LAPORAN TATANIAGA

43
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tataniaga merupakan salah satu cabang aspek pemasaran yang menekankan cara suatu produk dapat sampai ke tangan konsumen. Tataniaga dapat dikatakan efisien apabila mampu menyampaikan hasil produksi kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya dan mampu mengadakan pembagian keuntungan yang adil. Tataniaga bisa diartikan sama dengan pemasaran atau distribusi yaitu suatu kegiatan ekonomi yang berfungsi menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Sedangkan lembaga tataniaga merupakan orang, perusahaan, dinas pemerintah yang secara langsung ataupun tidak langsung terlibat dalam proses pengaliran barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen. Lembaga tataniaga adalah bagian-bagian yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga dengan nama barang-barang bergerak dari pihak produsen sampai pihak konsumen. Strategi pemasaran merupakan tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitis yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran ada dua yakni faktor mikro dan makro. Faktor mikro adalah perantara pemasaran pesaing dan masnyarakat dan faktor makro

description

TINJAUAN PUSTAKA TATANIAGA

Transcript of LAPORAN TATANIAGA

Page 1: LAPORAN TATANIAGA

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tataniaga merupakan salah satu cabang aspek pemasaran yang

menekankan cara suatu produk dapat sampai ke tangan konsumen. Tataniaga

dapat dikatakan efisien apabila mampu menyampaikan hasil produksi kepada

konsumen dengan biaya semurah-murahnya dan mampu mengadakan

pembagian keuntungan yang adil. Tataniaga bisa diartikan sama dengan

pemasaran atau distribusi yaitu suatu kegiatan ekonomi yang berfungsi

menyampaikan barang dari produsen ke konsumen.

Sedangkan lembaga tataniaga merupakan orang, perusahaan, dinas

pemerintah yang secara langsung ataupun tidak langsung terlibat dalam

proses pengaliran barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen.

Lembaga tataniaga adalah bagian-bagian yang menyelenggarakan kegiatan

atau fungsi tataniaga dengan nama barang-barang bergerak dari pihak

produsen sampai pihak konsumen. Strategi pemasaran merupakan tindakan

terpadu menuju keunggulan kompetitis yang berkelanjutan. Faktor-faktor

yang mempengaruhi strategi pemasaran ada dua yakni faktor mikro dan

makro. Faktor mikro adalah perantara pemasaran pesaing dan masnyarakat

dan faktor makro adalah demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi dan

sosial budaya.

Kebutuhan masyarakat terhadap produk peternakan terus meningkat,

hal ini disebabkan masyarakat mulai sadar akan gizi. Oleh karena itu

diperlukan suatu sistem yang efektif dan efisien. Pemasaran sebagai salah satu

komponen pasca produksi perlu mendapatkan perhatian yang cukup serius

dalam suatu usaha, karena pemasaran merupakan salah satu kunci penting

dalam perkembangan usaha. Pasar merupakan tempat terjadinya mekanisme

pasar yang mencakup informasi tentang jumlah kualitas, dan harga dari barang

yang diperdagangkan dari suatu perusahaan. Mekanisme tersebut menuntut

penyaluran atau pemasaran produk dari pedagang ke konsumen, sehingga

sangat diperlukan dan segmen pasar yang dituju.

1

Page 2: LAPORAN TATANIAGA

2

Melalui praktikum Tataniaga dan Hasil Ternak ini dapat diketahui

proses penyaluran produk atau proses tataniaga pada bidang peternakan.

Misalnya mengetahui seluk beluk proses tataniaga pada pasar tradisional

khususnya pedagang daging dan terjun langsung untuk menjual ternak atau

produk ternak sebagai proses tataniaga.

B. Tujuan

Tujuan dalam praktikum Tataniaga dan Hasil Ternak :

1. Mengetahui sirkulasi atau aliran daging mulai dari peternak ke pedagang

daging dan akhirnya sampai ke konsumen.

2. Mengetahui praktek pemasaran ternak atau produk peternakan dan

menumbuhkan jiwa wirausaha bagi mahasiwa serta mengetahui

bagaimana merncanakan dan melaksanakan pemasaran sebuah produk

dengan baik.

C. Manfaat

Manfaat praktikum Tataniaga dan Hasil Ternak adalah dapat

memberikan pengetahuan tentang tataniaga dan permasalahan pemasaran yang

dihadapi peternak dari produsen sampai ketangan konsumen dalam lapangan

pemasaran sesungguhnya.

Page 3: LAPORAN TATANIAGA

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pasar

Definisi pasar sebagai produsen adalah sebagai tempat untuk menjual

barang-barang dan jasa-jasa sehingga konsumen tersebut dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginannya. Sedangkan bagi lembaga pemasaran pasar

merupakan tempat untuk melakukan aktivitas usaha dengan melaksanakan

fungsi-fungsi pemasaran tertentu sehingga lembaga pemasaran dapat

keuntungan (Sudiyono, 2002).

Pasar merupakan salah satu penentu keberhasilan usaha. Karena itu,

langkah awal pengembangan usaha peternakan adalah mengetahui sistem

pemasaran. Bila mekanisme pemasaran berjalan baik maka pihak yang

terlibat akan diuntungkan. Pendekatan yang dilakukan dalam pemasaran

adalah pendekatan fungsional, kelembagaan, produk, manajerial, dan sistem

(Ratniati, 2007).

Pasar terdiri atas dua golongan yaitu pasar konkrit dan pasar abstrak.

Pasar konkrit yaitu tempat dimana para peminta dan penawar barang

berkumpul dan bertemu. Sedangkan pasar konkrit mempunyai ciri yaitu

peserta pasar (penjual dan pembeli) dan barang yang diperdagangkan terdapat

pada pasar tersebut. Sedangkan pasar abstrak adalah seluruh daerah, dimana

para peminta dan penawar mempunyai kontak demikian rupa sehingga harga-

harga benda yang sama saling mempengaruhi satu sama lain secara langsung

dan kuat (Hanafiah dan Saefuddin, 2006).

Menurut Rahardja (2003), bahwa jenis-jenis pasar antara lain :

1. Pasar uang adalah pasar dimana diperjual belikan dana-dana dan surat-

surat berharga yang mempunyai jangka waktu kurang dari satu tahun.

2. Pasar modal adalah pasar yang memperjual belikan dana-dana jangka

panjang, seperti saham, onligasi dan surat berharga lainnya.

3. Pasar atau bursa tenaga kerja adalah pasar yang mempertemukan

penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja.

3

Page 4: LAPORAN TATANIAGA

4

4. Pasar komoditi adalah bursa perdagangan berjangka komoditas suatu

perdagangan dan penyerahan barang pada suatu waktu yang telah

disepakati.

B. Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau

organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Dalam konteks bisnis yang

lebih sempit, pemasaran mencakup dan menciptakan hubungan pertukaran

muatan nilai dengan pelanggan yang menguntungkan. Oleh karena itu,

pemasaran (marketing) sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai

bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan,

dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya

(Kotler dan Amstrong, 2008).

Pemasaran didefinisikan sebagai aktivitas individual dan organisasional

yang memfasilitasi dan memperlancar hubungan pertukaran yang saling

memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui pengembangan,

distribusi, promosi, dan penetapan harga barang, jasa, dan gagasan.

Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian

bertumbuh menjadi keinginan manusia. Konsep pemasaran dijadikan proses

dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia (Wijaya et al., 2012).

Menurut Kotler dan Keller (2008), pemasaran adalah proses sosial

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Tugas pemasar

adalah merencanakan kegiatan pemasaran dan merakit program pemasaran

yang sepenuhnya terpadu untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan

menyerahkan nilai bagi konsumen. Program pemasaran terdiri dari sejumlah

keputusan tentang kegiatan pemasaran yang meningkatkan nilai untuk

digunakan. Kegiatan-kegiatan pemasaran tampil dalam semua bentuk. Satu

lukisan tradisional tentang kegiatan pemasaran adalah dari segi bauran

Page 5: LAPORAN TATANIAGA

5

pemasaran, yang didefinisikan sebagai perangkat alat pemasaran yang

digunakan perusahan untuk mengejar tujuan pemasarannya.

Strategi pemasaran dapat terpenuhi dengan penyediaan suatu sarana

yang disebut dengan marketing mix. Marketing mix ini merupakan inti dari

sistem pemasaran perusahaan. Bauran pemasaran merupakan unsur-unsur

pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir, dan digunakan dengan

tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif,

sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (Hurriyati, 2008).

Menurut Daniel (2004), penyebab pemasaran yang tidak baik

diantaranya produsen terisolasi, tidak ada pasar, rantai pemasaran terlalu

panjang dan hanya ada satu pembeli. Kondisi inilah yang menyebabkan

efisiensi pertanian sangat rendah. Selain itu, tidak berjalannya fungsi

pemasaran seperti pembelian, sorting, grading, penyimpanan, pengangkutan

dan pengolahan sesuai yang diharapkan, juga menjadi penyebab melemahnya

efisiensi pemasaran.

C. Saluran Tataniaga

Saluran tataniaga adalah pergerakan barang-barang dari pihak produsen

ke pihak konsumen melalui lembaga tataniaga. Panjang pendeknya saluran

tataniaga yang dilalui oleh suatu hasil peternakan tergantung dari beberapa

faktor. Faktor antara produsen ke konsumen, cepat tidaknya produk rusak,

skala produksi dan posisi keuangan pengusaha (Siregar, 2007).

Lembaga tataniaga adalah badan atau usaha atau individu yang

menyelenggarakan tataniaga, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen

kepada konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau

individu lainnya. Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses

pemasaran produk-produk pertanian sangat beragam sekali tergantung dari

jenis komoditi yang dipasarkan. Lembaga-lembaga yang terlibat dalam proses

pemasaran sebagai berikut tengkulak, pedagang pengumpul, pedagang besar,

agen penjualan, dan pengecer (Sudiyono, 2002).

Page 6: LAPORAN TATANIAGA

6

Menurut Hanafiah (2006), saluran tataniaga adalah pergerakan barang-

barang dari pihak produsen ke pihak konsumen melalui lembaga tataniaga.

Panjang pendeknya saluran tataniaga yang dilalui oleh suatu hasil peternakan

tergantung dari beberapa faktor yaitu jarak antara produsen ke konsumen,

cepat tidaknya produk rusak, skala produksi dan posisi keuangan pengusaha.

Lembaga-lembaga dalam proses distribusi barang dari produsen ke konsumen

dapat dikelompokkan menjadi empat golongan antara lain: (a) pedagang yaitu

pedagang besar dan pedagang kecil; (b) perantara khusus yaitu agen, makelar,

dan komisioner; (c) eksportir dean importir (e) lembaga-lembaga pembantu

dalam proses distribusi yaitu bank, asuransi, pengepakan (packing),

perusahaan pengangkutan, perusahaan periklanan dan konsultan.

D. Biaya Tataniaga

Biaya pemasaran adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam

proses transfer barang (produk) dari tangan produsen sampai ke tangan

konsumen akhir. Pembiayaan pemasaran adalah pembiayaan kegiatan dan

investasi modal terhadap barang dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam

proses tataniaga. Besar kecilnya biaya tataniaga hasil perternakan tergantung

dari volume (besar kecilnya) lembaga-lembaga tataniaga melakukan kegiatan

fungsi-fungsi tataniaga, dan jumlah fasilitas yang diperlukan dalam proses

transfer barang (Kamaludin, 2010).

Biaya tataniaga yaitu mencakup jumlah pengeluaran perusahaan untuk

keperluan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan penjualan hasil

produksinya dan jumlah pengeluaran oleh lembaga tataniaga (badan

perantara) dan laba (profit) yang diterima oleh badan bersangkutan. Biaya

tataniaga suatu macam produk biasanya diukur secara kasar dengan margin

dan spread. Margin adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan

perbedaan harga yang dibayar oleh pembeli terakhir. Keuntungan (laba)

adalah perbedaan antara penghasilan total dengan penbiayaann total dari

operasi perusahaan (Hanafiah, 2006).

Marjin tataniaga sering digunakan sebagai indikator efisiensi tataniaga.

Besarnya marjin tataniaga tergantung pada panjang atau pendeknya rantai

Page 7: LAPORAN TATANIAGA

7

tataniaga dan aktivitas-aktivitas yang telah dilaksanakan serta keuntungan

yang diharapkan oleh lembaga tataniaga yang terlibat dalam tataniaga

tersebut. konsumen. Besarnya marjin tataniaga dipengaruhi oleh besarnya

harga jual dan harga beli yang berlaku serta volume yang dibeli oleh

pedagang pengecer (Anwar, 2011).

E. Perencanaan Pemasaran

Strategi pemasaran atau bauran pemasaran (marketing mix) adalah alat

perusahaan untuk memperoleh respon yang diinginkan. Strategi pemasaran

adalah salah satu upaya untuk mengoptimalkan proses pemasaran. Prinsip

pemasaran adalah pencapaian tujuan suatu organisasi tergantung pada

seberapa mampu perusahaan/marketer memahami kebutuhan dan keinginan

pelanggannya dan memenuhi dengan cara yang lebih efisien dan efektif

dibanding pesaing (Riniwati, 2009).

Pembuatan rencana pemasaran merupakan aspek penting dalam

memahami sistem pemasaran. Sistem pemasaran mengidentifikasi komponen

yang saling interaksi, baik secara internal maupun eksternal bagi perusahaan,

yang memungkinkan perusahaan menjual produk atau jasa ke pasar.

Lingkungan (eksternal dan internal) memainkan peranan penting dalam

pengembangan rencana pemasaran. Analisis lingkungan akan memberikan

pandangan awal terhadap pembuatan rencana pemasaran

(Moerdiyanto, 2009).

Upaya yang harus dilakukan oleh produsen agar usaha yang dijalankan

tidak menemui kendala akibat aspek pemasaran maka dalam sistem usaha

perlu mentransfer resiko dan mengurangi dampak resiko terhadap

kelangsungan usaha. Resiko usaha dapat terjadi saat proses produksi maupun

saat produk mau dipasarkan. Resiko pasar dapat ditanggulangi dengan cara

diversifikasi, integrasi vertical, kontrak muka, pasar masa depan, usaha

perlindungan dan pasar opsi (Alma, 2004).

Page 8: LAPORAN TATANIAGA

8

F. Evaluasi Pemasaran

Evaluasi pemasaran dilakukan untuk melihat keberhasilan usaha-

usaha pemasaran yang telah dilakukan. Evaluasi ini juga berfungsi melihat

perlu atau tidaknya dilakukan perbaikan-perbaikan atau koreksi-koreksi.

Evaluasi ini dilakukan seiring dengan semakin dinamisnya kondisi pasar

yang ditandai dengan selalu terjadinya perubahan yang mungkin tidak

terpikirkan sebelumnya (Suharyadi et al., 2007).

Perilaku pasar ada tiga cara yaitu penentuan harga, melalui pameran

dan iklan atas nama perusahaan dan strategi yang bersifat illegal karena

bertujuan mendorong perusahaan pesaing untuk keluar dari pasar. Strategi

ini berusaha menguasai bahan baku, sehingga perusahaan pesaing tidak

berproduksi dengan menggunakan bahan baku yang sama. Perilaku pasar

merupakan pola tingkah laku dari lembaga pemasaran yang menyesuaikan

dengan struktur pasar (Lestari, 2006).

Pengendalian/ evaluasi kegiatan pemasaran yaitu usaha memberikan

petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan

rencana, meliputi penentuan standard, supervisi kegiatan atau

pemeriksaan, perbandingan hasil dengan standar dan kegiatan mengoreksi

standar. Kegiatan pengendalian / evaluasi diatas dapat dikelompokkan dua

macam yaitu pengendalian operasional termasuk memeriksa kinerja yang

sedang berlangsung terhadap rencana tahunan dan mengambil tindakan

perbaikan kalau perlu. Pengendalian strategik meliputi pengamatan apakah

strategi dasar perusahaan sesuai dengan peluang yang terbuka. Strategi dan

program pemasaran dapat ketinggalan zaman dalam waktu singkat dan

setiap perusahaan harus secara periodik menilai ulang pendekatan terhadap

pasar secara keseluruhan (Shinta, 2009).

Page 9: LAPORAN TATANIAGA

9

III. MATERI METODE

A. Materi Praktikum

1. Praktikum I

Materi yang digunakan dalam praktikum I Tataniaga dan Hasil

Ternak adalah penjualan daging yang berada di area Pasar Kadipolo,

meliputi daging sapi, ayam, dan kambing.

2. Praktikum II

Materi yang digunakan dalam praktikum II Tataniaga dan Hasil

Ternak adalah produk hasil ternak berupa milk shake.

B. Waktu dan Tempat

1. Praktikum I

Praktikum I Tataniaga dan Hasil Ternak dilaksanakan pada hari

Minggu, 18 November 2013 pukul 10.00-11.30 WIB, bertempat di pasar

Tradisional Kadipolo.

2. Praktikum II

Praktikum II Tataniaga Ternak dan Hasil Ternak dilaksanakan

pada hari Minggu, 01 Desember 2013 pukul 06.00 – 08.00 WIB bertempat

di area Ngarsopuro, Jalan Slamet Riyadi, Surakarta, pada acara Car Free

Day.

C. Metode Pelaksanaan

1. Praktikum I

Metode yang digunakan dalam praktikum I adalah wawancara,

pencatatan dan observasi kepada kepala kantor Pasar Kadipolo dan

pedagang daging sapi, ayam, dan kambing.

2. Praktikum II

Metode yang digunakan dalam praktikum II adalah memasarkan

produk hasil ternak berupa milk shake pada acara Car Free Day di sekitar

Ngarsopuro.

9

Page 10: LAPORAN TATANIAGA

10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil / Analisis Data

1. Praktikum I

Keadaan Umum Pasar Tradisional Kadipolo :

a. Nama Pasar : Pasar Kadipolo

b. Lokasi Pasar : Jalan Dr. Rajiman, Kalurahan Panularan,

Kecamatan Laweyan Kota Surakara

c. Luas Pasar : 1496 m2

d. Hari Pasaran Jawa : -

e. Kapasitas Pasar

1) Daging Ayam : 50 kg/hari

2) Daging Sapi : 50 kg/hari

3) Daging Kambing : 25 kg/hari

f. Fasilitas Pasar

1) Loket : ada, 1 unit

2) Timbangan : ada, tiap pedagang mempunyai timbangan

3) Sumur : ada, 1 unit

4) Kamar mandi : ada, 3 unit

5) Kios / Los : ada, 6 unit

6) Tempat parkir : ada, 4 unit

g. Pedagang yang terlibat dipasar

1) Pedagang Besar : -

2) Pedagang Pengumpul : -

3) Perantara : -

4) Pengecer : 439 orang

h. Lembaga/Dinas yang terlibat dipasar : Paguyuban Boga Lestari

sebagai penyeimbang dari dinas.

i. Keluar masuknya daging di pasar setempat (aliran daging) : Penjual

membeli dari supplier daging kemudian dijual secara ecer di pasar.

10

Page 11: LAPORAN TATANIAGA

11

j. Jumlah dan harga daging pada saat pengamatan :

1) Daging Ayam : Rp 26.000

2) Daging Sapi : Rp 82.000 - Rp 84.000

3) Daging Kambing : Rp 80.000

k. Peraturan- peraturan perdagangan daging hewan : Tidak ada karena

yang mengatur dari Dinas Pertanian Kota Surakarta

Tabel 1. Biodata Sebagian Pedagang Daging di Pasar KadipoloNama pedagang

Jenis daging Asal daging Harga Daging (/kg)

Bu Dewi Sapi Boyolali Rp 82.000 – Rp 84.000

Bu Sunarti Kambing RPH Rp 80.000Bu Darmi Ayam Pasar Silir Rp 20.000 – Rp 24.000

Sumber : Laporan Sementara

a. Perencanaan Pemasaran

Pasar Kadipolo berada di jalan Dr. Rajiman, Kalurahan Panularan,

Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Pasar Kadipolo berdiri dengan lahan

seluas 1496 m2. Keseluruhan bangunan Pasar Kadipolo terdiri dari 1 loket,

1 sumur, 3 kamar mandi, 6 los dan 4 tempat parkir. Berdasarkan analisis

SWOT Pasar Kadipolo mempunyai kekuatan pada keadaan pasar yang

cukup stabil, dan kelemahannya karena harga jual ditentukan oleh

pedagang atau tidak sesuai dengan harga pasar. Peluang perdagangan di

Pasar Kadipolo yaitu cukup besar karena pasar ini menyediakan barang

untuk kebutuhan sehari-hari. Perencanaan untuk pengembangan pasar

hanya terbatas pada daerah sekitarnya, yang diakibatkan para pedagang

merupakan pedagang eceran sehingga pasar Kadipolo ini bukan

merupakan pasar induk.

b. Fungsi Pertukaran

1) Daging ayam dibeli dari pasar Silir dalam keadaan hidup dan dipotong

sendiri, sedangkan daging sapi di beli dari Boyolali

2) Informasi diperoleh dari langganan masing-masing

3) Transaksi terjadi dengan pembeli datang sendiri ke pasar

4) Harga diperoleh dari standar yang diberikan pedagang

Page 12: LAPORAN TATANIAGA

12

5) Harga jual ditentukan oleh pedagang

6) Pembayaran dibayar secara tunai

7) Sasaran penjualan daging yaitu konsumen dengan harga rata-rata

daging sapi Rp 82.000 - Rp 84.000 dan daging ayam Rp 26.000 dan

daging kambing dengan harga Rp 80.000

8) Daging dijual dengan cara pembeli datang sendiri ke pasar

c. Fungsi Fasilitas

1) Fasilitas yang diperoleh pembeli berupa kantong plastik

2) Pedagang mengetahui soal harga ternak dari harga pasar

d. Fungsi Fisik

1) Penyimpanan

Tidak ada penyimpanan barang yang didagangkan karena daging

yang dijual-belikan dalam keadaan masih segar.

2) Pengolahan

Tidak dilakukan pengolahan terhadap daging, karena produk yang

dijual merupakan daging segar.

3) Pengemasan

Produk dikemas kedalam kantong plastik untuk menghindari

cemaran udara bebas. Alat angkut yang digunakan oleh penjual berupa

sepeda montor pribadi yang dilengkapi bronjong untuk mengurangi

biaya angkut.

e. Saluran Tataniaga

1) Lembaga tataniaga yang terlibat dalam saluran tataniaga terdiri dari

peternak, pedagang besar, pedagang pengencer, dan konsumen.

Page 13: LAPORAN TATANIAGA

13

2) Gambar Rantai Tataniaga

Gambar 1. Rantai Tataniaga di Pasar Kadipolo

f. Biaya Tataniaga

1) Perhitungan harga pokok dan harga jual

a) Daging ayam

Harga pokok (HP) = Rp 14.000,- x 50 kg = Rp 700.000,00

Harga jual (HE) = Rp 26.000,- x 50 kg = Rp 1.300.000,00

b) Daging sapi

Harga pokok (HP) = Rp 78.000,- x 50 kg = Rp 3.900.000,00

Harga jual (HE) = Rp 82.000,- x 50 kg = Rp 4.100.000,00

c) Daging kambing

Harga pokok (HP) = Rp 77.000,- x 25 kg = Rp 1.925.000,00

Harga jual (HE) = Rp 80.000,- x 25 kg = Rp 2.000.000,00

2) Biaya tata niaga

Tidak ada biaya tataniaga dari pedagang penerima ke pengencer

3) Margin tata niaga (M)

a) Daging ayam

M = HE – HP

= Rp 1.300.000,00 – Rp 700.000,00

= Rp 500.000,00

b) Daging sapi

Produsen

Pedagang Pengumpul

Pedagang Pengencer

Konsumen

Page 14: LAPORAN TATANIAGA

14

M = HE – HP

= Rp 4.100.000,00 – Rp 3.900.000,00

= Rp 200.000,00

c) Daging kambing

M = HE – HP

= Rp 2.000.000,00 – Rp 1.925.000,00

= Rp 75.000,00

g. Evaluasi Pemasaran

1) Kekurangan dari pasar ini yaitu persaingan antar pasar dan pedagang

tinggi dan ruang lingkup yang sempit.

2) Kelebihan dari Pasar Kadipolo dimana pasar berlangsung setiap hari

sehingga pemasaran berlangsung tiap hari.

3) Kesimpulan

Prospek pemasaran daging masih terbuka lebar dan daerah pemasaran

masih banyak.

4) Saran

Adanya inovasi peningkatan nilai guna hasil ternak agar permintaan

daging sapi, kambing maupun ayam meningkat. Misalnya pengolahan-

pengolahan makanan yang bervariasi dan berbahan baku daging.

2. Praktikum II

a. Perlakuan sebelum Pemasaran

1) Proses pemilihan / pembelian produk atau hasil ternak

Produk yang dijual berupa milk shake, dimana susu sapinya dibeli

dari pedagang susu sapi penerima dalam bentuk matang.

Pemilihan produk berdasarkan rekomendasi dari teman yang

biasanya membeli bahan baku pembuatan milk shake dari tempat

tersebut.

2) Spesifikasi produk / hasil produk :

Page 15: LAPORAN TATANIAGA

15

Milk shake berasal dari susu sapi yang diolah sendiri dengan

berbagai variasi rasa seperti rasa cocholate, strawberry, melon,

cookies, dan vanilla.

3) Proses pengolahan

Karena susu dibeli dalam bentuk matang, maka proses pengolahan

selanjutnya yang kami lakukan adalah mencampur susu dan es

batu ke dalam blender kemudian diberi gula yang telah

diencerkan, dan ditambah dengan perasa sesuai permintaan

koonsumen.

4) Pengemasan / Pengepakan

Milks hake yang telah jadi di kemas dalam gelas plastik (cup)

5) Pergudangan / Penyimpanan

Tidak ada proses pergudangan/ penyimpanan karena susu yang

dibeli dalam bentuk segar yang telah dimasak, langsung diolah

dan dijual saat itu juga.

6) Pengangkutan

Susu dimasukkan ke dalam termos yang kedap udara agar suhunya

tetap terjaga.

b. Promosi Pemasaran / Penjualan

1) Teknik menjual produk

Membuka stand di area Car Free Day, dan menarik konsumen

dengan cara membuat tester produk kita, kemudian meminta

konsumen untuk mencoba tester tersebut.

2) Mekanisme penggunaan media pemasaran

Menggunakan media internet dan media cetak. Media internet

yang digunakan adalah facebook dan twitter. Jadi dua hari

sebelum praktikum dilaksanakan, kita sudah melakukan promosi

ke jejaring sosial tersebut. Sedangkaan media cetak yang kita

gunakan adalah banner. Banner dipasang di depan lapak supaya

konsumen mengetahui produk kita dan tertarik untuk membelinya.

c. Biaya Pemasaran

Page 16: LAPORAN TATANIAGA

16

1) Perhitungan harga pokok dan harga jual :

Harga pokok susu segar matang

Susu segar matang @Rp7.000,00 x 7 liter= Rp 49.000,00

Es batu = Rp 7.000,00

Gula = Rp 12.000,00

Perasa = Rp 22.000,00

Jadi HP = Rp 90.000,00

Harga jual milk shake

Milk shake @ Rp5000,00 x 35 gelas = Rp 175.000,00

Jadi HE = Rp 175.000,00

2) Biaya tataniaga :

pembelian plastik = Rp 3.000,00

gelas = Rp 10.000,00

sedotan = Rp 9.000,00

pembuatan banner = Rp 60.000,00

pembuatan menu = Rp 7.000,00

Jadi Biaya tataniaga (B) = Rp 91.000,00

3) Margin tataniaga :

M = HE – HP

= Rp175.000,00 – Rp90.000,00

= Rp85.000,00

4) Perhitungan keuntungan / kerugian

µ = M – B

= Rp85.000,00 – Rp91.000,00

= - Rp6.000,00

d. Segmentasi Pasar

1) Segmentasi berdasarkan geografis (wilayah)

Berdasarkan geografis, penjualan milk shake tepat sasaran karena

berada di tengah kota, dimana tempat tersebut sedang diadakan

acara Car Free Day sehingga banyak masyarakat Surakarta berada

disana.

Page 17: LAPORAN TATANIAGA

17

2) Segmentasi berdasarkan volume (pembelian potensial / tidak,

pembeli ringan/berat)

Pembeli potensial karena produk dapat dikonsumsi segala usia

atau bisa juga untuk konsumsi pribadi.

3) Segmentasi berdasarkan demografis (umur, jenis kelamin, besar

keluarga, tingkat pendapatan/ daya beli, pendidikan, jenis

pekerjaan, agama, status sosial), dengan rincian sebagai berikut

- umur = rata-rata pembeli berusia 8 – 40 tahun

- jenis kelamin = perempuan dan laki-laki

- daya beli = semua kalangan dapat menjadi konsumen

- pendidikan = segala jenis pendidikan

- jenis pekerjaan = segala jenis pekerjaan dapat menjadi

sasaran

- aspek agama = semua kalangan agama

4) Segmentasi berdasarkan benefit (social/proefit oriented)

Termasuk kategori profit oriented.

5) Segmentasi berdasarkan psikografis (gaya hidup masyarakat,

kedinamisan masyarakat

Semua jenis gaya hidup masyarakat dapat mengkonsumsinya,

karena milk shake bukanlah produk yang asing bagi masyarakat.

6) Segmentasi berdasarkan faktor pemasaran (harga, kualitas produk,

kesetiaan pelanggan, penawaran, permintaan)

Harga terjangkau oleh konsumen dan kualitas tinggi karena susu

yang digunakan masih segar, baru aja diperah kemudian kita olah.

7) Segmentasi berdasarkan produk- ruang (produk voluminous,

ringkas/tidaknya suatu produk

produk ringkas karena tidak kesulitan dalam membawanya.

e. Evaluasi Pemasaran

1) Kekurangan

Page 18: LAPORAN TATANIAGA

18

Waktu masih pagi sulit bagi kami untuk menjual produk kami

karena rata-rata masyarakat tidak mengonsumsi minuman dingin

di pagi hari. Tetapi ketika sudah mulai siang sekitar jam 7 ke atas,

produk kami mulai laris dibeli oleh konsumen.

2) Kelebihan

Harga terjangkau, bermanfaat bagi kesehatan tanpa ada efek

samping, dibutuhkan oleh masyaraakat terutama yang lelah dan

haus usai berolahraga.

3) Kesimpulan umum tentang tataniaga/ pemasaran milk shake

Milk shake berpotensi untuk dipasarkan karena harganya

terjangkau, mempunyai nilai gizi yang tinggi, dan dapat di

konsumsi oleh semua kalangan masyarakat.

f. Identifikasi Konsumen Produk

Tabel 2. Identifikasi Konsumen Produk

Page 19: LAPORAN TATANIAGA

19

No Nama Alamat Umur Pendidikan Pekerjaan Jumlah pembelian

Page 20: LAPORAN TATANIAGA

20

1 Bp Joko Jatikuwung 54 - PNS 3

2 Sdri Fiki Mojolaban 20 Mahasiswi Pelajar 1

3 Sdri Tika Mojolaban 15 SMA Pelajar 1

4 Sdr Adi Purwokerto 21 Mahasiswa Pelajar 2

5 Sdr Cahya Karanganyar 21 Mahasiswa Pelajar 1

6 Sdri Caca Manahan 7 SD Pelajar 1

7 Sdri Intan Manahan 8 SD Pelajar 2

8 Sdri Windi Manahan 8 SD Pelajar 2

9 Ibu Anis Jaten 41 SMA Ibu rumah tangga

3

10 Sdri Titin Boyolali 19 Mahasiswi Pelajar 1

11 Sdri Hidayah

Klaten 19 Mahasiswi Pelajar 1

12 Sdri Fikroh

Wonogiri 19 Mahasiswi Pelajar 1

13 Sdra Aan Sukabumi 20 Mahasiswa Pelajar 1

14 Ibu Indira Jaten 29 S1 PNS 2

15 Sdri Ningrum

Madiun 20 Mahasiswi Pelajar 1

16 Ibu Sari Colomadu 36 SMA Ibu rumah tangga

2

17 Risa Manahan 7 SD Pelajar 1

18 Yanti Manahan 8 SD Pelajar 1

19 Andri Colomadu 13 SMP Pelajar 3

20 Lala Jetis 14 SMP Pelajar 2

21 Ibu Nita Jetis 40 SMA Swasta 3

Sumber : Laporan Sementara

B. Pembahasan

1. Praktikum I

Pasar Kadipolo merupakan pasar tradisional yang berlokasi di jalan

Dr. Rajiman, Kalurahan Panularan, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.

Page 21: LAPORAN TATANIAGA

21

Barang yang diperdagangkan di pasar ini adalah barang-barang kebutuhan

sehari-hari. Luas pasar Jebres kurang lebih 1496 m2 dan tidak ada hari

pasaran khusus karena pasar ini beroperasi setiap hari. Kapasitas pasokan

daging setiap harinya untuk daging ayam dan daging sapi rata-rata 20-50

kg/hari sedangkan daging kambing tiap harinya pedagang mampu menjual

25 kg. Fasilitas yang dimiliki pasar antara lain sumur, kamar mandi serta

tempat parkir kendaraan. Pedagang yang terlibat di pasar ini adalah

pedagang pengencer sebanyak 439 orang. Lembaga yang terlibat langsung

dengan pasar Jebres ini adalah Dinas Pertanian dan Paguyuban Boga

Lestari yang berfungsi sebagai penyeimbang dari dinas.

Menurut Rahardja (2003), lembaga-lembaga dalam proses distribusi

barang dari produsen ke konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat

golongan antara lain :

a. Pedagang yaitu pedagang besar dan pedagang kecil

b. Perantara khusus yaitu agen, makelar, dan komisioner.

c. Eksportir dean inportir

d. Lembaga-lembaga pembantu dalam proses distribusi yaitu bank,

asuransi, pengepakan (packing), perusahaan pengangkutan,

perusahaan periklanan dan konsultan.

Pasokan daging ayam berasal dari Pasar Silir, Semanggi sedangkan

daging ayam diperoleh dari Boyolali. Pada saat pengamatan harga daging

ayam berkisar antara Rp. 26.000,00/kg, daging sapi sekitar Rp. 82.000,00 -

Rp 84.000,00/kg dan untuk daging kambing sekitar Rp 80.000,00. Upaya

para pedagang dalam mengatasi dagangan yang tidak habis terjual salah

satunya adalah memilih menyimpan dagangannya di lemari pendingin atau

frezzer.

Ditinjau dari perencanaan pemasaran, melalui pendekatan SWOT

analisis di Pasar Kadipolo kekuatannya tetap stabil, kelemahannya harga

jual ditentukan oleh pedagang, peluangnya cukup besar karena barang

yang diperjualbelikan merupakan barang kebutuhan sehari-hari sehingga

permintaan selalu ada, dan hambatan yang dialami adalah persaingan antar

Page 22: LAPORAN TATANIAGA

22

pedagang sangat kuat karena rata-rata barang yang diperjualbelikan

merupakan barang yang sejenis atau homogen. Cara penjualan daging

adalah pedagang didatangi sendiri oleh calon pembeli. Sebagian pedagang

sudah memiliki pelanggan masing-masing.

Saluran tataniaga yang terlibat adalah produsen, pedagang

pengumpul, pedagang pengecer, dan konsumen yaitu pembeli daging.

Berdasarkan evaluasi pemasaran, prospek pemasaran daging masih

terbuka lebar dan daerah pemasaran masih banyak. Saran dan arahan ke

depan yaitu dengan adanya inovasi peningkatan nilai guna hasil ternak

agar permintaan daging sapi maupun ayam meningkat. Misalnya

pengolahan-pengolahan makanan yang bervariasi dan berbahan baku

daging.

2. Praktikum II

a. Perlakuan sebelum Pemasaran

Praktikum II yang diadakan di area Ngarsopuro, Jalan Slamet

Riyadi, pada acara Car Free Day menjual komoditas hasil olahan

ternak berupa milk shake. Milk shake dibuat dari susu sapi segar yang

telah dimasak yang kami beli dari produsen susu di Jagalan dengan

harga Rp 7.000,00 per liter. Minuman susu ini memiliki nilai nutrisi

yang baik untuk kesehatan. Seperti yang di kemukakan oleh Winarno

(1993), bahwa susu merupakan sumber protein dengan mutu sangat

tinggi. Kadar protein susu sapi sekitar 3,5%. Protein susu pada

umumnya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu kasein dan protein

whey. Kadar kasein pada protein susu mencapai 80% dari jumlah total

protein yang terdapat dalam susu sapi, sedngkan protein whey sebesar

20%. Kasein penting dikonsumsi karena mengandung komposisi asam

amino yang dibutuhkan tubuh. Susu merupakan bahan makanan

penting karena mengandung kasein yang merupakan protein berkulitas

dan mudah dicerna oleh saluran pencernaan.

Cara mengolahnya cukup mudah. Susu dicampur dengan gula cair,

es batu, dan perasa di dalam blender. Harga jual produk ini adalah Rp

Page 23: LAPORAN TATANIAGA

23

5.000,00 untuk segala rasa. Rasa yang tersedia antara lain melon,

chocolate, strawberry, vanilla, mocca, dan cookies. Keunggulan dari

produk ini adalah mudah dalam pemasarannya karena merupakan

produk yang familiar, segmen pasarnya luas, semua orang dari

berbagai kalangan dapat mengkonsumsinya. Namun kelemahan

produk ini yaitu karena merupakan minuman dingin, jadi pada awalnya

susah laku karena masyarakat masih terlalu pagi untuk

mengkonsumsinya. Milk shake yang dijual kepada konsumen ini

dikemas dalam gelas plastik (cup).

b. Promosi Pemasaran

Milk shake merupakan produk hasil ternak yang sudah lama

dikembangkan dan dikenalkan di masyarakat. Pada saat kami

melakukan praktikum di area Car Free Day, Jalan Slamet Riyadi, kami

mempromosikan produk melalui media internet berupa sosial media

seperti facebook dan twitter, selain itu kami juga melakukan promosi

melalui media cetak, yaitu dengan menggunakan banner, dimana

banner tersebut kami pasang di depan lapak. Tidak hanya itu, saat

penjualan kami juga berkeliling untuk menarik pembeli. Kami

membuat tester dari produk kami untuk dicoba sehingga bagi yang

tertarik dengan produk kami dapat langsung membelinya.

c. Biaya Tataniaga

Hanafiah (2006) menyatakan, biaya tataniaga yaitu mencakup

jumlah pengeluaran perusahaan untuk keperluan pelaksanaan kegiatan

yang berhubungan dengan penjualan hasil produksinya dan jumlah

pengeluaran oleh lembaga tataniaga (badan perantara) dan laba (profit)

yang diterima oleh badan bersangkutan. Biaya tataniaga suatu macam

produk biasanya diukur secara kasar dengan margin dan spread. Margin

adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan perbedaan harga

yang dibayar oleh pembeli terakhir. Keuntungan (laba) adalah

perbedaan antara penghasilan total dengan penbiayaann total darii

operasi perusahaan. Keuntungan maksimum untuk tingkat hasil tertentu

Page 24: LAPORAN TATANIAGA

24

diperoleh dengan cara memaksimumkan selisih penghasilan total

dengan biaya total tersebut atau meminimumkan biaya untuk

penghasilan.

Melalui hasil praktikum penjualan milk shake, didapatkan biaya

tataniaga sebesar Rp91.000,00 dimana biaya tersebut berasal dari

penjumlahan biaya operasional yang dilakukan, biaya operasionalnya

meliputi biaya pembelian plastik, gelas plastik, sedotan, daftar menu,

dan biaya pembuatan banner. Biaya pembuatan banner merupakan

biaya operasional terbesar yang harus ditanggung oleh kami, karena

untuk pembuatannya memerlukan biaya Rp60.000,00. Harga pokok

milk shake diantaranya adalah harga susu segar masak Rp7.000,00/

liter; harga es batu Rp7.000,00; harga gula Rp12.000,00; dan harga

perasa Rp22.000,00. Harga jual milk shake itu sendiri adalah

Rp5.000,00. Kami menggunakan 7 liter susu sebagai bahan pokok dan

dihasilkan milk shake sebanyak 35 gelas, semua milk shake kami terjual

habis.

Margin tataniaga adalah selisih antara harga yang diterima

produsen dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen. Istilah

lainnya, margin tataniaga adalah perbedaan harga di tiap angkatan

aktivitas, dimana angkatan aktivitas yang berlaku disini adalah dari

produsen ke pedagang pengecer. Dengan demikian rumus margin

tataniaga yaitu :

M = HE – HP

dimana :

M = Margin tataniaga

HE = harga eceran di tingkat pengecer

HP = harga pokok di tingkat produsen

Hasil perhitungan margin tataniaga diperoleh sebesar Rp85.000,00

dimana HE untuk milk shake sebesar Rp 175.000,00 sedangkan untuk

HP nya yaitu Rp90.000,00. Keuntungan yang diperoleh adalah –

Rp6.000,00. Karena nilainya negatif, maka dapat dikatakan bahwa

Page 25: LAPORAN TATANIAGA

25

pemasaran ini mengalami kerugian. Kerugian ini disebabkan oleh

tingginya biaya tata niaga yang kita keluarkan salah satunya untuk

pembuatan banner.

d. Segmentasi Pasar

Menurut Kotler dan Keller (2008), yang dimaksud dengan

segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar dalam kelompok

wisatawan secara tegas, dan tiap kelompok itu dipilih atau ditetapkan

sebagai target pasar yang akan dipengaruhi dengan menggunakan

strategi bauran pemasaran. Segmentasi dapat dibagi berdasarkan

wilayah, volume, demografis, benefit, psikografis, faktor pemasaran,

dan produk – ruang.

Berdasarkan geografis atau wilayah, penjualan milk shake tepat

sasaran karena berada di tengah kota, dimana tempat tersebut sedang

diadakan acara car free day sehingga banyak masyarakat Surakarta

berada disana. Milk shake merupakan produk hasil ternak yang telah

dikenal di semua wilayah, dan berpotensi untuk dipasarkan.

Berdasarkan volumenya, produk ini cukup potensial karena dapat

dikonsumsi segala usia / untuk konsumsi pribadi. Berdasarkan

demografis, milk shake dapat dikonsumsi oleh segala umur, jenis

kelamin, tingkat pendapatan/ daya beli, pendidikan, jenis pekerjaan,

agama, status sosial. Segmentasi berdasarkan benefit termasuk dalam

kategori profit oriented. Berdasarkan psikografisnya, semua jenis gaya

hidup masyarakat dapat mengkonsumsinya, karena milk shake bukanlah

produk yang asing bagi masyarakat. Berdasarkan faktor pemasaran

(harga, kualitas produk, kesetiaan pelanggan, penawaran, permintaan),

harga terjangkau oleh konsumen dan kualitas tinggi karena susu yang

digunakan masih segar, baru aja diperah kemudian kita olah.

Sedangkan segmentasi berdasarkan produk- ruang (produk voluminous,

ringkas/tidaknya suatu produk) produk ini cukup ringkas karena kami

tidak kesulitan dalam membawanya.

e. Evaluasi Pemasaran

Page 26: LAPORAN TATANIAGA

26

Setelah melakukan pemasaran produk milk shake, maka evaluasi

pemasaran yang dapat kami berikan adalah, dari segi kelebihan milk

shake merupakan produk yang bermanfaat bagi kesehatan, mudah

laku di kalangan masyarakat umum dan harga terjangkau; dari segi

kelemahan hampir tidak ada, namun kami sedikit mengalami kesulitan

menjualnya pada waktu pagi hari, tetapi setelah menginjak siang

produk ini mulai di datangi pelanggan, dan akhirnya laku terjual habis.

Walaupun terjual habis, namun kami mengalami kerugian Rp6.000,00

hal ini dikarenakan modal awal kami lebih besar daripada pendapatan.

Modal semakin besar ditambahi pembuatan banner yang harganya

melebihi harga bahan pokok susu itu sendiri.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari Praktikum Tataniaga dan Hasil Ternak

ini antara lain adalah :

Page 27: LAPORAN TATANIAGA

27

1. Saluran tataniaga yang terlibat di Pasar Tradisional Kadipolo, yang

berlokasi di jalan Dr. Rajiman, Kalurahan Panularan, Kecamatan Laweyan

Kota Surakarta ini adalah produsen, pedagang pengumpul, pedagang

pengecer, dan konsumen yaitu pembeli daging..

2. Ditinjau dari perencanaan pemasaran, melalui pendekatan SWOT analisis

di Pasar Kadipolo kekuatannya tetap stabil, kelemahannya harga jual

ditentukan oleh pedagang, peluangnya cukup besar karena barang yang

diperjualbelikan merupakan barang kebutuhan sehari-hari sehingga

permintaan selalu ada, dan hambatan yang dialami adalah persaingan antar

pedagang sangat kuat karena rata-rata barang yang diperjualbelikan

merupakan barang yang sejenis atau homogen.

3. Keuntungan yang diperoleh masing-masing pedagang tiap harinya adalah

Rp 500.000,00 untuk pedagang daging ayam, Rp 200.000,00 untuk

pedagang daging sapi, dan Rp 75.000,00 untuk pedagang daging kambing.

4. Produk yang dijual dalam acara car free day adalah milk shake. Teknik

penjualannya secara langsung langsung ke konsumen. Kami juga membuat

tester dari produk kami untuk dicoba sehingga bagi yang tertarik dengan

produk kami dapat langsung membelinya.

5. Hasil penjualan milk shake ini mengalami kerugian sebesar Rp 6.000,00.

Kerugian diakibatkan karena besarnya biaya tataniaga yang dikeluarkan,

terutama biaya pembuatan banner.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi margin tataniaga yaitu antara lain

waktu, kerusakan, penyusutan, sifat komoditi/barang, dan tingkat

pengolahan dari barang tersebut

B. Saran

Saran yang dapat kami sampaikan dalam Praktikum Tataniaga dan Hasil

Ternak ini adalah :

1. Perlu adanya inovasi peningkatan nilai guna hasil ternak agar permintaan

daging sapi, daging kambing maupun ayam meningkat. Misalnya

26

Page 28: LAPORAN TATANIAGA

28

pengolahan-pengolahan makanan yang bervariasi dan berbahan baku

daging.

2. Perlu perencanaan secara matang sebelum melakukan kegiatan

pemasaran, terutama mengenai biaya pengeluarannya supaya tidak

mengalami kerugian.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta. Bandung.

Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Daniel, M. 2004.  Pengantar Ekonomi Pertanian.  Bumi aksara, Jakarta.

Page 29: LAPORAN TATANIAGA

29

Hanafiah A. M. dan Saefuddin A. M. 2006. Tataniaga Hasil Perikanan. Universitas Indonesia.

Hurriyati, R. 2008. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Alfabeta. Bandung.

Kamaludin, 2010. Biaya dan Margin Pemasaran. Unri Faperta. http://kamaluddin86.blogspot.com/2009/06/biaya-dan-margin pemasaran.html. Diakses pada hari Minggu, 8 Desember 2013.

Kotler, P. dan Amstrong G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran 1. Erlangga, Jakarta.

Kotler, P. dan Keller L. K. 2008. Manajemen Pemasaran (Edisi Kedua Belas) Cetakan Ketiga, PT. Indeks, Jakarta.

Lestari, M. 2006. Analisis Tataniaga Bengkuang. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertaniango, Instutut Pertanian Bogor. Bogor.

Moerdiyanto. 2009. Manajemen Pemasaran. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Rahardja. 2003. Ekonomi . Rineka Cipta, Jakarta.

Ratniati, N.K. 2007. Analisis Sistem Pemasaran Ternak Sapi Potong PT Great Giant Livestock Company Lampung Tengah. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Riniwati. 2009. Teori Ekonomi Mikro. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang

Shinta. 2009. Manajemen Pemasaran Global. Universitas Brawijaya. Malang.

Siregar. 2007. Materi Kuliah Tataniaga Hasil Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Hassanudin. Makasar.

Sudiyono, A. 2002. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiah Malang Press. Malang.

Suharyadi, et. al. 2007. Kewirausahaan, Usaha Sukses Sejak Usia Muda, Salemba Empat, Jakarta.

Wijaya, B. H., H. Dwi dan Bambang A. 2012. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Produk Olahan Ayam di Rumah Makan Resto Gama. Fakultas Peternakan Univesritas Brawijaya. Malang.