Laporan Tutorial Skenario 17 Ikhwan SIAP DIKIRIM

18
Laporan Tutorial Skenario 17 Ikhwan PENATALAKSANAAN KASUS BANK SPERMA SEORANG DOKTER MUSLIM YANG SESUAI DENGAN ASPEK ISLAM, HUKUM, DAN KODEKI KELOMPOK 7 IKHWAN: Fariz Edi Wibowo G0010078 Ihsan Marsaid G0010098 Muhammad Alfian G0010126 Rio Nanda Pratama G0010162 Triono Agung Sakti G0010190 Pembimbing: Angga Dwi Prasetyo G0009014 Luqma Prinata Widiantara G0009122

description

A

Transcript of Laporan Tutorial Skenario 17 Ikhwan SIAP DIKIRIM

Page 1: Laporan Tutorial Skenario 17 Ikhwan SIAP DIKIRIM

Laporan Tutorial Skenario 17 Ikhwan

PENATALAKSANAAN KASUS BANK SPERMA

SEORANG DOKTER MUSLIM YANG SESUAI DENGAN

ASPEK ISLAM, HUKUM, DAN KODEKI

KELOMPOK 7 IKHWAN:

Fariz Edi Wibowo G0010078

Ihsan Marsaid G0010098

Muhammad Alfian G0010126

Rio Nanda Pratama G0010162

Triono Agung Sakti G0010190

Pembimbing:

Angga Dwi Prasetyo G0009014

Luqma Prinata Widiantara G0009122

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI PENDIDKAN DOKTER

010

Page 2: Laporan Tutorial Skenario 17 Ikhwan SIAP DIKIRIM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keturunan atau anak adalah suatu yang sangat diidam-idamkan dalam

perkawinan, perkawinan tanpa adanya seorang buah hati seakan-akan tidak ada

artinya karena salah satu dari tujuan perkawinan adalah memperoleh keturunan.

Oleh karena itu, ada beberapa alternatif-alternatif lain untuk mendapatkan

anak. Salah satunya adalah bank sperma. Padahal, bank sperma dari segi islam dan

hukum dilarang (haram) walaupun, dari segi kodeki (ilmu kedokteran) boleh.

Sebagai seorang dokter muslim, tentunya kita diharapkan dapat mengambil

tindakan yang sesuai dengan syariat islam (Al-Qur’an dan Al Hadits).

Dalam skenario 17 ikhwan, anda adalah seorang dokter spesialis obsgyn.

Suatu hari, sepasang suami istri datang ke rumah praktik anda. Sang pria mengaku

berusia 37 tahun, sedangkan yang wanita berusia 34 tahun. Mereka mengatakan

telah menikah selama +_ 15 tahun, tetapi sampai saat ini belum dikaruniai

momongan, padahal mereka sangat menginginkannya. Mereka kebetulan adalah

keluarga yang cukup mapan, dan meminta anda untuk melakukan tes kesuburan.

Dan setelah dites, ternyata penyebabnya ada pada sang suami. Ia mandul. Lalu

anda menjelaskan alternatif-alternatif agar mereka bisa punya anak. Kemudian

mereka tertarik dengan salah satu alternatif, yaitu bank sperma.

Dari skenario ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui penatalaksanaan

pelayanan medik yang sesuai dengan aspek islam, kodeki (ilmu kedokteran), dan

Page 3: Laporan Tutorial Skenario 17 Ikhwan SIAP DIKIRIM

hukum. Dan diharapkan mampu bertindak sebagai dokter muslim yang dapat

memutuskan perkara sesuai dengan syariat islam (Al-Qur’an dan Al-Hadits).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pandangan semua kasus diatas menurut Al-Qur’an ?

2. Bagaimana pandangan semua kasus diatas menurut Al-Hadits ?

3. Bagaimana pandangan semua kasus diatas menurut ilmu kedokteran ?

4. Tindakan apa yang akan anda lakukan, jika anda sebagai dokter yang

memutuskan perkara di atas ?

5. Bagaimana bank sperma dipandang dari segi islam, kodeki (ilmu

kedokteran), dan hukum ?

6. Apakah pengertian bank sperma dan bagaimanakah cara mendapatkan

sperma untuk didonorkan ke bank sperma dan cara kerja bank sperma

tersebut ?

7. Bagaimanakah alternatif-alternatif lain untuk mendapatkan anak selain

bank sperma ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pandangan bank sperma dari segi islam, kodeki (ilmu

kedokteran), dan hukum.

2. Mengetahui apa itu bank sperma, cara mendapatkannya (mendonorkan

spermanya), dan cara kerjanya.

3. Mengetahui alternatif-alternatif lain untuk mendapatkan anak selain bank

sperma.

4. Mengetahui tindakan seorang dokter muslim yang seharusnya diambil

dalam memutuskan perkara bank sperma.

Page 4: Laporan Tutorial Skenario 17 Ikhwan SIAP DIKIRIM

D. Manfaat

1. Dapat memberikan pelayanan medik yang sesuai dengan aspek islam,

kodeki (ilmu kedokteran), dan hukum.

2. Mampu menjadi dokter muslim yang dapat memutuskan perkara sesuai

dengan syariat islam (Al-Qur’an dan Al-Hadits).

Page 5: Laporan Tutorial Skenario 17 Ikhwan SIAP DIKIRIM

BAB II

ISI

A. STUDI PUSTAKA

Bank sperma adalah pengambilan sperma dari pendonor sperma yang bukan pasangannya lalu di bekukan dan disimpan ke dalam larutan nitrogen cair untuk mempertahankan fertilitas sperma yang kemudian akan dijual untuk kepentingan reproduksi.

Dari aspek hukum di Indonesia, bank sperma dilarang berdasarkan :

UU no.23 tahun 1992 pasal 16 :

1. Kehamilan diluar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk membantu suami istri mendapat keturunan.

2. Upaya kehamilan di luar cara alami sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan sebagai berikut :

hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutanditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal.

dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenanganuntuk itu.

pada sarana kesehatan tertentu.3. Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan di luar cara

alami sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Permenkes / 73 / 1992Dari kedua sumber hukum tersebut menyatakan bahwa bank sperma dilarang.

Page 6: Laporan Tutorial Skenario 17 Ikhwan SIAP DIKIRIM

Dari aspek agama, bank sperma diharamkan berdasarkan :

Fatwa MUI

1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang sah hukumnya mubah (boleh), sebab hal ini termasuk ikhtiar berdasarkan kaidah-kaidah agama.

2. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain (misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram beraasarkan kaidah Sadd az-zari'ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).

3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari'ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.

4. Bayi tabung yang sperma dan ovum yang diambil dari selain pasangan suami isteri yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan berdasarkan kaidah Sadd az-zari'ah, yaitu untuk menghindarkan terjadinya perbuatan zina sesungguhnya.

Fatwa NU

1. Pertama, apabila mani yang ditabung dan dimasukan ke dalam rahim wanita tersebut ternyata bukan mani suami-istri yang sah, maka bayi tabung hukumnya haram.

2. Kedua, apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara mengeluarkannya tidak muhtaram, maka hukumnya juga haram.

3. Ketiga, apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri dan cara mengeluarkannya termasuk muhtaram, serta dimasukan ke dalam rahim istri sendiri, maka hukum bayi tabung menjadi mubah (boleh).

Ayat-ayat dan Hadist-hadist lain yang menjadi landasan dikeluarkannya fatwa adalah :

Landasan Hukumnya: Hadits: غيره زرع ماؤه يسقي االخران واليوم بالله المريؤمن اليحل Tidak halal (diharamkan)bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian menumpahkan air (sperma)-nya ditempat persemaian (rahim) wanita lain. (Hadits riwayat Abu Daud, Turmudji dan di angggap sahih oleh Ibn Hibban, tapi dianggap Hasan oleh al-Bazzar)

Page 7: Laporan Tutorial Skenario 17 Ikhwan SIAP DIKIRIM

Q.S. Al Hujuraat : 13 :

Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Q.S Al Qiyaamah : 39:

Lalu allah menjadikan dari padanya sepasang : laki-laki dan perempuan.

Q.S. At-Tin Ayat 4 :

Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .

Dari segi kodeki bank sperma juga tidak diperbolehkan berdasarkan :

Penjelasan khusus yang terkait dengan "Letting Die Naturally Dan Minimal Treatment Versus Euthanasia". (Oleh: Dr. Iman Hilman,. Sp.Rad, MPH).

Pasal 7d yang mengharuskan dokter untuk "senantiasa melindungi hidup makhluk insani", bersumber dari "Sumpah Dokter" (yang berlaku sampai saat ini, yaltu hasil penyempurnaan Rakennas MKEK-MP2A tahun 1993, khususnya lafal sumpah yang ke-6, 7 dan 8, ialah:

6. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan dokter saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam.

7. Saya akan menghormati setiap hidup insani muai dan saat pembuahan.

8. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien.

Dalam mengamalkan kewajiban "melindungi hidup makhluk insani" ini seorang dokter harus senantiasa mengingat hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa hidup mati seseorang adalah merupakan kekuasaan Tuhan, dan bahwa pada hakekatnya manusia dalam menghadapi permasalahan hidup dan mati ini haRus berpedoman pada agama yang dianutnya masing-masing.

2. Bahwa betapapun majunya dan tingginya ilmu dan teknologi (iptek) kedokteran yang telah kita capai namun semua ini memiliki keterbatasan, hingga pada batas tertentu seorang dokter harus mengakui bahwa dia tidak lagi akan dapat berbuat sesuatu kecuali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Page 8: Laporan Tutorial Skenario 17 Ikhwan SIAP DIKIRIM

3. Bahwa perkembangan dan kemajuan IPTEK khususnya di bidang kedokteran, di samping telah membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia, di pihak lain telah membawa persoalan baru yang terutama sangat erat kaitannya dengan permasalahan moral, diantaranya telah membuat kaburnya batas-batas antara hidup dan mati, dan bahwa tugas dokter dalam melakukan intervensi medik terhadap pasiennya bukan hanya sekedar bertujuan untuk "mempertahankan hidup dan memperpanjang usia" tetapi juga harus mempertimbangk.an "kwalitas hidup", yaltu "hidup yang bagaimana" yang harus kita pertahankan itu.

4. Bahwa nilai-nilai moral dan agama lebih merupakan pedoman bagi seorang dokter dalam bersikap dan bertindak sesuai kebenaran yang diyakininya, dan yang harus dipertanggug jawabkan kepada hati nuraninya sendiri dan Tuhan yang sesuai dengan keyakinannya masing-rnasing, sehingga lebih bersifat subyektif. Sementara yang lebih obyektif ialah sumber hukum berupa perundang-undangan mengatur permasalahan "hidup mati" seseorang, khususnya yang berkaitan dengan saat-saat kritis dalam rangkalan pengembangan di masa mendatang. Demikian pula bahwa Kode Etik Kedokteran sering tidak berdaya lagi dalam menghadapi isu-isu baru sebagal akibat perubahan yang cepat dan drastis dari iptek kedokteran

Page 9: Laporan Tutorial Skenario 17 Ikhwan SIAP DIKIRIM

B. PEMBAHASAN

Bank Sperma merupakan salah satu dari beberapa alernatif bagi pasangan suami istri yang belum mampu untuk bereproduksi. Metode Bank Sperma sendiri adalah mengumpulkan sperma dari laki-laki yang sehat, kemudian membekukannya, dan menjual untuk keperluan reproduksi bagi wanita yang ingin hamil namun mempunyai masalah gangguan seksual atau emang tidak punya partner laki-laki. Sehingga tujuan utama adanya Bank Sperma adalah untuk membantu pasangan suami istri yang tidak mampu menghasilkan keturunan agar mampu mempunyai keturunan. Meskipun pada prakteknya, banyak yang menggunakan bank sperma dengan harapan mempunyai anak yang berkualitas.

Berdasarkan pandangan dari aspek agama islam, pemaanfaatan metode Bank Sperma ini diharamkan dan tak ada pengecualian untuk dilakukanya metode ini bagi umat muslim. Kondisi seperti ini semakin kuat dengan adanya fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh ulama-ulama di seluruh penjuru dunai mengenai bank sperma. Di Indonesia sendiri ada MUI, NU, dan Muhammadiyah telah mengeluarkan fatwa mengenai bank sperma, dan semuanya menyatakan bahwa bank sperma itu haram bagi umat islam.

Dalam memutuskan fatwa bank sperma, tentunya pihak-pihak tersebut berpegang pada Al Qur’an serta hadist-hadist. Selain itu juga mempertimbangkan pendapat ulama-ulama lain yang sudah diakui oleh dunia islam.

Dipandang dari segi etika, Kode Etik Kedokteran Indonesia sendiri tidak mengatur secara terperinci mengenai bank sperma. Namun ada beberapa pasal yang menyerempet bank sperma, contohnya seperti pasal 7d. Dan penjelasan dari pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa dokter tetap berpegang pada kepercayaan yang dianutnya ketika menghadapi permasalahan yang masih ada keragu-raguan di dalamnya seperti bank sperma dan eutanashia.

Ketika kita beralih ke dalam aspek hukum, di Indonesia bank sperma jelas-jelas dilarang. Pada pasal 16 UU no 23 tahun 1992, disebutkan bahwa inseminasi buatan yang diperbolehkan adalah sel sperma dan ovum berasal dari pasangan suami istri yang sah. Dan kemudian ditanam di rahim istri yang disebut tadi.

Dari ketiga aspek diatas, yaitu agama, kode etik, dan hukum secara jelas menyatakan bahwa bank sperma dilarang. Bahkan diharamkan dari segi agama, karena inseminasi buatan dari sperma dan atau ovum yang berasal bukan dari pasangannya termasuk zina.

Page 10: Laporan Tutorial Skenario 17 Ikhwan SIAP DIKIRIM

Sebagai seorang dokter yang muslim, kita tentunya harus bisa mengambil tindakan yang sesuai dengan ajaran agama islam. Bank sperma diharamkan oleh agama, jadi seharusnya kita jangan melakukan alternatif bank sperma untuk menolong pasangan suami istri yang belum memiliki keturunan.

Page 11: Laporan Tutorial Skenario 17 Ikhwan SIAP DIKIRIM

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam skenario ini, ada beberapa pertanyaan tentang bank sperma. Setelah

melalui diskusi tutorial dan setelah melalui proses seven jumps, penulis

mendapat beberapa kesimpulan, yaitu:

Berdasarkan Al-Qur’an, bank sperma adalah haram hukumnya karena

dalam melakukan inseminasi buatan, sperma yang dipakai bukan sperma

yang berasal dari suami yang sah.

Berdasarkan Al-Hadits, bank sperma adalah haram hukumanya karena Al-

Hadits dan Al-Qur’an adalah suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Dan untuk penjelasannya sama dengan yang di atas.

Berdasarkan ilmu kedokteran, bank sperma adalah boleh dilakukan karena

merupakan salah satu alternatif cara bagi mereka yang tidak bisa

memperoleh keturunan atau ingin memperbaiki keturunan. Dan juga telah

terbukti bisa dilakukan dan berhasil.

Jika saya sebagai dokter, dalam hal ini adalah dokter muslim, saya tidak

akan memberikan alternatif pilihan bank sperma karena bertentangan

dengan agama, etika, hukum, dan moral.

2. Berdasarkan bukti-bukti yang relevan, didapatkan beberapa hasil

rangkuman, yaitu:

Bank sperma tidak bisa dilakukan karena:

a. Al-Qur’an mengharamkan.

b. Al-Hadits mengharamkan.

c. Hukum Indonesia melarang.

d. Sebagai dokter muslim kita harus berpegang teguh pada agama,

hukum, etika, dan moral.

Page 12: Laporan Tutorial Skenario 17 Ikhwan SIAP DIKIRIM

B. Saran

Berdasarkan studi pustaka dan pembahasan di atas, beberapa hal yang harus

diperhatikan adalah :

Sebagai seorang dokter muslim yang patuh akan aturan agama, hukum, etika,

moral, dan berpegang teguh pada kedisiplinan seorang dokter, kita harus

selalu menegakan aturan-aturan yang berlaku.

Sebagai seorang dokter muslim yang baik, kita harus selalu memberikan

alternatif-alternatif yang tidak bertentangan dengan agama, hukum, etika, dan

moral.

Sebagai seorang dokter muslim yang baik, kita seharusnya dapat memberikan

pelayanan medik yang sesuai dengan aspek islam, kodeki (ilmu kedokteran),

dan hukum.

Sebagai seorang dokter muslim yang baik, kita seharusnya memutuskan

perkara sesuai dengan syariat islam (Al-Qur’an dan Al-Hadits).

Page 13: Laporan Tutorial Skenario 17 Ikhwan SIAP DIKIRIM

DAFTAR PUSTAKA

Anshory, Makmum. 2008. Bank Sperma Menurut Hukum Islam. http://makmum-

anshory.blogspot.com/2008/10/hukum-bank-sperma-menurut-hukum-

islam.html. (14 Oktober 2010)

Hilman, Iman.2010. Letting Die Naturally and Minimal Treatment Versus Euthanasia.

Muslimstory. 2009. Hukum Bank Sperma dan Pendapat Para Ulama.

http://muslimstory.wordpress.com/2009/02/25/hukum-bank-sperma-dan-

pendapat-para-ulama/. (14 Oktober 2010).