Laporan Ventam Kualitas Udara
-
Upload
astri-muhammad-reza-dfillaking -
Category
Documents
-
view
46 -
download
5
description
Transcript of Laporan Ventam Kualitas Udara
![Page 1: Laporan Ventam Kualitas Udara](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072109/55cf9283550346f57b97057f/html5/thumbnails/1.jpg)
PERCOBAAN MODUL III
Kuantitas Udara
3.1 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah :
Mengetahui konsentrasi gas CO dalam suatu saluran udara sebelum dan sesudah
terjadinya simulasi kebakaran tambang dengan material pembakaran yang berbeda.
Membandingkan hasil pengukuran dengan peraturan yang ada (KEPMEN 555)
3.2 Teori Dasar
3.2.1 Gas Tambang
Gas beracun adalah gas yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti keracunan,
alergi, iritasi mata, infeksi kulit, dll. Contoh : COx , NOx , SOx. Gas berbahaya adalah gas yang memiliki
potensi untuk menimbulkan ledakan. Contoh : CO dan H2S.
3.2.2 Profil Gas Tambang Bawah Tanah
Oksigen (O2)
Persentase normal untuk oksigen dalam udara adalah 21%. Bila kadar oksigen
yang ada dalam udara di lingkungan kerja itu kurang dari 19,5%, maka para pekerja
akan mengalami stress dan bila tetap dipaksakan bekerja di sana akan terjadi
kelelahan yang cepat, karena tenaganya akan terkuras untuk menghirup udara
(oksigen) dan pada akhirnya para pekerja akan menjadi lemas. Penyebab
berkurangnya kadar oksigen dalam udara pada tambang bawah tanah biasanya
adalah: pembakaran (combustion), peledakan (blasting), reaksi oksidasi (oxidation)
bahan organic, diantaranya kayu dan batubara dan juga karena adanya proses
pernafasan manusia yang mengeluarkan karbon dioksida.
Nitrogen (N)
Komposisi udara normal mengandung sebahagian besar nitrogen (N), yakni
lebih kurang 78,09%. Sifatnya tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa dan
lebih ringan dari oksigen serta tidak beracun, tetapi bila kadarnya lebih besar dari
![Page 2: Laporan Ventam Kualitas Udara](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072109/55cf9283550346f57b97057f/html5/thumbnails/2.jpg)
80% dia dapat menyebabkan sesak nafas bagi manusia, karena secara otomatis
kadar oksigen akan berkurang.
Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang berasal dari pembakaran tidak
sempurna dari bahan bakar fossil atau zat organik lainnya. Gas karbon monoksida
tidak berwarna dan tidak berbau, tetapi sangat beracun. Menurut data dari Savety
Executive (Tempo, 29-12-2002), gas terbesar potensinya untuk membuat orang
keracunan akut adalah karbon monoksida.
Karbon Dioksida (CO2)
Manusia dan binatang bernafas dengan menghirup udara yang mengandung
oksigen dan ketika pernafasan keluar dihasilkan gas karbon dioksida (CO2). Gas ini
tidak berwarna dan lebih berat dari udara dan rasanya agak asam. Bila gas ini
terhirup dalam jumlah yang besar akan menimbulkan sesak pernafasan.
Gas Methan (CH4)
Pembentukan gas methan (CH4) sejalan dengan proses pembatubaraan. Selama
proses pembatubaraan itu gas-gas methan terperangkap dan terkumpul dalam
lapisan batubara (coal seam) dan juga dapat terjebak pada batuan sampingnya. Pada
waktu itu terjadi perobahan daya serapnya terhadap oksigen dan sebaliknya terjadi
peningkatan kandungan karbon (lihat table)
Tabel 1.Serapan Oksigen dan Kadar Karbon Batubara
Tipe Batubara Peat Lignit Bituminous AntrasitOksigen (%) 35,3 26,5 10,6 03,0Karbon(%) 57,0 67,0 83,0 93,0
Nitrogen Dioksida (NO2)
Nitrogen dioksida dapat berasal dari gas buang knalpot mesin-mesin tambang,
baik yang berbahan bakar solar ataupun bensin, peledakan gas atau dari bunga api
listrik. Gas nitrogen dioksida bersifat beracun dan cukup berbahaya, berwarna coklat
kemerahan, lebih berat dari udara.
Hidrogen Sulfida (H2S)
Hidrogen sulfida (H2S) dapat terbentuk dari peledakan bijih-bijih sulfida atau
bahan-bahan lapukan. Gas H2S bersifat racun, tidak berwarna, dan mudah terbakar.
![Page 3: Laporan Ventam Kualitas Udara](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072109/55cf9283550346f57b97057f/html5/thumbnails/3.jpg)
Sulfur Dioksida (SO2)
Gas sulfur dioksida (SO2) atau disebut juga gas belerang terbentuk dari proses
peledakanatau pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur (sulfida). Gas
SO2 sangat beracun, tidak berwarna, berbau belerang. Jika terhirup dalam jumlah
yang cukup banyak, dapat menimbulkan sesak nafas dan pusing-pusing atau mual.
3.2.3 Pengaruh Konsentrasi CO
Pengaruh Konsentrasi CO (%) Pada Manusia :
0,02 Sedikit Sakit Kepala0,04-0,05 Terasa Sakit + Telinga Bunyi0,08-0,10 Hilang Kesadaran0,15-0,20 Pingsan> 0,4 Fatal
3.2.4 Threshold Limit Value (TLV)
Seperti yang direkomendasikan oleh American Conference of Governmentally Industrial
Hygients (ACGIH), TLV adalah besaran konsentrasi suatu substansi yang terdapat di udara dengan
kondisi yang dipercaya bila terpapar berulang kali hari ke hari tidak menimbulkan dampak negatif
pada tubuh hampir ke semua pekerja. TLV dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Threshold Limit Value – Time Weighted Average (TLV-TWA)
Konsentrasi rata-rata selama 8 jam waktu kerja dari setiap hari yang bila terpapar
tidak menimbulkan dampak negatif.
b. Threshold Limit Value – Short Term Exposure Limit (TLV-STEL)
Konsentrasi maksimum paparan selama 15 menit tanpa terjadinya iritasi, perubahan
jaringan, atau narcosis.
c. Threshold Limit Value – Ceiling (TLV – C)
Konsentrasi yang tidak boleh dilamoaui bahkan sedetikpun.
3.2.5 KEPMEN 555
(Pasal 370 Standar Ventilasi, ayat 1 & 2)
1) Temperatur udara didalam tambang bawah tanah harus dipertahankan antara 18 derajat
Celcius sampai dengan 24 derajat Celcius dengan kelembaban relatif maksimum 85 persen.
![Page 4: Laporan Ventam Kualitas Udara](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072109/55cf9283550346f57b97057f/html5/thumbnails/4.jpg)
2) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, kondisi ventilasi ditempat
kerja harus:
a. Untuk rata-rata 8 jam
1) Karbon monoksida (CO) volumenya tidak lebih dari 0,005 persen
2) Methan (CH4) volumenya tidak lebih dari 0,25 persen;
3) Hidrogen sulfida(H2S) volumenyatidak lebih dari 0,001 persen dan
4) Oksida nitrat (NO) tidak lebih dari 0,0003 persen.
b. Dalam tenggang waktu 15 menit:
1) CO tidak boleh lebih dari 0,04 persen dan
2) NO tidak boleh lebih dari 0,0005 persen.
3.3 Alat dan Bahan
- Minyak Tanah - Kayu
- Korek Api - Gas Detector (CO Detector)
- Ban dalam (kering)
![Page 5: Laporan Ventam Kualitas Udara](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072109/55cf9283550346f57b97057f/html5/thumbnails/5.jpg)
3.4 Prosedur Percobaan
3.4.1 Pengukuran konsentrasi gas CO dalam suatu saluran udara sebelum dan sesudah terjadinya simulasi kebakaran tambang.
3.4.2 Membandingkan hasil pengukuran dengan peraturan yang ada (KEPMEN 555)
Mengukur konsentrasi gas CO pada saluran udara dalam keadaan
normal
Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan sebagai bahan untuk
simulasi pembakaran
membakar material berupa kayu
Mengukur konsentrasi gas CO hasil pembakaran kayu selama 2 menit
dengan interval setiap 20 detik
Mengulangi kegiatan langkah (3) dan (4) untuk material ban
Membandingkan kondisi sewaktu pembakaran kayu dengan
pembakaran ban
Kumpulkan data dalam bentuk tabel
Bandingkan hasil yang didapat dengan peraturan
yang ada (KEPMEN 555)
Analisis perbandingan tersebut
![Page 6: Laporan Ventam Kualitas Udara](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072109/55cf9283550346f57b97057f/html5/thumbnails/6.jpg)
3.5 Data Percobaan
Tabel Data Percobaan
Interval Waktu (s)Konsentrasi CO (ppm)
Kayu Ban Dalam20 45 7840 65 7660 51 18180 75 247
100 77 227120 55 460
3.5 Analisis Data
Dari hasil percobaan yang dilakukan di dapatkan data seperti yang tertera pada Tabel Data
Percobaan. Dalam tabel tersebut kita dapat melihat secara umum bahwa konsentrasi gas CO
yang dihasilkan oleh pembakaran ban karet lebih besar dibandingkan dengan pembakaran
terhadap kayu. Hal ini dikarenakan pada karet memiliki struktur senyawa kimia yang sangat
kompleks yaitu kandungan kimia Isobutene Isoprene Rubber-IIR*1. Jika dibakar, pembakaran
yang terjadi adalah pembakaran tidak sempurna yang akan menghasilkan konsentrasi gas karbon
monoksida (CO) yang besar, ditandai dengan asap yang sangat hitam, dan gas karbon dioksida
(CO2). Sedangkan pada kayu karena pada pembakaran di awal banyak tergunakan untuk
pembakaran volatile matter yang ada di kayu dan juga kayu memiliki struktur kimia yang tidak
begitu kompleks sehingga tidak menghasilkan suatu konsentrasi gas CO sebanyak pembakaran
ban karet.
Berdasarkan peraturan KEPMEN 555 mengenai konsentrasi gas CO yang terpaparkan (asumsi
kita mengukur konsentrasi dalam tenggang waktu 15 menit karena sewaktu pembakaran terjadi
setelah 2 menit api langsung padam), kita mendapatkan bahwa kadar CO melebihi ketetapan
standar yang ditetapkan KEPMEN yaitu 0,04 persen.
3.6 Daftar Pustaka
Modul Praktikum Ventilasi Tambang, Laboratotium Mekanika dan Peralatan Tambang Institut
Teknologi Bandung 2014
http://teknikpertambangan.wordpress.com/2009/11/27/pengenalan-gas-gas-tambang/ (diakses
pada tanggal 3 November 2014, pukul 15.00 WIB)
![Page 7: Laporan Ventam Kualitas Udara](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072109/55cf9283550346f57b97057f/html5/thumbnails/7.jpg)