laporan4
-
Upload
ghina-khoerunisa -
Category
Documents
-
view
191 -
download
25
Transcript of laporan4
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR
Gerak Harmonik Sederhana
Disusun oleh :
Nama : Ghina Khoerunisa
NPM : 240210120091
Kelompok : 2 / B1
Hari / Tanggal : Kamis, 18 Oktober 2012
Waktu : 13.00 – 15.00 WIB
Asisten : Rijalul Fikri Rusyda Sofyan
LABORATORIUM FISIKA DASAR
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR
2012
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak benda yang bergetar. Senar
gitar yang sering anda mainkan, getaran garpu tala, atau getaran mobil ketika
mesinnya dinyalakan. Ingat juga ketika kita tertawa terpingkal-pingkal tubuh
anda juga bergetar, demikian juga rumah Anda yang bergetar dasyat hingga
ambruk ketika terjadi gempa bumi. Namun, seringkali kita tidak menyadari
akan hal tersebut.
Hal ini tampak biasa bagi kita. Namun, jika diperhatikan secara seksama,
setiap benda yang bergerak pasti ada yang menyebabkan benda tersebut
bergerak. Gerakan tersebut disebabkan oleh getaran atau gerak osilasi. Pada
hakikatnya setiap benda elastis mempunyai sebuah pergerakan apabila
diberikan sebuah gaya tertentu. Bila pada suatu benda elastis diberikan gaya
maka benda tersebut akan mengadakan suatu pergerakan yang berulang-ulang.
Gerak tersebut bergerak relatif konstan tapi akan melemah pada akhirnya
hingga akhirnya diam atau berhenti. Pergerakan benda dipengaruhi juga oleh
beban benda itu sendiri. Pada sistem yang bentuknya mengalami perubahan
akan memenuhi Hukum. Seperti yang telah diketahui bahwa Hukum Hooke
berbunyi, pertambahan panjang sebanding dengan gaya tariknya, maka setiap
sistem yang memenuhi Hukum Hooke akan bergetar dengan cara unik dan
sederhana, atau disebut gerak harmonik sederhana.
Perlu diingat bahwa hukum Hooke hanya berlaku untuk daerah elastik,
tidak berlaku untuk daerah plastik maupun benda-benda plastik.Untuk
menyelidiki berlakunya hukum Hooke ini, kita bisa melakukan percobaan
dengan sebuah pegas. Pada praktikum ini, praktikan akan mengukur
pertambahan panjang pegas dan besarnya gaya yang diberikan untuk
menentukan percepatan gravitasi dan menentukan tetapan pegas dengan cara
mencari periode getaran.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan utama dari dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengungkapkan Hukum Hooke
2. Memahami rumus gerak harmonik sederhana dan menyelesaikan soal-
soalnya
3. Menentukan tetapan pegas dan massa efektif pegas dengan melaksanakan
percobaan ayunan pegas yang dibebani serta membandingkannya dengan
literatur.
4. Menentukan percepatan gravitasi dengan mengukur perpanjangan pegas
yang dibebani serta membandingkannya denga literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Dasar
Setiap benda yang mengalami getaran pasti mendapatkan gelombang.
Getaran dapat didefinisikan sebagai gerak ke atas dan ke bawah suatu benda.
Sedangkan gelombang diartikan sebagai getaran yang merambat. Untuk itu,
getaran dan gelombang sangatlah erat hubungannya. Dalam ilmu fisika, istilah
gerak periodik tentu sudah kita kenal. Gerak periodik adalah gerak berulang
yang terjadi dalam selang waktu yang sama. Pergerakan partikel yang
bergerak pada periodik dapat dinyatakan dalam fungsi sinus dan cosinus.
Pernyataan yang memuat fungsi ini disebut harmonik, maka gerak periodik
sering disebut sebagai gerak harmonik. Dalam setiap bentuk gerak gelombang,
partikel-partikel medium yang dilalui gelombang akan bergetar dengan gerak
harmonik. Bahkan hal ini juga berlaku untuk gelombang cahaya dan
gelombang radio dalam ruang hampa, tetapi yang bergetar dalam hal ini
bukanlah partikel materi, melainkan intensitas listrik dan magnet yang
bersangkutan dengan gelombang tersebut.
Gerak harmonik sederhana yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan sederhana.
Gambar 1. Gerak harmonik sederhana
Gerak harmonik sederhana adalah gerak periodik dengan lintasan yang
ditempuh selalu sama (tetap). Gerak Harmonik Sederhana mempunyai persamaan
gerak dalam bentuk sinusiodal dan digunakan untuk menganalisis suatu gerak
periodik tertentu.
2.2. Gerak Harmonik Sederhana
Gerak harmonik sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu
• GHS Linier
misalnya : penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa/air dalam
pipa U, gerak horisontal/vertikal dari pegas, dsb.
• GHS Angular
misalnya : gerak bandul/bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dsb.
Gerak harmonis sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan
sederhana. Dan yang kali ini dipraktikumkan adalah getaran pada pegas.
Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar a.
Ketika sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan
meregang (bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik
kesetimbangan jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang),
sebagaimana tampak pada gambar B. Jika beban ditarik ke bawah sejauh y1
dan dilepaskan (gambar c), benda akan akan bergerak ke B, ke D lalu kembali
ke B dan C. Gerakannya terjadi secara berulang dan periodik.
2.3. Hukum Hooke
Setiap sistem yang memenuhi hukum Hooke akan bergetar denan cara
yang unik dan sederhana yang disebut dengan gerak harmonik sederhana.
Setiap sistem yang melengkung terpuntir atau mengalami perubahan bentuk
yang elastis dikatakan memenuhi hukum Hooke. Besar gaya pemulih F
ternyata berbanding lurus dengan negatif simpangan x dari pegas yang
direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x =0)
Gambar 2. Hukum Hooke
Dapat dirumuskan sebagai berikut,
F=−kx
Persamaan ini dikenal sebagi hukum hooke, dimana k adalah konstanta
dan x adalah simpangan. Hukum Hooke berlaku jika pegas tidak ditekan
sampai kumparan pegas bersentuhan atau diregangkan sampai batas
elastisitas. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih (F) mempunyai
arah berlawanan dengan simpangan X.
Berdasarkan hokum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang
jika gaya total = 0. Gaya yang berkerja pada benda yang digantung adalah
gaya pegas (F0 = -kx0)yang arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg) yang
arahnya ke bawah. Total kedua gaya ini sama dengan nol.
2.4. Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
Gambar 3. Gerak harmonik sederhana pada pegas
Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar a.
Ketika sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan
meregang (bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik
kesetimbangan jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang), sebagaimana
tampak pada gambar B. Jika beban ditarik ke bawah sejauh y1 dan dilepaskan
(gambar c), benda akan akan bergerak ke B, ke D lalu kembali ke B dan C.
Gerakannya terjadi secara berulang dan periodik. Sekarang mari kita tinjau
hubungan antara gaya dan simpangan yang dialami pegas.
Kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung pegas
tersebut dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa benda kita abaikan, demikian
juga dengan gaya gesekan, sehingga benda meluncur pada permukaan horisontal
tanpa hambatan. Terlebih dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan dan arah
negatif ke kiri. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut
tidak diberikan gaya. Pada kedaan ini, benda yang dikaitkan pada ujung pegas
berada dalam posisi setimbang (lihat gambar a).
1.
Apabila benda ditarik ke kanan
sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan memberikan gaya pemulih pada benda
tersebut yang arahnya ke kiri sehingga benda kembali ke posisi setimbangnya
(gambar b).
2.
Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga memberikan
gaya pemulih untuk mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda
kembali ke posisi setimbang (gambar c).
3.
Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari
pegas yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang
ketika x = 0). Secara matematis ditulis :
Persamaan ini sering dikenal sebagai hukum hooke dan dicetuskan oleh
paman Robert Hooke. k adalah konstanta dan x adalah simpangan. Hukum Hooke
akurat jika pegas tidak ditekan sampai kumparan pegas bersentuhan atau
diregangkan sampai batas elastisitas. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya
pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita
menarik pegas ke kanan maka x bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan
arah dengan simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah ke kiri
(negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi gaya F selalu bekeja
berlawanan arah dengan arah simpangan x. k adalah konstanta pegas. Konstanta
pegas berkaitan dengan kaku atau lembut sebuah pegas. Semakin besar konstanta
pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk
menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin lembut sebuah pegas
(semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan untuk
meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan
gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx. Pegas dapat bergerak
jika terlebih dahulu diberikan gaya luar. Amati bahwa besarnya gaya bergantung
juga pada besar x (simpangan).
Sekarang mari kita tinjau lebih jauh apa yang terjadi jika pegas
diregangkan sampai jarak x = A, kemudian dilepaskan (lihat gambar di bawah).
4.
Setelah pegas diregangkan, pegas menarik benda kembali ke posisi
setimbang (x=0). Ketika melewati posisi setimbang, benda bergerak dengan laju
yang tinggi karena telah diberi percepatan oleh gaya pemulih pegas. Ketika
bergerak pada posisi setimbang, gaya pegas = 0, tetapi laju benda maksimum.
5.
Karena laju benda maksimum maka benda terus bergerak ke kiri. Gaya pemulih
pegas kembali memperlambat gerakan benda sehingga laju benda perlahan-lahan
menurun dan benda berhenti sejenak ketika berada pada x = -A. Pada titik ini, laju
benda = 0, tetapi gaya pegas bernilai maksimum, di mana arahnya menuju ke
kanan (menuju posisi setimbang).
6.
Benda tersebut bergerak kembali ke
kanan menuju titik setimbang karena ditarik oleh gaya pemulih pegas tadi.
Gerakan benda ke kanan dan ke kiri berulang secara periodik dan simetris antara x
= A dan x = -A.
7.
Besaran fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada pegas pada dasarnya
sama dengan ayunan sederhana, yakni terdapat periode, frekuensi dan amplitudo.
Jarak x dari posisi setimbang disebut simpangan. Simpangan maksimum alias
jarak terbesar dari titik setimbang disebut amplitudo (A). Satu getaran Gerak
Harmonik Sederhana pada pegas adalah gerak bolak balik lengkap dari titik awal
dan kembali ke titik yang sama. Misalnya jika benda diregangkan ke kanan, maka
benda bergerak mulai dari titik x = 0, menuju titik x = A, kembali lagi ke titik x =
0, lalu bergerak menuju titik x = -A dan kembali ke titik x = 0.
2.5. Periode (T)
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana
memiliki periode. Periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk
melakukan satu getaran. Benda dikatakan melakukan satu getaran jika benda
bergerak dari titik di mana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik
tersebut. Satuan periode adalah sekon atau detik.
m = massa benda dalam kg, k = tetapan pegas dalam N/m dan T = periode getaran
dalam detik.
2.6. Frekuensi (f)
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda selama
satu detik, yang dimaksudkan dengan getaran di sini adalah getaran lengkap.
Satuan frekuensi adalah hertz.
Dengan demikian selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu
getaran adalah :
Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah
periode. Dengan demikian secara matematis hubungan antara periode dan
frekuensi adalah sebagai berikut:
1 getaranfgetaran
1 sekon=1f
sekon
T=1f
f = 1T
k=m ω2k=m
4 π 2
T 2 T=2 π √ mk
2.7. Persamaan, Kecepatan, dan Percepatan Gerak Harmonik Sederhana
Persamaan pada gerak harmonik sederhana
Keterangan :
Y = simpangan ( m )
A = simpangan maksimum (amplitudo)
ω=kecepan sudut ( rads )
t = waktu ( s )
Jika posisi sudut awal adalah θ0, maka persamaan gerak harmonik sederhana
menjadi:
Kecepatan pada gerak harmonik sederhana
Dari persamaan gerak harmonik sederhanaY=A sin ωt
Kecepatan gerak harmonik sederhana :
Kecepatan maksimum diperoleh jika nilai atau , sehingga :
vmaksimum sederhana := Aω
Y=A sin ωt
Y=A sin ωt+θ0
v=dydx
A sin ωtv=Aωcos ωt
Percepatan pada gerak harmonik
Dari persamaan kecepatan : , maka:
Percepatan maksimum jika atau = 900 =
Keterangan :
a maks = percepatan maksimum
A = amplitudo
ω = kecepatan sudut
a=dvdt
= ddt a=−A ω2sin ωt
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
1. Statif
Berfungsi sebagai tempat untuk menggantungkan pegas spiral
2. Skala pelengkap statif
Berfungsi untuk menunjukkan skala penambahan atau pengurangan
panjang pegas
3. Pegas Spiral
Berfungsi sebagai alat penentu konstanta pegas
4. Ember tempat menaruh beban
Berfungsi sebagai tempat menaruh beban
5. Stopwatch
Berfungsi untuk mengukur selang waktu ayunan pegas
6. Kalkulator scientifict
3.1.2. Bahan
1. Beban tambahan
Berfungsi sebagai pemberat
3.2. Prosedur
3.2.1. Percobaan Menentukan Tetapan Pegas :
1. Menggantungkan pegas pada statip lalu gantungkan tabung kosong
dibawahnya. Tariklah sedikit tabung tersebut kebawah kemudian
lepaskan. Catatlah waktu yang diperlukan untuk 10 getaran.
2. Menjelaskan mengapa mengamati 10 getaran memberikan hasil yang
lebih teliti daripada satu getaran saja.
3. Mengulangi pengukuran itu dengan menambahkan 2 keping beban
setiap kali, hingga terakhir 10 keping beban digunakan.
4. Mengolah data sesuai dengan tabel.
5. Menimbang masing – masing beban dan juga pegas, catatkan hasilnya
dan lengkapilah tabel data yang tersedia.
6. Membuat grafik antara T2 terhadap massa total beban yang digunakan.
7. Menentukan nilai rata – rata tetapan pegas dari grafik diatas lengkap
dengan ketidakpastiannya.
3.2.2. Percobaan Menentukan Percepatan Gravitasi
1. Mengatur skala demikian rupa hingga jarum menunjuk pada bagian
skala itu. Catatlah berturut – turut penunjukan jarum ketika tabung
kosong, kemudian ditambah satu persatu hingga beban ke-10 lalu
dikurangi satu persatu hingga tabung kosong kembali.
2. Mengolah data anda dengan melengkapi tabel yang tersedia.
3. Membuat grafik (dikertas grafik) antara simpangan dan massa beban.
4. Menentukan percepatan grafitasi dari grafik diatas.
5. Membandingkan hasil anda dengan hasil percepatan gravitasi menurut
lliteratur di daerah Bandung adalah 9,78 m/s2.
6. Memberikan usulan dan saran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Percobaan
1. Data
mpegas = ( 9,95 x 10‾³ ± 0,5 ×10−3) kg
member = ( 63,60 x 10‾³ ± 0,5 ×10−3) kg
m1 sd. m0 = ( 5 x 10‾³ ± 0,5 ×10−3) kg
2. Tabel
Tabel I (Menentukan Tetapan Pegas)
Bebanm ± 0,5 x 10-3
(Kg)
t (10T) ± 0,5
x 10-3 (s)T = t/10 (s) T2 (s2)
member 6,36 x 10-2 5,98 0,598 0,358
member + m1 + m2
7,36 x 10-2 6,48 0,648 0,420
member + … + m4
8,36 x 10-2 7,42 0,742 0,551
member + … + m6
9,36 x 10-2 7,78 0,778 0,605
member + … + m8
10,36 x 10-2 8,73 0,873 0,765
member + … + m10
11,36 x 10-2 9,04 0,904 0,813
Setelah itu dicari A,B, dan r yang berasal dari data-data pada table di atas. Hasil
penghitungan A,B, dan r menggunakan regresi linear pada kalkulator yaitu :
A = -0,2688
B = 9,6428
r = 0,9916
y = Bx + A
y = 9,6428x – 0,2688
setelah itu, diadakan penghitungan K dengan rumus :
k = 4 π 2
B = 4,094 N/m
setelah diketahui K, maka dilakukan penghitungan untuk mencari m pegas, yaitu :
m pegas = |AK4π2 |
= |(-0,133).6357,23
4 π2 | = 0,028 kg
Massa efektif > massa sebenarnya
0,028 0,00995
Tabel II (Menentukan Percepatan Gravitasi)
Xo = 0 ± 0,5 ×10−3 m
BebanF = m.g
(N)
(X+
± 0,5 ×10−3
)
(m)
(X-
± 0,5 ×10−3
)
(m)
(<X>
± 0,5 ×10−3)
(m)
ΔX=
<X> - Xo
(m)
m1 4,89 x 10-2 0,6 x 10-2 0,6 x 10-2 0,6 x 10-2 0,6 x 10-2
m1 + m2 9,78 x 10-2 1,9 x 10-2 1,6 x 10-2 1,75 x 10-2 1,75 x 10-2
m1 + … + m3 14,67 x 10-2 2,9 x 10-2 2,6 x 10-2 2,75 x 10-2 2,75 x 10-2
m1 + … + m4 19,56 x 10-2 3,6 x 10-2 3,5 x 10-2 3,55 x 10-2 3,55 x 10-2
m1 + … + m5 24,45 x 10-2 5,0 x 10-2 4,7 x 10-2 4,85 x 10-2 4,85 x 10-2
m1 + … + m6 29,34 x 10-2 6,0 x 10-2 5,6 x 10-2 5,80 x 10-2 5,80 x 10-2
m1 + … + m7 34,23 x 10-2 6,9 x 10-2 6,8 x 10-2 6,85 x 10-2 6,85 x 10-2
m1 + … + m8 39,12 x 10-2 8,3 x 10-2 8,2 x 10-2 8,25 x 10-2 8,25 x 10-2
m1 + … + m9 44,01 x 10-2 9,2 x 10-2 9,0 x 10-2 9,10 x 10-2 9,10 x 10-2
m1 + … + m10 48,90 x 10-2 10,2 x 10-2 10,2 x 10-2 10,2 x 10-2 10,2 x 10-2
Setelah itu, dilakukan penghitungan A,B,r menggunakan regresi linear pada
kalkulator, hasil A,B,r yang didapat dari penghitungan adalah,
A = -5,033 x 10-3
B = 2,135757576
r = 0,999278631
y = Bx + A
y = 2,135757576x - 5,033 x 10-3
Lalu,setelah didapat hasil di atas, dilakukan lagi penghitungan g yaitu sebagai
berikut,
g = B x K
= 2,135757576 x 4,094
= 8,74 m/s2 .
gravitasi < gravitasi sebenarnya
8,74 9,78
3. Grafik
0 1 2 3 4 5 6 70
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
f(x) = 0.0961142857142858 x + 0.248933333333333R² = 0.981607605477424
grafik T2 terhadap massaLinear (grafik T2 terhadap massa)
massa beban .... x 10-2 (kg)
T2 (s
2)
Gambar 4. Grafik T2 terhadap massa beban
0 10 20 30 40 50 600
2
4
6
8
10
12
f(x) = 0.218380120220611 x − 0.50333333333333R² = 0.998557794983031
grafik <X> terhadap massaLinear (grafik <X> terhadap massa)
massa beban .... x 10-2 (kg)
<X>.
.... x
10-
2 (m
)
Gambar 5. Grafik <X> terhadap massa beban
4.3.Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai “Gerak Harmonik Sederhana”, dimana
gerak harmonik sederhana adalah gerak periodik dengan lintasan yang ditempuh
selalu sama (tetap). GHS mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal
dan digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu.
Gerak harmonik sederhana salah satu contohnya adalah getaran pada pegas
yang dilakukan pada percobaan ini. Yang dilakukan ada dua langkah, yaitu
percobaan menentukan tetapan pegas dan massa efektif pegas yang nantinya akan
dibandingkan dengan massa pegas yang sesungguhnya, dan percobaan
menentukan percepatan gravitasi yang nantinya juga akan dibandingkan dengan
percepatan gravitasi yang sesungguhnya.
Pada percobaan pertama beban ditambahkan pada ember yang digantung
secara bertahap,kemudian dicatat waktu yang diperlukan pegas untuk mengalami
sepuluh kali getaran. Dari data tersebut kemudian dapat diketahui periode beban
tersebut. Hasil tersebut dicari dengan tiga cara yaitu cara perhitungan biasa
melalui tabel, cara grafik dan cara kalkulator.
Melalui perhitungan dengan menggunakan kalkulator. Setelah ditemukan
nilai a, b dan r, langkah selanjutnya adalah memasukan pada rumus untuk mencari
konstanta dan masa pegas. Konstanta dicari dengan menggunakan rumus k =
4 π 2b
, dan dihasilkan nilai sebesar 4,094 N/m. Kemudian massa pegas dicari
dengan menggunakan rumus m p=¿ ak
4 π2∨¿ yang menghasilkan nilai 0,028 kg.
Hasil ini berbeda dengan teori yang ada, dimana menurut teori, massa efektif
pegas akan sama dengan massa pegas sesungguhnya. Tetapi dari hasil percobaan
didapat massa efektif pegas justru lebih besar daripada massa pegas sesungguhnya
yaitu 0,0095 kg.
Pada cara grafik pun terlihat jelas bahwa grafik tidak linier, terjadi naik
turun secara tidak teratur. Hal ini menunjukan bahwa percobaan yang dilakukan
tidak begitu akurat. Perbedaan antara kedua massa sangat jauh berbeda.
Percobaan yang kedua, praktikan menggunakan alat berupa pegas dan
bebannya berupa logam yang sekaligus berperan sebagai bahan dalam praktikum.
Praktikan diberikan beban yang massannya berbeda-beda untuk menentukan
ketetapan pegas yang digunakan, massa pegas efektif dan percepatan gravitasi
bumi. Sebenarnya, dalam literatur sudah terdapat nilai – nilai tersebut. Namun
diharapkan praktikan bisa membuktikannya.
Pada tabel II dapat dilihat pada penambahan tiap keping (X+) dengan
pengurangan tiap keping (X-) datanya tidak sama. Menurut teori, seharusnya data
yang didapat akan sama, karena massa keping yang ditambah dan yang dikurangi
sama. Sekali lagi hal ini mungkin terjadi karena pemakaian alat yang kurang baik.
Pegas yang digunakan sudah sering dipakai sehingga tingkat keelastisannya
berkurang. Selain itu, grafik yang menunjukan hubungan antara T2 dengan massa
beban diperoleh tidak linear, padahal menurut teorinya linear. Hal ini terjadi
karena data-data nya kurang akurat.
Pada akhir percobaan, kelompok kami mendapatkan nilai percepatan
gravitasi sebesar 8,74 m/s2. Hasil ini tidak sesuai dengan literatur, yaitu
percepatan gravitasi sebesar 9,78 m/s2.
Kesalahan yang terjadi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya
kesalahan dalam membaca skala, kesalahan memahami konsep, kesalahan dalam
penyimpulan, kondisi alat sudah kurang akurat, alat sedang mengalami gangguan.
Selain itu, kesalahan dapat terjadi karena faktor ketidaktelitian dalam pengukuran,
yaitu karena kesalahan sistematis, seperti kesalahan kalibrasi (faktor alat).
Kesalahan dalam cara pemasangan alat pun sangat mempengaruhi. Selain itu juga,
kesalahan bisa disebabkan kelelahan alat yang sering dipakai terus menerus
sehingga kondisi alat kurang baik dan tidak akurat lagi, seperti pegas yang
digunakan untuk ternyata posisinya miring dan tidak seimbang, sehingga dalam
pembacaan rentan mengalami kesalahan. Kemungkinan pegas yang digunakan
sudah tidak terlalu baik keadaannya, akibat terlalu sering digunakan. Belum lagi
kesalahan yang disebabkan karena beban yang digunakan ternyata mengalami
penambahan beban dari kertas-kertas yang menempel di beban. Hal itu pun dapat
mempengaruhi perhitungan dan menyebabkan kesalahan terjadi.
Kesalahan pun dapat terjadi ketika membaca nilai skala (keslahan sudut
pandang), pembaca berpindah-pindah tempat ketika membacanya atau tidak tepat
melihatnya. Kemudian yang paling sering terjadi adalah keteledoran pengamat
dalam membaca hasil pengukuran terlalu tergesa-gesa dan kurang teliti.
Perbedaan hasil pengukuran juga dapat terjadi karena pada saat peregangan pegas
selama sepuluh kali tidak sama (berbeda-beda ketika menarik pegasnya), juga
kemungkinan kesalahan terjadi pada saat pegas mulai dilepaskan setelah
diregangkan, tidak berbarengan dengan waktu yang mulai dihitung dari
stopwatch. Hal-hal tersebutlah yang sangat mungkin menyebabkan terjadinya
kesalahan dalam praktikum kali ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Gerak Harmonik Sederhana (GHS) adalah gerak periodik dengan lintasan
yang ditempuh selalu sama (tetap)
2. Tetapan pegas bergantung pada massa beban pada pegasdan periodenya
3. Massa pegas efektif yang didapatkan adalah 28 x 10-3 kg lebih besar dari
massa efektif pegas dalam literatur ( 9,95 x 10‾³ ± 0,5 ×10−3) kg
4. Percepatan gravitasi berhubungan dengan tetapan pegas, massa beban, dan
pertambahan panjang pegas..
5. Hasil penghitungan percepatan gravitasi yang didapat adalah 9,27 m/s2
lebih kecil, jika dibandingkan dengan literatur.
6. Perbedaan nilai percepatan gravitasi disebabkan oleh faktor ketidaktelitian
pengamatan, kondisi alat yang kurang baik terutama pegas, dan
ketidaktelitian dalam perhitungan.
5.2. Saran
Disarankan pada setiap orang yang akan melaksanakan praktikum gerak
harmonik sederhana harus:
1. Memahami konsep dan prinsip dari hukum Hooke, getaran, frekuensi,
perode dan konsep lain yang berhubungan dengan gerak harmonik
sederhana
2. Jika ingin mendapat data yang akurat, disarankan menggunakan alat yang
masih baik
3. Sebaiknya perhitungan pada pantulan pegas dan stopwatch ketika
dihentikan harus dilakukan oleh satu orang saja agar data yang dihasilkan
lebih akurat.
4. Sebelum melakukan percobaan, alat yang digunakan harus dipastikan dulu
keakuratannya agar pada saat melaksanakan praktikum tidak ada hambatan
dan mendapatkan hasil yang akurat mengenai perbandingan antara tetapan
gravitasi dengan nilai gravitasi pada praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Zaida, Drs.,M.Si.. 2012. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jatinangor: UNPAD
Bueche, Frederick. 2006. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Halliday dan Resnick .1991. Fisika Jilid I, Terjemahan. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Kanginan, Martheen. 2004. Fisika SMA 2A. Erlangga:Jakarta.
Tipler, P.A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan). Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas (terjemahan).
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Zemansky, Sears. 1994.Fisika Universitas I. Jakarta: Erlangga
Judin. 2009. Avaliable at http://www.tz-fisika.net/index.php?
option=com_content&view=article&id=5&Itemid=133 (diakses pada: 24 Oktober
2012 pukul 21.23)