Lapres Ekstraksi Lipid

30
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian, para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat kimia yang dimaksud ialah: (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya, eter, aseton, kloroform, benzena yang sering juga disebut pelarut lemak; (2) ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya; (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup. Berdasarkan pada sifat fisika tadi, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi menggunakan alkohol panas, eter atau pelarut lemak yang lain. Suatu senyawa dapat larut dalam pelarut tertentu apabila mempunyai polaritas yang sama. Senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar, dan lemak merupakan senyawa non polar sehingga senyawa ini mudah larut dalam pelarut non polar, seperti kloroform, karbon disulfida, karbon tetraklorida, dan sebagainya.

description

ya

Transcript of Lapres Ekstraksi Lipid

Page 1: Lapres Ekstraksi Lipid

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan

atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid.

Senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau

mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian,

para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang

mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang

disebut lipid. Adapun sifat kimia yang dimaksud ialah: (1) tidak larut dalam air,

tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya, eter, aseton,

kloroform, benzena yang sering juga disebut pelarut lemak; (2) ada hubungan

dengan asam-asam lemak atau esternya; (3) mempunyai kemungkinan digunakan

oleh makhluk hidup. Berdasarkan pada sifat fisika tadi, lipid dapat diperoleh dari

hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi menggunakan alkohol panas, eter

atau pelarut lemak yang lain.

Suatu senyawa dapat larut dalam pelarut tertentu apabila mempunyai polaritas

yang sama. Senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar, dan lemak

merupakan senyawa non polar sehingga senyawa ini mudah larut dalam pelarut

non polar, seperti kloroform, karbon disulfida, karbon tetraklorida, dan

sebagainya. Kelarutan dari lemak perlu diketahui untuk menentukan dasar

pemilihan pelarut dalam pengambilan lemak dengan ekstraksi lemak dari bahan

yang diduga mengandung lemak. Penentuan kolesterol dari berbagai bahan

makanan menjadi sangat penting mengingat perhatian terhadap kesehatan yang

menyangkut artegonik  plasma dan berkaitan dengan label pada makanan. Oleh

karena itu penentuan kadar lipid pada suatu makanan menjadi penting, sehingga

dilakukkannya praktikum ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks ini.

Page 2: Lapres Ekstraksi Lipid

1.2 Tujuan

Menentukan kadar lipid dalam kacang tanah

1.2 Manfaat

1. Mengetahui cara melakukan ekstraksi soxhletasi

2. Mengetahui kadar lemak/lipid dalam kacang tanah

Page 3: Lapres Ekstraksi Lipid

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekstraksi

Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan

menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai

kesetim-bangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi

dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel

dengan penyaringan. Ekstrak awal sulit dipisahkan melalui teknik pemisahan

tunggal untuk mengisolasi senyawa tunggal. Oleh karena itu, ekstrak awal perlu

dipisahkan ke dalam fraksi yang memiliki polaritas dan ukuran molekul yang

sama (Mukhriani, 2014).

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair

dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak

substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material 9 lainnya. Ekstraksi padat-

cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert

kedalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena

komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi keadaan semula tanpa mengalami

perubahan kimiawi. Ekstrak dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang

diinginkan dapat larut dalam pelarut pengekstraksi (Irawan, 2010).

Menuriut Irawan (2010), Ekstraksi tergantung dari beberapa faktor antara lain

yaitu :

1. Ukuran partikel

2. Jenis zat pelarut

3. Suhu

4. Pengadukan

Ekstraksi adalah suatu metoda operasi yang digunakan dalam proses

pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah

massa bahan (solvent) sebagai tenaga pemisah. Sebagai tenaga pemisah, solvent

harus dipilih sedemikian hingga kelarutannya terhadap salah satu komponen

murninya adalah terbatas atau sama sekali tidak saling melarutkan. Karenanya,

dalam proses ekstraksi akan terbentuk dua fase cairan yang saling bersinggungan

dan selalu mengadakan kontak. Fase yang banyak mengandung diluen disebut

Page 4: Lapres Ekstraksi Lipid

fase rafinat sedangkan fase yang banyak mengandung solvent dinamakan ekstrak

(Maulida dan Naufal, 2010).

2.2 Soxhletasi

Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan

jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Biomassa

ditempatkan dalam wadah soklet yang dibuat dengan kertas saring, melalui alat ini

pelarut akan terus direfluks. Alat soklet akan mengosongkan isinya ke dalam labu

dasar bulat setelah pelarut mencapai kadar tertentu. Setelah pelarut segar melewati

alat ini melalui pendingin refluiks, ekstraksi berlangsung sangat efisien dan

senyawa dari biomassa secara efektif ditarik ke dalam pelarut karena konsentrasi

awalnya rendah dalam pelarut (Istiqomah, 2013).

Menurut Hudayani (2008), Soxhletasi adalah cara yang sering dipakai dalam

laboratorium penelitian untuk mengekstraksi tumbuhan. Soxhletasi membutuhkan

pelarut dalam jumlah 19 sedikit dan karena penyarian terjadi berulang, maka zat

tersari di dalam pelarut lebih banyak.

Metode ini dilakukan dengan menempatkan serbuk sampel dalam sarung

selulosa (dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan di atas

labu dan di bawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke dalam labu dan

suhu penangas diatur di bawah suhu reflux. Keuntungan dari metode ini adalah

proses ektraksi yang kontinu, sampel terekstraksi oleh pelarut murni hasil

kondensasi sehingga tidak membutuhkan banyak pelarut dan tidak memakan

banyak waktu. Kerugiann-ya adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat

terdegradasi karena ekstrak yang diperoleh terus menerus berada pada titik didih

(Mukhriani, 2014).

2.3 Destilasi

Menurut Paryanto (2007), Destilasi adalah suatu proses penguapan dan

pengembunan kembali, yaitu untuk memisahkan campuran dua atau lebih zat cair

ke dalam fraksi-fraksinya berdasarkan perbedaan titik didihnya. Pada pemisahan

hasil fermentasi glukosa menggunakan sistem uap-cairan, dan terdiri dari

Page 5: Lapres Ekstraksi Lipid

komponen-komponen tertentu yang mudah tercampur. Campuran-campuran

tersebut dapat memiliki titik didih yang tetap dan minimum.

Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut di

dinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi distilasi merupakan metode yang

digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu

larutan atau campuran dan tergantung pada distribusi komponen-komponen

tersebut antara fasa uap dan fasa air. Destilasi sederhana atau destilasi biasa

adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang

memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan

dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murni. Berikut adalah jenis

destilasi yang dikemukakan oleh Walangare (2013) :

1. Destilasi Sederhana

Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia

untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih

yang jauh.

2. Destilasi Fraksionasi (Bertingkat)

Sama prinsipnya dengan destilasi sederhana, hanya destilasi bertingkat ini

memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan

dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan.

3. Destilasi Azeotrop

Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen

yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang

dapat memecah ikatan azeotrop tersebut atau dengan menggunakan tekanan

tinggi.

4. Destilasi Uap

Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi

campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara

mengalirkan uap air kedalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap

berubah menjadi uap pada temperature yang lebih rendah dari pada dengan

pemanasan langsung.

Page 6: Lapres Ekstraksi Lipid

5. Destilasi Vakum

Memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motode

yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari

1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang

digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi.

2.4 n-heksana

Menurut Irawan (2010), Heksana adalah senyawa hidrokarbon golongan

alkana dengan rumus C6H14 merupakan fraksi petroleum eter dengan kisaran

titik didih 65-70°C. Keuntungan pelarut ini yaitu bersifat selektif dalam

melarutkan zat, menghasilkan jumlah 19 kecil lilin, albumin, dan zat warna,

namun dapat mengekstrak zat pewangi dalam jumlah besar.

Menurut Meulida dan Naufal (2010), Karakteristik n – heksana adalah

sebagai berikut :

1. Nama lain : caproyl hydride, hexyl hydride

2. Rumus molekul : CH3(CH2)4CH3

3. Berat molekul : 86,17 kg/mol

4. Warna : berwarna

5. Melting point : - 94 °C

6. Boiling point : 69 ( P = 1 atm)

7. Spesific gravity : 0,659

8. Kelarutan dalam 100 bagian air : 0,014 ( 15 °C )

Heksana dapat digunakan untuk mengekstraksi minyak nilam yang dapat

digunakan sebagai minyak atsiri. Selain itu, heksana dapat digunakan sebagai

solven untuk mengekstraksi karotenoid dari CPO. Solven campuran antara

heksana dan benzena dapat digunakan untuk mengekstraksi minyak dari kopra.

Sedangkan solvent campuran antara heksana dan isopropanol dapat digunakan

dalam penurunan kadar limbah sintetis asam phosphat dengan ekstraksi cair – cair

(Maulida dan Naufal, 2010).

Page 7: Lapres Ekstraksi Lipid

2.5 Lipid

Menurut Susanti (2011), Lipid adalah sekumpulan senyawa dalam tubuh yang

memiliki ciri-ciri yang serupa dengan malam, gemuk (grease), atau minyak lipid

merupakan ester asam lemak yang tersebar di alam dalam bentuk nabati maupun

hewani. Kegunaan lipid sebagai pelindung seluler karena lipid merupakan bagian

integral dari membrane sel dan lipid sebagai pelindung aseluler karena lipid

merupakan pelindung organism dalam bentuk jaringan integument. Sifat asam

lemak ditentukan oleh rantai hidrokarbonnya. Ada asam rantai lurus dan rantai

bercabang yag ditemukan di alam dalam bentuk siklis baik yang jenuh maupun

tidak jenuh. Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam

beberapa golongan, ada beberapa cara penggolongan yang dikenal.

Lipid dalam tiga golonggan besar yakni, lipid sederhana, yaitu ester asam

lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes),

lipid gabungan yaitu ester asam lemak yangmempunyai gugus tambahan,

contohnya fosfolipid, serebrosida, derivatlipid, yaitu senyawa yang dihasilkan

oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol.

Komponen integral lipid terdiri dari alcohol tinggi dan lipoprotein larut dalam air,

dan proteolipid tidak larut dalam air tetapi dapat membentuk emulsi yang stabil

bila ada bahan lain yang berfungsi sebagai emulgator. Sebagai penyusun lipid,

asam lemak memiliki sifat ampifatik dimana memiliki ujung rantai karbon

bermuatan (polar; hidrofilik), dan ujung rantai karbon lainnya tidak bermuatan

(nonpolar; hidrofobik) (Susanti, et. al., 2011).

2.6 Kadar Lemak dan Rendemen

Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat penting

untuk kehidupan. Selain memiliki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi negatif

terhadap kesehatan.1 Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber

energi, bagian dari membran sel, mediator aktivitas biologis antar sel, isolator

dalam menjaga keseimbangan suhu tubuh, pelindung organ-organ tubuh serta

pelarut vitamin A, D, E, dan K. Penambahan lemak dalam makanan memberikan

efek rasa lezat dan tekstur makanan menjadi lembut serta gurih. Di dalam tubuh,

Page 8: Lapres Ekstraksi Lipid

lemak menghasilkan energi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan protein

dan karbohidrat, yaitu 9 Kkal/gram lemak yang dikonsumsi (Sartika, 2008).

2.6.1 Kadar Lemak

Menurut Amelia (2005), Kadar lemak dalam suatu bahan pangan dapat

diketahui dengan cara mengekstraksi lemak. Metode ekstraksi lemak terdiri dari

ekstraksi lemak kering dan ekstraksi lemak basah. Ekstraksi lemak kering dapat

dilakukan dengan menggunakan metode soxhlet. Pada prinsipnya metode soxhlet

ini menggunakan sampel lemak kering yang diekstraksi secara terus-menerus

dalam pelarut dengan jumlah yang konstan.

Penentuan kadar lemak dengan metode ekstraksi dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu

pelarut, dan tipe pelarut. Analisis lemak dalam suatu bahan pangan penting

dilakukan khususnya untuk mahasiswa gizi. Hal tersebut karena dalam penentuan

nilai gizi suatu bahan pangan harus diketahui pula kandungan lemak dalam bahan

pangan tersebut (Amelia, et. al., 2005).

2.6.2 Kadar Lemak pada Kacang Tanah

Tanaman kacang tanah (Arachishipogea L) termasuk tanaman polong-

polongan atau legium kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman ini

merupakan salah satu tanaman palawija jenis leguminoceae yang memiliki

kandungan gizi cukup tinggi antara lain protein, karbohidrat dan minyak.

Sekarang pemanfaatan kacang tanah makin luas dari minyak nabati hingga selai.

Kandungan minyak yang terdapat di dalam kacang tanah cukup tinggi yaitu

berkisar antara 40-50% dan merupakan minyak nabati yang bebas kolesterol.

Karena kandungan minyaknya cukup tinggi maka kacang tanah merupakan

sumber minyak yang penting (Andaka, 2011).

Minyak kacang tanah seperti juga minyak nabati lainnya merupakan salah

satu kebutuhan manusia, yang dipergunakan baik sebagai bahan pangan (edible

purpose) maupun bahan non pangan. Sebagai bahan pangan minyak kacang tanah

digunakan untuk minyak goreng, bahan dasar pembuatan margarin mayonaise,

salad dressing, mentega putih (shortening) dan mempunyai keunggulan bila

dibandingkan dengan minyak jenis lainnya karena dapat dipakai berulang-ulang

Page 9: Lapres Ekstraksi Lipid

untuk menggoreng bahan pangan. Sebagai bahan non pangan, minyak kacang

tanah digunakan dalam industri sabun, face cream, shaving cream, pencuci

rambut dan bahan kosmetik lainnnya. Dalam bidang farmasi minyak kacang tanah

dapat dipergunakan untuk campuran pembuatan adrenalin dan obat asma

(Andaka, 2011).

Tabel 1. Komposisi kacang tanah

Komposisi Jumlah (%)

Kadar air 4,6 - 6,0

Protein kasar 25,0 - 30,0

Lemak 46,0 - 52,0

Serat kasar 2,8 – 3,0

Ekstrak 10,0 – 13,0

Abu 2,5 – 3,0

Sumber : Carolina (2008)

2.6.3 Rendemen

Rendemen ekstrak dihitung berdasarkan perbandingan berat akhir (berat

ekstrak yang dihasilkan) dengan berat awal (berat biomassa sel yang digunakan)

dikalikan 100%. Rendemen yang cukup tinggi ini diperoleh karena pada metode

sonikasi, terjadi kavitasi saat diberi perlakuan gelombang ultrasonik untuk

memecah dinding sel bahan. Kavitasi adalah proses pembentukan gelembung-

gelembung mikro (microbubbles) karena meningkatnya tekanan pada saat

ekstraksi sebagai akibat dari adanya gelombang ultrasonik. Gelembung-

gelembung ini tidak stabil sehingga mudah pecah ketika gelembung tersebut

mencapai volume yang tidak cukup lagi menyerap energi. Pecahnya gelembung-

gelembung ini melibatkan energi yang besar dan menghasilkan efek panas yang

membantu kontak antara pelarut dan bahan dalam ekstraksi sehingga hasil

ekstraksi lebih maksimal (Maligan, et. al., 2014).

Page 10: Lapres Ekstraksi Lipid

III. MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Hari, tanggal :Rabu, 13 April 2016

Waktu :13.00 s.d. selesai WIB

Tempat :Laboratorium Kimia Gedung E Lantai 1 Fakultas

Perikanan dan ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro,

Semarang.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat Praktikum

Tabel 1. Alat Praktikum

No Nama Alat Gambar Fungsi1 Alat soxhlet

lengkapUntuk melakukan ekstraksi pada kacang tanah

2 Alat destilasi sederhana

Untuk memisahkan pelarut dan zat yang akan diteliti kadarnya

3 Statif Sebagai penyangga alat soxhlet dan alat destilasi

Page 11: Lapres Ekstraksi Lipid

4 Neraca timbang Untuk menimbang kacang tanah seberat 20 gr

5 Corong Untuk menuang n-heksana ke erlenmeyer dan boiling flash

6 Erlenmeyer Sebagai penampung n-heksana sebelum dimasukkan ke boiling flash

7 Termometer Untuk mengukur suhu setelah proses soxhletasi selesai

8 Panci Untuk tempat air saat proses soxhletasi

9 Kompor Untuk memanaskan air saat proses soxhletasi

3.2.2 Bahan Praktikum

Tabel 2. Bahan Praktikum

No Nama Bahan Gambar Fungsi1 Kacang tanah Sebagai bahan yang

akan diekstraksi

Page 12: Lapres Ekstraksi Lipid

2 n-heksana/petroleum eter

Sebagai pelarut pada ekstraksi lipid

3 Kertas saring Sebagai pembungkus kacang tanah yang akan diekstraksi

Page 13: Lapres Ekstraksi Lipid

3.3 Metode

3.2.1 Diagram Alir

a. Soxhletasi

- Alat soxhlet dirangkai

- Kacang dibungkus dengan kertas

saring, bentuk silinder, bagian

atas terbuka

- Bungkusan kacang diletakkan di

soxhlet pada bagian timbel

- Panci diisi dengan air, diletakkan

diatas kompor dengan pembatas

penangas, alat soxhlet dipasang

diatasnya

- Selang air dipasang di water in

dan water out

- Kompor dinyalakan, tunggu n-

heksana mendidih

- Proses soxhletasi jika terdapat

uap air dan proses ektraksi mulai

berjalan

Gambar 1. Diagram alir soxhletasi

Sampel kacang dihaluskan dan ditimbang sebanyak 20 gr

Selesai

Mulai

Page 14: Lapres Ekstraksi Lipid

b. Destilasi

- n-heksana dipindah ke labu

destilasi

- Labu destilasi dipasang pada alat

destilasi

- Kompor dinyalakan, ditunggu

sampai n-heksana menguap

- Ketika tetesan n-heksana

memelan, kompor dimatikan

- Gelas beaker ditimbang sebelum

dan sesudah diisi dengan lipid

hasil ekstraksi

Gambar 2. Diagram alir destilasi

Kadar lipid dihitung menggunakan rumus

Kadar lipid= berat ekstrakberat awal sampel

×100 %

Hasil ekstraksi lipid 34,35 %

Sampel kacang dihaluskan dan ditimbang sebanyak 20 gr

Selesai

Mulai

Page 15: Lapres Ekstraksi Lipid

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Diketahui : Berat sampel dan wadah = 60,60 gr

Berat wadah kosong = 53,37 gr

Berat awal sampel = 20 gr

Ditanya : Kadar lipid

Jawab :

Berat ekstrak=berat sampeldan wadah−berat wadahkosong

¿60,60−53,73

¿6,87 gr

Kadar lipid= berat ekstrakberat awal sampel

×100%

Kadar lipid=6,8720

×100 %

Kadar lipid=34,35 %

4.2 Pembahasan

Page 16: Lapres Ekstraksi Lipid

Gambar 1. Alat soxhletasi

Prinsip kerja soxhletasi adalah ekstraksi

menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya dilakukan dengan alat khusus

sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan

jumlah pelarut yang relatif konstan dengan

adanya pendingin balik (Istiqomah, 2013).

Cara kerjanya mula-mula sampel kacang tanah

yang sudah dihaluskan dimasukkan ke dalam

kertas saring, kemudian dimasukkan ke dalam

pipa vapor, selanjutnya pelarut n-heksana

dimasukkan kedalam boiling flask sebanyak

150 ml dan diberi batu didih yang dipanaskan dalam panci berisi air. Selanjtunya,

proses ekstraksi dimulai dengan n-heksana yang menguap dan menyalurkan uap

airnya ke pipa vapor. Kemudian uap airnya akan naik yang disebabkan karena

sifat gas yang akan selalu bergerak ke atas dan menekan segala arah yang kosong.

Untuk mencegah agar uap tersebut tidak keluar, maka ada kondensor dengan air

yang selalu dingin. Ketika uap panas bertemu dengan air dingin terjadilah

kondensasi dan uap berubah menjadi air (fase gas menjadi cair). Selajutnya turun

ke timbal dan mengenai

sampel menyebabkan adanya

titik-titik air. Dan hasil

ekstraksi yang didapat, akan

naik ke siphon arm sampai

penuh. Selanjutnya, akan

turun dengan sendirinya ke

boiling flask, menjadi titik-

titik di sekitar pelarut.

Fungsi bagian-bagian soxhlet :

1. Condensor : sebagai pendingin dan

mempercepat proses kondensasi

2. Extraction chamber : berfungsi

3. Timble : sebagai tempat untuk

menaruh sampel yang akan diekstraksi

4. Siphon arm : sebagai tempat

menampung hasil ekstraksi

5. Vapour : sebagai saluran untuk msuknya uap air ke timble

6. Extract solvent : n-heksana yang

berfungsi sebagai pelarut

7. Boiling flask : sebagai tempat pelarut

Page 17: Lapres Ekstraksi Lipid

Gambar 2. Alat destilasi sederhana

Fungsi bagian-bagian destilasi sederhana :

1. Statif : untuk menyangga rangkaian alat destilasi

2. Klem : untuk menyangga bagian-bagian dari peralatan destilasi sederhana

sehingga tidak jatuh atau goyang.

3. Air pendingin keluar : untuk saluran keluarnya air pendingin

4. Labu destilasi : sebagai wadah untuk penyimpanan sampel yang akan

didestilasi

5. Kondensor : untuk mendinginkan uap destilat yang melewati kondensor

sehingga menjadi cair

6. Pemanas : untuk memanaskan pelarut beserta sampel yang ada dalam labu

destilasi

7. Air pendingin masuk : untuk saluran masuknya air pendingin

8. Labu penampung : sebagai wadah untuk menampung destilat yang

diperoleh dari proses destilasi

Prinsip kerja destilasi adalah suatu proses penguapan dan pengembunan

kembali, yaitu untuk memisahkan campuran dua atau lebih zat cair ke dalam

fraksi-fraksinya berdasarkan perbedaan titik didihnya (Paryanto, 2007). Mula-

mula labu destilasi dipanaskan dengan kompor sampai n-heksana mendidih.

Pendidihan ini dilakukan agar komponen antara pelarut dengan ekstrat dapat

menguap dan terpisahkan. Proses pendidihan erat hubungannya dengan adanya

udara permukaan. Pendidihan akan terjadi pada suhu dimana tekanan uap dari

Page 18: Lapres Ekstraksi Lipid

larutan sama dengan tekanan udara di permukaan cairan. Selanjutnya terjadi

kondensasi uap dalam kondensor. Air pendingin tetap dialirkan. Hal ini untuk

mencegah menguapnya pelarut n-heksana. Hasil ekstraksi akan turun dengan

sendirinya dan masuk ke labu penampung. Kemudian residu dikeluarkan dari alat

destilasi dengan air pendingin dalam kondensor. Dan residu ditampung dalam

sebuah bejana.

Penggunaan n-heksana sebagai pelarut dalam proses ekstraksi lipid pada

kacang tanah karena n-heksana mudah menguap, dan mempunyai titik didih yang

lebih rendah dibandingkan lipid. Titik didih n-heksana adalah 65-70oC dan titik

didih lipid diatas 105oC. Sehingga n-heksana cocok utnuk digunakan sebagai

pelarut. Sedangkan batu didih yang digunakan dalam ekstraksi berfungsi untuk

meratakan panas yang ada di dalam boiling flask.

Pada praktikum kali ini hanya kadar lemak yang diukur dan hasil yang didapat adalah sebesar 34,35%. Hasil ini jauh dari hasil yang seharusnya mengingat hanya dilakukan 1 kali siklus dan belum semua pelarut n-heksana menguap. Mengakibatkan hasil rendemen ekstraksi kali ini menjadi banyak karena masih tercampur banyak dengan n-heksana.

Page 19: Lapres Ekstraksi Lipid

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum ini, kadar lipid dari hasil

ekstraksi lipid yaitu 34,35 %.

5.2 Saran

Dalam praktikum tentang ekstraksi lipid diperlukan untuk menghindari

kesalahan dalam hasil praktikum seperti berikut :

1. Sebaiknya praktikan membaca terlebih dahulu modul praktikum yang ada,

agar mengerti praktikum yang akan dilaksanakan.

2. Praktikan harus berhati-hati saat menuangkan larutan ke dalam sampel,

agar tidak terjadi kesalahan.

3. Praktikan harus menaati tata tertib yang ada di laboratorium.

Page 20: Lapres Ekstraksi Lipid

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, M. R., et. Al. 2005. Analisis Kadar Lemak Metode Soxhlet (AOAC

2005). Institut Pertanian Bogor : Bogor.

Andaka, G. 2011. Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Kacang Tanah Dengan

Pelarut N-Heksana. Institut Sains & Teknologi AKPRIND : Yogyakarta.

Carolina, D. 2008. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dan Bilangan dari

Minyak Hasil Ekstraksi Kacang Tanah dengan Pelarut

n-heksana.Universitas Sumatera Utara : Sumatera Utara.

Hudayani, M.,. 2008. Efek Antidiare Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma

Domestica Val.) pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster. Universitas

Negeri Surakarta : Surakarta.

Irawan, B.,. 2010. Peningkatan Mutu Minyak Nilam Dengan Ekstraksi dan

Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut. Universitas Diponegoro :

Semarang.

Istiqomah. 2013. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Sokletasi terhadap

Kadar Piperin Buah Cabe Jawa (Priperis retrofracti fructus). UIN Syarif

Hidayatullah : Jakarta.

Maligan, J. M., et. Al. 2014. Analisis Rendemen Dan Skrining Fitokimia Ekstrak

Etanol Mikroalga Laut Tetraselmis Chuii. Universitas Brawijaya : Malang.

Maulida, D. dan Noval Z.,. 2010. Ekstraksi Antioksidan ( Likopen ) dari Buah

Tomat dengan Menggunakan Solven Campuran, N – Heksana, Aseton,

dan Etanol. Universitas Diponegoro : Semarang.

Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif.

UIN Alauddin : Makassar.

Walangare, K.B.A., et. Al. 2013. Rancang Bangun Alat Konversi Air Laut

Menjadi Air Minum dengan Proses Destilasi Sederhana Menggunakan

Pemanas Elektrik. Universitas Sam Ratulangi : Manado.

Paryanto, et. Al. 2007. Pengaruh Kondisi Fermentasi Terhadap Yield Etanol pada

Pembuatan Bioetanol dari Pati Garut. Universitas Negeri Surakarta :

Surakarta.

Sartika, R. A. D. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam

Page 21: Lapres Ekstraksi Lipid

Lemak Trans terhadap Kesehatan. Universitas Indonesia : Depok.

Susanti, W., et. Al. 2011. Kelarutan Lipid Serta Pengaruh Emulgator Terhadap

Kelarutan Lipid. UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta.