Laporan Validitas Dan Reabilitas

32
TUGAS BESAR SPSS PENGARUH SOCIAL SUPPORT DAN PARENTING STYLE TERHADAP TINGKAT AGRESI MAHASISWA DI INDONESIA LAPORAN PRAKTIKUM STATISTIK DISUSUN OLEH : ABD. BASID 201410230311357 KELAS : PSIKOLOGI G/1 FAKULTAS PSIKOLOGI

description

skipsi

Transcript of Laporan Validitas Dan Reabilitas

TUGAS BESAR SPSS

PENGARUH SOCIAL SUPPORT DAN PARENTING STYLE

TERHADAP TINGKAT AGRESI MAHASISWA DI

INDONESIA

LAPORAN

PRAKTIKUM STATISTIK

DISUSUN OLEH :

ABD. BASID

201410230311357

KELAS : PSIKOLOGI G/1

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

TAHUN 2015

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan ini. Penulisan laporan ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas besar

praktikum statistika. Laporan ini bertemakan pengaruh dukungan sosial dan gaya

pengasuhan orang tua terhadap tingkat agresi pada mahasiswa di indonesia yang

akan berdampak pada adaptasi mahasiswa dengan lingkungan sekitarnya.

Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu penyusunan laporan ini. Penulis juga sadar akan ketidaksempurnaan

laporan ini dan mengharapkan kritik serta saran demi perbaikan laporan ini.

Semoga dengan disusunnya laporan ini dapat memberikan manfaat kepada

pembaca nantinya. Akhir kata, penuli ucapkan terima kasih

i

DAFTAR ISI

Cover.................................................................................................................

Kata Pengantar.................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1

C. Maksud dan Tujuan .................................................................................. 2

D. Batasan Masalah........................................................................................ 2

BAB II : DASAR TEORI................................................................................. 3

A. Social Support............................................................................................ 3

B. Parenting Style........................................................................................... 4

C. Tingkat Agresi........................................................................................... 5

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 7

A. Validitas dan Reliabilitas........................................................................... 7

B. Analisis Regresi......................................................................................... 8

BAB IV : PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA..................................... 9

A. Kasus......................................................................................................... 9

B. Uji Validitas dan Reliabilitas..................................................................... 9

C. Uji Analisis Regresi................................................................................... 10

BAB V : PENUTUP......................................................................................... 13

Daftar Pustaka................................................................................................... 14

Lampiran........................................................................................................... 15

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa tidak hanya berfokus pada bidang akademis saja, akan tetapi

juga melihat adaptasi pada lingkungan masyarakat dan pertemanannya. Untuk

dapat diterima dalam lingkungannya, baik mahasiswa maupun masyarakat

memerlukan pandangan positif terhadap dirinya dan merubah hal negatif yang

memiliki kemungkinan untuk merusak hubungannya dengan lingkungannya.

Dalam dunia perguruan tinggi, tingkat agresi sering dijumpai sebagai hal

negatif yang berpengaruh cukup besar terhadap adaptasi di dunia

kemahasiswaan. Ada banyak pendapat yang berbeda tentang faktor yang

mempengaruhi tingkat agresi mahasiswa dalam berinteraksi dengan

lingkungan sosialnya mulai dari dukungan sosial, pengalaman individu,

lingkungan hidup sebelumnya, budaya, ekonomi, sampai gaya pengasuhan

orang tua. Dalam hal ini penulis akan lebih berfokus pada social support dan

parenting style karena menurut penulis hal itulah yang banyak berpengaruh

terhadap tingkat agresi mahasiswa di zaman sekarang ini.

Dari kasus yang telah dipaparkan diatas, penulis akan membahas lebih

lanjut tentang seberapa besar pengaruh social support dan parenting style

terhadap tingkat agresi mahasiswa

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ada dalam laporan praktikum ini yakni :

1. Seberapa besar pengaruh dukungan sosial (social support) dan gaya

pengasuhan (parenting style) terhadap tingkat agresi mahasiswa?

2. Bagaimana cara menganalisis pengaruh dukungan sosial dan gaya

pengasuhan terhadap tingkat agresi mahasiswa?

1

C. Maksud dan Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang ada di atas, maka maksud dan tujuan

dari penulis adalah :

1. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam proses penelitian

2. Untuk membahas lebih dalam tentang social support, parenting style,

dan tingkat agresi

D. Batasan Masalah

Dalam laporan ini, penulis hanya akan membahas tentang

pengaruh social support dan parenting style terhadap tingkat agresi

mahasiswa serta alternatif cara yang bisa dipakai dalam menganalisis

kasus tersebut

2

BAB II

DASAR TEORI

A. Social Support

Pierce (dalam Kail and Cavanaug, 2000) mendefinisikan dukungan

sosial sebagai sumber emosional, informasional atau pendampingan yang

diberikan oleh orang- orang disekitar individu untuk menghadapi setiap

permasalahan dan krisis yang terjadi sehari- hari dalam kehidupan. Diamtteo

(1991) mendefinisikan dukungan sosial sebagai dukungan atau bantuan yang

berasal dari orang lain seperti teman, tetangga, teman kerja dan orang- orang

lainnya.

Gottlieb (dalam Smet, 1994) menyatakan dukungan sosial terdiri dari

informasi atau nasehat verbal maupun non verbal, bantuan nyata, atau

tindakan yang didapatkan karena kehadiran orang lain dan mempunyai

manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihah penerima. Sarafino (2006)

menyatakan bahwa dukungan sosial mengacu pada memberikan kenyamanan

pada orang lain, merawatnya atau menghargainya. Pendapat senada juga

diungkapkan oleh Saroson (dalam Smet, 1994) yang menyatakan bahwa

dukungan sosial adalah adanya transaksi interpersonal yang ditunjukkan

dengan memberikan bantuan pada individu lain, dimana bantuan itu umunya

diperoleh dari orang yang berarti bagi individu yang bersangkutan. Dukungan

sosial dapat berupa pemberian infomasi, bantuan tingkah laku, ataupun materi

yang didapat dari hubungan sosial akrab yang dapat membuat individu merasa

diperhatikan, bernilai, dan dicintai.

Rook (1985, dalam Smet, 1994) mendefinisikan dukungan sosial

sebagai salah satu fungsi pertalian sosial yang menggambarkan tingkat dan

kualitas umum dari hubungan interpersonal yang akan melindungi individu

dari konsekuensi stres. Dukungan sosial yang diterima dapat membuat

individu merasa tenang, diperhatikan, timbul rasa percaya diri dan kompeten.

Tersedianya dukungan sosial akan membuat individu merasa dicintai, dihargai

dan menjadi bagian dari kelompok. Senada dengan pendapat diatas, beberapa

3

ahli Cobb, 1976; Gentry and Kobasa, 1984; Wallston, Alagna and Devellis,

1983; Wills, 1984 : dalam Sarafino, 1998) menyatakan bahwa individu yang

memperoleh dukungan sosial akan meyakini individu dicintai, dirawat,

dihargai, berharga dan merupakan bagian dari lingkungan sosialnya. Menurut

Schwarzer and Leppin, 1990 dalam Smet, 1994; dukungan sosial dapat dilihat

sebagai fakta sosial atas dukungan yang sebenarnya terjadi atau diberikan oleh

orang lain kepada individu (perceived support) dan sebagai kognisi individu

yang mengacu pada persepsi terhadap dukungan yang diterima (received

support).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah

dukungan atau bantuan yang berasal dari orang yang memiliki hubungan

sosial akrab dengan individu yang menerima bantuan. Bentuk dukungan ini

dapat berupa infomasi, tingkah laku tertentu, ataupun materi yang dapat

menjadikan individu yang menerima bantuan merasa disayangi, diperhatikan

dan bernilai. Jika dukungan sosial ini tidak berlangsung dengan baik, maka

efek yang ditimbulkan bisa jadi sebaliknya.

B. Parenting Style

Pola asuh juga dapat diartikan sebagai perlakuan orang tua dalam

rangka memenuhi kebutuhan, memberi perlindungan, dan mendidik anak

dalam kehidupan sehari-hari (Sarwono. 2010).

Pola berarti susunan, model, bentuk, tata cara, gaya dalam melakukan

sesuatu. Sedangkan mengasuh berarti, membina interaksi dan komunikasi

secara penuh perhatian sehingga anak tumbuh dan berkembang menjadi

pribadi yang dewasa serta mampu menciptakan suatu kondisi yang harmonis

dalam lingkungan keluarga dan masyarakat (Krisnawati dalam Ebin, 2005).

Berdasarkan teori Dianna Baumrind (1991) pola asuh orang tua

merupakan cara – cara bagaimana orang tua menanggapi kebutuhan dan

tuntutan anak, cara mereka mendisiplin anak, dan dampak yang diberikan begi

perkembangan anak selanjutnya, yang dibagi menjadi tiga pola pengasuhan

orang tua yaitu :

4

1. Otoriter (authoritarian), merupakan gaya pengasuhan yang bersifat

menghukum dan membatasi

2. Otoritatif (authoritative), merupakan gaya pengasuhan yang

mendorong anak – anak untuk mandiri, namun tetap menetapkan

batasan – batasan dan mengendalikan tindakan anak

3. Permisif (permissive), merupakan gaya pengasuhan yang tidak

berusaha mengontrol anaknya, membiarkan anak – anak untuk

mengatur aktivitasnya sendiri, dan tidak menuntut anak – anak untuk

mematuhi standar aturan yang ditetapkan oleh orang tua

C. Tingkat Agresi

Banyak ahli yang mengemukakan teori tentang agresi. Teori agresi,

menurut para ahli ada yang berpendapat bahwa agresi adalah sebuah perilaku

yang diturunkan (biologis), agresi adalah sebuah perilaku yang di pelajari

(lingkungan) ataupun perilaku agresi karena hasil dari sebuah keputusan

(kognitif). Teori agresi terbagi dalam beberapa kelompok, yaitu:

Teori Bawaan

Teori Naluri, Freud dalam teori Psikoanalisis klasiknya

mengemukakan bahwa agresi adalah satu dari dua naluri dasar manusia.

Naluri agresi atau tanatos ini merupakan pasangan dari naluri seksual atau

eros. Naluri seks berfungsi untuk melanjutkan keturunan sedangkan naluri

agresi berfungsi mempertahankan jenis. Kedua naluri tersebut berada dalam

alam ketidaksadaran, khususnya pada bagian dari kepribadian yang disebut Id

yang pada prinsipnya selalu ingin agar kemauannya dituruti (prinsip

kesenangan atau Pleasure Principle) dan terletak pada bagian lain dari

kepribadian yang dinamakan Super Ego yang mewakili norma-norma yang

ada dalam masyarakat dan Ego yang berhadapan dengan kenyataan.

Teori Biologi, teori biologi ini menjelaskan perilaku agresi, baik dari

proses faal maupun teori genetika (illmu keturunan). Proses faal adalah proses

tertentu yang terjadi otak dan susunan saraf pusat. Menurut tim American

Psychological Association (1993), kenakalan remaja lebih banyak terdapat

5

pada remaja pria, karena jumlah testosteron meningkat sejak usia 25 tahun.

Produksi testosteron yang lebih besar ditemukan pada remaja dan dewasa

yang nakal, terlibat kejahatan, peminum, dan penyalah guna obat dibanding

pada remaja dan dewasa biasa.

Teori Lingkungan

Teori Frustrasi-Agresi Klasik, yaitu agresi dipicu oleh frustrasi.

Frustrasi artinya adalah hambatan terhadap pencapaian suatu tujuan.

Berdasarkan teori tersebut, agresi merupakan pelampiasan dari perasaan

frustrasi.

Teori Frustrasi-Agresi Baru, yaitu frustrasi menimbulkan kemarahan

dan emosi, kondisi marah tersebut memicu agresi. Marah timbul jika sumber

frustrasi dinilai mempunyai alternatif perilaku lain daripada yang

menimbulkan frustrasi itu.

Teori Belajar Sosial, yaitu lebih memperhatikan faktor tarikan dari

luar. Bandura menekankan kenyataan bahwa perilaku agresi, perbuatan yang

berbahaya, perbuatan yang tidak pasti dapat dikatakan sebagai hasil bentuk

dari pelajaran perilaku sosial. Bandura menerangkan agresi dapat dipelajari

dan terbentuk pada individu- individu hanya dengan meniru atau mencontoh

agresi yang dilakukan oleh orang lain atau model yang diamatinya, walaupun

hanya sepintas dan tanpa penguatan.

Teori Kognitif

Teori kognitif ini memusatkan proses yang terjadi pada kesadaran

dalam membuat penggolongan (kategorisasi), pemberian sifat-sifat (atribusi),

penilaian, dan pembuatan keputusan.

6

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Validitas dan Reabilitas

Salah satu instrumen yang sering dipakai dalam penelitian ilmiah adalah

angket, yang bertujuan untuk mengetahui pendapat seseorang mengenai suatu hal,

seperti sikap konsumen terhadap sebuah Jamu Tradisional, Pelayanan sebuah

Bank, pendapat tentang kerusakan lingkungan dan sebagainya. Sebuah angket bisa

disusun dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat, atau pertanyaan yang

bersifat tertutup. Salah satu skala yang sering dipakai dalam penyusunan angket

adalah skala Likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat jawaban yang merupakan

skala ordinal. Penyusunan skala likert semula adalah: 1=Sangat Setuju (SS);

2=Setuju (S); 3=Ragu-ragu (R); 4=Tidak Setuju (TS); 5=Sangat Tidak Setuju

(STS)

dikatakan jenis ordinal, karena pernyataan Sangat Setuju mempunyai

tingkat yang “lebih tinggi” dari Setuju “lebih tinggi” dari Ragu-ragu. Demikian

seterusnya skala bersifat urutan dan tidak bisa dikatakan setara. Namun demikian,

juga tidak bisa dikatakan bahwa 2 + 2 =4, atau “Setuju” + “Setuju” malah menjadi

“Tidak Setuju”!

Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah angket, yaitu keharusan

sebuah angket untuk Valid dan Reliabel. Suatu angket dikatakan valid (sah) jika

pertanyaan pada suatu angket mampu untuk mengungkapkan yang akan diukur

oleh angket tersebut. Seperti jika akan diukur kepuasan kerja seorang karyawan,

maka jika pada karyawan tersebut diberikan serangkaian pertanyaan, maka

pertanyaan tersebut harus bisa secara tepat mengungkapkan tingkat kepuasan

kerjanya.. Perbandingan yang praktis adalah: timbangan beras tentu tidak bisa

(tidak valid )untuk menimbang emas, karena selisih 1 gram pada emas akan

sangat berarti, sedangkan selisih beberapa gram akan diabaikan pada beras. Jadi

timbangan emas valid untuk menimbang emas, dan timbangan beras valid untuk

menimbang beras.

7

Sedangkan suatu angket dikatakan Reliabel (andal) jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jadi jika

seseorang menjawab ‘tidak suka’ terhadap prilaku korupsi para pejabat, maka iya

seharusnya tetap konsisten pada jawaban semula, yaitu membenci perilaku

korupsi. Jika demikian hal itu dikatakan reliabel, dan jika tidak dikatakan tidak

reliabel.

Pengukuran reliabilitas pada dasarnya bisa dilakukan dengan dua cara :

• One Shot atau diukur sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali dan

kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil pertanyaan lain.

• Repeated Measure atau ukur, ulang. Di sini seseorang akan disodori

pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda (sebulan lagi, lalu dua bulan

lagi dan seterusnya), dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan

jawabannya.

B. Analisis Regresi

Analisis Regresi dapat digunakan untuk menemukan persamaan regresi yang

menunjukkan hubungan antara variabel dependen (variabel respon) dengan satu

atau beberapa variabel independen (variabel prediktor ). Jika variabel dependen

dihubungkan dengan satu variabel independen saja, maka variabel regresi yang

dihasilkan adalah regresi linier sederhana, dan jika variabel independennya lebih

dari satu maka yang dihasilkan adalah persamaan regresi linier berganda (multiple

linier regression). Nilai koefisien regresi yang dihasilkan harus diuji secara

statistik signifikan atau tidak. Apabila semua koefisien signifikan, persamaan

regresi yang dihasilkan dapat digunakan untuk memprediksi nilai variabel

dependen jika nilai variabel independen ditentukan.

Sebesar berapa pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel

dependen dapat diukur dengan besarnya nilai koefisien determinasi (R²). Semakin

besar nilai koefisien determinasi semakin besar pula pengaruh variabel

independen terhadap variasi variabel dependen. Harga koefisien determinasi akan

berharga 1 jika seluruh observasi jatuh pada garis regresi, dan akan berharga 0

8

jika tidak ada hubungan linear antara variabel dependen dengan variabel

independen.

9

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

A. Kasus

Seorang psikolog ingin mengetahui apakah social support dan parenting

styke dapat mempengaruhi tingkat agresi mahasiswa di indonesia.

Untuk mengetahui kebenaran diatas, psikolog melakukan pengambilan data

dengan cara menyebarkan angket dengan skala social support dan parenting styke

pada 100 subjek untuk mengetahui tingkat agresi mahasiswa di indoensia.

B. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Analisis Validitas

Hipotesis :

H0 : Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor (item valid)

H1 : Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor (item

tidak valid)

Pengambilan Keputusan :

Berdasarkan Rhitung dan Rtabel

Syarat :

Ho diterima : jika Rhitung positif dan Rhitung > Rtabel

Ho ditolak : jika Rhitung negative dan Rhitung < Rtabel

Setelah menghitung Rtabel di dapatkan nilai Rtabel 0.20. Karena semua

Rhitung > Rtabel, maka semua item valid. Karena semua item sudah

valid maka proses selanjutnya adalah mencari apakah reliable atau tidak.

2. Analisis Reliabel

Hipotesis :

H0 : Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor (item reliabel)

H1 : Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor (item

tidak reliabel)

10

Pengambilan Keputusan :

Berdasarkan Ralpha dan Rtabel

Syarat :

Ho diterima : jika Ralpha positif dan Ralpha > 0.6

Ho ditolak : jika Ralpha negative dan Ralpha < 0.6

Kesimpulan : Nilai Ralpha didapat dari cronbach’s alpha pada table

reliability statistic adalah 0.845 > 0.6 maka H0 diterima berarti item

reliabel.

C. Uji Analisis Regresi

1. Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi : 0.689

Kesimpulan : R square = 0.689, hal ini berarti 68,9% variable dependent

tingkat agresi dijelaskan oleh variable independent social support dan

parenting style.

2. Uji Anova

Hipotesis :

H0 : tidak ada pengaruh antara social support dan parenting style

terhadap tingkat agresi

H1 : ada pengaruh antara social support dan parenting style terhadap

tingkat agresi

Pengambilan keputusan :

Berdasarkan nilai probabilitas

Syarat :

Ho diterima : jika nilai probabilitas > 0,05

Ho ditolak : jika nilai probabilitas < 0,05

Diketahui nilai probabilitas pada table anova : 0,000

Kesimpulan : Dari uji ANOVA didapatkan Fhitung = 43,743 dengan

tingkat signifikasi 0,000 karena probabilitas < 0,05 maka model regresi

bisa digunakan untuk tingkat agresi

11

3. Uji Statistik T

Hipotesis :

H0 : Koefisien regresi tidak berpengaruh signifikansi terhadap

variable Y

H1 : Koefisien regresi berpengaruh signifikasn terhadap variable Y

Pengambilan Keputusan :

Berdasarkan nilai probabilitas

Syarat :

H0 diterima : Jika nilai probabilitas > 0,05

H0 ditolak : Jika nilai probabilitas < 0,05

Diketahui nilai probabilitas pada table Coefficient :

Probabilitas X1 : 0,000

Kesimpulan : Karena nilai probabilitas 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak

berarti koefisien regresi tidak berpengaruh signifikan terhadap Y

Probabilitas X2 : 0,007

Kesimpulan : karena nilai probabilitas 0,007 < 0,05 maka H0 ditolak

berarti koefisien regresi tidak berpengaruh signifikan terhadap Y

Persamaan Regresi

Pada kasus diatas menggunakan regresi linear berganda. Pada output

table Coefficient hasil perhitungan dapat dibuat persamaan regresi :

Y=10,584+0,442 X1+0,282 X2

Dimana :

Y = Tingkat Agresi

X1 = Social Support

X2 = Parenting Style

12

Dari persamaan tersebut menunjukkan bahwa :

Koefisien regresiX1 sebesar 0,442 menyatakan bahwa setiap

penambahan 1 tingkat Social Support akan meningkatkan tingkat

Tingkat Agresi sebesar 10,584

Koefisien regresi X2sebesar 0,282 menyatakan bahwa setiap

penambahan 1 tingkat Parenting Style akan meningkatkan tingkat

tingkat Tingkat Agresi sebesar 10,584

Konstanta sebesar 10,584 menyatakan bahwa jika variable bebas

tingkat Social Support dan tingkat Parenting Style tidak ada maka

Tingkat Agresi adalah konstan 10,584

13

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam pengujian validitas,

reabilitas, dan analisis regresi. Setelah melakukan banyak cara supaya item yang

dihasilkan valid dan mengemukakan beberapa teori yang mendukung bahwa

variabel independent social support dan parenting style akan mempengaruhi

variabel dependent tingkat agresi. Akhirnya peneliti mendapat kesimpulan dari

hasil analisis yang dilakukan dalam SPSS bahwa social support dan parenting

style tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat agresi mahasiswa di indonesia.

14

LAMPIRAN

16

17

18

19

20

21