LAPORAN TRIWULAN II WHISTLE BLOWING SYSTEM DAN …
Transcript of LAPORAN TRIWULAN II WHISTLE BLOWING SYSTEM DAN …
LAPORAN TRIWULAN II
WHISTLE BLOWING SYSTEM DAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN
PERDESAAN
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Direktorat Jenderal
Pembangunan Kawasan Perdesaan sudah dilakukan sejak Tahun 2015 diawal
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
berdiri, sesuai amanah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81
Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025. Sasaran
Utama Reformasi Birokrasi adalah :
1. Birokrasi yang bersih dan akuntabel;
2. Birokrasi yang efektif dan efisien;
3. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.
Oleh karena itu, dalam upaya untuk mewujudkan Pemerintahan yang
bersih dan akuntabel, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan
telah melaksanakan hal-hal yang dianggap perlu dalam Area Penguatan
Pengawasan di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan
Perdesaan sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 30 Tahun
2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman
Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah
Direktorat Pembangunan Kawasan Perdesaan telah secara
berkesinambungan dan terus berusaha untuk mengoptimalkan penguatan
pengawasan dan meningkatkan kualitas pelayan publik, dan terus
berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal melalui Inspektorat V dalam upaya-
upaya mewujudkan Pemerintahan yang bersih (clean goverment) dan
Pemerintahan yang baik (good goverment) dengan berpedoman pada
Peraturan Perundang-Undangan yang telah ditetapkan.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi;
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang
Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang
Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012 -2014;
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penanganan Pengaduan di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi;
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Informasi Publik dan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi;
10. Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penetapan Satuan Kerja sebagai
Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
11. Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal Nomor 109 Tahun 2019 tentang Mekanisme Pengaduan
Masyarakat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud penyusunan Laporan Triwulan II Whistle Blowing System dan
Pengaduan Masyarakat adalah untuk memberikan gambaran dan masukan
kepada pimpinan tentang pelaksanaan Whistle Blowing System dan
penanganan penagaduan masyarakat di lingkungan Direktorat Jenderal
Pembangunan Kawasan Perdesaan;
2. Tujuan penyusunan Laporan Triwulan II Whistle Blowing System dan
Pengaduan Masyarakat adalah menentukan langkah-langkah tindak lanjut
terkait dengan pelaksanaan Whistle Blowing System dan penanganan
penagaduan masyarakat di lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan
Kawasan Perdesaan.
BAB II
PELAKSANAAN WHISTLE BLOWING SYSTEM DAN PENGADUAN
MASYARAKAT
A. Pelaksanaan Whistle Blowing System
Whistle Blowing System (WBS) merupakan salah satu langkah yang
memberikan kesempatan luas bagi seluruh elemen bangsa untuk berperan
serta dalam upaya-upaya pemberantasan korupsi, melalui sistem ini siapapun
berhak melaporkan kepada pihak dalam organisasi yang ditunjuk dan
diberikan mandat kewenangan dalam menerima pesan atau laporan dan
bertanggungjawab seerta meneruskannya untuk proses lebih lanjut.
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi juga telah memiliki WBS yang
dapat diakses pada website http://www.wbs.kemendesa.go.id. WBS
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi berdasarkan pada Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan di
Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi.
WBS pada Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi merupakan aplikasi
pengaduan online yang disediakan oleh Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi bagi pegawai yang memiliki informasi dan
ingin melaporkan suatu perbuatan berindikasi pelanggaran yang terjadi di
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi. Pelapor pada Whistle Blowing System terjamin untuk dijaga
kerahasiaan identitasnya.
Tujuan dilakukannya Whistle Blowing System dan Pengaduan Masyarakat
di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan adalah :
1. Mewujudkan komunikasi dua arah yang harmonis antara penyedia
informasi dengan pemohon dan pengguna informasi Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
2. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan
publik dan pengelolaan informasi Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang baik;
3. Terwujudnya penanganan koordinasi dan penanganan pengaduan
masyarakat yang cepat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan; dan
4. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan,
efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan.
Alur pelaporan pengaduan melalui Whistle Blowing System dapat
digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Terkait dengan pelaksanaan Whistle Blowing System (WBS), Direktorat
Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan telah melakukan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Mengenai pengaduan yang masuk melalui WBS sebagai berikut:
a. Telah berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal terkait yang menjadi
Admin WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk megetahui
update pengaduan yang masuk ke Direktorat Jenderal Pembangunan
Kawasan Perdesaan melalui WBS Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi;
b. Berdasarkan hasil koordinasi dengan Admin WBS Kementerian Desa,
PDT dan Transmigrasi, tidak ada pengaduan yang masuk ke
Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan pada periode
April – Juni Tahun 2020;
2. Mengenai penyusunan SOP tentang pelaporan pengaduan melaui WBS
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, maka kami telah melakukan
koordinasi dengan Inspektorat Jenderal yang menangani WBS untuk
meminta SOP dimaksud. Hasil koordinasi diketahui bahwa Inspektorat
Jenderal telah menyusun Draf SOP dimaksud namun sedang dalam proses
pengesahan oleh pejabat yang berwenang;
3. Berdasarkan jadwal sosialisasi yang telah disusun, pada periode April –
Juni 2020, kami telah melakukan pengecekan secara berkala untuk
memastikan ketersediaan brsour WBS Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi yang merupakan cetakan asli dari Inspektorat Jenderal yang
masih tersedia pada lemari majalah lantai 4 dan kotak brosur pada meja
resepsionist lantai 3 dan 4 Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan
Perdesaan;
4. Kegiatan lain yang dilakukan diluar matriks rencana sosialisasi yaitu
mendapatkan leaflet WBS dari Admin WBS Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi dan dengan pertimbangan agar segera dapat disosialisaikan
maka kami melakukan koordinasi dengan Sub Bagian Data dan Informasi
pada Bagian Perencanaan untuk memuat leaflet dimaksud ke website
http://www.ditjenpkp.kemendesa.go.id (terlampir).
B. Penanganan Pengaduan Masyarakat
Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan
Kawasan Perdesaan dapat dilakukan melalui :
1. Bersurat secara langsung kepada Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi atau langsung kepada Direktorat
Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan;
2. Kotak Saran;
3. Telepon/Call Center : 1500040;
4. SMS Center :
Telkomsel : 081288990040
XL : 087788990040
5. Facebook : Kemendesa.1
6. Twitter : @kemendesa, @DitjenPKP
7. Website http://sipemandu.kemendesa.go.id
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi saat ini fokus pada peralihan
sistem pengaduan secara online yang terintegrasi dalam satu pintu yaitu
SIPEMANDU Desa. Alur pelaporan dan penanganan pengaduan masyarakat
melalui SIPEMANDU Desa dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Pengaduan masyarakat yang diterima oleh Tim Penanganan Pengaduan
pada Unit Kerja Eselon I yang berasal dari organisasi masyarakat, partai
politik, perorangan atau penerusan pengaduan oleh
Kementerian/Lembaga/Komisi Negara dalam bentuk pesan suara, surat,
faksmile, email, sms, atau pesan singkat media sosial dicatat dalam
agenda surat masuk secara manual atau menggunakan aplikasi Sistem
Informasi Publik dan Penanganan Pengaduan Masyarakat (SIPEMANDU)
Desa sesuai dengan prosedur pengadministrasian/tata persuratan yang
berlaku. Pengaduan yang disampaikan secara lisan agar dituangkan ke
dalam formulir yang disediakan;
2. Pencatatan oleh Tim Penanganan Pengaduan tersebut sekurang-
kurangnya memuat informasi tentang nomor dan tanggal surat
pengaduan, tanggal diterima, identitas pengadu, identitas terlapor dan inti
pengaduan;
3. Pengaduan yang alamatnya jelas, segera ditanggapi secara tertulis dalam
waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak surat pengaduan diterima
dan akan diselesaikan paling lama 60 (enam puluh) hari kerja;
4. Pengaduan yang berupa Pengawasan akan ditindak lanjuti oleh Unit Kerja
Eselon I yang bersangkutan dan akan dikirimkan melalui Tim Penanganan
Pengaduan masing-masing UKE I. Untuk PIC SIPEMANDU Desa pada
Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan adalah Bagian
Perencanaan;
5. Pengawasan yang telah di klarifikasi apabila terbukti maka perlu
penanganan lebih lanjut dengan waktu sesuai dengan tingkat kesulitan
aduan;
6. Hasil penanganan pengaduan dilaporkan kembali melalui aplikasi
SIPEMANDU oleh PIC SIPEMANDU Desa.
Dari berbagai kanal pengaduan yang dimiliki Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, pada periode April – Juni
Tahun 2020 terdapat 3 (tiga) pengaduan yang masuk dan ditujukan kepada
Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan. Uraian permasalahan
pengaduan dan penanganannya dituangkan dalam Matriks Permasalahan
Hukum Litigasi dan Non Litigasi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan
Perdesaan Periode April – Juni Tahun 2020 yang akan dijelaskan selanjutnya.
MATRIKS DATA PERMASALAHAN HUKUM LITIGASI DAN NON LITIGASI
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
PERIODE APRIL - JUNI
TAHUN 2020
NO TGL LOKASI URAIAN MASALAH TINDAK LANJUT KET STATUS
1. Surat
Panggilan Saksi: 4 Maret 2020
Diterima
Ditjen PKP:
9 Maret
2020
Desa Air Itam,
Kkec. Penukal
Abab Lematan Ilir
Pali, Sumatera
Selatan
Pemanggilan saksi untuk
proses penyidikan atas
dugaan tindak pidana
korupsi dalam
pembangunan pasar
Kawasan perdesaan
1. Melakukan persiapan
pendampingan proses penyidikan yang kemudian ditindaklanjuti dengan Tim Advokasi melakukan
perjalanan dinas ke Kejaksaan Negeri PALI;
2. Pemeriksaan saksi atas nama Ibu
Sri Estiningsih (Pejabat Penandatangan SPM TA 2016 tanggal 17 Maret 2020;
3. Melaporkan hasil pendampingan proses penyidikan dengan: a. Nota Dinas Nomor:
86/HK/III/2020 perihal
Pemenuhan Panggilan Saksi dari Kejaksaan PALI sebagai laporan kepada Direktur
b. Nota Dinas Nomor: 393/HK.10/IV/2020 perihal
1. Perkara Litigasi
2. Panggilan saksi disampaikan melalui surat
Sedang
diproses (menunggu
proses
penyiidikan
lebih
lanjut)
Laporan Pendampingan Proses
Hukum di Kejaksaan PALI tanggal 14 April 2020 bahwa untuk selanjutnya Kejaksaan PALI meminta dokumen-
dokumen proyek dan peraturan yang harus dilengkapi;
4. Melakukan koordinasi dengan PPK yang bersangkutan untuk meminta kelengkapan dokumen
yang diminta Kejaksaan PALI; 5. Mengirimkan sebagian dokumen
yang diperoleh kepada Kejaksaan
Negeri PALI.
2. Surat
Pengaduan:
18 Maret
2020
Diterima
Ditjen PKP:
8 mei 2020
Desa Borong loe,
Kab. Bantaeng,
Sulawesi Selatan
Desa Borong loe,
Kab. Bantaeng,
Sulawesi Selatan
Permintaan klarifikasi dari
Lembaga Aliansi
Mahasiswa dan Pemuda
Sulawesi Selatan terkait
Dugaan Pembuatan
Embung dan Penampung
Air yang Tidak Sesuai
Spesifikasi dimana
pekerjaan konstruksi
tidak mengikuti petunjuk
teknis dan perencanaan
awal
1. PPK 4 (Bapak Robi Suherman) telah membuat surat klarifikasi Nomor: 33PPK IV-PSPKPV2020 perihal Tanggapan Laporan LB-
AM SUL-SEL tanggal 29 Mei 2020 bahwa proyek telah dilaksanakan sesuai RAB
Perencanaan dan tidak ada persekongkolan antara Pemerintah Pusat, Pelaksana dan
Pemerintah Daerah; 2. Bagian Hukum Ortala telah
menyusun Nota Dinas Nomor:
615/HK.10/VI/2020 perihal Penyampaian Telaahan Staf
1. Perkara Non
Litigasi
2. Pengaduan
melalui surat
Telah
selesai
tentang Klarifikasi Proyek
Bantuan Pembangunan Embung dan Bangunan Penampung Air Lainnya di Desa Borong Loe bahwa dalil pengaduan
mengenai adanya persekongkolan tidak dapat dibuktikan dengan dasar yang
kuat oleh Pelapor dan pekerjaan telah sesuai dengan RAB Perencanaan dan Kontrak Kerja;
3. PPK 4 mengirimkan surat klarifikasi kepada Pelapor;
4. Bagian Hukum, Organisasi dan
Tata Laksana melaporkan hasil penanganan kepada Biro Hukum, Organisasi dan Tata Laksana.
3. Surat Penagduan:
25 Maret 2020
Diterima Ditjen PKP: 29 April
2020
Desa Singaraya dan Desa
Sepadu, Kabupaten Sambas, Prov.
Kalimantan Barat
Adanya surat pengaduan dari LSM Kompor
Indonesia Kabupaten Sambas Nomor: 06/DPC LSM Kompor
Indonesia/III – 2020 tanggal 25 Maret 2020 yang berisi adanya
laporan masyarakat tentang pembelian bahan material dan upah kerja
karyawan belum dibayarkan namun
1. PPK 4 (Bapak Robi Suherman) telah mengirimkan surat Nomor:
B.301/PPK IV-PSPKP/III/2020 tanggal 27 Maret 2020 kepada CV. CACA FORTUNA dan surat
Nomor: B.302/PPK IV-PSPKP/III/2020 tanggal 27 Maret 2020 kepada CV. TRIPLE A yang
keduanya berisi tentang permintaan penyelesaian pembayaran bahan material dan
upah kerja karyawan yang belum dibayarkan;
1. Perkara Non Litigasi
2. Pengaduan melalui surat
Telah selesai
pembangunan sudah
selesai dilakukan yaitu: a. Pembangunan sarpras
air bersih oleh CV. TRIPLE A;
b. Pembangunan 2 buah embung oleh CV. CACA FORTUNA.
2. Telah ada surat tanggapan dari
CV. CACA FORTUNA tanggal 7 Mei 2020 dan CV. TRIPLE A tanggal 5 Mei 2020 bahwa bahan material dan upah
karyawan telah dilunaskan; 3. PPK 4 melaporkan hasil tindak
lanjut kepada Sekjen Kemendesa
PDTT melalui Surat Nomor: 328/UM.00.01/V/2020 perihal Laporan Tindak Lanjut Aduan
LSM Kompor Indonesia tanggal 26 Mei 2020 bahwa pengaduan sudah ditindaklanjuti dengan
memberikan teguran dan memerintahkan Pihak Pelaksana untuk menyelesaikan
pembayaran bahan material dan upah kerja karyawan yang belum dibayarkan
TOTAL PENGADUAN 3
BELUM DITINDAKLANJUTI -
TELAH SELESAI 2
SEDANG DIPROSES 1
Matriks Data Permasalahan Hukum Litigasi Dan Non Litigasi Direktorat
Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Periode April - Juni Tahun 2020
dapat dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut:
1. Pemanggilan saksi dalam proses penyidikan di Kejaksaan Negeri
PALI
Seperti yang telah dijelaskan pada Laporan Triwulan I WBS dan
Pengaduan Masyarakat, bahwa proses penyidikan dugaan tindak pidana
korupsi atas Proyek Pembangunan Pasar Kawasan Perdesaan di Desa Air
Itam, Kec. Penukal Abab Lematan Ilir (PALI) sampai pada tahap menunggu
proses penyidikan lebih lanjut dari Kejaksaan Negeri PALI. Pada Triwulan II
ini, belum ada informasi lebih lanjut dari Kejaksaan Negeri PALI mengenai
penyidikan kasus dimaksud.
2. Dugaan Pembuatan Embung dan Penampung Air yang Tidak
Sesuai Spesifikasi pada proyek di Desa Borong loe, Kab. Bantaeng,
Sulawesi Selatan Desa Borong loe, Kab. Bantaeng, Sulawesi
Selatan
Surat Pengaduan dari Lembaga Besar Aliansi Mahasiswa dan
Pemuda Sulawesi Selatan Nomor: 039/SEK.A2/PK/LB-AMP SUL-
SEL/III/2020 perihal Klarifikasi Proyek Bantuan Pebangunan Embung dan
Bangunan Penampung Air LainnyaBantaeng TA. 2019 tanggal 18 Maret
2020 yang menyatakan bahwa telah dilakukan investigasi yang hasilnya
proyek bantuan dibangun tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dan RAB
Perencanaan, dugaan adanya persekongkolan antara pemerintah daerah
dan pemerintah pusat dan belum dilunaskannya ganti kerugian lahan
dimana proyek tersebut dibangun. Surat Pengaduan tersebut diterima
Direktorat Jenderal PKP pada tanggal 8 Mei 2020.
Menanggapi pengaduan tersebut, Bagian Hukum Ortala telah
berkoordinasi dengan PPK 4 (Bapak Robi Suherman) mengenai kronologis
pembangunan proyek dan klarifikasi atas permasalahan yang diadukan.
Kemudian, PPK 4 membuat surat klarifikasi Nomor: 33PPK IV-PSPKPV2020
perihal Tanggapan Laporan LB-AM SUL-SEL tanggal 29 Mei 2020 yang pada
intinya menerangkan bahwa 1) proyek telah dilaksanakan sesuai RAB
Perencanaan; 2) tidak ada persekongkolan antara Pemerintah Pusat,
Pelaksana dan Pemerintah Daerah; 3) dalam juknis kegiatan, tidak ada
ganti kerugian lahan yang harus diberikan, melainkan hal tersebut
merupakan inistiatif dari Pelaksana.
Bagian Hukum Ortala telah menyusun Nota Dinas Nomor:
615/HK.10/VI/2020 perihal Penyampaian Telaahan Staf tentang Klarifikasi
Proyek Bantuan Pembangunan Embung dan Bangunan Penampung Air
Lainnya di Desa Borong Loe bahwa dalil pengaduan mengenai adanya
persekongkolan tidak dapat dibuktikan dengan dasar yang kuat oleh
Pelapor dan pekerjaan telah sesuai dengan RAB Perencanaan dan Kontrak
Kerja.
Surat Tanggapan PPK 4 yang telah disetujui Pimpinan dikirimkan kepada PPK 4 Pelapor. Selanjutnya, Bagian Hukum, Organisasi dan Tata
Laksana melaporkan hasil penanganan pengaduan ini kepada Biro Hukum, Organisasi dan Tata Laksana.
3. Pembelian bahan material dan upah kerja karyawan belum
dibayarkan pada proyek di Desa Singaraya dan Desa Sepadu,
Kabupaten Sambas, Prov. Kalimantan Barat
Surat Pengaduan dari Lembaga Advokasi Perlindungan HAM DPC LSM Kompor Indonesia Nomor: 06/DPC LSM Kompor Indonesia/III – 2020 perihal Laporan Masyarakat Masalah Pekerjaan, Upah dan Bahan Belum
Dilunaskan tanggal 25 Maret 2020 yang isinya menyatakan bahwa sehubungan dengan bantuan pembangunan sarana prasarana air bersih dan embung di Kabupaten Sambas telah selesai dikerjakan, namun
masalah pembelian bahan dan upah kerja karyawan belum dibayar (dilunaskan). Pelapor meminta agar Pihak Kontraktor yaitu CV. TRIPLE A dan CV. CACA FORTUNA dipanggil untuk memberikan solusi. Surat
pengaduan tersebut masuk ke Sekjen Kemendesa PDTT dan diterima Direktorat Jenderal PKP tanggal 29 April 2020.
Menanggapi pengaduan tersebut, Bagian Hukum telah berkoordinasi dengan PPK 4 (Bapak Robi Suherman) mengenai kronologis terjadinya
pengaduan dan upaya penyelesaian yang akan dilakukan dengan memerintahkan Pihak Kontraktor untuk menyelesaikan pembayaran yang belum dilunaskan. PPK 4 telah mengirimkan surat Nomor: B.301/PPK IV-
PSPKP/III/2020 tanggal 27 Maret 2020 kepada CV. CACA FORTUNA dan surat Nomor: B.302/PPK IV-PSPKP/III/2020 tanggal 27 Maret 2020 kepada CV. TRIPLE A yang keduanya berisi tentang permintaan penyelesaian
pembayaran bahan material dan upah kerja karyawan yang belum dibayarkan. Atas surat dari PPK 4 tersebut, telah ada surat tanggapan dari CV. CACA FORTUNA tanggal 7 Mei 2020 dan CV. TRIPLE A tanggal 5 Mei
2020 bahwa bahan material dan upah karyawan telah dilunaskan. PPK 4 telah mengklarifikasi hal tersebut kepada Pelapor.
Hasil tindak lanjut atas penyelesaian pengaduan dilaporkan kepada
Sekjen Kemendesa PDTT melalui Surat Nomor: 328/UM.00.01/V/2020 perihal Laporan Tindak Lanjut Aduan LSM Kompor Indonesia tanggal 26 Mei 2020 bahwa pengaduan sudah ditindaklanjuti dengan memberikan teguran, memerintahkan Pihak Pelaksana untuk menyelesaikan pembayaran bahan
material dan upah kerja karyawan yang belum dibayarkan dan ditanggapi Pelaksana dengan kesanggupan segera menyelesaikan pembayaran tersebut.
Terkait dengan pengaduan masyarakat, Direktorat Jenderal Pembangunan
Kawasan Perdesaan sudah melakukan beberapa hal sebagai berikut :
1. Penanganan pengaduan dilakukan dengan mengacu pada kententuan
yang diatur dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016
tentang Pedoman Penanganan Pengaduan di Lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi dan Keputusan
Sekretaris Jenderal Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
Nomor 109 Tahun 2019 tentang Mekanisme Pengaduan Masyarakat
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
2. Peraturan dimaksud pada angka 1 telah ditindaklanjuti dengan menyusun
dan memberlakukan SOP Penanganan Pengaduan dan Informasi Publik
Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Nomor:
53/SOP/11/2019 yang disahkan oleh Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal
Pembangunan Kawasan Perdesaan mulai 1 Januari 2020;
3. Telah melakukan koordinasi secara berkala dengan PIC SIPEMANDU yang
hasilnya PIC SIPEMANDU menyampaikan bahwa belum ada pengaduan
yang masuk lagi pada April – Juni Tahun 2020. Untuk itu, kami masih
melanjutkan penanganan pengaduan yang masuk pada periode Januari –
Maret Tahun 2020 namun masih berjalan sampai sekarang;
4. Berkaitan dengan penyampaian pengaduan, kritik dan saran melalui kotak
saran telah dibaca dan dilaporkan kepada Plt. Sekretaris Direktorat
Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan dengan menyusun Nota Dinas
Nomor: 162/HK.10/VI/2020 perihal Penyampaian Kritik dan Saran yang
Masuk Melalui Kotak Saran Periode Januari – Juni Tahun 2020 tanggal 18
Juni 2020 (terlampir);
5. Berdasarkan jadwal sosialisasi yang telah disusun pada triwulan I, maka
pada periode April – Juni 2020 kami telah menyusun leaflet yang berjudul
“SIPEMANDU, Aplikasi Pengelola Pengaduaan dan Pelayanan Informasi
Publik Terintegrasi” yang tujuannya untuk memberikan gambaran umum
kepada seluruh pegawai pada Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan
Perdesaan dan masyarakat umum mengenai aplikasi pengaduan dan
infromasi publik yang baru direlease oleh Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi. Untuk mencapai sasaran tersebut, kami melakukan
koordinasi dengan Sub Bagian Data dan Informasi pada Bagian
Perencanaan untuk mereview kelayakan informasi pada leaflet dimaksud
yang kemudian disetujui dan dimuat pada website
http://www.ditjenpkp.kemendesa.go.id pada tanggal 9 Juni 2020
(terlampir).
BAB III
MONITORING DAN EVALUASI
A. Monitoring dan Evaluasi
1. Pelaksanaan WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
a. Belum adanya perkembangan terhadap pengesahan SOP Pelaporan
WBS pada Inspketorat Jnederal yang nantinya akan dijadikan pedoman
dalam penyusunan SOP Pelaporan WBS pada Direktorat Jenderal
Pembangunan Kawasan untuk mengukur sejauh mana tugas dan fungsi
Unit Kerja Eselon I;
b. Kurangnya pengetahuan pegawai mengenai WBS Kementerian Desa,
PDT dan Transmugrasi yang menjadi salah satu faktor rendahnya
pelaporan WBS pada Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan
Perdesaan.
c. Penanganan Pengaduan Masyarakat
Pemberlakuan SOP Penanganan Pengaduan dan Informasi Publik Direktorat
Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Nomor: 53/SOP/11/2019 yang
sulit dilakukan karena ada beberapa hal yang perlu disesuaikan seiring
dengan perkembangan kondisi dan peraturan yang berlaku sebagai
berikut:
a. SOP mengatur bahwa jangka waktu penanganan pengaduan adalah 14
hari kerja sejak diterimanya Surat Pengaduan oleh Direktorat Jenderal
Pembangunan Kawasan Perdesaan, sedangkan Keputusan Sekretaris
Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 109 Tahun
2019 tentang Mekanisme Pengaduan Masyarakat mengatur jangka
waktu penyelesaiannya maksimal 60 hari kerja sejak diterimanya
pengaduan oleh Unit Kerja Eselon I. Dalam hal ini, penanganan
N
OURAIAN
TANGGAL SURAT
PENGADUAN
TANGGAL
DITERIMA DITJEN
PKP
KOORDINASI KASUS DENGAN UNIT
TERKAIT
JAWABAN DARI UNIT TERKAIT KE
PELAPOR
TELAAH PENGADUAN DISAMPAIKAN KE
PIMPINAN
EVALUASI TERHADAP KASUS
PENGADUAN
TINDAK LANJUT TERHADAP EVALUASI
PENGADUANKETERANGAN
3 Proses pemanggilan saksi atas dugaan
tindak pidana korupsi dalam Pembangunan
Pasar Kawasan Perdesaan (Desa Air Itam,
Kec Penukal Abab Lematan Ilir (PALI),
Sumatera Utara)
4 Maret 2020 9 Maret 2020 Persiapan dan penyelarasan jawaban yang akan
disampaikan kepada penyidik
Penyampaian keterangan secara lisan oleh
Pejabat Penandatangan SPM TA 2016 kepada
Penyidik bahwa berdasarkan Berita Acara Hasil
Penelitian Hibah BMN jumlah anggaran yang
dialokasikan kepada Rp1.108.122.000 dan
anggaran yang telah dicairkan Rp1.024.694.000
kepada Pelaksana melalui 3 termin pembayaran.
Saksi telah melengkapi dokumen SPM dan telah
dilegalisir
1. Nota Dinas Nomor: 86/HK/III/2020 perihal
Pemenuhan Panggilan Saksi dari Kejaksaan PALI
sebagai laporan kepada Direktur
2. Nota Dinas Nomor: 393/HK.10/IV/2020
perihal Laporan Pendampingan Proses Hukum
di Kejaksaan PALI tanggal 14 April 2020 kepada
Dirjen PKP bahwa Tim Advokasi telah
melakukan pendampingan pada proses
penyidikan atas pemanggilan Pejabat
Penandatangan SPM TA 2016, Ibu Sri
1. Mengikuti proses penyidikan dengan baik dan
kooperatif
2. Mempersiapkan dokumen-dokumen proyek
dan peraturan yang diminta oleh Kejaksaan
PALI
1. Melakukan perjalanan dinas ke Kejaksaan
PALI untuk melakukan pendampingan
penyidikan saksi dari Ditjen PKP
2. Mengirimkan sebagian dokumen proyek dan
peraturan kepada Kejaksaan PALI
4 Permintaan klarifikasi dari Lembaga Aliansi
Mahasiswa dan Pemuda Sulawesi Selatan
terkait Dugaan Pembuatan Embung dan
Penampung Air yang Tidak Sesuai
Spesifikasi dimana pekerjaan konstruksi
tidak mengikuti petunjuk teknis dan
perencanaan awal (Desa Borong loe, Kab.
Bantaeng, Sulawesi Selatan
Desa Borong loe, Kab. Bantaeng,
Sulawesi Selatan)
18 Maret 2020 8 Mei 2020 1. Permintaan dokumen administratif atas
proyek terkait kepada PPK 4
2. Koordinasi klarifikasi dan taggapan yang akan
disampaikan
Surat dari PPK 4 Nomor: 33PPK IV-PSPKPV2020
perihal Tanggapan Laporan LB-AM SUL-SEL
tanggal 29 Mei 2020 bahwa proyek telah
dilaksanakan sesuai RAB Perencanaan dan tidak
ada persekongkolan antara Pemerintah Pusat,
Pelaksana dan Pemerintah Daerah
Nota Dinas Nomor: 615/HK.10/VI/2020 perihal
Penyampaian Telaahan Staf tentang Klarifikasi
Proyek Bantuan Pembangunan Embung dan
Bangunan Penampung Air Lainnya di Desa
Borong Loe bahwa dalil pengaduan mengenai
adanya persekongkolan tidak dapat dibuktikan
dengan dasar yang kuat oleh Pelapor dan
pekerjaan telah sesuai dengan RAB Perencanaan
dan Kontrak Kerja
1. PPK 4 perlu berkoordinasi dengan Pihak
Pelaksana untuk melakukan perbaikan atas
kerusakan yang terjadi apabila masih dalam
masa pemeliharaan;
2. Apabila perlu ada penyesuain pekerjaan di
lapangan yang tidak sesuai dengan RAB
Perencanaan agar dapat didokumentasikan
dalam dokumen yang ditandatangani pejabat
yang berwenang:
3. PPK 4 berkoordinasi dengan Pelaksana,
Konsultan Pengawas maupun Pengendali Teknis
untuk memastikan kebenaran dugaan-dugaan
1. PPK 4 telah berkoordinasi dengan Pelaksana,
Konsultan Pengawas maupun Pengendali Teknis
untuk memastikan kebenaran dugaan-dugaan
yang didalilkan Pelapor
2. Pelaksana Kegiatan telah melakukan
perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi
3. Bangunan telah dioperasionalkan kembali
5 Adanya surat pengaduan dari LSM Kompor
Indonesia Kabupaten Sambas Nomor:
06/DPC LSM Kompor Indonesia/III – 2020
tanggal 25 Maret 2020 yang berisi adanya
laporan masyarakat tentang pembelian
bahan material dan upah kerja karyawan
belum dibayarkan namun pembangunan
sudah selesai dilakukan yaitu:
a. Pembangunan sarpras air bersih oleh CV.
TRIPLE A;
b. Pembangunan 2 buah embung oleh CV.
CACA FORTUNA
(Desa Singaraya dan Desa Sepadu,
Kabupaten Sambas, Prov. Kalimantan
Barat)
25 Maret 2020 29 April 2020 1. Permintaan dokumen administratif atas
proyek terkait kepada PPK 4
2. Koordinasi klarifikasi dan taggapan yang akan
disampaikan
PPK 4 (Bapak Robi Suherman) telah
mengirimkan surat Nomor: B.301/PPK IV-
PSPKP/III/2020 tanggal 27 Maret 2020 kepada
CV. CACA FORTUNA dan surat Nomor:
B.302/PPK IV-PSPKP/III/2020 tanggal 27 Maret
2020 kepada CV. TRIPLE A yang keduanya
berisi tentang permintaan penyelesaian
pembayaran bahan material dan upah kerja
karyawan yang belum dibayarkan
Surat dari Dirjen PKP kepada Sekjen Kemendesa
PDTT Nomor: 328/UM.00.01/V/2020 perihal
Laporan Tindak Lanjut Aduan LSM Kompor
Indonesia tanggal 26 Mei 2020 bahwa
pengaduan sudah ditindaklanjuti dengan
memberikan teguran dan memerintahkan Pihak
Pelaksana untuk menyelesaikan pembayaran
bahan material dan upah kerja karyawan yang
belum dibayarkan
PPK 4 menyampaikan teguran dan
memerintahkan penyelesaian pembayaran
bahan material dan upah kerja karyawan yang
belum dibayarkan
Telah ada surat tanggapan dari CV. CACA
FORTUNA tanggal 7 Mei 2020 dan CV. TRIPLE
A tanggal 5 Mei 2020 bahwa bahan material
dan upah karyawan telah dilunaskan
MATRIK MONITORING DAN EVALUASI PERMASALHAN HUKUM LITIGASI DAN NON LITIGASI
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
TAHUN 2020
pengaduan menjadi lewat dari jangka waktu dalam SOP karena
pengaduan itu mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda;
b. SOP mengatur bahwa PIC SIPEMANDU Direktorat Jenderal
Pembangunan Kawasan Perdesaan adalah Kepala Subbagian Advokasi
Hukum, sedangkan pada triwulan I yaitu tanggal 16 Maret 2020 telah
ada penetapan Nama dan Jabatan sebagai PIC Layanan Pengaduan
Masyarakat dan Admin Aplikasi SIPEMANDU Direktorat Jenderal
Pembangunan Kawasan Perdesaan yang baru yaitu Kepala Subbagian
Data dan Informasi dan Analis Pemerintahan Pusat pada Bagian
Perencanaan;
c. SOP mengatur bahwa Surat Jawaban disusun oleh Bagian Hukum,
Organisasi dan Tata Laksana, namun pada pelaksanaannya sulit karena
Unit Teknis Terkait lebih mengetahui substansi teknis dari pengaduan
yang disampaikan.
B. Rencana Aksi
1. Pelaksanaan WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
a. Melakukan follow up perkembangan penyusunan SOP Pelaporan WBS
pada Inspektorat Jenderal;
b. Melaksanakan sosialisasi yang telah disusun pada Matriks Jadwal
Sosialisasi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan
Tahun 2020 yaitu membuat konten mengenai gambaran umum Whistle
Blowing System yang akan dimuat pada video moving lantai 4.
2. Penanganan Pengaduan Masyarakat
Melakukan analisis terhadap prosedur dalam SOP dibandingkan dengan
implementasinya sebagai berikut:
a. Jangka waktu dalam SOP disesuaikan kembali dengan
mempertimbangkan hasil monitoring dan evaluasi penanganan
pengaduan tanpa melewati jangka waktu yang ditetapkan dalam
Kepsekjen yang berkaitan;
b. Melakukan update pergantian PIC SIPEMANDU yang baru yaitu Kepala
Subbagian Data dan Informasi dan Analis Pemerintahan Pusat pada
Bagian Perencanaan agar tidak terjadi kebingungan dalam
pelaksanaannya;
c. Surat Jawaban disusun oleh Unit Teknis terkait dan dikoordinasikan
kepada Bagian Hukum untuk mendapatkan masukan melalui
penyusunan Telaahan Staf mengenai pengaduan tersebut.
BAB IV
PENUTUP
Dari apa yang sudah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pembangunan
Kawasan Perdesaan dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean
goverment) dan pemerintahan yang baik (good goverment), maka pelaksanaan
Whistle Blowing System dan Pengaduan Masyarakat sudah dilaksanakan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kendala yang dihadapi adalah kurangnya pengetahuan pegawai mengenai
WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dan prosedur pelaporan dan
penanganan pengaduan masyarakat yang dituangkan dalam SOP Penanganan
Pengaduan dan Informasi Publik sulit untuk dilaksanakan. Dari kendala-kendala
yang telah diindentifikasi tersebut, telah disusun upaya penyelesaian yang akan
dilakukan pada triwulan III.
Laporan Triwulan II WBS dan Pengaduan Masyarakat ini disusun dengan
harapan mampu memenuhi fungsinya sebagai sarana akuntabilitas sesuai amanah
yang telah diemban dan menjadi sarana umpan balik bagi peningkatan
Pengawasan dan perbaikan kualitas pelayanan publik di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan. Laporan ini kami buat secara ringkas
sebagai wujud pertanggungjawaban kami terhadap WBS dan Pengaduan
Masyarakat di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan.
Jakarta, 7 Juli 2020
Kepala Bagian Hukum,
Organisasi dan Tata Laksana,
Fince D. Hasibuan
NIP. 19771202 199612 2 001
Lampiran
Leaflet Whistle Blowing System
Yang Dimuat Pada Website
Direktorat Jenderal Pembangunan
Kawasan Perdesaan
Lampiran
Nota Dinas Penyampaian Kiritk dan
Saran kepada Plt. Sekretaris
Direktorat Jenderal Pembangunan
Kawasan Perdesaan
Lampiran
Leaflet SIPEMANDU Yang Dimuat
Pada Website Direktorat Jenderal
Pembangunan Kawasan Perdesaan