LAPORAN TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH- FURIIII 2003.doc
-
Upload
eka-agustin -
Category
Documents
-
view
264 -
download
45
Transcript of LAPORAN TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH- FURIIII 2003.doc
LAPORAN TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH
PENGENALAN ANATOMI DAN MORFOLOGI BIJI TANAMAN
DAN TIPE PERKECAMBAHAN
Oleh:
Nama
: Machfuri LatifahNIM
:125040200111034Kelompok
: L1/Rabu, 09.15-10.55
Asisten
:
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Materi 1. Pengenalan anatomi dan morfologi biji tanamanDikotilMonokotil
Irisan Melintang
BIJI BUNCIS
BIJI KEDELAI
KACANG TANAHBIJI JAGUNG
Irisan Membujur
BIJI BUNCIS
BIJI KEDELAI
KACANG TANAHBIJI JAGUNG
Benih Utuh
BIJI BUNCIS
BIJI JAGUNG
KACANG TANAHBIJI JAGUNG
Materi II. Tipe perkecambahan
Tabel 1. Panjang Tunas
Tabel 2. Panjang akar
Tipe bijiPanjang akar
Monokotil
Dikotil :
Buncis
Kedelai
Kacang tanah8cm (hari ke-7)
TIPE BIJIHARI
1234567
Monokotil0000,51,559
Dikotil :
Buncis
Kedelai
Kacang tanah0
0
00
1
03
1,5
05
2
08
4
315
6
3,521
10
5
4.2 Pembahasan
4.2.1 Struktur benih
a. Jagung Jagung merupakan jenis biji monokotil dan memiliki tipe perkecambahan hypogeal. Saat masih utuh biji jagung berbentuk bulat dengan pangkal lancip dan bagian tengah cekung serta berwarna orange di bagian samping dan putih di bagian yang cekung. Ketika dipotong melintang biji berbentuk bulat lonjong dan terdapat bagian yang bersekat-sekat serta suatu bulatan. Namun ketika dipotong membujur biji berbentuk oval lonjong, dengan ujung cekung dan bagian pangkal lancip. Pada biji jagung, kulit biji lebih tebal dan mengeras serta berwarna orange. Biji jagung tidak dapat dipisah, hal tersebut menunjukkan bahwa biji jagung termasuk dalam golongan biji monokotil.
b. Kedelai
Kedelai merupakan jenis biji dikotil, dengan tipe perkecambahan epigeal. Saat masih utuh biji kedelai berbentuk seperti ginjal manusia. Ketika biji dipotong melintang biji berbentuk bulat lonjong dengan ujung terdapat benjolan dan bagian tengah berongga sempit serta memanjang. Bagian-bagian dari biji kedelai adalah: 1) Radikula, yang berfungsi sebagai calon akar. 2) Kotiledon, berfungsi sebagai cadangan makanan yang digunakan saat perkecambahan. 3) Plumula, berfungsi sebagai calon daun atau pucuk. 4) Kulit biji, berfungsi melindungi biji dari kerusakan mekanis, serangan penyakit dan kekeringan. Biji kedelai dapat dipisah menjadi dua keping, hal tersebut menunjukkan bahwa biji kedelai merupakan bagian dari biji dikotil.
c. Kacang tanah
Kacang tanah merupakan jenis biji dikotil, dengan tipe perkecambahan epigeal. Saat masih utuh biji kacang tanah berbentuk oval. Ketika biji dipotong melintang biji berbentuk bulat dengan bagian tengah berongga. Namun ketika dipotong membujur biji berbentuk oval dengan bagian tengah berongga. Biji kacang tanah memiliki kulit biji yang tipis seperti selaput yang dapat dibuang dengan mudah dan berwarna jingga sedangkan daging biji kacang tanah sendiri berwarna putih tulang. Bagian-bagian dari biji kacang tanah adalah: 1) Radikula, yang berfungsi sebagai calon akar. 2) Kotiledon, berfungsi sebagai cadangan makanan yang digunakan saat perkecambahan. 3) Plumula, berfungsi sebagai calon daun atau pucuk. 4) Kulit biji, berfungsi melindungi biji dari kerusakan mekanis, serangan penyakit dan kekeringan. Biji kacang tanah dapat dipisah menjadi dua keping, hal tersebut menunjukkan bahwa biji kacang tanah merupakan bagian dari biji dikotil.
d. Buncis
Buncis merupakan jenis biji dikotil, dengan tipe perkecambahan epigeal. Saat masih utuh biji buncis berbentuk mirip seperti ginjal manusia. Ketika biji dipotong melintang biji berbentuk bulat lonjong dengan ujung terdapat benjolan dan bagian tengah berongga sempit serta memanjang. Saat di potong membujur biji buncis nampak berbentuk seperti ginjal manusia, biji buncis memiliki kulit biji yang tipis dan berwarna hitam. Bagian-bagian dari biji buncisa dalah: 1) Radikula, yang berfungsi sebagai calon akar. 2) Kotiledon, berfungsi sebagai cadangan makanan yang digunakan saat perkecambahan. 3) Hipokotil berfungsi sebagai calon daun atau pucuk. 4) Kulit biji, berfungsi melindungi biji dari kerusakan mekanis, serangan penyakit dan kekeringan. Biji buncis dapat dipisah menjadi dua keping, hal tersebut menunjukkan bahwa biji buncis merupakan bagian dari biji dikotil.
. Keterangan di atas merupakan penjelasan tentang ciri-ciri umum dari masing-masing struktur benih, baik berdasarkan pengamatan maupun setelah dibandingkan dengan literatur. 4.2.2 Tipe perkacambahan
a. Jagung
Pada hasil praktikum didapatkan biji jagung tumbuh pada hari ke 4 dengan panjang tunas baru mencapai 0,5 cm. Dengan nampak kuncup calon daun di atas permukaan. Pada hari ke 5 panjang tunas mencapai 1,5 cm. Pada hari ke 6 panjang tunas mencapai 5 cm. Dan pada 7 hari pengamatan panjang tunas mencapai 9 cm. Tipe perkecambahan pada tanaman jagung adalah hypogeal di mana kotiledon tetap tertinggal di tanah saat proses perkecambahan, terjadi pemanjangan pada epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah.b. Kedelai
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan biji kedelai tumbuh pada hari ke 2 dengan panjang tunas mencapai 1 cm. Pada hari ke 3 panjang tunas mencapai 1,5 cm, hari ke empat panjang tunas mencapai 2 cm, pada hari ke 5 panjang tunas mencapai 4 cm, pada hari ke 6 panjang tunas mencapai 6 cm, dan pada hari terakhir hari ke 7 panjang tunas mencapai 10 cm. Tipe perkecambahan pada tanaman kedelai ini adalah epigeal ditandai dengan terangkatnya kotiledon ke atas tanah saat proses perkecambahan. Hal ini karena pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong kepermukaan tanah.c. Kacang tanah
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan biji kacang tanah tumbuh pada hari ke 5 dengan panjang tunas mencapai 3 cm. Pada hari ke 6 panjang tunas mencapai 3,5 cm, dan pada hari terakhir hari ke 7 panjang tunas mencapai 5 cm. Tipe perkecambahan pada tanaman kedelai ini adalah epigeal ditandai dengan terangkatnya kotiledon ke atas tanah saat proses perkecambahan. Hal ini karena pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong kepermukaan tanah.d. Buncis
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan biji buncis tumbuh pada hari ke 3 dengan panjang tunas mencapai 3 cm. Pada hari ke 4 panjang tunas mencapai 5 cm, hari ke 5 panjang tunas mencapai 8 cm, pada hari ke 6 panjang tunas mencapai 15 cm, dan pada hari ke 7 panjang tunas mencapai 21 cm. Pertambahan panjang yang signifikan pada biji buncis ini lebih disebabkan karena terjadinya etiolasi (gerakan tanaman dalam mencari cahaya matahari). Karena adanya faktor etiolasi inilah, walaupun pengamatan pada biji yang dilakukan belum sampai satu hari pertambahan panjang biji sudah dapat dilihat perbedaannya. Tipe perkecambahan pada tanaman buncis ini adalah epigeal ditandai dengan terangkatnya kotiledon ke atas tanah saat proses perkecambahan. Hal ini karena padaepigealhipokotillah yang tumbuhmemanjang, akibat nya kotiledon dan plumula terdorong kepermukaan tanah. Panjang akar tanaman ini mencapai 8cm pada saat pengukuran hari ke 7. Untuk pertumbuhan biji buncis ini sendiri tidak menutup kemungkinan juga dikarenakan oleh faktor kualitas biji yang cukup bermutu dan kemampuan adaptasi tanaman (buncis) pada media tanam yang digunakan sangat baik, sehingga mampu tumbuh pada media yang digunakan (pasir).5. KESIMPULANKesimpulan yang dapat ditarik dari pengamatan anatomi dan morfologi biji tanaman dan tipe perkecambahan adalah sebagai berikut:
1. Benih jagung, kacang panjang, kedelai, kacang tanah, dan buncis terlihat berbeda berdasarkan dari morfologinya.2. Benih yang termasuk tipe perkecambahan epigeal adalah benih kedelai, buncis, dan kacang panjang.3. Benih Jagung yang diamati termasuk dalam tipe perkecmbahan hypogeal.4. Untuk pengamatan pada buncis, pertambahan panjang pada buncis lebih disebabkan karena terjadinya etiolasi, sedangkan untuk kemampuan benih buncis dalam tumbuh lebih disebabkan pada kualitas benih yang digunakan cukup bermutu.DAFTAR PUSTAKA
Hanum, Chairani. 2008.Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1. Jakarta :Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen PendidikanNasional.
Inglett, G. E. 1987. Kernel, Structure, Composition and Quality. Ed. Corn: Culture. Processing and Products. Avi Publishing Company, Westport.Schmidt, Lars. 2000. GERMINATION AND SEEDLING ESTABLISHMENT. Extract from Guide to Handling of Tropical and Subtropical Forest Seed. Danida Forest Seed Centre.