Laporan TAHURA
-
Upload
fadila-aftriani -
Category
Documents
-
view
247 -
download
0
description
Transcript of Laporan TAHURA
PRAKTIKUM LAPANGAN
“ORGANISME DAN LINGKUNGAN”
I. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum adalah untuk mengetahui berbagai macam
organisme yang terdapat di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Qasim serta
menghitung frekuensi dan kerapatan pohon.
II. LANDASAN TEORI
Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi
tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan
asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Taman Hutan
Raya yang terdapat di Provinsi Riau adalah Taman Hutan Raya Sultan Syarif
Qasim yang terletak di Minas. Taman Hutan Raya memiliki fungsi secara
ekologis yaitu sebagai suatu sistem penyangga kehidupan, secara ekonomis
sebagai sumber yang menghasilkan barang dan jasa, dan secara sosial sebagai
sumber penghidupan dan lapangan kerja terutama bagi masyarakat sekitar Taman
Hutan Raya. Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Qasim merupakan objek
wisata alami yang lokasinya paling dekat dengan pusat kota, yaitu sekitar 30 km
dari kota.
Hutan memiliki berbagai fungsi dalam menyangga kehidupan organism
di muka bumi. Berikut 7 macam fungsi hutan :
1. Hidrologis, hutan merupakan gudang penyimpan air dan tempat
menyerapnya air hujan maupun embun yang pada khirnya akan mengalirkannya
ke sungai-sungai melalui mata air-mata air yang berada di hutan. Dengan adanya
hutan, air hujan yang berlimpah dapat diserap dan diimpan di dalam tanah dan
tidak terbuang percuma.
2. Melihat topografi Minahasa, bergunung-gunung dan terjal, sehingga banyak
lahan-lahan kritis yang mudah tererosi apabila datang hujan. Keberadaan hutan
sangat berperan melindungi tanah dari erosi dan longsor.
3. Hutan pula merupakan tempat memasaknya makanan bagi tanaman-
tanaman, dimana di dalam hutan ini terjadi daur unsur haranya (nutrien, makanan
bagi tanaman) dan melalui aliran permukaan tanahnya, dapat mengalirkan
makanannya ke area sekitarnya. Bayangkan jika kita tak punya lagi dapur alami
bagi tanaman-tanaman sekitarnya ataupun bagi tanaman-tanaman air yaang ada di
sungai-sungai, maka bumi Minahasa akan merana.
4. Fungsi penting hutan lainnya adalah sebagai pengatur iklim, melalui
kumpulan pohon-pohonnya dapat memprduksi Oksigen (O2) yang diperlukan
bagi kehidupan manusia dan dapat pula menjadi penyerap carbondioksida (CO2)
sisa hasil kegiatan manusia, atau menjadi paru-paru wilayah setempat bahkan jika
dikumpulkan areal hutan yang ada di daerah tropis ini, dapat menjadi paru-paru
dunia. Siklus yang terjadi di hutan, dapat mempengaruhi iklim suatu wilayah.
5. Hutan memiliki jenis kekayaan dari berbagai flora dan fauna sehingga
fungsi hutan yang penting lagi adalah sebagai area yang memproduksi embrio-
embrio flora dan fauna yang bakal menembah keanegaragaman hayati. Dengan
salah satu fungsi hutan ini, dapat mempertahankan kondisi ketahanan ekosistem di
satu wilayah.
6. Hutan mampu memberikan sumbangan hail alam yang cukup besar bagi
devisa negara, terutama di bidang industri, selain kayu hutan juga menghasilkan
bahan-bahan lain seperti damar, kopal, terpentein, kayu putih, rotan serta
tanaman-tanaman obat.
7. Hutan juga mampu memberikan devisa bagi kegiatan turismenya, sebagai
penambah estetika alam bagi bentang alam yang kita miliki.
Taman Hutan Raya Sultan Syarif Qasim
Tahura Sultan Syarif Kasim ditunjuk oleh Gubernur KDH Tk. I Propinsi
Riau berdasarkan SK No. 367/IV/1985 tanggal 24 April 1985 tentang Penunjukan
Kelompok Hutan Sungai Takula Minas Km 20 sebagai kawasan hutan dengan
fungsi hutan wisata seluas 1.000 Ha. Tahura SSQ II Minas yang memiliki luas
6172 Ha, secara geografis terletak antara 00° 38’ s/d 00° 44’ Lintang Utara dan
101° 27’ s/d 101° 27’ Bujur Timur, Dengan kelerengan (9% -15%) dan ketinggian
antara ± 10 meter s/d 100 meter dari permukaan laut.
Garis batas Tahura melintang dari arah Utara ke Selatan, dan garis bujur
dari arah Timur ke Barat menyusuri lembah/perbukitan serta memotong beberapa
anak sungai. Beberapa sungai dan anak sungai yang mengalir di dalam kawasan
Tahura diantaranya sungai Takuana Buluh, Takuana Sungsang, Sungai Rantau
Panjang dan beberapa anak sungai yang keseluruhannya mengalir ke pantai timur
yang kemudian dikenal sebagai kelompok hutan Sei. Takuana.
Kelompok Hutan Sungai Takuana awalnya ditunjuk menjadi kawasan
hutan Wisata Minas dengan surat Keputusan Menteri Kehutanan RI nomor:
173/Kpts-II/1986 tanggal 6 Juni 1986 dan surat Keputusan Gubernur Riau nomor:
Kpts.367/IV/1985 tanggal 24 April 1985. Kawasan Hutan Wisata ini kemudian
ditingkatkan menjadi Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim dengan Surat
Keputusan Gubernur Riau nomor: Kpts.677/XI/1995 tanggal 15 Desember 1995
yang menurut RTRWP Riau (Perda 10 1994) adalah Kawasan Lindung.
Secara administratif, Tahura Sultan Syarif Kasim termasuk Kecamatan
Rumbai, Kotamadya Pekan Baru; Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Dati II
Kampar; dan Kecamatan Mandau, Kabupaten Dati II Bengkalis, Propinsi Riau.
Topografi Tahura Sultan Syarif Kasim Kondisi bervariasi dari datar,
bergelombang ringan sampai sedang, dengan kemiringan 0 sampai 45%.
Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson Tahura Sultan Syarif Kasim
termasuk ke dalam klasifikasi tipe A dengan curah hujan rata-rata pertahun 100
s/d 300 mm. Suhu udara minimum 21°C, maksimum 32,9°C dengan kelembaban
rata-rata 83%.
Flora
Vegetasi merupakan tipe hutan hujan tropis dengan didominasi oleh tumbuhan
jenis pohon antara lain Kompas (Koompasia maccensis), Kelat (Eugenia spp.),
Kulim (Scorodocarpu bernensis), Medang (Alseodaphne sp. ), Cengal (Hopea
sp.), Balam (Palaqium sp) dan lain sebagainya.
Fauna
Beberapa jenis satwa yang dapat dijumpai antara lain Rusa (Cervus sp.), Babi
hutan (Sus scrafa), Gajah (Elephas maximus sumatrensis), Ungko (Hilobaatidae),
Trenggiling (Manis javanica) dan berbagai jenis burung seperti Rangkong
(Beuceratidae), Punai dan lain sebagainya.
Potensi wisata alam
Di samping keadaan alamnya sendiri yang potensial sebagai tempat wisata juga
terdapat beberapa obyek yang dapat dinikmati, antara lain : sumber air, panorama
alam hutan. Beberapa kegiatan wisata yang dapat dilakukan antara lain : lintas
alam, dan berkemah.
Sarana kemudahan dan pelayanan
Sarana kemudahan yang ada antara lain pendopo, jalan masuk, jalan setapak dari
semen, jalan utama, tempat parkir, pintu gerbang, MCK, jembatan dan camping
ground.
Pencapaian ke lokasi
Tahura Sultan Syarif Kasim terletak di pinggir jalan raya yang menghubungkan
kota Pekan Baru - Minas - Duri - Dumai, dapat dicapai dengan kendaraan darat
1,5 jam dari kota Pekan Baru.
PH meter (soil tester)
Ph tester dengan type ini adalah untuk mengukur keasaman tanah,
sehingga dapat diketahui apakah tanah tersebut dapat optimal untuk pemupukan.
Dengan menancapkan alat ini pada tanah maka akan dapat diketahui berapa nilai
keasaman tanah yang diukur.
Spesifikasi Produk
Skala pH 3,5 s/d 8
Moisture 0 s/d 100%
Akurasi 10%
III. PROSEDUR PENELITIAN
III.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum lapangan di
Taman Hutan Raya Sultan Syarif Qasim adalah sebagai berikut :
a. Tali
b. Meteran
c. Alat-alat tulis
d. PH meter (soil tester)
III.2 Prosedur Kerja
1. Diukur tali sepanjang 20 meter. Lalu, disebarkan 5 plot pengamatan
dengan ukuran 10 m2 (berupa kuadrat dari tali) secara acak pada lokasi
yang telah ditentukan.
2. Diukur keliling batang pada posisi setinggi dada untuk setiap individu
pohon yang terdapat di setiap plot tersebut.
3. Dihitung perkiraan luas area yang tertutup oleh tajuk senua jenis
tumbuhan, yaitu persentase tutupan tajuk tumbuhan terhadap permukaan
tanah pada setiap plot yang dikerjakan.
4. Ditulis data hasil pengamatan pada tabel.
5. Diukur Ph tanah dengan menggunakan Ph meter (soil tester).
III.3 Deskripsi Area
Praktikum lapangan yang diadakan pada tanggal 2 Januari 2010
bertempat di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Qasim. Taman hutan raya (Tahura)
adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa
yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan
bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
budaya, pariwisata dan rekreasi.
Tahura Sultan Syarif Qasim adalah satu-satunya objek wisata hutan alami
di Pekanbaru dengan jarak yang tergolong dekat, yaitu sekitar 30 km dari pusat
kota. Secara administratif, Tahura Sultan Syarif Kasim termasuk Kecamatan
Rumbai, Kotamadya Pekan Baru; Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Dati II
Kampar; dan Kecamatan Mandau, Kabupaten Dati II Bengkalis, Propinsi Riau.
Topografi Tahura Sultan Syarif Kasim bervariasi dari datar,
bergelombang ringan sampai sedang, dengan kemiringan 0 sampai 45%. Suhu
udara minimum 21°C, maksimum 32,9°C dengan kelembaban rata-rata 83%.
Tahura Sultan Syarif Kasim II Minas memiliki luas sekitar 6172 Ha.
Garis batas Tahura melintang dari arah Utara ke Selatan, dan garis bujur
dari arah Timur ke Barat menyusuri lembah/perbukitan serta memotong beberapa
anak sungai. Beberapa sungai dan anak sungai yang mengalir di dalam kawasan
Tahura diantaranya sungai Takuana Buluh, Takuana Sungsang, Sungai Rantau
Panjang dan beberapa anak sungai yang keseluruhannya mengalir ke pantai timur
yang kemudian dikenal sebagai kelompok hutan Sei. Takuana.
Disini terdapat berbagai tumbuhan dan hewan. Tumbuhan yang banyak
dibudidayakan adalah pohon-pohon yang memiliki tinggi dan keliling yang cukup
besar. Contohnya adalah pohon simpur dan pohon sendok sendok. Pohon-pohon
yang terdapat pada taman hutan raya memiliki keliling rata-rata yang mencapai 30
cm dan tinggi batang yang mencapai kira-kira 5 meter. Lingkungan Tahura Sultan
Syarif Qasim sudah seperti selayaknya hutan alami. Hal ini disebabkan tutupan
tajuk pohon-pohon yang rindang dan hampir 95% menutupi permukaan atas
hutan.
Pohon-pohon yang hijau dan rindang semakin membuat udara sejuk dan
segar. Lingkungan disekitar hutan juga terawat dengan semestinya. Meskipun
masih terdapat kekurangan yang kecil, yaitu sampah dan lumpur yang terdapat di
jalanan. Jalanan yang terdapat di Tahura SSQ berlumpur. Hal ini disebabkan oleh
hujan yang turun ketika malam harinya. Sehingga membuat praktikan-praktikan
mengalami kesulitan ketika berjalan menuju lokasi. Sampah yang terdapat di
Tahura tersebut adalah makanan ringan dan daun-daun. Selain itu, fasilitas yang
disediakan juga lumayan lengkap. Adapun fasilitas yang terdapat di Tahura adalah
mushala, taman bermain anak-anak, dan pendopo yang merupakan tempat
peristirahatan.
Jalan utama, jalan setapak dan MCK juga terdapat di Tahura SSQ II. Hal
ini juga mempermudah untuk mencapai lokasi praktikum. Jalanan tersebut ada
yang berlumpur dan ada juga yang tidak. Namun, jalanan yang berlumpur tidak
menghambati jalannya praktikum.
Plot pengamatan terbagi atas 4 daerah, yaitu 2 bagian hutan disekitar
jalan masuk dan 2 bagian lagi disekitar tangga menuju pendopo. Hutan-hutan
tersebut terletak di daerah kelerengan yang mencapai 0% hingga 40%. Kelerengan
tidak membuat pengamatan menjadi terhambat. Hutan yang terdapat di jalan
masuk memiliki pohon-pohon yang sedikit dan tidak terlalu rapat dibandungkan
dengan pohon-pohon yang terdapat di hutan sekitar jalan menuju pendopo.
Namun hal ini tidak mempengaruhi hasil pengamatan. Disekitar hutan juga
terdapat sungai yang membentang di sekitar jalan menuju pendopo.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 HASIL
1. Frekuensi suatu jenis (F) = jumlah plot yang ditempati suatu jenis
jumlah seluruh plot
a. Sendok sendok = 1/5
b. Simpur = 1/5
c. Spesies 1 = 1/5
d. Spesies 2 = 1/5
e. Spesies 3 = 3/5
f. Spesies 4 = 3/5
g. Spesies 5 = 1/5
h. Spesies 6 = 3/5
i. Spesies 7 = 2/5
j. Spesies 8 = 2/5
k. Spesies 9 = 1/5
l. Spesies 10 = 1/5
2. Frekuensi relatif = frekuensi suatu jenis x 100%frekuensi seluruh jenis
a. Sendok sendok : 0,6/4,4 x 100% = 13,65%
b. Simpur : 0,2/4,4 x 100% = 4,54%
c. Spesies 1 : 0,2/4,4 x 100% = 4,54%
d. Spesies 2 : 0,2/4,4 x 100% = 4,54%
e. Spesies 3 : 0,6/4,4 x 100% = 13,65%
f. Spesies 4 : 0,6/4,4 x 100% = 13,65%
IV.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan pada tabel hasil pengamatan dapat diketahui bahwa objek
yang diamati adalah keliling pohon yang mencapai lebih dari 30 cm. Pada saat
pengukuran di 5 plot pengamatan, terdapat pohon yang memiliki keliling kurang
dari 30 cm. Pohon yang memiliki keliling kurang dari 30 cm, tidak dapat
dikatakan pohon. Sehingga tidak dimasukkan ke dalam tabel hasil pengamatan.
Selain mengukur keliling pohon, tutupan tajuk juga diamati.
Rata-rata tutupan tajuk pada tiap plot adalah lebih dari 90%. Tutupan
tajuk dipengaruhi oleh berbagi faktor, yaitu semakin rendah suhu udara dan
kelembaban udara lebih tinggi, maka tutupan tajuk lebih rapat dan mendekati
100%. Pada tabel rekapitulasi data, terdapat nilai F yang bervariasi. Namun, nilai
untuk masing-masing individu tidak ada yang mencapai 0,75. Hal ini berarti
pohon-pohon tidak tersebar dengan rata.
Selain mengukur keliling pohon, diadakan juga pengukuran pH tanah.
didapatkan Ph sebesar 4,4. Hal ini menandakan bahwa tanah tersebut cocok untuk
ditanam. Di plot pengamatan terdapat berbagai macam pohon. Namun hanya
beberapa jenis yang namanya diketahui. Antara lain simpur (Dillenia indica) dan
sendok sendok.
Berikut klasifikasi pohon Simpur :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Dilleniales
Famili: Dilleniaceae (suku simpur-simpuran)
Genus: Dillenia
Spesies: Dillenia indica L.
V. PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi
tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan
asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Taman Hutan
Raya yang terdapat di Provinsi Riau adalah Taman Hutan Raya Sultan Syarif
Qasim yang terletak di Minas. Hutan berfungsi sebagai pengatur iklim, pengatur
debit air, dan juga menjaga debit air di ekosistem.
Tahura Sultan Syarif Kasim ditunjuk oleh Gubernur KDH Tk. I Propinsi
Riau berdasarkan SK No. 367/IV/1985 tanggal 24 April 1985 tentang Penunjukan
Kelompok Hutan Sungai Takula Minas Km 20 sebagai kawasan hutan dengan
fungsi hutan wisata seluas 1.000 Ha. Tahura SSQ II Minas yang memiliki luas
6172 Ha, secara geografis terletak antara 00° 38’ s/d 00° 44’ Lintang Utara dan
101° 27’ s/d 101° 27’ Bujur Timur, Dengan kelerengan (9% -15%) dan ketinggian
antara ± 10 meter s/d 100 meter dari permukaan laut.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa
kerapatan (K) berkisar dari 0,012 hingga 0,01. Lalu, pada nilai KR berkisar dari
2,94% hingga 17,26%, pada nilai F berkisar dari 0,2 hingga 0,6, pada nilai 4,54%
hingga 13,63% dan NP berkisar 7,48 hingga 31,23. Berdasarkan tabel
rekapitulasi, tidak ditemukan daerah yang pohon-pohon tersebar rata. Hal ini
karena nilai frekuensi tidak ada yang mencapai 0,75. Mungkin faktor ketelitian
yang menjadi penyebabnya.
Selain itu diadakan pengukuran Ph tanah. Didapatkan Ph 4,4. Hal ini
membuktikan bahwa tanah yang terdapat di tahura tersebut subur untuk ditanam.
V.2 SARAN
Perjalanan menuju Tahura SSQ II sangat menyenangkan. Namun,
kekurangan yang didapatkan adalah tidak tepatnya jam keberangkatan. Hal ini
menyebabkan perjalanan pulang menuju Panam menjadi terlalu lama. Ada
baiknya jika hal ini tidak terjadi lagi di praktikum-praktikum selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, A. 1994. Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia
Hopson, J.L dan Wessels, N.K.1990. Essential of Biology. Toronto : McGraw Hill
Publishing Company
http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/2628
http://www.ditjenphka.go.id/index.php?a=kh
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara
Muntasib, E.K.S Harini dan Hermawan, Rachmad. 2007. Mengenal Ekosistem
Hutan dan Ekosistem Agro. Jakarta : Yayasan ke Hati
Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor :
Laboratorium Ekologi Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Kusmana dan Istomo. 1995. Ekologi Hutan. Bogor : Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor