lapres analitik

25
VII. Alur Kerja 1. Pembuatan larutan asam klorida ± 0,1 N - Jika telah tersedia dengan konsentrasi tertentu ,perhitungan pengambilan HCl sesuai dengan cara-cara pengenceran untuk HCl pekat perhatikan persen berat dan kerapatannya HCl pekat murni -diukur mL memakai gelas ukur -dituangkan ke dalam gelas ukur atau gelas piala ukuran satu liter yang berisi 500 mL air suling -ditambahkan air suling sampai tanda batas Larutan HCl

description

nnn

Transcript of lapres analitik

Page 1: lapres analitik

VII. Alur Kerja

1. Pembuatan larutan asam klorida ± 0,1 N

- Jika telah tersedia dengan konsentrasi tertentu ,perhitungan pengambilan

HCl sesuai dengan cara-cara pengenceran untuk HCl pekat perhatikan

persen berat dan kerapatannya

HCl pekat murni

-diukur mL memakai gelas ukur

-dituangkan ke dalam gelas ukur atau gelas piala ukuran satu liter yang berisi 500 mL air suling

-ditambahkan air suling sampai tanda batas

-diaduk agar tercampur dengan baik

Larutan HCl

Page 2: lapres analitik

2. Standarisasi (penentuan larutan HCl dengan larutan baku Na2CO3 )

0,526 gram Na2CO3

-dimasukkan kedalam labu ukur 100mL

-dilarutkan dengan air suling

-diencerkan sampai tanda batas

-dikocok labu ukur agar tercampur baik

Larutan homogen

-dipipet menggunakan pipet gondok 25mL

-dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250mL

-+ 25mL air suling

-+ 2 tetes indikator metil jinggaLarutan HCl

-dimasukkan kedalam buret

-dititrasi-diamati

Larutan berwarna jingga sedikit merah muda

-dicatat volume HCl yang digunakan-diulang titrasi sebanyak 3 kali dengan larutan baku Na2CO3 dipipet dengan volume yang sama

Konsentrasi rata-rata larutan HCl = 0,116 N

Page 3: lapres analitik

3. Aplikasi (penentuan kadar NaHCO3 dalam soda kue)

-dicatat mereknya

-dilarutkan dalam labu ukur 100 mL dengan air suling

Larutan homogen

-dipipet 25 mL

-dimasukkan kedalam Erlenmeyer

-+ 2 tetes indikator metil jinggaLarutan HCl standar

-dimasukkan kedalam buret

-dititrasi-diamati

Larutan berwarna merah muda sedikit jingga

-dilakukan percobaan sebanyak tiga kali-dihitung kadar rata-rata NaHCO3 dalam soda kue

Kadar rata-rata dalam soda kue = 5,598%

3,6 gram soda kue

Page 4: lapres analitik

IX.Analisis Data/ Perhitungan/ Persamaan Reaksi yang Terlibat

Standarisasi (penentuan larutan HCl dengan larutan baku Na2CO3)

Pada percobaan ini langkah pertama yang dilakukan adalah

menimbang kristal Na2CO3 berwarna putih sebanyak 0,526 gram

menggunakan neraca analitik. Saat menimbang, kristal Na2CO3 diletakkan

dalam rol film. Selanjutnya Na2CO3 dimasukkan kedalam labu ukur 100

mL. Kemudian dilarutkan dengan air suling dan diencerkan sampai tanda

batas pada labu ukur. Labu ukur dikocok sehingga menjadi larutan

homogen yang jernih dan tidak berwarna. Pada proses ini didapatkan

normalitas Na2CO3 sebesar 0,0992 N. Persamaan reaksi yang terjadi adalah

Na2CO3(s) + H2O (l) Na2CO3(aq)

Larutan Na2CO3 yang sudah dibuat, diambil sebanyak 25 mL

menggunakan pipet gondok dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250

mL. Pada Erlenmeyer tersebut ditambahkan 25 mL air suling dan 2 tetes

indikator metil jingga sehingga larutan menjadi berwarna kuning.

Larutan tersebut dititrasi dengan larutan HCl yang sudah dimasukkan ke

dalam buret sehingga larutan menjadi berwarna jingga sedikit merah muda

dan didapatkan volume HCl yang digunakan untuk titrasi sebanyak 21,5

mL. Diulangi titrasi pada erlenmeyer 2 dan erlenmeyer 3 dengan cara yang

sama sehingga didapatkan volume HCl sebanyak 21,2 mL dan 21,4 mL.

Pada titrasi 1 didapatkan normalitas HCl sebesar 0,1153 N, pada titrasi 2

didapatkan normalitas HCl sebesar 0,1169 N dan pada titrasi 3 didapatkan

normalitas HCl sebesar 0,1158 N. Sehingga didapatkan normalitas rata-

rata HCl sebesar 0,116 N. Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut

Na2CO3(aq) + 2 HCl(aq) 2NaCl + H2O(l) + CO2(g)

Aplikasi (Penentuan kadar NaHCO3 dalam soda kue)

Page 5: lapres analitik

Pada percobaan ini langkah pertama yang dilakukan adalah

menimbang serbuk soda kue berwarna putih sebanyak 3,6 gram

menggunakan neraca analitik. Soda kue yang digunakan bermerk “Nonik”.

Saat menimbang, serbuk soda kue diletakkan dalam rol film. Kemudian

soda kue tersebut dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. Selanjutnya

dilarutkan dengan air suling dan diencerkan sampai tanda batas pada labu

ukur. Labu ukur dikocok sehingga menjadi larutan homogen yang jernih

dan tidak berwarna. Persamaan reaksi yang terjadi adalah

NaHCO3(s) + H2O (l) NaHCO3(aq)

Larutan NaHCO3 yang sudah dibuat, diambil sebanyak 25 mL

menggunakan pipet gondok dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250

mL. Pada Erlenmeyer tersebut ditambahkan 2 tetes indikator metil jingga

sehingga larutan menjadi berwarna jingga. Larutan tersebut dititrasi

dengan larutan HCl yang sudah dimasukkan ke dalam buret dan sudah

diketahui noermalitasnya yaitu 0,116 N sehingga larutan menjadi

berwarna merah muda sedikit jingga dan didapatkan volume HCl yang

digunakan untuk titrasi sebanyak 21 mL. Diulangi titrasi pada erlenmeyer

2 dan erlenmeyer 3 dengan cara yang sama sehingga didapatkan volume

HCl sebanyak 20,5 mL dan 20,7 mL. Pada titrasi 1 didapatkan kadar

NaHCO3 sebesar 5,667%, pada titrasi 2 didapatkan kadar NaHCO3 sebesar

5,5627%, dan pada titrasi 3 didapatkan kadar NaHCO3 sebesar 5,6%,.

Sehingga didapatkan kadar rata-rata NaHCO3 sebesar 5,598%. Persamaan

reaksi yang terjadi sebagai berikut

NaHCO3(aq) + HCl(aq) NaCl + H2O(l) + CO2(g)

Page 6: lapres analitik

X.Pembahasan

Standarisasi (penentuan larutan HCl dengan larutan baku Na2CO3)

Dalam percobaan ini HCl merupakan larutan standar sekunder

dimana larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya belum

diketahui secara pasti sehingga harus distandarisasi terlebih dahulu.

Larutan standar sekunder memiliki ciri-ciri sebagai berikut: bersifat

higroskopis atau mudah menguap, Mr-nya kecil, tidak larut dalam pelarut

seperti air, mudah terurai. Maka dari itu dalam percobaan ini

menggunakan larutan Na2CO3 untuk menstandarisasi larutan HCl. Na2CO3

merupakan standarisasi asam kuat yaitu HCl. Penggunaan Na2CO3

dikarenakan zat ini tersedia dalam bentuk garam murni sehingga lebih

praktis. Zat ini juga dipilih karena memenuhi kriteria larutan standar

utama dari asam kuat. Natrium karbonat bersifat sedikit higroskopis,

memiliki berat ekivalen yang tinggi sehingga lebih teliti dalam

penimbangan, bersifat stabil (tidak mudah terurai atau berubah menjadi zat

lain) dan merupakan basa kuat sehingga baik untuk titrasi asam kuat.

Dalam percobaan digunakan 0,526 gram Na2CO3 yang dilarutkan hingga

100 mL. Tujuan dari pelarutan adalah agar seluruh Na2CO3 larut dan dapat

bereaksi ketika dititrasi. Larutan dikocok sampai homogen sehingga

seluruh Na2CO3 larut dan mempunyai konsentrasi yang sama. Persamaan

reaksi yang terjadi sebagai berikut

Na2CO3(s) + H2O (l) Na2CO3(aq)

Perhitungan normalitas Na2CO3 sebagai berikut

mol= gMr

= 0,526106

= 0,00496 mol = 4,96 mmol

M = 4,96100

= 0,0496 M

N = n x M = 2 x 0,0496 = 0,0992 N

Sehingga diperoleh besarnya normalitas larutan Na2CO3 adalah 0,0992 N.

Larutan Na2CO3 tersebut diambil sebanyak 25 ml ,ditambahkan dengan

aquades 25 mL dan 3 tetes indikator metil jingga dan dititrasi dengan

Page 7: lapres analitik

larutan HCl yang telah dibuat pada percobaan sebelumnya. Fungsi

penambahan aquades ini adalah untuk memudahkan melihat perubahan

warna yang terjadi. Adanya penambahan aquades ini tidak akan

mempengaruhi hasil yang didapatkan. Fungsi penambahan indikator metil

jingga adalah karena titrasi ini adalah titrasi antara asam kuat dengan basa

lemah yang menghasilkan asam karbonat yang pH-nya berada pada

rentang (3,1- 4,4) sehingga penggunaan indikator metil jingga yang

memiliki perubahan warna pada rentang pH tersebut cocok digunakan.

Indikator metil jingga memiliki rentang pH 3,1 – 4,4 dan memiliki

perubahan warna dari kuning pada pH 4,4 dan menjadi merah pada pH

3,1. Metil jingga memiliki perubahan warna seiring dengan menurunnya

pH sehingga bila HCl yang ditambahkan, perubahan warna akan menuju

kearah jingga sedikit merah muda karena pH semakin turun atau menjadi

asam. Pada titik akhir titrasi,titrasi dihentikan. Titik akhir titrasi ditandai

dengan perubahan warna larutan dari kuning muda menjadi jingga sedikit

merah muda. Dalam percobaan, penggunaan indikator yang sesuai

memungkinkan asumsi bahwa titik akhir titrasi tepat berimpit dengan titik

equivalennya. Pengulangan titrasi sebanyak 3 kali bertujuan untuk

mendapatkan normalitas rata-rata HCl sehingga normalitas yang

didapatkan menjadi lebih akurat atau teliti dan agar diketahui hasil titrasi

yang relatif dekat dengan hasil volume yang dibutuhkan untuk mencapai

titik ekivalennya (lebih akurat).Sehingga didapatkan volume HCl yang

digunakan untuk titrasi erlenmeyer 1 sebanyak 21,5 mL, erlenmeyer 2

sebanyak 21,2 mL dan erlenmeyer 3 sebanyak 21,4 mL. Pada Persamaan

reaksi yang terjadi sebagai berikut

Na2CO3(aq) + 2 HCl(aq) 2NaCl + H2O(l) + CO2(g)

Perhitungan sesuai dengan prinsip asidimetri yaitu

Page 8: lapres analitik

Titrasi 1 Titrasi 2

V1 HCl = 21,5 ml V2 HCl = 21,2ml

Molek Na2CO3 = molek HCl Molek Na2CO3= molek HCl

N1 . V1 = N2 . V2 N1 . V1 = N2 . V2

0,0992 . 25 = N2 . 21,5 0,0992 . 25 = N2 . 21,2

2,48 = N2 . 21,5 2,48 = N2 . 21,2

N2 = 0,1153 N N2 = 0,1169 N

Titrasi 3 normalitas rata-rata HCl

V3 HCl = 21,4 ml (0,1153+0,1158+0,1169)

3 =

0,3483

Molek Na2CO3= molek HCl = 0,116 N

N1 . V1 = N2 . V2

0,0992 . 25 = N2 . 21,4

2,48 = N2 . 21,4

N2 = 0,1158 N

Sehingga pada titrasi 1 didapatkan normalitas HCl sebesar 0,1153 N, pada

titrasi 2 didapatkan normalitas HCl sebesar 0,1169 N dan pada titrasi 3

didapatkan normalitas HCl sebesar 0,1158 N. Sehingga didapatkan

normalitas rata-rata HCl sebesar 0,116 N.

Page 9: lapres analitik

Aplikasi (Penentuan kadar NaHCO3 dalam soda kue)

Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan kadar NaHCO3 atau

Natrium Bikarbonat dalam soda kue. Dalam menganalisis kadar NaHCO3

ini menggunakan metode titrasi asidimetri dengan menggunakan larutan

standar HCl. HCl ini merupakan larutan standar sekunder, sehingga harus

distandarisasi dengan menggunakan larutan standar primer atau larutan

yang sudah diketahui konsentrasinya yaitu larutan Na2CO3.

Dalam percobaan digunakan 3,6 gram soda kue yang dilarutkan

hingga 100 mL. Tujuan dari pelarutan adalah agar seluruh soda kue larut

dan dapat bereaksi ketika dititrasi. Larutan dikocok sampai homogen

sehingga seluruh soda kue larut dan mempunyai konsentrasi yang sama.

Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut

NaHCO3(s) + H2O (l) NaHCO3(aq)

Larutan soda kue tersebut diambil sebanyak 25 mL dan

ditambahkan 3 tetes indikator metil jingga kemudian dititrasi dengan

larutan HCl yang telah diketahui normalitasnya yaitu 0,116 N.

Penggunaan indikator metil jingga pada titrasi ini karena larutan NaHCO3

ditambah HCl memiliki pH sekitar 3,9 pada titik akhir titrasinya.Indikator

metil jingga memiliki rentang pH 3,1 – 4,4 dan memiliki perubahan warna

dari kuning pada pH 4,4 dan menjadi merah pada pH 3,1 sehingga

indikator metil jingga cocok untuk digunakan. Dalam percobaan,

penggunaan indikator yang sesuai memungkinkan asumsi bahwa titik

akhir titrasi tepat berimpit dengan titik equivalennya. Metil jingga

memiliki perubahan warna seiring dengan menurunnya pH sehingga bila

HCl yang ditambahkan, perubahan warna akan menuju kearah merah

muda sedikit jingga karena pH akan semakin turun atau menjadi asam.

Kemudian dilakukan titrasi untuk menentukan kadar sampel NaHCO3 yang

Page 10: lapres analitik

didapat dari soda kue merk “Nonik” . Pada titik akhir titrasi, titrasi

dihentikan. Hal ini ditandai dengan larutan yang diperoleh berubah dari

berwarna kuning menjadi jingga sedikit merah muda. Pengulangan titrasi

sebanyak 3 kali bertujuan untuk mendapatkan kadar rata-rata NaHCO3

dalam soda kue sehingga kadar yang didapatkan menjadi lebih akurat atau

teliti dan agar diketahui hasil titrasi yang relatif dekat dengan hasil volume

yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalennya (lebih akurat)..

Sehingga volume HCl yang digunakan untuk titrasi erlenmeyer 1 sebanyak

21 mL, erlenmeyer 2 sebanyak 20,5 mL dan erlenmeyer 3 sebanyak 20,7

mL. Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut

NaHCO3(aq) + HCl(aq) NaCl + H2O(l) + CO2(g)

Perhitungan kadar titrasi NaHCO3 adalah sebagai berikut

Titrasi 1 Titrasi 2

V1 HCl= 21 ml V2 HCl= 20,5 ml

Molek HCl= molek NaHCO3 Molek HCl= molek NaHCO3

N1 . V1 = N2 . V2 N1 . V1 = N2 . V2

0,116. 21 = N2 . 20 0,116 . 20,5= N2 . 25

2,43625

= N2 2,378

25 = N2 .

N2 = 0,09744 N N2 = 0,09512 N

M = 0,09744

1 M =

0,095121

= 0,09744

= 0,09512

m.NaHCO3 = M . Mr . V m.NaHCO3 = M . Mr . V

= 0,09744 . 84. 0,025 = 0,09512 . 84. 0,025

= 0,204 = 0,199

Page 11: lapres analitik

% NaHCO3 = 0.204

3,6 x100% % NaHCO3 =

0.1993,6

x100%

= 5,667 % = 5,527 %

Titrasi 3

V3 HCl = 20,7 ml

Molek HCl = molek NaHCO3

N1 . V1 = N2 . V2

0,116. 20,7 = N2 . 25

2,4012

25= N2

N2 = 0,0960 N

M = 0,0960

1 = 0,0960M

Massa NaHCO3= M . Mr . V

= 0,0960 . 84. 0,025

= 0,2016 gram

% NaHCO3 = 0.2016

3,6 x100%= 5,6 %

Sehingga pada titrasi 1 didapatkan kadar NaHCO3 sebesar 5,667%, pada

titrasi 2 didapatkan kadar NaHCO3 sebesar 5,5627%, dan pada titrasi 3

didapatkan persentase NaHCO3 kadar 5,6%,. Sehingga didapatkan kadar

rata-rata NaHCO3 = (5,667+5,527+5,6)

3 =

16,7943

= 5,598 %

XI. Kesimpulan

Page 12: lapres analitik

Standarisasi larutan HCl dengan larutan baku Na2CO3 dengan N

Na2CO3 adalah 0,0992 N didapatkan normalitas pada:

titrasi 1 = 0,1153 N

titrasi 2 = 0,1169 N

titrasi 3 = 0,1158 N

Sehingga N rata-rata HCl adalah 0,116 N

Dalam soda kue dengan larutan baku HCl dengan N HCl adalah 0,116

N didapatkan kadar NaHCO3 pada:

titrasi 1 = 5,667 %

titrasi 2 = 5,527%

titrasi 3 = 5,6%

Sehingga kadar rata-rata NaHCO3 adalah 5,598%

XII. Jawaban Pertanyaan

a. Titrasi penetralan

1. Mengapa pada pembuatan larutan NaOH harus memakai air yang

sudah dididihkan?

Pada pembuatan larutan NaOH harus memakai air yang sudah

didihkan karena NaOH terkontaminasi oleh sejumlah kecil pengotor

yaitu Na2CO3 sehingga dengan memakai air yang sudah didihkan dapat

mencegah adanya galat karbonat dan melindungi larutan itu agar tidak

menyerap CO2 dari larutan.

2. Apa beda antara:

a. Larutan baku dan larutan standar?

larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui

tanpa harus distandarisasi terlebih dahulu. Sedangkan larutan standar

adalah larutan yang konsentrasinya telah ditetapkan secara akurat

standar yang konsentrasinya telah ditetapkan secara akurat dan

ditambahkan secara kontinu dan biasanya diletakkan dalam buret.

Page 13: lapres analitik

b. Asidimetri dan alkalimetri?

Jika asidimetri merupakan titrasi penetralan yang melibatkan basa

sebagai titran dengan asam (analit) yang diketahui

konsentrasinya.Sedangkan alkalimetri merupakan titrasi penetralan

yang melibatkan asam sebagai titran dengan basa (analit) yang

diketahui konsentrasinya.

3.Berikan alasan penggunaan indikator pada titrasi di atas!

Penggunaan indikator pada titrasi di atas dimaksudkan agar dapat

diketahui kapan titrasi harus dihentikan, saat titrasi tersebut dihentikan

disebut titik akhir titrasi. Sebenarnya, saat menghentikan titrasi harus

pada titik eqivalen untuk mendapatkan data yang akurat tapi saat itu

belum terjadi perubahan warna karena diasumsikan bahwa pada saat

itulah titik equivalent.

b. Aplikasi titrasi penetralan.

1. 1,2 gram sampel NaOH dan Na2CO3 dilarutkan dan dititrasi dengan

0,5 N HCl dengan indikator pp.Setelah penambahan 30 mL HCl

larutan menjadi tidak berwarna.Kemudian indikator metil jingga

ditambahkan dan dititrasi lagi dengan HCl.Setelah penambahan 5

mL HCl larutan menjadi berwarna.Berapa prosentase Na2CO3

dan NaOH dalam sampel?

Diketahui : massa sampe l= 1,2 gram

V1 = 30 mL

V2 = 5 mL

Ditanya : % NaOH dan % Na2CO3 ........?

Jawab :

Mol eq. HCl = Mol eq. NaOH

Page 14: lapres analitik

1,2

1,2

NHCl . VHCl = n NaOH

0,5 . (30 – 5) = n NaOH

n NaOH = 12,5 mmol

massa NaOH = mol . BE

= 12,5 . (40)

= 500 mg = 0,5 gram

% Kadar NaOH = X 100 %

= 0,5 . 100%

= 41,6667%

Mol ekuivalen. HCl = Mol ekuivalen. Na2CO3

NHCl . VHCl = n NaOH

0,5 . 5 = n Na2CO3

n Na2CO3 = 2,5 mmol

massa. Na2CO3 = mol . BE

= 2,5 . 106

= 265 mg = 0,265 gr

% Kadar Na2CO3 = X 100 %

= 0,265 . 100 %

massa.NaOH

Massa sampel

massa. Na2CO3

massa.sampel

Page 15: lapres analitik

= 22,0833 %

2. Pada pH berapa terjadi perubahan warna indikator pp?

Perubahan warna pada indikator PP dari tidak berwarna (dalam larutan

asam) menjadi merah (dalam larutan basa) terjadi pada pH antara 8,0 –

9,6.

LAMPIRAN

PERHITUNGAN

Penentuan larutan HCl dengan larutan baku Na2CO3

Diketahui : m Na2CO3 = 0,526 g

Mr Na2CO3 = 106 g/mol

V Na2CO3 = 100 ml

Ditanya: N. Na2CO3

Jawab: mol = gMr

= 0,526106

= 0,00496 mol = 4,96 mmol

M = 4,96100

= 0,0496 M

N = n x M= 2 x 0,0496 = 0,0992 N

Standarisasi larutan HCl

Diketahui : N Na2CO3 = 0,0992 N

V1 HCl = 21,5 ml

V2 HCl = 21,2 ml

V3 HCl = 21,4 ml

Ditanya : normalitas HCl = .......

Jawab : Na2CO3(s) + H2O(l) → Na2CO3(aq)

Na2CO3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl + H2O(l) + CO2(g)

Titrasi 1 Titrasi 2

Page 16: lapres analitik

V1 HCl = 21,5 ml V2 HCl = 21,2ml

Molek Na2CO3 = molek HCl Molek Na2CO3= molek HCl

N1 . V1 = N2 . V2 N1 . V1 = N2 . V2

0,0992 . 25 = N2 . 21,5 0,0992 . 25 = N2 . 21,2

2,48 = N2 . 21,5 2,48 = N2 . 21,2

N2 = 0,1153 N N2 = 0,1169 N

Titrasi 3

V3 HCl = 21,4 ml

Molek Na2CO3= molek HCl

N1 . V1 = N2 . V2

0,0992 . 25 = N2 . 21,4

2,48 = N2 . 21,4

N2 = 0,1158 N

normalitas rata-rata HCl =(0,1153+0,1158+0,1169)

3

= 0,348

3

= 0,116 N

Page 17: lapres analitik

Aplikasi (penentuan kadar NaHCO3 dalam soda kue)

Diketahui : N HCl = 0,0992 N

m. NaHCO3 = 3,6 g

Mr NaHCO3 = 84 g/mol

V1 = 21 ml

V2 = 20,5 ml

V3 = 20,7 ml

Ditanya : % rata-rata NaHCO3 ?

Jawab : NaHCO3 (aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)

Titrasi 1 Titrasi 2

V1 HCl= 21 ml V2 HCl= 20,5 ml

Molek HCl= molek NaHCO3 Molek HCl= molek NaHCO3

N1 . V1 = N2 . V2 N1 . V1 = N2 . V2

0,116. 21 = N2 . 20 0,116 . 20,5= N2 . 25

2,43625

= N2 2,378

25 = N2 .

N2 = 0,09744 N N2 = 0,09512 N

Page 18: lapres analitik

M = 0,09744

1 M =

0,095121

= 0,09744

= 0,09512

m.NaHCO3 = M . Mr . V m.NaHCO3 = M . Mr . V

= 0,09744 . 84. 0,025 = 0,09512 . 84. 0,025

= 0,204 = 0,199

% NaHCO3 = 0.204

3,6 x100% % NaHCO3 =

0.1993,6

x100%

= 5,667 % = 5,527 %

Titrasi 3

V3 HCl = 20,7 ml

Molek HCl = molek NaHCO3

N1 . V1 = N2 . V2

0,116. 20,7 = N2 . 25

2,4012

25= N2

N2 = 0,0960 N

M = 0,0960

1 = 0,0960M

Massa NaHCO3= M . Mr . V

= 0,0960 . 84. 0,025

= 0,2016 gram

Page 19: lapres analitik

% NaHCO3 = 0.2016

3,6 x100%= 5,6 %

%rata-rata NaHCO3 = (5,667+5,527+5,6)

3 =

16,7943

= 5,598 %