laporan tokling ld50
Click here to load reader
-
Upload
fazri-hikmatyar -
Category
Documents
-
view
87 -
download
3
Transcript of laporan tokling ld50
![Page 1: laporan tokling ld50](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/55721204497959fc0b8fe477/html5/thumbnails/1.jpg)
0 2.5 4 6.3 100
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
0.18
PulmoCorLimpaPankreasHeparRenIntestinumGastrum
Dosis mg/Kg bb.
Prop
orsi
Bera
t Org
an V
isera
l Men
cit (g
ram
)
Gambar 1. Proporsi Berat Organ visceral
Proporsi berat organ visceral pada gambar 1. Menunjukkan secara keseluruhan adanya fluktuasi proporsi berat organ visceral pada mencit akibat pemberian dosis CdSO4. Gambar 1. Juga menunjukkan bahwa berat organ visceral tidak mengalami penurunan secara signifikan seiring kenaikan dosis CdSO4 yang didedahkan. Berat masing-masing organ visceral pada dosis pendedahan 2,5 mg/kg bb CdSO4 mengalami penurunan secara keseluruhan dari kontrol. Penurunan ini disebabkan oleh penimbunan Cd di dalam berbagai macam-macam organ tubuh terutama ren, hepar, dan pulmo, tetapi dapat juga ditimbun di dalam pankreas, jantung, limpa, dan jaringan adiposa (Peereboom, 1981) . Penimbunan Cd pada berbagai macam organ ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan sel yang menyusun organ-organ sehingga berat keseluruhan organ menurun.
Berat organ visceral pada dosis pendedahan CdSO4 4 mg/kg bb terlihat bahwa ada fluktuasi jika dibandingkan dengan control maupun dosis pendedahan sebelumnya. Organ hepar, ren, intestinum, cor, pancreas, limpha mengalami kenaikan berat sedangkan organ lain beratnya mengalami penurunan jika dibandingkan dengan dosis 2,5 mg/kg bb. Kenaikan berat organ intestinum dapat dikarenakan adanya variasi pemberian jenis pakan, dan pemberian pakan yang berbeda juga dapat menyebabkan kenaikan berat organ intestinum, sedangkan kenaikan berat organ limpha menurut Yamaha et al (1981) dikarenakan secara histopatologis pulpa putih akan berkurang sedangkan dalam pulpa merah terjadi infiltrasi sel leukosit berinti polimorf dan sel-sel myeloid. Berat seluruh organ visceral pada dosis pendedahan CdSO4 6,3 mg/kg bb mengalami penurunan dari berat control dan berat dosis 2,5 dan 4 mg/kg bb. Penurunan berat badan ini diakibatkan oleh sama halnya dengan penurunan berat organ visceral pada dosis pendedahan 2,5
![Page 2: laporan tokling ld50](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/55721204497959fc0b8fe477/html5/thumbnails/2.jpg)
mg/kg bb. Pendedahan CdSO4 dosis 10 mg/kg bb menyebabkan kematian individu mencit seluruhnya, sehingga tidak ada berat organ viseralnya.
Organ-organ viseral selain ditimbang juga diamati secara makroskopis agar dapat mengetahui pengaruh pendedahan CdSO4 terhadap organ viseral yang lebih spesifik. Berikut merupakan tabel pengamatan makroskopis organ viseral mencit pada masing-masing dosis pendedahan.
OrganDosis (mg/kg bb)
0 2,5 4 6,3
LimphaMerah bata
Merah kehitaman
Merah kehitaman
Merah bata
Pankreas Krem Krem Warna lebih pucat dari kontrol
Krem
Gastrum Krem KremWarna putih pucat
Warna lebih pucat dari kontrol
IntestinumKuning kehijauan
Kuning pucat
Kuning pucat
Kuning pucat
CorMerah tua segar
Merah tuaMerah pucat
Merah tua pucat
PulmoMerah muda segar
Merah muda
Merah muda
Merah muda pucat
HeparMerah tua segar
Merah Merah tua pucat
Warna lebih hitam dari kontrol pucat
RenMerah tua segar
Merah kehitaman
Merah pucat
Merah kehitaman
Gambar 2. Pengamatan Makroskopis Organ Viseral
![Page 3: laporan tokling ld50](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/55721204497959fc0b8fe477/html5/thumbnails/3.jpg)
Tabel 2. . Menunjukkan hampir keseluruhan telah terjadi perubahan kondisi fisik organ viseral mencit yang telah didedahkan CdSO4. Organ limpha pada dosis pendedahan 2,5 dan 4 mg/kg bb mengalami perubahan warna dari control yang berwarna merah bata menjadi warna merah kehitaman. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan limpha akibat Cd. Pemberian Cd dapat menyebabkan penurunan jumlah anti bodi pada mencit sehingga daya tahan terhadap virus dan bakteri berkurang (Koller, 1973). Pengamatan makroskopis organ pancreas menunjukkan perubahan warna pada dosis pendedahan CdSO4 4 mg/kg bb dari warna krem menjadi kepucatan. Keracunan Cd dapat menyebabkan penurunan fungsi pancreas. Efek pemberian Cd pada hewan mempengaruhi metabolisme karbohidrat.
Pengamatan makroskopis Organ sistem pencernaan yang terdiri dari gastrum dan intestinum menunjukkan telah terjadi perubahan warna. Organ gastrum pada dosis 4 dan 6,3 mg/kg bb dari warna krem menjadi kepucatan, sedangkan intestinum mengalami perubahan warna pada dosisi 2,5, 4, dan 6,3 mg/kg bb dari warna kuning kehijauan menjadi kuning pucat. kerusakan organ sistem pencernaan dapat mempengaruhi proses pencernaan mencit, sehingga tidak dapat menyerap nutrisi yang terdapat dalam makanan secara maksimal.
Organ sistem ekskresi mencit merupakan organ-organ yang mempunyai dampak yang paling parah. Hal ini dikarenakan organ-organ ini sangat berperan dalam pengeluaran senyawa-senyawa toksik yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh serta organ pada sistem ekskresi merupakan target organ yang paling banyak menyerap Cd (Pool,1981). Sistem organ ekskresi terdiri dari pulmo, ren dan hepar. Organ hepar menunjukkan perubahan warna pada dosis 4 mg/kg bb menjadi lebih pucat dan pada dosis 6,3 mg/kg bb menjadi kehitaman. Menurut Peerebom (1981) Cd yang terserap dalam tubuh sebanyak 64 % akan ditimbun di dalam hati dalam waktu 4 jam, kemudian Cd akan disebarluaskan diantara sel-sel hati. Organ ren menunjukkan perubahan warna pada dosis 2,5 dan 6,3 mg/kg bb menjadi lebih pucat serta pada dosis 4 mg/kg bb menjadi lebih kehitaman. Menurut Benard et al (1981) cadmium yang tertimbun di dalam ginjal akan menyebabkan proteinria yang merupakan awal dari lesio pada ren. Pengamatan makroskopis terhadap organ pulmo menunjukkan perubahan warna menjadi lebih pucat pada dosis 6,3 mg/kg bb. Pendedahan Cd dengan dosis tinggi akan meenyebabkan emphysema pulmonum. Hal ini disebabkan karena Cd dapat mengakibatkan pecahnya dinding alveoli paru-paru (Anom, 1982).
Pengamatan terhadap cor menunjukkan perubahan warna menjadi merah pucat pada dosis 4 mg/kg bb dan merah hitam pucat pada dosis 6,3 mg/kg bb. Cor merupakan salah satu organ penyusun sistem sirkulasi. Pendedahan Cd dalam dosis tinggi pada jantung dapat menyebabkan terjadinya hipertropi cor. Hipertropi adalah peningkatan volume organ atau jaringan akibat pembesaran komponen sel (Anom, 1982).
Langkah selanjutnya setelah pengamatan organ viseral ialah penentuan LD50 CdSO4. LD50
merupakan dosis yang menyebabkan 50% kematian dari populasi. Berikut merupakan tabel kematian mencit pada saat 96 jam setelah penyuntikan.
![Page 4: laporan tokling ld50](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/55721204497959fc0b8fe477/html5/thumbnails/4.jpg)
Tabel 2. Penentuan LD50 pada saat 96 jam pengamatan
Dosis CdSO4
(mg/ml.bb)Jumlah Individu
Jumlah Individu Mati setelah 96 jam
0 3 02,5 3 04 3 1
6,3 3 010 3 2
Tabel 2. Menunjukkan individu mencit yang mengalami kematian pada saat 96 jam setelah pendedahan. Individu mencit yang mengalami kematian terdapat pada pendedahan dosis CdSO4 4 dan 10 mg/kg bb masing masing sebanyak 1 dan 2 individu mencit. Individu mencit yang didedahkan CdSO 4 0, 2,5 dan 6,3 mg/kg bb tidak mengalami kematian. Hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya efek CdSO 4
sesuai dengan dosis yang didedahkan. Semakin tinggi CdSO4 yang didedahkan maka efek terhadap tubuh mencit akan semakin besar, hal ini dikarenakan seluruh organ-organ mempunyai batasan maksimum terhadap zat beracun seperti Cd, ketika zat toksik tersebut tidak dapat ditoleransi oleh berbagai organ tubuh, maka zat tersebut dapat merusak suatu unit struktural sel pada organ-organ penyusun tubuh mencit.
Tabel 3. Penentuan Nilai Probit
Dosis CdSO4
(mg/ml.bb)
Log10 Dosis
Jumlah Individu
Jumlah Individu
Mati
% kematian
Koreksi % Kematian
Nilai Probit
0 - 3 0 0 0 -2,5 0,397 3 0 0 0 -4 0,602 3 1 33 33 4,56
6,3 0,799 3 0 0 0 -10 1 3 2 67 67 5,44
Tabel 2 diatas merupakan tabel nilai proobit yang dapat dihitung %kematian pada mencit di masing-masing dosis. Pada dosis7.5 mg/kg bb dan 10mg/kg bb memiliki % kematian sebesar 66.7 % dan pada dosis yang lainnya adalah 0% sehingga di dapat koreksi % kematian sebesar 66.7 % pada dosis 7.5 mg/kg bb dan10 mg.kg bb. Kematian dari koreksi % kematian dapat menghasilkan nilai besarnyanilai probit.Pada koreksi % kematian 66.7 % maka nilai probitnya adalah 5.41.Analisis probit digunakan dalam pengujian biologis untuk mengetahui respon subyek yang diteliti oleh adanya stimuli dalam hal ini CdSO4 dengan mengetahui respon berupa mortalitas (Negara, 2003 ).
![Page 5: laporan tokling ld50](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100601/55721204497959fc0b8fe477/html5/thumbnails/5.jpg)