LAPORANPELAKSANAAN KEGIAN ipeh
-
Upload
rahmawati-hanifah -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
description
Transcript of LAPORANPELAKSANAAN KEGIAN ipeh
I. LAPORANPELAKSANAAN KEGIATAN
PENDAHULUAN
DesaLetvuanmerupakandesa yang
cukupbanyakpenghuninya.Terlihatdaribanyaknyarumah yang ada di sini.Meskidemikian,
masihterdapatbanyaklahankosong yang luas. Wilayah desaLetvuancukupluas, di
timurberbatasandenganhutandesa yang menujuDesaEvu, di baratberbatasandenganDesa
Dian Darat, sedangkan di selatandibatasiolehTelukSorbay.
Desainiterbagimenjadisepuluhrukun yang menjadipusatpemerintahan di
bawahpemerintahandesa.
Padaawalkedatangan kami, puluhanwargasudahmenunggu di
pintukeluarPelabuhanYosSudarso, Tualuntukmembawa kami
keDesaLetvuan.Antusiasmewargasangatterlihatsaatitu,
karenawaktuitumasihpagibutasekitar jam 3 paginamunbanyakwarga yang ikutmenjemput
kami di pelabuhan.Tidaksampai situ saja, sesampainya di desa, sudahbanyakwarga yang
menanti di rumahBapakAlosalahsatuwarga di sana.
Wargaberkumpuldansekaligusdilakukanangkatadatkepadaleluhursebagaibentukmemohon
izinuntuk kami mahasiswasebagai orang baru yang akantinggal di DesaLetvuan. Dari
acaraangkatadatini, bapakketuadewanadatmemohonkanizin agar kami bisatinggal di
DesaLetvuan.Kegiatanangkatadatinimenunjukkanbetapahukumadatmasihsangatdijunjung
tinggi di desaini.PagiitukarenamasihbulanRamadhan, kami disuguhisantapsahur yang
cukupbanyakmacammenunya.
Setelahselesaimakansahur kami diantarkankerumah mama papa piara
kami.Sejenakberistirahat, kami mulaiberkelilingdesa.Keramahansangatlahterasa di
sini.Keadaandesacukupramai, wargabanyakberkegiatan di area desa.Kami
jugamengunjungipara-para (tempatmenjemurrumputlaut) di
salahsatusudutdesa.Suasananyamasihasridantenang, hanyanampakbeberapawarga yang
sedangmenjemurrumputlaut, dan yang
bersampanhendakketempatbudidayarumputlautmereka. Mata pencaharianutamadariwarga
di
siniadalahdarihasilbudidayarumputlaut.Selanjutnyasayaberkunjungkerumahmantankepala
desayaitu Pak Beni.Sambutannyacukuphangat, walaupun kami orang
asingtapisamasepertisaatpertamadatang kami diterimadengansangatbaik.
Sayasangatterkesandenganwarga yang sangatbaikmenyambut kami, sejakdaripelabuhan,
sampaisantapsahur, dan di sepanjangjalan di desa yang sayalaluisaatawalsampai di sana.
Walaupundariluarmerekatampakberbadankekar, danbersuarakeras,
tapikeramahanmerekamemberikankesan yang sangatbaikuntuksayapribadi.
PEMBAHASAN
1. Hasilkegiatan
a. Senam Sehat Bersama
Senam sehat bersama dilaksanakan pada mingu ketiga, setelah lebaran. Lagu dan
gerakan senam disusun sendiri dengn menggunakan lagu-lagu dari daerah
setempat agar warga lebih familiar. Senam dilakukan setiap satu minggu sekali,
dijadwalkan pada hari Jumat sore, namun menyesuaikan juga dengan kegiatan di
desa. Senam dilakukan di halaman gereja. Warga cukup antusias pada kegiatan
ini, namun tidak semua warga yang hadir mau ikut berbaris dan senam bersama.
Pada minggu-minggu awal dilaksanakannya senam, warga banyak yang masih
malu-malu untuk bergabung, namun lama kelamaan warga yang iktu senam lebih
banyak. Sebenarnya warga mau hadir, tapi banyak yang hanya menonton saja.
Dengan kegiatan senam ini, warga mulai sadar betapa pentingnya berolah raga.
b. Ahli Gizi Cilik
Peserta yang merupakan siswa kelas 5 dan kelas 6 SD Naskat Letvuan, sangat
tertarik dengan program ini. Karena saat penyampaian materi dilakukan dengan
menggunakan berbagai alat peraga dan nyanyian agar mudah diingat. Siswa
sangat antusias dan sangat aktif saat diminta untuk maju atau menjawab
pertanyaan. Saat sebelum mulai materi, selalu dilakukan pengecekan kebersihan
kuku, dan bagi yang kukunya bersih akan mendapatkan penghargaan berupa
pemberian bintang. Hasilnya, pengetahuan siswa tentang perilaku hidup bersih
meningkat. Siswa juga menerapkannya saat di rumah. Pada saat materi cuci
tangan, langkah-langkahnya diajarkan dengan nyanyian, sehinga siswa lebih
mudah untuk memahami dan mengingat-ingatnya. Pada hari-hari akhir program,
siswa semakin menyadari untuk mejaga kebersihan diri, sehingga makin banyak
siswa yang kukunya bersih.
c. Pelatihan Kader Posyandu
Sasaran dari program ini adalah seluruh kader Posyandu yang ada di Desa
Letvuan. Kader berjumlah lima orang. Kegiatan dilakukan setiap satu minggu
sekali. Awalnya kehadiran kader cukup tinggi, namun beberapa kali hanya satu
atau dua kader saja yang hadir. Dari pelatihan ini kader mendapatkan tambahan
ilmu, serta ketrampilan untuk menggunakan alat kesehatan seperti pengukur berat
badan dan tinggi badan, pengukur tekanan darah.
d. Penyuluhan PHBS dan Gizi Seimbang
Sasaran dari program ini adalah ibu-ibu yang datang membawa anaknya saat
Posyandu. Sehingga kegiatan dilakukan satu kali pada setiap bulannya.
Penyuluhan ini dilakukan lebih ke masing-masing individu sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi. Penyampaiannya lebih dalam bentuk konseling, agar
lebih dapat diterima dan dilaksanakan. Ibu-ibu merasa terbantu dan mendapatkan
tambahan ilmu pengetahuan dari penyuluhan ini. Mereka cukup antusias untuk
mendengarkan saran-saran yang diberikan.
e. Pemberian Makanan Tambahan
Pemberian makanan tambahan dilakukan satu bulan sekali bersamaan dengan
diadakannya Posyandu. Sasarannya adalah bayi dan balita di atas 6 bulan yang
hadir dalam kegiatan Posyandu. Pemberian makanan tambahan ini merupakan
daya tarik bagi masyarakat agar mereka mau membawa anak-anaknya ke
Posyandu. Hasilnya, kunjungan Posyandu meningkat dari bulan sebelumnya. Bayi
dan balita yang diberi PMT juga mau menerima makanan yang diberikan.
f. Posyandu
Kegiatan Posyandu dilakukan setiap satu bulan sekali di Desa Letvuan. Kegiatan
ini dilakukan atas bekerja sama dengan pihak Puskesmas Pembantu dan
Puskesmas Induk. Sasarannya terutama yaitu seluruh bayi dan balita Desa
Letvuan, serta ibu hamil. Hasil dari kegiatan ini adalah didapatkan data berat
badan dari peserta Posyandu, sehingga pertumbuhannya dapat dipantau, dan
apabila terdapat suatu kekurangan maka dapat segera diatasi.
g. Pelayanan Kesehatan
Selama dilaksanakan KKN, program pelayanan kesehatan ini dilakukan sebanyak
satu kali yaitu pada bulan kedu bersamaan dengan hari dilaksanakannya
Posyandu. Kunjungan warga cukup banyak, karena warga mengetahui bahwa di
kegiatan ini ada dokter yang datang. Sehingga masyarakat tertarik untuk datang
dan tidak mau melewatkan kesempatan ini. Hasilnya warga yang memiliki
keluhan penyakit datang untuk berobat, karena biasanya di Puskesmas pembantu
tidak terdapat dokter jaga.
2. Hambatan dan Tantangan
a. Senam Sehat Bersama
Pada awal dilaksanakannya program ini, masyrakat nampak asing dengan
kegiatan sena bersama ini. Sehingga kebanyakan yang datang hanya duduk dan
menyaksikan senam kami. Masyarakat merasa kurang percaya diri untuk ikut
senam bersama kami. Namun seiring berjalannya waktu, peserta mulai bertambah
banyak terutama dari anak-anak. Sempat mengalami kendala dalam
menyesuaikan jadwal dengan kegiatan lain. Kurangnya koordinasi membuat
kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan kegiatan lain dengan sasaran yang
sama, akibatnya peserta yang ikut sangat berkurang dari yang sebelumnya. Selain
itu, ada sedikit kendala dalam mempersiapkan sound sistem, karena dari PJ
sendiri kurang paham mengenai hal ini,sehingga memerlukan waktu persiapan
yang lebih lama dan kegiatan dimulai agak mundur dari jadwal yang telah
direncanakan.
b. Ahli Gizi Cilik
Hambatan pelaksanaan program Ahli Gizi Cilik ini adalah saat kami harus
mengajar siswa itu sendiri. Karena kebanyakan siswa merupakan anak-anak yang
aktif sehingga kami harus pandai-pandai mengatur strategi agar bisa
menenangkan mereka dan melanjutkan pembelajaran kembali. Terkadang di
dalam kelas juga terdpat siswa yang berkelahi dan menangis. Hal ini menjadi
tantangan bagi kami untuk dapat mengendalikan suasana belajar agar tetap
kondusif.
c. Pelatihan Kader Posyandu
Pada awal pertama dilaksanakan progam ini, kader sangat antusias dan bisa hadir
semua. Saat itu kami membuat kesepakatan untuk menjadwalkan kegiatan ini
sebagai rutinitas setiap Kamis malam. Namun, pada minggu berikutnya hanya dua
kader saja yang hadir, begitu seterusnya. Hambatan utama adalah kehadiran kader
yang rendah, sehingga program ini belum bisa dilaksanakan dengan optimal.
Kehadiran kader rendah berkaitan dengan kesibukan mereka yang pada siang
harinya bekerja di laut atau di kebun, kemudian mengurus keluarga, sehingga
masih kesulitan untuk meluangkan waktu.
d. Penyuluhan PHBS dan Gizi seimbang
Sasaran program ini adalah ibu-ibu dari bayi dan balita yang hadir saat Posyandu.
Namun tidak jarang ditemui yang membawa bayi dan balita ini bukanlah ibunya
namun neneknya. Hal ini karena ibu dari bayi atau balita ini bekerja jauh dari desa
dan tidak tinggal bersama anaknya. Sehingga terkadang saran saran yang
diberikan kurang dapat dilaksanakan mengingat kondisi masyarakat yang belum
memungkinkan unuk melaksanakannya. Selain itu, pada Posyandu yang kedua,
jumlah kunjungan sangat banyak sedangkan yang bisa memberikan penyuluhan
hanya satu orang sehingga agak kewalahan, akibatnya waktu konseling dari
masing-maisng ibu menjadi lebih sedikit.
e. Pemberian Makanan Tambahan
Awalnya PMT ini diadakan dengan menggunakan dana yang diberikan dari
PNPM. Namun karena terjadi pergantian birokrasi dana sempat terhenti, sehingga
tidak diadakan PMT dan berdampak pada kunjungan Posyandu yang rendah.
Sebenarnya dari program ini ingin dilakukan dengan menginisiasi warga untuk
iuran agar tidak bergantung pada dana dari PNPM, namun kendalanya adalah
warga sangat sulit untuk diajak berkumpul dan berdiskusi bersama. Sehingga
pada akhirnya dana program ini diambil dari dana tim KKN.
f. Posyandu
Kunjungan Posyandu saat pertama kami datang sangat kurang. Hal ini disebabkan
karena kesadaran orang tua untuk mebawa anaknya ke Posyandu masih sangat
rendah. Selain itu, beberapa bulan terakhir tidak ada pemberian makanan
tambahan, padahal PMT ini menjadi salah satu daya tarik masyarakat untuk mau
datang ke Posyandu. Sehingga jumlah kunjungan menjadi rendah. Selain itu, tidak
semua bayi dan balita memiliki buku KMS, hal ini menyebabkan kontrol terhadap
perkembangan anak menjadi kurang optimal. Tidak adanya KMS juga
menyebabkan pencatatan imunisasi menjadi rancu, akibatnya pernah terjadi balita
mendapat imunisasi dua kali karena tidak adanya catatan.
g. Pelayanan Kesehatan
Saat pelayanan kesehatan antusias warga cukup tinggi, sehingga panitia dan
petugas kesehatan cukup kewalahan dalam menghadapinya. Hambatan yang ada
seperti kurangnya sumber daya dari petugas kesehatan yang dapat melakukan
pengukuran tensi, sehingga pos konsultasi gizi ditiadakan. Selain itu, kurangnya
koordinasi antara puskesmas induk dengan puskesmas pembantu tentang
ketersediaan oobat menyebabkan pelayanan sedikit terganggu karena obat yang
diresepkan oleh dokter beberapa kali tidak tersedia.
3. Jejaringkemitraandanperansertamasyarakat dan keterlibatandalammasyarakat
Dalammelaksanakan program klustermedikasangatdiperlukanjejaringkemitraan
yang kuat. Kami bekerjasamadenganPuskesmaspembantu yang ada di
DesaLetvuandanPuskesmasindukuntukmelaksanakankegiatanPosyandudanpelaya
nankesehatan. Petugas di Puskesmasmenyambut kami
dengansangatbaikdanmenceritakanberbagaimasalahkesehatan yang ada di
DesaLetvuan yang menjadi modal awal kami untukmelaksanakan
program.Selainitu, kami
menggandengkaderPosyanduuntukmelakukanpelatihankader,
sertaberdiskusitentangberbagaihalterkaitmasalah di
DesaLetvuan.Dalammelaksanakankegiatanpelayanankesehatan,
parakadersangatmembantuterutamadalammengajakwargauntukikutserta.Dengana
danyakemitraanini, secaratidaklangsungketerlibatanmahasiswa di
masyarakatmenjadisemakinbanyak.Selainitu,
mahasiswajugaikutsertadalamkegiatan di desa, misalnyasaatpembangunangereja.
4. TemuanBarudanatauunikdalamhalkekayaanalam, teknologilokaldanbudaya
Potensi kekayaan alam yang ada di Desa Letvuan cukup banyak. Kekayaan ini masih
belum banyak dikembangkan oleh warga. Dari pengamatan yang dilakukan, warga
baru memanfaatkan perkebunan dan hasil lautnya untuk memenuhi keperluan rumah
tangga saja, belum mengarah ke dalam bentuk produksi komersial yang skalanya
lebih besar. Misalnya saja, dari kebun dapat dihasilkan bijih kopi, singkong, jeruk,
dan komoditi lain. Pengembangan perkebunan di sini masih sangat tradisional
sehingga hasil produksinya hanya mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga, dan
selebihnya dijual, tapi tidak banyak.
Temuan lainnya adalah adanya penggunaan tanaman obat tradisional dari tanaman
yang diambil di hutan dan di sekitar rumah warga, yang biasa disebut dengan obat
Kei. Masyarakat banyak mengonsumsi obat Kei namun belum dilakukan penelitian
lebih lanjut mengenai manfaat dari tanaman tersebut.
5. Potensi pengembangan/keberlanjutan
Terdapat berbagai potensi di Desa Letvuan yang dapat dikembangkan lebih lanjut
lagi, misalnya dari pengolahan rumput laut menjadi produk jadi yang siap
dikonsumsi. Sejauh ini, kebanyakan masyarakat menjual rumput lautnya dalam
bentuk kering saja tanpa pengolahan lebih lanjut. Sebenarnya sudah terdapat alat-alat
pengolahannya, namun masih terkendala karena pabrik yang dibangun belum
diresmikan. Masyarakat masih membutuhkan banyak bimbingan untuk
mengembangkan produk rumput laut dan memasarkannya. Apabila pengolahan
rumput laut ini dapat dimaksimalkan, masyarakat bisa meningkatkan pendapatannya.
Selain rumput laut, di Desa Letvuan terdapat salah satu tempat wisata yang cukup
bagus yaitu Goa Hwang atau Air Goa. Pengelolaan tempat wisata ini masih sangat
terbatas, sehingga belum bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan desa. Oleh karena
itu, masyarakat perlu dibimbing lagi untuk mengelola wisata ini agar dapat
berkembang lebih baik lagi.
6. Pengayaan batin dan petualangan kemanusiaan
Selama melaksanakan program KKN dua bulan di Letvuan banyak pengalaman yang
berkesan bagi saya. Sebenarnya potensi sumberdaya alam dan sumber daya manusia
di Letvuan. Anak-anak di sini sebenarnya adalah anak-anak yang aktif dan pintar,
namun mereka kurang memiliki akses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang
lebih, hal ini karena cara pembelajaran di sini masih kurang berorientasi pada siswa.
Bahkan, ketika mereka terlambat atau berbuat salah sering sekali diberikan hukuman
fisik oleh gurunya. Selain itu, dari keluarga sendiri mereka sering sekali mengatakan
kata-kata kasar, dan itu dianggap sebagai hal yang biasa, padahal seharusnya tidak
diucapkan kepada anak.
Keramahan yang sangat tertanam pada warga di sini sangat tercermin dalam
keseharian mereka. Kami sudah dianggap seperti keluarga sendiri, bahkan sampai
diberikan nama marga. Mereka berprinsip, ketika mereka menolong orang lain, suatu
saat Tuhan akan membalasnya walaupun tidak langsung kepada mereka, bisa jadi
kepada keluarga mereka yang sedang merantau di daerah lain. Sehingga, warga
menjamu kami dengan sangat baik. Ketika jam makan tiba, kami akan dicari-cari dan
diundang untuk makan di rumah mereka yang hari itu mempunyai giliran untuk
memberikan makan. Makanan yang disuguhkan juga sangat mewah, terutama bagi
kami yang terbiasa tinggal di perantauan. Saat pulang, kami semuadiantarkan ke
bandara bersama hampir seluruh warga desa, sehingga bandara pun penuh sesak oleh
warga Letvuan. Hal ini benar-benar membuat saya berdecak kagum, bertapa
persatuan warga sangat dijaga erat.
KESIMPULAN
Kegiatan yang telah direncanakan hampir semua dapat dilaksanakan dengan baik. Kendala yang
terjadi di lapangan juga masih dapat diatasi dengan bekerjasama antar individu tim. Walaupun
pada hasilnya masih terdapat beberapa kekurangan namun kami sudah berusaha untuk
melakukan yang terbaik. Selain itu, banyak sekali pengalaman-pengalaman pribadi yang
membuka mata saya lebih lebar lagi, untuk lebih peduli dengan keadaan sekitar. Menurut saya,
melaksanakan KKN di sini menyadarkan saya sendiri bahwa Indonesia itu tidak hanya Jawa saja,
dan masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk bersama-sama membantu memajukan negeri
ini, agar masyarakat di sini semakin maju lagi.
SARAN
Saran untuk tim selanjutnya apabila di Letvuan akan diadakan KKN lagi. Banyak bidang disini
yang bisa digali lagi potensinya. Misalnya dari bidang pertanian, terdapat tiga hal penting yang
bisa membantu warga antara lain, pembuatan koperasi usaha yang mampu mengendalikan harga
rumput laut, karena selama ini masyarakat tidak tahu harga pasaran rumput laut yang sebenarnya
dan hal ini sangat berisiko sekali untuk dicurangi oleh para pengepul. Selanjutnya, dalam hal
pengolahan produk rumput laut. Masyarakat bisa diarahkan untuk mengembangkan usaha ini dan
mulai dibentuk suatu sistem pemasaran yang sesuai dengan pasar di Maluku Tenggara, sehingga
pendapatan masyarakat dapat bertambah. Dari sektor pendidikan, akan lebih baik apabila
dilakukan hearing bersama dengan guru-guru yang mengajar di SD maupun SMP, tanpa
bermaksud menggurui, tapi sebaiknya disampaikan bahwa hukuman fisik bukan merupakan
solusi dari ketidakdisiplinan mereka. Dari bidang kesehatan, masyarakat masih perlu sekali
untuk dibimbing dan diarahkan untuk merubah pola pikirnya. Perlu disadarkan kembali, bahwa
kesehatan itu penting. Dari pendidikan agama Islam khususnya, masih sangat minim sekali,
sehingga sangat miris ketika adik-adik yang beragama muslim kurang mendapat pelajaran agama
karena tidak adanya guru di sekolahnya.
LAMPIRAN