Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

25
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM TANAMAN OBAT DAN INDUSTRI Budidaya Tanaman Lidah Buaya Oleh : Febri Yossi Permata (05091007057) PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

Transcript of Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

Page 1: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

TANAMAN OBAT DAN INDUSTRI

Budidaya Tanaman Lidah Buaya

Oleh :

Febri Yossi Permata

(05091007057)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2012

Page 2: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lidah Buaya (Aloe vera L.) merupakan tumbuhan yang telah dikenal sejak ribuan

tahun yang lalu dan biasa digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk

perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat dengan mudah ditemukan di daerah kering afrika1.

Lidah buaya sering terlihat di pekarangan rumah maupun tumbuh secara liar. Beberapa

kelebihan yang dimiliki oleh tanaman lidah buaya antara lain pemeliharaannya yang relatif

mudah dilakukan, produksinya tahan lama, dan gangguan dari hama maupun penyakit relatif

kecil. Lidah buaya juga dikenal memiliki manfaat yang sangat luas mulai dari pengobatan

hingga kosmetik kecantikan.

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan tanaman

lidah buaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai

bahan makanan dan minuman kesehatan. Secara umum, lidah buaya merupakan satu dari 10

jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai

tanaman obat dan bahan baku industri .

Tanaman lidah buaya telah dikeal oleh masyarakat luas sebagai tanaman obat dan

tanaman hias yang biasa ditanam di pekarangan rumah. Manfaat spesifik dari tanaman lidah

buaya yaitu dapat mengbati panas dalam, luka bakar, menghentikan pendarahan, dan

sebagainya. Pada awalnya masyarakat hanya menanam lidah buaya sebagai tanaman sela di

kebun tanaman sayuran. Pemanfaatannya pun masih terbatas hanya sebagai tanaman hias dan

bahan baku kosmetika. Masyarakat belum terlalu memperhatikan potensi keuntungan yang

diperoleh dari tanaman lidah buaya.

Kandungan yang terdapat dalam tanaman lidah buaya adalah aloe emodin, yaitu

senyawa organik yang mengaktivasi jenjang sinyal insulin seperti pencerap insulin beta dan

substrat 1 fospatidil antrokuinon serta dapat menghambat laju sintesis glikogen sehingga

sangat bermanfaat untuk mengurangi rasio gula darah. Di negara-negara Erop, Amerika dan

Australia lidah buaya saat ini telah dimanfaatkan sebagai bahan baku indistri makanan dan

minuman kesehatan.

Berdasarkan uraian diatas, maka kita sebagai kaum agronomis dirasa sangat perlu

untuk melestarikan dan melakukan pembudidayaan tanaman lidah buaya. Oleh karena itulah

1 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Riau.

Page 3: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

praktikum ini penting dilakukan agar kita dapat mengetahui teknis budidaya tanaman lidah

buaya serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhuhan tanaman tersebut.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui teknis budidaya tanaman lidah buaya (Aloe

vera L.) serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.

Page 4: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistematika dan Botani

Sistematika dari tanaman lidah buaya adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Asparagales

Famili : Asphodelaceae

Genus : Aloe

Spesies : Aloe vera L.2

Lidah buaya merupakan tanaman berbentuk roset (seperti bunga mawar) dengan

tinggi 30-60 cm dan diameter tajuk 60 cm atau lebih. Daunnya berdaging, kaku, lancip

(lanceolate) dengan warna daun hijau keabu-abuan dan memiliki bercak  putih. Di bagian

pinggir daun terdapat duri-duri kecil berwarna hijau muda. Tanaman lidah buaya memiliki

batang yang tertutup oleh pelepah daun dan sebagian lagi tertimbun oleh tanah. Dari batang

tersebut akan muncul tunas-tunas baru yang selanjutnya menjadi anakan. Di daerah

subtropik, tanaman ini akan berbunga pada akhir musim dingin dan musim semi. Bunganya

berbentuk seperti lonceng berwarna kuning atau orange berukuran kira-kira 2,5 cm dan

tumbuh diatas tangkai bunga yang tingginya mencapai 1 meter.

Tanaman lidah buaya adalah tanaman sukulen tahunan. Daunnya berdaging tebal dan

banyak mengandung lendir atau gel. Lidah buaya dapat digunakan sebagai tanaman hias,

tanaman obat, maupun minuman. Dari lebih 300 jenis Aloe, hanya tiga jenis yang diusahakan

secara komersial, yaitu Aloe vera (Aloe barbadensis Miller), Aloe perryi dan Aloe ferox. Di

antara ketiga jenis Aloe tersebut, hanya jenis Aloe vera yang paling berpotensi untuk

dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan industri farmasi, pangan dan kosmetika.

Jamieson (1984) menyebutkan beberapa karakteristik dari tanaman lidah buaya antara

lain : 1) batangnya kuat da tumbuh 30-40 cm selama 10 tahun, 2) daunnya berdaging dan

menyerupai pedang, 3) pangkal daun berwarna putih dan mengapit batang, 4) datar pada

2 www.plantamor.com diakses tanggal 21/06/2012

Page 5: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

permukaan atas daun dan menggelembung pada permukaan bawah daun, 5) pangkal daun

lebarnya 9 cm dan tebal 2,5 cm, 6) pinggir daun berduri, durinya ada yang kuat, lemah dan

pendek, 7) daun mudanya berbintik-bintik putih, 8) bunganya tegak menjulang dengan tinggi

60-90 cm, dan 9) bunga berwarna kuning panjangnya 2,5 cm.

B. Syarat Tumbuh Tanaman Lidah Buaya

Lidah buaya dapat tumbuh pada daerah kering hingga basah dengan kisaran suhu 16-

33 C. Curah hujan tahunan 1000-3000 mm dan memiliki musim kering yang agak panjang.

Membutuhkan cahaya matahari penuh dengan intensitas cahaya yang tinggi.

Tanah yang dikehendaki lidah buaya adalah tanah subur, kaya bahan organik, dan

gembur. Kesuburan tanah pada lapisan olah sedalam 30 cm sangat diperlukan karena akarnya

pendek. Apabila tanaman ditanam di daerah yang bertanah mineral maupun tanah organik,

agar dapat tumbuh dengan baik diperlukan tambahan pupuk. Tanah berpasir perlu diberi

pupuk organik. Bila lidah buaya ditanam di tanah berpasir, produksi gelnya sangat rendah

dan daunnya kecil-kecil. Tanah yang terlalu padat perlu digemburkan atau diberi pupuk

kandang agar lebih gembur dan dapat menyerap air.

Lidah buaya dapat tumbuh baik di daerah bertanah gambut yang pH-nya rendah.

Pemberian pupuk kandang dan abu menyebabkan tanaman memberikan hasil yang cukup

baik. Meskipun demikian, pH ideal untuk tanaman lidah buaya adalah 5,5 – 6. Tanah yang

terlalu asam dapat mengakibatkan tanaman lidah buaya keracunan logam berat, sehingga

ujung-ujung daun menjadi kuning seperti terbakar, pertumbuhan terhambat, dan jumlah

anakan berkurang. Agar tanah seperti ini bisa ditanami lidah buaya, para petani membuat

galengan-galengan kecil atau bedengan, sehingga sirkulasi air dan udara selalu dalam

keadaan baik untuk tanaman.

C. Manfaat Lidah Buaya Dalam Pengobatan

Lidah buaya, mengandung banyak gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Komponennya dengan

bentuk gel yang sebagian besar adalah air mencapai 99.5% jumlah total, serta dengan total

padatan terlarut hanya 0,49 %, lemak 0,067 %, karbohidrat 0,043 %, protein 0,038 %,

vitamin 0,49 %, vitamin C 3,476 mg (Furnawanthi, 2002). Sedangkan kandungan gizi yang

tinggi di dalamnya adalah vitamin C. 

Beberapa manfaat lidah buaya bagi kesehatan antara lain :

Mengurangi gula dalam darah.

Salah satu zat yang terkandung dalam lidah buaya adalah aloe emodin, sebuah

senyawa organik dari golongan antrokuinon yang mengaktivasi jenjang sinyal insulin

Page 6: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

seperti pencerap insulin-beta dan -substrat1, fosfatidil inositol-3 kinase dan

meningkatkan laju sintesis glikogen dengan menghambat glikogen sintase kinase

3beta, sehingga sangat berguna untuk mengurangi rasio gula darah. Selain itu,

Menurut Ayurveda, pengobatan tradisional India, manfaat lidah buaya telah

hipoglikemik. Yaitu dapat mengurangi glukosa darah (gula dalam darah) pada orang

dengan diabetes.

Obat antiseptic & obat luka bakar

Tanaman lidah buaya daun dan akarnya mengandung saponin dan flavonoid, di

samping itu daunnya mengandung tanin dan polifenol (Hutapea, 2000). Saponin ini

mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif untuk menyembuhakan

luka terbuka, sedangkan tanin dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap infeksi

luka karena mempunyai daya antiseptik dan obat luka bakar. Flavonoid dan polifenol

mempunyai aktivitas sebagai antiseptic (Harborne, 1987)

Obat pencahar

Karena lidah buaya lateks (kuning jus diekstraksi dari lapisan luar daun) mengandung

molekul dengan efek pencahar yang kuat (disebut "anthranoids"), tanaman bisa efektif

dalam kasus-kasus sembelit. Manfaat ini juga diakui oleh WHO dan ditunjukkan

dalam beberapa penelitian.

Regenerasi kulit

Kaya antioksidan (flavonoid, vitamin C, beta-karoten), lidah buaya akan memiliki

anti-penuaan. Sebuah studi yang dilakukan di Turki 2009, menunjukkan bahwa lidah

buaya dapat membantu regenerasi jaringan kulit. Selain itu dapat memudarkan bekas

luka dan garis garis putih/merah akibat kehamilan atau strecth mark, merawat luka

kecil akibat teriris pisau dan tergores serta memudarkan bintik-bintik kehitaman pada

kulit.

Membantu pencernaan

Penelitian telah menunjukkan gel lidah buaya mampu mengusir dan membinasakan

racun dan bahan asing lainnya yang biasanya menempel pada usus. Racun dan benda

asing yang menempel pada usus sangatlah berbahaya sebab mengakibatkan akumulasi

limbah sehingga dapat memblokir saluran usus dan mengurangi kemampuan tubuh

untuk menyerap nutrisi. Manfaat lidah buaya adalah dapat menghilangkan limbah dan

membantu dalam pengaturan asam. Hal tersebut dapat mencegah Anda dari menderita

gangguan pencernaan dan juga dapat membersihkan darah serta meningkatkan

sirkulasi normal

Page 7: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

D. Budidaya Tanaman Lidah Buaya

Lidah buaya tumbuh Iiar di tempat berudara panas tapi sering juga ditanam di pot dan

pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Daunnya meruncing berbentuk taji. Tebalnya kira-

kira 1 cm. Dalamnya bening. Daun ini getas dan tepinya bergerigi. Panjangnya bisa sampai

30 cm. Yang biasa digunakan adalah daun dan akarnya.

Sebagaimana diketahui bahwa gambut merupakan salah satu jenis tanah yang

bermasalah dalam penyediaan unsur hara bagi tanaman, karena sifatnya dari mulai ekstrim

masam sampai masam, maka dalam pemanfaatannya untuk dijadikan lahan pertanian terlebih

dalulu lahan gambut ini harus dikondisikan sehingga sesuai dengan syarat tumbuh tanaman

lidah buaya.

Tanaman lidah buaya tidak menghendaki lahan yang basah atau terdapat genangan air

yang cukup lama, sedangkan pada lahan gambut umumnya mengandung air relatif banyak

karena kemampuannya dalam mengikatkan air. Teknik budidaya tanaman lidah buaya pada

lahan gambut dapat dijelaskan, sebagai berikut:

-Pembibitan-

Pembibitan adalah tempat menumbuhkan dan memelihara bahan tanaman kecil sampai

tanaman tersebut siap ditanam di lahan. Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk membibitkat

tanaman lidah buaya yaitu di bedengan dan di kantong plastik (polybag).

 

-Persiapan bedengan pembibitan-

Mula-mula tanah diolah dengan mengunakan cangkul sampai gembur. Kemudian dibuat

bedengan dengan lebar 120 cm, tinggi bedengan 30 cm dan panjang sesuai dengan kebutuhan

dan keadaan lahan.

Bersamaan dengan penggemburan tanah dilakukan pemberian pupuk kandang atau kompos

sebanyak 2 kg per m2 yang dicampur rata. Dapat pula ditambahkan pupuk kimia SP-36

sebanyak 20 gram per m2.

 

-Persiapan polybag pembibitan-

Page 8: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

Siapkan tanah gembur dan pupuk kandang atau kompos, kemudian campurkan kedua media

tersebut hingga rata dengan perbandingan 1:1 yaitu satu bagian tanah dicampur dengan satu

bagian pupuk kandang. Dapat pula ditambah pupuk kimia SP-36 sebanyak 50 gram per m3

media.

 

-Penanaman bahan tanam-

Bahan tanam yang digunakan pada pembibitan lidah buaya diambil dari anakan yang tumbuh

di sekitar tanaman induknya.

Anakan yang diambil kira-kira sebesar ibu jari dengan jumlah daun 3 atau 4 daun pelepah.

Anakan tersebut ditanam pada bedengan dengan jarak 25 cm x 25 cm. Untuk pembibitan

mengunakan polybag ditanam satu anakan setip polybag, kemudian polybag ditata rapi.

Untuk menjaga supaya bibit tanaman lidah buaya tumbuh baik maka perlu dilakukan

pemeliharaan yang meliputi penyiraman, penyulaman, penyiangan dan pengendalian hama

dan penyakit. Penyiraman cukup dilakukan dua hari sekali apabila tidak turun hujan. Untuk

menjaga jumlah bibit yang diharapkan, maka apabila ada bibit yang mati perlu dilakukan

penyulaman. Pada pembibitan biasanya tumbuh berbagai macam rumput yang tumbuhnya

tidak diharapkan. Supaya rumput tersebut tidak menjadi saingan bibit dalam menyerap unsur

hara maka rumput harus disiang dengan cara mencabutnya. Untuk menghindari bibit dari

gangguan hama dan penyakit perlu disemprot dengan obat pembasmi hama dan penyakit.

 

-Persiapan tanam-

Lidah buaya merupakan tanaman perdu yang tinggi batangnya tidak lebih dari satu meter dan

mempunyai perakaran yang tidak panjang. Oleh karena itu lidah buaya dapat ditanam di

lahan sempit bahkan di teras-teras rumah. Dengan demikian lidah buaya dapat ditanam di

lahan maupun pada wadah tertentu seperti pot atau ember.

Untuk penanaman lidah buaya di lahan, perlu disiapkan bedengan penanaman. Persiapan

lahan diawali dengan pembersihan lahan yaitu memotong semak-semak dan pohon-pohon

jika ada, menggali perakarannya, dilanjutkan dengan menyingkirkan seluruh sisa tanaman

tersebut dan bebatuan agar tidak menjadi sumber penyakit dan hama pengganggu tanaman

atau menjadi gangguan dalam penyiapan lahan selanjutnya. Lahan digarpu atau dicangkul

untuk membalikan tanah, kemudian lahan dibiarkan beberapa hari. Selanjutnya lahan

digemburkan untuk memudahkan pembuatan bedengan. Bedengan dibuat dengan cara

memindahkan tanah pada bagian yang akan dibuat parit ke kiri dan ke kanan parit. Supaya

bentuk bedengan lurus, maka digunakan tali rafia yang dibentangkan dari ujung bedengan ke

Page 9: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

ujung bedengan lainnya. Lebar bedengan dibuat 120 cm dengan tinggi 20 cm dan jarak antara

dedengan adalah 40 cm, sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahannya.

 

-Penanaman Bibit -

Setelah bedengan dibentuk kemudian dibuat lubang tanam dengan jarak antara lubang dalam

satu barisan tanam adalah 0,8 meter (dalam satu bedengan terdapat satu baris tanaman).

Besarnya lubang tanam 30 cm x 30 cm dengan kedalaman 30 cm untuk penempatan pupuk

kandang.

Banyaknya pupuk kandang yang digunakan adalah sebanyak 5 kg per lubang tanam

sedangkan pupuk kimia adalah 10 gram Urea, 10 gram SP-36 dan 5 gram KCl, kemudian

pupuk tersebut diaduk rata menggunakan cangkul. Supaya barisan tanaman dalam bedengan

terlihat rata sejajar, maka pada saat melakukan penanaman kita pasang tali rafia dari ujung

bedengan yang satu ke ujung yang lain, tali rafia tepat berada di tengah-tengah bedengan

tempat lubang tanam berada. Bibit yang ditanam terlebih dahulu dipilih bibit yang baik yaitu

bibit yang seragam dengan ukuran 25 – 30 cm dan tidak sakit, kemudian diambil (berikut

tanahnya) dengan hati-hati dari bedengan persemaian atau dilepaskan berikut tanahnya dari

polybag pesemaian. Tanam bibit di lubang yang telah disediakan kemudian timbun sampai

pangkal batang/leher akar, posisi tanam harus tegak dan searah. Tekan tanah pada saat

penanaman agar posisi tanaman tidak berubah lagi saat disiram. Penyiraman dilakukan sesaat

setelah penanaman selesai.

Untuk penanaman menggunakan wadah terlebih dahulu harus menyiapkan media tumbuhnya

yaitu campuran tanah gembur dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 (dua bagian

tanah dicampur dengan satu bagian pupuk kandang). Wadah yang digunakan bisa berupa pot,

ember plastik atau plastik polybag asalkan volumenya lebih dari 10 liter. Sebaiknya untuk

penanaman lidah buaya menggunakan wadah berupa pot atau ember, karena lidah buaya

mempunyai umur yang panjang sehingga tidak sering mengganti wadah karena rusak. Isikan

media ke dalam wadah dengan ditambahkan 10 gram Urea, 10 gram SP-36 dan 5 gram KCl

kemudian campurkan hingga rata. Tanam bibit lidah buaya seperti menanam pada bedengan.

 

-Pemeliharaan Tanaman-

Pemeliharaan tanaman mencakup kegiatan penyulaman, penyiraman, penyiangan,

pemupukan, pengendalian hama-penyakit, pembuangan daun-daun yang busuk, penyobekan,

dan pembumbunan tanaman.

 

Page 10: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

Penyulaman

Apabila di lahan terdapat tanaman yang mati atau pertumbuhannya tidak baik, maka harus

segera dilakukan penyulaman dengan tanaman yang baru. Penyulaman ini dapat dilakukan 1

– 3 minggu setelah tanam supaya tanaman baru tersebut dapat mengejar pertumbuhan

tanaman yang lain.

Bibit yang digunakan untuk menyulam berasal dari bibit pendederan yang sengaja

ditinggalkan di pembibitan untuk cadangan. Penyulaman dapat terus dilakukan selama masih

mempunyai bahan tanam yang seumur dengan tanaman di lahan.

 

Penyiraman

Penyiraman merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman lidah buaya. Salah satu

tujuan penyiraman adalah mengganti air yang hilang akibat diserap tanaman atau penguapan.

Penyiraman lidah buaya diberikan berdasarkan kondisi media tanam. Jika lidah buaya

ditanam pada musim hujan, tentu tidak memerlukan kegiatan penyiraman karena air hujan

dapat menyediakan air yang cukup untuk mendorong pertumbuhan tanaman. Sebaliknya jika

musim kemarau, kegiatan penyiraman menjadi penting terutama setelah bibit ditanam di

lahan. Cara dan banyaknya air penyiraman yang diberikan perlu diperhatikan karena dapat

menyebabkan pengaruh yang tidak baik. Air yang diberikan jangan sampai menggenangi

perakaran karena akan mengakibatkan busuk akar. Perlu kita ketahui bahwa tanaman lidah

buaya tidak tahan terhadap kelembaban yang tinggi karena akan mengundang penyakit

Fusarium yang mengakibatkan busuk akar atau busuk batang yang akhirnya tanaman akan

mati.

Cara penyiraman dapat dipilih sesuai dengan kondisi yang ada. Apabila air penyiraman

tersedia banyak, penyiraman dapat dilakukan dengan cara genangan dengan mengalirkan air

ke parit-parit. Dengan cara ini diharapkan air dapat meresap secara merata sampai daerah

perakaran. Setelah kondisi media cukup lembab air genangan harus segera dibuang. Apabila

tanaman lidah buaya yang kita tanam tidak banyak atau penanaman dalam wadah penyiraman

cukup dilakukan menggunakan gembor.

 

Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis tumbuhan pengganggu yang hidup di

sekitar tanaman lidah buaya. Tindakan pemeliharaan yang satu ini paling sering dilakukan

sebagai kegiatan pemeliharaan rutin. Rumput-rumput yang tumbuh mengganggu di lahan

lidah buaya harus dicabut dan dibuang. Rumput-rumput ini tak hanya menjadi pesaing dalam

Page 11: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

berebut makanan yang berupa unsur hara, akan tetapi dapat juga sebagai sumber

bersarangnya hama dan penyakit. Tanaman liar ini perlu dikendalikan secara terus menerus

yaitu pada saat rumput masih kecil.

Lidah buaya ditanam dengan jarak tanam yang jelas dan teratur, sehingga penyiangan dapat

dilakukan dengan alat cungkir atau sabit. Untuk menghindari terlukanya batang lidah buaya

oleh sabit, maka untuk penyiangan di sekitar batang sebaiknya dilakukan tanpa alat dengan

cara mencabutnya.

Untuk parit pengairan atau sela antar bedengan yang ditumbuhi rumput, dapat digunakan

cangkul.

 

Pemupukan susulan

Pemupukan bertujuan untuk mencukupi kebutuhan unsur hara bagi tanaman dan

memperbaiki kondisi tanah, sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan menyerap

unsur hara dalam jumlah yang cukup. Tanah yang masih subur (kaya akan bahan organik)

mampu menyediakan hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang cukup. Akan tetapi

sayangnya tanah yang kaya akan bahan organik sudah semakin jarang, sehingga kegiatan

pemupukan harus dilakukan. Ada dua jenis pupuk yang biasa digunakan yaitu pupuk kimia

dan pupuk organik. Pupuk kimia adalah pupuk buatan pabrik seperti Urea, SP-36 dan KCl,

sedangkan pupuk organik adalah pupuk alami yang terbuat dari sisa-sisa tanaman berupa

kompos dan kotoran hewan. Karena lidah buaya banyak digunakan untuk keperluan

kesehatan, maka diusahakan untuk menghindari terkontaminasi dengan bahan kimia.

Tanaman lidah buaya sebaiknya dipupuk dengan pupuk organik berupa kompos atau kotoran

hewan. Memang kandungan unsur hara pupuk organik jauh di bawah pupuk kimia, tetapi

pupuk organik mempunyai kelebihan yaitu membantu menggemburkan tanah dan menyatu

secara alami, menambah unsur hara, dan memperbaiki struktur tanah.

Banyaknya pupuk organik yang digunakan tergantung kondisi tanaman dan kesuburan tanah,

karena pupuk organik tidak meracuni tanaman, maka lebih banyak lebih baik. Akan tetapi

sebagai acuan dapat diberikan sebanyak dua kilogram pertanaman. Apabila memerlukan

pupuk kimia tambahan, berikan 20 gram Urea dan 5 gram KCl, masing-masing untuk satu

tanaman. Cara pemberiannya dikubur di sekeliling tanaman yang sebelumnya dibuat larikan

kecil. Pemupukan cukup dilakukan 6 bulan sekali.

 

 

Pengendalian hama dan penyakit

Page 12: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

Salah satu faktor yang menentukan hasil panen lidah buaya yang berkualitas adalah

bagaimana cara mengatasi hama dan penyakitnya. Tanaman akan mudah terserang hama dan

penyakit apabila prasarana dan lingkungan sekitar tanaman tidak baik. Selama masa

pemeliharaan berlangsung, fasilitas kebun seperti saluran pembuangan air, parit antara

bedengan perlu ditata agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Apalagi kalau penanaman

dilakukan pada musim hujan. Saluran pembuangan air dan parit harus dapat mengalirkan air

hujan atau air irigasi keluar dari areal kebun. Apabila terjadi genangan air yang cukup lama

akan berakibat tidak baik bagi tanaman. Akar yang tergenang akan mudah terinfeksi oleh

penyakit busuk akar. Agar genangan air dapat dicegah, saluran pembuangan harus dapat

menyalurkan air limpahan. Demikian pula lingkungan di sekitar kebun harus selalu terjaga

kebersihannya, sehingga terbebas dari rumput sisa penyiangan dan daun lidah buaya yang

membusuk. Oleh karena itu, keberadaannya harus selalu terkontrol sehingga dapat segera

dibuang atau ditimbun dalam tanah.

Adapun hama yang biasa menyerang lidah buaya di kebun adalah ulat daun dan bekicot. Cara

pengendaliannya dapat dilakukan secara fisik dengan membunuh hama yang ditemui.

Lakukan pengendalian hama dan penyakit dengan menyemprotkan pestisida, apabila

serangan sudah banyak. Gunakan dosis pestisida sesuai dengan anjuran yang tertera pada

label kemasan

Sedangkan penyakit yang sering menyerang lidah buaya adalah busuk batang yang

disebabkan oleh Fusarium sp. Pengendaliannya adalah dengan menjaga kebersihan dan

kelembaban lingkungan kebun. Apabila ada tanaman lidah buaya yang sudah terserang, maka

harus segera mencabut dan menimbunnya dalam tanah.

 

Pembuangan daun busuk

Pembuangan daun-daun yang busuk dan rusak dilakukan sepanjang pemeliharaan tanaman.

Kerusakan daun tersebut dapat diakibatkan oleh serangan hama dan penyakit atau akibat

kekeringan.

Pembuangan daun busuk tersebut harus dilakukan secara rutin, dapat juga dilakukan

bersamaan dengan penyiangan. Pembuangan sisa tanaman tersebut jangan sembarangan

karena akan menjadi sumber penularan penyakit pada tanaman yang sehat, sebaiknya sisa

tanaman itu ditimbun dalam tanah.

 

Pemisahan anakan

Page 13: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

Lidah buaya yang berumur 5-6 bulan, anakan sudah mulai keluar di sekitar tanaman dari

batang yang tertimbun. Anakan tersebut harus segera dipisahkan agar pertumbuhan tanaman

induknya tidak terganggu. Pemisahan anakan harus dilakukan secara hati-hati dengan

mengunakan pisau tajam agar tidak mengganggu perakaran tanaman induknyanya. Anakan

hasil pemisahan ini dapat disemaikan di pembibitan sebagai sumber bibit.

 

Pembumbunan

Tanaman lidah buaya akan kelihatan tumbuh subur setelah berumur 3 bulan setelah tanam.

Akarnya mulai menyebar dan daunnya semakin bertambah baik jumlah maupun besarnya,

sehingga akan menjadi beban bagi batang dan perakarannya. Untuk menghindari terjadinya

rebah karena terbebani daun, maka tegaknya batang harus diperkokoh dengan cara

membumbunnya. Pembumbunan dilakukan dengan memindahkan tanah dari bagian kiri dan

kanan barisan tanaman ke sekitar tanaman sedemikian rupa sehingga bedengan tanam akan

terbentuk secara teratur. Bekas tanah yang dipindahkan selanjutnya berfungsi sebagai saluran

drainase antar bedengan yang dapat menyalurkan kelebihan air dari kebun.

 

-Panen-

Panen lidah buaya dilakukan terhadap daunnya, sehingga sejak pemeliharaan tanaman kecil

sampai tanaman siap dipanen keutuhan daun harus tetap terjaga dari kerusakan. Lidah buaya

pertama kali dapat dipanen pada umur 8 – 12 bulan tergantung pada penampakan daunnya.

Pada usia ini daun lidah buaya telah mencapai bobot minimal 0,4 kg dengan tebal minimal 2

cm. Keadaan daun ini sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanahnya. Jumlah daun yang

dipanen adalah satu atau dua helai yang paling tua yang berada paling bawah. Tidak ada

syarat khusus untuk daun lidah buaya yang akan dipanen. Syarat tersebut biasanya

disesuaikan dengan tujuan pengolahan selanjutnya. Secara umum daun lidah buaya yang akan

dipanen harus memenuhi syarat sebagai berikut :

- Daun tidak cacat atau luka

- Warna daun hijau mulus

- Daun tidak busuk

- Daun mempunyai tekstur keras.

Keutuhan zat yang terkandung dalam lidah buaya sangat dipengaruhi oleh suhu, cahaya dan

udara. Daun lidah buaya yang baru dipanen akan mudah busuk apabila kondisi lingkungan

tempat penyimpanan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Kondisi ini akan lebih parah

apabila daun lidah buaya tersebut luka akibat metode panen yang kurang tepat. Oleh karena

Page 14: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

itu cara panen dan kebersihan daun harus mendapat perhatian. Gunakan pisau yang tajam

untuk menyayat pangkal daun, yang selanjutnya daun tersebut diputar untuk dipisahkan dari

batangnya. Diusahakan lingkar pelepah yang menempel pada batang terkelupas, hal ini untuk

memenuhi kriteria yang diminta dan untuk memudahkan pertumbuhan perakaran baru.

 Penyiapan Lahan

Lahan gambut yang telah ditetapkan sebagai lokasi untuk budidaya tanaman lidah buaya, terlebih

dahulu harus dibuat parit keliling yang berfungsi untuk membuang air tanah yang berlebihan (drainase).

Saat awal pembibitan merupakan tahap dimana kebutuhan air harus diperhatikan. Bibit mungkin akan

berwarna kemerah-merahan karena belum beradaptasi dengan lingkungan. Dengan pengairan yang

cukup, seminggu setelah pembibitan, bibit akan menunjukkan pertumbuhan normal/pulih dari stres

lingkungan akibat pemisahan dari induk. Pengairan yang berlebihan harus dicegah karena bibit mudah

busuk akibat serangan cendawan pada keadaan lembab.

Parit/saluran air dibuat disekeliling lahan dan pada arah memotong tengah areal lahan dengan ukuran

parit: lebar atas 50 cm, lebar bawah : 35 cm dan kedalaman berkisar 50-60 cm (tergantung tebal lapisan

gambut dan kondisi genangan air tanahnya).

Ukuran Parit Keliling dan Parit Tengah Memotong Lahan

2. Pembersihan Lahan

Pembersihan lahan yang dimaksud adalah membersihkan lahan dari semua vegetasi yang ada dengan

cara menebas dan menebang pohon semak belukar sampai semua vegetasi/tumbuhan terpotong.

Selanjutnya tebasan dibiarkan hingga kering, untuk batang kayu yang bisa diangkut dan dikumpulkan

menjadi satu ditempat pembakaran, untuk semak belukar yang kering dikumpulkan dan dibakar

ditempat, setelah lahan bersih pekerjaan berikutnya adalah pembuatan bedengan/guludan.

3. Pembuatan Bedengan/Guludan

Pembuatan bedengan/guludan sekaligus merupakan pengolahan tanah atau pecangkulan,

bedengan/guludan dibuat dengan ukuran disesuaikan dengan jarak tanam yang akan digunakan, antara

lain :

Page 15: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

a. Jarak tanam  : 1,25 m x 1,00 m  (Populasi : 8. 000 Pohon/Ha)

b. Jarak tanam    :    1,25 m  x 1,25 m (Populasi : 6. 000 Pohon/Ha)

Bedengan untuk jarak tanam (a) dan (b) dibuat dengan ukuran lebar 75 cm dan tinggi 20-30 cm, dan

panjang disesuaikan dengan kondisi lahan atau tergantung selera/keinginan, tapi ada juga yang

membuat bedengan dengan panjang 25 meter.

Ukuran Bedengan 

(Jarak antar tanaman = 1,00 m atau 1,25 m)

Apabila bedengan untuk tanaman lidah buaya dibuat belakangan maka lahan yang sudah bersih

langsung diberi tanda untuk pembuatan lubang tanam (ajir), dengan demikian bedengan tanaman akan

terbentuk setelah bibit tanaman lidah buaya sudah ditanam sekaligus merupakan pembumbunan

tanaman.

4. Penyiapan Sarana Produksi

Sarana produksi yang harus dipersiapkan adalah bibit, pupuk (organik dan anorganik), abu, kulit udang

atau busukan ikan (bila mudah diperoleh) dan fungisida.

Pada penyiapan bibit tanaman lidah buaya harus dipersiapkan dengan baik sejak pengolahan lahan

dimulai yaitu bibit tanaman lidah buaya, sudah berumur 3 atau 4 bulan dan telah didederkan selama

minimal 1 bulan, bibit dapat diambil dari anakan langsung yang telah mencapai ukuran sebesar ibu jari

dengan tinggi 10 cm – 15 cm, selanjutnya dipisahkan dari induk tanaman dan ditanam pada tempat

pendederan yang telah disiapkan (jarak tanam pendederan 15 cm x 20 cm atau 15 cm x 15 cm), selama

pendederan bibit tanaman diberikan perlakuan pemupukan (pupuk kandang, abu dan pupuk urea).

5. Persiapan Tanaman

Lahan yang sudah dibuat bedengan selanjutnya diberikan ajir sebagai tanda jarak tanam dan tempat

penanaman bibit. Minimal 1 minggu (7 hari) sebelum tanam, pada ajir/tanda tanam tadi dibuat lubang

tanam dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm. Setelah lubang tanam dipersiapkan, selanjutnya

masukkan/tempatkan campuran pupuk urea, TSP, KCL, abu, pupuk kandang dan kulit udang ke dalam

lubang tanam dan tutup lagi dengan tanah dan letakkan lagi ajir tepat ditengah lubang, sebagai tanda

untuk menanamkan  bibit lidah buaya.

6. Bibit Lidah Buaya

Page 16: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

Bibit yang akan ditanam, harus diseleksi bersamaan dengan saat pencabutan bibit dari tempat

pendederan. Bibit lidah buaya umumnya berukuran tinggi 20 – 30 cm dengan minimal 6 (enam) daun

pelepah.

Anakan yang telah cukup besar, berusia sekitar 1-2 bulan, dipisahkan dari tanaman induk

(ditangkarkan). Anakan akan muncul dari tanaman induk pada usia 5-6 bulan. Penjarangan anakan ini

sangat penting dilakukan agar tanaman lidah buaya dapat tumbuh besar.

Pembiakan dapat dilakukan melalui anakan (umum dilakukan), benih, maupun setek batang. Pembibitan

dari anakan dapat dilakukan di bedengan atau di polibag. Pembibitan di bedengan dapat dilakukan

dengan membuat bedengan berukuran 1-1.5 m x 10 m atau menurut kebutuhan dengan jarak tanam 10

cm x 10 cm. Bedengan harus benar-benar remah agar pertumbuhan akar bibit tidak terganggu. Bibit

yang terganggu perkembangan akarnya akibat tanah yang keras tidak akan tumbuh berkembang.

Sebelum ditanami bibit, bedengan ditaburi pupuk kandang sebanyak 20 – 40 kg (1-2 karung) per bedeng

dan diaduk secara merata. Penaburan kapur pertanian dianjurkan untuk mengurangi serangan

cendawan. Penambahan urea sebanyak 7,5 kg per bedeng bisa dilakukan untuk merangsang

pertumbuhan bibit.

Sedangkan pembibitan di polibag, bisa dilakukan dengan media tanah dicampur pupuk kandang 1 : 1

atau 1 : 2 dan ditambahkan NPK 5 gram per polibag tiap dua minggu. Setelah itu polibag ditaruh di

tempat yang cukup teduh namun masih terkena sinar matahari.

7. Penanaman

Bibit yang sudah diseleksi (terpilih) harus benar-benar sehat, tidak terdapat luka pada daun pelepah.

Pencabutan bibit dapat dilakukan bersamaan dengan saat hari tanam (tidak dimalamkan atau terlalu

lama terkena sinar matahari langsung/berjemur).

Daun-daun bagian bawah yang telah berwarna kekuningan dan daun yang terserang penyakit perlu

dibuang. Daun dijaga agar tidak sampai tertimbun tanah yang akan menyebabkan busuk akibat

serangan cendawan. Pengairan perlu dilakukan ketika lahan terlihat kering (lama tidak turun hujan).

Pengairan yang telat akan menyebabkan tanaman layu dan daun berubah warna kuning kemerahan

yang memerlukan waktu agar pulih kembali.

Setelah 3-4 hari dari pemberian pupuk, bibit tanaman dicabut dan dipindah tanamkan di lapangan yakni

pada lubang yang sudah diberikan campuran pupuk. Penanaman bibit dengan cara dibenamkan sedalam

4 cm – 6 cm dan tanah disekitar bibit dipadatkan agar bibit tidak mudah tumbang. Penanaman

hendaknya dilakukan pada pagi hari (jam 07.00 – 10.00) atau sore (jam 16.00).

Page 17: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

Setelah 10 – 14 hari setelah tanam, dilakukan pengamatan terhadap bibit, apabila terdapat bibit yang

mati segera dilakukan penyulaman. Penyulaman di lahan dilakukan setelah tanaman berumur 1-2 MST

(minggu setelah tanam), yakni dengan cara mengganti tanaman yang mati atau kurang baik

pertumbuhannya dengan tanaman baru. Jumlah bibit yang diperlukan tergantung jarak tanam yang

digunakan dan umumnya berjumlah 8.000 tanaman/hektar (jarak tanam 1,00 x 1,25 m).

10. Penyiangan (Pengendalian Gulma)

Penyiangan dilakukan pada saat sebelum dilakukan pemupukan susulan, namun demikian penyiangan

dapat saja dilakukan secepatnya bila gulma disekitar tanaman lidah buaya sudah terlihat banyak yang

tumbuh. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma dengan tangan atau kored, bersamaan

dengan penyiangan dilakukan pembersihan alur antar bedengan dan menaikkan tanah-tanah yang turun

dari bedengan karena curah hujan.. Penyiangan pada tanaman lidah buaya sangat penting dilakukan

karena peertumbuhan gulma yang cenderung pesat dan menganggu tanaman.

Disamping pekerjaan yang bersamaan dengan penyiangan, bagi tanaman yang sudah berumur 1 tahun

keatas akan terlihat anakan lidah buaya yang harus dibuang atau dipisahkan untuk didederkan dan

ditanam kembali atau untuk di jual.

11. Panen dan Pasca Panen

Panen daun pelepah lidah buaya umumnya baru dapat dilakukan memasuki umur tanaman 10-12 bulan

atau melihat perkembangan dan pertumbuhan tanaman, apabila sudah sesuai ukuran permintaan pasar

dapat dilakukan pemanenan.

Lidah buaya yang tumbuh dengan subur ukuran pelepah pertama (bagian bawah) berkisar   40-70 cm

dengan tebal daging pelepah antara 2 – 3 cm dan berat mencapai  0,60 kg sampai 1,40 kg.

Pada hamparan tanaman yang sama panen dapat dilakukan sebulan sekali sebanyak 1-2 daun pelepah.

Namun petani biasanya melakukan panen pada hamparan yang sama tidak sekaligus (1 kali) mengingat

tingkat pertumbuhan tanaman yang berbeda, sehingga panen dapat dilakukan beberapa kali dalam

hamparan yang sama tetapi lain tanaman.

Panen dilakukan untuk daun pelepah pertama (terbawah) dengan cara menyobek bagian bawah daun

pelepah yang menempel pada batang tanaman dan penyobekan dapat dilakukan dengan menggunakan

pisau yang tajam serta tidak melukai daging pelepah maupun batang tanaman.

Setelah daun pelepah dipanen selanjutnya dibersihkan atau dicuci dalam rendaman air untuk

menghilangkan kotoran atau tanah yang menempel.

Page 18: Laporan Tetap Praktikum Obat Febri Yossi

Daun pelepah yang sudah bersih selanjutnya disusun rapi pada rak sampai tidak terlihat lagi bintik-bintik

air bekas pencucian pada daun pelepah, setelah kering daun pelepah lidah buaya siap untuk di

packing/dikemas dan dikirim untuk memenuhi permintaan pasar.

Untuk memenuhi permintaan pasar terhadap daun pelepah lidah buaya segar dari luar Kota Pontianak

baik itu untuk dikirim ke Jakarta atau ekspor, umumnya lidah buaya yang sudah bersih dan memebuhi

standart permintaan sebelum dikemas terlebih dahulu satu persatu pelepah lidah buaya dibungkus

dengan kertas koran dan dikemas dalam peti kayu. Satu buah peti kayu berisi 40 – 50 daun pelepah

lidah buaya segar.