Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

27
LAPORAN DISKUSI KASUS 3 TONSILOFARINGITIS AKUT Disusun Oleh: Kelompok 2 Anita Amalia Sari 0706260124 Dara Ninggar Santoso 0706260194 Gusta Trisna Pratama 0706260364 Miranti Fristy M. 0706260490 Mohammad Azmi 0706260515 Oke Dimas Asmara 0706259646 Rahmania Kannesia D. 0706259702 Sammy Saleh Alhuraiby 0706260635 Yelsi Khairani 0706259980

description

kasus

Transcript of Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

Page 1: Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

LAPORAN DISKUSI KASUS 3

TONSILOFARINGITIS AKUT

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Anita Amalia Sari 0706260124

Dara Ninggar Santoso 0706260194

Gusta Trisna Pratama 0706260364

Miranti Fristy M. 0706260490

Mohammad Azmi 0706260515

Oke Dimas Asmara 0706259646

Rahmania Kannesia D. 0706259702

Sammy Saleh Alhuraiby 0706260635

Yelsi Khairani 0706259980

MODUL ELEKTIF FARMAKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

JAKARTA

JUNI 2012

Page 2: Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

Kasus Tonsilofaringitis Akut

Nona A, 19 tahun, seorang mahasiswa, datang ke tempat praktek anda dengan keluhan sakit

menelan sejak 2 hari yang lalu. Sakit menelan terutama pada sisi sebelah kanan dan ketika

menelan seperti ada yang mengganjal. Selain itu nona A merasa badannya demam namun tidak

terlalu tinggi. Keluhan tersebut tidak disertai batuk dan pilek. Keluhan lain tidak ada. Nona A

sudah makan tablet hisap FG troches namun tidak ada perbaikan.

Pemeriksaan fisis: suhu 37,8ᵒC; THT: faring hiperemis, tonsil T2a-T1a, mukosa hiperemis, ulkus

(+); pemeriksaan lain dbn.

Pemeriksaan lab: ASTO (+)

Diagnosis: Tonsilofaringitis akut e.c. Streptokokus β hemolitikus grup A

Obat yang tersedia: parasetamol, ibuprofen, amoxicilin, penicilin V, eritromisin, cefadroxil,

cefixime, ciprofloxacine, co-amoxiclav, CTM, loratadin, dexametasone, prednisone, gliseril

guaikolat, OBH, dextrometorphan, kodein, stimuno, pseudoefedrin

Pertanyaan

1. Bagaimana penatalaksanaan pasien tersebut? Obat apa saja yang akan anda

berikan dari obat yang tersedia dan jelaskan alasannya?

Tatalaksana tonsilofaringitis akut meliputi terapi non-farmakologis dan farmakologis.

Untuk terapi non-farmakologis pada pasien diberikan edukasi untuk istirahat yang cukup,

mempertahankan hidrasi yang cukup, dan menjaga kebersihan rongga mulut agar tidak

terjadi infeksi sekunder yang dapat terjadi akibat menurunnya sistem imun lokal. Selain

itu, apabila pasien mengeluhkan asupan makanan yang berkurang akibat keluhan nyeri

menelan, pasien dapat diedukasi untuk memakan makanan dengan konsistensi lunak.

Terapi farmakologis pada pasien ini adalah:

Pemberian antibiotik. Antibiotik pilihan sebagai lini pertama infeksi

Streptococcus hemolyticus grup A adalah golongan penicillin. Pada pasien ini

dapat diberikan penicilin V, karena sebagai antibiotik lini pertama, penisilin V

Page 3: Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

telah terbukti memiliki efikasi dan keamanan yang baik, spektrum yang sempit

serta harga yang relatif lebih murah dibandingkan antibiotik golongan lain.1,2

Namun sebelum diberikan, penting untuk ditanyakan dalam anamnesis adanya

riwayat hipersensitivitas atau alergi pada pasien dan keluarganya, juga

kemungkinan adanya riwayat alergi terhadap penilisin sebelumnya. Apabila

didapatkan riwayat hipersensitivitas terhadap golongan penicilin, alternatif

antibiotik yang dapat diberikan adalah golongan sefalosporin atau makrolid.1,2

Pemberian analgesik dan antipiretik, pada pasien dapat diberikan parasetamol,

karena memiliki efek antipiretik dan analgesik.

2. Jelaskan mekanisme, indikasi, kontraindikasi, efek samping, interaksi obat, dan

aspek farmakokinetik yang penting untuk peresepan! (Tabel terlampir)

3. Buatlah resep untuk pasien tersebut sesuai dengan obat yang telah anda pilih,

disertai dosis dan lama pemberian!

Klinik Dokter Keluarga SalembaJl. Salemba Raya No 6

Jakarta Pusat021-3334444

Dokter Dara Jakarta, 19 Juni 2012

R/ Penicillin V tab 500 mg No. XXX S 3 dd tab I pc________________________________R/ Paracetamol tab 500 mg No. X S 3 dd tab I prn demam________________________________

Pro : Nn AUsia : 19 tahunAlamat: Salemba

Page 4: Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

4. Apa edukasi yang anda berikan untuk pasien tersebut sehubungan dengan

penyakitnya dan obat yang anda berikan?

Edukasi yang harus dilakukan meliputi berbagai aspek dari penyakit tonsilofaringitis itu

sendiri. Dari segi penyebab ada baiknya diberikan penjelasan secara singkat dan jelas mengenai

bakteri penyebab, pola dan mekanisme penularan, dan bagaimana cara mencegah penularan.

Edukasi juga perlu dilakukan mengenai pengobatan pasien baik yang berupa kausatif dan

simtomatis. Antibiotik yang diberikan oleh dokter harus diminum sesuai dengan dosis dan waktu

yang telah ditentukan ( biasanya habis dalam 7-10 hari). Kemungkinan terjadinya resistensi obat

akibat penggunaan antibiotik yang tidak teratur juga harus dijelaskan kepada pasien. Pengobatan

yang bersifat simptomatis juga harus dijelaskan cara pemakaiannya yaitu dapat dihentikan ketika

gejala-gejala simptomatis sudah hilang atau membaik. Efek samping dari obat yang diberikan

juga harus dijelaskan agar pasien dapat segera kontrol ke dokter apabila terjadi hal tersebut.

Sebelum memberikan obat , dokter juga harus menanyakan adanya riwayat alergi obat

sebelumnya atau riwayat alergi yang lain untuk menghindari kemungkinan terjadinya reaksi

alergi obat seperti hipersensitivitas, urtikaria, angioedema, dan syok anafilaktik. Selain hal

diatas, perlu diberitahukan mengenai waktu untuk kontrol kembali jika setelah obat habis

keluhan belum membaik atau memburuk. Komplikasi yang dapat terjadi seperti OMA, abses

peritonsilar, Glomerulonefritis akut juga perlu dijelaskan secara sederhana dan lengkap.

Page 5: Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

Daftar Pustaka

1. Wong DM, Blumberg DA, Lowe LG. Guidelines for the use of antibiotics in acute upper

respiratory tract infection. Am Fam Physician, 2006;76:956-66.

2. Bisno AL, Gerber MA, Gwaltney JM Jr, et al. Practice guidelines for the diagnosis and

management of group A streptococcal pharyngitis. Infectious Disease Society of

America. Clin Infect Dis 2002; 35:113.

3. Dewoto, HR. HistamindanAntialergi. DalamFarmakologidanTerapi. Edisi 5. Gunawan,

Sulistia G. Jakarta: BalaiPenerbit FKUI, 2007.

4. Estunimgtyas A., Arif A. Obat lokal. In: Gunawan, SG., Setiabudy R., Nafrialdy,

Elysabeth. Farmakologi dan terapi. 5th ed. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapi

FK UI. 2007.

5. Istiantoro YH, Gan VHS. Penisilin, SefalosporindanAntibiotikBetalaktamLainnya.

DalamFarmakologidanTerapi. Edisi 5. Gunawan, Sulistia G. Jakarta: BalaiPenerbit

FKUI, 2007.

6. Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. Basic and Clinical Pharmacology. 11th ed. New

York: McGraw-Hill;2009.

7. www.mims.com

Page 6: Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

No.Nama Obat (Generik &

Paten)Mekanisme Kerja Indikasi

Kontraindikasi

Efek Samping Interaksi ObatDosis &

Frekuensi Pemberian

Bentuk Sediaan Obat

(BSO)1. Parasetamol

(Panadol, biogesic, dll)

Parasetamol berfungsi sebagai analgesic dengan menghambat impuls nyeri di perifer. Parasetamol juga berfungsi sebagai antipiretik dengan menghambat thermostat di hipotalamus. Parasetamol memiliki efek antiinflamasi yang rendah..Onsetnya dicapai dalam waktu <1 jam. Kadar maksimal dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh plasma 1-3jan. Delapan sampai 43% terikat protein plasma. Diekskresi melalui urin, sebagian kecil dalam bentuk aktif (2-5%), sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi.

Demam, nyeri ringan-sedang

Penyakit hati

Hepatotoksik (dalam dosis yang besar), reaksi alergi (jarang terjadi), mual, trombositopenia

Alkohol (dapat meningkatkan risiko hepatotoksisitas)

Metoclopramide (meningkatkan absoprsi paracetamol)

Rifampicin, carbamazepine, barbiturate (menurunkan efek paracetamol)

Anak: 10-15 mg/kgBB/kali

Dewasa: 500-1000mg, 3-4 kali seharidosis maksimal: 4000mg

Tablet, kaplet, sirup, drops

2. Ibuprofen(advil, motrin)

Ibuprofen berfungsi sebagai analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi dengan cara menghambat COX sehingga menghambat biosintesis prostaglandin. Onset analgesiknya dicapai dalam waktu 30-60 menit. Kadar maksimal dalam plasma dicapai setelah 1-2 jam. Waktu paruh dalam plasma sekitar 2 jam\. Sembilan puluh persen terikat dalam protein plasma. Diekskresi melalui urin.

Demam, nyeri ringan-sedang

Perdarahan aktif, hipersensitivitas

Ulkus peptikum, mual, muntah, retensi cairan, iritasi kulit

Warfarin (dapat memperpanjang masa perdarahan)

Methotrexate (meningkatkan toksisitas)

Diuretik (mengurangi efekdiuresis)

Anak: 10mg/kgBB/kali

Dewasa: 3-4 x 200-400mg

Tablet, Sirup

3. Amoksisilin (Amobiotic, Amosine, Amoxil, Amoxillin, Amoxsan, Arcamox, Bellacid, Bufamoxy, Corsamox, Dexymox, Erphamoxy, Ethimox, Farmoxyl, Ikamoxyl, Intermoxil, Kalmoxillin,

Menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding mikroba dengan cara berikatan dengan penicillin binding protein (PBPs)

Metabolisme: dikonversi sampai batas tertentu menjadi asam penicilloic

Eksresi: dalam bentuk aktif di urin. Feses.

T ½ : 1 jamTime to peak: 2 jam

Infeksi oleh bakteri gram (+) terutama oleh kuman meningo-kokus,pneu-mokokus, gonokokus dan L. Monocytogenes,

Infeksi bakteri gram (-) H. influenza, E. coli dan P.mirabilis

Hipersensitivitas

Hipereaktivitas, agitasi, insomnia, pusing, rash maculopapular, exfoliative dermatitis. Urticaria, hypersensitivity vasculitis, diare,mual, muntah, gangguan darah (anaemia, trombositopenia,leukopenia, agranulositosis),Neuromuscular hypersensitivity,pseudomembra-nous

Kloramfenikol, tetrasiklin: menurunkan efektifitas

Probenecid: menghambat eksresi penisilin

Methotrexate: meningkatkan toksisitas methrotrexate

Antikoagulan oral: meningkatkan efektifitas antikoagulan

Dewasa:250-500mg/kali (3 kali sehari)

Anak:20-40mg/kgBB/ hari (dibagi dalam 3 dosis)

Tablet /kapsul125, 250, 500 mgSirup125mg/5mL

Page 7: Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

Kimoxil, Lactamox, Lapimox, Leomoxyl, Mestamox, Mexylin, Mokbios, Moxigra , Novax, Nufamox, Opimox, Ospamox, Pehamoxil, Penmox, Pritamox, Rindomox, Robamox, Scannoxyl, Solpenox, Supramox, Topcillin, Wiamox, Widecillin, Xiltrop)

colitis

4. Penicilin V( Veetids,Peen-Vee K )

Asam 6-Aminopenisilanat, Inti dari setiap turunan Penisilin

Mekanisme kerja:Bersifat bakterisid, menghambat pembentukan mukopeptida yag diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. Obat bergabung dengan penicillin-binding protein (PBP) pada kuman terjadi hambatan proses transpeptidasi antar rantai peptidoglikan aktivasi enzim proteolitik pada dinding sel.Pada bakteri Gram positif yang kehilangan dinding selnya akan menjadi protoplas, sedangkam Gram negatif menjadi sferoplas.

Untuk infeksi ringan hingga sedang. Tidak diberikan pada infeksi berat.Untuk pengobatan atau profilaksis infeksi organisme susceptible, terutama streptokokus

Indikasi spesifik :Faringitis atau tonsilitis, Antrax (mild uncomplicated), Lyme disease (Stadium awal pada wanita dan anak-anak), Gangguan pada limpa (profilaksis infeksi pneumokokus)Demam reumatik (Profilaksis primer atau sekunder), Infeksi kulit oleh streptokokus

Hipersensitif terhadap golongan penisilin

Mual, muntah , rasa tidak enak pada perut, anafilaksis, konvulsi , nefritis interstitial, urtikaria

Jika pasien juga mengkonsumsi nadolol dan propranolol dapat terjadi reaksi anafilaksis. Anafilaksis dipotensiasi oleh beta bloker

Jika digunakan bersamaan dengan neomisin, dapat mengurangi absorbsi neomisin,

Anak: 25-50 mg/kgBB/hari PO terbagi dalam 4 dosis terbagi

Dewasa: 250- 500 mg PO

Kategori B

Tablet 125,250,500 mg

Suspensi 125,250 mg/5mL

Page 8: Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

Protoplas dan sferoplas kemudian akan pecah atau lisis.Farmakokinetik:Absorpsi:penisilin V bagus absorpsinya secara oral. pH lambung yang rendah (pH = 2 ) merusak antibiotik. Absorpsi berlangsung cepat dan diperlambat oleh adanya makanan sehingga pemberian per oral sebaiknya diberikan 30 menit sebelum atau 2 jam setelah makan.Distribusi: distribusi luas di jaringan dan cairan tubuh . 80% terikat protein plasmaMetabolisme: di hati. Ekskresi: melalui empedu (sebagian kecil) dan urin (unchanged drug dan metabolit).

Spektrum antibakteri:Gram positif aerob dan anaerob: B.anthracis, C.perfringens, C.tetani, C.diphtheriae, E.rhusiopathiae, L.monocytogenes, Peptostreptococcus, Stafilokokus, Streptokokus grup B, S.pneumoniae, S.pyogenes grup A, S.viridans, EnterokokusGram negatif kokus: N.meningitidis, N.gonorrhoeaeGram negatif anaerob:Prevotella, FusobacteriumGram negatif basil: P.multocida, S.moniliformis, S.minus, P.mirabilis, E.coliMikroba lain:Actinomyces, Spirochaetes, Borrelia, Leptospira, Treponema

5. Erythromycin Mekanisme kerja: Bersifat bakteristatik, dapat menjadi bakterisid untuk kuman yang sangat peka. Obat ini menghambat sintesis protein kuman secara reversibel melalui ikatannya pada ribosom subunit 50s.

Infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah yang disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti tonsilitis, abses peritonsiler, faringitis, laringitis, sinusitis,

Hipersensitif terhadap eritromisin, Gangguan hati, penyakit hati, penggunaan

Reaksi alergi, Hipotermia, pemanjangan QT, Torsades de pointes, nyeri abdomen, mual, muntah, jaundice kolestatik, peningkatan risiko infantile

Eritromisin dapat meningkatkan toksisitas teofilin. Penggunaan eritromisin bersama karbamazepin akan meningkatkan konsentrasi karbamazepin dalam

Anak: 30-50 mg/kgBB/hari PO dalam 3-4 dosis terbagi atau 20-40mg/kgBB/ hari IV

Vial 500mg, 1g

Tablet 250, 500 mg

Kapsul 250 mg

Page 9: Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

bekerja dengan menghambat sintesis protein bakteri, bersifat bakteriostatik atau bakterisid, tergantung dari jenis bakteri dan kadarnya dalam darah. Eritromisin efektif terhadap bakteri gram-positif

Farmakokinetik:Absorpsi: diserap baik di usus kecil bagian atas; akivitasnya dapat menurun pada pH lambung yang asam karena obat dirusak oleh pH asam; Absorpsi juga dihambat oleh makananDistribusi:berdifusi baik ke berbagai jaringan tubuh kecuali otak dan LCSMetabolisme:di hatiEkskresi: di empedu

Spektrum antibakteri:Gram positif:kokus gram positif, S.pyogenes, S.pneumoniae, S.viridans, S.aureus, C.perfringens, C.diphteriae, L.monocytogenesGram negatif: N.gonorrhoeae, C.jejuni, M.pneumoniae, L.pneumophila,H.influenzae, C.trachomatis,

bronkitis akut dan kronis, pneumonia, dan bronkiektasis.

Infeksi telinga seperti otitis media dan eksternal,  dan mastoiditis.

Infeksi pada mulut, Infeksi mata, Infeksi kulit dan jaringan lunak, Infeksi saluran pencernaan, Infeksi lainnya : osteomielitis, uretritis, GO, sifilis, limfogranuloma venerum, difteri, dan prostatitis.

bersamaan dengan pimozide

hyperthropic pyloric stenosis pada neonatus.

darah. Penggunaan eritromisin bersama warfarin dapat memperpanjang waktu protombin.

Penggunaan eritromisin bersama metilprednisolon dapat mengurangi eliminasi metilprednisolon. Penggunaan eritromisin bersama ergotamin tartrat dapat meningkatkan toksisitas ergotamin, dan juga pernah dilaporkan dengan tioleandomisin.

Dewasa: 250-500 mg PO q6-12h; 500mg-1g IV q6h.

Suspensi 125,250 mg/5 mL

6. Cefadroxil(Alxil, Ancefa, cefadroxil soho, Cefat, Dexacef, Doxef, Drovax, Droxal, Droxefa, Duricef, Erphadrox, Ethicef, Grafacef, Kelfex, Lapicef, Longcef, Lostacef, Opicef, Osadrox, Pyricef, Q Cef, Qidrox, Renasistin, Roksicap,

Termasuk dalam cephalosporin generasi 1. Merupakan bagian dari golongan beta lactam. Antibakterial spektrum luas. Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan berikatan dan menginhibisi transpeptidase dinding sel (bakterisid).T ½: 1,5 jamEksresi: Urin

Infeksi saluran kemih, selulitis, abses jaringan lunak, infeksi staphyloccocus, infeksi streptococcus

Hipersensitivitas terhadap cephalosporin

Mual, muntah, diare, abdominal discomfort

skin rash, angioedema

peningkatan enzim liver

reaksi anafilaksis pseudomembranous

colitis.

Pemanjangan PT bila digunakan bersamaan dengan antikoagulan, Eliminasinya berkurang jika digunakan bersamaan dengan probenecid

Dewasa500mg-1 g (2x/hari)

Anak-anak30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis

Kapsul 500 mgTablet 1 gSuspensi 125mg/5ml250 mg/5ml500 mg/5ml

Page 10: Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

Sedrofen, Staforin, Tisacef, Vocefa, Vroxil, Widrox, Yaricef)   

7. Sefiksim (Cefspan, fixep, sarcef, spaxim, comsporin, lanfix, sofix, cefixime OGB, spancef, fixacef, maxpro, anfix, ceptik, fixiphar, simcef, tocef)

- Menghambat sintesisdinding sel bakteri.

- Mempunyaiafinitas kuat dengan penicillin-binding proteins(PBP) 3, 1a dan 1b.

- Aktivitas obat inidalam melisis kuman berlangsung cepat( rapid lytic action), hal ini dihubungkandengan afinitasnya terhadap PBP-1b.

- Afinitassefiksim terhadap PBP 2 sangat lemah,dan ini menyebabkan obat ini tidak aktifterhadap S aureus dan coagulase-negatifstaphylococci.

Infeksi Saluran Kemih, otitis media,faringitis, tonsilitis, demam tifoid, infeksi saluran nafas

Hipersensitif terhadap sefalosporin

Syok, hiper-sensitivitas, gangguan hematologik dan GI, defisiensi Vit K

- Meningkatkan kadar karbamazepin

- Dapat meningkatkan waktu pembekuan darah jika diberikan bersama warfarin

- Dengan aminoglikosida dan furosemid kemungkinan dapat terjadi nefrotoksisitas, karena aditif

- Dengan Probenesid dapat meningkatkan konsentrasi sefiksim

- Dengan makanan dapat diberikan bersamaan atau tanpa makanan

Dewasa&Anak >30kgKaps- 50 – 100

mg 2x/hr (dapat ditingkatkan s/d 200 mg 2x/hr untuk kasus yang lebih berat)

Sir Kering- 1,5-3 mg/kg BB 2x/hrDemam tifoid

pada anak- 10-15

mg/kg BB/hr selama 2 minggu

Kapsul- 100 mg- 200 mgSir Kering100mg/5mLx1

8. Siprofloksasin (Ciprodex, Cetraxal, Ciloxan, Ciprofloxacin, Cipro HC)

- Merupakan obat golongan fluroquinolon, dimana terdapat perbedaan adanya atom fluor pada cincin quinolon.

- Daya antibakterinya, daya serap per oral, spektrum, dan masa kerja obat jauh lebih baik daripada pendahulunya yaitu quinolon.

- Saat akan melakukan replikasi dan transkripsi DNA, DNA double helix harus dipisahkan terlebih dahulu, akibatnya terjadi puntiran berlebihan, hal ini diatasi dengan bantuan enzim DNA girase (topoisomerase II) oleh fluroquinolon enzim tersebut dihambat, akibatnya

Sangat baik pada bakteri gram negatif, ISK, Protatitis bakterial akut maupun kronis, diare akibat shigella, salmonella, E.coli dan Campylo-bacter, uretritis dan servisitis,Os-teomielitis, Atypical TBC, MR-TBC, cystic fibrosis by P.aeroginosa

Ibu hamil

Anak kecil dibawah 18 tahun sangat tidak dianjurkan arthropathy.

Efek samping paling sering mual, muntah, dan diare

Efek samping yang jarang ditemukan tendinitis, sindroma hemolisis, gagal ginjal, dan trombositopenia.

Obat yang mengandung di – trivalent kation Antasid absorpsi siprofloksasin berkurang hinga 50% atau lebih. Pemberiannya diberikan dengan perbedaan waktu 2 jam sebelum, atau 4 jam sesudahnya.

Siprofloksasin menghambat metabolisme teofilin kadar meningkat intoksikasi.

Untuk Cystic fibrosis 40 mg/kg BB/hari 2x sehari

Infeksi Saluran Kemih 1-17 tahun : 10-20 mg/kg (MAX 750 mg/ dosis) dibagi dalam 2 hari selama 10-21 hari

Demam tifoid pada dewasa 500 mg oral setiap 12 jam selama 10 hari.

100, 250, 500, 750 mg tablet

500, 1000 mg extended release tablet

50, 100 mg suspensi

10 mg/mL untuk IV infus

3 mg/mL tetes mata

3,3 mg/g salep mata

Page 11: Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

replikasi DNA bakteri terhenti.

- Resistensi dapat terjadi melalui 3 mekanisme :

- Mutasi gen Gyr A subunit A dari DNA girase kuman berubah tidak bisa diduduki obat.

- Perubahan permukaan sel kuman

- Peningkatan mekanisme pemompaan obat keluar sel.

- Absorpsi obat baik, bioavailabilitas mencapai 80-95%. Konsentrasi serum pada pemberian oral maupun IV hampir sama. Masa paruh obat 3-10 jam. Dieliminasi melalui ginjal.

9. Amoksisilin + Asam klavulanat (Aclam, Augmentin, Amocomb, Auspilic, Bellamox, Betaclav, Capsinat, Clabat, Claneksi, Clavamox, Claxy, Comsikla, Danoclav, Daxet, Dexyclav, Improvox, Palentin, Surpas, Vlaclav, Vulamox, Vibranat, Syneclav, Protamox, Nuvoclav)

Amoksisilin merupakan gologan antibiotik betalaktam yang bekerja dengan menghambat pembentukan mukopeptida untuk sintesis dinding sel mikroba. Sifatnya bakterisid. Cara kerjanya:1. Obat bergabung dengan

penicillin binding protein (PBPs)

2. Hambatan sintesis dinding sel kuman

3. Aktivasi enzim proteolitik pada dinding sel

Asam klavulanat merupakan penghambat betalaktamase, tidak dapat digunakan sebagai obat tunggal karena tidak memiliki aktivitas antibakteri. Bila dikombinasi dengan antibiotik beta laktam, penghambat ini akan mengikat enzim betalaktamase sehingga antibiotik pasangannya bebas dari pengrusakan enzim tersebut dan dapat menghambat sintesis dinding sel bakteri yang dituju.

Infeksi gram (-) dan (+) yang memproduksi betalaktamase, kuman anaerob.- Inf. akut THT- Inf. ringan – sedang

saluran napas bawah oleh H. influenzae, M. Catarrhalis yang memproduksi betalaktamase yang tidak dapat ditangani oleh kotrimoksazole dan sefalosporin

- ISK berulang oleh E.coli yang tidak dapat ditangani oleh kotrimoksazole, kuinolon, sefalosporin

- Inf. jaringan lunak- Inf. akibat

Eikenella corrodens, streptokokus, S. aureus, kuman anaerob oral pada

Alergi penisilin

Jarang timbul ES berat. Diare pada dosis >250 mg. Terdapat laporan peningkatan transaminase serum.

Allopurinol menurunkan sekresi ginjal amoksisili sehingga meningkatkan kadar serum amoksisilin.

Penggunaan bersama dengan kontrasepsi oral dapat menurunkan efektivitasnya.

Dewasa dan Anak (BB>40 kg)250 mg/125 mg tiap 8 jampenyakit berat 500 mg/125 mg tiap 8 jam

Anak-anak:20 mg/kg/hari untuk amoksisilin dan dosis penyesuaian untuk KV.

Kaplet:Co-amoxiclav: Amox 500mg, KV 125 mg

Sirup kering:Co-amoxiclav: Amox 125mg, KV 31.25 mg

Sirup kering forte:Co-amoxiclav: Amox 250mg, KV 62.5 mg

Page 12: Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

luka gigitan manusia

10. Klorfeniramin(Dehista, Orphen, CTM Berlico, Histaklor, Pehachlor)

Klorfeniramin merupakan AH1 yang menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus, dan otot polos dengan berikatan pada reseptor histamin.

- Alergi:Urtikaria, rinitis (kec. vasomotor), angioedema

- Hay fever- Mabuk perjalanan- Vertigo, mual, dan

muntah- Dermatitis atopik,

dermatitis kontak- Gigitan serangga- Reaksi transfusi

non hemolitik

Alergi, neonatus

Sedasi, vertigo, tinitus, lelah, penat, diplopia, inkoordinasi, euforia, gelisah, insomnia, tremor, mual, muntah, keluhan GI yang berkurang dengan pemberian saat makan.

Penggunaan bersama lorazepam, fluoksetin, alprazolam akan mningkatkan potensi efek SSP yang menyebabkan depresi SSP dan gangguan pola pikir dan aktivitas psikomotor.

Penggunaan bersama dengan anti- spasmodik, pelemas otot, antidepresan trisiklik, dan fenotiazin akan saling meningkatkan efeknya bila digunakan bersamaan.

Dewasa:PO 4 mg/4-6 jam. Maks 24 mg/hari.IV anafilaktik: 10-20 mg. Maks. 40 mg/hr

Tablet:Klorfeniramin maleat 4 mg

11. Loratadine (alernitis, allohex, aloris, clarihis, Claritin, folerin, dll)

Loratadine adalah antihistamin nonsedatif. Obat ini bekerja dengan mengikat secara selektif reseptor histamin H1 perifer pada sel.Absorpsi: Diabsorpsi secara cepat per oral., konsentrasi ppplasma puncak setlah 1 jam. Absorpsi dapat terhambat dengan adanya makanan.Distribusi: Dapat masuk ke dalam ASI, tidak dapat melewati sawar otak. Ikatan dengan protein 98%.Metabolisme: di hepar, diubah menjadi descarboethoxyloratadine (desloratadine)Ekskresi: via urin dan feses, waktu paruh eliminasi 8.4 jam (loratadine) dan 28 jam (desloratadine)

Kondisi alergi Hamil, menyusui, anak kurang dari<2 tahun

Lemas, pusing, mulut kering, sakit kepala, mual, somnolen

Konsentrasi plasma meningkat oleh ketokonazole, simetidine, nefazodone, eritromisin, dan penghambat CYP3A4 lainnya

OralDewasa: 10mg 1x/hariAnak: 2-5 tahun: 5mg 1x/hari.6-12 tahum: 10mg 1x/hari

Dengan gangguan ginjal dan hati: dosis harus dikurangi

Tablet 10mg, sirup 5mg/5ml

12. Deksametason(Dellamethason, kalmethason, lanadexon, corsona, danasone, cetadexon, cortidex, dexa-m, etason, indexon,

- Glukokortikoid sintetik dengan aktivitas imunosupresan dan anti-inflamasi.

- Sebagai imunosupresan Deksametason bekerja dengan menurunkan respon imun tubuh terhadap

imunosupresan/antialergi, anafilaksisanti-inflamasi Reaksi alergi, seperti asma bronkial, dermatitis atopik, alergi obat, rinitis alergi.Gangguan

Hipersensitif terhadap deksamethason, infeksi jamur , tukak lambung

Penggunaan Deksametason jangka panjang dapat mengakibatkan kelemahan otot, mudah terkena infeksi, gangguan keseimbangan cairan

- Dengan insulin: menurunkan efek hipoglikemik.

- Dengan Fenitoin, fenobarbital, dan efedrin : meningkatkan clearance metabolik

Alergi:Pemberian oral :Dewasa : Awal, 0,75-9 mg/hr PO, terbagi dalam 2-4 dosis.

tablet 0,5 mg, kotak, 20 strip @ 10 tablet.

5 mg / mL injeksiBox isi 10 vial @ 5 mL

Page 13: Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

licodexon, molacort, nufadex M, oradexon, pycameth, scandexon)

stimulasi rangsang.- Menekan atau mencegah

respon jaringan terhadap proses inflamasi

- Menghambat akumulasi sel yang mengalami inflamasi, termasuk makrofag dan leukosit pada tempat inflamasi

dermatologik,.Alergi dan inflamasi akut dan kronik pada mata, seperti konjungtivitis, keratitis, neuritis optik.Gangguan gastrointestinal, Edema serebral.

tubuh dan elektrolit, kelainan mata, gangguan sistem endokrin, gangguan saluran pencernaan,

dari deksametason, menurunkan kadar steroid dalam darah dan aktifitas fisiologis.

- Dengan Antikoagulan oral : meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin.

- Dengan Diuretik yang mendepresi kalium : meningkatkan risiko hipokalemia.

- Dengan Glikosida kardiak : meningkatkan risiko aritmia atau toksisitas digitalis sekunder terhadap hipokalemia.

- Dengan Antigen untuk tes kulit : menurunkan reaksivitas.

- Dengan Imunisasi : menurunkan respon antibodi.

Anak-anak : 0,024-0,34 mg/kg/hari PO atau 0,66-10 mg/m2/hari PO, terbagi dalam 2-4 dosis.

Pemberian parenteral :Dewasa : Awal, 0,5-9 mg/hr IV atau IM, terbagi dalam 2-4 dosis.

Anak-anak : 0,06-0,3 mg/kg/hr atau 1,2-10 mg/m2/hr IM atau IV dalam dosis terbagi tiap 6-12 jam.

Untuk pengobatan anafilaksis akut atau reaksi anafilaksis :Dosis oral dan IM :Dewasa : 4-8 mg IM dosis tunggal pada hari pertama. Kemudian diberikan dosis oral, 1.5 mg PO 2X sehari pada hari ke 2 dan ke 3; kemudian 0,75 mg PO 2X sehari pada hari ke 4; kemudian 0,75 mg PO sekali sehari pada hari ke 5 dan 6, kemudian hentikan.

Untuk

Box isi 5 ampul @ 1 mL

Page 14: Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

pengobatan syok anafilaksisDewasa : dosis bervariasi 1-6 mg/kg IV atau 40 mg IV tiap 4-6 jam. Alternatif lain, 20 mg IV dilanjutkan dengan infus IV 3 mg/kg dalam waktu 24 jam.

13. Prednisone (inflason, nufapredson, pehacort, prednisone nufarindo)

Prednisone memiliki bentuk tidak aktif dan diubah menjadi prednisolone di hepar. Obat ini menurunkan inflamasi dengan menekan migrasi dari pmn dan menurunkan permeablitas kapiler, menekan system imun dengan mengurangi aktivitas dan volume sistem limfatik, menekan fungsi adrenal pada dosis yang tinggi.

Indikasi sama dengan prednisolone.Pneumocystis carinii pneumonia, kondisi alergi, SLE, RA, ITP,asma

Hipersensitivitas, infeksi serius (kecuali meningitis tuberculosis),varicella, infeksi jamur sistemik.

Insomnia, gugup, peningkatan nafsu makan, pusing, hirsutisme, hipopigmentasi, DM, intoleransi glukosa, hiperglismia, artralgia, katarak, glaucoma, epistaksis, diaforesis, sindrom Cushing, edema, fraktur, halusinasi, hipertensi, osteoporosis, pankreatitis, supresi axis pituitary-adrenal, kejang.

Substrat CYP3A4: menginduksi CYP2C19,3A4. Meningkatkan risiko ulserasi GI dengan NSAID. Menurunkan efek barbiturate, fenitoin, dan rifampin. Menurunkan efek salisialt, vaksin, dan toksoid. Dengan ethanol dapat meningkatkan iritasi mukosa lambung.

Dosis sama dengan prednisolone

Pneumocystis carinii pneumoniaDewasa>13 tahun dengan AIDS: 40mg 2x1 selama 5 hari dilanjutkan dengan 40mg 1x/hari, lalu 20mg 1x/hari selama 11 hari. Harus diawali dengan antipneumosistis dalam 24-72 jam.

AlergiDewasa: Dosis inisial 30mg pada hari pertama lalu diturunkan 5mg/hari sampai 21 tablet.

Tuberkulosis pulmonal lanjut atau ekstrapulmonalDewasaL 40-

Tablet 5mg

Page 15: Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

60mg per harilalu diturnkan sampai 4-8 minggu

SLEDewasa: ringan <10mg/hari, sulit disembuhkan atau parah: 20-60 mg/hari

RADewasa <10 mg/hari

ITPDewasa 1-2mg/kg/hari

AsmaDewasa: 40-69mg per hariselama 3-10 hari,dosis terbagi dalam 1-2 dosis.

14. Gliseril Guaiakolat/Guaiafenesin (GG)

Coredryl, ColfinDextral, Expectorant Flucadex, Pinkid Cough, Nufadryl, Ponflu, Lodecon,

Golongan obat ekspektoran yang mekanisme kerjanya diduga berdasarkan stimulasi mukosa lambung yang selanjutnya secara refleks merangsang n.vagus untuk mensekresi kelenjer saluran nafas sehingga menurunkan viskositas dahak dan mempermudah pengeluaran.

Batuk berdahak Tidak dianjurkan untuk anak <6 tahun

Keamanan pada kehamilan :kategori C

Sedasi Mual Muntah

- Dewasa = 2-4 kali 200-400 mg/ hari

Anak =

Dosis anak (6-12 tahun) : 2-4 kali 100-200mg (maksimal 1,2 gram/hari)

Sirup 100 mg/5ml

15. OBH (obat batuk hitam)

OBH plus, OBH Combi, OBH Prima, OBH dryl

Golongan obat ekspektoran yang mengandung ammonium klorida. Bekerja dengan menstimulasi mukosa lambung yang selanjutnya secara refleks merangsang

Batuk berdahak Harus hati-hati pada pasien dengan insufisiensi ginjal, hati dan paru-

Asidosis metabolicMual, muntah, sakit kepala.

- Dosis dewasa : 300 mg tiap 2-4 jam

Sirup 300mg/5mL

Bentuk sediaan kombinasi tergantung

Page 16: Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

n.vagus untuk mensekresi kelenjer saluran nafas sehingga menurunkan viskositas dahak dan mempermudah pengeluaran.

Obat ini biasanya dalam bentuk campurab debfab ekspektoran lain atau antitusif

paru.

Keamanan pada kehamilan :kategori C

merk

16. Dextrometorphan

Bekerja di pusat dengan meningkatkan ambang batas reflek batukPotensinya hampir sama dengan kodeinMerupakan substrat enzim CYP2D6

Batuk nonproduktif Alergi dananak usia di bawah 2 tahun

mual, konstipasi, nyeri perut, depresi SSP jika pemberian > 2 mg/kg

Berinteraksi dengan MAOi dan obat yang dimetabolisme enzim CYP2D6

Dewasa 10–30 mg PO q4h (max 120 mg/hari). Anak 2–6th 2,5–7,5 mg q4–8h (max 30 mg/hari). 7–12 tahun: 5–10 mg q4–8h (max 60 mg/24 h)

Caps 30 mg; Tablet hisap 2,5; 5; 7,5; 15 mg; sirup 15 mg/15 mL, 10 mg/5 mL; liquid 10 mg/15 mL; 3,5/5 mL; 7,5/5 mL; 15 mg/5 mL; sustained-action liquid 30 mg/5 mL

17. Codein Bekerja sebagai antitusif dengan meningkatkan ambang batas batuk secara sentral dan efek adiksinya sangat rendah. Untuk analgesik, Kodein merupakan agonis parsial reseptor μ sehingga efek analgesiknya lebih rendah dari morfin. Metabolisme oleh enzim CYP2D6

Batuk nonproduktif danAnalgesik

Alergi Sakit kepala, konstipasi, penurunan tekanan darah, depresi pernapasan

toksisitas meningkat dengan penggunaan bersama TCAs. MAOIs, penghambat neuromuskular, depresan, fenotiazin, dan analgesik narkotik.Berinteraksi dengan obat yang dimetabolisme enzim CYP2D6

Dewasa.Analgesik: 15–20 mg PO or IM qid PRN. 120 mg IM = 10 mg IM morphineAntitusif: 10–20 mg PO q4h PRN; max 120 mg/hari. Anak Analgesik: 0,5–1 mg/kg/kali PO q4–6h PRNAntitusif:1–1,5 mg/kg/hari PO q4h; max 30mg/hari

Tablet 15,30,60mg solusio 15 mg/5 mL; Injeksi 15,30 mg/mL

18. Stimuno (ekstrak tanaman Phyllanthus niruri L)

Imunomodulatoryang digunakanuntukmemperbaikisistemimundengancarastimulasipadakond

Untukmenjaga stamina

Penyakit batu

Alergi Tidak ada data Tidak ada dataAnak : 3 kali sehari 1 sendok takar sirup (5

Tiap 5 ml StimunoSirupmengandungekstrakPhyllant

Page 17: Laporan+Diskusi+Kasus+3 Tonsilofaringitis

isidefisiensiimundanmenekanpadasaatreaksiimunberlebihan.

Phyllanthusniruri LatauseringdisebutdenganMeniran

KandungankimiaPhyllanthusniruri L berupa:

a) Lignanb) Terpenc) Flavonoid d) Lipid e) Benzenoidf) Alkaloid g) Steroidh) Alcanes, dll

empedu, gonorhoe, dan diabetes

Dispepsia, kolik, diaredanDisentri

Anti inflamasi

Dan lain-lainnya.

ml)

Dewasa : 3 kali sehari 1 kapsul

husniruri 25 mg

TiapkapsulStimunomengandungPhyllanthusniruri 50 mg

Stimunokapsul, sirup 60 ml dan 100 ml

19. Pseudoefedrine(Rhinos Neo, Neo Triaminic, Alco,Rhinos SR, Corhinza, Aldisa SR)

Pseudoefedrin agonis reseptor adrenergic alfa dan beta.

Obat ini menyebabkan vasokonstriksi stimulasi reseptor alfa adrenergic dari mukosa respirasidan reseptor beta adrenergicrelaksasi bronchial dan meningkatkan denyut jantung dan kontraktilitasalirandarahmenurun, sekresi mucus jugaberkurang

Dekongestan hipertensi berat, penggunaanobat MAOI

angina, rebound phenomenon, takikardia dan aritmia, meningkatkantekanandarahataumemperburukhipertensi, gangguan cemas, temor, insomnia,iritabilitas, penurunan nafsu makan

Glikosida jantung, kuinidin, TCA meningkatkan risiko hipertensi dan aritmia

Meningkatkan efek vasokontriksi jika diberikan dengan ergot atau oksitosin.

MAO inhibitor krisis hipertensi.

60 mg setiap 4-6 jam (dewasa) dan 15 mg 3-4x/hari (2-6 tahun), 30 mg 3-4x/hari (6-12 tahun)

tablet, oral drop, sirup