Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)
-
Upload
sakti-wibawa -
Category
Documents
-
view
78 -
download
3
description
Transcript of Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)
BAB I
PENDAHULUAN
Skenario I. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi
Arman adalah mahasiswa baru di fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember. Sebagai seorang mahasiswa baru, Arman merasa kesulitan menyesuaikan
cara belajarnya dengan strategi belajar Problem-Based Learning yang diterapkan
di Fakultas Kedokteran Gigi. Selama ini Arman terbiasa belajar dengan metode
menghafal, tetapi dengan tuntutan baru sekarang harus bisa berpikir kritis
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan menerapkan cara-cara pemecahan
masalah yang efektif. Hal lain yang harus ia kuasai adalah keterampilan teknologi
informasi untuk penelusuran sumber belajar. Ini cukup sulit baginya. Ia memang
sering mencari artikel melalui internet, tetapi ternyata ia kesulitan membedakan
mana artikel yang sahih digunakan sebagai rujukan ilmiah mana yang tidak. Saat
ini ia mendapat tugas membuat makalah. Ia ingin mendapat nilai baik pada tugas
tersebut namun tidak tahu harus berbuat apa supaya makalahnya memenuhi
kaidah ilmiah yang ditetapkan.
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini kita mengenal dua konsep pembelajaran. Pertama, adalah TCL
( Teacher Center Learning ) yang difokuskan pada transfer of knowledge. Kedua
adalah (Student Center Learning) yang difokuskan pada active learning. Pada
makalah ini, kami akan menjelaskan lebih dalam tentang konsep pembelajaran
SCL yang menitik beratkan pada strategi pembelajaran PBL.
Problem Bassed Learning Problem based Learning (PBL) adalah metode
pembelajaran yang mendorong mahasiswa untuk mengenal cara belajar dan
bekerja sama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di
dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan
mahasiswa sebelum mulai mempelajari sesuatu obyek. PBL menyiapkan
1
mahasiswa untuk berfikir secara kritis dan analitis, serta mampu mendapat dan
menggunakan sumber – sumber pembelajaran secara tepat. Tetapi dalam
pelaksanaannya, masih banyak kendala yang bermunculan. Pertama, banyak
mahasiswa baru yang kesulitan untuk beradaptasi dengan strategi PBL karena
kebiasaan belajar secara konvensional ketika di SMA. Kemudian kurangnya
keterampilan pada lingkungan virtual, yaitu dalam penerapan teknologi informasi.
Kebanyakan mahasiswa masih kesulitan dalam mencari referensi atau sumber
rujukan yang sahih ataupun yang sesuai dengan kaidah ilmiah.
Makalah ini akan membahas tentang PBL beserta pemecahan masalah
pada kendala – kendala yang ada.
2
Step 1 ( Identifikasi Kata Sulit )
1. Strategi : Cara yang disusun untuk mencapai target yang
diterapkan.
2. Problem-Based Learning : Metode pembelajaran dengan ciri adanya
pemecahan permasalahan sehingga kita bisa berpikir kritis, trampil memecahkan
masalah sehingga memperoleh pengetahuan yang luas.
3. Metode menghafal : Metode belajar dengan cara melafalkan atau membaca
secara berulang-ulang sehingga mampu dilafalkan diluar kepala.
4. Berpikir kritis : Cara berpikir atau merespon suatu masalah (Out of the Box).
5. Efektif : Suatu cara untuk mencapai tujuan yang maksimal.
6. Keterampilan : Kemampuan untuk mengeluarkan atau menuangkan pikiran,
ide, gagasan terhadap suatu hal sehingga lebih bernilai.
7. Teknologi Informasi : Peralatan elektronik terutama komputer untuk
mengolah, menyimpan baik gambar ataupun tulisan.
8. Artikel : Karangan dalam media massa (majalah, dan lain-lain) yang
membahas suatu masalah yang luas atau utuh.
9. Sahih : Benar, sah, dan terpercaya.
10. Rujukan Ilmiah : Sumber yang digunakan untuk keterangan lebih lanjut.
11. Makalah : Karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu dalam ruang
lingkup ilmu pengetahuan.
12. Kaidah Ilmiah : Pedoman untuk menyusun karya ilmiah secara sistematis,
rasional, dan terkontrol.
3
Step 2 (Rumusan Masalah)
1. Mengapa PBL lebih cocok diterapkan di FKG dari pada metode menghafal ?
2. Bagaimana ciri-ciri berfikir kritis ?
3. Mengapa PBL berhubungan dengan berpikir kritis ?
4. Bagaiman cara menyusun strategi belajar metode PBL ?
5. Bagaimana cara memecahkan masalah yang efektif ?
6. Bagaimana cara mahasiswa menguasai TI untuk menelusuri sumber belajar ?
7. Apa saja yang dapat menunjang pembelajaran mahasiswa selain ?
8. Bagaimana berhubungan TI dengan PBL ?
9. Bagaimana cara membedakan artikel shahih atau tidak ?
10. Bagaimana ciri-ciri karya ilmiah yang telah memenuhi kaidah ilmiah ?
4
Step 3 (Identifikasi Masalah)
1. Mengapa PBL lebih cocok diterapkan di FKG dari pada metode menghafal ?
Jawab :
Problem Based Learning (PBL) pembelajaran student center yaitu kita
belajar dari skenario untuk memecahkan masalah yang ada pada scenario.
Untuk memecahkan tersebut kita harus memahami konsep karena jika kita
bisa memahami konsep maka kita mampu menerapkan konsep yang kita
miliki untuk memecahkan masalah dan dengan memahami konsep dia juga
akan menghafal dengan sendirinya. Sedangkan metode menghafal yang
biasanya terjadi dilapangan adalah mereka kurang memahami dan mengerti
secara mendalam pengetahuan yang mereka hafalkan. Jadi mereka kurang
bisa memahami konsep sehingga mereka kurang mampu menerapkan konsep
yang di miliki untuk memecahkan suatu masalah. Karena konsep itu penting
tapi pentingnya itu bukan dari konsep itu sendiri tapi dari bagaimana
pemahaman mereka terhadap suatu konsep. Walaupun Problem Based
Learning memiiki kekurangan yaitu membutuhkan banyak waktu untuk
persiapan tapi juga banyak memberikan manfaat seperti kita dapat berfikir
kritis, dapat belajar mandiri, dapat meneapkan konsep yang kita miliki untuk
memecahkan masalah dan dapat mengevaluasi diri sendiri terhadap hasil
maupun proses.
2. Bagaimana ciri-ciri berpikir kritis ?
jawab :
Interpretasi-kategorisasi, dedoke,mengklarifikasi makna
Analisis-memriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis
argumen
Evaluasi-menilai klaim/pernyataan, menilai argument
Inferensi-mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif, misalnya
(diferential diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah dan
mengambil keputusan
Penjelasan-menyertakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan
kebenaran prosedur, mengemukakan argument
5
3. Mengapa PBL berhubungan dengan berfikir kritis ?
jawab :
PBL adalah metode pendidikan yang medorong siswa untuk mengenal
cara belajar dan bekerja sama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian
masalah masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk
mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek.
Metode ini menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta
mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber
pembelajaran. Mahasiswa akan membina kebolehan berpikir secara kritis
secara kontinu berkaitan dengan ide yang dihasilkan serta apa yang akan
dilakukan dengan maklumat yang diterima.
4. Bagaimana cara menyusun strategi belajar metode PBL ?
Jawab :
Harus paham arti PBL
PBL adalah proses belajar dimana menggunakan masalah sebagai
acuan.
Memahami masalah yang sedang di bahas
Setelah mengetahui topik dan masalah, maka kita harus memahami
masalah yang sedang di bahas tersebut.
Atur waktu
Setelah memahami masalah yang sedang di bahas, atur jadwal untuk
menentukan waktu untuk belajar.
Cari referensi
Cari referensi sebagai sumber acuan dalam menyelesaikan masalah.
Gunakan referensi yang terpercaya seperti buku, jurnal, web
pemerintahan, dan lain sebagainya.
Catat hal-hal penting
Tulis hal-hal penting yang di dapat dari berbagai referensi untuk bahan
diskusi.
Diskusi
6
Tukar pikiran dengan teman melalui tutorial dan belajar kelompok.
Gunakan semaksimal mungkin agar dapat menggali pengetahuam
sebanyak mungkin.
Fokus
Jangan menyimpang dari masalah yang dibahas.
Recall/ulangi
Ulangi dengan membaca ulang atau menyempurnakan kesimpulan yang
telah disepakati agar tidak mudah hilang materi-materi yang telah di
pelajari.
5. Bagaimana cara pemecahan masalah yang efektif ?
Jawab :
Cara-cara memecahkan masalah yang efektif :
Menyisihkan waktu untuk menjelaskan masalah dengan lebih jelas
Mendefinisikan masalah dari berbagai sudut
Mencari kesempatan yang tersamarkan
Dengan cepat mempertanyakan penyebab masalah
Mengidentifikasi beberapa solusi
Memprioritaskan solusi potensial
Membuat keputusan dengan tegas
Memiliki tanggungjawab
Mengatur ukuran untuk solusi
6. Bagaimana cara mahasiswa menguasai teknologi informasi untuk menguasai
sumber belajar ?
Jawab :
Agar bisa menguasai teknologi informasi, mahasiswa harus
mengetahui dulu peran penting teknologi informasi saat ini, selain itu
harus sadar akan kebutuhan teknologi informasi di era globalisasi,
7
karena saat ini banyak manusia yang justru dikuasai untuk teknologi
informasi bukan menguasai teknologi informasi.
Menghindari hal tersebut perlu pengenalan terhadap teknologi
informasi dengan cara :
1. Harus ada kemauan yang kuat untuk belajar
2. Sering surfing di dunia maya
3. Mulai hal kecil saja seperti mengikuti akun line/twitter yang
berbobot.
7. Apa saja yang dapat menunjang pembelajaran mahasiswa selain TI ?
Jawab :
a. Buku
Buku merupakan penunjang pembelajaran yang utama karena buku itu
didasarkan pada penelitian-penilitan yang sistematis dan menghasilkan
teori-teori yang teruji kevalidtannya, dalam artian teori-teori dalam buku
jika diaplikasikan terhadap suatu masalah maka akan menghasilkan
jawaban yang sesuai dengan kenyataan.
b. Dosen
Dosen sangatlah penting dalam pembelajaran mahasiswa, walaupun sudah
menggunakan sistem Problem Based Learning dosen tetaplah penting
dalam pembelajaran krn dosen sebagai pengarah dan pembimbing dalam
pembelajaran mahasiswa.
c. Kakak tingkat/senior
Peran kakak tingkat/senior sangatlah penting, melalui pengalaman-
pengalam mereka kita bisa menimba ilmu dari mereka.
d. Teman belajar
Teman sangatlah penting sebagai penunjang pembelajaran, melalui belajar
kelompok kita bisa mendapat ilmu yang lebih banyak karena dengan
belajar kelompok kita bisa sharing apa yang telah kita pelajari.
8
8. Bagaimana hubungan TI dengan PBL ?
Jawab :
Hubungan antara Teknologi Informasi dan Problem Based Learning bisa
dikatakan sangat dekat kqrena Teknologi Informasi banyak manfaatnya dan
sangat membantu pada proes pembelajaran Problem Based Learning.
Contohnya saja apabila kita ingin mencari suatu sub bab anatomi gigi kita
bisa memanfaatkannya TI melalui internet. Akan tetapi kita tidak boleh
langsung menerima apa yang ada di internet tersebut. Kita harus bisa
membedakan dan juga memilih mana artikel shahih dan yang tidak. Cara
yang paling gampang yaitu apabila kita akan mengambil dari jurnal biasanya
ada label khusus ISSN, dan untuk buku biasanya ada label khusus juga yaitu
ISBN sehingga ilmu dan pengetahuannya bisa dipertanggungjawaban.
9. Bagaimana cara membedakan artikel yang shahih dan tidak ?
Jawab :
Cara memebedakan artikel shahih dan tidak :
Adanya pokok-pokok permasalahan yang tersusun secara sistematis
menggunakan kaidah bahasa yang baku.
Disusun dengan menggunakan kaidah-kaidah bahsa yang baku. Ditulis
dari sumber yang dapat dipercaya yang dapat dipercaya yang bersifat
empiris.
Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah. Ada daftar sumber dan kajian
pustaka
Hasil dari penelitian yang sifatnya obyektif dan universal dan dapat
diterima oleh banyak pihak
Dengan mengetahui ciri-ciri artikel shahih :
Didukung literature yang relevan
Kadang didukung dengan penelitian
Penulisnya jelas dan dapat dipertanggung jawabkan
9
10. Ciri-ciri suatu makalah telah memenuhi kaidah ilmiah:
Jawab :
a. Ciri Umum. Secara umum, makalah yang bagus (berkualitas tinggi)
memiliki ciri umum sebagai berikut:
Akurat dan menyeluruh (comprehensive).
Artinya, makalah tersebut menyajikan fakta dan gagasan secara
akurat, dan membahas masalahnya secara lengkap dan tuntas.
Makalah tersebut juga telah mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan
yang akan diajukan calon pembaca mengenai topik tersebut dan
kemudian menjawabnya dengan baik.
Memiliki sumber informasi yang baik.
Ini adalah ciri yang paling penting dari setiap makalah. Makalah
yang bagus mengakui sumbangan penulis lain yang karyanya tentang
topik itu telah diterbitkan. Penulisnya tidak melakukan hal-hal yang
dianggap sebagai praktek kesarjanaan yang buruk (misalnya, plagiasi).
Makalah tersebut menggunakan sumber informasi yang beragam
(semakin banyak semakin baik). Untuk semua fakta dan gagasan
yang bukan merupakan karya asli penulis makalah diberikan kutipan.
Kutipan langsung digunakan secara jarang, dan dipilih untuk
memberikan ilustrasi gagasan penulis lain dalam bahasa mereka
sendiri. (Penjelasan tentang kutipan dan rujukan lebih lanjut akan
diberikan di bawah.).
Seimbang.
Ini berarti bahwa makalah tersebut membahas fakta, gagasan, dan
sudut pandang yang dibicarakan secara obyektif dan seimbang,
dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan masing-masing.
Makalah yang bagus mungkin bersikap kritis terhadap karya tulis
10
sebelumnya, tetapi tidak memberikan kitik tanpa dasar dan menyerang
secara ad hominem1 kepada penulis lain.
Kreatif.
“Kreatif” dalam pengertian ilmiah berarti bahwa makalah tersebut
tidak sekedar menyajikan fakta belaka. Namun hal ini tidak berarti
bahwa informasi yang disajikan itu “dikarang” atau tidak berdasarkan
fakta. Dalam makalah yang berkualitas, fakta-fakta itu ditata,
dianalisa, dipadukan, dan digunakan sebagai dasar kesimpulan dengan
cara yang inovatif, kreatif, dan orisinal.
Secara teknis, penulisannya benar.
Ini berarti bahwa makalah tersebut terbebas dari kesalahan gaya
bahasa, tatabahasa, tanda baca, penggunaan kata, dan ejaan.
Tertata dengan baik.
Ini berarti bahwa makalah tersebut memiliki tujuan yang jelas.
Dalam makalah yang berkualitas, materinya ditata secara logis,
dengan kata-kata transisi yang baik di antara bagian-bagiannya dan
dengan penggunaan yang tepat.
b. Struktur makalah
Makalah yang bagus hendaknya terdiri atas 4 bagian pokok:
a) Bagian pendahuluan.
Bagian pendahuluan harus merupakan pernyataan yang jelas,
menarik, dan ringkas yaitu:
Topik yang akan dibahas dalam makalah tersebut.
Bagaimana kaitan topik tersebut dengan bidang ilmu yang
sedang dibicarakan dan terutama dengan sub-bidang ilmu
penulis.
11
Mengapa topik tersebut penting dan menarik untuk dibicarakan.
Dalam makalah yang berbasis penelitian, hipotesis yang akan
diuji disajikan dalam bagian ini.
b) Batang tubuh makalah.
Dalam makalah yang berdasarkan penelitian, bagian ini dibagi
menjadi bagian “materi dan metode penelitian,” bagian
“hasil/temuan penelitian,” dan bagian “diskusi/pembahasan.”
Untuk makalah akademik (makalah kelas), bagian-bagian ini
mungkin kurang begitu tampak jelas, tetapi materi tersebut perlu
disajikan di bagian ini. Untuk makalah yang disajikan dalam
seminar/konferensi, bagian “hasil/temuan penelitian” dan
“pembahasan” ini seringkali digabungkan.
c) Dalam bagian materi dan metode penelitian, penulis
mengungkapkan dari mana dan bagaimana dia memperoleh data
atau gagasan yang dibicarakan dalam makalah itu.
12
Step 4 ( Mapping )
13
Step 5 ( Learning Objection )
1. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi IPTEK untuk dapat
berfikir kritis.
2. Mahasiswa mampu memahami Teknologi Informasi sebagai
penunjang sumber pembelajaran.
3. Mahasiswa mampu memahami tentang berfikir kritis untuk
pemecahan masalah yang efektif.
4. Mahasiswa mampu memahami konsep metode Problem-
Based Learning.
14
BAB II
PEMBAHASANan
1. Fungsi IPTEK untuk dapat berfikir kritis
1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
-Ilmu(science): akumulasi, kesatuan keseluruhan dari kebenaran-
kebenaran utama yang teratur yang bersifat empiris dan rasional.
-Pengetahuan (knowledge): segala yang diketahui dan diperoleh
berdasarkan pengalaman-pengalaman
-Jadi ilmu pengetahuan adalah pengetahuan/pengalaman yang telah
diuji sehingga memperoleh hasil yang rasional.
-Teknologi adalah alat dan upaya serta pengetahuan manusia untuk
berbuat lebih maju sesuai dengan suatu tataan dan tatanan rencana.
Dari penjelasan di atas, kita bisa tahu bahwa antara ilmu
pengetahuan dan teknologi erat kaitannya, penerapan dan
dampaknya,sehingga dalam kehidupan kemudian disebut sebagai Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
1.2 Fungsi IPTEK
Peran IPTEK dalam bidang Informasi:
-Lebih cepat dpaat informasi yang akurat dan terbaru
-Mudah berkomunikasi
Peran IPTEK dalam Pendidikan:
-Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan
siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi
terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami
materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan
teknologi bisa dibuat abstrak
15
1.3 Pengertian berpikir kritis
Berpikir kritis adalah bagian dari keterampilan atau kemampuan
tingkat tinggi karena meliputi proses analisis, sintesis, dan evaluasi.
Agar dapat memahami ilmu kita harus berpikir kritis,
berpikir kritis memiliki konsep berikut :
16
17
18
(The Miniature Guide to Critical Thinking Concepts and Tools)
2. Teknologi Informasi sebagai penunjang sumber pembelajaran.
2.1 Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi innformasi aatau biasa disebut TI memiliki pengertian sebagai
hardware dan software, dan bisa termasuk dalam jaringan dan
telekomunikasi yang biasanaya dalam konteks bisnis atau usaha ( diambil
dari Oxford English dictionary ke – 2).Sedangkan pembelajran sendiri
memiliki pengertian proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar, diambil dari Undang-
Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20.
Teknologi informasi memiliki peran yang penting dalam proses belajar
seseorang karena teknologi informasi membuka cara belajar yang baru dan
menunjang proses pembelajaran. Kehadiran dan kecepatan Perkembangan
19
teknclogi informasi (selanjutnya disebut TI)telah menyebabkan terjadinya
proses Perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan.Kehadiran TI tidak
memberikan pilihan lain kepada dunia pendidikan selain turut serta
dalammemanfaatkannya. TI sekarang ini memungkinkan terjadinya proses
komunikasi yang bersifatglobal dari dan ke seluruh penjuru dunia sehingga
Batas wilayah suatu negara menjadi tiada dannegara.
2.2 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan salah satu subsistem yang tidak luput dari arus
perubahan yangdisebahkan oleh kehadiran TI yang sangat intrusif: Dengan
segala atributnya, TI menjadi halyang tidak dapat dihindarkan lagi dalam
sistem pembelajaran di kelas. Beragam kemungkinan ditawarkan oleh TI
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Di antaranya ialah
(1). TI untuk peningkatan dan pengembangan kemampuan profesional tenaga
pengajar,
(2) TI sebagai sumber bclajar dalam pembelajaran,
(3) TI sebagai alat bantu interaksi pembelajaran.dan
(4 ) TI sebagai wadah pembelajaran, tennasuk juga perubahan paradigma
pembelajaran yangdiakibatkan oleh pemanfatan TI dalam pembelajaran.
2.3 Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Pemanfaatan TI dalam pembelajran dipercaya dapat :
(a) meningkatkan kualitas pembelajaran,
(b) mengembangkan keterampilan TI (IT skills) yang diperlukan oleh siswa
ketika bekerja dan dalam kehidupannya nanti,
(c) memperluas akses terhadap pendidikan dan pcmbelajaran,
(d) menjawab the technological imperative (keharusan berparpartisipasi
dalam TI).
(e) mengurangi biaya pendidikan.
(f) meningkatkan rasio biaya manfaat dalam pendidikan.
20
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang demikian pesat telah
mengubah paradigma manusia dan telah menyebar dalam setiap aspek
kehidupannya, serta memberikan dampak yang positif maupun negatif . Hal
ini telah menyebabkan munculnya paradigma baru, yaitu paradigma ‗`e‖ yang
berarti„electronicParadigma ini mulai melekat dalam seluruh aspek
kehidupan kita dan teknologi ini akan merubah jalan hidup manusia. Dengan
munculnya paradigma ―e‖, akan memicu kita untuk better (multimedia
standard), faster (data communication process),accessbility (internet reaches
any point), available web-based & collaborative software.
Dalam pembahasan tadi dapat disimpulakn bahwa teknologi informasi
memegang peranan besar sebagai penunjang pembelajran siswa. Karena
teknologi informasi menyediakan berbagai banyak kemungkinan baru dalam
belajar, membuuat jarak menjadi tidak masalah dengan adanya internet,
memudahkan cepatnya pengiriman informasi,dan menyediakan pembalajaran
online yang membuat semua orang di pelosok dunia dapat mengaksesnya.
3. Berfikir kritis untuk pemecahan masalah yang efektif.
3.1 Pengertian berpikir kritis
Menurut Iskandar (2009: 86-87) Kemampaun berpikir merupakan
kegiatan penalaran yang reflektif, kritis, dan kreatif, yang berorientasi
pada suatu proses intelektual yang melibatkan pembentukan
konsep (conceptualizing), aplikasi, analisis, menilai informasi yang
terkumpul (sintesis) atau dihasilkan melalui pengamatan, pengalaman,
refleksi, komunikasi sebagai landasan kepada suatu keyakinan
(kepercayaan) dan tindakan.
Berpikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang
mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan.
Menurut Elaine Johnson (2002: 183) berpikir kritis merupakan sebuah
proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental
21
seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,
menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.
Keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif bagai
dua sisi mata uang yang berbeda (Beyer sebagaimana dikutip dalam
Alter, 2009). Berpikir kritis cenderung pada suatu upaya untuk
menentukan keaslian atau memberikan penilaian terhadap sesuatu
dicirikan oleh kemampuan untuk mencari alasan dan alternatif
penyelesaian masalah berdasarkan situasi nyata yang dihadapi dan
kelak dapat mengubah pandangan seseorang berdasarkan bukti.
3.2 Ciri-ciri berpikir kritis
Berikut beberapa pendapat tentang karakter atau ciri orang yang
berpikir kritis. Facione (2007) menyatakan kemampuan berpikir kritis
meliputi kemampuan kognitif dan watak. Menurut Facione, ada enam
kecakapan berpikir kritis utama yang terlibat di dalam proses berpikir
kritis. Kecakapan-kecakapan tersebut adalah interpretasi, analisis,
evaluasi, inference, penjelasan dan regulasi diri.
Diagram Kecakapan Berpikir Kritis
Berikut adalah deskripsi dari ke enam kecakapan berpikir kritis utama:
a. Interpretasi, adalah memahami dan mengekspresikan
makna atau signifikan dari berbagai macam pengalaman, situasi,
data, kejadian-kejadian, penilaian, kebiasaan atau adat,
22
kepercayaan-kepercayaan, aturan-aturan, prosedur atau kriteria-
kriteria.
b. Analisis, adalah mengidentifikasi hubungan-hubungan
inferensional yang dimaksud dan aktual diantara pernyataan-
pernyataan, pertanyaan - pertanyaan, konsep-konsep, deskripsi-
deskripsi.
c. Evaluasi, adalah menaksir kredibilitas pernyataan-
pernyataan atau representasi-representasi yang merupakan
laporan-laporan atau deskripsi-deskripsi dari persepsi,
pengalaman, penilaian, opini dan menaksir kekuatan logis dari
hubungan-hubungan inferensional atau dimaksud diantara
pernyataan-pernyataan, deskripsi-deskripsi, pertanyaan-
pertanyaan atau bentuk-bentuk representasi lainnya.
d. Inference, mengidentifikasi dan memperoleh unsur-unsur
yang masuk akal,membuat dugaan-dugaan dan hipotesis, dan
menyimpulkan konsekuensikonsekuensi dari data.
e. Penjelasan, mampu menyatakan hasil-hasil dari penjelasan
seseorang, mempresentasikan penalaran seseorang dalam bentuk
argumen-argumen yang kuat.
f. Regulasi diri, berarti secara sadar diri memantau kegiatan
kegiatan kognitif seseorang, unsur-unsur yang digunakan dalam
kegiatan-kegiatan tersebut dan hasil-hasil yang diperoleh, terutama
dengan menerapkan kecakapankecakapan di dalam analisis dan
evaluasi untuk penelitian penilaian inferensial sendiri dengan
memandang pada pertanyaan, konfirmasi,validitas atau mengoreksi
baik penalarannya atau hasil-hasilnya.
3.3 Pengertian Masalah dan Hakikat Pemecahan Masalah
23
Masalah ialah keadaan suatu hal atau peristiwa yang harus kita
ganti dengan suatu cara untuk mendapatkan apa yang kita
inginkan. Menurut Tennysen (1979) dalam Wassis (1999) masalah
adalah suatu keadan dimana pengetahuan yang tersimpan di dalam
memory untuk melakukan suatu tugas pemecahan belum siap
pakai. Sedangkan menurut Robert W. Bailey (1989:116)
merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan tingkat tinggi dari
proses mental seseorang Dengan kata lain, tugas pemecahan
masalah itu baru meskipun pengetahuan yang telah dimiliki dapat
digunakan untuk memecahkan. Ellen D. Gagne (1985) menyebut
masalh sebagai ada tujuan tetapi belum diidentifikasi cara
mencapainya.
Pemecahan masalah menurut Robert W. Bailey (1989:116)
merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan tingkat tinggi dari
proses mental seseorang. Pemecahan masalah didefinisikan sebagai
kombinasi dari gagasan yang cemrlang untuk membentuk
kombinasi gagasan yang baru. Ia mementingkan penalaran sebagai
dasar untuk mengkombinasikan gagasan dan mengarahkan kepada
penyelesaian masalah.
Robert W. Balley (1989:118-121) mengemukakan bahwa
pemecahan masalah memiliki tiga dimensi yaitu:
1. Kita berusaha bertanya apakah masalah itu benar-benar
suatu masalah? mengacu pada pengertian bahwa suatu masalah
membawa kita kepada situasi dengan tidak segera dapat
memecahkan masalah itu, misalnya suatu masalah yang
mempertanyakan “Siapa yang pertama kali menerbangkan pesawat
terbang?” pertanyaan demikian bukanlah suatu masalah.
2. Terdapat beberapa alamat pertanyaan. Oleh karena itu,
diperlukan berbagai tipe sistematika, menyusun pendekatan untuk
memecahkan masalah. Berbeda dengan pemecahan masalah “trial
and error” dimana dalam pendekatan ini tidak memerlukan
24
pengorganisasian pemecahan masalah, bahkan pemecahannya pun
berlangsung secara random. Dalam pemecahan masalah
memerlukan sistematika pengorganisasian pemecahan, lalu
kegiatan pemecahannya pun konsisten dengan pendekatan yang
dirancang.
3. Pemecahan masalah memiliki beberapa alternatif
penyelesaian (solution). Sementara pertanyaan sederhana
umumnya memerlukan suatu penyelesaian yang pasti.
Sedangkan menurut Glaser, indikator-indikator berpikir kritis
adalah sebagai berikut:
a) Mengenal masalah
b).Menemukan cara-cara yang dipakai untuk menangani masalah
c).Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan
d) Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan
e) Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas
f) Menganalisis data
g) Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan pernyataan
h) Mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah
i) Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang
diperlukan
j) Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang
seseorang ambil
k) Menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan
pengalaman yang lebih luas
25
l) Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-
kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya Ennis mengidentifikasi 12 indikator berpikir kritis yang
dikelompokannya dalam lima besar aktivitas sebagai berikut:
a) Memberikan penjelasn sederhana, yang berisi; memfokuskan
pertanyaan, menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab
pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan
b) Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan
mengenai serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.
c) Menyimpulkan yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau
mempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau
mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai
pertimbangan.
d)Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi
istilah-istilahdan deinisi pertimbangan dan juga dimensi, serta
mengidentifikasi asumsi
e)Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan
dan berinteraksi dengan orang lain.
Berdasarkan penjelasan indikator-indikator berpikir kritis diatas. Aspek
kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian sebagai
berikut:
a) Keterampilan untuk menolak informasi yang tidak benar dan tidak
relevan
b) Keterampilan untuk mendeteksi kekeliruan dan memperbaiki
kekeliruan konsep
26
c) Keterampilan untuk mengambil keputusan atau kesimpulan setelah
seluruh fakta dikumpulkan dan mempertimbangkan
d) Keterampilan untuk mencari solusi baru.
4. Konsep Medote Problem Based Learning
4.1 Pengrtian Problem Based Learning.
Fogarty (1997) menyatakan bahwa PBL adalah suatu pendekatan
pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada pebelajar
(siswa/mahasiswa) dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-
structured, atau open ended melalui stimulus dalam belajar.Menurut
Arrends dalam bukunya “Classroom Introduction and management”
mengatakan bahwa pendekatan pembelajaran peserta didik padamasalah
autentik (nyata), sehingga peserta didik dapat menyusun pengetahuannya
sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan dirinya. Sehingga dalam
model ini peran guru adalah mengajukan masalah atau pernyataan,
memberi kemudahan suasana berdialog dan memberikan fasilitas
penelitian.
Muslimin Ibrahim dan M. Nur menyatakan bahwa pembelajaran berbasis
masalah adalah menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik
dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk
melakukan penyelidikan dan inkuiri. Santrock menyatakan bahwa
Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang lebih.
Jadi, PBL merupakan suatu sikap berpikir rasional tentang segala sesuatu
dengan cara mengumpulkan informasi yang relevan untuk mengambil
keputusan dalam melakukan suatu tindakan.
4.2 Karakteristik Model Problem Based Learning
a) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.
b) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di
dunia nyata yang tidak terstruktur.
c) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple
27
perspective).
d) Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,
sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi
kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.
e) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.
f) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya,
dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial
dalam problem based learning.
g) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.
h) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama
pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari
solusi dari sebuah permasalahan.
i) sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.
j) Problem based learning melibatkan evaluasi dan review
pengalaman siswa dan proses belajar.
4.3 Tujuan Metode PBL
a. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan
memecahkan masalah
b. Belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka
dalam pengalaman nyata
c. Menjadi para siswa yang otonom atau
4.4 Manfaat Metode PBL
a. Menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahamannya atas
materi ajar
b. Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan
c. Mendorong untuk berpikir
d. Membangun kerja tim, kepemimpinan, keterampilan sosial,
dan membangun kecakapan belajar
e. Memotivasi pembelajar
4.5 Langkah-langkah pemecahan masalah dalam metode PBL
a. Mengidentifikasi masalah
b. Mengumpulkan data
28
c. Menganalisis data
d. Memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan
analisisnya
e. Memilih cara untuk memecahkan masalah
f. Merencanakan penerapan pemecahan masalah
g. Melakukan ujicoba terhadap rencana yang ditetapkan
h. Melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah.
4.6 Kelebihan dan Kekurangan Metode PBL
Dalam pelaksaannya, PBL tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangannya. Berikutiniadalahkelebihandankekurangandari
PBL.
4.6.1 Kelebihan PBL
Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan
masalah secara dalam situasi nyata.
Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya
sendiri melalui aktivitas belajar.
Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang
tidak ada hubungannya tidak perlu saat itu dipelajari oleh
siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal
atau menyimpan informasi.
Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.
Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan
baik dari perpustakaan, internet, wawancara dan
observasi.
Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya
sendiri.
Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi
ilmiah dalam kegiatan diskusi presentasi hasil kerja mereka.
Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi
melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.
29
4.6.2 Kekurangan PBL
PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi
pembelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam
menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk pembelajaran
yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan
pemecahan masalah.
Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa
yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.
PBL kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar
karena masalah kemampuan bekerja dalam kelompok .
PBL sangat cocok untuk mahasiswa perguruan tinggi atau
paling tidak sekolah menengah.
PBL biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit
sehingga dikhawatirkan tidak dapat menjangkau seluruh
konten yang diharapkan walaupun PBL berfokus pada
masalah bukan konten materi.
Membutuhkankemampuan guru yang mampu mendorong
kerja siswa dalam kelompok secara efektif ,artinya guru
harus memiliki kemampuan memotivasi siswa dengan baik.
Adakalanya sumber yang dibutuhkan tidak tersedia dengan
lengkap.
30
BAB III
KESIMPULAN
IPTEK merupakan sarana yang membantu dan mempermudah segala
aspek kehidupan. Namun, dalam penggunaannya perlu pengawasan yang ketat.
Sebab, IPTEK selain memberi dampak negatif apabila terjatuh ditangan yang
salah. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari
dalamkehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai
dengankemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang
sangatdiperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif
bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru
dalam melakukan aktifitas manusia khususnya dalam bagi mahasiswa dalam
menunjang pembelajaran yang Student Centered Learning.
31
Teknologi Infomasi yang hadir sebagai penunjang berkembangnya IPTEK,
dikarenakan semakin luasnya area belajar bagi konsumen teknologi informasi itu
sendiri. Perkembangan teknologi informasi disini memudahkan mahasiswa untuk
mencari sumber belajar diantara artikel dan makalah. Menurut Jerry Fitzgerald
(2009 : 2) ,”Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran tertentu”. Jadi sistem teknologi informasi maupun
sistem belajar mahasiswa menjadi penentu dalam penguasaan IPTEK. Teknologi
informasi, membaca referensi, dan media merupakan sarana sekaligus sumber
mahasiswa dalam berfikir kritis.
Berfikir kritis ialah berfikir secara mendalam terhadap objek secara logis,
rasional, dan sistematis. keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan
berpikir yang melibatkan proses kognitif dan mengajak siswa untuk berpikir
reflektif terhadap permasalahan. Berfikir kritis dapat diartikan sebagai cara
pemikiran yang “ out of the box “. Berfikir kritis sangat membantu mahasiswa
untuk dapat menyelesaikan maslah secara efektif dan efisien.
Dari mahasiswa menguasai IPTEK, teknologi informasi, dan berfikir
kritis, mahasiswa mampu menyesuaikan diri terhadap pembelajana PBL (
Problem Based-Learning ). Pembelajaran yang berbasis pada penyelasian yang
nyata. Penyelesaian yang menggunakan “ 7 Jump Step “ yang terdiri dari
mengidentifikasi kata sulit, rumusan masalah, menganalisis masalah, mapping,
menentukan learning objek, jawaban dari learning objek.
32
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono,JonathanPintar Menulis Karangan Ilmiah
Jurnal “Pemecahan Masalah Dan Penggunaan Strategi Pemecahan Masalah” Oleh Janulis P. Purba
Buku Pedoman UB , Tahun 2011/2012
Effendi,ferri.2008.Buku Panduan Keperawatan.Salemba Medika
Muhson,Ali Jurnal Kependidikan Volumen 39 Nomor 2 Tahun November 2009 Hal 171 – 182
Repository.upi.edu oleh I Wayan Dasna dan Sutrisno;Pembelajaran Berbasis Masalah
Handoko.studentfkip.uns.ac.id oleh Sinuwun Hadiningrat;Pengertian dan Langkah-Langkah PBL
33
Paul, Richard.2008.The Miniature Guide to Critical Thinking
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………….i
Daftar Isi…………………………………………………………..ii
BAB I (Pendahuluan)……………………………………………..1
STEP 1 (Identifikasi kata sulit)…………………………………...3
STEP 2 (Menetapkan permasalahan)……………………….…….4
STEP 3 (Analisis masalah)………………………………………..5
STEP 4 (Mapping)………………………………………...………13
STEP 5 (Tujuan pembelajaran)……………………………………14
34
BAB II (Pembahasan)……………………………………..………15
BAB III (Kesimpulan)…………………………………………….31
Daftar Pustaka……………………………………………….…….33
35
ii