.E. Penggolongan bakteri berdasarkan pewarnaan gram (gram strain) Bakteri gram-positifBakteri ini dinding selnya lebih sederhana, banyak mengandung peptidoglikan. Misalnya Micrococcus, Staphylococcus, Leuconostoc, Pediococcus, dan Aerococcus. Bakteri gram-negatifBakteri ini dinding selnya lebih kompleks, peptidoglikan lebih sedikit. Misalnya Eschericia, Citrobacter, Salmonella, Enterobacter, Aeromonas, dan lain-lain.

7. Apa tujuan pemakaian imersion oil?Jawab:Imersion oil digunakan untuk medium pentransmisi cahaya dan mencegah pembiasan karena pada pembesaran indeks bias sehingga indeks bias preparat lebih besar dari indeks bias kaca sehingga gambar obyek akan terlihat lebih jelas, mencegah pembiasan karena pembesaran (magnification) lebih besar.

8. Bagaimana cara bakteri memperbanyak diri?Jawab:Bakteri umumnya melakukan reproduksi secara aseksual dengan membelah diri(pembelahan biner). Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan pembelahan biner, yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Reproduksi bakteri secara seksual adalah dengan melakukan penyatuan materi genetik dengan bakteri lainnya.

9. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri?Jawab:a. Faktor biotikHubungan antara mikroba yang saling mempengaruhi antar mikroba yang satu dengan mikroba yang lain. Hubungan yang terbentuk dapat bersifat mutualisme, komensalisme, parasitisme, antagonisme, sinergisme dan kompetisi.b. Faktor abiotik Konsentrasi Nutrien Pada konsentrasi rendah, transport nutrien lebih sulit dilakukan sehingga mempengaruhi ketersediaan nutrien dalam sel. Temperatur Temperatur mempengaruhi pertumbuhan mikroba, karena enzim yang menjalankan metabolisme sangat peka terhadap temperatur. Berdasarkan temperatur minimum, optimum dan maksimumnya. pH Enzim transpor elektron dan sisem transpor nutrien pada membran sel mikroba sangat peka terhadap pH. Tekanan Osmosis Konsentrasi zat terlarut akan menentukan tekanan osmosis suatu larutan. Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut maka semakin tinggi pula tekanan osmosis larutan tersebut, demikian pula sebaliknya. Tekanan osmosis mempengaruhi sel mikroba karena berkaitan dengan persediaan air bagi sel mikroba. Oksigen (O2) Banyak mikroba yang tidak dapat tumbuh bila tidak tersedia O2 tetapi ada pula mikroba yang mampu tumbuh apabila terdapat O2 bebas. Senyawa Toksik Ion ion logam berat seperti Hg, Cu, Zn, Li, Pb walaupun pada keadaan yang sangat rendah akan bersifat toksis pada mikroba karena ion-ion tersebut akan bereaksi dengan gugusan senyawa selnya. Radiasi Cahaya mempunyai daya merusak kepada sel mikroba yang tidak mempunyai pigmen fotosinesis. Jika energi radiasi diabsorbsi oleh mikroba akan menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel. Bahan antimikroba :ada yang memiliki spektrum luas tetapi ada pula yang memiliki spektrum sempit, efektifitas kerja dari zat anti mikroba dipengaruhi oleh beberapa fakor antara lain : ukuran dan volume populasi mikroba, kadar air, panas, konsentrasi antimikroba.

V.KesimpulanDari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:V.1 Inokulasi MikroorganismeTeknik inokulasi mikroorganisme dapat dilakukan dengan menggunakan tabung reaksi dan petridish yang diisikan dengan media PDA untuk jamur (Aspergillus niger) dan NBA untuk bakteri (Lactobacillus plantarum). Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil koloni jamur Aspergillus niger berwarna hitam dan menyebar, sedangkan bakteri Lactobacillus plantarum berwarna putih susu dengan tekstur berkerak dan tersebar sepanjang hasil goresan.V.2 Penggunaan Mikroskop1. Dengan menggunakan mikroskop yang telah terangkai, maka kita dapat melihat bentuk morphologi dari jamur, yeast, bakteri dan beberapa mikroorganisme.2. Dari hasil pengamatan, didapat hasil dari bentuk morphologi beberapa mikroorganisme, diantaranya bakteri Lactobacillus plantarum yang memiliki bentuk batang (Bacillus) atau pipih dengan menggunakan perbesaran total 400x, dan jamur Aspergillus niger yang memiliki bentuk bulat atau elips (Coccus) dengan menggunakan perbesaran total 100x.3. Preparat dapat dibuat dengan menggunakan beberapa alat-alat dan bahan, diantaranya adalah object glass, aquadest, mikroorganisme yang akan diamati, yang kemudian ditutupi dengan deck glass.

Daftar PustakaHendrianie, Nunik. 2001. Diktat Kuliah Mikrobiologi Industri. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.Madigan, Michael dkk. 2012. Biology of Microorganism. Wageningen : Pearson Education Inc.Pelczar, Michael dan Chan . 2007. DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI. Jakarta : Universitas Indonesia.Schlegel, Hang G.1994. Mikrobiologi Umum . Yogyakarta : Gadjah Mada University PressTortora, G. dkk. 2010. Microbiology : An Introduction, 10th edition. San Francisco : Pearson Education Inc.Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS