Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

49
BAB I PENDAHULUAN Skenario I. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi Arman adalah mahasiswa baru di fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Sebagai seorang mahasiswa baru, Arman merasa kesulitan menyesuaikan cara belajarnya dengan strategi belajar Problem-Based Learning yang diterapkan di Fakultas Kedokteran Gigi. Selama ini Arman terbiasa belajar dengan metode menghafal, tetapi dengan tuntutan baru sekarang harus bisa berpikir kritis terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan menerapkan cara-cara pemecahan masalah yang efektif. Hal lain yang harus ia kuasai adalah keterampilan teknologi informasi untuk penelusuran sumber belajar. Ini cukup sulit baginya. Ia memang sering mencari artikel melalui internet, tetapi ternyata ia kesulitan membedakan mana artikel yang sahih digunakan sebagai rujukan ilmiah mana yang tidak. Saat ini ia mendapat tugas membuat makalah. Ia ingin mendapat nilai baik pada tugas tersebut namun tidak tahu harus berbuat apa supaya makalahnya memenuhi kaidah ilmiah yang ditetapkan. 1.1 Latar Belakang 1

description

bagus sekali

Transcript of Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

Page 1: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

BAB I

PENDAHULUAN

Skenario I. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi

Arman adalah mahasiswa baru di fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Jember. Sebagai seorang mahasiswa baru, Arman merasa kesulitan menyesuaikan

cara belajarnya dengan strategi belajar Problem-Based Learning yang diterapkan

di Fakultas Kedokteran Gigi. Selama ini Arman terbiasa belajar dengan metode

menghafal, tetapi dengan tuntutan baru sekarang harus bisa berpikir kritis

terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan menerapkan cara-cara pemecahan

masalah yang efektif. Hal lain yang harus ia kuasai adalah keterampilan teknologi

informasi untuk penelusuran sumber belajar. Ini cukup sulit baginya. Ia memang

sering mencari artikel melalui internet, tetapi ternyata ia kesulitan membedakan

mana artikel yang sahih digunakan sebagai rujukan ilmiah mana yang tidak. Saat

ini ia mendapat tugas membuat makalah. Ia ingin mendapat nilai baik pada tugas

tersebut namun tidak tahu harus berbuat apa supaya makalahnya memenuhi

kaidah ilmiah yang ditetapkan.

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini kita mengenal dua konsep pembelajaran. Pertama, adalah TCL

( Teacher Center Learning ) yang difokuskan pada transfer of knowledge. Kedua

adalah (Student Center Learning) yang difokuskan pada active learning. Pada

makalah ini, kami akan menjelaskan lebih dalam tentang konsep pembelajaran

SCL yang menitik beratkan pada strategi pembelajaran PBL.

Problem Bassed Learning Problem based Learning (PBL) adalah metode

pembelajaran yang mendorong mahasiswa untuk mengenal cara belajar dan

bekerja sama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di

dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan

mahasiswa sebelum mulai mempelajari sesuatu obyek. PBL menyiapkan

1

Page 2: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

mahasiswa untuk berfikir secara kritis dan analitis, serta mampu mendapat dan

menggunakan sumber – sumber pembelajaran secara tepat. Tetapi dalam

pelaksanaannya, masih banyak kendala yang bermunculan. Pertama, banyak

mahasiswa baru yang kesulitan untuk beradaptasi dengan strategi PBL karena

kebiasaan belajar secara konvensional ketika di SMA. Kemudian kurangnya

keterampilan pada lingkungan virtual, yaitu dalam penerapan teknologi informasi.

Kebanyakan mahasiswa masih kesulitan dalam mencari referensi atau sumber

rujukan yang sahih ataupun yang sesuai dengan kaidah ilmiah.

Makalah ini akan membahas tentang PBL beserta pemecahan masalah

pada kendala – kendala yang ada.

2

Page 3: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

Step 1 ( Identifikasi Kata Sulit )

1. Strategi : Cara yang disusun untuk mencapai target yang

diterapkan.

2. Problem-Based Learning : Metode pembelajaran dengan ciri adanya

pemecahan permasalahan sehingga kita bisa berpikir kritis, trampil memecahkan

masalah sehingga memperoleh pengetahuan yang luas.

3. Metode menghafal : Metode belajar dengan cara melafalkan atau membaca

secara berulang-ulang sehingga mampu dilafalkan diluar kepala.

4. Berpikir kritis : Cara berpikir atau merespon suatu masalah (Out of the Box).

5. Efektif : Suatu cara untuk mencapai tujuan yang maksimal.

6. Keterampilan : Kemampuan untuk mengeluarkan atau menuangkan pikiran,

ide, gagasan terhadap suatu hal sehingga lebih bernilai.

7. Teknologi Informasi : Peralatan elektronik terutama komputer untuk

mengolah, menyimpan baik gambar ataupun tulisan.

8. Artikel : Karangan dalam media massa (majalah, dan lain-lain) yang

membahas suatu masalah yang luas atau utuh.

9. Sahih : Benar, sah, dan terpercaya.

10. Rujukan Ilmiah : Sumber yang digunakan untuk keterangan lebih lanjut.

11. Makalah : Karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu dalam ruang

lingkup ilmu pengetahuan.

12. Kaidah Ilmiah : Pedoman untuk menyusun karya ilmiah secara sistematis,

rasional, dan terkontrol.

3

Page 4: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

Step 2 (Rumusan Masalah)

1. Mengapa PBL lebih cocok diterapkan di FKG dari pada metode menghafal ?

2. Bagaimana ciri-ciri berfikir kritis ?

3. Mengapa PBL berhubungan dengan berpikir kritis ?

4. Bagaiman cara menyusun strategi belajar metode PBL ?

5. Bagaimana cara memecahkan masalah yang efektif ?

6. Bagaimana cara mahasiswa menguasai TI untuk menelusuri sumber belajar ?

7. Apa saja yang dapat menunjang pembelajaran mahasiswa selain ?

8. Bagaimana berhubungan TI dengan PBL ?

9. Bagaimana cara membedakan artikel shahih atau tidak ?

10. Bagaimana ciri-ciri karya ilmiah yang telah memenuhi kaidah ilmiah ?

4

Page 5: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

Step 3 (Identifikasi Masalah)

1. Mengapa PBL lebih cocok diterapkan di FKG dari pada metode menghafal ?

Jawab :

Problem Based Learning (PBL) pembelajaran student center yaitu kita

belajar dari skenario untuk memecahkan masalah yang ada pada scenario.

Untuk memecahkan tersebut kita harus memahami konsep karena jika kita

bisa memahami konsep maka kita mampu menerapkan konsep yang kita

miliki untuk memecahkan masalah dan dengan memahami konsep dia juga

akan menghafal dengan sendirinya. Sedangkan metode menghafal yang

biasanya terjadi dilapangan adalah mereka kurang memahami dan mengerti

secara mendalam pengetahuan yang mereka hafalkan. Jadi mereka kurang

bisa memahami konsep sehingga mereka kurang mampu menerapkan konsep

yang di miliki untuk memecahkan suatu masalah. Karena konsep itu penting

tapi pentingnya itu bukan dari konsep itu sendiri tapi dari bagaimana

pemahaman mereka terhadap suatu konsep. Walaupun Problem Based

Learning memiiki kekurangan yaitu membutuhkan banyak waktu untuk

persiapan tapi juga banyak memberikan manfaat seperti kita dapat berfikir

kritis, dapat belajar mandiri, dapat meneapkan konsep yang kita miliki untuk

memecahkan masalah dan dapat mengevaluasi diri sendiri terhadap hasil

maupun proses.

2. Bagaimana ciri-ciri berpikir kritis ?

jawab :

Interpretasi-kategorisasi, dedoke,mengklarifikasi makna

Analisis-memriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis

argumen

Evaluasi-menilai klaim/pernyataan, menilai argument

Inferensi-mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif, misalnya

(diferential diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah dan

mengambil keputusan

Penjelasan-menyertakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan

kebenaran prosedur, mengemukakan argument

5

Page 6: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

3. Mengapa PBL berhubungan dengan berfikir kritis ?

jawab :

PBL adalah metode pendidikan yang medorong siswa untuk mengenal

cara belajar dan bekerja sama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian

masalah masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk

mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek.

Metode ini menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta

mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber

pembelajaran. Mahasiswa akan membina kebolehan berpikir secara kritis

secara kontinu berkaitan dengan ide yang dihasilkan serta apa yang akan

dilakukan dengan maklumat yang diterima.

4. Bagaimana cara menyusun strategi belajar metode PBL ?

Jawab :

Harus paham arti PBL

PBL adalah proses belajar dimana menggunakan masalah sebagai

acuan.

Memahami masalah yang sedang di bahas

Setelah mengetahui topik dan masalah, maka kita harus memahami

masalah yang sedang di bahas tersebut.

Atur waktu

Setelah memahami masalah yang sedang di bahas, atur jadwal untuk

menentukan waktu untuk belajar.

Cari referensi

Cari referensi sebagai sumber acuan dalam menyelesaikan masalah.

Gunakan referensi yang terpercaya seperti buku, jurnal, web

pemerintahan, dan lain sebagainya.

Catat hal-hal penting

Tulis hal-hal penting yang di dapat dari berbagai referensi untuk bahan

diskusi.

Diskusi

6

Page 7: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

Tukar pikiran dengan teman melalui tutorial dan belajar kelompok.

Gunakan semaksimal mungkin agar dapat menggali pengetahuam

sebanyak mungkin.

Fokus

Jangan menyimpang dari masalah yang dibahas.

Recall/ulangi

Ulangi dengan membaca ulang atau menyempurnakan kesimpulan yang

telah disepakati agar tidak mudah hilang materi-materi yang telah di

pelajari.

5. Bagaimana cara pemecahan masalah yang efektif ?

Jawab :

Cara-cara memecahkan masalah yang efektif :

Menyisihkan waktu untuk menjelaskan masalah dengan lebih jelas

Mendefinisikan masalah dari berbagai sudut

Mencari kesempatan yang tersamarkan

Dengan cepat mempertanyakan penyebab masalah

Mengidentifikasi beberapa solusi

Memprioritaskan solusi potensial

Membuat keputusan dengan tegas

Memiliki tanggungjawab

Mengatur ukuran untuk solusi

6. Bagaimana cara mahasiswa menguasai teknologi informasi untuk menguasai

sumber belajar ?

Jawab :

Agar bisa menguasai teknologi informasi, mahasiswa harus

mengetahui dulu peran penting teknologi informasi saat ini, selain itu

harus sadar akan kebutuhan teknologi informasi di era globalisasi,

7

Page 8: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

karena saat ini banyak manusia yang justru dikuasai untuk teknologi

informasi bukan menguasai teknologi informasi.

Menghindari hal tersebut perlu pengenalan terhadap teknologi

informasi dengan cara :

1. Harus ada kemauan yang kuat untuk belajar

2. Sering surfing di dunia maya

3. Mulai hal kecil saja seperti mengikuti akun line/twitter yang

berbobot.

7. Apa saja yang dapat menunjang pembelajaran mahasiswa selain TI ?

Jawab :

a. Buku

Buku merupakan penunjang pembelajaran yang utama karena buku itu

didasarkan pada penelitian-penilitan yang sistematis dan menghasilkan

teori-teori yang teruji kevalidtannya, dalam artian teori-teori dalam buku

jika diaplikasikan terhadap suatu masalah maka akan menghasilkan

jawaban yang sesuai dengan kenyataan.

b. Dosen

Dosen sangatlah penting dalam pembelajaran mahasiswa, walaupun sudah

menggunakan sistem Problem Based Learning dosen tetaplah penting

dalam pembelajaran krn dosen sebagai pengarah dan pembimbing dalam

pembelajaran mahasiswa.

c. Kakak tingkat/senior

Peran kakak tingkat/senior sangatlah penting, melalui pengalaman-

pengalam mereka kita bisa menimba ilmu dari mereka.

d. Teman belajar

Teman sangatlah penting sebagai penunjang pembelajaran, melalui belajar

kelompok kita bisa mendapat ilmu yang lebih banyak karena dengan

belajar kelompok kita bisa sharing apa yang telah kita pelajari.

8

Page 9: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

8. Bagaimana hubungan TI dengan PBL ?

Jawab :

Hubungan antara Teknologi Informasi dan Problem Based Learning bisa

dikatakan sangat dekat kqrena Teknologi Informasi banyak manfaatnya dan

sangat membantu pada proes pembelajaran Problem Based Learning.

Contohnya saja apabila kita ingin mencari suatu sub bab anatomi gigi kita

bisa memanfaatkannya TI melalui internet. Akan tetapi kita tidak boleh

langsung menerima apa yang ada di internet tersebut. Kita harus bisa

membedakan dan juga memilih mana artikel shahih dan yang tidak. Cara

yang paling gampang yaitu apabila kita akan mengambil dari jurnal biasanya

ada label khusus ISSN, dan untuk buku biasanya ada label khusus juga yaitu

ISBN sehingga ilmu dan pengetahuannya bisa dipertanggungjawaban.

9. Bagaimana cara membedakan artikel yang shahih dan tidak ?

Jawab :

Cara memebedakan artikel shahih dan tidak :

Adanya pokok-pokok permasalahan yang tersusun secara sistematis

menggunakan kaidah bahasa yang baku.

Disusun dengan menggunakan kaidah-kaidah bahsa yang baku. Ditulis

dari sumber yang dapat dipercaya yang dapat dipercaya yang bersifat

empiris.

Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah. Ada daftar sumber dan kajian

pustaka

Hasil dari penelitian yang sifatnya obyektif dan universal dan dapat

diterima oleh banyak pihak

Dengan mengetahui ciri-ciri artikel shahih :

Didukung literature yang relevan

Kadang didukung dengan penelitian

Penulisnya jelas dan dapat dipertanggung jawabkan

9

Page 10: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

10. Ciri-ciri suatu makalah telah memenuhi kaidah ilmiah:

Jawab :

a. Ciri Umum. Secara umum, makalah yang bagus (berkualitas tinggi)

memiliki ciri umum sebagai berikut:

Akurat dan menyeluruh (comprehensive).

Artinya, makalah tersebut menyajikan fakta dan gagasan secara

akurat, dan membahas masalahnya secara lengkap dan tuntas.

Makalah tersebut juga telah mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan

yang akan diajukan calon pembaca mengenai topik tersebut dan

kemudian menjawabnya dengan baik.

Memiliki sumber informasi yang baik.

Ini adalah ciri yang paling penting dari setiap makalah. Makalah

yang bagus mengakui sumbangan penulis lain yang karyanya tentang

topik itu telah diterbitkan. Penulisnya tidak melakukan hal-hal yang

dianggap sebagai praktek kesarjanaan yang buruk (misalnya, plagiasi).

Makalah tersebut menggunakan sumber informasi yang beragam

(semakin banyak semakin baik). Untuk semua fakta dan gagasan

yang bukan merupakan karya asli penulis makalah diberikan kutipan.

Kutipan langsung digunakan secara jarang, dan dipilih untuk

memberikan ilustrasi gagasan penulis lain dalam bahasa mereka

sendiri. (Penjelasan tentang kutipan dan rujukan lebih lanjut akan

diberikan di bawah.).

Seimbang.

Ini berarti bahwa makalah tersebut membahas fakta, gagasan, dan

sudut pandang yang dibicarakan secara obyektif dan seimbang,

dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan masing-masing.

Makalah yang bagus mungkin bersikap kritis terhadap karya tulis

10

Page 11: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

sebelumnya, tetapi tidak memberikan kitik tanpa dasar dan menyerang

secara ad hominem1 kepada penulis lain.

Kreatif.

“Kreatif” dalam pengertian ilmiah berarti bahwa makalah tersebut

tidak sekedar menyajikan fakta belaka. Namun hal ini tidak berarti

bahwa informasi yang disajikan itu “dikarang” atau tidak berdasarkan

fakta. Dalam makalah yang berkualitas, fakta-fakta itu ditata,

dianalisa, dipadukan, dan digunakan sebagai dasar kesimpulan dengan

cara yang inovatif, kreatif, dan orisinal.

Secara teknis, penulisannya benar.

Ini berarti bahwa makalah tersebut terbebas dari kesalahan gaya

bahasa, tatabahasa, tanda baca, penggunaan kata, dan ejaan.

Tertata dengan baik.

Ini berarti bahwa makalah tersebut memiliki tujuan yang jelas.

Dalam makalah yang berkualitas, materinya ditata secara logis,

dengan kata-kata transisi yang baik di antara bagian-bagiannya dan

dengan penggunaan yang tepat.

b. Struktur makalah

Makalah yang bagus hendaknya terdiri atas 4 bagian pokok:

a) Bagian pendahuluan.

Bagian pendahuluan harus merupakan pernyataan yang jelas,

menarik, dan ringkas yaitu:

Topik yang akan dibahas dalam makalah tersebut.

Bagaimana kaitan topik tersebut dengan bidang ilmu yang

sedang dibicarakan dan terutama dengan sub-bidang ilmu

penulis.

11

Page 12: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

Mengapa topik tersebut penting dan menarik untuk dibicarakan.

Dalam makalah yang berbasis penelitian, hipotesis yang akan

diuji disajikan dalam bagian ini.

b) Batang tubuh makalah.

Dalam makalah yang berdasarkan penelitian, bagian ini dibagi

menjadi bagian “materi dan metode penelitian,” bagian

“hasil/temuan penelitian,” dan bagian “diskusi/pembahasan.”

Untuk makalah akademik (makalah kelas), bagian-bagian ini

mungkin kurang begitu tampak jelas, tetapi materi tersebut perlu

disajikan di bagian ini. Untuk makalah yang disajikan dalam

seminar/konferensi, bagian “hasil/temuan penelitian” dan

“pembahasan” ini seringkali digabungkan.

c) Dalam bagian materi dan metode penelitian, penulis

mengungkapkan dari mana dan bagaimana dia memperoleh data

atau gagasan yang dibicarakan dalam makalah itu.

12

Page 13: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

Step 4 ( Mapping )

13

Page 14: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

Step 5 ( Learning Objection )

1. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi IPTEK untuk dapat

berfikir kritis.

2. Mahasiswa mampu memahami Teknologi Informasi sebagai

penunjang sumber pembelajaran.

3. Mahasiswa mampu memahami tentang berfikir kritis untuk

pemecahan masalah yang efektif.

4. Mahasiswa mampu memahami konsep metode Problem-

Based Learning.

14

Page 15: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

BAB II

PEMBAHASANan

1. Fungsi IPTEK untuk dapat berfikir kritis

1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

-Ilmu(science): akumulasi, kesatuan keseluruhan dari kebenaran-

kebenaran utama yang teratur yang bersifat empiris dan rasional.

-Pengetahuan (knowledge): segala yang diketahui dan diperoleh

berdasarkan pengalaman-pengalaman

-Jadi ilmu pengetahuan adalah pengetahuan/pengalaman yang telah

diuji sehingga memperoleh hasil yang rasional.

-Teknologi adalah alat dan upaya serta pengetahuan manusia untuk

berbuat lebih maju sesuai dengan suatu tataan dan tatanan rencana.

Dari penjelasan di atas, kita bisa tahu bahwa antara ilmu

pengetahuan dan teknologi erat kaitannya, penerapan dan

dampaknya,sehingga dalam kehidupan kemudian disebut sebagai Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

1.2 Fungsi IPTEK

Peran IPTEK dalam bidang Informasi:

-Lebih cepat dpaat informasi yang akurat dan terbaru

-Mudah berkomunikasi

Peran IPTEK dalam Pendidikan:

-Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan

siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi

terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami

materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan

teknologi bisa dibuat abstrak

15

Page 16: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

1.3 Pengertian berpikir kritis

Berpikir kritis adalah bagian dari keterampilan atau kemampuan

tingkat tinggi karena meliputi proses analisis, sintesis, dan evaluasi.

Agar dapat memahami ilmu kita harus berpikir kritis,

berpikir kritis memiliki konsep berikut :

16

Page 17: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

17

Page 18: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

18

Page 19: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

(The Miniature Guide to Critical Thinking Concepts and Tools)

2. Teknologi Informasi sebagai penunjang sumber pembelajaran.

2.1 Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi innformasi aatau biasa disebut TI memiliki pengertian sebagai

hardware dan software, dan bisa termasuk dalam jaringan dan

telekomunikasi yang biasanaya dalam konteks bisnis atau usaha ( diambil

dari Oxford English dictionary ke – 2).Sedangkan pembelajran sendiri

memiliki pengertian proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar, diambil dari Undang-

Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20.

Teknologi informasi memiliki peran yang penting dalam proses belajar

seseorang karena teknologi informasi membuka cara belajar yang baru dan

menunjang proses pembelajaran. Kehadiran dan kecepatan Perkembangan

19

Page 20: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

teknclogi informasi (selanjutnya disebut TI)telah menyebabkan terjadinya

proses Perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan.Kehadiran TI tidak

memberikan pilihan lain kepada dunia pendidikan selain turut serta

dalammemanfaatkannya. TI sekarang ini memungkinkan terjadinya proses

komunikasi yang bersifatglobal dari dan ke seluruh penjuru dunia sehingga

Batas wilayah suatu negara menjadi tiada dannegara.

2.2 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan salah satu subsistem yang tidak luput dari arus

perubahan yangdisebahkan oleh kehadiran TI yang sangat intrusif: Dengan

segala atributnya, TI menjadi halyang tidak dapat dihindarkan lagi dalam

sistem pembelajaran di kelas. Beragam kemungkinan ditawarkan oleh TI

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Di antaranya ialah

(1). TI untuk peningkatan dan pengembangan kemampuan profesional tenaga

pengajar,

(2) TI sebagai sumber bclajar dalam pembelajaran,

(3) TI sebagai alat bantu interaksi pembelajaran.dan

(4 ) TI sebagai wadah pembelajaran, tennasuk juga perubahan paradigma

pembelajaran yangdiakibatkan oleh pemanfatan TI dalam pembelajaran.

2.3 Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran

Pemanfaatan TI dalam pembelajran dipercaya dapat :

(a) meningkatkan kualitas pembelajaran,

(b) mengembangkan keterampilan TI (IT skills) yang diperlukan oleh siswa

ketika bekerja dan dalam kehidupannya nanti,

(c) memperluas akses terhadap pendidikan dan pcmbelajaran,

(d) menjawab the technological imperative (keharusan berparpartisipasi

dalam TI).

(e) mengurangi biaya pendidikan.

(f) meningkatkan rasio biaya manfaat dalam pendidikan.

20

Page 21: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang demikian pesat telah

mengubah paradigma manusia dan telah menyebar dalam setiap aspek

kehidupannya, serta memberikan dampak yang positif maupun negatif . Hal

ini telah menyebabkan munculnya paradigma baru, yaitu paradigma ‗`e‖ yang

berarti„electronicParadigma ini mulai melekat dalam seluruh aspek

kehidupan kita dan teknologi ini akan merubah jalan hidup manusia. Dengan

munculnya paradigma ―e‖, akan memicu kita untuk better (multimedia

standard), faster (data communication process),accessbility (internet reaches

any point), available web-based & collaborative software.

Dalam pembahasan tadi dapat disimpulakn bahwa teknologi informasi

memegang peranan besar sebagai penunjang pembelajran siswa. Karena

teknologi informasi menyediakan berbagai banyak kemungkinan baru dalam

belajar, membuuat jarak menjadi tidak masalah dengan adanya internet,

memudahkan cepatnya pengiriman informasi,dan menyediakan pembalajaran

online yang membuat semua orang di pelosok dunia dapat mengaksesnya.

3. Berfikir kritis untuk pemecahan masalah yang efektif.

3.1 Pengertian berpikir kritis

Menurut Iskandar (2009: 86-87) Kemampaun berpikir merupakan

kegiatan penalaran yang reflektif, kritis, dan kreatif, yang berorientasi

pada suatu   proses   intelektual   yang   melibatkan   pembentukan  

konsep (conceptualizing), aplikasi, analisis, menilai informasi yang

terkumpul (sintesis) atau dihasilkan melalui pengamatan, pengalaman,

refleksi, komunikasi sebagai landasan kepada suatu keyakinan

(kepercayaan) dan tindakan.

Berpikir   adalah   satu   keaktifan   pribadi   manusia   yang

mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan.

Menurut Elaine Johnson (2002: 183) berpikir kritis merupakan sebuah

proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental

21

Page 22: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,

menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.

Keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif bagai

dua sisi mata uang yang berbeda (Beyer sebagaimana dikutip dalam

Alter, 2009). Berpikir kritis cenderung pada suatu upaya untuk

menentukan keaslian atau memberikan penilaian terhadap sesuatu

dicirikan oleh kemampuan untuk mencari alasan dan alternatif

penyelesaian masalah berdasarkan situasi nyata yang dihadapi dan

kelak dapat mengubah pandangan seseorang berdasarkan bukti.

3.2 Ciri-ciri berpikir kritis

Berikut beberapa pendapat tentang karakter atau ciri orang yang

berpikir kritis. Facione (2007) menyatakan kemampuan berpikir kritis

meliputi kemampuan kognitif dan watak. Menurut Facione, ada enam

kecakapan berpikir kritis utama yang terlibat di dalam proses berpikir

kritis. Kecakapan-kecakapan tersebut adalah interpretasi, analisis,

evaluasi, inference, penjelasan dan regulasi diri.

Diagram Kecakapan Berpikir Kritis

Berikut adalah deskripsi dari ke enam kecakapan berpikir kritis utama:

a. Interpretasi, adalah memahami dan mengekspresikan

makna atau signifikan dari berbagai macam pengalaman, situasi,

data, kejadian-kejadian, penilaian, kebiasaan atau adat,

22

Page 23: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

kepercayaan-kepercayaan, aturan-aturan, prosedur atau kriteria-

kriteria.

b. Analisis, adalah mengidentifikasi hubungan-hubungan

inferensional yang dimaksud dan aktual diantara pernyataan-

pernyataan, pertanyaan - pertanyaan, konsep-konsep, deskripsi-

deskripsi.

c. Evaluasi, adalah menaksir kredibilitas pernyataan-

pernyataan atau representasi-representasi yang merupakan

laporan-laporan atau deskripsi-deskripsi dari persepsi,

pengalaman, penilaian, opini dan menaksir kekuatan logis dari

hubungan-hubungan inferensional atau dimaksud diantara

pernyataan-pernyataan, deskripsi-deskripsi, pertanyaan-

pertanyaan atau bentuk-bentuk representasi lainnya.

d. Inference, mengidentifikasi dan memperoleh unsur-unsur

yang masuk akal,membuat dugaan-dugaan dan hipotesis, dan

menyimpulkan konsekuensikonsekuensi dari data.

e. Penjelasan, mampu menyatakan hasil-hasil dari penjelasan

seseorang, mempresentasikan penalaran seseorang dalam bentuk

argumen-argumen yang kuat.

f. Regulasi diri, berarti secara sadar diri memantau kegiatan

kegiatan kognitif seseorang, unsur-unsur yang digunakan dalam

kegiatan-kegiatan tersebut dan hasil-hasil yang diperoleh, terutama

dengan menerapkan kecakapankecakapan di dalam analisis dan

evaluasi untuk penelitian penilaian inferensial sendiri dengan

memandang pada pertanyaan, konfirmasi,validitas atau mengoreksi

baik penalarannya atau hasil-hasilnya.

3.3 Pengertian Masalah dan Hakikat Pemecahan Masalah

23

Page 24: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

Masalah ialah keadaan suatu hal atau peristiwa yang harus kita

ganti dengan suatu cara untuk mendapatkan apa yang kita

inginkan. Menurut Tennysen (1979) dalam Wassis (1999) masalah

adalah suatu keadan dimana pengetahuan yang tersimpan di dalam

memory untuk melakukan suatu tugas pemecahan belum siap

pakai. Sedangkan menurut Robert W. Bailey (1989:116)

merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan tingkat tinggi dari

proses mental seseorang Dengan kata lain, tugas pemecahan

masalah itu baru meskipun pengetahuan yang telah dimiliki dapat

digunakan untuk memecahkan. Ellen D. Gagne (1985) menyebut

masalh sebagai ada tujuan tetapi belum diidentifikasi cara

mencapainya.

Pemecahan masalah menurut Robert W. Bailey (1989:116)

merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan tingkat tinggi dari

proses mental seseorang. Pemecahan masalah didefinisikan sebagai

kombinasi dari gagasan yang cemrlang untuk membentuk

kombinasi gagasan yang baru. Ia mementingkan penalaran sebagai

dasar untuk mengkombinasikan gagasan dan mengarahkan kepada

penyelesaian masalah.

Robert W. Balley (1989:118-121) mengemukakan bahwa

pemecahan masalah memiliki tiga dimensi yaitu:

1. Kita berusaha bertanya apakah masalah itu benar-benar

suatu masalah? mengacu pada pengertian bahwa suatu masalah

membawa kita kepada situasi dengan tidak segera dapat

memecahkan masalah itu, misalnya suatu masalah yang

mempertanyakan “Siapa yang pertama kali menerbangkan pesawat

terbang?” pertanyaan demikian bukanlah suatu masalah.

2. Terdapat beberapa alamat pertanyaan. Oleh karena itu,

diperlukan berbagai tipe sistematika, menyusun pendekatan untuk

memecahkan masalah. Berbeda dengan pemecahan masalah “trial

and error” dimana dalam pendekatan ini tidak memerlukan

24

Page 25: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

pengorganisasian pemecahan masalah, bahkan pemecahannya pun

berlangsung secara random. Dalam pemecahan masalah

memerlukan sistematika pengorganisasian pemecahan, lalu

kegiatan pemecahannya pun konsisten dengan pendekatan yang

dirancang.

3. Pemecahan masalah memiliki beberapa alternatif

penyelesaian (solution). Sementara pertanyaan sederhana

umumnya memerlukan suatu penyelesaian yang pasti.

Sedangkan menurut Glaser, indikator-indikator berpikir kritis

adalah sebagai berikut:

a) Mengenal masalah

b).Menemukan cara-cara yang dipakai untuk menangani masalah

c).Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan

d) Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan

e) Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas

f) Menganalisis data

g) Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan pernyataan

h) Mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah

i) Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang

diperlukan

j) Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang

seseorang ambil

k) Menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan

pengalaman yang lebih luas

25

Page 26: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

l) Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-

kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya Ennis mengidentifikasi 12 indikator berpikir kritis yang

dikelompokannya dalam lima besar aktivitas sebagai berikut:

a) Memberikan penjelasn sederhana, yang berisi; memfokuskan

pertanyaan, menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab

pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan

b) Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas

mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan

mengenai serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.

c) Menyimpulkan yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau

mempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau

mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai

pertimbangan.

d)Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi

istilah-istilahdan deinisi pertimbangan dan juga dimensi, serta

mengidentifikasi asumsi

e)Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan

dan berinteraksi dengan orang lain.

Berdasarkan penjelasan indikator-indikator berpikir kritis diatas. Aspek

kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian sebagai

berikut:

a) Keterampilan untuk menolak informasi yang tidak benar dan tidak

relevan

b) Keterampilan untuk mendeteksi kekeliruan dan memperbaiki

kekeliruan konsep

26

Page 27: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

c) Keterampilan untuk mengambil keputusan atau kesimpulan setelah

seluruh fakta dikumpulkan dan mempertimbangkan

d) Keterampilan untuk mencari solusi baru.

4. Konsep Medote Problem Based Learning

4.1 Pengrtian Problem Based Learning.

Fogarty (1997) menyatakan bahwa PBL adalah suatu pendekatan

pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada pebelajar

(siswa/mahasiswa) dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-

structured, atau open ended melalui stimulus dalam belajar.Menurut

Arrends dalam bukunya “Classroom Introduction and management”

mengatakan bahwa pendekatan pembelajaran peserta didik padamasalah

autentik (nyata), sehingga peserta didik dapat menyusun pengetahuannya

sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan dirinya. Sehingga dalam

model ini peran guru adalah mengajukan masalah atau pernyataan,

memberi kemudahan suasana berdialog dan memberikan fasilitas

penelitian.

Muslimin Ibrahim dan M. Nur menyatakan bahwa pembelajaran berbasis

masalah adalah menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik

dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk

melakukan penyelidikan dan inkuiri. Santrock menyatakan bahwa

Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang lebih.

Jadi, PBL merupakan suatu sikap berpikir rasional tentang segala sesuatu

dengan cara mengumpulkan informasi yang relevan untuk mengambil

keputusan dalam melakukan suatu tindakan.

4.2 Karakteristik Model Problem Based Learning

a) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.

b) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di

dunia nyata yang tidak terstruktur.

c) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple

27

Page 28: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

perspective).

d) Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,

sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi

kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.

e) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

f) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya,

dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial

dalam problem based learning.

g) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.

h) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama

pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari

solusi dari sebuah permasalahan.

i) sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.

j) Problem based learning melibatkan evaluasi dan review

pengalaman siswa dan proses belajar.

4.3 Tujuan Metode PBL

a. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan

memecahkan masalah

b. Belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka

dalam pengalaman nyata

c. Menjadi para siswa yang otonom atau

4.4 Manfaat Metode PBL

a. Menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahamannya atas

materi ajar

b. Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan

c. Mendorong untuk berpikir

d. Membangun kerja tim, kepemimpinan, keterampilan sosial,

dan membangun kecakapan belajar

e. Memotivasi pembelajar

4.5 Langkah-langkah pemecahan masalah dalam metode PBL

a. Mengidentifikasi masalah

b. Mengumpulkan data

28

Page 29: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

c. Menganalisis data

d. Memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan

analisisnya

e. Memilih cara untuk memecahkan masalah

f. Merencanakan penerapan pemecahan masalah

g. Melakukan ujicoba terhadap rencana yang ditetapkan

h. Melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah.

4.6 Kelebihan dan Kekurangan Metode PBL

Dalam pelaksaannya, PBL tentunya memiliki kelebihan dan

kekurangannya. Berikutiniadalahkelebihandankekurangandari

PBL.

4.6.1 Kelebihan PBL

Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan

masalah secara dalam situasi nyata.

Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya

sendiri melalui aktivitas belajar.

Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang

tidak ada hubungannya tidak perlu saat itu dipelajari oleh

siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal

atau menyimpan informasi.

Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.

Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan

baik dari perpustakaan, internet, wawancara dan

observasi.

Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya

sendiri.

Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi

ilmiah dalam kegiatan diskusi presentasi hasil kerja mereka.

Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi

melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.

29

Page 30: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

4.6.2 Kekurangan PBL

PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi

pembelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam

menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk pembelajaran

yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan

pemecahan masalah.

Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa

yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.

PBL kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar

karena masalah kemampuan bekerja dalam kelompok .

PBL sangat cocok untuk mahasiswa perguruan tinggi atau

paling tidak sekolah menengah.

PBL biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit

sehingga dikhawatirkan tidak dapat menjangkau seluruh

konten yang diharapkan walaupun PBL berfokus pada

masalah bukan konten materi.

Membutuhkankemampuan guru yang mampu mendorong

kerja siswa dalam kelompok secara efektif ,artinya guru

harus memiliki kemampuan memotivasi siswa dengan baik.

Adakalanya sumber yang dibutuhkan tidak tersedia dengan

lengkap.

30

Page 31: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

BAB III

KESIMPULAN

IPTEK merupakan sarana yang membantu dan mempermudah segala

aspek kehidupan. Namun, dalam penggunaannya perlu pengawasan yang ketat.

Sebab, IPTEK selain memberi dampak negatif apabila terjatuh ditangan yang

salah. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari

dalamkehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai

dengankemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang

sangatdiperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif

bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru

dalam melakukan aktifitas manusia khususnya dalam bagi mahasiswa dalam

menunjang pembelajaran yang Student Centered Learning.

31

Page 32: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

Teknologi Infomasi yang hadir sebagai penunjang berkembangnya IPTEK,

dikarenakan semakin luasnya area belajar bagi konsumen teknologi informasi itu

sendiri. Perkembangan teknologi informasi disini memudahkan mahasiswa untuk

mencari sumber belajar diantara artikel dan makalah. Menurut Jerry Fitzgerald

(2009 : 2) ,”Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

menyelesaikan suatu sasaran tertentu”. Jadi sistem teknologi informasi maupun

sistem belajar mahasiswa menjadi penentu dalam penguasaan IPTEK. Teknologi

informasi, membaca referensi, dan media merupakan sarana sekaligus sumber

mahasiswa dalam berfikir kritis.

Berfikir kritis ialah berfikir secara mendalam terhadap objek secara logis,

rasional, dan sistematis. keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan

berpikir yang melibatkan proses kognitif dan mengajak siswa untuk berpikir

reflektif terhadap  permasalahan. Berfikir kritis dapat diartikan sebagai cara

pemikiran yang “ out of the box “. Berfikir kritis sangat membantu mahasiswa

untuk dapat menyelesaikan maslah secara efektif dan efisien.

Dari mahasiswa menguasai IPTEK, teknologi informasi, dan berfikir

kritis, mahasiswa mampu menyesuaikan diri terhadap pembelajana PBL (

Problem Based-Learning ). Pembelajaran yang berbasis pada penyelasian yang

nyata. Penyelesaian yang menggunakan “ 7 Jump Step “ yang terdiri dari

mengidentifikasi kata sulit, rumusan masalah, menganalisis masalah, mapping,

menentukan learning objek, jawaban dari learning objek.

32

Page 33: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono,JonathanPintar Menulis Karangan Ilmiah

Jurnal “Pemecahan Masalah Dan Penggunaan Strategi Pemecahan Masalah” Oleh Janulis P. Purba

Buku Pedoman UB , Tahun 2011/2012

Effendi,ferri.2008.Buku Panduan Keperawatan.Salemba Medika

Muhson,Ali Jurnal Kependidikan Volumen 39 Nomor 2 Tahun November 2009 Hal 171 – 182

Repository.upi.edu oleh I Wayan Dasna dan Sutrisno;Pembelajaran Berbasis Masalah

Handoko.studentfkip.uns.ac.id oleh Sinuwun Hadiningrat;Pengertian dan Langkah-Langkah PBL

33

Page 34: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

Paul, Richard.2008.The Miniature Guide to Critical Thinking

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………….i

Daftar Isi…………………………………………………………..ii

BAB I (Pendahuluan)……………………………………………..1

STEP 1 (Identifikasi kata sulit)…………………………………...3

STEP 2 (Menetapkan permasalahan)……………………….…….4

STEP 3 (Analisis masalah)………………………………………..5

STEP 4 (Mapping)………………………………………...………13

STEP 5 (Tujuan pembelajaran)……………………………………14

34

Page 35: Laporan Tutorial Humaniora (Iptek)

BAB II (Pembahasan)……………………………………..………15

BAB III (Kesimpulan)…………………………………………….31

Daftar Pustaka……………………………………………….…….33

35

ii