LAPORAN TENGAH TAHUNbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...LAPORAN AKHIR TAHUN...
Transcript of LAPORAN TENGAH TAHUNbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...LAPORAN AKHIR TAHUN...
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENINGKATAN PRODUKSI BENIH PADI MELALUI PEMBERDAYAAN 2-3 KELOMPOK PENANGKARAN UNTUK MENDUKUNG PROGRAM
PENINGKATAN PENGGUNAAN BENIH BERMUTU BERLABEL (>60%) SERTA KONTINUITAS KETERSEDIAAN BENIH PADI BERMUTU DI
PROVINSI BENGKULU
Oleh :
Miswarti Johan Syafri
Adianto Yahumri
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2010
No. Kode : 26/04.03.04/00473/A2/RODHP/2010
i
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENINGKATAN PRODUKSI BENIH PADI MELALUI PEMBERDAYAAN 2-3 KELOMPOK PENANGKARAN UNTUK MENDUKUNG PROGRAM
PENINGKATAN PENGGUNAAN BENIH BERMUTU BERLABEL (>60%) SERTA KONTINUITAS KETERSEDIAAN BENIH PADI BERMUTU DI
PROVINSI BENGKULU
Oleh :
Miswarti Johan Syafri
Adianto Yahumri
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2010
ii
LEMBAR PENGESAHAN
1.
Judul Kegiatan : Peningkatan Produksi Benih Padi Melalui Pemberdayaan 2-3 Kelompok Penangkaran Untuk Mendukung Program Peningkatan Penggunaan Benih Bermutu Berlabel (>60%) Serta Kontinuitas Ketersediaan Benih Padi Bermutu di Provinsi Bengkulu
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Bengkulu
3. Alamat Unit Kerja : Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu
4. Penanggung Jawab : a. Nama : Ir. Miswarti b. Pangkat/Golongan : Penata / IIIc c. Jabatan
C1. Struktural C2. Fungsional
:
- Peneliti Pertama
5. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Seluma dan Kota Bengkulu
6. Status Kegiatan (Baru/Lanjutan) : Baru
7. Tahun Dimulai : 2010
8. Tahun ke : I. 2010
9. Biaya Kegiatan TA. 2009 : Rp. 66.000.000,- : (Enam Puluh Enam Juta Rupiah)
10. Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, TA. 2009
Mengetahui, Kepala Balai,
Penanggung Jawab Kegiatan
Dr. Ir. Tri Sudaryono, MS Ir. Miswarti NIP. 19580820 198303 1 002 NIP. 19650820 200003 2 001
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah, karena berkat karunia-Nyalah
laporan akhir tahun kegiatan peningkatan produksi benih padi melalui pemberdayaan 3
kelompok penangkaran untuk mendukung program peningkatan penggunaan benih
bermutu berlabel (>60%) serta kontinuitas ketersediaan benih padi bermutu di Provinsi
Bengkulu dapat diselesaikan. Kegiatan ini didanai oleh DIPA BPTP Bengkulu Tahun
Anggaran 2010. Laporan ini dibuat sebagai salah satu pertanggungjawaban terhadap
hasil pelaksanaan kegiatan mulai bulan Januari s/d Desember tahun 2010.
Kami menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ini tentu
ada kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan kegiatan produksi
benih ini yang akan datang sangat kami harapkan.
Kepada semua pihak yang telah berpatisipasi dan membantu pelaksanaan
kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga kegiatan ini dapat memberikan
manfaat bagi percepatan adopsi inovasi teknologi pertanian.
Bengkulu, Desember 2010 Penanggung Jawab Kegiatan
Ir. Miswarti 19650820 200003 2 001
iv
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
RINGKASAN.......................................................................................... vii
EXECUTIVE SUMMARY……………………………………………………………………. viii
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Tujuan ..................................................................................... 2
1.3. Keluaran .................................................................................. 2
1.4. Dasar Pertimbangan .................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
III. METODE PELAKSANAAN ................................................................. 5
3.1. Lokasi dan Waktu...................................................................... 5
3.2. Bahan dan alat.... ..................................................................... 5
3.3. Cakupan Kegiatan ..................................................................... 5
3.4. Tahapan Kegiatan ..................................................................... 5
3.5. Parameter Yang Diukur .............................................................. 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 7
4.1. Hasil ....................................................................................... 7
4.2. Pembahasan............................................................................ 11
V. KESIMPULAN DAN SARAN... ............................................................. 13
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 13
5.2. Saran........................................................................................ 13
KINERJA HASIL PENELITIAN................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 15
v
DAFTAR TABEL
halaman
1. Paket teknologi yang diterapkan dalam memproduksi benih............,, 6
2. Rerata komponen pertumbuhan dan komponen hasil varietas padi
di 3 lokasi..........................................................................................
9
3. Hasil panen tiga varietas padi di 3 lokasi............................................. 10
4. Nama petani kooperator dalam kegiatan produksi/perbanyakan benih 10
5. Ketersediaan benih dn volume benih yang dimanfaatkan oleh petani 11
vi
DAFTAR GAMBAR
halaman
1. Tim perbanyakan benih sedang memberikan arahan kepada petani kooperator.....................................................................................
16
2. Kooperator sedang menyemai benih .................................................. 16
3. Petani sedang melakukan pencabutan benih ..................................... 17
4. Petani melaksanakan penanaman bibit dengan cara legowo ............. 17
5. Keragaan varietas Kalimas di lokasi pengembangan.......................... 18
6. Calon benih yang akan dikembangkan di Provinsi Bengkulu............... 18
vii
RINGKASAN
Produksi/perbanyakan benih padi di Provinsi Bengkulu merupakan kegiatan diseminasi dilaksanakan di 2 kelompok tani Kabupaten Seluma dan 1 kelompok tani di kota Bengkulu. Demoplot penangkaran benih yang dikembangkan adalah label Kuning (Bredeer Seed) varietas Cigeulis, Ciherang, dan Kalimas.
Tujuan dari kegiatan ini adalah 1) Meningkatkan produksi benih padi melalui pemberdayaan 2-3 kelompok penangkar, 2) Menyediakan benih bermutu secara kontinyu di Provinsi Bengkulu, 3) Meningkatkan penggunaan benih bermutu hingga 60%.
Parameter yang diamati meliputi keragaan tanaman, produksi benih, jumlah penangkar dan jumlah benih yang disalurkan.
Hasil kegiatan menunjukkan bahwa benih yang dihasilkan dari pemberdayaan 3 kelompok penangkar cocok untuk dikembangkan di Provinsi Bengkulu ini terlihat dari keragaaan tanaman di lapangan menunjukkan kemampuan beradaptasi cukup baik seperti tinggi tanaman Cigeulis, Ciherang, Kalimas berturut-turut 100,83 cm, 101,17 cm, 97,67 dibandingkan dengan deskripsi Cigeulis, Ciherang, Kalimas berturut-turut berkisar 100-110 cm, 107-115 cm, 98-116 cm. Selanjutnya produksi benih varietas Cigeulis, Ciherang, Kalimas berturut-turut 5,5 t/ha GKP, 5,3 t/ha GKP, 4,8 t/ha GKP mampu mendekati rata-rata hasil di deskripsi ketiga varietas tersebut berturut-turut 5,0 t/ha, 6,0 t/ha, 6,0 t/ha. Ketersediaan benih hasil penangkaran di tiga lokasi berjumlah 8.410 kg. Namun benih yang dimanfaatkan baru mencapai 2.382 kg atau 28,32%.
viii
Executive Summary
Production/multiplication of rice seed in Bengkulu Province is the dissemination activities carried out in 2 groups and 1 Seluma County farmer farmer groups in the city of Bengkulu. Demoplot seed has been developed in the Yellow label (Bredeer Seed) Cigeulis varieties, Ciherang, and Kalimas.
The purpose of this activity is 1) Increase production of rice seeds through the empowerment of breeder groups 2-3, 2) Provide a continuous quality seed in the province of Bengkulu, 3) Increase the use of quality seed by up to 60%. The parameters observed included the performance of plants, seed production, the number of breeder and the amount of seed distributed.
The results showed that the seed of activities resulting from the empowerment of 3 groups of breeder suitable for development in Bengkulu Province is seen from keragaaan plants in the field showed the ability to adapt quite well as plant height Cigeulis, Ciherang, respectively Kalimas 100.83 cm, 101.17 cm , 97.67 compared with a description Cigeulis, Ciherang, Kalimas consecutive range 100-110 cm, 107-115 cm, 98-116 cm. Furthermore, production of seed varieties Cigeulis, Ciherang, Kalimas respectively 5.5 t / ha GKP, 5.3 t / ha GKP, 4.8 t / ha GKP able to approach the average results in the third description of these varieties in a row 5 , 0 t / ha, 6.0 t / ha, 6.0 t / ha. Availability of seed of captive breeding at three locations totaled 8410 kg. But the seeds are used only reached 2382 kg or 28.32%.
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Padi merupakan komoditas strategis yang bernilai sosial, politik dan ekonomi,
karena merupakan bahan makanan pokok penduduk. Bagi sebagian besar
masyarakat Indonesia selain berfungsi sebagai makanan pokok juga merupakan
mata pencaharian. Oleh karena itu upaya peningkatan produksi komoditas pangan
ini mendapat prioritas yang tinggi.
Produksi rata-rata padi sawah Propinsi Bengkulu 4,06 ton/ha, dengan jumlah
penduduk 1.598.177 jiwa (BPS. 2005). Kebutuhan padi didasarkan pada dugaan
konsumsi beras per kapita sebesar 130,5 kg (Hasanuddin et al., 2000) dan
konversinya setara dengan 1,8775 GKG (Budianto, 2000). Kebutuhan beras
mencapai 208.562,10 ton beras (391.574,01 ton GKG), penggunaan untuk keperluan
lain dan penyusutan sebesar 32.441,36 ton GKG (8% dari produksi) (Manti. et.al
2003). Tahun 2005 Propinsi Bengkulu kekurangan produksi sebesar 18.498,37 ton
GKG.
Dalam rangka memantapkan ketahanan pangan nasional kedepan dan
mencukupi kebutuhan padi sehingga diperlukan peningkatan produksi padi melalui
penyiapan benih cukup, bermutu dan tepat waktu dapat menunjang peningkatan
produksi.
Potensi untuk meningkatkan produktivitas atau produksi suatu tanaman
sangat ditentukan oleh penggunaan benih. Menurut Sutopo L. (1998) benih yang
digunakan haruslah bermutu tinggi sebab benih harus mampu menghasilkan
tanaman yang berproduksi maksimum.
Sumber benih bagi petani di Indonesia terdiri dari 2 sistem yaitu benih formal
dan benih informal (Udin dkk, 2008). Menurut Udin (2008), Negara Indonesia belum
mampu memenuhi kebutuhan benih yang bersertifikat karena total produksi benih
bersertifikat pada tahun 2004 sebesar 28% dari total kebutuhan benih. Walaupun
program perbenihan telah berjalan sekitar 30 tahun, tetapi ketersediaan benih
bersertifikat belum mencukupi kebutuhan potensialnya. Peran Puslitbang Tanaman
Pangan untuk mendukung penggunaan benih bermutu dilakukan dengan
menghasilkan Varietas Unggul Baru (VUB), namun di tingkat pedesaan
2
ketersediaannya masih kurang. Pada saat diperlukan konsumen (penangkar benih)
benih sering tidak tersedia atau bila tersedia (jumlah) dan mutunya tidak sesuai
dengan preferensi konsumen. Selain itu penangkar benih yang telah ada masih
kurang berfungsi secara optimal sehingga tidak mampu menyediakan benih berlabel
secara kontinu.
Untuk pemenuhan sasaran kebutuhan benih dan percepatan penyebaran VUB
padi, pemerintah (pusat dan daerah) melakukan upaya-upaya yaitu BLBU SL-PTT
benih padi sawah 2010, CBN benih padi ladang 2009 – 2010, serta pengembangan
kelompok-kelompok penangkar. (Distan Prov. Bengkulu, 2009).
Benih berperan sebagai penghantar teknologi yang terkandung dalam potensi
genetik varietas kepada petani. Manfaat keunggulan varietas ini akan terasa oleh
produsen padi dan konsumen beras, bila benih bermutu dan varietas-varietas
tersebut tersedia dan ditanam dalam skala luas. Benih yang sampai ke tangan petani
harus bermutu dalam arti varietas asli atau benar dan murni agar mencerminkan
sifat unggul dari varietas yang diwakilinya, bersih dan sehat agar tidak menjadi
sumber penyebaran gulma dan penyakit, serta hidup dan memiliki vigor tinggi agar
tumbuh dengan baik bila ditanam di lapangan (Aan dkk., 2008).
1.2. Tujuan
a. Meningkatkan produksi benih padi melalui pemberdayaan 2-3 kelompok
penangkar
b. Menyediakan benih bermutu secara kontinyu di Provinsi Bengkulu
c. Meningkatkan penggunaan benih bermutu hingga 60%.
1.3. Keluaran
a. Peningkatan produksi benih melalui pemberdayaan 2-3 kelompok penangkar.
b. Tersedianya benih bermutu secara kontinyu di Provinsi Bengkulu.
c. Tercapainya benih bermutu berlabel 60%
3
1.4. DASAR PERTIMBANGAN
Penggunaan benih unggul memegang peranan penting dalam peningkatan
produksi. Berdasarkan pengamatan lapangan, benih yang digunakan oleh
masyarakat sumbernya (>60%) berasal dari sektor informal yaitu berupa gabah
yang disisihkan dari sebagian hasil panen musim sebelumnya dan dilakukan secara
berulang (Aan dkk., 2008). Penggantian benih lokal atau turunan unggul yang
ditanam secara berulang oleh benih unggul yang berdaya hasil tinggi sangat
responsif terhadap masukan teknologi disertai dengan penyediaan sarana produksi
yang optimal untuk memperoleh produksi yang optimal.
Produksi benih padi yang akan dikembangkan dalam kegiatan ini adalah benih
varietas unggul, disukai oleh masyarakat dan berasal dari Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi Sukamandi. Benih padi kemudian ditanam, dikembangkan untuk
menghasilkan benih dan terjamin kualitasnya. Untuk pengendalian mutu yaitu
penerapan sertifikasi dilakukan kerjasama dengan pihak Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH) yang ada di Provinsi
sebagai pembina dan pengawasan mutu benih.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Industri perbenihan berperan dalam memfasilitasi diseminasi varietas unggul
kepada petani dengan memproduksi secara komersial, serta melindungi mutu benih yang
dihasilkan tersebut, baik selama proses produksi maupun distribusinya agar keunggulan
genetik dapat sampai ke tangan konsumen dengan utuh. Semakin cepat varietas unggul
digunakan luas oleh petani semakin cepat pula keunggulan varietas tersebut dirasakan
manfaatnya baik dalam peningkatan produksi maupun mutu produk. Namun demikian
upaya percepatan produksi benih tidak boleh mengorbankan mutu karena penggunaan
benih bermutu rendah tidak mencerminkan karakteristik varietas, tidak murni, daya
tumbuh di lapangan rendah, mudah terserang hama penyakit, atau terkontaminasi
kotoran dan biji gulma (Kelly, 1989).
Produktivitas dan mutu benih merupakan dua variabel yang sangat menentukan
keberhasilan dalam produksi benih secara komersial. Perencanaan produksi benih harus
4
dilakukan beberapa musim tanam sebelumnya. Kondisi lapangan dan sejarah
pertanaman sebelumnya harus demikian rupa agar tidak menimbulkan masalah terhadap
produktivitas dan mutu akibat infeksi penyakit terbawa benih, investasi biji gulma atau
kontaminasi tipe simpang (off type) dari tanaman volunteer (padi yang tumbuh dari sisa
tanaman atau benih sebelumnya).
Teknik budidaya untuk memproduksi benih pada dasarnya tidak berbeda dengan
cara untuk gabah konsumsi. Perbedaannya terkait dengan tuntutan penerapan
pengendalian mutu benih, meliputi : pemeriksaan tanaman untuk membuang tipe
simpang, pengaturan jarak tanam seperti legowo 4:1 untuk memudahkan dalam roguing
pada tanaman benih.
Udin (2008) mengatakan untuk melakukan perbanyakan benih penangkar
haruslah memperhatikan sebagai berikut :
Persyaratan bahwa semua peralatan dan sarana produksi yang dibawa ke
lapangan bersih dari biji-bijian yang dapat mengkontaminasi pertanaman.
Benih sumber yang akan digunakan harus diperiksa dengan cermat sebelum
benih direndam dan disemai harus dipastikan bahwa kemasan benih masih utuh
tidak rusak dan label ada dan tidak kadaluarsa.
Lahan untuk produksi benih hanya ditanam bibit yang berasal dari persemaian
yang telah dipersiapkan untuk tanaman benih.
Persyaratan isolasi dan pencegahan terjadinya kontaminasi atau pencampuran
benih.
Persyaratan kemurnian varietas.
Ketepatan waktu setiap kegiatan dalam penanganan pasca panen agar tidak
terjadi deteriorasi mutu benih yang melampaui batas toleransi.
Proses pengawasan dan pemeriksaan kesesuaian pelaksanaan dengan
persyaratan yang ditetapkan dari setiap kegiatan merupakan hal yang sangat
penting, yang akan menentukan produktivitas dan efisiensi produksi.
5
III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Lokasi dan waktu
Kegiatan produksi/perbanyakan benih padi di Bengkulu dilaksanakan di sentra
produksi padi Propinsi Bengkulu, yaitu Kabupaten Seluma dan Kota Bengkulu mulai
bulan April – Nopember 2010. Lokasi yang dipilih sebagai tempat kegiatan adalah
hamparan sawah.
3.2. Bahan dan alat
Bahan yang digunakan pada percobaan ini diantaranya adalah pupuk (Ponska, SP18
dan urea), pestisida, benih padi label kuning varietas Kalimas, Ciherang, Cigeulis,
sedangkan peralatan yang diperlukan dalam percobaan ini adalah : ATK (mistar,
handcounter, calculator, pena, amplop dll), cangkul, caplak, handsprayer, tali, dan
meteran.
3.3. Cakupan Kegiatan
Koordinasi dengan dinas terkait
Menyiapkan bahan informasi seperti leaflet dan brosur
Demplot teknologi produksi benih padi
Prosesing benih padi
3.4. Tahapan kegiatan
Desk Study untuk menentukan jenis varietas yang akan ditanam berdasarkan
sebaran atau luas areal.
Menyiapkan bahan informasi (seperti leaflet, brosur) sebagai sumber bacaan bagi
petani.
Pengawasan dari BPSB-TPH. Pengendalian mutu benih selain dilakukan secara
internal (oleh petani dan BPTP) juga dilakukan secara eksternal yaitu BPSB-TPH
setempat.
Tanam. Pertanaman padi untuk benih umumnya sama dengan tujuan untuk
konsumsi. Kecuali adanya pengendalian mutu internal untuk pertanaman benih.
6
Pertanaman benih harus menghasilkan benih yang memenuhi kualifikasi mutu
yang diinginkan. Untuk kegiatan lapangan pengelolaan harus menjamin seluruh
kegiatan mulai dari persemaian sampai dengan panen pertanaman harus
diperiksa secara teratur.
Adapun komponen teknologi yang diterapkan dalam memproduksi benih
disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Paket teknologi yang diterapkan dalam memproduksi benih
* Pemberian pupuk dilakukan 3 tahap. Pupuk dasar diberikan umur 7-14 HST (50% phonska + 100% SP18), pupuk susulan pertama umur 21-30 HST (50% Urea + 50% phonska), pupuk susulan kedua pada umur 35-45 HST (50% Urea)
Panen. Pemanenan benih yang harus diperhatikan adalah peralatan yang
digunakan harus bersih untuk menghindari kontaminasi dengan benih atau
kotoran lain.
Prosesing benih. Alat – alat yang digunakan untuk prosesing padi harus
dibersihkan dari kontaminan
Sertifikasi. Sertifikasi benih merupakan sistem bersanksi resmi untuk
perbanyakan/produksi benih yang terkontrol, tujuannya adalah untuk memelihara
dan menyediakan benih dan bahan perbanyakan tanaman bermutu tinggi dan
berdaya hasil tinggi bagi masyarakat sehingga dapat ditanam dan didistribusikan
dengan identitas genetik yang terjamin (Mugnisyah dan Asep, 1995). BPSB-TPH
Komponen Teknologi
Paket Teknologi
1. Varietas 2. Pengolahan Tanah 3. Sistem Tanam 4. Jarak tanam (cm) 5. Umur bibit (HSS) 6. Jumlah bibit per rumpun
(btg) 7. Pemupukan (Kg/ha)* - Urea - SP-18 - Phonska 8. Cara Pemupukan 9. Penyiangan 10. Pencegahan dan
pengendalian hama penyakit
11. Sistem panen
Cigeulis, Kalimas, Ciherang Sempurna
legowo 20x10x40 17 - 20
1-3
130 50 200
Tebar 2x
PHT
Sabit bergerigi
7
memberikan sertifikat pada benih yang lulus pengujian lapangan dan
laboratorium sesuai klasifikasi mutu yang dicapai.
3.5. Parameter yang diukur
Parameter yang diamati adalah :
Keragaan tanaman
Produksi benih
Jumlah penangkar
Jumlah benih yang disalurkan
IV. HASIL PEMBAHASAN
4.1. Hasil 4.1.1. Koordinasi
Koordinasi dilakukan ke Balai Besar Penelitian Padi, BPSB-TPH, dan dinas terkait
lainnya. Koordinasi awal dilakukan Ke Balai Besar Penelitian Padi sebagai sumber
penyedia benih yang akan diproduksi. Dalam koordinasi tersebut rencana semula (dalam
RDHP dan RODHP) benih yang akan diperbanyak adalah benih label putih dengan varietas
Cigeulis, Mekongga, dan Inpari 1, sehubungan sewaktu pemesanan ketersediaan benih
Mekongga dan Inpari 1 tidak tersedia maka varietas tersebut diganti dengan Kalimas dan
Ciherang.
Koordinasi selanjutnya dilakukan ke BPSB-TPH Provinsi Bengkulu. Koordinasi ke
BPSBTPH bertujuan untuk mendaftarkan persyaratan permohonan untuk mendapatkan
sertifikasi benih. Koordinasi dilakukan dengan berdiskusi ke BPSB juga dilakukan melalui
surat. Surat yang dikirim untuk permohonan dengan Nomor :
805/BM.310/1.10.9/04/2010, tanggal 26 April dan dilanjutkan dengan surat ke dua Nomor
: 113/TP.120/1.10.9.06/2010 tanggal 14 Juni 2010 perihal perlabelan benih padi, jagung
dan kedelai. Dari hasil diskusi dan balasan dari surat BPSB-TPH tersebut dengan nomor
TU.520.191.BPSB TPH.05.2010 tanggal 10 Mei 2010 perihal kerjasama sertifikasi benih
8
padi dan surat Nomor TU.520.262.BPSB.06.2010 tanggal 28 Juni 2010 tentang pelabelan
benih padi, jagung dan kedelai diperoleh bahwa BPTP tidak bisa memperoleh sertifikasi
label karena untuk memproduksi benih label kuning harus di Balai Benih Induk (BBI)
Koordinasi ke dinas lain juga dilakukan untuk mempromosikan kegiatan serta
mengenalkan benih VUB (Varietas Unggul Baru) yang dikembangkan diharapkan
pengguna dapat memanfaatkan fasilitas yang tersedia untuk mendukung program
pertanian di daerah masing-masing.
4.1.2. Bahan Informasi
Bahan informasi yang disiapkan untuk mendukung kegiatan berupa 1) petunjuk
pelaksanaan produksi/perbanyakan benih padi 2) buku teknologi produksi benih padi
spesifik Bengkulu, 3) leaflet teknologi produksi benih padi, 4) leaflet panen dan prosesing
padi untuk benih.
4.1.3. Demplot teknologi produksi benih 4.1.3.1. Kondisi Umum Lokasi Kegiatan
Berdasarkan hasil PRA yang dilakukan Kelompok Tani Sidomulyo dan Kelompok tani
Sepakat berada di kawasan BPP Talang Dantuk Kecamatan Seluma Kota, Kabupaten
Seluma, sedangkan Kelompok tani Lembak Mekar berada di BPP Sungai Serut, Kecamatan
Sungai Serut, Kota Bengkulu.
Teknologi yang digunakan oleh petani selama ini menunjukkan bahwa petani telah
berpengalaman menanam padi secara semi intensif dan intensif. Benih yang digunakan
untuk penanaman diperoeh dari pertanaman sebelumnya dan dilakukan secara terus
menerus. Varietas yang umun digunakan adalah IR 64, dari aspek pembibitan, petani
biasa menanam pada usia bibit 21 s/d 30 hari dengan jumlah bibit 3 – 6 tanaman/lubang.
Cara tanam menggunakan cara tegel dan tandur jajar legowo tetapi tidak dilakukan
penyisipan sehingga jumlah populasi tanaman setiap hektar berkurang. Penggunaan
pupuk pada musim tanam (sebelum pelaksanaan Inovasi) bervariasi tergantung kondisi
keuangan, waktu pemberian pupuk dilakukan 2 kali.
Cara pengendalian hama penyakit belum menerapkan konsep PHT, tetapi masih
menggunakan konsep paket yaitu meskipun tidak ada serangan hama tetapi tetap
9
dilakukan penyemprotan bersamaan pupuk kedua dengan alasan untuk mencegah
adanya serangan hama. Produksi yang dihasilkan 3 – 4 ton/ha, gabah langsung dijemur
dan dijual dalam bentuk gabah.
4.1.3.2. Keragaan tanaman
Pada pertengahan Mei 2010 telah dilakukan penyemaian benih padi varietas Cigeulis
dan Ciherang, sedangkan Kalimas dilakukan pada bulan Juni 2010. Benih ditanam pada
umur 18-21 hari setelah semai (HSS), Penanaman dilakukan dengan sistem jajar legowo
4:1.
OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) masih merupakan pembatas utama dari
peningkatan produksi padi. OPT yang menganggu selama pertanaman di tiga lokasi
kegiatan selain gulma adalah hama. Hama yang banyak menyerang adalah keong mas,
kepinding tanah, tikus, serta walang sangit. Pengendalian hama dilakukan secara fisik
dan kimia. Khusus untuk lokasi di Kota Bengkulu selain OPT hambatan lain adalah
kekeringan pada fase pertumbuhan vegetatif.
Pengamatan komponen pertumbuhan dan komponen hasil dilakukan pada umur 45
HST dan satu minggu menjelang panen, tanaman sampel ditentukan secara random,
masing-masing varietas diambil 24 rumpun.
Keragaan tanaman terdiri dari komponen pertumbuhan dan komponen hasil
tanaman padi pada petani disajikan pada Tabel 2
Tabel 2. Rerata komponen pertumbuhan dan komponen hasil varietas padi di 3 lokasi
No
Uraian
Varietas
Cigeulis Ciherang Kalimas
Hasil lapangan
Deskripsi Hasil lapangan
Deskripsi Hasil lapangan
Deskripsi
1 Tinggi tanaman (cm) 100,83 100-110 101,17 107-115 97,67 98-116
2 Jumlah anakan produktif (btg/rpn)
10,88 14-16 10.42 14-17 13,42 16-23
3 Panjang Malai (cm) 21,30 - 22.13 - 22,21 -
4 Jumlah butir per malai (btr)
111,70 113,83 - 103,65 -
5 Jumlah gabah bernas per malai (btr)
82,96 - 80,42 - 53,91 -
6 Jumlah gabah hampa per malai (btr)
31,03 - 33,64 - 47,76 -
7 Berat 100 butir (g) 2,48 2,8 2,53 2,8 2,57 2,65
10
4.1.4. Produksi Benih
Produktivitas tanaman padi diprediksi berdasarkan hasil ubinan yang dilakukan pada
saat 1 menjelang panen. Ubinan yang berukuran 5 x 5 m dilakukan secara acak pada tiga
tempat untuk masing-masing petani kooperator.
Tabel 3. Hasil panen tiga varietas padi di 3 lokasi
No
Uraian
Varietas
Cigeulis Ciherang Kalimas
Hasil lapangan
Deskripsi* (rata-rata)
Hasil lapangan
Deskripsi* (rata-rata)
Hasil lapangan
Deskripsi * (rata-rata)
1 Hasil GKP (t/ha) 5,4 5,0 5,3 6,0 4,8 6,0
2 Hasil GKP (t/ha) petani sekitar lokasi kegiatan
Varietas IR64 < 4,5
Varietas IR64 < 4
Varietas .. <2
*Deskripsi varietas padi, 2009
4.1.5. Jumlah Penangkaran
Pemberdayaan petani untuk memproduksi/memperbanyak benih (penangkaran) ini
sesuai dengan yang direncanakan yaitu berjumlah 3 kelompok tani. Adapun nama petani
dan lokasi kegiatan disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Nama petani kooperator dalam kegiatan produksi/perbanyakan benih
No Uraian I II III
1 Nama Petani Jumiran Sahudi Yanto
2 Nama Kelompok Tani Tani Makmur Sepakat Lembak Mekar
3 Lokasi Desa Napal, BS4,Kec. Seluma Kota, Kab. Sluma
Desa Sidomulyo, BS4, Kec. Seluma Kota, Kab. Seluma
Kel. Semarang Kec. Sungai Serut, Kota Bengkulu
4 Jumlah anggota 40 75 42
5 Luas lahan sawah (ha) 25 55 27
6 Varietas Cigeulis Ciherang Kalimas
7 Sertifikasi Tidak disertifikasi Tidak disertifikasi Tidak disertifikasi
4.1.6. Jumlah benih yang disalurkan
Permintaan benih yang tidak memadai akan menyebabkan produksi benih akan
berlebihan atau kekurangan. Pada Tabel 5 disajikan volume benih yang dimanfaatkan
petani selama satu musim tanam.
11
Tabel 5. Ketersediaan benih dan volume benih yang dimanfaatkan oleh petani
No Varietas Ketersediaan benih (kg)
Benih yang tersalurkan (kg)
Penyebaran benih
1 Cigeulis 3.960 750 Desa Sidomulyo, Kerinjing, T. Suai, Bend. S. Hitam, Kel. Semarang, Kd. Limun, Pd. Kelapa, Pd. Serai
2 Ciherang 2.970 1.010 Desa Tangga Batu, Sidomulyo, Tanjungan, Napal, Kel. Semarang, Tahura, Pematang
3 Kalimas 1.480 622 Kel. Semarang
Jumlah 8.410 2.382
4.2. Pembahasan 4.2.1. Keragaan Tanaman
Dari Tabel 2 terlihat bahwa komponen pertumbuhan dan komponen hasil tanaman
ketiga varietas padi yang ditanam di lapangan menunjukkan kemampuan beradaptasi
cukup baik ini dilihat dari performan pertumbuhan padi seperti tinggi tanaman Cigeulis,
Ciherang, Kalimas berturut-turut 100,83 cm, 101,17 cm, 97,67 dibandingkan dengan
deskripsi Cigeulis, Ciherang, Kalimas berturut-turut berkisar 100-110 cm, 107-115 cm, 98-
116 cm. Kondisi seperti ini menggambarkan bahwa varietas yang ditanam cocok untuk
dikembangkan di masing-masing lokasi penangkaran. Selain itu sebagai gambaran untuk
varietas Kalimas cocok dikembangkan pada daerah yang terindikasi oleh adanya tungro
karena pada saat bersamaan tanaman lain disekitar kalimas tidak mampu tumbuh optimal
karena adanya serangan oleh virus tungro yang dibawa oleh wereng hijau.
4.2.2. Produksi Benih
Hasil pada Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata ketiga varietas padi Cigeulis,
Ciherang, Kalimas berturut-turut 5,5 t/ha GKP, 5,3 t/ha GKP, 4,8 t/ha GKP mampu
mendekati rata-rata hasil di deskripsi ketiga varietas tersebut berturut-turut 5,0 t/ha, 6,0
t/ha, 6,0 t/ha. Varietas Kalimas hasil yang diperoleh memang dibawah rata-rata deskripsi,
hal ini disebabkan karena pada awal penanaman terjadi kekeringan. Selain itu rendahnya
hasil varietas Kalimas ini disebabkan oleh adanya serangan walang sangit sehingga
12
menyebabkan benih yang dihasilkan banyak hampa, namun varietas Kalimas mempunyai
potensi untuk dikembangkan di lokasi kegiatan karena pada saat bersamaan di sekitar
lokasi tanaman petani non koperator hasilnya cukup rendah bahkan gagal untuk dipanen
karena terserang oleh tungro.
Senjang hasil yang diperoleh antara petani kooperator dan non koopetor diduga
oleh beberapa hal diantaranya adalah kurang tepat dalam dosis, jenis dan waktu
pemupukan, penggunaan bibit yang relatif tua (25 – 30 hari). Kebanyakan petani
memberikan pupuk belum sesuai dengan kebutuhan tanaman dan adanya serangan OPT.
Benih varietas Cigeulis, Ciherang, dan Kalimas yang telah tersedia dan dihasilkan
oleh 3 kelompok penangkar dengan jumlah 8.410 kg di harapkan mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat atau pengguna.
4.2.3. Jumlah Penangkar
Dari tabel 4 diperoleh bahwa pemberdayaan penangkaran kelompok tani ber
jumlah 3 kelompok tani telah sesuai dengan yang direncanakan semula namun
pelaksanaan pendampingan hanya dilakukan oleh BPTP Bengkulu sedangkan
pendampingan dari BPSB-TPH selaku pendampingan eksternal tidak dilakukan sehingga
proses sertifikasi benih tidak berhasil. Tidak berhasilnya sertifikasi benih dikarenakan
adanya perbedaan persepsi antara BPTP dengan BPSB-TPH. Menurut BPSB-TPH bahwa
pelabelan benih padi, jagung dan kedelai bahwa BPTP tidak bisa memperoleh sertifikasi
label karena untuk memproduksi benih label kuning harus di Balai Benih Induk (BBI).
Selain itu juga secara lisan disampaikan bahwa BPTP tupoksinya adalah sebagai lembaga
penelitian/pengkajian bukan sebagai produksi benih.
4.2.4. Jumlah Benih yang disalurkan
Berlandaskan pada Tabel 5 diperoleh informasi bahwa benih yang telah dihasilkan
oleh kelompok tani tidak terserap oleh masyarakat pengguna hanya mencapai 28,32%
dari target semula yaitu 60% dari benih yang dihasilkan. Menurut Udin (2008) bahwa
banyak faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap benih yang dihasilkan seperti
13
dukungan/kebijakan pemerintah terhadap benih yang dihasilkan, keunggulan varietas,
referensi petani, harga benih yang ditawarkan serta promosi. Selain itu informasi dari
petani kooperator bahwa rendahnya penyerapan benih yang dihasilkan disebabkan oleh
adanya bantuan benih kepada petani berupa varietas Ciliwung dari dinas terkait masing-
masing 15 kg untuk 0,5 hektar.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Benih hasil produksi tidak tersertifikasi.
2. Ketersediaan benih padi di tiga lokasi 8.410 kg, penggunaan benih yang telah
dihasilkan oleh pengguna hanya mencapai 28,32% dari seluruh produksi yang
dihasilkan.
5.2. Saran
1. Untuk keberlanjutan kegiatan penangkaran di petani maka pihak pemda setempat
harus dapat membantu dan menampung hasil produksi yang telah dihasilkan.
2. Harus ada koordinasi untuk menyamakan persepsi antara BPTP Bengkulu dan
BPSP-TPH tentang produksi/perbanyakan benih.
14
KINERJA HASIL PENELITIAN
Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan bahwa :
Telah menginisiasi 3 kelompok penangkaran (2 di Kabupaten Seluma dan 1 di
Kota Bengkulu)
Ketiga varietas yang dikembangkan untuk diproduksi/diperbanyak (Cigeulis,
Ciherang dan Kalimas) cocok dikembangkan di Kab. Seluma dan Kota Bengkulu.
15
DAFTAR PUSTAKA
Aan A. Drajad, Agus S., A. Karim M., Andi H. 2008. Padi Inovasi Teknologi Produksi Buku 2. Jakarta LIPI Press. Jakarta.
BPS. 2005. Bengkulu Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Propinsi Bengkulu. Budianto, J. 2001. Tantangan dan peluang penelitian dan pengembangan padi dalam
perspektif agribisnis. Makalah dalam Pekan Padi Nasional, Maret 2001, Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi.
Distan Provinsi Bengkulu, 2009. Laporan Dinas Pertanian Povinsi Bengkulu 2009,
Bengkulu Hasanuddin, A., Baehaki S.E., S.J. Munarso, dan Sutisna Noor. 2000. Teknologi Unggulan
Peningkatan Produksi Padi Menuju Revolusi Hijau Generasi Kedua. Dalam Tonggak Kemajuan Teknologi Produksi Tanaman Pangan (A.K. Makarim, S. Kartaatmadja, J. Soejitno, Soetjipto Ph., dan Suwarno eds.) hal: 154-182. Simposium penelitian tanaman pangan IV, Bogor.
Kelly, A.F. 1989. Seed Planning and Policy for Agricultural Production: The Roles of
goverment and private enterprise in supply and distribution. Belhaven Prss, London.
Manti. I., Artuti A.M. 2003. Inovasi Teknologi Bagi Upaya Optimalisasi Produksi Padi
Sawah di Bengkulu dalam Kebijakan Perberasan dan Inovasi Teknologi. Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
Mugnisyah WQ. dan Asep S. 1995. Produksi Benih. Bumi Aksara, Jakarta. Nugraha, U.S. 2008. End of Mission Report of National Consultant on Seed Production.
Accelarated Training on Improved Rice Production Technologies in Support to The Presidential Initiative to Increase Rice Production by 2 Million Tonnes (CTP/INS/3102 (D). Jakarta FAO-Indonesia
Sutopo, L. 1998. Teknologi Benih. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Udin S.N., Sri W., M. Yamin S., Ade S. 2008. Sistem Perbenihan Padi dalam Padi Inovasi
Teknologi Produksi. Buku 2. Jakarta LIPI Press. Jakarta.
16
Gambar 2. Petani kooperator sedang menyemai benih
Gambar 1. Tim perbanyakan benih sedang memberikan arahan kepada petani kooperatator
17
Gambar 4. Petani melaksanakan penanaman bibit dengan cara tanam legowo
Gambar 3. Petani sedang melakukan pencabutan bibit varietas Ciherang
18
Gambar 5. Keragaan Varietas Kalimas di lokasi pengembangan
Gambar 6. Calon benih yang akan dikembangkan di Provinsi Bengkulu