LAPORAN8 – RYAN FIKRI – 1201937 - BLOK PENERIMA RADIO AM DAN FM – PENDIDIKAN TEKNIK...

29
Disusun Oleh : Nama : Ryan Fikri BP/NIM : 2012 / 1201937 Jurusan : Teknik Elektronika Program Studi : Pendidikan Teknik Elektronika Pembimbing : Ahmadul Hadi, S.Pd, M.Kom TEKNIK ELEKTRONIKA UNIVERSITAS NEGERI PADANG Laporan Praktek Teknik Audio dan Radio Penerima Radio AM dan FM

description

LAPORAN8 – RYAN FIKRI – 1201937 - BLOK PENERIMA RADIO AM DAN FM – PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA – UNP - 2014

Transcript of LAPORAN8 – RYAN FIKRI – 1201937 - BLOK PENERIMA RADIO AM DAN FM – PENDIDIKAN TEKNIK...

Ryan Fikri

Disusun Oleh :

Nama

:Ryan Fikri

BP/NIM

:2012 / 1201937

Jurusan

:Teknik Elektronika

Program Studi:Pendidikan Teknik Elektronika

Pembimbing

:Ahmadul Hadi, S.Pd, M.Kom

TEKNIK ELEKTRONIKA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2014A. Tujuan

Setelah pratikum ini mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mengetahui blok rangkaian fungsi dari bagian penerima radio FM.

2. Mengetahui krakteristik kerja rangkain penerima FM.

3. Melihat besaran bentuk sinyal dari masing-masing bagian pada penerima FM.

B. Alat dan BahanAlat dan bahan yang dibutuhkan pada pratikum kali ini adalah:

1. Trainer penerima FM

2. Osiloskop

3. RFG

4. Mulitimeter

5. Toolset

6. Kabel listrik

C. Teori Pendukung

Radio komunikasi FM merupakan radio broadcast yang banyak digunakan. Dibandingkan dengan jenis radio komunikasi yang lainnya dikarenakan suara yang dihasilkan jauh lebih bersih dibandingkan yang lainnya dan gangguan dari noise terhadap sinyal informasi yang dihasilkan jauh lebih rendah dibandingkan radio siaran lain. Radio komunikasi FM bekerja pada spektrum frekuensi VHF 88-108 MHz dengan jenis modulasi frekuensi (FM). Pada system komunikasi broadcast FM selain suara yang dihasilkan lebih bersih juga menggunakan system stereo yang akan menghasilkan suara lebih bagus dibandingkan dengan system mono sesuai dengan format system audio yang banyak dikembangkan yaitu format audio stereo.

Gambar 1.Blok diagram penerima FM mono.

Bagian antena (Aerial) berfungsi menerima sinyal gelombang elektromagnetik di udara yang berasal dari stasiun pemancar dan merubahnya menjadi gelombang listrik dan diteruskan kebagian penala. Bagian RF, Mixer dan Oscilator berfungsi sebagai bagian penala (tuning) yang berfungsi memilih siaran yang diinginkan dan akan menghasilkan frekuensi IF sebesar 10,7 MHz. Bagian ini disebut juga dengan frekuensi converter, karena bagian ini merubah besaran frekuensi yang diterima di antenna yang berkisaran antara frekuensi 88-108 MHz menjai frekuensi antara IF sebesar 10,7MHz.

Penguat IF memperkuatkan frekuensi antara 10,7 MHz yang berasal dari bagian penala dan besarannnya disesuaikan engan bagian berikutnya ari blok diagram.

FM demodulator atau yang dikenal juga dengan De-Empasis berfungsi memisahkan sinyal carier dengan sinyal suara. Pada bagian ini sinyal dihasilkan sudah murni sinyal audio,bukan sinyal yang masih termodulasi yaitu sinyal yang masih tercampur antar audio dan sinyal carier.

AF Voltage Amplifier dan AF Power Ampifier merupakan bagian penguat suara yang akan memperkuatkan sinyal suara dan menggerakkan loadspeaker sehingga menghasilkan getaran suara yang dapat didengarkan oleh telinga manusia dan pada system stereo bagian ini teriri dari dua buah penguat yang akan menggerakkan dua buah loadspeaker.Blok diagram Penerima FM Stereo

Di dalam radio penerima, pesan asli yang dipindahkan ke bagian frekuensi pembawa diproses dan dideteksi sehingga diperoleh kembali sinyal pesan asli yang dikirimkan oleh pemancar FM. Proses pengembalian pesan asli dari bagian frekuensi pembawa ini dapat dinikmati setelah melalui beberapa tahapan proses pada tiap bagian blok diagram radio penerima FM.Blok Diagram Penerima FM

A. Blok Diagram Penerima FM Mono

B. Blok Diagram Penerima FM stereo

Fungsi Masing-masing Blok

A. Antena : berfungsi menangkap sinyal-sinyal bermodulasi yang bersal dari antena pemancar.

B. Penguat RF : berfungsi unutk menguatkan sinyal yang ditangkap oleh antena sebelum diteruskan ke blok Mixer (pencampur).

C. OSC (Osilator Lokal) : berfungsi unutk mebangkitkan getaran frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi sinyal keluaran RF. Dimana hasilnya akan diteruskan ke blok Mixer.

D. Mixer (pencampur) : Berperan untuk mencampurkan kedua frekuensi yang berasal dari RF Amplifier dan Osilator Lokal. Hasil dari olahan mixer adalah Intermediate Frequency (IF) dengan besar 10,7 MHz.

E. Penguat IF : digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum diteruskan ke blok limiter.

F. Limiter (pembatas) : berfungsi unutk meredam amplitudo gelombang yang sudah termodulasi (sinyal yang dikirim pemancar) agar terbentuk sinyal FM murni (beramplitudo rata).

G. Detektor FM : digunakan untuk mendeteksi perubahan frekuensi bermodulasi, menjadi sinyal informasi (Audio).

H. De-emphasis : berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan (tinggi) yang dikirim oleh pemancar.

I. AFC (Automatic Frequency Control / Pengendali Frekuensi Otomatis) : berfungsi unutk mengatur frekuensi osilator local secara otomatis agar tetap stabil.

J. Dekoder Stereo : digunakan unutk memproses sinyal Stereo, sehingga hasilnya diteruskan pada 2 buah penguat AF (FM Stereo).

K. Penguat Audio : digunakan untuk menyearahkan getaran/ sinyal AF serta meningkatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan penguat AF ke suatu pengeras suara.

L. Speaker (pengeras suara) digunakan untuk mengubah sinyal atau getaran listrik berfrekuensi AF menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.

RANGKAIAN RADIO PENERIMA FM

D. Langkah kerja Pratikum

1. Melengkapi peralatan dan bahan pratikum yang akan digunakan, memeriksa terlebih dahulu peralatan dan memastikan dalam keadaan bekerja.

2. Merakit dan menginstalasi trainer penerima FM engan benar.

3. Mencari salah satu siaran yang paling bersih.

4. Melakukan pengukuran pada keluaran dari bagian tuner yang akan menghasilkan IF sebesar 10,7 KHz dan menggambarkan bentuk sinyal dan mencatat pada table berikut ini5. Melakukan pengukuran pada bagian keluaran IF Amplifier, membandingkan sinyal keluaran sinyal yang masuk pada bagian ini. Apa yang diperkuatkan dan berapa penguatan pada bagian ini.

a. Sinyal input.

b. Sinyal output

6. Pada bagian FM Demodulator terjadi pemisahan antara sinyal carrier dengan sinyal informasi lakukan pengamatan dan gambarkan bentuk dari keluaran rangkaian ini?

7. Pada bagian terakhir melakukan pengukuran pada bagian audio, brerapa kali penguatan yang dilakukan pada bagian ini? Dan menggambarkan bentuk sinyal outputnya.A. Test Point 2 (TP2)

B. Test Point 3 (TP3)

C. Test Point 4 (TP4)

D. Test Point 6 (TP6)

E. Evaluasi / Penugasan

1. Pada sistem penerima stereo pada bagian mana terjadi pemisahan sinyal kanal suara stereo,apa nama bagiannya? Lakukan pengukuran untuk masing-masing kanal pada keluaran tersebut? Gambarkan bentuk kedua sinyal dari masing-masing bagian.

Kanal Kanan

Kanal Kiri2. Buatkan blok diagram penerima FM stereo sesuai dengan trainer anda?

3. Apa fungsi rangkain AFC pada penerima FM? Dan jelaskan prinsip kerjanya?

Jawab

Automatic Frequency Control bekerja berdasarkan feedback negatif yaitu dengan diturunkan sebuah sinyal yang besarnya sebanding dengan deviasi rata-rata dari frekuensi tengah yang diterima pada titik tengah Band Pass IF penerima. Sinyal ini digunakan untuk mengubah reaktansi sebuah varaktor pada rangkaian osilator untuk menggeser frekuensinya, sehingga cukup untuk mengimbangi deviasi dan membawa sinyal tersebut kembali ke tengah Band Pass IF.

Rangkaian AFC digunakan untuk mengubah reaktansi sebuah varaktor pada rangkaian osilator untuk menggeser frekuensinya, sehingga cukup untuk mengimbangi deviasi dan membawa sinyal tersebut kembali ke tengah Band Pass IF.AFC (Automatic Frequency Control). AFC pada Radio Penerima FM adalah untuk menstabilkan penerimaan. Cara kerja AFC pada radio FM adalah penerapan dari feedback negatif. Untuk ini diturunkan sebuah sinyal yang besarnya sebanding dengan deviasi rata-rata dari frekuensi tengah yang diterima pada titik tengah Bandpass IF penerima. Sinyal ini digunakan untuk mengubah reaktansi sebuah dioda tala (Varaktor) pada rangkaian osilator untuk menggeser frekuensinya, sehingga cukup untuk mengimbangi deviasi dan membawa sinyal tersebut kembali ke tengah Bandpass IF.

4. Kenapa pada penerima FM kualitas audio lebih bagus dibandingkan dengan penerima AM?

Modulasi frekuensi punya bandwidth yang lebih lebar dari pada modulasi amplitudo. FM lebih tahan terhadap gangguan sehingga di pilih untuk sebagai modulasi standart untuk frekuensi tinggi. Noise lebih kecil (kualitas suara lebih baik). Selain itu, penerima radio fm memakai crystal cf1 sebagai penstabil frekuensi, de-emphasis.5. Jika f pemancar FM sebesar 200 KHz tentukan banyaknya kanal siaran dari stasiun pemancar pada spectrum frekuensi FM?F. Kesimpulan1. Yang membedakan radio FM dan AM, terletak pada MODULASI-nya. Pada radio FM memakai Frequensi Modulasi sedangkan pada radio AM memakai Amplitudo Modulasi.2. Biasanya, pada bagian awal dari penerima radio FM yaitu Penguatnya.3. Terdapat beberapa Test Point (TP) pada rangkaian penerima radio FM, yaitu : TP 1, merupakan output antena TP 2, merupakan output dari tuner TP 3, merupakan hasil dari TP 2 yang disaring oleh CF1 (crystal) TP 4, merupakan output dari IC1 TP 7R, merupakan sinyal yang sudah dipisahkan menuju saluran kanan TP 7L, merupakan sinyal yang sudah dipisahkan menuju saluran kiri TP 8, merupakan output dari IC 2 (Mux / Demux)4. Pada blok Tuner (Penala) terjadi proses penjumlahan ataupun pengurangan dari IF.5. Pembangkit Frekuensi lokal Radio FM = 10,7 MHz sedangkan radio AM = 455 KHz.Nama RadioNama PerusahaanFrekuensiCallsignWebsiteSloganGenre

RRI Pro-4LPP RRI (Programa 4)AM 891

Radio KutilangAM 1188

6. Frekuensi Radio AM yang masih aktif7. Perbedaan Radio AM dan Radio FM Dilihat dari jenis modulasinya radio penerima dibedakan dalam dua macam yaitu Radio AM jika modulasi yang digunakan modulasi amplitudo yang mempunyai sifat amplitudo sinyal termodulasi bervariasi mengikuti variasi amplitudo sinyal informasi. Radio penerima jenis yang kedua adalah radio FM jika modulasi yang digunakan modulasi frekuensi, yaitu sinyal termodulasi frekuensibervariasi mengikuti variasi amplitudo sinyal informasi.

8. Output dari bagian tuner yang akan menghasilkan IF sebesar 10,7 KHzMATERI TAMBAHAN

1. Frequency Modulation (FM)

Teknik FSK

Kelebihannya:

Modulasi frekuensi punya bandwidth yang lebih lebar daripada modulasi amplitudo.

FM lebih tahan terhadap gangguan sehingga di pilih untuk sebagai modulasi standart untuk frekuensi tinggi.

Noise lebih kecil (kualitas suara lebih baik)

Daya yang dibutuhkan lebih kecil.Cara kerja radio Penerima FM

Cara Kerja Radio Penerima FM. Modulasi FM punya banyak kelebihan dibanding AM. Salah satunya adalah reproduksi audio musik yang sangat memungkinkan kualitas audio HiFi dapat dicapai. Penggunaan sistem pada radio pemancar atau radio penerima FM mambuat hampir semua frekuensi dalam jangkauan audio dapat diproduksi dan direproduksi dengan baik.

Di Indonesia siaran radio FM komersial dialokasikan pada jalur VHF antara 88 sampai 108 MHz. Dalam jalur ini frekuensi-frekuensi yang ditentukan diberi jarak 200 kHz, dan deviasi frekuensi yang diizinkan maksimal sebesar kurang lebih 75 kHz di sekitar frekuensi pembawa dengan radius pancaran sekitar 80 km. Lebar bidang frekuensi modulasi dasar pada pemancar FM adalah 15 kHz, jauh lebih lebar dibandingkan modulasi dasar pemancar komersil AM yang hanya 5 kHz.

Berikut Cara Kerja Radio FM dan Skema Blok dari sebuah radio penerima FM stereo superheterodyne dengan penguat RF tertala :

Blok Diagram Radio FM

Cara Kerja Radio FM :Rangkaian tingkat penguat RF dan osilator lokal pada radio penerima FM ditala oleh sebuah kapasitor variabel 3 kolom satu poros. Pada Radio penerima FM komersial, digunakan bakuan :

Dengan demikian, frekuensi osilator lokal dapat diubah dari 98,7 MHz sampai 118,7 MHz, sehingga dari Pencampur menghasilkan suatu frekuensi IF 10,7 MHz.

Bagian Penguat IF terdiri dari beberapa tingkat dengan gain tinggi dimana satu atau beberapa darinya adalah pembatas amplitudo yang biasanya diatur agar mempunyai suatu ambang permukaan kira-kira 1 mV pada input tingkat pembatas. Seluruh tingkat di tala sedemikian rupa dengan frekuensi tengah 10,7 MHz dengan bandwidth 150 kHz.

Diskriminator yang umum digunakan adalah detektor Reaktif (Quadratur Detector) atau yang lebih dikenal dengan Diskriminator Fasa yang bergantung juga pada hubungan frekuensi/sudut dari suatu rangkaian tala. Cara Kerja detektor radio FM jenis ini pada dasarnya merupakan rangkaian yang tegangan keluarannya sebanding dengan beda antara frekuensi acuan dan frekuensi sinyal masuk. Kelebihan dari detektor ini adalah dalam hal rangkaian tala yang diperlukan yaitu hanya satu saja.

AFC (Automatic Frequency Control). AFC pada Radio Penerima FM adalah untuk menstabilkan penerimaan. Cara kerja AFC pada radio FM adalah penerapan dari feedback negatif. Untuk ini diturunkan sebuah sinyal yang besarnya sebanding dengan deviasi rata-rata dari frekuensi tengah yang diterima pada titik tengah Bandpass IF penerima. Sinyal ini digunakan untuk mengubah reaktansi sebuah dioda tala (Varaktor) pada rangkaian osilator untuk menggeser frekuensinya, sehingga cukup untuk mengimbangi deviasi dan membawa sinyal tersebut kembali ke tengah Bandpass IF.

Pada pemancar FM, untuk mengantisipasi penurunan deviasi frekuensi pemancar akibat dari penurunan amplitudo sinyal modulasi pada frekuensi tinggi sinyal pemodulasi digunakan rangkaian pre-emphasis. Cara kerja rangkaian ini akan meningkatkan dengan 6 dB/Oktaf untuk frekuensi sinyal modulasi di atas 2,1 kHz. Penerapan pre-emphasis pada pemancar FM secara langsung juga mengakibatkan deviasi frekuensi FM akan lebih lebar pada nada-nada tinggi audio sinyal pemodulasi (treble).

Akibatnya, pada radio penerima FM, kebisingan sinyal keluaran yang disebabkan oleh modulasi fasa meningkat langsung sebanding dengan frekuensi atau dengan 6 bB/Oktaf. Sebuah filter yang dinamakan jaringan De-emphasis akan memperlemah kebisingan dengan 6 dB/Oktaf, dengan demikian jaringan kebisingan dapat diratakan pada sisi keluarannya. Rangkaian de-emphasis secara sederhana dapat diwujudkan oleh sebuah jaringan RC yang membentuk rangkaian LPF (Low Pass Filter) dengan frekuensi cut-off = 2,1 kHz.

Pengatur volume dan nada serta sebuah penguat audio digunakan untuk memperkuat daya sinyal tegangan keluaran dari rangkaian diskriminator fasa setelah melalui rangkaian de-emphasis. Cara kerja nya adalah dengan menguatkan arus dan tegangan sinyal audio dari taraf mili-Watt sedemikian hingga dapat menggetarkan membran Loudspeaaker.

Penguat audio yang digunakan pada radio penerima FM adalah penguat audio yang memiliki jangkauan frekuensi minimal sampai dengan 15 kHz sesuai lebar bidang modulasi pemancar FM untuk mendapatkan karakteristik kualitas Hifi pada reproduksi audio (musik).1. Antena Penerima. Antena dapat bersifat omnidirectional (ke segala arah) untuk pemakaian umum atau sangat terarah untuk komunikasi titik ke titik. Gelombang yang merambat dari pemancar menginduksi tegangan lemah dalam antena penerima. Besarnya amplitudo tegangan antena yang terinduksi antara beberapa puluh milivolt sampai kurang dari 1 mikrovolt, tergantung pada berbagai kondisi. Pada penerima FM komersial banyak digunakan antena omnidirectional 1/4 lamda (panjang gelombang) untuk pemakaian umum dengan menggunakan chasis pesawat sebagai pentanahan.2. Penguat Tala RF. Tingkat ini menaikkan daya sinyal ke tingkat yang cocok untuk masukan ke pencampur (mixer) dan membantu mengisolasi osilator lokal dari antena. Tingkat ini tidak memiliki tingkat pemilahan frekuensi yang tinggi, tetapi berperan untuk menolak sinyal-sinyal yang sangat jauh dari saluran yang diinginkan. Tingkat daya sinyal ini perlu dinaikkan sebelum dicampurkan, karena adanya derau yang tidak diinginkan masuk ke tingkat pencampur.

3. Osilator Lokal. Osilator lokal dalam penerima ditala untuk menghasilkan frekuensi fLO yang berbeda dengan frekuensi sinyal datang fRF sebesar frekuensi intermediate (antara) fIF. Dengan demikian fLO adalah sama dengan fRF + fIF atau fRF fIF. Pada banyak penerapan, seringkali digunakan frekuensi osilator lokal fLO lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi sinyal datang fRF, sehingga berlaku persamaan fLO = fRF + fIF atau fIF = fLO fRF.4. Mixer. Merupakan pencampur, alat tidak linear yang menggeserkan sinyal yang diterima pada fRF ke frekuensi intermediate fIF. Modulasi pada pembawa yang diterima juga diubah ke frekuensi intermediate.5. Penguat Tala IF. Berfungsi menaikkan sinyal ke tingkat yang cocok untuk dideteksi dan menyediakan sebagian besar pemilahan frekuensi yang diperlukan untuk melewatkan sinyal yang diperlukan dan menyaring keluar (filter) sinyal-sinyal yang tidak diinginkan yang terdapat dalam keluaran pencampur. Karena rangkaian penguat tala IF selalu bekerja pada frekuensi tetap (fIF), maka sering digunakan filter-filter keramik atau kristal untuk dapat melakukan pemilahan yang baik.

6. Pembatas Penguat Tala IF. Berfungsi membatasi sinyal keluaran dari penguat tala IF. Pada blok diagram radio penerima FM di atas, pembatasan ini berfungsi untuk mendapatkan nilai linear dari sinyal IF sebelum masuk ke Detektor yang sering berupa rangkaian Diskriminator fasa. Penguat tala IF dan Pembatas Penguat Tala IF membentuk sebuah rangkaian BPF dengan Band Width 150 kHz pada nilai tengah 10,7 MHz.7. Detektor AGC. Automatic Gain Control. Merupakan umpan balik negatif dengan mencuplik amplitudo sinyal dari penguat IF untuk menggerakkan rangkaian AGC yang selanjutnya mengendalikan gain dari Penguat Tala RF dan Penguat Tala IF.8. Diskriminator. Pada dasarnya merupakan detektor FM yang berfungsi memulihkan sinyal pesan asli dari masukan IF termodulasi. Detektor jenis ini mendeteksi simpangan frekuensi (deviasi frekuensi) pada sinyal pembawa termodulasi FM dan mengubahnya menjadi beda tegangan pada keluarannya.9. AFC. Automatic Frequency Control bekerja berdasarkan feedback negatif yaitu dengan diturunkan sebuah sinyal yang besarnya sebanding dengan deviasi rata-rata dari frekuensi tengah yang diterima pada titik tengah Band Pass IF penerima. Sinyal ini digunakan untuk mengubah reaktansi sebuah varaktor pada rangkaian osilator untuk menggeser frekuensinya, sehingga cukup untuk mengimbangi deviasi dan membawa sinyal tersebut kembali ke tengah Band Pass IF.10. De-Emphasis. Pada Blok Diagram radio FM, rangkaian ini berfungsi menekan kebisingan penerimaan akibat penerapan pre-emphasis pada pemancar dengan 6 dB/Oktaf, dengan demikian jaringan kebisingan dapat diratakan pada sisi keluarannya.11. Volume dan Penguat Audio. Bertugas menaikkan tingkat daya sinyal audio keluaran detektor setelah melalui de-emphasis ke harga yang cocok untuk menggerakkan pengeras suara.

12. Pengeras Suara (Loudspeaker). Mengubah informasi sinyal listrik audio kembali ke bentuk aslinya yaitu gelombang suara. Dalam praktek, banyak sekali variasi dari sistem penerima radio FM yang dapat dijumpai, sehingga tidak satupun diagram blok radio fm yang dapat dianggap khas.2. Amplitudo Modulation (AM)Blok diagram penerima radio AM

Teknik ASK

Suara manusia bukanlah gelombang elektromagnetik, jadi harus diubah (konversi) terlebih dahulu kedalam sinyal digital. Sedangkan sinyal digital itu sendiri hanya dapat ditransmisikan dengan teknik modulasi. Dalam saluran AM ini, teknik yang digunakan adalah ASK (Amplitudo Shift Keying). Representasi bit 0 dan 1 dibedakan atas besarnya simpangan gelombang (amplitudo) yang punya kelemahan sbb:

Dapat terganggu oleh gangguan atmosfer ; kalau ada hujan, badai, atau angin sedikit kencang aja siarannya bakalan tidak terdengar di radio anda.

Bandwidth yang sempit juga membatasi kualitas suara yang dapat dipancarkan. ; gimana kalau bandwidt koneksi internet anda kecil, pasti halaman situs yang anda buka akan lambat. Sama seperti halnya dengan suara radio, pasti akan terdengar seperti diperlambat.Blok Diagram Radio AM Penerima. Dalam penerimaan radio secara umum, dikenal ada dua sistem penerimaan yaitu sistem FM (Frequency Modulation) dan sistem AM (Amplitudo Modulation). Pada sistem AM, meskipun secara kualitas audio jauh dibandingkan dengan FM, namun sampai saat ini masih tetap digunakan karena beberapa pertimbangan, khususnya masalah propagasi gelombang AM dibanding FM.

Propagasi frekuensi gelombang radio siaran AM yang unik membuat sistem radio AM masih tetap eksis sampai saat ini. Salah satu kelebihan siaran gelombang AM adalah pada propagasi frekuensi yang digunakan yang memungkinkan jangkauan siaran sangat jauh akibat pantulan lapisan ionosfer pada atmosfer. Gelombang datang dari ruang bebas ditangkap oleh antena yang selanjutnya diproses pada penerima radio AM untuk mengembalikan pesan asli yang awalnya memodulasi sinyal pembawa. Berikut ini blok diagram radio AM secara lazimnya :

1. Antena.Bertugas menerima pancaran radiasi gelombang elektromagnetik radio ruang bebas yang berasal dari pemancar radio. Pada antena selanjutnya energi RF diubah menjadi sinyal listrik dan disalurkan menuju penerima melalui kabel transmisi.

2. Penguat Tala RF.Sinyal listrik frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh antena masih sangat kecil dalam taraf mikrovolt, sehingga harus diperkuat terlebih dahulu agar mencapai level hingga dapat diperkuat oleh tahap selanjutnya yaitu pencampur. Selain itu sinyal dari antena masih mengandung berbagai macam frekuensi dengan spektrum luas sehingga untuk mengoptimalkan penangkapan dan pemilihan frekuensi gelombang yang akan diteruskan ke tahap penguat RF digunakan sebuah sistem penguat tala RF.

3. Pencampur (Mixer).Tahap Pencampur berfungsi untuk menghasilkan frekuensi antara atau selisih antara frekuensi dari pemancar/pembawa dengan frekuensi osilator lokal. Pencampur akan selalu mengubah setiap frekuensi gelombang dari pemancar (yang di tala) menjadi frekuensi selisih IF (Intermediate Frequency) fIF yang nilainya tetap. Cara tersebut akan meningkatkan selektivitas penerima radio dan merupakan ciri khas dari sistem radio superheterodyne. Besar nilai fIF pada radio AM komersial adalah 455 kHz mengikuti persamaan :

fIF = fOL fC dimana :

fIF = frekuensi antara (Intermediate Frequency)

fOL = frekuensi osilator lokal

fC = frekuensi gelombang pembawa dari pemancar radio

4. Osilator Lokal.Osilator lokal berfungsi untuk mengkonversi frekuensi gelombang pembawa menjadi frekuensi antara IF setelah melalui tahap pencampuran pada Mixer. Variabel Kapasitor untuk osilator lokal berupa dua celah satu poros dengan penguat tala RF sehingga selisih frekuensi penalaan dengan osilator lokal selalu tetap sebesar frekuensi IF. Pada kebanyakan penerima radio komersial, frekuensi osilator lokal selalu lebih tinggi sebesar frekuensi IF dibanding frekuensi pembawa seperti persamaan di atas.

5. Penguat IF I dan Penguat IF II.Bagian ini menguatkan sinyal selisih fIF dari tahap pencampur. Menggunakan sistem penguat tertala IF pada frekuensi 455 kHz sekaligus mampu meredam frekuensi bayangan yang masih lolos dari tahap pencampur. Lebar bidang dari penguat IF AM berkisar 9 kHz untuk menjamin selektivitas penerimaan. Pada beberapa sistem radio penerima AM, ada yang dilengkapi dengan filter keramik pada tahap awal atau akhir penguat IF selain pemakaian transformator tala IF.

7. Detektor.Berbeda dengan radio penerima FM, pada AM digunakan detektor selubung gelombang (Envelope Detector) dengan rangkaian lebih sederhana dibanding detektor FM. Biasa digunakan deoda germanium untuk menjamin linearitas dan sensitifitas keluaran karena germanium memiliki tegangan bias 0,3 V, lebih kecil bila dibandingkan dengan bahan silikon yang berkisar 0,7 V.

8. AGC (Automatic Gain Control).Sebuah kendali penguatan otomatis dipasang dengan cara mencuplik sebagian sinyal audio keluaran dari detektor. Sinyal ini selanjutnya mengendalikan bias pada penguat IF secara terbalik, dengan demikian diharapkan dapat diperoleh penguatan yang benar-benar terkendali saat sinyal yang ditangkap antena mengalami perubahan level amplitudo yang ekstrim khususnya pada saat puncak sinyal modulasi.9. Penguat Audio.Penguat audio menguatkan sinyal audio level rendah dari detektor. Lebar bidang dari penguat audio tidak se ideal pada sistem radio FM karena terbatasnya spektrum sinyal informasi audio yang dapat direproduksi pada sistem radio AM. Blok diagram radio AM. Hal tersebut juga akibat bandwidth yang sangat terbatas pada penguat IF yang menyebabkan komponen frekuensi tinggi pada sinyal informasi audio mengalami peredaman dalam reproduksinya. Dengan demikian jangan berharap kualitas hi-fi dari reproduksi sinyal pesan pada sistem penerima radio AM.

10. Pengeras Suara.Merupakan tahap akhir dari sistem blok diagram radio penerima AM. Pengeras suara mengubah sinyal listrik audio menjadi getaran mekanik suara yang menggetarkan media udara hingga sampai pada taraf dapat didengar oleh telinga manusia. Prinsipnya adalah sinyal listrik audio menggerakkan kumparan yang berada pada daerah medan magnet melalui GGL yang timbul saat arus listrik melaluinya. Diafragma yang melekat pada kumparan pada akhirnya bergetar mengikuti getaran kumparan.Rentang frekuensi AM adalah 500 Hz 1600 KHz dan panjang gelombang atau amplitudo AM adalah 1600 KHz 30000 KHz. Jika direntangkan dengan satuan meter, jangkauan sinyal AM bisa mencapai puluhan ribu kilometer.Laporan Praktek

Teknik Audio dan Radio

Penerima Radio AM dan FM

T = QUOTE dimana f = 10,7 MHz

T = QUOTE

T = QUOTE

T = 0,0000000935 F

T = 93,5 nF

T = QUOTE dimana f = 10,7 MHz

T = QUOTE

T = QUOTE

T = 0,0000000935 F

T = 93,5 nF

Ryan Fikri1201937