LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF...

301
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. E G2P1001 USIA KEHAMILAN 32 MINGGU DENGAN RESIKO TINGGI (TB < 145 CM) DI KELURAHAN SEPINGGAN KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016 Oleh: MARIYANTI PO 7224113059 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESESEHATAN KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN BALIKPAPAN 2016

Transcript of LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF...

Page 1: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY. E G2P1001 USIA KEHAMILAN 32 MINGGU

DENGAN RESIKO TINGGI (TB < 145 CM) DI KELURAHAN

SEPINGGAN KOTA BALIKPAPAN

TAHUN 2016

Oleh:

MARIYANTI

PO 7224113059

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESESEHATAN

KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

BALIKPAPAN

2016

Page 2: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

ii

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY. E G2P1001 USIA KEHAMILAN 32 MINGGU

DENGAN RESIKO TINGGI (TB < 145 CM) DI KELURAHAN

SEPINGGAN KOTA BALIKPAPAN

TAHUN 2016

Oleh:

MARIYANTI

PO 7224113059

Laporan Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dan menyelesaikan

pendidikan Diploma III Kebidanan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESESEHATAN

KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

BALIKPAPAN

2016

Page 3: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

iii

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.E DI

KELURAHAN SEPINGGAN BALIKPAPAN TAHUN 2016

MARIYANTI

Laporan Tugas Akhir ini telahdisetujui, diperiksa, dan dipertahankan di hadapan

Tim penguji Poltekkes Kemenkes Kaltim Jurusan Kebidanan

Prodi DIII Kebidanan Balikpapan Pada Tanggal 13 Juli 2016

Penguji Utama

Faridah Hariyani, M.Keb (..............................................................)

Nip. 198005132002122001

Penguji I

Novi Pasiriani, S.ST, M.Pd (…………………………………....)

NIP. 197911262001122002

Penguji II

Damai Noviasari, SST (….…..………………………………)

NIP. 197811022002122002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kebidanan Ketua Prodi DIII Kebidanan Balikpapan

Sonya Yulia, S.Pd, M.Kes Eli Rahmawati, SSiT.,M.Kes

NIP 1955071311974022001 NIP 1974032011993032001

Page 4: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

iv

Halaman Persembahan

“Karena sesugguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesugguhnya sesudah kesulitan itu

ada kemudahan” . (QS: 94, 5-6)

“Tuhan tak pernah terburu-buru. Ia selalu tepat waktu” – Tia Setiawati

Karena-Mu kesulitan itu sirna. Karena-Mu kemudahan itu tiba. Karena-Mu

Tugas Akhir ini ada. Ya, karena-Mu segala sesuatu itu ada. Allah SWT.

Semoga Engkau senantiasa meneguhkan imanku, meluruskan niatku,

meuduhkan kepalaku hanya kepada Engkau, Sang Pengasa Semesta.

Sebuah karya kecil penuh perjuangan dengann tulus dipersembahkan

kepada mereka yang istimwa, kepada mereka yang luar biasa:

Untuk setiap canda dan tawa yang tak ternilai. Untuk setiap tangis yang

terhapus.

Untuk setiap jatuh bangunnya. Untuk setiap peluang ditengah keputus

asa.

Untuk setiap doa dan dukungan.

Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk :

My Parents

Ibu dan bapak tercinta yang tiada pernah hentinya memberi kekuatan

yang nyata. Air mata, tetesan keringat, doa, canda dan luar biasa. Penguat

dikala lemah. Sumber ketegaran yang menegarkan.

Ibu, sosok yang pertama dari tujuan hidupku yng selalu membangkitkanku

disaat terpuruk dalam hal apun. Terima kasih Tuhan engkau

memberikankan sesosok malaikatmu yang selalu sabar menghadapiku.

Page 5: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

v

Dosen Pembimbing dan Penguji Utama

Ibu Novi pasiriani, SST., M.Pd dan Ibu Damai Noviasari, SST selaku

dosen pembimbing tugas akhir serta Ibu Farida Handayani, M. Keb selaku

penguji utama tugaas akhir. Terima kasih atas bimbingan, semangat serta

nasehat yang tiada hentinya ibu berikan kepada kami.

Seluruh Dosen Pengajar Dan Staff Di Poltekkes Kemenkes Kaltim

Terima kasih untuk semua ilmunya, didikan, bimbingan serta pengalaman

berharga yang pernah kalian berikan kepada kami selama ini.

Sahabat-sahabatku

Terima kasih untuk sahabat – sahabatku Indah (si gendut), Heni ( si acil)

dan Ayundya ( si kecil) yang selalu memberikan semangat dan motivasi

selama ini terutama selama tingkat akhir. Yang selalu sabar menghadapi

sifatku. Thank you so much guys.

Rekan – rekan AKB 78

Untuk wanita – wanita hebatku seperjuangan. Terima kasih atas

kebersamaan kalian selama 3 tahun ini terutama kelas B. Suka dan duka

telah kita lewati bersama. Yang memiliki karakter beragam. Sukses untuk

kita semua.

Pasien Study Kasusku

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ny. E dan Tn. D beserta

keluarga yang telah bersedia menjadi klien saya selama 3 bulan ini. yang

bersedia menyisihkan waktunya untukku. Tanpa kerjasama kalian tugas

Page 6: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

vi

akhir ini tidak akan selesai. Semoga hubungan silahturahmi ini akan tetp

terjalin sampai kapanpun.

My Beloved Someone

Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untukmu. Seeseorang yang tak

pernah hentinya memberikan semangat dalam kondisi apapun, nasehat,

perhatian dan mengajarkan banyak hal. Terima kasih atas waktu dan

bantuannya. Yang mau direpotkan sana sini, yang selalu sabar dan

menginspirasi dalam menyelesaikan hasil karya ini. For my E.K

Bukan hasil yang membuatku bangga, namun proses yang membuatku percaya. Percaya bahwa kuasaan Allah itu

nyata, bahwa sahabat itu ada dan lawan itu tak kasat mata.

Maafkan atas segala kekhilafan dan kekuranganku, kurendahkan hati dan diri menjabat tangan meminta beribi -ribu

kata maaf tercurah.

Laporan tugas akhirku kupersembahkan (2016, Mariyanti)

Page 7: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

vii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Proposal Laporan Tugas Akhir yang berjudul “ Asuhan Kebidanan Komprehensif

Pada Ny. E G2P1001 Usia Kehamilan 32 Minggu Masalah riwayat ASI tidak Eksklusif

Di Kelurahan Sepinggan Balikpapan Tahun 2016”yang diajukan guna memenuhi

salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Diploma III Kebidanan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Laporan Tugas Akhir

ini tidak lepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Drs.H.Lamri, M.KesselakuDirekturPoliteknikKesehatanKementerianKesehatan

Kalimantan Timur

2. Sonya Yulia S, S.Pd.,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan

3. Eli Rahmawati,S.SiT.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi Diploma III

Kebidanan Balikpapan Poltekkes Kemenkes Kaltim

4. Penguji utama ibu Farida Hariyani, M. Keb yag telah menjadi penguji utama

sekaligus membimbing penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.

5. Pembimbing I ibu Novi Pasiriani SST, M.pd yang telah membimbing penulis

dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini

6. Pembimbing II ibu Damai Noviasari, SST, dosen pengajar POLTEKKES yang

telah membimbing penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini

Page 8: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

viii

7. Seluruh Dosen Diploma III Kebidanan Balikpapan Poltekkes Kementrian

Kesehatan Kalimantan Timuryang telah membekali ilmu kepada penulis yang

sangat bermanfaat

8. Staff perpustakaan di Politeknik Kesehetan Kemenkes Kaltim Jurusan

Kebidanan Balikpapan Prodi D-III Kebidanan Balikpapan yang telah

menyediakan buku-buku sebagai sumber informasi atau literatur

9. Ny. E beserta keluarga yang memberikan kepercayaan dan bersedia menjadi

klien pada penyususnan Laporan Tugas Akhir ini

10. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan, semangat dan kasih

sayangnya serta doa untuk penulis yang tiada batasnya dan tanpa pamrih,

sehinga Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesikan dengan baik.

11. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberikan dukungan dan

semangat dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari Proposal Laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan.

Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

penulisan Proposal Laporan Tugas Akhir selanjutnya. Semoga Laporan Tugas Akhir

ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya.

Balikpapan, Juli 2016

Mariyanti

Page 9: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP...................................................................................... v

DAFTAR ISI .............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xiii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah................................................................................... 5

C. Tujuan

1. Tujuan Umum................................................................................... 5

2. Tujuan Khusus................................................................................. 5

D. Manfaat

1. Manfaat Praktis ............................................................................... 6

2. Manfaat Teoritis .............................................................................. 8

E. Ruang Lingkup ....................................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 9

Page 10: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

x

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Teori

A. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Komprehensif ................................. 13

1. Asuhan Kebidanan Komprehensif................................................. 13

2. Konsep Dasar Kehamilan. ............................................................. 13

a. Pengertian. .............................................................................. 13

b. Diagnosa Kehamilan. ............................................................. 14

c. Pengertian kehamilan TM III ................................................. 15

d. Perubahan fisiologis pada kehamilan TM III. ........................ 16

e. Ketidaknyamanan Kehamilan TM III. ................................... 18

f. Tanda Bahaya Kehamilan. ..................................................... 24

g. Ante Natal Care . .................................................................... 24

3. Konsep Dasar Persalinan. .............................................................. 35

a. Pengertian. .............................................................................. 35

b. Tanda-tanda persalinan........................................................... 35

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan. ...................... 36

d. Tahapan persalinan................................................................. 41

e. Mekanisme Persalinan............................................................ 46

4. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir...................................................... 49

a. Pengertian. .............................................................................. 49

b. Penanganan Bayi Baru Lahir.................................................. 49

c. Pemantauan Bayi Baru Lahir. ................................................ 54

d. IMD. ....................................................................................... 55

e. Tanda bahaya pada bayi baru lahir.........................................55

5. Konsep Dasar Nifas. ...................................................................... 55

a. Pengertian. .............................................................................. 55

b. Tahapan Dalam Masa Nifas. .................................................. 55

c. Perubahan fisiologis Masa Nifas. ........................................... 57

d. Perubahan istem percernaan. .................................................. 61

Page 11: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

xi

e. Perubahan Sistem Perkemihan. .............................................. 61

f. Perubahan Endokrin. .............................................................. 62

g. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas. ......... 63

h. Kebutuhan Dasat Masa Nifas. ................................................ 64

6. Konsep dasar Neonatus. ................................................................. 68

a. Pengertian. .............................................................................. 68

b. Periode Neonatal. ................................................................... 69

c. Kunjungan Neonatal............................................................... 73

d. Perawatan fisisk...................................................................... 73

7. Konsep Dasar Keluarga Berencana. ............................................... 75

a. Pengertian. .............................................................................. 75

b. Metode Kontrasepsi................................................................ 76

c. Langkah-langkah Konseling KB. ........................................... 77

B. Konsep Dasar Masalah ......................................................................... 80

1. ASI Eksklusif................................................................................. 80

2. Berat Badan Ibu. ............................................................................ 83

3. Kehamilan Dengan Resiko . .......................................................... 91

4. KB Suntik 3 Bulan......................................................................... 93

5. Coitus Interuptus. .......................................................................... 97

6. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat................................................. 100

7. Polihidramnion . .......................................................................... 105

8. Hiperbilirubinemia . .................................................................... 119

9. Inkompabilitas ABO.................................................................... 131

10. Eritoblastosis Fetalis.................................................................... 143

11. Miliaria. ....................................................................................... 155

C. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan. ............................................... 158

D. Pengkajian Awal Asuhan.................................................................... 165

BAB III

SUBJEK DAN KERANGKA PELAKSANAAN STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus ....................................................................... 197

B. Kerangka Kerja Studi Kasus............................................................... 197

Page 12: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

xii

C. Subyek Studi Kasus ............................................................................ 199

D. Pengumpulan Data dan Analisis Data ................................................. 199

E. Etika Studi Kasus................................................................................. 202

BAB IV

TINJAUAN KASUS

A. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan ............................. 204

B. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Persalinan ............................. 210

C. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir..................... 222

D. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas ........................... 229

E. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Neonatus ............................... 238

F. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana. ............. 246

BAB V

PEMBAHASAN

A. Asuhan Kebidanan............................................................................... 251

B. Asuhan Persalinan .............................................................................. 260

C. Asuhan Bayi Baru Lahir ..................................................................... 266

D. Asuhan Nifas ....................................................................................... 268

E. Asuhan Kunjungan Neonatus .............................................................. 269

F. Asuhan Pelayanan Keluarga Berencana .............................................. 273

G. Keterbatasan Pelaksanaan Asuhan ...................................................... 273

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 275

B. Saran .................................................................................................. 277

Page 13: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

xiii

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

xiv

DAFTAR TABEL

2.1 Umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri .....................................27

2.2 Peningkatan berat badan selama kehamilan..............................................29

2.3 Apgar Skor ................................................................................................51

2.4 Perubahan Normal Pada Uterus Selama Postpartum ................................59

2.5 Skor Poedji Rochjati.............. ...................................................................92

2.6 Tabel Pertambahan Cairan Amnion. .........................................................115

2.7 Tabel pengukuran cairan amnion. ............................................................119

2.8 Tabel golongan darah................................................................................125

2.9 Tabel Golongan Darah. .............................................................................131

Page 15: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

xv

DAFTAR BAGAN

3.1 Bagan Kerangka Kerja...................................................................................... 198

Page 16: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Informasi

2. Inform Chonsent

3. Partograf

4. Hasil USG

5. Hasil pemeriksaan Laboratorium

6. SAP

Page 17: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

xvii

DAFTAR SINGKATAN

AKI : Angka Kematian Ibu

AKB : Angka Kematian Bayi

SDG’s : Suitainable Development Goals

SKRT : Survei Kesehatan Rumah Tangga

UNICEF : United Nation Children Fund

WHO : World Health Organization

BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

ANC : Antenatal Care

KEK : Kekurangan Energi Kronis

BBLR : Berat Badan Bayi Lahir Rendah

IMT : Indeks Massa Tubuh

PAP : Pintu Atas Panggul

PBP : Pintu Bawah Panggul

ASI : Air Susu Ibu

IMD : Inisiasi Menyusui Dini

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

AFI : Amnion Fluid Index

TBJ : Taksiran Berat Janin

EDD : Estimated Delivery Date

GA : Gestational Age

BPD : Biparietal Diameter

Page 18: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan jumlah kematian ibu yang

diakibatkan oleh proses reproduksi pada saat hamil, melahirkan dan masa nifas

per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB)

merupakan banyaknya kematian bayi dbawah usia 1 tahun, per 1000 kelahiran

hidup pada 1 tahun tertentu(Data Statistik Indonesia,2014)

Di indonesia, AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup ditahun

2012. Sementara target yang harus dicapai sesuai kesepakatan Suitainable

Development Goals (SDG’s) pada tahun 2030, yaitu AKI adalah dibawah 70

per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI,2015)

Berdasarkan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2010,

penyebab langsung kematian ibu terjadi 90% pada saat persalinan dan segera

setelah persalinan yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%),

komplikasi puerperium (8%), abortus (5%), trauma obstetrik (5%), emboli

(5%), partus lama / macet (5%), dan lain-lain (11%). Kematian ibu juga

diakibatkan beberapa faktor risiko keterlambatan (tiga terlambat), diantaranya

terlambat dalam pemeriksaan kehamilan, terlambat dalam memperoleh

pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan, dan terlambat sampai di fasilitas

kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi (Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia, 2011).

Page 19: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

2

Menurut profil Kalimantan Timur angka kematian ibu mencapai 125

disana jumlah kelaahiran hidup mncapai 64.731. Balikpapan sendiri

menyumbang 10 kematian ibu yang terdiri dari 7 kehamilan pada ibu hamil dan

3 pada masa nifas dari 11.324 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Kaltim Tahun

2013). Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kota Balikpapan tahun 2014

untuk Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 123 dari 124/100ribu kelahiran

hidup dan tahun 2015 menjadi 78 dari 72/100ribu (DKK Balikpapan 2016).

Pada tahun 2012 AKB di Indonesia masih cukup tinggi yakni sebanyak

32 per 1000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2014). Angka Kematian Bayi (AKB)

di Kalimantan Timur yakni sebanyak 12,21 per 1000 kelahiran hidup (Profil

Kesehatan Kaltim, 2013). Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di

Balikpapan pada tahun 2014 sebanyak 14 dari 11/1000 kelahiran hidup

selanjutnya tahun 2015 AKB sebanyak 9 dari 6/1000 kelahiran hidup (DKK

Balikpapan 2016). Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 50-

60%, prematuritas/BBLR 25-30%, infeksi 25-30%, trauma persalinan 5-10%

(Manuaba, 2012).

Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United

Nation Children Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO)

merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan

(Depkes RI, 2014). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012

adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan,

tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain

(kecuali obat, vitamin dan mineral) (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

Page 20: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

3

Mengacu pada target program pada tahun 2014 sebesar 80%, maka

secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 52,3% belum

mencapai target. Menurut provinsi, hanya terdapat satu provinsi yang berhasil

mencapai target yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 84,7%. Provinsi

Jawa Barat, Papua Barat, dan Sumatera Utara merupakan tiga provinsi dengan

capaian terendah. Sedangkan untuk Provinsi Kalimantan Timur mencapai 67,8

% (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

Kelompok kehamilan risiko tinggi di Indonesia pada tahun 2007 sekitar

34%. Kategori dengan risiko tinggi tunggal mencapai 22,4%, dengan rincian

umur ibu <18 tahun sebesar 4,1%, umur ibu > 34 tahun sebesar 3,8%, jarak

kelahiran < 24 bulan sebesar 5,2%, dan jumlah anak yang terlalu banyak (>3

orang) sebesar 9,4% data ini berdasarkan data dari BKKBN tahun 2008.

Berdasarkan Millennium Development Goals (MDGs) 2015,

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menargetkan mengurangi 2/3

angka kematian balita dalam kurun waktu 1990 dan 2015. Angka Kematian

Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1991 sebanyak 68 AKB,

tahun 2007 sebanyak 34 AKB dan 2015 diperkirakan menurun sebanyak 23

AKB.

Data SDKI 2012 menunjukkan tren Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi

di Indonesia sejak tahun 1991-2012 cenderung meningkat, sementara tren

angka Fertilitas cenderung menurun. Tren ini menggambarkan bahwa

meeningkatnya cakupan wanita usia subur 15-49 tahun yang melakukan KB

sejalan dengan menurunnya angka fertilitas nasional. Bila dibandingkan

dengan target RPJMN 2014, CPR telah melampaui target (60,1%) dengan

Page 21: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

4

capaian (61,9%) namun TFR belum mencapai target (2,36%) dengan angka

tahun 2012 sebesar 2,6. Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

(BKKBN) menunjukkan bahwa tahun 2013 ada 8.500.217 PUS yang

merupakan peserta Kbbaru an hampir separuhnya (48,56%) menggukan

kontrasepsi suntik(Infodatin, 2012).

Dengan adanya program asuhan kebidanan yang komprehensif ini

diharapkan dapat menekan angka kematian ibu dan angka kematian bayi serta

dalam pemberian ASI eksklusif serta mengatasi masalah – masalah dari

riwayat sebelumnya. Selain itu sosialisasi terus dilakukan kepada ibu hamil

untuk berkunjung ke pelayanan kesehatan untuk memenuhi K1 dan K4 serta

adanya home visit oleh petugas kesehatan.

Pengkajian awal yang dilakukan penulis pada Ny. E usia 33 tahun usia

kehamilan G2P1001 tanggal 18 Maret 2016 ditemukan, ibu hamil usia 33 tahun

G2 P1001 usia kehamilan 32 minggu. Pada riwayat kehamilan pertama ibu

memiliki riwayat kista, riwayat kb suntik 3 bulan, riwayat kb alamiah, bayi

lahir cukup bulan, riwayat ASI tidak eksklusif pada kehamilan pertama dan

usia anak saat ini 3 tahun 10 bulan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan

komprehensif pada Ny. “E” selama masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas,

neonatus, dan pemilihan alat kontrasepsi dalam laporan studi kasus dengan

judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.”E” Di Kelurahan

Sepinggan, Balikpapan Selatan Tahun 2016

Page 22: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas yang menjadi rumusan

masalah adalah “Bagaimana pelayanan asuhan kebidanan secara

komprehensif pada Ny. E pada masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir,

nifas, neonatus sampai dengan pelayanan kontrasepsi yang sesuai dengan

standar pelayanan kebidanan pada Ny. E di wilayah kerja Puskesmas

Sepinggan RT. 29 Balikpapan Selatan ?”.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mampu melakukan asuhan kebidanan pada Ny. E usia 33 tahun

G2P1001 sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan

mendokumentasikan dalam bentuk SOAP.

2. Tujuan Khusus

Penulisan laporan tugas akhir ini bertujuan membantu penulis

agar mampu:

a. Mampu melakukan asuhan kehamilan (pengkajian, identifikasi

masalah, penegakan diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi dan

pendokumentasian dengan metode SOAP) pada klien Ny. E G2 P1001

usia kehamilan 32 minggu janin tunggal hidup intrauterin presentasi

kepala, di wilayah kerja Puskesmas Sepinggan Kota Balikpapan.

b. Mampu melakukan asuhan persalinan (pengkajian, identifikasi

masalah, penegakan diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi dan

pendokumentasian dengan metode SOAP) pada klien Ny. E G2 P1001

Page 23: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

6

usia kehamilan 32 minggu janin tunggal hidup intrauterin presentasi

kepala, di wilayah kerja Puskesmas Sepinggan Kota Balikpapan.

c. Mampu melakukan asuhan Bayi Baru Lahir (pengkajian, identifikasi

masalah, penegakan diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi dan

pendokumentasian dengan metode SOAP) pada Bayi Ny. E.

d. Mampu melakukan asuhan nifas (pengkajian, identifikasi masalah,

penegakan diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi dan

pendokumentasian dengan metode SOAP) pada klien Ny. E di

wilayah kerja Puskesmas Sepinggan Kota Balikpapan.

e. Mampu melakukan asuhan neonatus (pengkajian, identifikasi

masalah, penegakan diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi dan

pendokumentasian dengan metode SOAP) pada klien Ny. E di

wilayah kerja Puskesmas Sepinggan Kota Balikpapan.

f. Mampu melakukan asuhan Keluarga Berencana (pengkajian,

identifikasi masalah, penegakan diagnosa, intervensi, implementasi,

evaluasi dan pendokumentasian dengan metode SOAP) pada klien

Ny. E di wilayah kerja Puskesmas Sepinggan Kota Balikpapan.

D. Manfaat

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Kesehatan Kota Balikpapan

Dapat menghasilkan atau menjadi bahan acuan untuk pertimbangan

bagi Dinas Kesehatan Kota Balikpapan mengenai asuhan kebidanan

yang komprehensif yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

Page 24: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

7

b. Bagi Puskesmas Wilayah Kerja Setempat

Dapat membantu untuk menjalankan dan melancarkan program kerja

puskesmas dan dapat mengurangi AKI dan AKB di wilayah kerja

puskesmas karena asuhan yang diberikan sesuai dengan standar

pelayanan asuhan kebidanan. Dengan komunikasi yang baik dapat

meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja puskesmas

tersebut.

c. Bagi Institusi Poltekkes Kemenkes Kaltim Prodi D-III Kebidanan

Balikpapan

Dapat meningkatkan kualitas pendidikan bidan khususnya dalam

pemberian asuhan kebidanan komprehensif dari masa kehamilan,

persalinan, bayi baru lahir, masa nifas, neonatus sampai pelayanan

kontrasepsi serta untuk mengevaluasi kompetensi mahasiswa dalam

pemberian asuhan kebidanan, sehingga dapat menghasilkan bidan yang

terampil, profesional dan mandiri.

d. Bagi Klien

Klien mendapatkan pengetahuan dan pelayanan secara komprehensif

mulai dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas,

neonatus sampai pelayanan kontrasepsi sesuai standar pelayanan

kebidanan.

e. Bagi Penulis

Memberikan pengetahuan, kemampuan menganalisa, mengembangkan

pola pikir ilmiah serta pengalaman bagi penulis untuk dapat melakukan

asuhan kebidanan secara komprehensif mulai dari kehamilan,

Page 25: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

8

persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus, hingga pelayanan

kontrasepsi.

2. Manfaat Teoritis

Dengan adanya asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, BBL,

neonatus, nifas dan pemilihan alat kotrasepsi sehingga dilakukannya

asuhan secara teratur untuk kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi agar

dapat termonitor dengan baik dengan pemantauan terhadap komplikasi-

komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada ibu dan bayi.

3. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Kesehatan Kota Balikpapan

Dapat menghasilkan atau menjadi bahan acuan untuk pertimbangan

bagi Dinas Kesehatan Kota Balikpapan mengenai asuhan kebidanan

yang komprehensif yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

b. Bagi Puskesmas Wilayah Kerja Setempat

Dapat membantu untuk menjalankan dan melancarkan program kerja

puskesmas dan dapat mengurangi AKI dan AKB di wilayah kerja

puskesmas karena asuhan yang diberikan sesuai dengan standar

pelayanan asuhan kebidanan. Dengan komunikasi yang baik dapat

meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja puskesmas

tersebut.

c. Bagi Institusi Poltekkes Kemenkes Kaltim Prodi D-III Kebidanan

Balikpapan

Dapat meningkatkan kualitas pendidikan bidan khususnya dalam

pemberian asuhan kebidanan komprehensif dari masa kehamilan,

Page 26: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

9

persalinan, bayi baru lahir, masa nifas, neonatus sampai pelayanan

kontrasepsi serta untuk mengevaluasi kompetensi mahasiswa dalam

pemberian asuhan kebidanan, sehingga dapat menghasilkan bidan

yang terampil, profesional dan mandiri.

d. Bagi Klien

Klien mendapatkan pengetahuan dan pelayanan secara komprehensif

mulai dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas,

neonatus sampai pelayanan kontrasepsi sesuai standar pelayanan

kebidanan.

e. Bagi Penulis

Memberikan pengetahuan, kemampuan menganalisa,

mengembangkan pola pikir ilmiah serta pengalaman bagi penulis

untuk dapat melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif mulai

dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus, hingga

pelayanan kontrasepsi.

E. Ruang Lingkup

Penulisan laporan studi kasus ini disusun dalam bentuk studi kasus

continuity of care, yang bertujuan memberikan asuhan secara komprehensif

pada Ny.”E” mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas,

neonatus, hingga pelaksanaan pelayanan kontrasepsi pada periode Maret-

Juni 2016.

F. Sistematika Penulisan

Dalam karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode narasi yang

disertai dengan analisis data dan permasalahan yang timbul selama

Page 27: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

10

pelaksanaan asuhan kebidanan. Adapun metode pengumpulan data yang

dipergunakan adalah :

1. Studi Kepustakaan

Dipergunakan untuk memperoleh data dasar ilmiah dari berbagai

sumber berupa buku, tulisan ilmiah, bahan kuliah, internet, dan lain-lain

yang berhubungan dengan karya tulis ilmiah ini yaitu mengenai ilmu

kebidanan diantaranya asuhan kehamilan, bersalin, perawatan nifas dan

bayi baru lahir serta pelayanan keluarga berencana. Sumber-sumber

tersebut dapat dijadikan penulis sebagai penunjang penulisan karya tulis

ini.

2. Studi Kasus

Merupakan usaha pengamatan dan praktek langsung dengan klien

melalui tahap-tahap proses asuhan kebidanan. Hal ini dapat dilakukan

melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik.

3. Studi Dokumentasi

Untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan

materi pembahasan seperti lembar status.

Sistematika umum penulisan laporan tugas akhir adalah sebagai

berikut :

JUDUL

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

Page 28: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

11

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

G. Latar Belakang

H. Rumusan Masalah

I. Tujuan

3. Tujuan Umum

4. Tujuan Khusus

J. Manfaat

3. Manfaat Praktis

4. Manfaat Teoritis

K. Ruang Lingkup

L. Sistematika Penulisan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Teori

E. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Komprehensif

F. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Sesuai Kasus

G. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan

H. Pengkajian Awal Asuhan Kebidanan

Page 29: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

12

BAB III

SUBJEK DAN KERANGKA PELAKSANAAN STUDI KASUS

BAB IV

TINJAUAN KASUS

BAB V

PEMBAHASAN

BAB VI

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 30: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Komprehensif

1. Asuhan Kebidanan Komprehensif

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan

yang diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas, bayi

baru lahir, neonatus sampai pelayanan kontrasepsi.

Tujuan dari asuhan kebidanan ini dilakukan agar dapat mengetahui

hal apa saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin,

nifas, bayi baru lahir, neonatus dan pelayanan kontrasepsi serta melatih

dalam melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa secara tepat,

antisipasi masalah yang mungkin terjadi, menentukan tindakan segera,

melakukan perencanaan dan tindakan sesuai dengan kebutuhan ibu, serta

mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan

(Varney, 2008)

2. Konsep Dasar Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitas atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Bila dihitung dari saat fertilisasi sampai lahir bayinya. Kehamilan

normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau

Page 31: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

14

9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3

trimester, dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan

trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga minggu ke-40)

(Saifuddin, 2010).

b. Diagnosa Kehamilan

1) Tanda Pasti Kehamilan (Manuaba, 2010) :

a) Terlihatnya embrio atau kantung kehamilan melalui USG

pada 4-6 minggu sesudah pembuahan

b) Denyut jantung janin ketika usia kehamilan 10-12 minggu.

Didengar melalui stetoskop leanec, alat kardiotokografi, alat

dopler, atau dilihat dengan alat ultrasonografi

c) Terasa gerakan janin dalam rahim. Pada primigravida bisa

dirasakan ketika kehamilan berusia 18 minggu, sedangkan

pada multigravida diusia 16 minggu

d) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin

2) Tanda dugaan hamil (Manuaba, 2010) :

Berikut ini adalah tanda-tanda dugaan adanya kehamilan :

a) Amenore (tidak adanya menstruasi)

b) Mual dan muntah

c) Ngidam

d) Pingsan

e) Mammae menjadi tegang dan membesar

Page 32: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

15

f) Sering miksi

g) Konstipasi dan obstipasi

h) Pigmentasi kulit

i) Varises atau penampakan pembuluh darah vena

3) Tanda tidak pasti kehamilan (Manuaba, 2010) :

a) Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan

b) Pada pemeriksaan dijumpai

(1) Tanda hegar, isthimus melembek pada saat hamil

(2) Tanda piscaseck, uterus membesar sampai sebesar telur

angsa

(3) Tanda chadwicks, warna selaput lendir vagina dan vulva

jadi keunguan

(4) Teraba braxton hicks, saat hamil uterus mudah

berkontraksi

c) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif

c. Pengertian kehamilan TM III

Merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai

orang tua, seperti berpusatnya perhatian pada kehadiran bayi

sehingga disebut juga sebagai periode penantian pada umur

kehamilan antara 28 – 40 minggu(Saifuddin, 2009)

Page 33: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

16

d. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan III

Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester III 1)

Perubahan Fisik pada Trimester III Menurut Kurnia (2009),

perubahan fisik pada trimester III adalah :

a) Sakit bagian tubuh belakang Sakit pada bagian tubuh

belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya

beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat

mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan

tekanan ke arah tulang belakang.

b) Payudara Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum,

merupakan makanan bayi pertama yang kaya akan protein.

Biasanya, pada trimester ini, ibu hamil akan merasakan hal

itu, yakni keluarnya colostrum.

c) Konstipasi Pada trimester ini sering terjadi konstipasi

karena tekanan rahim yang membesar kearah usus selain

perubahan hormon progesteron.

d) Pernafasan Karena adanya perubahan hormonal yang

memengaruhi aliran darah ke paru-paru, pada kehamilan

33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah

bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim

yang membesar yang berada di bawah diafragma (yang

membatasi perut dan dada). Setelah kepala bayi turun

kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum

persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan

Page 34: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

17

merasakan lega dan bernapas lebih 18 mudah, dan rasa

panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena

berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah

diafragma / tulang iga ibu.

e) Sering kencing Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun

ke rongga panggul akan makin menekan kandungan

kencing ibu hamil.

f) Masalah tidur Setelah perut besar, bayi akan sering

menendang di malam hari sehingga merasa kesulitan untuk

tidur nyenyak.

g) Varises Peningkatan volume darah dan alirannya selama

kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di kaki,

yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi

di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi

juga akan menekan vena daerah panggul yang akan

memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor

keturunan.

h) Kontraksi perut Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini

berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak teratur,

dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.

i) Bengkak Perut dan bayi yang kian membesar selama

kehamilan akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki

dan pergelangan kaki 19 ibu hamil, dan kadang membuat

Page 35: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

18

tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan

oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.

j) Kram pada kaki Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah

yang menurun, atau karena kekurangan kalsium.

k) Cairan vagina Peningkatan cairan vagina selama kehamilan

adalah normal. Cairan biasanya jernih. Pada awal

kehamilan, cairan ini biasanya agak kental, sedangkan pada

saat mendekati persalinan cairan tersebut akan lebih cair.

e. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Trimester III (Varney, 2007) :

1) Pusing

a) Penyebab

(1) Tekanan darah tinggi

(2) Pengumpulan darah didalam pembuluh tungkai

(3) Kurang makan

b) Cara mengatasi

(1) Saat akan pindah posisi (misalnya dari posisi duduk

jadi berdiri), lakukan dengan lambat dan tenang,

jangan tergesa-gesa.

(2) Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang

panas dan sesak

(3) Coba periksakan di tempat pelayanan kesehatan jika

pusing menyerang.

Page 36: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

19

2) Sakit pinggang dan punggung

a) Penyebab

(1) Keletihan

(2) Ukuran rahim yang makin membesar

(3) Mekanisme tubuh yang kurang baik

b) Cara mengatasi

(1) Jangan membungkuk saat mengambil barang,

sebaiknya turunkan badan dalam posisi jongkok, baru

kemudian mengambil barang yang dimaksud

(2) Istirahat, pijat, kompres dingin atau panas pada bagian

yang sakit

3) Sering buang air kecil

a) Penyebab

Tekanan rahim pada kandung kemih, rahim semakin

membesar mengikuti perkembangan janin sehingga rahim

akan menekan kandung kencing.

b) Cara mengatasi

(1) Usahakan buang air kecil selalu tuntas (tidak tersisa)

(2) Batasi minum kopi, teh, cola dan kafein

(3) Lakukan senam otot panggul ringan misalnya kegel.

4) Keputihan

a) Pengertian

Leukorea (white discharge, fluor albus, keputihan)

adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang

Page 37: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

20

dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah.

Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan

suatu cairan jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri,

sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar

Bartolin. Selain itu sekret vagina juga disebabkan karena

aktivitas bakteri yang hidup pada vagina yang normal.

Seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan

pada saat hamil karena pada saat hamil terjadi

perubahan hormonal yang salah satu dampaknya adalah

peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan

keasaman vagina serta terjadi pula perubahan pada

kondisi pencernaan. Semua ini berpengaruh terhadap

peningkatan risiko terjadinya keputihan, khususnya

yang disebabkan oleh infeksi jamur.

Keputihan dapat bersifat normal (fisiologis) dan

tidak normal (patologis). Dalam keadaan normal,

cairan yang keluar cenderung jernih atau sedikit

kekuningan dan kental seperti lendir serta tidak disertai

bau atau rasa gatal. Namun bila cairan yang keluar

disertai bau, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil atau

warnanya sudah kehijauan atau bercampur darah, maka

ini dapat dikategorikan tidak normal.

Page 38: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

21

b) Penyebab

Peningkatan produksi lendir dan kelenjar endoservikal

sebagai akibat dari peningkatan kadar estrogen. Umumnya

penyebab keputihan tersering pada wanita hamil adalah

infeksi jamur Candida sp. Wanita hamil dapat terkena

keputihan sejak awal kehamilan hingga trimester akhir

menjelang persalinan. Namun pada keputihan karena

infeksi jamur, akan lebih berat terjadi pada bulan-bulan

terakhir kehamilan karena pada saat tersebut

kelembaban vagina paling tinggi

c) Dampak keputihan

Keputihan yang bersifat normal pada ibu hamil tidak

akan menyebabkan bahaya, yaitu adanya ciri-ciri tidak

berbau dan tidak membuat gatal. Ibu hamil akan

mengalami keputihan hingga akhir menjelang persalinan.

Pada masa akhir kehamilan keputihan semakin meningkat

karena infeksi jamur semakin berat terjadi. Umumnya

keputihan pada ibu hamil terinfeksi karena jamur candida

sp. Adapun bahaya keputihan untuk ibu hamil yaitu :

(1) Kelahiran premature

Keputihan yang ditandai dengan munculnya cairan

yang lebih kental, berbau amis dan rasa gatal yang

memicu iritasi pada vulva. Keputihan pada ibu hamil

jenis ini akan mengakibatan nyeri saat bersenggama.

Page 39: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

22

Adapun penyebab keputihan adalah mikroorganisme

yaitu candida albicans. Jika dibiarkan tanpa

pengobatan akan menyebabkan kelahiran prematur.

(2) Ketuban pecah sebelum waktunya

Munculnya cairan yang ditandai dengan berwarna

kekuningan, berbau amis dan ketika muncul rasa gatal.

Keputihan ini disebut vaginosis bakterialis yang

menyebabkan ketuban pecah sebelum waktunya.

(3) Berat badan bayi rendah

Keputihan yang berupa iritasi di area genital dengan

timbulnya rasa panas dan gatal. Pada keadaan yang

parah akan mengakibatkan nyeri pada daerah vulva

dan vulva pada saat senggama. Penyebab keputihan ini

adalah protozoa trichmonas vaginalis yang ditularkan

melalui hubungan seksual. Berdampak pada ibu hamil

yaitu adanya bahaya kelahiran bayi yang beratnya

rendah.

d) Cara mengatasi

(1) Meningkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari

(2) Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun bukan

nilon

(3) Menghindari pencucian vagina dengan sabun dari arah

depan kebelakang (Kusmiyati dkk, 2009)

Page 40: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

23

5) Kaki bengkak dan sakit

a) Penyebab

Keletihan

b) Cara mengatasi

(1) Perbanyak olah raga (jalan santai)

(2) Saat duduk, gerakan kaki dengan memutarnya pada

pergelangan kaki

(3) Hindari duduk bersilang

(4) Berbaringlah menyamping jangan terlentang

(5) Ketika berbaring atur posisi kaki agar tinggi dari badan

mengganjalnya dengan bantal.

6) Kram pada kaki

a) Penyebab

(1) Tekanan pada rahim

(2) Keletihan

(3) Sirkulasi darah yang kurang ketungkai bagian bawah.

b) Cara mengatasi

(1) Kurang minum susu karena kandungan fosfor pada

susu tinggi

(2) Gunakan penghangat untuk otot

(3) Jangan menggantungkan kaki ketika duduk,

menapakan pada alas atau menselonjorkan kaki dan

diatas bantal.

Page 41: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

24

7) Nyeri pinggang

Nyeri pinggang merupakan hal yang normal pada ibu

hamil, karena perut yang semakin membesar sehingga titik

berat badan pindah kedepan dan meyebabkan spasme pada otot

(Varney, 2007).

Cara mencegah : bangun dari tempat tidur dengan posisi

miring terlebih dahulu, lalu tangan sebagai tumpuan untuk

mengangkat tubuh.

f. Tanda Bahaya Kehamilan

Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam

kehamilan (Kusmiyati, 2009) :

1) Perdarahan pervaginam

2) Sakit kepala yang hebat

3) Penglihatan kabur

4) Nyeri perut hebat

5) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

6) Keluar cairan pervaginam

7) Gerakan janin tidak terasa

g. Ante Natal Care (ANC)

1) Pengertian

Ante natal care merupakan pengawasan kehamilan untuk

mendapatkan kesehatan umum ibu. Mencegah secara dini

penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi kehamilan,

Page 42: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

25

menetapkan resiko kehamilan, menyiapkan persalinan, menuju

ibu sehat dan bayi sehat (Manuaba, 2010).

2) Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (ANC) Ibu hamil mendapatkan

pelayanan ANC minimal 4 kali selama kehamilan, yang terbagi

dalam (Manuaba, 2010):

a) Trimester I : 1 kali (sebelum usia 14 minggu)

b) Trimester II : 1 kali (usia kehamilan antara 14-28

minggu)

c) Trimester III : 2 kali (usia kehamilan antara 28-36

minggu dan sesudah usia kehamilan

36 minggu)

3) Asuhan Antenatal standar 14 T (Sulistyawati, 2009) :

a) Timbang Berat Badan dan ukur tinggi badan (T1)

b) Ukur Tekanan Darah (T2)

c) Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)

d) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan

(T4)

e) Pemberian imunisasi TT (T5)

f) Pemeriksaan HB (T6)

g) Pemeriksaan VDRL (T7)

h) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan

payudara (T8)

i) Senam Ibu Hamil (T9)

j) Temu wicara/konseling (T10)

Page 43: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

26

k) Pemeriksaan protein urin atas indikasi (T11)

l) Pemeriksaan reduksi urin atas indikasi (T12)

m) Pemberian terapi kapsul yodium (T13)

n) Pemberian terapi anti malaria (T14)

4) Pemeriksaan ibu hamil (Kusmiyati, 2009) :

a) Anamnesis

(1) Anamnesa identitas istri dan suami : nama, umur, agama,

suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan dan alamat. Dalam

melakukan anamnesis diperlukan keterampilan

berkomunikasi, karena pendidikan dan daya tangkap

seseorang sangat bervariasi.

(2) Anamnesis umum

(a) Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur,

perkawinan.

(b) Tentang haid, menarche, lama haid, banyaknya

darah dan kapan mendapat haid terakhir, serta

teratur atau tidak.

(c) Tentang kehamilan, persalinan, nifas, jumlah, dan

keadaan anak.

b) Menentukan Usia Kehamilan

(1) Metode Kalender (Kusmiyati, 2009)

Metode kalender adalah metode yang sering kali

digunakan oleh tenaga kesehatan dilapangan

perhitungannya sesuai rumus yang direkomendasikan

Page 44: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

27

oleh Neagle yaitu dihitung dari tanggal pertama haid

terakhir ditambah 7 (tujuh), bulan ditambah 9 (sembilan)

atau dikurang 3 (tiga), tahun ditambah 1 (satu) atau 0

(nol).

(2) Tinggi Fundus (Manuaba, 2010)

Tabel 2.1 Umur kehamilan berdasarkan

tinggi fundus uteri

Tinggi Fundus Uteri Umur kehamilan

⅓ diatas simfisis

½ simfisis-pusat

⅔ diatas simfisis

Setinggi pusat

⅓ diatas pusat

½ pusat-prosesus xifoideus

Setinggi prosesus xifoideus

2 jari (4cm) dibawah prosesus

xifoideus

12 Minggu

16 minggu

20 minggu

24 minggu

28 minggu

34 minggu

36 minggu

40 Minggu

c) Pemeriksaan Umum, meliputi:

(1) Tanda-tanda vital

(a) Suhu tubuh normal 360C-370C

Page 45: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

28

(b) Denyut nadi ibu

Denyut nadi dalam keadaan normal 60-80 kali

permenit. Apabila denyut nadi ibu 100 kali atau

lebih permenit merupakan tanda-tanda kurang baik,

kemungkinan ibu mengalami tegang, ketakutan,

cemas akibat masalah tertentu

(c) Pernapasan normal ibu hamil adalah 20-40 kali

permenit

(d) Tekanan darah

Tekanan darah diukur setiap kali pemeriksaan

kehamilan. Tekanan darah normal 110/80 mmHg

sampai 140/90 mmHg. Apabila darah ibu lebih dari

140/90 mmHg berarti tekanan darah ibu tinggi, dan

itu adalah salah satu gejala preeklamsi (Depkes RI,

2009).

(2) Lingkar lengan atas (Lila)

Angka normal lingkar lengan atas ibu yang sehat yaitu

23,5-36 cm (Kusmiyati, 2009). Pengukuran Lila untuk :

(a) Mengetahui adanya resiko kekurangan energi kronis

(KEK) pada WUS

(b) Menepis wanita yang mempunyai risiko melahirkan

BBLR

(3) Berat badan

Page 46: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

29

Sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa berat

badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 kg-16,5 kg.

Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) berat badan ibu

masih dalam batas normal dengan kalkulasi sebagai

berikut, IMT Dengan nilai rujukan sebagai berikut

Tabel 2.2 peningkatan berat badan selama

kehamilan

IMT (kg/m2) Total kenaikan berat

badan yang

disarankan

Selama

trimester 2 dan

3

Kurus

(IMT<18,5)

12,7–18,1 kg 0,5 kg/minggu

Normal

(IMT 18,5-22,9)

11,3-15,9 kg 0,4 kg/minggu

Overweight

(IMT 23-29,9)

6,8-11,3 kg 0,3 kg/minggu

Obesitas

(IMT>30)

0,2 kg/minggu

Bayi kembar 15,9-20,4 kg 0,7 kg/minggu

(Sumber: Sukarni, 2013)

(4) Tinggi badan

Page 47: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

30

Diukur pada saat pertama kali datang. Ibu hamil yang

tinggi badannya kurang dari 145 cm terutama pada

kehamilan pertama, tergolong risiko tinggi yaitu

dikhawatirkan panggul ibu sempit (Pantikawati, 2010).

d) Pemeriksaan khusus, meliputi :

(1) Inspeksi

(a) Muka, apakah ada cloasma gravidarum dan odema

(b) Rambut dan kulit rambut, terlihat bersih atau tidak

(c) Kelopak mata, terlihat bengkak atau tidak

(d) Konjungtiva, terlihat pucat atu tidak

(e) Sclera, terlihat kuning atau normal

(f) Hidung, terlihat bersih atau tidak

(g) Mulut, ada sariawan atau tidak

(h) Gigi, ada caries atau tidak

(i) Leher, inspeksi pada leher adalah untuk melihat

apakah ada pembesaran kelenjar tiroid

(j) Payudara

- Apakah bentuknya simetris antara kanan dan kiri

- Melihat apakah sudah terjadi pygmentasi puting

dan areola

- Keadaan puting susu apakah menonjol atau tidak.

- Apakah colostrum sudah keluar

(k) Abdomen

Page 48: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

31

- Membesar sesuai dengan umur kehamilan atau

tidak

- alba/nigra, striae gravidarum hiperpigmentasi

atau tidak

- Tampak gerakan janin atau tidak

- Bentuk gravidarum apakah melintang atau

memanjang

(l) Vulva

Apakah ada odema, pengeluaran cairan dan apakah

nyeri

(2) Palpasi

(a) Tujuan palpasi

Untuk menentukan bagian-bagian, presentasi dan

letak janin dalam rahim serta usia kehamilan. Letak

dan presentasi janin dalam rahim merupakan salah

satu faktor penting yang berpengaruh terhadap

proses persalinan. Jika pada trimester III menjelang

persalinan bagian bawah janin bukan kepala atau

kepala janin belum masuk PAP berarti ada kelainan

posisi janin atau kelainan panggul sempit (Manuaba,

2010).

(b) Tahap-tahap pemeriksaan menurut Leopold adalah

sebagai berikut :

- Tahap persiapan pemeriksaan Leopold :

Page 49: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

32

1. Ibu tidur telentang dengan posisi kepala lebih

tinggi

2. Kedudukan tangan pada saat pemeriksaan

dapat dialas kepala atau membujur disamping

badan ibu

3. Kaki ditekukkan sedikit sehingga dinding

perut lemas

4. Bagian perut ibu dibuka seperlunya

5. Pemeriksa menghadap kemuka ibu saat

melakukan pemeriksaan Leopold I sampai III,

sedangkan saat melakukan pemeriksaan

Leopold IV pemeriksa menghadap ke kaki ibu

- Manuver palpasi menurut Leopold

1. Leopold I

a. Pemeriksa menghadap kearah muka ibu

hamil, satu tangan di fundus dan tangan

yang lain diatas simfisis

b. Menentukan tinggi fundus uteri

(kepala/bokong) dan bagian janin dalam

fundus

c. Konsistensi uterus

Page 50: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

33

2. Leopold II

a. Menentukan batas samping rahim kanan-

kiri, dengan satu tangan menekan di

fundus

b. Menentukan letak punggung janin

c. Pada letak lintang, tentukan di mana

kepala janin

3. Leopold III

a. Menentukan bagian terbawah janin

b. Apakah bagian terbawah tersebut sudah

masuk pintu atas panggul (PAP) atau

masih dapat digoyangkan

4. Leopold IV

a. Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu

hamil

b. Bisa juga menentukan bagian terbawah

janin apa dan berapa jauh sudah masuk

PAP

(3) Auskultasi

Sebelum melakukan pemeriksaan kaki ibu diluruskan

sehingga punggung janin lebih dekat dengan dinding

perut ibu. DJJ normal 120-160 kali permenit (Manuaba,

2010).

Page 51: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

34

(4) Perkusi

Reflex patella

Caranya : pada tendon tepat dibawah tempurung lutut,

ketuk menggunakan hammer, kalau reflek negatif, berarti

pasien kekurangan kalsium (B1).

e) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium :

(1) Hb

Hb normal ibu hamil adalah 11 gr %, apabila kurang

berarti ibu menderita anemia (Manuaba, 2010).

Pemeriksaan dan pengawasan Hb pada ibu hamil

dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan, yaitu

trimester I dan III (Saifuddin, 2007).

(2) Albumin

Hasil pemeriksaan albumin dapat digolongkan :

(a) Negative : Bila tidak ada perubahan

(jernih).

(b) Positif ( +) : Ada kekeruhan sedikit tanpa

butir-butir.

(c) Positif (++) : Kekeruhan mudah dilihat dan

tampak butir-butir.

(d) Positif (+++) : Jelas keruh dan berkeping-

keping.

(e) Positif (++++) : Sangat keruh berkeping

Page 52: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

35

keping besar, menggumpal-

gumpal dan padat.

(3) Reduksi

Hasil pemeriksaan reduksi dapat digolongkan :

(a) Negative : Tetap biru jernih atau sedikit

kehijau-hijauan dan agak

keruh.

(b) Positif (+) : Hijau kekuning-kuningan dan

keruh (0,5-1 % glukosa).

(c) Positif (++) : Kuning keruh (1-1,5 %

glukosa).

(d) Positif (+++) : Jingga atau warna lumpur

keruh (2-3,2 % glukosa).

(e) Positif (++++) : Merah keruh (lebih dari

3,5 % glukosa).

3. Konsep Dasar Persalinan

a. Pengertian persalinan

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika

prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37

minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu)

sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks

Page 53: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

36

(membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara

lengkap (JNPK-KR. 2008).

b. Tanda-tanda persalinan

Karakteristik persalinan sesungguhnya(Sumarah. dkk, 2009) :

a) Serviks menipis dan membuka

b) Rasa nyeri dan interval teratur

c) Interval antara rasa nyeri yang secara perlahan semakin pendek

d) Waktu dan kekuatan kontraksi semakin bertambah

e) Rasa nyeri terasa dibagian belakang dan menyebar kedepan

f) Dengan berjalan bertambah intensitas

g) Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi dengan

intensitas nyeri

h) Lendir darah semakin nampak

i) Ada penurunan bagian kepala janin

j) Kepala janin sudah terfiksasi di PAP diantara kontraksi

k) Pemberian obat penenang tidak menghentikan proses persalinan

sesungguhnya

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Peran dari penolong adalah mengantisipasi dan menangani

komplikasi yang mungkin tejadi pada ibu dan janin. Penanganan

yang terbaik dapat berupa observasi yang cermat, dan seorang bidan

harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab persalinan

sehingga diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan pada

proses persalinan yaitu passage (jalan lahir), power (his dan tenaga

Page 54: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

37

mengejan), dan passanger (janin, plasenta dan ketuban), serta factor

lain seperti psikologi dan faktor penolong (Sumarah dkk, 2009) :

1. Passage

Passage atau jalan lahir terdiri dari bagian keras (tulang-

tulang panggul dan sendi-sendinya) dan bagian lunak (otot-otot,

jaringan, dan ligament). Tulang-tulang panggul meliputi 2 tulang

pangkal paha, 1 tulang kelangkang, dan 1 tulang tungging.

Pembagian bidang panggul meliputi :

a) Pintu atas panggul (PAP) atau pelvic inlet

b) Bidang luas panggul

c) Bidang sempit panggul (mid pelvic).

d) Pintu bawah panggul (PBP).

Dari bentuk dan ukuran berbagai bidang rongga panggul,

rongga ini merupakan saluran yang tidak sama luasnya diantara

tiap-tiap bidang. Bidang yang terluas dibentuk pada

pertengahan simfisis dengan os sacral I-III, sehingga kepala

janin dimungkinkan bergeser melalui PAP masuk ke dalam

ruang panggul. Kemungkinan kepala dapat lebih masuk

kedalam ruang panggul jika sudut antara sacrum dan lumbal,

yang disebut inklinasi, lebih besar. Dengan demikian, tulang

jalan lahir sangat menentukan proses persalinan apakah dapat

berlangsung melalui jalan biasa atau melalui tindakan operasi

dengan kekuatan dari luar. Menurut Prawirohardjo, pada jalan

lahir lunak dapat terjadi gangguan yaitu :

Page 55: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

38

a) Pembukaan serviks

(1) Serviks yang kaku. Terdapat pada primi tua primer atau

sekunder. Serviks yang mengalami banyak cacat

perlukaan atau sikatrik.

(2) Serviks gantung. Ostium uteri eksternum terbuka lebar,

namun ostium uteri internum tidak terbuka dan

sebaliknya.

(3) Edema servik. Terutama karena panggul sempit, serviks

terjepit antara kepala janin dan jalan lahir sehingga

terjadi gangguan sirkulasi darah dan cairan yang

menimbulkan edema serviks.

(4) Serviks dupleks karena kelainan congenital.

b) Vagina

Kelainan vagina yang dapat mengganggu perjalanan

persalinan :

(1) Septum vagina (transvaginal septum vagina, longitudinal

septum vagina)

(2) Tumor pada vagina

(3) Hymen dan perineum. Kelainan hymen imperforate, atau

hymen elastic pada perineum, yaitu kekakuan pada

hymen sehingga memerlukan episiotomy yang luas.

Page 56: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

39

2. Power (His dan Tenaga ibu)

Kekuatan his atau kontraksi dan kekuatan mengejan ibu

sangat penting dalam proses persalinan. Sifat his yang sempurna

dan efektif :

a) Adanya koordinasi dari gelombang kontraksi, sehingga

kontraksi simetris

b) Kontraksi paling kuat atau adanya dominasi di fundus uteri

c) Sesudah tiap his, otot-otot korpus uteri menjadi lebih pendek

dari sebelumnya, sehingga serviks tertarik dan membuka karena

servik kurang mengandung otot

d) Adanya relaksasi

Frekuensi his adalah jumlah his dalam waktu tertentu,

biasanya dihitung dalam waktu 10 menit. Misalnya, pada akhir

kala I frekuensi his menjadi 2-4 kali kontraksi dalam 10 menit.

Aktifitas uterus adalah amplitude dikali frekuensi his yang

diukur dengan unit Montevideo. Durasi his adalah lamanya

setiap his berlangsung (detik). Lamanya his terus meningkat,

mulai dari hanya 20 detik pada permulaan partus sampai 60-90

detik pada akhir kala I atau permulaan kala II.Interval adalah

waktu relaksasi/jangka waktu antara 2 kontraksi (Saifuddin,

2009).

3. Passanger

Kepala janin merupakan bagian yang paling besar dan keras

dari pada bagian-bagian lain janin yang akan dilahirkan. Janin

Page 57: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

40

dapat memengaruhi jalannya persalinan dengan besarnya dan

posisi kepala janin.

a) Kepala janin

Berbagai posisi kepala janin dalam kondisi defleksi

dengan lingkaran yang melalui jalan lahir bertambah panjang

sehingga menimbulkan masalah. Kedudukan rangkap yang

paling berbahaya adalah antara kepala janin dan tali pusat,

sehingga makin turun kepala janin makin terjepit tali pusat,

meyebabkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim.

Kepala janin (bayi) merupakan bagian penting dalam

proses persalinan dan memiliki ciri sebagai berikut :

(1) Bentuk kepala oval, sehingga setelah bagian besarnya

lahir, maka bagian lainnya lebih mudah lahir.

(2) Persendian kepala terbentuk kogel, sehingga dapat

digerakan kesegala arah dan memberikan kemungkinan

untuk melakukan putaran paksi dalam.

(3) Letak persendian kepala janin sedikit ke belakang,

sehingga kepala janin melakukan fleksi untuk putaran

paksi dalam.

(4) Kepala janin mempunyai kemampuan untuk berubah

bentuk yang disebut dengan moulase.

b) Badan janin ukuran badan janin yang lain (Saifuddin, 2009):

(1) Lebar bahu, jarak antara kedua akromion (12 cm).

(2) Lingkar bahu (34 cm).

Page 58: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

41

(3) Lebar bokong, diameter intertrokanterika (12 cm).

(4) Lingkar bokong (27 cm).

4. Psikologi ibu

Menurut Saifuddin (2009), keadaan psikologis yaitu

keadaan emosi, jiwa, pengalaman, adat istiadat dan dukungan dari

orang-orang tertentu yang dapat memengaruhi proses persalinan.

Banyak wanita normal dapat merasakan kegairahan dan

kegembiraan saat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran

bayinya. Psikologi ibu dapat memengaruhi persalinan apabila ibu

mengalami kecemasan, stress, bahkan depresi. Hal ini akan

memengaruhi kontraksi yang dapat memperlambat proses

persalinan. Selain itu, ibu yang tidak siap mental juga akan

mempengaruhi persalinan karena ibu akan sulit diajak kerjasama

dalam proses persalinannya. Untuk itu sangat penting bagi bidan

dalam mempersiapkan mental ibu menghadapi proses persalinan.

5. Penolong

Menurut Saifuddin (2009), peran dari penolong persalinan

adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin

terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses persalinan

tergantung dari kemampuan atau ketrampilan dan kesiapan

penolong dalam menghadapi proses persalinan. Setiap tindakan

yang akan diambil harus lebih mementingkan manfaat dari pada

kerugiannya. Bidan harus bekerja sesuai dengan standar. Standar

yang ditetapkan untuk pertolongan persalinan normal adalah

Page 59: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

42

standar asuhan persalinan normal (APN) yang terdiri dari 60

langkah dengan selalu memerhatikan aspek 5 benang marah

asuhan persalinan normal.

d. Tahapan Persalinan

1) Kala I (Pembukaan)

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir darah, karena

serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement)

kala dimulai dari pembukaan nol sampai pembukaan lengkap

(10 cm) lamanya kala I untuk primigravida berlangsung ± 12

jam, sedangkan pada multigravida sekitar ± 8 jam. Berdasarkan

kurva friedman pembukaan primi 1 cm/jam, sedangkan pada

multi 2 cm/jam (JNPK-KR, 2008). Kala pembukan dibagi

menjadi dua fase, yaitu :

a) Fase Laten : pembukaan serviks, sampai ukuran 3

cm, berlangsung dalam 7-8 jam.

b) Fase Aktif : berlangsung ± 6 jam, di bagi atas 3 sub

fase, yaitu :

(1) Periode akselerasi berlangsung 2 jam,

pembukaan menjadi 4 cm

(2) Periode dilatasi maksimal selama 2

jam, pembukaan berlangsung cepat

menjadi 9 cm

Page 60: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

43

(3) Periode deselerasi berlangsung lambat,

selama 2 jam pembukaan menjadi 10

cm atau lengkap

2) Kala II (kala pengeluaran janin)

Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap

(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut

kala pengeluaran bayi (JNPK-KR, 2008). Gejala dan tanda kala

II persalinan (JNPK-KR, 2008) :

a) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi

b) Ibu merasa adanya peningkatan tekanan pada rectum/pada

vaginanya

c) Perineum menonjol

d) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka

e) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.

Pada kala ini his terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-

kira 2-3 menit sekali kepala janin telah masuk keruangan

panggul sehingga terjadi tekanan pada otot dasar panggul yang

menimbulkan rasa ingin mengedan karena, tekanan pada rectum,

ibu ingin seperti mau buang air besar, dengan tanda anus

membuka. Pada saat his, kepala janin mulai kelihatan, vulva

membuka perineum meregang. Dengan kekuatan his dan

mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi kepala

membuka pintu, dahi, hidung mulut dan muka serta seluruhnya,

Page 61: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

44

diikuti oleh putaran paksi luar yaitu penyesuaian kepala dengan

punggung. Setelah itu sisa air ketuban. Lamanya kala II untuk

primigravida 2 jam dan multigravida 1 jam (JNPK-KR, 2008).

Pada kala II persalinan dapat dilakukan tindakan

episiotomi atau pelebaran jalan lahir untuk membantu kelahiran

bayi. Tindakan ini dilakukan atas indikasi seperti gawat janin,

persalinan pervaginam dengan penyulit, misalnya presentasi

bokong, distosia bahu, akan dilakukan ekstraksi forcep,

ekstraksi vacum, selain itu indikasi lain seperti perineum kaku

atau diperkirakan tidak mampu beradaptasi terhadap regangan

yang berlebih seperti bayi besar, dan bayi prematur untuk

mengurangi tekanan pada kepala janin. Sebelum dilakukan

tindakan episiotomi baiknya penolong melakukan anastesi lokal

terlebih dahulu untuk mengurangi nyeri (Saifuddin, 2006).

3) Kala III (kala uri)

Kala III yaitu waktu dari keluarnya bayi hingga pelepasan

atau pengeluaran uri (plasenta) yang berlangsung tidak lebih

dari 30 menit (JNPK-KR, 2008).

a) Tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu :

(1) Adanya perubahan bentuk dan tinggi fundus

(2) Tali pusat memanjang

(3) Semburan darah mendadak dan singkat

b) Manajemen aktif kala III, yaitu :

(1) Pemberian suntikan oksitosin

Page 62: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

45

(2) Melakukan peregangan tali pusat terkendali

(3) Massase fundus uteri

c) Evaluasi perdarahan kala III

Perdarahan post partum normal yaitu perdarahan pervaginam

≤ 500 cc setelah kala III selesai atau setelah plasenta lahir.

4) Kala IV

Kala IV yaitu kala pengawasan atau pemantauan,

pemantauan kala IV dilakukan 2-3 kali dalam 15 menit pertama,

setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dan setiap 20-30 menit

pada jam kedua pasca persalinan meliputi kontraksi uterus dan

perdarahan pervaginam. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, TFU,

kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca

persalinan dan 30 menit selama jam kedua pasca persalinan,

selain itu pemeriksaan suhu dilakukan sekali setiap jam selama

dua jam pertama pasca persalinan (Saifuddin, 2010). Asuhan

dan pemantauan kala IV (JNPK-KR, 2008) :

a) Lakukan rangsangan taktil (massase) uterus untuk

merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat

b) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan

secara melintang dengan pusat sebagai patokan

c) Perkiraan kehilangan darah secara keseluruhan

d) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau

episiotomy). Menurut JNPK-KR (2008), Klasifikasi laserasi

perineum dibagi menjadi empat derajat :

Page 63: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

46

(1) Robekan derajat I

Meliputi mukosa vagina, komisura posterior dan kulit

perineum. Tidak perlu dilakukan penjahitan tetapi

dipastikan bahwa luka tidak menimbulkan perdarahan

dan luka masih baik dan beraturan.

(2) Robekan derajat II

Meliputi mukosa vagina, komisura posterior, kulit

perineum dan otot perineum. Perlu dilakukan

penjahitan dengan anastesi lokal sebelumnya untuk

mengurangi rasa nyeri pada klien, penjahitan secara

jelujur ataupun dengan teknik tertentu yang dianjurkan

untuk menghentikan perdarahan dan membantu

mempercepat penyembuhan luka.

(3) Robekan derajat III

Sebagaimana ruptur derajat II hingga otot sfingter ani.

(4) Robekan derajat IV

Sebagaimana ruptur derajat III hingga dinding depan

rektum. Sebagai tenaga kesehatan yang tidak dibekali

keterampilan dan wewenang untuk menjahit pada

laserasi derajat III dan IV maka perlu melakukan

rujukan dirumah sakit karena resiko perdarahan terlalu

besar.

e. Mekanisme Persalinan

Page 64: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

47

Menurut Sumarah dkk (2009), dalam mekanisme persalinan

normal terjadi pergerakkan penting dari janin, yaitu :

1) Penurunan, pada primipara kepala janin turun kerongga panggul

atau masuk ke PAP pada akhir minggu 36 kehamilan, sedangkan

pada multipara terjadi mulai saat mulainya persalinan.

masuknya kepala janin melintasi PAP dapat dalam keadaan

sinklitismus atau asinklitismus, dapat juga dalam keadaan

melintang atau serong, dengan fleksi ringan (dengan diameter

kepala janin suboksipitofrontalis 11,25 cm) penurunan kepala

janin terjadi selama persalinan karena daya dorong dari

kontraksi dan posisi serta peneranan (selama kala II) oleh ibu.

Fiksasi (engagement) ialah tahap penurunan pada waktu

diameter biparietal dari kepala janin telah masuk panggul ibu.

2) Sinklitismus adalah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus

dengan bidang PAP (sutura sagitalis berada ditengah-tengah

jalan lahir atau PAP). Asinklitismus adalah bila arah sumbu

kepala janin miring dengan bidang PAP (sutura sagitalis

mendekati promontorium atau simfisis pubis). Asinklitismus

anterior, yaitu bila sutura sagitalis mendekati promontorium

sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal

belakang. Sinklitimus posterior, yaitu bila sutura sagitalis

mendekatai simfisis pubis sehingga os parietal belakang lebih

rendah dari pada os parietal depan.

Page 65: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

48

3) Fleksi terjadi apabila kepala semakin turun kerongga panggul,

kepala janin semakin fleksi, sehingga mencapai fleksi maksimal

(biasanya dihodge III) dengan ukuran diameter kepala janin

yang terkecil, yaitu diameter suboksipito bregmatika (9,5 cm).

Menurut hukum Koppel, fleksi kepala janin terjadi akibat sumbu

kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris, dengan sumbu

lebih mendekati sub oksiput, maka tahanan oleh jaringan

dibawahnya terhadap kepala yang akan menurun, menyebabkan

kepala mengadakan fleksi didalam rongga panggul. Fleksi

sangat penting bagi penurunan selama kala dua. Melalui fleksi

ini, diameter terkecil dari kepala janin dapat masuk kedalam

panggul dan terus menuju dasar panggul. Pada saat kepala

berada didasar panggul tahanannya akan meningkat sehingga

akan terjadi fleksi yang bertambah besar yang sangat diperlukan

agar diameter terkecil dapat terus turun.

4) Putaran paksi dalam, kepala yang turun menemui diafragma

pelvis yang berjalan dari belakang atas kearah depan. Akibat

kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin

yang disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala

melakukan rotasi/putaran paksi dalam, yaitu UUK memutar

kearah depan (UUK berada dibawah simfisis).

5) Ekstensi terjadi sesudah kepala janin berada didasar panggul dan

UUK berada dibawah simfisis sebagai hipomoklion, kepala

Page 66: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

49

mengadakan gerakkan defleksi/ekstensi untuk dapat dilahirkan,

maka lahirlah berturut-turut UUB, dahi, muka, dan dagu.

6) Putaran paksi luar terjadi setelah kepala lahir, kepala segera

mengadakan rotasi (putaran paksi luar), yaitu gerakan kembali

sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan

kedudukan kepala dengan punggung anak.

7) Ekspultasi terjadi setelah kepala lahir, bahu berada dalam posisi

depan belakang. Selanjutnya bahu depan dilahirkan terlebih

dahulu baru kemudian bahu belakang. Menyusul trokhanter

depan terlebih dahulu, kemudian trokhanter belakang. Maka

lahirnya bayi seluruhnya (ekspulsi).

4. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

a. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam

presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat,

pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan

berat badan 2500-4000 gram.

Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran

dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke

kehidupan ekstra uterin (Muslihatun, 2011).

b. Penanganan Bayi Baru Lahir

1) Pencegahan infeksi

Page 67: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

50

Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong

persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi seperti

berikut :

a) Cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi.

b) Pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum

dimandikan.

c) Semua peralatan dan perengkapan yang akan di gunakan

telah di DTT atau steril. Khusus untuk bola karet penghisap

lender jangan dipakai untuk lebih dari satu bayi.

d) Handuk, pakaian atau kain yang akan digunakan dalam

keadaan bersih (demikian juga dengan timbangan, pita

pengukur, termometer, stetoskop dll).

e) Dekontaminasi dan cuci setelah digunakan (JNPK-KR,

2008).

2) Penilaian bayi baru lahir

Segera setelah lahir lakukan penilaian awal secara cepat

dan tepat (0-30 detik) → buat diagnose untuk dilakukan asuhan

berikutnya, yang dinilai (Sukarni, 2013) :

a) Usaha nafas → bayi menangis keras ?

b) Warna kulit → cyanosis atau tidak ?

c) Gerakan aktif atau tidak

Jika bayi tidak bernafas atau megap-megap atau lemah

maka segera lakukan resusitasi bayi baru lahir (JNPK-KR,

2008).

Page 68: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

51

Tabel 2.3 Apgar SkorSkor 0 1 2

Appearance

color

(warna kulit)

Pulse (heart

rate) atau

frekuensi

jantung

Grimace (reaksi

terhadap

rangsangan)

Activity

tonus otot)

Respiration

(usaha nafas)

Biru pucat

Tidak ada

Tidak ada

Lumpuh

Badan merah muda,

ekstremitas biru

Lambat <100x/menit

Merintih

Ekstremitas dalam

fleksi sedikit

Seluruh

tubuh merah

muda

>100x/menit

Menangis

dengan kuat,

batuk/ bersin

Gerakan aktif

Menangis

kuat

Page 69: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

52

Tidak ada Lemah, tidak teratur

(Sumber : Saifuddin, 2006)

Klasifikasi (Saifuddin, 2006) :

a) Asfiksia ringan (apgar skor 7-10)

b) Asfiksia sedang (apgar skor 4-6)

c) Asfiksia berat (apgar skor 0-3)

3) Memotong dan merawat tali pusat

Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu stabil maka lakukan

pengikatan pada tali pusat. Yang pertama dilakukan adalah

mencelupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan

kedalam klorin 0,5 % untuk membersihkan dari darah dan sekret

lainnya. Kemudian bilas dengan air DTT, lalu keringkan dengan

handuk bersih dan kering. Ikat tali pusat 1 cm dari perut bayi

(pusat). Gunakan benang atau klem plastik DTT/steril. Kunci

ikatan tali pusat dengan simpul mati atau kuncikan penjepit

plastik tali pusat. Kemudian selimuti bayi dengan menggunakan

kain yang bersih dan kering (Sumarah dkk, 2009).

4) Mempertahankan suhu

Mekanisme pengaturan temperatur bayi baru lahir belum

berfungsi sempurna oleh karena itu, jika tidak dilakukan

pencegahan kehilangan panas maka bayi akan mengalami

hipotermia. Bayi dengan hipotermia sangat berisiko mengalami

kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia sangat mudah

Page 70: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

53

terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak

segera dikeringkan dan diseimuti walaupun berada dalam

ruangan yang hangat (Sumarah, dkk, 2009).

a) Mekanisme kehilangan panas

Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui (Sukarni,

2013) :

(1) Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada

permukaan tubuh bayi sendiri karena setelah lahir tidak

segera dikeringkan dan diselimuti.

(2) Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh

bayi dengan permukaan yang dingin.

(3) Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih

dingin (misalnya melalui kipas angin, hembusan udara,

atau pendingin ruangan).

(4) Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda-

benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu

tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara

langsung).

b) Mencegah Kehilangan Panas

Keringkan bayi segera setelah bayi lahir untuk mencegah

terjadinya evaporasi dengan menggunakan handuk atau kain

(menyeka tubuh bayi juga termasuk rangsangan taktil untuk

membantu memulai pernafasan), dan untuk tidak

Page 71: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

54

memandikan bayi minimal 6 jam setelah lahir untuk

mencegah hipotermi (Depkes RI, 2004).

5) Kontak dini dengan ibu

Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin, kontak dini

diantara ibu dan bayi penting untuk (Saifuddin, 2006) :

a) Kehangatan mempertahankan panas yang benar pada bayi

baru lahir

b) Ikatan batin pemberian ASI

c. Pemantauan bayi baru lahir

Menurut Saifuddin (2006), tujuan pemantauan bayi baru lahir

adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan

identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan

perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut

petugas kesehatan.

1) 2 jam pertama sesudah kelahiran

Hal-hal yang perlu dinilai waktu pemantauan bayi pada jam

pertama sesudah kelahiran, meliputi:

a) Kemampuan menghisap bayi kuat atau lemah

b) Bayi tampak aktif atau lunglai

c) Bayi kemerahan atau biru

2) Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayi

Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian

terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan

tindak lanjut, seperti :

Page 72: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

55

a) Bayi kecil untuk masa kehamilan atau kurang bulan

b) Gangguan pernafasan

c) Hipotermi

d) Infeksi

e) Cacat bawaan atau trauma lahir

d. Inisiasi menyusu dini

Untuk mempererat ikatan batin antara ibu-anak, setelah

dilahirkan sebaiknya bayi itu dibersihkan. Sentuhan kulit dengan

kulit mampu menghadirkan efek psikologis yang dalam diantar ibu

dan anak. Penelitian membuktikan bahwa ASI ekslusif selama 6

bulan memang baik bagi bayi. Naluri bayi akan membimbingnya

saat baru lahir. Percayakah anda, satu jam pertama setelah bayi

dilahirkan, insting bayi membawanya untuk mencari putting sang

bunda. Perilaku bayi tersebut dikenal dengan istilah (IMD) Inisiasi

Menyusui Dini (Sumarah dkk, 2009).

e. Tanda bahaya pada bayi baru lahir

Menurut Pinem (2009), tanda-tanda bahaya yang perlu

diwaspadai pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :

1) Sulit menyusu

2) Letargi (tidur terus sehingga tidak menyusu)

3) Demam (suhu badan >38oC atau hipotermi <36oC)

4) Tidak BAB atau BAK setelah 3 hari lahir (kemungkinan bayi

mengalami atresia ani), tinja lembek, hijau tua, terdapat lendir

atau darah pada tinja

Page 73: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

56

5) Sianosis (biru) atau pucat pada kulit atau bibir, adanya memar,

warna kulit kuning (ikterus) terutama dalam 24 jam pertama

6) Muntah terus menerus dan perut membesar

7) Kesulitan bernafas atau nafas lebih dari 60 kali per menit

8) Mata bengkak dan bernanah atau berair

9) Mekonium cair berwarna hijau gelap dengan lendir atau darah

10) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, dan

berdarah

5. Konsep Dasar Nifas

a. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42

hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan

(Suherni dkk, 2009).

Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim sebab melahirkan atau

setelah melahirkan. Darah nifas yaitu darah yang tertahan tidak bisa

keluar dari rahim dikarenakan hamil. Maka ketika melahirkan, darah

tersebut keluar sedikit demi sedikit. Darah yang keluar sebelum

melahirkan disertai tanda-tanda kelahiran, maka itu termasuk darah

nifas juga (Saifuddin, 2010).

b. Tahapan Dalam Masa Nifas (Suherni dkk, 2009):

Page 74: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

57

1) Puerperium dini (immediate puerperium) : waktu 0-24 jam

postpartum. Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperolehkan

berdiri dan berjalan-jalan.

2) Puerperium Intermedial (early puerperium) : waktu 1-7 hari

postpartum.

3) Remote Puerperium (later puerperium) : waktu 6-8 minggu

postpartum.

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,

terutama bila selama hamil dan waktu persalinan mempunyai

komplikasi, waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan atau

tahun. Dalam agama islam telah bersih dan boleh bekerja setelah 40

hari. Kebijakan Program Pemerintah Dalam Asuhan Masa Nifas

paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan nifas untuk menilai status

ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah, mendeteksi dan menangani

masalah-masalah yang terjadi. Kunjungan antara lain 6-8 jam setelah

persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu setelah persalinan,

dan 6 minggu setelah persalinan (Manuaba, 2010).

c. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

1. Perubahan sistem reproduksi

a) Involusi uterus

Proses involusi uterus adalah sebagai berikut

(Sukarni, 2013) :

(1) Iskemia miometrium

Page 75: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

58

Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus

menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta

membuat uterus relative anemi dan menyebabkan serat

otot atrofi.

(2) Autolysis

Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang

terjadi di dalam otot uterin. Enim proteolitik akan

memendekkan jaringan otot yang telah sempat

mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula

selama kehamilan atau dapat lima kali lebih lebar dari

semula kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai

pengrusakan secara langsung jaringan hipertropi yang

berlebihan hal ini disebabkan karena penurunan

hormone estrogen dan progesterone.

(3) Efek Oksitosin

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan

retraksi otot uterine sehingga akan menekan pembuluh

darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah

ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs

atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi

perdarahan.

Page 76: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

59

Tabel 2.4 Perubahan Normal Pada Uterus SelamaPostpartum

Waktu TFUBobot

uterus

Diamet

er

uterus

Palpasi

serviks

Pada akhir

persalinan

Setinggi

pusat

900-1000

gram

12,5

cm

Lembut/lun

ak

Akhir minggu

ke-1

½ pusat

sympisis

450-500

gram7,5 cm 2 cm

Akhir minggu

ke-2Tidak teraba 200 gram 5,0 cm 1 cm

Akhir minggu

ke-6Normal 60 gram 2,5 cm Menyempit

b) Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa

nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat

membuat organism berkembang lebih cepat daripada

kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lochea

mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran

lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warna

diantaranya (Sukarni, 2013) :

(1) Lochea Rubra/merah (Kruenta)

Page 77: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

60

Lochea ini muncul pada hari pertama sampai hari

ketiga masa postpartum. Sesuai dengan namanya,

warnanya biasanya merah dan mengandung darah dari

perobekan/luka pada plasenta dan serabut dari deciduas

dan chorion. Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa,

rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa darah.

(2) Lochea Sangiolenta

Lochea ini muncul pada hari ke 3-7 hari berwarna

merah kecoklatan dan berlendir.

(3) Lochea Serosa

Lochea serosa muncul pada hari ke 7-14 hari dengan

berwarna kuning kecoklatan dengan cirri lebih sedikit

darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit

dan robekan/laserasi plasenta.

(4) Lochea Alba

Lochea ini muncul setelah 2 minggu postpartum.

Warnanya lebih pucat, putih kekuningan dan lebih

banyak mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan

serabut jaringan yang mati.

(5) Loche Purulenta

Lochea yang muncul karena terjadi infeksi, keluar

cairan seperti nanah berbau busuk.

c) Serviks

Page 78: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

61

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus.

Setelah persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2

hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks

menutup (Sukarni, 2013).

d) Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta

peregangan yang sangat besar selama proses persalinan, dan

dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua

organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3

minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak

hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur angsur akan

muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.

Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan

keadaan saat sebelum persalinan pertama (Sukarni, 2013).

d. Perubahan sistem pencernaan

Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus

kembali normal. Meskipun kadar progesterone menurun setelaah

melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan

selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian

bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema.

Rasa sakit didaerah perineum dapat menghalangi keinginan

kebelakang (Saifuddin, 2010).

e. Perubahan sistem perkemihan

Page 79: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

62

Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air

kecil, selain khawatir nyeri jahitan juga karena penyempitan saluran

kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses persalinan. Buang

air kecil sulit kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher

buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin

dan tulang pubis selama persalinan. Urin dalam jumlah yang besar

akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah

plasenta dilahirkan, kadar hormone estrogen yang bersifat menahan

air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini

menyebabkan dieresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal

dalam tempo minggu (Saifuddin, 2010).

f. Perubahan endokrin

Kadar estrogen menurun 10 % dalam waktu sekitar 3 jam

postpartum. Progesterone turun pada hari ke 3 postpartum. Kadar

prolaktin dalam darah berangsur-angsur hilang.

1) Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas

Adaptasi psikologis masa post partum oleh Rubin dibagi dalam

tiga periode (Mansur, 2009) :

a) Periode Taking In

(1) Berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan

(2) Ibu pasif terhadap lingkungan. Ibu sangat bergantung

pada orang lain

b) Periode Taking Hold

(1) Berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan

Page 80: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

63

(2) Pasa fase ini ibu merasa khawatir akn

ketidakmampuannya dalam merawat bayi. Ibu

menjadi sangat sensitive, sehingga mudah

tersinggung

c) Periode Letting Go

(1) Berlangsung 10 hari setelah melahirkan

(2) Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan

mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan

bayinya

g. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas (Suherni dkk,

2009) :

1) Mendukung dan memantau kesehatan fisik ibu dan bayi

2) Mendukung dan memantau kesehatan psikologis, emosi, social

serta memberikan semangat kepada ibu

3) Membantu ibu dalam menyusui bayinya. Pada ibu dengan anak

pertama sering ditemui puting susu ibu belum menonjol

sehinggan ibu mengalami kesulitan dalam menyusui bayinya.

Bidan dapat melakukan perawatan payudara yang bertujuan

untuk memelihara kebersihan payudara dan memperbanyak

atau memperlancar produksi ASI. Pelaksanaan perawatan

payudara idealnya dilakukan sedini mungkin, namun dapat

juga dilakukan sejak hari kedua setelah persalinan sebanyak

dua kali sehari (Roesli, 2003)

Page 81: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

64

4) Membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai ibu

5) Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam

perannya sebagai orang tua

6) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan

rasa nyaman

7) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai

cara mencegah perdarahan, mengenai tanda-tanda bahaya,

menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang

aman

8) Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan

data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta

melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan,

mencagah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan

bayi selama periode nifas

9) Memberikan asuhan secara professional

h. Kebutuhan Dasar Masa Nifas (Suherni dkk, 2009) :

1) Nutrisi dan cairan

Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada

pantangan diet. Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh

minum dan makan seperti biasa bila ingin. Namun perlu

diperhatikan jumlah kalori dan protein ibu menyusui harus

lebih besar dari pada ibu hamil

2) Ambulasi

Page 82: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

65

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur

terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh

miring-miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya

thrombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan

duduk, hari ke 3 jalan-jalan dan pada hari ke 4 atau 5 sudah

boleh pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi yang

berbeda, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan

sembuhnya luka-luka

3) Eliminasi

Rasa nyeri kadangkala menyebabkan keengganan untuk

berkemih, tetapi usahakanlah untuk berkemih secara teratur,

karena kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan

gangguan kontraksi rahim, yang dapat menyebabkan

perdarahan dari rahim. Hendaknya kencing dapat dilakukan

sendiri secepatnya

4) Defekasi

Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila

masih sulit buang air besar dan terjadi obstifasi apalagi berak

keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rectal. Jika

masih belum bisa dilakukan klisma. Konsumsi makanan tinggi

serat dan cukup minum

5) Menjaga kebersihan diri

Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari

infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.

Page 83: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

66

6) Kebersihan genetalia

Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi agak

bengkak/memar dan mungkin ada luka jahitan robekan atau

episiotomi, anjurkan ibu untuk membersihkan alat

genetalianya dengan menggunakan air bersih, membersihkan

daerah vulva terlebih dahulu dilanjutkan dengan sekitar anus.

Keringkan dulu sebelum memakaikan pembalut dan gantilah

pembalut minimal 3 kali sehari. Pada persalinan yang terdapat

jahitan, jangan khawatir untuk membersihkan vulva, justru

vulva yang tidak dibersihkan dapat menyebabkan infeksi.

Bersihkan vulva setiap buang air besar, buang air kecil dan

mandi

7) Pakaian

Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap

keringat karena produksi keringat pada ibu nifas akan lebih

banyak. Sebaiknya menggunakan pakaian yang longgar

dibagian dada, sehingga payudara tidak tertekan dan kering.

Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi

pada daerah sekitarnya akibat lochea

8) Kebersihan kulit

Setelah persalinan ekstra cairan dalam tubuh akan dikeluarkan

kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan

pembengkakan pada wajah, kaki, betis dan tangan ibu. Oleh

karena itu, pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan,

Page 84: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

67

ibu akan merasa jumlah keringat yang lebih banyak dari

biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan menjaga agar kulit

tetap dalam keadaan kering

9) Istirahat

Untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, usahakan untuk

rileks dan istrahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur.

Meminta bantuan suami atau keluarga yang lain jika ibu

merasa lelah. Putarkan dan dengarkan lagu-lagu klasik pada

saat ibu dan bayi istirahat untuk menghilangkan tegang dan

lelah

10) Seksual

Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami istri begitu

darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua

jarinya kedalam vagina tanpa ada rasa nyeri. Begitu ibu merasa

aman untuk melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu

siap

11) Rencana kontrasepsi

Pemilihan kontrasepsi harus sudah dipertimbangkan pada masa

nifas. Apabila hendak memakai kontrasepsi yang mengandung

hormone, harus menggunakan obat yang tidak menganggu

produksi ASI. Hubungan suami istri pada masa nifas tidak

terganggu

12) Senam nifas

Page 85: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

68

Senam nifas yaitu gerakan untuk mengembalikan otot perut

yang kendur karena peregangan selama hamil. Senam nifas ini

dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai

hari yang kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang

dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu.

13) Perawatan payudara

Anjurkan ibu untuk membersihkan putting susunya sebelum

menyususkan bayinya, lakukan perawatan payudara rutin agar

tidak terjadi pembengkakan akibat bendungan ASI.

14) Proses Laktasi Dan Menyusui

Perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan

pertumbuhan otak. Faktor utama yang mempengaruhi

pertumbuhan otak anak adalah nutrisi yang diterima saat

pertumbuhan otak cepat. Dalam hal ini pemberian nutrisi

terhadap bayi dapat melalui proses menyusui Air Susu Ibu

(ASI). Terdapat 2 refleks yang berperan sebagai pembentukan

dan pengeluaran air susu, yaitu reflek prolaktin dan reflek let

down. Sedang pada mekanisme menyusui, bayi mempunyai 3

reflek intrinsic yang dibutuhkan dalam keberhasilan menyusui

yaitu reflek mencari (rooting refleks), reflek menghisap dan

reflek menelan.

Page 86: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

69

6. Konsep Dasar Neonatus

a. Pengertian Neonatus

Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan

intrauterine kekehidupan ekstrauterin. Pertumbuhan dan

perkembangan normal masa neonatal adalah 28 hari (Wahyuni, 2009).

b. Periode Neonatal

Periode neonatal meliputi jangka waktu sejak bayi baru lahir

sampaidengan usia 4 minggu terbagi menjadi 2 periode, antara lain :

1) Periode neonatal dini yang meliputi jangka waktu 0–7 hari setelah

lahir

2) Periode lanjutan merupakan periode neonatal yang meliputi jangka

waktu 8-28 hari setelah lahir. Periode neonatal atau neonatus

adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode neonatal bayi

mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang amat

menakjubkan. Pada saat kelahiran, banyak perubahan dramatik

yang terjadi di dalam tubuh bayi karena berubah dari

ketergantungan menjadi tidak tergantung pada ibu. Dari sudut

pandangan ibu, proses kelahiran merupakan pengalaman traumatik

(Wahyuni, 2009).

c. Kunjungan Neonatal

1) Pengertian

Kunjungan dimulai dengan wawancara singkat dengan ibu

atau ayah. Perhatian khusus harus diberikan pada isu-isu yang

tidak tuntas, yang berhubungan dengan pengalaman persalinan

Page 87: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

70

dan kelahiran atau perawatan bayi segera setelah lahir. Orang tua

perlu mendiskusikan setiap memori atau pandangan keliru yang

mereka miliki tentang periode tersebut (Varney, 2008).

Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga

kesehatan minimal dua kali untuk mendapatkan pelayanan dasar

dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik didalam maupun diluar

gedung puskesmas, termasuk bidan di desa, polindes dan

kunjungan ke rumah. Bentuk pelayanan tersebut meliputi

pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi,

pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif,

pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan

pemberian imunisasi) pemberian vitamin K dan penyuluhan

neonatal di rumah menggunakan buku KIA (Depkes RI, 2004).

Kunjungan neonatal (KN) adalah kontak neonatus dengan

tenaga kesehatan minimal dua kali.

a) Kunjungan pertama kali pada hari pertama dengan hari ke

tujuh (sejak 6 jam setelah lahir).

b) Kunjungan kedua kali pada hari ke delapan sampai hari kedua

puluh delapan (Syarifudin, 2009).

2) Tujuan

Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses

neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini

mungkin bila terdapat kelainan pada bayi atau mengalami

masalah. Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan

Page 88: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

71

pendekatan konfeherensif, Manajemen Terpadu Bayi Muda untuk

bidan/perawat, yang meliputi :

a) Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi

bakteri, ikterus, diare dan berat badan rendah

b) Perawatan tali pusat

c) Pemberian vitamin K1 bila belum diberikan pada hari lahir

d) Imunisasi Hepatitis B 0 bila belum diberikan pada saat lahir

e) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan asli

eksklusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan

perawatan bayi baru lahir di rumah dengan menggunakan

buku KIA

f) Penanganan dan rujukan kasus (Ambarwati, 2009)

Tujuan kunjungan ada tiga, yaitu: mengidentifikasi gejala

penyakit, merekomendasikan tindakan pemindaian, dan mendidik

serta mendukung orang tua. Bidan harus memiliki rencana untuk

kunjungan yang pertama kali, yang harus mencakup :

a) Tinjau riwayat maternal, riwayat kelahiran, perawatan

neonatus segera setelah lahir

b) Observasi orang tua dan lakukan wawancara tentang

penyesuaian keluarga

c) Kaji riwayat interval, pemberian makan, kewaspadaan, dan

menangis, juga masalah pada usus, kandung kemih, dan

masalah lain

d) Ukur berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala

Page 89: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

72

e) Lakukan pemeriksaan fisik

f) Tinjau kebutuhan untuk penapisan metabolik.

g) Beri penyuluhan dan pedoman antisipasi

h) Jadwalkan kunjungan selanjutnya

i) Tinjau cara untuk menghubungi tenaga perawatan jika terjadi

kondisi darurat (Varney, 2008).

3) Kategori

Kunjungan neonatal terbagi dalam dua kategori antara lain :

a) Kunjungan Neonatal ke satu (KN 1)

Kunjungan neonatal yang ke satu (KN 1) adalah kunjungan

neonatal pertama kali yaitu pada hari pertama sampai hari

ketujuh (sejak 6 jam setelah lahir).

b) Kunjungan Neonatal yang kedua (KN 2)

Kunjungan neonatal adalah kontak neonatus (0-28 hari)

dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan

kesehatan dengan syarat usia 0–7 hari minimal 2 kali, usia 8

sampai 28 hari minimal 1 kali (KN2) di dalam/diluar institusi

Kesehatan (Depkes RI, 2004).

4) Cakupan Kunjungan Neonatal

Cakupan Kunjungan Neonatal adalah cakupan neonatus

yang mendapatkan pelayanan sesuai standar sedikitnya tiga kali

yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada hari ke 3-7 dan 1 kali pada

hari ke 8-28 setelah bayi lahir disuatu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu.

Page 90: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

73

Cakupan pelayanan neonatal oleh tenaga kesehatan untuk

mengetahui jangkauan layanan kesehatan neonatal serta

kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat

melakukan layanan kesehatan neonatal (Muslihatun, 2010).

d. Perawatan Fisik

Perawatan umbilikus dimulai segera setelah lahir. Tali pusat

harus tetap kering dan akan putus dalam waktu 2 minggu. Orang tua

harus menghubungi bidan/tenaga kesehatan terdekat jika tali pusat

mengeluarkan pus atau jika muncul garis kemerahan pada abdomen

dekat umbilikus.

Perawatan kulit yang ditutup oleh popok sangat penting jika

ingin mencegah terjadinya ruam popok. Perawatan kulit harus dimulai

dengan mengganti popok secara teratur dan dengan membersihkan

kulit secara seksama dengan menggunakan sabun dan air atau sebuah

lap popok.

Bayi tidak dapat mengeluarkan keringat dengan efektif, gejala

utama jika bayi kepanasan adalah kulit menjadi merah, iritabilitas dan

tubuh hangat. Akhirnya bayi yang sangat kepanasan akan mengalami

letargi. Rata-rata jumlah makanan yang diberikan kepada bayi cukup

bulan selama 2 minggu pertama ialah 30-60 mililiter setiap 2-3 jam.

Jika berat badan bayi bertambah, bayi dapat dibiarkan tidur dalam

waktu yang lebih lama khususnya pada malam hari (Varney, 2008).

Page 91: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

74

e. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala

Moulding harus sudah menghilang dalam 24 jam kelahiran.

Fontanel anterior harus teraba datar. Bila cembung, dapat terjadi

akibat peningkatan tekanan intrakranial, sedangkan fontanel

cekung akan menandakan terjadinya dehidrasi. Perhatikan adanya

pembengkakan. Adanya memar atau trauma sejak lahir juga harus

diperiksa untuk memastikan bahwa proses penyembuhan sedang

terjadi dan tidak ada tanda-tanda infeksi.

2) Mata

Inspeksi mata untuk memastikan bahwa keduanya bersih, tanpa

tanda-tanda rabas. Jika terdapat rabas, mata harus dibersihkan.

Perlihatkan cara membersihkan mata pada orang tua.

3) Mulut

Mulut harus terlihat bersih dan lembab. Adanya bercak putih harus

diperiksa lebih jauh, karena hal ini dapat mengindikasikan

terjadinya infeksi jamur.

4) Kulit

Warna kulit harus dikaji seperti telah dijelaskan di atas. Kulit harus

diperiksa untuk adanya ruam, bercak, memar atau tanda-tanda

infeksi atau trauma. Bercak septik harus dideteksi secara dini dan

dilakukan pengobatan bila perlu.

5) Umbilikus

Page 92: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

75

Tali pusat dan umbilikus harus diperiksa setiap hari untuk adanya

tanda-tanda pelepasan dan infeksi. Tali pusat biasanya lepas dalam

5-16 hari. Tanda-tanda infeksi tali pusat adalah adanya kemerahan

di sekitar tali pusat, tali pusat dapat berbau busuk dan menjadi

lengket.

6) Berat Badan

Bayi biasanya mengalami penurunan berat badan dalam beberapa

hari pertama yang harus kembali normal pada hari ke-10. Bayi

dapat ditimbang pada hari ke 3 atau ke-4 untuk mengkaji jumlah

penurunan berat badan. Sebaiknya dilakukan penimbangan pada

hari ke-10 untuk memastikan bahwa berat badan lahir telah

kembali. Sambil menimbang bayi, yakinkan orang tua bahwa

bayinya tumbuh.

Setelah pemeriksaan selesai catat hasil pemeriksaan, hasil

pemeriksaan digunakan sebagai dasar pemberian saran (penyuluhan

dan dukungan) untuk orang tua berkaitan dengan perkembangan

dan pemberian asuhan pada bayi. Semua penyimpangan dari

normal harus ditindaklanjuti secara tepat (Johnson, 2005).

7. Konsep Dasar Keluarga Berencana

a. Pengertian

Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha untuk

mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat

perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan.

Page 93: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

76

Tujuan utama program KB adalah untuk memenuhi perintah

masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang

berkualitas, menurunkan tingkat atau angka kematian ibu, bayi dan

anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi alam dalam

rangka membangun keluarga kecil berkualitas (Saifuddin, 2010).

Tujuan program penguatan kelembagaan keluarga kecil

berkualitas adalah untuk membina kemandirian dan sekaligus

meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan KB dan kesehatan

reproduksi, serta pemberdayaan dan ketahanan keluarga terutama

yang diselenggarakan oleh industri masyarakat di daerah perkotaan

dan pedesaan sehingga membudidaya dan melembaganya keluarga

kecil berkualitas (Manuaba, 2010).

b. Metode Kontrasepsi

a)Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) (Prawirohardjo, 2013)

(1) Pengertian

(a) Sangat efektif, berjangka panjang (dapat sampai 10

tahun)

(b) Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak

(c) Dapat dipakai oleh semua perempuan repsoduksi

(2) Jenis

(a) AKDR CUT-380A, kerangka dari palstik yang

fleksibel, berbentuk huruf T

(b) AKDR Indonesia yaitu NOVA T

(3) Cara kerja

Page 94: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

77

(a) Menghambat kemampuan sperma ketuba falopii

(b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovummencapai

kavum uteriMemungkinkan untuk mencegah sperma

implantasi telur dalam uterus

(4) Keuntungan

(a) Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi

(b) Tidak mempenngaruhi produksi ASI

(c) Membantu mencegah kehamilan ektopik

(5) Kerugian

(a) Efek samping yang sering terjadi

(b) Perubahan siklus haid

(c) Haid lebih banyak dan lam

(d) Perdarahan spotting

(e) Saat haid lebih sakit

(f) Tidak mencegah IMS

(g) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR

dari waktu kewaktu

c. Langkah-langkah Konseling KB (Saifuddin, 2006)

Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon klien KB

yang baru, hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang sudah

dikenal dengan kata kunci SATU TUJU. Penerapan SATU TUJU

tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan karena petugas harus

menyesuaikan diri dengan kebutuhan kilen. Beberapa klien

membutuhkan lebih banyak perhatian pada langkah satu dibandingkan

Page 95: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

78

dengan langkah yang lainnya. Kata kunci SATU TUJU adalah sebagai

berikut :

1) SA : SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan.

Berikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di

tempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien

untuk membangun rasa percaya diri. Tanyakan kepada klien apa

yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat

diperolehnya.

2) T : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien

untuk berbicara mengenai pengalaman Keluarga Berencana dan

Kesehatan Reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan, serta keadaan

kesehatan dan kehidupan keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang

diinginkan oleh klien. Berikan perhatian kepada klien apa yang

disampaikan klien sesuai dengan kata-kata, gerak isyarat, dan

caranya. Coba tempatkan diri kita di dalam hati klien. Perlihatkan

bahwa kita memahami. Dengan memahami pengetahuan,

kebutuhan dan keinginan klien, kita dapat membantunya.

3) U : Uraikan kepada klien mengenai pilihnnya dan beritahu apa

pilihan reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa

jenis kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kotrasepsi yang paling

dia inginkan, serta jelaskan jenis-jenis kontrasepsi lain yang ada.

Juga jelaskan alternatif kontrasepsi lain yang mungkin diinginkan

oleh klien. Uraikan juga mengenai risiko penularan HIV/AIDS dan

pilih metode ganda.

Page 96: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

79

4) TU : BanTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien

berpikir mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan

kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya

dan mengajukan pertanyaan. Tanggapilah secara terbuka. Petugas

membantu klien mempertimbangkan criteria dan keinginan klien

terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah

pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihan tersebut.

Jika memungkinkan diskusikan mengenai pilihan tersebut kepada

pasangannya. Pada akhirnya yakinkan bahwa klien telah membuat

suatu keputusan yang tepat. Petugas dapat menanyakan apakah

anda sudah memutuskan pilihan jenis kontrasepsi ? atau apa jenis

kontrasepsi terpilih yang akan digunakan ?

5) J : Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi

pilihannya. Setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika

diperlukan, perlihatkan alat/obat kontrasepsinya.jelaskan

bagaimana alat/obat kontrasepsi tersebut digunakan dan bagaimana

cara penggunaannya. Sekali lagi doronglah klien untuk bertanya

dan petugas menjawab secara jelas dan terbuka. Beri penjelasan

juga tentang manfaat ganda metode kontrasepsi, misalnya kondom

yang dapat mencegah infeksi menular seksual (IMS). Cek

pengetahuan klien tentang penggunaan kontrasepsi pilihannya dan

puji klien apabila dapat menjawab dengan benar.

6) U : Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah

perjanjian kapan klien akan kembali untuk melakukakn

Page 97: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

80

pemeriksaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.

Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi

suatu masalah.

B. Konsep Dasar Masalah

1. ASI Eksklusif

a. Pengertian

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan

lain pada bayi berumur 0-6 bulan. Bayi tidak diberikan apa-apa,

kecuali makanan yang langsung diproduksi oleh ibu karena bayi

memperoleh nutrisi terbaiknya melalui ASI (Yuliarti, 2010).

Pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan

memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan

dan minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan,

barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan

ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2005).

b. Keunggulan ASI (Suherni. dkk, 2009)

Dibandingkan dengan yang lainnya, ASI memiliki beberapa

keunggulan, yaitu :

1) Mengandung semua zat gizi dalam susunan dan jumlah yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 3-4 bulan

pertama.

2) Tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal.

Page 98: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

81

3) Mengandung berbagai zat anti bodi, sehingga mencegah

terjadinya infeksi.

4) Mengandung laktoferin untuk mengikat zat besi.

5) Tidak mengandung laktoglobulin yang dapat menyebabkan

alergi.

6) Ekonomis dan praktis. Tersedia setiap waktu pada suhu yang

ideal dan dalam keadaan segar, serta bebas dari kuman

c. Manfaat Pemberian ASI Bagi Bayi dan Ibu

a) Bagi Bayi

Pemberian ASI membantu bayi memulai kehidupannya

dengan baik. Kolostrum, susu jolong atau susu pertama,

mengandung antibody yang kuat untuk mencegah infeksi dan

membuat bayi menjadi kuat. Penting sekali untuk segera memberi

minum bayi dengan ASI dalam jam pertama sesudah lahir dan

kemudian setidaknya setiap 2 atau 3 jam. ASI mengandung

campuran yang tepat dan berbagai bahan makanan yang baik

untuk bayi. ASI mudah dicerna oleh bayi. ASI saja, tanpa

makanan tambahan yang lain merupakan cara terbaik untuk

memberi makan bayi dalam 6 bulan pertama pada kehidupannya.

Sesudah 6 bulan, beberapa bahan makanan yang baik lain harus

ditambahkan kedalam menu bayi. Pemberian ASI pada umumnya

harus disarankan selama setidaknya satu tahun pertama kehidupan

anak (Suherni. dkk, 2009).

Page 99: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

82

b) Bagi Ibu

Pemberian ASI membantu ibu memulihkan diri dari proses

persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama

membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat

perdarahan (isapan pada putting susu merangsang dikeluarkannya

oksitosin alami yang akan membantu kontraksi rahim). Wanita

yang menyusui bayinya akan cepat turun berat badannya dari

berat badan yang bertambah semasa kehamilan.

Ibu yang menyusui, yang haidnya belum muncul kembali

akan kecil kemungkinannya untuk menjadi hamil (kadar prolaktin

yang tinngi menekan hormone SSH dan ovulasi). Pemberian ASI

adalah cara yang penting bagi ibu untuk mencurahkan kasih

sayangnya pada bayi dan membuat bayi merasa nyaman (Suherni.

dkk, 2009).

c) Bagi Keluarga

Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli

susu formula dan peralatannya. Jika bayi sehat, berarti keluarga

mengeluarkan lebih sedkit biaya guna perawatan kesehatan dan

menghemat waktu keluarga. Penjarangan kehamilan lantaran efek

kontrasepsi MAL dari ASI eksklusif. Menghemat tenaga keluarga

karena ASI selalu siap tersedia. Keluarga tidak perlu repot

membawa botol susu, dan lain sebagainya ketika bepergian

(Suparyanto dalam Prasetyono, 2009)

Page 100: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

83

d. Dampak Jika Tidak Memberikan ASI Eksklusif (Suparyanto dalam

Prasetyono, 2009)

1) Dampak Pada Bayi

a). Daya tahan tubuh tidak optimal

b). Perkembangan otak kurang.

c). Perkembangan gigi dan rahang kurang.

d). Dampak psikologis kedekatan dengan ibu kurang.

e). Sering timbul alergi dan ruam

2) Dampak Pada Ibu

Kanker Payudara ibu yang mau memberikan ASI akan

menurunkan resiko kanker payudara sebesar 25-30%. Bila sang

ibu tidak mau menyusui bayinya justru dapat meningkatkan

resiko kanker payudara yang dapat mengancam jiwa.

2. Berat Badan Ibu

a. Pengertian

Berat badan ibu akan menentukan seberapa banyak asupan

makanan yang harus ibu konsumsi pada waktu hamil. Harapannya,

kebutuhan gizi janin tercukupi dan bayi yang akan lahir dengan berat

badan normal(Wibisono & Bulan ayu, 2009). Melakukan

penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran lingkar lengan

atas LLA secara teratur mempunyai arti klinis penting, karena ada

hubungan yang erat antara pertambahan berat badan selama kehamilan

dengan berat badan lahir bayi.

Page 101: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

84

Pertambahan berat badan hanya sedikit, menghasilakan rata-rata

berat badan lahir bayi yang lebih rendah dan resiko yang lebih tingggi

untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian bayi, pertambahan berat

badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai indicator

pertumbuhan janin dalam rahim. Berdasarkan pengamatan

pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi berat

badannya sebelum hamil. Pertambahan yang optimal kira-kira 20%

dari berat badan ibu sebelum hamil (Cunningham dkk., 1997), jika

berat badan tidak bertambah, lingkar lengan atas < 23,5 cm

menunjukkan ibu mengalami kurang gizi (Mufdlilah, 2009).

1) Peningkatan berat badan ibu selama hamil

a). Pola pertambahan BB (Arisman, 2004)

Laju pertambahan berat selama hamil merupakan

petunjuk yang sama pentingnya dengan pertambahan berat

itu sendiri. Pemeriksaan antropometri yang biasa dilakukan

adalah penimbangan berat, pengukuran tinggi badan,

penentuan berat ideal dan pola pertambahan berat. Berat

pada kunjungan pertamaditimbang sementara berat

sebelumnya jangan terlewat untuk di tanyakan. Berat

sebelum hamil berguna untuk penentuan prognosisserta

keputusan perlu tidaknya dilakukan terapi gizi secara

intensif. Status gizi buruk ditandai oleh berat sebelum hamil

10% dibawah atau 20% diatas berat ideal.

Page 102: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

85

Penambahan berat badan ibu semasa kehamilan

menggambarkan laju pertumbuhan janin dalam kandungan.

Pada usia kehamilan trimester I laju pertambahan berat

badan ibu belum tampak nyata karena pertumbuhan janin

belum pesat, tetapi memasuki usia kehamilan trimester II

laju pertumbuhan janin mulai pesat dan pertambahan berat

badan ibu juga mulai pesat (Moehji, 2003 dalam

Setianingrum, 2005). Sebaiknya menentukan patokan

besaran pertambahan berat sampai kehamilan berakhir

sekaligus memantau prosesnya dan kemudian mencatatnya

dalam KMS ibu hamil perlu dilakukan. Selama trimester I

kisaran pertambahan berat sebaiknya 1-2 kg, sementara

trimester II dan III sekitar 0,35 - 0,5 kg tiap minggu.

Pertambahan yang berlebihan setelah minggu ke-20

menyebabkan terjadinya retensi air dan juga berkaitan

dengan janin besar dan berisiko penyulit Disproporsi

Kepala Panggul (DKP). Retensi berlebih juga merupakan

tanda awal preeklamsi. Sebaliknya pertambahan berat <1 kg

selama trimester II apalagi trimester III jelas tidak cukup

dan dapat memperbesar resiko kelahiran BB rendah,

kemunduran pertumbuhan dalam rahim serta kematian

prinatal.

Namun demikian, masih ada pengecualian dalam

penggunaan patokan umum diatas karena pada hakikatnya

Page 103: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

86

tujuan pertambahan berat kumulatif itu didasarkan pada

berat dan tinggi badan selama hamil. Meskipun begitu,

pertambahan berat wanita pendek (150 cm) cukup sampai

8,8-13,6 kg. mereka yang hamil kembar dibatasi sekitar

15,4 - 20,4 kg. mereka dengan BB berlebih, pertambahan

berat diperlambat sampai 0,3 kg / minggu.

Menurut (Alfriana, 2001), seorang ibu dengan tinggi

badan yang lebih tinggi mempunyai kecenderungan

kenaikan BB yang lebih besar pada waktu hamil daripada

orang yang lebih pendek.

Menurut (Helen, 2002), BB ibu sebelum hamil dan

kenaikan BB selama kehamilan sangat mempengaruhi hasil

dari kehamilan tersebut. Resiko akan meningkat pada

kasus-kasus berikut:

(1) Pengkajian kurang gizi

Kurang gizi didefinisikan sebagai defisit protein

antara kebutuhan protein normal kehamilan untuk

wanita secara individu dan diet asupan protein

aktualnya, yang ditentukan dari kalkulasi data yang

siperoleh dari riwayat diet klien.

(2) Pengkajian berat badan rendah

Berat badan rendah didefinisikan sebagai berat

badan ibu sebelumhamilsebanyak 5% atau lebih berada

dibawah berat badan ideal.

Page 104: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

87

(3) Pengkajian stress nutrisi

Stress nutrisi didefinisikan sebagai adanya satu atau

lebih dari kondisi seperti:

(a) Muntah parah

(b) Jarak kehamilan kurang dari satu tahun

(c) Riwayat obstetri yang buruk

(d) Berat badan gagal mencapai 5 kg pada usia gestasi

20 minggu

(e) Masalah atau gangguan emosi yang serius.

2) Memperhatikan pertambahan BB (Musbikin, 2008)

Masalah pertambahan BB sebenarnya tidak perlu

dikawatirkan bila kenaikan BB masih normal. Selama trimester

pertama kehamilan, biasanya terjadi penambahan BB minimal

(12kg). Setelah trimester II, penambahan BB rata-rata 0,35-0,4 kg

perminggu. Secara keseluruhan pertambahan BB selama

kehamilan berkisar antara 10-12,5 kg atau rata-rata 11kg.

Perlu diketahui, ibu hamil yang BBnya bertambah secara

berlebihan maka memiliki resiko lebih besar untuk mengalami

berbagai komplikasi selama kehamilan serta saat persalianan

kelak. Bila pertambahan berat badan melebihi yang dianggap

normal, misal pada trimester 1 BB sudah naik 8-10 kg, maka

susunan menu harus diatur kembali. Namun sebaiknya jangan

mengurangi makanan yang merupakan sumber protein, vitamin

Page 105: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

88

dan mineral. Sebaiknya, batasi mengkonsumsi karbohidrat,

lemak, dan makanan manis.

Yang perlu diingat, jangan melakukan diet ketat, karena

akan membahayakan janin. Beberapa penelitian menunjukkan

bahwa para ibu hamil yang berdiet ketat, cenderung memiliki bayi

dengan BB rendah dan berisiko lebih besar terhadap ibu juga akan

mengalami persalianan lebih lama dan sulit serta kemungkinan

menderita perdarahan.

3) Cara menambah BB (Sinsin, 2008)

Ibu hamil tidak di anjurkan untuk berdiet. Seharusnya BB

harus meningkat dari bulan kebulan. BB selama kehamilan

bertambah karena adanya janin, cairan amnion, plasenta, darah,

pembesaran rahim, dan payudara. janin beratnya mencapai kurang

lebih 3,375 kg, cairan amnion, plasenta, lemak, dan cairan lainya

sekitar 3,6 kg - 5,4 kg. Sementara rahim dan payudara beratnya

menjadi 1,8 - 2,7 kg. Pertambahan berat total sangat bergantung

kepada berat badan ibu sebelum hamil.

Semakin kurus berat badan ibu, semakin banyak

pertambahan berat badan yang harus dicapai. Sebaliknya,

semakin gemuk ibu, semakin sedikit pertambahan beratnya. Bila

kurus, total pertambahan berat sampai menjelang persalianan

sekitar 12,6 kg sampai 18 kg. jika normal, pertambahan BB 11,25

kg hingga 15,75 kg, sampai 18 kg. jika normal, pertambahan BB

11,25 kg hingga 15,75 kg, jika gemuk, hanya membutuhkan 6,75

Page 106: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

89

kg sampai 11,25 kg. Jika bayi kembar, pertambahan berat rata-

rata adalah 15,75 kg hingga 20,25 kg. Jika pertambahan berat

tidak sesuai dengan semestinya yang di capai, tandanya

pertumbuhan bayi terganggu.

Makan adalah cara menambah berat badan paling cepat.

Menambah berat badan kadang-kadang menjadi hal yang sulit

bagi ibu hamil. Pada umumnya ibu hamil malas makan. Makanlah

secara teratur pada saat jam makan, baik pagi, siang, malam. Bila

makan dalam jumlah sedikit, sebaiknya perbanyak ngemil. Pada

prinsipnya makanan yang sehat untuk ibu hamil adalah makanan

yang bervanariasi dan disertai dengan buah-buahan segar. Jauhi

makanan seperti coklat, gorengan dan minuman bersoda, apalagi

alcohol, sebaiknya pilihlah roti, sereal, sayuran hijau. Menurut

(Wiknjosastro, 2006, p.161) bila berat badan naik lebih dari

semestinya, anjurkan untuk mengurangi makanan yang

mengandung karbohidrat. Lemak jangan dikurangi terlebih-lebih

sayur mayur dan buah-buahan.

d) Hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan BB ibu

hamil(Muliarini, 2010).

a). Segera setelah dinyatakan hamil, cobalah bertanya pada

orang lain tentang badan ibu, kalau perlu ibu hamil perlu

melakukan foto tiap bulan seluruh badan. Foto dan pendapat

orang sekitar dapat menjadi pencegah jika ibu hamil

menginginkan terlalu banyak makanan berlemak.

Page 107: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

90

b). Jika cenderung mempunyai berat badan berlebihan, namun

perlu dapat mengontrolnya, maka sangat mudah

menghindari makanan yang berlebih saat hamil, sambil

mengingat kesehatan janin.

c). Usahakan hanya mengkonsumsi makan sehat dan teratur,

serta mengurangi makan saat hamil tua.

d). Pertahankan hanya mengkonsumsi snack bergizi, keju dan

buah segar, baik dirumah ataupun ditempat kerja. Hindari

makanan yang mengandung kalori tinggi dan makanan yang

mengandung nutrisi yang rendah seperti manisan dan

kripik.

e). Jika ingin snack maka harus mempertahankan bahwa snack

tersebut tidak diproses dengan bahan kimia, tidak di goreng

dan bukan makanan yang dimaniskan dengan cara tidak

alami dan bercampur bahan kimia.

f). Jangan makan hanya untuk menyenangkan diri sendiri.

b Faktor- faktor yang mempengaruhi pertambahan berat badan

Kenaikan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan

dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang terpenting keadaan gizi ibu

hamil dan makanan ibu selama berlangsung kehamilan. Berat badan

hamil dan makanan ibu selama berlangsung kehamilan. BB sebelum

hamil dan perubahan BB selama kehamilan berlangsung merupakan

parameter klinik yang penting untuk memprediksi berat badan lahir

Page 108: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

91

bayi. Wanita dengan berat badan rendah sebelum hamil, atau kenaikan

berat badan rendah sebelum hamil, atau kenaikan berat badan tidak

cukup banyak pada saat hamil cenderung melahirkan bayi BBLR.

Kenaikan berat badan yang dianggap baik untuk orang

Indonesia adalah 9 kg. kenaikan berat badan ibu tidak sama, tetapi

pada umumnya kenaikan berat badan tertinggi adalah pada umur

kehamilan 16-20 minggu, dan kenaikan yang paling rendah pada 10

minggu pertama kehamilan (Supariasa, 2002).

3. Kehamilan dengan Resiko Tinggi

Kriteria yang dikemukakan oleh peneliti-peneliti dari berbagai

institut berbeda-beda, namun dengan tujuan yang sama mencoba

mengelompokkan kasus-kasus risiko tinggi.

Page 109: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

92

2.5 Tabel Skor Poedji RochjatiI II III IV

KELF.R

NO.Masalah / Faktor Resiko SKOR

Triwulan

I IIIII.1

III.2

Skor Awal Ibu Hamil 2 2I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4

2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4

Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4

3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4

4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4

5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4

6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4

7 Terlalu pendek ≤145 cm 4 4

8 Pernah gagal kehamilan 4

9

Pernah melahirkan dengana.terikan tang/vakum

4

b. uri dirogoh 4

c. diberi infus/transfuse 4

10 Pernah operasi sesar 8

II

11

Penyakit pada ibu hamila. Kurang Darah b. Malaria,

4

c. TBC Paru d. Payah Jantung 4e. Kencing Manis (Diabetes) 4f. Penyakit Menular Seksual 4

12Bengkak pada muka / tungkai

dan tekanan darah tinggi.4

13 Hamil kembar 4

14 Hydramnion 4 4

15 Bayi mati dalam kandungan 4

16 Kehamilan lebih bulan 4

17 Letak sungsang 8

18 Letak Lintang 8

III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8

20 Preeklampsia/kejang-kejang 8

JUMLAH SKOR 8

Page 110: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

93

4. KB Suntik 3 Bulan

a. Suntikan Hormon (KB suntik 3 bulan)

KB suntik 3 bulan mengandung Depo-Provera yang

merupakan suspensi cair yang mengandung kristal-kristal mikro

depot medroksiprogesteron (DMPA) yaitu suatu progestin yang

mekanisme kerjanya bertujuan untuk menghambat sekresi

hormon pemicu folikel (FSH) dan LH serta lonjakan LH. Apabila

suntikan dimulai dalam lima hari sejak awal menstruasi, maka

efek kontrasepsi akan muncul dengan cepat karena ovulasi tidak

akan terjadi pada bulan pertama. Apabila suntikan mulai

diberikan lebih dari lima hari setelah menstruasi, maka klien

harus menggunakan metode kontrasepsi penunjang selama

beberapa minggu karena kemungkinan ovulasi tidak dapat

dicegah pada bulan pertama tersebut. Mekanisme kerja yang

kedua adalah pengentalan lendir serviks, yang kemudian menjadi

penghambat sperma, dan perubahan kondisi endometrium tidak

lagi merupakan lingkungan yang sesuai bagi ovum yang telah

dibuahi (Varney, 2007).

1) Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja menurut Varney (2007):

a). Menghambat sekresi hormon pemicu folikel (FSH) dan

LH serta lonjakan LH.

b). Endometrium mengalami atrofi sehingga tidak dapat

mendukung implantasi sel ovum.

Page 111: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

94

c). Pembentukan lendir serviks yang mengganggu sperma,

yaitu lendir yang kental dan sangat sulit dipenetrasi oleh

sperma sehingga mengurangi penetrasi, pengangkutan,

dan kemungkinan sperma untuk bertahan hidup.

d). Menghambat kapasitas pada sperma yang disebabkan

perubahan cairan serviks, yang pada keadaan normal

mengaktifkan proses tersebut, sehingga membuat sperma

tidak dapat mempenetrasi ovum.

2) Efektifitas

Kontrasepsi suntik 3 bulan memiliki efetifitas yang

tinggi, dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per tahun,

asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal

yang ditentukan (Sulistyawati, 2011). Suntikan DMPA akan

efektif selama 14 minggu. Dengan 2 minggu periode

kelonggaran bila suntikan berikutnya tidak dapat diberikan

tepat 12 minggu kemudian (Varney, 2007).

3) Indikasi

Indikasi menurut Varney (2007), yaitu:

a). Remaja sampai wanita usia 40 tahun.

b). Nuligravida sampai grand multipara.

c). Wanita menyusui (setelah enam minggu pasca partum).

d). Wanita yang menderita penyakit hati.

e). Wanita penderita hemoglobinopati.

f). Wanita penderita hipertensi.

Page 112: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

95

g). Wanita dengan kejang.

h). Wanita perokok yang berusia lebih dari 35 tahun.

4) Kontraindikasi

Indikasi menurut Varney (2007) yaitu:

a). Kehamilan (diketahui atau dicurigai).

b). Riwayat kanker payudara.

c). Perdarahan genetalia yang tidak diketahui asal mulanya.

d). Riwayat stroke (CVA) atau penyakit tromboembolik.

e). Riwayat gagal atau penyakit hati.

f). Hipersentivitas terhadap Depo-Provera.

e) Keuntungan

Keuntungan metode suntik menurut Saifuddin (2010) yaitu:

a). Sangat efektif.

b). Pencegahan kehamilan jangka panjang.

c). Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri.

d). Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak

serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan

pembekuan darah.

e). Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.

f). Sedikit efek samping.

g). Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.

h). Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai

perimenopause.

Page 113: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

96

i). Membantu mencegah kanker endometrium dan

kehamilan ektopik.

j). Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.

k). Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.

l). Menurunkan krisis anemia bulan sabit.

f) Kerugian

a). Perubahan menstruasi dan tertunda untuk kembali subur.

Perubahan menstruasi pada wanita dimulai dalam bentuk

perdarahan tidak teratur yang tidak dapat diprediksi dan

bercak darah yang berlangsung selama tujuh hari atau

lebih atau perdarahan hebat selama beberapa bulan

pertama penggunaan depo provera, semua kejadian ini

secara bertahap menjadi lebih jarang dengan durasi lebih

pendek sampai klien mengalami amenorea. Lima puluh

persen klien mengalami amenorea setelah satu tahun

menggunakan Depo-Provera. Pada penggunaan lebih

dari satu tahun, tiga perempat pengguna DMPA

mengalami amenore (Varney, 2007).

b). Sering menimbulkan efek samping masalah berat badan

(Sulistyawati, 2011).

c). Klien bergantung pada sarana pelayanan kesehatan

(harus kembali untuk mendapat suntikan (Sulistyawati,

2011).

Page 114: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

97

d). Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan

berikutnya (Sulistyawati, 2011).

e). Pada gangguan jangka panjang dapat menimbulkan

kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan

emosi (jarang), sakit kepala, gugup atau jerawat

(Saifuddin, 2010).

f). Penurunan densitas mineral tulang yang berkaitan

dengan penggunaan DMPA, yang berpotensi mengalami

peningkatan osteoporosis setelah menopause (Varney,

2007).

5. Coitus Interuptus

a. Pengertian

Metode koitus interuptus juga dikenal dengan metode senggama

terputus. Teknik ini dapat mencegah kehamilan dengan cara

sebelum terjadi ejakulasi pada pria, seorang pria harus menarik

penisnya dari vagina sehingga tidak setetespun sperma masuk

kedalam rahim wanita. Dengan cara ini kemungkinan terjadinya

pembuahan (kehamilan) bisa dikurangi.

b. Cara Kerja

Alat kelamin pria dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma

tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.

Page 115: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

98

1) Manfaat

a) Efektif bila digunakan dengan benar.

b) Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya.

c) Dapat digunakan setiap waktu

d) Tidak membutuhkan biaya.

e) Tidak membutuhkan obat atau alat sehingga relatif sehat

untuk perempuan

f) Tidak mengganggu produksi ASI

g) Tidak ada efek samping

h) Meningkatkan keterlibatan pria dalam keluarga

berencana.

i) Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat

dan pengertian yang sangat dalam.

2) Keterbatasan

Beberapa penelitian menyatakan resiko kegagalan teknik

ini cukup tinggi. Ini disebabkan karena kontrol teknik ini

sepenuhnya diserahkan pada pihak pasangan. Ini sangat

dipengaruhi oleh kemampuan seorang pria untuk merasakan

tanda ejakulasi dan kecepatannya untuk menarik penis dan

mendapatkan orgasme di luar vagina.

Keterbatasan metode ini adalah :

a). Efektifitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk

melakukan senggama terputus setiap melaksanakannya.

Page 116: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

99

b). Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24

jam sejak ejakulasi masih melekap pada penis.

c). Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual.

3) Pasangan Yang Cocok Memakai Metode Coitus Interuptus

a) Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga

berencana

b) Pasangan yang tidak ingin menggunakan metode KB

lainnya

c) Pasangan yang membutuhkan kontrasepsi dengan segera.

d) Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil

menunggu metode lainnya

e) Pasangan yang memerlukan metode pendukung

f) Pasangan yang melakukan hubungan seksual secara tidak

teratur.

1) Pasangan Yang Tidak Cocok Memakai Metode Coitus

Interuptus

a) Pria dengan pengalaman ejakulasi dini.

b) Pria yang sulit melakukan senggama terputus

c) Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit

bekerjasama

d) Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi

e) Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama

terputus.

Page 117: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

100

2) Hal-hal yang harus di perhatikan

a) Meningkatkan kerjasama dan membangun saling

pengertian sebelum melakukan hubungan seksual dan

pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati

penggunaan metode senggama terputus.

b) Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan

kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk

menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.

c) Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan

penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan

sperma di luar vagina

d) Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya

e) Tidak dianjurkan pada masa subur.

6. Perilku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

a. Pengertian

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas

kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat

menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif

dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Dalam hal ini

ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan,

Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.

Page 118: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

101

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan

anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan

perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam

gerakan kesehatan di masyarakat.

b. Indikator PHBS

1) Kebersihan Perorangan : badan dan pakaian bebas dari

kotoran, tidak ada kotoran hitam disekitar kuku dan kuku

tersebut pendek.

2) Penggunaan air bersih : air bersih untuk diminum (sudah

dimasak) dan cuci tangan.

3) Penggunaan jamban : jamban yang digunakan dalam keadaan

bersih dan tidak berbau.

4) Bak penampungan air bebas jentik : bak penampungan air

bersih atau bebas lumpur, jentik dan lumur serta dikuras

minimal 1 minggu sekali.

5) Kebersihan lingkungan : lingkungan disekitar rumah dalam

keadaan bersih dan bebas sampah. Sampah ditampung dan

dibuang ditempat pembuangan.

6) Gaya hidup tidak merokok : tidak ada anggota keluarga yang

merokok di lingkungan rumah.

7) Peserta jaminan pelayanan kesehatan masyarakat atau asuransi

kesehatan lainnya. : biaya yang dbayarkan pada jangka waktu

yang telah ditentukan.

Page 119: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

102

c. Manfaat PHBS bagi Masyarakat

1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.

2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-

masalah kesehatan.

3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

4) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan

Bersumber Masyarakat

d. Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan

beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang

menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial,

sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif.

Oleh karena itu, keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi,

teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat

terpenuhi dengan baik.

e. Kriteria Rumah Sehat

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999 ketentuan persyaratan

kesehatan rumah tinggal adalah sebagai berikut:

1) Bahan bahan bangunan

Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat yang

dapat membahayakan kesehatan, antara lain:

a) Debu total kurang dari 150 mg per meter persegi

b) Asbestos kurang dari 0,5 serat per kubik, per 24 jam

Page 120: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

103

c) Timbal (Pb) kurang dari 300 mg per kg bahan

d) Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan

berkembangnya mikroorganisme patogen

2) Komponen dan penataan ruangan

a) Lantai kedap air dan mudah dibersihkan

b) Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan

kamar cuci kedap air dan mudah dibersihkan

c) Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan

kecelakaan

d) Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir

e) Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya

f) Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap

3) Pencahayaan

Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun

tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan

intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan

mata.

4) Kualitas udara

a) Suhu udara nyaman, antara 18 – 30oC

b) Kelembaban udara, antara 40 – 70 %

c) Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm per 24 jam

d) Pertukaran udara 5 kali 3 per menit untuk setiappenghuni

e) Gas CO kurang dari 100 ppm per 8 jam

f) Gas formaldehid kurang dari 120 mg per meter kubik

Page 121: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

104

5) Ventilasi

Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10%

luas lantai.

6) Vektor penyakit

Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di

dalam rumah.

7) Persediaan air

a). Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas

minimal 60 liter per orang setiap hari.

b). Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air

bersih dan/atau air minum menurut Permenkes 416 tahun

1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.

8) Pembuangan limbah

a). Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari

sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari

permukaan tanah.

b). Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak

menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan

air tanah.

9) Kepadatan hunian

Luas kamar tidur minimal 8 meter persegi, dan dianjurkan

tidak untuk lebih dari 2 orang tidur.

Page 122: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

105

7. Polihidramnion

a. Pengertian

Hidramnion adalah suatu jumlah cairan amnion yang

berlebihan (lebih dari 2000 ml). Normal volume cairan amnion

meningkt secara bertahap selama kehamilan dan mencapai

puncakya kira-kira 1000 ml antara 34 sampai 36 minggu(Admin,

2011).

b. Klasifikasi

1) Hidramnion kronis

Pertambahan air ketuban bertambah secara perlahan-

lahan dalam beberapa minggu atau bulan, dan biasanya terjadi

pada kehamilan yang lanjut

2) Hidramnion akut

Terjadi penambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba

dan cepat dalam waktu beberapa hari saja. Biasanya terdapat

pada kehamilan yang agak muda, bulan ke-5 dan ke-6.

komposisi dari air ketuban pada hidramnion, menurut

penyelidikan, serupasaja dengan air ketuban yang

normal(Amriewibowo, 2010).

Page 123: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

106

b. Tanda dan Gejala

1) Tanda

a) Ukuran uterus lebih besar dibanding yang seharusnya

b) Identifikasi janin dan bagian janin melalui pemeriksaan

palpasi sulit dilakukan

c) DJJ sulit terdengar

d) Ballotemen janin jelas

2) Gejala

a) Sesak nafas dan rasa tak nyaman di perut karena tekanan

pada diafragma

b) Gangguan pencernaan karena konstipasi maupun

obstipasi

c) Edema karena tekanan pada pembuluh darah vena karena

pembesaran dari uterus.

d) Varises dan hemoroid

e) Nyeri abdomen

Bila polihidramnion terjadi antara minggu ke 24 –

30 maka keadaan ini sering berlangsung secara akut

dengan gejala nyeri abdomen akut dan rasa seperti

“meledak” serta rasa mual

Kulit abdomen mengkilat dan edematous disertai

striae yang masih baru Polihidramnion akut atau kronik

dapat menyebabkan abortus atau persalinan preterm.

Page 124: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

107

c. Frekuensi

Yang sering kita jumpai adalah hidramnion yang ringan,

dengan jumlah cairan 2- 3 liter. Yang berat dan akut jarang.

Frekuensi hidramnion kronis adalah 0,5-1%. Insiden dari

kongenital anomali lebih sering kita dapati pada hidramnion yaitu

sebesar 17,7-29%. Hidramnion sering terjadi bersamaan dengan :

1) Gemelli atau hamil ganda (12,5%)

2) Hidrops foetalis

3) Diabetes melitus

4) Toksemia gravidarum

5) Cacat janin terutama pada anencephalus dan atresia esophagei

6) Eritroblastosis fetalis

d. Etiologi

Mekanisme terjadi hidramnion hanya sedikit yang kita

ketahui. Secara teori hidramnion terjadi karena :

1) Produksi air ketuban bertambah;

Diduga menghasilkan air ketuban adalah epitel amnion,

tetapi air ketuban juga dapat bertambah karena cairan lain

masuk kedalam ruangan amnion, misalnya air kencing anak

atau cairan otak pada anencephalus.

2) Pengaliran air ketuban terganggu;

Air ketuban yang telah dibuat dialirkan dan diganti

dengan yang baru. Salah satu jalan pengaliran adalah ditelan

oleh janin, diabsorbsi oleh usus dan dialirkan ke placenta

Page 125: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

108

akhirnya masuk kedalam peredaran darah ibu. Jalan ini kurang

terbuka kalau anak tidak menelan seperti pada atresia

esophogei, anencephalus atau tumor-tumor placenta. Pada

anencephalus dan spina bifida diduga bahwa hidramnion

terjadi karena transudasi cairan dari selaput otak dan selaput

sum-sum tulang belakang. Selain itu, anak anencephal tidak

menelan dan pertukaran air terganggu karena pusatnya kurang

sempurna hingga anak ini kencing berlebihan.

Pada atresia esophagel hidramnion terjadi karena anak

tidak menelan. Pada gemelli mungkin disebabkan karena salah

satu janin pada kehamilan satu telur jantungnya lebih kuat dan

oleh karena itu juga menghasilkan banyak air kencing.

Mungkin juga karena luasnya amnion lebih besar pada

kehamilan kembar. Pada hidramnion sering ditemukan

placenta besar.

Menurut dr. Hendra Gunawan Wijanarko, Sp.OG dari

RSIA Hermina Pasteur, Bandung (2007) menjelaskan bahwa

hidromnion terjadi karena:

a) Produksi air jernih berlebih

b) Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan

ketuban menumpuk, yaitu hidrocefalus, atresia saluran

cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing kongenital

Page 126: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

109

c) Ada sumbatan / penyempitan pada janin sehingga dia

tidak bisa menelan air ketuban. Alhasil volume ketuban

meningkat drastis

d) Kehamilan kembar, karena adanya dua janin yang

menghasilkan air seni

e) Ada proses infeksi

f) Ada hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang

menyangkut sistem syaraf pusat sehingga fungsi gerakan

menelan mengalami kelumpuhan

g) Ibu hamil mengalami diabetes yang tidak terkontrol

h) Ketidak cocokan / inkompatibilitas rhesus

Polihidramnion sering terkait dengan kelainan janin :

(1) Anensepali

(2) Spina bifida

(3) Atresia oesophaguis

(4) Omphalocele

(5) Hipoplasia pulmonal

(6) Hidrop fetalis

(7) Kembar monosigotik

(8) (hemangioma)

(9) Polihidramnion sering berkaitan dengan kelainan

ibu:

(10) Diabetes Melitus

(11) Penyakit jantung

Page 127: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

110

(12) Preeklampsia

Perkembangan polihidramnion berlangsung secara

gradual dan umumnya terjadi pada trimesteri III

e. Patogenesis

Pada awal kehamilan, rongga amnion terisi oleh cairan yang

komposisinya sangat mirip dengan cairan ektrasel. Selama paruh

pertama kehamilan, pemindahan air dan molekul kecil lainnya

berlangsung tidak saja melalui amnion, tapi juga menembus kulit

janin. Selama trimester kedua, janin mulai berkemih, menelan dan

menghirup cairan amnion. Hampir pasti proses ini secara bermakna

mengatur pengendalian volume cairan amnion.karena dalam

keadaan normal janin menelan cairan amnion, diperkirakan

bahwamekanisme ini adalah salah satu cara pengaturan volume

cairan amnion. Teori ini dibenarkandengan kenyataan bahwa

hidramnion hampir selalu terjadi bila janin tidak dapat menelan,

seperti pada kasus atresia esofagus. Proses menelan ini jelas bukan

satu-satunya mekanisme untuk mencegah hidramnion. Pritchard

dan Abramovich mengukur hal ini dan menemukan bahwa

pada beberapa kasus hidramnion berat, janin menelan air ketuban

dalam jumlah yang cukup banyak.Pada kasus anesefalus dan spina

bifida, faktor etiologinya mungkin adalah meningkatnya transudasi

cairan dari meningen yang terpajan ke dalam rongga amnion.

Penjelasan lain yang mungkin pasca anensefalus, apabila tidak

terjadi gangguan menelan, adalah peningkatan berkemih akibat

Page 128: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

111

stimulasi pusat-pusat di serebrospinal yang tidak terlindung atau

berkurangnya efek antidiuretik akibat gangguan sekresi arginin

vasopressin. Hal sebaliknya telah jelasdibuktikan bahwa kelainan

janin yang menyebabkan anuria hampir selalu

menyebabkanoligohidramnion.Pada hidramnion yang terjadi pada

kehamilan kembar monozigot, diajukan hipotesis bahwa salah satu

janin merampas sebagian besar sirkulasi bersama dan mengalami

hipertropi jantung, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan

luaran urin pada masa neonates dini,yang mengisyaratkan bahwa

hidramnion disebabkan oleh meningkatnya produksi urin

janin.Hidramnion yang sering terjadi pada diabetes ibu selama

trimester ketiga masih belumdapat diterangkan. Salah satu

penjelasannya adalah bahwa hiperglikemia janin yangmenimbulkan

diuresis osmotik. Bar Hava dan kawan kawan (1994) membuktikan

bahwa volumeair ketuban trimester ketiga pada 399 diabetes

gestasional mencerminkan status glikemik terakhir. Yasuhi dan

kawan kawan (1994) melaporkan peningkatan produksi urin janin

padawanita diabetik yang puasa dibandingkan dengan kontrol

nondiabetik. Yang menarik, produksiurin janin meningkat pada

wanita nondiabetik setelah makan, tetapi hal ini tidak dijumpai

padawanita diabetes.

Page 129: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

112

f. Predisposisi

Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya hidromnion, antara

lain:

1) Penyakit jantung

2) Nefritis

3) Edema umum (anasarka)

4) Anomali kongenintal (pada anak), seperti anensefali, spina

bifida, atresia atau striktur esofagus, hidrosefalus, dan struma

bloking oesaphagus. Dalam hal ini terjadi karena :

a) Tidak ada stimulasi dari anak dan spina

b) Exscressive urinary secration

c) Tidak berfungsinya pusat menelan dan haus

d) Transudasi pusat langsung dari cairan meningeal

keamnion

5) Simpul tali pusat

6) Diabetes melitus

7) Gemelli uniovulair

8) Mal nutrisi

9) Penyakit kelenjar hipofisis

10) Pada hidromnion biasanya placenta lebih besar dan terasa lebih

berat dari biasa karena itu transudasi menjasdi lebih banyak

dan timbul hidromnion(Amriewibowo, 2010).

Page 130: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

113

g. Diagnosis

1) Anamnesis

a) Perut lebih besar dan terasa lebih berat dari biasa

b) Pada yang ringan keluhan-keluhan subyektif tidak banyak

c) Pada yang akut dan pada pembesaran uterus yang cepat

maka terdapat keluhan-keluhan yang disebabkan karena

tekanan pada organ terutama pada diafragma, seperti sesak

(dispnoe), nyeri ulu hati, dan dianosis

d) Nyeri perut karena tegangnya uterus, mual dan muntah

e) Edema pada tungkai, vulva, dinding perut

f) Pada proses akut dan perut besar sekali, bisa syok,

bereringat dingin dan sesak(Amriewibowo, 2010).

2) Inspeksi

a) Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut

berkilat, retak-retak, kulit jelas dan kadang-kadang

umbilikus mendatar

b) Jika akut si ibu terlihat sesak (dispnoe) dan sionasis, serta

terlihat payah membawa kandungannya(Amriewibowo,

2010).

3) Palpasi

a) Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada

dinding perut valva dan tungkai

Page 131: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

114

b) Fundus uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilan

sesungguhnya

c) Bagian-bagian janin sukar dikenali karena banyaknya

cairan

d) Kalau pada letak kepala, kepala janin bisa diraba, maka

ballotement jelas sekali

e) Karena bebasnya janin bergerak dan kepala tidak terfiksir,

maka dapat terjadi kesalahan-kesalahan letak

janin(Amriewibowo, 2010; Manuaba,2007).

4) Auskultasi

Denyut jantung janin tidak terdengar atau jika terdengar sangat

halus sekali(Amriewibowo, 2010).

5) Rontgen foto abdomen

a) Nampak bayangan terselubung kabur karena banyaknya

cairan, kadang-kadang banyak janin tidak jelas

b) Foto rontgen pada hidromnion berguna untuk diagnosa

dan untuk menentukan etiologi, seperti anomali kongenital

(anensefali atau gemelli).

6) Pemeriksaan dalam

Selaput ketuban teraba dan menonjol walaupun diluar

his(Amriewibowo, 2010).

7) Pemeriksaan penunjang

a) Foto rontgen (bahaya radiasi)

b) Ultrasonografi

Page 132: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

115

Banyak ahli mendefinisikan hidramnion bila index cairan

amnion (ICA) melebihi 24-25 cm pada pemeriksaan USG.

Dari pemeriksaan USG, hidramnion terbagi menjadi :

(1) Mild hydramnion (hidramnion ringan), bila kantung

amnion mencapai 8-11 cm dalam dimensi vertikal.

Insiden sebesar 80% dari semua kasus yang terjadi.

(2) Moderate hydramnion (hidramnion sedang), bila

kantung amnion mencapai 12-15 cm dalamnya.

Insiden sebesar 15%

(3) Severe hydramnion (hidramnion berat), bila janin

ditemukan berenang dengan bebas dalam kantung

amnion yang mencapai 16 cm atau lebih besar.

2.6 Tabel Pertambahan Cairan Amnion

Weeks

gestation

Fetus

(gr)

Placenta

(gr)

Amnionic fluid

(ml)

Fluid (%)

16 100 100 200 50

28 1000 200 1000 45

36 2500 400 900 24

40 3300 500 800 17

Page 133: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

116

8) Penatalaksanaan

Terapi hidromnion dibagi dalam tiga fase:

a). Waktu hamil (di BKIA)

(1) Hidromnion ringan jarang diberi terapi klinis, cukup

diobservasi dan berikan terapi simptomatis

(2) Pada hidromnion yang berat dengan keluhan-keluhan,

harus dirawat dirumah sakit untuk istirahat sempurna.

Berikan diet rendah garam. Obat-obatan yang dipakai

adalah sedativa dan obat duresisi. Bila sesak hebat

sekali disertai sianosis dan perut tengah, lakukan

pungsi abdominal pada bawah umbilikus. Dalam satu

hari dikeluarkan 500cc perjam sampai keluhan

berkurang. Jika cairan dikeluarkan dikhawatirkan

terjadi his dan solutio placenta, apalagi bila anak

belum viable. Komplikasi pungsi dapat berupa :

(a) Timbul his

(b) Trauma pada janin

(c) Terkenanya rongga-rongga dalam perut oleh

tusukan

(d) Infeksi serta syok

Bila sewaktu melakukan aspirasi keluar darah,

umpamanya janin mengenai placenta, maka

pungsi harus dihentikan.

Page 134: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

117

b). Waktu partus

(1) Bila tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap kita

menunggu

(2) Bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis maka

lakukan pungsi transvaginal melalui serviks bila

sudah ada pembukaan. Dengan memakai jarum

pungsi tusuklah ketuban pada beberapa tempat, lalu

air ketuban akan keluar pelan-pelan

(3) Bila sewaktu pemeriksaan dalam, ketuban tiba-tiba

pecah, maka untuk menghalangi air ketuban mengalir

keluar dengan deras, masukan tinju kedalam vagina

sebagai tampon beberapa lama supaya air ketuban

keluar pelan-pelan. Maksud semua ini adalah supaya

tidak terjadi solutio placenta, syok karena tiba-tiba

perut menjadi kosong atau perdarahan post partum

karena atonia uteri.

c). Postpartum

(1) Harus hati-hati akan terjadinya perdarahan post

partum, jadi sebaiknya lakukan pemeriksaan golongan

dan transfusi darah serta sediakan obat uterotonika.

(2) Untuk berjaga-jaga pasanglah infus untuk pertolongan

perdarahan post partum

Page 135: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

118

(3) Jika perdarahan banyak, dan keadaan ibu setelah

partus lemah, maka untuk menghindari infeksi

berikan antibiotika yang cukup.

9) Cara menghitung air ketuban pada ibu hamil

a) Pemeriksaan USG

Selain pemeriksaan usia kehamilan, tumbuh kembang

janin dengan metode USG juga dapat memberikan

informasi kepada ibu hamil untuk mengetahui jumlah air

ketuban dalam kandungannya bahkan sesuai dengan usia

kehamilannya. Pengukuran volume cairan amnion telah

menjadi suatu komponen integral dari pemeriksaan

kehamilan untuk melihat adanya resiko kematian janin. Hal

ini didasarkan bahwa penurunan perfusi uteroplasenta dapat

mengakibatkan gangguan aliran darah ginjal dari janin ,

menurunkan volume miksi dan menyebabkan terjadinya

oligohidroamnion

Pemeriksaan cairan amnion dapat dilakukan dengan

tiga cara, yaitu: pemeriksaan secara subjektif, pemeriksaan

dengan vertical deep single pocket, dan dengan metode AFI

(Amniotic Fluid Indeks) yang diperkenalkan oleh Phelan.

Secara Single Pocket :

(1) Berdasarkan satu kuadran saja

(2) Diambil kantong terbesar yang terletak antara dinding

uterus dan tubuh janin

Page 136: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

119

(3) Tidak boleh ada bagian janin yang terletak di dalam

area pengukuran tersebut

Pengukuran Amnion dengan metode Phelan (4 kuadran /

AFI)

(1) Abdomen dibagi atas 4 kuadran

(2) Setiap kuadran diukur indeks cairan amnionnya

(3) Pengukuran harus tegak lurus dengan

(4) Bidang horizontal dan tidak ada boleh ada bagian

janin diantaranya

Interpretasi pengukuran cairan amnion berdasarkan

single pocket dan Phelan

2.7 Tabel pengukuran cairan amnion

Hasil Pengukuran Interpretasi>2cm , <8cm Volume cairan amnion

normal>8cm Polihidramnion8-12cm Polihidramnion ringan12-16cm Polihidramnion sedang>16cm Polihgidramnion berat>1cm , <2cm Borderline, evaluasi

ulang<1 cm Oligohidramnion

8. Hiperbilirubinemia

a. Pengertian

Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena gajala

klinis yang paaling sering ditemukn pada bayi baru lahir. Lebih

dari 85% bayi cukup bulan yang kmbali dirawat dalam minggu

Page 137: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

120

pertama kehidupan disebabkan oleh keadaan ini.

Hiperbilirubinemia menyebabkan bayi terlihat warna kuning,

keadaan ini timbul karena akibat akumulasi pigmen bilirubin (4Z,

15Z bilirubin 1X alpha) yang berwarna ikhterus pada sklera dan

kulit. Pada masa transisi setelah lahir, hepar belum berfungsi

secara optimal sehingga proses glukuronidasi bilirubin tidak

terjadi secara maksimal. Keadaan ini menyebabkan dominasi

bilirubin tak terkonjugasi dalam darah(Roderic, 2006).

Pada inkompabilitas ABO, hiperbilirubinemia lebih

menonjol dibandingkan dengan anemia dan timbulnya pada 24

jam pertama. Reaksi hemolisis terjadi selag zat anti dari ibu masih

terdapat dalam serum bayi.

b. Pemeriksaan fisik

1) Tanda – Tanda Vital

Sudah penampakan umum janin dievaluasi,

pemeriksaan harus diteruskan dengan pemeriksaan tanda –

tanda vital, terutama pada frekuensi jantung (frekuensi

jantung normal 120-160 x/m), frekuensi nafas (40-60 x/m),

suhu, dan tekanan darah (sering divadangkan unuk bayi

sakit). Selain itu panjang tubuh, berat badan, dan dan linkar

kpala harus diukur dan dicatat pada kurve pertumbuhan untuk

mrnrntukan pertumbuhan untuk menentukan pertumbuhan

Page 138: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

121

normal, terlalu cepat, atau terlambat menururt usia kehamilan

tertentu. (charlton, 2006).

2) Kulit

a) Abnormalitas kulit yng abnormal (kulit kolodium;

aplasia kutis; sklerema neonatorum)

b) Warna bayi kaukasia yang normal adalah merah muda.

(1) Pucat : anemia atau perfusi yang buruk

(2) Warna kelabu : asidosis

(3) Plethora : polisitemia

(4) Ekimosis : trauma lahir

(5) Ikhterus : peningkatan bilirubin yang

bereaksi indirek

c) Lesi vaskuler

d) Lesi berpigmen dan nevi (bercak mongolian)

e) Rua (milia)

c. Pemeriksaan penunjang

Pengukuran bilirubin diindikasikan jika ikterus pada usia 24

jam dan tampaknya signifikan pada pemeriksaan klinis.

Pemeriksaan lebih lanjut, selain bilirubin serum total yang

mungkin dibutuhkan (usia <3 minggu) antara lain bilirubin direk,

albumin serum, hitung darah lengkap, hitung retikulosit dan

apusan untuk morfologi darah tepi. Untuk golongan darah dan tes

antibodi direk dapat dilakukan direct antibody test atau tes

Coombs(anonym,2007)

Page 139: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

122

d. Diagnosis kerja

Menururt statistik kira – kira 20% dari selururh kehamilan

terlihat dalam ketidakselarasan darah AB dn 75% daru jumlah ini

terdiri dari ibu golonan darah O da janin golongan darah B atau

A. Walaupun demikian hanya terjadu pada sebagian kecil tampak

pengaruh hemolisis pada bayi baru lahir. Hal ini disebabkan oleh

karena isoglutinin anti-A dan anti-B yang terdapat dalam serum

ibu sebagian besar terbentuk 19-S, yaitu gamaglobulin-M yang

tidak dapat melalui plasenta (merupakan makroglobulin) dan

disebut isoaglutinin natural. Hanya sebagian kecil dari ibu yng

mempunyai golongan darah O, mempunyai antibodi 7-S, yaitu

gamaglobulin g (isoaglutinin imun) yang tinggi dan dapat melalui

plasenta sehingga mengakibatkan henmolisis pada bayi(Roderic,

2006).

Ikterus biasanya timbul dalam waktu 24 jam sesudah lahir,

tidak pucat oleh karena itu, tidak terdapat anemia atau hanya

didapatkan anemia ringan saja. Jarang sekai terjadi hidrop fetalis

dan hepatosplenomegali. Kira-kira 40-50% mengenai anak

pertama, sedangkan anak-anak berikutnya mungkin terkna dan

ungkin tidak. Bila terkena tidak ampak gejala yang berat seperti

pada inkopaabilitas rhesus(Roderic, 2006).

Kadar hemoglobin normal dan kagdang agak mennurun

(10-12 g%), retikulositosis, polikromasi, sferositosis dan sl darah

merah yang berinti jumlahnya meningkat, uji Coombs mungkin

Page 140: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

123

negatif atau positif lemah. Pengobatan dengan terapi sinar,

tranfusi tukar dan seebagainya tergantung peningkatan kadar

hiperbilirubin(anonym,2008)

e. Diagnosis banding

1) Inkompabilitas Rhesus

Hemolisis biasa terjadi bila ibu mempunyai rehsus

negatif atau positif. Bila sl darah janin masuk keperadaran

darah ibu, amak ibu akan dirangsang olh antigen Rh sehingga

membentuk antibodi terhadap Rh. Zat antibodi Rh ini dapat

melalui plasenta dan masuk keperadaran darah janin dan

selanjutnya mengakibatkan penghancuran eritrosit janin

(hemolisi). Hemolisis ini terjadi dalam kandungan dan

akibatnya ialah pembentukan sel darah merak berinti yang

bayak. Oleh karena keadaan ini disebut Eritoblastosis Fetalis.

Pengaruh kelainan ini biasanya tidak terlihat pada anak

pertama tetapi akn nyata pada anak yang dilahirkan selajutnya.

Bila ibu seblum mengandung anak pertama pernah

mendapat tranfusi inkompatibel atau ibu mengalami

keguguran dengan janin yang mempunyai rhesus positif ,

pengaruh kelainan inkompanilitas Rheesus ini akan terlihat

pada bayi yag dilahirkan kemudian.

Bayi yang lahir kemungkinan mati (Still Birth) atau

berupa Hidrops Fetalis yang hanya dapat hidup beberapa jam

Page 141: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

124

dengan gejala odeme yang berat, ascites, anemia dan

hepotosplenomegali. Biasanya bayi seperti ini mempunyai

plasenta yang besar, tampak pucat dan cairan amnionnya

berwarna kuning emas. Eritoblastosis fetaklis pada saat saat

lahir tampak normal, tetapi beberapa jam kemudian timbul

ikterus yang makin lama akin berat (hiperbilirubinemia) yang

mengakibatkan “kernikterus”, hetosplenomegali dan pada

pemeriksaan darah tepi akan didapatkan anemia,

retikulositosis, jumlah normoblasdan eritobls lebih banyak dari

biasa, banyak sel darah (sri granulosit) muda. Kadar bilirubin

direk dan indirek meninggi juga terdapat bilirubin dalam tinja

dan feses(charlton,2006).

Pemeriksaan golongan darah ibu dan anak (Rh dan

ABO), uji Coombs, riwayat mengenai bayi yang dilahirkan

sebelumnya, ikterus yang timbul dalam waktu 24 jam sesudah

lahir, kadar hemoglobin darah taki pusat <15 g%, kadar

bilirubin dalam darah tali pusat >5 mg%, hati dan limfa

membesar, kelainan pada pemeriksaam darah tepi dll.

Pengobatan dengan transfusi tukar.

f. Etiologi

Sistem ABO oleh Lansteuner pada tahun 1900. Ia

menyatakan bahwa serum seseoramg tidak mugkin mngandung

antibodi terhadap antigen yng terdapat dalam eritrositnya sendiri

kecuali dalam keadaan patologis.

Page 142: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

125

Golongandarah Genotip Antigen

(aglutinogen

Antibodi

(aglutinin)

Frekuensi

O OO - Anti-A

dan

anti-B

±40%

A AA/AO A Anti-B ±26%

B BB/BO B Anti-A ±27%

AB AB AB - ±7%

2.8 Tabel golongan darah

Ibu yang golongan darah O secara alamiah mempunyai

antibodi anti-A dan anti-b pasda sirkulasinya. Jika janin

mempunyai golongan darah A atau B, eritoblastosis dapat terjadi.

Sebagian besar alamiah, membentuk Anti-A atau anti-B berupa

antintibody IgM yang tidak melewati plasenta. Beberapa ibu juga

relative mempunyai kadar IgG anti-A dan anti-B yang tinggi yang

potensial eritoblastosis karena melewati sawar plasenta. Ibu

golongan darah O mempunya kadar IgG anti-A lebih tinggi

daripada ibu golongan darah B dan mempunyai kadar IgG anti-B

lebih tinggi daripada ibu dengan golongan darah A. Dengan

demikian, penyakit hampir slalu terjadi bila golongan darah O.

Penyakit jarang terjadi bila ibu golongan darah A dan bayi

Page 143: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

126

golongan darah B. Kehamilan pertaama sering terkena sensitisasi

ibu terjadi sejak awal kehidupan melalui kontak dengan antigen-A

dan B. Penyakit tidak memburuk pada kehamilan berikutnya yang

juga terkena dan jika ada penyakitnya cenderung menjadi lebih

ringan(Roderic, 2006).

Sekitar sepertiga bayi golongan darah A atau B dari ibu

bergolongan darah o akan mempunyai antibodi ibu yang dapat

terdetekdi pada eritrositnya. Ini lebih sering terjadi pada bayi yag

bergongan darah B daripada A dan lebih serig terjadi pada bayi

kulit hitam daripada bayi berkulit putih dengan golongan darah A

atau . hanya sebagian kecil dari bayi ini yang mengakibatkan

gejala klinis. Pada mereka dengan penyakit klinis, terdapat jauh

lebih sedikit antibody ibu yang melekat pada tempat antigen pada

eritrosit daripada yanng ada pada penyakit Rhesus klinis.

Akibatnya pnyakit klinis sangat ringan dengan reaksi antiglobulin

langsung globulin langsung bervariasi dari hanya positif

ikroskopis sampai 2+. Ada sedikit atau tidak ada anemia dan

bilirubin dapat dikendalikan dengan fototerapi atau kebayakan

diatasi dengan satu transfusi tukar. Namun IgG anti-A atau IgG

anti-B tampaknya lebih banyak menyebabkann hemolisi saripada

anti-Rh dalam jumlah yang sama. Dengan demikian bayi dengan

reaksi aNtiglobulin direk 2+ dengan penyakit ABO biasanya akan

menderita bilirubinemia lebih berat daripada bayi dengan 2+

Karena penyakit Rh(Roderic, 2006).

Page 144: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

127

Ringannya Hemolytic of Newborn (HDN) ABO dapat

dijelaskan sebagian oleh antigen A dan Antigen B yang belum

sepenuhnya berkembang pada saat lahir sebagian antibody

mempengaruhi kehamilan berikutnya. Pemeriksaann sediaan

hapus darah memperlihatkan antoaglutinasi dan sferositosis

polikromasi dan eritoblatosis.

g. Epidemiologi

20-25% kehailan terjadi inkompabilitas ABO, yag berarti

bahwa serum ibu mengandung anti-A atau anti-B sedangkan

eritrosit janin mengandung antigen respective. Inkompabilitas

ABO nantinya aka menyebabkan penyakit hemolitik pada bayi

yang baru lahir dimana terdapat lebih dari 60% dari seluruh

kasus. Peyakit ini yang sering tidak parah jika dibandingkan

dengan akibat Rh, ditandai anemia neonatus sedang dan

hiperbilirubinemia neoatus ringan sampai sedang serta kurang

dari 1% kasus yang membutuhkan suatu penyebab hemolisi dan

secara umum dapat menjadi panduan bagi ilmu pediatrik

dibanding maslah kebidanan(charlton,2006).

Mayoritas inkompabilitas ABO diderita oleh anak pertama

(40% menurut Mollison) dan anak-anak berikutnya makin lama

makain baik keadaanya. Gambarannya klinis penyakit hemolitik

pada bayi baru lahir berasal dari inkompabilitas ABO sering

ditemukan pada keadaan dimana ibu mempunyai tipe darah O,

karena tipe darah grup masing – masing menghasilkan ati-A dan

Page 145: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

128

anti-B yang termsuk dalam kelas IgG yang dapat melewati

plasenta untuk berikatan dengan eritrosit janin. Pada beberapa

kasus, penyakit hemolitik ABO tampak hiperbilirubinemia

ringan sampai sedang selama 24-48 jam pertama kehidupannya.

Hal ini jarang muncul dengan anemia yang signifikan.

Tingginya jumlah nilirubin dapat meyebabkan kernikterus

terutma pada neonatus preterm. Fototerapi pada pengobatan

awal dilakukan meskipun transfusi tukar yag mungkin

diindikasikan untuk hiperbilirubinemia. Seks predominan fetalis

akibat inkompabilitas ABO dalah sama antara laki-laki dan

perempuan(Roderic, 2006).

h. Patofisiologi

Penyakit inkompabilitas Rh dan ABO trjadi ketika sistem

imun ibu menghasilkan antibody yang melewatu sel darah merh

jnin yang dikandungnya. Pada saat ibu hamil, eritrosit janin

dalam beberapa insiden dapat masuk kedalam sirkulasi darah

ibu yang dinamakan fetomaternal microtransfusion. Bila ibu

ttidak memiliki antigen seperti yang terdapat pada eritrosit janin,

maka ibu akan distimulasi utuk membenttuk imun atibody. Imun

antibody tipe IgG tersebut dapat melewati plasenta dan

kemudian masuk kedalam peredaran darah janin sehingga sel-sel

eritrosit janin akan diseliuti (coated) dengan antibody tersebut

dn akhirnya terjadi aglutinasi dan hemolisis, yang kemudian

menybabkn anemia (reaksi hipersensitivitas tipe H). Hal ini kan

Page 146: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

129

dikompensasi oelhh tubuh bayi sdengan cara memproduksi dan

melepaskan sel-sel darah merah yang imtur yang beriti banyak,

disebut dengan ritoblas (yangbersa dari sumsum tulang) secara

berlebihan(Roderic, 2006).

Produksi eritoblas yang berlebihan dapat menyebabkan

pembesaran hati dan limpa yyang selanjutnya dapat

menyebabkan rusaknya hepar dan ruptur limpa. Produksi

eritroblas ini melibatkan berbagai komponen sel-sel darah,

seperti platelet dan faktor penting lainya utuk pembekuan darah.

Pada saat berkurangnya faktor pembekuan dapat menyebabkan

terjadinya perdarahan yang banyak dan dapat memperberat

komplikasi. Lebig dari 400 antigen terdapat pada permukaan

eritrosit, tetapi secara klinis hanya sedikit yang peying sebagai

penyebab penyakit hemolitik. Kurangnya antigen eritrosit dalam

tubuh berpotensi menghasilkan antibody jika terpapar dengan

antigen tersebut. Antin=bodu tersebut berbhaya terhadap diri

sendiri pada saat transfusi atau berbahaya bagi janin.

Hemolisi yang berat biasanya terjadi oleh adanya

sensitisasi maternal sebelumnya, misalya karena abortus, ruptur

kehamilan diluar kandungn, amniosentesis, transfusi darah

Rhesus positif atau pada kehamilan kedua atau berikutnya.

Penghancuran sel-sel darah merah dapat melpaskan pigmen

darah merah (hemoglobin), yang mana bahan tersebut dikenal

dengan bilirubin. Bilirubin tersebut secara normal terbentuk dari

Page 147: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

130

sel-sel darah merah yang telah mati, tetapi tubuh dapat mngatasi

kekurangan kadar bilirubin dalam sirkulasi darah pada suatu

waktu. Eritoblastosis fetalis menyebabkan terjadinya

penumpukan bilirubin yng dapat menyebabkan

hiperbilirubinemia, yang nantinya menybakan jaundice pada

bayi. Bayi dapat berkembang menjadi kernikterus(Roderic,

2006).

i. Penatalaksanaan

Bentuk ringan tidak memerlukan pengobatan spesifik,

kecuali bial terjadi keniaikan bilirubin yang tidak wajar. Betuk

sedang memerluka transfusi tuakar, umumnya dilakukan dengan

darah yang sesuai dengan darah ibu (Rhesus dan ABO). Jika

tidak ada donor Rhesus negatif, transfusi tukar dapat dilkukan

darah dengan Rhesus positif sesering mungkin sampai semua

eritrosit yang diliputi antibodi dikeluarkan 14 hari dari tubuh

bayi. Bentuk berat tampak sebagai hidrops atau lahir mati yang

disebabkan oleh anemia berat yang diikuti oleh gagal jantung.

Pengobatan ditujukan terhadap pencegahan terjadinya anemia

berat dan kematian janin(charlton,2006).

j. Prognosis

Prognosis kadar bilirubin yang lahir kuning akibat

inkompabilitas ABO pada umunya baik karena gejalannya

tidaklah terlalu berat karena sebagian antigen A dan Antigen B

yang belum sepenuhnya berkembang pada saat lahir dan karena

Page 148: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

131

netralisir sebagian antibody IgG ibu oleh antigen A dan B pada

sel – sel yag lain yang terjadi dalam plasma dan cairan

jaringan(Roderic, 2006).

9. Inkompabilitas ABO

a. Golongan Darah ABO

Ada banyak golongan darah, tetapi yang terkenal di bidang

medis adalah golongan darah ABO dan Rhesus. Kedua golongan

darah ini ditemukan oleh Dr. Karl Landsteiner, seorang dokter

dari Austria, pada tahun 1900. Semula Landsteiner menemukan

golongan darah A, B, dan C. Golongan C ini kemudian

dinamakan golongan O. Pada tahun 1902 kolega Landsteiner,

yaitu Alfred Decastello dan Adriano Sturli menemukan golongan

ke empat yaitu golongan AB(Sukman dkk, 2007).

Dasar penggolongan darah ABO adalah adanya aglutinogen

(antigen) pada eritrosit, dan adanya aglutinin (antibodi) di dalam

plasma darah. Aglutinogen berarti antigen yang digumpalkan,

sedangkan aglutinin adalah jenis antibodi yang menggumpalkan.

Menurut sistem ABO darah manusia terbagi atas 4 golongan,

yaitu:

Golongan

darah Genotip Antigen

(aglutinogen

Antibodi

(aglutinin)

Frekuensi

Page 149: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

132

O OO - Anti-A

dan anti-

B

±40%

A AA/AO A Anti-B ±26%

B BB/BO B Anti-A ±27%

AB AB AB - ±7%

2.9 Tabel Golongan Darah

Pemahaman mengenai aglutinogen dan aglutinin inilah

yang mendasari teknik transfusi darah. Dalam transfusi darah,

orang yang memberikan darah disebut donor, sedangkan yang

menerima disebut resipien. Transfusi (pindahtuang darah) ini

harus memperhatikan masalah aglutinin-aglutinogen, sebab jika

terjadi inkompatibilitas (ketakcocokan) golongan darah, maka

akan menyebabkan terjadinya aglutinasi (penggumpalan) darah,

dan bisa menyebabkan kematian sang resipien. Secara umum

dalam proses transfusi darah prinsip ini yang dipegang.

b. Inkompatibilitas ABO

Inkompatibilitas sel darah merah (inkompatibilitas ABO)

dapat disebabkan oleh dua hal, yang pertama akibat

ketidakcocokan (Inkompatibilitas) golongan darah ABO saat

melakukan transfusi sehingga terjadi reaksi hemolisis

intravaskular akut dan juga dapat disebabkan oleh reaksi imunitas

Page 150: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

133

antara antigen dan antibody yang sering terjadi pada ibu dan janin

yang akan dilahirkan(Sukman dkk,2007).

Reaksi hemolisis intravaskular akut adalah reaksi yang

disebabkan inkompatibilitas sel darah merah (inkompatibilitas

ABO). Antibodi dalam plasma pasien akan melisiskan sel

darah merah yang inkompatibel. Meskipun volume darah

inkompatibel hanya sedikit (10-50 ml) namun sudah dapat

menyebabkan reaksi berat. Semakin banyak volume darah yang

inkompatibel maka akan semakin meningkatkan risiko. Penyebab

terbanyak reaksi hemolisis intravaskular akut adalah

inkompatibilitas ABO. Hal ini biasanya terjadi akibat

kesalahan dalam permintaan darah, pengambilan contoh darah

dari pasien ke tabung yang belum diberikan label, kesalahan

pemberian label pada tabung dan ketidaktelitian memeriksa

identitas pasien sebelum transfusi. Selain itu penyebab

lainnya adalah adanya antibodi dalam plasma pasien

melawan antigen golongan darah lain (selain golongan darah

ABO) dari darah yang ditransfusikan, seperti sistem Idd, Kell

atau Duffy.

Jika pasien sadar, gejala dan tanda biasanya timbul

dalam beberapa menit awal transfusi, kadang-kadang timbul

jika telah diberikan kurang dari 10 ml. Jika pasien tidak sadar

atau dalam anestesia, hipotensi atau perdarahan yang tidak

terkontrol mungkin merupakan satu-satunya tanda

Page 151: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

134

inkompatibilitas transfusi. Pengawasan pasien dilakukan sejak

awal transfusi dari setiap unit darah. Dapat terjadi lisis eritrosit

donor karena antibodi resipien. Bila terjadi cepat (segera

setelah transfusi 50 ml darah) atau lambat (beberapa jam

beberapa hari). Dapat juga terjadi lisis eritrosit resipien

akibat antibodi donor, biasanya bersifat ringan, dan sering terjadi

pada transfusi dengan donor universal.

Tanda-tanda klinis :

1) Segera : nyeri lumbal, nyeri sternal dan nyeri di tempat

masuknya darah, demam disertai menggigil

dan kekakuan, gelisah, mual, muntah,

urtikaria, dispnea, dan hipotensi.

2) Lanjut : perdarahan yang tidak dapat diatasi,

hemoglobinuria, oliguria sampai anuria,

ikterus dan anemia. Reaksi hemolitik dapat

juga terjadi akibat penyimpanan darah yan

kurang baik, darah kadaluwars atau darah

yang sudah hemolisis karena terlalu

dipanaskan/terlalu didinginkan.

Penyebab kedua yang mengakibatkan Inkompatibilitas pada

golongan darah ABO adalah reaksi imunitas antara antigen dan

antibody pada ibu dan janin yang dikandungnya. Inkompatibilitas

pada golongan darah ABO terjadi jika Ibu golongan darah O

mengandung janin golongan darah A atau B. Ibu yang golongan

Page 152: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

135

darah O secara alamiah mempunyai antibody anti-A dan anti-B

pada sirkulasinya. Jika janin mempunyai golongan darah A atau

B, eritroblastosis dapat terjadi. Sebagian besar secara alamiah,

membentuk anti-A atau anti-B berupa antibody IgM yang tidak

melewati plasenta. Beberapa ibu juga relative mempunyai kadar

IgG anti-A atau anti-B yang tinggi yang potensial menyebabkan

eritroblastosis karena melewati sawar plasenta.

Ibu golongan darah O mempunyai kadar IgG anti-A lebih

tinggi daripada ibu golongan darah B dan mempunyai kadar IgG

anti-B lebih tinggi daripada ibu dengan golongan golongan darah

A. Dengan demikian, penyakit hampir selalu terjadi bila golongan

darah O. Penyakit jarang terjadi bila ibu golongan darah A dan

bayi golongan darah B. Kehamilan pertama sering terkena

sensitisasi ibu tejadi sejak awal kehidupan melalui kontak dengan

antigen A dan B. Penyakit tidak memburuk pada kehamilan

berikutnya yang juga terkena dan jika ada penyakitnya cenderung

menajdi lebih ringan.

Sekitar sepertiga bayi golongan A atau B dari ibu golongan

darah O akan mempunyaiantibody ibu yang dapat dideteksi pada

eritrositnya. Ini lebih sering terjadi pada bayi golongan darah B

daripada A dan lebih sering pada bayi kulit hitam daripada bayi

kulit putih dengan golongan darah A atau B. Hanya sebagian

kecil dari bayi ini yang akan mengalami gejala klinis. Pada

mereka dengan penyakit klinis, terdapat jauh lebih sedikit

Page 153: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

136

antibody ibu yang melekat pada tempat antigen pada eritrosis

daripa yang ada pada penyakit Rhesus klinis. Akibatnya penyakit

klinis sangat ringan dengan reaksi antiglobulin langsung

bervariasi dari hanya positif secara mikroskopis sampai 2+. Ada

sedikit atau tidak ada anemia dan bilirubinemia dapat

dikendalikan dengan dengan fototerapi atau pada kebanyakan

diatasi dengan satu transfuse tukar. Namun, IgG anti-A atau IgG

anti-B tampaknya lebih banyak menyebabakan hemolisis daripada

anti-Rh dalam jumlah yang sama. Dengan demikian bayi dengan

reaksi antiglobulin direk 2+ dengan penyakit ABO biasanya akan

menderita bilirubinemia lebih berat daripada bayi dengan 2+

karena penyakit Rh.

Ringannya Hemolytic Disease of Newborn (HDN) ABO

dapat dijelaskan sebagian oleh antigen A dan Antigen B yang

belum sepenuhnya berkembang pada saat lahir dan karena

netralisir sebagian antibody IgG ibu oleh antigen A dan B pada

sel-sel lain yang terjadi dalam plasma dan cairan jaringan. HDN

ABO dapat ditemukan pada kehamilan pertama dan dapat atau

tidak mempengaruhi kehamilan berikutnya. Pemeriksaan sediaan

hapus darah memperlihatkan autoaglutinasi dan sferositosis

polikromasi dan eritroblastosis.

Hal-hal yang perlu diperhatikan berhubungan dengan

hemolisis sistem ABO : Ibu golongan darah O dapat membentuk

anti-A dan anti-B. Destruksi pada eritrosit janin bergolongan

Page 154: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

137

darah A atau B tergantung dari kekuatan antigen A dalam

eritrosit. Hemolisis pada sistem ABO terjadi pada bayi baru lahir.

Bayi berwarna kuning, karena bilirubin manifes ke kulit. Berat

ringannya bayi kuning tergantung dari kadar IgG. Ciri khas

destruksi: Mikro sferositosis menyebabkan fragil osmotik,

volume sel kecil, protein lipid membran sedikit sehingga

aglutinasi mudah terjadi.

Dua puluh sampai 25% kehamilan terjadi inkompabilitas

ABO, yang berarti bahwa serum ibu mengandung anti-A atau

anti-B sedangkan eritrosit janin mengandung antigen respective.

Inkompabilitas ABO nantinya akan menyebabkan penyakit

hemolitik pada bayi yang baru lahir dimana terdapat lebih dari

60% dari seluruh kasus. Penyakit ini sering tidak parah jika

dibandingkan dengan akibat Rh, ditandai anemia neonatus sedang

dan hiperbilirubinemia neonatus ringan sampai sedang serta

kurang dari 1% kasus yang membutuhkan transfusi tukar.

Inkompabilitas ABO tidak pernah benar-benar menunjukkan

suatu penyebab hemolisis dan secara umum dapat menjadi

panduan bagi ilmu pediatrik dibanding masalah kebidanan.

Mayoritas inkompatibilitas ABO diderita oleh anak pertama

(40% menurut Mollison), dan anak-anak berikutnya makin lama

makin baik keadaannya. Gambaran klinis penyakit hemolitik pada

bayi baru lahir berasal dari inkompabilitas ABO sering ditemukan

pada keadaan dimana ibu mempunyai tipe darah O, karena tipe

Page 155: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

138

darah grup masing-masing menghasilkan anti A dan anti B yang

termasuk kelas IgG yang dapat melewati plasenta untuk

berikatan dengan eritrosit janin.

Pada beberapa kasus, penyakit hemolitik ABO tampak

hiperbilirubinemia ringan sampai sedang selama 24-48 jam

pertama kehidupannya. Hal ini jarang muncul dengan anemia

yang signifikan. Tingginya jumlah bilirubin dapat menyebabkan

kernikterus terutama pada neonatus preterm. Fototerapi pada

pengobatan awal dilakukan meskipun transfusi tukar yang

mungkin diindikasikan untuk hiperbilirubinemia. Seks

predominan eritroblastosis fetalis akibat inkompatibilitas ABO

adalah sama antara laki-laki dan perempuan.

c. Patofisiologi

Patofisologi yang dapat menjelaskan timbulnya reaksi

hemolitik pada inkompatibilas ABO akibat kesalahan transfusi

adalah akibat antibodi dalam plasma pasien akan melisiskan

sel darah merah yang inkompatibel. Meskipun volume darah

inkompatibel hanya sedikit (10-50 ml) namun sudah dapat

menyebabkan reaksi berat. Semakin banyak volume darah yang

inkompatibel maka akan semakin meningkatkan risiko

Sedangkan patofisologi yang dapat menjelaskan timbulnya

penyakit inkompabilitas Rh dan ABO adalah terjadi ketika sistem

imun ibu menghasilkan antibodi yang melawan sel darah merah

janin yang dikandungnya. Pada saat ibu hamil, eritrosit janin

Page 156: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

139

dalam beberapa insiden dapat masuk kedalam sirkulasi darah ibu

yang dinamakan fetomaternal microtransfusion. Bila ibu tidak

memiliki antigen seperti yang terdapat pada eritrosit janin, maka

ibu akan distimulasi untuk membentuk imun antibodi. Imun anti

bodi tipe IgG tersebut dapat melewati plasenta dan kemudian

masuk kedalam peredaran darah janin sehingga sel-sel eritrosit

janin akan diselimuti (coated) dengan antibodi tersebut dan

akhirnya terjadi aglutinasi dan hemolisis, yang kemudian akan

menyebabkan anemia (reaksi hipersensitivitas tipe II). Hal ini

akan dikompensasi oleh tubuh bayi dengan cara memproduksi

dan melepaskan sel-sel darah merah yang imatur yang berinti

banyak, disebut dengan eritroblas (yang berasal dari sumsum

tulang) secara berlebihan.

Produksi eritroblas yang berlebihan dapat menyebabkan

pembesaran hati dan limpa yang selanjutnya dapat menyebabkan

rusaknya hepar dan ruptur limpa. Produksi eritroblas ini

melibatkan berbagai komponen sel-sel darah, seperti platelet dan

faktor penting lainnya untuk pembekuan darah. Pada saat

berkurangnya faktor pembekuan dapat menyebabkan terjadinya

perdarahan yang banyak dan dapat memperberat komplikasi.

Lebih dari 400 antigen terdapat pada permukaan eritrosit, tetapi

secara klinis hanya sedikit yang penting sebagai penyebab

penyakit hemolitik. Kurangnya antigen eritrosit dalam tubuh

berpotensi menghasilkan antibodi jika terpapar dengan antigen

Page 157: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

140

tersebut. Antibodi tersebut berbahaya terhadap diri sendiri pada

saat transfusi atau berbahaya bagi janin.

Hemolisis yang berat biasanya terjadi oleh adanya

sensitisasi maternal sebelumnya, misalnya karena abortus, ruptur

kehamilan di luar kandungan, amniosentesis, transfusi darah

Rhesus positif atau pada kehamilan kedua dan berikutnya.

Penghancuran sel-sel darah merah dapat melepaskan pigmen

darah merah (hemoglobin), yang mana bahan tersebut dikenal

dengan bilirubin. Bilirubin secara normal dibentuk dari sel-sel

darah merah yang telah mati, tetapi tubuh dapat mengatasi

kekurangan kadar bilirubin dalam sirkulasi darah pada suatu

waktu. Eritroblastosis fetalis menyebabkan terjadinya

penumpukan bilirubin yang dapat menyebabkan

hiperbilirubinemia, yang nantinya menyebabkan jaundice pada

bayi. Bayi dapat berkembang menjadi kernikterus.

Gejala lain yang mungkin hadir adalah peningkatan kadar

insulin dan penurunan kadar gula darah, dimana keadaan ini

disebut sebagai hydrops fetalis. Hydrops fetalis ditujukkan oleh

adanya penumpukan cairan pada tubuh, yang memberikan

gambaran membengkak (swollen). Penumpukan cairan ini

menghambat pernafasan normal, karena paru tidak dapat

mengembang maksimal dan mungkin mengandung cairan. Jika

keadaan ini berlanjut untuk jangka waktu tertentu akan

Page 158: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

141

mengganggu pertumbuhan paru. Hydrops fetalis dan anemia

dapat menimbulkan masalah jantung.

d. Diagnosis

Diagnosis isoimunisasi berdasarkan deteksi antibodi pada

serum ibu. Metode paling sering digunakan untuk menapis

antibodi ibu adalah tes Coombs tak langsung. (penapisan antibodi

atau antiglobulin secara tak langsung). Tes ini bergantung kepada

pada kemampuan anti IgG (Coombs) serum untuk mengaglutinasi

eritrosit yang dilapisi dengan IgG.

Untuk melakukan tes ini, serum darah pasien dicampur

dengan eritrosit yang diketahui mengandung mengandung antigen

eritrosit tertentu, diinkubasi, lalu eritrosit dicuci. Suatu substansi

lalu ditambahkan untuk menurunkan potensi listrik dari membran

eritrosit, yang penting untuk membantu terjadinya aglutinasi

eritrosit. Serum Coombs ditambahkan dan jika imunoglobulin ibu

ada dalam eritrosit, maka aglutinasi akan terjadi. Jika test positf,

diperlukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan antigen

spesifik. Disamping tes Coombs, diagnosis dapat ditegakkan

berdasarkan riwayat bayi yang dilahirkan sebelumnya, ikterus

yang timbul dalam 24 jam pasca persalinan, kadar hemoglobin

darah tali pusat < 15 gr%, kadar bilirubin dalam darah tali pusat >

5 mg%, hepatosplenomegali dan kelainan pada pemeriksaan

darah tepi.

e. Penatalaksanaan

Page 159: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

142

Penatalaksaan terbagi menjadi dua bagian yaitu tergantung

penyebab dari inkompatibilas ABO itu sendiri. Inkompatibilas

ABO yang disebabkan oleh karena reaksi transfusi, yang

dimaksud dengan reaksi transfusi disini adalah reaksi hemolitik,

inkompatibilitas, dan reaksi alergi yang berat maka

penatalaksanaan yang seharusnya segera dilakukan adalah:

1) Transfusi segera dihentikan, diambil lagi contoh darah pasien

dan darah donor untuk pemeriksaan ulang.

2) Perbaiki keadaan hipovolemia dengan plasma atau cairan

kristaloid. Tekanan vena sentral dipantau.

3) Koreksi keadaan asidosis, dan kemih dibuat menjadi sedikit

alkalis. (pH = 8).

4) Setelah volume cukup, berikan manitol 12,5 – 50 g selama 15

menit, Bila belum terjadi diuresis berikan furosemid 20 – 40

mg. Bila belum terjadi diuresis, segera dilakukan dialisis

peritoneal (bila mungkin, lakukan hemodialisis).

5) Hitung jumlah trombosit, partial tromboplastin time dan

kadar fibrinogen serum.

6) Bila terjadi koagulasi intra vaskuler yang menyeluruh

(disseminated intra vasculer coagulation = DIC), segera

dimulai terapi dengan heparin.

7) Pasien harus dirawat di unit perawatan intensif, agar

pemantauan dan berbagai tindakan dapat dilakukan dengan

baik

Page 160: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

143

Penatalaksanaan inkompatibilas ABO yang disebabkan oleh

reaksi imunitas antara antigen dan antibody yang sering terjadi

pada ibu dan janin yang akan dilahirkan dalam bentuk ringan

tidak memerlukan pengobatan spesifik, kecuali bila terjadi

kenaikan bilirubin yang tidak wajar. Bentuk sedang memerlukan

tranfusi tukar, umumnya dilakukan dengan darah yang sesuai

dengan darah ibu (Rhesus dan ABO). Jika tak ada donor Rhesus

negatif, transfusi tukar dapat dilakukan dengan darah Rhesus

positif sesering mungkin sampai semua eritrosit yang diliputi

antibodi dikeluarkan dari tubuh bayi. Bentuk berat tampak

sebagai hidrops atau lahir mati yang disebabkan oleh anemia

berat yang diikuti oleh gagal jantung. Pengobatan ditujukan

terhadap pencegahan terjadinya anemia berat dan kematian janin.

10. Eritoblastosis Fetalis

a. Pengertian

Eritroblastosis fetalis adalah suatu sindroma yang ditandai

oleh anemia berat pada janin dikarenakan ibu menghasilkan

antibodi yang menyerang sel darah janin. Sindroma ini

merupakan hasil dari inkompabilitas kelompok darah ibu dan

janin terutama pada sistem rhesus. Sistem Rhesus merupakan

suatu sistem yang sangat kompleks dan masih banyak perdebatan

baik mengenai aspek genetika, nomenklatur maupun interaksi

antigeniknya. Pada tahun 1932, Diamond, Blackfan dan Baty

Page 161: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

144

melaporkan bahwa fetal anemia yang ditunjukkan dengan jumlah

eritroblas yang ada dalam sirkulasi darah menggambarkan

sindroma ini.

Rhesus positif (rh positif) adalah seseorang yang

mempunyai rh-antigen pada eritrositnya sedang Rhesus negatif

(rh negatif) adalah seseorang yang tidak mempunyai rh-antigen

pada eritrositnya. Antigen pada manusia tersebut dinamakan

antigen-D dan merupakan antigen yang berperan penting dalam

transfusi. Tidak seperti pada sistem ABO dimana seseorang yang

tidak mempunyai antigen A/B akan mempunyai antibodi yang

berlawanan dalam plasmanya, maka pada sistem Rhesus

pembentukan antibodi hampir selalu oleh suatu paparan apakah

itu dari transfusi atau kehamilan. Sistem golongan darah Rhesus

merupakan antigen yang terkuat bila dibandingkan dengan sistem

golongan darah lainnya. Pemberian darah Rhesus positif (D+)

satu kali saja sebanyak ± 0,1 ml secara parenteral pada individu

yang mempunyai golongan darah Rhesus negatif (D-) sudah dapat

menimbulkan anti Rhesus positif (anti-D) walaupun golongan

darah ABOnya sama.

Anti D merupakan antibodi imun tipe IgG dengan berat

molekul 160.000, daya endap (sedimentation coefficient) 7 detik,

thermo stabil dan dapat ditemukan selain dalam serum juga cairan

tubuh, seperti air ketuban, air susu dan air liur. Imun antibodi IgG

Page 162: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

145

anti-D dapat melewati plasenta dan masuk kedalam sirkulasi

janin, sehingga janin dapat menderita penyakit hemolisis.

Penyakit hemolisis pada janin dan bayi baru lahir adalah

anemia hemolitik akut yang diakibatkan oleh alloimun antibodi

(anti-D atau inkomplit IgG antibodi golongan darah ABO) dan

merupakan salah satu komplikasi kehamilan. Antibodi maternal

isoimun bersifat spesifik terhadap eritrosit janin dan timbul

sebagai reaksi terhadap antigen eritrosit janin. Penyebab

hemolisis tersering pada neonatus adalah pasase transplasental

antibodi maternal yang merusak eritrosit janin.

Pada tahun 1892, Ballantyne membuat kriteria patologi

klinik untuk mengakkan diagnosis hidrops fetalis. Diamond dkk.

(1932) melaporkan tentang anemia janin yang ditandai oleh

sejumlah eritroblas dalam darah berkaitan dengan hidrops fetalis.

Pada tahun 1940, Lansstainer menemukan faktor Rhesus yang

berperan dalam patogenesis kelainan hemolisis pada janin dan

bayi. Levin dkk (1941) menegaskan bahwa eritroblas disebabkan

oleh isoimunisasi maternal dengan faktor janin yang diwariskan

secara paternal. Find (1961) dan freda ( 1963) meneliti tentang

tindakan profilaksis maternal yang efektif.

b. Patofisiologi

Penyakit inkompabilitas Rh dan ABO terjadi ketika sistem

imun ibu menghasilkan antibodi yang melawan sel darah merah

janin yang dikandungnya. Pada saat ibu hamil, eritrosit janin

Page 163: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

146

dalam beberapa insiden dapat masuk kedalam sirkulasi darah ibu

yang dinamakan fetomaternal microtransfusion. Bila ibu tidak

memiliki antigen seperti yang terdapat pada eritrosit janin, maka

ibu akan distimulasi untuk membentuk imun antibodi. Imun anti

bodi tipe IgG tersebut dapat melewati plasenta dan kemudian

masuk kedalam peredaran darah janin sehingga sel-sel eritrosit

janin akan diselimuti (coated) dengan antibodi tersebut dan

akhirnya terjadi aglutinasi dan hemolisis, yang kemudian akan

menyebabkan anemia (reaksi hipersensitivitas tipe II). Hal ini

akan dikompensasi oleh tubuh bayi dengan cara memproduksi

dan melepaskan sel-sel darah merah yang imatur yang berinti

banyak, disebut dengan eritroblas (yang berasal dari sumsum

tulang) secara berlebihan.

Produksi eritroblas yang berlebihan dapat menyebabkan

pembesaran hati dan limpa yang selanjutnya dapat menyebabkan

rusaknya hepar dan ruptur limpa. Produksi eritroblas ini

melibatkan berbagai komponen sel-sel darah, seperti platelet dan

faktor penting lainnya untuk pembekuan darah. Pada saat

berkurangnya faktor pembekuan dapat menyebabkan terjadinya

perdarahan yang banyak dan dapat memperberat komplikasi.

Lebih dari 400 antigen terdapat pada permukaan eritrosit, tetapi

secara klinis hanya sedikit yang penting sebagai penyebab

penyakit hemolitik. Kurangnya antigen eritrosit dalam tubuh

berpotensi menghasilkan antibodi jika terpapar dengan antigen

Page 164: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

147

tersebut. Antibodi tersebut berbahaya terhadap diri sendiri pada

saat transfusi atau berbahaya bagi janin.

Hemolisis yang berat biasanya terjadi oleh adanya

sensitisasi maternal sebelumnya, misalnya karena abortus, ruptur

kehamilan di luar kandungan, amniosentesis, transfusi darah

Rhesus positif atau pada kehamilan kedua dan

berikutnya.2,3,7,9 Penghancuran sel-sel darah merah dapat

melepaskan pigmen darah merah (hemoglobin), yang mana bahan

tersebut dikenal dengan bilirubin. Bilirubin secara normal

dibentuk dari sel-sel darah merah yang telah mati, tetapi tubuh

dapat mengatasi kekurangan kadar bilirubin dalam sirkulasi darah

pada suatu waktu. Eritroblastosis fetalis menyebabkan terjadinya

penumpukan bilirubin yang dapat menyebabkan

hiperbilirubinemia, yang nantinya menyebabkan jaundice pada

bayi. Bayi dapat berkembang menjadi kernikterus.

Gejala lain yang mungkin hadir adalah peningkatan kadar

insulin dan penurunan kadar gula darah, dimana keadaan ini

disebut sebagai hydrops fetalis. Hydrops fetalis ditujukkan oleh

adanya penumpukan cairan pada tubuh, yang memberikan

gambaran membengkak (swollen). Penumpukan cairan ini

menghambat pernafasan normal, karena paru tidak dapat

mengembang maksimal dan mungkin mengandung cairan. Jika

keadaan ini berlanjut untuk jangka waktu tertentu akan

Page 165: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

148

mengganggu pertumbuhan paru. Hydrops fetalis dan anemia

dapat menimbulkan masalah jantung.

c. Gejala Klinis

Terdapat dua gejala klinis utama pada eritroblastosis fetalis, yaitu:

1) Hidrops fetalis

Hidrops fetalis adalah suatu sindroma ditandai edema

menyeluruh pada bayi, asites dan pleural efusi pada saat lahir.

Perubahan patologi klinik yang terjadi bervariasi, tergantung

intensitas proses. Pada kasus parah, terjadi edema subkutan

dan efusi ke dalam kavum serosa (hidrops fetalis). Hemolisis

yang berlebihan dan berlangsung lama akan menyebabkan

hiperplasia eritroid pada sumsum tulang, hematopoesis

ekstrameduler di dalam lien dan hepar, pembesaran jantung

dan perdarahan pulmoner. Asites dan hepatosplenomegali

yang terjadi dapat menimbulkan distosia akibat abdomen

janin yang sangat membesar. Hidrothoraks yang terjadi dapat

mengganggu respirasi janin.

Patofisologi hidrops fetalis tak jelas. Teori-teori

penyebabnya mencakup keadaan:

a). gagal jantung akibat anemia.

b). kebocoran kapiler akibat hipoksia pada kondisi anemia

berat

c). hipertensi vena portal dan umbilikus akibat kerusakan

parenkim hati oleh proses hematopoesis ekstrameduler

Page 166: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

149

d). menurunnya tekanan onkotik koloid akibat

hipoproteinemia yang disebabkan oleh disfungsi hepar

Janin dengan hidrops dapat meninggal dalam rahim

akibat anemia berat dan kegagalan sirkulasi. Bayi hidrops

yang bertahan hidup tampak pucat, edematus dan lemas pada

saat dilahirkan. Lien dan hepar membesar, ekimosis dan

petikie menyebar, sesak nafas dan kolaps sirkulasi. Kematian

dapat terjadi dalam waktu beberapa jam meskipun transfusi

sudah diberikan.

b). Hiperbilirubinemia

Hiperbilirubin dapat menimbulkan gangguan sistem

syaraf pusat, khususnya ganglia basal atau menimbulkan

kernikterus. Gejala yang muncul berupa letargia, kekakuan

ekstremitas, retraksi kepala, strabismus, tangisan melengking,

tidak mau menetek dan kejang-kejang. Kematian terjadi dalam

usia beberapa minggu.

Pada bayi yang bertahan hidup, secara fisik tak berdaya,

tak mampu menyanggah kepala dan tak mampu duduk.

Kemampuan berjalan mengalami keterlambatan atau tak

pernah dicapai. Pada kasus yang ringan akan terjadi

inkoordinasi motorik dan tuli konduktif. Anemia yanag terjadi

akibat gangguan eritropoesis dapat bertahan selama

berminggu–minggu hingga berbulan-bulan.

Page 167: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

150

d. Diagnosis

Diagnosis isoimunisasi berdasarkan deteksi antibodi pada

serum ibu. Metode paling sering digunakan untuk menapis

antibodi ibu adalah tes Coombs tak langsung. (penapisan antibodi

atau antiglobulin secara tak langsung). Tes ini bergantung kepada

pada kemampuan anti IgG (Coombs) serum untuk mengaglutinasi

eritrosit yang dilapisi dengan IgG.

Untuk melakukan tes ini, serum darah pasien dicampur

dengan eritrosit yang diketahui mengandung mengandung antigen

eritrosit tertentu, diinkubasi, lalu eritrosit dicuci. Suatu substansi

lalu ditambahkan untuk menurunkan potensi listrik dari membran

eritrosit, yang penting untuk membantu terjadinya aglutinasi

eritrosit. Serum Coombs ditambahkan dan jika imunoglobulin ibu

ada dalam eritrosit, maka aglutinasi akan terjadi. Jika test positf,

diperlukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan antigen

spesifik.

Disamping tes Coombs, diagnosis dapat ditegakkan

berdasarkan riwayat bayi yang dilahirkan sebelumnya, ikterus

yang timbul dalam 24 jam pasca persalinan, kadar hemoglobin

darah tali pusat < 15 gr%, kadar bilirubin dalam darah tali pusat >

5 mg%, hepatosplenomegali dan kelainan pada pemeriksaan

darah tepi.

Page 168: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

151

e. Penatalaksanaan

Bentuk ringan tidak memerlukan pengobatan spesifik,

kecuali bila terjadi kenaikan bilirubin yang tidak wajar. Bentuk

sedang memerlukan tranfusi tukar, umumnya dilakukan dengan

darah yang sesuai dengan darah ibu (Rhesus dan ABO). Jika tak

ada donor Rhesus negatif, transfusi tukar dapat dilakukan dengan

darah Rhesus positif sesering mungkin sampai semua eritrosit

yang diliputi antibodi dikeluarkan dari tubuh bayi. Bentuk berat

tampak sebagai hidrops atau lahir mati yang disebabkan oleh

anemia berat yang diikuti oleh gagal jantung. Pengobatan

ditujukan terhadap pencegahan terjadinya anemia berat dan

kematian janin.

1) Transfusi tukar

Tujuan transfusi tukar yang dapat dicapai :

a) memperbaiki keadaan anemia, tetapi tidak menambah

volume darah

b) menggantikan eritrosit yang telah diselimuti oleh

antibodi (coated cells) dengan eritrosit normal

(menghentikan proses hemolisis)

c) mengurangi kadar serum bilirubin

d) menghilangkan imun antibodi yang berasal dari ibu

2) Transfusi intra uterin

Pada tahun 1963, Liley memperkenalkan transfusi

intrauterin. Sel eritrosit donor ditransfusikan ke peritoneal

Page 169: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

152

cavity janin, yang nantinya akan diabsorbsi dan masuk

kedalam sirkulasi darah janin (intraperitoneal transfusion).

Bila paru janin masih belum matur, transfusi intrauterin

adalah pilihan yang terbaik. Darah bayi Rhesus (D) negatif

tak akan mengganggu antigen D dan karena itu tak akan

merangsang sistem imun ibu memproduksi antibodi. Tiap

antibodi yang sudah ada pada darah ibu tak dapat

mengganggu darah bayi. Namun harus menjadi perhatian

bahwa risiko transfusi intrauterin sangat besar sehingga

mortalitas sangat tinggi. Untuk itu para ahli lebih memilih

intravasal transfusi, yaitu dengan melakukan cordocentesis

(pungsi tali pusat perkutan). Transfusi dilakukan beberapa

kali pada kehamilan minggu ke 26–34 dengan

menggunakan Packed Red Cells golongan darah O Rh

negatif sebanyak 50–100 ml. Induksi partus dilakukan pada

minggu ke 32 dan kemudian bayi dibantu dengan transfusi

tukar 1x setelah partus. Induksi pada kehamilan 32 minggu

dapat menurunkan angka mortalitas sebanyak 60%.

3) Transfusi albumin

Pemberian albumin sebanyak 1 mg/kg BB bayi, maka

albumin akan mengikat sebagian bilirubin indirek. Karena

harga albumin cukup mahal dan resiko

terjadinya overloading sangat besar maka pemberian

albumin banyak ditinggalkan.

Page 170: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

153

4) Fototerapi

Fototerapi dengan bantuan lampu blue violet dapat

menurunkan kadar bilirubin. Fototerapi sifatnya hanya

membantu dan tidak dapat digunakan sebagai terapi

tunggal.

f. Prognosis

Pengukuran titer antibodi dengan tes Coombs indirek < 1:16

berarti bahwa janin mati dalam rahim akibat kelainan hemolitik

tak akan terjadi dan kehidupan janin dapat dipertahankan dengan

perawatan yang tepat setelah lahir. Titer yang lebih tinggi

menunjukan kemungkinan adanya kelainan hemolitik berat. Titer

pada ibu yang sudah mengalami sensitisasi dalam kehamilan

berikutnya dapat naik meskipun janinnya Rhesus negatif.

Jika titer antibodi naik sampai secara klinis bermakna,

pemeriksaan titer antibodi diperlukan. Titer kritis tercapai jika

didapatkan nilai 1:16 atau lebih. Jika titer di dibawah 1:32, maka

prognosis janin diperkirakan baik.

g. Pencegahan

Tindakan terpenting untuk menurunkan insidens kelainan

hemolitik akibat isoimunisasi Rhesus adalah imunisasi pasif pada

ibu. Setiap dosis preparat imunoglobulin yang digunakan

memberikan tidak kurang dari 300 mikrogram antibodi D. 100

mikrogram anti Rhesus (D) akan melindungi ibu dari 4 ml darah

janin.

Page 171: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

154

Suntikan anti Rhesus (D) yang diberikan pada saat

persalinan bukan sebagai vaksin dan tak membuat wanita kebal

terhadap penyakit Rhesus. Suntikan ini untuk membentuk

antibodi bebas, sehingga ibu akan bersih dari antibodi pada

kehamilan berikutnya.

Preparat globulin yang diberikan kepada ibu dengan Rhesus

negatif yang mengalami sensitisasi dalam waktu 72 jam sesudah

melahirkan ternyata sangat protektif. Ibu dengan kemungkinan

abortus, kehamilan ektopik, mola hidatidosa, atau perdarahan

pervaginam harus ditangani karena akan mengalami isoimunisasi

tanpa preparat imunoglobulin. Ibu rhesus negatif yang

memperoleh darah ataupun fraksi darah berupa trombosit atau

plasmaferesis berisiko untuk mengalami sensitisasi.

Kalau terdapat keraguan untuk memberikan preparat Ig anti

G maka preparat tersebut harus diberikan, termasuk kepada ibu

yang tampaknya belum mengalami sensitisasi dalam waktu 72

jam setelah melahirkan. Kebijaksanaan ini dapat menurunkan

resiko isoimunisasi. Antibodi dengan dosis 300 mikrogram

diberikan kepada ibu rhesus negatif yang belum mengalami

sensitisasi pada kehamilan 28 minggu dan kehamilan 34 minggu

atau pada saat dilakukan amniosintesis atau pada saat terjadi

perdarahan uterus. Dosis ketiga diberikan kepada ibu sesudah

melahirkan.

Kegagalan pemberian anti D terjadi bila :

Page 172: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

155

1) tidak diberikan suntikan RhIg pada ibu Rh negatif (D-) yang

telah melahirkan bayi Rh positif

2) tidak diberikan suntikan Immunoglobulin anti-D setelah

abortus atau setelah pemeriksaan amniocentesis

3) pemberian dosis RhIg tidak mencukupi (karena feto maternal

macrotransfusion jarang terjadi)

4) sudah terlanjur terjadi sensitisasi oleh sel darah merah janin

11. Miliaria

a) Pengertian Biang Keringat

Biang keringat (Miliaria) bukan merupakan penyakit kulit

yang berbahaya. Akan tetapi, penyakit kulit ini merupakan

keluhan umum yang sering ditemukan pada bayi dan balita. Biang

keringat banyak diderita bayi karena kelenjar keringat pada bayi

belum sempurna seperti pada orang dewasa. Produksi keringat

yang berlebihan dapat disebabkan oleh udara panas, ventilasi

kurang, dan pakaian yang tertlalu tebal dan ketat.

b) Gejala Biang Keringat

1) Bintik-bintik merah (ruam), gelembung kecil berisi air, rasa

gatal, dan pedih pada leher dan ketiak bayi. Keadaan ini

disebabkan oleh peradangan kulit pada bagian kulit tersebut.

Penyebabnya adalah proses pengeringan yang tidak sempurna

saat dilap dengan handuk setelah bayi dimandikan. Apalagi

jika bayi gemuk sehingga leher dan ketiaknya berlipat-lipat.

Page 173: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

156

2) Biang keringat juga dapat timbul di daerah dahi dan bagian

tubuh yang tertutup pakaian (dada dan punggung). Gejala

utamanya adalah gatal-gatal seperti ditusuk, dapat disertai

dengan warna kulit yang kemerahan dan gelembung berair

berukuran kecil (1-2mm).

c)Jenis-jenis Biang Keringat

Berdasarkan perbedaan kelainan yang muncul di kulit, biang

keringat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Miliaria kristalina

Sumbatan yang terjadi pada bagian atas dari lapisan kulit.

Ciri-ciri dari jenis biang keringat ini adalah: Gelembung kecil

berukuran 1-2 mm, berisi cairan jernih seperti tetesan air,

namun tanpa disertai munculnya kulit kemerahan. Lokasi:

Dahi, leher, punggung dan dada.

2) Miliaria rubra

Sumbatan terjadi pada bagian tengah lapisan kulit. Ciri-ciri

dari jenis biang keringat ini adalah: Gelembung kecil, masih

berukuran 1-2 mm dan berwarna merah. Gelembung biasanya

tersebar, tapi dapat juga berkelompok. Disertai keluhan

sangat gatal dan pedih bila berkeringat. Biang keringat ini

paling sering ditemukan. Lokasi: Bagian-bagian tubuh yang

tertutup pakaian dan yang tergesek pakaian.

3) Miliaria profunda

Page 174: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

157

Sumbatan terjadi pada bagian dalam dari lapisan kulit. Ciri-

ciri dari jenis biang keringat ini adalah: Bintil-bintil putih

berukuran 1-3 mm, dan tidak disertai kulit yang kemerahan.

Tidak juga menimbulkan rasa gatal. Biang keringat ini jarang

sekali dijumpai. Lokasi: Badan, lengan dan tungkai.

d) Pencegahan Biang Keringat

1) Segera keringkan tubuh bayi dengan kain yang lembut jika

tubuhnya terlihat basah oleh keringat.

2) Pada cuaca panas, taburkan bedak atau cairan khusus untuk

mendinginkan kulit, sekaligus menyerap keringat.

3) Gantilah segera baju bayi yang basah oleh keringat atau

kotoran.

4) Kondisikan ruangan dengan ventilasi udara yang cukup.

Upayakan agar kamar bayi diberi jendela lebar sehingga

pertukaran udara dari luar ke dalam ruangan lancar.

5) Mandikan bayi secara teratur 2 kali sehari.

6) Hindarkan pakaian yang tidak menyerap keringat.

Jika bayi terserang biang keringat, dapat diobati dengan

cara diberi bedak tabur atau bedak kocok, bedak salycil,

minyak telon/minyak kelapa. Jika sudah terinfeksi secara

sekunder, harus diobati dengan antibiotik atau antijamur

sesuai petunjuk dokter.

Page 175: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

158

e) Perawatan Kulit pada Bayi

Perawatan dan pencegahan penyakit kulit bayi bisa dimulai

dari kegiatan sehari-hari, misalnya dengan memandikan bayi

secara tearatur (dua kali sehari), membersihkan rambut, dan

mengganti popok atau baju pada saat yang tepat.

Pemeliharaan kulit bisa dilakukan dengan menggunakan

berbagai macam kosmetik bayi. Sabun dan shampoo merupakan

kosmetikk yang berfungsi untuk membersihkan kulit. Lotion,

krim, dan minyak khusus berfungsi melembabkan dan melindungi

kulit dari sinar matahari.

Secara umum, perawatan kulit bayi dapat dilakukan dengan

beberapa upaya, yaitu :

1) Menjaga suhu dan kelembapan udara agar tetap optimal.

2) Hindari gesekan yang merusak kulit bayi, misalnya pakaian

yang terlalu sempit.

3) Kurangin kontak dengan iritasi, seperti tinja dan air seni

harus segera dibersihkan, lalu dilap sampai kering.

4) Gunakan produk-produk perawatan kulit yang khusus untuk

bayi.

C. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan

1. Pengertian

Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider)

harus dapat melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan

Page 176: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

159

manajemen yang baik. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di

perlukan pemahaman mengenai dasar-dasar manajemen sehingga konsep

dasar manajemen merupakan bagian penting sebelum kita mempelajari

lebih lanjut tentang manajemen kebidanan. (Wikipedia, 2013).

2. Proses Manajemen Kebidanan menurut Helen Varney (1997)

Varney (1997) menjelaskan proses manajemen merupakan proses

pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal

tahun 1970 an.

3. Manajemen Asuhan Kebidanan sesuai 7 langkah Varney, yaitu :

a. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

Langkah pertama mengumpulkan data dasar yang menyeluruh

untuk mengevaluasi ibu an bayi baru lahir. Data dasar ini meliputi

pengkajian riwayat, pemeriksaan fisik dan pelvic sesuai indikasi,

meninjau kembali proses perkembangan keperawatan saat ini atau

catatan rumah sakit terdahulu, dan meninjau kembali data hasil

laboratorium dan laporan penelitian terkait secara singkat, data dasar

yang diperlukan adalah semua data yang berasal dari sumber

infomasi yang berkaitan dengan kondisi ibu dan bayi baru lahir.

Bidan mengumpilkan data dasar awal lengkap, bahkan jika ibu dan

bayi baru lahir mengalami komplikasi yang mengharuskan mereka

mendapatkan konsultasi doter sebagai bagian dari penatalaksanaan

kolaborasi.

b. Langkah II : Interpretasi data

Page 177: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

160

Menginterpretasikan data untuk kemudian diproses menjadi

masalah atau diagnosis serta kebutuhan perawatan kesehatan yang

diidentifikasi khusus. Kata masalah dan diagnosis sama-sama

digunakan karena beberapa masalah tidak dapat didefinisikan

sebagai sebuah diagnosis tetapi tetap perlu dipertimbangkan dalam

mengembangkan rencana perawatan kesehatan yang menyeluruh.

c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial berdasarkan

masalah dan diagnose saat ini berkenaan dengan tindakan antisipasi,

pencegahan, jika memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh,

dan persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin muncul.

Langkah ini adalah langkah yang sangat penting dalam member

perawatan kesehatan yang aman.

d. Langkah IV : Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan

segera

Langkah keempat mencerminkan sikap kesinambungan proses

penatalaksanaan yang tidak hanya dilakukan selama perawatan

primer atau kunjungan prenatal periodic, tetapi juga saat bidan

melakukan perawatan berkelanjutan bagi wanita tersebut, misalnya

saat ia menjalani persalina. Data baru yanf diperoleh terus dikaji dan

kemudian di evaluasi.

e. Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Mengembangkan sebuah rencan keperawatan yang

menyeluruh ditentukan dengan mengacu pada hasil langkah

Page 178: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

161

sebelumnya. Langkah ini merupakan pengembangan masalah atau

diagnosis yang diidentifikasi baik pada saat ini maupaun yang dapat

diantisipasi serta perawatan kesehatan yang dibutuhkan.

f. Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan

Melaksanakan rencana perawatan secara menyeluruh. Langkah

ini dapat dilakukan secra keseluruhan oleh bidan atau dilakukan

sebagian oleh ibu atau orang tua, bidan, atau anggota tim kesehatan

lainnya. Apabila tidak dapat melakukannya sendiri, bidan

betanggung jawab untuk memastikan implemntasi benar-benar

dilakukan. Rencana asuhan menyeluruh seperti yang sudah

diuaraikan pada langkah kelima dilaksankan secara efisien dan

aman.

g. Langkah VII : Evaluasi

Evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa apakah

rencana perawatan yang dilakukan benar-benar telah mencapai

tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan ibu, seperti yang diidentifikasi

pad alngkah kedua tentang masalah, diagnosis, maupun kebutuhan

perawatan kesehatan.

h. Dokumentasi

“ Document “ berarti satu atau lebih lembar kertas resmi

dengan tulisan diatasnya dokumentasi berisi dokumen atau

pencatatan yang berisi bukti atau kesaksian tentang sesuatu atau

suatu pencatatan tentang sesuatu. Dokumentasi dalam bidang

kesehatan adalah suatu sistem pencatatan atau pelaporan informasi

Page 179: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

162

atau kondisi dan perkembangan kesehatan pasien dan semua

kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Dalam pelayanan

kebidanan, setelah melakukan pelayanan semua kegiatan

didokumentasikan dengan menggunkan konsep SOAP yang terdiri

dari :

S : Menurut persfektif klien. Data ini diperoleh melalui

anamnesa atau allow anamnesa (sebagai langkah I dalam

manajemen Varney)

O : Hasil pemeriksaan fisik klien, serta pemeriksaan diagnostic

dan pendukung lain. Data ini termasuk catatan medic pasien

yang lalu. (sebagai langkah I dalam manajemen Varney).

A : Analisis/interpretasi berdasarkan data yang terkumpul, dibuat

kesimpulan berdasarkan segala sesuatu yang dapat

teridentifikasi diagnosa/masalah. Identifikasi diagnose/masalah

potensial. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter/konsultasi kolaborasi dan rujukan. (sebagai langkah II,

III, IV dalam manajemen Varney).

P : Merupakan gambaran pendokumentasian dari tindakan

(implementasi) dan evaluasi rencana berdasarkan pada langkah

V, VI, VII pada evaluasi dari flowsheet. Planning termasuk :

Asuhan mandiri oleh bidan, kolaborasi/konsultasi dengan

dokter, nakes lain, tes diagnostic/laboratorium,

konseling/penyuluhan Follow up.

Page 180: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

163

D. Pengkajian Awal Asuhan

PENGKAJIAN

Tanggal : 18 Maret 2016

Jam : 11.30 WITA

Oleh : Mariyanti

1. Identitas

Nama klien : Ny. E Nama suami : Tn. D

Umur : 33 tahun Umur : 32 tahun

Suku : Bugis Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : S1 Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Guru SD Pekerjaan : Swasta

Alamat :Jl. Mulawarman RT 29, Sepinggan

a. Anamnesa

Tanggal : 18 Maret 2016 Pukul : 11.00 WITA

Oleh : Mariyanti

1) Keluhan utama: Ibu mengatakan nyeri di daerah pingagng dan

kaki saat bangun tidur

2) Riwayat obstetri dan ginekologi

a) Riwayat obstetri

HPHT / TP : 08-08-2015 / 15-05-2016

Umur kehamilan : 31 minggu 6 hari

Lamanya : 6-7hari

Banyaknya : 3x ganti pembalut

Page 181: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

164

Konsistensi : cair / encer

Siklus : 28-30 hari

Menarche : 14 tahun

Teratur / tidak : teratur

Dismenorrhea : tidak ada

Keluhan : tidak ada

b) Flour albus

Banyaknya : tidak ada

Warna : tidak ada

Bau/gatal : tidak ada

c) Tanda – tanda kehamilan

Test kehamilan : ya, menggunakan test pack

Tanggal : September 2015

Hasil : positif (+)

Gerakan janin yang pertama kali dirasakan oleh ibu :

pada usia 4 bulan

Gerakan janin dalam 24 jam terakhir : >

10x/sehari

d) Riwayat penyakit/gangguan reproduksi

Mioma uteri : Tidak ada

Kista : Ada, saat dikehamilan pertama

Mola hidatidosa : Tidak ada

PID : Tidak ada

Page 182: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

165

Endometriosis : Tidak ada

KET : Tidak ada

Hydramnion : Tidak ada

Gemelli : Tidak ada

Lain – lain : Tidak ada

e) Riwayat kehamilan

G2 P1 A0

Kehamilan I : Aterm

Kehamilan II : hamil ini

Kehamilan III :

f) Riwayat imunisasi

Imunisasi Catin : tempat : Puskesmas

tanggal : Lupa

Imunisasi TT I : tempat : Puskesmas

tanggal : Lupa

Imunisasi TT II : tempat : Puskesmas

tanggal : Lupa

3) Riwayat kesehatan

a) Riwayat penyakit yang pernah dialami

Penyakit jantung: Tidak ada

Hipertensi : Tidak ada

Hepar : Tidak ada

DM : Tidak ada

Page 183: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

166

Anemia : Tidak ada

PMS/HIV/AIDS : Tidak ada

Campak : Tidak ada

Malaria : Tidak ada

TBC : Tidak ada

Gangguan mental: Tidak ada

Operasi : Tidak ada

Hemorrhoid : Tidak ada

Lain-lain : Tidak ada

b) Alergi

Makanan : Tidak ada

Obat – obatan : Tidak ada

3) Keluhan selama hamil

Rasa lelah : Ada

Mual dan muntah : Ada diawal kehamilan

hingga usia 3 bulan

Tidak nafsu makan : Tidak ada

Sakit kepala/pusing : Tidak ada

Penglihatan kabur : Tidak ada

Nyeri perut : Tidak ada

Nyeri waktu BAK : Tidak ada

Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada

Perdarahan : Tidak ada

Page 184: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

167

Haemorrhoid : Tidak ada

Nyeri pada tungkai : Tidak ada

Oedema : Tidak ada

Lain-lain : Tidak ada

4) Riwayat persalinan yang lalu

Anak

ke

Kehamilan Persalinan Anak

No

Thn/tgl

lahir

Tmptlahir

Masagestasi

Penyuli

tJns

Penolong

Penyuli

tJns

BB

PB

Keadaan

1 Mei2012

RSKD

Aterm

Tdkada

Spt Bdn Tdkada

spt 3100gr

51cm

Sehat

2Hami

ini

4) Riwayat menyusui

Anak I : ASI tidak Eksklusif Lamanya : 4 bulan Alasan :

ibu bekerja dan produksi ASI tidak cukup untuk si

anak

Anak II : hamil ini Lamanya : Alasan :

Anak III : Lamanya : Alasan :

5) Riwayat KB

a) Pernah ikut KB : Pernah

b) Jenis kontrasepsi : Suntik 3 bulan

Page 185: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

168

c) Lama pemakaian : 6 bulan

d) Keluhan selama pemakaian : flek - flek

e) Tempat pelayanan KB : puskesmas

Alasan ganti metode : karena ibu tidak cocok

Menggunakan

kb suntik

Ikut KB atas motivasi : diri sendiri

6) Kebiasaan sehari – hari

a) Merokok sebelum / selama hamil : Tidak pernah

b) Obat – obatan /jamu, sebelum / selama hamil : Obat

penambah darah dan vitamin ibu tidak ada mengkonsumsi

jamu.

Alkohol : Tidak pernah

c) Makan / diet

Jenis makanan : nasi, lauk pauk, telor, daging, buah-

buahan

Frekuensi : 2-3x/ hari

Porsi : sedang

Pantangan : tidak ada

d) Perubahan makan yang dialami : Tidak ada

e) Defekasi / miksi

(1) BAB

Frekuensi : 1 kali saat pagi

Konsistensi : lunak

Page 186: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

169

Warna : kuning kecoklatan

Keluhan : tidak ada

(2) BAK

Frekuensi : 6-7x/hari

Konsistensi : cair

Warna : kuning jernih

Keluhan : tidak ada

f) Pola istirahat dan tidur

Siang : 30 menit – 1 jam

Malam : 5-6 jam

g) Pola aktivitas sehari – hari

Di dalam rumah : Melakukan pekerjaan rumah

tangga

Di luar rumah : Mengajar SD

h) Pola seksualitas

Frekuensi : tidak pernah selama kehamilan

Keluhan : Tidak ada

g) Riwayat Psikososial

a) Pernikahan

Status : Menikah

Yang ke : Pertama

Lamanya : 6 tahun

Usia pertama kali menikah : 28 tahun

Page 187: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

170

b) Tingkat pengetahuan ibu terhadap kehamilan : ibu sedikit

mengetahui tentang kehamilannya dan kurang mendapatkan

informasi akan pentingnya PHBS terhadap lingkungan.

c) Respon ibu terhadap kehamilan : ibu mengatakan sangat

senang atas kehamilan anak keduanya

d) Harapan ibu terhadap jenis kelamin anak : ibu mengatakan

laki-laki atau perempuan sama saja.

e) Respon suami/keluarga terhadap kehamilan dan jenis

kelamin anak : respon keluarga baik, semua keluarga

mendukung kehamilan ibu, harapan keluarga laki-laki atau

perempuan sama saja asalkan ibu dan bayi selamat.

f) Keperayaan yang berhubungan dengan kehamilan :

Tidak ada

g) Pantangan selama kehamilan :

Tidak ada

h) Persiapan persalinan

Rencana tempat bersalin : Rumah sakit

Persiapan ibu dan bayi : Ibu belum ada persiapan

h) Riwayat kesehatan keluarga

Penyakit jantung : Tidak ada

Hipertensi : Tidak ada

Hepar : Tidak ada

DM : Tidak ada

Anemia : Tidak ada

Page 188: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

171

PMS / HIV / AIDS : Tidak ada

Campak : Tidak ada

Malaria : Tidak ada

TBC : Tidak ada

Gangguan mental : Tidak ada

Operasi : Tidak ada

Bayi lahir kembar : Tidak ada

Lain-lain : Tidak ada

i) Pemeriksaan

a) Keadaan umum : Baik

Berat badan

Sebelum hamil : 36 kg

Saat hamil : 46 kg

Penurunan : Tidak ada

Tinggi badan : 143 cm

Lila : 24 cm

Kesadaran : Composmentis

Ekspresi wajah : Tidak terlihat raut wajah yang sedih,

murung dll

Keadaan emosional: Stabil

b) Tanda – tanda vital

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Nadi : 84x/menit

Page 189: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

172

Suhu : 36ºC

Pernapasan : 22x/menit

c) Pemeriksaan khusus

Inspeksi

(1) Kepala

Kulit kepala : Bersih, tidak ada ketombe

Kontriksi rambut : baik, kuat

Distribusi rambut : Merata

Lain – lain : Tidak ada

(2) Mata

Kelopak mata : tidak tampak oedema

Konjungtiva : tidak tampak anemis

Sklera : tidak tampak ikterik

Lain – lain : tidak ada

(3) Muka

Kloasma gravidarum : tidak ada

Oedema : tidak ada

Pucat / tidak : tidak tampak pucat

Lain – lain : tidak ada

(4) Mulut dan gigi

Gigi geligi : bersih

Mukosa mulut : bersih

Caries dentis : ada

Page 190: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

173

Geraham : tidak berlubang

Lidah : tidak ada stomatitis

Lain – lain : tidak ada

(5) Leher

Tonsil : tidak ada pembesaran

Faring : tidak sakit saat menelan

Vena jugularis : tidak ada pembesaran

Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran

Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran

Lain-lain : tidak ada

(6) Dada

Bentuk mammae: simetris

Retraksi : tidak ada retraksi dinding dada

Puting susu : tampak menonjol

Areola : tampak menghitam

Lain-lain : tidak ada

(7) Punggung ibu

Bentuk /posisi : lordosis

Lain-lain : tidak ada

(8) Perut

Bekas operasi : tidak ada

Striae : tampak striae

Page 191: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

174

Pembesaran : sesuai usia kehamilan

Asites : tidak tampak acites

Lain-lain : tidak ada

(9) Vagina

Varises : tidak dilakukan

Pengeluaran : tidak dilakukan

Oedema : tidak dilakukan

Perineum : tidak dilakukan

Luka parut : tidak dilakukan

Fistula : tidak dilakukan

Lain – lain : tidak ada

(10) Ekstremitas

Oedema : tidak ada

Varises : tidak ada

Turgor : baik

Lain – lain : tidak ada

(11) Kulit

Lain – lain : tidak ada

Palpasi

(1) Leher

Vena jugularis : tidak ada pembesaran

Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran

Kelenjar tiroid : tidak ada pembengkakan

Page 192: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

175

Lain – lain : tidak ada

(2) Dada

Mammae : simetris

Massa : tidak ada massa

abnormal

Konsistensi : lunak

Pengeluaran Colostrum : tidak ada

Lain-lain : tidak ada

(3) Perut

(a) Leopold I : TFU 28 cm, pertengahan px

dan pusat jari bawah px. Pada

fundus teraba lunak, agak

bulat dan tidak melenting

(bokong).

(b) Leopold II : teraba bagian memanjang keras

seperti papan di sebelah kanan,

dan teraba bagian-bagian kecil

janin di sebelah kiri (punggung

kanan)

(c) Leopold III :teraba bulat, keras dan

melenting (presentasi kepala).

(d) Leopold IV :konvergen (bagian terendah

janin belum masuk PAP).

(4) Tungkai

Page 193: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

176

(a) Oedema

Tangan Kanan : tidak ada

Kiri : tidak ada

Kaki Kanan : tidak ada

Kiri : tidak ada

(b) Varices Kanan : tidak ada

Kiri : tidak ad

(c) Kulit

Turgor : baik

Lain – lain : tidak ada

Auskultasi

(1) Paru – paru

Wheezing : tidak dilakukan

Ronchi : tidak dilakukan

(2) Jantung

Irama : teratur

Frekuensi : 85x/menit

Intensitas : kuat

Lain-lain : tidak ada

(3) Perut

Bising usus ibu : tidak ada

DJJ

- Punctum maksimum : punggung kanan

- Frekuensi : 137 x/menit

Page 194: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

177

- Irama : teratur

- Intensitas : kuat

- Lain – lain : tidak ada

Perkusi

(1) Dada

Suara : tidak dilakukan

(2) Perut : tidak dilakukan

(3) Ekstremitas

Refleks patella : kanan : (+)

kiri : (+)

(4) Lain – lain : tidak ada

(5) Pemeriksaan Khusus

(a) Pemeriksaan dalam

Vulva / uretra : tidak dilakukan

Vagina : tidak dilakukan

Dinding vagina : tidak dilakukan

Porsio : tidak dilakukan

Pembukaan : tidak dilakukan

Ukuran serviks : tidak dilakukan

Posisi serviks : tidak dilakukan

Konsistensi : tidak dilakukan

(6) Pelvimetri klinik

Promontorium : tidak dilakukan

Page 195: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

178

Linea inominata : tidak dilakukan

Spina ischiadica : tidak dilakukan

Dinding samping : tidak dilakukan

Ujung sacrum : tidak dilakukan

Arcus pubis : tidak dilakukan

Adneksa : tidak dilakukan

Ukuran : tidak dilakukan

Posisi : tidak dilakukan

(7) Ukuran panggul luar

Distansia spinarum : tidak dilakukan

Distansia kristarum : tidak dilakukan

Konjugata eksterna : tidak dilakukan

Lingkar panggul : tidak dilakukan

Kesan panggul : tidak dilakukan

(8) Pemeriksaan laboratorium

(a) Darah Tanggal : 18 Maret 2016

Hb : 11,4 gr%

Golongan darah : O

Lain – lain : tidak ada

(b) Urine Tanggal :18 Maret 2016

Protein : Negatif

Albumin : tidak dilakukan

Reduksi : tidak dilakukan

Page 196: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

179

Lain – lain : tidak ada

(c) Pemeriksaan penunjang

Tanggal : 10 April 2016

USG : Ya

X – Ray : tidak dilakukan

Lain – lain : tidak ada

2 Interpretasi Data Dasar

a. Diagnosis

Diagnosis : G2P1001 usia kehamilan 31 minggu 6 hari janin tunggal

hidup intrauterine.

b. Masalah

Masalah DasarNyeri Pingang

ASI tidak Eksklusif

Berat Badan dan Tinggi Badan

ibu kurang

Riwayat ketidakcocokan KB

suntik 3 bulan

- Ibu mengatakan nyeri di daerah

pinggang dan kaki kaan saat bangun

tidur

- ibu mengatakan anak pertama tidak

diberikan ASI secara Ekslusif sejak 0

bulan

Ibu mengatakan berat badan sebelum

hamil 36 kg dan saat hamil 46 kg dann

TB ibu 143 cm ( masuk dalam resiko

tinggi <145 cm)

Ibu mengatakan pernah menggunakan

KB suntik 3 bulan selama 2 bulan tetapi

tidak cocok karena mengalami flek terus

menerus

Page 197: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

180

Lingkungan Kondisi di sekitar ibu kurang bersih

3 Identifikasi Diagnosis/Masalah Potensial

Diagnosia Potensial : Tidak ada

Masalah potensial :

Ibu : Persalinan lama

Bayi : Asfiksia

Tindakan antisipasi : Kolaborasi dengan dokter Obgyn

4 Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Tidak ada

5 Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh

a. Jelaskan hasil pemeriksaan

Rasional : penjelasan mengenai hasil pemeriksaan merupakan hak

klien dan keluarga (Varney, 2007).

b. Jelaskan pada ibu mengenai masalah yang dialaminya dan beritahu

cara mengatasinya

Rasional : nyeri pinggang merupakan hal yang normal pada ibu

hamil, karena perut yang semakin membesar sehingga titik berat

badan pindah kedepan dan meyebabkan spasme pada otot (Varney,

2007).

Nyeri pinggang gan kaki dapat diatasi dengan cara berbaring miring,

menganjal pinggang dan kaki dengan bantal sehinggan posisi ;ebih

tinggi.

c. Jelaskan tentang kebutuhan gizi ibu hamil

Page 198: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

181

d. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktivitas

yang berlebihan dan berat

e. Jelaskan kepada ibu mngenai tanda bahaya kehamilan

f. Jelaskan kepada ibu mngenai ASI Eksklusif dan PHBS

g. Buat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulang

Rasional : pemeriksaan kehamilan secara rutin sangat penting selama

kehamilan, karena dapat mencegah secara dini penyakit yang

menyertai kehamilan, komplikasi kehamilan, menetapkan resiko

kehamilan, menyiapkan persalinan, menuju ibu dan bayi sehat

(Manuaba, 2010).

h. Lakukan dokumentasi

Rasional : dokumentasi asuhan kebidanan bertujuan sebagai bukti

pelayanan yang bermutu, tanggung jawab legal terhadap pasien,

informasi untuk perlindungan tim kesehatan, pemenuhan pelayanan

standar, sumber statistis untuk standarisasi, informasi untuk data

wajib, informasi untuk pendidikan, pengalaman belajar,

perlindungan hak pasien, perencanaan pelayanan dimasa yang akan

datang (Varney, 2007).

6 Melakukan Asuhan Menyeluruh (Implementasi)

a. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa

secara umum keadaan ibu dan janin baik, hanya saja saat ini posisi

janinnya kepala masih diatas

Page 199: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

182

b. Memberikan KIE mengenai keluhan nyeri pinggang ibu yaitu

dengan sikap tubuh yang tidak mengikuti lordosis tubuh karena

pembesaran perut. Selain itu menyarankan ibu agar memberi alas

bantal pada punggung dan kakinya saat sedang tidur..

c. Menjelaskan tentang kebutuhan gizi ibu hamil

d. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi

aktivitas yang berlebihan dan berat

e. Memberikan informasi tentang tanda bahaya kehamilan

f. Memberikan KIE mngenai ASI Eksklusif dan PHBS

g. Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulang.

h. Melakukan pendokumentasian mengenai pemeriksaan yang

dilakukan.

6. Evaluasi

a. Ibu dan keluarga mengerti mengenai kondisi ibu dan bayinya dalam

keadaan baik.

b. Ibu mengerti bahwa keluhan yang dialaminya merupakan hal yang

normal dan ibu bersedia mengikuti saran yang dianjurkan oleh

penulis.

c. Ibu sudah mengerti tentang KIE yang telah diberikan dan bersedia

memberikan ASI Eksklusif di anak kedua ini

d. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktivitas

yang berlebihan dan berat

e. Ibu bersedia dilalukan kunjungan ulang

f. Telah dilakukan pendokumentasian pada buku pemeriksaan.

Page 200: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

183

DOKUMENTASI KEBIDANAN

S :

1. Ibu mengatakan nyeri di daerah pinggang dan kaki saat bangun tidur

2. Ibu mengatakan anak sebelumnya tidak mendapatkan ASI Eksklusif

3. Ibu mengatakan memiliki riwayat kista pada kehamilan pertama

4. HPHT : 08 - 08 – 2015

5. Ibu mengatakan TP menururt usg 15 Mei 2016

O :

1. Ku : Baik Kes : CM

2. TP : 15 Mei 2016

3. BB sebelum hamil = 36 kg

BB saat ini = 46 kg

TTV TD : 100/70 mmHg T : 36 oC

N : 84 x/menit R : 22x/menit

4. Inspeksi

Mata : kelopak mata tidak oedema, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak

ikterik.

Muka : tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum, dan tidak pucat

Dada : payudara simetris, tidak ada retraksi dinding dada, putting susu

menonjol, areola tampak menghitam.

Page 201: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

184

Perut : tidak ada bekas operasi, pembesaran sesuai usia kehamilan, ada strie,

dan terdapat linea nigra.

Ekstermitas : tidak ada oedema

5. Palpasi

Dada : tidak ada massa, konsistensi lunak, pengeluaran colostrum

belum ada

Ekstermitas : tidak ada oedema

Abdomen :

L I : TFU 28 cm, ½ px dan pusat. Teraba bagian terkecil (ekstremitas).

L II : Punggung kanan

Teraba bagian yang lurus seperti papan dan punggung kiri teraba

ekstremitas.

L III : Bagian terendah teraba kepala janin, posisi janin (presentasi

bokong).

L IV : Konvergen (bagian terendah janin belum masuk PAP).

TBJ = (28 - 12) x 155 = 2.480 gr

6. Auskultasi

Djj = Positif (+) 137 x/menit, irama teratur, kuat

8. Perkusi

Reflek patella : Kaki kanan (+) Kaki kiri (+)

Page 202: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

185

A :

G2P1001 hamil 31 minggu 6 hari janin tunggal hidup intrauterine

Masalah : Nyeri pinggang dan kaki dan riwayat ASI tidak Eksklusif

Masalah potensial : Tidak ada

Antisipasi : Tidak ada

P :

a. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa secara

umum keadaan ibu dan janin baik, hanya saja saat ini posisi janinnya

kepala masih diatas

b. Memberikan KIE mengenai keluhan nyeri pinggang ibu yaitu dengan

sikap tubuh yang tidak mengikuti lordosis tubuh karena pembesaran

perut. Selain itu menyarankan ibu agar memberi alas bantal pada

punggung dan kakinya saat sedang tidur..

c. Menjelaskan tentang kebutuhan gizi ibu hamil

d. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktivitas

yang berlebihan dan berat

e. Memberikan informasi tentang tanda bahaya kehamilan

f. Memberikan KIE mngenai ASI Eksklusif dan PHBS

g. Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulang.

h. Melakukan pendokumentasian mengenai pemeriksaan yang dilakukan.

Page 203: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

186

1. Perencanaan Asuhan Kunjungan Ulang Antenatal Care

Langkah I : Pengkajian

Berdasarkan data fokus yang akan dikaji pada kunjungan ulang kehamilan

adalah berupa pengkajian daa subjektif dan objektif. Pada data subjektif

dilakukan pengkajian berupa keluhan yang dirasakan ibu saat ini, menanyakan

keluhan yang sebelumnya apakah masih terjadi sampai saat ini, menanyakan

apakah ibu masih mengalami kram pada pinggung dan kaki, menanyakan apakah

ibu masih malas makan sampai saat ini. Kemudian menanyakan gerakan janin

dalam 24 jam terakhir serta menanyakan pola nutrisi, eliminasi, istirahat dan

aktivitas sehari – hari. Data objektif yang perlu dikaji berupa TTV (tekanan

darah, pernapasan, suhu, dan nadi), melakukan palpasi abdomen yaitu

pemeriksaan Leopold I s/d IV) dan melakukan pemeriksaan denyut jantung.

Melakukan penimbangan berat badan untuk mengetahui jumlah kenaikan berat

badan ibu sampai saat ini serta pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan

laboratorium yaitu pemeriksaan Hb dan urine.

Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Berdasarkan dari pengumpulan data dasar pada langkah I dapat

ditegakkan diagnosa Ny. E. G2P1001 ditambah dengan usia kehamiln ibu saat

kunjungan ulang dilakukan, keadaan janin dan presentasi janin serta dengan

kasus apa yang dialami ibu saat ini sesuai dengan diagnosa nomenklatur

kebidanan.

Page 204: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

187

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Identifikasi diagnosa potensial atau masalah potensial ditegakkan

berdasarkan masalah yang telah ditemukan pada langkah II dan apakah

membutuhkan tindakan antisipasi saat proses persalinan berlangsung jika

masalah potensial terjadi.

Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Kebutuhan tindakan segera dilakukan berdasarkan hasil identifikasi yang

telah dittemukan pada langkah sebelumnya. Jika Ny. E mengalami situasi gawat

maka harus segera dilakukan tindakan segera. Tindakan segera bisa berupa

tindakan mandiri dan kolaborasi dengan dokter obgyn maupun dengan tenaga

kesehatan yang lain serta rujuakn sesuai dengan kondisi yang dialami ibu.

Langkah V : Menyusun Rencanna Asuhan Yang Menyeluruh

Rencana asuhan dilakukan berdasarkan diagnosa dan masalah yang telah

ditemukan pada Ny. E ketika kunjungan ulang dilakukan. Pada langkah ini

ditentukan rencana yang akan dilakukan sesuai dengan masalah yang ditemukan

pada langkah sebelumnya. Apabila pada kunjungan ulang masalah yang

ditemukan pada pengkajan awal tidak berubah, maka selain pemeriksaan fisik

berupa TTV dan palpasi Leopold I s/d IV, dilakukan penimbangan berat badan

untuk mengobservasi jumlah kenaikan berat badan ibu.

Page 205: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

188

2. Perencanaan Asuhan Bersalin

Langkah I : Pengkajian

Data fokus yang akn dikaji pada saat bersaln berupa daa subjektif dan data

objektif. Pada data subjktif dilakukan pengkajian berupa keluhan yang dirasakan

ibu seperti rasa sakit pada daerah perut (perut terasa mulas atau terasa kencang –

kencang), apakah ada keluar lendir darah, apakah ada keluar air – air, sejak kapan

ibu merasaka keluhannya serta dapat juga menyakan pola fungsional Kesehatan

(Pola Nutrisis, Pola Eliminasi, Pola Istirahat). Data objektif yang perlu dikaji

berupa TTV (tekanan darah, pernapasan, suhu, dan nadi) melakukan pemeriksaan

palsasi abdomen berupa pemeriksaan Leopold I s/d IV dan melakukan

pemeriksaan DJJ. Pada pemeriksaan laboratorium dilakukan pemeriksaan Hb.

Kemudian dilakukan pemeriksaan dlam untuk mengetahui sejauh mana

penurunan kepla janin dan pembukaan servik.

Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Berdasarkan dari pngumpulan data dasar pada langkah I dapat ditegakkan

diagnosa pada Ny. E G2P1001 ditambah dngan usia kehamilan ibu saat akan

bersalin, keadaan janin dan presentasiya dan sudah sejauh mana penurunan

kepala janin dan pembukaan serviks serta fase bersalin.

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial ditegakkan berdasarkan

masalah yang telah ditemukan pada langkah II serta apakah perlu dilkukan

tindakan antisipasi saat persalinan berlangsung jika masalah potensial terjadi.

Page 206: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

189

Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Kebutuhan tindakan segera dilakukan berdasarkan hasil identifikasi yang

telah ditemukan pada langkah sebelumnya. Jika Ny. E mengalami situasi gawat

maka harus segera dilakukan tindakan segera. Tindakan segera bisa berupa

tindakan mandiri dan kolaborasi dengan dokter obgyn maupun dengan tenaga

kesehatan yang lain serta rujuakn sesuai dengan kondisi yang dialami ibu.

Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan Yang Menyeluruh

Rencana asuhan dilakukan bedasarkan diagnosa dan masalah yang telah

ditemukan pada Ny. E ketika menjelang persalinan. Pada langkah ini direncanan

asuhan yang menyeluruh yang telah ditemukan pada langkah sebelumnya.

Rencana asuhan yang dapat diberikan dapat berupa diagnosa ibu dan masalah

yang terjadi. Jika ny. E pada saat persalinan tidak ditemukan masalah maka

rencana asuhan meyeluruh yang dapat diberikan berupa Asuhan Persalinan

Normal (APN) namun apabila masalah potensial terjadi maka dilakukan tindakan

kolaborasi dengan dokter obgyn untuk penanganan lebih lanjut. Rencana asuhan

yng akan diberikann pada persalinan dilakukan pemantauan his serta

kesejahteraan ibu dan janin.

3. Perencanaan Asuhan Bayi Baru Lahir

Langkah I : Pengkajian

Fokus yang akan dikaji pada saat bayi baru lahir adalah data objektif. Data

objektif dapat berupa penilaian APGAR SCORE (penilaian pada warna kulit,

tonus otot, reaksi terhadap rangsangan, apakah bayi bernnapas normal atau

Page 207: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

190

megap – megap dan denyut jantung), pemeriksaan antropometri berupa berat

badan, pengukuran panjang badan, lingkar kepala dan lingkar dada)

Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Berdasarkan pengumpulan data dasar pada langkah I dapat ditegakkan

diagnosa pada bayi Ny. E ditambah dengan apakah neonatus cukup bulan, apakah

bayi ssuai dengan masa kehamilan, apakah bayi lahir spontan.

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Identifikasi diagnosa potensial atau masalah potensial ditegakkan

berdasarkan masalah yang telah ditemukan pada langkah II dan apakah

membutuhkan tindakan antisipasi saat proses persalinan berlangsung jika

masalah potensial terjadi.

Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Kebutuhan tindakan segera dilakukan berdasarkan hasil identifikasi yang

telah dittemukan pada langkah sebelumnya. Jika By. Ny. E mengalami situasi

gawat maka harus segera dilakukan tindakan segera. Tindakan segera bisa berupa

tindakan mandiri dan kolaborasi dengan dokter anak maupun dengan tenaga

kesehatan yang lain serta rujuakn sesuai dengan kondisi yang dialami ibu.

Langkah V : Menyusun Rencanna Asuhan Yang Menyeluruh

Rencana asuhan dilakukan berdasarkan diagnosa dan masalah yang telah

ditemukan pada By. Ny. E ketika kunjungan ulang dilakukan. Pada langkah ini

ditentukan rencana yang akan dilakukan sesuai dengan masalah yang ditemukan

pada langkah sebelumnya. Apabila pada kunjungan ulang masalah yang

Page 208: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

191

ditemukan pada pengkajan awal tidak berubah, maka selain pemeriksaan fisik

berupa TTV dan palpasi Leopold I s/d IV, dilakukan penimbangan berat badan

untuk mengobservasi jumlah kenaikan berat badan ibu.

4. Perencanaan Asuhan Pada Neonatus

Langkah I : Pengkajian

Data fokus yang akan dikaji pada neonatus adalah data objektif. Data

objektif dapat berupa pemeriksaan fisik yang sesuai dngan kebutuhan dan

pemeriksaan tanda – tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi,

auskultasi dan perkusi), pemeriksaan penunjang (lab, catatan baru dan

sebelumnya) dan pemeriksaan tali pusat.

Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Berdasarkan pengumpulan data dasar pada langkah I dapat ditegakkan

diagnosa pada bayi Ny. E ditambah dengan apakah neonatus cukup bulan, apakah

bayi sesuai dengan masa kehamilan, apakah bayi lahir spontan.

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Identifikasi diagnosa potensial atau masalah potensial ditegakkan

berdasarkan masalah yang telah ditemukan pada langkah II dan apakah

membutuhkan tindakan antisipasi saat proses nifas berlangsung jika masalah

potensial terjadi.

Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Kebutuhan tindakan segera dilakukan berdasarkan hasil identifikasi yang

telah dittemukan pada langkah sebelumnya. Jika By. Ny. E mengalami situasi

Page 209: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

192

gawat maka harus segera dilakukan tindakan segera. Tindakan segera bisa berupa

tindakan mandiri dan kolaborasi dengan dokter anak maupun dengan tenaga

kesehatan yang lain serta rujuakn sesuai dengan kondisi yang dialami bayi.

Langkah V : Menyusun Rencanna Asuhan Yang Menyeluruh

Rencana asuhan dilakukan berdasarkan diagnosa dan masalah yang telah

ditemukan pada By. Ny. E ketika kunjungan ulang dilakukan. Pada langkah ini

ditentukan rencana yang akan dilakukan sesuai dengan masalah yang ditemukan

pada langkah sebelumnya. Apabila pada kunjungan ulang masalah yang

ditemukan pada pengkajan awal tidak berubah, maka selain pemeriksaan fisik

berupa TTV dan pencegahan infeksi pada tali pusat.

5. Perencanaan Asuhan Pada Ibu Nifas

Langkah I : Pengkajian

Data fokus yang akan dikaji pada ibu nifas adalah data objektif. Data

objektif dapat berupa pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan

pemeriksaan tanda – tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, perkusi

dan auskultasi), TFU, kontraksi, lochea, dan heacting.

Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Berdasarkan pengumpulan data dasar pada langkah I dapat ditegakkan

diagnosa pada Ny. E ditambah dengan jumlah anak yang hidup, .apakah pernah

mngalami keguguran dan hari nifas keberapa serta masalah yang dialami ibu

sesuai dengan nomenklatur kebidanan.

Page 210: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

193

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Identifikasi diagnosa potensial atau masalah potensial ditegakkan

berdasarkan masalah yang telah ditemukan pada langkah II dan apakah

membutuhkan tindakan antisipasi saat proses nifas berlangsung jika masalah

potensial terjadi.

Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Kebutuhan tindakan segera dilakukan berdasarkan hasil identifikasi yang

telah dittemukan pada langkah sebelumnya. Jika Ny. E mengalami situasi gawat

maka harus segera dilakukan tindakan segera. Tindakan segera bisa berupa

tindakan mandiri dan kolaborasi dengan obgyn anak maupun dengan tenaga

kesehatan yang lain serta rujuakn sesuai dengan kondisi yang dialami ibu.

Langkah V : Menyusun Rencanna Asuhan Yang Menyeluruh

Rencana asuhan dilakukan berdasarkan diagnosa dan masalah yang telah

ditemukan pada By. Ny. E ketika kunjungan ulang dilakukan. Pada langkah ini

ditentukan rencana yang akan dilakukan sesuai dengan masalah yang ditemukan

pada langkah sebelumnya. Apabila pada kunjungan ulang masalah yang

ditemukan pada pengkajan awal tidak berubah, maka selain pemeriksaan fisik

berupa TTV dan pencegahan infeksi pada tali pusat.

6. Perencanaan Asuhan Pada Keluarga Berencana

Langkah I : Pengkajian

Data fokus yang akan dikaji pada neonatus adalah data objektif. Data

objektif dapat berupa pemeriksaan fisik yang sesuai dngan kebutuhan dan

Page 211: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

194

pemeriksaan tanda – tanda vital, dan keluhan yang dirasakan klien selama

penggunaan alat kontrasepsi.

Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Berdasarkan pengumpulan data dasar pada langkah I dapat ditegakkan

diagnosa pada Ny. E ditambah dengan jumlah anak yang hidup, .apakah pernah

mngalami keguguran dan menjadi akseptor kb yang digunakan.

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Identifikasi diagnosa potensial atau masalah potensial ditegakkan

berdasarkan masalah yang telah ditemukan pada langkah II dan apakah

membutuhkan tindakan antisipasi saat proses nifas berlangsung jika masalah

potensial terjadi.

Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Kebutuhan tindakan segera dilakukan berdasarkan hasil identifikasi yang

telah dittemukan pada langkah sebelumnya. Jika Ny. E mengalami situasi gawat

maka harus segera dilakukan tindakan segera. Tindakan segera bisa berupa

tindakan mandiri dan kolaborasi dengan dokter anak maupun dengan tenaga

kesehatan yang lain serta rujuakn sesuai dengan kondisi yang dialami klien.

Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan Yang Menyeluruh

Rencana asuhan dilakukan berdasarkan diagnosa dan masalah yang telah

ditemukan pada Ny. E ketika kunjungan ulang dilakukan. Pada langkah ini

ditentukan rencana yang akan dilakukan sesuai dengan masalah yang ditemukan

pada langkah sebelumnya. Apabila pada kunjungan ulang masalah yang

Page 212: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

195

ditemukan pada pengkajan awal tidak berubah, maka selain pemeriksaan fisik

berupa TTV dan keluhan selama penggunakan alat kontrasepsi.

Page 213: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

196

BAB III

SUBJEK DAN KERANGKA

PELAKSANAAN STUDI KASUS

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah rencana tentang cara mengumpulkan dan

menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan

tujuan penelitian itu (Nasution, 2007). Stusi kasus adalah studi yang dilakukan

dengan cara mengkaji auatu permasalahan melali suatu pross yang terdiri dari

unit tunggal. Mskipun didalam stusi kasus ini diteliti hanya berbentuk unit

tunggal namun dianalisis secara mendalam (Notoatmodjo, 2010).

Didalam penulisan studi kasus ini berisikan hasil observasi dan

wawancara mendalam kepada subjek yang dipilih dan memberikan asuhan

yang berkesinambungan (continuity of care).

B. Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang

akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005).

Page 214: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

197

Kerangka kerja dalam penelitian ini diuraikan dalam bentuk skema di bawah :

3.1 Bagan Kerangka Kerja

Studi Pendahuluan / Studi Literature

Persetujun Klien(Inform Consent)

Pengumpulan data :

1. Observasi

2. Wawncara

3. Pemeriksaa Fisik

Proses PmberianAsuhan Kebidanan

1. Analisiskesenjanganantara teoridan praktik

2. Alternatifpemecahan

Asuhan

Kehanilan

(ANC)

Dokumentasi SOAP

Asuhan

Bayi Baru

Lahir

(BBLR)

Asuhan

Persalina

n (INC)

Asuhan

Nifas

(PNC)

Rencana

Pelayan

an

Kontra

sepsi

Page 215: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

198

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda

ataupun lembaga (Amirin, 2009). Pada penelitian studi kasus ini subyek yang

diteliti mulai dari ibu hamil trimester III dengan atau tanpa faktor risiko, ibu

bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas, neonatal serta calon akseptor kontrasepsi.

Subyek penelitian yang akan dibahas dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah

ibu hamil G2P1001 dengan usia kehamilan 31 minggu 6 hari diberikan asuhan

mulai dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatal sampai

pelayanan calon akseptor kontrasepsi.

D. Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan selama proses pemberian asuhan

kebidanan konprehensif (continuity of care) berlangsung. Teknik

pengumpulan data pada studi kasusu ini menggunakan cara pegambilan data

primer dan data sekunder.

1. Data primer

Cara mendapatkan data primer dalam pengumpulan data antara lain

sebagai berikut:

a. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien

secara sistematis degan cara:

1) Inspeksi merupakan proses observasi yng dilakukan dengan

menggunakn indra penglihatan, pendegaran dan penciuman

(Nursalam, 2009)

Page 216: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

199

Pada studi kasus ini pemeriksaan dilakukan mulai dari kepala,

leher, dada, mammae, axilla, abdomen, kulit, ekstremitas,

genetalia dan anus.

2) Palpasi

Teknik yang yang menggunakan indra perabaan. Tangan dan jari

– jari adalah satu instrumen yag sensitif dan digunakan untuk

mengumpulkan data (Nursalam, 2009).

Pada studi kasus ini dilakukan pemeriksaan: palpasi abdomen dari

leopold I, leopold II, leopold III dan leopold IV.

3) Perkusi

Suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk – ngetukkan jari

kebagian tubuh klien yang akan dikaji untuk membandingkan

bagian yang kiri dengan bagian yang kanan (Wiknjosastro, 2007).

Pada studi kasus ini dilakukan pemeriksaan reflek patella kanan

dan kiri negatif atau positif.

4) Auskultasi

Auskultasi asalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara

yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan

stetoskop.Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendetekdi denyut

jantung janin (Nursalam, 2009)

b. Wawancara

Wawancara adalah metode yag dipergunakan untuk mengumpulkan

data, dimana peneliti mendapatkan keterangan dan informasi secara

Page 217: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

200

lisan dari sesorang sasaran penelitian dengan berhadapan muka secara

langsung (Notoatmodjo, 2010)

Pada studi kasus ini penulis melakukan wawancara tentang biodata,

riwayat kehamilan yang lalu.

c. Observasi

Observasi adalah suatu prosedur yang berencanna, yang diantar lain:

melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu

yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo,

2010)

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yag didapat secara tidak langsung dari obyek

penelitian (Riwidigdo, 2007)

a. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan adalah untuk mendukung permasalahan ang

diungkapkan dalam penelitian, diperlukan studi kepustakaan yang kuat

(Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini penulis mengunakan referensi dari

tahun 2007 sampai tahun 2016.

b. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi asalah semua sumber informasi yang berhuubungan

dengan dokumen (Notoatmodjo, 2010).

Analisi yang digunakan pada penelitian ini mengubah data hasil

penelitian menjadi suatu informasi yang dapat digunkan untuk mengambil

ksimpulan adalah menggunakan manajemen kebidanan menerut Varney yang

didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

Page 218: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

201

E. Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak responden untuk

menjamin kerahasiaan identitas responden dan kemungkinan terjadinya

ancaman terhadap responden. Sebelum penelitian dilakukan, responden akan

dijelaskan tujuan dan manfaat penelitian serta jaminan kerahasiaan responden.

Menurut Hidayat (2008) dalam penelitian ini, peneliti akan memperhatikan

etika dalam penelitian yang dilakukan dengan prinsip:

1. Respect for person

Prinsip ini merupakan unsur mendasar dari penelitian. Prinsip ini

menekankan asuhan menghormati orang lain, dan memberikan

perlindungan terhadap haknya. Setiap subjek memiliki hak auto nomi,

bersifat unik dan bebas. Setiap individu memiliki hak dan kemampuan

untuk memutuskan bagi dirinyan sendiri, memiliki nilai dan

kehormatan/martabat, dan memiliki hak untuk mendapatkan informed

consent. Subjek harus sudah mendapat penjelasan sebelum persetujuan,

keikutsertaan secara sadar, dan membubuhkan tanda tangan pada lembar

persetujuan. Pemberi asuhan harus menjaga kerahasiaan dan subjek asuhan.

2. Beneficence dan non moleficence

Prinsip ini menekankan pencegahan pada terjadinya resiko, dan

melarang pembuatan yang berbahaya selama melakukan asuhan.

Kewajiban pemberi asuhan adalah memaksimalkan manfaat dan

meminimalkan bahaya resiko, termasuk ketidaknyamanan fisik, emosi,

psikis, kerugian sosial, da ekonomi.

Page 219: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

202

3. Justice

Prinsip justice menekankkan adaya keseimbangan antara manfaat dan

resiko bila ikut serta dalam penelitian. Selain itu pada saat seleksi subjek

penelitian harus adil dan seimbang, berkaitan langsung dengan masalah

yang akan diteliti dan tidak ada unsur manipulatif. Pemberian asuhan juga

harus memberi perhatian secara khusus kepasa subjek penelitian sebagai

vulnerable subject.

Asuhan yang diberikan pada Ny. E tidak memiliki unsur penipuan

atau merugikan klien atau peneliti. Klien dan peneliti sama – sama

diuntungkan, klien secara langsung dapat mengetahui kondisi

kehamilannya saat ini dan peneliti dapat mengetahui kondisi kehamilannya

saat ini dan peneliti dapat dengan mengetahui kondisi kehamilannya saat

ini dan peneliti dapat dengan mudah melakukan asuhan tanpa adanya

hambatan.

Page 220: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

203

BAB IV

TINJAUAN KASUS

A. Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Kehamilan

1. Asuhan Kebidanan Antenatal Care Kunjungan ke-1

Tanggal/waktu pengkajian : 18 Maret 2016/pukul 16.00 WITA

Nama Pengkaji : Mariyanti

Pembimbing : Novi Pasiriani, SST., M.Pd

Tempat Pengkajian : Rumah Ny. E

S :

- Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua

- HPHT 08-08-2015

- Ibu mengeluh nyeri pinggang dan kaki saat bangun dari tidur

- Ibu memiliki riwayat kista pada kehamilan pertama

- Ibu mengatakan anak pertama tidak ASI Eksklusif

O :

TP : 15-05-2015 TP USG : 15-05-2015

KU : Baik; Kesadaran : Composmentis

TD : 100/70 mmHg, N : 84x/ menit,

R : 22x/ menit S : 36,5 °C

Golongan darah ibu : O Rhesus : +

Golongan darah suami : B

Page 221: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

204

TFU : ½ px dan pusat (28 cm); TBJ : (TFU-12) x 155 = (28-12) x

155 = 2480 gram.

Leopold I : Teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)

Leopold II : Kanan :teraba bagian-bagian kecil janin (daerah

eksremitas), Kiri : teraba keras memanjang seperti

papan (punggung)

Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting (kepala)

Leopold IV : Konvergen (belum masuk PAP)

Auskultasi DJJ : 148x/ menit

A :

Diagnosis : G2 P0001 usia kehamilan 31 minggu 6 hari Janin Tunggal

Hidup Intrauterine Presentasi Kepala

Masalah : Ketidaknyamanan karena nyeri pinggang kaki saat bangun

tidur

Diagnosa potensial : Tidak ada

Masalah potensial : Tidak ada

Kebutuhan rindakan segera : Tidak ada

P :

Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf

18 Maret 2016

16.00

WITA

Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwaberdasarkan hasil pemeriksaan, secara umumkeadaan ibu dan janin baik, saat ini usia kehamilan ibusudah memasuki 8 bulan; ibu dan keluargamengetahui kondisi kehamilannya saat ini

16.20 Menganjurkan ibu untuk miring terlebih dahulu jikaakan bangun dari tempat tidur; dapat

Page 222: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

205

WITA mempraktekkan anjuran yang diberikan saat banguntidur

16.25

WITA

Memberi KIE tentang gizi ibu hamil ; ibu mengertimakanan apa saja yang harus dikonsumsi selamahamil

16.40

WITA

Memberikan KIE mengenai tanda bahaya kehamilan ;ibu sudah mengerti mengenai tanda bahaya apa sajayang harus diperhatikan selama kehamilan

16.50

WITA

Memberikan KIE mengenai manfaat ASI Eksklusif bagiibu dan bayi ; ibu sudah mengerti manfaat dari ASIEksklusif dan berjanji untuk memberikan ASI Eksklusifdi anak ke-2 ini

11.50

WITA

Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ANCditenaga kesehatan; ibu bersedia untuk melakukanpemeriksaan pada tanggal 4 April 2016 di BPM

11.40

WITA

Membuat kesepakatan dengan ibu mengenaikunjungan ulang; Ibu bersedia dilakukan kunjunganulang pada bulan Mei mendatang

11.45

WITA

Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalamSOAP

2. Asuhan Kebidanan Antenatal Care Kunjungan ke-2

Tanggal/waktu pengkajian : 10 Mei 2016/pukul 14.00 WITA

Nama Pengkaji : Mariyanti

Pembimbing : Damai Noviasari, SST

Tempat Pengkajian : Rumah Ny. E

S :

Page 223: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

206

Ibu merasa nyeri pinggang dan setelah bangun dari tidur sudah

berkurang, kadang-kadang keluar keputihan tetapi tidak berbau dan tidak

gatal.

O :

KU : Baik; Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 100/70 mmHg, N : 76 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,5 °C

TFU : 3 jari bawah px (33 cm); TBJ : (TFU-11) x 155 = (33-11) x 155 =

3410 gram.

Leopold I : Teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)

Leopold II : Kanan : teraba bagian-bagian kecil janin (daerah

eksremitas)

Kiri : teraba keras memanjang seperti papan

(punggung)

Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting (kepala)

Leopold IV : Divergen (sudah masuk PAP)

Auskultasi DJJ : 137x/ menit

Hasil pemeriksaan USG :

TBJ : 2.293 gram

GA : 33 minggu 4 hari

EDD : 30 Mei 2016

AFI : 84,41 mm (8,441 cm)

A :

Page 224: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

207

Diagnosis : G2 P1001 usia kehamilan 39 minggu 2 hari Janin Tunggal Hidup

Intrauterine Presentasi Kepala dengan Polihiramnion

Masalah : Keputihan

Dasar : Ibu mengeluh keluar cairan berwarna putih, tidak gatal dan

tidak berbau

Diagnosa potensial :

Pada ibu :

- Solutio plasenta

- Perdarahan postpartum

- Retensio plasenta

Masalah potensial : Tidak ada

Kebutuhan rindakan segera : Tidak ada

P :

Tanggal/Jam

Pelaksanaan Paraf

10 Mei2016

14.30

WITA

Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa berdasarkanhasil pemeriksaan, secara umum keadaan ibu dan janinbaik, saat ini usia kehamilan ibu sudah memasuki 9 bulan;ibu dan keluarga mengetahui usia dan kondisi kehamilansaat ini

14.35

WITA

Memberi tahu ibu tentang keputihan fisiologis dapatologis; Ibu dapat menyebutkan dan menjelaskan tanda-tanda keputihan yang normal dan tidak normal

14.45

WITA

Memberikan KIE kepada ibu mengenai persiapanpersalinan ; ibu sudah menyiapakan baju bayi dan jaminankesehatan

14.55 Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ANC diPKM biasa ibu periksa setiap 1 minggu sekali ; Ibu sudah

Page 225: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

208

WITA melakukan pemeriksaan ANC seminggu yang lalu

15.00

WITA

Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjunganulang; Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang padatanggal 16 Mei 2016

15.05

WITA

Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalamSOAP

3. Asuhan Kebidanan Antenatal Care Kunjungan ke-3

Tanggal/waktu pengkajian : 16 Mei 2016/ pukul 16.00 WITA

Nama Pengkaji : Mariyanti

Pembimbing : Damai Noviasari, SST

Tempat Pengkajian : Rumah Ny. E

S :

Ibu mengatakan belum ada tanda – tanda persalinan

O :

KU : Baik; Kesadaran : Composmentis

TTV ; TD : 100/60 mmHg, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36 °C

TFU : 34 cm; TBJ : (TFU-11) x 155 = (34-11) x 155 = 3565 gram

Leopold I : Teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)

Leopold II : Kanan : teraba keras memanjang seperti papan

(punggung)

Kiri : teraba bagian-bagian kecil janin (daerah

eksremitas)

Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting (kepala)

Leopold IV : Divergen (sudah masuk PAP)

Page 226: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

209

Auskultasi DJJ :136x/ menit

Hasil pemeriksaan USG :

TBJ : 2.958 gram

GA : 37 minggu 3 hari

EDD : 29 Mei 2016

AFI : 87,97 mm (8,797 cm)

A :

Diagnosis : G2 P1001 usia kehamilan 40 minggu 1 hari Janin Tunggal Hidup

Intrauterine Presentasi Kepala dengan Polihidramnion

Masalah : Tidak ada

Diagnosa potensial :

Pada ibu

- Solutio plasenta

- Perdarahan postpartum

- Retensio plasenta

Kebutuhan rindakan segera : Tidak ada

P :

Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf

16 Mei 2016

16.30

WITA

Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwaberdasarkan hasil pemeriksaan, secara umum keadaanibu dan janin baik, saat ini usia kehamilan ibu sudahmemasuki 9 bulan; ibu dan keluarga mengetahui usiadan kondisi kehamilan saat ini

16.40 Mengajarkan ibu mengenai perawatan payudara danrangsangan puting susu ; ibu dapat mempraktekkan

Page 227: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

210

WITA cara perawatan payudara dan rangsangan payudara

16.45

WITA

Menganjurkan ibu untuk menghitung gerakan bayiselama 12 jam minimal 5 kali gerakan ; ibu bersediauntuk memantau dan menghitung gerakan bayinyaselama 12 jam

16.50

WITA

Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalamSOAP

B. Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Persalinan

Asuhan Kebidanan Intranatal Care

Nama Pengkaji : Mariyanti

Tanggal/Waktu Pengkajian : 24 Mei 2016 / Pukul: 10.00 WITA

Pembimbing : Damai Noviasari, SST

Tempat : Ruang Bogenville RSKD

Persalinan Kala I Fase Aktif

S :

Ibu masuk ruang bersalin, merasakan nyeri perut bagian bawah melingkar

hingga ke pinggang sejak pukul 07.30 WITA. Keluar air – air pukul 07.30

WITA. Pada pukul 08.50 WITA ibu merasakan kencang-kencang semakin

sering sehingga ibu dan suami segera pergi ke UGD RSKD.

O :

Pada pukul 09.30 WITA untuk menjalani pemeriksaan dan proses persalinan.

1. Pemeriksaan Umum

Page 228: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

211

Keadaan umum Ny. E baik; kesadaran composmentis; hasil pengukuruan

tanda vital yaitu: tekanan darah 90/60 mmHg, suhu tubuh 36,6 oC, nadi

80 x/menit, pernafasan: 24 x/menit.

2. Pemeriksaan fisik

Abdomen : Tampak simetris, tidak tampak bekas luka operasi, tampak

linea nigra, tinggi fundus uteri 35 cm. Pada pemeriksaan

leopold I, pada fundus teraba bulat, lunak dan tidak

melenting pada leopold II teraba memanjang dan keras

seperti papan pada sebelah kiri ibu dan dibagian sebaliknya

teraba bagian kecil janin. leopold III, pada segmen bawah

rahim, teraba bagian keras, bulat dan melenting. Bagian ini

sudah tidak dapat digoyangkan, dan pemeriksaan leopold

IV bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul

(divergen); konsistensi keras; dan kandung kemih kosong;

TBBJ: (35-11) x 155 = 3720 gram, kontraksi uterus:

frekuensi: 3 x 10’, durasi: 40-45 detik, Intensitas : kuat,

penurunan kepala: HI. Auskultasi DJJ (+): terdengar jelas,

cepat, frekuensi 141 x/menit, terletak di kuadran kiri bawah

umbilicus.

Genetalia : Tidak tampak oedema dan varices pada vulva dan vagina,

tampak pengeluaran cairan lendir bercampur darah, tidak

tampak luka parut, tidak tampak fistula

Page 229: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

212

3. Pemeriksaan Dalam

Pukul : 10.30 WITA

Tidak tampak oedema dan varices, tampak pengeluaran lendir bercampur

darah, tidak ada luka parut pada vagina, portio tebal lembut, effacement 75

%, pembukaan 7 cm, ketuban utuh/belum pecah, tidak terdapat bagian

terkecil di sekitar bagian terendah janin, presentasi kepala, Denominator

UUK, hodge II.

4. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan USG

GA : 37 minggu 4 hari

EDD : 10 Juni 2016

BPD : 9,22 cm

AC : 33,58 cm

Dist : 10,75 cm

b. Pemeriksaan laboratorium

Hb : 11,2 g/dL

HbsAg : (-)

Anti HIV : (-)

A :

Diagnosis : G2 P0101 Usia Kehamilan 41 minggu 2 hari inpartu

kala I fase aktif janin tunggal hidup intrauterine

presentasi kepala dengan Polihidramnion

Masalah : Tidak ada

Page 230: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

213

Diagnosa Potensial :

Pada ibu :

- Perdarahan postpartum

- Retensio plasenta

- Solutio plasenta

Kebutuhan Tindakan Segera : Kolaborasi dengan dokter obgyn dan

pasang infus RL 20 tpm

P :

Tanggal 24 Mei 2016

No. Waktu Tindakan Paraf

1. 10.15

WITA

Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwakeadaan umum serta tanda-tanda vital baik, pemeriksaankesejahteraan janin DJJ 138 x/menit, his 4 x 10’ durasi 40-45 detik, pembukaan 7 cm dan ketuban utuh; Ibumengetahui kondisi dirinya dan janin dalam keadaan baikdari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

2. 10.20

WITA

Mengamati tanda gejala persalinan kala II; Ibu merasakanadanya dorongan kuat untuk meneran, ibu merasakanadanya tekanan pada anus, perineum tampak menonjol,dan vulva tampak membuka

3. 12.00

WITA

Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan, esensial untuk persalinan dan menatalaksanakankomplikasi ibu dan BBL; mematahkan ampul oksitosin 10unit dan menempatkan tabung spuit steril kedalam partusset

4. 12.15

WITA

Memakai celemek; celemek telah terpasang

5. 12.16

WITA

Melepas semua perhiasan yang dipakai dibawah siku,mencuci tangan dengan sabun dan air mengalirmenggunakan teknik 6 langkah, kemudiankeringkan dengan handuk; tangan dalamkeadaan bersih

Page 231: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

214

6. 12.21

WITA

Menggunakan sarung tangan steril pada tangan yangmelakukan pemeriksaan dalam; tangan sebelahkanan telah terpasang sarung tangan steril

7. 12.23

WITA

Masukkan oksitosin kedalam tabung spuit danmeletakkan kembali kedalam partus set;oksitosin telah dimasukkan dan diletakkankedalam partus set

8. 12.25

WITA

Melakukan vulva hygiene; vulva hygiene telahdilakukan sesuai prosedur

9. 12.30

WITA

Melakukan pemeriksaan dalam; tidak tampak oedemadan varices, tampak pengeluaran lendirbercampur darah, tidak ada luka parut padavagina, portio tidak teraba, effacement 75 %,pembukaan 9 cm, ketuban dilakukan amniotomiberwarna jernih (±100 cc), tidak terdapat bagianterkecil di sekitar bagian terendah janin,presentasi kepala, Denominator UUK,station/hodge II

Segera dilakukan pemasangan infus RL 20 tpm untukmencegah perdarahan .

10. 12.40

WITA

Mendekontaminasi sarung tangan dilarutan alkasimkemudian lepas secara terbalik; membuka sarungtangan dalam keadaan terbalik danmerendamnya dalam larutan alkasim

11. 12.43

WITA

Melakukan pemeriksaan DJJ; Denyut Jantung Janinterdengar jelas, irama teratur, frekuensi 138 x/menit

Persalinan Kala II

S :

Ibu merasa pinggangnya sakit hingga menjalar ke perut dan merasakan ingin

BAB

O :

1. Pemeriksaan Umum

Page 232: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

215

Keadaan umum Ny. E baik; kesadaran composmentis; hasil

pengukuruan tanda vital yaitu: tekanan darah 90/60 mmHg, suhu tubuh

36,6 oC, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit.

2. Pemeriksaan fisik

Abdomen : DJJ terdengar jelas, teratur, frekuensi 138 x/menit,

interval teratur terletak di kuadran kiri bawah

umbilicus. Kontraksi uterus memiliki frekuensi: 4 x

10’ dengan durasi: 40-45 detik dan intensitas: kuat.

Genetalia : Tampak adanya tekanan pada anus, perineum tampak

menonjol, vulva terbuka dan meningkatnya

pengeluaran lendir darah.

3. Pemeriksaan Dalam

Tanggal: 24 Mei 2015 Jam: 13.30 WITA

Tidak tampak oedema dan varices, tampak pengeluaran lendir

bercampur darah, tidak ada luka parut pada vagina, portio tidak teraba,

effacement 100 %, pembukaan lengkap, ketuban dilakukan amiotomi,

berwarna jernih berjumlah ±100 cc, tidak terdapat bagian terkecil di

sekitar bagian terendah janin, presentasi kepala, Denominator UUK,

hodge IV.

A :

Diagnosis : G2 P1001 dengan inpartu kala II Janin Tunggal Hidud

Intrauterine Presentasi Kepala dengan Polihidramnion

Masalah : tidak ada

Page 233: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

216

Diagnosa Potensial :

Pada ibu

- Perdarahan postpartum

- Retensio plasenta

Pada bayi :

Masalah Potensial : tidak ada

Kebutuhan Tindakan Segera : tidak ada

P :

Tanggal 24 Mei 2016

No. Waktu Tindakan Paraf

1. 13.30

WITA

Memberitahu keluarga bahwa pembukaan telah lengkapdan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saatada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran; ibu dankeluarga mengerti terhadap kondisi ibu saat ini dan ibuberjanji untuk meneran saat ada his

2. 13.31

WITA

Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi yangnyaman untuk melahirkan; Ibu memilih posisi ibu setengahduduk (semi fowler)

3. 13.32

WITA

Membimbing ibu untuk meneran ketika ada doronganyang kuat untuk meneran; Ibu meneran ketika adakontraksi yang kuat dengan cara kedua tangan memegangmata kaki, dagu ibu menyentuh dada dan mata dalamkeadaan terbuka

4. 13.33

WITA

Mengajari ibu teknik nafas dalam atau relaksasi pada saatHIS yaitu dengan cara menarik nafas panjang melaluihidung saat merasakan sakit dan menghembuskannyamelalui mulut; Ibu dapat mengikuti teknik nafas yang diajarkan dan ibu telah mempraktikkannya.

5. 13.33

WITA

Menganjurkan ibu minum disela his; Ibu meminumsetengah gelas air teh manis

6. 13.34 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai. Jika bayi belumlahir dalam waktu 2 jam pada primi dan 1 jam pada

Page 234: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

217

WITA multipara rujuk segera; Denyut Jantung Janin terdengarjelas, irama teratur, frekuensi 140 x/menit, kontraksi 4x 10’durasi 40-45 detik

7. 13.36WITA

Meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untukmengeringkan bayi; handuk bersih telah terpasang diatasperut ibu

8. 13.37 Meletakkan duk steril yang dilipat 1/3 bagian dibawahbokong ibu; duk steril telah terpasang dibawah bokong ibu

9. 13.37WITA

Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinantermasuk oksitosin; alat pertolongan telah lengkap, ampuloksitosin 10 unit telah dipatahkan dan spuit berisi oksitosintelah dimasukkan kedalam partus set

10. 13.38

WITA

Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan; sarungtangan DTT telah terpasang

11. 13.40

WITA

Melindungi perineum ibu ketika kepala bayi tampakdengan diameter 5-6 cm membuka vulva dengan satutangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tanganyang lain menahan kepala bayi untuk menahan defleksidan membantu lahirnya kepala sambil menganjurkan ibuuntuk meneran perlahan atau bernapas cepat dangkal;kepala bayi telah lahir

12. 13.45

WITA

Mengecek ada tidaknya lilitan tali pusat pada leher janin;tidak ada lilitan tali pusat

13. 13.45

WITA

Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaranpaksi luar secara spontan; janin melakukan putaran paksiluar menghadap kepaha kanan ibu

14. 13.46

WITA

Memegang secara bipariental, dengan lembutmenggerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahudepan muncul dibawah arkus pubis dan kemudianmenggerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahubelakang; bahu depan dan bahu belakang janin telah lahir

15. 13.48

WITA

Menggeser tangan bawah kearah perineum ibu untukmenyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah.Menggunakan tangan atas untuk menelusuri danmemegang tangan dan siku sebelah atas; tubuh dan lengantelah lahir

Page 235: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

218

16. 13.49WITA

Menelusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawahjanin untuk memegang tungkai bawah; bayi lahir spontanpervaginam pukul 13.49 WITA, jenis kelamin perempuan,bayi segera menangis. Jumlah air ketuban ±2000 ml

Persalinan Kala III

S :

Ibu senang karena bayinya telah lahir

Ibu merasakan mules pada perutnya

O :

KU : Baik, Kesadaran : composmentis

Data bayi : Bayi lahir spontan pervaginam pukul 13.49 WITA, bayi lahir

cukup bulan, segera menangis dan bergerak aktif, sisa ketuban

jernih (±1500 cc). Jenis kelamin laki-laki, APGAR score menit

pertama 7/9

Abdomen : TFU sepusat, kontraksi baik

Genitalia : Plasenta belum lahir

terdapat ruptur perineum derajat I

perdarahan ±150 cc

A :

Diagnosis : P2001 Parturient Kala III

Masalah : tidak ada

Diagnosa Potensial : tidak ada

Masalah Potensial : tidak ada

Page 236: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

219

Kebutuhan Tindakan Segera : tidak ada

P :

Tanggal 24 Mei 2016

No. Waktu Tindakan Paraf

1. 13.49

WITA

Meletakkan bayi diatas perut ibu, melakukan penilaianselintas bayi baru lahir; bayi cukup bulan, ketubanjernih, bayi menangis kuat dan bergerak aktif

2. 13.49

WITA

Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala danbagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpamembersihkan verniks. mengganti handuk basahdengan handuk/kain yang kering

3. 13.50

WITA

Memeriksa uterus untuk memastikan tidak ada bayilagi dalam uterus; tidak ada bayi kedua dalam uterus

4. 13.50 WITA Memberitahu ibu bahwa akan disuntikkan oksitosinagar rahim berkontraksi baik; Ibu bersedia untukdisuntik oksitosin

5. 13.50 WITA Menyuntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir 10intra IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral;oksitosin telah disuntikkan

6. 13.51 WITA Menjepit tali pusat dengan klem umbilical 3 cm daripusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal(ibu) dan menjepit kembali tali pusat pada 2 cm distaldari klem pertama; tali pusat telah terklem

7. 13.51

WITA

Memegang tali pusat yang telah dijepit (lindungiperut bayi), dan menggunting tali pusatdiantara 2 klem; tali pusat telah terpotong

8. 13.52

WITA

Meletakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu.Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain dan memasangtopi dikepala bayi (Insiasi Menyusui Dini),menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya sambilmemperhatikan bayinya terutama pada pernapasandan gerakan bayinya; bayi berada di atas dada ibudalam keadaan tenang

9. 13.52WIT

A

Memindahkan klem pada tali pusat hinggaberjarak 5-10 cm dari vulva; klem berada 5-10cm didepan vulva.

Page 237: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

220

10. 13.52WIT

A

Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu,di tepi atas simfisis, untuk mendeteksikontraksi. Tangan lain meregangkan talipusat; Kontraksi uterus dalam keadaan baikdan tali pusat memanjang

11. 13.53WIT

A

Meregangkan tali pusat dengan tangan kanan,sementara tangan kiri menekan uterusdengan hati-hati kearah dorsokrainal.

12. 13.53WIT

A

Melakukan penegangan tali pusat dan dorongandorsokranial hingga plasenta terlepas, mintaibu meneran sambil penolong menarik talipusat dengan arah sejajar lantai dankemudian kearah atas, mengikuti poros jalanlahir

13. 14.03WIT

A

Melahirkan plasenta dengan hati-hati, memegangplasenta dengan kedua tangan danmelakukan putaran searah untuk membantupengeluaran plasenta dan mencegahrobeknya selaput ketuban; Plasenta lahirpukul 14.10 WITA.

14. 14.10WIT

A

Melakukan masase uterus segera setelah plasentalahir dengan menggosok fundus uteri secarasirkuler hingga kontraksi baik; Kontraksiuterus baik, uterus, teraba bulat, dan keras.TFU sepusat, kandung kemih penuh

15. 14.11WIT

A

Memeriksa kelengkapan plasenta untukmemastikan bahwa seluruh kotiledon danselaput ketuban sudah lahir lengkap, danmemasukan plasenta kedalam tempat yangtersedia; Kotiledon ± 20, selaput ketubanlengkap, letak tali pusat sentralis padaplasenta, berat ± 500 gram, panjang talipusat ± 50 cm, tebal plasenta ± 2 cm, lebarplasenta ± 16 cm. Setelah plasenta lahir,dilakukan pemasngan IUD

16. 14.12

WITA

Melakukan pemeriksaan pada jalan lahir; Terdapatrufture derajat I yaitu dari mukosa vagina, komisuraposterior, kulit perineum.

17. 14.12

WITA

Menyiapkan alat hecting set dan anastesi; lidokain 1ampul, bak instrumen steril berisi spuit 3 cc, sepasangsarung tangan, pemegang jarum, jarum jahit, benangchromic catgut no.2/0, pinset, gunting benang, dankasa steril.

18. 14.13

WITA

Melakukan penyuntikan anastesi lokal; mengecekkerja obat, ibu sudah tidak merasakan sakit didaerahvagina

19. 14.13

WITA

Melakukan tindakan penjahitan luka robekan;Menggunakan teknik jahitan jelujur, memberitahu ibu

Page 238: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

221

agar menjaga perineumnya tetap kering dan bersih.Telah dilakukan penjahitan perineum, ibu mengertidan bersedia melaksanakan saran bidan.

20. 14.20

WITA

Melakukan evaluasi peradarahan kala III ; Perdarahan± 150cc.

Persalinan Kala IV

S :

Ibu merasa lega dengan proses persalinannya

Ibu merasakan perutnya terasa mules

Ibu merasa nyeri pada jahitan

O :

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis.

2. Pemeriksaan fisik

Abdomen : Tinggi fundus uteri ibu 1 jari bawah pusat, kontraksi

rahim baik dengan konsistensi yang keras serta

kandung kemih teraba kosong.

Genitalia : Tampak pengeluaran lochea rubra, terdapat luka

heacting derajat I

A :

Diagnosis : P2002 Parturient kala IV

Masalah : tidak ada

Diagnosa Potensial : perdarahan posrpartum

Page 239: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

222

Masalah Potensial : tidak ada

Kebutuhan Tindakan Segera : tidak ada

P :

Tanggal 24 Mei 2016

No. Waktu Tindakan Paraf

1. 14.20

WITA

Memastikan kontraksi uterus baik dan tidak terjadiperdarahan pervaginam; kontraksi baik danperdarahan ± 50 cc

2. 14.21

WITA

Melakukan IMD selama 1 jam pertama; bayi mulaimendapatkan puting susu setelah 15 menitdan mulai menghisap setelah 30 menit

3. 14.21

WITA

Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus danperdarahan pervaginam 2-3 kali dalam 15menit pertama;

- 5 menit pertama kontraksi uterusbaik dan perdarahan ± 50 cc.

- 5 menit kedua kontraksi uterus baikdan perdarahan ± 50 cc.

- 5 menit ketiga kontraksi uterus baikdan perdarahan ± 50 cc.

4. 14.22

WITA

Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beriantibiotika, salep mata dan vitamin K1 1 mgIM di paha kiri anterolateral; Berat badan3600 gram, panjang badan 49 cm, lingkarkepala 35, dan vitamin K1 telah diberikan

5. 14.27 Melakukan pemantauan kontraksi uterus danperdarahan pervaginam setiap 15 menit pada1 jam pertama PP dan setiap 20-30 menitpada jam kedua PP ; data terlampirdipartograf

6. 14.27

WITA

Memberikan suntikan imunisasi hepatitis B dipahakanan anterolateral 1 jam setelah pemberianvitamin K1; telah dilakukan penyuntikanimunisasi hepatitis B

7. 14.30

WITA

Mengajarkan ibu dan keluarga melakukan massaseuterus; ibu dan keluarga mampumempraktekkan dengan baik

8. 14.31

WITA

Mengevaluasi jumlah kehilangan darah; jumlahperdarahan ± 40 cc

9. 14.31 Melakukan pemeriksaan tensi, nadi, dan VU setiap15 menit selama 1 jam pertama PP dan setiap30 menit selama jam kedua PP, memeriksa

Page 240: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

223

suhu setiap jam selama 2 jam pertama PP;data terlampir dipartograf

10. 14.34

WITA

Memeriksa kembali bayi dan pantau setiap 15menit untuk memastikan bayi bernafasdengan baik, serta suhu normal; pernafasan40 x/menit, suhu 36,7 oC

11. 14.37

WITA

Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalamlarutan alkasim untuk dekontaminasi (10menit); alat telah terendam didalam larutanalkasim

13. 14.37

WITA

Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi;bahan-bahan yang terkontaminasi telahdibuang kedalam tempat sampah yang sesuai

14. 14.37

WITA

Membersihkan ibu dan bantu ibu mengenakanpakaian; membersihan cairan ketuban, lendirdarah dengan air DTT dan ibu telah memakaipakaian yang bersih

15. 14.42

WITA

Menganjurkan ibu untuk makan dan minum sertaistirahat; Ibu memakan menu yang telahdisediakan rumah sakit dan minum air putih

16. 14.42

WITA

Mendekontaminasi tempat tidur dengan larutanalkasim; tempat tidur telah bersih

17. 14.43

WITA

Membersihkan sarung tangan di dalam larutanalkasim; melepaskan sarung tangan dalamkeadaan terbalik dan merendamnya dalamlarutan alkasim

18. 14.35

WITA

Mencuci alat-alat yang telah didekontaminasi; alattelah bersih dan sudah disterilisasi

19. 14.45

WITA

Melengkapi partograf; partograf telah terlampir

C. Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Nama Pengkaji : Mariyanti

Tanggal/Waktu Pengkajian : 24 Mei 2016/Pukul: 14.50 WITA

Tempat : Ruang Bougenville RSKD

Page 241: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

224

S :

1. Identitas

Nama ibu/ayah adalah Ny.E dan Tn. D, alamat rumah berada di Kelurahan

Sepinggan Balikpapan Selatan, tanggal lahir bayi 24 Mei 2016 pada hari

Selasat pukul 13.49 WITA dan berjenis permpuan.

2. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu hamil kedua ini usia 33 tahun dengan usia kehamilan 41 minggu 3 hari

O :

1. Data Rekam Medis

a. Riwayat Persalinan Sekarang:

Keadaan umum ibu baik. Pemeriksaan tanda-tanda vital yang

dilakukan berupa tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit,

pernafasan 20 x/menit, suhu 36,5oC. Jenis persalinan adalah spontan.

1) Lama Persalinan :

Kala I : 4,5 Jam

Kala II : 19 menit

2) Komplikasi Persalinan

Bayi : tidak ada

3) Keadaan Bayi Saat Lahir

Tanggal: 24 Mei 2016 Jam : 13.49 WITA

Jenis kelamin perempuan, bayi lahir segera menangis, kelahiran

tunggal, jenis persalinan spontan,tali pusat tidak ada kelainan,

Page 242: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

225

tidak ada tanda-tanda infeksi dan perdarahan tali pusat. Penilaian

APGAR adalah 7/9.

2. Nilai APGAR : 7/9

Kriteria 0 1 2Jumlah

0-1menit

1-5menit

FrekuensiJantung

tidakada

< 100 > 100 2 2

UsahaNafas

tidakada

lambat/tidak teratur

menangisdengan

baik1 2

TonusOtot

tidakada

beberapafleksi

ekstremitas

gerakanaktif

1 1

Reflekstidakada

Menyeringai

menangiskuat

1 2

WarnaKulit

biru/pucat

tubuhmerahmuda,

ekstremitasbiru

merahmudaselur

uhnya2 2

Jumlah 7 9

3. Pola fungsional kesehatan:

Pola KeteranganNutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi

(ASI)Eliminasi - BAB (+)

- BAK (-)

4. Pemeriksaan Umum Bayi Baru Lahir

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, pemeriksaan tanda-tanda vital nadi 137

x/menit, pernafasan 38 x/menit, suhu 36,7 oC. Pemeriksaan

antropometri, berat badan 3390 gram, panjang badan 49 cm,

lingkar kepala 35 cm.

Page 243: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

226

b. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Kepala : Bentuk bulat, tidak tampak molase, tidak tampak

caput succadeneum, tidak tampak cephal

hematoma, tidak tampak ananchepal, tidak

tampak hedrocepalus, distribusi rambut bayi

tampak merata, warna tampak kehitaman,

teraba ubun-ubun besar berbentuk berlian dan

ubun-ubun kecil berbentuk segitiga.

Wajah : Tampak simetris, ukuran dan posisi mata, hidung,

mulut dagu dan telinga tidak terdapat kelainan.

Mata : Tampak simetris, tidak tampak kotoran, tidak

terdapat perdarahan.

Hidung : Tampak kedua lubang hidung, tidak tampak

pengeluaran dan tidak tampak pernafasan

cuping hidung

Telinga : Tampak simetris, berlekuk sempurna, tulang

rawan telinga sudah matang, terdapat lubang

telinga, tidak terdapat kulit tambahan dan tidak

tampak ada kotoran.

Mulut : Tampak simetris, tidak tampak sianosis, tidak

tampak labio palato skhizis dan labio skhizis

dan gigi, mukosa mulut lembab, bayi menangis

kuat, lidah tampak bersih.

Page 244: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

227

Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak

tampak pembesaran kelenjar limfe, tidak

terdapat pembengkakan, pergerakan bebas,

tidak tampak selaput kulit dan lipatan kulit yang

berlebihan.

Dada : Tampak simetris, tidak tampak retraksi dinding

dada, tidak terdengar suara nafas tambahan,

bunyi jantung teratur, pergerakan dada tampak

simetris.

Payudara : Tidak tampak pembesaran, tampak 2 puting susu,

tidak terdapat pengeluaran ASI.

Abdomen : Tidak teraba massa abnormal, tali pusat tampak 2

arteri dan 1 vena, tali pusat tampak berwarna

putih segar, tidak tampak perdarahan tali pusat.

Punggung : Tampak simetris, tidak teraba skeliosis.

Genetalia : labia mayora menutupi labia minora, lubang

uretra terpisah dengan lubang vagina

Anus : Tampak lubang anus

Kulit : Tampak kemerahan, tidak tampak ruam, tidak

tampak bercak, tidak tampak tanda lahir, tidak

tampak memar, tidak ada pembengkakan, tugor

baik. Tampak lanugo di daerah lengan dan

punggung. Tampak verniks kaseosa di daerah

lipatan leher dan lipatan selangkangan.

Page 245: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

228

Ekstremitas : Pergerakan leher tampak aktif, klavikula teraba

utuh, jari tangan dan jari kaki tampak simetris,

tidak terdapat penyelaputan, jari-jari tampak

lengkap dan bergerak aktif, tidak tampak

polidaktili dan sindaktili. Tampak garis pada

telapak kaki dan tidak tampak kelainan posisi

pada kaki dan tangan.

c. Status neurologi (refleks)

Glabella (+) bayi tampak berkedip saat diketuk perlahan 4-5

kali pada dahinya, mata boneka (+) bayi tampak membuka

matanya dengan lebar saat ditolehkan kepala bayi ke satu sisi

kemudian di tegakkan kembali, blinking (+) bayi tampak

menutup kedua matanya saat di hembuskan udara, rooting (+)

bayi tampak menoleh kearah sentuhan ketika pipi bayi

disentuh, swallowing (+) bayi dapat menelan dan menghisap

tanpa tersedak, batuk atau muntah saat disusui, tonick neck

(+) bayi tampak berusaha mempertahankan lehernya untuk

tetap tegak saat bayi ditelentangkan kemudian menarik bayi

kearah mendekati perut dengan memegang kedua tangannya,

morro (+) bayi tampak terkejut lalu melengkungkan

punggung, menjatuhkan kepala, menagkupkan kedua lengan

dan kakinya ke tengah badan ketika dikejutkan dengan suara

Page 246: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

229

hentakkan, palmar graspingping (+) bayi tampak

menggengam jari pemeriksa saat pemeriksa menyentuh

telapak tangan bayi, magnet(+) kedua tungkai bawah bayi

tampak ekstensi melawan saat pemeriksa memberi tekanan

pada telak kaki bayi, babinski (+) jari-jari bayi tampak

membuka saat disentuh telapak kakinya, plantar (+) jari-jari

kaki bayi tampak berkerut rapat ketika disentuh pangkal jari

kaki bayi, galant (+) tubuh bayi tampak fleksi dan pelvis

diayunkan ke arah sisi yang terstimulasi saat punggung bayi

digoreskan menggunakan jari kearah bawah.

d. Terapi yang diberikan

Neo-K 0,5 ml

Hepatitis B 0.5 ml

A :

Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan

Sesuai Masa Kehamilan Usia 1 Jam

Masalah : Tidak ada

Dasar : Tidak ada

DiagnosisPotensial : Tidak ada

Kebutuhan Tindakan Segera : Tidak ada

Page 247: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

230

P :

Tanggal : 24 Mei 2016

No. Waktu Tindakan Paraf

1. 13.51

WITA

Melakukan pemotongan tali pusat dengan teknikaseptik dan septik. Membungkus tali pusat bayimenggunakan kassa steril.

2. 13.52

WITA

Mengeringkan tubuh bayi dengan kain kering.

3. 13.53

WITA

Memberikan bayi kepada ibu untuk dilakukan IMD dandijaga kehangatannya; bayi sedang disusui olehibu.

4. 14.25WITA

Memberikan Injeksi neo-k 0.5 ml secara IM pada1/3paha kiri dan salep mata; Bayi telahmendapatkan injeksi neo-k 0.5 ml dan salepmata.

5. 14.30WITA

Menggunakan pakaian pada bayi, memasangkan topipada kepala bayi, mengkondisikan bayi di tempat yanghangat dan memberikan bayi kepada ibu agar disusuikembali.

6. 14.35

WITA

Memberikan Injeksi Hepatitis B 0,5 ml secara IM pada 1/3paha kanan; Bayi telah mendapatkan injeksi hepatitis B

7 14.40

WITA

Membuat kesepakatan dengan ibu bahwa akan dilakukanpemeriksaan ulang berikutnya saat 6-8 jam setelahpersalinan; Ibu bersedia dilakukan pemeriksaan ulang.

D. Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas

1. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan 6 - 8 Jam pertama

Tanggal/Waktu Pengkajian : 24 Mei 2015/Pukul :20.00 WITA

Tempat : Ruang Mawar RSKD

S :

Ibu masih merasa nyeri pada jahitan, ibu dapat beristirahat setelah proses

persalinannya dan ibu sudah BAK ke kamar mandi.

Page 248: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

231

O :

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum Ny. E baik; kesadaran composmentis; hasil

pengukuruan tanda vital yaitu : tekanan darah 110/80 mmHg, suhu

tubuh 36,3oC, nadi 82 x/menit, pernafasan 20 x/menit.

b. Pemeriksaan fisik

Ekspresi Wajah : Ibu tampak bahagia atas kelahiran bayinya

Payudara : Payudara tampak bersih, tampak pengeluaran ASI, tampak

hyperpigmentasi pada areolla, putting susu menonjol, dan

tidak ada retraksi.

Abdomen : Tidak tampak bekas operasi, tidak terdapat asites, TFU 2

jari dibawah pusat, kontraksi baik, dan kandung kemih

kosong.

Genetalia : Vulva tidak oedem, tidak ada varices, tampak pengeluaran

lochea rubra, tidak terdapat luka parut.

c. Terapi

Amoxicillin 3 x 500 mg

Asam Mefenamat 3 x 500 mg

Tablet tambah darah 1x1

A :

Diagnosis : P2002 6 jam Post Partum Spontan

Masalah : Tidak ada

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Masalah Potensial : TIdak ada

Kebutuhan Tindakan Segera : Tidak ada

Page 249: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

232

P :

Tanggal 24 Mei 2016

No. Waktu Tindakan Paraf

1. 20.30

WITA

Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil pemeriksaanfisik puerperium, tanda-tanda vital dalam batas normal,TFU 1 jari dibawah pusat, tampak adanya pengeluaran ASI.Pengeluaran lochea rubra, berwarna merah, konsistensicair dan bergumpal. Sedangkan bagian anggota fisik lainnyadalam batas normal; Ibu mengerti akan kondisinya saat inidalam keadaan normal.

2. 20.35WITA

Memberi tahu ibu mengenai kebutuhan dasar ibu nifas; ibudapat menjelaskan kebutuhan dasar ibu nifas dengan benar

3. 20.45

WITA

Menjelaskan kepada ibu mengenai perawatan perineum ;ibu dapat menjelaskan kembali cara perawatan perineum

3. 20.55

WITA

Membuat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya padahari ke 3 yaitu pada tanggal 27 Mei 2015; Ibu bersediadilakukannya kunjungan hari 6.

4. 20.57

WITA

Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalamSOAP

2. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan Ke-1

Tanggal/waktu pengkajian : 27 Mei 2016/ 18.00 WITA

Tempat : Ruang bayi RSKD

Nama Pengkaji : Mariyanti

Pembimbing : Damai Noviasari, SST

S:

Ibu tidak memiliki keluhan, pengeluara ASI lancar dan bayi menyusui sering

dan aktif, pengeluaran darah nifas masih merah.

Page 250: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

233

O :

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum Ny. E baik; kesadaran composmentis; hasil pengukuruan

tanda vital yaitu: tekanan darah 110/70 pmmHg, suhu tubuh 36,4 oC, nadi

78 x/menit, pernafasan 22 x/menit. BB : 49 kg

b. Pemeriksaan fisik

Payudara : Tampak bersih dan tampak pengeluaran ASI

Abdomen : Tidak tampak asites, TFU 3 jari

dibawah pusat, kontraksi baik, dan kandung kemih teraba

kosong.

Genetalia : Vulva tidak oedem, tidak ada varices, tampak pengeluaran

lochea rubra, tidak terdapat luka parut, tidak tampak fistula,

luka perineum dan jahitan tampak baik.

c. Pola Fungsional

Pola Keterangan

IstirahatIbu beristirahat kurang saat malam hari karena bayi seringmenyusu dan ibu kurang istirahat pada siang hari karenamemasak dan mencuci

NutrisiIbu makan ketika lapar 3-4 x/ hari dengan 1 porsi nasi, 1 potonglauk (ayam, tahu tempe), 1 mangkuk sayur dan minum ± 8 gelasair putih/hari

TerapiIbu mendapat Antibiotik 3x1 500 mg, vitamin dan penambahdarah 1 X 1

Mobilisasi Ibu sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain

EliminasiIbu sudah BAK 4 kali/hari, konsistensi cair, warna kuninhg jernih,tidak ada keluhan , ibu sudah BAB 1 kali/hari konsistensikecoklatan

Page 251: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

234

A :

Diagnosa : P2002 post partum spontan hari ke-3

Masalah : tidak ada

Diagnosa Potensial : tidak ada

Masalah Potensial : tidak ada

Kebutuhan Tindakan Segera: tidak ada

P :

Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf

27 Mei 2016

17.00

WITA

Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil pemeriksaan fisikpuerperium, tanda-tanda vital dalam batas normal, TFU 3 jaribawah pusat, tampak adanya pengeluaran ASI. Pengeluaranlochea rubra, berwarna merah, konsistensi cair, luka jahitantampak baik, sedangkan bagian anggota fisik lainnya dalam batasnormal; ibu mengerti dengan kondisi saat ini

17.15

WITA

Memberikan KIE mengenai tanda bahaya masa nifas; ibu dapatmenyebutkan dan menjelaskan tanda bahaya nifas (SAP danleaflet terlampir)

17.25

WITA

Mngajarkan ibu perawatan payudara ; ibu bisa mengulangkembali cara perawatan payudara

17.45

WITA

Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulangmasa nifas; Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang pada tanggal30 Mei 2016

17.50

WITA

Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalam SOAP

Menyusui Ibu dapat menyusui bayinya dan ASI keluar lancar

Page 252: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

235

3. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan Ke-2

Tanggal/waktu pengkajian : 30 Juni 2015/ 14.00 WITA

Tempat : Rumah Ny. E

Nama Pengkaji : Mariyanti

Pembimbing : Damai Noviasari, SST

S:

Ibu tidak memiliki keluhan, pengeluara ASI lancar dan bayi menyusui sering

dan aktif.

O :

KU : Baik; Kesadaran : composmentis;

TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36oC

BB : 48 kg

Payudara : Tampak bersih, tampak pengeluaran ASI

Abdomen : TFU pertengahan pusat dan symphisis , dan kandung kemih

teraba kosong.

Genetalia : Vulva tidak oedem, tidak ada varices, tampak pengeluaran

Lochea sanguilenta, tidak terdapat luka parut, tidak tampak

fistula, luka perineum dan jahitan tampak baik.

Pola Fungsional

Pola Keterangan

Istirahat Ibu dapat beristirahat dan tidur saat bayi dan balita tidur

Nutrisi Ibu makan ketika lapar 3-4 x/ hari dengan 1 porsi nasi, 1 potonglauk (ayam, tahu tempe), 1 mangkuk sayur dan minum ± 8 gelas

Page 253: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

236

A :Diagnosa : P2002 1 Minggu post partum spontan

Masalah : tidak ada

Diagnosa Potensial : tidak ada

Masalah Potensial : tidak ada

Kebutuhan Tindakan Segera : tidak ada

P :

Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf

30 Mei 2016

15.00

WITA

Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasilpemeriksaan fisik puerperium, tanda-tanda vital dalambatas normal, TFU tidak teraba, tampak adanyapengeluaran ASI. Pengeluaran lochea sanguilenta, lukajahitan tampak baik, sedangkan bagian anggota fisiklainnya dalam batas normal; ibu mengerti dengankondisi saat ini

15.05

WITA

Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jamsekali ; ibu bersedia menyusui bayinya setiap 2 jamsekali

17.15

WITA

Membuat kesepakatan dengan ibu mengenaikunjungan ulang masa nifas; Ibu bersedia dilakukankunjungan ulang pada tanggal 17 Juni 2015

17.20

WITA

Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalamSOAP

air putih/hari

Mobilisasi Ibu sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain

EliminasiIbu sudah BAK 4-5 kali/hari, konsistensi cair, warna kuninhgjernih, tidak ada keluhan, ibu sudah BAB 1 kali/hari konsistensilunak warna kecoklatan

Menyusui Ibu dapat menyusui bayinya dan ASI keluar lancar

Page 254: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

237

4. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan Ke-3

Tanggal/waktu pengkajian : 07 Juni 2016/ 16.00 WITA

Tempat : Rumah Ny. E

Nama Pengkaji : Mariyanti

Pembimbing : Damai Noviasari, SST

S:

Pengeluaran ASI lancar dan bayi menyusui sering dan aktif, ibu mengeluh

kurang tidur.

O :

KU : Baik; Kesadaran : composmentis;

TTV ; TD : 110/80 mmHg, N : 78 x/menit, R : 22 x/menit, S : 36oC

BB : 45 kg, TB : 143 cm, LILA : 23,5 cm

Payudara : Tampak bersih, tampak pengeluaran ASI

Abdomen : TFU tidak teraba, dan kandung kemih teraba

kosong.

Genetalia : Vulva tidak oedem, tidak ada varices, tampak pengeluaran

Lochea serosa, tidak terdapat luka parut, tidak tampak fistula,

luka perineum dan jahitan tampak baik.

Pola Fungsional

Pola Keterangan

Istirahat Ibu tidak ada tidur siang; Malam : 5-6 jam

Page 255: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

238

A :Diagnosa : P2002 2 Minggu post partum spontan

Masalah : Kurang tidur

Diagnosa Potensial : tidak ada

Masalah Potensial : Kelelahan, anemia

Kebutuhan Tindakan Segera : tidak ada

P :

Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf

07 Juni 2016

16.00

WITA

Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil pemeriksaan fisikpuerperium, tanda-tanda vital dalam batas normal, TFU tidakteraba, tampak adanya pengeluaran ASI. Pengeluaran lochea alba,luka jahitan tampak baik, sedangkan bagian anggota fisik lainnyadalam batas normal; ibu mengerti dengan kondisi saat ini

16.10

WITA

Memberi tahu ibu tentang nutrisi dan istirahat yang cukup; ibudapat menjelaskan tentang nutrisi dan istirhat yang cukup

16.20

WITA

Menganjurkan ibu untuk beristirahat ketika bayi tidur agar ibutidak kelelahan; ibu bersedia untuk beristirahat ketika bayi tidur

16.25

WITA

Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalam SOAP

NutrisiIbu makan ketika lapar 3-4 x/ hari dengan 1 porsi nasi, 1 potong lauk(ayam, tahu tempe), 1 mangkuk sayur dan minum ± 8 gelas airputih/hari

Mobilisasi Ibu sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain

EliminasiIbu sudah BAK 4-5 kali/hari, konsistensi cair, warna kuninhg jernih,tidak ada keluhan, ibu sudah BAB 1 kali/hari konsistensi kecoklatan

Menyusui Ibu dapat menyusui bayinya dan ASI keluar lancer

Page 256: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

239

5. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Kunjungan Ke-4

Tanggal/waktu pengkajian : 13 Juni 2016/ 14.00 WITA

Tempat : Rumah Ny. E

Nama Pengkaji : Mariyanti

Pembimbing : Novi Pasiriani, SST., M.Pd

S:

Pengeluaran ASI lancar dan bayi menyusui sering dan aktif, ibu mengeluh

kurang tidur

O :

KU : Baik; Kesadaran : composmentis;

TTV ; TD : 110/80 mmHg, N : 78 x/menit, R : 22 x/menit, S : 36oC

BB : 39 kg,

Payudara : Tampak bersih, tampak pengeluaran ASI

Abdomen : TFU tidak teraba, dan kandung kemih teraba

kosong.

Genetalia : Vulva tidak oedem, tidak ada varices, tampak pengeluaran

lochea alba, tidak terdapat luka parut, tidak tampak fistula, luka

perineum dan jahitan tampak baik.

Pola Fungsional

Pola Keterangan

Istirahat Ibu tidak ada tidur siang; Malam : 5-6 jam

NutrisiIbu makan ketika lapar 3-4 x/ hari dengan 1 porsi nasi, 1 potonglauk (ayam, tahu tempe), 1 mangkuk sayur dan minum ± 8 gelasair putih/hari

Page 257: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

240

A :Diagnosa : P2002 2 Minggu post partum spontan

Masalah : Kurang tidur

Diagnosa Potensial : tidak ada

Masalah Potensial : Kelelahan, anemia

Kebutuhan Tindakan Segera: tidak ada

P :

Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf

07 Juni 2016

15.00

WITA

Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil pemeriksaan fisikpuerperium, tanda-tanda vital dalam batas normal, TFU tidakteraba, tampak adanya pengeluaran ASI. Pengeluaran lochea alba,luka jahitan tampak baik, sedangkan bagian anggota fisik lainnyadalam batas normal; ibu mengerti dengan kondisi saat ini

15.10

WITA

Memberi tahu ibu tentang nutrisi dan istirahat yang cukup; ibudapat menjelaskan tentang nutrisi dan istirhat yang cukup

15.20

WITA

Menjelaskan kepada ibu mengenai alat kontrasepsi IUD, kelebihandan kekurangan IUD, dan cara kerja IUD ; ibu dapat mengulangkembali kelebihan dan kekurangan IUD, dan cara kerja IUD

15.30

WITA

Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalam SOAP

Mobilisasi Ibu sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain

EliminasiIbu sudah BAK 4-5 kali/hari, konsistensi cair, warna kuninhgjernih, tidak ada keluhan, ibu sudah BAB 1 kali/hari konsistensikecoklatan

Menyusui Ibu dapat menyusui bayinya dan ASI keluar lancer

Page 258: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

241

E. Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Neonatus

1. Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan 6-8 jam pertama

Tanggal/Waktu Pengkajian : 24 Mei 2015/Pukul :20.00 WITA

Tempat : R. Mawar RSKD

S: Tidak ada

O :

KU : Baik, N : 142 x/menit, R : 40 x/menit, S : 36,4 °C, BB : 3390 gram,

Pola Fungsional

Pola KeteranganNutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI) secara teratur oleh

Ibunya. Ibu menyusui bayinya secara on-demand. Ibu juga tidakmemberikan makanan lain selain ASI.

Eliminasi - BAB 2 kali/hari konsistensi lunak warna hijau kehitaman- BAK 4 kali/hari konsistensi cair warna kuning jernih

PersonalHygiene

- Bayi belum ada dimandikan.- Ibu mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basah

ataupun lembab.Istirahat - Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika haus dan

popoknya basah atau lembab.

A :

Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan

Sesuai Masa Kehamilan usia 6 jam

Masalah : Tidak ada

Diagnosis Potensial : Tidak ada

Masalah Potensial : Tidak ada

Kebutuhan Segera : Tidak ada

Page 259: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

242

P :

Tanggal 24 Mei 2016

No. Waktu Tindakan Paraf

1. 20.30

WITA

Memberitahukan kepada ibu bahwa bayinya dalamkeadaan sehat; Ibu telah mengerti kondisibayinya saat ini.

2. 20.35 WITA Memberikan tahu ibu tentang tanda bahaya bayi sepertidemam, bayi kuning, malas menyusu, tali pusat berbau,gerakan/tangisan tidak ada, merintih, bayi sesak, infeksimata, diare, kejang. Apabila ibu menemui tanda-tandatersebut sgera kepelayanan kesehatan terdekat; Ibudapat menyebutkan dan menjelaskan tanda bahayapada bayi

3. 20.45

WITA

Memberi KIE tentang cara merawat tali pusat; ibu dapatmempraktekkan cara merawat tali pusat (SAP danleaflet terlampir)

4. 20.55 WITA Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjunganulang neonatus selanjutnya yaitu pada 3 hariselanjutnya pada tanggal 27 Mei 2016 atau ada saatkeluhan.

5. 20.00

WITA

Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalamSOAP

2. Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan Ke-1 (bayi di rawat di R. Bayi)

Tanggal/waktu pengkajian : 27 Mei 2015/ 17.00 WITA

Tempat : R. Bayi RSKD

Nama Pengkaji : Mariyanti

S : Tidak ada

O :

KU : Baik, N : 136 x/menit, R : 48 x/menit, S : 36,7 °C, BB : 3260 gram,

Page 260: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

243

Wajah : Tampak kuning

Abdomen : Tali pusat belum lepas

Pemeriksaan penunjang :

Hb : 14,7 gr/dL (12-24 gr/dl)

Leukosit : 39.800 uL ( 9000-30.000)

Golongan darah : B Rh + (ibu bergolongan darah O Rh +)

Retikulosit : 6,0 %

Bilirubin total : 12,80 mg/dL

Pola Fungsional

Pola KeteranganNutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI) secara teratur oleh

ibunya. Ibu menyusui bayinya minimal setiap 2 jam. Ibu jugatidak memberikan makanan lain selain ASI.

Eliminasi - BAB 2 kali/hari konsistensi lunak warna kuning kehijauan- BAK 5-6 kali/hari konsistensi cair warna kuning jernih

PersonalHygiene

- Bayi sudah dimandikan.- Ibu mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basah

ataupun lembab.Istirahat - Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika haus dan

popoknya basah atau lembab.

A :

Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan

Sesuai Masa Kehamilan usia 3 hari dengan

hiperbilirubenemia susp. Inkompatibilitas

ABO (ketidakcocokan golongan darah ibu dan

bayi)

Masalah : Bayi kuning

Diagnosis Potensial : Kern Ikhterus

Masalah Potensial : tidak ada

Page 261: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

244

Kebutuhan tindakan segera : tidak ada

P :

Tanggal : 28 Mei 2016

Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf

28 Mei 2015

17.31

WITA

Memberitahu ibu bahwa bayinya kuning yang dimana mengalamihiperbilirubinnemia; Ibu telah mengerti kondisi bayinya saat ini.

17.35

WITA

Anjurkan ibu untuk meyusui bayinya setiap 2 jam sekali ataumemecah ASI sesering mungkin ; ibu bersedia melakukan apa yangdisarankan

17.40

WITA

Bayi diberikan fototerapi double selama 19 jam ; bayi telahdifototerapi duoble

17.50

WITA

Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulangneonatus; Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang pada tanggal 05Juni 2015

17.55

WITA

Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalam SOAP

3. Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan Ke-2

Tanggal/waktu pengkajian : 30 Mei 2016/ 14.00 WITA

Tempat : Rumah Ny. E

Nama Pengkaji : Mariyanti

S :

Bayi menyusu dengan kuat dan aktif, bayi tidak rewel.

Page 262: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

245

O :

KU : Baik, N : 138 x/menit, R : 51 x/menit, S : 36,9 °C, BB : 3800 gram,

Wajah : Tampak kuning

Kulit : Tampak kuning dibagian wajah

Sklera : Tampak sedikit kuning

Abdomen : Tali pusat sudah lepas

Pola Fungsional

Pola KeteranganNutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI) secara teratur oleh

Ibunya. Ibu menyusui bayinya minimal setiap 2 jam. Ibu jugatidak memberikan makanan lain selain ASI.

Eliminasi - BAB 2-3 kali/hari konsistensi lunak warna kuning kehijauan- BAK 6-7 kali/hari konsistensi cair warna kuning jernih

PersonalHygiene

- Bayi sudah dimandikan.- Ibu mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basah

ataupun lembab.Istirahat - Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika haus dan

popoknya basah atau lembab.

A :

Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan

Sesuai Usia Kehamilan usia 7 hari

Masalah : Tidak ada

Diagnosis Potensial : tidak ada

Masalah Potensial : tidak ada

Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada

P :

Tanggal : 30 Mei 2016

Tanggal/ Pelaksanaan Paraf

Page 263: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

246

Jam

30 Mei 2016

15.00

WITA

Memberitahu ibu bahwa bayinya dalam keadaan sehat akan ; Ibutelah mengerti kondisi bayinya saat ini.

17.47

WITA

Menganjurkan ibu untuk lbih sering menyusui bayinya dengan posisidan teknik yang benar; ibu bersedia menyusui bayinya dengan posisidan teknik yang benar

17.52

WITA

Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulangneonatus; Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang pada tanggal 06Juni 2016

17.55

WITA

Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalam SOAP

4. Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan Ke-3

Tanggal/waktu pengkajian : 06 Juni 2016/ 15.00 WITA

Tempat : Rumah Ny. E

Nama Pengkaji : Mariyanti

S :

Bayi menyusu dengan kuat dan aktif, bayi tidak rewel, terdapat bintik – bintik

kecil dan berair dibadan

O :

KU : Baik, N : 138 x/menit, R : 36 x/menit, S : 36,6 °C, BB : 4100 gram

terdapat bintik-bintik merah dan berair dibagian kepala dan lipatan leher

serta axila

Wajah : Tampak kuning

Page 264: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

247

Kulit : Tampak kuning dibagian wajah

Sklera : Tampak sedikit kuning

Pola Fungsional

Pola KeteranganNutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI) secara teratur oleh

Ibunya. Ibu menyusui bayinya minimal setiap 2 jam. Ibu jugatidak memberikan makanan lain selain ASI.

Eliminasi - BAB 2-3 kali/hari konsistensi lunak warna kuningkehijauan

- BAK 6-7 kali/hari konsistensi cair warna kuning jernihPersonal Hygiene - Bayi sudah dimandikan.

- Ibu mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basahataupun lembab.

Istirahat - Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jikahaus dan popoknya basah atau lembab.

A :

Diagnosis : Bayi Ny. E usia 14 hari

Masalah : Terdapat bintik-bintik merah dan berair dikulit

bagian kepala dan lipatan leher

Diagnosis Potensial : Miliaria

Masalah Potensial : tidak ada

Kebutuhan tindakan segera : tidak ada

P :

Tanggal : 06 Juni 2016

Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf

6 Juni 2065

16.00

WITA

Memberitahu ibu bahwa bayinya dalam keadaan sehat; Ibu telahmengerti kondisi bayinya saat ini.

16.10

WITA

Menganjurkan ibu untuk mengganti pakaian bayi setiap kaliberkeringan dan membersihkan tubuh bayi dengan air hangatagar bintki-bintik merah tidak semakin banyak ; ibu mengerti

Page 265: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

248

dengan nasehat yang diberikan

16.20

WITA

Menganjurkan ibu untuk memeriksakan bayinya jika semakinbanyak ; ibu bersedia memeriksakan bayinya jika bintik – bintiksemakin banyak.

16.30 Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalam SOAP

5. Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan Ke-4

Tanggal/waktu pengkajian : 14 Juni 2016/ 14.00 WITA

Tempat : Rumah Ny. E

Nama Pengkaji : Mariyanti

S :

Bayi menyusu dengan kuat dan aktif, bayi tidak rewel, masih terdapat bintik-

bintik kecil (biang keringat) dan bayi mengalami kembung.

O :

KU : Baik, N : 138 x/menit, R : 51 x/menit, S : 36,9 °C, BB : 4300 gram

Masih terdapat bintik-bintik merah dan berair dibagian kepala dan lipatan

leher serta axila

Perkusi Abdomen : pada pemeriksaan abdomen, perut berbunyi seperti

kembung

Pola Fungsional

Pola KeteranganNutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI) secara teratur oleh Ibunya.

Ibu menyusui bayinya minimal setiap 2 jam. Ibu juga tidakmemberikan makanan lain selain ASI.

Eliminasi - BAB 2-3 kali/hari konsistensi lunak warna kuning kehijauan- BAK 6-7 kali/hari konsistensi cair warna kuning jernih

Page 266: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

249

PersonalHygiene

- Bayi sudah dimandikan.- Ibu mengganti popok dan pakaian bayi setiap kali basah ataupun

lembab.Istirahat - Bayi tidur sepanjang hari dan hanya terbangun jika haus dan

popoknya basah atau lembab.

A :

Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan

Sesuai Usia Kehamilan usia 7 hari

Masalah : bayi kembung dan masih terdapat sisa bintik-

bintik kecil

Diagnosis Potensial : Miliaria

Masalah Potensial : tidak ada

Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada

P :

Tanggal : 14 Juni 2016

Tanggal/ Jam Pelaksanaan Paraf

6 Juni 206515.00WITA

Memberitahu ibu bahwa bayinya dalam keadaan sehat; Ibu telahmengerti kondisi bayinya saat ini.

15.10WITA

Menganjurkan ibu untuk mengganti pakaian bayi setiap kaliberkeringan dan membersihkan tubuh bayi dengan air hangatagar bintki-bintik merah tidak semakin banyak ; ibu mengertidengan nasehat yang diberikan

15.20WITA

Mengajarkan ibu tentang massase bayi ; ibu bisa melakukankembali cara massase bayi

15.50WITA

Memandikan bayi ; bayi dimandikan dengan air hangat yang telahdicampur dengan lactacit

16.00WITA

Memakaiankan bayi baju yang telah disiapkan, membedong bayidan mengenakan bayi topi

16.15WITA

Melakukan dokumentasi; telah terdokumentasi dalam SOAP

Page 267: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

250

F. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

Tanggal Pengkajian/Waktu : 14 Juni 2016/14.00 WITA

Tempat : Rumah Ny. E

S :

1. Riwayat Kesehatan Klien

Ibu tidak sedang/memiliki riwayat penyakit ginekologi yaitu kista ovarium

di kehamilan pertama

2. Riwayat Kesehatan Keluarga

Didalam keluarga, ibu tidak memeiliki riwayat kesehatan tertentu dan

tidak memiliki riwayat alergi makanan tertentu. Selain itu ibu mengatakan

dalam keluarga tidak ada yang sedang/memiliki riwayat penyakit

hipertensi, hepatitis, jantung, ginjal, asma, TBC dan penyakit lain yang

menular ataupun berpotensi menurun, serta tidak ada riwayat keturunan

kembar.

3. Riwayat Menstruasi

HPHT Ny. S adalah 08 Agustus 2015, taksiran persalinan yaitu pada

tanggal 15 Mai 2016 dengan riwayat siklus haid yang teratur selama 28-30

hari, lama haid 6-7 hari, banyaknya haid setiap harinya 2-3 kali ganti

pembalut, warna darah merah, encer, kadang bergumpal. Ibu tidak

mempunyai keluhan sewaktu haid. Ibu mengalami haid yang pertama kali

saat ibu berusia 14 tahun.

Page 268: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

251

4. Riwayat Obstetri

No

Kehamilan Persalinan Anak Nifas

Suami

Ank UK Pny Jns Pnlg TmptPeny

JKBB/

PBH M

Abnormalitas

Laktasi

Penyulit

1 1 1Aterm

Ta’a Spt Bidan RSKD Ta’a P

3100grgr/49cm

4 thn - - +Ta’a

2 1 2aterm

Ta’a Spt Bidan RSKD Ta’a P3390gr/47cm

21hari

- - +Ta’a

5. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan

Nutrisi

Ibu makan 3x/hari dengan porsi makan: nasi seporsi, lauk pauk 2 potong,

sayur dan terkadang dengan buah-buhan, susu, air putih. Tidak ada

keluhan dalam pemenuhan nutrisi.Nafsu makan baik

Eliminasi

BAK sebanyak 4-5x/hari, berwarna kuning jernih, konsistensi cair,

tidak ada keluhan. BAB sebanyak 1x/hari atau 1x/2hari,

berwarna cokelat, konsistensi padat lunak, tidak ada keluhan.

IstirahatTidur siang selama ± 1-1,5 jam/hari. Tidur malam selama ± 6-7

jam/hari, dan tidak ada gangguan pola tidur

Aktivitas

Di rumah ibu hanya membereskan rumah dan masak, mengurus anak.

Kegiatan ibu diluar rumah yakni mengajar sebagai guru sd

Personal

Hygiene

Mandi 2x/hari, ganti baju 2-3x/hari, anti celana dalam 2-3x/hari

Kebiasaan Tidak ada

Seksualitas Belum ada melakukan hubungan seksual

Page 269: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

252

6. Riwayat Psikososiokultural Spiritual

Ini merupakan pernikahan pertama. Ibu menikah sejak usia 27 tahun, lama

menikah ± 6 tahun, status pernikahan sah. Ini merupakan kelahiran anak yang

kedua. Kultural dalam keluarga ibu tidak memiliki adat istiadat atupun tradisi

yang dapat mempengaruhi kehamilan. Sebelumnya ibu memakai KB Suntik 3

bulan dan KB Alamiah.

O :

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik; kesadaran composmentis; hasil pengukuruan tanda

vital yaitu : tekanan darah 120/80 mmHg, suhu tubuh 36,5oC, nadi 78

x/menit, pernafasan 20 x/menit.

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Tampak simetris, tidak tampak lesi, distribusi rambut merata,

tampak bersih, warna rambut hitam, konstruksi rambut kuat,

tidak teraba benjolan/massa.

Wajah : Tampak simetris, tidak tampak kloasme gravidarum, tidak

tampak pucat, tidak teraba benjolan/massa, tidak teraba oedema.

Mata : Tampak simetris, konjungtiva sedikit pucat, sklera berwarna

putih, tidak tampak pengeluaran kotoran, tidak teraba oedema

pada kelopak mata.

Telinga : Tampak simetris, tidak ada serumen yang berlebihan dan tidak

berbau.

Hidung : Tampak simetris, tidak ada polip, kelainan bentuk, kebersihan

cukup, tidak ada pernapasan cuping hidung.

Page 270: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

253

Mulut : Tampak simetris, tidak tampak pucat, bibir tampak lembab,

tampak bersih, lidah tampak bersih, tidak tampak stomatitis

ataupun caries, tampak gigi geraham berlubang di kanan dan kiri.

Leher : Tidak tampak pembesaran pada vena jugularis, kelenjar limfe,

dan kelenjar tiroid, tidak tampak hiperpigmentasi. Tidak teraba

pembesaran pada vena jugularis, kelenjar limfe, dan kelenjar

tiroid.

Dada : Tampak simetris, tidak tampak retraksi, tidak tampak alat bantu

otot pernapasan, irama jantung terdengar teratur (frekuensi

jantung 78 x/m), tidak terdengar suara nafas tambahan (RR:

20x/menit).

Payudara : Tampak simetris, tampak bersih, tampak pengeluaran asi,

tampak hiperpigmentasi pada aerolla mammae, putting susu

tampak menonjol. Tampak pembesaran, tidak teraba

massa/oedem, ada pengeluaran asi, tidak ada pembesaran

kelenjar limfe.

Abdomen :Tampak simetris, tidak tampak bekas operasi, tidak teraba

massa/pembesaran.

Ekstremitas : Tampak simetris, tampak sama panjang, tidak tampak varises

dan edema tungkai. Pada ekstremitas atas tidak ada oedema

dan cavilari refil kembali dalam waktu > 2detik.

A :

Diagnosa : P2002 usia 33 tahun dengan akseptor KB IUD

Masalah : Tidak ada

Diagnosis Potensial : Tidak ada

Page 271: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

254

Masalah Potensial : Tidak ada

Kebutuhan segera : Tidak ada

P :

No. Waktu Tindakan Paraf

1. 16.00

WITA

Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasilpemeriksaan fisik nifas ibu dalam keadaan normal;Ibu mengerti kondisinya dalam keadaan normal.

2. 16.15

WITA

Memberi KIE mengenai cara kerja kontrasepsi IUD,kelebihan dan kekurangan kontrasepsi IUD,lamanya penggunaan kontrasepsi IUD (SAP danleaflet terlampir) ; ibu bersedia menggunakansesuai dengan jangka panjang (masa pemakaian )alat kontrasepsi IUD

3. 16.30 WITA Segera menghubungi atau kedokter jika adakeluhan ; ibu bersedia menghubungi atau langsungmmeriksakan diri kedokter atau bidan bila adakeluhan

Page 272: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

255

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Proses Asuhan Kebidanan

Dipembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang kesenjangan yang

terjadi antara praktek dan teori yang ada. Pembahasan ini dimaksudkan agar

dapat diambil suatu kesempatan dan pemecahan masalah dari kesenjangan-

kesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam

penerapan asuhan kebidanan yang meliputi :

1. Kehamilan

Klien bernama Ny. E usia 33 tahun G2P1001 hamil 32 minggu janin

tunggal, hidup, intrauteri, yang bertempat tinggal di Kelurahan Sepinggan

Baru Kecamatan Balikpapan Selatan Kota Balikpapan. Ny. E saat ini sedang

mengandung anak kedua.

Selama kehamilan, Ny. E memeriksakan kehamilannya secara teratur

sebab Ny. E tidak ingin terjadi masalah dengan kehamilannya serta

menghindari terjadinya masalah pada persalinan nanti. Pada trimester 1 Ny. E

melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 3 kali, pada trimester II

sebanyak 3 kali, pada trimester III sebanyak 8 kali. Frekuensi pemeriksaan ini

telah memenuhi standar sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa WHO

menganjurkan sedikitnya ibu hamil melakukan 4 kali kunjungan Antenatal

Care (ANC) selama kehamilan yaitu dengan frekuensi pemeriksaan ANC

Page 273: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

256

pada trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali, trimester III

minimal 2 kali (Kusmiyanti, 2009).

Ny. E tidak pernah mengalami keluhan yang berat pada kehamilan ini,

keluhan yang dialami Ny. E hanyalah keluhan fisiologis seperti neyri

punggung dibagian bawah. Keluhan ini sesuai dengan teori yaitu Nyeri

punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan

usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi

wanita tersebut dan postur tubuhnya (Kusmiyanti, 2009). Selain itu, Ny. E

mengeluh mengalami keputihan. Sesuai teori yang dikemukakan varney

(2007) yaitu seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan pada saat

hamil karena pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah

satu dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan

penurunan keasaman vagina serta terjadi pula perubahan pada kondisi

pencernaan.

Ketika ibu melakukan USG pada usia kehamilan 38 minggu, dr.

Obgyn mengatakan kehamilan ibu mengalami kelebihan air ketuban

yang disebut polihidramnion. Hidramnion yaitu normal volume cairan

amnion meningkt secara bertahap selama kehamilan dan mencapai puncakya

kira-kira 1000 ml antara 34 sampai 36 minggu(Admin,2011). Akan tetapi

penulis menemukan kesenjangan antara teori dengan dipraktik yang dimana

tanda dan gejala polihidramnion tidak ditemukan ketika melakukan

pemeriksaan ANC. Tanda dan gejala polihidramnion yaitu ukuran uterus

lebih besar dibanding yang seharusnya, identifikasi janin dan bagian janin

Page 274: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

257

melalui pemeriksaan palpasi sulit dilakukan, DJJ sulit terdengar, ballotemen

janin jelas, sesak, nyeri abdomen, odeme dan varices (Ambarawati,2010).

Menurut Sulistyawaati (2009) standar asuhan pelayanan Antenatal

care 10 T meliputi; timbang berat badan dan ukur tinggi badan, pemeriksaan

tekana darah, mengukur TFU, skrining status imunisasi TT, tablet Fe minimal

90 tablet selama kehamilan, pemeriksaan HB, pemeriksaan VDRL, perawatan

oayudara, senam payudara dan pijat tekan payudara, senam ibu hamil, temu

wicara (konseling), pemeriksaan protein urine atas indikasi, pemeriksaan

reduksi urine atas indikasi, pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah

endemis gondok dan pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis

malaria. Penulis berpendapat, saat dilapangan, sebagian besar petugas

kesehatan menggunakan pelayanan ANC yang berstandar 10 T maka resiko

atau penyulit pada ibu hamil dapat dideteksi sejak dini, adapun pelayanan

yang diberikan sebagai berikut :

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Hasil pemeriksaan berat badan Ny. E adalah 50 kg. Ny.E

mengatakan sebelum hamil berat badannya 36 kg. Sehingga Ny. E

mengalami kenaikan berat badan sekitar 14 kg. Menurut Sukarni tahun

2013 kenaikan berat badan ibu hamil dapat dikatakan normal apabila

mengalami kenaikan berat badan sekitar 6,5 kg- 16,5 kg.

Menurut penulis kenaikan berat badan yang dialami Ny. E masih

adalam batas normal karena tidak melebihi dari 16,5 kg. Kenaikan berat

badan tersebut didukung dengan asupan nutrisi yang baik pada saat hamil.

Page 275: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

258

Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai

indikator pertumbuhan janin dalam rahim

Saat dilakukan pengukuran tinggi badan, Ny. E memiliki tinggi

badan 143 cm. berdasarkan teori yang dikenukakan Pantikawati tahun

2010 mengemukakan bahwa tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm

tergolong resiko tinggi yaitu dikhawatirkan panggul ibu sempit. Penulis

berpendapat, pentingnya dilakukan pengukuran tinggi badan karena

sebagai deteksi dini adanya panggul sempit atau ketidak sesuaian antara

besar bayi dan luas panggul dan tinggi badan Ny.E dibawah normal karena

kurang dari 145 cm. Ny. E termasuk dalam resiko tinggi.

b. Pemeriksaan tekanan darah

Tekanan darah Ny. E selalu dalam keadaan normal, tekanan darah

pada pemeriksaan terakhir 100/70 mmHg.Sesuai dengan teori yang

dinyatakan oleh Depkes RI tahun 2009, tekanan darah yang normal adalah

110/80 mmHg - 140/90 mmHg, hal ini dilakukan sebagai deteksi adanya

hipertensi atau preeklamsi dalam kehamilan. Penulis berpendapat, dengan

adanya pemeriksaan tekanan darah pada setiap kunjungan, dapat diketahui

pula ibu beresiko atau tidak dalam kehamilannya dan menurut penulis

tekanan darah Ny. N normal karena tidak melebihi 140/90 mmHg.

c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

Hasil pemeriksaan Lila Ny. E adalah 23,5 cm. Menurut Kusmiyati

tahun 2009, Lila ibu hamil normalnya yaitu 23,5 cm – 36 cm. Pengukuran

Lila hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di

trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko Kurang Energi Kronis (KEK).

Page 276: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

259

Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah

(BBLR).

Menurut penulis dengan mengukur status gizi pada ibu hamil, dapat

diketahui kecukupan gizi pada ibu. Apabila gizi ibu kurang, tentunya

kurang pula asupan gizi ke janin dan Lila Ny.E termasuk normal karena

tidak kurang dari 23,5 cm. Sehingga antara teori dan praktek tidak terjadi

kesenjangan.

d. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Hasil pengukuran TFU Ny.E normal dan sesuai dengan usia

kehamilannya yaitu 35 cm atau 2 jari dibawah procesus xifoideus pada

umur kehamilan 40 minggu 2 hari. Usia kehamilan Ny. E melewati tanggal

taksiran persalinan sehingga bertambahan berat janin ketika telah melewati

tanggal persalinan akan cepat meningkat. Kemudian dilakukan

penghitungan tafsiran berat janin dengan hasil 3720 gram. Sesuai dengan

teori yang dinyatakan oleh Manuaba tahun 2010, umur kehamilan 35

minggu TFU normalnya 2 jari dibawah procesus xifoideus.

Penulis berpendapat, perlunya dilakukan pengukuran TFU pada ibu

hamil dengan polihidramnion yakni sebagai acuan pertambahan berat

badan janin.

e. Mentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

Hasil saat dilakukan pemeriksaan palpasi leopold pada Ny. E ,

presentasi janin normal yaitu kepala sebagai bagian terendah janin dan saat

didengarkan DJJ dalam keadaan normal yaitu 148 x/menit. Sesuai dengan

Page 277: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

260

teori yang dikemukakan oleh Manuaba tahun 2010, letak dan presentasi

janin dalam rahim merupakan salah satu faktor penting yang berpeng aruh

terhadap proses persalinan. Menentukan presentasi janin dimulai pada

akhir trimester II dan setiap kali kunjungan ANC. Pemeriksaan ini

dimaksutkan untuk mengetahui letak janin.Jika pada trimester III bagian

bawah janin bukan kepala, atau kepal janin belum masuk PAP berarti ada

kelainan posisi janin, atau kelainan panggul sempit.Selain itu penilaian

DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan

ANC. DJJ normal yaitu 120-160 x/menit.

Penulis berpendapat dengan dilakukannya asuhan tersebut, dapat

menjadi acuan tenaga kesehatan dalam mendiagnosa klien. Sehingga dapat

dilakukan asuhan selanjutnya berdasarkan diagnosa yang telah

ditentukannya dan posisi janin Ny. E tidak mengalami kelainan letak, DJJ

normal karena tidak melebihi 160 x/menit.Sehingga tidak terjadi

kesenjangan antara teori dan praktek.

f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus

Saat dilakukan anamnesa mengenai imunisasi TT Ny. E

mengatakan telah mendapat imunisasi TT saat sekolah 3 kali, saat menikah

1 kali, saat hamil anak pertama 1 kali, dan saat hamil anak kedua 1 kali.

Hal ini sesuai dengan konsep imunisasi TT.

Hal ini sependapat dengan teori yang dipaparkan Kusmiyati, dkk

tahun 2008, pemberian imunisasi TT pada saat ibu hamil, disesuaikan

dengan status imunisasi TT ibu saat ini sehingga apabila Imunisasi TT5

sudah didapatkan (TT Long live) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi.

Page 278: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

261

Menurut penulis imunisasi TT Ny. N sudah lengkap sampai TT5.Sesuai

dengan teori yang sudah dijelaskan di atas Ny. E sudah tidak perlu

diberikan imunisasi TT lagi. Imunisasi TT penting diberikan sebagai

pencegahan terhadap penyakit Tetanus.

g. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

Saat dilakuakn anamnesa Ny. E mengatakan mendapatkan tablet

Fe di PKM Sepinggan. Semenjak kehamilan trimester II hingga akhir

trimester III. Tablet Fe yang Ny.E dapatkan sebanyak 30 tablet setiap

bulan. Sehingga sampai pada trimester akhir kehamilan Ny. E

mendapatkan lebih dari 90 butir tablet Fe yang dikonsumsi secara rutin.

Ny. E meminum tablet Fe 1 x sehari pada malam hari dengan air putih.

Menurut Kusmiyati tahun 2009, pemberian suplement tablet

tambah darah atau zat besi pada ibu hamil minimal 90 butir.Setiap tablet

zat besi mengandung FeSO4 320 MG (zat besi 30 mg), dasar pemberian

zat besi adalah adanya perubahan volume darah (peningkatan sel darah

merah 20-30% sedangkan peningkatan plasma darah 50 %). Tablet besi

sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan teh atau kopi karena

mengandung tanin dan pitat yang menghambat penyerapan zat besi..

Menurut penulis Ny. E sudah patuh dalam mengkonsumsi tablet

Fe, dan sudah benar tentang cara meminumnya. Dengan demikian resiko

Ny.E untuk terkena anemia sangatlah kecil.

h. Test laboratorium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan hemoglobin Ny.E dilakukan dirumah Ny.E dengan

menggunakan alat hb digital dengan hasil 11,4 gr%. Pemeriksaan

Page 279: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

262

laboratorium khusus seperti pemeriksaan Hepatitis, HIV dan VDRL

dilakukan di Puskesmas Sepinggan tanggal 10 Mei 2016 dengan hasil

pemeriksaan negatif.

Hal tersebut sesuai dengan Teori Saifuddin tahun 2007,

pemeriksaan dan pengawasan Hb pada ibu hamil dilakukan minimal 2 kali

selama kehamilan yaitu pada saat TM I dan TM III.Kadar Hb normal pada

ibu hamil yaitu tidak kurang dari 11 gr%.

Menurut penulis kadar Hemoglobin darah Ny. E normal karena

tidak kurang dari 11gr% dan Ny. E tidak mengalami anemia.

Pemeriksaan laboratorium berupa tes protein dan tes urine glukosa

tidak dilakukan pada Ny. E karena tidak ada keluhan ataupun tanda gejala

yang mengarah pada hal tersebut.

Hal ini didukung dengan teori yang dinyatakan oleh Depkes RI

tahun 2005, bahwa pemeriksaan urine untuk tes protein dan urine glukosa

dapat dilakukan atas indikasi, bila ada kelainan ibu dirujuk. Sedangkan

untuk pemeriksaan khusus seperti test PMS dan Hepatitis merupakan

program khusus pemerintah yang dimana setiap ibu yang hamil harus

melakukan pemeriksaan test PMS dan Hepatitis.

i. Tatalaksana kasus

Hasil dari semua pemeriksaan yang telah dilakukan, didapatkan

bahwa masalah-masalah yang di keluhankan Ny.E adalah kehamilan yang

mengalami polihidramnion. Penatalaksanaannya pun dilakukan dengan

kolaborasi bersama dr. Obgyn untuk dilakukan USG untk memastikan

bahwa bayi Ny. E tidak mengalami kelainan kongenital. Hidramnion

Page 280: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

263

sering terjadi bersamaan dengan cacat janin terutama pada anenchepalus

dan atresia esophagel (Taufan,2010)

Setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani

sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan (Manuaba,2010).

Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan

sistem rujukan.

Berdasarkan dengan teori yang sudah dipaparkan di atas penulis

berpendapat bahwa perencanaan penatalaksanaan kegawat daruratan harus

dilakukan rujukan pada Ny.E mengingat hasil pemeriksaan Ny.E dengan

kehamilan polihidramnion dan tinggi badan yang kurang dari 145 cm dan

tterjadi kesenjangan antara teori dan praktik.

j. Temu wicara (konseling), termasuk Perencan aan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan

Ny. E dan keluarga sebagai pengambil keputusan telah mendapat

konseling mengenai perencanaan persalinan. Sehubungan dengan teori

yang dinyatakan oleh Depkes RI tahun 2005, pada trimester III petugas

kesehatan baiknya memberikan konseling kepada ibu dan suami untuk

merencanakan proses persalinannya, dan pencegahan komplikasi (P4K)

serta KB setelah bersalin. Diakhir kunjungan Ny. E merencanakan ingin

bersalin di RS Dr. Kanudjoso Djatiwibowo..

Hal tersebut sesuai dengan teori Saifuddin tahun 2008, konseling

diberikan pada setiap kunjungan ANC disesuaikan dengan kebutuhan

ibu.Saat pelaksanaan ANC juga telah dilakukan perencanaan persalinan

yang meliputi rencana tempat bersalin, penolong persalinan, transportasi,

Page 281: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

264

biaya, serta keperluan ibu dan bayi. Secara keseluruhan penulis tidak

mengalami kesulitan pada saat temu wicara dengan Ny.E, hal ini

dikarenakan Ny.E kooperatif dan mau bekerjasama sehingga konseling

berjalan lancar.

2. Persalinan

Saat memasuki proses persalinan kala I, usia kehamilan Ny. E

yaitu 41 minggu 2 hari minggu. Persalinan dianggap normal jika

prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu)

tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KR,2008). Kehamilan cukup bulan

(aterm) atau pematangan janin terjadi pada minggu 37-40 adalah periode

saat neonatus memiliki kemungkinan hidup maksimal(Benson,2009).

Ny. E tidak dilakukan induksi oleh dokter dikarenakan usia

kehamilannya yang masih berada diantara 37-42 minggu dan jumlah air

ketuban yang masih banyak menurut hasil USG. Pemeriksaan USG

dilakukan untuk melakukan pemeriksaan biometri yang gunanya untuk

menaksir berat badan janin. Pemeriksaan derajat kematangan plasenta dan

keadaan cairan amnion. Hasil dari USG Ny.E dinyatakan oleh dokter

normal dengan Taksiran Berat Badan Janin tidak >4000 gram dan jumlah

air ketuban yang cukup banyak. (Sarwono, 2010)

Penulis menyimpulkan bahwa tanda-tanda persalinan yang dialami

Ny.E sesuai dengan teori yang ada sehingga tidak terjadi kesenjangan

antara teori dengan praktik.

Tanggal 24 Mei 2016 pukul 07.30 WITA Ny. E merasa kencang-

kencang namun belum keluar lendir darah. Pukul 08.40 WITA Ny. E

Page 282: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

265

memutuskan untuk segera memeriksakan diri ke UGD RSKD karena Ny.

E merasakan mules diperut dan kencang-kencang yang semakin sering.

Klien mengeluh sakit dan nyeri di bagian bawah pinggang menjalar hingga

ke perut, yang kemudian diikuti kencang-kencang yang semakin sering.

Pada pukul 09.00 WITA saat di periksa dalam dengan hasil vulva/uretra

tidak ada kelainan, portio tebal lunak, efficement 50 %, selaput ketuban

utuh, presentasi kepala, pembukaan serviks 5 cm, penurunan kepala hodge

II, DJJ 145 x/menit dengan HIS yang adekuat yaitu 3 kali dalam 10 menit

dengan durasi 40-45 detik.

3,5 jam selanjutnya bidan melakukan observasi persalinan

berdasarkan partograf pada pukul 12.30 WITA, hasil pemeriksaan dalam

vulva, uretra tidak ada kelainan, portio tipis lunak, efficement 50 %,

selaput ketuban utuh, pembukaan serviks 9 cm, posisi kepala janin pada

hodge II, DJJ 153 x/menit dengan HIS (5x dalam 10 menit dengan durasi

45-50 detik). Dilakukan amniotomi pukul 12.30 wita dengan jumlah air

ketuban ±100 cc dan pemasangan infus RL untuk mencegah kemugkinan

terjadinya perdarahan post partum akibat dari kehamilan polihidramnion.

Sesuai dengn teori yang dikemukakan oelh Taufan(2010) yaitu diagnosa

potensial yang terjadi pada ibu hamil dengan polihidramnion yaitu atonia

uteri, solutio plasenta, perdarahan post partum.

Saat klien telah memasuki fase aktif bidan menyiapkan partus set

serta alat pelindung diri dan perlengkapan bayi. Pukul 13.00 WITA Ny.E

mengeluh ingin BAB dan merasa nyeri perut bagian bawah menjalar

sampai ke pinggang.Hal ini sesuai dengan APN (JNPK-KR, 2008) langkah

awal pertolongan persalinan adalah menyiapkan alat dan bahan dalam

Page 283: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

266

pertolongan persalinan. Penulis berpendapat, penyiapan alat dan bahan

dalam pertolongan persalinan tersebut selain memudahkan bidan dalam

proses pertolongan persalinan juga sebagai mengoptimalkan waktu dalam

pertolongan persalinan.

Ny. E memasuki kala II. Pukul 13.30 WITA. Melakukan pemeriksaan

dakam dengan hasil vulva/uretra tidak ada kelainan, portio tidak teraba,

selaput ketuban pecah spontan dengan warna jernih, efficement 100 %,

pembukaan serviks 10 cm, posisi kepala janin pada hodge III+, DJJ 148

x/menit, dengan HIS 5x dalam 10 menit dengan durasi 45-50 detik. Pada

pukul 13.45 WITA kepala 5-6 cm didepan vulva dan hodge IV.Pukul

13.49 WITA bayi lahir.

Keadaan Ny. E tanda-tanda persalinan yaitu rasa nyeri terasa

dibagian pinggang dan penyebar ke perut bagian bawah, lendir darah

semakin nampak, waktu dan kekuatan kontraksi semakin bertambah,

serviks menipis dan membuka. Penulis sependapat dengan teori tersebut,

karena Ny. N merasakan kencang-kencang dan diikuti pengeluaran lendir

darah pada awal persalinannya dan setelah dilakukan pemeriksaan terdapat

pembukaan serviks 2 cm bertambah menjadi 5 cm dan terakhir lengkap

atau 10 cm. Pertambahan pembukaan serviks pada Ny. E didukung dengan

HIS yang semakin meningkat dan adekuat (Sumarah, dkk,2009.

Kala I hingga kala II yang dialami Ny. E berlangsung selama 4

jam. Lama kala I untuk primigravida berlangsung selama 12 jam

sedangkan multigravida sekitar 8 jam (JNPK-KR,2008).

Mulai pembukaan lengkap jam 13.30 WITA ibu dimotivasi atau

boleh untuk mengejan apabila rasa sakit atau kontraksinya mulai semakin

Page 284: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

267

kuat. Disela-sela his, asupan nutrisi ibu kurang.Ibu hanya mau minum

sedikit saja.Sehingga terpengaruh pada power ibu yang diakibatkan ibu

menjadi kelelahan.Menurut varney tahun 2008, kebanyakan wanita saat

persalinan tidak menginginkan untuk makan.Namun, cairan yang adekuat

harus disediakan untuk mencegah terjadinya dehidrasi.

Pembukaan lengkap Ny. E terjadi pada pukul 13.30 WITA dan bayi

lahir pukul 13.49 WITA, lama kala II Ny. E berlangsung selama 19 menit

dan ini merupakan keadaan yang normal. Hal tersebut sesuai dengan teori

JNPK-KR tahun 2008, mengungkapkan bahwa pada primigravida kala II

berlangsung rata-rata 2 jam dan pada multipara rata-rata 1 jam. Penulis

berpendapat, proses persalinan Ny. E berlangsung lancar dikarenakan

selalu terpantaunya persalinan klien sesuai dengan partograf.Ny. E telah

mendapat APN dalam proses persalinannya, persalinan klien berjalan

dengan lancar dan hasil pemantauan persalinan melalui partograf dalam

keadaan baik.

Bayi lahir spontan dan segera menangis pada pukul 13.49 WITA,

jenis kelamin perempuan dengan berat badan 3390 gram panjang 49 cm.

tidak ada kelainan kongenital seperti anenchepal dan atresia esophagel.

Setelah dilakukan pemotongan tali pusat, bayi langsung diletakkan di

dada Ny.E untuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Menurut Sumarah, dkk

tahun 2008, sentuhan kulit dengan kulit mampu menghadirkan efek

psikologis yang dalam diantar ibu dan anak. Naluri bayi akan

membimbingnya saat baru lahir. Satu jam pertama setelah bayi dilahirkan,

insting bayi membawanya untuk mencari putting susu dang ibu.

Page 285: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

268

Menurut penulis IMD sangatlah penting karena mendatangkan

manfaat yang sangat banyak bagi bayi khususnya, antara lain dada ibu

menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari

payudara. Hal ini akan menghindari bayi dari kedinginan atau hypotermia.

Pada saat bayi lahir plasenta belum keluar, bidan pun segera

melakukan asuhan manajemen aktif kala III. Proses penatalaksanaan kala

III Ny. E dimulai dari penyuntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir.

Setelah itu dilakukan pemotongan tali pusat lalu meletakkan klem 5-10 cm

di depan vulva. Saat ada tanda-tanda pelepasan plasenta bidan melakukan

PTT, lahirkan plasenta, kemudian melakukan masase uteri.

Hal ini sesuai dengan manajemen aktif kala III terdiri dari langkah

utama pemberian suntik oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi

lahir, melakukan PTT dan masase uteri (JNPK-KR,2008).

Pukul 14.05 WITA plasenta lahir spontan, kotiledon dan selaput

ketuban lengkap, posisi tali pusat lateralis, panjang tali pusat ± 50 cm,

tebal plasenta ± 2,5 cm, lebar plasenta ± 16 cm. Lama kala III Ny. e

berlangsung ± 5 menit. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

JNPK-KR tahun 2008 bahwa persalinan kala III dimulai setelah lahirnya

bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Kala III

berlangsung rata -rata antara 5 sampai 10 menit.Akan tetapi kisaran

normal kala III adalah 30 menit. Selain itu didukung pula dengan teori

yang menjelaskan bahwa biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah

bayi lahir dan keluar spontan cc atau dengan tekanan pada fundus uteri

Page 286: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

269

(WHO, 2013). Penulis sependapat dengan pernyataan diatas karena

plasenta Ny. N lahir tidak lebih dari 30 menit.

Pukul 14.05 WITA plasenta telah lahir, pada perineum terdapat

ruptur perineum yaitu pada mukosa vagina. Segera dilakukan pemasangan

IUD Sesuai dengan pengkategorian laserasi menurut Depkes RI tahun

2004, laserasi perineum derajat I yaitu yang luasnya mengenai mukosa,

dan kulit perineum, perlu dilakukan tindakan penjahitan untuk

menghentikan perdarahan yang terjadi akibat perlukaan yang

menyebabkan pembuluh darah terbuka.

Penulis berpendapat, dalam pelaksanaannya bidan segera melakukan

penjahitan pada perineum agar tidak terjadi perdarahan dan infeksi.

Sebelum penjahitan dilakukan pemberian anastesi lokal terlebih dahulu

untuk meminimalkan nyeri pada saat proses penjahitan.

Setelah dilakukan tindakan penjahitan pada perineum, bidan

melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam.

Oleh karena itu, penulis melakukan observasi tersebut setiap 15 menit

pada jam pertama setelah melahirkan dan setiap 30 menit pada jam kedua

setelah melahirkan ( Asuhan Persalinan Normal, 2008 ).

Penulis berpendapat, dengan dilakukannya pemantauan kala IV

secara komprehensif dapat mengantisipasi terjadinya masalah atau

komplikasi.

Penulis berpendapat selama proses persalinan hingga memasuki kala

IV tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek dimana jumlah air

ketuban ±2100 cc. Hidramnion adalah suatu jumlah cairan amnion yang

berlebihan (lebih dari 2000 ml) (Admin,2011). Selain itu ibu tidak

Page 287: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

270

mengalami perdarahan post partum, atonia uteri dan solutio plasenta. Bayi

dalam kondisi sehat dan tidak mengalami kelainan kongenital.

3. Bayi Baru Lahir

Kehamilan Ny. E berusia 41 minggu 2 hari. Menurut Muslihatun,

2011 mengemukakan bahwa normalnya bayi lahir dengan usia kehamilan

37- 42 minggu dengan berat lahir antara 2500- 4000 gram. Menurut

penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik karena saat

bersalin usia kehamilan Ny.E aterm dan berat badan bayi Ny.E diatas 2500

gram.

Setelah bayi lahir dilakukan penilaian Apgar Score (AS),

didapatkan hasil A/S bayi Ny.N yaitu 7/9.Penilaian ini termasuk dalam

keadaan normal karena menurut Saifuddin tahun 2006, bahwa bayi

normal/asfeksia ringan apabila memiliki nilai AS 7-10, asfeksia sedang

apabila nilai AS 4-6, dan bayi asfeksia berat apabila nilai AS 0-3.Sehingga

penulis berpendapat bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

praktek karena nilai AS bayi Ny.E dalam batas normal yaitu 7/9.

Kemudian dilakukannya pemotongan tali pusat dengan cara

mengklem tali pusat 3 cm didepan dinding perut bayi dan memotong tali

pusat. Dilakukannya perawatan tali pusat dengan cara membungkus tali

pusat dengan kassa steril tanpa membubuhkan apapun serta menjaga agar

tali pusat selalu kering. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan

Muslihatun tahun 2010 perawatan umbilicus dimulai segera setelah bayi

lahir dan tali pusat harus tetap kering.

Penulis sependapat dengan teori diatas perawatan tali pusat sangat

penting dilakukan agar mencegah terjadinya infeksi pada potongan tali

pusat yang tersisa pada bayi. Apabila perawatan tali pusat dapat dilakukan

Page 288: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

271

dengan prinsip bersih dan kering, maka tali pusat akan cepat mengering

dan terlepas dengan sendirinya. Setelah dilakukan perawatan tali pusat

kemudian bayi diberikan kepada ibu untuk dilakukan IMD.

Setelah 1 jam dilakukan IMD, dilakukan pemeriksaan fisik pada

bayi Ny.E dengan hasil yaitu BB : 3390 gram, PB : 49 cm, LK : 35 cm,

LD: 35 cm, caput (-), cephal (-), miksi (-), defekasi (-), cacat (-), reflek

normal. Menurut Depkes tahun 2005, bayi baru lahir normal memiliki ciri

berat badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38

cm dan lingkar kepala 33-35 cm. Penulis berpendapat, hasil dari

pemeriksaan fisik bayi Ny.N dalam batas normal dan sesuai dengan teori.

Pemeriksaan fisik awal pada bayi baru lahir dilakukan sesegera mungkin

dengan tujuan untuk menentukan apakah terdapat kelainan atau tidak pada

bayi serta memudahkan untuk menentukan tindakan lebih lajut.

Setelah pemeriksaan fisik, bayi Ny. E injeksi vitamin K 0,5 cc

secara Intra Muscular (IM) pada paha kiri anterolateral. Setelah satu jam

kemudian bayi Ny. E diberikan imunisasi hepatitis B secara IM pada paha

kanan anterolateral. Asuhan ini di berikan sesuai dengan teori JNPK tahun

2008, bahwa 1 jam setelah bayi lahir dilakukan penimbangan dan

pemantauan antropometri serta pemberian tetes mata profilaksis dan

vitamin K1 1 mg IM di paha kiri anterolateral. Setelah 1 jam pemberian

vitamin K1, diberikan imunisasi hepatitis B pada paha kanan anterolateral.

Penulis berpendapat bahwa tujuan diberikannya vit. K pada bayi

Ny. E yaitu untuk mencegah terjadinya perdarahan pada otak

bayi.Sehingga sangat penting bagi bayi baru lahir untuk mendapatkan

salep mata dan pemberian vit. K.

Page 289: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

272

4. Nifas

Pada masa nifas, Ny. E mendapatkan asuhan kebidanan sebanyak 4 kali

yaitu saat 6 jam post partum, 3 hari post partum, 1 minggu postpartum dan 2

minggu post partum.Hal ini sesuai dengan kebijakan program nasional bahwa

kunjungan masa nifas dilakukan saat 6-8 jam post partum, 2-6 hari post

partum, 2 minggu post partum dan 4-6 minggu post partum (Suherni, dkk

tahun 2009). Penulis berpendapat kunjungan nifas tersebut sangat penting

dilakukan, karena dengan adanya kunjungan nifas tersebut dapat mendeteksi

adanya penyulit saat masa nifas.

Pada saat kunjungan dilakukan observasi KU, kesadaran, status emosi,

TTV, ASI, kontraksi uterus, dan perdarahan post partum semua dalam batas

yang normal. Asuhan yang diberikan pada Ny.E selama masa nifas meliputi

pemberian KIE tentang nutrisi nifas, mobilisisasi dini, tanda bahaya nifas,

cara perawatan luka jahitan perinuim serta mengajarkan ibu senam nifas.

Menurut Prawiroharjo tahun 2008 bahwa faktor yang mempengaruhi

involusi uterus antara laim senam nifas, mobilisasi dini, serta gizi yang baik.

Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa senam nifas

sangat penting karena pengaruh gerakan otot-otot pada ibu nifas dapat

membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul serta dapat

mempercepat kembalinya bagian- bagian tersebut kembali seperti saat

sebelum hamil. Hal ini terbukti dengan hasil yang didapatkan oleh Ny.E

karena setiap dilakukannya kunjungan rumah uterus ibu mengecil secara

bertahap, ibu tidak mengalami perdarahan , mobilisasi ibu cukup baik, luka

Page 290: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

273

jahitan pada perinium ibu cepat mengering, serta perut ibu yang semakin

mengecil kembali seperti saat sebelum hamil.

5. Kunjungan Neonatus

Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus dilakukan 4 kali kunjungan,

yaitu pada 6 jam, 3 hari, 1 minggu dan 2 minggu. Hal ini sesuai dengan teori

yang dikemukakan oleh Muslihatun (2010) yaitu kunjungan neonatus

dilakukan sebanyak 3 kali yaitu KN-1 dilakukan 6-8 jam, KN-2 dilakukan 3-7

hari, KN-3 dilakukan 8-28 hari.

Menurut penulis kunjungan pada neonatus penting dilakukan karena

perioede nenonatus yaitu bulan pertama kehidupan.Bayi banyak mengalami

pertumbuhan dan perkembangan yang sangat signifikan. Begitu banyak

perubahan yang terjadi dalam tubuh bayi dari ketergantungan pada saat

didalam rahim menjadi tidak tergantung pada ibu saat bayi sudah melewati

proses persalinan. Serta sebagai deteksi dini apabila terdapat penyulit pada

neonatus.

Tanggal 24 Mei 2016. Pukul 20.00 WITA dilakukan kunjungan

Neonatus 6-8 jam pertama pada bayi Ny. E yaitu pada ^ jam setelah bayi

lahir. Keadaan umum neonatus baik, nadi 142 x/menit, pernapasan 40

x/menit, suhu 36,5 °C.Bayi telah mendapat injeksi vitamin K, bayi telah

mendapat imunisasi Hepatitis B 0 hari, bayi telah diberi salep mata antibiotik,

bayi sudah BAK dan BAB. Hasil pemeriksaan dalam batas normal.

Tanggal 27 Mei 2016. Pukul 17.00 WITA dilakukan kunjungan

Neonatus pertama pada bayi Ny. E yaitu pada 3 hari setelah bayi lahir. Bayi

Page 291: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

274

Ny. E mengalami hiperbilirubinemia dimana jumlah Hb pada bayi menurun

yaitu 14,2 gr/dl dimana jumlah normal dari hemoglobin bayi adalah berkisar

antara 17-22 gr/dL.. Selain itu bayi mengalami inkompabilitas ABO dimana

terjadi ketidakcocokan golongan darah ibu dengan bayi. Dari hasil

pemeriksaan laboratorium, didapatkan bayi bergolongan darah B Rh +

sedanggkan ibu bergolongan darah O Rh +.

Inkompatibilitas sel darah merah (inkompatibilitas ABO) dapat

disebabkan oleh dua hal, yang pertama akibat ketidakcocokan

(Inkompatibilitas) golongan darah ABO saat melakukan transfusi sehingga

terjadi reaksi hemolisis intravaskular akut dan juga dapat disebabkan oleh

reaksi imunitas antara antigen dan antibody yang sering terjadi pada ibu dan

janin yang akan dilahirkan(Roderic,2006). Penyebab kedua yang

mengakibatkan Inkompatibilitas pada golongan darah ABO adalah reaksi

imunitas antara antigen dan antibody pada ibu dan janin yang dikandungnya.

Inkompatibilitas pada golongan darah ABO terjadi jika Ibu golongan darah O

mengandung janin golongan darah A atau B. Ibu yang golongan darah O

secara alamiah mempunyai antibody anti-A dan anti-B pada sirkulasinya. Jika

janin mempunyai golongan darah A atau B, eritroblastosis dapat terjadi.

Sebagian besar secara alamiah, membentuk anti-A atau anti-B berupa

antibody IgM yang tidak melewati plasenta. Beberapa ibu juga relative

mempunyai kadar IgG anti-A atau anti-B yang tinggi yang potensial

menyebabkan eritroblastosis karena melewati sawar plasenta.

Ibu golongan darah O mempunyai kadar IgG anti-A lebih tinggi

daripada ibu golongan darah B dan mempunyai kadar IgG anti-B lebih tinggi

Page 292: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

275

daripada ibu dengan golongan golongan darah A. Dengan demikian, penyakit

hampir selalu terjadi bila golongan darah O. Penyakit jarang terjadi bila ibu

golongan darah A dan bayi golongan darah B. Kehamilan pertama sering

terkena sensitisasi ibu tejadi sejak awal kehidupan melalui kontak dengan

antigen A dan B. Penyakit tidak memburuk pada kehamilan berikutnya yang

juga terkena dan jika ada penyakitnya cenderung menajdi lebih ringan.

Bayi dirawat selama 6 hari dan diberikan fototerapi. Fototerapi perlu

diberikan karena jika kadar bilirubin bayi tinggi, maka fototerapi perlu

dilakukan. Karena kadar bilirubin yang tinggi dapat menyebabkan keracunan

pada otak bayi yang akhirnya dapat menyebabkan retardasi mental atau palsi

cerebral. Dan jika tahap bilirubin sudah pada tahap yang berbahaya, bisa

dilakukan transfusi tukar yaitu menukar darah bayi dengan darah golongan O

dengan kadar tertentu dan sebelumnya telah dilakukan uji silang.

Keadaan umum neonatus baik, nadi 136 x/menit, pernapasan 48

x/menit, suhu 36,7 °C, BB : 3260 gram, belum terlepas, ASI sebagai asupan

nutrisi bayi.

Pada kunjungan ke 3 yaitu 14 hari, bayi masih tampak kuning. Keadaan

umum neonatus baik, nadi 141 x/menit, pernapasan 42 x/menit, suhu 37 °C,

BB : 3800 gram, belum terlepas, ASI sebagai asupan nutrisi bayi. Keluhan

yang dialami bayi yaitu terdapat bintik-bintik kecil berair disekitaran leher,

ketiak dan daerah llipatan. Menurut teori kelainan kulit yang ditandai dengan

kemerahan, disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat

keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu di dahi,

leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang

Page 293: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

276

mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala disebut

miliaria/biang keringat (Sudoyo, 2009).

Asuhan yang dapat diberikan kepada bayi yang mengalami miliaria

yaitu dengan mendorongnya terjadinya penguapan keringat, salah satu

caranya adalah selalu memakaikan bju-baju yang terbuat dari bahan katun.

Mempunyai pola hidup sehat dan bersih. Bila anak memang cenderung

mudah terserang biang keringat, hindari keadaan yang dapat merangsang

keringat yang berlebihan. (Harahap, 2000)

Menurut penulis bayi mengalami miliaria/biang keringat karena

kurangnya Ny. S menjaga kebersihan pada bayi. Keluhan tersebut dapat

teratasi karena ibu mengikuti anjuran yang diberikan oleh penulis untuk

memandikan bayi secara teratur paling sedikit 2 kali sehari menggunakan air

dingin dan sabun, bila berkeringat sesering mungkin dibasuh dengan

menggunakan handuk (lap) basah, kemudian dikeringkan dengan handuk atau

kain yang lembut. Setelah itu dapat diberikan bedak tabur.

Penulis sependapat dengan toeri, karena bayi Ny. E mengalami kuning

hingga hari ke-14 karena pada saat hamil ibu meengalami kehamilan

polihidramnion dimana terjadinya prognosis dari polihiramnion adalah

terjadinya eritoblastosis fetalis yaitu kelainan pada sel darah merah.

Asuhan yang diberikan oleh penulis menurut Suriadi (2010), adalah

melakukan perawatan kepada bayi dengan : memandikan bayi secara teratur,

melakukan perawatan tali pusat secara rutin, menjaga kehangatan bayi,

menjemur bayi dibawah sinar matahari pagi pada pukul 07.00-09.00 WITA,

memberikan ASI setiap 2 jam.

Page 294: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

277

Hasil pemeriksaan pada saat kunjungan 21 hari didapatkan hasil

neonatus dalam keadaan normal dan tidak terdapat keluhan.

6. Pelayanan Keluarga Berencana

Pada asuhan kebidanan kontrasepsi Ny. E mengatakan ingin

menggunakan KB IUD dan telah menjadi akseptor KB IUD dengan alasan

riwayat KB sebelumnya adalah menggunakan KB suntik 3 bulan dan ibu

merasa cocok serta tidak ada keluhan selama penggunaan kontrasepsi

tersebut. Penggunaan kontrasepsi ini adalah atas keinginan dari ibu sendiri

dan didukung oleh suami.Setelah mendapatkan penjelasan mengenai

keuntungan dan kerugian kontrasepsi KB IUD, ibu tetap memilih kontrasepsi

tersebut dan mengertu atas penjelasan yang telah diberikan.

B. Keterbatasan Pelaksanaan Asuhan

Dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif terhadap Ny. N di

temui beberapa hambatan dan keterbatasan yang menyebabkan pelaksanaan

studi kasus tidak berjalan dengan maksimal. Keterbatasan-keterbatasan tersebut

antara lain adalah :

1. Penjaringan pasien

Kesulitan yang ditemui pada awal pelaksanaan studi kasus adalah dalam hal

penjaringan pasien.Untuk menemukan pasien yang sesuai dengan persyaratan

yang diajukan dari pihak institusi sangatlah sulit.Beberapa pasien pun tidak

bersedia untuk dijadikan subjek penelitian dalam studi kasus ini dengan

berbagai alasan.

Page 295: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

278

2. Waktu yang terbatas

Pelaksanaan asuhan kebidanan komprefensif yang bersamaan dengan

kegiatan PKK III dan PKL II terkadang menyebabkan kesulitan bagi peneliti

untuk mengatur waktu. Waktu yang tersedia untuk pelaksanaan asuhan

terkadang sangat terbatas, sehingga menyebabkan kurang maksimalnya

asuhan yang diberikan.

Page 296: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

279

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengkajiandan asuhan kebidanan komprehensif pada

Ny. E Di Kelurahan Sepinggan Baru Balikpapan Selatan, dapat diambil

kesimpulan bahwa penulis :

1. Melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif. Kehamilan termasuk

resiko tinggi karena tinggi ibu yang kurang dari 145 cm, di trimester III

kehamilan kondisi klien dalam keadaan patologis dimana kehamilan ibu

terdiagnosa dengan hidramnion sedang namun karena adanya pengawasan

yang elbih sehingga tidak terjadi komplikasi antara ibu dan janin.

2. Melakukan asuhan persalinan normal secara komprehensif. Persalinan

berlangsung normal tanpa ada penyulit. Ketika proses bersalin, ibu tidak

mengalami komplikasi akibat dari hidramnion.

3. Melakukan asuhan bayi baru lahir secara komprehensif. Bayi lahir sehat

secara spontan, segera menangis dan tidak tampak kelainan konginental.

4. Melakukan asuhan masa nifas secara komprehensif. Pada saat kunjungan

hari ke 3 didapatkan hasil pemeriksaan bahwa lochea ibu masih berwarna

merah dan ibu gelisah dan tidak karena bayinya dirawat. Masalah ini bisa

teratasi dengan memberikan ibu ketenangan dan menjelaskan mengenai

kondisi bayi. Pada saat kunjungan hari keenam didapatkan hasil

Page 297: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

280

pemeriksaan ibu dalam kondisi baik. Ibu tidak ada keluhan hanya saja ibu

kurang tidur. Hal tersebut dapat teratasi karena adanya asuhan yang

diberikan oleh penulis dan bidan yaitu dengan menganjurkan ibu beristirahat

disaat bayi mulai tidur dan beristirahat saat siang hari.

5. Melakukan asuhan neonatus secara komprehensif. Pada kunjungan hari ke-3

didapatkan hasil pemeriksaan bayi mengalami hiperbilirubinemia. Bayi

mulai kuning saat 24 jam pertama. Hal tersebut dapat teratasi dengan bayi

diberikan fototerapi selama ±5 hari untuk membantu pemecahan bilirubin.

Pada saat kunjungan hari keenam didapatkan hasil pemeriksaan bayi dalam

kondisi baik hanya saja bayi terlihat kuning karena mengalami

hiperbilirubinemia. Hal tersebut dapat teratasi karena adanya asuhan yang

diberikan oleh penulis dan bidan yaitu dengan lebih sering menyusukan

bayinya setiap 1-2 jam sekali karena ASI membantu memecahkan bilirubin

pada bayi dan menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi

sebelum jam 9. Pada saat kunjunga hari ke-14 didapatkan hasil pemeriksaan

bintik-bintik merah dan berair disekitar wajah bagian atas. Hal tersebut

dapat teratasi karena adanya asuhan yang diberikan oleh penulis dan bidan

seperti pemberian KIE tentang memandikan bayi menggunakan air dingin

dan sabun, bila berkeringat sesering mungkin dibasuh dengan handuk (lap)

basah, kemudian dikeringkan dengan handuk atau kain yang lembut,

setelah itu berikan bedak tabur. Pada kunjungan hari ke-21 didapatkan hasil

pemeriksaan bayi masih mengalami bintik – bintik merah dan bayi

mengalami kembung. Hal tersebut dapat teratasi karena ibu mengikuti

anjuran yang diberikan oleh penulis dan bidan untuk melakukan anjuran

Page 298: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

281

yang telah disampaikan pada kunjungan sebelumnya dan mempraktikkan

cara massas terhadap bayi sehingga ibu bisa melakukannya sendiri ketika

bayi mengalami kembung.

6. Melakukan pelayanan kelurga berencana secara komprehensif. Klien

diberikan konseling. Konseling berjalan lancar dan ibu memilih untuk

menggunakan KB IUD.

B. Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Balikpapan

Bagi Dinas Kesehatan Kota Balikpapan diupayakan mampu

memberikan kontribusi yang nyata dalam pemberian asuhan kebidanan

komprehensif ini dengan tidak mempersulit penulis untuk mendapatkan data

sekunder sebagai referensi dalam penyusunan laporan asuhan komprehensif

ini. Karena dengan adanya laporan tugas akhir berupa asuhan komprehensif

ini maka kami telah membantu terlaksananya program MPR

2. Bagi Puskesmas Wilayah Kerja Setempat

a. Diupayakan bimbingan dan asuhan yang diberikan lebih sesuai dengan

standar asuhan kebidanan yang telah diberikan untuk menghasilkan

asuhan kebidanan yang tepat, bermutu dan memuaskan klien.

b. Bidan diupayakan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan pasien

agar tercipta suasana yang terbuka dan harmonis, sehingga dapat

meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya dalam memberikan

pelayanan kebidanan pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi

baru lahir serta keluarga berencana.

Page 299: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

282

c. Bidan diupayakan melakukan penyuluhan tentang jarak/interval

kehamilan yang terlalu dekat karena hal tersebut merupakan resiko tinggi

terhadap kehamilan berikutnya.

3. Bagi institusi Poltekkes Kemenkes Kaltim Prodi D-III Kebidanan Balikpapan

Kepada Prodi D-III Kebidanan Balikpapan diupayakan laporan tugas

akhir ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan bidan khususnya dalam

pemberian asuhan kebidanan komprehensif dari masa kehamilan, persalinan,

bayi baru lahir, masa nifas, neonatus sampai pelayanan kontrasepsi serta

untuk mengevaluasi kompetensi mahasiswa dalam memberikan asuhan

kebidanan, sehingga dapat menghasilkan bidan yang terampil, professional,

dan mandiri. Selain itu lebih menyelaraskan lagi persepsi dalam pencapaian

target asuhan yang telah ditetapkan.

4. Bagi klien

Kepada klien diupayakan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

ibu tentang masa hamil khususnya resiko tinggi pada kehamilan, persalinan

yang aman, bayi baru lahir, nifas, neonates dan KB sehingga dapat

menjalaninya tanpa adanya komplikasi.

5. Bagi penulis

Bagi penulis diupayakan dapat mengembangkan pola pikir ilmiah dan

melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif melalui pendidikan dan

penatalaksanaan serta mendapat pengalaman secara nyata di lapangan agar

dapat memberikan pelayanan kebidanan yang lebih efektif dan lebih

meningkatkan mutu pelayanan kebidanan yang diselenggarakan.

Page 300: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2011. Polihidramnion Pada Kehamilan. Jakarta : EGC

Ambarwati, R,E., Wulandari, D. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra

Cendika Press

JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.

Kusmiyati, Yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil.Yogyakarta : Fitramaya

Mufdillah. 2009. Antenatal Care Fokus. Yogyakarta : Nuha Medika

Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan K . Jakarta :

EGC

Mayo Clinic Staff. Polyhydramnion. Available at URL:

http://www.mayoclinic.com/health/polyhydramnion, accessed on Juni 2016

Mochtar R. 2004. Sinopsis obstetrik. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC

Musbikin, I. 2008. Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan. Yogyakarta : Mitra

Pantikawati, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta : Nuha

Medika

Prasetyono. 2009. Buku Pintar ASI Aksklusif, Pengenalan, Praktik dan

Kemanfaatan-Kemanfaatannya. Yogyakarta : Diva Press

Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta : BP-SP

Page 301: LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1011/1/Mariyanti.pdf · 2020. 8. 24. · ii LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

Saifuddin. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Suherni, dkk. 2013. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya

Sukarni & Margareth. 2013. Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Yogyakarta :

Salemba Medika

Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medika

Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Bersalin). Jakarta : Fitramaya

Sinsin, Lis. 2008. Seri Kesehatan Ibu dan Anak Masa Kehamilan da Persalinan.

Jakarta : Alex Media

Yuliarti. 2010. Keajaiban ASI. Yogyakarta : Andi Yogyakarta

Varney, Helen, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta :

EGC

Bobak, Lowdermilk, Jensen.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi

4.Jakarta: EGC

Cuniningham, et al.2006.Obstetric Wiliams. Edisi 21 Volume 2.Jakarta : EGC