LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia

10
TITRASI IODOMETRI I. Judul Praktikum : TITRASI IODOMETRI II. Prinsip Praktikum : a. Reaksi Oksidasi dan Reduksi (redoks) b. Dalam suasana asam, kalium yodat/ kalium bromida/kalium dikromat akan mengoksidasikan kalium yodida menjadi yod. bebas. Kemudia yod bebas dititrasi dengan larutan baku natrium tio sulfat. III. Maksud dan Tujuan Praktikum : Praktikan memahami konsep dasar reaksi oksidasi dan reduksi Untuk mengetahui konsentrasi larutan sampel secara oksidimetri IV. Reaksi : K 2 C 2 O 7 + 6 KI + 14 HCl 3 I 2 + 2 CrCl 3 + 8 KCl + 7 H 2 O I 2 + 2 Na 2 S 2 O 3 2 NaI + NaS 4 O 6 V. Landasan Teori Iodin adalah sebuah agen pengoksidasi yang jauh lebih lemah dari pada kalium permanganat, senyawa serium(IV), dan kalium dikromat. Dilain pihak ion iodida adalah agen pereduksi yang termasuk kuat, lebih kuat, sebagai contoh, ion Fe(II). Dalam proses-proses analitis, iodine dipergunakan sebagai sebuah agen pereduksi (iodometri). Namun demikian, banyak agen pereduksi yang cukup kuat untuk bereaksi dengan ion iodida, dan aplikasi dari proses iodometrik cukup banyak. Prinsip dari iodi/iodometri adalah reaksi reduksi oksidasi. Reaksi- reaksi yang terjadi meliputi perubahan bilangan oksidasi atau perpindahan elektron-elektron dari zat-zat yang bereaksi. Iodimetri adalah penyelidikan untuk mengetahui kadar suatu zat dengan menggunakan larutan standar iodium, sedangkan iodometri adalah titrasi terhadap iodium yang dibebaskan dari suatu reaksi kimia.

Transcript of LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia

Page 1: LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia

TITRASI IODOMETRI

I. Judul Praktikum : TITRASI IODOMETRI

II. Prinsip Praktikum :

a. Reaksi Oksidasi dan Reduksi (redoks)

b. Dalam suasana asam, kalium yodat/ kalium bromida/kalium dikromat akan

mengoksidasikan kalium yodida menjadi yod. bebas. Kemudia yod bebas

dititrasi dengan larutan baku natrium tio sulfat.

III. Maksud dan Tujuan Praktikum :

Praktikan memahami konsep dasar reaksi oksidasi dan reduksi

Untuk mengetahui konsentrasi larutan sampel secara oksidimetri

IV. Reaksi :

K2C2O7 + 6 KI + 14 HCl 3 I2 + 2 CrCl3 + 8 KCl + 7 H2O

I2 + 2 Na2S2O3 2 NaI + NaS4O6

V. Landasan Teori

Iodin adalah sebuah agen pengoksidasi yang jauh lebih lemah dari

pada kalium permanganat, senyawa serium(IV), dan kalium dikromat. Dilain

pihak ion iodida adalah agen pereduksi yang termasuk kuat, lebih kuat,

sebagai contoh, ion Fe(II). Dalam proses-proses analitis, iodine dipergunakan

sebagai sebuah agen pereduksi (iodometri). Namun demikian, banyak agen

pereduksi yang cukup kuat untuk bereaksi dengan ion iodida, dan aplikasi

dari proses iodometrik cukup banyak.

Prinsip dari iodi/iodometri adalah reaksi reduksi oksidasi. Reaksi-

reaksi yang terjadi meliputi perubahan bilangan oksidasi atau perpindahan

elektron-elektron dari zat-zat yang bereaksi. Iodimetri adalah penyelidikan

untuk mengetahui kadar suatu zat dengan menggunakan larutan standar

iodium, sedangkan iodometri adalah titrasi terhadap iodium yang dibebaskan

dari suatu reaksi kimia.

Page 2: LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia

Beberapa kimiawan lebih suka menghindari istilah iodi/iodometri,dan

sebagai gantinya mengatakan proses-proses iodometrik langsung dan tak

langsung. Sebab pada iodimetri iodium yang ada merupakan reagen yang

diberikan dalam reaksi tersebut, sedangkan pada iodometri iodium yang

terbentuk merupakan hasil reaksi.

Iodimetri dan iodometri termasuk titrasi reduksi oksidasi dimana dalam reaksi

redoks ini terjadi tranfer elektron dari pasangan pereduksi ke pasangan

pengoksidasi.

Iodium merupakan oksidator yang relatif lemah. I2 dapat bereaksi

secara kuantitaif dengan reduktor kuat dan reduktor lemah. Dalam keadaan

demikian oksidasi potensial dari reduktor tersebut menjadi minimal

sedangakan kekuatan mereduksinya menjadi maksimal. Dalam suasana basa,

iodium dapat bereaksi dengan ion hidorksil membentuk hipoiodit dan iodida.

Hiopidit ini sangat tidak stabil dan dengan segera dapat berubah menjadi

iodidat.

A. IODIMETRIK LANGSUNG (IODIMETRI)

Subtansi-subtasi penting yang cukup kuat sebagai unsur-unsur reduksi

untuk dititrasi langsung dengan iodin adalah tiosulfat, arsenik(III),

antimony(III), sulfida, sulfit, timah(II), dan ferosianida.

Pembuatan larutan iodin

Iodine hanya larut dalam sedikt air (0,00134 mol/liter pada 25ºC) namun larut

dalam cukup banyak larutan-larutan yang mengandung ion iodida. Suatu

kelebihan kalium iodide ditambahka untuk meningkatkan kelarutan dan untuk

menurunkan keatsirian iodin.

Standarisasi

Larutan-larutan iodin standard dapat dibuat melalui penimbangan langsung

iodin murni dan pengenceran dalam sebuah labu volumetrik. Standarisasi

terhadap sebuah standar primer, As2O3 paling sering dipergunakan. Jika

konsentarasi ion hidrogen diturunkan, reaksi dipaksa bergeser ke kanan dan

dapat dibuat cukup lengkap sehingga bisa digunakan untuk titrasi. Biasanya

Page 3: LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia

larutan dinaggap apda pH sedikit diatas 8, menggunakan natriun bikarbonat,

dantitrsai akan memberikan hasil-hasil yang sempurna.

Indikator Kanji

Iodin dapat bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga

memberikan warna ungu atau violet yang intes untuk zat-zat pelarut seperti

karbontetraklorida dan klorofrom, dan terkadang kondisi ini dipergunakan

dalam mendeteksi titik akhir dari titrasi. Warna birugelap dari kompleks iodin-

kanji bertindak sebagai tes yang amat sensitif untuk iodin. Laruta-larutan kanji

dengan mudah didekomposisinya oleh bakteri dan biasanya sebuah subtansi,

seperti asam borat dutambahkan sebagai bahan pengawet.

Beberapa penentuaan yang dapat dilakukan melalui titrasi langsung dengan

sebuah larutan iodin standar. Dalam penentuan timah dan sulfit, larutan yang

sedang dititrasi harus dilindungi dari oksidasi oleh udara. Titrasi hidrogen

sulfida sering kali dipergunakan untuk menentukan belerang didalam besi atau

baja.

B. IODOMETRIK TAK LANGSUNG (IODOMETRI)

Banyak agen pengoksidasi yang membutuhkan suatu larutan asam untuk

bereaksi dengan iodin, natrium thiosulfat biasanya dipergunakan sebagai

titrannya. Titrasi dengan arsenic(III) membutuhkan sebuah larutan yang

sedikit alkalin.

Natrium Thiosulfat

Natrium thiosulfat umumnya dibeli sebagai penhidrat, Na2S2O3. 5H2O, dan

larutan-larutan tersebut tidak stabil pada jangka waktu yang lama, sehingga

boraks atau natrium karbonat seringkali ditambah sebagai bahan pengawet.

Iodin mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetrationat :

I2 + 2S2O32- 2I- + S4O6

2-

Jika pH dari larutan diatas 9, tiosulfat teroksidasi secara parsial menjadi sulfat:

4I2 + S2O32- + 5H2O 8I- + 2SO4

2- + 10H+

Page 4: LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia

Standarisasi larutan-larutan tiosulfat

Iodin murni adalah stnadar yang paling jelas namun jarang dipergunakan

karena kesulitannya dalam penanganan dan penimbangan yang lebih sering

dipergunakan adalah stanadar yang terbuat dari suatu agen pengoksidasi kuat

yang akan membaskan ion iodin dari iodida, sebuah iodometrik.

Kalium Dikromat

Senyawa ini bisa didapat dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Senyawa ini

mempunyai berat ekivalen yang cukup tinggi, tidak higroskipik, dan padat

serta larutanya amat stabil. Berat ekivalen dari kalium dikromat adalah

seperenam dari berat molekulnya. Untuk memperoleh hasil terbaik, seposi

kecil natrium bikarbonat atau es kering ditambahkan kelabu titrasi.

Kalium iodidat dan Kalium Bromat

Kedua garam ini mengoksidasi iodida secara kuantitaif menjadi iodin dalam

larutan asam. Reaksi iodatnya berjalan cukup cepat, reaksi ini juga hanya

membutuhkan sedikit ion hidrogen untuk menyelesaikan reaksi. Reaksi

bromat berjalan lebih lamabat, namun kecepatanya dapat ditingkatkan dengan

menaikan konsentrasi ion hidrogen. Biasanya sebuah amonium molibdat

ditambah sebagai katalis.

Kerugian utama dari kedua garam ini sebagai standar primer adalah bahwa

barat ekivalen mereka kecil. Bereat equivalen adalah seperenam dari berat

molekular, dimana berat ekivalen KIO3 adalah 35,67 dan KBrO3 adalah 27,84.

Garamkalium asam iodidat, KIO3. HIO3, dapat juga dipergunakan sebagai

standar primer namun berat ekivalenya juga kecil, seperduabelas dari berat

molekulnya atau 32,49.

Tembaga

Tembaga murni dapat dipergunakan sebgai standar primer untuk natrium

tiosulfat dan disarankan untuk dipakai ketika tiosulfatnya akan dipergunakan

untuk menentukan tembaga. Telah ditemukan bahwa iodin ditahan oleh

adsorpsi pada permukaan dari endapan tembaga(I) iodida dan harus

dipindahkan untuk mendapatkan hasil-hasil yang benar. Kalium tiosianat

Page 5: LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia

biasanya ditambahkan sesaat sebelum titik akhir titrasi tercapai untuk

menyingkirkan iodin yang diadsorbsi.

Penentuan-penentuan Iodometrik

Penentuan iodometrik tembaga banyak dipergunakan baik untuk bijih maupun

paduannya. Metoda ini memberika hasil-hasil yang sempurna dan lebih cepat

daripada penentuan elektrolotik tembaga.

C. MENENTUKAN TITIK AKHIR TITRASI

Larutan iodium dalam air yang mengandung iodida berwarna kuning sampai

coklat tergantung kadarnya. Iodium dapat berlaku sebagai indikator sendiri

tapi penglihatan kurang dapat menagkap perubahan warnanya, maka

digunakan indikator amilum.

Dalam lingkungan asam kuat amilum tidak dapat digunakan sebagai indikator

karena amilum akan terhidrolisa. Kepekaan warna indikator akan menurun

apabila :

1. Suhu dinaikan

2. Larutan mengandung alkaohol, pada konsentrasi alkohol >50%

menjadi tidak berwarna

Keuntungan menggunakan indikator amilum :

1. Harganya murah

2. Mudah didapat

3. Perubahan warna pada titik akhirtitrasi jelas

Kerugian/keburukan menggunakan indikator amlilum :

1. Sukar larut dalam air dingin

2. Tidak stabil mudah terhidolisa menjadi dekstrin

3. Dalam suasana asam kuat akan terhidrolisa

4. Larutan amilum dengan iodium menjadi kompleks yang sukar larut

maka pemberian amilum mendekati t.a.t.

5. Jika larutanya sangat encera kan terjadi pergeseran titik akhir titrasi.

Mengatasi keburukan-keburukan tersebut, maka menggunakan tepung

Page 6: LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia

Natrium glikolat (sebagai pengganti amilum) yang sifatnya lebih baik dari

pada amilum :

1. Tidak higroskopis

2. Mudah larut dalam air

3. Lebih stabil

4. Dengan iodium tidak membentuk kompleks yang sukar larut, sehingga

penambahanya tidak perlu mendekat t.a.t

5. Pada larutan yang encer, tidak terjadi pergeseran t.a.t

Na-glikolat dengan larutan iodium pekat berwarna hijau dan bila kadar

iodium turun berubah menjadi biru.

Zat-zat organik seperti CCl4, CHCl3, dan CS2 (tidak dapat bercampur dengan

air) pada saat mendekati t.a.t kadar larutan + CCl4/CS2/CHCl3 yang akan turu

ke dasar labu titrasi dengan warna merah violet karena I2 terlarut didalamnya.

Kemudian titrasi dilanjutkan sambil dikocok keras samapai warna merah

hilang.

LARUTAN STANDAR

1. LARUTAN STANDAR PRIMER

Iodium sukar larut dalam air, untuk mempertinggi larutannya maka iodium

dilarutkan dalam larutan KI sehingga terbentuk tri ioda. Dimana I2 diikat oleh

KI sehingga menpunyai tekanan uap yang lebih rendah dari pada air murni dan

hasrat penguapannya berkurang. Makin besar kadar KI, makin besar kelarutan

I2 didalamnya. Pada penggunaan larutan Iodium sebagai titran ada kesealahan

yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Hilanganya Iodium karena mudah menguap pada suhu kamar

b. Penurunan kadar larutan selama penyimpanan disebabkan oleh reaksi

Iodium dengan air

c. Reaksi ini dikatalisir oleh cahaya, tambah pula iodida yang ada dalam

larutan dapat dioksidasi oleh oksigen dari udara menjadi iodium

2. LARUTAN SEKUNDER

Larutan standar tiosulfat Na2S2O3 . 5H2O mempunyai kemurnian yang tinggi

tetapi kadar airnya tidak tetap. Karena itu dapat digunakan sebagai larutan

primer . larutan standar tiosulfat disebabkan oleh :

Page 7: LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia

a. Adanya CO2 dalam air yang digunakan untuk membuat larutan

satandar dan juga karbon dioksida dari udara sehingga terjadi

pengendapan dari sulfur. Kekeruhan terjadi akibat endapan dari

belerang, tetapi reaksi ini lebih lambat dari pada reaksi S2O3= denga

iodium, sehingga titrasi masih dapat dilakukan dalam suasana asam.

b. Larutan tiosulfat mudah diuraikan oleh bakteri, , misalnya thibacilus,

thioparus

Maka untuk menjaga kesetabilan larutan thiosulfat (supaya tahan lama),

dilakukan tidakan-tindakan sebagai berikut :

a. Larutan dibuat dengan aquadest yang venas carbón dioksida

b. Ditmbah pengawet 3 tetes CHCl3 atau 10 mg HgI2/liter larutan

c. Lindungi larutan dari cahaya.

VI. Alat dan Bahan

A. Alat :

1. Neraca/Timbangan

2. Erlenmeyer

3. Buret

4. Labu semprot

5. Bulf

6. Statif + Klaim

7. Labu ukur

8. Pipet ukur

9. Corong

B. Bahan :

Padatan KIO3 / KBrO3/ K2Cr2O7

Larutan Na2S2O3 0.1 N

Larutan KI 10%

Larutan HCl pekat

Larutan kanji

Page 8: LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia

VII. Prosedur :

Penetapan konsentrasi/pembakuan Na2S2O3 0.1 N dengan baku primer

K2Cr2O7

Dibuat 100 ml larutan baku primer K2Cr2O7 0.1 N

Dipipet 10 ml larutan tersebut ke dalam erlenmeyer

Ditambahkan 5 ml larutan HCl pekat dan KI 10 % 5 ml

Larutan dititar dengan Na2S2 O3 0.1 N di dalam buret dari warna

kuning coklat tua menjadi kuning muda

Ditambahkan larutan amium sebagai indikator

Titrasi dilanjutkan sampai titik akhir ( hijau terang/tosca)

Percobaan dilakukan minimal tiga kali

VIII. Data Pengamatan dan Perhitungan

Vol. K2Cr2O7 = 10 ml

N. K2Cr2O7 = gr

BE x

1000

V

0.4903

49.03 x

1000

100= 0.1000 N

Pengerjaan Vol. Na2S2O3 (ml) N. Na2S2O3

Simplo 11 -

Duplo 11.2 -

Rata-rata 11.1 0.09 N

N. Na2S2O3 ?

V1N1 = V2N2

(10 ml) (0.1 N) = (11.1 ml) N2

N2 =10 ml x 0.1 N

11.1 ml

N2 = 0.09 N

IX. Pembahasan

Pada percobaan iodometri digunakan larutan K2Cr2O7 0,1 N sebagai

larutan baku primer dan larutan sekundernya yaitu Na2S2O3. Pada langkah

awal siapkan larutan K2Cr2O7 0,1 N sebanyak 100 ml lalu dipipet

menggunakan pipet ukur sebanyak 10 ml dan masukkan ke dalam labu

Page 9: LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia

erlenmeyer. Tambahkan larutan H2SO4 4 N sebanyak 5 ml lalu larutan KI 10%

sebanyak 5 ml. Terjadi perubahan warna menjadi coklat, segera tutup labu

erlenmeyer dengan plastik wrap untuk menghindari iod bebas bereaksi dengan

oksigen di udara. Kemudian titrasi dengan Na2S2O3 sampai terjadi perubahan

warna dari coklat menjadi hijau. Tambahkan indikator amilum/kanji sebanyak

1 pipet lalu dilanjutkan dengan titrasi kembali sampai titik akhir atau terjadi

perubahan warna menjadi hijau tosca. Catat perubahan volume Na2S2O3 dari

titrasi pertama sampai titrasi kedua. Setelah itu ulangi percobaan 2-3 kali.

Pada percobaan yang pertama ternyata volume Na2S2O3 yang

dihabiskan adalah 11 ml dan pada percobaan kedua dihabiskan 11,2 ml. Jadi,

jumlah rata-rata volume Na2S2O3 yang dihabiskan adalah 11,1 ml. Telah

diketahui volume rata-rata Na2S2O3 11,1 ml, volume K2Cr2O7 0.1 N sebanyak

10 ml. Kemudian masukkan ke dalam rumus : V1N1 = V2N2 dari hasil

perhitungan tersebut didapatkan hasil normalitas Na2S2O3 yaitu 0.09 N.

X. Kesimpulan

Dari hasil percobaan iodometri yang telah dilakukan dapat disimpulkan

normalitas Na2S2O3 dalam titrasi yaitu 0.09 N dengan volume rata-rata 11,1

ml.

XI. Tugas

1. Apakah titrasi iodometri harus menggunakan erlenmeyer asah/bertutup?

Jelaskan! Jika tidak ada apa yang harus dilakukan?

2. Mengapa indikator kanji tidak ditambahkan sebelum titrasi?

3. Apa fungsi penambahan HCl dan amilum pada titrasi iodometri?

4. Bisakah titrasi iodometri tidak menggunakan indikator kanji? Jelaskan!

5. Jelaskan reaksi oksidasi-reduksi pada titrasi iodometri!

Jawaban :

1. Iya, karena reaksi percobaan ini menghasilkan hasil iod bebas apabila

tidak ditutup atau tidak menggunakan Erlenmeyer asah maka iod bebas ini

akan bereaksi dengan oksigen diudara. Jika oksigen masuk maka ia akan

bereaksi dengan I2- pada larutan makan akan menyebabkan terbentuknya

Page 10: LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia

I2. Jadi, penggunaan Erlenmeyer asah atau tutup berguna untuk

mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke dalam sampel.

2. Penambahan kanji yang dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi

dimaksudkan agar kanji tidak membungkus iod karena akan menyebabkan

kanji sukar dititrasi untuk kembali ke senyawa semula. Proses titrasi harus

dilakukan sesegera mungkin, hal ini disebabkan sifat I2 yang mudah

menguap.

3. Fungsi dari penambahan HCl yaitu hanya sebagai katalis atau

mempercepat suatu reaksi. Dan fungsi dari penambahan amylum yaitu

untuk mempermudah dan memperjelas melihat perubahan warna saat titik

akhir titrasi.

4. Bisa, dengan menggunakan tepung Natrium glikolat (sebagai pengganti

amilum) yang sifatnya lebih baik dari pada amilum :

a. Tidak higroskopis

b. Mudah larut dalam air

c. Lebih stabil

d. Dengan iodium tidak membentuk kompleks yang sukar larut,

sehingga penambahanya tidak perlu mendekat t.a.t

e. Pada larutan yang encer, tidak terjadi pergeseran t.a.t

5.

XII. Daftar pustaka

http://evelyta-appe.blogspot.com/2013/06/iodimetri- iodometri.html

http://lathiefmahmudy.blogspot.com/