Laporan Viskositas Selfi Wullur H31109007

download Laporan Viskositas Selfi Wullur H31109007

of 25

Transcript of Laporan Viskositas Selfi Wullur H31109007

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PERCOBAAN V PENENTUAN VISKOSITAS CAIRAN

NAMA NIM KELOMPOK HARI, TANGGAL PERCOBAAN ASISTEN

: SELFI WULLUR : H311 09 007 : I (SATU) : SENIN, 28 MARET 2011 : SUHENDRA ISKANDAR

LABORATORIUM KIMIA FISIKA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Setiap cairan maupun larutan memiliki kekentalan yang berbeda-beda. Kekentalan dapat diamati melalui kasat mata secara langsung maupun melalui perbandingannya dengan waktu mengalir pada jarak tertentu. Kekentalan biasa juga disebut dengan viskositas. Viskositas dipengaruhi oleh suhu, ukuran atau bentuk molekul yang ada, serta padatan terlarut dan tersuspensi. Hal-hal inilah yang memiliki peranan yang penting. Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas adalah viskometer Ostwald yang berupa pipa kapiler dengan tanda garis tertentu untuk mengukur waktu alir cairan dalam rentang jarak yang dibatasi oleh dua garis tersebut. Viskositas cairan juga dapat ditentukan berdasarkan hukum Stokes yang merumuskan berdasarkan jatuhnya benda melalui medium zat cair. Benda bulat dengan radius r dan rapatan d, yang jatuh karena gaya gravitasi fluida dengan rapatan , akan dipengaruhi pula dengan gaya gravitasi. Benda yang jatuh mempunyai kecepatan yang makin lama makin besar bila kecepatan benda jatuh makin besar. Hukum Stokes merupakan dasar viskometer bola jatuh. Viskometer ini terdiri atas gelas silinder dengan cairan yang akan diteliti dan dimasukkan dalam termostat. Pada percobaan ini, digunakan viskometer Ostwald dengan menggunakan gliserol yang diketahui konsentrasinya dengan interval tertentu, lalu menghitung konsentrasi sampel berdasarkan viskositasnya. Bobot jenis dari larutan gliserol ditentukan dengan menggunakan piknometer lalu mengukur viskositasnya.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud Percobaan Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari cara penentuan viskositas cairan dan faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas cairan tersebut.

1.2.2 Tujuan Percobaan Tujuan percobaan ini yaitu : 1. Menentukan viskositas larutan gliserol 2 %, 4 %, 6 %, 8 %, 10 %, dan X % dengan membandingkannya terhadap nilai viskositas akuades. 2. Menentukan konsentrasi larutan gliserol X % dengan melihat hubungan antara viskositas dan konsentrasi larutan.

1.3 Prinsip Percobaan Prinsip percobaan ini adalah penentuan viskositas dari larutan gliserol pada berbagai konsentrasi yang didasarkan pada waktu tempuh larutan dari jarak yang telah ditentukan dalam pipa kapiler dengan menggunakan viskometer Ostwald di mana sebelumnya ditentukan kerapatan dari larutan gliserol tersebut dengan menggunakan piknometer.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sifat lain yang berhubungan atau kurang lebih mempunyai hubungan dengan gaya tarik intermolekul ialah viskositas, yaitu keresistenan (resistency) cairan untuk mengalir. Cara termudah untuk mengukur viskositas ialah dengan menentukan waktu yang diperlukan bagi suatu cairan untuk mengalir melalui suatu tabung kapiler dengan panjang tertentu. Cara lain adalah dengan mengukur waktu yang diperlukan sebuah bola besi jatuh dari ketinggian tertentu suatu cairan. Sebagaimana yang diketahui, beberapa cairan (air, etanol, dietil eter) tertuang atau mengalir dengan mudah. Lainnya, seperti minyak mesin yang kental, mengalir dengan lambat. Karena kekuatan gaya tarik intermolekul menurun dengan naiknya suhu, viskositas pada umumnya juga menurun dengan meningkatnya suhu. Faktor lain yang

mempengaruhi viskositas cairan atau campuran cairan adalah ukuran dan bentuk molekul yang ada (Petrucci, 1987). Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas, hingga cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas. Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur, sedangkan viskositas cairan turun dengan naiknya temperatur. Koefisien viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tekanan (Sukardjo, 2002) Aliran cairan dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe. Yang pertama adalah aliran laminar atau aliran kental, yang secara umum menggambarkan laju aliran kecil melaui sebuah pipa dengan garis tengah kecil. Aliran lain adalah aliran turbulen,

yang menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan diameter yang lebih besar (Dogra dan Dogra, 1990). Pengukuran koefisien viskositas dengan metode viskometer Oswald yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya sejumlah tertentu cairan dicatat, dan dihitung dengan hubungan (Dogra dan Dogra, 1990):

=

(p) R 4t8V l

Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju aliran cairan dengan laju aliran yang koefisien viskositasnya diketahui. Hubungan itu adalah (Dogra dan Dogra, 1990):

1 d1t1 2 d 2t 2Viskometri merupakan metode yang digunakan untuk menentukan ketahanan suatu cairan terhadap aliran. Pengukuran viskositas larutan encer memberikan teknik yang paling sederhana dan paling banyak dipakai untuk menetapkan bobot molekul secara rutin. Viskositas diukur dengan cara menetapkan lamanya aliran sejumlah volume larutan melalui kapiler yang panjangnya tetap. Waktu alir dalam detik dicatat sebagai waktu yang diperlukan oleh meniskus untuk melewati dua tanda batas pada viskometer. Metode ini mengukur viskositas dengan cara membandingkan waktu alir pelarut dan larutan polimer pada berbagai kepekatan atau konsentrasi. Viskometer memiliki keunggulan, di antaranya untuk mencapai berbagai konsentrasi larutan polimer cukup diencerkan dengan menambahkan sejumlah tertentu pelarut. Pengukuran dilakukan dengan viskometer dalam penangas air bersuhu tetap untuk mencegah naik turunnya viskositas akibat perubahan suhu (Nurhayani, 2008).

Adanya zat terlarut makromolekul akan menaikkan viskositas larutan. Bahkan pada konsentrasi rendahpun efeknya besar, karena molekul besar mempengaruhi aliran fluida pada jarak jauh. Pada konsentrasi rendah viskositas larutan () berhubungan dengan viskositas pelarut murni (*). Viskometer dalam bentuk silinder konsentris yang berotasi juga digunakan untuk pengukuran viskositas. Tenaga putar pada silinder dalam dimonitor saat silinder luar dirotasikan. Viskometer drum berotasi ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis Ostwald yaitu gradien geser antara kedua silinder ini lebih sederhana daripada dalam pipa kapiler (Atkins, 1997). Viskometer Oswald digunakan dengan memasukkan sejumlah zat cair dalam viskometer yang diletakkan dalam termostat. Cairan ini diisap dengan pompa melalui pipa kapiler yang memiliki garis batas, hingga permukaan cairan di atas a. Cairan dibiarkan mengalir ke bawah dan waktu yang diperlukan untuk mengalir dari a ke b dihitung dengan stopwatch dan dicatat (Sukardjo, 2002).

Viskometer merupakan alat yang digunakan untuk menentukan massa molekul suatu polimer berdasarkan pengamatan viskositas larutan polimer yang bergantung pada konsentrasi dan ukuran molekul. Untuk menentukan viskositas suatu polimer dapat ditentukan terlebih dahulu waktu alirnya di antara kedua index

line pada konsentrasi tertentu. Dari data waktu alir tersebut dapat dihitung viskositas spesifik dan viskositas tereduksi. Melalui kurva yang dialurkan antara viskositas tereduksi terhadap konsentrasi larutan, dapat ditentukan persamaan garisnya. Melalui persamaan garis tersebut dapat diketahui viskositas intrinsik. Setelah viskositas intrinsik diketahui, maka massa molekul pun dapat diketahui. (Handayani dkk, 2010). Dalam pemakaian eksperimen yang berhubungan dengan penentuan viskositas harus diperhitungkan beberapa syarat antara lain ruang tempat fluida jauh lebih luas dibanding ukuran bola, tidak terjadi aliran turbulen dalam fluida,serta kecepatan (v) tidak terlalu besar sehingga aliran fluida masih bersifat laminar. Viskositas dipengaruhi oleh perubahan suhu. Apabila suhu naik, maka viskositas menjadi turun atau sebaliknya (Budianto, 2008). Beberapa cairan dapat mengalir secara cepat dan sebagian mengalir dengan lambat. Kecepatan aliran dipengaruhi oleh viskositas (kekentalan) dari cairan. Cairan yang mengalir dengan cepat memiliki viskositas yang rendah, sebaliknya cairan yang mengalir dengan lambat mempunyai viskositas yang besar (Taba dkk, 2011). Viskositas dapat diilustrasikan sebagai gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain. Jadi viskositas merupakan gaya tahan lapisan terhadap lapisan lainnya. Secara matematik, viskositas dinyatakan sebagai berikut (Taba dkk, 2011): f=A f A dC drdC dr

= gaya = koefisien viskositas = luas permukaan = perubahan kecepatan = jarak antara dua lapisan

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan Bahan yang digunakan pada percobaan yaitu akuades, gliserol 2 %, gliserol 4 %, gliserol 6 %, gliserol 8 %, gliserol 10 %, gliserol X %, dan tissue roll.

3.2 Alat Alat yang digunakan pada percobaan yaitu viskometer Ostwald, piknometer 25 mL, stopwatch, gelas kimia 100 mL, gelas kimia 1000 mL, neraca analitik, labu semprot, bulb, pipet tetes, statif dan klem.

3.3 Prosedur Percobaan 3.3.1 Penentuan Densitas Larutan Piknometer kosong yang bersih dan kering ditimbang lalu dicatat bobotnya. Piknometer diisi dengan akuades hingga penuh lalu dimampatkan. Dinding luar piknometer dibersihkan degan tissue roll kemudian ditimbang lalu dicatat bobotnya. Suhu akuades diukur dan dicatat. Dilakukan pengerjaan yang sama untuk gliserol 2 %, 4 %, 6 %, 8 %, 10 % dan X %. Piknometer dibilas dengan akuades terlebih dahulu sebelum diisi dengan gliserol X %.

3.3.2 Penentuan Viskositas Larutan Akuades dalam piknometer dituang ke dalam viskometer Ostwald melalui tabung P hingga setengahnya. Akuades dalam tabung P dihisap melalui tabung Q hingga melewati batas a. Akuades dibiarkan mengalir bebas. Dengan menggunakan stopwatch, dicatat waktu yang dibutuhkan akuades untuk mengalir dari batas a ke

batas b. Pencatatan waktu diulangi hingga 3 kali. Dilakukan pengerjaan yang sama untuk gliserol 2 %, 4 %, 6 %, 8 %, 10 % dan X %. Viskometer Ostwald dibilas terlebih dahulu dengan akuades sebelum diisi dengan gliserol X %.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Tabel 1. Penentuan Densitas dan Viskositas Larutan Bobot Waktu (s) Bobot Piknometer No Larutan Larutan + Larutan I II III (g) (g) 1 2 3 4 5 6 7 Akuades Gliserol 2 % Gliserol 4 % Gliserol 6 % Gliserol 8 % Gliserol 10 % Gliserol X % Keterangan: Bobot piknometer kosong = 37,5672 g a = 0,8937 cP 58,9864 59,1369 59,2540 59,3871 59,5352 59,6782 59,2642 21,4192 21,5697 21,6868 21,8199 21,9680 22,1110 21,6970 28 30 31 33 37 38 31 28 29 31 34 37 38 31 28 30 31 34 37 38 31

Waktu Suhu Rata(oC) Rata (s)

28,0000 29,6667 31,0000 33,6667 37,0000 38,0000 31,0000

25 32 32 32 32 32 32

4.2 Perhitungan 4.2.1 Densitas Larutan ( a. Akuades = = = 1,0000 )

(25 oC) = 0,9970 g/cm3 = (25 oC) = 1 0,9970 g/cm3 = 0,9970 g/cm3

b. Gliserol 2 % = = = 1,0070

(32 oC) = 0,9950 g/cm3 = (32 oC) = 1,0070 0,9950 g/cm3 = 1,0020 g/cm3

c. Gliserol 4 % = = = 1,0125

(32 oC) = 0,9950 g/cm3 = (32 oC) = 1,0125 0,9950 g/cm3 = 1,0074 g/cm3

d. Gliserol 6 % = = = 1,0187

(32 oC) = 0,9950 g/cm3 = (32 oC) = 1,0187 0,9950 g/cm3 = 1,0136 g/cm3

e. Gliserol 8 % = = = 1,0256

(32 oC) = 0,9950 g/cm3 = (32 oC) = 1,0256 0,9950 g/cm3 = 1,0205 g/cm3

f. Gliserol 10 % = = = 1,0323

(32 oC) = 0,9950 g/cm3 = (32 oC) = 1,0323 0,9950 g/cm3 = 1,0271 g/cm3

g. Gliserol X % = = = 1,0130

(32 oC) = 0,9950 g/cm3 = (32 oC) = 1,0130 0,9950 g/cm3 = 1,0079 g/cm3

4.2.2 Viskositas Larutan ( ) a. Gliserol 2% = = = 0,9516 cP 0,8937 cP

b. Gliserol 4% = = = 0,9998 cP 0,8937 cP

c. Gliserol 6% = = = 1,0925 cP 0,8937 cP

d. Gliserol 8% = = = 1,2088 cP 0,8937 cP

e. Gliserol 10% = = = 1,2495 cP 0,8937 cP

f. Gliserol X% = = = 1,0003 cP 0,8937 cP

4.2.3 Penentuan Konsentrasi Gliserol X% Tabel 2. Penentuan konsentrasi gliserol X% No Larutan Konsentrasi (%) [X] 1 2 3 4 5 6 Gliserol 2% Gliserol 4% Gliserol 6% Gliserol 8% Gliserol 10% Gliserol X% 2 4 6 8 10 X

Viskositas (cP) [Y] 0,9516 0,9998 1,0925 1,2088 1,2495 1,0003

Viskositas Regresi

0,9395 1,0200 1,1004 1,1809 1,2614 -

Grafik

Persamaan regresi y=ax + b y=0,0402x + 0,8590 a= Slope= 0,0402 b= intercept= 0,8590

Gliserol sampel x y= 0,0402x + 0,8590 x= x= x= x= 3,5149 %

4.3 Pembahasan Viskositas yaitu keresistenan (resistency) cairan untuk mengalir. Viskositas dapat diilustrasikan sebagai gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain. Jadi viskositas merupakan gaya tahan lapisan terhadap lapisan lainnya. Viskositas diukur dengan cara menetapkan lamanya aliran sejumlah volume larutan melalui kapiler yang panjangnya tetap. Waktu alir dalam detik dicatat sebagai waktu yang diperlukan oleh meniskus untuk melewati dua tanda batas pada viskometer. Metode ini mengukur viskositas dengan cara membandingkan waktu alir pelarut dan larutan polimer pada berbagai kepekatan atau konsentrasi. Pada pengukuran densitas larutan, piknometer kosong yang telah dibersihkan dan dikeringkan ditimbang. Hal ini dikarenakan bobot yang akan diukur adalah bobot cairan sehingga harus bebas dari jenis larutan lain. Piknometer tersebut

kemudian diisi dengan akuades dan ditimbang bobot jenisnya dengan neraca ohaus. Bobot yang diperoleh dicatat. Percobaan diulangi dengan mengganti akuades dengan gliserol yang konsentrasinya berbeda secara bertahap dari konsentrasi yang paling kecil agar tidak mempengaruhi konsentrasi larutan yang akan diukur berikutnya. Pada pengukuran viskositas larutan, pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali agar hasil yang diperoleh benar-benar akurat dengan merata-ratakan hasil yang diperoleh tersebut. Bulp yang digunakan untuk mengisap larutan sampai melewati tanda batas diusahakan mengisap larutan dengan bebas gelembung udara agar hasil yang diperoleh maksimal. Setelah semua data diperoleh, selanjutnya densitas tiap larutan dihitung. Densitas akuades adalah 0,9970 g/cm3 pada 25 OC dan larutan gliserol 2 %, 4 %, 6 %, 8 %, 10 %, dan X % pada 32 oC berturut-turut, 1,0002 g/cm3, 1,0074 g/cm3, 1,0136 g/cm3, 1,0205 g/cm3, 1,0271 g/cm3, dan 1,0079 g/cm3. Densitas akuades secara praktik sesuai dengan teori. Sedangkan densitas gliserol dari masing-masing temperatur dapat dilihat dari tabel berikut:

Pada tabel tidak tertera densitas gliserol pada suhu yang diperoleh secara praktik. Tetapi, densitas secara teori dan praktik dapat dibandingkan. Jika diperhatikan secara seksama, densitas secara teori dari suhu 15 oC hingga 30 oC, menurun dengan bertambahnya suhu. Suhu yang digunakan pada praktek lebih besar daripada 30 oC, dan densitas yang diperoleh secara praktek pada suhu 32 oC lebih kecil daripada densitas teori pada suhu 30 oC. hal ini sesuai dengan kesimpulan sebelumnya dari pengamatan hubungan antara suhu dan densitas. Hasil yang diperoleh sesuai dengan teori bahwa semakin besar konsentrasi larutan maka densitasnya akan semakin besar. Setelah densitas tiap larutan dihitung, selanjutnya viskositas tiap larutan ditentukan. Viskositas akuades pada 25 OC adalah 0,8937 cP. Viskositas larutan gliserol 2 %, 4 %, 6 %, 8 %, 10 % dan X % berturut-turut adalah 0,9516 cP, 0,9998 cP, 1,0925 cP, 1,2088 cP, 1,2495 cP, dan 1,0003 cP pada suhu 32 oC. Nilai viskositas gliserol secara teori dapat dilihat pada tabel berikut:

Pada tabel, tidak tertera secara tepat viskositas gliserol pada suhu yang diperoleh pada saat praktik. Tetapi, apabila diamati pada suhu 30 oC yang mendekati suhu praktik, ditemukan perbedaan yang cukup besar. Hal ini disebabkan kemungkinan karena zat padat yang melekat pada dinding kaca dalam viskometer Ostwald sehingga mempengaruhi waktu alir masing-masing larutan sehingga nilai

viskositas yang diperoleh berbeda dengan teori, namun keismpulan bahwa semakin tinggi konsentrasi, viskositasnya akan semakin besar. Sesuai dengan teori bahwa kecepatan aliran dipengaruhi oleh viskositas (kekentalan) dari cairan. Cairan yang mengalir dengan cepat memiliki viskositas yang rendah, sebaliknya cairan yang mengalir dengan lambat mempunyai viskositas yang besar. Setelah menghitung nilai konsentrasi dari sampel X melalui hubungan konsentrasi dengan viskositas setelah regresi, diperoleh koefisien a dan b dari persamaan garis y = ax + b berdasarkan data konsentrasi dan viskositas yang telah diperoleh dari masing-masing larutan. Nilai a (slope) yang diperoleh adalah 0,0402 dan b (intercept) adalah 0,8590. Selanjutnya, konsentrasi gliserol dapat ditentukan dengan menggunakan nilai viskositas sebagai y dan konsentrasi sebagai x. Konsentrasi gliserol X % adalah 3,5149%.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Kesimpulan percobaan ini yaitu: 1. Viskositas larutan gliserol 2 %, 4 %, 6 %, 8 %, 10 %, dan X % pada suhu 30 oC berturut-turut adalah 0,9516 cP, 0,9998 cP, 1,0925 cP, 1,2088 cP, 1,2495 cP, dan 1,0003 cP. 2. Konsentrasi gliserol X % yang memiliki viskositas sebesar 1,0003 cP berdasarkan grafik hubungan antara konsentrasi dan viskositas gliserol contoh adalah sebesar 3,5149 %.

5.2. Saran Percobaan ini sangat menarik dan telah berlangsung dengan baik karena arahan dari asisten. Sebaiknya kondisi ini lebih ditingkatkan. Sebaiknya sampel disediakan lebih banyak. Alat viskometer Ostwald yang pertama kali digunakan, sepertinya tidak memiliki pipa kapiler sehingga cairan mengalir sangat cepat. Sebaiknya alat yang akan digunakan dicek terlebih dahulu, dan mengganti alat yang sudah tidak layak pakai.

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P., Paula, J. D., 2006, Physical Chemistry Eighth Edition, Oxford University press, New York. Budianto, A., 2008, Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair Dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes, Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta (online), (http://jurnal.sttn-batan.ac.id/wpcontent/uploads/2008/12/12-anwar157-166.pdf., diakses pada tanggal 31 Maret 2011 pukul 21:30 WITA). Dogra, S. K., dan Dogra, S., 1990, Kimia Fisik dan Soal-Soal, UI press, Jakarta. Handayani, N., Buchari, Wahyuningrum, D., dan Zulfikar, M. A., 2010, Sintesis dan Karakterisasi Poli(eter-sulfon) dan Poli(eter-sulfon) ternitrasi sebagai Material Membran untuk Imobilisasi Lipase, Jurnal Kimia Indonesia (online), 5(1) 7-16, (http://www.kimiawan.org/journal/index.php/jki/article/viewFile/31/pdf_28., diakses pada tanggal 31 Maret 2011 pukul 21:25 WITA). Nurhayani., 2008, Skripsi Degradasi Poliblend Poli(Asam Laktat) dengan Poli(Kaprolakton) secara In Vitro, (online), (http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/18626/Nurhayani_G2 008_abstract.pdf?sequence=1., diakses pada tanggal 27 Maret 2011, pukul 11:20 WITA). Petrucci, R, H., dan Suminar., 1987, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Erlangga, Jakarta. Sukardjo, 1989, Kimia Fisika, PT Bina Aksara, Jakarta. Taba, P., Kasim, A. H., Zakir, M., dan Fauziah, S., 2011, Penuntun Praktikum Kimia Fisika, Laboratorium Kimia Fisika Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar.

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 31 Maret 2011 Asisten Praktikan

SUHENDRA ISKANDAR NIM: H311 08 266

SELFI WULLUR NIM: H311 09 007

Lampiran 2 GAMBAR VISKOMETER OSTWALD

Keterangan gambar: Garis pengukur waktu alir berfungsi sebagai penanda jarak tempuh cairan yang disertai dengan pengukuran waktu alir cairan. Pipa kapiler yang terbuat dari kaca berfungsi sebagai wadah cairan yang memiliki ukuran tertentu agar cairan mengalir perlahan. Reservoir sebagai tempat memasukkan cairan ke dalam viskometer, dan sebagai penampung cairan hingga batas tertentu.

Lampiran 1 BAGAN KERJA

1. Pengukuran Densitas Larutan Akuades-

Piknometer yang bersih dan kering disiapkan. Massa piknometer yang kosong ditimbang dengan menggunakan neraca analitik.

-

-

Akuades dimasukkan ke dalam piknometer hingga mencapai garis batas. Piknometer ditutup hingga tidak ada lagi gelembung, lalu dibersihkan dan dikeringkan pada dinding luar piknometer.

-

Selanjutnya, suhu yang ditunjukkan pada tutup piknometer dicatat. Piknometer yang berisi akuades ditimbang kembali. Hasil pengamatan dicatat. Langkah-langkah di atas diulangi dengan mengganti akuades dengan gliserol 2 %, 4 %, 6 %, 8 %, 10 % dan X %.

Data

2. Pengukuran Viskositas Larutan Akuades - Dimasukkan ke dalam viskometer Ostwald. - Cairan dihisap dengan bulb hingga melewati batas atas. - Cairan dibiarkan mengalir melalui batas atas dan bawah pada viskometer. - Stopwatch dijalankan sesaat setelah cairan berimpit dengan batas atas dan dimatikan sesaat setelah berimpit dengan batas bawah viskometer. - Dicatat waktunya. - Langkah di atas diulangi hingga tiga kali. Prosedur diatas diulangi dengan mengganti akuades dengan larutan gliserol 2 %, 4 %, 6 %, 8 %, 10 % dan X %. Data