Lapran Pemeriksaan Air FIX

40
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan. 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air digunakan untuk berbagai macam kebutuhan diantaranya minum, mandi, mencuci, dan memasak. Air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari di setiap tempat dan setiap tingkatan tidak sama, artinya semakin tinggi taraf kebutuhan hidup manusia, semakin meningkat pula jumlah air yang diperlukan (Kusnaedi, 2004). Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau. Melalui penyediaan air bersih dan sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kemampuan penyediaan air bersih untuk kehidupan sehari-hari bagi

Transcript of Lapran Pemeriksaan Air FIX

Page 1: Lapran Pemeriksaan Air FIX

I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai :

(1) Latar Belakang, (2) Tujuan Percobaan, dan

(3) Prinsip Percobaan.

1.1.Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi

kehidupan manusia. Air digunakan untuk berbagai macam

kebutuhan diantaranya minum, mandi, mencuci, dan

memasak. Air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari di

setiap tempat dan setiap tingkatan tidak sama, artinya

semakin tinggi taraf kebutuhan hidup manusia, semakin

meningkat pula jumlah air yang diperlukan

(Kusnaedi, 2004).

Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tawar

dan tidak berbau. Melalui penyediaan air bersih dan sebagai

pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kemampuan penyediaan

air bersih untuk kehidupan sehari-hari bagi manusia adalah

hal yang sangat penting. Air, tanah dan manusia adalah hal

yang tidak dapat dipisahkan. Kebutuhan orang dewasa perlu

minum minimum 1,5–2 liter air sehari.

Selain pentingnya air bagi di dalam tubuh manusia, air

dibutuhkan bagi kehidupan, baik untuk kebutuhan hidup

sehari-hari yaitu keperluan untuk kebutuhan domestik rumah

tangga maupun kebutuhan dalam pertanian, industri,

Page 2: Lapran Pemeriksaan Air FIX

perikanan, pembangkit listrik tenaga air, dan navigasi, serta

rekreasi (Moh. Soerjani, dkk, 1997).

Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air di

Indonesia meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu

memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air

untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Menurut

Departemen Kesehatan (1994), di Indonesia

rata-rata keperluan air adalah 60 liter per kapita, meliputi : 30

liter untuk keperluan mandi, 15 liter untuk keperluan minum

dan sisanya untuk keperluan lainnya. Kegiatan industri,

domestik dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap

sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas

air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan

berbahaya bagi semua makhluk hidup yang tergantung pada

sumber daya air. Air baku sebagai sumber air yang digunakan

PAM terdiri dari air tanah dalam, mata air, dan sungai. Air

tanah dalam dan mata air biasanya berkualitas baik dan

hanya memerlukan pengolahan sederhana untuk dapat

digunakan sebagai air minum yang memenuhi syarat,

sedangkan air permukaan biasanya memerlukan pengolahan

lengkap agar dapat mencapai standar bakteriologis dari air

minum, sehingga di perlukan pengujian kualitas air secara

mikrobiologi

(Hefni, 2003).

1.2. Tujuan Percobaan

Page 3: Lapran Pemeriksaan Air FIX

Tujuan dari percobaan perubahan pemeriksaan air

adalah untuk mengetahui atau mengamati bakteri yang

tumbuh dalam air sehingga air dapat diketahui layak atau tidak

untuk dikonsumsi atau digunakan dan kualitas air tersebut.

1.3.Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan pemeriksaan air adalah

berdasarkan metode count (hitung cawan), metode MPN

(Most Probable Number) dan perhitungan jumlah koliform

(Escherichia coli). Di dalam air. Selain itu juga berdasarkan

bekteri Escherichia coli sebagai indikator polusi terhadap air,

apabila ditemukan Escherichia coli dalam air maka air tersebut

tercemar kotoran dan tidak layak untuk dikonsumsi.

Page 4: Lapran Pemeriksaan Air FIX

II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Peranan Air bagi

Kehidupan, dan (2) Persyaratan Air.

2.1. Peranan Air bagi Kehidupan

Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik

itu kehidupan manusia maupun kehidupan binatang dan

tumbuh-tumbuhan. Air adalah merupakan bahan yang sangat

vital bagi kehidupan dan juga merupakan sumber dasar untuk

kelangsungan kehidupan di atas bumi. Selain itu air

merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan, juga manusia

selama hidupnya selalu memerlukan air. Dengan demikian

semakin naik jumlah penduduk serta laju pertumbuhanya

semakin naik pula laju pemanfatan air.

Tubuh Manusia sebagian terdiri dari air, kira-kira

60-70% dari berat badannya. Untuk kelangsungan hidupnya,

tubuh manusia membutuhkan air yang jumlahnya antara lain

tergantung berat badan. Untuk orang dewasa kira-kira

memerlukan air 2.200 gram setiap harinya

(Totok Sutrisno dan Eni Suciastuti, 1996).

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik

Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang

pengawasan dan syarat-syarat kualitas air yang disebut

sebagai air minum adalah air yang memenuhi syarat

kesehatan yang dapat langsung diminum, sedangkan yang

disebut sebagai air bersih adalah air yang memenuhi syarat

Page 5: Lapran Pemeriksaan Air FIX

kesehatan, yang harus dimasak terlebih dahulu sebelum

diminum. Syarat-syarat yang ditentukan sesuai dengan

persyaratan kualitas air secara fisika, kimia dan biologi.

Air yang dibutuhkan oleh manusia untuk hidup sehat

harus memenuhi syarat kualitas. Disamping itu harus pula

dapat memenuhi secara kuantitas (jumlahnya). Diperkirakan

untuk kegiatan rumah tangga yang sederhana paling tidak

membutuhkan air sebanyak 100 L/orang/hari. Angka tersebut

misalnya untuk :

a. Berkumur, cuci muka, sikat gigi, wudhu 20L/orang/hari

b. Mandi/mencuci pakaian dan alat rumah tangga :

45L/orang/hari

c. Masak, minum : 5L/orang/hari

d. Menggolontor kotoran : 20L/orang/hari

e. Mengepel, mencuci kendaraan : 10L/orang/hari

Jumlah air untuk keperluan rumah tangga perhari

perkapita tidaklah sama untuk tiap negara. Pada umumnya,

dapat dikatakan pada negara-negara yang sudah maju,

jumlah pamakaian air per hari per kapita lebih besar dari dari

pada negara berkembang. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kebutuhan air sangatlah bervariasi sehingga rata-rata

pemakaian air per orang per hari berbeda untuk satu negara

dengan negara lainnya, satu kota dengan kota lainnya, satu

desa dengan desa lainnya (Moh. Soerjani, dkk, 1997).

Page 6: Lapran Pemeriksaan Air FIX

2.2. Persyaratan Air

2.2.1. Pengertian Air Bersih

Program kesehatan lingkungan dikenal adanya 2 (dua)

jenis air yang dari aspek kesehatan layak digunakan

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,

yaitu air minum dan air bersih. Berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang pengawasan dan

syarat-syarat kualitas air yang disebut sebagai air minum

adalah air yang memenuhi syarat kesehatan yang dapat

langsung diminum, sedangkan yang disebut sebagai air bersih

adalah air yang memenuhi syarat kesehatan, yang harus

dimasak terlebih dahulu sebelum diminum. Syarat kesehatan

dimaksud meliputi syarat-syarat fisika, kimia, mikrobiologi dan

radioaktifitas (Sutrisno, Totok C, 2004).

2.2.2. Persyaratan Kualitas Air Bersih

Kualitas adalah kadar, mutu, tingkat baik buruknya

sesuatu (tentang barang dan sebagainya)

(Sutejo P dan Eling P, 2003).

Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 416/ Menkes/Per/IX/1990, Air bersih adalah air yang

digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya

memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah

dimasak (Sutejo P dan Eling P, 2003).

Air bersih didapat dari sumber mata air yaitu air tanah,

sumur, air tanah dangkal, sumur artetis atau air tanah dalam.

Page 7: Lapran Pemeriksaan Air FIX

Air bersih ini termasuk golongan B yaitu air yang dapat

digunakan sebagai air baku air minum

(Sutejo P dan Eling P, 2003).

Kualitas air bersih apabila ditinjau berdasarkan

kandungan bakterinya menurut SK. Dirjen PPM dan PLP No.

1/PO.03.04.PA.91 dan SK JUKLAK PKA Tahun 2000/2001,

dapat dibedakan ke dalam 5 kategori, yaitu :

Tabel 1. Kandungan Bakteri Pada Air

Kelas KatagoriJumlah

Koliform

A baik < 50

B kurang baik 51-100

C jelek 101-1000

D amat jelek 1001-2400

E sangat amat jelek > 2400

(Sutejo P dan Eling P, 2003).

2.2.3 Persyaratan Mikrobiologis

Persyaratan mikrobiologis yang harus dipenuhi oleh air

adalah tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri

golongan coli, salmonellatyphi, vibrio chotera, dan lain-lain.

Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air (transmitted by

water). Tidak mengandung bakteri nonpatogen, seperti

actinomycetes, phytoplankton coliform, ciadocera, dan lain-

lain (Kusnaedi, 2004).

Page 8: Lapran Pemeriksaan Air FIX

Bidang mikrobiologi pangan dikenal istilah bakteri

indikator sanitasi. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri

yang keberadaannya dalam panganmenunjukkan bahwa air

atau makanan tersebut pernah tercemar oleh feses manusia

(Kusnaedi, 2004).

Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri

yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Jadi,

adanya bakteri tersebut pada air atau makanan menunjukkan

bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau

makanan pernah mengalami kontak dengan feses yang

berasal dari usus manusia dan oleh karenanya mungkin

mengandung bakteri patogen lain yang berbahaya. Koliform

merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai

indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik

terhadap air, makanan, susu dan produk susu (Anonim, 2010).

Adanya bakteri koliform di dalam makanan/minuman

menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat

enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi

kesehatan. Bakteri koliform dapat dibedakan menjadi 2 grup

yaitu : koliform fekal misalnya Escherichia coli dan koliform

nonfekal misalnya Enterobacter aerogenes. Escherichia coli

merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau

manusia, sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya

ditemukan pada hewan atau tanam-tanaman yang telah mati

(Fardiaz, 1992).

Page 9: Lapran Pemeriksaan Air FIX

Air tanah biasanya berkualitas baik dan hanya

memerlukan pengolahan sederhana untuk dapat digunakan

sebagai air minum yang memenuhi syarat, sedangkan air

permukaan biasanya memerlukan pengolahan lengkap agar

dapat mencapai standar fisika, kimia maupun bakteriologis

dari air minum, sehingga di perlukan pengujian kualitas air.

Adanya Escherichia coli dalam air minum menunjukkan

bahwa air minum itu pernah terkontaminasi feses manusia

dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karena

itu, standar air minum mensyaratkan Escherichia coli harus

nol dalam 100 ml (Anonim, 2010).

2.2.4 SNI Pengujian Air

Standar Nasional Indonesia (SNI) air minum merupakan

revisi SNI 10-3553-1996 yaitu air minum. Standar ini

dirumuskan oleh Panitia Teknik Makanan dan Minuman dan

telah dibahas dalam rapat konsensus nasional pada tanggal

11 Desember 2003 di Jakarta.

Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor SNI-0l-3553-

1996. Kedua jenis air minum itu selain harus memenuhi

persyaratan fisik dan kimia, juga harus memenuhi

persyaratan. Batas maksimum emaran mikroba dalam bahan

pangan maupun air secara kuantitas dinyatakan sebagai

jumlah maksimum mikroba yang diizinkan dinyatakan dalam

angka atau jumlah koloni per satuan berat atau volume.

Cemaran bakteri pada air anatara lain oleh bakteri Salmonella,

Shigella, Clostridium, Pseudomonas dan Escherichia coli.

Page 10: Lapran Pemeriksaan Air FIX

Dalam perumusan SNI ini telah memerhatikan hal-hal yang

tertera dalam :

Tabel 2. SNI Pengujian Air

No

Kriteria Uji Satuan

Persyaratan

Air Mineral

Air Deminer

al1 Cemaran

mikroba :1.1

Bakteri koli MPN/100ml< 2

(10MPN)< 2

(10MPN)1.2

Salmonella -Negatif/100ml

Negatif/100ml

1.3

Pseudomonas aeruginosa

Koloni/ml Nol Nol

(Sumber : BSN, 2002)

2.2.5. Kontaminasi Silang

Kontaminasi silang adalah proses perpindahan mikroba

dari satu objek ke objek yang lain. Proses kontaminasi silang

bisa terjadi melalui banyak jalan, secara langsung dan tidak

langsung. Jika perpindahan mikroba terjadi dari sumber

mikroba ke sampel, maka proses kontaminasi terjadi secara

langsung. Kontaminasi tidak langsung adalah jenis

kontaminasi silang karena faktor ketidaktahuan, tempat dan

kondisi (Anonim, 2010).

Page 11: Lapran Pemeriksaan Air FIX

III BAHAN, ALAT, DAN PROSEDUR PERCOBAAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan yang

Digunakan, (2) Alat yang Digunakan, dan

(3) Prosedur Percobaan.

3.1 Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam percobaan Pemeriksaan

Air adalah BCPT, BCPG, sempel air Rajawali, PCA, air steril,

Ec Broth, ENDO dan EMBA.

3.2 Alat yang Digunakan

Alat yang digunakan pada percobaan perubahan air susu

adalah 21 buah tabung reaksi, tabung Durham, jarum ose,

pembakar spirtus, kapas, kertas bungkus, korek api, karet,

pipet tetes, dan inkubator.

3.3. Prosedur Percobaan

3.3.1. Presumtive Test

Prosedur percobaan pemeriksaan air ada beberapa tahap

diantaranya presumtive test, siapkan sampel kemudian dipipet

dengan a masullan ke air steril 10-1. Dengan menggunakan

pipet a masukan masing-masing 1 ml ke 3 tabung BCPT 100,

PCA 100, dan 3 tabung BCPG 100. Dengan menggunakan

pipet c masukan ke tabung yang 3 tabung yang berisi BCPT

10-1 dan PCA 10-1 masing-masing 1 ml. Masih menggunakan

Page 12: Lapran Pemeriksaan Air FIX

pipet c masukan sampel ke air steril 10-2 setelah itu pipetkan

masing-masing 1 ml ke 3 tabung BCPT 10-2 dan PCA 10-2.

Setelah itu PCA di inkubasi selama 24 jam pada suhu 370C,

BCPG dan BCPT di inkubasi selama 48 jam pada suhu 370C.

3.3.2. Confirmed Test

Tahap ketiga yaitu confirmed test sediakan EMBA dan

ENDO yang sudah dibagi menjadi 3 bagian masing-masing

bagian itu ditulis 100, 10-1 dan 10-2. Goreskan dari

masing-masing BCPT yang paling positif. Kemudian di

inkubasi selama 24 jam dengan suhu 300C.

3.3.1. Complete Test

Tahap kedua yaitu complete test sediakan 6 tabung

reaksi yang di dalamnya terdapat tabung durham yang berisi

Ec Broth. BCPT 100 dimasukan ke masing-masing tabung Ec

Broth 100. Begitu juga dengan BCPT 10-1 dan BCPT 10-2.

Kemudian di inkubasi selama 24 jam dengan suhu 300C.

Page 13: Lapran Pemeriksaan Air FIX

Gambar 1. Prosedur Percobaan Pemeriksaan Air

10-1

10-1

10-2

10-0

10-2

10-0

10-0

10-1

10-2

Page 14: Lapran Pemeriksaan Air FIX

PCA inkubasi selama 24 jam pada suhu 370 CBCPG dan BCPT inkubasi selama 48 jam pada suhu 370 C

Ket :indikator adanya gas adalah dengan adanya gelembung udara pada tabung durham sedangkan indikator adanya asam adalah BCPT dan BCPG yang asalnya berwarna ungu akan berubah warna menjadi kuning.

Gambar 2. Prosedur Percobaan Pemeriksaan Air(Presumtive Test)

Ket : Bila salah satu tabung hanya gas atau asam saja yang positif

Gambar 3. Prosedur Percobaan Pemeriksaan Air(Complete Test)

Page 15: Lapran Pemeriksaan Air FIX

Jika hasilnya positif, lanjutkan dengan pewarnaan gram

Ket : EMBA (+) jika warna biru metalik

ENDO (+) jika warna merah metalik

Gambar 4. Prosedur Percobaan Pemeriksaan Air(Confirmed Test)

Page 16: Lapran Pemeriksaan Air FIX

IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan

dan (2) Pembahasan.

4.1. Hasil Pengamatan

4.1.1. Presumtive Test

a. Sampel = Air Rajawali

T Inkubasi = 370C

t Inkubasi = 24 jam

Gambar 5. Hasil Pengamatan Air (Presumtive Test)

Dari tahap Presumtive Test dihasilkan ∑ koloni /ml adalah

sebesar 3200 CFU/ml.

b. Presumtive Test

Sampel = Air Rajawali

T Inkubasi = 370C

t Inkubasi = 48 jam

Page 17: Lapran Pemeriksaan Air FIX

Tabel 3. Pemeriksaan Air Pada Inkubasi suhu 37ºC Selama 48 jam

Tabung

BCPG

100

BCPG 100

BCPT 10-

1BCPT 10-

2

A G A G A G A G

1 + + + + + + - +

2 + + + + + + - +

3 + + + + + + - +

(Sumber : Komalasari, Meja 7, Kelompok 1, 2010)

4.1.2. Confirmed Test

Sampel = Air Rajawali

T Inkubasi = 370C

t Inkubasi = 24 jam

Gambar 6. Hasil Pengamatan Air (Comfirmed Test)

4.1.3. Complete Test

Sampel = Air Rajawali

T Inkubasi = 370C

t Inkubasi = 48 jam

Page 18: Lapran Pemeriksaan Air FIX

Tabel 4. Pemeriksaan Air Pada Inkubasi suhu 37ºC Selama 48 jam

TabungEc Broth Ec Broth Ec Broth

A G A G A G

1 + + + + + +

2 + + + + + +

3 + + + + + +

Tabel MPN 3 3 3

(Sumber : Komalasari, Meja 7, Kelompok 1, 2010)

Dari tahap Complete Test dihasilkan MPN/ml adalah sebesar

239 MPN/ml.

4.2. Pembahasan

Pada tahap presumtive test menunjukan air di daerah

Rajawali mengandung sejumlah bakteri sebesar

3200 CFU/ml. Uji pendugaan (presumptive test)

dilakukan untuk menduga keberadaan bakteri koli dalam suatu

sampel air. Uji dilakukan dalam medium fermentasi kaldu

laktosa (laktosa broth) yang berisi tabung Durham. Uji

dinyatakan positif bila terbentuk gas pada tabung Durham,

karena bakteri koli mampu memfermentasikan laktosa dengan

menghasilkan gas yang merupakan khasnya. Uji pendugaan

dapat menunjukkan kuantitas mikroorganisme koli yang

merupakan jumlah perkiraan terdekat (MPN : Most Probable

Number). MPN didapatkan dengan menghitung jumlah tabung

positif dari tiap seri setelah 24 jam inkubasi pada suhu 37°C.

Page 19: Lapran Pemeriksaan Air FIX

Pada tahap confirmed test dan telah tercemar oleh

bakteri Escherichia coli. Uji penegasan atau penentu

(confirmed test) Konfirmasi dari uji pendugaan perlu dilakukan,

karena nilai positif (gas) dari uji pertama dapat juga

merupakan reaksi dari bakteri non koli yang bukan indicator

pencemar fekal. Uji penentu memerlukan medium selektif atau

diferensisal, misalnya BGLB (Brilliant Green Lactose Broth)

dengan dilengkapi tabung Durham, EMB (Eosin Metylen Blue)

atau endo agar. Syarat uji bernilai positif sama dengan uji

pendugaan. Bila pada tahap ini di dalam kultur uji masih

terbentuk gas, maka sampel air dinyatakan tidak layak minum.

Pada complete test terdapat sejumlah koloni dalam

sampel air yang berasal dari daerah Rajawali adalah sebesar

239 MPN/ml. Uji pelengkap (completed test)

Uji ini merupakan analisis akhir dari sampel air untuk

mendeteksi keberadaan bakteri koli fekal. Pengujian

selanjutnya dilanjutkan dengan uji kelengkapan untuk

menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang

berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan ke dalam medium

kaldu laktosa dan medium agar miring Nutrient Agar (NA),

Standar Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan tidak adanya

coliform dalam 100 ml air minum. Akan tetapi United States

Enviromental Protection Agency (USEPA) lebih longgar

persyaratan uji coliform-nya mengingat coliform belum tentu

menunjukkan adanya kontaminasi feses manusia, apalagi

adanya patogen. Usepa mensyaratkan presence/absence test

Page 20: Lapran Pemeriksaan Air FIX

untuk coliform pada air minum, dimana dari 40 sampel air

minum yang diambil paling banyak 5% boleh mengandung

coliform. Apabila sampel yang diambil lebih kecil dari 40,

maka hanya satu sampel yang boleh positif mengandung

coliform. Meskipun demikian, USEPA mensyaratkan pengujian

indikator sanitasi lain seperti protozoa Giardia lamblia dan

bakteri Legionella.

Pada air bukan untuk minum umumnya terdapat

perbedaan persyaratan coliform dan Escherichia coli. Air

untuk kolam renang (primary contact water) misalnya

mensyaratkan kandungan coliform <2,4 x 103, tetapi syarat

Escherichia coli tentunya lebih ketat, yaitu < 1 x 103 dalam

100 ml.

Air Rajawali terdapat sejumlah bakteri sehingga air

Rajawali tidak layak untuk dikonsumsi. Berdasarkan hasil

pengamatan didapatkan bahwa air Rajawali tidak layak untuk

dikonsumsi karena sudah tercemar bakteri Escherichia coli.

Escherichia coli adalah salah satu bakteri indikator

sanitasi. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang

keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau

makanan tersebut pernah tercemar oleh feses manusia.

Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri

yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Jadi,

adanya bakteri tersebut pada air atau makanan menunjukkan

bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau

makanan pernah mengalami kontak dengan feses yang

Page 21: Lapran Pemeriksaan Air FIX

berasal dari usus manusia dan oleh karenanya mungkin

mengandung bakteri patogen lain yang berbahaya.

Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa air dari

daerah Rajawali tidak layak untuk dikonsumsi, karena

persyaratan air minum jumlah koliformnya sebesar 10 MPN

dan termaksud kelas C katagori jelek dengan jumlah koliform

anatara 101-1000 dengan nilai MPN/100ml sebesar 239 MPN.

Sehingga tidak layak untuk dikonsumsi lebih cocok digunakan

untuk air pencuci.

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah

tangga : untuk air minum, air mandi, dan keperluan lainnya,

harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan sesuai

peraturan internasional (WHO dan APHA) ataupun peraturan

nasional atau setempat. Dalam hal ini kualitas air bersih di

Indonesia harus memenuhi persyaratan yang tertuang dalam

peraturan Menteri Kesehatan RI No.173/Men.Kes/Per/VIII/77

dimana setiap komponen yang diperkenankan berada di

dalamnya harus sesuai. Kualitas air tersebut menyangkut : a)

Kualitas fisik yang meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau

dan rasa. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya

bahan-bahan organik dan anorganik yang terkandung di

dalam air seperti lumpur dan bahan-bahan yang berasal dari

buangan. Dari segi estetika, kekeruhan di dalam air

dihubungkan dengan kemungkinan pencemaran oleh air

buangan. b) Kualitas kimia yang berhubungan dengan ion-ion

senyawa ataupun logam yang membahayakan, di samping

Page 22: Lapran Pemeriksaan Air FIX

residu dari senyawa lainnya yang bersifat racun, seperti

antara lain residu pestisida. Dengan adanya senyawa-

senyawa ini kemungkinan besar bau, rasa dan warna air akan

berubah, seperti yang umum disebabkan oleh adanya

perubahan pH air. Pada saat ini kelompok logam berat seperti

Hg, Ag, Pb, Cu, Zn, tidak diharapkan kehadirannya di dalam

air.

c) Kualitas biologis, berhubungan dengan kehadiran mikroba

patogen (penyebab penyakit, terutama penyakit perut),

pencemar (terutama bakteri coli) dan penghasil toksin.

Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan

mengandung laktosa, eosin dan metilen. Berfungsi untuk

memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S.

aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Medium tersebut

mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang

lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa.

ENDO Agar adalah media padat (solid plating media),

digunakan untuk menumbuhkan bakteri yang hidup di usus.

Media ini mengandung natrium sulfit dan basic fuchsin´ yang

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. Asam

yang dihasilkan dari perombakan laktosa dapat dideteksi

dengan asetaldehida dan natrium sulfit.

Page 23: Lapran Pemeriksaan Air FIX

V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan

(2) Saran.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa

pada tahap presumtive test menunjukan air di daerah Rajawali

pada mengandung sejumlah bakteri sebesar

3200 CFU/ml pada tahap confirmed test telah tercemar oleh

bakteri Escherichia coli. Pada complete test terdapat sejumlah

koloni dalam sampel air yang berasal dari daerah

Rajawaliadalah sebesar 239 MPN/ml. sehingga air Rajawali

tidak layak untuk dikonsumsi.

5.2. Saran

Percobaan pemeriksaan air perlu diperhatikan kebersihan

alat dan bahan yang akan digunakan serta dalam

pengerjaannya harus aseptis dan dalam pengerjaannya

dibutuhkan ketelitian dalam memasukkan biakan ke dalam

masing-masing tabung.

Page 24: Lapran Pemeriksaan Air FIX

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2010), Mencegah Kontaminasi Silang dalam Industri Jasa Boga, http://kulinologi.com, akses : 4 Januari 2011.

Anonim, (2010), parameter-air-minum. http://bukanfarid.blogspot.com, akses : 4 Desember 2010.

Fardiaz, Srikandi ,(1992), Mikrobiologi pangan 1, Penerbit

PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hefni Effendi, (2003), Telaah Kualitas Air, Yogyakarta : Kanisius.

Kusnaedi, (2004), Mengolah Air Gambut dan Air Kotor untuk Air Minum, Jakarta : Puspa Swara.

Moh Soerjani, Rofiq Ahmad dan Rozy Munir, (1997), Sumber Daya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan, Jakarta : Universitas Indonesia.

SNI, 2002, Air minum dalam Kemasan, Departemen Kesehatan RI Pelayanan Medik dan Laboraturium Kesehatan.

Sutejo P dan Eling P, (2003), Prinsip Dasar-Dasar Lingkungan, Surabaya :Airlangga University Press.

Sutrisno, Totok C, (2004), Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta : Rineka Cipta.

Totok Sutrisno, dan Eni S, (1996), Air untuk Masa Depan, Jakarta : Rineka Cipta.

Wilda, (2009), Uji-Mikrobiologi-Air. http://wildablog.blogspot.com, akses : 17 Desember 2010.

Page 25: Lapran Pemeriksaan Air FIX

PEMERIKSAAN AIRDAERAH RAJAWALI, BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Praktikum Mikrobiologi Pangan Jurusan Teknologi Pangan

Oleh:

Nama : KomalasariNRP : 093020018Kelompok : 1 (Satu)Meja : 7 (Tujuh)Asisten : Mamay Somantri

JURUSAN TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDANBANDUNG

2010

LAPORAN UTAMA

Page 26: Lapran Pemeriksaan Air FIX

LAMPIRAN PERHITUNGAN

4.1.1. Presumtive Test

a. Sampel = Air Rajawali

T Inkubasi = 370C

t Inkubasi = 24 jam

Gambar 5. Hasil Pengamatan Air (Presumtive Test)

Dengan syarat :

1. Jika ∑ koloni ≤ 30, maka ambil yang paling pekat

2. Jika 30 ≤ ∑ koloni ≤ 300, maka mengunakan rumus :

A = ∑ koloni / pengenceran terbesar

∑ koloni / pengenceran terkecil

A < 2, maka ambil rata-rata

A > 2, maka ambil yang paling pekat

3. Jika ∑ koloni ≥ 300, maka ambil yang paling encer

Page 27: Lapran Pemeriksaan Air FIX

∑ koloni / ml = ∑ koloni

Pengenceran terkecil

= 320

10-1

= 3200 CFU/ml

b. Presumtive Test

Sampel = Air Rajawali

T Inkubasi = 370C

t Inkubasi = 48 jam

Tabel 3. Pemeriksaan Air Pada Inkubasi suhu 37ºC Selama 48 jam

Tabung

BCPG

100

BCPG 100

BCPT 10-

1BCPT 10-

2

A G A G A G A G

1 + + + + + + - +

2 + + + + + + - +

3 + + + + + + - +

(Sumber : Komalasari, Meja 7, Kelompok 1, 2010)

Keterangan :

A (+) = warna ungu berubah menjadi kuning

G (+) = ada gelembung di tabung durham

4.1.2. Confirmed Test

Sampel = Air Rajawali

T Inkubasi = 370C

t Inkubasi = 24 jam

Page 28: Lapran Pemeriksaan Air FIX

Gambar 6. Hasil Pengamatan Air (Confirmed Test)

Keterangan :

EMBA (+) jika warna biru metalik

ENDO (+) jika warna merah metalik

4.1.3. Complete Test

Sampel = Air Rajawali

T Inkubasi = 370C

t Inkubasi = 48 jam

Tabel 4. Pemeriksaan Air Pada Inkubasi suhu 37ºC Selama 48 jam

TabungEc Broth Ec Broth Ec Broth

A G A G A G

1 + + + + + +

2 + + + + + +

3 + + + + + +

Tabel MPN 3 3 3

(Sumber : Komalasari, Meja 7, Kelompok 1, 2010)

Page 29: Lapran Pemeriksaan Air FIX

Keterangan :

Bila ada suatu tabung hanya gas atau asam saja yang (+)

maka dianggap positif

MPN/ml = 23,9 x 1

10-1

= 239 MPN/ml