Laporan TPPN Mie Kreasi

download Laporan TPPN Mie Kreasi

of 18

description

Laporan TPPN

Transcript of Laporan TPPN Mie Kreasi

Laporan PraktikumHari/Tanggal: Rabu, 11 November 2015

Teknologi Pengolahan Pangan NabatiDosen : Eddy Fadillah, STP, M.Sc.

Asisten : Alfredo R. Kresna, A.Md

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN NABATIMIE KREASI

Oleh:Kelompok 6 / BP2

Dania Syamsunita

J3E214099

Tiara Halwa Tsani

J3E214125

Wulan Anastasia

J3E114088

PROGRAM KEAHLIAN SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2015DAFTAR ISIDAFTAR ISI12BAB I

2PENDAHULUAN

21.1 Latar Belakang

21.2 Tujuan

3BAB II

3BAHAN DAN METODE

32.1 Bahan Baku dan Bahan Pendukung

42.2. Peralatan

52.3. Formulasi

62.4.Bagan Alir Produksi

72.5.Identifikasi Tahap Kritis Kendali Proses Produksi

72.6.Desain Kemasan dan Label

82.7.Target Proses Produksi

9BAB III

9PERSONALIA DAN ANGGARAN

93.1.Personalia

103.2.Rencana Anggaran dan Biaya

11DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mie merupakan jenis makanan yang diperkirakan berasal dari daratan Cina. Hal ini dapat dilihat dari budaya bangsa Cina, yang selalu menyajikan mie pada perayaan ulang tahun sebagai simbol untuk umur yang panjang (Juliano dan Hicks, 1990).Mie banyak dikonsumsi oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia baikdari kalangan anak- anak hingga orang tua. Hal ini dikarenakan mie mudah didapatkan dan mudah dalam penyajiannya. Berbagai keunggulan yang dimiliki mie terutama dalam hal rasa, yang memiliki berbagai macam pilihan, tekstur dan kenampakan yang menarik, harga terjangkau, praktis dalam pengolahannya, serta memiliki kandungan gizi yang cukup baik. (Ritantiyah, 2010).Mie, seperti yang kita tahu, terbuat dari campuran adonan tepung, telur, air dan beberapa bahan lainnya. Mie yang sekarang ini beredar di masyarakat, kebanyakan mengandung bahan pengawet yang jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan merugikan kesehatan tubuh. Hal ini semakin menyadarkan sebagian besar masyarakat tentang pentingnya hidup sehat tanpa bahan kimia, terutama pengawet makanan, sekalipun ketika kita memakan mie. Selain itu, adanya usaha pengembangan produk mie menjadi makanan yang lebih bergizi pun terus dilakukan. Salah satunya adalah mie hijau.

Mie hijau ini berbahan dasar sama seperti pada umumnya. Hanya saja, berwarna hijau. Warna hijau pada mie ini didapat dari jus sayuran hijau yang di estrak. Mie hijau yang dicampur dengan estrak sayuran hijau ini kaya akan serat, vitamin dan juga berbagai nutrisi lainnya yang berguna bagi masyarakat. Mie ini tidak hanya menyehatkan tetapi juga nikmat dan memiliki tampilan menarik.1.2 Tujuan

Praktikum pembuatan mie kreasi pada mata kuliah Teknologi Pengolahan Pangan Nabati ini bertujuan agar praktikan dapat mengetahui bahan, alat, serta teknik pengolahan untuk membuat mie kreasi. BAB II

BAHAN DAN METODE

2.1 Bahan Baku dan Bahan Pendukung

NoNama Bahan Baku/ Pendukung/PengemasSpesifikasi Bahan BakuTempat/

Sumber Bahan Baku

1Tepung teriguTepung terigu protein tinggiPasar Tradisional

2Garam DapurSebagai penambah rasaPasar Tradisional

3Na- KarbonatLab PK JMP

4AirAir gallonPasar Tradisional

5TelurTelur AyamPasar Tradisional

6AyamDaging ayam segarPasar Tradisional

7Sawi HijauSebagai TopingPasar Tradisional

8Bawang merahSebagai bumbuPasar Tradisional

9Bawang putihSebagai bumbuPasar Tradisional

10Bawang BombaySebagai bumbuPasar Tradisional

11LengkuasSebagai bumbuPasar Tradisional

12JaheSebagai bumbuPasar Tradisional

13KunyitSebagai bumbuPasar Tradisional

14Daun JerukSebagai bumbuPasar Tradisional

15Daun salamSebagai bumbuPasar Tradisional

16Bubuk PalaSebagai bumbuPasar Tradisional

17MericaSebagai bumbuPasar Tradisional

18GulaSebagai penambah rasaPasar Tradisional

19Kecap ManisSebagai penambah rasaPasar Tradisional

20Kecap AsinSebagai penambah rasaPasar Tradisional

21Saus TiramSebagai penambah rasaPasar Tradisional

22Garpu PlastikUkuran standarPasar Tradisional

23Mangkok PlastikUkuran 10 OzPasar Tradisional

24StickerSebagai label kemasanPercetakan

2.2. Peralatan

NoNama PeralatanSpesifikasi PeralatanKeterangan

(Lab PK JMP /

Disediakan oleh Praktikan)

1.Panci2 buahLab PK JMP

2.Baskom1 buahLab PK JMP

3.Pisau4 BuahLab PK JMP

4.Gilingan mie1 BuahLab PK JMP

5. Sendok2 Buah Lab PK JMP

6.Nampan5 BuahLab PK JMP

7.Talenan5 BuahLab PK JMP

8.Timbangan1 BuahLab PK JMP

2.3. Formulasi

NoNama BahanPersentase (terhadap basis formula) (%) SatuanJumlah Satuan

1Tepung terigu100g2000

2Garam Dapur2,5g50

3Na- Karbonat0,6g12

4Air50g1000

5Telur6,25ml125

6Ayam50G1000

7Sawi Hijau50G1000

8Bawang merah1,8G36

9Bawang putih1,2G24

10Bawang Bombay1,25G25

11Lengkuas0,25G5 (2 cm)

12Jahe0,25G5 (2 cm)

13Kunyit0,125G2,5 (1 cm)

14Daun Jeruk0,05G1(4 lembar)

15Daun salam0,025G0,5 (2 lembar)

16Bubuk Pala0,1G2

17Merica0,1G2

18Gula0,2G4

19Kecap Manis3,75ml75

20Kecap Asin0,75ml15

21Saus Tiram0,75ml15

22Minyak Goreng10ml200

2.4. Bagan Alir Produksi

2.5. Identifikasi Tahap Kritis Kendali Proses Produksi

NoTahap KritisMetode EvaluasiPeriode Evaluasi

1Pada saat mixing adonanPengadukan atau pencampuran adonan hingga kalis dan tidak lengket.Saat pencampuran adonan dalam satu wadah/mixer

2Pengistirahatan adonanWaktu pengistirahan adonan sesuai dengan yang ditentukan (15 menit).Saat adonan selesai di-mixing

3Pembentukan lembaranMemastikan ukuran yang seragam pada lembaran yang terbentuk.Diamati pada saat pembentukan lembaran di roll noodle machine

4.Pencetakan mieAdonan hasil cetakan ditaburkan tepung tapioka.Saat proses pencetakan mie

5. Suhu perebusan miePengukuran suhu perebusan mie dengan termometer infrared.Saat proses perebusan atau pemasakan mie.

2.6. Desain Kemasan dan Label

Kemasan yang digunakan unutk mengemas mie hijau ini adalah kemasan cup plastik lengkap dengan tutup jenis PET. Plastic PET ini merupakan jenis plastic yang banyak digunakan untuk mengemas berbagai jenis makanan dan minuman karena sifatnya yang jernih atau tembus pandang sehingga dapat memperlihatkan produk yang berada didalamnya. Selain itu, PET memiliki kekuatan yang tinggi, kaku, dimensinya stabil, tahan panas, dan memiliki daya serap uap air yang rendah demikian juga daya serap airnya (Mujiarto, 2005).

PET adalah singkatan dari polyethylene terephthalate merupakan resin polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk ketika panas. kepekatannya adalah sekitar 1,35 1,38 gram/cc, ini membuatnya kokoh, rumus molekulnya adalah (-CO-C6H5-CO-O-CH2-CH2-O-)n. (Norman, 2007).

Dibagian atas (tutup) dari kemasan mie hijau ini akan diberi label yang akan menunjukan identitas (merk, jenis produk) dari produk kami.

Setelah mie dimasukan kedalam kemasan, kemasan akan masuk kedalam tahap penutupan. Penutupan ini dilakukan agar produk mie terjaga dan tidak tumpah saat penyimpanan dan penjualan hingga sampai ke tangan konsumen.

2.7. Target Proses Produksi

Target jumlah produk yang akan dihasilkan: 32 buah

Kebutuhan produk untuk pengamatan, dan parameter yang akan diamati selama pengamatan /penyimpanan

: 2 buah

Target jumlah produk yang akan dijual: 30 buah

Harga jual

: Rp 6.000/cup

Target konsumen dan rencana pemasaran: Mahasiswa diploma IPB

Berat total mie

: 3000 gram

Berat mie/ kemasan

: 100 gram

Berat tumisan/ kemasan

: 15 gram

Berat bersih/ kemasan

: 115 gram

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 Hasil PengamatanProduk RasaTeksturAromaWarnaKenampakan

MieAsinKenyal Aroma Mie Kuning pucatBaik

3.2 Pembahasan

Mie merupakan bahan pangan yang berbentuk pilinan memanjang dengan diameter 0,07-0,125 inchi yang dibuat dengan bahan baku terigu atau tanpa tambahan kuning telur (Beans et al, 1974). Sifat khas mie adalah elastis dan kukuh dengan lapisan permukaan yang tidak lembek dan tidak lengket. (Oh et al, 1983).Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan mie. Tepung terigu diperoleh dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Tepung terigu berfungsi membentuk struktur mie, sumber protein dan karbohidrat. Kandungan protein utama tepung terigu yang berperan dalam pembuatan mie adalah gluten. Gluten dapat dibentuk dari gliadin (prolamin dalam gandum) dan glutenin. Protein dalam tepung terigu untuk pembuatan mie harus dalam jumlah yang cukup tinggi supaya mie menjadi elastis dan tahan terhadap penarikan sewaktu proses produksinya. Bahan-bahan lain yang digunakan antara lain air, garam, bahan pengembang, zat warna, bumbu dan telur. Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat, melarutkan garam, dan membentuk sifat kenyal gluten. Pati dan gluten akan mengembang dengan adanya air. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara 6 9, hal ini disebabkan absorpsi air makin meningkat dengan naiknya pH. Makin banyak air yang diserap, mie menjadi tidak mudah patah. Jumlah air yang optimum membentuk pasta yang baik. Garam berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie, meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas mieserta mengikat air. Garam dapat menghambat aktivitas enzim protease dan amilase sehingga pasta tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan.

Putih telur akan menghasilkan suatu lapisan yang tipis dan kuat pada permukaan mie. Lapisan tersebut cukup efektif untuk mencegah penyerapan minyak sewaktu digoeng dan kekeruhan saus mie sewaktu pemasakan. Lesitin pada kuning telur merupakan pengemulsi yang baik, dapat mempercepat hidrasi air pada terigu, dan bersifat mengembangkan adonan.

Natrium karbonat, dikenal sebagai alkali, berperan dalam pembentukan gluten, meningkatkan elastisitas dan ekstensibilitas serta menghaluskan tekstur. (Anonima, 2011). Terdapa tiga golongan mie menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu : mie basah, mie kering, dan mie instan. Pada praktikum kali ini, jenis mie yang dibuat adalah mie basah. Mie basah adalah mie mentah yang sebelum dipasarkan mengalami perebusan dalam air mendidih terlebih dahulu. Pembuatan mie basah secara tradisional dapat dilakukan dengan bahan utama tepung terigu dan bahan pembantu seperti air, telur, dan pewarna. Mie basah memiliki kadar air mencapai 52% sehingga daya tahan simpannya relatif singkat (40 jam pada suhu kamar). (Made Astawan, 1999).Mie mentah yang belum direbus mengandung air sekitar 35 %, mie kering (mie mentah yang dikeringkan) sekitar 10 %, mie instan (mie mentah yang dikukus kemudian digoreng) sekitar 8 %, sedangkan mie goreng (mie mentah yang digoreng) mengandung lipid sekitar 20 % (Kruger et al, 1996).

Proses pembuatan mie melalui beberapa tahap, yaitu dimulai dengan pencampuran bahan ke hopper, selanjutnya dilakukan pengadukan (mixing), pembentukan adonan menjadi lembaran (roll-sheeting), pembelahan lembaran menjadi untaian mie (slitting), pengukusan (steaming), pemotongan dan pelipatan (cutting and folding), dan pengemasan (packing). Dalam proses mixing semua bahan dimixer menjadi satu sampai terbentuk adonan. Gluten pada tepung terigu akan mulai terbentuk pada saat tepung terigu dibasahi dengan air yaitu pada tahap pencampuran adonan. Pada saat gluten dibasahi, komponen di dalam gluten akan mengembang dan saling mengikat dengan kuat sehingga akan membentuk adonan yang bersifat liat. Oleh karena itu, kadar protein di dalam tepung terigu akan berpengaruh dalam kekenyalan dan elastisitas mie basah, sehingga mie basah yang dihasilkan tidak akan mudah putus. Tahap pencampuran bertujuan agar hidrasi tepung dengan air berlangsung secara merata dan menarik serat-serat gluten. Untuk mendapatkan adonan yang baik harus diperhatikan jumlah penambahan air (28 38 %), waktu pengadukan (15 25 menit), dan suhu adonan (24 40C). adonan dengan kadar air cukup akan membentuk struktur gluten sehingga diperoleh adonan yang homogen dan memudahkan dalam proses pembentukan lembaran. Sebelum adonan dibentuk menjadi lembaran, diperlukan waktu untuk memberi kesempatan adonan untuk beristirahat sejenak. Tujuannya adalah untuk menyeragamkan penyebaran air dan mengembangkan gluten, terutama bila pH-nya kurang dari 7.0. Pembentukan lembaran (roll-sheeting) Proses pembentukan lembaran bertujuan untuk menghaluskan serat-serat gluten dan membuat lembaran adonan. Pasta yang dipress sebaiknya tidak bersuhu rendah yaitu kurang dari 25oC, karena pada suhu tersebut menyebabkan lembaran pasta pecah-pecah dan kasar. Mutu lembaran pasta yang demikian akan menghasilkan mie yang mudah patah. Tebal akhir pasta sekitar 1,2 2 mm.

Proses pengirisan (slitting) adalah pengirisan lembaran adonan menjadi untaian-untaian mie dengan menggunakan slitter yang terletak didepan roller press. Pada proses ini, mie diberikan taburan tepung tapioka. Hal ini bertujuan agar lembaran-lembaran mie tidak saling menempel pada saat direbus dan tidak menggumpal. Setelah diiris, mie direbus dalam air mendidih hingga matang. Suhu pada proses perebusan ini tidak boleh terlalu tinggi, karena jika suhu terlalu tinggi maka mie akan hancur dan teksturnya akan sangat lembek. (Koswara, 2009).

Secara umum kualitas mie dapat ditentukan berdasarkan kualitas masaknya yang berhubungan dengan pengembangan, kehilangan padatan selama perebusan terutama komponen patinya, sedangkan kelentingannya dipengaruhi oleh kandungan gluten pada tepung. Peningkatan tingkat pengembangan setelah perebusan berkaitan dengan kemampuan mengikat air. Mie basah yang dihasilkan pada praktikum kali ini memiliki tekstur, rasa, dan kenampakan yang baik serta layak untuk dijual. Namun, tidak memiliki waktu simpan yang lama. Dari segi rasa, mie basah ini sudah memiliki rasa yang baik dan tidak terlalu asin. Penambahan minyak goreng pada pembuatan mie basah berperan dalam pembentukan cita rasa pada mie basah. Selain itu, penambahan garam dan senyawa alkali juga mempengaruhi cita rasa makanan. Garam digunakan pada pembuatan mie untuk memberi rasa gurih dan meningkatkan kelihatan gluten. Senyawa alkali yang ditambahkan pada proses pembuatan mie basah juga ikut berperan pada pembentukan cita rasa mie basah (Ketaren, 1986).Dari segi tekstur, mie basah yang dihasilkan bersifat kenyal dan elastis. Penambahan garam dapur (NaC1) disamping memberikan rasa pada mie juga untuk memperkuat tekstur, membantu reaksi gluten dan karbohidrat dalam mengikat air (Winarno, 1994). Sifat keelastisan pada mie dipengaruhi oleh kandungan protein yang ada pada tepung terigu. Semakin tinggi kadar protein yang ada maka semakin tinggi kemampuan menyerap air sehingga adonan mie menjadi tidak putus. Hal ini membuat adonan mie semakin tahan lama dalam proses perebusan. Dari segi warna, mie basah ini memiki warna kuning pucat. Warna pada mie dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan. Warna kuning pucat yang dihasilkan oleh mie disebabkan karena dalam pembuatannya tidak menggunakan zat pewarna. Dari segi aroma, aroma mie yang dihasilkan sama seperti aroma mie seperti biasanya. Aroma pada mie basah dipengaruhi oleh adanya senyawa yang bersifat volatil dan senyawa alkali (Soraya 2011). Senyawa volatil adalah bahan atau senyawa organik yang mudah menguap yang dihasilkan berupa gas dari beberapa bahan padat atau cair. Contoh senyawa volatil yang terdapat pada mie adalah asam lemak dan senyawa ester. Selain itu penambahan minyak goreng juga mempengaruhi pembentukan aroma mie basah. Dari segi kenampakan, mie basah yang dihasilkan terlihat baik dan lembaran-lembaran mie berukuran seragam.BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN4.1 Kesimpulan

Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pembuatan mie basah dimulai dengan pencampuran bahan ke hopper, selanjutnya dilakukan pengadukan (mixing), pembentukan adonan menjadi lembaran (roll-sheeting), pembelahan lembaran menjadi untaian mie (slitting), pengukusan (steaming), pemotongan dan pelipatan (cutting and folding), dan pengemasan (packing) dengan bahan utama tepung terigu dan bahan pembantu seperti air, telur, garam, dan mentega. Kualitas mie ditentukan berdasarkan kualitas masaknya yang berhubungan dengan pengembangan, kehilangan padatan selama perebusan terutama komponen patinya, sedangkan kelentingannya dipengaruhi oleh kandungan gluten pada tepung. Peningkatan tingkat pengembangan setelah perebusan berkaitan dengan kemampuan mengikat air. Mie basah yang dihasilkan pada praktikum kali ini memiliki tekstur, rasa, dan kenampakan yang baik serta layak untuk dijual. Namun, tidak memiliki waktu simpan yang lama.4.2 SaranSebaiknya praktikan harus dapat mengatur waktu dalam proses pembuatan produk sehingga tahap-tahap pembuatan produk dapat dilakukan dengan teliti. Selain itu, praktikan juga harus bekerja secara aseptik agar resiko terjadinya perubahan pada produk dapat diminimalisir.BAB VPERSONALIA DAN ANGGARAN5.1 Personalia

NoTugasDeskripsi TugasNamaNIM

1Ketua TimBertanggung jawab dan mengontrol semua kegiatan produksiRespon HarefaJ3E414140

2PPIC Pengadaan Bahan dan PeralatanAlfina Syaikani

Meidina HutamiJ3E114047

J3E214138

3Manajer ProduksiTiara HalwaJ3E214099

a. Staf Persiapan BahanMelakukan persiapan bahan yang akan digunakanTiara HalwaJ3E214099

b. Staf PemotonganMelakukan pengecilan ukuran pada jellyFeby RiyandiniJ3E214121

c. Staf PemasakanMelakukan proses pembuatan produkLisdiani Nurul

Dania SyamsunitaJ3E114053

J3E214099

d. Staf Pengisian dan Penutupan KemasanMelakukan pengisian serta pengemasan produkCitra Oktarina

Wulan AnastasiaJ3E114065

J3E113088

4Manajer QCSinggih PrasetyoJ3E114077

a. Staf Pengujian pHMelakukan pengukuran pH pada saat pembuatan serta sebelum pengemasanDita Agustiah

J3E114076

b. Staf kendali suhu dan waktu prosesMelakukan pengendalian suhu dan waktu proses produksiKemala Putri

J3E114044

5Manajer PemasaranMelakukan penjualan produkRiyana Hermawati

Yunin LenaJ3E114034

J3E114001

5.2 Rencana Anggaran dan Biaya

NoBahan/Alat/ KemasanSpesifikasiJum-lahSatu-anPengadaanHarga satuan (Rp)Total Harga (Rp)

MhsJMP

1Tepung teriguTepung terigu protein tinggi2kg1200024000

2Telur Telur ayam kgl50005000

3Garam Penambah rasa1pcs1.0001.000

4Wortel Sebagai toping kg3.0003.000

5AyamSebagai toping1 kg35.00035.000

6Kecap Sebagai toping1pcs12.00012.000

7MinyakAgar tidak lengket kg7.0007.000

8.Garpu PlastikUkuran standar35pcs155500

9Mangkok plastikUkuran 10 oz35pcs75026000

10StikerStiker untuk kemasan 35pcs1500015000

11Panciwadah bahan baku2buah--

12Pisau Pisau untuk memotong bayam4buah--

13BlenderMemblender bayam1buah--

14Baskomwadah bahan 2buah--

15Gilingan miemencetak mie1buah--

16Sendok 2buah--

17Nampan 5buah--

18talenanMemotong toping dan bahan lainnya2buah--

TOTAL133.500

5.3 Hasil Biaya Pengeluaran Dan Penjualan Mie Yumie5.3.1 Pengeluaran

Kemasan

= 41.000

Tepung Cakra

= 10.350

Tepung Segitiga

= 10.000

Minyak

= 4.400

Garam

=1.750

Garpu

= 8.400

Ayam

= 25.000

Kecap

= 9.000

Telur

= 5.500

Saus

= 11.000

T. tapioka

= 4.500

Sawi Hijau

= 6.000

Na. karbonat

= 5.000

Stiker

= 15.000 +Total= Rp 156.900,00

5.3.2 Penjualan

41 mangkok yang terjual

Harga per mangkok : Rp 6000,00

Rincian : 10 mangkok x Rp 6000,00= Rp 60.000,00

31 mangkok x Rp 5000,00 = Rp 155.000,00 Total

= Rp 215.000,005.3.3 Keuntungan

Penjualan Modal = Rp. 215.000,00 156.900,00

= Rp. 58.100,00DAFTAR PUSTAKAAnonima. 2011. Pembuatan Mie Basah [Internet].[Diunduh pada: 2015 Nov 10]. Tersedia pada : http://gunasoraya.blogspot.co.id/2011/01/pembuatan-mie-basa.html.Juliano, B.O. dan P.A. Hicks. 1990. Utilization of rice functional properties to produce rice food products with modern processing technologies. International Rice Commission Newsletter. 39: 163-178.Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pengan. Jakarta: UI Press.

Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pengolahan Mie. Ebook Pangan. Tersedia di : http://tekpan.unimus.ac.id.Kruger, James E., Et Al., Pasta And Noodle Technology ( Usa : American Association Od Cereal Chemist, Inc, 1996).Mujiarto, Iman. 2005. Sifat dan Karakteristik Material Plastik dan Bahan Aditif. Traksi. 3(2) : 65.

Norman, Chad. 2007. Plastic [Internet]. [diunduh pada 2015 Okt 6]. Tersedia pada : http://gogreencharleston.org/.

Oh NH, Seib PA, Deyou CW, Ward AB. 1983. Measuring the textural characteristic of dry noodles. Cereal Chemistry 60:433-437.Ritantiyah. 2010. Laporan magang di Pt. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (qualitycontrol mie instant). Surakarta: Program Diploma Teknologi HasilPertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.Soraya. 2011. Pembuatan mie. [Internet]. [diunduh pada 2015 November 10]. Tersedia pada : http://gunasoraya.blogspot.com

Winarno, F. G. 1994. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Dalam satu wadah tepung kaya protein sebanyak 2 kg bersama dengan 50gr garam dicampurkan.

kg telur Telur dimasukan dengan adonan yang telah dicampurkan.

Adonan Mie diuleni hingga adonan mie menjadi kalis dan tidak lengket.

Adonan di masukan ke dalam gilingan mie.

Saat penggilingan, giling dengan nomer yang besar terlebih dahulu hingga halus.

Nomer gilingan dikecilkan hingga ketebalan yang diinginkan.

Mie di cetak sesuai selera, bisa berbentuk pipih ataupun bulat

Mie di masukan ke dalam air mendidih.

Mie di angkat dan di tiriskan.

Mie di masukan kedalam kemasan yang telah di sterilisasi.

Mie di beri toping berupa Sawi Hijau, dan tumisan ayam kemudian di tutup dengan penutup cup dan di beri label kemasan.