laporan viskositas
description
Transcript of laporan viskositas
PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II
PERCOBAAN II
PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER DENGAN
VISKOMETER OSTWALD
OLEH
NAMA : MUH. ZULFIKAR TAHIR
NIM : F1F111014
KELOMPOK : I
ASISTEN : HARJUN SANTRI SYAPUTRA S.
LABORATORIUM FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER DENGANVISKOMETER OSTWALD
A. Tujuan
Tujuan dalam percobaan ini adalah untuk menentukan berat molekul
primer dengan menggunakan viskometer ostwald.
B. Tinjauan Pustaka
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau
fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat,
sedangkan lainnya mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti
air, alkohol dan bensin mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang
mengalir lambat seperti gliserin, minyak castor dan madu mempunyai
viskositas besar (Sutiah et al, 2008).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis
cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi (Samdara et al, 2008).
Viskositas dihitung sesuai persamaan Poisulle berikut:
η = π P r4 t8 V I
dimana t adalah waktu yang diperlukan cairan bervolume yang mengalir
melalui pipa kapiler, L adalah panjang dan r adalah jari- jari. Tekanan P
merupakan perbedaan aliran kedua yang pipa viskometer dan besarnya
diasumsikan sebanding dengan berat cairan. Pengukuran viskositas yang tepat
dengan cara itu sulit dicapai. Hal ini disebabkan haga r dan L sukar ditentukan
secara tepat. Kesalahan pengukuran terutama r sangat besa pengaruhnya
karena harga ini dipangkatkan empat. Untuk menghindari kesalahan tersebut
dalam prakteknya digunakan suatu cairan pembanding. Cairan yang paling
sering digunakan adalah air (Sutiah et al, 2008).
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan
viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain:
1. Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir
karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji
dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang
viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut
(Moechtar, 1990).
2. Viskometer Hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip
kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca) melalui
tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola
merupakan fungsi dari harga resiprok sampel (Moechtar, 1990).
3. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari
bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah.
Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan
geseran yang tinggi di sepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan
penurunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkab bagian tengah
zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Moechtar,
1990).
4. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh
motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang
semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Moechtar,
1990).
Polimer alam saat ini menjadi perhatian peneliti untuk dimanfaatkan
sebagai bahan baku berbagai keperluan industri. Kitosan adalah polisakarida
yang banyak terdapat di alam setelah selulosa. Kitosan merupakan suatu
senyawa poli (N-amino-2 deoksi β-D-glukopiranosa) atau glukosamin hasil
deasetilasi kitin/poli (N-asetil-2 amino-2-deoksi β-D-glukopiranosa) yang
diproduksi dalam jumlah besar di alam, yaitu terdapat pada limbah udang dan
kepiting yang cukup banyak terdapat di Indonesia. Pemanfaatan limbah kulit
udang sebagai kitosan selain dapat mengatasi masalah lingkungan juga dapat
menaikan nilai tambah bagi petani udang (Ramadhan et al, 2010).
Polimer pada umumnya meliputi plastik dan bahan-bahan yang bersifat
karet. Banyak diantaranya yang merupakan senyawa organik yang secara
kimia berbasis karbon (C), hidrogen (H), dan unsur-unsur nonmetal lainnya.
Polimer memiliki struktur molekul yang sangat besar, densitas yang rendah,
dan sangat fleksibel (Firdaus, 2012).
Sifat-sifat polimer seperti kekuatan dan viskositas lebih tergantung pada
molekul yang berukuran lebih besar dibanding ukuran molekul yang lebih
kecil. Makin bertambahnya panjang rantai, maka jumlah tempat (sites) yang
berinteraksi di anatara berbagai rantai tersebut juga akan bertambah. Hal ini
menyebabkan sifat kimia, fisika, dan mekanik dari suatu polimer akan
bervariasi. Manfaat dari mengetahui berat molekul polimer antara lain:
Menentukan aplikasi polimer tersebut
Sebagai indikator dalam sintesa dan proses pembuatan produk polimer
Studi kinetika reaksi polimerisasi
Studi ketahanan produk polimer dan efek cuaca terhadap kualitas produk
(Firdaus, 2012).
C. Alat dan Bahan
Alat :
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Filler
- Tabung silinder
- Viskometer Ostwald
- Timbangan Analitik
Bahan :
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
- Larutan asam asetat 1%
- Kitosan 2%, 4%, 6% dan 8%
- Akuades
D. Prosedur Kerja
- dipipet sebanyak 10 ml
- dimasukkan dalam viskometer ostwald
- diisap sampai garis m (garis atas)
- dibiarkan mengalir sampai garis n
- dicatat waktu alirnya
- dilakukan triplo
- dihitungη−¿nya viskositas intrisiknya
Hasil Pengamatan..?
Asam asetat 1% %
%%
- dipipet sebanyak 10 ml
- dimasukkan dalam viskometer ostwald
- diisap sampai garis m (garis atas)
- dibiarkan mengalir samapi garis n
- dicatat waktu alirnya
- dilakukan triplo
- diulangi langkah di atas untuk kitosan
dengan konsentrasi 4%, 6% dan 8%
- dihitung η−¿nya viskositas intrisiknya
- dihitungηrel,ηsps, dan ηred
- diplot hubungan antara C dan ηred
- dihitung (Mv) menggunakan persamaan
Mark Houwink
Hasil Pengamatan..?
Larutan kitosan 2%
E. Hasil Pengamatan
1) Tabel Pengamatan
Sampel konsentrasi kitosan gr/mlwaktu (detik)
t rata-rata ɳ rel ɳ sps ɳ redt1 t2 t3
Cs1 2% 4,11 3,96 3,91 3,993 1,434 0,434 43,4
Cs2 4% 4,32 4,44 4,22 4,326 1,554 0,554 55,4
Cs3 6% 5,06 5,22 5,09 5,123 1,84 0,84 84
Cs4 8% 8,93 8,81 8,81 8,85 3,18 2,18 218
Asam Asetat 10 ml 2,79 2,75 2,81 2,783 - - -
2) Perhitungan
ηr tiap bahan
1. CS1 = t rata−rata
t0
=3,9932,783
=1,434
2. CS2 = t rata−rata
t0
=4,3262,783
=1,554
3. CS3 = t rata−rata
t0
=5,1232,783
=1,84
4. CS4 = t rata−rata
t0
= 8,852,783
=3,180
ηsps tiap bahan
1. CS1 = ηr – 1 = 1,434 – 1 = 0,434
2. CS = ηr – 1 = 2,554 –1 = 0,554
3. CS3 = ηr – 1 = 1,84 –1 = 0,84
4. CS4 = ηr – 1 = 3,18 –1 = 2,18
ηred tiap bahan
1. CS1 = η sps
C=0,434
0,01=43,4
2. CS2 = η sps
C=1,554
0,01=55,4
3. CS3 = η sps
C=0,84
0,01=84
4. CS4 = η sps
C=2,18
0,01=¿218
Kurva hubungan antara konsentrasi pelarut dan ηred
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.090
50
100
150
200
250
f(x) = 2762 x − 37.9R² = 0.787572112307305
Y-Values
Y-ValuesLinear (Y-Values)Linear (Y-Values)
konsentrasi
red
Bobot molekul polimer kitosan
Persamaan garis lurus yang diperoleh yaitu :
Y= 2762x - 37,9 ≈ ηred = [η] + km [η]2 C
[η] = km [Mv]a, dimana η =37,9 ; km = 1,81 x 10-3 ; dan a = 0,93
37,9 = 1,81 x 10-3[Mv]0,93
20,94 x 103 = [Mv]0,93
log 20,94 x 103 = 0,93 log [Mv]
4,65 = log [Mv]
Mv = 44668,36 g/mmol = 44,668 g/mol
F. Pembahasan
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous. Suatu bahan
apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dahulu menjadi viscous
yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan. Viskositas dapat dinyatakan
sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekul-
molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah
mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya
bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi
Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tekanan
temeperatur, ukuran dan berat molekul, serta kehadiran zat lain. Viskositas
cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak
dipengaruhi oleh tekanan. Viskositas akan turun dengan naiknya suhu,
sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair
menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul
cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan
demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur. Selain
irtu, viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran
alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi
seta laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi. Penambahan gula tebu
meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi
menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan
air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak
akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.
Dalam percobaan ini sampel diukur viskositasnya menggunakan
viscometer ostwald. Pada viskometer oswaltd yang diukur adalah waktu yang
diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler
dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Cairan yang
digunakan dalam percobaan ini adalah kitosan yang masing-masing
berkonsentrasi 2%, 4%, 6%, dan 8%. Dan sebagai pelarutnya digunakan
larutan asam asetat. Pada percobaan ini 10 ml masing-masing larutan kitosan
dipipet dan dimasukkan ke dalam viskometer. Cairan kemudian dihisap
menggunakan filler sampai permukaan cairan lebih tinggi dari batas “m” atau
garis atas. Cairan dibiarkan turun karena pengaruh gaya gravitasi hingga
permukaan cairan turun melewati batas “n” atau garis bawah. Waktu yang
dibutuhkan cairan untuk melewati jarak dari m ke n inilah yang digunakan
untuk menentukan viskositas larutan tersebut. Perlakuan ini dilakukan
sebanyak tiga kali (triplo) yang bertujuan untuk mendapatkan keakuratan data
jika dibandingkan dengan perlakuan hanya satu kali.
Pertama-tama yang akan diukur waktu alirnya adalah asam asetat dan
diperoleh waktu rata-ratanya sebesar 2,783 detik. Kemudian dilanjutkan
dengan larutan kitosan dengan berbagai konsentrasi. Diperoleh waktu rata-rata
yaitu kitosan 2% sebesar 3,993 detik, kitosan 4% sebesar 4,326 detik, kitosan
6% sebesar 5,123 detik dan kitosan 8% sebesar 8,85 detik. Dari hasil yang
diperoleh, dapat dilihat bahwa konsentrasi berbanding lurus dengan waktu
yang dibutuhkan larutan untuk mengalir. Artinya semakin tinggi konsentrasi
dari larutan kitosan maka semakin lama pula waktu yang dibutuhkan larutan
kitosan tersebut untuk mengalir. Hal ini disebabkan konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin
banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula.
Dari waktu rata-rata tersebut dapat ditentukan nilai ȵrel dengan membagi
nilai rata-rata kitosan dengan pelarutnya yaitu CH3COOH. Didapatkan
ȵrelmasing-masing kitosan berturut-turut sebesar 1,434; 1,554; 1,84; dan 3,18.
Kemudian ditentukan nilai viskositas spesifik (ȵsps) larutan kitosan yang
dihitung berdasarkan perbandingan antara kecepatan aliran suatu larutan
dengan pelarutnya sehingga didapatkan hasil berturut-turut sebesar 0,434;
0,554; 0,84; dan 2,18. Selanjutnya ditentukan lagi ȵred yang merupakan
perbandingan antara viskositas spesifik dengan konsentrasi larutan. Diperoleh
ȵred untuk masing-masing larutan kitosan yaitu kitosan 2% sebesar 43,4;
kitosan 4% sebesar155,4; kitosan 6% sebesar 84 dan kitosan 8% sebesar 218.
Berat molekul kitosan diukur berdasarkan viskositas instrinsik Larutan
kitosan dibuat dalam variasi konsentrasi 2% sampai 8% dalam pelarut asam
asetat. Data yang diperoleh dipetakan pada grafik ȵsp/C terhadap C.
Viskositas intrinsik adalah titik pada grafik yang menunjukkan nilai C=0.
Berat molekul ditentukan berdasarkan persamaan Mark-Houwink dan hasil
yang didapatkan sebesar 44,668 g/mol.
Kitosan dan turunannya telah banyak dimanfaatkan secara komersial
dalam industri pangan, kosmetik, pertanian, farmasi pengolahan limbah dan
penjernihan air. Dalam bidang pangan, kitosan dapat dimanfaatkan dalam
pengawetan pangan, bahan pengemas, penstabil dan pengental, antioksidan
serta penjernih pada produk minuman. Selain itu, kitosan banyak
diaplikasikan sebagai pangan fungsional karena dapat berfungsi sebagai serat
makanan, penurun kadar kolesterol, antitumor serta prebiotik.
G. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam pecobaan ini adalah untuk
menentukan berat molekul primer digunakan metode viskosimeter ostwald
dan dengan menggunakan persamaan Mark-Houwink maka didapatkan
berat molekul kitosan sebesar 44,668 g/mol.
D A F T A R P U S T A K A
Firdaus, Muhammad Yusuf, 2012, Penentuan Berat Molekul Polimer, http://muhammadyusuffirdaus.wordpress.com.
Moechtar, 1990, Farmasi Fisik, UGM-press, Yogyakarta.
Ramadhan, LOAN., Radiman, CL., Wahyuningrum D., Suendo V., Ahmad, LO., Valiyaveetiil, S., 2010, “Deasetilasi Kitin secara Bertahap dan Pengaruhnya terhadap Derajat Deasetilasi serta Massa molekul Kitosan”, Jurnal Kimia Indonesia. Vol. 5(1) : 17-21.
Samdara, R., Bahri, S., Muqorobin, A., 2008, “Rancangan Bangun Viskometer Dengan Metode Rotasi Berbasis Komputer”, Jurnal Gradien, Vol. 4 (2) : 342-348.
Sutiah.,Firdausi, KS., Budi, ST., 2007, “Studi Kualitas Minyak Goreng Dengan Parameter Viskositas dan Indeks Bias”. Jurnal Berkala Fisika. Vol. 11 (2) : 53-58.